BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR"

Transkripsi

1 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh oal Objektif : Memahami bab ini akan menjadi bekal yang penting untuk memahami prinipprinip metoda tempat kedudukan akar 8. Pendahuluan arakteritik daar tanggapan peralihan uatu item lingkar tertutup ditentukan oleh polepole lingkar tertutup. Jadi dalam peroalan analii, perlu ditentukan letak polepole lingkar tertutup pada bidang. Dalam diain item lingkar tertutup, akan diatur pole dan zero lingkar terbuka edemikian rupa ehingga pole dan zero lingkar tertutup pada poii yang diinginkan. Polepole lingkar tertutup adalah akarakar peramaan karakteritik. Untuk mencarinya diperlukan penguraian peramaan polinomila karakteritik ata faktorfaktornya. Pada umumnya ini ulit jika derajat polinomial karakteritiknya tiga atau lebih tinggi. Teknik klaik penguraian polinomial ata faktorfaktornya adalah kurang ampuh karena penguatan fungi alih lingkar terbuka berubah maka perhitungan aru diulang. Metoda tempat kedudukan akar merupakan uatu metoda dengan menggambar akarakar peramaan karakteritik untuk emua harga dari uatu parameter item. Akarakar untuk uatu harga tertentu dari parameter ini elanjutnya terletak pada grafik yang diperoleh. Perhatikan bahwa parameter ini biaanya adalah penguatan tetapi etiap variabel lain dari fungi alih lingkar terbuka juga dapat digunakan. Jika tidak diebutkan, dianggap bahwa penguatan fungi alih lingkar terbuka merupakan parameter yang diubah di eluruh daerah harganya yaitu dari nol ampai tak terhingga. Tempat kedudukan akarakar peramaan karakteritik item lingkar tertutup jika penguatan diubah dari nol ampai tak terhingga memberikan latar belakang pemberian nama metoda ini. Diagram ini ecara jela menunjukkan kontribui tiap pole dan zero lingkar terbuka pada letak polepole lingkar tertutup. Metoda tempat kedudukan akar memungkinkan untuk mencari polepole lingkar tertutup dari pole dan zero lingkar terbuka dengan penguatan ebagai parameter. Metoda ini menghilangkan keulitankeulitan yang timbul pada teknik klaik dengan memberikan peragaan grafi emua pole lingkar tertutup untuk emua harga penguatan fungi alih lingkar terbuka. 8. Diagram Tempat edudukan Akar Tinjau item yang ditunjukkan pada Gambar 8. berikut

2 7 Gambar 8. Diagram Blok Sitem endali Lingkar Tertutup Fungi alih lingkar tertutup Gambar 8. adalah C R G = + G H Peramaan karakteritik item lingkar tertutup adalah atau (8.) + G( ) H( ) = (8.) G( ) H( ) = (8.) arena G( ) H( ) adalah bearan komplek maka peramaan (8.) dapat dipiahkan menjadi dua peramaan dengan menyamakan maingmaing udt dan bear kedua rua peramaan terebut untuk mendapatkan Syarat udut G( ) H( ) =± 8 ( k+) dimana k =,,,... (8.4) Syarat bear G( ) H( ) = (8.5) Hargaharga yang memenuhi yarat udut dan yarat bear adalah akarakar peramaan karakteritik atau polepole lingkar tertutup. Suatu diagram dari titiktitik pada bidang komplek yang hanya memenuhi yarat udut adalah tempat kedudukan akardan akarakar peramaan karakteritik untuk uatu harga penguatan yang diberikan dapat diperoleh dari yarat bear. Sebelum membaha uatu metoda untuk menggambar diagram tempat kedudukan akar ecara terperinci akan diberikan uatu ilutrai diagram tempat kedudukan akar untuk item orde kedua ederhana dengan fungi alih terbuka berikut G H Fungi alih lingkar tertutupnya = C R = (8.6) (8.7)

3 8 Peramaan karakteritik item adalah + + = (8.8) Akan ditentukan tempat kedudukan akarakar peramaan (8.8) jika diubah dari nol ampai tidak terhingga. Untuk memberikan gambaran yang jela mengenai rupa diagram tempat kedudukan akar item ini, pertamatama akan dicari akarakar peramaan karakteritik ecara analiti dalam bentuk dan kemudian mengubah dari nol ampai tidak terhingga. Haru diingat bahwa ini bukan merupakan cara yang benar untuk menggambar diagram tempat kedudukan akar. Cara yang benar adalah menggunakan pendekatan cobacoba ecara grafi dan pekerjaan ini dapat diederhanakan dengan menerapkan aturanaturan umum yang akan diberikan pada Bagian 8.. Akar akar peramaan karakteritik peramaan (8.8) adalah = + 4k (8.9) = 4k (8.) Akarakar peramaan (8.9) dan (8.) adalah nyata untuk dan komplek untuk 4 > 4. j j = 4 = j j + P j j = = σ σ = 4 = j j = 4 j j Gambar 8. Diagram Tempat edudukan Akar Peramaan (8.6) Tempat kedudukan akarakar untuk emua harga ditunjukkan pada Gambar 8.. Tempat kedudukan akarakar terebut diberi kala dengan ebagai parameter. Setelah diagram terebut digambar maka dengan egera dapat ditentukan harga yang akan menghailkan uatu akar atau polepole lingkar tertutup pada uatu titik yang diinginkan. Dari analii ini, jela bahwa polepole lingkar tertutup untuk = adalah ama dengan polepole dari G( ) H( ). Jika harga diperbear dari nol ampai 4 maka polepole lingkar tertutup bergerak menuju titik,. Untuk harga dari nol ampai 4 emua polepole lingkar tertutup terletak pada umbu

4 9 nyata. Ini berkaitan dengan item redaman lebih ehingga tanggapan impula tidak beroilai. Pada =, kedua polepole lingkar tertutup nyata terebut beratu. Ini 4 berkaitan dengan redaman kriti. Jika diperbear dari 4 maka polepole lingkar tertutup terebut bergerak meninggalkan umbu nyata dan menjadi komplek dan karena bagian nyata dari pole lingkar tertutup adalah kontan untuk > maka pole 4 pole lingkar tertutup terebut bergerak epanjang gari =. Oleh karena itu untuk > 4 item menjadi redaman kurang. Untuk uatu harga yang diberikan, atu dari polepole lingkar tertutup konjugai bergerak menuju = j + edangkan yang lain bergerak menuju = j. Untuk yarat udut ditentukan dengan peramaan = + = ± 8 ( k+) ( +) k =,,,... (8.) Tinjau titik P pada tempat kedudukan akar yang ditunjukkan pada Gambar 8.. Jika titik P terletak pada umbu nyata antara dan maka = 8 dan =. Dengan demikian etiap titik pada tempat kedudukan akar terebut memenuhi yarat udut. Juga dapat dilihat bahwa jika titik P bukan merupakan titik pada tempat kedudukan akar maka jumlah dan tidak ama dengan ± 8 ( k+) dimana k =,,,... Jadi titiktitik yang tidak terletak pada tempattempat kedudukan akar, tidak memenuhi yarat udut ehingga bukan merupakan polepole lingkar tertutup. Jika polepole lingkar tertutup ditentukan dari tempat kedudukan akar maka harga yang berkaitan dengan pole terebut ditentukan dari yarat bear eperti yang dinyatakan pada peramaan (8.5). Sebagai contoh jika pole lingkar tertutup yang dipilih adalah = + j maka harga untuk kondii ini adalah 4 G H = (8.) + = + j 4 = ( +) = + j + j.885 = + j + = (8.) arena polepole komplek aling berpaangan maka jika alah atu diantaranya mialnya = + j telah diperoleh maka yang lain dapat diperoleh ecara otomati. 4 Dalam menghitung harga dapat digunakan alah atu aja dari paangan komplek terebut. Dari diagram tempat kedudukan akar pada Gambar 8. ecara jela terlihat bahwa pengaruh perubahan harga pada perilaku tanggapan peralihan item orde kedua. enaikan harga akan memperkecil raio redaman ς ehingga memperbear lewatan dari repon. enaikan harga juga akan memperbear frekueni alamiah

5 4 teredam maupun frekueni alamiah tidak teredam. Berikut ini kumpulan dari beberapa diagram tempat kedudukan akar ederhana Tabel 8. umpulan Diagram Tempat edudukan Akar

6 4 Tabel 8. umpulan Diagram Tempat edudukan Akar Untuk Umpan Balik Poitif dan Umpan Balik Negatif eterangan : Gari tebal menunjukan umpan balik negatif dan gari putuputu menunjukan umpan balik poitif. Berikut ini contoh ilutrai untuk menggambar diagram tempat kedudukan akar. Dalam ilutrai akan digunakan perhitungan grafi digabung dengan pemerikaan untuk menentukan tempat kedudukan akarakar dari peramaan karakteritik item lingkar tertutup. Langkah

7 4 pertama dari proedur penggambaran diagram tempat kedudukan akar adalah mencari tempat kedudukan dari akarakar yang mungkin dengan menggunakan yarat udut kemudian tempat kedudukan diberi kalan penguatan dengan menggunakan yarat bear. Contoh 8. Tinjau item yang berikut G( ) = dan ( + )( + ) H = (8.4) Buat keta diagram tempat kedudukan akar dan kemudian tentukan harga edemikian ehingga raio redaman dari epaang pole lingkar tertutup konjugai komplek yang berpengaruh adalah.5 Jawab : Untuk item yang dinyatakan oleh peramaan (8.4) dimana yarat udut menjadi Syarat bear + + = + + = ± 8 k+ (8.5) G( ) H( ) = = (8.6) + + Adapun proedur dalam membuat keta diagram tempat kedudukan akar adalah. Tentukan tempat kedudukan akar pada umbu nyata. Langkah pertama dalam menggambar diagram tempat kedudukan akar adalah meletakkan polepole lingkar terbuka = = = pada bidang komplek. Letak polepole lingkar terbuka ditunjukkan dengan tanda ilang edangkan letak letak zero lingkar terbuka akan ditunjukkan denga tanda lingkaran kecil. Perhatikan bahwa titik awal tempat kedudukan akaradalah polepole lingkar terbuka. Banyaknya cabang tempat kedudukan akar untuk item ini adalah tiga yaitu ama dengan banyaknya pole lingkar terbuka. Untuk menentukan tempat kedudukan akar pada umbu nyta, dipilih uatu titik uji. Jika titik uji ini terletak pada umbu nyata poitif maka = + = + = (8.7) Ini menunjukkan bahwa yarat udut terpenuhi, oleh karena itu tempat kedudukan akar tidak terletak pada umbu nyata poitif. emudian pilih uatu titik uji pada umbu nyata negatif antara dan elanjutnya didapatkan Maka =8, + = + = (8.8) + + = 8 (8.9) Sehingga yarat udut terpenuhi oleh karena itu bagian umbu nyata negatif antara dan merupakan bagian tempat kedudukan akar. Jika uatu titik uji dipilih antara dan maka = + = 8 (8.) + = (8.)

8 4 Pada peramaan (8.) dan (8.) terlihat bahwa yarat udut tidak terpenuhi. Oleh karena itu umbu nyata negatif dari ampai bukan merupakan bagian dari tempat kedudukan akar. Dengan cara yang ama, jika uatu titik uji diletakkan pada umbu nyata negatif dari ampai maka yarat udut terpenuhi. Jadi tempat kedudukan akar pada umbu nyata negatif antara dan erta ampai. Tentukan aimtot tempat kedudukan akar. Aimtot tempat kedudukan akar jika mendekati tak terhingga dapat ditentukan ebagai berikut : Jika uatu titik uji dipilih angat jauh dari titik aal maka Sehingga yarat udut menjadi atau lim G( ) = lim = lim (8.) + + = + = ± 8 ( k+) dengan k =,,, (8.) Sudut aimtot : ± 8 k+ (8.4) arena udut terebut berulang jika k diubah maka udutudut aimtot yang berbeda ditentukan ebagai 6, 6 dan 8. Jadi ada tiga aimtot dimana aimtot yang mempuyai udut 8 adalah umbu nyata negatif. Selain itu ebelum menggambar aimtotaimtot ini pada bidang komplek haru ditentukan titik potong aimtot terebut pada umbu nyata dimana peramaan karakteritik item adalah + + = (8.5) + + = (8.6) Jika dianggap bear maka peramaan karakteritik dapat didekati dengan peramaan + = (8.7) Abi dari perpotongan aimtot dan umbu nyata dapat diperoleh dengan menyatakan = σ diperoleh a σa = (8.8) Titik aal dari aimtot adalah (,). Aimtot aimtot terebut hampir merupakan bagian dari tempat kedudukan akar di daerah yang angat jauh dari titik aal.. Tentukan titik breakaway. Untuk menggambar tempat kedudukan akar dengan teliti haru dicari titik breakaway dimana cabang tempat kedudukan akar yang beraal dari polepole di dan menjauhi umbu nyata dan bergerak di dalam bidang komplek. Titik breakaway berkaitan dengan uatu titik pada bidang yang mempuyai akar peramaan karakteritik rangkap. Titik breakaway a σ, dapat diperoleh ebagai berikut : tinjau uatu titik uji yang terletak di dekat umbu nyata negatif antara dan eperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. berikut

9 44 Gambar 8. Penentuan Titik breakway Jika jarak vertikal dari titik uji yang diukur dari umbu nyata negatif dinyatakan dengan δ maka udutudut, dan dari bearan, + dan + dapat dituli δ = 8 tan (8.9) σb δ = tan (8.) σb ( ) δ = tan σb ( ) (8.) Untuk harga δ yang kecil diperoleh δ = 8 (8.) σb δ = σb + δ = σb+ (8.) (8.4) Syarat udut Menjadi Atau + + = 8 δ δ δ + + = σb σb+ σb+ + + = σb σb σb (8.5) (8.6) (8.7)

10 45 Dengan menyeleaikan peramaan (8.8) diperoleh Serta menghailkan σ 6σ + = (8.8) b b σb =.4 (8.9) σb =.577 (8.4) arena > σb > maka titik breakaway harulah(.4, ). Jika banyaknya uku pada peramaan (8.7) ada empat atau lebih maka untuk mencari harga σ b dapat digunakan pendekatan coba coba. Pendekatan ini dapat dipermudah jika dicari uatu harga pendekatan dari σ b dengan mengabaikan pole dan zero yang terletak jauh dari titik breakaway kemudian memberikan koreki kecil pada harga σ b pendekatan ini. 4. Tentukan titik potong tempat kedudukan akar dengan umbu khayal. Titiktitik ini dapat diperoleh dari kriteria ketabilan Routh. Adapun peramaan karakteritik item Diuun menjadi = (8.4) 6 (8.4) Harga yang membuat koefeien dari pada kolom pertama ama dengan nol adalah = 6. Titik potong pada umbu khayal elanjutnya dapat diperoleh dengan menyeleaikan peramaan pembantu yang diperoleh dari bari yakni Menghailkan + = + 6 = (8.4) = ± j (8.44) Jadi frekueni pada titik potong dengan umbu khayal adalah ω = ±. Harga penguatan pada titik potong ini adalah = 6. Cara lain untuk mencari titik potong tempat kedudukan akar dengan umbu khayal adalah dengan memaukkan = jω pada peramaan karakteritik. Menyamakan bagian nyata maupun bagian khayal dengan nol kemudian mencari mencari ω dan. Untuk item yang edang ditinjau, peramaan karakteritik dengan = jω adalah Atau ( jω ) + ( jω ) + ( jω ) + = (8.45) ω + j ω ω = (8.46)

11 46 Dengan menyamakan baik bagian nyata maupun bagian khayal peramaan (8.46) ama dengan nol diperoleh : Sehingga akhirnya diperoleh ω = (8.47) ω ω = (8.48) ω = ± dan = 6 (8.49) Jadi tempat kedudukan akarakar memotong umbu khayal di ω = ± dan harga pada titik potong ini adalah 6 5. Pilih uatu titik uji yang cukup jauh dari umbu = jω dan titik aal eperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.4 kemudian terapkan yarat udut. Jika uatu titik uji terletak pada tempat kedudukan maka jumlah tiga udut + + haru ama dengan 8. Jika titik uji terebut tidak memenuhi yarat udut, pilih titik uji yang lain ampai memenuhi yarat terebut. (Jumlah udut pada titik uji akan menunjukkan arah pergerakan titik uji). Lanjutkan proe ini dan letakkan titiktitik ecukupnya yang memenuhi yarat udut. j + + j σ j Gambar 8.4 Penggambaran Tempat edudukan Akar 6. Berdaarkan informai yang diperoleh pada langkah diata, gambarlah diagram tempat kedudukan akar lengkap eperti ditunjukkan pada Gambar 8.5 berikut j 8 j = 6 =.8 j 6 O = 6 =.8 σ j j Gambar 8.5 Diagram Tempat edudukan Akar 8 7. Tentukan epaang pole lingkar tertutup konjugai komplek dominan edemikian rupa ehingga raio redaman ς ama dengan.5. Pole lingkar tertutup dengan ς =.5 terletak pada gari yang melalui titik aal dan membentuk udut

12 47 β = co ς = co.5 6 ± ± =± dengan umbu khayal negatif. Pada Gambar 8.5, pole lingkar tertutup yang mempuyai ς =.5 diperoleh =. + j.58 dan =. j.58 (8.5) Harga yang menghailkan polepole terebut diperoleh dari dar i yarat bear = ( +)( +) =. + j.58 =.6 (8.5) Dengan menggunakan harga ini pole ketiga diperoleh =.. Dengan demikian dari langkah 4 dapat dilihat bahwa untuk = 6 polepole lingkar tertutup dominan terletak pada umbu khayal yaitu = ± j. Dengan harga ini item akan beroilai terumeneru. Untuk > 6 pole lingkar tertutup dominan terletak di ebelah kanan umbu khayal bidang ehingga item menjadi tidak tabil. Akhirnya jika diperlukan tempat kedudukan akar ecara mudah dapat diberi kala dalam bentuk dengan menggunakan yarat bear. Hanya ditentukan uatu titik pada tempat kedudukan akar kemudian mengukur bear dari tiga bearan komplek, + dan +, mengalikannya dan menyamakan hail perkalian ini dengan harga penguatan pada titik terebut atau + + = (8.5) 8. Ringkaan Aturan Umum Untuk Menggambarkan Tempat edudukan Akar Aturan dan proedur umum untuk menggambar tempat kedudukan akar dari item yang ditunjukkan pada Gambar 8. adalah. Tentukanlah cari peramaan karakteritik item + G( ) H( ) = (8.5) dan uun kembali perramaan ini ehingga parameter yang diinginkan tampak ebagai faktor pengali dalam bentuk ( m) ( + p )( + p ) +( + p ) + z + z + + z + = m (8.54) Pada pembahaan ini, dianggap bahwa parameter yang ingin ditinjau adalah penguatan dimana >. Dari fungi alih lingkar terbuka dalam bentuk perkalian faktorfaktornya, letakkan pole dan zero lingkar terbuka pada bidang.. Carilah titik awal dan titik akhir dari tempat kedudukan akar dan carilah juga banyaknya cabang tempat kedudukan akar. Titiktitik pada tempat kedudukan untuk = adalah polepole lingkar terbuka. Ini dapat dilihat dari yarat udut dengan memaukkan harga mendekati nol atau lim ( m) + z + z + + z = lim = (8.55) + p + p + + p m Peramaan terakhir ini ecara tidak langung menunjukkan bahwa harga haru mendekati alah atu pole lingkar terbuka. Setiap tempat kedudukan akar dimulai dari

13 48 uatu pole fungi alih lingkar terbuka G( ) H( ). Jika diperbear hingga mendekati tak terhingga maka etiap tempat kedudukan akar akan menuju ke uatu zero fungi alih lingkar terbuka atau menuju tak terhingga pada bidang komplek. Ini dapat dilihat ebagai berikut jika dimaukkan mendekati tak terhingga pada yarat bear maka ( m) + z + z + + z lim = lim = (8.56) + p + p + + p m Oleh karena itu harga haru mendekati alah atu zero lingkar terbuka atau uatu zero lingkar terbuka di tak terhingga. Diagram tempat kedudukan akar mempuyai cabang ebanyak akar peramaan karakteritiknya karena banyaknya pole lingkar terbuka biaanya lebih bear dari zeronya maka banyaknya cabang ama dengan banyaknya pole. Jika banyaknya pole lingkar tertutup ama dengan banyaknya pole lingkar terbuka maka banyaknya cabang tempat kedudukan akar yang berakhir di zero lingkar terbuka yang bearnya terhingga ama dengan banyaknya m zero lingkar terbuka. n m cabang lainnya berakhir di tak terhingga epanjang aimtotnya.. Tentukan tempat kedudukan akar pada umbu nyata. Tempat kedudukan akar pada umbu nyata ditentukan oleh pole dan zero lingkar terbuka yang terletak pada umbu nyata. Pole dan zero konjugai komplek fungi alih lingkar terbuka tidak berpengaruh pada letak tempat kedudukan akar pada umbu nyata karena kontribui udut dari epaang pole atau zero konjugai komplek pada umbu nyata adalah 6. Setiap bagian tempat kedudukan akar pada umbu nyata mempuyai daerah dari uatu pole atau zero ke pole atau zero lain. Dalam menggambar tempat kedudukan akar pada umbu nyata, pilih uatu titik uji padanya, jika jumlah total banyaknya banyaknya pole dan zero di ebelah kanan titik uji ini ganjil maka titik ini terletak pada tempat kedudukan akar. Tempat kedudukan akar dan komplemennya membentuk egmenegmen yang bergantian pada umbu nyata. 4. Tentukan aimtot aimtot tempat kedudukan akar. Jika titik uji terletak jauh dari titik aal maka udut etiap bearan komplek dapat dianggap ama. Selanjutnya atu zero lingkar terbuka dan atu pole lingkar terbuka aling menghilangkan. Oleh karena itu, tempat kedudukan akar untuk harga yang angat bear haru menuju ke gari aimtot yang mempuyai udut (kemiringan) ebagai berikut Sudut aimtot : Dimana ±8( k + ) n m ( k =,,, ) (8.57) n : Banyaknya pole terhingga dari G( ) H( ) m : Banyaknya zero terhingga dari G( ) H( ) Diini k = merupakan aimtot dengan udut terkecil terhadap umbu nyata. Walaupun k dapat mempuyai tak terhingga harga, jika k membear akan tetapi udut aimtot kemudian akan berulang ehingga banyaknya aimtot yang berbeda adalah n m. Semua aimtot berpotongan pada umbu nyata. Titik potong ini dapat diperoleh jika pembilang maupun penyebut fungi alih lingkar terbuka diuraikan maka hailnya adalah

14 49 G H + z + z + + z + + z z z = + p + p + + p + + p p p m m m m n n n n (8.58) Jika uatu titi uji terletak angat jauh dari titik aal maka G( ) H( ) dapat dituli G H = + nm nm + p + p + + pn z + z + + zn arena peramaan karakteritik adalah Maka peramaan (8.6) dapat dituli menjadi (8.59) G( ) H( ) = (8.6) + = (8.6) n m nm + p + p + + pn z + z + + zn Untuk harga yang bear peramaan (8.6) dapat didekati dengan ( p + p + + p )( z + z + + z ) nm n n + = n m Jika abi titik potong antara aimtot dengan umbu nyata dinyatakan dengan ( p + p + + p )( z + z + + z ) (8.6) n n σa = (8.6) n m arena emua pole dan zero komplek elalu dalam paangan konjugai maka σa elalu merupakan bearan nyata. Setelah diperoleh titik potong aimtot dengan umbu nyata maka diagram tempat kedudukan akar telah iap digunakan. 5. Tentukan titik breakaway dan breakin. arena imetri konjugai dari tempat kedudukan akar, maka titiktitik breakaway dan titktitik breakin mungkin terletak pada umbu nyata atau bia juga merupakan paangan konjugai komplek. Jika uatu tempat kedudukan akar terletak di antara dua pole lingkar terbuka yang berbataan pada umbu nyata maka paling tidak terdapat atu titik breakaway diantara dua pole terebut. Dengan cara yang ama, jika tempat kedudukan akar terletak diantara dua zero yang berbataan pada umbu nyata maka paling tidak elalu terdapat atu breakin diantara kedua zero terebut. Jika tempat kedudukan akar terletak di antara uyatu pole lingkar terbuka dan uatu zero lingkar terbuka pada umbu nyata maka mungkin tidak terdapat titik breakway atau breakin atau baik titik breakway maupun titik break in keduanya ada. Jika peramaan karakteritik dinyatakan oleh A( ) + B( ) = (8.64) Maka titik breakway dan titik breakin dapat ditentukan dari akarakar ' ' A B A B d = = d B (8.65)

15 5 Dimana ini merupakan alah atu cara yang berdaarkan pada difereniai terhadap. Jika harga yang diperoleh dari akar = yang memenuhi d = adalah poitif, d maka titik = adalah titik breakway atau breakin tetapi jika harga yang diperoleh dari akar = yang memenuhi d = adalah negatif maka titik = d bukan merupakan titik breakway atau breakin. 6. Carilah udut berangkat (atau udut datang) tempat kedudukan akar dari polepole komplek. Untuk membuat keta tempat kedudukan akar dengan ketelitian yang layak haru dicari arah tempat kedudukan akar di dekat pole atau zero komplek. Jika dipilih uatu titik uji dan digerakkan di ekitar pole komplek (atau zero komplek) maka jumlah kontribui udut dari pole dan zero yang lain dapat dianggap tetap ama. Oleh karena itu, udut berangkat (atau udut datang) tempat kedudukan akar dari uatu pole komplek (atau pada uatu zero komplek) dapat diperoleh dengan mengurangi 8 dengan jumlah udut emua bearan komplek dari emua pole dan zero yang lain ke pole komplek ( atau zero komplek) yang ditanyakan dengan menggunakan tanda yang euai. Sudut berangkat ini ditunjukkan pada Gambar 8.6 berikut j Φ Angle of departure σ Gambar 8.6 Cara Menggambar Tempat edudukan Akar 7. Carilah titik potong tempat kedudukan akar dengan umbu khayal. Titik potong ini dapat diperoleh ecara mudah dengan menggunakan kriteria ketabilan Routh, dengan pendekatan cobacoba atau dengan ubtitui = jω pada peramaan karakteritik kemudian menyamakan baik bagian nyata maupun bagian khayal dengan nol dan akhirnya mencari ω dan. Jadi harga ω yang diperoleh akan memberikan informai mengenai frekueni pada aat tempat kedudukan akar memotong umbuk hayal dan mengenai harga yang merupakan penguatan kriti ketabilan 8. Peramaan karakteritik item yang mempuyai fungi alih lingkar terbuka G H + b = + a + + b m m m + + a n n n untuk n m (8.66) Adalah peramaan aljbar derajat n dalam. Jika orde pembilang dari G( ) H( ) lebih rendah dari atau lebih maka koefeien a merupakan penjumlahan negatif dari akarakar peramaan dan tidak tergantung pada. Pada kau ini, jika beberapa akar pada tempat kedudukan bergerak ke arah kiri dengan membearnya maka akarakar yang lain haru bergerak ke arah kanan dengan membearnya. Informai ini berguna dalam mencari bentuk umum tempat kedudukan akar.

16 5 9. Tentukan tempat kedudukan akar di dekat umbu jω dan titik aal. Bagian yang paling penting dari tempat kedudukan akar tidak terletak pada umbu nyata ataupun aimtotnya tetapi terletak di dekat umbu jω dan titik aal. Bentuk tempat kedudukan akar yang terletak pada daerah yang penting ini haru diperoleh dengan ketelitian yang cukup baik. 8.4 Rangkuman Setiap titik pada tempat kedudukan akar merupakan uatu kemungkinan pole lingkar tertutup. uatu titik pada tempat kedudukan akar akan merupakan uatu pole lingkar tertutup jika harga memenuhi yarat bear. Jadi yarat bear memungkinkan untuk menentukan harga penguatan di etiap letak akar pada tempat kedudukan. Setelah pole lingkar tertutup dominan diperoleh dengan metoda tempat kedudukan akar maka pole lingkar tertutup ianya dapat diperoleh dengan membagi peramaan karakteritik dengan faktor yang yang mengandung polepole lingkar tertutup dominan terebut. Faktorfaktor hail pembagian ini mengandung pole lingkar tertutup tidak dominan.

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

METODA ROOT LOCUS. Stabilitas suatu sistem tergantung pada akar-akar persamaan karakteristik. E(s) G(s) - B(s) H(s)

METODA ROOT LOCUS. Stabilitas suatu sistem tergantung pada akar-akar persamaan karakteristik. E(s) G(s) - B(s) H(s) METODA ROOT LOCUS item Stailita uatu item tergantung ada akar-akar eramaan karakteritik R E G C - B H Dari Gamar di ata Gamar. Blok Diagram Sitem Pengaturan OLTF adalah GH CLTF adalah C G R GH Akar-akar

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Kestabilan. Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 13 buku-ajar. Agus Arif 1

Kestabilan. Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 13 buku-ajar. Agus Arif 1 Ketabilan Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 3 buku-ajar Agu Arif Materi Pendahuluan Ketabilan Sitem Digital dlm Bidang- Pemodelan & Ketabilan Selang Pencuplikan utk Ketabilan Tranformai Bilinear Ketabilan Sitem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT Kinemati modeling of miile aiming ytem ha been done for a moing target with the alulation

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN Oleh Muh. Tawil * & Dominggu Tahya Abtrak Penerapan medan magnet dalam metode S-UHF dapat digunakan untuk mendekripikan kekuatan ikatan

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul?

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul? SOAL-SOAL KONSEP TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON Sebuah bla karet dijatuhkan ke ata lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bla itu memantul? Mlekul-mlekul pada lantai melawan/menlak bla aat menumbuk lantai dan

Lebih terperinci

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

Analisa Root-Locus Pendahuluan Magnitude dan Sudut Persamaan Polinomial s

Analisa Root-Locus Pendahuluan Magnitude dan Sudut Persamaan Polinomial s Analisa Root-Locus 48 4 Analisa Root-Locus 4.. Pendahuluan Karakteristik dasar ggapan waktu dari suatu sistem loop tertutup sangat berkai dengan lokasi dari pole-pole loop tertutupnya. Pole-pole loop tertutup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR. Pendahuluan Karakteristik dasar tanggapan peralihan suatu sistem lingkar tertutup ditentukan oleh pole-pole lingkar tertutup. Jadi dalam persoalan analisis, perlu ditentukan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondai Jembatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jakarta, 05 Mei 2010 Kepada

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci