2.1 Fungsi Vektor Kurva Vektor 29

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2.1 Fungsi Vektor Kurva Vektor 29"

Transkripsi

1 DFTR ISI KT PENGNTR i DFTR ISI ii BB I : VEKTOR KONSTN. Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor. ljabar Vektor. Vektor Posisi Dalam Bidang dan Ruang 4.4 Perkalian ntar Vektor.5 Penggunaan Vektor Dalam Geometri BB II : FUNGSI VEKTOR 8. Fungsi Vektor 8. Kurva Vektor 9 BB III : DIFERENSIL VEKTOR 4. Derivatif atau Turunan dari Fungsi Vektor 4. Interpretasi Dari Derivatif Vektor 5. Gradien, Difergensi dan url 8.4 Penggunaan Gradien, Difergensi dan url 4 BB IV : INTEGRL VEKTOR Integral Garis Teorema Green Medan Gaa Konservatif Integral Luasan Teorema Divergensi Gauss 4.6 Teorema Stokes 6 DFTR PUSTK

2 BB I VEKTOR KONSTN POKOK BHSN : Pengertian tentang vektor dan notasi vektor ljabar vektor Vektor posisi dalam bidang dan ruang Perkalian antar vektor Penggunaan vektor dalam geometri.. Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor Beberapa besaran (quantities) dalam fisika mempunai besar (magnitude) dan arah (direction), sebagai contoh misalna lintasan dan kecepatan sebuah obek ang bergerak, gaa ang bekerja pada suatu benda, medan listrik maupun medan magnet suatu titik dan lain sebagaina. Besaran ang mempunai besar dan arah disebut dengan vektor (vector). Sementara besaran ang hana mempunai besar (magnitude) saja seperti massa, waktu maupun temperatur disebut dengan skalar (scalar). Notasi vektor dan teknik-teknik dengan menggunakan analisis vektor sangat berguna untuk menjelaskan hukum-hukum fisika dan aplikasina baik dalam bidang (dimensi dua R ) maupun ruang (dimensi tiga R ).Dalam penajianna sebuah vektor biasa digambarkan sebagai segmen atau ruas garis ang berarah sebagai berikut : v B v B B B titik pangkal (initial point) B titik ujung (terminal point) Panjang vektor v v B : menatakan besarna vektor atau panjangna vektor v dan tanda panah dalam B menatakan arah vektor.

3 da jenis vektor : a. Vektor Bebas (free vector) : vektor ang boleh digeser sejajar dirina dengan panjang dan arah tetap. b. Vektor meluncur (sliding vector) : vektor ang boleh digeser sepanjang garis kerjana, misalna gaa ang bekerja sepanjang garis lurus. c. Vektor terikat (binding vector) : vektor ang terikat pada sistem koordinat ang menunjukkan posisi tertentu. Kecuali bila digunakan untuk menatakan letak atau posisi, pada umumna orang bekerja dengan vektor bebas... ljabar Vektor Vektor nol (null vector) Ditulis adalah vektor ang panjangna nol sehingga arahna tak tentu (karena ujung dan pangkalna berimpit) Kesamaan vektor Dua vektor dikatakan sama jika mempunai panjang dan arah ang sama. Kesejajaran vektor Dua vektor dikatakan sejajar atau paralel jika garis-garisna sejajar, arahna bisa sama atau berlawanan. Vektor-vektor ang segaris merupakan vektor-vektor ang paralel. Penjumlahan vektor Penjumlahan vektor bisa dilakukan dengan mengikuti aturan jajaran genjang atau aturan segi banak (poligon) Misalna: a. B B B atau B

4 B B b. E B D D D E B c. B D E E D Jumlah dari vektor-vektor ang merupakan sisi-sisi dari sebuah segi banak tertutup selalu nol jika arah sisi-sisi tersebut berurutan. Penggandaan vektor dengan skalar Jika m besaran skalar dan vektor ang panjangna maka : m vektor ang panjangna m kali panjangna dan arahna sama dengan vektor jika m positif, atau berlawanan dengan arah vektor jika m negatif Pengurangan vektor Pengurangan vektor dilakukan dengan menambahkan lawan dari vektor ang mengurangi

5 Jadi: B ( B) B B B Jika B maka B Hukum-hukum ang berlaku dalam ljabar Vektor Jika, B, adalah vektor dan m, n adalah skalar maka. B B (komutatif terhadap jumlahan). (B ) ( B) (asosiatif terhadap jumlahan). Terdapat vektor sehingga: (ada elemen netral) 4. Terdapat vektor sehingga: ( ) (ada elemen invers) 5. (mn) n (m) (asosiatif terhadap perkalian) 6. m ( B) m mb (distributif terhadap perkalian) 7. (m n) m n (distributif terhadap perkalian) 8. () (ada invers dalam perkalian).. Vektor Posisi dalam Bidang dan Ruang Teorema Dasar Dalam Vektor : Setiap vektor pada bidang dapat ditulis secara tunggal sebagai kombinasi linier sembarang vektor dan B ang tidak paralel dan bukan vektor nol. tau: m nb dengan m, n adalah skalar ang tunggal 4

6 Bukti : P P OP OP OP O B OP paralel dengan sehingga OP P m OP paralel dengan B sehingga OP mb m nb Dalam hal ini m, n adalah skalar ang tunggal. Karena jika tidak tunggal maka akan bisa ditulis sebagai berikut : m n B m n B (m - m) (n - n ) B Karena dan B bukan vektor nol dan tidak paralel maka, m - m m m n - n n n Teorema dasar ini juga berlaku untuk vektor-vektor dalam ruang (R ), sehingga untuk sembarang vektor D dapat ditulis : D m m B m dengan, B dan adalah vektor-vektor ang tidak paralel, bukan vektor nol dan tidak sebidang. Dua vektor dan B dikatakan saling bergantung secara linier (dependent linear) jika terdapat skalar m dan n ang tidak nol dan m n B Kejadian ini akan terjadi jika :. dan B merupakan vektor nol atau. dan B paralel (sejajar) 5

7 ontoh : Buktikan bahwa garis ang menghubungkan titik tengah dua sisi sebuah segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangna sama dengan / dari panjang sisi ketiga tersebut. M titik tengah N titik tengah B M N B B B MN M N B ( B B) sehingga MN // B dan panjang MN ½ panjang B Vektor satuan (unit vector) Vektor satuan adalah vektor dengan panjang satuan panjang. a vektor satuan dari dan a Vektor basis satuan Perhatikan suatu sistem koordinat XOY dalam R dan pilih vektor satuan i dan j sebagai basis ang masing-masing sejajar dan searah dengan sumbu dan positif dan berpangkal di O. j O i maka vektor i dan j disebut dengan vektor-vektor basis di R Di R : sebagai vektor basis ang sejajar dan searah dengan sumbu dinatakan dengan vektor k. 6

8 k i j Vektor posisi a. Vektor Posisi dalam R Jika i dan j adalah vektor-vektor basis di R aitu vektor satuan ang masing-masing sejajar dan searah dengan sumbu X dan sumbu Y dan berpangkal di titik dalam R. Maka sembarang vektor r dari titik ke titik P(,) dalam bidang XOY selalu bisa dinatakan sebagai kombinasi linier dari vektor basis i dan j. r j j P(X,Y) r j O i r i i Sehingga : r r i r j i j ri i ; r j j disebut vektor-vektor komponen X) r r komponen vektor r pada sumbu X (proeksi r ke sumbu X) komponen vektor r pada sumbu Y (proeksi r ke sumbu Vektor r i j disebut vektor posisi titik P, karena komponenkomponenna merupakan koordinat ang menunjukkan posisi titik P. Panjang dari r r 7

9 b. Vektor Posisi dalam R : Vektor-vektor basis dalam R adalah vektor-vektor satuan i, j dan k ang masing-masing berimpit dan searah dengan sumbu-sumbu X, Y dan Z positif dan berpangkal di titik.. P(,,) r k i O j r i j k merupakan vektor posisi dari titik P(,,) proeksi OP ke sumbu X proeksi OP ke sumbu Y proeksi OP ke sumbu Z Panjang dari r r Secara umum untuk sembarang vektor i j k dalam R, berlaku : k Panjang i i γ α β j Vektor satuan a 8

10 Dengan :, ; disebut bilangan arah vektor Sudut-sudut ; ; ang dibentuk vektor terhadap sumbu,, positif disebut arah vektor osinus sudut-sudut tersebut disebut cosinus arah. dengan: cos cos cos cos cos cos Menatakan Suatu Vektor Dalam Koordinat Tegak OP i j k P (,, ) OP i j k P (,,) O P P OP OP (i j k) (i j k) ( )i ( )j ( )k Sembarang vektor P P dalam sistem koordinat bisa dinatakan sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor basis dengan komponenkomponenna adalah komponen vektor posisi titik ujung dikurangi komponen vektor titik pangkalna. 9

11 P P ( ) ( ) ( ) panjang vektor P P SOL-SOL. Tentukan vektor satuan ang sejajar dengan jumlah (resultan) dari vektor-vektor r i 4j 5k r i j k. Tunjukkan bahwa vektor-vektor : i j k B i j 5k i j 4k akan membentuk sebuah segitiga. mbil sembarang segi 4 BD Titik-titik P, Q, R, S adalah titik-titik tengah sisi B; B; D dan D Buktikan bahwa PQRS menusun suatu jajaran genjang. (ukup dengan membuktikan bahwa PQ RS atau QR PS ) P - B - Q " " R O S D.4. Perkalian ntar Vektor a. Hasil Kali Skalar (Dot product / Scalar Product) Ditulis: B B cos ; θ sudut antara vektor dan B

12 B cos B B cos Proeksi pada B Proeksi B pada Sifat Hasil Kali Skalar :. B B. cos. (B ) B 4. ( B) B Dalam R : i i j j k k (krn //) i j j k k i (krn ) k i j Karena : i i i i cos i j i j cos9 Jika: i j k B Bi B j Bk B ( i j k) (Bi B j B k) B B B B Sudut ntar Vektor : Karena B B cos

13 cos θ B B > arc cos B B ontoh : B i 6j 9k -i j k B (-) (6)() (9() B 4 B cos B Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel Vektor-vektor ang tegak lurus (aitu cos θ ) > B atau B tau jika : B B B Dua vektor paralel jika komponen-komponenna sebanding atau jika : B B B Hasil Kali Skalar Untuk Menghitung Usaha Dalam fisika, usaha gaa jarak perpindahan Jika gaa dan jarak perpindahan tidak sejajar F d W F cos.d F d F cos d d ontoh : Diketahui : F i j 4k adalah gaa ang bekerja pada benda ang bergerak dari titik (,,) ke titik (,4,) Tentukan besarna usaha ang dilakukan oleh gaa F

14 Jawab: W F d d ( )i (4 )j ( )k i 4j k W (i j 4k) (i 4j k) satuan usaha b. Hasil Kali vektor (ross Product / Vector Product Ditulis: B hasilna berupa vektor Dengan B B B sin B B B B rah dari sekrup putar kanan. Sifat hasil kali vektor: B B B (B ) B ditentukan berdasarkan aturan tangan kanan atau (k) B k( B) (kb) (B ) ( B) ( ) ( B) ( ) (B ) Dalam R anti komutatif i i i i sin k i j dengan cara ang sama i i j j k k i j i j sin 9

15 sehingga: i j k ; j k i; k i j j i -k ; k j -i ; i k -j Jika : i j k B B i B j B k atau: B ( i j k) (B i B j Bk) (B B) i (B B) j (B B) k B i B B j k B dan B B sin ( )( B B) ( B) ontoh : i j k B i j 4k 4 6 B B 4 9 B i j - - k 4 i ( 4 ) j(8 ) k( 6 ) i 7j 5k B plikasi dari Hasil Kali Vektor Menghitung Torsi/Momen Dalam mekanika momen/torsi dari gaa F terhadap titik Q didefinisikan sebagai: 4

16 m F d F dengan d jarak (dalam arah ) Q antara titik Q ke garis gaa F L d d r F Q Jika: r adalah vektor ang menghubungkan titik Q ke titik sembarang pada garis gaa F Maka d dan r sin ; θ sudut antara r dengan F Jika m F r sin F r m M, maka M F r vektor momen dari gaa F terhadap titik Q ontoh : Tentukan vektor momen dari gaa F r (,) terhadap titik O ' ' ' ' F (4,-) Jawab: F (4 ) i ( ) j k i j k r ( ) i ( ) j k i j k 5

17 i j k M - i() j() k( 6) 8k M 64 8 c. Hasil Kali Skalar Tripel (Triple Scalar Product) Jika: i j k B B i B j B k i j k i j B B B B B B k B B B B B B B B B B disebut hasil kali skalar triple, karena hasilna merupakan skalar. Dalam hasil kali skalar tripel berlaku sifat: B. ( B ) ( ) B sehingga: ( B) ( B ) Nilai hasil kali ini hana bergantung pada urutan siklus dari vektorna letak tanda dan na tidak mempengaruhi hasilna. Jika urutan vektorna ditukar maka tandana akan berubah. Sehingga: B B B. Hasil kali skalar tripel: B bila dan hana bila, B dan sebidang. 6

18 Bukti: a. B, B dan sebidang Jika B maka B atau salah satu dari Berarti:, B atau vektor nol i. pabila salah satu dari, B atau vektor nol, maka pasti, B dan sebidang ii. pabila B maka bisa diletakkan sebidang dengan dan B sehingga, B dan sebidang b. Jika, B dan sebidang B Jika, B dan sebidang, maka B sehingga B rti Geometris Dari Diberikan vektor O B OB O B, B dan B O P B B luas jajaran genjang ODB B P P cos 7

19 cos tinggi di atas bidang ODB Jadi B volume bidang 6 (paralel epipedum) ODB EFG ang disusun oleh, B dan atatan: θ ) ' B Luas jajaran genjang OB OB ' OB O sin ontoh : Buktikan bahwa ( B) ( ) ( B) OB O Bukti: Misalkan B u Maka : v u v u volume paralel epipedum dengan sisi-sisi u, v, u Karena kedua sisina merupakan vektor ang sama maka ketiga vektor tersebut sebidang sehingga : d. Hasil Kali Vektor Tripel (Triple Vector Product) Hasil kali vektor tripel adalah : ( B) ( B ) u v u Tanda kurung diperlukan di sini karena nilai akan berubah jika letak kurangna ditukar. Misalkan : (i i) j j i (i j) i k j 8

20 Sifat Hasil Kali Vektor Triple :. ( B ) ( B). ( B ) ( )B ( B) ( B) ( ) B ( B ) ontoh :. Jika: i j k B i j k i j k Hitung : ( B) ; ( B ) Jawab: i j k i( ) j( ) k( ) a. B i j 4k ( B) i j k 4 i(6 4) i j k j( ) k( 9) b. B i j k i( ) j( ) k( ) i 5 j 4k B i j 5 k 4 i(8 5) j(8 ) k( ) i 9 j 8k. Buktikan : [ ( B)] ( )(B ) Bukti : Misalkan B Maka ( B ) ( ) ( ) ( B) ( )( B) 9

21 ( ) ( )( B) ( )( B) ( )( B ).5. Penggunaan Vektor Dalam Geometri a. Persamaan Garis Dalam R : ndaikan l sebuah garis ang melalui titik P(,,) dan sejajar dengan sebuah vektor v i Bj k. Maka l merupakan tempat kedudukan semua titik P(,,) sedemikian hingga P P sejajar dengan v P(,, ) V i Bj k P(,, ) Jadi titik P (,,) terletak pada garis l bila dan hana bila P P tv dengan t adalah suatu skalar. tau: ( )i ( ) j ( ) k t (i Bj k) t i tbj tk Ini berarti : t tb t t tb t Persamaan parameter garis ang melalui titik (,,) dan paralel dengan vektor v.

22 tau: t B Persamaan standard garis ang melalui titik (,, ) dan paralel dengan v i Bj k Dalam hal ini v i Bj k disebut vektor arah garis l dan, B, merupakan bilangan arah garis. Jika salah satu dari, B dan nol Mis. maka Persamaan standardna ditulis : ontoh : B ; dan Tentukan persamaan garis melalui ( 5,4,) dan B (,, 6) Vektor arah garis v B i j 5k Misalkan titik sembarang pada garis adalah P(,,) dan titik tertentu ang terletak pada garis diambil titik (5,4,) maka Persamaan standard garis: tau: Persamaan standard garis: Persamaan parameter garis: 5 t 4 t 5t

23 Dalam R : Jika suatu garis mempunai gradien (bilangan/tangen arah) m maka vektor arah garis : l i mj b. Persamaan Bidang N Q(,, ) Vektor N bidang W sehingga N disebut Vektor Normal dari bidang w Jika N i Bj k W ) P(,, ) PQ ( ) i ( ) j ( ) k PQ terletak pada bidang W Sehingga PQ N N PQ tau: ( ) B( ) ( ) Persamaan bidang melalui titik (,, ) dengan normal bidang N i Bj k ontoh :. Tentukan persamaan bidang ang melalui titik-titik P(,,) ; Q(4,,5) ; R(,4,). PQ i j 4k PR i j k vektorpq dan PR terletak pada bidang i j k N PQ PR 4 i 6j k Persamaan bidang: ( ) B( ) ( ) ( ) 6 ( ) ( ) 6 4

24 Persamaan bidang dapat juga ditulis sebagai: B D dengan N i Bj k. Tentukan persamaan bidang ang melalui titik T (4,,-); tegak lurus pada bidang u 8 dan tegak lurus pada bidang v u 8 N U i j k v N V i j k Dicari bidang w ang bidang u dan v, berarti tau N N i Nv j k i 5j w u Persamaan bidang w: ( 4) 5( ) 5( ) c. Menentukan jarak titik terhadap suatu bidang 5k N w Nu dan Diberikan sebuah titik P(r,s,t) ang berada di luar bidang V dengan V B D Normal bidang Jika Titik N v i Bj k D k QP r i sj tk D Q ;, terletak pada bidang tersebut. NV

25 P(r,s,t) N d k Q(-D/,,) θ sudut antara N dan k sehingga d k cos N k N k cos N d d N k N sehingga: atau d D r Bs t d B r Bs t D B Jarak titik P(r,s,t) ke bidang B D ontoh : Tentukan jarak P(5,5,4) ke bidang B jika (,4,) B (6,4,) (,5,) -i j k B 4i k Normal bidang N B i j k j 4k 4 Persamaan bidang B 4

26 ( ) ( 5) 4 ( ) 4 4 Jarak titik P(5,5,4) ke bidang 4 4 (5) (5) 4(4) 4 5!6 4 d d d. Persamaan Garis sebagai Perpotongan Dua Bidang Diberikan bidang v dengan normal Diberikan bidang w dengan normal N v N w (w v) N v N w Jika bidang v dan w berpotongan pada satu garis maka vektor arah garis tersebut akan dengan N v maupun N w Sehingga jika vektor arah garis tersebut maka ontoh : N v Nw Tentukan persamaan garis ang merupakan perpotongan bidang 5 dan 6 7 v 5 w 6 5 Vektor arah garis: Nv i j k Nw i 6j k L N v Nw i j 6 k 4i j 5k 5

27 Ditentukan salah satu titik ang terletak pada perpotongan bidang. (i) 5 (ii) Misalkan diambil : (i). () ½ Titik (,,-½ ) terletak pada garis potong bidang. Sehingga persamaan garis perpotongan kedua bidang : 4 5 e. Sudut ntara Garis dan Bidang Jika: ai bj ck vektor arah garis N i Bj k normal bidang v B k D N v) φ cos N N ( B a Bb c )(a b c ) sin φ sin (9 θ) 6

28 cos ( B a Bb c )(a b c ) Sehingga sudut antara garis dengan vektor arah ai bj ck dengan bidang v dengan normal bidang N v i Bj k adalah φ arcsin ( B a Bb c )(a b c ) 7

29 BB II FUNGSI VEKTOR POKOK BHSN : Fungsi Vektor Kurva Vektor. Fungsi Vektor Jika sembarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor, maka bisa dinatakan sebagai fungsi vektor dari t atau (t), aitu suatu vektor ang komponen-komponenna merupakan fungsi dari nilai skalar t. Dalam R, fungsi vektor (t) biasa ditulis dengan, (t) (t) i (t) j Dalam R, fungsi vektor (t) ditulis dengan, (t) (t) i (t) j (t) k Konsep fungsi vektor ini bisa diperluas, jika sembarang titik (,,) di R dikaitkan dengan suatu vektor, maka bisa dinatakan dalam bentuk fungsi vektor sebagai berikut: (,,) (,,) i (,,) j (,,) k ontoh fungsi vektor, misalna persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam suatu ruang (R ) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut medan vektor. ontoh medan vektor, misalna aliran fluida (gas, panas, air dan sebagaina) dalam suatu ruangan. Sembarang fungsi ang tidak dikaitkan dengan vektor disebut fungsi skalar, dan suatu ruang ang setiap titikna tidak dikaitkan dengan suatu vektor disebut medan skalar. ontoh medan skalar, misalna temperatur sembarang titik dalam suatu ruang atau batang besi, pada suatu saat. 8

30 . Kurva Vektor Sebuah kurva berarah dalam sistem koordinat kartesius, bisa disajikan dalam bentuk fungsi vektor: r(t) [(t), (t), (t)] (t)i (t)j (t)k Pengambilan nilai t to akan menunjuk suatu titik pada kurva ang posisina ditentukan oleh vektor r(to), dengan koordinat (to), (to) dan (to). Bentuk penajian kurva vektor seperti di atas disebut dengan penajian parametric dari kurva, dengan t sebagai parameterna. Dalam mekanika, parameter t ini biasana menatakan waktu dalam satuan detik. ONTOH: Penajian kurva berarah sebagai fungsi vektor a. Persamaan Kurva Vektor ang berupa Garis Lurus Dengan persamaan parameter garis lurus Sembarang garis lurus l ang melalui titik (a, a, a) dalam ruang bisa disajikan dalam bentuk fungsi vektor: r(t) (t)i (t)j (t)k ; untuk t t t (t) a tb dan (t) a (t) a tb tb dengan a a i a j ak vektor posisi titik (a, a, a) ang terletak pada garis l. b b i b j bk vektor arah garis l Jadi, persamaan di atas menatakan persamaan suatu garis ang melalui titik dengan vektor posisi r a dan arahna sesuai dengan arah vektor b. Jika vektor b adalah vektor satuan, maka komponen-komponenna akan merupakan cosinus arah dari arah l. Dalam hal ini, t merupakan jarak setiap titik pada garis l terhadap titik. 9

31 ontoh:. Kurva vektor ang berupa suatu garis lurus dalam bidang, ang melalui titik (,) dengan gradien, a i j b i j (garidien ) sehingga: (t) t (t) t dan r(t) (t) I (t)j (t)i ( t)j tau bisa juga ditentukan sebagai berikut: Persamaan garis ang melalui titik (,) dengan gradien adalah : ( ) Jika, (t) t untuk t t t (t) t Maka r(t) (t)i (t)j ti (t )j. Kurva ang berupa garis lurus melalui titik (,,) menuju titik B(,-4,) Titik awal (,,) a i j j Vektor arah garis b ( )I ( 4 )j ( )k i 4j k (t) t (t) 4t r(t) ( t) i 4tj ( t)k (t) t t t b. Parabola (). Parabola ; -

32 - (t) t ( t) (t) t (karena ) Sehingga : r(t) ti t j, dengan t - t (). Parabola :, ; ; di R (t) t ; t t (t) t (t) r(t) ti t j k c. Ellips/Lingkaran Persamaan umum Ellips dalam koordinat kartesius: a, c di R b

33 dibawa ke bentuk parameter, dengan : (t) a cos t (t) b sin t (t) c sehingga bentuk fungsi vektorna menjadi: r(t) a cos t i b sin j c k Jika a b r, persamaan ellips diatas menjadi persamaan lingkaran: r atau r ; c di R r dan persamaan fungsi vektorna : r(t) r cos t i r sin t j c k d. Heli Putar Heli putar adalah suatu kurva ang berbentuk seperti spiral ang terletak pada silinder. Persamaan heli putar ang terletak pada silinder a, dalam bentuk fungsi vektor adalah: r(t) cos i a sin t j ct k (c ) Jika c > bentuk heli mengikuti sekrup putar kanan Jika c < bentuk heli mengikuti sekrup putar kiri Misalna: Persamaan heli r(t) cos t i sin t j t k adalah persamaan dari heli putar kanan ang terletak pada silinder dan berjarak vertikal π, artina jika dihubungkan dengan garis vertikal (sejajar

34 dengan sumbu ) maka jarak dua titik pada heli akan merupakan kelipatan π. Z Z Y Y X X a. Heli putar kanan b. Heli putar kiri

35 Bab III DIFERENSIL VEKTOR POKOK BHSN : Derivatif atau turunan dari fungsi vektor Interpretasi dari derifatif vektor Gradien, divergendi dan curl Penggunaan gradien, divergendi dan curl. Derivatif tau Turunan ljabar Dari Fungsi Vektor Fungsi vektor (t) dikatakan diferensiabel di titik t jika nilai limit berikut: (t t) (t) d t lim '(t) t dt ada Dalam hal ini, vektor (t) disebut derivatif (turunan) dari vektor (t) Jadi, jika (t) (t) i (t) j (t)k, Maka d d d '(t) i j k dt dt dt ' (t) i ' (t) j ' (t) k Rumus-rumus untuk derivatif Fungsi Vektor: (c)' c' (c konstanta atau skalar ) ( B)' ' B' ( B)' ' B B' ( B)' ' B B' ( B )' ('B ) ( B' ) ( B ' ) Derivatif Parsial Fungsi Vektor Untuk fungsi vektor ang komponen-komponenna terdiri dari dua variabel atau lebih, misalna: (,,) (,,)i (,,) j (,,)k maka, bisa ditentukan derivatif parsial dari (,,) terhadap, atau sebagai berikut: i j k i j k 4

36 ONTOH: i j k Diberikan fungsi vektor: φ (,) a cos i a sin j k φ a sin i a cos j φ k Jika φ fungsi skalar, B fungsi vektor ; maka: a. d d dφ ( φ ) φ dt dt dt ( dan φ merupakan fungsi t) b. B ( B) B t ( dan B merupakan fungsi, dan ) c. B ( B) B ( dan B merupakan fungsi,, dan ). Interpretasi Dari Derivatif Vektor a. Interpretasi geometris Jika adalah kurva ang dinatakan dalam bentuk fungsi vektor r(t) (t)i (t)j (t)k, maka:. Derivatif dari kurva di P, atau d r(t) d (t) d (t) d (t) r' (t) i j k dt dt dt dt merupakan vektor singgung (tangent vector) dari kurva di P.. r' u.. vektor singgung satuan (unit tangent) r' 5

37 r' ( t ) : r( t) P t t. i r' r' dt panjang kurva, t b (length of a b a curve) 4. s(t) r' r' dt panjang busur a t (arc length of a t curve) ONTOH: a Diberikan fungsi vektor dari kurva ang berbentuk lingkaran sebagai berikut: r(t) cos t i sin t j t, maka: a) vektor singgung dari kurva di t π adalah r' (t) - sin t i cos t j t -i - i - i b) u i i c) Panjang busur lingkaran (keliling lingkaran): r' r'dt sin t o o 4cost dt 4dt o o 4 dt 6

38 t o 4 b. Interpretasi dalam mekanika Jika adalah lintasan suatu benda ang dinatakan dalam bentuk fungsi vektor maka: dr( t) v r' dt merupakan vektor kecepatan di suatu titik t. v ds r' r' dt laju (speed) atau besarna kecepatan di sautu titik t. a(t) v'(t) r''(t) vektor percepatan ONTOH :. Gerak Rotasi Jika : r(t) R cos ωt i R sin ωt j persamaan gerak sebuah partikel P ang bergerak melingkar berlawanan dengan arah jarum jam. Vektor kecepatan di sembarang titik pada lintasan tersebut. v(t) r'(t) Rω sin ωt i Rω cos ωt j Kecepatan sudut (kecepatan angular) v R Vektor percepatan Jadi, R R sin t R cos t R a v' R ω t i R ω sin ωt j - r(t) a -ω r(t) ω R percepatan centripetal (dengan arah menuju pusat lingkaran). Tentukan persamaan lintasan partikel ang bergerak dengan vektor percepatan a i k, jika posisi awalna dititik (-,,) dan vektor kecepatan awalna v() j 7

39 k c t j c i c t k dt j dt i dt t v ) ( ) ( ) ( k dt c j dt c i dt c t t r ) ( ) ( ) ( k c t c t j c t c i c t c t ) ( ) ( ) ( Kecepatan awal :,, ) ( ) ( ) ( c c c j k c j c i c v k t j i t t v ) ( Posisi awal : k j i r ) ( k c c j c c i c c r ). ( ). ( ). ( ) ( 6 5 4,, c c c k j i k c j c i c k t j t i t t r ) ( ) ( ) ( ) (. Gradien, Divergensi Dan url Didefinisikan suatu operator vektor (dibaca del atau nabla) sebagai berikut: k j i k j i Jika φ φ (,,) adalah fungsi skalar, dan (,,) (,,) i (,,) j (,,)k adalah fungsi vektor ang mempunai turunan pertama ang kontinu di suatu daerah. Maka :. GRDIEN dari φ (,,) didefinisikan dengan grad φ φ k j i ),, ( ),, ( ),, ( φ φ φ k j i k j i ),, ( ),, ( ),, ( φ φ φ 8

40 . DIVERGENSI dari (,,): div k j i,) (,,) (,,) (,. URL atau ROTSI dari (,,): url ( ) k j i k j i k j i k j i k j i 4. Operator Laplace (LPLIN) dari φ φ div ( φ) div (grad φ) φ φ φ k j i k j i φ φ φ φ Rumus-Rumus : Jika, B fungsi vektor U,V fungsi skalar, maka. (U V) U V atau grad (U V) grad U grad V. B div div B) atau div ( B B) ( 9

41 . ( B) B atau curl ( B) curl curl B 4. ( U) ( U) U ( ) 5. ( U) ( U) U ( ) 6. ( B) B ( ) ( B) 7. ( B) (B ) B( ) ( B)B ( B) 8. ( B) (B ) ( )B B ( ) ( B) U U U 9. ( U) U disebut Laplace dari U dan disebut Operator Laplace. ( U) curl dari gradien U. ( ) divergensi dari curl. ( ) ( ) ONTOH: Misalkan φ fungsi skalar i j k fungsi vektor a. grad φ φ φ φ φ i j k i j k b. div i j k (i j k ) c. curl i j k i ( ) j (4 ) k ( ) i (4 ) j 4

42 d. div ( φ ) (φ) i j k ( i - j k ) 4 4 ( ) i ( ) j ( ) k 4 i j 6 4 k e. curl ( φ) ( φ) ( ( i j k) ) i j k - 4 (4 4 ) i (8 4 ) j ( 4 ) k.4 Penggunaan Gradien, Divergensi dan url a. Derivatif berarah (directional derivatve) Misalkan temperatur sembarang titik (,,) dalam sebuah ruangan adalah T(,,). besarna T(,,) tergantung pada posisi,, dalam ruang tersebut. sehingga temperatur di suatu titik tertentu mungkin akan berbeda dengan temperatur di titik lainna. Karena adana perbedaan temperatur ini, maka bisa ditentukan besarna rata-rata perubahan (laju perubahan) temperatur dari satu titik ke titik lainna persatuan jarak (panjang). Besarna laju perubahan temperatur sesaat di suatu titik, akan tergantung pada arah gerakna, atau ke titik mana ang akan dituju. Oleh sebab itu, laju perubahan ini disebut dengan derivatif berarah (directional derivative) ara menentukan derivatif berarah: Diberikan suatu medan skalar ang dinatakan fungsi (,,). Besarna laju perubahan dari fungsi (,,) di titik (,, ) persatuan jarak (panjang), dengan arah gerak tertentu, misalkan vektor arah satuanna u ai bj ck, bisa ditentukan sebagai berikut, 4

43 φ φ kons tan θ ) u dφ dalam arah u ds atau D u φ Persamaan garis melalui titik (,, ) dengan vektor arah satuan u ai bj ck, bisa dinatakan dalam bentuk parameter o o o as bs cs Sehingga sepanjang garis tersebut,,, akan merupakan fungsi dari satu variabel s. Jika,, di atas didistribusikan dalam fungsi φ (,, ), maka φ akan merupakan fungsi dari s, artina sepanjang garis gerak di dφ atas φ merupakan fungsi dari satu variabel s, sehingga bisa ds dihitung. dφ D uφ ds u φ d φ d φ d φ φ φ a b c ds ds ds φ φ φ φ i j k ( ai bj ck ) u Jadi, dφ ds u D φ φ u grad φ u u 4

44 Definisi perkalian skalar, diperoleh: dφ ds u φ u φ u cos ; θ adalah sudut antara φ dan vektor u Karena u vektor satuan, maka u, jadi dφ ds u φ cos nilai ini akan maksimum jika cos θ atau θ, aitu jika u searah dengan φ. Harga maksimum dari dφ adalah ds u φ ONTOH:. Tentukan derivatif berarah dari fungsi f di titik (,, ) dalam arah menuju titik (,, -). Dalam arah manakah derivatif berarah ini akan berharga maksimum. Berapa nilai maksimumna. a. Vektor arah titik (, -,) menuju (,,-) ( )i ()j (--)k i j k. Vektor arah satuan u i j k f i j k i j k D (,-, ) f (,-, ) uf i j k i j k 4 4 i j k ( i j k) ( 4 4 ) (,, ) 8 4), ( b. Nilai Duf di atas akan maksimum jika arah gerakna searah dengan f, dan besarna nilai maksimum f (,, ) 4

45 . Jika (,,) dalam ruangan pada suatu waktu tertentu. Tentukan laju pertumbuhan temperatur sesaat di titik (,-,-) jika bergerak ke arah titik (,,) i j k Vektor arah satuan u ( i j k) 4 4 Laju perubahan temperatur di titik (, -, ) dengan arah u D uf (,-, ) ( ) ( i j k) [ i ( ) j k) [ i j k] ( 8 6) Tanda negatif menunjukkan perubahan ang menurun artina terjadi penurunan suhu jika bergerak dari titik (, -, ) ke titik (,,). b. Gradien sebagai vektor Normal Luasan Misalkan f(,,) adalah persamaan luasan S dalam ruang (R ) dan fungsi vektor r (t) (t)i (t)j (t)k adalah persamaan kurva ang terletak pada luasan S. Karena r(t) terletak pada f(,,), maka berlaku F[(t), (t), (t)] dan f f f t t t t f f f d d d i j k dt dt dt d r(t) d r(t) f f [ t' (t)] dt dt 44

46 f r' ( t) P r(t) Karena r(t) merupakan persamaan kurva pada luasan s, maka r'(t) dr merupakan singgung kurva r(t), ang berarti vektor singgung dt luasan S di titik tertentu. Jadi, f vektor luasan > berarti f merupakan vektor normal luasan S di suatu titik. f Dan n vektor normal satuan. f ONTOH: Tentukan vektor normal dari kerucut putaran: 4( ) di titik P(,,). Persamaan luasan dalam bentuk f(,,) adalah f(,,) 4( ) f (4( ) ) 8 i 8 j 8 k (,,) 8i 4k f n f 8i 4k i 4k 8 i k 5 45

47 c. Penggunaan lain dari Gradien Misalkan adalah suatu partikel dengan massa M ang terletak pada titik tetap Po(o, o, o) dan B adalah suatu partikel bebas dengan massa m ang berada pada posisi P(,,) dalam suatu ruang, maka B akan mengalami gaa tarik dari partikel. menurut hukum Newton tentang gravitasi, arah gaa p adalah P menuju Po, dan besarna sebanding dengan /r, antara P dengan Po. Sehingga, c p c GMm r G 6,67 konstan dan r ( ; r o ) ( o) ( o) Dalam hal ini, p merupakan suatu vektor dalam ruang. Jika vektor jarak dari P ke Po, dan maka r ( o)i ( o)j ( o)k ; r r r r vektor p r r vektor satuan arah dari p (tanda minus menatakan arah dari Po ke P) r r p ( c / r ) ( c / r ) r r r o o o c i c j c k r r r > fungsi vektor ang menatakan gaa tarik menarik antara dua partikel. Jika fungsi skala f(,,) c/r ; r merupakan potensial dari medan gravitasi tersebut, ternata bisa dibuktikan bahwa grad f p sebagai berikut: c grad f i j k ( ) ( ) ( o o o) - ( o) c i / [( ) ( ) ( ) ] o o o 46

48 j c / o o o o ] ) ( ) ( ) [( ) - ( k c / o o o o ] ) ( ) ( ) [( ) - ( k c r j c r i c r o o o p Selain itu bisa dibuktikan bahwa: 5 o ) ( r r r 5 o ) ( r r r 5 o ) ( r r r Jika dijumlahkan menjadi: r r r 5 o o o ) ( ) ( ) ( r r 5 r r r Sehingga, karena f c/r maka f atau f f f Jadi medan gaa ang dihasilkan oleh sebaran massa partikel akan merupakan fungsi vektor (p) ang merupakan gradien dari fungsi skalar f (potensial dari medan gravitasi) dan f memenuhi sifat f Dalam elektrostatis, gaa tarik menarik antara dua partikel bermuatan Q dan Q adalah r r k p (Hukum ouloumb) 47

49 dengan: Q Q 4 πε k ; ε konstanta elektrik Dalam hal ini p adalah gradien dari fungsi potensial f k/r ; dengan f ONTOH: Jika potensial antara dua silinder konsentris adalah V(,) ln( ) volt. Tentukan gaa listrik di titik P (,5). Vektor gaa elektrostatik p grad V 6 i j (, 5 (i 5 j) 9 p ) rah gaana searah dengan arah vektor p Penggunaan Difergensi Dalam aliran fluida: Perhatikan suatu aliran tak tunak (non-stead state) dari fluida termampatkan (compressible fluid), misalna gas atau uap, dalam suatu ruangan. Karena termampatkan, maka besarna (densitas massa massa persatuan volume) akan tergantung pada koordinat,, dan. Dan karena aliranna tak tunak maka juga tergantung pada t (berubah-ubah dari waktu ke waktu). Jadi (,,,t). Misalkan v(,,) vi vj vk adalah vektor kecepatan sesaat dari partikel fluida di suatu titik (,, ) Selanjutna, ambil sembarang bagian volume ang sangat kecil dari ruangan tersebut, misalkan volume W seperti dalam gambar berikut. 48

50 ρv Δρ v ρv Δ W ) ρv Δ Δ ρv Δρ v ρv Δρ v ρv Karena terdapat aliran fluida ang compressible dalam ruangan tersebut, maka dalam volume W juga akan terjadi perubahan massa fluida. Untuk mengukur besarna perubahan massa fluida dalam volume W, bisa dilakukan dengan mengukur besarna selisih massa fluida sebelum masuk dan saat meninggalkan W persatuan waktu. Jika, massa fluida ang melewati salah satu sisi dari W Selama Δt [komponen vektor kecepatan ang dengan masingmasing sisi W] ρ [luas permukaan sisi tersebut] [Δt) fluks massa fluida pada masing-masing sisi W. Maka, untuk menghitung besarna perubahan massa fluida ang melalui W, bisa dilakukan dengan menghitung jumlah fluks massa ang keluar dikurangi dengan jumlah fluks massa ang masuk dari masing-masing sisi W. Fluks massa ang masuk selama Δt melalui: sisi kiri ρv Δ Δ Δt sisi belakang ρv Δ Δ Δt sisi bawah ρv Δ Δ Δt Fluks massa ang keluar selama t melalui: 49

51 sisi kanan (ρv ρv) Δ Δ Δt sisi depan (ρv ρv) Δ Δ Δt sisi atas (ρv ρv) Δ Δ Δt Jumlah selisih massa fluida persatuan waktu persatuan Volume (Σ ang keluar - Σ ang masuk)/volume/waktu ρ ΔΔ Δt ρvδδ Δt ρv ΔΔ Δt ΔΔΔ ( Δt) v ρ Δ v ρv Δ ρv Δ Karena volume W diambil sangat kecil, maka Δ Δ Δ Jadi, besarna perubahan massa fluida persatuan waktu persatuan volume dalam ruangan lim Δ Δ Δ ρ Δ ρv Δ ρv Δ ρv ρv ρv v i j k ( ρv i ρv j ρvk) ρv div ( ρv) Sementara itu, telah diketahui bahwa besarna perubahan massa fluida persatuan waktu persatuan volume akan sama dengan laju ρ perubahan (penurunan) densitas massa persatuan waktu, atau t ρ Jadi, div ρv t tau 5

52 ρ div ρv t merupakan persamaan kontinuitas dari aliran non-stead state dari fluida termampatkan Jika aliranna tunak (stead state), ang berarti bahwa densitas massana tidak tergantung pada t (tidak berubah dari waktu ke waktu), maka: ρ t div ρ v merupakan kontinuitas untuk aliran stead state dari fluida termampatkan (compressible). Untuk aliran stead-state dari fluida tak termampatkan (in compressible fluid), berarti na konstan (tidak tergantung pada,, dan ) maka, div ρv div v (ρ ) Penggunaan url Dalam gerak rotasi div v persamaan koninuitas dari aliran stead-state dari fluida tak termampatkan (incompressible fluid). Misalkan sebuah benda berputar uniform dengan kecepatan sudut (konstan) mengelilingi sumbu. 5

53 P r v Ω R θ O Didefinisikan vektor kecepatan sudut Ω ang panjangna, sejajar sumbu dengan arah mengikuti arah majuna sekrup putar kanan terhadap gerakan benda. Jika R adalah vektor dari titik di ke sembarang titik P pada benda, maka radius putar titik P: r R sin θ sehingga, kecepatan linier titik P v ω R sin θ Ω R sin θ Ω R Vektor v ini mempunai arah bidang ang dibentuk oleh Ω dan R, sehingga Ω, R, dan v membentuk sistem sekrup putar kanan. Jadi hasil dari perkalian Ω R, selain memberikan besarna nilai v juga akan menentukan arah dari v. 5

54 Jika titik diambil sebagai titik asal koordinat, maka: R i j k dan Ω Ωi Ω j Ω k sehingga, v Ω R bisa ditulis v (Ω Ω )i (Ω - Ω)j (Ω - Ω) k dan i j k curl v v ( Ω Ω) ( Ω Ω) ( Ω Ω Ω i Ω j Ω k Ω Jadi, Kecepatan sudut dari sebuah benda ang bergerak uniform ½ curl dari kecepatan lintas sembarang titik. ) SOL-SOL LTIHN. Misalkan f 9 4 Tentukan g v i ( ) j k w i 4 j k a. grad f di titik (, -, ) Jawab : 6i 8j b. f Jawab : 8 c. f g Jawab : 7 d. g Jawab : e. f v Jawab : 8 ( ) 6 f. div w Jawab : g. div v (curl v) Jawab : h. div (v k) Jawab : i. curl (v k) Jawab : i ( )j ( )k 5

55 j. Dwf di (,, ) Jawab : 8 5 k. Dwg di (,, ) Jawab : l. div (v w) Jawab :. Jika r(t) menatakan persamaan kurva lintasan, dengan t waktu. Tentukan vektor kecepatan, besarna laju (speed) dan vektor percepatan di P[(t); (t)], jika a. r(t) (t)i (t)j (t)k ti t j Jawab: v i j k ; v 45 ; a 6 j b. r(t) (t)i (t)j (t)k ti t j tk, di titik P (4,,4) Jawab: v i j k ; v ; a. Jika vektor posisi dari lintasan sebuah partikel dinatakan dalam r r(t) t i tj (t t)k, t waktu. a. Kapan (pada saat berapa) partikel akan melintas di titik (4,- 4,8). Jawab: t b. Tentukan vektor kecepatan dan laju partikel di saat melintasi titik (4,-4,8). Jawab: v 4i j 6k; v 4 c. Tentukan persamaan garis singgung dari kurva lintasan partikel tersebut, dan bidang normal dari kurva di titik (4,-4,8) Jawab: ( 4)/4 ( 4)/(-) ( 8)/ Jika berangkat dari titik (,) dalam arah manakah fungsi φ akan menurun dengan cepat (menurun secara maksimum). Jawab i 54

56 5. Jika diberikan medan skalar r dan R, tentukan a. Laplace dari ln r Jawab : b. Laplace dari R Jawab : /R 6. Jika potensial antara dua silinder konsentris adalah V(,) ln( ) volt. Tentukan arah garis-garis ekipotensialna di titik P (,5). atatan: garis ekipotensial adalah garis ang tegak lurus dengan garis gaa elektrotatis. 55

57 BB IV INTEGRL VEKTOR 4. Integral Garis (Line Integrals) Konsep integral garis merupakan generalisasi (perluasan) dari konsep integral tertentu a b Dalam integral tertentu a b f ()d. f ()d, fungsi f() diintegrasikan sepanjang sumbu dari a sampai b, dengan f() adalah fungsi ang terdefinisi pada setiap titik pada sumbu antara sampai b. Dalam integral garis, akan diintegrasikan suatu fungsi F sepanjang kurva dalam ruang atau bidang, dan fungsi F adalah fungsi ang terdefinisi pada setiap titik di. Kurva, oleh sebab itu disebut sebagai lintasan integrasi. Lintasan integrasi merupakan kurva licin (smooth curve) ang bisa dinatakan dalam bentuk fungsi vektor: r(t) (t) i (t) j (t) k ; a t b dan r(t) mempunai derivatif kontinu, dr d(t) d(t) d(t) r '(t) i j k dt dt dt dt ang tidak nol POKOK BHSN : Integral garis Teorema Green Medan Gaa Konservatif Integral luasan Teorema divergensi Gauss Teorema Stokes ' (t) i '(t) j '(t) k Dalam hal ini merupakan kurva berarah dengan: : r(a) titik awal dari B : r(b) t akhir dari rah dari ke B sepanjang disebut arah positif dari dan dalam gambar, arah ini ditunjukkan dengan tanda panah. 56

58 Jika B disebut kurva tertutup. B r(b) r(a) B r(b) : r(t) r(a) Definisi Integral Garis Integral garis dari suatu fungsi vektor F(r) sepanjang kurva ang terdefinisikan pada a t b, didefinisikan sebagai: F(r) dr b dr F[r(t) a dt b F[r(t) r'(t)dt a dt Jika, r (t) (t) i (t) j (t) k dr d(t) d(t) d(t) r '(t) i j dt dt dt dt dr d(t) i d(t) j d(t) k F(r) F i F j F k maka: F(r) dr [ d(t) F d(t) F d(t) ] F b d d d F F F dt a dt dt dt b dt [ F '(t) F '(t) F '(t) ] a Integral garis sepanjang lintasan ang tertutup dinotasikan dengan F(r) dr k ontoh 57

59 . Tentukan integral garis F(r) dr, jika F(r) i j : adalah busur lingkaran seperti dalam gambar berikut dari titik ke titik B. B(,) dan F[r(t)] (, ) sin t i sin t cos t j f' sin t i cos t j : r(t) cost i sint j Sehingga, (t) cost t (t) sin t π t F(r) dr b F[r(t)] r'(t)dt a π/ a π/ [sin t sin t cos cos t dt π/ t]dt cos t d cos t t sin t 4 cos t π/ o π t 4 π 4. Tentukan nilai integral garis pada contoh, jika : garis lurus ang menghubungkan dan B 58

60 : r(t) ( t) i t j (t) t t t F[r(t)] t i t( t) j r'(t) i j F(r) dr [t t( t)]dt [t t]dt t t Dari dua contoh di atas terlihat bahwa nilai integral garis selain tergantung pada batas integrasi, juga tergantung pada lintasanna.. Tentukan F(r) dr, jika c F(r) i j k : r(t) cos t i sin t j t k, t (t) (t) (t) cos t sin t t (r) dr F[r(t)] t i cos t j sin t k r'(t) sin t i cos t j k / F [ t sin t cos t sin t] π π/ π/ π/ t cos t t cos t dt sin t dt [t cos t cos tdt] t sin t cos t 4 dt 59

61 t cos t sin t t sin t 4 cos t π Interpretasi Integral Garis Dalam MEKNIK Usaha ang dilakukan oleh guru konstan F ang bergerak sepanjang vektor lurus d adalah W F d Jika gaa F tidak konstan (merupakan fungsi variabel), dan bergerak sepanjang kurva r(t), maka besarna usaha ang dilakukan oleh gaa F bisa ditentukan dengan menghitung nilai limit dari jumlah usaha ang dilakukan oleh F sepanjang segmen kecil dari, jika dibagi menjadi n buah segmen kecil-kecil sehingga setiap segmen mendekati garis lurus. t t t b t n a t Untuk sembarang m; m n, maka ΔW m F[r(t m )] [r(t m ) r(t m )] t m t m Sementara, r'(t tm m Jadi, lim r(t) r(t ) Δt m Δt ΔW tm tm m karena F[r(t m m )] r'(t m m ) ) Δt n, maka: m ] r'(t m ) Δt m W lim n n m ΔW m lim n n m F[r(t m )] r'(t m ) Δt m 6

62 Usaha W b F[r(t)] r'(t) dt a F(r) dr Karena dr v(t) vektor kecepatan dt maka: W F(r) dr a b F[(r)] v(t) dt Dari hukum Newton II : F ma, bisa diturunkan F m r''(t) m v' (t) Sehingga, W dengan a b m v'(t) v(t) dt b m ' [ v ] a dt m m [ v(b) v(a) ] m v b a v b energi kinetik v v m dt a ' Bentuk-bentuk lain Integral Garis Bentuk-bentuk berikut merupakan kejadian khusus dari integral garis F(r) dr, Jika F F i F(r) dr F d F F j F(r) dr F d F F k F(r) dr F d Bentuk : f (r) dt a b f[r(t)] dt : r(t); a t b Merupakan bentuk khusus dari F(r) dr, jika 6

63 F F i dan F f[r(t)], sehingga d / dt d F dt f F '(t) Jadi, f[r(t)] F(r) dr F d d d / dt b f[r(t) dt a ontoh Tentukan ( ) dt jika : r (t) cos t i sin t j t k ; t f ( ) r(t) cos t i sin t j t k (t) cos t (t) sin t (t) t f[r(t)] [cos t sin t 9t ] ( 9t ) ( ) dt π ( 9t ) dt π 4 [ 8t 8t ]dt t 6t 8 t 5 π π 48π π 6

64 Sifat-sifat a. k F(r) dr k b. [ F(r) G(r) dr] (r) dr ; konstanta F(r) dr c. F(r) dr F(r) dr G(r) dr F(r) dr ; jika lintasan dibagi menjadi dua busur, aitu, dan dengan arah ang sama dengan arah. ontoh Soal. Tentukan F(r) dr a. F i 4 j ; jika : r(t) t i t j ; t b. F i : sepanjang kurva 4 4 dari (, ) ke (, ) c. F i j : segmen garis lurus dari (, ) ke (, ½ ) a. (t) t (t) t F t i t r'(t) i t 4 j j F(r) dr [ t t ] dt t t 7 8 b. F(r) dr d ; :

65 F(r) dr 4 4 d 4 4 c. (, ) 4 8 (8 ) (, ) 4 Persamaan segmen garis dari (, ) ke (, ½), adalah:, 4 (t) t (t) 4 t r(t) t i t j 4 F[r(t)] r'(t) t i t j 4 i 4 j F(r) dr t t dt 4 4 t dt 4 t. Tentukan usaha ang dilakukan oleh harga F i j k ang bergerak sepanjang : 4, ; dari (,, ) ke (,, ) t 4 t r(t) i tj t 4 k ; t F[r(t)] i t 4 j t k r'(t) j 4t k 64

66 W F dr [ ] t 8t dt 4t dt 5 t Tentukan ( ) ds, jika : lintasan dari (, ) ke (, ) ds d d d d ds d (d) d 5 ; ( ) ds ( 4 ) 5 d 5 5 d Tentukan d d ; jika : Lintasan trapeium seperti dalam gambar berikut (,) (,) 4 (, ) (, ) d d ( d d) ( d d) ( d d) ( d 4 d) Lintasan : 65

67 t... d dt... d t ( d ( dt t d) ) dt Lintasan : t... d dt... d t Lintasan : t t d dt d dt ( d 4dt 4t ( t 4 8 ( 4 d) 8 ( d d) t ) t 4 ) 6 (t 4dt) ( t ) dt) t t t. dt Lintasan 4:... d t... d dt t 4 d d 8 6 ( d (t d) dt) 5. Tentukan besarna usaha dalam gerakan partikel ang menjalani lintasan satu putaran elips dibuang dibidang X OY, jika elips tersebut berpusat di titik dengan sumbu panjang 4 dan sumbu pendek, dan jika medan gaana diberikan oleh: F ( 4 )i (4 )j ( 4 ) k Persamaan ellips : 4 66

68 9 6 ; 4 Misalkan cos t 4sin t r(t) cos t i 4sin t t π j F[r(t)] [9 cost 6 sint] i [ cost 8 sint] j [ 6 sint] k r'(t) sint i 4 cost j W π sin t(9cos t 6sin t) 4cos t(cos t t 48cos t π ( 7sin t cos t 48sin π (48 5sin t cos t)dt 8sin t)dt sin t cos t)dt Soal-Soal π π (48dt 5 sin t d(sin t) π 5 π 48t sin t 96π 96π. Hitunglah F[r] dr F[r] jika: [ ] i [ ] j a. : Parabola dari [, ] sampai [4, ] b. : Garis lurus dari [, ] sampai [4, ] c. : Garis lurus dari [, ] ke [, ] dan dilanjutkan ke [4, ]. Hutunglah F[r].dr jika 67

69 F[r] [ 4] i [5 6] j a. : Sekeliling segitiga di bidang o dengan titik-titik sudut [,] [,], [,] ang dijalani berlawanan arah jaru jam. b. : Sekeliling lingkungan berjari-jari 4 dan berpusat di [, ]. Hitunglah [ ] ds jika a. : Sepanjang busur lingkaran 4 dari [, ] sampai [,] b. : Sepanjang sumbu dari [, ] ke [, ] kemudian dilanjutkan ke [, ] Jawab 4. a. ; b. ; c.. a. ; b. 64. a. 4 ; b. 5 68

70 4.. Teorema Green Transformasi Integral Rangkap Dua Ke Integral Garis Integral rangkap dua ang meliputi suatu daerah dalam bidang XOY bisa ditransformasikan ke dalam integral garis sepanjang batas dari daerah tersebut atau sebalikna. Transformasi tersebut dilakukan dengan teorema Green pada bidang. Transformasi dengan teorema Green ini penting karena bisa digunakan untuk membantu mengevaluasi perhitungan integral dengan lebih mudah. Teorema Green : Misalkan R adalah daerah tertutup dan terbatas pada bidang XOY ang batas na erdiri atas sejumlah kurva licin (smooth curve) ang berhingga, misalkan F(,) dan F(,) adalah fungsi-fungsi ang kontinu dan mempunai derivatif parsial memuat R, maka : F F dan dalam domain ang R F F d d F d F d] [ F dr Integrasi ini dilakukan sepanjang batas di R. R pabila ditulis dalam bentuk vektor menjadi : R [ urlf] k dd 69

71 F dr F F(,) i F(,) ONTOH : Misalkan : F ( - 7) i ( ) j F - 7 F : lingkaran - Ruas Kiri : - R F d d [ ] ( ) ( 7) dd R F 9 R dd 9 luas lingkaran Ruas Kanan : 9 r(t) cos t i sin t j ; t (t) cos t (t) sin t F[r(t)] sin t - 7 sin t F[r(t)] cos t sin t cos t r'(t) - sin t i cos t j π F dr [(sin t 7sin t)( sin t) (cost sin t cost)(cost) ] dt 7

72 π π [ sin t 7sin t cos t sin t cos t] π ( cos t) dt [( cos t ) d cost π 7 [ cos ] dt t dt - cos cos t - cos t 7 7 t sin t cos t t sin t 4 7 π π 9π Ι π π td cost Bukti Teorema Green : ** d p() v() q() * c u() a b Misalkan R adalah daerah ang dibatasi oleh lengkung * ** seperti dalam gambar, maka : a b ; u() v() c d ; p() q() F d d [ R b a b v ( ) F d ] b d F (, ) u( ) [ F [, v( )] F[, u( )] ] a b d F[, v( )] d - F[, u( )] d a a - F[, v( )] d - F[, u( )] d b - F [, ] d - F [, ] d ** b a * b a a v( ) u( ) 7

73 - F (, ) d Secara sama : F d d [ R d c d q( ) F d ] d d F (, ) p( ) [ F [ q( ), ] F[ p( ), ] ] c d d F[ q( ), ] d - F[ p( ), ] d c d F[ q( ), ] d F[ p( ), ] d c d c c d c q( ) p( ) F[, ] d F[, ] d * F (, ) d ** F R d d - R F d d F (, ) d F (, ) d atau : R F F d d F d F d] [ F dr Luas Daerah Pada Bidang Sebagai Integral Garis Dalam Lintasan Tertutup Jika F F, maka R dd d dan jika F F, maka R dd - d sehingga, R dd (d d) Karena maka, R dd luas daerah ang dibatasi oleh bidang R 7

74 R dd (d d) Luas Daerah Pada Bidang Dalam Koordinat Polar. Misalkan : r cos r sin d cos dr - r sin d d sin dr r cos d R dd (d d) [ r cosθ (sinθdr r cosθdθ ) r sinθ (cosθdr r sinθdθ )] [ r cosθ sinθdr r cos θdθ r sinθ cosθdr r sin θdθ ] [ r cos θdθ r sin θdθ ] r dθ r dθ ONTOH :. Dengan menggunakan teorema Green tentukan F( r) dr sepanjang lintasan, jika F i - 4 j : sekeliling segi 4 dengan batas 4 ; dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam. Penelesaian : (,) (4,) (,) (4,) F i - 4 j F F F 4 F -4 F( r) dr [ F d Fd] 7

75 Teorema Green : F F [ F d Fd] d d R 4 4 ( 4 ) d d - d d. Tentukan luas daerah ang dibatasi ellips b a Penelesaian : b a cos d - a sin d -a a b sin d b cos d ( d d) [ a cosθb cosθdθ ) bsinθ ( asinθdθ )] π π ab θ ab θ d θ [ cos sin ] π θ abd ab π ab. Tentukan luas Kardioida r a( - cos ) ; Penelesaian : a a -a Luas Kardioida r d π [a( cosθ )] d 74

76 π [a ( cosθ cos θ )] d a π cos θ θ sinθ dθ a [ θ sinθ θ θ ] π 4 sin π a θ θ ] 4 sin a π a [ π ] SOL-SOL :. Dengan teorema Green tentukan [( ) d ( ) d] dengan : lintasan bujur sangkar dengan titik-titik sudut (,); (,); (,); (,) Jawab : 8. Dengan teorema Green tentukan [( ) d d] dengan : daerah ang dibatasi lingkaran 4 dan 6 Jawab :. Dengan teorema Green tentukan F( r) dr, jika F i - j : batas daerah ang dibatasi oleh ; - Jawab : -/ 4. Tentukan luas daerah di kuadran I ang dibatasi oleh dan Jawab : /4 / 5. Tentukan luas daerah ang dibatasi oleh hiposikloida / a Persamaan parameterna adalah : a cos t a sin t ; t a Jawab : 8 / 75

77 4.. Medan Gaa Konservatif. Integral Garis ang tidak tergantung pada bentuk lintasan Dalam bidang (R ) : Jika F(,) F(,) i F(,) j r i j dr d i d j Teorema : Sarat perlu dan cukup untuk F dr F d Fd tidak tergantung pada bentuk lintasan ang menghubungkan dua titik pada daerah R dalam bidang R adalah : F F atau jika bisa ditemukan suatu fungsi φ (,) sedemikian hingga : φ F φ F Kejadian khusus jika lintasan tertutup dan F dr F F maka BUKTI : F dr F(,) d F(,) d Karena F F, maka pasti dapat ditemukan fungsi φ (,) sedemikian hingga : φ F φ F, sebab F φ F φ 76

78 Jadi : F dr φ d φ d dφ Misalkan adalah lintasan dari (, ) ke titik (, ), maka (, ) F dr (, ) dφ φ (, ) (, ) φ (, ) - φ (, ) Terbukti bahwa nilai integralna hana tergantung pada batas integrasina (batas ) dan tidak tergantung pada bentuk lintasanna. Jika lintasan tertutup, maka dan sehingga F dr ONTOH : (,) 4. a. Buktikan bahwa [( ) d ( 4 ) d] tidak tergantung (,) pada lintasan ang menghubungkan (,) dan (,). b. hitung nilai integral garisna. Penelesaian : a. F - 4 F 4 F - 4 F - 4 Karena F F, jadi integral garis tersebut tidak tergantung pada bentuk lintasan. φ b. Dari F...(i) φ Dari F...(ii) maka φ ( 4 ) d - 4 g() maka φ ( 4 ) d - 4 h() Fungsi φ F d Fd (i) (ii) - 4 g() - 4 h() 77

79 φ - 4 g() h() (,) 4 [( ) d ( 4 ) d] φ (,) (,) (,) (,) - 4 ( ) - (. -..) 8-5. Hitung F dr, jika : F ( - cos ) i ( - sin ) j π : sepanjang parabola dari (,) ke (, ) Penelesaian : F - cos F 6 cos F - sin F cos 6 Karena F F, jadi integral garis tersebut tidak tergantung pada bentuk lintasan. Mencari fungsi φ : φ Dari F maka φ ( cos ) d - sin g()...(i) φ Dari F makaφ ( sin...(ii) Fungsi φ F d Fd (i) (ii) - sin g() - sin h() g() h() φ - sin (,) ) d - sin h() 78

80 F dr φ π (,) (,). Hitung F dr, jika - ) π 4 - sin π 4 π (,) (,) π π (..sin ) - ( 4 F ( cos sin - e ) i ( sin - e ) j : keliling hiposikloida / / a / Penelesaian : F cos sin - e F cos sin e F sin - e Karena F F F sin cos e, jadi integral garis tersebut tidak tergantung pada bentuk lintasan. Dan karena lintasan tertutup maka F dr Dalam Ruang (R ) : Jika F(,) F(,) i F(,) j F(,) k r i j k dr d i d j d k Teorema : Sarat perlu dan cukup untuk F dr F d F d Fd tidak tergantung pada bentuk lintasan ang menghubungkan dua titik pada daerah R dalam ruan R adalah : 79

81 tau : atau jika bisa ditemukan suatu fungsi φ (,) sedemikian hingga : F φ ; F φ ; F φ BUKTI : F dr F(,,) d F(,,) d F(,,) d Karena F F ; F F ; F F, maka pasti dapat ditemukan fungsi φ (,,) sedemikian hingga : F F F φ φ φ, sebab F F F F F F φ φ αφ φ φ φ Jadi : F dr φ d φ d φ d dφ Misalkan adalah lintasan dari (,, ) ke titik (,, ), maka F dr ),, ( ),, ( dφ φ ),, ( ),, ( φ (,, ) - φ (,, ) Terbukti bahwa nilai integralna hana tergantung pada batas integrasina (batas ) dan tidak tergantung pada bentuk lintasanna. F F F F F F url F F 8

82 Kejadian khusus jika lintasan tertutup dan url F maka F dr Jika F adalah medan gaa ang bekerja pada suatu obek ang bergerak sepanjang lintasan, maka medan gaa F disebut medan gaa konservatif apabila usaha ang dilakukan oleh gaa F untuk menggerakkan obek sepanjang lintasan tadi tidak tergantung pada bentuk lintasanna, tetapi hana tergantung pada titik awal dan titik akhirna saja. ONTOH :.a. Buktikan bahwa F ( 6) i (6-6) j ( - ) k adalah medan gaa konservatif. b. Hitung usaha ang dilakukan oleh gaa F untuk menggerakkan benda dari titik P(,-,) ke titik Q(,,-) Penelesaian : a. F medan gaa konservatif jika F atau url F url F i j k 6 6 (- )i-(6-6 )j(6-6)k Karena curl F, maka F merupakan medan gaa konservatif. φ b. 6 φ ( 6) d 6 g(,)... (i) φ 6 φ (6 - ) d 6 - h(,).... (ii) φ φ ( - ) d - k(,... (iii) (i) (ii) 6 g(,) 6 - h(,) g(,) - h(,) (i) (iii) 6 g(,) - k(,) 8

83 g(,) - k(,) 6 φ 6 - W dr φ F Q P 6 - (4,, ) (,,) [ 4.(-) 6.(4). -.(-)] - [.(-) 6..(-) - (-). ] 5. Hitung usaha ang dilakukan oleh gaa F i () j 5 k ang bekerja sepanjang lintasan : dan, dari titik (,,) sampai titik (,,) Penelesaian : i j k url F ( - )i - ( - ) j (-)k 5 Karena curl F, maka F medan gaa konservatif W F dr φ (,,) (,,) Mencari fungsi φ : φ φ d g(,)... (i) φ φ ( ) d h(,)... (ii) φ 5 φ 5 d 6 k(,)... (iii) 6 (i) (ii) g(,) h(,) g(,) h(,) (i) (iii) g(,) 6 k(,) 6 8

84 k(,) g(,) h(,) (ii) (iii) h(,) 6 k(,) 6 k(,) h(,) 6 6 φ 6 6 W F dr φ (,,) (,,) ( 6 6 ) (,,) (,,) ( ) - ( 6 ) - SOL-SOL :. Tentukan besarna usaha W ang dilakukan oleh gaa F i j k untuk menggerakkan suatu partikel sepanjang garis lurus dari P(;,; ) ke Q(; ; ). Jawab : 7. Hitung F dr, jika F i ( ) j k : lintasan ; dari (,,) ke (,,) Jawab. Hitung F dr, jika F e i e j - e - k : keliling ellips 5 5 ; berlawanan arah dengan jarum jam. Jawab 8

85 4.4. Integral Luasan / Integral Permukaan ( Surface Integrals). Penajian Persamaan Luasan / Permukaan a. Penajian Dalam Koordinat Kartesius f(,) atau g(,,) Misalna : atau - a a merupakan luasan dari bola dengan jari-jari a dan berpusat di titik O(,,). a a a b. Penajian dalam bentuk fungsi vektor r(u,v) (u,v) i (u,v) j (u,v) k, (u,v) R ONTOH :. Luasan berupa bidang segi empat a ; b ; c a c (u,v) u ; u a (u,v) v ; v b (u,v) c b r(u,v) u i v j c k. Luasan berupa bidang (a-) ; a ; c 84

Malang, Agustus Penyusun

Malang, Agustus Penyusun KT PENGNTR Materi Kuliah nalisis Vektor ang meliputi Vektor Konstan, Fungsi Vektor, Diferensial Vektor dan Integral Vektor mempunai peranan ang sangat penting bagi para fisikawan dan rekaasawan untuk membantu

Lebih terperinci

TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR

TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR Interpretasi Geometri dari Derivatif Vektor Jika C adalah kurva yang dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor r(t) = x(t)i + y(t)j + z(t)k maka:. Derivatif dari kurva

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak

Lebih terperinci

Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel

Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel Ruang Vetor Vetor-vetor Yang Tega Lurus dan Vetor-vetor Yang Paralel - Dua vetor dan saling tega lurus atau (aitu cos θ 0), ia o 0 atau ia : + + 0 - Dua vetor dan saling paralel ia omponen-omponenna sebanding

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar. ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Vektor Vektor adalah sebuah besaran ang mempunai nilai dan arah. Secara geometri vektor biasana digambarkan sebagai anak panah berarah (lihat gambar di samping)

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat, VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA Khairul Basar atatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA Semester I 2015-2016 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Bab 6 Analisa Vektor 6.1 Perkalian Vektor Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR 1.1 Skalar dan Vektor BAB 1 ANAISA SKAA DANVEKT Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Simbul,, dan z ang digunakan merupakan scalar, dan besarna juga dinatakan dalam

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan

Lebih terperinci

Aljabar Vektor. Sesi XI Vektor 12/4/2015

Aljabar Vektor. Sesi XI Vektor 12/4/2015 Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI Vektor e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Aljabar Vektor Vektor juga memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak BAB II DASAR TEORI Ada beberapa teori yang berkaitan dengan konsep-konsep umum mengenai aliran fluida. Beberapa akan dibahas pada bab ini. Diantaranya adalah hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan momentum.

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering

Lebih terperinci

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17, 3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat. .. esaran Vektor Dan Skalar II V E K T O R da beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. da juga besaran fisis yang tidak cukup hanya

Lebih terperinci

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi BB 1 nalisa Vektor Vektor, dibedakan dari skalar, adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. rtinya untuk mendeskripsikan suatu besaran vektor secara lengkap perlu disampaikan informasi tentang

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8. I. Ulangan Bab Pertanaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1 b. V = 1, 3 c. V = 5, 8 a. Besar V adalah V 3 1 31 4 Arah V adalah 1 1 tan = 3 30 3 3 b. Besar V adalah

Lebih terperinci

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green TEOREMA DIVERGENSI, STOKES, DAN GREEN Materi pokok pertemuan ke 13: 1. Teorema divergensi Gauss URAIAN MATERI Untuk memudahkan perhitungan seringkali dibutuhkan penyederhanaan bentuk integral yang berdasarkan

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi 2

Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi 2 Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi Bab 4 Integral Garis dan Teorema Green 4. Integral Garis Definisi : Misal suatu lintasan dalam ruang dimensi m pada interval [a,b]. Andaikan adalah medan vektor

Lebih terperinci

DIKTAT MATEMATIKA II

DIKTAT MATEMATIKA II DIKTT MTEMTIK II (VEKTOR) Drs.. NN PURNWN, M.T JURUSN PENDIDIKN TEKNIK MESIN FKULTS PENDIDIKN TEKNOLOGI DN KEJURUN UNIVERSITS PENDIDIKN INDONESI 004 VEKTOR I. PENDHULUN 1.1. PENGERTIN Sepotong garis berarah

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel BAB II HASIL KALI TITIK DAN SILANG A. HASIL KALI TITIK ATAU SKALAR Hasil kali titik atau skalar dari dua buah vektor A dan B yang dinyatakan oleh A B (dibaca A titik B ) didefinisikan sebagai hasil kali

Lebih terperinci

Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor

Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor Standar Kompetensi : Setelah mengikuti perkuliahaan ini mahasiswa diharapkan dapat : 1.

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc KALKULUS III Teorema Integral Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 INTEGRAL GARIS Integral Garis pada Fungsi Skalar Definisi : Jika f didefinisikan pada kurva diberikan secara parametrik

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas perluasan integral tertentu ke bentuk integral lipat dua dari fungsi dua peubah Akan dibahas bentukbentuk integral lipat dalam koordinat kartesius koordinat kutub

Lebih terperinci

9.1. Skalar dan Vektor

9.1. Skalar dan Vektor ANALISIS VEKTOR 9.1. Skalar dan Vektor Skalar Satuan yang ditentukan oleh besaran Contoh: panjang, voltase, temperatur Vektor Satuan yang ditentukan oleh besaran dan arah Contoh: gaya, velocity Vektor

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 7 INTEGRAL PERMUKAAN Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6

TRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6 Kegiatan elajar Mengajar 6 TRNSFORMSI Drs. Zainuddin, M.Pd Tranformasi (perpindahan) ang dipelajari dalam matematika, antara lain translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dan

Lebih terperinci

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,

Lebih terperinci

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya 1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Musayyanah, S.ST, MT 1 2.1 ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan).

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 6 INTEGRAL GARIS Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI -

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA 43 MDUL PERTEMUAN KE 5 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Momen gaa, sarat kedua kesetimbangan, resultan gaa sejajar, pusat berat, kopel. PKK BAHASAN: KESETIMBANGAN MMEN GAYA 5. PENGERTIAN MMEN GAYA Besar

Lebih terperinci

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor PERTEMUAN II VEKTOR BESARAN SKALAR DAN VEKTOR Sifat besaran fisis : Skalar Vektor Besaran Skalar Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh : waktu,

Lebih terperinci

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu. VEKTOR Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti "pembawa" (carrier), yang ada hubungannya dengan "pergeseran" (diplacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

1 Energi Potensial Listrik

1 Energi Potensial Listrik FI101 Fisika Dasar II Potensial Listrik 1 Energi Potensial Listrik gus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Pada kuliah sebelumnya, telah dibahas besaran-besaran gaya dan medan elektrostatik yang timbul akibat

Lebih terperinci

Perkalian Titik dan Silang

Perkalian Titik dan Silang PERKALIAN TITIK DAN SILANG Materi pokok pertemuan ke 3: 1. Perkalian titik URAIAN MATERI Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor dan dinyatakan oleh (baca: titik ). Untuk lebih jelas, berikut

Lebih terperinci

Hukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid. Fisika untuk Teknik Sipil 1

Hukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid. Fisika untuk Teknik Sipil 1 Hukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid Fisika untuk Teknik Sipil 1 Hukum II Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BESARAN VEKTOR B A B B A B Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci

Gradien, Divergensi, dan Curl

Gradien, Divergensi, dan Curl GRADIEN, DIVERGENSI, DAN CURL Materi pokok pertemuan ke 8 : 1. Operator Del 2. Gradien 3. Turunan berarah URAIAN MATERI Operator Del Operator del merupakan operator pada diferensial vektor yang disimbolkan

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KOORDINAT

BAB I SISTEM KOORDINAT BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan V) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan V) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan V) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Operator Del Operator del merupakan operator pada diferensial vektor yang disimbolkan

Lebih terperinci

TM. II : KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR

TM. II : KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR TKS 4008 Analisis Struktur I TM. II : KONSE DASAR ANALISIS STRUKTUR Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaa endahuluan Analisis struktur adalah suatu proses

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan

Lebih terperinci

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd IKIP BUDI UTOMO MALANG Analytic Geometry TEXT BOOK Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd 2012 DAFTAR ISI 1 VEKTOR 1.1 Vektor Pada Bidang... 4 1.2 Vektor Pada Ruang... 6 1.3 Operasi Vektor.. 8 1.4 Perkalian

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR. a. Unsur-Unsur Vektor. b. Notasi Vektor

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR. a. Unsur-Unsur Vektor. b. Notasi Vektor MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR Vektor adalah ruas garis yang memiliki nilai dari arah. Nilai vektor disini adalah panjang vektor. Vektor adalah notasi

Lebih terperinci

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan 61 Pada Matematika Dasar I telah dipelajari integral tertentu b f ( x) dx yang dapat didefinisikan, apabila f

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B Amran Shidik MATERI FISIKA KELAS X 11/13/2016 VEKTOR A. Vektor Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan,

Lebih terperinci

Diferensial dan Integral

Diferensial dan Integral Open Course Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratno Sudirham Pengantar Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, ang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas bagian kedua

Lebih terperinci

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh

Lebih terperinci

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR Rudi Susanto, M.Si VEKTOR ESRN SKLR DN VEKTOR esaran Skalar esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh Catatan : waktu, suhu, volume, laju, energi

Lebih terperinci

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA GERAK LURUS MEKANIKA A. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat Suatu benda dikatan bergerak lurus jika lintasan gerak benda itu merupakan garis lurus. Perhatikan gambar di bawah: Δx A B O x x t t v v

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1 1. Koordinat Cartesius Sistem koordinat Cartesius terdiri dari dua garis yang saling tegak lurus yang disebut sumbu Sumbu horizontal disebut sumbu X dan sumbu vertikal disebut sumbu Y Tiap sumbu mempunyai

Lebih terperinci

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L) DERET FOURIER Bila f adalah fungsi periodic yang berperioda p, maka f adalah fungsi periodic. Berperiode n, dimana n adalah bilangan asli positif (+). Untuk setiap bilangan asli positif fungsi yang didefinisikan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1 VEKTOR 3/8/007 Fisika I 1 BAB I : VEKTOR Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan. Sebuah besaran vektor

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 2 MEDAN LISTRIK DAN HUKUM GAUSS Pendahuluan, Distribusi Muatan Kontinu, Mencari Medan Listrik Menggunakan Integral,

Lebih terperinci

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas Teori Relativitas Mirza Satriawan December 7, 2010 Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus Quiz 1 Tuliskan perumusan kelestarian jumlah partikel dengan memakai vektor-4 fluks jumlah partikel. 2 Tuliskan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR VEKTOR DAN SKALAR Materi pokok pertemuan ke I: 1. Vektor dan skalar 2. Komponen vektor 3. Operasi dasar aljabar vektor URAIAN MATERI Masih ingatkah Anda tentang vektor? Apa beda vektor dengan skalar? Ya,

Lebih terperinci

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor Matematika Lanjut 1 Vektor Ruang Vektor Matriks Determinan Matriks Invers Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier 1 Dra. D. L. Crispina Pardede, DE. Referensi [1]. Yusuf Yahya, D. Suryadi. H.S., gus

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci