BAB I SISTEM KOORDINAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I SISTEM KOORDINAT"

Transkripsi

1 BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: ), sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R ), letak titik pada umumna dinatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R ) letak suatu titik pada umumna dinatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola. 1. Sisten Koordinat dalam Bidang (R ) Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam bidang dinatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Masingmasing sistem koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut: 1) Sistem Koordinat Cartesius x < 0 > 0 Y x > 0, > 0 Kwadran II Kwadran I X Kwadran III Kwadran IV x < 0, < 0 x > 0, < 0 Gambar 1 Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris ang dibatasi oleh sumbu-sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang ang

2 dibatasi oleh bidang dinamakan kwadran, sehingga terdapat 4 kwadran, aitu kuadran I (x>0, >0), kwadran II (x<0, >0), kwadran III (x<0, <0), dan kwadran IV (x>0, <0). Misalkan P(x,) sebarang titik pada bidang XOY, maka titik tersebut posisina dapat dikwadran I, atau II, atau III, atau kwadran IV tergantung besaran x dan. Jika letak titik P(x,), maka x disebut absis, disebut ordinat dan P(x,) disebut koordinat. Perhatikan gambar berikut ini. Misal P(x 1, 1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x 1 >0 dan 1 >0 Y P x 1, ) ( 1 1 O(0,0) x 1 M ( x 1,0) X Gambar OPM Pthagoras Berdasarkan gambar di atas, tampak suatu segitiga aitu ang salah satu sudutna siku-siku dititik M. Menurut teorema OP OM + MP (x 1-0) + ( 1-0) x x + atau ditulis dengan notasi OP + x 1 Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik ang menghubungkan titik O(0,0) dengan titik P(x 1, 1 ) Selanjutna perhatikan gambar berikut. Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo

3 ( 1 Y P x 1, ) X Q( x, ) R( x, ) Gambar Gambar di atas menunjukkan segitiga PQR ang masing-masing titik sudutna aitu P x 1, ) terletak pada kuadran II, Q x, ) terletak pada ( 1 ( kuadran IV, R x, ) terletak pada kuadran III dan jarak masing-masing titik dinatakan oleh: ( 1. PQ ( xq xp ) + ( Q P ) ( x x1 ) + ( 1). PR ( xr xp ) + ( R P ) ( x x1) + ( 1). QR ( xr xq ) + ( R Q ) ( x x ) + ( 1) ) Sistem Koordinat Kutub Sistem koordinat Cartesius, menatakan bahwa letak titik pada bidang dinatakan dengan pasangan ( x, ), dengan x dan masing-masing menatakan jarak berarah ke sumbu- dan ke sumbu-x. Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinatakan dengan Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo

4 pasangan bilangan real ( r,θ ), dengan r menatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan θ adalah sudut antara sinar ang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif (disebut sumbu kutub) P( r, θ) r O θ Gambar 4 Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: ) dalam koordinat kutub letak suatu titik dapat dinatakan dalam tak hingga banak koordinat. Sebagai contoh, letak titik P (, π ) dapat digambarkan dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar ang memancar dari titik asal O dengan sudut sebesar π radian terhadap sumbu mendatar arah positif. Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan berjarak satuan dari titik asal O (lihat Gambar 1..4 (a)). Titik P dapat pula dinatakan dalam koordinat (, π kπ ) +, dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1..4 (b)). Mudah ditunjukkan pula bahwa koordinat (, 4π ) pun juga menggambarkan titik P (lihat Gambar 1..4 (c)). Pada koordinat ang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan titik P terletak pada baangan sinar O P. P (, π ) P (, π + kπ ) π (a) (b) π + kπ Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 4

5 P (, 4π ) 4π O P (c) Gambar 5 Secara umum, jika ( r,θ ) menatakan koordinat kutub suatu titik maka koordinat titik tersebut dapat pula dinatakan sebagai berikut: ( r, θ + kπ ) atau (, θ + (k + 1)π ) r dengan k bilangan bulat. Kutub mempunai koordinat ( 0, θ ) dengan θ sebarang bilangan. Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub Suatu titik P berkoordinat ( x, ) dalam sistem koordinat Cartesius dan ( r, θ ) dalam sistem koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat digambarkan sebagai berikut: Y P ( x, ) ( r, θ ) r r O θ r X Gambar 6 Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 5

6 Dari rumus segitiga diperoleh hubungan sebagai berikut: (1.1) x r cosθ r sinθ atau: (1.) r x x + θ arcsin arccos r r Contoh 1) Natakan ke dalam sstem koordinat Cartesius. a. 4, A b. 5, π 5π B c. C, 4 6 Jawab Dengan menggunakan persamaan (1.1): π π a. x 4 cos 4sin. Jadi, (, ) A. π 5 π 5 b. x 5cos 5sin Jadi, dalam sstem koordinat Cartesius B,. 5π 5π c. x cos sin. 6 6 Jadi, C,. Apabila x 0 maka persamaan (1.) dapat dinatakan sebagai: (1.) r x + θ arctan, x 0 x Hati-hati apabila menggunakan persamaan (1.), karena memberikan nilai θ ang berbeda, θ arctan akan x 0 θ π. Untuk menentukan nilai θ Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 6

7 ang benar perlu diperhatikan letak titik P, apakah di kwadran I atau II, ataukah dikwadran II atau IV. Apabila dipilih nilai θ ang lain, maka r x +. ) Natakan ke dalam sistem koordinat kutub: a. ( 4, 4) P b. Q ( 4,4) Penelesaian: Dari persamaan (1.), diperoleh: a. r ± 4 + ( 4) ± 4 4 π 7π θ arctan atau Selanjutna, karena letak titik P di kwadran IV, maka: 7π r 4 dengan θ, atau 4 π r 4 dengan θ. 4 7π Jadi, P 4, atau π P 4, 4 4. b. r ± ( 4) + 4 ± 4 Jadi, 4 π 7π θ arctan atau Selanjutna, karena letak titik Q di kwadran II, maka: π r 4 dengan θ, atau 4 7π r 4 dengan θ. 4 π Q 4, atau 7π Q 4, 4 4. ) Natakan persamaan r asin θ ke dalam sistem koordinat Cartesius. Jawab Jika ke dua ruas persamaan di atas dikalikan dengan r maka diperoleh: Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 7

8 r a( r sinθ ) Selanjutna, karena r x + dan r sin θ maka: x + a x + a 0, aitu persamaan lingkaran dengan pusat ( 0, a ) dan jari-jari a. 4) Natakan x ke dalam sstem koordinat kutub. Penelesaian: Dengan substitusi x r cosθ dan r sinθ maka diperoleh: r cos θ + 4r sin θ 16 r (1 + sin θ ) 16. Soal Latihan Untuk soal 1 8, natakan masing-masing dengan dua koordinat ang lain, satu dengan r > 0 dan ang lain dengan r < ( 6, π ). (, π 5). ( 5, π 4) 4. ( 5,7π 4) 5. (,5 ) π 6. ( 7, 5π 6) 7. ( 6, 7π ) 8. ( 4,6π 7) Untuk soal 9 16, natakan dalam sistem koordinat Cartesius. 9. ( 6, π ) 10. ( 4, π 8) 11. ( 5, π 4) 1. ( 6,7π 4) 1. (,5 ) π 14. ( 7, 5π 6) 15. ( 6, 7π ) 16. ( 4,7π 8) Untuk soal 17, ubahlah ke dalam sistem koordinat kutub. 17. (, ) 18. (,) 19. (, ) 0. (,1) 0, 11. (, ). (, 6 ) 1. ( ) Untuk soal 4 9, natakan masing-masing persamaan ke dalam sistem koordinat Cartesius. 4. r cosθ 5. r 1+ sinθ 6. 4 r 1 cosθ Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 8

9 7π 7. r 4 8. θ 9. r θ 4 Natakan persamaan pada soal 0 ke dalam sistem koordinat kutub. 0. x x. x 1. Tunjukkan bahwa jarak titik P ( r, θ ) dan Q ( R, ϕ) adalah: d r + R rr cos( ϕ θ ) 1. Sistem Koordinat dalam Ruang (R ) 1) Koordinat Cartesius Untuk menatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan suatu sistem koordinat ang memiliki pusat koordinat dan sumbu koordinat. Sistem koordinat ang paling umum adalah Koordinat Cartesius. Jika kita berbicara ruang dimensi, maka koordinat Kartesian dimensi memiliki pusat di O dan sumbu koordinat ang saling tegaklurus, aitu x dan. Selanjutna koordinat Kartesian dimensi dapat diperluas menjadi Kartesian dimensi ang berpusat di O dan memiliki sumbu x, dan z. Pada Gambar berikut menatakan titik P dapat dinatakan dalam x, dan z. OP adalah jarak titik P ke pusat O. Gambar 7 Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 9

10 Koordinat Cartesius dimensi (x,, z) pada Gambar 7 di atas dapat diubah menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola. Hubungan diantara ketigana, jika P(x,,z) adalah letak titik dalam koordinat Cartesius, maka P( r, θ, z) adalah letak dalam koordinat tabung dan P ( ρ, θ, φ) adalah titik dalam koordinat bola (Spherical Coordinate). Hubungan ketiga koordinat dapat digambarkan sebagai berikut: Z Z Z P( x,, z) P( r, θ, z) P( ρ, θ, φ) φ X θ X θ X Y Y Y Gambar 8 Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan: x r cos θ r cos θ z z x + tan θ x r Perhatikan contoh berikut: 1. (,,5) menatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat Cartesius. Ubah dan Natakan letak titik P dalam koordinat tabung. Jawab Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 10

11 Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinatakan dalam hubungan x r cos θ, r cos θ, z z, x r sehingga: r + 18 π tanθ 1 atau θ arctan1 4 Jadi koordinat tabung dari,,5) ( adalah π,,5 4 + dan tan θ. 6, π, menatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat tabung. 6 Ubah dan Natakan letak titik Q dalam koordinat Cartesius. Jawab Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinatakan dalam hubungan x r cos θ, r cos θ, z z, x r sehingga: π x 6 cos 6. 6 π 1 6 sin 6. 6 Jadi koordinat Cartesius,, 6 + dan 6 π adalah (,, ) tan θ x x ρ x + + z π π. 8,, menatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan natakan letak titik W dalam koordinat Cartesius dan koordinat tabung. Jawab Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 11

12 Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunai hubungan sebagai berikut: r ρ sin φ atau r x + θ θ z ρ cosφ x ρ sin φ cosθ ρ sin φ sin θ ρ x + + z sehingga dari titik π π 8,, diketahui π ρ 8, θ dan φ π dan diperoleh π π 1 x 8 sin cos 8. π π 8 sin sin 8. 6 π 1 z 8cos 8 4 π r ρ sin atau r x π π Jadi koordinat Cartesius 8,, π π π tabung 8,, adalah 4,, (, 4,6) ( ) adalah (,6, 4) ), dan koordinat 4 menatakan letak titik M dalam koordinat Cartesius. Ubah dan natakan letak titik W dalam koordinat tabung dan koordinat bola. Jawab Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunai hubungan sebagai berikut: Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 1

13 r ρ sin φ atau r x + θ θ z ρ cosφ x ρ sin φ cosθ ρ sin φ sin θ z ρ cos φ ρ x + + sehingga dari titik ( 4,4,6) dan diperoleh r tanθ 5π θ 6 ρ x x + x z ( 4) z diketahui x 4, 4 dan z 6 + (4 ( 4) z ρ cos φ 6 10cosφ φ arccos 6 10 ) + (4 ) Jadi koordinat tabung ( 4,4,6) ( 4,4,6) 5π 6 adalah 10,, ar cos (6) 10 5 adalah 8, π,6, dan koordinat bola , π, 8 menatakan letak titik T dalam koordinat tabung. Ubah dan natakan letak titik T dalam koordinat Cartesius dan koordinat bola. Jawab Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 1

14 Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunai hubungan sebagai berikut: r ρ sin φ atau r x + θ θ z ρ cosφ x ρ sin φ cosθ ρ sin φ sin θ z ρ cos φ ρ x + + z 4 sehingga dari titik 4, π 4π, 8 diketahui r 4, θ, z 8 dan diperoleh 4π θ 4π x r cosθ x 4cos 4π r sin θ 4sin ρ ( ) + ( ) + ( 8) 4 5 z ρ cos φ cos φ φ Jadi koordinat Cartesius 5 arccos 5 4 4, π, 8 adalah (,, 8), dan koordinat bola 4 4, π, 8 adalah 4π 4 5,, qrc cos 5 5. Untuk latihan bagi pembaca ubah koordinat berikut dalam koordinat ang sesuai: Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 14

15 No 1. (,6, 4). (,,) Koordinat Cartesius Tabung Bola. (,,4) 4. (,, ) 4 π,, 4 π 8,, π...,, π , π, , π, , π, π π 8,, π π 4,, , π, π π 1,, 4 Di atas telah dibahas transformasi dari koordinat Cartesius ke koordinat tabung dan koordinat bola. 1.4 Sistem Koordinat Lainna Selain sistem koordinat di atas, terdapat beberapa sistem koordinat ang penggunaanna dalam ilmu hisab. Sistem koordinat tersebut adalah: 1. Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).. Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).. Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate). 4. Koordinat Horison (Horizontal Coordinate). Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 15

16 Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarna masih ada sistem koordinat lainna, seperti Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate). Namun tidak dibahas dalam tulisan ini. Sekilas, banakna sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian sistem koordinat di atas berasal dari benda langit manakah ang dijadikan pusat koordinat, apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit lainna. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda ang seluruhna terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumibulan, maka ang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan. Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik sebenarna identik. Yang membedakan keduana hanalah manakah ang menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, ang menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, ang menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo bumi). Karena itu keduana dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, ang menjadi bidang datar sebagai referensi adalah bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) ang juga sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik). Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate) Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainna seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar ang identik dengan bidang x adalah bidang ekliptika atu bidang bumi mengitari matahari. Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 16

17 Gambar 9 Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik 1. Pusat koordinat: Matahari (Sun).. Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika) aitu bidang x.. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x. 4. Koordinat: 5. r jarak (radius) benda langit ke matahari 6. l sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE berlawanan arah jarum jam 7. b sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), aitu sudut antara garis penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika. Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate) Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainna nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar x adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik. Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 17

18 Gambar 10 Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik 1. Pusat Koordinat: Bumi (Earth). Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari, ang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) aitu bidang x.. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) ang didefinisikan sebagai sumbu x. 4. Koordinat: 5. Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung) 6. Lambda Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi, dihitung dari VE. 7. Beta Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi aitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 18

19 Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi terhadap sumbuna. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarna tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilaina semakin lama semakin mengecil. Gambar 11 Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik 1. Pusat koordinat: Bumi. Bidang datar referensi: Bidang ekuator, aitu bidang datar ang mengiris bumi menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa. Koordinat: 4. jarak benda langit ke bumi. 5. Alpha Right Ascension Sudut antara VE dengan proeksi benda langit pada bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasana Alpha bukan dinatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh 60 derajat 4 jam 4 h. Karena itu jika Alpha dinatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 1 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h. Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 19

20 6. Delta Declination (Deklinasi) Sudut antara garis hubung benda langitbumi dengan bidang ekliptika.nilaina mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi 0 derajat. Seringkali, Alpha (right ascension) dinatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan antara Alpha dengan H adalah H LST - Alpha. Disini, LST adalah Local Sidereal Time, ang sudah penulis bahas sebelumna pada tulisan tentang Macam-Macam Waktu Sistem Koordinat Horison Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang) ang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar ang menjadi referensi seperti bidang x adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan bumi). Gambar 1 Sistem Koordinat Horison 1. Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi. Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane) Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 0

21 . Koordinat: 4. Altitude/Elevation sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h 0 derajat berarti benda di bidang horison. h 90 derajat dan -90 derajat masing-masing menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di bawah kaki). 5. A (Azimuth) Sudut antara arah Utara dengan proeksi benda langit ke bidang horison. Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan, karena telah dapat dihitung sebelumna dalam sistem koordinat ekliptika. Catatan penting: Dalam banak buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah selatan (South) ang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di atas juga menunjukkan bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam pemahaman umum, orang biasana menjadikan arah Utara sebagai titik referensi. Karena itu dalam tulisan ini penulis menjadikan sudut azimuth diukur dari arah Utara. Untuk membedakanna, lambang untuk azimuth dari arah selatan dinatakan sebagai As, sedangkan azimuth dari arah utara dinatakan sebagai A saja. Hubungan antara As dan A adalah A As derajat. Jika As atau A negatif, tinggal tambahkan 60 derajat. Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainna dapat dihubungkan melalui transformasi koordinat. Misalna, dari algoritma untuk menghitung posisi bulan menurut sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita dapat menentukan jarak bulan dari pusat bumi, sudut lambda dan beta. Selanjutna, sudut lambda dan beta ditransformasi untuk mendapat sudut alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari alpha dan beta, serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu saat pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan azimuth bulan menurut sistem koordinat horison dapat diketahui dengan tepat. Rumus-rumus transformasi koordinat ang membutuhkan pengetahuan trigonometri Ucapan Terima Kasih Kepada : Dwi Purnomo 1

TRANSFORMASI KOORDINAT BOLA LANGIT KE DALAM SEGITIGA BOLA (EQUATORIAL DAN EKLIPTIKA) DALAM PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT

TRANSFORMASI KOORDINAT BOLA LANGIT KE DALAM SEGITIGA BOLA (EQUATORIAL DAN EKLIPTIKA) DALAM PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT TRANSFORMASI KOORDINAT BOLA LANGIT KE DALAM SEGITIGA BOLA (EQUATORIAL DAN EKLIPTIKA) DALAM PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT Muthmainnah Universitas Cokroaminoto Yogyakarta inna.faiz@gmail.com Abstract There

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319 MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/9507/TK/19 DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 017 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

Trigonometri. G-Ed. - Dua sisi sama panjang atau dua sudut yang besarnya sama. - Dua sisi di seberang sudut-sudut yang sama besar panjangnya sama.

Trigonometri. G-Ed. - Dua sisi sama panjang atau dua sudut yang besarnya sama. - Dua sisi di seberang sudut-sudut yang sama besar panjangnya sama. Gracia Education Page 1 of 6 Trigonometri Pengertian Dasar Jumlah sudut-sudut dalam suatu segitiga selalu 180. Segitiga-segitiga istimewa: 1. Segitiga Siku-siku (Right-angled Triangle) - Salah satu sudutnya

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN INTISARI ABSTRACT vii x xii xiii xv xvii xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Lebih terperinci

Meridian Greenwich. Bujur

Meridian Greenwich. Bujur 5. TATA KOORDINAT Dalam astronomi, amatlah penting untuk memetakan posisi bintang atau benda langit lainnya, dan menerapkan system koordinat untuk membakukan posisi tersebut. Prinsip dasarnya sama dengan

Lebih terperinci

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( ) TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

Modul 10. Fungsi Trigonometri

Modul 10. Fungsi Trigonometri Modul 10 Fungsi Trigonometri 10.1. Fungsi Gonometri Sudut Lancip A c a b 0 A Sudut adalah sudut lancip dengan titik sudut 0, sedang titik A adalah salah satu titik pada kaki sudut tersebut. Jika 0A diproeksikan

Lebih terperinci

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA 5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA Tata koordinat yang kita kenal umumnya adalah jenis Kartesian (Cartesius) yang memakai sumbu X dan Y. Namun dalam astronomi, koordinat ini tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar. ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan

Lebih terperinci

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi

Lebih terperinci

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius Sistem Koordinat 2 Dimensi Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi periodizer kutub tersebut dapat dituliskan pula sebagai: p θ, N, θ 0 = π N N.0 n= n sin Nn θ θ 0. () f p θ, N, θ 0 = π N N j= j sin Nj θ θ 0 diperoleh dengan menyubstitusi variabel θ pada f θ =

Lebih terperinci

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 5 Bangun Geometris 5.1. Persamaan Kurva Persamaan suatu kurva secara umum dapat kita tuliskan sebagai F (, )

Lebih terperinci

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS 2 PENDAHULUAN SISTEM BILANGAN KOMPLEKS REAL IMAJINER RASIONAL IRASIONAL BULAT PECAHAN BULAT NEGATIF CACAH ASLI 0 3 ILUSTRASI Carilah akar-akar persamaan x 2 + 4x

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua)

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua) Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu II) Outline 1 Penyajian Secara Geometris

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat Geosentrik Sistem Koordinat Toposentrik Sistem Koordinat

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

Macam-macam Waktu. Universal Time dan Dynamical Time

Macam-macam Waktu. Universal Time dan Dynamical Time Macam-macam Waktu Waktu (time) sangat penting bagi kehidupan kita. Allah SWT berfirman dengan bersumpah wal ashri. Barangsiapa yang pandai menggunakan waktu dengan benar, ia akan beruntung. Waktu terus

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit. Memilih sistem koordinat yang tepat untuk menjelaskan sebuah situasi. Koordinat itu berada pada

Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit. Memilih sistem koordinat yang tepat untuk menjelaskan sebuah situasi. Koordinat itu berada pada Astronomi Bola Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit. Memilih sistem koordinat yang tepat untuk menjelaskan sebuah situasi. Koordinat itu berada pada permukaan bola. Melakukan transformasi antar

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral i Darpublic Hak cipta pada penulis, 1 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham

Lebih terperinci

Matematika Astronomi: Bagaimana Matematika Mempelajari Alam 1

Matematika Astronomi: Bagaimana Matematika Mempelajari Alam 1 Matematika Astronomi: Bagaimana Matematika Mempelajari Alam 1 Ariyadi Wijaya (a.wijaya@uny.ac.id) Abstrak Manfaat fenomena astronomi untuk kehidupan manusia menyebabkan pengkajian astronomi telah menjadi

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17, 3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS 150 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS Pada bab ini, penulis akan menganalisis tentang sistem hisab Almanak Nautika dan Astronomical

Lebih terperinci

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd IKIP BUDI UTOMO MALANG Analytic Geometry TEXT BOOK Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd 2012 DAFTAR ISI 1 VEKTOR 1.1 Vektor Pada Bidang... 4 1.2 Vektor Pada Ruang... 6 1.3 Operasi Vektor.. 8 1.4 Perkalian

Lebih terperinci

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan 0. Beban Gabungan Pada kebanakan struktur, elemenna harus mampu menahan lebih dari satu jenis beban, misalna suatu balok dapat mengalami aksi simultan momen lentur dan

Lebih terperinci

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya 1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1 GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT sofyan mahfudy-iain Mataram 1 Sasaran kuliah hari ini 1. Mahasiwa dapat menjelaskan konsep kemiringan garis/gradien 2. Mahasiswa dapat menentukan

Lebih terperinci

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo)

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka

Lebih terperinci

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks Bab 1 ini direncanakan akan disampaikan dalam 3 kali pertemuan, dengan perincian sebagai berikut: (1) Pertemuan I: Pengertian bilangan kompleks, Sifat-sifat aljabat, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang

BAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia disibukkan dengan rutinitas pekerjaan ataupun aktifitas lainya, ada yang beraktifitas pada siang hari dan ada pula yang beraktifitas pada malam

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2. Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 6 Oleh : Fendi Alfi Fauzi. lim x 0 cos x x tan x + π )... a) b) 0 c) d) e) Jawaban : C Pembahasan: lim x 0

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Darpublic Hak cipta pada penulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham Darpublic,

Lebih terperinci

AS Astronomi Bola. Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung

AS Astronomi Bola. Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung AS 2201 - Astronomi Bola Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung PENDAHULUAN Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit.

Lebih terperinci

Transformasi Bidang Datar

Transformasi Bidang Datar Bab Transformasi Bidang Datar Sumber: img07.imageshack.us Pada bab ini, nda akan diajak untuk menentukan kedudukan, jarak ang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam dimensi dua sehingga nda dapat menerapkan

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2006

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2006 SELEKSI OLIMPIAE TINGKAT KAUPATEN/KOTA TAHUN 005 TIM OLIMPIAE MATEMATIKA INONESIA TAHUN 006 idang Matematika Waktu : 3,5 Jam EPARTEMEN PENIIKAN NASIONAL IREKTORAT JENERAL PENIIKAN ASAR AN MENENGAH IREKTORAT

Lebih terperinci

BAB VII. TRIGONOMETRI

BAB VII. TRIGONOMETRI BAB VII. TRIGONOMETRI 5. tan (A + B) tan A + tan B tan A.tan B Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen r x Hubungan Fungsi Trigonometri :. sin +. tan 3. sec 4. cosec 5. cotan cos sin cos cos sin cos sin Sin

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara Sistem Koordinat Cartesius.. Geometri Analitik Geometri analitik adalah suatu cabang ilmu matematika yang merupakan kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN 10.1 PENDAHULUAN Sebelum mambahas it fungsi di suatu titik terlebih dahulu kita akan mengamati perilaku suatu fungsi bila peubahnya mendekati suatu bilangan ril c tertentu. Misal

Lebih terperinci

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran:

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran: Bab 5 Perbandingan dan Fungsi Trigonometri Materi Pembelajaran: Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku. Hubungan Perbandingan Trigonometri Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa Pengukuran

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratn Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Darpublic BAB 6 Fungsi Trignmetri 6.. Peubah Bebas Bersatuan Derajat Berikut ini adalah fungsi-fungsi trignmetri dengan sudut

Lebih terperinci

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Tinjauan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar defleksi (lendutan) pada balok, memahami metode-metode penentuan defleksi dan dapat menerapkan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG PERKENALAN Nama : Sofyan Mahfudy Tempat tgl lahir : Pacitan, 29 Maret 1985 Status : Menikah Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

MATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA MEMPELAJARI ALAM

MATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA MEMPELAJARI ALAM Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 MATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA MEMPELAJARI ALAM Ariyadi Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

TE Teknik Numerik Sistem Linear

TE Teknik Numerik Sistem Linear TE 9467 Teknik Numerik Sistem Linear Operator Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E. Objektif.

Lebih terperinci

SKETSA GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI. Teguh Wibowo Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

SKETSA GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI. Teguh Wibowo Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak SKETSA GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI = asin k ± b cosp Teguh Wibowo Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiah Purworejo Abstrak Grafik fungsi trigonometri = a sin k + b cos p dapat dilukis

Lebih terperinci

Bab 2 Output Primitif

Bab 2 Output Primitif Bab Output Primitif.. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) ===================================================================. Tentukan dua titik ang akan dihubungkan dalam pembentukan garis..

Lebih terperinci

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b . TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T b a + b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis, dan garis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI D. Rumus Perbandingan Trigonometri di Semua Kuadran Dalam pembahasan sebelumna, kita telah melihat nilai perbandingan trigonometri untuk sudut sudut istimewa ang besarna

Lebih terperinci

Transformasi Bidang Datar

Transformasi Bidang Datar Bab 5 Transformasi Bidang Datar Sumber: img57.imageshack.us Pada bab ini, nda akan diajak untuk menentukan kedudukan, jarak ang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam dimensi dua sehingga nda dapat

Lebih terperinci

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT Pengetahuan tentang arah kiblat yang benar sangat penting bagi ummat Islam. Ketika ummat Islam malaksanakan ibadah shalat, terdapat sebuah kewajiban untuk menghadap kiblat

Lebih terperinci

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat pada Bidang Datar Disusun dengan pasangan angka urut (ordered pair) (a,b) : a dan b berturut- turut adalah

Lebih terperinci

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu Al-daqaiq al-tamkiniyyah (Ar.) : Tenggang waktu yang diperlukan oleh Matahari sejak piringan atasnya menyentuh ufuk hakiki sampai terlepas dari ufuk mar i Altitude (ing) Bayang Asar Bujur tempat Deklinasi

Lebih terperinci

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1 Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2010 Letak Suatu Titik pada Garis Lurus O g

Lebih terperinci

Jawab: Titik awal (x 1, y 1 ) = A(2,1) dan Titik akhir (x 2, y 2 ) = B(8,5) dx = x 2 x 1 = 8 2 = 6 dan dy = y 2 y 1 = 5 1 = 4

Jawab: Titik awal (x 1, y 1 ) = A(2,1) dan Titik akhir (x 2, y 2 ) = B(8,5) dx = x 2 x 1 = 8 2 = 6 dan dy = y 2 y 1 = 5 1 = 4 .. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) DDA adalah algoritma pembentuk garis ang didasarkan pada perasamaan (-8). Garis dibuat menggunakan titik awal (, ) dan titik akhir (, ). Setiap koordinat

Lebih terperinci

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT Disampaikan pada : Kegiatan Pembinaan dan Orientasi Hisab Rukyat Hisab dan Rukyat di Lingkungan PA/MA Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata

Lebih terperinci

Aspek Terrestrial Pada Penentuan Posisi Hilal

Aspek Terrestrial Pada Penentuan Posisi Hilal Seminar Sehari Astronomi: Aspek Teoritis dan Observasi Astronomi Visibilitas Hilal Observatorium Bosscha-ITB, Lembang 27 Mei 2006 Aspek Terrestrial Pada Penentuan Posisi Hilal S.Siregar Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS MATEMATIKA TEKNIK 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu bilangan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai alikasi koresondensi/hubunan antara dua himunan serin terjadi. Sebaai 4 contoh volume bola denan

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana

Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut dengan manipulasi. Perubahan gambar dengan mengubah koordinat

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

x Lingkaran satuan, adalah lingkaran berjari-jari satu dan berpusat di titik asal, direprentasikan dengan z = 1.

x Lingkaran satuan, adalah lingkaran berjari-jari satu dan berpusat di titik asal, direprentasikan dengan z = 1. Bab. Fungsi Kmpleks BAB. FUNGSI KOMPLEKS Sebelum membahas ungsi kmpleks,berikut ini diberikan beberapa knsep dan istilah ang akan banak digunakan dalam pembahasan selanjutna.. Daerah di bidang kmpleks

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Sumbu mendatar disebut absis Sumbu vertical disebut ordinat Maka sumbu mendatar dg sumbu vertical ketemu suatu titik A disebut Koordinat Kwd II A(2,2) Vertikal Y B(-3,3) Horisontal

Lebih terperinci

2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):

2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan): Darpublic Nopember 3 www.darpublic.com. Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai dari sampai +. Kita tuliskan = k [.] dengan k bilangan-nata. Kurva fungsi ini terlihat

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013 BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013 A. Ephemeris Hisab Rukyat Ephemeris Hisab Rukyat adalah sebuah buku yang berisi tabel Astronomi yaitu data Matahari

Lebih terperinci

Esther Wibowo

Esther Wibowo Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Topik Hari Ini Dasar Transformasi Translation Pemindahan, Penggeseran Scaling Perubahan Ukuran Shear Distorsi? Rotation Pemutaran Representasi Matriks Transformasi

Lebih terperinci

MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA DAN APLIKASINYA DALAM MEMAHAMI JARAK ANTARBENDA-LANGIT (CELESTIAL BODIES)

MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA DAN APLIKASINYA DALAM MEMAHAMI JARAK ANTARBENDA-LANGIT (CELESTIAL BODIES) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. 5. tan (A + B) = tan A.tan. Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen. 6. tan (A - B) = Sin α = r. Rumus-rumus Sudut Rangkap :

TRIGONOMETRI. 5. tan (A + B) = tan A.tan. Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen. 6. tan (A - B) = Sin α = r. Rumus-rumus Sudut Rangkap : TRIGONOMETRI 5. tan (A + B) tan A + tan B tan A.tan B Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen r Hubungan Fungsi Trigonometri :. sin +. tan. sec 4. cosec 5. cotan 6. 7. cos sin cos cos sin cos sin tan + cot

Lebih terperinci

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA 1.1 Pangkat Bulat A. Pangkat Bulat Positif B. Pangkat Bulat Negatif dan Nol C. Notasi Ilmiah D. Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat

Lebih terperinci

PENGETAHUAN STRUKTUR SLIDE 1

PENGETAHUAN STRUKTUR SLIDE 1 Momen Momen terhadap suatu sumbu, akibat suatu gaa, adalah ukuran kemampuan gaa tersebut menimbulkan rotasi terhadap sumbu tersebut. Momen didefinisikan sebagai: M rf sin dimana r adalah jarak radial dari

Lebih terperinci

a b 243a 243b x adalah. x adalah p dan q. Jika p 2q 1 m m atau m 2 2 m Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar!

a b 243a 243b x adalah. x adalah p dan q. Jika p 2q 1 m m atau m 2 2 m Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar! Pilihlah salah satu jawaban ang Anda anggap paling benar!. Diketahui premis-premis berikut. Premis : jika sebuah segitiga siku-siku maka salah satu sudutna 90 Premis : jika salah satu sudut segitiga 90

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci