Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai limit fungsi, kekontinuan fungsi, derivatif fungsi dengan satu peubah. Secara umum pengertian ini disajikan dan terangkum dalam Kalkulus I dan II ang lazim disebut Matematika Dasar. Setelah mempelajari modul ini, para pengguna modul ini diharapkan mampu memahami pengertian-pengertian dan sifat-sifat ang berkaitan dengan fungsi dua peubah atau lebih, antara lain mengenai kekontinuan dan derivatif. Secara lebih terperinci, setelah mempelajari modul ini diharapkan : a. mampu menjelaskan pengertian limit dan kekontinuan fungsi peubah banak; b. dapat menjelaskan pengertian derivatif parsial; c. terampil menghitung limit fungsi peubah banak; d. terampil menentukan derivatif fungsi peubah banak.

2 1. Kalkulus III P Kegiatan Belajar 1 Fungsi Peubah Banak ada kegiatan belajar ini dibahas fungsi dari R ke R beserta sifat-sifat ang berlaku pada fungsi tersebut. Sebagaimana diketahui R merupakan ruang produk (product space) antara ruang R dengan dirina a, b dengan sendiri, ang merupakan himpunan semua elemen berbentuk a, b R. Diambil ruang bagian D R dan didefinisikan fungsi f, f : D R dengan rumus f f ( x,, ( x, D, sehingga nilai fungsi f bergantung kepada nilai x dan ang diberikan, fungsi f tersebut dikenal sebagai fungsi dengan peubah dua, atau secara umum disebut fungsi peubah banak, dalam hal ini peubahna disimbolisasi dengan x dan ang masingmasing merupakan peubah real. Selanjutna dibahas pula fungsi dari R ke R beserta berbagai sifat ang berlaku pada fungsi tersebut. LIMIT DAN KEKONTINUAN Pada bagian ini dibahas pengertian limit fungsi, namun sebelumna didefinisikan terlebih dahulu pengertian jarak dua titik dan persekitaran (neighborhood) suatu titik pada R (elemen ruang R juga biasa disebut titik), selanjutna pengertian ini dapat dikembangkan untuk R., x, dalam R didefinisikan Untuk sebarang dua titik ( x ) dan 1 1 pengertian jarak kedua titik tersebut, disimbolkan dengan d, sebagai 1 1 d x x + (1.1) Selanjutna berdasarkan pengertian jarak tersebut, untuk sebarang titik x, dalam R didefinisikan pengertian persekitaran (neighborhood) ( ) titik ( x, ) dengan jari-jari δ, disimbolkan dengan N ( x, ) suatu himpunan bagian dalam R dengan (, ) (, ) δ { δ } N x x R x x + < sebagai δ (1.)

3 MATA410/MODUL 1 1. Definisi 1.1 Fungsi f, f : R R dikatakan mempunai nilai limit untuk ( x, ( x, ), dengan ( x, ) R jika terdapat bilangan real A sehingga untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0, sehingga untuk setiap ( x, N ( x, ) berlaku (, ) δ f x A < ε dan biasa ditulis sebagai lim f ( x, A (1.) ( x, ( x, ) D Jika fungsi dimaksud pada Definisi 1.1 terdefinisi pada daerah (region) R x, tersebut di atas harus merupakan titik limit maka titik daerah (region) D, aitu untuk setiap δ > 0 berlaku ( Nδ [ x0, 0 ] \ { x0, 0} ) D. Dengan demikian, ( 0, 0 ) ( x ) C 0, 0 D Contoh 1.1 : x D atau, dengan C D merupakan batas (boundar dari daerah D. x Buktikan lim 0. ( x, ) ( 0,0 ) x + Bukti : Pada contoh ini fungsi f, f ( x, x x + terdefinisi pada kecuali untuk ( x, ) ( 0,0). Dengan demikian, mudah diperlihatkan bahwa titik ( 0,0 ), merupakan titik limit domain fungsi f. Berdasarkan Definisi 1.1 untuk sebarang ε > 0 diberikan harus dibuktikan adana δ > 0 (bergantung pada ε ) sehingga untuk setiap (, ) x, 1 R x + < δ berlaku x x + < ε

4 1.4 Kalkulus III Karena berarti + dan x ( x ), ( x ) x x x , x x x + x + x x + ( x + ) 1 1 ( x + ) x + ( x + ) 1 x + + ( x ) 1 Dengan demikian, apabila diambil δ < ε, didapat f ( x, x 1 x + x + < δ < ε Jadi, terbukti bahwa: x lim 0 ( x, ( 0,0) x + Contoh 1. : x Tentukan nilai limit lim jika ada. ( x, ) ( 0,0 ) x + Penelesaian : Ditinjau nilai limit sepanjang sumbu x, 0, untuk fungsi f dengan df du + dv u v u u v v dx + d + dx + d u v u v u v + dx d u v + + u v Dan nilai limit sepanjang sumbu, x 0, untuk fungsi f tersebut adalah ( lim ) (0, ) ( lim f 0, 0,, ) ( 0,0) 1

5 MATA410/MODUL Dari kedua hasil di atas terbukti bahwa x lim ( x, ( 0,0) x + ternata tidak mempunai nilai. Contoh 1.: Tentukan nilai limit Penelesaian : Sepanjang garis x diperoleh u x + sepanjang garis x. x x x 0 lim lim lim 0 ( x, ( 0,0 ) ( x, x) ( 0,0 ) ( x, x) ( 0,0) x + x + x x Berdasarkan definisi persekitaran (neighborhood) titik (, ) x, Definisi 1.1 dapat pula ditulis sebagai berikut. Fungsi bernilai real f terdefinisi pada daerah (region) x, x, D R, x, dikatakan mempunai nilai limit untuk dengan merupakan titik limit daerah (region) D, jika terdapat bilangan real A sehingga untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga untuk setiap (, ), 1 x D x x0 + 0 < δ Selanjutna berdasarkan pengertian limit di atas didefinisikan x,. kekontinuan fungsi f pada suatu titik berlaku f ( x, A < ε. Definisi 1. Fungsi bernilai real f terdefinisi pada daerah (region) D R dikatakan x, D x, merupakan titik limit kontinu di titik, dengan daerah (region) D, jika untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga untuk setiap ( x, D, (, ) (, ) f x f x < ε. 1 x x0 + 0 < δ berlaku

6 1.6 Kalkulus III Definisi 1. dapat ditulis sebagai berikut. Fungsi bernilai real ƒ terdefinisi pada daerah (region) D R dikatakan x, D jika dipenuhi kontinu di titik ( ) lim f ( x, f ( x, ) ( x, ( x, ) (1.4) Contoh 1.4 : Gunakan Definisi 1. untuk membuktikan fungsi ƒ, dengan rumus 5x + f ( x, kontinu di titik ( 4,1 ). x Bukti : Fungsi f di atas terdefinisi pada ruang R, kecuali pada garis x, sehingga untuk sebarang ε > 0 diberikan, didapat: 5x f ( x, f ( 4,1) x 4 1 5x + 7 x x + 8 x x x x x x x x x Untuk < x < 5, 0 < < pastilah x > 1 sehingga diperoleh x 4 1 f ( x, f ( 4,1) + 8 x x x x x < x

7 MATA410/MODUL Dengan mengambil ( x ) ( ) ( x ) ( ) 1 {( x ) ( ) } < 10δ (, ) ( 4,1) f x f Terbukti fungsi ε δ < diperoleh 10 < 10δ < ε 5x + f, f ( x) x kontinu di titik (4,1). Sifat-sifat ang berlaku pada kekontinuan fungsi diungkapkan pada teorema di bawah ini. Teorema 1. Misalkan f dan g masing-masing merupakan fungsi bernilai real dan terdefinisi pada daerah (region) D R jika fungsi f dan g masing- x, D maka : masing kontinu di titik ( ) a. fungsi f + g juga kontinu di ( x0, 0 ) b. fungsi fg juga kontinu di ( x, ) g x, 0, fungsi c. jika f g juga kontinu di ( x, ) Bukti : Diketahui bahwa fungsi ƒ dan g masing-masing kontinu di titik ( x0, 0 ) berarti ( x0, 0 ) merupakan titik limit daerah (region) D, dan dipenuhi lim f ( x, f ( x, ) dan lim g ( x, g ( x, ) ( x, ( x, ) x, x, a. Ditinjau nilai limit : lim f ( x, g ( x, lim f ( x, ) lim g x, ( x, ( x, ) + + ( x, ( x, ) ( x, ( x, ) f ( x0, 0 ) + g ( x0, 0 ) Terbukti bahwa fungsi ƒ + g kontinu di ( x, ).

8 1.8 Kalkulus III b. Ditinjau nilai limit : lim,, lim, lim,,, f x g x x x ( x, ( x, ) f x g x x, x, f ( x0, 0 ) g ( x0, 0 ) Terbukti bahwa fungsi fg kontinu di ( x0, 0 ). c. Diketahui bahwa ( 0, 0 ) 0 lim f ( x, f x, ( x, ( x0, 0 ) lim ( x, ( x0, 0 ) g ( x, lim g ( x, Terbukti bahwa fungsi (Bukti selesai) g x, selanjutna ditinjau nilai limit : ( x, ( x, ) ( 0, 0 ) (, ) f x g x f g kontinu di (, ) x. Suatu fungsi bernilai real ƒ terdefinisi pada suatu daerah (region) D R, dikatakan kontinu pada daerah (region) D jika untuk setiap x, D x,. diketahui bahwa fungsi ƒ kontinu di Pengertian limit dan kekontinuan fungsi bernilai real terdefinisi pada dapat dikembangkan untuk fungsi bernilai real terdefinisi pada R dengan jalan menggeneralisasikan pengertian jarak dan persekitaran (neighborhood).,, x,, z dalam R, Untuk sebarang dua titik ( x z ) dan pengertian jarak kedua titik tersebut didefinisikan dengan: d ( x1 x ) ( 1 ) ( z1 z ) dan untuk sebarang titik ( x0, 0, z 0 ) dalam titik (,, ) + +, x z dengan jari-jari δ didefinisikan dengan: 0 R R, persekitaran (neighborhood) Nδ ( x0, 0, z0 ) ( x,, z) R ( x x0 ) + ( 0 ) + ( z z0 ) < δ Selanjutna Definisi 1.1 dan Definisi 1. dikembangkan menjadi dua definisi di bawah ini.

9 MATA410/MODUL Definisi 1.4 Fungsi f, f : R R, dikatakan mempunai nilai limit untuk ( x,, z) ( x,, z ), dengan (,, ) 0 x z R jika terdapat bilangan 0 real A sehingga untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga untuk setiap ( x,, z) Nδ ( x0, 0, z0 ) berlaku (,, ) sebagai lim f ( x,, z) A. x z x z,, 0, 0, 0 f x z A < ε dan biasa ditulis Definisi 1.5 Fungsi bernilai real f terdefinisi di daerah (region) D R dikatakan x,, z D x,, z merupakan titik limit kontinu di titik, dengan Definisi 1.5 dapat pula ditulis sebagai berikut. Fungsi bernilai real ƒ terdefinisi pada daerah (region) D R dikatakan x,, z D jika dipenuhi kontinu di titik ( 0 ) lim f ( x,, z) f ( x,, z ) ( x,, z) ( x,, z ) 0 (1.5) 0 Contoh 1.5 : Buktikan bahwa fungsi bernilai real ƒ terdefinisi pada f ( x,, z) 0 kontinu di titik ( 0,0,0 ). 0 daerah (region) D, jika untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga untuk setiap ( x z),, D, ( 0 ) ( 0 ) ( 0 ) berlaku (,, ) (,, ) 1 x x + + z z < δ f x z f x z < ε 0 x + z x + + z 0,, 0,0,0 ( x,, z) ( 0,0,0) ( x z) R dengan,

10 1.10 Kalkulus III Bukti : Untuk membuktikan fungsi f tersebut di atas kontinu di ( 0,0,0 ) cukup dibuktikan bahwa lim f ( x,, z) 0 ( x,, z) ( 0,0,0) Berdasarkan Definisi 1.4 untuk sebarang ε < 0 diberikan harus dibuktikan adana 0 δ > (bergantung pada ε ) sehingga untuk 1 x + z x + + z < ε x + z x + z x + + z x + + z x x + + z z x + + z 1 1 Karena x ( x z ), ( x z ) dan 1 z x + + z maka diperoleh ( x + + z ) ( x + + z ) x + z x + + z x + + z Dengan mengambil x + z x + + z ( x + + z )( x + + z ) x + + z ( x z ) δ 1 δ <, ε diperoleh δ < ε Terbukti bahwa fungsi ƒ di atas kontinu di ( 0,0,0 ). x + + z berlaku 1

11 MATA410/MODUL LATIHAN 1) ) ) 4) Tentukan nilai limit berikut ini. x lim ( x, ( 0,0) x + lim 4 4 x sepanjang kurva ( x, ( 0,0 ) 4 ( x + ) 5 x + ( x ) lim ( x, ( 0,0) ( x + ) lim f x, ( x, ( 0,0), jika f ( x, 5) Jika diberikan (, ) sin ( x x. 0 0 atau x 1 0 < < x x 0 f x x x 0 maka tentukan titik diskontinu fungsi f tersebut. 1 x f x, e dan x 6) Jika diberikan, tentukan f (, ) x untuk x, agar fungsi f kontinu di mana-mana. 5x + 7) Jika f ( x,, tinjau apakah fungsi f tersebut kontinu di titik x (4,1). 8) Jika Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! x + x f ( x,, tinjau apakah fungsi f tersebut kontinu x + di titik (1,). 9) Jika diberikan fungsi f ( x, x x + 0 x + 0, 0,0 ( x

12 1.1 Kalkulus III tinjaulah apakah fungsi f kontinu di (0,0). 10) Jika diberikan fungsi 0 0 atau x f ( x, 4 ( x 0 < < x x tinjau apakah fungsi f tersebut kontinu di titik (0,0). Petunjuk Jawaban Latihan 1) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva x. ) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva x. ) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva x. 4) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva x. 5) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva 1 dan x x 6) Lihat Contoh 1.. Tinjau dari sepanjang kurva x. 7) Lihat Contoh ) Lihat Contoh ) Tinjau dari sepanjang kurva x. Gunakan sarat kekontinuan suatu fungsi seperti pada Kalkulus I. 10) Tinjau dari sepanjang kurva x. Gunakan sarat kekontinuan suatu fungsi seperti pada Kalkulus I. D RANGKUMAN Fungsi bernilai real f (, ) x terdefinisi pada daerah (region) R, dikatakan mempunai nilai limit untuk ( x ( x0 0 ) dengan (, ),,, x merupakan titik limit daerah (region) D jika terdapat bilangan real A sehingga untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0, sehingga untuk setiap ( x, D, f ( x, A ε < dan biasa ditulis lim (, ) 1 x x0 + 0 < δ, berlaku x, 0,0 f x A Fungsi f di atas dikatakan kontinu di titik (, ) x jika dipenuhi

13 MATA410/MODUL lim f x, f x0, 0 ( x, ( x0, 0 ) Pengertian-pengertian di atas dapat digeneralisasikan untuk fungsi f x, dan dengan peubah lebih dari dua. Jika fungsi bernilai real g ( x, ) masing-masing terdefinisi pada daerah (region) D R (, ) dan x merupakan titik limit daerah (region) D maka pengertian limit fungsi di atas memenuhi sifat-sifat berikut. (1) () ( ) lim α f x, + β g x, ( x, ( x, ) α lim f x, + β lim g x, ( x, ( x0, 0 ) ( x, ( x0, 0 ) dengan α, β bilangan real sebarang lim f x, g x, ( x, ( x, ) lim f x, lim g x, ( x, ( x, ) x, x, () Jika g ( x, 0 pada suatu persekitaran (neighborhood) titik ( x, ) maka lim f x, f ( x, ( x, ( x0, 0 ) lim ( x, ( x0, 0 ) g ( x, lim g( x, ( x, ( x, ) lim, 0 dengan g ( x x, x, TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! 1) Fungsi ƒ (x, bernilai real terdefinisi pada daerah (region) D. lim f ( x, ada artina jika. ( x, ( x, ) A. ( 0, 0 ) B. ( 0, 0 ) C. ( 0, 0 ) D. ( 0, 0 ) E. (, ) x merupakan anggota daerah (region) D x merupakan titik dalam (interior point) daerah (region) D x merupakan titik-titik limit daerah (region) D x berada pada batas (boundar dari daerah (region) D x merupakan titik terasing (isolated point) daerah (region) D

14 1.14 Kalkulus III ) Jika diberikan fungsi f ( x, x x + maka lim f ( x, x, 0,0 A. tidak mempunai nilai karena ƒ (0,0) tidak terdefinisi B. tidak mempunai nilai meskipun (0,0) merupakan titik limit domain fungsi ƒ C. titik (0,0) merupakan titik limit domain fungsi ƒ, dan nilai limitna 0 D. titik (0,0) merupakan titik limit domain fungsi ƒ, dan nilai limitna E. tidak mempunai nilai, karena (0,0) merupakan titik terasing dari domain fungsi ƒ x ) Nilai lim adalah. ( x, ) ( 0,0 ) x + A. -1 B. 0 C. 1 D. E. tidak mempunai nilai 4) Fungsi f ( x, ) bernilai real terdefinisi pada daerah (region) D, dikatakan kontinu di ( x0, 0 ),( x0, 0 ) D jika. A. lim f ( x, mempunai nilai B. ( x, ( x, ) lim f x, ( x, ( x, ) f ( x, ) C. fungsi f (, ) D. fungsi f (, ) E. fungsi f ( x, ) terdiferensial di titik ( x, ) x terdiferensial parsial terhadap x x terdiferensial parsial terhadap. 4 x + x + x 5) Nilai lim ( x, ) ( 0,0 ) ( x + ) A. 1 B. C. -1 adalah

15 MATA410/MODUL D. E. 0 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Tingkat penguasaan Jumlah Jawaban ang Benar 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: % baik sekali 80-89% baik 70-79% cukup < 70% kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian ang belum dikuasai.

16 1.16 Kalkulus III P Kegiatan Belajar Derivatif Parsial ada bagian ini dibahas pengertian derivatif parsial fungsi peubah banak, khususna untuk fungsi dengan dua peubah bebas. Misalkan, f suatu fungsi bernilai real terdefinisi pada suatu daerah (region) D R. Dengan demikian, f merupakan fungsi dengan dua buah peubah bebas, namakan kedua peubah tersebut x dan, sehingga biasa ditulis f f x,. Jika dianggap sebagai konstanta, dengan demikian f merupakan fungsi x saja maka dapat ditentukan derivatif fungsi f terhadap f ( x + h, f ( x, x, aitu jika lim mempunai nilai. Nilai limit tersebut h 0 h disimbolkan dengan dan disebut derivatif parsial fungsi f terhadap x, ( +, ) (, ) f x h f x lim (1.6) h 0 h Dengan cara ang sama dapat ditentukan (jika ada) derivatif fungsi f terhadap, dengan menganggap peubah x sebagai konstanta, aitu f ( x, + k) f ( x, lim (1.7) k 0 k ang disebut derivatif parsial fungsi f terhadap. Contoh 1.6 : Tentukan dan jika diberikan f x, x 1 x. Penelesaian : 1 ( 1 x ).( x) 1 + x 1 x

17 MATA410/MODUL x 1 x. 1 x + 1 x Selanjutna derivatif parsial dari dan disebut derivatif parsial orde dua dari fungsi f, dan terdapat empat buah derivatif parsial orde dua dari f aitu: x Berikut ini diperlihatkan bahwa (, ) (, ) x x f x ( x + h, ( x, lim h 0 h 1 f ( x + h, + k ) f ( x + h, f ( x, + k ) f ( x, lim lim lim h 0 h k 0 k k 0 k 1 lim lim,,,, h k 0 hk { f ( x h k ) f ( x h f ( x k ) f ( x } 1 lim lim,,,, k h 0 kh { f ( x h k ) f ( x k ) f ( x h f ( x }

18 1.18 Kalkulus III ( +, + ) (, + ) ( +, ) (, ) 1 f x h k f x k f x h f x lim lim lim k 0 k h 0 h h 0 h ( x, + k ) ( x, lim k 0 k ( x, ( x, x Contoh 1.7 : Tentukan derivatif parsial orde dua fungsi f jika diberikan (, ) f x x e x +. Penelesaian: x, x e x ( x, x x e x ( x, 6 + e x (, ) (, ) x f x x ( x, x 5 x e + x e x + ( x 1) e x x x 4 x 6xe + 9x e x x e x

19 MATA410/MODUL Contoh 1.8 : Tentukan derivatif parsial orde dua fungsi f, jika diberikan (,, ) + + f x z x z z x Penelesaian: x + z x + z + xz z z x z x x z z z x z z Berdasarkan definisi derivatif parsial fungsi peubah banak, seperti disajikan dengan persamaan (1.6) dan (1.7) maka berbagai sifat ang berlaku pada derivatif fungsi dengan satu peubah bebas juga berlaku di sini. Dengan demikian diperoleh berbagai rumus, sebagaimana diungkapkan di bawah ini. f f x, g g x, Jika diberikan fungsi bernilai real dan masing-masing terdefinisi pada daerah (region) D R maka berlaku sifatsifat berikut ini. ( x, g ( x, (1) f ( x, g ( x, + +

20 1.0 Kalkulus III (, ) (, ) x g x f ( x, g ( x, + + () x, g x, f x,. g x, g ( x, f ( x, + x, g x, f ( x,, g ( x, g ( x, f ( x, + () Jika untuk setiap ( x, D, (, ) 0 g ( x, f ( x, ), g ( x, g ( x, g x maka f x, g x, x x, g x, g ( x, f ( x, f x, g ( x, g ( x, ARTI GEOMETRI DERIVATIF PARSIAL Sebagaimana derivatif (derivatif biasa) fungsi dengan satu peubah bebas ( 0 ) mempunai arti geometri, aitu nilai derivatif fungsi f di 0, df x x dx, x, dengan menatakan gradien garis singgung kurva f ( x) f ( x ) di titik maka derivatif parsial suatu fungsi dengan dua peubah bebas juga mempunai arti geometri. Misal diberikan fungsi bernilai real f, z f ( x, dengan peubah bebas x, dan peubah tak bebas z, mempunai luasan S sebagaimana diungkapkan pada gambar berikut ini.

21 MATA410/MODUL (a) Jika diambil titik ( 0, 0, 0 ) (,, ) 0 (b) Gambar 1.1 P x z pada luasan S maka melalui titik P x z dapat dibuat bidang datar 0 sejajar bidang xo (lihat Gambar 1.1.(a)), ang memotong luasan S menurut kurva merupakan garis singgung kurva melalui titik (,, ) Γ di titik (,, ) x 0 P x0 0 z 0 dibuat bidang datar x x0 Γ x dengan l x P x z. Demikian pula sejajar bidang oz, (lihat Gambar 1.1.(b)), ang memotong luasan S menurut kurva Γ dengan

22 1. Kalkulus III l merupakan garis singgung kurva melalui garis l x dan singgung luasan S di titik (,, ) Γ di titik (,, ) P x z. Selanjutna 0 l dibuat bidang datar δ ang merupakan bidang P x z. 0 Jika cos α, cos β, cosγ merupakan cosinus arah garis normal bidang singgung δ maka bidang singgung tersebut mempunai persamaan berbentuk. cosα x x + cos β + cosγ z z 0 (1.8) 0 Karena bidang singgung δ tidak sejajar sumbu z, berarti cosγ 0 dan jika kedua ruas persamaan di atas dibagi dengan cos γ, maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai z z A x x + B (1.9) 0 cosα dengan A dan cosγ parameter ang harus ditentukan nilaina. cos β B, dan masing-masing merupakan cosγ Jika pada persamaan (1.9) diambil 0 maka diperoleh z z A x x (1.10) ang merupakan persamaan garis l x aitu perpotongan bidang singgung δ dengan bidang datar 0. Sedangkan kurva Γ x (lihat Gambar 1.1.(a)) mempunai persamaan z f x, (1.11) Karena 0 l merupakan garis singgung kurva Γ x di titik P( x,, z ) x 0 maka berdasarkan pengertian geometri dari derivatif, dengan menganggap sebagai konstanta, diperoleh hubungan ( x0, 0 ) A (1.1) Dengan cara ang sama, jika pada persamaan (1.9) diambil x x0 maka diperoleh

23 MATA410/MODUL 1 1. z z B (1.1) ang merupakan persamaan garis l, aitu perpotongan bidang singgung δ dengan bidang datar x x0. Sedangkan kurva Γ (lihat Gambar 1.1.(b)) mempunai persamaan z f x (1.14) karena x 0, l merupakan garis singgung kurva Γ di titik (,, ) P x z maka 0 berdasarkan pengertian geometri dari derivatif, dengan menganggap x sebagai konstanta, diperoleh hubungan ( x0, 0 ) B (1.15) Dengan demikian persamaan (1.9), bidang singgung luasan S di titik P x,, z, dapat ditulis sebagai 0 ( 0, 0 ) 0, 0 f x f x z f ( x0, 0 ) + x x0 0 + (1.16) dan garis normalna mempunai bilangan arah (gradien) ( x0, 0 ) ( x0, 0 ),, 1 (1.17) Garis normal bidang singgung luasan S, z f ( x, di titik P( x0, 0, z 0 ) biasa disebut garis normal luasan S di titik P( x,, z ). Contoh 1.9 : Jika diberikan luasan S dengan persamaan a. persamaan bidang singgung di titik (,, 0); b. cosinus arah normal di titik tersebut. 0 z x + maka tentukan:

24 1.4 Kalkulus III Penelesaian : Diberikan persamaan luasan (, ) f x x + sehingga 4x dan 6 dengan demikian (,) 1 dan (,) z x +, atau dapat ditulis 1 sehingga persamaan bidang singgung luasan z x + di titik (,, 0) adalah z 0 + 1(x ) + 1( ). Untuk menentukan cosinus arah garis normal di titik (,, 0), terlebih dahulu ditentukan nilai ( x0, 0 ) ( x0, 0 ) k ( 1) 1 (1.18) z f x, x + Dengan demikian, cosinus arah garis normal luasan di titik P( x0, 0, z0 ) P(,,0) ( x, ) ( x0, 0 ) aitu, Contoh 1.10 : adalah 1,, k k k 1 1 1,, Diberikan luasan S1, z f1 ( x, ( x + ), dan 17 1 luasan S, z f ( x, ( x ) (1.19)

25 MATA410/MODUL Tunjukkan bahwa kedua garis normal luasan S 1 dan S di setiap titik pada kurva perpotonganna saling tegak lurus. Penelesaian : Kurva perpotongan kedua luasan S 1 dan S adalah ( ) 17 1 ( x + x + ) atau x Jika ( x0, 0, z 0 ) sebarang titik pada perpotongan kedua luasan S 1 dan S, aitu lingkaran x luasan S 1 dan + 1 maka untuk membuktikan kedua garis normal S di titik (,, ) x z saling tegak lurus cukup ditunjukkan 0 bahwa 1 ( x0, 0 ) ( x0, 0 ) 1 ( x0, 0 ) ( x0, 0 ) (1.0) (, ) 1 x0 0 4x0 ( x0, 0 ) 1 x 4 0 (, ) x 1 4 x0, Dengan demikian, diperoleh 1 ( x0, 0 ) ( x0, 0 ) 1 ( x0, 0 ) ( x0, 0 ) karena x 1 1 4x0 x x DIFERENSIAL FUNGSI PEUBAH BANYAK Pada bagian ini dibahas pengertian diferensial fungsi peubah banak, namun untuk mengingatkan pengertian diferensial fungsi terlebih dahulu diulang pengertian diferensial fungsi dengan satu peubah bebas. Jika f merupakan fungsi bernilai real dengan peubah bebas x maka fungsi f dikatakan terdiferensial di x, jika untuk suatu persekitaran (neighborhood) x terdapat bilangan real C sehingga dipenuhi

26 1.6 Kalkulus III x 0 f x + x f x C x lim 0 x (1.1) dan dari persamaan di atas dapat diturunkan f ( x + x) f ( x) lim C x 0 x. ang berarti fungsi f mempunai derivatif di x dengan nilai f ( x) C Diferensial f, disimbolisasi dengan df atau df ( ; ) persamaan (1.1), aitu: x 0 ( + ) ( ; ) f x x f x df x dx lim 0 x x dx, didefinisikan dari dengan demikian, diperoleh hubungan: ' df x; dx f x dx (1.) Selanjutna, jika f suatu fungsi bernilai real dengan dua peubah bebas x dan maka sejalan dengan uraian di atas didefinisikan pengertian diferensial fungsi f, seperti diungkapkan dengan definisi berikut ini. Definisi 1.6 Fungsi f bernilai real dengan dua peubah bebas x dan dikatakan x, jika terdefinisi pada suatu persekitaran terdiferensial di (neighborhood) ( x, ) berlaku dan terdapat bilangan real A dan B sehingga f x + x, + f x, A x + B lim 0 ( x, ( 0,0) x + (1.) dan diferensial fungsi f, df ( x, ; dx, d ), didefinisikan dengan df ( x, ; dx, d Adx + B d (1.4) Dengan mengambil 0, x 0 ( dianggap konstan) persamaan (1.) menjadi

27 MATA410/MODUL f x + x, f x, A x lim 0 ( x,0) ( 0,0) x atau f ( x + x, f ( x, lim A ( x,0) ( 0,0) x atau ( x, A fx ( x, dan dengan mengambil x 0, 0 (x dianggap konstan) persamaan (1.) menjadi f x, + f x, B lim 0 ( 0, ( 0,0) ang berarti f x f x lim ( 0, ( 0,0) atau ( x, (, + ) (, ) B f x (, ) B Dengan demikian, persamaan (1.4) dapat ditulis sebagai f ( x, f ( x, df ( x, ; dx, d dx d + (1.5) Teorema 1.7 Diberikan fungsi bernilai real f, f (, ) R (region) D dan titik ( x0, 0 ) D ( x, ) maka fungsi f kontinu di (, ) x0 0. x, terdefinisi pada daerah. Jika fungsi f terdiferensial di Bukti : Didefinisikan fungsi (, ) u h k dengan

28 1.8 Kalkulus III (, ) u h k jika ( h, k ) ( 0,0). ( +, + ) ( + ) f x h k Ah Bk h + k (1.6) Dengan mengambil h x, k dan berdasarkan persamaan (1.) diperoleh f ( x + h, + k ) f ( x, ( Ah + Bk ) lim u ( h, k ) lim 0 ( h, k ) ( 0.0 ) ( h, k) ( 0,0) h + k Dari persamaan (1.6) diperoleh f ( x + h, + k ) f ( x, Ah + Bk + u ( h, k ) h + k dan untuk ( x, ( x, ) D persamaan di atas menjadi dan ( +, + ) (, ) + + (, ) + f x h k f x Ah Bk u h k h k lim f x + h, + k f x, ( h, k ) ( 0,0) lim Ah + Bk + u ( h, k ) h + k ( h, k ) ( 0,0) atau lim f x + h, + k f x, ( h, k ) ( 0,0) Terbukti bahwa f kontinu di (, ) (Bukti selesai) Contoh 1.11 : x. Tentukan diferensial fungsi f di titik ( x, ) ( 1, ) f ( x, x + x + 1 Penelesaian: f x, x + x + 1 Diketahui ( x, 6x +, jika diberikan

29 MATA410/MODUL ( 1, ) x, ( 1, ) x + 4x Dengan demikian, ( x, ( x, df ( x, ; dx, d dx + d dan ( 6 ) ( 4 ) x + dx + x + x d ( 1, ) ( 1, ) df ( 1,; dx, d dx + d 0 dx + 11 d Pengertian diferensial fungsi peubah banak sebagaimana diungkapkan dengan Definisi 1.6 juga berlaku untuk fungsi dengan n buah peubah bebas x1, x,..., x n. Sehingga untuk fungsi bernilai real f f ( x1, x,..., xn ), diferensial f ang disajikan dengan persamaan (1.5) menjadi df dx1 + dx dxn (1.7) 1 Selanjutna, jika diberikan fungsi bernilai real u u( x, dan v v( x, masing-masing terdefinisi dan mempunai derivatif parsial terhadap x maupun pada suatu daerah (region) D R maka berlaku sifat-sifat berikut ini. (1) d ( u + v) du + dv (1.8) Bukti : ( u + v) ( u + v) d ( u + v) dx + d n

30 1.0 Kalkulus III u v u v + dx d + + u u v v dx + d + dx + d du + dv () d ( uv) u dv + v du (1.9) Bukti : ( uv) ( uv) d ( uv) dx + d u v u v v + u dx v u d + + u v u v v dx + u dx + v d + u d v v u u u dx + d + v dx + d u dv + v du (, ),, 0 maka berlaku () Jika untuk setiap x D v( x u v du u dv d v v Bukti : u u u d dx d v v + v u v u v v u v u dx + d v v u v u v v dx u dx + v d u d v (1.0)

31 MATA410/MODUL u u v v v dx + d u dx d + v v du u dv v Selanjutna jika u u( x, dan v v( x, fungsi terdiferensial terhadap peubah x dan, dan f f ( u, v) masing-masing merupakan merupakan fungsi terdiferensial terhadap u dan v maka berlaku: f f df du dv u + v (1.1) Bukti : df du + dv u v u u v v dx + d + dx + d u v u v u v + dx d u v + + u v Dengan demikian, persamaan (1.1) dapat ditulis sebagai u v u v df + dx d u v + + u v (1.) Contoh 1.7 : Jika diberikan z ln ( x ) + maka tentukan dz. Penelesaian : Misalkan, u x + sehingga z ln Berdasarkan persamaan (1.) diperoleh z u z u dz dx + d u u u.

32 1. Kalkulus III 1 1 x dx + d u u x dx + d x + LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Tentukanlah nilai f ( 0, e) f x, e x ln. x dan f ( 0, e) jika x ) Tentukan diferensial f ( x, ) jika f ( x, e x sin ( x ) Tentukan derivatif parsial orde dua fungsi f jika sin x x 0 f ( x, x x < 0 x + x 4) Tunjukkanlah jika u x + maka dipenuhi u u u x x diberikan 5) Tentukanlah derivatif parsial orde dua fungsi f jika a. f ( x x, ln x + f x, x cos + sin x b. c. f ( x, x d. f ( x,, z) ( x + ( + z)( z + x) e. f ( x,, z) sin ( x + z ) 6. Tunjukkanlah jika 1 u x + + z maka dipenuhi

33 MATA410/MODUL 1 1. u u u z 7) Jika diberikan fungsi f, (, ) 0,0 0,0 tunjukan bahwa. x ( x ) x f x x + 0, 0,0 8) Tentukan persamaan bidang singgung luasan x x 7z 1 0 1,1, di titik 9) Buktikan bahwa bola berpotongan saling tegak lurus. x + + z 16 dan ( x, ( 0,0) ( x x + + z Petunjuk : Dua buah luasan dikatakan berpotongan saling tegak lurus jika garis normal kedua luasan di setiap titik pada kurva perpotonganna saling tegak lurus x z x 10) Jika diberikan u f, dengan f fungsi sebarang, buktikan x xz u u u bahwa x + + z 0. z Petunjuk Jawaban Latihan f f 1) Lihat Contoh 1.6, dengan fx, f. f f ) Lihat Contoh 1.6, dengan fx, f. ) Lihat Contoh ) Lihat Contoh ) Gunakan persamaan (1.16).

34 1.4 Kalkulus III 9) Lihat Contoh 1.10, terlebih dahulu tentukan luasan bola 1 dan bola. u v w 10) Diketahui apabila u f ( v, w) maka +. v w RANGKUMAN Fungsi f (, ) x bernilai real terdefinisi pada daerah (region) D R, dikatakan terdiferensial parsial terhadap x dan jika ( x, f ( x + h, f ( x, lim mempunai nilai, dan h 0 h (, ) (, + ) (, ) x f x k f x lim mempunai nilai. k 0 k Jika fungsi-fungsi f ( x, ) dan (, ) terhadap x dan maka dipenuhi sifat-sifat : x, g x, (1) f ( x, g ( x, + + g x di atas terdiferensial parsial (, ) (, ) x g x f ( x, g ( x, + + () x, g x, f x, g x, g ( x, f ( x, + x, g x, f ( x, g ( x, g ( x, f ( x, + () Jika g ( x, 0 untuk setiap ( x, D (, ) g ( x, f ( x, g ( x, g ( x, g ( x, f ( x, ), g ( x, g ( x, maka f x, g x, x f x, g x, x

35 MATA410/MODUL Fungsi f (, ) dengan ( 0, 0 ) terdiferensial di (, ) berlaku x terdefinisi pada suatu daerah (region) D R x merupakan titik limit himpunan D, dikatakan x jika terdapat bilangan real A dan B sehingga f x + x, + f x, A x + B lim 0 ( x,0) ( 0,0) x + Mudah diperlihatkan bahwa f x + x, f x, x, A lim ( x,0) ( 0,0) x x f x, + f x, x, B lim ( 0, ( 0,0) dan diferensial fungsi f didefinisikan sebagai ( x, ( x, df ( x, ; dx, d dx + d Diberikan fungsi f ( x, ) terdefinisi pada daerah (region) D R dengan ( 0, 0 ) terdiferensial di titik ( x, ) maka fungsi f ( x, ) kontinu di (, ) x merupakan titik limit daerah (region) D. Jika fungsi f x. TES FORMATIF Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! 1) Jika diberikan fungsi ( x, f x, x 1 x maka ( x, dan terdefinisi. A. untuk semua (x, B. untuk semua pasangan x dan bernilai positif C. untuk semua pasangan x dan bernilai negatif D. untuk semua (x, dalam lingkaran terbuka dengan pusat (0,0) dan radius 1 E. untuk semua (x, dalam lingkaran tertutup dengan pusat (0,0) dan radius 1

36 1.6 Kalkulus III ) Jika diberikan fungsi mempunai nilai. A. e B. 1 e C. 6e D. 15e E. e f x x e x, +, maka ( 1, 1) ) Jika diberikan fungsi f ( x, x +, maka bilangan arah garis normal luasan fungsi f di titik (,, f (,)) adalah. A.,,0 B. 1,1,-1 C. 1,1,1 D ,, E ,, ) Jika diberikan fungsi titik (,1) adalah. A. 14 dx 0 d B. 0 dx 14 d C. 14 dx + 0 d D. 0 dx + 14 d E. 14 dx 0 d f ( x, x + x + 1 maka diferensial f di 5) Jika diberikan fungsi f ( x, ln ( x ) adalah. A. x dx + d B. x dx + d C. x dx + x + x + d + maka diferensial f

37 MATA410/MODUL D. E. x dx + x + x + dx + x + x + d d Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar. Tingkat penguasaan Jumlah Jawaban ang Benar 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: % baik sekali 80-89% baik 70-79% cukup < 70% kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul berikutna. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar, terutama bagian ang belum dikuasai.

38 1.8 Kalkulus III Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1) C ) C ) E 4) B 5) B Tes Formatif 1) E ) A ) B 4) C 5) C

39 MATA410/MODUL Daftar Pustaka Salas, SL & Hille, E. (198). Calculus One and Variables. (Part II). 4 th Edition. New York: John Wile and Sons. Talor, A.E & Robert, M.W. (198). Advanced Calculus. rd edition. New York: John Wile and Sons.

Persamaan Diferensial Orde Satu

Persamaan Diferensial Orde Satu Modul Persamaan Diferensial Orde Satu P PENDAHULUAN Prof. SM. Nababan, Ph. ersamaan Diferensial (PD) adalah salah satu cabang matematika ang banak digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah fisis. Masalahmasalah

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian Modul 1 Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian Drs. Sardjono, S.U. M PENDAHULUAN odul 1 ini berisi uraian tentang persamaan diferensial, yang mencakup pengertian-pengertian dalam

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Keterdiferensialan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Fungsi y = f (x) terdiferensialkan di titik x 0 jika f (x 0 + h) f (x 0 ) lim = f (x 0 ) h 0 ( h ) f (x0 + h) f (x 0 ) lim f (x 0 ) = 0 h

Lebih terperinci

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks Kode Mata Kuliah : TE 318 SKS : 3 Matematika Teknik I Prasarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks Tujuan : Mahasiswa memahami permasalahan teknik dalam bentuk PD atau integral, serta

Lebih terperinci

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) Teorema nilai rata-rata menghubungkan nilai suatu fungsi dengan nilai derivatifnya (turunannya), dimana TNR merupakan salah satu bagian penting dalam kuliah analisis

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: BUDI NURACHMAN, IR BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I dan Gradien dan Gradien Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia dan Gradien Turunan-turunan parsial f x (x, y) dan f y (x, y) mengukur laju perubahan (dan kemiringan garis singgung) pada arah sejajar

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987 MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,

Lebih terperinci

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar Bab I Fungsi Dua Peubah atau Lebih Pengantar Seperti halna dengan fungsi satu peubah kita dapat mendefinisikan fungsi dua peubah atau lebih sebagai pemetaan dan sebagai pasangan berurut.fungsi dengan peubah

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Irisan Kerucut, Permukaan Definisi fungsi dua peubah Turunan Parsial Maksimum dan Minimum Handout Matematika Teknik, D3 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung 1 Irisan

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I Nurdininta Athari Definisi PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial adalah suatu persamaan ang memuat satu atau lebih turunan fungsi ang tidak diketahui. Jika persamaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendahuluan Uji perbandingan dua distribusi merupakan suatu tekhnik analisis ang dilakukan untuk mencari nilai parameter ang baik diantara dua distribusi. Tekhnik uji perbandingan

Lebih terperinci

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil BAB 4. INTEGRAL OMPLES 4. Integral Garis ompleks Misalkan ( : D adalah fungsi kompleks dengan domain riil b D [ a, b], maka integral (, dimana ( x( + iy( dapat dengan mudah a b dihitung, yaitu a i contoh

Lebih terperinci

Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit.

Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit. Koko Martono FMIPA - ITB 77 Fungsi dua peubah, permukaan ruang, dan kurva ketinggian Fungsi dua peubah mempunai aturan = f (,) dengan daerah asal dan daerah nilai D f = {(,) : f (,) } dan R f = { : = f

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 8 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan penulisan ini untuk mengkaji tentang pengertian fungsi harmonik, fungsi harmonik konjugat pada

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTEGRAL. 1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat. 2. Menghitung volume benda putar.

PENGGUNAAN INTEGRAL. 1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat. 2. Menghitung volume benda putar. PENGGUNAAN INTEGRA 1. Menghitung luas suatu daerah ang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat.. Menghitung volume benda putar. 9 uas daerah di bawah kurva Volume benda putar ang diputar mengelilingi

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari-

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari- MATEMATIKA 3 Turunan Parsial -Irma Wulandari- Pengertian Turunan Parsial T = (,) Rata-rata perubahan suhu pelat T per satuan panjang dalam arah sumbu, sejauh, untuk koordinat tetap ; (, ) (, ) Rata-rata

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61 Matematika I: Turunan Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 61 Outline 1 Garis Singgung Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 61 Outline 1 Garis Singgung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar ang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa teorema dan definisi ang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1 Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Modul ke: MATEMATIKA 1 DERIVATIF PARSIAL. Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO

Modul ke: MATEMATIKA 1 DERIVATIF PARSIAL. Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO Modul ke: MATEMATIKA 1 DERIVATIF PARSIAL Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO Derivatif Parsial 1. Derivatif fungsi dua perubah. Derivatif parsial tingkat

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

Fungsi Analitik (Bagian Kedua)

Fungsi Analitik (Bagian Kedua) Fungsi Analitik (Bagian Kedua) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 5528, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu V) Outline Limit Menuju Tak Hingga 2 Fungsi Kontinu

Lebih terperinci

BAB III INDUKSI MATEMATIKA

BAB III INDUKSI MATEMATIKA BAB III INDUKSI MATEMATIKA BAB III INDUKSI MATEMATIKA 3.1 Pendahuluan Dalam bidang matematika tidak jarang ditemui pola-pola induktif yang melibatkan himpunan indeks berupa himpunan bilangan asli atau

Lebih terperinci

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL Indah Yanti Definisi Dasar Perhatikan fungsi f: A R n R m : x f x n = m = 1 fungsi bernilai riil satu variabel n = 1, m > 1 fungsi bernilai vektor satu variabel n > 1, m

Lebih terperinci

DIKTAT. Persamaan Diferensial

DIKTAT. Persamaan Diferensial Diktat Persamaan Diferensial; Dwi Lestari, M.S. 3 DIKTAT Persamaan Diferensial Disusun oleh: Dwi Lestari, M.S email: dwilestari@un.a.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

MASALAH SYARAT BATAS (MSB) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo PENDAHULUAN MODEL KABEL MENGGANTUNG DEFINISI MSB Persamaan diferensial (PD) dikatakan berdimensi 1 jika domainnya berupa himpunan bagian pada R 1.

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

BAB 1. FUNGSI DUA PEUBAH

BAB 1. FUNGSI DUA PEUBAH BAB. FUNGSI DUA PEUBAH. PENDAHUUAN Pada baian ini akan dibahas perluasan konsep pada unsi satu peubah ke unsi dua peubah atau lebih. Setelah mempelajari bab ini anda seharusna dapat: - Menentukan domain

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCN PELKSNN PEMBELJRN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester: XI Program IP/ lokasi Waktu: 8 jam Pelajaran (4 Pertemuan). Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL (TURUNAN) Nama Siswa : y f(a h) f(a) x (a h) a Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.21 Memahami konsep turunan dengan menggunakan konteks matematik atau konteks

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ] METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ] Zulfaneti dan Rahimullaily* Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumbar Abstract: There is

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a Nama Siswa Kelas : : aasdaa. PENGERTIAN DIFERENSIAL (TURUNAN) Turunan fungsi atau diferensial didefinisikan sebagai laju perubahan fungsi sesaat dan dinotasikan f (x). LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd i DAFTAR ISI BAB I. BILANGAN KOMPLEKS... 1 I. Bilangan Kompleks dan Operasinya... 1 II. Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks... 1 III.

Lebih terperinci

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN Modul 3 F u n g s i Drs. Wahu Widaat, M.Ec D PENDAHULUAN alam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd. Disusun Oleh:. Mukhammad Rif an Alwi (070600).

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kalkulus 1 diperuntukkan bagi mahasiswa yang mempelajari matematika baik untuk mengajar bidang matematika di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lebih terperinci

Bab 2 Fungsi Analitik

Bab 2 Fungsi Analitik Bab 2 Fungsi Analitik Bab 2 ini direncanakan akan disampaikan dalam 4 kali pertemuan, dengan perincian sebagai berikut: () Pertemuan I: Fungsi Kompleks dan Pemetaan. (2) Pertemuan II: Limit Fungsi, Kekontiuan,

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPS

TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPS MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPS SEMESTER : (DUA) MAYA KURNIAWATI SMA N SUMBER PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari

Lebih terperinci

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f).

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f). Lecture 5. Derivatives C A. Turunan (derivatives) Sebagai Fungsi Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah f ()() (x) = lim. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan

Lebih terperinci

Diferensial dan Integral

Diferensial dan Integral Open Course Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratno Sudirham Pengantar Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, ang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas bagian kedua

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai

Lebih terperinci

DERIVATIVE Arum Handini primandari

DERIVATIVE Arum Handini primandari DERIVATIVE Arum Handini primandari INTRODUCTION Calculus adalah perubahan matematis, alat utama dalam studi perubahan adalah prosedur yang disebut differentiation (deferensial/turunan) Calculus dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III INDUKSI MATEMATIKA

BAB III INDUKSI MATEMATIKA 3.1 Pendahuluan BAB III INDUKSI MATEMATIKA Dalam bidang matematika tidak jarang ditemui pola-pola induktif yang melibatkan himpunan indeks berupa himpunan bilangan asli atau bulat seperti barisan atau

Lebih terperinci

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 1 www.darpublic.com 1. Turunan Fungsi Polinom 1.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila koordinat dua titik ang terletak pada suatu garis lurus diketahui, misalna [ 1, 1

Lebih terperinci

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS Lecture 5. Integral A. Masalah Luas (The Area Problem) Sebelumnya kita pernah mempelajari rumus-rumus luas dari beberapa bentuk geometri. Misalnya, luas daerah persegi panjang adalah panjang kali lebar,

Lebih terperinci

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

Jurusan Matematika FMIPA-IPB Jurusan Matematika FMIPA-IPB Ujian Kedua Semester Pendek T.A 4/5 KALKULUS/KALKULUS Jum at, Agustus 4 (Waktu : jam) SETIAP SOAL BERNILAI. Tentukan (a) + (b) p 4 + 5. Periksa apakah Teorema Nilai Rata-rata

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi; menggunakan turunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, semakin dirasakan interaksinya dengan bidangbidang ilmu lainnya, seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 21 Maret 2014

Hendra Gunawan. 21 Maret 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II 2013/2014 21 Maret 2014 Kuliah ang Lalu 12.1 Fungsi dua (atau lebih peubah 12.2 Turunan Parsial 12.3 Limit dan Kekontinuan 12.4 Turunan fungsi dua peubah

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANALITIK

BAB II FUNGSI ANALITIK BAB II FUNGSI ANALITIK Sekarang kita akan mempelajari ungsi dari variabel kompleks dan pengembanganna dalam teori dierensial. Sebagai awal dari bab ini kita mulai dari ungsi analitik, ang mana sangat berperan

Lebih terperinci

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL Pertemuan GAIS SINGGUNG DAN GAIS NOMAL Persamaan Garis Singgung melalui titik (, ) - m ( - ) Persamaan Garis Normal melalui titik (, ) - ( - ) m Panjang Subtangens Y m Panjang subnormal m Y Pemakaian Diferensial

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada BAB II DASAR TEORI Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada pembahasan BAB III, mulai dari definisi sampai sifat-sifat yang merupakan konsep dasar untuk mempelajari Fungsi

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kalkulus Differensial dan Integral sangat luas penggunaannya dalam berbagai bidang seperti penentuan maksimum dan minimum. Suatu fungsi yang sering digunakan mahasiswa

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program

Lebih terperinci

A suatu fungsi vektor yang mempunyai derivatif kontinu, maka

A suatu fungsi vektor yang mempunyai derivatif kontinu, maka TEOEM DIVEGENI Teorema divergensi Gauss pabila V suatu ruang dibatasi dengan luasan tertutup, dan suatu fungsi vektor ang mempunai derivatif kontinu, maka V. dv.n d. d dengan n positif normal dari pada.

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x) II. TINJUAN PUSTAKA 2.1. Limit Definisi lim f(x) = L, dan mengatakan limit f (x) ketika x mendekati a sama dengan L, jika dapat dibuat nilai f (x) sebarang yang dekat dengan L dengan cara mengambil nilai

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan

Lebih terperinci

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) Banak masalah dalam kehidupan sehari-hari ang dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial. Untuk menelesaikan masalah tersebut kita perlu menelesaikan pula persamaan

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

DIKTAT ANALISA KOMPLEKS. BINTI ANISAUL K, M.Pd.

DIKTAT ANALISA KOMPLEKS. BINTI ANISAUL K, M.Pd. DIKTAT ANALISA KOMPLEKS BINTI ANISAUL K, M.Pd. BAB I BILANGAN KOMPLEKS Sistem bilangan ang sudah dikenal sebelumna aitu sistem bilangan real, tetapi sistem bilangan real ternata masih belum cukup untuk

Lebih terperinci

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN Modul 5 Fungsi Non-Linear F PENDAHULUAN Drs. Wahyu Widayat, M.Ec ungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel

Lebih terperinci