TRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6"

Transkripsi

1 Kegiatan elajar Mengajar 6 TRNSFORMSI Drs. Zainuddin, M.Pd Tranformasi (perpindahan) ang dipelajari dalam matematika, antara lain translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dan dilatasi (perbanakan). Empat macam transformasi ini akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar 6 ini. Kegiatan belajar mengajar 6 ini mencakup 2 pokok bahasan, aitu pokok bahasan I tentang translasi dan refleksi, pokok bahsan II tentang rotasi dan dilatasi. Transformasi ang disajikan dalam kegiatan belajar mengajar ini adalah transformasi bidang, aitu ang memetakan tiap titik pada bidang kesuatu titik pada bidang tersebut. Hal ang sangat bermanfaat dalam mempelajari transformasi ini dalam pengembanganna adalah apabila transformasi itu dilakukan pada bidang koordinat artesius. Oleh karena itu, untuk mempelajari materi dalam kegiatan belajar mengajar ini nda harus memahami dengan baik tentang bidang koordinat artesius dan beberapa persamaan garis lurus ang istimewa, misalna persamaan garis =, = -, = 0, dan sebagaina. Indikator ang diharapkan diacapai mahasiswa setelah mempelajari kegiatan belajar mengajar 6 ini adalah mahasiswa dapat; 1. menebutkan ketentuan-ketentuan ang harus dipenuhi pada tiap-tiap jenis transformasi 2. membedakan suatu transformasi dengan transformasi lainna. menentukan baangan suatu bangun tertentu dengan suatu transformasi ang diberikan 4. menerapkan suatu transformasi dalam menelesaikan suatu soal dalam geometri 5. menjelaskan komposisi transformasi ang sejenis. gar mahasiswa dapat menguasai kegiatan belajar mengajar 2 ini, maka baca dan pelajari secermat mungkin, baik pokok bahasan maupun sub-sub pokok bahasan ang disajikan berikut.. Translasi dan Refleksi 1. Translasi (Pergeseran) Translasi adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pergeseran, perputaran atau lainna. 8

2 Gambar 6.1 Misalna suatu kubus dari digeser sehingga menempati tempat (Gambar 6.1). Dengan kata lain, perpindahan kubus dari ke dilakukan dengan pergeseran (translasi). Setelah pergeseran, kubus tidak berubah besar maupun bentukna. R P Q Gambar 6.2 Pada Gambar 6.2, titik P digeser (ditranslasi) menjadi titik Q ditulis P Q. Titik P dapat pula digeser menjadi titik R atau duliskan P R. Tampak di sini bahwa translasi P Q berbeda dengan translasi P R. pakah perbedaan dua translasi ini. Perbedaan dua translasi itu terletak pada jarak pergeseran dan arah pergeseranna. Pada translasi P Q, jarak (panjang) pergeseran dinatakan pleh panjang ruas garis PQ dan arah pergeseran dari P ke Q ang dinatakan dengan arah anak panah. Selanjutna, panjang dan arah pergeseran pada translasi P Q dinatakan dengan simbol PQ, PQ menatakan besar (panjang) pergeseran dan anak panahna menatakan arah dari P menuju Q. Selanjutna, PQ disebut vektor translasi. F E D Gambar 6. 84

3 Pada Gambar 6. ditranslasikan dengan vektor D menjadi DEF. Pada translasi ini, D, E, dan F sehingga vektor-vektor translasi D, E dan F mempunai besar (panjang) dan arah ang sama. tau dikatakan D = E = F. DEF disebut baangan (peta translasi) dari oleh translasi dengan vektor D. Perhatikan bahwa hasil translasi, aitu DEF dan segitiga ang ditranslasikan, aitu merupakan dua segitiga ang besar dan bentukna (bangunanna) sama. Duan bangunan ang besar dan bentukna sama dikatakan dua bangun ang kongruen (sama dan sebangun). Pada gambar 6., translasi memetakan titik ke. Translasi memetakan titik ke. Translasi dilanjutkan dengan translasi memetakan titik ke titik. Translasi dilanjutkan dengan translasi di tulis translasi +, sedangkan translasi memetakan titik ke titik. Jadi, translasi = translasi ; = Suatu cara ang sangat berguna untuk menggambarkan suatu translasi adalah dengan suatu pasangan bilangan, aitu apabila kita menggambarkanna pada bidang koordinat artesius. E! 1 E!! D! 0 D Gambar

4 Pada Gambar 6.4 tampak vektor-vektor translasi ang diwakili oleh ruas-ruas garis dengan anak panah ang besar dan arahna sama. Translasi dengan vektor ini menatakan bahwa setiap titik pada bidang ditranslasikan 2 satuan ke kanan dan satuan ke atas ang 2 ditulis. Sehingga vektor translasi itu dituliskan dengan titik (1, ) dipetakan ke titik! (, 6) 2 2. Misalna, pada translasi ini, Titik (2, -2) dipetakan ke ttitik! (4, 1). Dapat pula dikatakan peta (baangan) dari titik D(-4, -4) adalah titik D! (-2, -1) dan baangan titik E(-5, 2) adalah titik E! (-, 5). pakah 2 nda dapat menimpulkan bahwa pada translasi ini, titik P(, ) dipetakan ke titik P! ( + a 1, + )? Sehingga secara umum nda dapat menimpulkan bahwa translasi memetakan b titik Q(, ) ke titik Q! ( + a, + b). Suatu vektor translasi, selain dinatakan dengan dua huruf besar dengan anak panah diatasna, dapat pula dinatakan sebuah huruf kecil ang dibubuhi garis di bawahna, seperti pada Gambar 6.5 di bawah ini. b Q c v P a u e d ontoh 6.1 Gambar 6.5 Misalna, pada Gamnar 6.5, vektor PQ dapat pula dinatakan dengan a sehingga PQ = a. Dapatkah nda menatakan vektor-vektor translasi pada Gambar 6.5 itu dengan pasangan bilangan? 86

5 87 Jawab. PQ = a = 1, b = 1, 4 0, 2, 2 4, 0, 2 danv u e d c Translasi dengan vektor a = 1 biasa disingkat translasi 1. Pada translasi 1 membawa titik (1, 1) ke titik (2, 4). Translasi e = 2 4 membawa titik (2, 4) ke titik (6, 2). Dua translasi tersebut membawa titik (1, 1) ke titik (6, 2) dan dituliskan dengan translasi , ang membawa titik (1, 1) ke titik (6, 2). andingkan dengan translasi 1 5 membawa titik (1, 1) ke titik (6, 2). Dari sini kita dapat menimpulkan bahwa = 1 5 atatan: Misalna, translasi dengan vektor a membawa titik (, 2) ke (5, 8) dapat ditulis dengan Ta :(, 2) (5, 8). 2. Refleksi (Pencerminan) Ketika kita sedang berkaca (bercermin) di belakang cermin tampak baangan kita. aangan itu sama dengan kita baik bentuk maupun besarna, perbedaanna terletak pada arahna, aitu berlawanan karena kita dan baangan kita saling berhadapan. Gambar 6. 6 Perhatikan Gambar 6.6, garis m dipandang sebagai cermin. Oleh cermin m ini, baangan dari adalah EFG. Dalam matematika, kita boleh pula mengatakan bahwa =F E G D m

6 oleh cermin m baangan dari EFG adalah. pabila pencerminan (refleksi) diberi simbol M maka pencerminan oleh garis m ditulis M m Dengan pencerminan oleh garis m, baangan adalah EFG, ditulis dengan notasi M m : = EFG angun (bentuk) dan besar benda dan baanganna selalu sama sehingga benda dan baanganna dikatakan sama dan sebangun (kongruen) ang diberi notasi. Pada pencerminan M m (Gambar I.6), sama dan sebangun dengan EFG (ditulis EFG). aangan titik adalah titik F dan = F. Suatu titik ang baanganna titik itu sendiri disebut titik tetap (invarian). Jadi, titik tersebut adalah suatu titik invarian sehingga nda akan mengerti bahwa semua titik pada cermin merupakan titiktitik invarian. Jika titik dan E dihubungkan, maka garis E tegak lurus pada garis m (cermin). Tentukanlah baangan garis E terhadap cermin m!. aangan D adalah ED dan baangan ED adalah D sehingga baangan garis E adalah garis E. Padahal garis E sam,a dengan garis E maka mbaangan garis E adalah garis itu sendiri. Selanjutna dikatakan bahwa garis E terhadap pencerminan dengan garis m merupakan garis tetap (garis invarian), tetapi tidak titik pertitik. D Gambar 6.7 Pada gambar 6.7 adalah suatu segitiga sama kaki. pabila kertas ang memuat gambar ini dilipat menurut garis D maka D akan tepat menutup D. Demikian pula jika garis D dipandang sebagai cermin maka baangan D adalah D dan sebalikna baangan D adalah D sehingga baang adalah sendiri. Demikian pula jika digunting melalui sisi-sisina dan selanjutna potongan segitiga itu dibalik dengan diletakkanna pada, pada serta tetap pada maka potongan segitiga itu akan tepat menutup segitiga semula. Selanjutna, dikatakan bahwa 88

7 bangun sama kaki tersebut mempunai simetri sumbu atau simetri cermin atau simetri balik atau simetri lipat, sedangkan garis ang dipandang sebagai cermin itu disebut garis simetri atau sumbu simetri. D \ / / \ Gambar 6.8 Pada gambar 6.8, segi empat D adalah suatu belah ketupat. nda dapat melipat atau membalik bangun tersebut menurut diagonalna dan menunjukkan bahwa belah ketupat mempunai simetri cermin. Tepatna dikatakan bahwa suatu belah ketupat mempunai dua sumbu simetri. m Gambar 6.9 Perhatikan gambar 6.9, pada pencerminan terhadap garis m, baangan adalah dan baangan adalah, atau ditulis M m :. Selanjutna, dapat dimengerti bahwa panjang D = D dan garis tegak lurus pada garis m. ontoh 6.2 Titik-titik dan terletak pada pihak ang sama terhadap garis m sedemikian hingga perpanjangan memotong garis m dititik T dan sudut ang dibentuk oleh garis dan garis m besarna 5 0. adalah baangan dari oleh pencerminan terhadap garis m. 1. Jika = 7 cm dan T = cm, berapakah panjang T dan besar T? 89

8 2. Jika garis ang menghubungkan dan memotong garis m dititik P, mengapa garis hubung dititik- titik dan memotong garis m dititik P pula! Jelaskan. Jawab: T P D Gambar M m : maka = sehingga = 7 cm. M m : T T maka T = T sehingga T = cm. Jadi, T = + T = 7 cm + cm T = 10 cm. M m : T T maka TD = TD = 5 0. Jadi, T = TD + TD = = memotong garis m dititik P. M m : P P M m : P P M m =. Karena adalah baangan dari maka dan berpotongan pada suatu titik ang terletak pada cermin (garis m), aitu titik P. 0 Gambar

9 Dalam bidang koordinat artesius, pencerminan terhadap sumbu ditulis M, pencerminan terhadap sumbu ditulis: M. Perhatikan Gambar 6.11 M : (-2,) (-2,-) M : (4,2) (4,-2) M : (1,1) (1,-1) M : Dari contoh ini kita dapat menarik simpulan bahwa M : P (a,b) P (a,-b) jadi, pada pencerminan terhadap sumbu, baangan titik P(a,b) adalah P (a,-b) D D 0 Gambar Pada gambar 6.12 baangan jajar genjang D oleh pencerminan terhadap sumbu adalah jajar genjang D atau ditulis: M : D D aangan titik-titik sudutna adalah sebagai berikut: M : (-4,-) (4,-) (-1,-2) (1,-2) (-2,2) (2,2) D(-5,1) D (5,1) Memperhatikan koordinat suatu titik dan koordinat baanganna, kita dapat menarik suatu simpulan bahwa: M : P(a, b) p (-a, b) Jadi, pada pencerminan terhadap sumbu, baangan titik P(a, b) adalah P (-a, b). 91

10 0 =4 Gambar 6.1 Pada Gambar 6.1, garis = 4 sebagai cermin maka baanganna, M =4 : Δ Δ kan kita tentukan hubungan koordinat suatu titik dengan koordinat baanganna. M =4 : Δ Δ (2, 2) (6, 2) (-1, ) (9, ) P(a, b) P (..., b) Dapatkah nda melengkapi koordinat titik P dengan memperhatikan contoh-contoh di atasna? T(a,b) M T (p,q) 0 h =h Gambar 6.14 Perhatikan Gambar Garis lurus = h sebagai cermin dan baangan ttitik T(a,b) adalah T (p,q). Kita akan menentukan hubungan koordinat titik T dengan koordinat titik T, aitu menatakan p dan q dengan a, b dan h. p = a + TT = a + 2 TM = a + 2(h a) = a + 2h 2a 92

11 p = 2h a Selanjutna, tampak jelas bahwa q = b Maka, baangan titik (a, b) pada pencerminan terhadap garis = h adalah T (2h-a, b). M =h : T(a, b) T (2h-a, b) Dengan cara ang mirip dengan cara tersebut, nda dapat menentukan baangan titik P(a, b) pada pencerminan terhadap garis = k M =k : P(a, b) P (a, 2k-b) aangan titik P(a, b) pada pencerminan terhadap garis = k adalah P (a, 2k-b) = 0 Gambar 6.15 Pada Gambar 6.15, garis lurus = sebagai cermin. Pada pencerminan ini, baangan (peta) dari Δ adalah Δ M = : Δ Δ aangan titik-tik sudutna ang menertakan koordinatna sebagai berikut. M = : (2, -) (-, 2) (5, -2) (-2, 5) (, 1) (1, ) Memperhatikan kooedinat suatu titik dan koordinat titik baanganna, kita dapat menarik simpulan sebagai berikut. M = : P(a, b) P (b, a) Pada pencerminan terhadap garis =, baangan dari titik P(a, b) adalah P (b, a) Pada Gamar 6.16, garis lurus = - sebagai cermin M = - : Δ Δ (2, 1) (-1, -2) 9

12 (4, ) (-, -4) (-2, 4) (-4, 2) Dari contoh ini, kita dapat menarik simpulan sebagai berikut. M = - : P(a, b) P (b, a) = Gambar 6.16 Pada Gambar 6.17, terdapat dua cermin, aitu = 2 dan garis = 7 ang sejajar. Pada pencerminan terhadap garis = 2, baangan (peta) dari Δ adalah Δ. Selanjutna, pada pencerminan terhadap garis = 7, peta (baangan) dari Δ adalah Δ. Dua pencerminan berurutan ini disebut komposisi pencerminan. M = 7 :om = 2 dibaca pencerminan terhadap garis = 2 diteruskan dengan pencerminan terhadap = 7 (Pembacaanna dibalik) =2 =7 0 Gambar

13 Komposisi pencerminan pada Gambar 6.17 dapat dituliskan; M =7 om =2 : Δ Δ. Komposisi pencerminan M =2 dan M =7 memetakan Δ ke Δ. Perhatikan Gambar M =2 : (-2, ) (6,) M =7 : (6, ) (8,) (1,2) (,1) (, 1) (11, 1) (0, 5) (4, 5) (4,5) (10, 5) M =7 : (-2, ) (8, ) (1, 1) (11, 1) (0, 5) (10, 5) pabila kita perhatikan lagi Gambar 6.17 maka Δ diperoleh dari Δ dengan cara melakukan translasi (pergeseran) dengan; Vector u = 10 aitu Tu 0 Tu = (-2, ) (-2+ 10, + 0) = (8, ) (1, 1) (1 + 10, 1 +0) = (11, 1) (0, 5) (0 + 10, 5 + 0) = (10, 5) m n \\ \\ p K p h p Gambar 6.18 Selanjutna kita mencari vector translasi pada pencerminan denganh dua cermin ang sejajar. Pada Gambar 6.18 garis-garis m dan n sebagai cermin. M m : P P dan M n : P P, M 0 : P P Misalkan, jarak cermin m dan n adalah h. Telah diketahui bahwa M n om m sama dengan suatu translasi u ang arahna tegak lurus pada cermin. Translasi u = PP (lihat Gambar 6.18) 95

14 PP = PP + P P = 2 TP + 2 P K = 2 (TP + P K) PP = 2 h Jadi, panjang vector translasi u sama dengan dua kali jarak kedua cermin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika dua cermin sejajar m dan n ang jarakna h maka pencerminan terhadap garis m dilanjutkan dengan perncerminan terhadap garis n sama dengan melakukan pergeseran (translasi) dengan vector u ang panjangna 2 h dan arahna tegak lurus pada cermin. ontoh 6. Diketahui (, -2), (11, 5), dan (-5, 2). Titik-titik ini dicerminkan terhadap garis = -1, dan hasil pencerminan ini dicerminkan lagi terhadap garis = 5. Tentukan baangan terakhir dari titik-titik,, dan tersebut!. Jawabh 12 M =5 om =-1 = translasi karena jarak cermin = 5 dan = -1 adalah 6, sehingga; 0 M =5 M =-1 : (, 2) ( + 12, -2) = (15, -2) (1, 5) (1 + 12, 5) = (1, 5) (-5, 2) ( , 2) = (7, 2). 96

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

Transformasi Bidang Datar

Transformasi Bidang Datar Bab Transformasi Bidang Datar Sumber: img07.imageshack.us Pada bab ini, nda akan diajak untuk menentukan kedudukan, jarak ang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam dimensi dua sehingga nda dapat menerapkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENN PELKSNN PEMELJRN Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI / 4 Pertemuan ke - :, lokasi Waktu : 4 jam @ 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan jarak dan besar sudut ang melibatkan titik,

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2

MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2 MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2 SMA Santa Angela Tahun Pelajaran 26 27 Transformasi Geometri Matematika Wajib XI BAB I.PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini, anda akan mempelajari

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Ujian Akhir Nasional Tahun elajaran 00/003 SLT/MTs aket Utama (1) MATEMATIKA (C3) SELASA, 0 MEI 003 ukul 07.30 09.30 0 01-30-C3-9 03 DEARTEMEN ENDIDIKAN NASIONAL Hak Cipta

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang ab 9 Sifat-Sifat angun Datar dan angun Ruang Setiap benda memiliki sifat yang menjadi ciri khas benda tersebut. oba kamu sebutkan bagaimana sifat yang dimiliki oleh benda yang terbuat dari karet! egitu

Lebih terperinci

19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran)

19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran) 9. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T = b a b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis =, dan

Lebih terperinci

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b . TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T b a + b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis, dan garis

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 OKUMEN NEGR SNGT RHSI Ujian khir Nasional Tahun Pelajaran 00/00 SLTP/MTs Paket Utama (P) MTEMTIK () SELS, 0 MEI 00 Pukul 07.0 09.0 EPRTEMEN PENIIKN NSIONL 0 01-0--P10 0 Hak ipta pada Pusat Penilaian Pendidikan

Lebih terperinci

Transformasi Bidang Datar

Transformasi Bidang Datar Bab 5 Transformasi Bidang Datar Sumber: img57.imageshack.us Pada bab ini, nda akan diajak untuk menentukan kedudukan, jarak ang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam dimensi dua sehingga nda dapat

Lebih terperinci

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada

Lebih terperinci

B. Rotasi dan Dilatasi

B. Rotasi dan Dilatasi . Rotasi dan ilatasi 1. Rotasi (Perputaran) Pada Gambar 6.19 tampak bahwa diputar dengan pusat 0 sejauh α 0 menjadi. tau dapat dikatakan, pada rotasi dengan pusat 0 sudut putar α 0 membawa ke. Rotasi dengan

Lebih terperinci

Tentang. Isometri dan Refleksi

Tentang. Isometri dan Refleksi TUGS II GEOMETRI TRNSFORMSI Tentang Isometri dan Refleksi Oleh : EVI MEG PUTRI : 42. 35I Dosen Pembimbing : NDI SUSNTO S. Si M.Sc TDRIS MTEMTIK FKULTS TRBIYH INSTITUT GM ISLM NEGERI (IIN) IMM BONJOLPDNG

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini membahas tentang transformasi. Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar. ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan

Lebih terperinci

M A T R I K S 4. C. Penerapan Matriks pada Transformasi 11/21/2015. Peta Konsep. C. Penerapan Matriks pada Transformasi. (1) Pergeseran (Translasi)

M A T R I K S 4. C. Penerapan Matriks pada Transformasi 11/21/2015. Peta Konsep. C. Penerapan Matriks pada Transformasi. (1) Pergeseran (Translasi) Peta Konsep Jurnal Peta Konsep Materi MIPA Mengenal Matriks Daftar Hadir MateriC M A T R I K S 4 Kelas XII, Semester 5 Penjumlahan Matriks Pengurangan Matriks Perkalian Matriks C. Penerapan Matriks pada

Lebih terperinci

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1. TRANSFORMASI GEOMETRI BAB Suatu transformasi bidang adalah suatu pemetaan dari bidang Kartesius ke bidang yang lain atau T : R R (x,y) ( x', y') Jenis-jenis transformasi antara lain : Transformasi Isometri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 DOKUMEN NEGR SNGT RHSI Ujian khir Nasional Tahun Pelajaran 00/00 SLTP/MTs Paket Utama (P) MTEMTIK () SELS, 0 MEI 00 Pukul 07.0 09.0 0 01-0--P11 0 DEPRTEMEN PENDIDIKN NSIONL Hak ipta pada Pusat Penilaian

Lebih terperinci

TRANSFORMASI GEOMETRI

TRANSFORMASI GEOMETRI TRNSFORMSI GEOMETRI. TRNSLSI Minggu lalu, Candra duduk di pojok kanan baris pertama di kelasnya. Minggu ini, ia berpindah ke baris ketiga lajur keempat yang minggu lalu ditempati Dimas. Dimas sendiri berpindah

Lebih terperinci

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3 BAHAN BELAJAR MANDIRI 3 SIMETRI PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang konsep simetri lipat dan simetri putar serta penerapannya ke dalam papan geoboard. Setelah mempelajari

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

Copyright Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

Copyright  Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Pembahasan Latihan Soal UN SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal :. Jawab: c Berat gula pasir seluruhnya = 4 kg. Berat gula pasir tiap kantong plastik = 4 kg. Banyak kantong plastik yang diperlukan

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A MATEMATIKA Pertemuan 2 N.A smile.akbar@yahoo.co.id Awali setiap aktivitas dengan membaca Basmallah Soal 1 (Operasi Bentuk Aljabar) Bentuk Sederhana dari adalah a. b. c. d. Pembahasan ( A ) Soal 2 (Pola

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan 1.1 Latar elakang Geometri datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar. erbagai mekanisme peralatan dalam kehidupan

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

1.1. GARIS BILANGAN = 2 2 = 4 = 3 P 1 B P 2-2

1.1. GARIS BILANGAN = 2 2 = 4 = 3 P 1 B P 2-2 ab I : Titik dan Garis.. GARIS ILANGAN Jika pada suatu garis g terdapat titik tetap O, lengkap dengan tanda-tanda serta satuanna maka tiap titik lain pada garis itu ditentukan oleh sebuah bilangan saja.

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 5 Bangun Geometris 5.1. Persamaan Kurva Persamaan suatu kurva secara umum dapat kita tuliskan sebagai F (, )

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika

Solusi Pengayaan Matematika Solusi Pengaaan Matematika Edisi Januari Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 1-0 1. Melalui (0, 0) buatlah garis-garis ang memotong lingkaran 0 pada dua titik. Carilah tempat kedudukan pertengahan ke dua titik.

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR SISWA

KEGIATAN BELAJAR SISWA KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003

Lebih terperinci

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 1 PERSEGI D // // O // // Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 2 D // // O // // Sudut

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Vektor Vektor adalah sebuah besaran ang mempunai nilai dan arah. Secara geometri vektor biasana digambarkan sebagai anak panah berarah (lihat gambar di samping)

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI SETENGAH PUTARAN DISUSUN OLEH : Nama : Bing Ahmad (4006071) Budi Sutrisno (4006077) Chandra (4007159) Dessi Alsury (4007131) Melia Sartika (4007146) Rahmawati (4006151)

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas DEFINISI Transformasi merupakan pemetaan titik, garis atau bidang ke titik, garis atau bidang lain pada bidang yang sama. Misalkan transformasi T memetakan titik P (, y) ke titik P(, y) dan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR 5.1 Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap Diktat KINEMTIK leh : Ir. Erwin Sulito - Ir. Endi Sutikno ab III KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 3.1 KECEPTN RELTIF 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Penghubung berputar

Lebih terperinci

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10 1. Diantara himpunan berikut yang merupakan himpunan kosong adalah... A. { bilangan cacah antara 19 dan 20 } B. { bilangan genap yang habis dibagi bilangan ganjil } C. { bilangan kelipatan 3 yang bukan

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA 43 MDUL PERTEMUAN KE 5 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Momen gaa, sarat kedua kesetimbangan, resultan gaa sejajar, pusat berat, kopel. PKK BAHASAN: KESETIMBANGAN MMEN GAYA 5. PENGERTIAN MMEN GAYA Besar

Lebih terperinci

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL JMA, VOL. 11, NO. 2, DESEMBER, 2012, -- 1 SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL A.D.GARNADI, S. GURITMAN, A. KUSNANTO, F. HANUM Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu Keliling dan Luas angun atar Segala sesuatu di muka bumi ini memunyai bentuk dan ukuran. i dalam matematika, benda yang memunyai ukuran dapat dilakukan perhitungan terhadap benda tersebut. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah. XIV V E K T O R 4. engertian adalah esaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri seuah vektor dilukiskan seagai panah. dengan titik pangkal (a x, a y, a z ) dan titik ujung ( x, y, z ) dinotasikan dengan.

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

MODUL BAB 2 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS. Standar Kompetensi: 2. Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi

MODUL BAB 2 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS. Standar Kompetensi: 2. Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi MODUL BAB KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS Standar Kompetensi:. Menentukan komposisi dua ungsi dan invers suatu ungsi Kompetensi Dasar. Menentukan komposisi ungsi dari dua ungsi. Menentukan invers suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan

Lebih terperinci

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN / LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMA/MA Program Studi : IPA Hari/Tanggal : Pebruari Jam : PETUNJUK UMUM. Isilah lembar jawaban tes uji coba

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. C. Operasi Aljabar pada Vektor di R 3 1. Penjumlahan Vektor Pengurangan vektor Perkalian skalar dengan vektor...

DAFTAR ISI. C. Operasi Aljabar pada Vektor di R 3 1. Penjumlahan Vektor Pengurangan vektor Perkalian skalar dengan vektor... PRAKATA Puji sukur kehadirat Allah SWT. Tanpa karunia-na kami tidak akan bisa menelesaikan buku ini terselesaikan tepat pada waktuna. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi besar kita, Muhammad

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006 1. Pada acara bakti sosial, Ani mendapat tugas membagikan 30 kg gula pasir secara merata kepada kelompok masyarakat yang tertimpa

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Translasi Refleksi Rotasi Dilatasi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRANSFORMASI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Translasi Refleksi Rotasi Dilatasi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab 0 TRNSFORMSI. KOMPETENSI DSR DN PENGLMN BELJR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran transformasi siswa mampu:. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin,

Lebih terperinci

TRYOUT UAS SMT GANJIL 2015

TRYOUT UAS SMT GANJIL 2015 TRYOUT UAS SMT GANJIL 201 1. Himpunan penyelesaian dari SPLDV dibawah ini adalah... 3x 2y = x + 3y = 2 A. (, -2 ) B. ( 2, - ) C. ( -2, ) D. ( -2, - ) E. ( -, 2 ) 2. Tentukan himpunan penyelesaian SPL TV

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UAN/UN/UASBN SD 2012

CONTOH SOAL UAN/UN/UASBN SD 2012 CONTOH SOAL UAN/UN/UASBN SD 2012 DISESUAIKAN DENGAN KISI-KISI UASBN SD 2012 Kompetensi 3 : Memahami konsep, sifat, dan unsur-unsur bangun geometeri, dapat menghitung besar-besaran yang terkait dengan bangun

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits

King s Learning Be Smart Without Limits Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA TRANSFORMASI GEOMETRI Gambarkan setiap titik yang ditanyakan pada gambar dibawah untuk translasi yang di berikan!. A. PENGERTIAN TRANSFORMASI GEOMETRI Arti geometri

Lebih terperinci

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi. SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester : SMA NEGERI 2 LAHAT : MATEMATIKA : XII / IPA : GANJIL STANDAR KOMPETENSI: 3. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL

LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL A. PILIHAN GANDA 4( ). d... A. 4( ) 5 B. 4( ) 4 C. + 8 9 4 + C D. + 8 + C E. 4 5 + C 5. Nilai ( 4 ) d... A. 6 D. B. 4 6 E. C. 8. Hasil dari. cos d... (UAN 4) A. (.sin.cos

Lebih terperinci

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep pada topik transformasi geometri. Peserta didik memilki kemampuan mengaplikan konsep kalkulus dalam

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002 5 TEOREM PYTHGORS Sumber: Indonesian Heritage, 00 Pernahkah kalian memerhatikan para tukang kayu atau tukang bangunan? Dalam bekerja, mereka banyak memanfaatkan teorema Pythagoras. oba perhatikan kerangka

Lebih terperinci

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1 Daftar Isi 1 Mengapa Perlu Belajar Geometri 1 1.1 Daftar Pustaka.................................... 1 2 Ruang Euclid 3 2.1 Geometri Euclid.................................... 8 2.2 Pencerminan dan Transformasi

Lebih terperinci

BAB V TRANSFORMASI 2D

BAB V TRANSFORMASI 2D BAB V TRANSFORMASI 2D OBJEKTIF : Pada Bab ini mahasiswa mempelajari tentang : Transformasi Dasar 2D 1. Translasi 2. Rotasi 3. Scalling Transformasi Lain 1. Refleksi 2. Shear TUJUAN DAN SASARAN: Setelah

Lebih terperinci

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi Sumber: www.wikipedia.org Letak Suatu Tempat di Permukaan umi Pernahkah kalian mendengar istilah film 3 dimensi? Film ini disukai karena terlihat lebih nyata. Sebenarnya, apa arti kata dimensi? imensi

Lebih terperinci

Pencerminan dan Simetri Lipat

Pencerminan dan Simetri Lipat Pencerminan dan Simetri Lipat Perhatikan sewaktu Anda bercermin, maka akan muncul gambar lain yang disebut dengan bayangan. Apa yang Anda ketahui mengenai bayangan Anda? Apakah bayangan tersebut memiliki

Lebih terperinci

Komposisi Transformasi

Komposisi Transformasi Komposisi Transformasi Setelah menyaksikan tayangan ini anda dapat Menentukan peta atau bayangan suatu kurva hasil dari suatu komposisi transformasi Transformasi Untuk memindahkan suatu titik atau bangun

Lebih terperinci

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan Silabus Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester : SMK : MATEMATIKA : XI / TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN : GANJIL Standar Kompetensi:7. Menerapkan perbandingan, fungsi,, dan identitas

Lebih terperinci

1. BARISAN ARITMATIKA

1. BARISAN ARITMATIKA MATEMATIKA DASAR ARITMATIKA BARISAN ARITMATIKA 1. BARISAN ARITMATIKA Sering disebut barisan hitung, adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

MENGGAMBAR MISTAR I. PENGERTIAN MENGGAMBAR MISTAR

MENGGAMBAR MISTAR I. PENGERTIAN MENGGAMBAR MISTAR MENGGAMBAR MISTAR I. PENGERTIAN MENGGAMBAR MISTAR Menggambar mistar sebenarna hampir mirip dengan menggambar bentuk. Menggambar bentuk adalah menggambar kemiripan bentuk/model suatu benda dengan mengunakan

Lebih terperinci

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian 1. Persamaan kuadrat yang akarakarnya 5 dan -2 x² + 7x + 10 = 0 x² - 7x + 10 = 0 x² + 3x + 10 = 0 x² + 3x - 10 = 0 x² - 3x - 10 = 0 2. Suatu peluru ditembakkan ke atas. Tinggi peluru pada t detik dirumuskan

Lebih terperinci

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8. I. Ulangan Bab Pertanaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1 b. V = 1, 3 c. V = 5, 8 a. Besar V adalah V 3 1 31 4 Arah V adalah 1 1 tan = 3 30 3 3 b. Besar V adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu dapat menarik minat, antusiasme siswa, dan memotivasi siswa agar senantiasa belajar

Lebih terperinci

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Geometri Ruang (Dimensi 3) Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =

Lebih terperinci

KESEBANGUNAN. Matematika

KESEBANGUNAN. Matematika KESENGUNN. Gambar erskala, Foto, dan Model erskala Gambar berskala, foto, dan model berskala banyak digunakan dalam bidang matematika, arsitektur, geografi, dan lain-lain. Seorang arsitek yang akan membuat

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.

Lebih terperinci

SILABUS. 8 Silabus Matematika Kelas 5. Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. desimal dan sebaliknya.

SILABUS. 8 Silabus Matematika Kelas 5. Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. desimal dan sebaliknya. 8 Silabus Matematika Kelas 5 SILABUS Sekolah : SD Kelas : V Mata Pelajaran : Matematika Semester : 2 Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Dasar 5.1 Mengubah pecahan ke bentuk

Lebih terperinci

GEOMETRI DIMENSI DUA. B. Keliling dan Luas Bangun Datar. 1. Persegi. A s

GEOMETRI DIMENSI DUA. B. Keliling dan Luas Bangun Datar. 1. Persegi. A s . Keliling dan Luas angun atar 1. Persegi GEOMETRI IMENSI U s s Sifat Sifat : Keempat sisinya sama panjang, = = = Keempat sudutnya siku-siku = = = = 90 o Kedua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG

PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG AGAH D.GARNADI 1, PUTRANTO H. UTOMO 2, FARIS S. ROMZA, MUCHAMMAD FACHRI, F. HANUM 1 1 Departemen Matematika Fakultas

Lebih terperinci

>> SOAL-SOAL LATIHAN UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SMA KELAS XII IPA <<

>> SOAL-SOAL LATIHAN UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SMA KELAS XII IPA << >> SOAL-SOAL LATIHAN UJIAN AKHIR SEMESTER SMA KELAS XII IPA

Lebih terperinci

R E S U M E TRANSFORMASI

R E S U M E TRANSFORMASI R E S U M E TRNSFORMSI Transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan arah asalnya V dan daerah nilainya V juga Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang : 1 Surjektif 2

Lebih terperinci

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT 8 SEGITIG N SEGI EMPT Hampir setiap konstruksi bangunan yang dibuat manusia memuat bentuk bangun segitiga dan segi empat. matilah lingkungan sekitarmu. entuk bangun manakah yang ada pada benda-benda di

Lebih terperinci

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR 1.1 Skalar dan Vektor BAB 1 ANAISA SKAA DANVEKT Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Simbul,, dan z ang digunakan merupakan scalar, dan besarna juga dinatakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

C. 23 April 1990 D. 13 April Dari gambar di atas, yang merupakan jaring-jaring kubus ialah... A.(i)

C. 23 April 1990 D. 13 April Dari gambar di atas, yang merupakan jaring-jaring kubus ialah... A.(i) 1. Pak Amir melaksanakan ronda setiap 6 hari sekali, sedangkan pak Agus melaksanakan ronda setiap 8 hari sekali. Jika Pak Amir dan pak Agus tugas ronda bersama-sama pada tanggal 20 Maret 1990, maka untuk

Lebih terperinci

Konsep Dasar Geometri

Konsep Dasar Geometri Konsep Dasar Geometri. Segitiga 1. Definisi Segitiga Segitiga merupakan model bangun ruang datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis. 2. Klasifikasi Segitiga a) Segitiga menurut panjang sisinya 1) Segitiga

Lebih terperinci

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada

Lebih terperinci

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1 1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil

Lebih terperinci