WEEKLY REPORT 16 Desember 2013

Transkripsi

1 WEEKLY REPORT 16 Desember 2013 NEWS HEADLINES ENRG akan jual sahamnya di blok minyak di Blok Buzi di Mozambik ENRG akan tekan biaya bunga sebesar US$10 juta Bakrie keluar dari Bumi Plc, Rothschild masuk lagi UNSP berniat mengurangi utang Rp 2 triliun TINS bersama 3 BUMD kelola lahan tambang eks PT Koba Tin APEX raih pinjaman USD 400 juta TOBA turunkan belanja modal 2014 menjadi US$8 juta PTIS proyeksikan pendapatan USD 37,65 juta, turun 16% tahun 2014 PTIS targetkan kontrak baru senilai USD 20 juta di tahun 2014 ADHI telah membentuk 2 anak perusahaan baru KRAS dapat pinjaman USD 200 juta MPPA investasi gerai Rp 1,4 triliun SMBR alokasikan belanja modal Rp725 miliar PTSN dirikan anak usaha baru ICON targetkan kenaikan pendapatan 100% TRIS akan buka 80 gerai MYOR anggarkan belanja modal US$75 juta MSKY telah lunasi obligasi Aerospace Satellite Corp Holdings B.V Kidson Pte. Ltd, beli saham BULL sebesar 14,79% BMRI akan kuasai 50% saham InHealth BBNI sasar transaksi kartu debit tumbuh 35% KPPU belum setujui akuisisi EXCL terhadap Axis PUDP tanamkan modal Rp300 miliar GPRA targetkan pertumbuhan 20% GPRA ekspansi hotel Rp 20 triliun JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Dari sisi teknikal, IHSG dalam pekan ini kembali cenderung melemah menguji level support 4050, hal tersebut tercermin dari penurunan volume selama pekan lalu yang disertai pembentukan pola dan sinyal perlemahan jangka pendek beberapa indikator. Perkiraan pergerakan IHSG pekan ini masih dalam kisaran JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG LQ MARKET REVIEW Pada perdagangan pekan lalu pergerakan IHSG didominasi oleh spekulasi pelaku pasar bahwa the Fed akan memulai pengurangan stimulusnya pada pertemuannya Desember mendatang. Pada awal pekan lalu laporan nonfarm payrolls dari Departemen Tenaga Kerja AS menambahkan pekerjaan di bulan November dari 2000 di bulan Oktober. Hasil ini melebihi ekspektasi yang memperkirakan akan ada pekerjaan baru. Data pengangguran AS juga turun ke level terendahnya dalam 5 tahun terakhir sebesar 7%. Tingkat belanja konsumen AS pada bulan Oktober juga meningkat 0,3%. Menjelang akhir pekan kemarin data penjualan ritel AS naik 0,7%, melebihi ekspektasi analis sebesar 0,6%. Data tersebut menunjukkan penguatan ekonomi AS dan dapat memicu the Fed untuk memotong stimulusnya lebih cepat. Terlebih lagi Partai Demokrat dan Republik AS telah mencapai kesepakatan anggaran untuk mengurangi belanja hingga USD60 miliar yang akan menurunkan defisit anggaran hingga USD23 miliar. Salah satu alasan the Fed menunda tapering sebelumnya adalah karena ketidakjelasan negosiasi anggaran AS, tetapi menyusul tercapainya persetujuan tersebut akan semakin menguatkan spekulasi pasar bahwa tapering akan dilakukan pada FOMC meeting mendatang. Dari pasar domestik, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 7,5%, sejalan dengan upaya BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dengan mengarahkan inflasi 2014 di kisaran 4,5%±1%. Selain itu dalam upayanya untuk mengurangi defisit transaksi berjalan, pemerintah Indonesia merilis paket kebijakan fiskal jilid II yang ditujukan untuk mendorong ekspor dan menekan impor. Paket tersebut terdiri dari dua peraturan yaitu kenaikan tarif Pajak Penghasilan barang impor tertentu dari 2,5% menjadi 7,5% dan untuk ekspor pemerintah memberikan insentif fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) berupa pembebasan PPN dan PPnBM. Dari China, pasar menunggu hasil dari Central Economic Work Conference (CEWC) tahunan dimana petinggi China akan mengumumkan kebijakan ekonomi untuk Pasar akan menantikan beberapa data penting dari pertemuan tersebut seperti target GDP China untuk Pasar berspekulasi bahwa pemerintah China akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan. IHSG ditutup di level 4.174,83 pada akhir pekan lalu. MARKET VIEW Investor mencermati FOMC Desember 2013 dan mengharapkan bisa memperoleh sinyal arah kebijakan stimulus ekonomi Amerika Serikat, apakah The Fed akan segera melakukan tapering off QE3. Pernyataan The Fed atas waktu tapering off bisa mengurangi spekulasi di pasar saham dan keuangan. Pasar juga concern pada data ekonomi AS, yaitu inflasi November 2013, industrial production, housing starts, building permits, initial jobless claims, existing home sales periode November. Sedang Fed rate dan summary proyeksi ekonomi oleh The Fed dirilis pada 19 Desember Data tersebut diharapkan memberi gambaran prospek ekonomi AS. Konferensi ekonomi Cina yang memberikan target pertumbuhan ekonomi tahun 2014 juga menjadi acuan. Bursa global diprediksi volatil pada pekan ini. Apalagi pekan depan adalah pekan menjelang libur natal, dimana transaksi di bursa cenderung sepi. Selain faktor eksternal, pasar domestik perlu mewaspadai pergerakan rupiah yang pada minggu lalu di posisi Rp /USD pasca Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 7,5%. Dikhawatirkan tekanan terhadap rupiah kontinu karena indikasi meningkatnya permintaan dolar di akhir tahun. Kebijakan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate itu dinilai tepat, karena BI memiliki amunisi untuk menghadapi risiko kenaikan inflasi tahun Selain itu depresiasi rupiah akibat meningkatnya permintaan dolar di akhir tahun adalah hal rutin. Bank Indonesia mengharapn inflasi tahun 2014 di kisaran 3,5%-5,5%. Pemulihan ekonomi AS akan mendorong permintaan minyak. International Energy Agency mengestimasi permintaan minyak global tahun 2014 akan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, naik 1,3% menjadi 92,4 juta barel per hari. Sementara OPEC membatasi produksinya sebesar 30 juta barel per hari. Hal itu berpotensi mendorong kenaikan harga minyak. Potensi kontinuitas depresiasi rupiah dan kenaikan harga minyak dikhawatirkan meningkatkan nilai impor migas Indonesia, sehingga bisa memperlebar defisit neraca transaksi kembali. Ekonom memperkirakan neraca transaksi berjalan masih akan defisit sekitar 2,7%-3% dari PDB di tahun 2014, karena paket kebijakan fiskal pemerintah dinilai tidak terlalu efektif menekan impor. Sedang BI memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan tahun 2014 di kisaran 3% dari PDB serta 3,5% di akhir 2013 atau turun dibanding 3,8% di Q dan 4,4% di Q Terlepas dari berbagai sentimen eksternal, Indonesia perlu meningkatkan daya dukung dan daya saing domestik, terutama sektor riil guna memperkuat fundamental dalam jangka panjang. Hal itu diharapkan menjadikan mata uang Rupiah lebih kuat dan stabil. Sebab kebijakan moneter oleh BI dan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah adalah instrumen jangka pendek dalam mengatasi depresiasi nilai rupiah dan defisit neraca berjalan saat ini.

2 16 December 2013 Nathaniel Rothschild akhirnya mendukung rencana Grup Bakrie untuk keluar dari Bumi Plc. Sebagai kompensasi, Rothschild ditawari posisi sebagai direktur non-eksekutif independen Bumi Plc. Rothschild dan Chairman Bumi Plc Samin Tan telah sepakat mengenai perdamaian tersebut. Sesuai rencana, Bumi Plc akan menggelar RUPS pada 17 Desember 2013 untuk meminta persetujuan pemegang saham mengenai pemisahan Grup Bakrie-Bumi Resources (BUMI) dari Bumi Plc, termasuk pengangkatan kembali Rothschild sebagai direktur independen. Energi Mega Persada (ENRG) berencana menjual sahamnya di blok minyak, yakni Blok Buzi di Mozambik, Afrika. Disebutkan sudah ada beberapa perusahaan minyak yang berminat masuk sebagai pembeli. Blok itu rencananya akan dioperasikan pada tahun Energi Mega Persada (ENRG) berencana menekan bunga pinjaman (interest cost) pada tahun depan sebesar US$10 juta. Penurunan bunga pinjaman akan dilakukan lewat pinjaman baru (refinancing) atau menjual aset. Timah (TINS) bersama 3 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membentuk perusahaan gabungan yang akan menangani pengelolaan lahan tambang eks PT Koba Tin menyusul tidak diperpanjangnya kontrak pengelolaan ladang timah di Bangka Belitung (Babel) oleh pemerintah dan pengelolaan diserahkan ke konsorsium BUMN dan BUMD. Toba Bara Sejahtera (TOBA) menganggarkan belanja modal pada 2014 sebesar US$8 juta atau turun 70,48% dari alokasi 2013 sebesar US$27,1 juta. Penurunan belanja modal 2014 tersebut disebabkan sebagian besar capex untuk fixed asset sudah digelontarkan tahun ini. Untuk belanja modal 2014, alokasi paling besar untuk land clearing dan eksplorasi. Sedangkan tahun ini, alokasi terbesar belanja modal diberikan untuk pembebasan lahan sebanyak 36% atau US$9,76 juta, 15% belanja modal untuk pembangunan coal processing plant (CPP) yang baru di IM, dan 12% untuk penyelesaian coal hauling road dari PT Trisensa Mineral Utama menjuju PT Indomining. Adapun sisanya sebanyak 12% digunakan untuk jalan hauling 12%. 5% untuk pembangunan underpass kedua di PT Adimitra Baratama Nusantara, dan 2% untuk eksplorasi. Apexindo Pratama Duta (APEX) meraih pinjaman sindikasi sebesar USD 400 juta untuk melunasi utang dan modal kerja perseroan. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi pemimpin sindikasi pinjaman tersebut. Indo Straits (PTIS) pada tahun 2014 akan membayar utang jangka pendek ke Bank Permata (BNLI) sebesar USD 12,8 juta. Total utang perseroan senilai USD 28,8 juta. Pembayaran dilakukan secara bertahap dalam satu tahun ke depan, sekitar USD 50 ribu per bulan termasuk bunga, sehingga utang perseroan akan berkurang menjadi sekitar USD 15,92 juta hingga akhir tahun depan. Pengurangan utang dilakukan, agar Indo Straits lebih mudah melakukan ekspansi usaha di tahun-tahun mendatang. Indo Straits (PTIS) memproyeksikan pendapatan hingga akhir tahun 2013 sebesar USD 37,65 juta atau turun 16% YoY dari USD 44,93 juta di tahun Penurunan ini disebabkan belum membaiknya harga komoditas batu bara tingkat internasional. Total pendapatan tahun 2013 sebesar 74% atau USD 27,9 juta akan disumbangkan dari lini bisnis jasa pendukung logistik (pengangkutan batu bara) dan 26% atau sebesar USD 9,7 juta dari jasa perekayasaan kelautan. Penurunan pendapatan mengakibatkan laba bersih turun sekitar 1,96% menjadi USD 4 juta dari sebelumnya USD 4,08 juta). Indo Straits (PTIS) menargetkan kontrak baru senilai USD 20 juta di tahun Saat ini perseroan telah memperoleh kontrak baru sebesar USD 25,98 juta. Perseroan sudah memperoleh kontrak baru senilai USD 63,63 juta untuk bidang usaha jasa perekayasaan kelautan dan jasa pendukung logistik bagi perusahaan pertambangan. Perolehan kontrak baru tersebut tidak seluruhnya dikerjakan tahun 2013, tetapi sebagian untuk tahun US$48,73 juta pada tahun ini, dan sisanya US$25,98 juta untuk Pada tahun 2014 perseroan tidak hanya mengerjakan kontrak baru yang sudah diraihnya pada Namun saat ini perseroan sedang menjajaki kontrak baru di sektor minyak dan gas (usaha jasa perekayasaan kelautan) sebesar USD 20 juta. Kidson Pte. Ltd, perusahaan asal Singapura membeli saham Buana Listya Tama (BULL) sebesar 14,79% atau sekitar 2,61 miliar saham. Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) berniat mengurangi jumlah utang sebesar Rp 2 triliun melalui penjualan aset pada Bila semua berjalan sesuai rencana, total kewajiban perseroan pada 2014 akan berkurang menjadi Rp 10,83 triliun. Beban bunga dan keuangan saat ini sebesar Rp 301,72 miliar juga akan berkurang. Mayora Indah (MYOR) menganggarkan belanja modal senilai US$75 juta atau sekitar Rp825 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi, terutama segmen produk biskuit dan kopi. Pembiayaan pengembangan kapasitas itu akan diperoleh dari kas internal dan sebagian lagi dari pinjaman sindikasi perbankan. MYOR masih memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi yang belum dicarikan senilai Rp300 miliar. Adhi Karya (ADHI) telah membentuk 2 anak perusahaan baru pada 10 Desember 2013, yaitu PT Adhi Persada Gedung yang bergerak di bidang kontraktor spesialis gedung bertingkat tinggi dengan komposisi saham Adhi Karya 99% dan Koperasi Jasa Adhi Sejahtera 1 % serta PT Adhi Persada Beton yang bergerak di bidang industri beton pracetak dengan pemegang saham 99% perseroan dan Koperasi Jasa Adhi Sejahtera 1%. Sat Nusapersada (PTSN) bersama anak perusahaannya SM Engineering, telah mendirikan anak perusahaan baru yang bergerak dalam bidang jasa. Anak perusahaan ini diberi nama SNI Internasional yang didirikan 11 Desember 2013 dan berkedudukan di Batam, dengan modal dasar Rp 10 miliar dan modal ditempatkan Rp 5 miliar. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) hingga kini belum menyetujui rencana akuisisi operator seluler XL Axiata (EXCL) terhadap perusahaan jasa telekomunikasi Axis karena perlu meneruskan proses pemeriksaan berkas pada tahap selanjutnya. MNC Sky Vision (MSKY) pada 12 Desember telah melunasi obligasi yang diterbitkan oleh anak perusahaan perseroan yaitu Aerospace Satellite Corporation Holdings B.V sebesar USD Matahari Putra Prima (MPPA) menyiapkan investasi senilai Rp 1,4 triliun guna membangun 20 gerai Hypermart pada tahun depan. Perseroan fokus pada bisnis jaringan supermarket untuk meningkatkan pendapatan tahun depan. Secara rinci, pembangunan ke-20 gerai tersebut terdiri atas gerai sewa dengan investasi sekitar Rp 30 miliar, serta gerai stand alone yang membutuhkan biaya Rp miliar. Semen Baturaja (SMBR) mengalokasikan belanja modal 2014 sebesar Rp725 miliar untuk pembangunan pabrik semen Baturaja II yang berkapasitas 1.85 juta ton/tahun. Saat ini perseroan tengah mengadakan tender proyek tersebut, diperkirakan proyek tersebut dapat rampung pada tahun 2016 sehingga total kapasitas produksi perseroan dapat mencapai 3.85 juta ton/tahun dari saat ini 2 juta ton/tahun. Saat ini perseroan memiliki 3 pabrik, bilamana ketubuhan semen terus meningkat maka perseroan akan mengkaji untuk kembali membangun pabrik semen baru setelah Baturaja II rampung. Krakatau Steel (KRAS) meraih pinjaman sindikasi senilai USD 200 juta dari sejumlah bank asing untuk menyelesaikan proyek pabrik baja patungan antara perseroan dan Posco.

3 16 December 2013 Trisula International (TRIS) menargetkan akan membuka 80 gerai baru dalam 2 tahun ke depan sehingga kontribusi pendapatan dari segmen penjualan ritel terus meningkat. Perseroan berencana untuk memiliki total 320 gerai pada 2015 dan hingga saat ini perseroan memiliki 270 gerai. Adapun nilai investasi untuk pembukaan sebuah gerai baru memerlukan dana Rp750 juta hingga Rp1,5 miliar per gerai. Hal tersebut berarti perseroan membutuhkan total dana Rp60-Rp85 miliar. Island Concepts Indonesia (ICON) menargetkan kenaikan pendapatan lebih dari 100% pada 2014 setelah rencana penawaran umum terbatas (PUT I) perseroan disetujui, dimana dananya akan digunakan untuk menjajaki divisi usaha baru. Dana rights issue akan digunakan sebagai belanja modal tahun depan untuk penyertaan modal PT Bhumi Lestari Makmur. Pudjiadi Prestige (PUDP) menanamkan modal Rp300 miliar untuk membangun apartemen menengah Green Palace Residence sebanyak unit di Cikarang, Bekasi. Lokasi apartemen yang dibangun di lahan 2,2 ha itu sangat strategis karena berada di tepi jalan raya Cikarang-Cibarusah, atau di depan pintu tol Cikarang Barat (KM 28 tol Jakarta-Cikampek). Perdana Gapura Prima (GPRA) menargetkan pertumbuhan sebesar 20% dan berencana menerbitkan surat utang senilai Rp100 miliar pada Perseroan optimis terhadap kinerja tahun depan karena backlog yang mencapai 15 juta unit dan perseroan akan banyak membangun apartemen kelas menengah. Perdana Gapuraprima (GPRA) berencana membangun 20 hotel sebanyak kamar hingga Investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 20 triliun hingga seluruh hotel selesai. Ekspansi tersebut sejalan dengan strategi perseroan untuk melanjutkan diversifikasi segmen usaha dari selling property menjadi property services. Pembangunan hotel diharapkan dapat meningkatkan pendapatan berkelanjutan perseroan. Pendapatan dari lini bisnis hospitality diharapkan naik menjadi 20%-30% dari saat ini sekitar 10%-15%. Pada 2014, GPRA menganggarkan belanja modal Rp 440 miliar. Kementerian BUMN menyatakan, Bank Mandiri (BMRI) akan menguasai 50% lebih saham Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth). Selain BMRI, Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo, dan Kimia Farma (KAEF) akan memiliki saham InHealth. Terkait akuisisi tersebut, BMRI menyiapkan dana Rp 1 triliun. Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan pertumbuhan transaksi kartu debit mencapai 35% pada 2014 dibandingkan tahun ini. Pertumbuhan transaksi kartu kredit BBNI diperkirakan sekitar 10-15%.

4 COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 96,77 0,17 TLKM (US) Natural Gas (US$)/mmBtu 4,25-0,10 ANTM (GR) 0, Gold (US$)/Ounce 1236,07-2,73 BLTA (SP) N/A Nickel (US$)/MT 14100,00 90,00 Tin (US$)/MT 22750,00 250,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 83,95 0,60 Coal (RB) (US$)/MT* 82,80-0,97 CPO (ROTH) (US$)/MT 897,50-15,00 CPO (MYR)/MT 2607,00-8,00 Rubber (MYR/Kg) 752,75 2,50 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 770,94 0,16 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2013E 2014F 2013E 2014F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS ,36 0,10 20,23 14,81 13,79 2,81 2, ,2 USA NASDAQ COMPOSITE 4000,98 0,06 32,50 20,50 17,52 3,13 2, ,9 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6439,96-0,08 9,19 13,35 12,12 1,78 1, ,4 CHINA SHANGHAI SE A SH 2298,74-0,31-3,25 9,63 8,52 1,31 1, ,8 CHINA SHENZHEN SE A SH 1114,71 0,39 21,19 22,00 17,16 2,50 2, ,5 HONG KONG HANG SENG INDEX 23245,96 0,12 2,60 11,07 10,23 1,38 1, ,1 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4174,83-0,89-3,29 14,44 12,42 2,63 2,32 318,0 JAPAN NIKKEI ,11 0,40 48,18 19,75 17,39 1,65 1, ,3 MALAYSIA KLCI 1840,35 0,35 8,96 17,18 15,66 2,19 2,14 319,6 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3066,02 0,23-3,19 14,49 13,22 1,30 1,23 396,4 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR ,25 83, IDR/ USD 0,08-0,0006 EUR/IDR ,32 15,53 EUR / USD 1,37-0,0001 JPY/IDR 117,35 0,74 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.645,18 9,43 SGD / USD 0,80 0,0000 AUD/IDR ,49 4,21 AUD / USD 0,90-0,0013 GBP/IDR ,52-55,60 GBP / USD 1,63 0,0001 CNY/IDR 1.993,87 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000 MYR/IDR 3.743,31 1,90 MYR / USD 0,31 0,0002 KRW/IDR 11,49-0, KRW / USD 0,09-0,0001 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.40 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.49 ECB Rate (%) Euro 0.25 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15 PBOC Rate (%) China 6.00 SHIBOR (RENMINBI) China 5.42

5 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Nov'13 Oct'13 Description Rate (%) Inflation YTD % SBI (9M) 7.22 Inflation YOY % SBIS (9M) 7.22 Inflation MOM % Foreign Reserve (US$) GDP (IDR Tn) 2,375,331 2,219,855 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 16 Dec* US Empire Manufacturing Naik menjadi 4.75 dari Dec* US Unit Labor Costs Turun menjadi -1.4% dari -0.6% 16 Dec* US Industrial Production MoM Naik menjadi 0.5% dari -0.1% 16 Dec* US Capacity Utilization Naik menjadi 78.4% dari 78.1% 17 Dec* US CPI MoM Nov Naik menjadi 0.1% dari -0.1% 17 Dec* US CPI YoY Nov Naik menjadi 1.3% dari 1.0% 18 Dec* US Housing Starts Dec* US Housing Starts MoM Dec* FOMC Rate Decision Tetap 0.25% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt LPPF IJ ASII IJ BMRI IJ UNVR IJ GEMS IJ BBRI IJ INDF IJ BBCA IJ ULTJ IJ PGAS IJ TBIG IJ CPIN IJ SCMA IJ INCO IJ AALI IJ UNTR IJ MYRX IJ GGRM IJ TOWR IJ TRIO IJ UPCOMING IPO'S Company PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Business IPO (IDR) Issued Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Manufacture & Industry Dec-10 Dec Dec 2013 NISP Sekuritas PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Consumer Goods , Dec-12 Dec Dec 2013 Mandiri Sekuritas Kresna Securities PT Bank INA Perdana Banking & Finance Dec-16 Dec Dec 2013 PT Buana Capital PT Evergreen Capital PT Bank Panin Syariah Banking & Finance , Jan-08 Jan Jan 2014 PT OSK Securities PT Puridelta Lestari Real Estate Property ,80 TBA TBA Macquarie Capital Sinarmas Sekuritas

6 16 December 2013 DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment SHID 6.70 Cash Dividend 16-Dec Dec Dec Dec-13 TOTO 100 Cash Dividend 20-Dec Dec Dec Jan-14 BAJA 3.15 Cash Dividend 24-Dec Dec Jan Jan-14 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period MYRX Rights Issue 7: Dec Dec Dec 20 Dec 13 ATPK Rights Issue 10: Dec Dec Dec 16 Dec 13 BBKP Rights Issue : Dec Dec Dec 18 Dec 13 ALTO Rights Issue 25: Dec Dec Dec 18 Dec 13 ICON Rights Issue 2: Dec Dec Dec 05 Feb 13 TRIL Rights Issue 3: Dec Jan Jan 07 Feb 14 NIPS Rights Issue 63: Dec Jan Jan 15 Jan 14 BNLI Rights Issue 221: Dec Jan Jan 15 Jan 14 KPIG Rights Issue 7: Jan Jan Jan 21 Jan 14 PBRX Rights Issue 10: Jan Jan Jan 16 Jan 14 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda BABP RUPSLB 17-Dec-13 TIRT RUPSLB 18-Dec-13 HITS RUPSLB 18-Dec-13 NIPS RUPSLB 19-Dec-13 BNLI RUPSLB 19-Dec-13 PNLF RUPSLB 19-Dec-13 TRIL RUPSLB 19-Dec-13 TKIM RUPSLB 19-Dec-13 INDX RUPSLB 19-Dec-13 INDR RUPSLB 20-Dec-13 PBRX RUPSLB 20-Dec-13 INVS RUPSLB 20-Dec-13 BUMI RUPSLB 20-Dec-13 BBNP RUPSLB 20-Dec-13 WICO RUPSLB 20-Dec-13 ASRI RUPSLB 23-Dec-13 MTFN RUPSLB 23-Dec-13 BSWD RUPSLB 23-Dec-13

7 16 16 December December TLKM TRADING BUY S R Trend Grafik Major Down Minor Down S R TLKM - Daily 12/13/2013 Open 2100, Hi 2125, Lo 2050, Close 2075 (%) Auto Trading System(91,0.312) = 2,015.32, Fractal Up = 2,200, Fractal Down = 1,90, MA(Clos e,5) = 2,00, MA1(Close,8) = 2, , ,500 2, ,414,49 2,300 2, ,200 Stochastics fast line & slow indikasi Positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada mendekati area overbought Harga berada dalam area netral Trading range Rp2050-Rp2250 Entry Rp2075, take Profit Rp2225 Stochastics Positif MACD -7.5 Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 2126 Negatif MA Positif 2, ,100 2,075 2,060 2, ,000 2, ,980 1, ,900 May Jun Jul August September October November December TLKM - Stochastic %D(5,3,3) = 57.58, Stochastic %K = 71.26, Overbought Level = 0, Oversold Level = TLKM - MACD (6,9) = -7.46, Signal() = TLKM - TSI(3,5,3) = KAEF TRADING BUY S1 500 R1 550 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 450 R Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area netral Trading range Rp500-Rp550 Entry Rp520, take Profit Rp550 Stochastics Positif MACD 0.3 Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 520 Positif MA5 516 Positif KAEF - Daily 12/13/2013 Open 510, Hi 530, Lo 500, Close 530 (1.9%) Auto Trading System(91,0.312) = , Fractal Up = 50, Fractal Down = 40, MA(Close,5) = , MA1(Close,8) = , MA2(Close,20) 1,100 1, ,566, May Jun Jul August September October November December KAEF - Stochastic %D(5,3,3) = 66.56, Stochastic %K = 86.67, Overbought Level = 0, Oversold Level = KAEF - MACD (6,9) = 0.29, Signal() = KAEF - TSI(3,5,3) =

8 16 16 December December CMNP TRADING BUY S R Trend Grafik Major Up Minor Up S R Stochastics fast line & slow indikasi positif CMNP - Daily 12/13/2013 Open 3125, Hi 3150, Lo 3025, Close 3150 (2.4%) Auto Trading System(91,0.312) = 3,000, Fractal Up = 3,250, Fractal Down = 3,000, MA(Clos e,5) = 3,085.00, MA1(Close,8) = 3, ,000 3,600 3,250 3, ,150 3, , ,000 3,085 3,000 3,000 2, ,400 1,800 Candle chart indikasi sinyal positif RSI mendekati area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp3050-Rp3200 Entry Rp3125, take Profit Rp3200 1,200 May Jun Jul August September October November December CMNP - Stochastic %D(5,3,3) = 60.80, Stochastic %K = 80.56, Overbought Level = 0, Oversold Level = CMNP - MACD (6,9) = 1.71, Signal() = Stochastics Positif MACD 1.7 Positif True Strength Index (TSI) 6.98 Positif Bollinger Band (Mid) 3103 Positif MA Positif CMNP - TSI(3,5,3) = JSMR BUY ON WEAKNESS S R Trend Grafik Major Down Minor Down S R Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi potensi rebound RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp4800-Rp4925 Entry Rp4800, take Profit Rp4900 Stochastics Positif MACD Positif True Strength Index (TSI) Negatif Bollinger Band (Mid) 5036 Negatif MA Negatif JSMR - Daily 12/13/2013 Open 4825, Hi 4925, Lo 4800, Close 4850 (%) Auto Trading System(91,0.312) = 5,131.71, Fractal Up = 5,350, Fractal Down = 5,000, MA(Clos e,5) = 4,930, MA1(Close,8) = 5, ,800 6,400 6,000 5,600 11,790,500 5,350 5, ,200 5, , , ,000 4,800 4,930 4,850 May Jun Jul August September October November December 4, JSMR - Stochastic %D(5,3,3) = 5.46, Stochastic %K = 6.39, Overbought Level = 0, Oversold Level = JSMR - MACD (6,9) = , Signal() = JSMR - TSI(3,5,3) =

9 16 16 December December PTBA TRADING BUY S R Trend Grafik Major Down Minor Up S R Stochastics fast line & slow indikasi negatif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp11600-Rp12000 Entry Rp11600, take Profit Rp12000 Stochastics Positif MACD Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) Negatif MA Positif PTBA - Daily 12/13/2013 Open 11650, Hi 11750, Lo 11600, Close (0.4%) Auto Trading System(91,0.312) = 11,550, Fractal Up = 11,800, Fractal Down = 11,500, MA(Clos e,5) = 11,630, MA1(Close,8) 16,000 15,000 14,000 1,657,500 13,000 12, , ,800 12,000 11, ,650 11,630 11,000 11,550 11,500 11, ,000 May Jun Jul August September October November December PTBA - Stochastic %D(5,3,3) = 40.11, Stochastic %K = 48.25, Overbought Level = 0, Oversold Level = PTBA - MACD (6,9) = , Signal() = PTBA - TSI(3,5,3) = BIPI TRADING BUY S1 108 R1 118 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 100 R Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp105-Rp118 Entry Rp108, take Profit Rp116 Stochastics Positif MACD Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 109 Positif MA5 109 Positif BIPI - Daily 12/13/2013 Open 108, Hi 110, Lo 107, Close 110 (1.9%) Auto Trading System(91,0.312) = , Fractal Up = , Fractal Down = , MA(Clos e,5) = , MA1(Close,8) = , MA2(Close,20) ,861, May Jun Jul August September October November December BIPI - Stochastic %D(5,3,3) = 41.67, Stochastic %K = 58.33, Overbought Level = 0, Oversold Level = BIPI - MACD (6,9) = -2, Signal() = BIPI - TSI(3,5,3) =

10 16 December 2013 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 13/12/13 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell Negatif Negatif Negatif LSIP Trading Sell Negatif Negatif Negatif SGRO Trading Sell Negatif Negatif Negatif Mining BUMI Trading Sell Positif Negatif Negatif PTBA Trading Buy Positif Positif Positif ADRO Trading Sell Negatif Negatif Negatif MEDC Trading Sell Negatif Negatif Negatif INCO Trading Sell Negatif Negatif Negatif ANTM Trading Sell Negatif Negatif Negatif TINS Trading Sell Negatif Negatif Negatif Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Sell Positif Negatif Negatif INTP Trading Sell Negatif Negatif Negatif SMCB Trading Sell Negatif Negatif Negatif Miscellaneous Industry ASII Trading Sell Negatif Negatif Negatif GJTL Trading Sell Positif Negatif Negatif Consumer Goods Industry INDF Trading Buy Negatif Positif Negatif GGRM Trading Sell Negatif Negatif Negatif UNVR Trading Sell Positif Negatif Negatif KLBF Trading Sell Negatif Negatif Negatif Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Sell Negatif Negatif Negatif ASRI Trading Sell Negatif Negatif Negatif WIKA Trading Sell Negatif Negatif Negatif ADHI Trading Sell Negatif Negatif Negatif Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell Negatif Negatif Negatif JSMR Buy on Weakness Positif Positif Negatif ISAT Trading Sell Negatif Negatif Negatif TLKM Trading Buy Positif Positif Positif CMNP Trading Buy Positif Positif Positif Finance BMRI Trading Sell Positif Negatif Negatif BBRI Trading Sell Negatif Negatif Negatif BBNI Trading Sell Negatif Negatif Negatif BBCA Trading Sell Negatif Negatif Negatif BDMN Trading Buy Positif Negatif Negatif Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell Negatif Negatif Negatif MPPA Trading Sell Negatif Positif Negatif

11