Analisis Pengendalian Kualitas Tetes PG Kremboong Sidoarjo Menggunakan Diagram Kontrol MEWMA dan MEWMV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Pengendalian Kualitas Tetes PG Kremboong Sidoarjo Menggunakan Diagram Kontrol MEWMA dan MEWMV"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) D-89 Analss engendalan Kualas ees G Kremboong Sdoarjo Menggunakan Dagram Konrol MEWMA dan MEWMV Dony Mukhar Haranja dan Muhammad Mashur Jurusan Saska, Fakulas MIA, Insu eknolog Seuluh Noember (IS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya 6 Indonesa e-mal: m_mashur@saska.s.ac.d Absrak Gula yang dhaslkan unuk sea kal roses roduks d G Kremboong Sdoarjo belum omal. Hal n erjad karena mash banyaknya kandungan gula (sukrosa) yang erdaa dalam amas ebu, bloong dan ees. Kandungan gula erbesar erdaa dalam ees karena sudah deka dengan sasun akhr roses roduks gula. ees aau molases meruakan roduk ssa yang dak daa dkrsalkan lag dan dak daa dkonsums dar hasl ssem ueran LGF. Kadar gula dalam ees dukur melalu erhungan harka kemurnan ees berdasarkan ersenase ol dan Brx. Baas sesfkas yang dgunakan ada engukuran ol dan Brx sanga el sehngga erdaa ndkas erjad ergeseran roses yang kecl. Keelan baas sesfkas ol dan Brx daa dkeahu dar renang baas sesfkas yang kecl dmana engamaan yang keluar dar baas sesfkas daa ddeeks hngga nla sau desmal. Hal n daa juga dlha dar nla-nla engamaan dengan selsh yang kecl. Dalam mengurang ngka kehlang-an gula unuk sea kal roses roduks maka dlakukan engendalan kualas ees menggunakan dagram konrol Mul-varae Exonenally Weghed Movng Average (MEWMA) dan Mulvarae Exonenally Weghed Movng Varance (MEWMV). Hasl enelan n menunjukkan bahwa varablas dan raa-raa roses roduks ees ada fase bulan Seember 5 belum erkendal secara sask. embobo omum mendeeks ergeseran varablas roses deroleh λ =, 7 dan ω =, sedangkan raa-raa roses sebesar λ =, 8. Selanjunya, ada fase bulan Okober 5 dkeahu varablas dan raa-raa roses belum erkendal secara sask. Seelah dlakukan erbakan dagram konrol ada fase deroleh varablas dan raa-raa roses roduks ees sudah erkendal. Selanjunya dlakukan erhungan kaablas roses dan deroleh hasl MC sebesar,93, MCK sebesar -,76 dan MCM sebesar,56. Sehngga roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada bulan Okober 5 belum kaabel dar seg akuras, ress sera gabungan akuras dan ress karena ndeks kaablas roses yang lebh kecl dar. I Kaa Kunc ees, ol, Brx, Indeks Kaablas roses. I. ENDAHULUAN ndonesa meruakan negara engmor gula erbesar kega d duna ada ahun 5 []. Hal n erjad karena enurunan kuanas gula yang droduks oleh masng-masng abrk gula dan bahan baku ebu yang berkurang. Dalam mengaas masalah n emernah membua suau kebjakan unuk mervalsas semua abrk gula BUMN dalam neger []. Revalsas yang dmakud adalah memodernsas roses engolahan gula sehngga menghaslkan gula yang lebh banyak dengan kualas yang lebh bak. N meruakan erusahaan BUMN yang bergerak dalam bdang engolahan ebu. erusahaan ersebu memlk abrk gula yang ersebar d wlayah Jawa mur. G Kremboong Sdoarjo meruakan salah sau bagan dar erusahaan ersebu dengan kaasas glng 4 CD (on Cane er Day). roses roduks gula d G Kremboong Sdoarjo berlangsung ada bulan Me Okober. roses engolahan ebu menjad gula d G Kremboong Sdoarjo erbag menjad ujuh sasun kerja dan salah saunya adalah sasun ueran. ada sasun n dhaslkan gula berjens SHS dan hasl samng berua ees. Menuru Jul selaku saff dvs Qualy Conrol, jumlah roduks gula yang dhaslkan unuk sea kal roses roduks belum omal. Hal n erjad karena mash banyaknya kandungan gula (sukrosa) yang erdaa dalam amas ebu, bloong dan ees. Kandungan gula erbesar erdaa dalam ees karena sudah deka dengan sasun akhr roses roduks gula. engendalan kualas ees yang elah dlakukan oleh hak QC menunjukkan beberaa nla engamaan ol dan Brx mash berada dluar baas sesfkas erusahaan. Hal n erjad karena adanya enyebab khusus dalam roses sehnggaa engamaan karakersk kualas ol dan Brx belum erkendal. Kadar gula dalam ees dkeahu dar hasl engukuran harka kemurnan ees berdasarkan ersenase ol dan Brx. Baas sesfkas yang dgunakan ada engukuran ol dan Brx sanga el sehngga erdaa ndkas erjad ergeseran roses yang kecl. Keelan baas sesfkas ol dan Brx daa dkeahu dar renang baas sesfkas yang kecl dmana engamaan yang keluar dar baas sesfkas daa ddeeks hngga nla sau desmal. Hal n daa juga dlha dar nla-nla engamaan dengan selsh yang kecl. Sehngga, engendalan kualas ees dlakukan dengan menggunakan dagram konrol MEWMA dan MEWMV ada engamaan ndvdual. Hal n berujuan unuk menekan ngka kehlangan gula sea kal roses roduks. enelan yang berkaan dengan roses roduks gula dlakukan oleh Due N (9) erka analss kualas amas ebu d G esanren Baru Kedr. Dkeahu varablas dan raa-raa roses roduks amas ada fase dan fase belum erkendal secara. embobo omum dalam mendeeks ergeseran varablas roses yau λ=,4 dan ω=,4 sera raa-raa roses λ=,9 [3].

2 D-9 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) Berdasarkan uraan daas, dalam ugas akhr n akan dlakukan enelan erhada engendalan kualas ol dan Brx yang erkandung dalam ees roduks G Kremboong Sdoarjo menggunakan dagram konrol MEWMA dan MEWMV. enelan n dharakan mamu memberkan nformas bag hak G Kremboong Sdoarjo mengena engendalan kualas ees secara sask ada erode glng bulan Seember- Okober 5. II. engujan Korelas INJAUAN USAKA engujan korelas dalam enelan n dlakukan dengan menggunakan meode korelas erason karena erdaa dua varabel yang del yau dan. Hubungan anara dua varabel dalam oulas dduga dengan koefsen ρ sedangkan dalam samel dduga dengan koefsen r. erumusan hoess korelas ddefenskan sebaga berku. H : (dak ada korelas anar varabel) H : (ada korelas anar varabel) sask uj: r n () r nla r deroleh dar erhungan berku r dmana = engamaan sebanyak olak H jka aau hung > α,df dmana df = [4]. Dagram Konrol MEWMV Dagram konrol Mulvarae Exonenally Weghed Movng Varance (MEWMV) dgunakan unuk mendeeks ergeseran varablas roses yang kecl. eneraan dagram konrol MEWMV dlakukan unuk mendeeks erubahan marks kovaran dengan asums bahwa dak erjad ergeseran raa-raa roses. erumusan dagram konrol MEWMV dbenuk dar ersamaan berku n [5]. V ( )( ) x y x y ( ) V () dmana V = (x y )(x y ) ω : embobo smoohng consan,<ω< x : esmas MEWMA y x ( ) y (3) dmana <λ< dan y =, unuk mendeeks erubahan marx kovaran, erlebh dahulu mendefenskan [ x, x... x ] ; Y [ y, y... y ] C dag(( ), ( ),, ( ), ) V ( I M) C( I M) Q (6) Q ( I M ) C( I M ),, j (7) I adalah marks denas berukuran. ( ) M ( ) ( ) deroleh k yang dlokan dalam dagram konrol r( V ) r( Q ) r( Q ) (8) bla roses erkendal deroleh ersamaan E[ r( V )]. r( Q) (9) Var[ r( V )] q j j () baas dagram konrol berdasarkan r(v ) dberkan oleh r( Q) L q j j () nla L berganung ada, ω dan λ yang sudah denukan sebelumnya. Dagram Konrol MEWMA Dagram konrol Mulvarae Exonenally Weghed Movng Average (MEWMA) dgunakan unuk mendeeks ergeseran mean roses yang kecl. eneraan dagram konrol MEWMA dlakukan dengan mengakumula nformas dar engamaan sebelumnya sehngga membua dagram konrol n lebh sensf dalam mendeeks ergeseran raa-raa roses yang kecl. Dagram konrol n juga robus erhada non-normal dsrbuon ada engamaan ndvdual [6]. erumusan dagram konrol MEWMA ddefenskan sebaga berku [7]. Z ( ) Z () Dmana Z = dengan =,,.., : banyaknya engamaan λ: besarnya embobo, <λ< deroleh k yang dlokan dalam dagram konrol Z Z (3) Z dmana marks kovaran sebaga berku, Z [ ( ) ] (4) ada dagram konrol MEWMA, nla Baas Kendal Aas (BKA) dnyaakan dalam H yang deroleh berdasarkan nla embobo λ [8]. roses dkaakan erkendal aabla nla engamaan lebh kecl dar baas kendal aau > H. Indeks Kaablas roses Mulvarae roses Caably Indces (MCI) menunjukkan seberaa bak sebuah roses manufakur daa menemu baas sesfkas keka karakersk kualas memlk korelas [9]. Suau roses roduks berjalan secara caable aabla nla C Berku n meruakan ersamaan meode MCI dengan endekaan rdge regresson yang dba-ngun dar masng-masng karakersk kualas. a a3 3 a (5)... a a a, ε meruakan kesalahan acak (error random). Bla roses erkendal secara sask maka arameer yang deroleh dar ersamaan (5) dgunakan unuk menenukan erkraan sandar devas. ˆ a ˆ a ˆ a ˆ 3 3 a a ˆ a a ˆ 3 3,... ˆ a ˆ a ˆ a ˆ, a a ˆ a a ˆ 3, (6)

3 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) D-9 demkan juga erkraan unuk raa-raa karakersk kualas masng-masng daa dhung dengan ersamaan sebaga berku. ˆ ˆ ˆ a a... (7) ˆ ˆ ˆ a a, Kaablas roses secara unvara ada masngmasng karakersk kualas dhung dengan ndeks BSA ˆ BSB ( ) C 6 ˆ (8) ˆ ˆ ˆ BSA BSB CK ( ) Mn, 3ˆ 3ˆ BSA ˆ BSB CM ( ),,,..., 6 ˆ ( ˆ ) Besar embobo yang dgunakan unuk karakersk kualas Brx adalah,8 dan ol sebesar,. erumusan ndeks kaablas roduk ddefenskan sebaga berku. III. MC W C ( ) MC W C ( ) K K MC W C ( ) MK MK W,,,..., MEODOLOGI ENELIIAN Sumber Daa dan Varabel enelan (9) Daa yang dgunakan ada enelan n meruakan daa sekunder yang deroleh dar dearemen qualy conrol G Kremboong Sdoarjo. Un enelan adalah ees sedangkan objek yang del adalah ol dan Brx. engamaan karakersk kualas ol dan Brx dlakukan a selang waku sau jam berdasarkan shf kerja. Subgru dalam enelan n adalah erjam karena samel yang del menghaslkan engukuran yang berbeda a selang waku sau jam dmana ukuran subgru adalah sau. Ukuran subgru denukan sau (n=) karena samel yang del bersfa homogen. engamblan samel dbag aas ga shf kerja. Shf kerja erama bekerja mula jam 6. 3., shf kerja kedua bekerja mula jam 4.. dan shf kerja kega bekerja mula jam. 5.. Sehngga dalam sau har dlakukan engamblan samel sebanyak 4. Samel yang dgunakan dalam dagram konrol fase yau ada anggal 3 Seember 5 sebanyak 7 engamaan sedangkan ada fase yau ada anggal 6 Okober 5 sebanyak 64 engamaan. emlhan samel ada fase dan ddasarkan ada roses roduks gula yang ber-langsung ada bulan Me Okober 5. enjumlahan volume roduks gula sea bulan akan djadkan sebaga volume roduks gula ada erode glng ahun 5. Langkah Analss Berku n adalah langkah analss yang dlakukan ada engendalan kualas ees G Kremboong Sdoarjo. Mendeskrskan daa ol dan Brx. Melakukan engujan korelas erhada ol dan Brx 3. Menganalss varablas dan raa-raa roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMV fase erode glng Seember 5 4. Menganalss varablas dan raa-raa roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMV fase erode glng Okober 5 5. Menghung ndeks kaablas roses dar daa engamaan yang elah erkendal ada fase erode erode Okober. 6. Memeroleh kesmulan dan saran dar hasl analss. IV. ANALISIS DAN EMBAHASAN Deskrs Daa ees Deskrs karakersk kualas ees meruakan gambaran umum hasl roduks ees secara sask. Berku n meruakan hasl analss saska deskrf ada karakersk kualas ees bulan Seember Okober 5. Bulan ABEL. KARAKERISIK KUALIAS EES Karakersk Kualas Baas Sesfkas Mean Varans Mn Mak Seember ol 7,8 9, 3,6,539 4,6 35,5 Seember Brx 87, 9, 9,8,385 84,6 93,6 Okober ol 7,8 9, 9,8,343 6,4 5,9 Okober Brx 87, 9, 89,54,783 84,6 9,6 Karakersk kualas ada abel menunjukkan raaraa ol ada bulan Seember Okober berada dluar baas sesfkas. Raa-raa brx ada bulan Okober berada ddalam baas sesfkas sedangkan bulan Seember berada dluar baas sesfkas. Selanjunya, aabla dnjau dar varans ol dan Brx dkeahu bahwa ol memlk varans erbesar ada bulan Seember yau sebesar,539 dan Brx ada bulan Okober yau sebesar,783. Jka dlha dar nla mnmum dan maksmum ol dan Brx ada bulan Seember Okober, kedua varabel ersebu berada dluar baas sesfkas yang deakan oleh erusahaan. Uj Korelas Krakersk Kualasees Berdasarkan ersamaan () deroleh nla hung sebesar,6 dan.7,34 sebesar 3,6. Nla hung >.7,34, berar H dolak sehngga dsmulkan bahwa erdaa korelas anara karakersk kualas ol dan Brx.. Analss Varablas dan Raa-Raa Fase Analss varablas dan raa-raa ada fase dlakukan dengan menggunakan dagram konrol MEWMV dan MEWMA. eneraan dagram konrol fase berujuan unuk membangun baas kendal dengan memlh embobo yang alng omum dalam mendeeks ergeseran roses. Daa engamaan yang dgunakan dalam analss n adalah erode glng bulan Seember 5. ) eneraan Dagram Konrol MEWMV Fase Dagram konrol MEWMV dgunakan unuk mendeeks ergeseran varablas roses. eneraan dagram konrol n dlakukan dengan mengkombnaskan nla embobo <λ< dan <ω<. Hasl analss engendalan varab-as roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMV fase dengan berbaga nla embobo daa d-lha sebaga berku.

4 D-9 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) Dagram Konrol MEWMV Selanjunya hasl engendalan raa-raa roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMA fase dengan embobo Dagram λ=,8 Konrol daa MEWMA dlha berku n. 8 race V observas ke- Gambar. Dagram Konrol MEWMV Fase ω =,; λ =, engendalan roses ada Gambar menunjukkan varablas roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada bulan Seember 5 dengan embobo belum erkendal secara sask. Jumlah daa yang berada dluar baas kendal sebanyak 45 engamaan. Selanjunya, analss engendalan varablas roses roduks ees dengan embobo ω=,9 dan λ=,9 damlkan berku n. Dagram Konrol MEWMV race V observas ke- Gambar. Dagram Konrol MEWMV Fase ω =,9; λ =,9 Varablas roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada erode glng bulan Seember 5 belum erkendal secara sask seer yang damlkan ada Gambar. Hal n dkeahu dar daa engamaan yang mash berada dluar baas kendal sebanyak engamaan Berdasarkan hasl analss varablas dengan kombnas berbaga nla embobo <λ< dan <ω< maka deroleh embobo omum dalam mendeeks ergeseran roses yau ω=,7 dan λ=,7. embobo ersebu deroleh dar nla selsh erkecl hasl erhungan r(v) maksmum dkurang Baas Kendal Aas (BKA) maksmum ada masng-masng embobo. ) eneraan Dagram Konrol MEWMA Fase Dagram konrol MEWMA dgunakan unuk mendeeks ergeseran raa-raa roses. eneraan dagram konrol n dlakukan dengan embobo <λ< dan H sebaga baas kendal aas yang sudah deakan berdasarkan nla embobo λ. Hasl analss ada Gambar 3 menunjukkan raa-raa roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada bulan Seember 5 belum erkendal secara sask. Banyaknya daa yang berada dluar baas kendal aas sebesar 7,35 adalah 94 engamaan Dagram Konrol MEWMA obsevas ke- Gambar 3. Dagram Konrol MEWMA Fase λ=, obsevas ke- Gambar 4. Dagram Konrol MEWMA Fase,8 Hasl analss ada Gambar 4 menunjukkan raa-raa roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo belum erkendal secara sask. Jumlah daa yang berada dluar baas kendal aas sebesar,58 sebanyak 9 engamaan. Berdasarkan analss yang elah dlakukan dengan berbaga nla embobo <λ< deroleh hasl yang sama yau raa-raa roses roduks ees belum erkendal secara sask. embobo omum dalam mendeeks ergeseran raa-raa roses roduks ees deroleh λ=,8. Analss Varablas dan Raa-Raa Fase Analss varablas dan raa-raa fase berujuan unuk memanau roses roduks ees ada erode glng Okober 5. embobo omum yang deroleh dar dagram konrol MEWMV dan MEWMA fase akan dgunakan ada analss engendalan roses roduks ees fase. ) eneraan Dagram Konrol MEWMV Fase embobo omum fase dgunakan unuk memanau roses roduks ees ada fase. Hasl monorng roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada erode glng Okober 5 daa dlha ada Gambar 5. Hasl analss ersebu menunjukkan varablas roses roduks ees belum erkendal secara sask. roses dak erkendal dkeahu karena erdaa engamaan yang berada dluar baas kendal dagram konrol. race V Dagram Konrol MEWMV observas ke- Gambar 5. Dagram Konrol MEWMV Fase λ=,7;ω=, ) Idenfkas Fakor enyebab Ou of Conrol Fakor enyebab roses ou of conrol ddenfkas melalu engamaan yang elah dlakukan d G Kremboong Sdoarjo. Hal ersebu daa dsebabkan oleh kualas ebu seer ebu muda dan ebu layu (daduk) yang daa mengakbakan harka kemurnan ees rendah. Selan u daa juga dsebabkan oleh Ssem Oerasonal abrk (SO) dak dlakukan dengan benar seer enambahan bahan baku embanu yang dak sesua dengan akaran yang denukan. Demkan juga dengan kedakdslnan ekerja eruama ada saa shf

5 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) D-93 malam yang sudah mula jenuh dan kanuk. Kemamuan karyawan yang erbaas dak sesua haraan, kesalahan embacaan nla ol dan Brx ada ala ukur, cara engamblan samel, dan kalbras ala. Kemudan fakor enyebab ou of conrol daa juga dsebabkan oleh manenance dan seng awal mesn yang dak sesua. Seer engauran keceaan ueran sekar 6-8 rm dan engganan sarngan ees yang ersobek d sasun ueran. Berdasarkan uraan daas, dkeahu assgnable causes erdaa dalam roses sehngga langkah selanjunya adalah melakukan erbakan roses. 3) erbakan Dagram Konrol MEWMV Fase erbakan dagram konrol dlakukan dengan mengeluarkan engamaan yang berada dluar baas kendal hngga roses mencaa keadaan n conrol. Berku engendalan varablas roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMV fase dengan embobo λ=,7 dan ω=, seelah dlakukan erbakan roses. Gambar 6. Dagram Konrol MEWMV Fase λ=,7; ω=, Seelah erbakan engulangan Hasl analss ada Gambar 6 menunjukkan varablas roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada erode glng bulan Okober 5 sudah erkendal seelah dlakukan erbakan engulangan. 4) eneraan Dagram Konrol MEWMA Fase Dengan Varablas erkendal Analss dagram konrol MEWMA fase berujuan unuk memonorng raa-raa roses roduks ees erode Okober 5. eneraan dagram konrol n dlakukan dengan menggunakan embobo omum yang deroleh dar fase yau λ=,8. Berku n meruakan engendalan raa-raa roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo menggunakan dagram konrol MEWMA fase dengan embobo omum. race V Dagram Konrol MEWMV observas ke obsevas ke- Gambar 8. Dagram Konrol MEWMA Fase varablas erkendal λ=,8 engendalan roses ada Gambar 8 menunjukkan raa-raa roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo erode glng bulan Okober 5 belum erkendal secara sask. Dkeahu erdaa engamaan yang berada dluar baas kendal aas sebesar,58 dan salah saunya adalah engamaan ke 435. Aabla dalkaskan ada erusahaan makaengamaan ke 435 meruakan samel yang dambl oleh ekerja shf ag ada anggal 8 Okober ukul 8. s/d 9.. Selanjunya dlakukan denfkas enyebab roses dak erkendal kemudan dlanjukan dengan erbakan roses. Berdasarkan hasl analss deroleh raa-raa roses roduks ees sudah erkendal secara sask seelah erbakan engulangan kega seer yang damlkan ada Gambar Dagram 9. Konrol MEWMA obsevas ke- Gambar 9. Dagram Konrol MEWMA Fase Varablas erkendal Seelah erbakan engulangan 3 λ=,8 5) eneraan Dagram Konrol MEWMA Fase Dengan Varablas dak erkendal eneraan dagram konrol MEWMA fase dlakukan unuk memonorng raa-raa roses roduks ees dmana varablas roses belum erkendal ada bulan Oko-ber 5. Berku meruakan engendalan varablas roses roduks ees menggunakan dagram konrol MEWMA fase dengan embobo omum Dagram Konrol MEWMA obsevas ke- Gambar. Dagram Konrol MEWMA Fase Varablas dak erkendal λ=,8 Hasl analss ada Gambar mencermnkan varablas roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo berada dalam keadaan ou of conrol. Daa yang berada dluar baas kendal sebanyak engamaan dan salah saunya adalah engamaan ke 3. engamaan ersebu meruakan samel yang dambl oleh ekerja shf ag ada anggal Okober ukul 4. s/d 5.. Langkah erbakan roses dlakukan seelah ddenfkas assgnable causes erdaa dalam roses. Dar hasl analss yang elah dlakukan dkeahu raaraa roses roduks ees mencaa n conrol seelah dlakukan erbakan engulangan kega seer yang damlkan ada Gambar Dagram Konrol MEWMA obsevas ke- Gambar. Dagram Konrol MEWMA Fase Varablas dak erkendal λ=,8 Seelah erbakan engulangan 3

6 D-94 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. (6) (3-98 rn) Analss Kaablas roses Seelah roses erkendal secara sask bak dalam varablas dan raa-raa maka langkah berkunya adalah mengukur kaablas roses roduks ees. Berdasarkan hasl analss deroleh nla kaablas unuk MC sebesar,93, MC K sebesar -,76 dan MC M sebesar,56. Sehngga dsmulkan bahwa roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo ada bulan Okober belum kaabel karena nla kaablas roses lebh kecl dar sau. V. KESIMULAN DAN SARAN roses roduks ees G Kremboong Sdoarjo belum erkendal dalam varablas dan raa raa ada erode glng bulan Seember 5. embobo omum dalam mendeeks ergeseran varablas roses deroleh λ=,7 dan raa-raa roses sebesar ω=,. Selanjunya roses roduks ees ada erode glng bulan Okober 5 belum erkendal dalam varablas dan raa raa menggunakan embobo omum. erbakan roses yang elah dlakukan ada erode glng bulan Okober membua varablas dan raa-raa roses roduks ees erkendal. Seelah roses fase erkendal maka dlakukan erhungan kaablas roses dan deroleh ndeks M C sebesar,93, M CK sebesar -,76 dan M CM sebesar,56. Sehngga dkeahu roses roduks gula G Kremboong Sdoarjo belum kaabel dlha dar seg akuras, ress sera gabungan akuras dan ress. roses dkaakan kaabel aabla nla M C, M CK, M CM. Saran yang daa dberkan keada hak G Kremboong Sdoarjo, ada saa menjalankan roses roduks gula d G Kremboong Sdoarjo dbuuhkan erbakan roses agar kualas ees ea erkendal dengan memerhakan fakor-fakor enyebab roses roduks ees dak erkendal. Selan u, kesalahan engukuran dan roses roduks ees yang belum maksmal daa menyebabkan kedaksesuaan roses dengan baas sesfkas yang deakan oleh erusahaan. Demkan juga dengan enenuan baas sesfkas sanga berganung ada hasl roses roduks aakah erkendal aau dak sehngga dbuuhkan keelan dalam menenuan baas sesfkas ees. Sedangkan saran unuk enelan selanjunya, berkaan dengan eneraan dagram konrol MEWMA dan MEWMV adalah erlu memerhakan engaruh auokorelas ada sea karakersk kualas sehngga daa ddeka dengan emodelan resdual me seres. DAFAR USAKA [] rahnoloh,. Dulu Eksorr Gula erbesar Duna Kn Indonesa erka Imor. (8 Arl 4). Merdeka [On-lne]. [] Dw, Kembalkan Indonesa Sebaga Eksorr Gula erbesar Duna. (3 November 5). Selasar [On-lne]. [3] Due N (5). engendalan Kualas Amas ebu G esanren Baru Kedr Menggunakan Dagram Konrol MEWMA dan MEWMV. Suarabaya: IS [4] Walole,E.,Ronald.(Eds).(7). robably and Sasc for Engneers and Scens, London:earson Educaon. [5] Huwang, L., Yeh, A., dan Wu, Chen. 7. Monorng Mulvarae rocess Varably for Indvdual Observaon. Journal of Qualy echnology, vol. 39,3,.58. [6] Soumbos, Z. G., & Sullvan, J H. (). Achevng Robus erformance Wh he MEWMA Conrol Char. Journal of Amercan Sascal Assocaon, Mssss Sae Unversy and Rugers Unversy [7] Mongomery, D.C. (Eds). (5). Inroducon o Sascal Qualy Conrol. Arzona: John Wley and Son s. [8] rabhu, S. S., and Runger, G. C. (997). Desgnng a Mulvarae9EWMA Conrol Char. Journal of Qualy echnology, 9, 8-5. [9] Rass, S., 9. Mulvarae rocess Caably Indces On he resence Of rory For Qualy Characerscs. Journal of Indusral Engneerng, Vol 5, No.9, 7-36.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD) Alkas Iners Non Lner Dengan Pendekaan Lner Unuk Menenukan Hosener Conoh Kasus d G. Kelud) Cece Sulaeman) APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER CONTOH KASUS DI

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA Indra Rahm, Sr Png Wulandar Mahasswa Jurusan Saska Insu Teknolog Seuluh Noember Dosen

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

Peramalan Dengan Model SVAR Pada Data Inflasi Indonesia Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Dengan Menggunakan Metode Bootstrap

Peramalan Dengan Model SVAR Pada Data Inflasi Indonesia Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Dengan Menggunakan Metode Bootstrap Peramalan Dengan Model SVR Pada Daa Inflas Indonesa Dan Nla Tukar Ruah Terhada Dolar merka Dengan Menggunakan Meode Boosra Dav S Wardan, d Seawan 2, Dd B Nugroho 3 PS Maemaka, Fak Sans dan Maemaka, UKSW

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana 6 BAB II IJAUA PUSAA. Pendahuluan Maer enang daa anel dambl dar Gujara (3) dan Judge (985). Daa anel adalah gabungan dar daa cross seconal dan daa me seres, dmana dalam daa anel un cross seconal yang sama

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

Analisis Penyaluran Kredit kendaraan bermotor Roda Dua Jenis Baru dan Bekas di PT X dengan Metode Vector Autoregressive

Analisis Penyaluran Kredit kendaraan bermotor Roda Dua Jenis Baru dan Bekas di PT X dengan Metode Vector Autoregressive JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., () 7 (98X Prn) D9 Analss Penyaluran Kred kendaraan bermoor Roda Dua Jens Baru dan Bekas d PT X dengan Meode Vecor Auoregressve Ardhka Surya Pura, Adaul Mukarromah

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

PENGUKURAN VALUE AT RISK PADA ASET TUNGGAL DAN PORTOFOLIO DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. Di Asih I Maruddani 1, Ari Purbowati 2

PENGUKURAN VALUE AT RISK PADA ASET TUNGGAL DAN PORTOFOLIO DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. Di Asih I Maruddani 1, Ari Purbowati 2 Pengukuran Value a sk (D Ash I Maruddan) PEGUKUA VALUE AT ISK PADA ASET TUGGAL DA POTOFOLIO DEGA SIMULASI MOTE CALO D Ash I Maruddan 1, Ar Purbowa 1 Saf Pengajar Program Sud Saska FMIPA UDIP Bro Pusa Saska

Lebih terperinci

Penerapan Diagram Kontrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualitas Air Produksi Di Ipam Ngagel I

Penerapan Diagram Kontrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualitas Air Produksi Di Ipam Ngagel I JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D- Peneraan Diagram Konrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualias Air Produksi Di Iam Ngagel I Johana Diannia Jayani dan Wibawai Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Extreme Learning Machine untuk Peramalan Permintaan

Penerapan Metode Extreme Learning Machine untuk Peramalan Permintaan Peneraan eode Ereme Learnng achne unuk Peramalan Permnaan Irwn Dw Agusna, Wwk Anggraen, S.S,.om, Ahmad ukhlason, S.om,.Sc Jurusan Ssem Informas, Insu eknolog Seuluh oember, Surabaya, Indonesa Absrak Permnaann

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

Distribusi Normal Multivariat

Distribusi Normal Multivariat Vol.4, No., 43-48, Januari 08 Disribusi Normal Mulivaria Husy Serviana Husain Absrak Pada engendalian roses univaria berdasarkan variabel, biasanya digunakan model disribusi normal unuk mengamai kualias

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI GAMMA. Ada beberapa distribusi penting dalam distribusi uji hidup, salah satunya adalah distribusi gamma.

DISTRIBUSI GAMMA. Ada beberapa distribusi penting dalam distribusi uji hidup, salah satunya adalah distribusi gamma. DITRIBUI GAMMA Ada beberaa dsrbus eg dalam dsrbus uj hdu, salah sauya adalah dsrbus gamma. A. Fugs keadaa eluag (fk) Fugs keadaa eluag (fk) dar dsrbus gamma dega dua arameer yau da adalah sebaga berku:

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik JURNAL EKNIK POMIS Vol., No., () - Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Meode Jaringan Syaraf iruan di P. PJB Uni Pembangki Gresik Inan Mara Kusuma, Imam Abadi, S, M dan Deak Yan

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

Bab III Komentar terhadap distribusi vec(r)

Bab III Komentar terhadap distribusi vec(r) Bab III Komenar erhada disribusi vec(r Bab ini mengeengahkan enang komenar erhada disribusi asimoik dari mariks korelasi R, dalam benuk vec(r, yang akan menjadi salah sau dasar dalam eneliian diserasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASTRA AGRO LESTARI TBK DENGAN JUMP DIFFUSION MODEL

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASTRA AGRO LESTARI TBK DENGAN JUMP DIFFUSION MODEL JRAMB, Prod Akunans, Fakulas Ekonom, UMB Yogyakara I : 460-33 Volume o.., Me 07 PREDIKI HARA AHAM PT. ATRA ARO LETARI TBK DEA JUMP DIFFUIO MODEL D Ash I Maruddan, Trmono Dearemen aska Unversas Donegoro

Lebih terperinci

KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA., R. Efendi 2, H.

KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA., R. Efendi 2, H. KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING AAK SEDERHANA A. F. Indraan *, R. Efend, H. Srat Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil Vol. 11, No. 1, 77-83, Jul 2014 Taksran Kurva Regres Slne ada Data Longtudnal dengan Kuadrat Terkecl * Abstrak Makalah n mengka tentang estmas regres slne khususnya enggunaan ada data longtudnal. Data

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN Prosdng Semnar Nasonal Saska Unversas Padjadjaran, 3 November 00 (A.7) OPIMISASI POROFOIO BERDASARKAN MEAN-VAUE A RISK DI BAWAH MODE INDEKS BERGANDA DENGAN VOAIIAS AK KONSAN Agus Suprana, F. Sukono, Bunga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PEDAHULUA Laar Belakang Menduga dan meramal sae yang idak bisa diamai secara langsung dari suau kejadian ekonomi adalah ening Pemerinah melalui bank senral dan ara regulaor daa menggunakan informasi enang

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

I BBB TINJAUAN PUSTAKA

I BBB TINJAUAN PUSTAKA I BBB TINJAUAN PUTAKA. Pendahuluan Dalam enulsan mater okok dar skrs n derlukan beberaa teor-teor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n. Uraan dmula dengan membahas dstrbus varabel acak kontnu,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar Space-me Models MA58 opk dalam Saska II Aprl 5 Urwen Mukhayar Analss Sask Box&Jenkns Ieraon Posulae General Class of Models ACF, PACF, dff Daa Analyss on-paramerc Analyss Sochasc Processes Mulvarae Analyss

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

Komponen Meteorologi Curah Hujan. Komponen. Komponen Loss. Direct Runoff. Komponen. Komponen Routing. Akuifer. Baseflow. Saluran Sungai.

Komponen Meteorologi Curah Hujan. Komponen. Komponen Loss. Direct Runoff. Komponen. Komponen Routing. Akuifer. Baseflow. Saluran Sungai. Dalam HEC-HMS, roses hujan-lmasan yang erjad dalam suau DS dbag menjad enam komonen uama (Gambar.3): meeorolog loss dre runoff (lmasan langsung) baseflow (alran dasar) roung (enelusuran banjr) reservor

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Analysis of Covariance (ANACOVA) Analss of Covarance ANACOVA Bett Kash Paramtha Ihda Ihsana Gempur Safar Oleh: La Ftran Muhammad Alawdo Erma Aprlana Eka Setanngsh Prof Dr Sr Haratm Kartko Program Stud Statstka FMIPA Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi Kasus Data Saham PT. Gudang Garam Tbk.

PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi Kasus Data Saham PT. Gudang Garam Tbk. Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Teraannya (Bimaser) Volume 4, No. 3 (ahun), hal 69 78. PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Sudi Kasus Daa Saham PT.

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN CAAGA PREMI ASURASI PESIU UTUK PESIU ORMAL PAA STATUS HIUP GABUGA esi oiasari Silaban *, Hasriai, Musraini Mahasiswa Program S Maemaika osen Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci