A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor"

Transkripsi

1 . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak memiliki arah, seperti panjang, massa, waktu, temperatur, frekuensi, daa, dan usaha. esaran vektor adalah besaran ang memiliki nilai dan arah, seperti perpindahan, kecepatan, percepatan, gaa, momen gaa, momentum, luas, impuls dan berat. Vektor adalah obek geometri ang memiliki besar dan arah. Vektor sangat bermanfaat untuk menjelaskan besaran fisika ang memiliki besar dan arah. Operasi besaran skalar berbeda dengan dengan operasi vektor. Kita akan mempelajari vektor menggunakan pendekatan grafis dan pendekatan analitis. Secara grafis, sebuah vektor disimbolkan oleh sebuah anak panah, seperti Gambar.1. Panjang anak panah menunjukkan besar vektor dan mata panah menunjukkan arah vektor. Titik disebut titik asal vektor atau titik tangkap vektor, dan titik disebut titik arah vektor atau ujung vektor. da perbedaan cara penulisan besaran skalar dan besaran vektor. esaran vektor dituliskan dengan huruf cetak tebal (bold ) aitu, F atau menuliskan anak panah di atas huruf, aitu F. Nilai vektor diberikan oleh F atau F. Vektor Gambar.1 juga dapat dituliskan dalam bentuk. F Kalau sebuah anak panah mendekati pengamat, maka pengamat akan melihat ujung anak panah sebagai tanda titik. Karena itu, simbol vektor mendekati pengamat atau vektor keluar bidang adalah. Kalau sebuah anak panah mejauhi pengamat, maka pengamat akan melihat ujung anak panah sebagai tanda silang. Karena itu, simbol vektor menjauhi pengamat atau vektor masuk bidang adalah.. Representasi analitis sebuah vektor Sebuah vektor dalam sistem koordinat kartesian dinatakan dalam komponen-komponena disebut representasi analitis vektor. Skalar hana memiliki satu komponen, sedangkan vektor memiliki tiga komponen. Vektor digunakan untuk menentukan arah gerak partikel dalam garis (satu dimensi), bidang (dua dimensi) dan ruang (tiga dimensi). Sebuah vektor direpresentasikan secara analitis menggunakan notasi vektor satuan...1 Komponen-komponen sebuah vektor dalam dua dimensi Gambar.1 : Simbol sebuah vektor Sebuah vektor terletak pada bidang seperti pada Gambar... Vektor membentuk sudut terhadap sumbu positif. Vektor dapat diuraikan menjadi komponen komponen pada sumbu. pada sumbu dan

2 Komponen-komponen vektor diperoleh dengan menggunakan aturan trigonometri. cos cos (.1) sin sin (.) esar vektor diperoleh menggunakan teorema Phtagoras. rah vektor terhadap sumbu positif : tan (.4) Gambar.: Komponen-komponen vektor dalam dua dimensi Contoh.1 : Tentukan komponen vektor kecepatan v1 dan v dalam arah sumbu dan sumbu! esar kecepatan v 1 dan v berturut-turut adalah 0 m/s dan 10 m/s. (.3) v v Komponen vektor kecepatan v 1: 0 1 1, v1 v cos m s 10 3 m s 0 1 1, v1 v sin30 0 m s 10 m s Komponen vektor kecepatan v : 0 3, v 5 v sin37 10 m s 6 m s

3 0 4, v 5 v cos37 10 m s 8m s.. Komponen-konponen sebuah vektor dalam tiga dimensi Sebuah vektor terletak dalam ruang kartesian seperti pada Gambar.3. Vektor membentuk sudut α terhadap sumbu positif, sudut β terhadap positif, dan sudut γ terhadap sumbu z positif. Vektor dapat diuraikan menjadi komponen komponen z pada sumbu z. z pada sumbu, komponen pada sumbu, dan z Gambar.3: Komponen-komponen vektor dalam tiga dimensi Komponen-komponen vektor : cos cos (.5) cos cos (.6) z cos z cos (.7) esar vektor : z (.8) rah vektor terhadap sumbu positif : z tan (.9) rah vektor terhadap sumbu positif : z tan (.10) rah vektor terhadap sumbu positif :

4 tan z (.11) Sudut α, β dan γ disebut sudut cosinus arah. Hubungan antara α, β dan γ : cos cos cos 1 (.1)..3 Vektor satuan Vektor satuan adalah vektor bernilai satu satuan. Simbol vektor satuan adalah sebuah topi (^). Vektor satuan adalah  (dibaca topi). Vektor satuan adalah perbandingan vektor dengan besarna. Â= (.13) Vektor satuan tidak memiliki satuan. Vektor satuan  menunjukkan arah vektor. Koordinat kartesian memiliki tiga vektor satuan iˆˆdan, j kˆ saling tegak lurus. î atau ˆ : vektor satuan searah sumbu ĵ atau ŷ : vektor satuan searah sumbu ˆk atau ẑ : vektor satuan searah sumbu z z z î ĵ i ˆ i k j kˆ z ˆj Sebuah vektor dapat direpresentasikan menggunakan vektor-vektor satuan sistem koordinat. Vektor dalam dua dimensi : iˆ ˆj atau cosˆ sinˆ (.14) dengan besar vektor : (.15) Vektor dalam tiga dimensi : iˆ ˆj kˆ cos iˆ cos iˆ cos kˆ (.16) z Gambar.4: Vektor satuan dalam koordinat kartesian

5 dan besar vektor : z (.17) Vektor posisi adalah vektor berasal dari titik asal 0,0,0. Vektor posisi iˆ ˆj kˆ dapat dituliskan dalam bentuk titik,, z z. Vektor nol disimbolkan dengan 0 atau 0. Semua komponen vektor nol sama dengan nol. Jadi, panjang vektor nol sama dengan nol. Contoh. : Sebuah objek dilempar dengan kecepatan 10 m/s membentuk sudut 60 0 terhadap sumbu positif. Tuliskanlah kecepatan awal benda dalam vektor satuan î dan ĵ. v Komponen vektor kecepatan objek searah sumbu dan searah sumbu : v v 0 0, 0 cos 10cos60 5m s v v 0 0, 0 sin 10sin m s Vektor kecepatan awal objek dalam vektor satuan î dan ĵ : v v iˆ v ˆj 5iˆ 5 3 ˆj m s 0 0, 0, Contoh.3 : Sebuah partikel memiliki vektor posisi r ( iˆ ˆj kˆ ) m. Tentukanlah vektor satuan dari vektor r. esar vektor r : z r r r r 1 3m Vektor satuan dari vektor r : r 1 ˆ ˆ rˆ i j k ˆ r Penjumlahan vektor Operasi dasar vektor meliputi penjumlahan, pengurangan, kesamaan dan perkalian vektor. Kita terlebih dahulu membahas penjumlahan dua buah vektor. Operasi vektor sangat banak digunakan dalam persamaan fisika. Kita akan menelesaikan opersi vektor dengan cara geometri dan metode analitik (aljabar)..3.1 Penjumlahan vektor cara grafis

6 Penjumlahan vektor cara grafis berarti tidak menggunakan sistem koordinat. Dua buah vektor dan, ditunjukkan oleh Gambar.7. Gambar.5 : Vektor dan Jumlah vektor dan disebut resultan vektor, simbolna R : R= + (.18) Jumlah besar vektor dan tidak sama dengan besar vektor R. R + (.19) Cara grafis dibagi menjadi dua aturan, aitu metode segitiga dan aturan jajargenjang. a. Metode segitiga (metode poligon) Lihat kembali Gambar.5. Untuk menghitung resultan vektor dan, pertama hubungkan titik tangkap vektor ke titik arah vektor. Resultan vektor diperoleh dengan menggambarkan sebuah vektor menghubungkan titik tangkap vektor ke titik arah vektor, seperti ditunjukkan pada Gambar.6. R Gambar.6 : Metode segitiga Misalkan adalah sudut ang dibentuk oleh vektor dan. Nilai resultan vektor diperoleh menggunakan hukum kosinus. esar resultan vektor : 0 R + cos(180 - ) 180 Gambar.7 : Resultan vektor metode segitiga R + cos (.0) R Catatan :

7 Jika sejajar ( = 0), maka R = + Jika tegak lurus ( = 90 0 ), maka R Jika berlawanan dengan ( = ), maka R Rentang nilai resultan vektor dan adalah R Untuk menghitung resultan lebih dari dua vektor dapat diselesaikan dengan cara menelesaikan dua vektor terlebih dahulu. Kemudian resultan dua vektor dijumlahkan dengan vektor la inna, demikian seterusna sehingga diperoleh resultan vektor total. Gambar vektor resultan dari tiga atau lebih vektor dapat langsung diperoleh dengan mengikuti aturan penjumlahan metode segitiga sering disebut metode poligon. Misalkan terdapat tiga buah vektor seperti pada Gambar.8a, maka vektor resultanna ditunjukkan oleh Gambar.8b. C R C (a) (b) Penjumlahan vektor memiliki beberapa sifat penting. Sifat-sifat penjumlahan vektor : Pertama, penjumlahan vektor memiliki sifat komutatif. (.1) Kedua, penjumlahan vektor memiliki sifat asosiatif. C C (.) Ketiga, pengurangan vektor adalah bentuk khusus dari perjumlahan vektor. C - - Gbr..8 : (a) Vektor,danC. (b) Resultan tiga buah vektor (.3) - Gambar.9 : Pengurangan vektor esar pengurangan vektor dan : - cos (.4) Contoh.4 : Dua buah gaa F1 dan F memiliki besar berturut-turut adalah 80 N dan 60 N bekerja pada sebuah balok. Tentukan nilai resultan gaa ang dialami oleh balok jika sudut antara kedua vektor adalah sama dengan 0 0, 60 0,90 0 dan

8 F 1 F Diketahui bahwa F 1 = 80 N dan F = 60 N. Rumus resultan vektor : F F F = F F F F cos R Jika = 0 0, maka F F F = F F 140 N R 1 1 Jika = 60 0, maka F F F = F F F F cos60 11,7 N R Jika = 90 0, maka 1 1 F F F = F F 100 N R Jika = 180 0, maka F F F = F F 0 N R 1 1 b. Metode jajargenjang Lihat kembali Gambar.5. Untuk mendapatkan resultan vektor dan dengan metode jajargenjang, pertama hubungkan titik tangkap vektor dan titik tangkap vektor. Resultan vektor ditunjukkan pada Gambar.10. R Gambar.10: Metode jajargenjang Misalkan adalah sudut ang dibentuk oleh vektor dan. Nilai resultan vektor diperoleh menggunakan hukum kosinus. O R 180 Q P Gambar.11: Resultan vektor metode jajargenjang esar resultan vektor : 0 R + cos(180 -) R cos (.5)

9 Sudut adalah sudut ang dibentuk oleh vektor dan vektor R. Sudut adalah sudut ang dibentuk oleh vektor dan vektor R. Nilai sudut dan ditemukan menggunakan hukum sinus. R sin180 sin sin (.6) Contoh.5 : Sebuah beban beratna w = 00 N digantungkan menggunakan tali seperti ditunjukkan pada gambar. eban dalam keadaan setimbang seperti pada gambar. Tentukanlah tegangan tali T 1 dan T menggunakan aturan sinus. T T w = 300 N Kita dapat menggambarkan hubungan vektor T 1, T dan w memenuhi hubungan T w esar tegangan tali T 1 dan T diperoleh dengan menggunakan hukum sinus. 0 T1 sin w T w 00 3 N sin30 sin60 sin30 0 T sin w T w 400 N sin30 sin90 sin30.3. Penjumlahan vektor cara analitis Penjumlahan dua vektor cara analitis adalah penjumlahan komponen-komponen kedua vektor pada sumbu ang sama. Penjumlahan dua vektor diberikan oleh ˆ ˆ ˆ i j k (.7) Pengurangan vektor dan diartikan sebagai penjumlahan vektor dan -. ( ) ˆ ˆ ˆ i j k (.8) Dua buah vektor F 1 dan F diberikan dalam grafis. Cara menjumlahkan vektor dengan metode analitis, aitu : Uraikan komponen vektor dalam komponen-komponen skalarna. Jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu ang sama. R F1 F F (.9) R F F F (.30) 1 T 1

10 esar vektor resultan R : R R R Sudut ang dibentuk oleh resultan vektor R terhadap sumbu positif : R tan R (.31) (.3) Cara analitis lebih mudah menelesaikan perhitungan resultan vektor dibandingkan cara grafis untuk kasus lebih dari dua vektor Contoh.6 : Tentukan besar resultan dari tiga buah vektor gaa pada gambar di bawah ini! 10 3 N 10 N N Misalkan F 1 = 10 N, F = 10 dan sumbu, kita peroleh N, dan F 3 = 10 N. Uraikan masing-masing vektor gaa pada sumbu F F F F F cos30 F cos F F F F F sin 30 F sin esar resultan vektor gaa : R F F N Contoh.7 : Diketahui dua buah vektor r ˆ ˆ ˆ 1 3i j k m r ˆ ˆ 3i 4k m Tentukan : a. besar vektor r 1 dan r r r b. 1 r r c. 1 r 3r d. 1 a. esar vektor r 1 adalah r m

11 esar vektor r adalah r m r r 3iˆ ˆj kˆ 3iˆ 4kˆ 3 3 iˆ ˆj 4 kˆ 6iˆ ˆj 6kˆ b. 1 r r 3iˆ ˆj kˆ 3iˆ 4kˆ 33 iˆ ˆj 4 kˆ ˆj kˆ c. 1 r 3r 3iˆ ˆj kˆ 3 3iˆ 4kˆ 6iˆ ˆj 4kˆ 9iˆ 1kˆ 15iˆ ˆj 16kˆ d. 1.4 Kesamaan vektor Dua vektor dikatakan sama hana jika nilai dan arah dua vektor tersebut sama. Secara grafis, dua vektor sama hana jika kedua vektor sejajar dengan arah dan panjangna sama, tetapi tidak membutuhkan posisi ang sama, lihat Gambar.1a. Secara analitis, dua vektor sama ketika nilai komponen-komponen kedua vektor sama. Kesamaan vektor dan dituliskan dalam bentuk (.33) atau iˆ ˆj kˆ ˆ ˆ zˆ (.34) z z atau (.35) z z Satuan vektor dan juga harus sama. Sebuah vektor tetap sama jika dipindahkan ke posisi ang lain asalkan tidak mengubah nilai dan arah vektor tersebut. Vektor dikatakan berlawanan dengan vektor, seperti pada Gambar.1b. Dua vektor dikatakan berlawanan jika kedua vektor memiliki nilai ang sama tetapi arahna berlawanan. = 5cm = 5cm (a) (b) Gambar.1 : (a) Kesamaan vektor dan (b) Vektor berlawanan dengan.5 Perkalian vektor.5.1 Perkalian vektor dengan skalar Jika k adalah skalar (konstanta) dan adalah sebuah vektor, maka k k iˆ ˆj kˆ k iˆ k ˆj k kˆ z z (.36)

12 Perkalian vektor dan skalar k akan menghasilkan vektor ang baru, aitu k. Konstanta k akan mempengaruhi besar dan arah vektor. Jika k konstanta positif, maka vektor ang baru searah dengan vektor. Jika k konstanta negatif, maka arah vektor ang baru berlawanan dengan arah vektor. Misalkan kita ambil nilai konstanta k = -1,, 1/, -, dan -1/, hasil perkalian ditunjukkan oleh Gambar.6. Jika k = -1, maka arah vektor berlawanan dengan vektor. Contoh perkalian vektor dan skalar adalah bentuk hukum kedua Newton, F ma Gambar.13: Perkalian vektor dengan skalar k =-1,, 1/, -, dan -1/.5. Perkalian vektor dengan vektor Perkalian vektor dengan vektor merupakan operasi vektor ang sangat banak digunakan dalam mekanika. da dua macam perkalian dua vektor, aitu perkalian titik (perkalian skalar atau dot product) dan perkalian vektor (perkalian silang atau cross product). a. Perkalian titik Perkalian titik dua buah vektor adalah perkalian antara dua besar vektor dikalikan dengan kosinus sudut ang dibentuk oleh kedua vektor. cos (.37) dimana sudut ang dibentuk oleh vektor dan. Cara membaca adalah dot. Hasil perkalian titik adalah skalar, ang dapat bernilai positif atau negatif Jika = 0 (vektor searah dengan vektor ), maka. Jika = 90 (vektor tegak lurus dengan vektor ), maka 0. Jika = 180 (vektor berlawanan arah dengan vektor ),, maka. Secara grafis, perkalian titik adalah proeksi vektor ke vektor atau proeksi vektor ke vektor. cos cos cos (.38)

13 cos cos (a) (b) Hasil perkalian titik dua vektor ang saling tegak lurus sama dengan nol. Jika vektor tegak lurus, maka vektor dikatakan ortogonal terhadap vektor. Vektor satuan ortogonal. Perkalian dot antara vektor satuan koordinat kartesian mengikuti aturan : iˆ iˆ ˆj ˆ= j kˆ kˆ= 1 1 cos0 1 0 iˆ ˆj ˆj kˆ= iˆ kˆ= 11 cos90 0 Jika vektor dan diberikan oleh, iˆ ˆj kˆ z iˆ ˆj kˆ z maka perkalian titik vektor dan adalah iˆ ˆj kˆ iˆ ˆj kˆ Jadi, z z iˆ iˆ iˆ ˆj iˆ kˆ ˆj iˆ ˆj ˆj ˆj kˆ z z kˆ iˆ kˆ ˆj kˆ kˆ z z z z iˆˆdan, j kˆ saling (.39) (.40) zz (.41) Kita juga dapat menuliskan bahwa z (.4) atau Kosinus sudut ang dibentuk oleh dua vektor : zz cos Catatan : Gambar.14 : (a) Dua vektor dan membentuk sudut z z (b) Proeksi vektor dan 1 1 (.43) (.44) 1. Hukum komutatif. C C Hukum distributif 3. k k k k dimana k adalah skalar 4. iˆ iˆ ˆj ˆj = kˆ kˆ = 1, iˆ ˆj ˆj kˆ = iˆ kˆ 0 5. zz

14 6. 0 dimana dan adalah bukan vektor nol, maka dan tegak lurus 7. plikasi perkalian skalar dalam fisika : 1. Usaha plikasi perkalian dot adalah konsep usaha. Usaha ang dilakukan oleh gaa konstan F bekerja pada benda ang mengalami perpindahan d diberikan oleh W F d Fd cos (.45) dimana adalah sudut ang dibentuk vektor gaa dan perpindahan benda. Usaha adalah perkalian besar gaa dan perpindahan dikali kosinus sudut ang dibentuk oleh gaa dan perpindahan. F Gb r..15 : Kerja adalah perkalian titik antara gaa dan perpindahan. Energi kinetik Energi kinetik sebanding dengan kuadrat kelajuan benda. 1 1 Ek mv v mv (.46) Contoh.8 : Jika iˆ ˆj kˆ dan 6iˆ 3ˆj kˆ, hitunglah dan sudut antara vektor dan. Menghitung nilai : iˆ ˆj kˆ 6iˆ 3 ˆj kˆ ()(6) ()( 3) ( 1)() Menghitung sudut antara vektor dan : cos 4 4 cos (3)(7) 1 4 cos 79 1 Contoh.9 : 1 0

15 Tentukanlah nilai a agar vektor a i j k tegak lurus dengan vektor i j 3k. dan tegak lurus hana jika 0. Jadi, ( a)(1) (1)() ( 1)( 3) a 3 0 a = - 5 Contoh.10 : Hitunglah usaha ang dilakukan gaa F i j k perpindahan r 5i j 4k m. N pada benda ang memiliki vektor Usaha = F r i j k i j k joule. b. Perkalian Silang esar hasil perkalian silang dua vektor adalah perkalian antara dua besar vektor dan kemudian dikalikan dengan sinus sudut ang dibentuk oleh kedua vektor. Perkalian silang dua vektor menghasilkan vektor. C dan C sin (.47) dimana adalah sudut antara vektor dan. dibaca cross. Jika = 0 (vektor searah dengan vektor ), maka 0. Jika = 90 (vektor tegak lurus dengan vektor ), maka. Jika = 180 (vektor berlawanan arah dengan vektor ),maka 0. Jika besar sudut ang dibentuk oleh dua vektor adalah dan180 (dua vektor sejajar dan berlawanan arah), maka hasil perkalian vektor sama dengan nol. Nilai perkalian silang C maksimum ketika vektor dan tegak lurus. Perkalian silang antara dan menghasilkan vektor C. Vektor C tegak lurus dengan bidang ang dibentuk oleh vektor dan, artina vektor C juga tegak lurus dengan vektor dan. rah vektor hasil perkalian silang ditentukan menggunakan aturan tangan kanan. Keempat jari tangan kanan diputar dari vektor ke vektor. Jempol akan menunjukkan arah vektor C.

16 C= C= Lihat Gambar.16, perkalian silang memiliki sifat antikomutatif. (.48) turan perkalian silang dalam vektor satuan koordinat kartesian: iˆ iˆ ˆj ˆj = kˆ kˆ= 0 (.49) iˆ ˆj kˆ, ˆj kˆ = iˆ, kˆ iˆ ˆj (.50) ˆj iˆ kˆ, kˆ ˆj = iˆ, iˆ kˆ ˆj (.51) Jika ada dua buah vektor dan, iˆ ˆj kˆ z iˆ ˆj kˆ z maka perkalian silang dan adalah iˆ ˆj kˆ iˆ ˆj kˆ z z iˆ iˆ iˆ ˆj iˆ kˆ ˆj iˆ ˆj ˆj ˆj kˆ z z kˆ iˆ kˆ ˆj kˆ kˆ z z z z Kita menederhanakan persamaan di atas menjadi : i ˆ ˆ j k (.5) ˆ z z z z Hasil perkalian silang juga dapat ditentukan menggunakan metode determinan. iˆ ˆj kˆ z ˆ z ˆ ˆ z i j k (.53) z z z Untuk menentukan sumbu positif, sumbu positif, dan sumbu z positif dalam koordinat kartesian digunakan aturan perkalian silang iˆ ˆj kˆ. Vektor satuanî searah sumbu positif, vektor satuan ĵ searah sumbu positif dan vektor satuan ˆk searah sumbu z positif. Catatan : Gambar.16 : turan tangan kanan pada perkalian silang 1. Tidak memenuhi hukum komutatif

17 . C C Hukum distributif 3. k k k k dimana k adalah skalar 4. iˆ iˆ ˆj ˆj = kˆ kˆ = 0, iˆ ˆj kˆ, ˆj kˆ = iˆ, iˆ kˆ ˆj 5. i ˆ ˆ j k ˆ 6. Nilai z z z z sama dengan luas jajar genjang dengan sisi dan 7. 0 dan dan adalah bukan vektor nol, maka dan sejajar dan 0 plikasi perkalian vektor dalam fisika: 1. Luas esar perkalian silang vektor sin menunjukkan luas jajargenjang ang dibentuk oleh dan, lihat Gambar.17. Jadi, luas adalah besaran vektor. cos sin. Momen gaa Perkalian komponen gaa (F) tegak lurus dengan lengan gaa dikali dengan panjang lengan gaa (r) dinamakan momen gaa. Jika gaa dan lengan gaa sejajar maka momen gaa sama dengan nol. Jika gaa dan lengan gaa tegak lurus, maka momen gaa sama dengan Fd. Jika gaa dan lengan gaa membentuk sudut, maka maka sama dengan rf sin (.54) Jadi momen merupakan perkalian silang antara lengan gaa dan gaa. rf Gambar.17 : Jajar genjang representasi dari perkalian silang (.55) F r Gbr..18 : Vektor torsi,. 3. Kecepatan tangensial

18 Sebuah benda bermassa m bergerak melingkar dengan kecepatan sudut terhadap kerangka acuan titik O ang diam. Titik P berjarak r dari titik O. Kecepatan tangensial v benda m di titik P adalah v r (.56) esar kecepatan tangensial : v r r sin (.57) r sin P v r 4. Momentum sudut Sebuah benda bergerak melingkar seperti pada Gambar.19. Momentum sudut benda m didefenisikan sebagai perkalian silang antara vektor posisi dan momentum linear. L r p r mv (.58) Contoh.11 : Jika iˆ 3ˆj kˆ dan iˆ 4ˆj kˆ, hitung dan luas jajargenjang ang dibentuk oleh vektor dan. Metode 1 : iˆ 3 ˆj kˆ iˆ 4 ˆj kˆ Gambar.19 : enda m bergerak melingkar iˆ iˆ 4 ˆj kˆ 3 ˆj iˆ 4 ˆj kˆ kˆ iˆ 4 ˆj kˆ iˆ iˆ 8iˆ ˆj 4iˆ kˆ 3 ˆj iˆ 1 ˆj ˆj 6 ˆj kˆ kˆ iˆ 4kˆ ˆj kˆ kˆ 0 8kˆ 4 ˆj 3kˆ 0 6iˆ ˆj 4iˆ 0 10iˆ 3 ˆj 11kˆ O Metode : iˆ ˆj kˆ i ˆ ˆ j k ˆ 10i ˆ 3 ˆ j 11k ˆ Luas ang dibentuk oleh vektor dan sama dengan besar vektor. Luas = satuan

19 Contoh.1 : Sebuah gaa F ˆ iˆ ˆj k r ˆ i ˆ ˆj 3k m 3 4 N bekerja pada pada benda titik dengan vektor posisi. Tentukan momen gaa ang bekerja pada benda terhadap titik asal. Momen gaa ang bekerja pada benda : iˆ ˆj kˆ r F 3 4 i ˆ ˆ j k ˆ i ˆ ˆ j k ˆ Perkalian tiga buah vektor Perkalian tiga buah vektor dinamakan perkalian triple. Perkalian triple dibagi menjadi dua macam, aitu perkalian triple skalar (triple scalar product) dan perkalian triple vektor (triple vector product)..6.1 Perkalian triple skalar Perkalian triple skalar memiliki bentuk kombinasi C (.59) Perkalian triple skalar akan menghasilkan skalar. Hasil perkalian triple skalar adalah Cz zc zc Cz z C C C C C Perkalian triple skalar dapat dituliskan dalam bentuk z (.60) C (.61) z C C C z Hasil perkalian triple skalar C menunjukkan volume ruang ang dibentuk oleh vektor,dan C, seperti terlihat dalam Gambar.0.

20 z C Gambar.0 : Perkalian triple skalar Contoh.13 : Hitung volume ang dibentuk oleh vektor r1 iˆ 3ˆj m, r i ˆ ˆj k ˆ ˆ m, dan r 3 iˆ k iˆ ˆj kˆ r r i ˆ ˆ j k ˆ 1i ˆ ˆ j 3k ˆ r r r iˆ 3ˆj 1i ˆ ˆj 3kˆ 6 0 4m Volume = 3 1 3!.6. Perkalian triple vektor Perkalian triple vektor memiliki bentuk C (.6) Hasil perkalian triple vektor memenuhi aturan C C-C (.63) Pers.(.63), sebuah hubungan ang dikenal sebagai aturan C - C. Perkalian triple vektor menghasilkan vektor. Contoh aplikasi perkalian triple vektor adalah momentum sudut. Sebuah partikel bermassa m bergerak dengan kecepatan sudut relatif terhadap kerangka acuan ang diam O. Momentum sudut partikel m terhadap titik O, seperti ditunjukkan Gambar.19 : L r p r mv mr v (.64) Hubungan antara kecepatan tangensial v dan kecepatan sudut adalah v r. Jadi, L r p r mv mr r (.65) Kita dapat membuat analogi bahwa r, dan C r, dengan menggunakan aturan C-C, kita peroleh L mr r r r (.66) Jika kecepatan sudut tegak lurus dengan vektor posisi r, maka r 0. Kita peroleh,

21 L mr (.67) esar momentum sudut untuk kasus vektor posisi tegak lurus dengan kecepatan sudut : L mr mvr (.68) Contoh.14 : Diberikan tiga vektor iˆ, 3 ˆj dan C ˆj kˆ, hitunglah C. ˆ C C - C 3 ˆj ˆj k 0 6 ˆj.7 Turunan vektor Sebuah partikel bergerak dari posisi awal (lihat Gambar.1). z rt ke posisi akhir r t t dalam selang waktu t r t t r r Perpindahan partikel selang waktu t : r r t t r t (.70) Perubahan perpindahan partikel terhadap waktu t : r r t t r t t t Turunan vektor rt terhadap waktu: dr lim r r t t r t lim dt t0 t t0 t r t dalam koordinat kartesian diberikan oleh Vektor (.71) (.69) r t ti ˆ t ˆ j ztk ˆ (.7) Turunan pertama vektor rt terhadap waktu : dr d iˆ d ˆj dz kˆ (.73) dt dt dt dt Turunan kedua vektor Gambar.1 : Perubahan vektor posisi partikel rt terhadap waktu adalah

22 d r d iˆ d ˆj d z kˆ (.74) dt dt dt dt dr dv d r v menunjukkan kecepatan partikel dan a dt dt dt menunjukkan percepatan partikel. Catatan : Jika, dan C adalah turunan vektor bergantung waktu t dan fungsi skalar bergantung waktu t, maka d d d dt dt dt 1. + d d d dt dt dt. d d d dt dt dt 3. d d d 4. dt dt dt 5. Jika iˆ ˆj kˆ, maka d d iˆ d ˆj d kˆ z d d d d d d z Contoh.15 : Sebuah partikel bergerak memiliki vektor posisi r r cost iˆ r sint ˆj, dimana r dan ω adalah konstan. Tunjukkan bahwa (a) kecepatan v tegak lurus terhadap r, (b) percepatan a arahna ke titik pusat lingkaran dan memiliki nilai sebanding dengan jarak partikel dari pusat lingkaran, (c) rv vektor konstan. v a r ωt a. r r cost iˆ r sint ˆj dr v r sint iˆ r cost ˆj dt r v r cost iˆ r sint ˆj r sint iˆ r cost ˆj r cost r sint r sintr cost 0 Karena r v 0, maka r dan v tegak lurus.

23 d r dv a r t i r t j r t i r t j r dt dt Percepatan berlawanan dengan arah r, artina percepatan arahna menuju pusat lingkaran (titik asal koordinat). Nilaina sebanding dengan jarakna dari pusat lingkaran. r v r cost iˆ r sint ˆj r sint iˆ r cost ˆj b. cos ˆ sin ˆ cos ˆ sin ˆ c. ˆ ˆ r cos t k rsin t k r kˆ, sebuah vektor konstan Fisisna, gerak ini adalah gerak melingkar sebuah partikel dengan kecepatan sudut konstan ω. Percepatan partikel arahna menuju pusat lingkaran dikenal percepatan sentripetal..8 Soal dan pembahas 1. Dua vektor memiliki besar ang sama dengan F membentuk sudut. Jika besar resultan kedua vektor sama dengan F. Hitung nilai!. Sebuah pesawat bergerak dengan kecepatan 5 m/s ke arah Utara. Pada saat ang bersamaan, angin bertiup pada sudut 37 0 dari Utara dengan kecepatan m/s. Tentukan resultan kecepatan dan arah gerak pesawat dari arah Utara! 3. Sebuan balok bermassa 0 kg didorong oleh gaa F = 100 N membentuk sudut 30 0 terhadap sumbu vertikal, seperti ditunjukkan pada gambar. Hitung komponen gaa pada sumbu dan sumbu! F = 100 N kg 4. Gaa-gaa ang bekerja pada sebuah partikel P : F 3iˆ ˆj 3kˆ N 1 F iˆ ˆj 7kˆ N F iˆ 8kˆ N 3 Tentukan vektor dan besar resultan gaa ang bekerja pada partikel P! 5. Sebuah perahu meneberangi sungai ang lebarna 90 m dan kecepatan arus sungai 4 m/s. ila perahu diarahkan menilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s. Tentukan resultan kecepatan perahu dan sudut ang dibentuk oleh lintasan perahu terhadap arah tegak lurus sungai! 6. Hitung nilai a agar vektor a i j k tegak lurus dengan vektor ai k! 7. Hukum Cosinus. uktikan hukum cosinus menggunakan perkalian dot! 8. Hukum Sinus. uktikan hukum sinus menggunakan perkalian silang! 9. uktikan bahwa

24 10. uktikan bahwa cos cos cos sin sin mengunakan perkalian dot!

25

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,

Lebih terperinci

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat, VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja,

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan

Lebih terperinci

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR Rudi Susanto, M.Si VEKTOR ESRN SKLR DN VEKTOR esaran Skalar esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh Catatan : waktu, suhu, volume, laju, energi

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Musayyanah, S.ST, MT 1 2.1 ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan).

Lebih terperinci

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi BB 1 nalisa Vektor Vektor, dibedakan dari skalar, adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. rtinya untuk mendeskripsikan suatu besaran vektor secara lengkap perlu disampaikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat. .. esaran Vektor Dan Skalar II V E K T O R da beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. da juga besaran fisis yang tidak cukup hanya

Lebih terperinci

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor Vektor PanGKas HaBis FISIKA Mari kita pandang sebuah perahu yang mengarungi sebuah sungai. Perahu itu, misalnya, berangkat dari dermaga menuju pangkalan bahan bakar. Jika dermaga dipakai sebagai titik

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B . Pengertian Besaran Vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar (nilai) saja. Beberapa besaran skalar di antaranya : semua besaran pokok, jarak, laju, usaha atau energi, daya, massa

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BESARAN VEKTOR B A B B A B Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor. Jurusan Teknik Sipil 15 MODUL PERTEMUN KE MT KULIH : FISIK TERPN ( sks) MTERI KULIH: Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor. POKOK BHSN: VEKTOR -1 DEFINISI VEKTOR Skalar

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Vektor Vektor adalah sebuah besaran ang mempunai nilai dan arah. Secara geometri vektor biasana digambarkan sebagai anak panah berarah (lihat gambar di samping)

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

Vektor Ruang 2D dan 3D

Vektor Ruang 2D dan 3D Vektor Ruang 2D dan D Besaran Skalar (Tidak mempunyai arah) Vektor (Mempunyai Arah) Vektor Geometris Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom A 1 Vektor Fisika Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sub Pokok ahasan Definisi Vektor Penjumlahan Vektor Vektor Satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK. iii

KATA SAMBUTAN. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK. iii KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu. VEKTOR Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti "pembawa" (carrier), yang ada hubungannya dengan "pergeseran" (diplacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

BAB 2 ANALISIS VEKTOR BAB ANALISIS VEKTOR A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami pengertian vektor, operasi vektor, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan kaedah aljabar vektor. B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami konsep

Lebih terperinci

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR 1.1 Skalar dan Vektor BAB 1 ANAISA SKAA DANVEKT Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Simbul,, dan z ang digunakan merupakan scalar, dan besarna juga dinatakan dalam

Lebih terperinci

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8. I. Ulangan Bab Pertanaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1 b. V = 1, 3 c. V = 5, 8 a. Besar V adalah V 3 1 31 4 Arah V adalah 1 1 tan = 3 30 3 3 b. Besar V adalah

Lebih terperinci

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar. ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan

Lebih terperinci

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Analisis vektor meliputi bidang matematika dan fisika sekaligus dalam pembahasannya Skalar dan Vektor Skalar Skalar ialah

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor PERTEMUAN II VEKTOR BESARAN SKALAR DAN VEKTOR Sifat besaran fisis : Skalar Vektor Besaran Skalar Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh : waktu,

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

BAB II BESARAN VEKTOR

BAB II BESARAN VEKTOR BAB II BESARAN VEKTOR.1. Besaran Skalar Dan Vektor Dalam fisika, besaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang dinyatakan dengan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B Amran Shidik MATERI FISIKA KELAS X 11/13/2016 VEKTOR A. Vektor Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan,

Lebih terperinci

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya 1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan

Lebih terperinci

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = = VEKTOR Notasi Vektor (,, ) (,, ) Vektor atau Matriks Maka di atas dapat dinyatakan dengan: Kombinasi linear vektor basis maka; ( ) + ( ) + ( ) + + (,, ) Panjang Vektor Misalkan + + (,, ), maka panjang

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah

Lebih terperinci

B a b 2. Vektor. Sumber:www.tallship.org

B a b 2. Vektor. Sumber:www.tallship.org a b 2 Vektor Sumber:www.tallship.org Pada bab ini, nda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara melakukan penjumlahan vektor. Pernahkah nda mengarungi lautan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka Jika kalian mempunyai rekaman terjadinya tsunami, tontonlah bersama teman-teman kalian. Kemudian, jawablah pertanyaanpertanyaan

Kata. Kunci. E ureka Jika kalian mempunyai rekaman terjadinya tsunami, tontonlah bersama teman-teman kalian. Kemudian, jawablah pertanyaanpertanyaan Kata Kunci Vektor Resultan vektor Penjumlahan vektor Penguraian vektor Dot product Cross product Di bab sebelumnya, kalian telah mempelajari besaran dan satuan. Pada bab ini, kita akan mempelajari pembagian

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

JAWABAN Fisika OSK 2013

JAWABAN Fisika OSK 2013 JAWABAN Fisika OSK 013 1- Jawab: a) pada saat t = s, sehingga m/s pada saat t = 4 s, (dg persamaan garis) sehingga m/s b) pada saat t = 4 s, m/s m/s (kemiringan) sehingga m/s c) adalah luas permukaan di

Lebih terperinci

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN VEKTOR Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas Disusun Oleh : 1. Chrisnaldo noel (12110024) 2. Maria Luciana (12110014) 3. Rahmat Fatoni (121100) PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor VEKTOR GAYA Perkalian dan Pembagian vektor dengan scalar Jika vektor dikalikan dengan nilai positif maka besarnya meningkat sesuai jumlah pengalinya. Perkalian dengan bilangan negatif akan mengubah besar

Lebih terperinci

9.1. Skalar dan Vektor

9.1. Skalar dan Vektor ANALISIS VEKTOR 9.1. Skalar dan Vektor Skalar Satuan yang ditentukan oleh besaran Contoh: panjang, voltase, temperatur Vektor Satuan yang ditentukan oleh besaran dan arah Contoh: gaya, velocity Vektor

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor ANALISIS VEKTOR Vektor dan Skalar Macam-macammacam kuantitas dalam fisika seperti: temperatur, volume, dan kelajuan dapat ditentukan dengan angka riil (nyata). Kuantitas seperti itu disebut dengan skalar.

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR VEKTOR DAN SKALAR Materi pokok pertemuan ke I: 1. Vektor dan skalar 2. Komponen vektor 3. Operasi dasar aljabar vektor URAIAN MATERI Masih ingatkah Anda tentang vektor? Apa beda vektor dengan skalar? Ya,

Lebih terperinci

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah Matematika II : Vektor Dadang Amir Hamzah sumber : http://www.whsd.org/uploaded/faculty/tmm/calc front image.jpg 2016 Dadang Amir Hamzah Matematika II Semester II 2016 1 / 24 Outline 1 Pendahuluan Dadang

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm PENGUKURAN BESARAN A. Pengertian Mengukur Mengukur adalahmembandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang dijadikan standar satuan. Misalnya kita mengukur panjang benda, dan ternyata panjang benda

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR I BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR Tujuan umum perkuliahan yang dicapai setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep-konsep besaran satuan dan vektor pada

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Kelistrikan dan Kemagnetan Tanpa listrik dan magnet, maka dalam kehidupan jaman sekarang: tanpa motor

Lebih terperinci

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Standar Kompetensi Lulusan : 1. Memahami prinsip-pri nsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung dengan cermat, teliti dan objektif.

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

2.2 kinematika Translasi

2.2 kinematika Translasi II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Perkalian Titik dan Silang

Perkalian Titik dan Silang PERKALIAN TITIK DAN SILANG Materi pokok pertemuan ke 3: 1. Perkalian titik URAIAN MATERI Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor dan dinyatakan oleh (baca: titik ). Untuk lebih jelas, berikut

Lebih terperinci

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak. BAB I. PENDAHULUAN Mekanika : Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang bereaksi pada benda tersebut. Dibedakan: 1. Mekanika benda tegar (mechanics

Lebih terperinci

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52 FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB II V E K T O R Pernahkah Kamu naik pesawat terbang? Antara penumpang dan pilot dan copilot di ruang kemudi dipisah dengan sekat. Tujuannya agar pilot dapat

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat Sumber: www.staralliance.com Pesawat Terbang Terbayangkah kalian dengan teknologi pesawat terbang? Alat transportasi ini diciptakan dengan teknologi yang canggih. Salah satunya adalah saat merancang konstruksi

Lebih terperinci

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor ANALISIS VEKTOR Vektor dan Skalar Macam-macam macam kuantitas dalam fisika seperti: temperatur, volume, dan kelajuan dapat ditentukan dengan angka riil (nyata). Kuantitas seperti disebut dengan skalar.

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH BAB I VEKTOR Pendahuluan B esaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka. Besaran fisika dapat dibagi menjadi besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT Modul Sifat dan Operasi Gaya Ir.Yoke Lestyowati, MT Konten E-Learning IDB 7in1 Terintegrasi PDITT 2015 BAB I SIFAT DAN OPEASI GAYA 1.1. Capaian Pembelajaran 1.1.1. Umum 1. Mampu menggunakan teori gaya

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1 VEKTOR 3/8/007 Fisika I 1 BAB I : VEKTOR Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan. Sebuah besaran vektor

Lebih terperinci

Geometri pada Bidang, Vektor

Geometri pada Bidang, Vektor Jurusan Matematika FMIPA Unsyiah September 9, 2011 Secara geometrik, vektor pada bidang dapat digambarkan sebagai ruas garis berarah (anak panah). Panjang dari anak panah merepresentasikan besaran (magnitude)

Lebih terperinci

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../... KODE SOL (NO SEN GNJIL) SOL ULNGN FORMTIF II Nama : MT PELJRN : FISIK Kelas / No bsen :.../... KELS : X Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang tersedia!!! (Cara

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3 MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3 By: Ira Puspasari BESARAN-BESARAN PADA BENDA BERGERAK: Posisi Jarak Kecepatan Percepatan Waktu tempuh Energi kinetik Perpindahan Laju Gaya total besaran

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

Vektor di Bidang dan di Ruang

Vektor di Bidang dan di Ruang Vektor di Bidang dan di Ruang 4.1. Pengertian, notasi,dan operasi pada ektor Vektor merupakan istilah untuk menyatakan besaran yang mempunyai arah. Secara geometris, ektor dinyakan dengan segmen-segmen

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1 1. Koordinat Cartesius Sistem koordinat Cartesius terdiri dari dua garis yang saling tegak lurus yang disebut sumbu Sumbu horizontal disebut sumbu X dan sumbu vertikal disebut sumbu Y Tiap sumbu mempunyai

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Msayyanah, S.ST, MT . ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang ckp dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satan). Contoh

Lebih terperinci