EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA"

Transkripsi

1 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas Peranan, Unversas Gadjah Mada Jalan Flora Nomor 1 Bulaksumur Yogyakara 5581, Telepon/Fax E-mal: arnwu@gmal.com Derma 0 Me 011 / Dseuju 17 Okober 011 Absrac:Paddy and maze are wo mporan food crops n Indonesa and manly produced n Java Island. Ths research amed o know he mpac of El Nno and La Nna on paddy and maze farmer s supply n Java. Cross seconal daa from four provnces n Java was combned wh me seres daa durng Paddy supply was esmaed usng log model, whle maze supply used auoregressve model; each was esmaed usng wo ypes of regresson funcon. Frs, ncluded dummy varable of El Nno and La Nna o know her nfluence no paddy and maze supply. Second, Souhern Oscllaon Index was used o analyze he supply changng when El Nno or La Nna occur. The resul showed ha El Nno and La Nna dd no nfluence paddy supply, whle La Nna nfluenced maze supply n Java. Maze supply ncreased when La Nna occurred. Keywords: El Nno, La Nna, auoregressve model, paddy crop, food supply Absrak: Pad dan jagung merupakan dua anaman pangan penng d Indonesa dan eruama dproduks d Pulau Jawa. Penelan n berujuan unuk mengeahu dampak El Nno dan La Nna erhadap penawaran pad dan jagung ngka pean d Jawa. Daa cross secon dar empa provns d Jawa dgabungkan dan danalss bersama dengan daa dere waku ahun Fungs penawaran pad dan jagung danalss menggunakan OLS. Penawaran pad desmas dengan model log, sedangkan penawaran jagung dengan model auoregresf; masng-masng danalss menggunakan dua persamaan regres. Perama, dgunakan varabel dummy kejadan El Nno dan La Nna unuk mengeahu pengaruhnya erhadap penawaran pad dan jagung; kedua, nla IOS dmasukkan unuk mengeahu seberapa besar pengaruh El Nno dan La Nna erhadap penawaran pad dan jagung. Dar penelan dkeahu bahwa El Nno dan La Nna dak mempengaruh penawaran pad, sedangkan La Nna mempengaruh penawaran jagung d Jawa. Penawaran jagung d Jawa menngka pada saa erjad La Nna. Kaa kunc: El Nno, model auoregresf, La Nna, penawaran pad, penawaran pangan PENDAHULUAN Pangan merupakan salah sau kebuuhan dasar manusa. D Indonesa, pad dan jagung merupakan dua anaman pangan penng yang banyak dproduks oleh pean, eruama d Pulau Jawa. Produks kedua anaman pangan ersebu sanga mudah erpengaruh oleh keadaan klm karena merupakan anaman semusm yang masa penanamannya berjangka pendek, kurang lebh -4 bulan. Kebjakan Umum Keahanan Pangan oleh Dewan Keahanan Pangan Indonesa menyebukan bahwa pad dan jagung merupakan dua komodas pangan sraegs d Indonesa. Pad menghaslkan beras yang menjad makanan pokok bag sebagan besar masyaraka Indonesa. Jagung merupakan anaman pangan penng sumber karbohdra kedua seelah beras d Indonesa. Penduduk beberapa daerah,

2 seper Madura dan Nusa Tenggara Tmur, mash menggunakan jagung sebaga makanan pokok. Selan u, penggunaan jagung saa n menngka sanga pesa serng dengan pesanya perkembangan usaha ernak (Erwdodo e al., 003 c. Aryan, 008). Produks pad dan jagung erkonsenras d wlayah Pulau Jawa. Lebh dar 50 persen produks pad dan jagung dhaslkan oleh provns-provns d Pulau Jawa (Dewan Keahanan Pangan, 006). Unuk ulah, Pulau Jawa merupakan wlayah penng bag produks anaman pangan, eruama pad dan jagung sebaga komodas pangan sraegs. Salah sau anomal klm yang dapa mempengaruh anaman semusm karena pengaruhnya erhadap curah hujan adalah El Nno dan La Nna. El Nno dkeahu menyebabkan penurunan curah hujan, sedangkan La Nna menyebabkan kenakan curah hujan d aas normal. Terpengaruhnya produks pad dan jagung akan mempengaruh penawaran d ngka pean/produsen, dan kemudan juga akan mempengaruh kesejaheraan pean. El Nno (kadangkala juga dsebu El Nno- Souhern Oscllaon/ENSO) merupakan fenomena naknya suhu permukaan lau d mur dan engah d kawasan rops Samudera Pasfk. Kebalkan dar fenomena n, yau menghanganya suhu permukaan lau d kawasan ersebu, dsebu La-Nna. El Nno sebenarnya merupakan sebuah fenomena alam yang elah erjad sejak berabad-abad yang lalu, walaupun dak selalu dengan pola yang sama. Basanya El Nno muncul seap -7 ahun sekal. Pemanasan global dewasa n menyebabkan erjadnya anomal klm El Nno dan La Nna yang makn serng dan panjang durasnya. Anomal klm El Nno dan La Nna dak hanya erjad d wlayah Indonesa, namun juga melpu wlayah yang luas, yau Amerka Serka, Jepang, dan Ausrala. Kedua kejadan ersebu dapa merugkan. Pada kejadan El Nno, keersedaan ar unuk peranan berkurang sehngga produks dan produkvas anaman menurun aau bahkan dak panen karena anaman mengalam kekerngan. Semenara pada kejadan La Nna, keersedaan ar dapa menjad berlebhan dan menyebabkan banjr sehngga anaman mengalam gagal panen. Kedua kejadan anomal klm ersebu dkeahu elah membua kerusakan pada anaman pad d Indonesa (Tabel 1). Kerusakan lahan peranan anaman pangan karena anomal klm El Nno dan La Nna dapa darkan bahwa produks anaman akan erpengaruh oleh kedua kejadan ersebu. Tanaman pangan pada umumnya merupakan anaman semusm yang memlk sklus hdup pendek. Dampak El Nno dan La Nna dapa dkeahu langsung dar perubahan kuanas produks anaman pad dan jagung. Secara ekonom, produks pangan yang flukuaf karena anomal klm akan ku pula mempengaruh keersedaan aau kuanas pad dan jagung Tabel 1. Luas Tanaman Pad d Indonesa yang Terkena Banjr, Kekerngan dan Puso Tahun Tahun Keadaan klm Terkena banjr (ha) Kekerngan (ha) Puso (ha) 1987 El Nno La Nna Normal Normal El Nno Normal Normal El Nno La Nna Normal El Nno El Nno La Nna El Nno Sumber: Mevana e al., 004; Irano dan Sucann, Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

3 yang dapa dawarkan d ngka pean. Dengan demkan, penelan n berujuan unuk: (1) mengeahu perubahan produks pad dan jagung dalam suas El Nno dan La Nna d Jawa; dan () mengeahu dampak El Nno dan La Nna erhadap penawaran pad dan jagung d Jawa. METODE PENELITIAN Sumber dan Jens Daa Daa yang dgunakan dalam penelan merupakan daa sekunder. Daa merupakan gabungan anara daa cross secon dengan daa dere waku (me seres) kuaralan (empa bulanan) dar ahun dar empa provns d Pulau Jawa, yau Jawa Bara, Jawa Tengah, Jawa Tmur dan Daerah Ismewa Yogyakara. Daa yang dgunakan melpu daa produks pad dan jagung, harga pad, jagung, dan kacang anah d ngka produsen, luas panen pad dan jagung, harga eceran pupuk urea, sera upah buruh an mencangkul yang dperoleh dar Badan Pusa Sask. Semua varabel yang bersauan Rupah elah ddeflas dengan nla Indeks Harga Konsumen (IHK) sehngga daa yang danalss merupakan nla rlnya. Daa klm yang erka dengan anomal klm El Nno dan La Nna dperoleh dar Badan Meeorolog, Klmaolog, dan Geofska, yau curah hujan bulanan dan nla IOS (Indeks Oslas Selaan). Nla IOS merupakan salah sau ndkaor erjadnya El Nno (jka nlanya negaf kurang dar -1) aau La Nna (jka nlanya posf lebh dar +1). Nla IOS menunjukkan perbedaan ekanan udara d aas permukaan lau (sea level pressure) d wlayah Samudera Pasfk anara Darwn dan Tah, dengan ahun dasar Meode Analss Analss regres OLS (Ordnary Leas Square) dgunakan unuk menganalss pengaruh erjadnya El Nno dan La Nna erhadap penawaran pad aau jagung. Fungs penawaran pad menggunakan model logarma sedangkan fungs penawaran jagung menggunakan model auoregresf. Unuk menganalss dampak El Nno dan La Nna erhadap penawaran pad dan jagung, varabel dummy kejadan El Nno dan La Nna perama-ama dmasukkan ke dalam fungs penawaran (persamaan 1 dan ). Selanjunya, unuk mengeahu seberapa besar perubahan penawaran pad dan jagung akba El Nno dan La Nna, nla IOS yang merupakan ndkaor kejadan El Nno dan La Nna dmasukkan ke dalam fungs penawaran (persamaan 3 dan 4). Model fungs penawaran pad dan jagung adalah sebaga berku: ) fungs penawaran pad dan jagung dengan dummy varabel: lnqpd = lnppd -4 + lnpjg lnlp pd + 4 lnur + 5 lnuc + 6 Den + 7 Dln + e (1) lnqjg = lnpjg -4 + lnpka lnlpjg + 4 lnur + 5 lnuc + 6 IOS + 7 Qjg -1 + e () () fungs penawaran pad dan jagung dengan IOS: lnqpd = lnppd-4 + lnpjg lnlppd + 4 lnur + 5 lnuc + 6 IOS + e (3) lnqjg = lnpjg -4 + lnpka lnlpjg + 4 lnur + 5 lnuc + 6 Den + 7 Dln + 8 Qjg -1 + e (4) dmana Qpd adalah penawaran pad d ngka pean (on), Qjg adalah penawaran jagung d ngka pean (on), Ppd -4 adalah harga gabah d ngka pean empa kuaral sebelumnya (Rp/kunal), Pjg -4 adalah harga jagung d ngka pean empa kuaral sebelumnya (Rp/kunal), Pka -1 adalah harga kacang anah d ngka pean sau kuaral sebelumnya (Rp/kunal), Ur adalah harga eceran pupuk urea d pedesaan (Rp/kg), Uc adalah upah buruh mencangkul (Rp/har/orang), IOS adalah nla Indeks Oslas Selaan, D en adalah varabel dummy kejadan el nno (bernla 1 unuk erjadnya el nno dan 0 unuk lannya), D ln adalah varabel dummy kejadan la nna (bernla 1 unuk erjadnya la nna dan 0 unuk lannya). Selanjunya, 0 adalah nercep, 1-8 adalah koefsen fungs pena- El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 59

4 waran pad aau jagung, dan e adalah fakor gangguan. Pengujan Model Pengujan model dlakukan erhadap parameer dalam fungs dan dlakukan dengan uj kebakan sua (goodness of f), uj F, dan uj. Uj kebakan sua (goodness of f) berujuan unuk mengeahu keepaan model fungs esmas yang dgunakan aau kedekaannya dengan populas sebenarnya. Uj n dlakukan dengan jalan menghung nla koefsen deermnas (R ) dar model fungs esmas. Nla koefsen deermnas menunjukkan besarnya propors varabel ak bebas Y yang dapa djelaskan oleh varabel bebas X. Nla koefsen deermnas yang makn mendeka 1 menandakan bahwa model fungs esmas yang dgunakan semakn bak dan semakn mendeka kenyaaan populas (Wdarjono, 005). Uj kebakan sua dengan menggunakan nla koefsen deermnas memlk kelemahan. Koefsen deermnas dak pernah menurun erhadap jumlah varabel ndependen dan akan semakn besar jka jumlah varabel ndependen dalam model dambah. Hal n menmbulkan perlunya keha-haan jka akan membandngkan dua hasl regres dengan koefsen deermnas yang ngg, karena belum enu varabel ndependen yang dambahkan ke dalam model memlk jusfkas aau pembenaran dar eor aaupun logka ekonom (Wdarjono, 005). Penggunaan nla koefsen deermnas yang dsesuakan ( R ) aau adjused R dapa mengaas kelemahan ersebu. Rumus koefsen deermnas yang dsesuakan adalah sebaga berku (Gujara, 000): R 1 1 R n 1 n k dmana R adalah koefsen deermnas yang dsesuakan, R adalah koefsen deermnas, n adalah jumlah sampel, dan k adalah jumlah varabel. Dar rumus ersebu ampak bahwa jka k>1 maka R < R, yang berar bahwa dengan semakn banyaknya varabel ndependen, R menngka dengan penngkaan yang lebh kecl darpada R. Uj F dlakukan unuk mengeahu pengaruh varabel bebas (X ) erhadap varabel ak bebas (Y) secara bersama-sama. Nla F h dhung dengan rumus (Gujara, 000): R F h = k 1 ; Fabel = (k-1, n-k) 1 R n k dmana R adalah koefsen deermnas, k adalah jumlah varabel, dan n adalah jumlah sampel. Hpoess yang hendak dbukkan adalah: H 0 : 1 = =... = n = 0 H a : palng dak ada salah sau 0 Keenuannya adalah jka F h > F abel maka Ho dolak, yang berar bahwa varabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyaa erhadap varabel ak bebas, dan jka F h < F abel maka Ho derma, yang berar varabel bebas secara bersama-sama dak berpengaruh nyaa erhadap varabel ak bebas. Uj dlakukan unuk mengeahu pengaruh masng-masng varabel bebas X erhadap varabel ak bebas Y secara ndvdu. Rumus h adalah (Gujara, 000): h = ; abel = ( /, n-k) se ) ( dmana, adalah koefsen varabel bebas, se ( ) adalah sandard error dar varabel bebas, n adalah jumlah sampel, dan k adalah jumlah varabel. Hpoess yang hendak dbukkan adalah: Ho : = 0 H a : 0 Keenuannya adalah jka h > abel maka Ho dolak, yang berar bahwa varabel bebas ersebu berpengaruh nyaa erhadap varabel ak bebas, dan jka h < abel maka Ho derma, yang berar bahwa varabel bebas ersebu dak berpengaruh nyaa erhadap varabel ak bebas. 60 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

5 Pengujan erhadap Penympangan Asums Klask Analss dengan regres OLS (ordnary leas square) mengasumskan bahwa koefsen regres adalah penaksr ak bas lnear erbak aau bes lnear unbased esmaor (BLUE) yang ddsrbuskan secara normal. Pada kenyaaannya, model-model yang dsusun kemungknan mengalam penympangan dar asums ersebu. Penympangan asums klask yang demu anara lan mulkolnearas, auokorelas, dan heeroskedassas (Gujara, 000). Mulkolnearas dapa ddefnskan sebaga erdapanya hubungan lnear anara varabel bebas dalam model. Mulkolnearas dapa ddeeks pada saa nla koefsen deermnas ngg (R ), msalnya anara 0,7 hngga 1, dan korelas deraja nol (r) ngg namun varabelvarabel bebas dak ada sau pun aau sanga sedk yang sgnfkan melalu uj. Akba adanya mulkolnearas dalam model adalah model menjad dak vald jka hendak dgunakan unuk penaksran, karena nggnya error sandar aau sandard error dar regres. Meskpun demkan, mulkolnearas dak menjad masalah serus jka model dgunakan unuk peramalan, asalkan hubungan lnear anar varabel bebas n eap ada pada masa-masa mendaang (Gujara, 000). Tndakan perbakan yang dapa dlakukan jka erdapa mulkolnearas dalam model anara lan (Gujara, 000): () menggabung daa me seres dengan cross secon; () mengeluarkan salah sau varabel bebas, namun dengan berha-ha erhadap bas spesfkas; () menggunakan model dengan persamaan dferens perama (frs dfference) yau ndakan regres dak erhadap varabel yang asl namun erhadap selsh nla anara varabel yang beruruan. Benuk persamaan ersebu adalah Y Y 1 X X 1 v ; aau (v) menambah daa sampel. Angka koefsen korelas anarvarabel bebas dalam model yang dgunakan unuk fungs penawaran pad dan jagung menunjukkan bahwa model fungs penawaran pad dan jagung dak memlk masalah mulkolnearas aau salng berkorelasnya varabel-varabel bebas dalam model. Varabel-varabel bebas dak memlk masalah mulkolnearas jka nla koefsen korelas anarvarabel kurang dar 0,7. Auokorelas merupakan suau keadaan erdapanya korelas danara pengamaan pada daa seral waku, yang erjad anara lan karena: (1) nersa/kelembamam pada sklus yang erjad pada daa seral waku, () bas spesfkas karena ada varabel relevan yang dak dmasukkan ke dalam model, (3) bas spesfkas karena penggunaan benuk fungsonal model yang dak benar, (4) adanya sklus Cobweb, (5) adanya keerlambaan waku aau lag, dan (6) adanya manpulas daa. Akba adanya auokorelas dalam model adalah model menjad dak vald. Hasl uj F dapa menyesakan aau penaksr memberkan gambaran yang menympang dar populas sebenarnya (Gujara, 000). Pendeeksan yang banyak dlakukan erhadap auokorelas adalah dengan melakukan uj Durbn-Wason, yau menghung nla d dar regres. Sebagan besar program kompuer elah menghung nla n sebaga bagan dar analss regres. Namun demkan uj n memlk beberapa kelemahan. Perama, uj n hanya berlaku jka varabel ndependen bersfa random aau sokhask. Jka uj n memasukkan varabel ndependen yang bersfa nonsokhask, msalnya pada model auoregresf yang memasukkan varabel lag dar varabel dependen, maka uj Durbn-Wason dak dapa dgunakan. Kedua, uj ersebu hanya berlaku pada auoregresf orde perama aau AR(1). Kega, uj n dak dapa derapkan dalam kasus raaraa bergerak (movng average) dar resdual yang ngg (Wdarjono, 005). Berdasarkan kelemahan ersebu, Breusch dan Godfrey mengembangkan uj auokorelas yang dkenal sebaga uj Lagrange Mulpler (LM). Prosedurnya adalah sebaga berku (Wdarjono, 005): () melakukan regres OLS erhadap model unuk mendapakan nla resdual e ; () meregres e erhadap semua varabel bebas dan lag dar resdual, yau dengan benuk. e 0 1 X 1e 1 e... ; e v p p El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 61

6 n R () H 0 dalam uj n adalah dak ada auokorelas, yau H 0: 1 = = = p = 0; dan (v) pengujan ddasarkan pada nla hung sask ch squares ( ) yang dperoleh dengan rumus. Jka nla hung > nla krs pada =1% maka ada auokorelas dalam model, aau sedaknya ada sau dalam persamaan regres e yang secara sask sgnfkan dak sama dengan nol. Sebalknya jka nla hung < nla krs pada =1% maka dak ada auokorelas dalam model, aau semua dalam persamaan regres e bernla sama dengan nol. Uj LM memperlhakan bahwa fungs penawaran pad dengan model log dak memlk masalah auokorelas. Demkan pula dengan fungs penawaran jagung dengan model auoregresf. Hal u karena uj LM erhadap fungs penawaran pad dan jagung menunjukkan nla probablas yang lebh besar darpada =1%, yang berar bahwa model dak memlk masalah auokorelas. Tabel memperlhakan hasl uj LM unuk mendeeks adanya auokorelas dalam model fungs penawaran pad dan jagung. Heeroskedassas merupakan konds dak konsannya varan pada berbaga ngka konds. Konds heeroskedassas msalnya erjad keka pendapaan seseorang menngka, akan menngka pula abungannya. Pada konds homoskedassas, varans penngkaan abungan akan sama unuk ap penngkaan pendapaan. Sedangkan pada konds heeroskedassas, varablas penngkaan abungan akan berbeda unuk ap penngkaan pendapaan (Gujara, 000). Konsekuens yang dmbulkan oleh erjadnya heeroskedassas adalah dak valdnya model sehngga kesmpulan yang dambl menjad salah. Hal n karena jka model eap danalss dengan OLS (yang memlk asums homoskedassas), uj dan uj F akan sanga mungkn erlalu membesarkan sgnfkans varabel yang daksr dengan OLS konvensonal (Gujara, 000). Pendeeksan heeroskedassas dapa dlakukan anara lan dengan Uj Whe, yang prosedurnya yau (Wdarjono, 005): () melakukan regres OLS erhadap model unuk mendapakan nla resdual e ; () meregres e erhadap varabel-varabel bebas dengan meode regres auxlary anpa perkalan anar varabel ndependen (no cross erms), yau dengan benuk e 0 1 X X 1 4 X v ; () H 0 dalam uj n adalah dak ada heeroskedassas; dan (v) engujan ddasarkan pada nla hung sask ch squares ( ) yang dperoleh dar perkalan anara jumlah sampel (n) n * R dengan nla R aau. Jka nla hung > nla krs pada =1% maka ada heeroskedassas, dan sebalknya jka nla hung < nla krs pada =1% maka dak ada heeroskedassas. Uj Whe memperlhakan bahwa fungs penawaran pad dan jagung dak memlk ma- Tabel. Hasl Uj Lagrange Mulpler unuk Mendeeks Auokorelas dalam Model Fungs Penawaran Pad dan Jagung Model Fungs Penawaran ch squares hung (Obs*R-squared) Probablas Auokorelas Pad:. Dengan varabel dummy 7,681 0,01 Tdak ada. Dengan varabel IOS 8,696 0,01 Tdak ada Jagung:. Dengan varabel dummy 1,36 0,505 Tdak ada. Dengan varabel IOS,549 0,79 Tdak ada Sumber: Analss daa sekunder, Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

7 Tabel 3. Hasl Uj Whe Unuk Mendeeks Heeroskedassas Dalam Model Fungs Penawaran Pad dan Jagung Model fungs penawaran ch squares hung (Obs*R-squared) Probablas Pad. Dengan varabel dummy 0,587 0,056 Tdak ada. Dengan varabel IOS 3,665 0,0 Tdak ada Jagung:. Dengan varabel dummy 16,938 0,151 Tdak ada. Dengan varabel IOS 17,413 0,134 Tdak ada Sumber: Analss daa sekunder, 008 Heeroskedassas salah heeroskedassas karena memlk nla probablas yang lebh besar darpada =1%. Hasl Uj Whe ersebu dperlhakan dalam Tabel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Anomal klm El Nno dan La Nna memberkan dampak langsung erhadap curah hujan. Terpengaruhnya curah hujan nlah yang kemudan memberkan dampak erhadap produks anaman pangan. Selanjunya, dar ss ekonom, erpengaruhnya produks anaman pangan karena kejadan El Nno dan La Nna akan berpengaruh pula erhadap kuanas pad dan jagung yang dapa dawarkan d ngka pean. Berku n durakan dampak El Nno dan La Nna erhadap curah hujan dan produks pad dan jagung, juga hasl analss regres fungs penawaran kedua komodas ersebu. Dampak El Nno dan La Nna erhadap Produks Pad dan Jagung Produks peranan berkaan era dengan konds klm, salah saunya dengan konds curah hujan. Curah hujan penng dalam produks peranan karena peranannya sebaga penyeda ar bag anaman. Ar merupakan unsur penng dalam perumbuhan dan perkembangan anaman karena perannya dalam proses fsologs anaman, msalnya foosness. Dar prosesproses fsologs anaman ulah dhaslkan produk ekonoms anaman, bak daun, bj, maupun buah. Konds El Nno dan La Nna dpandang penng karena dapa mempengaruh curah hujan bag produks peranan. Menuru caaan BMG, saa-saa kerng yang pernah dalam Indonesa dalam sepuluh ahun erakhr adalah ahun 1991/199, 1994/ 1995, 1997/1998, 00/003 dan 004/005. Kekerngan erburuk yang dsebabkan oleh El Nno d Indonesa erjad pada ahun 1991, 1994 dan 1997 yang dmula lebh awal dan berakhr lebh lamba dar musm kemarau ahun sebelumnya bahkan ahun 1994 dan 1997 ercaa sebaga kemarau erpanjang dar caaan perkembangan musm d Indonesa (Tamburan, 003). Waku kejadan dan duras kejadan El Nno dan La Nna dapa ddenfkas berdasarkan daa IOS (Tabel 4). Selama 0 ahun sejak ahun elah erjad delapan kal El Nno dan ga kal La Nna. Duras kejadan El Nno dan La Nna dapa dkaakan panjang, dmana raa-raa duras kejadan El Nno mencapa sebelas bulan dan raa-raa duras kejadan La Nna mencapa 14 bulan. Raa-raa curah hujan pada saa El Nno juga lebh rendah darpada saa normal dan raa-raa curah hujan pada saa La Nna lebh ngg darpada saa normal. Dbandngkan dengan curah hujan pada saa normal, curah hujan pada saa erjad El Nno dapa urun hngga,74 persen per kejadan El Nno dan curah hujan saa La Nna dapa nak hngga 38,41 persen per kejadan La Nna. Bla dama berdasarkan waku kejadannya, El Nno kebanyakan erjad pada musm hujan, yau pada ahun 1987/1988, 1991/199, 1994/1995, 1997/1998, 00/003, 004/005 El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 63

8 Konds Tabel 4. Waku dan Duras Kejadan El Nno dan La Nna Tahun Waku kejadan Duras (bulan) Raa-raa Curah Hujan (mm) Raa-raa Nla IOS Normal Raa-raa ,8-0,00 El Nno Januar 1987-Januar , -1,46 Mare 1991-Jun ,4-1,394 Mare 1993-Okober ,6-1,00 Aprl 1994-Aprl ,1-1,154 Aprl 1997-Aprl ,4-1,946 Me 00-Jun ,1-0,879 Jul 004-Februar ,4-1,000 Agusus 006-Desember ,5-0,880 Raa-raa ,5-1,00 (urun,74% dar normal) La Nna Me Jul ,3 1,153 Jul Aprl ,7 0,936 Okober Mare , 1,133 Raa-raa ,7 1,100 (nak 38,41% dar normal) Sumber: Analss Daa Sekunder, 008 dan 006. Semenara u, kejadan La Nna kebanyakan erjad pada musm kemarau. Hal n sesua dengan hasl kajan oleh Mulyana (00), yang mendapa bahwa El Nno menyebabkan erjadnya penurunan curah hujan yang besar d Indonesa pada bulan Sepember, Okober dan November. Berlebhnya hujan pada musm kemarau maupun musm hujan dapa merugkan. Lebh lanju, analss Tabel menunjukkan bahwa secara raa-raa curah hujan pada saa El Nno erjad akan urun 15,5 persen per bulan dbandng pada saa normal dan curah hujan saa La Nna erjad akan nak 3,81 persen per bulan dbandng pada saa normal (Tabel 5). Meskpun demkan, dkeahu bahwa kejadan El Nno dak selalu berpoens menurunkan curah hujan dan kejadan La Nna dak selalu dku dengan kenakan curah hujan. Selama ahun kejadan El Nno dak selalu dku dengan penurunan curah hujan, eruama El Nno yang erjad pada bulan November, Desember, Januar, dan Februar. Penurunan curah hujan karena El Nno erjad pada bulan Mare hngga Okober, dmana penurunan curah hujan erbesar erjad pada bulan Agusus, yau sebesar 63,5 persen. Semenara u, kejadan La Nna ernyaa juga dapa menyebabkan penurunan curah hujan, eruama pada bulan Agusus dan Sepember. Hal n dengan keadaan klm regonal Pulau Jawa, dmana puncak curah hujan basanya erjad pada bulan November dan Desember (Badan Meeorolog dan Geofska, 006). Hal n menandakan bahwa klm regonal d Pulau Jawa mash dpengaruh oleh fakor lan selan fakor klm dar Samudera Pasfk. Fenomena klm global d Samudera Pasfk, seper msalnya anomal klm El Nno dan La Nna n, memang mempengaruh seluruh wlayah Indonesa. Menuru Mulyana (00), wlayah Indonesa yang palng kua erkena dampak El Nno berupa penurunan curah hujan ersebu adalah daerah Sumaera bagan selaan, Jawa, Kalmanan, Sulawes Selaan, Sulawes Tenggara, Sulawes Uara, Maluku Uara, dan Papua. Namun leak Pulau Jawa yang lebh deka dengan Samudera Hnda kemungknan menyebabkan pengaruh klm regonal dar wlayah ersebu juga ku berpengaruh sehngga melemahkan pengaruh klm global dar Samudera Pasfk. Fenomena anomal klm El Nno dan La Nna erjad d kawasan Samudera Pasfk deka 64 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

9 Tabel 5. Raa-raa Curah Hujan Bulanan Pada Konds Normal, El Nno, dan La Nna Tahun Raa-raa curah hujan pada konds: Bulan Normal El Nno Persenase perubahan (%) La Nna Persenase perubahan (%) Januar 44,1 80,80 14,98 95,7 0,91 Februar 00, 86,18 4,93 84,14 41,91 Mare 19,61 18,60-0,46 75,93 5,65 Aprl 158,84 141,90-10,67 166,51 4,83 Me 117,84 74,99-36,36 15,43 9,35 Jun 80, 57,70-8,07 111,66 39,19 Jul 3,78 5,49 -,3 85,44 160,61 Agusus 56,33 0,70-63,5 30,04-46,67 Sepember 54,36 30,1-44,43 3,8-57,17 Okober 113,44 56,50-50,19 156,50 37,95 November 167,36 190,50 13,83 19,35 14,93 Desember 15,73 17,60 0,86 46,53 14,7 Raa-raa -15,5 3,81 Sumber: Analss daa sekunder, 008 ekuaor sehngga berdampak luas ke wlayah benua Amerka, Ausrala, hngga Asa. Dalam erban berkalanya, BMG juga menyebukan adanya fenomena anomal klm d Samudera Hnda yang juga dapa berpengaruh erhadap curah hujan d Indonesa, khususnya Pulau Sumaera dan Jawa yang berbaasan langsung dengan Samudera Hnda. Fenomena klm yang dsebu Dpole Mode ersebu berdampak luas ke wlayah benua Asa dan Afrka Indkaor erjadnya Dpole Mode adalah Dpole Mode Index (DMI), yang dhung dar selsh suhu anomal suhu permukaan lau d peraran mur benua Afrka dengan peraran sebelah bara Pulau Sumaera. Curah hujan d wlayah bara Indonesa akan menngka jka nla DMI negaf dan akan menurun jka nla DMI posf (Badan Meeorolog dan Geofska, 006). Adanya fenomena Dpole Mode ampaknya ku mempengaruh curah hujan d Pulau Jawa, erlebh lag Pulau Jawa berbaasan langsung dengan Samudera Hnda. Hal nlah yang ampaknya menjad penjelasan mengapa kejadan El Nno d Pulau Jawa dak selalu dku dengan penurunan curah hujan. Walaupun fenomena El Nno melanda Indonesa, curah hujan d Pulau Jawa dperkrakan dak menurun jka nla DMI d Samudera Hnda negaf. Dengan daa dar perode waku , Irawan (006) menghung peluang produks pangan (pad dan palawja) yang hlang akba El Nno secara nasonal. Haslnya menunjukkan bahwa El Nno menurunkan produks pad sebesar,43 persen, dan lebh besar lag pada jagung, yau sebesar 11,93 persen. Sebalknya, La Nna jusru merangsang penngkaan produks pad sebesar 0,61 persen dan produks jagung sebesar 3,9 persen. Hal n menunjukkan bahwa anaman jagung lebh sensf erhadap anomal klm, bak El Nno maupun La Nna, dbandngkan anaman pangan yang lan. Hasl penelan dengan daa perode waku oleh penuls menunjukkan bahwa El Nno dan La Nna elah menyebabkan penurunan dan kenakan produks pad dan jagung yang lebh besar. Secara raa-raa, produks pad pada saa El Nno menurun 4,15 persen dbandng saa normal, namun menngka 1,45 persen pada saa La Nna (Tabel 6). Produks jagung sanga sensf erhadap anomal klm karena persenase perubahan produksnya cukup besar, bak pada saa El Nno maupun La Nna erjad. Kejadan El Nno dan La Nna menurunkan produks jagung, yau sebesar 30,4 persen pada saa El Nno dan 33,10 persen pada saa La Nna. Jad, berbeda dengan penelan sebelumnya yang menyebukan bahwa produk- El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 65

10 Tabel 6. Raa-raa Produks Pad dan Jagung Pada Konds Normal, El Nno dan La Nna Tahun Normal Raa-raa produks (on) pada konds: El Nno Persenase perubahan (%) La Nna Persenase perubahan (%) Pad Jan-Apr , ,40 Me-Ag , ,45 Sep-Des , ,41 Raa-raa -4,15 1,45 Jagung Jan-Apr , ,71 Me-Ag , ,4 Sep-Des , ,35 Raa-raa -30,4-33,10 Sumber: Analss Daa Sekunder, 008 s jagung menngka pada saa La Nna, produks jagung pada perode waku jusru menunjukkan penurunan pula karena La Nna. Model dalam Tabel 7 memperlhakan nla koefsen deermnas yang dsesuakan aau adjused R yang ngg, yau 0,9. Nla ersebu berar bahwa 9 persen varas penawaran pad dapa djelaskan oleh varabelvarabel bebas dalam model dan ssanya djelaskan oleh varabel lan d luar model. Uj F sgnfkan dolak pada =1 persen karena nla F hung lebh besar darpada F abel. Hal n berar bahwa varabel-varabel bebas dalam model secara bersama-sama mempengaruh penawaran pad secara sgnfkan. Selan u, model fungs penawaran pad juga erbebas dar penympangan asums klask mulkolnearas, auokorelas dan heeroskedassas. Hasl uj erhadap masng-masng varabel bebas menyaakan bahwa harga jagung empa kuaral sebelumnya, luas panen pad, harga urea dan upah buruh cangkul mempengaruh penawaran pad d Pulau Jawa. Varabel harga gabah empa kuaral sebelumnya dak berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran pad d Pulau Jawa. Semenara u, varabel dummy yang menunjukkan kejadan El Nno dan La Nna dak berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran pad d Pulau Jawa. Demkan pula dengan nla IOS, yang merupakan ndkaor kejadan El Nno dan La Nna. Harga gabah empa kuaral sebelumnya yang merupakan elassas harga sendr unuk komodas pad bernla posf namun dak sgnfkan mempengaruh penawaran pad d Pulau Jawa. Hal n menandakan bahwa pean d Pulau Jawa sebagan besar merupakan pean subssen. Seper elah dkeahu, pad merupakan anaman pangan uama d Indonesa. Dengan dukungan ssem rgas yang memada, Pulau Jawa merupakan senra produks bag komodas pad. Sebagan besar pean menanam pad unuk dkonsums sendr. Penjualan gabah baru dlakukan jka pean membuuhkan dana ambahan unuk keperluan rumah angganya. Hal n enunya perlu mendapa perhaan dar pemernah. Pemernah mash perlu mengefekfkan kebjakan harga gabah d ngka pean aau produsen. Dukungan harga gabah yang bak dharapkan akan dapa memovas pean unuk menanam pad sehngga produks pad pun dapa dngkakan. Hal n enunya dapa pula mendukung program penngkaan produks beras nasonal. Elassas harga jagung empa kuaral sebelumnya aau elassas harga slang komodas pad bernla negaf dan sgnfkan mempengaruh penawaran pad d Pulau Jawa. Jagung dapa dkaakan merupakan komodas subsus bag pad dalam hal kompes lahan 66 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

11 Varabel bebas Tabel 7. Hasl Analss Regres Fungs Penawaran Pad d Pulau Jawa Dengan Varabel Dummy Dengan Nla IOS Koefsen -hung -abel Koefsen -hung -abel Konsana 1,98* 1,93 1,8,56**,8 1,64 Ln harga pad (-4) 0,4 1,47,3 0,0 1,3 1,8 Ln harga jagung (-4) -0,4** -,7 1,64-0,3** -,6 1,64 Ln luas panen jagung 0,83*** 1,96,3 0,83***,1,3 Ln harga urea -0,0*** -,6,3-0,*** -,80,3 Ln upah buruh cangkul 0,50*** 4,09,3 0,44*** 4,11,3 Dummy El Nno 0,07 1,33 1,64 Dummy La Nna 0,06 1,16 1,8 Indeks Oslas Selaan 0,0 1,43 1,8 Nla Adjused R 0,9 0,9 F hung 394,59*** 459,08*** F abel,51,64 Sumber: Analss Daa Sekunder, 008 Keerangan: *) sgnfkan pada = 10% ; **) sgnfkan pada = 5% ; ***) sgnfkan pada = 1% penanamannya dengan jagung. Tanda negaf dalam elassas harga subsus berar bahwa kuanas penawaran pad akan urun jka harga jagung empa kuaral sebelumnya nak. Seap kenakan 1 persen per kunal harga jagung empa kuaral sebelumnya akan menurunkan penawaran pad sebesar 0,3 persen dengan memperahankan fakor lannya konsan dan juga sebalknya. Hal n dkarenakan jka harga jagung empa kuaral sebelumnya nak, pean akan lebh memlh unuk menanam jagung darpada pad sehngga produks pad pun menurun. Keerlambaan waku (lag) empa kuaral dalam elassas harga sendr dan harga slang menandakan bahwa jagung memlk suau sklus harga bersfa musman dalam empa kuaral aau 16 bulan. Varabel luas panen pad sgnfkan mempengaruh penawaran pad d Pulau Jawa. Tanda posf dalam elassasnya berar bahwa makn besar luas panen pad, makn besar pula penawaran pad dan juga sebalknya. Dengan memperahankan fakor lannya konan, ap kenakan 1 persen luas panen pad akan menakkan penawaran pad sebesar 0,83 persen dan sebalknya. Hal n dkarenakan makn besar luas panen pad, produks pad juga akan makn banyak sehngga pad yang dawarkan juga akan makn banyak. Harga pupuk urea berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran pad d Pulau Jawa dan beranda negaf. Jka harga pupuk urea nak, penawaran pad akan urun dan begu pula sebalknya. Dengan memperahankan fakor lannya konsan, jka harga pupuk urea nak 1 persen per klogram maka penawaran pad d Pulau Jawa akan urun sebesar 0,0 persen dan begu pula sebalknya. Hal n menandakan bahwa pupuk urea merupakan npu penng dalam produks pad. Jka harga pupuk urea nak, pean akan mengurang doss pemupukan urea d peranaman pad. Hal nlah yang menyebabkan penurunan produks pad, mengnga benh-benh pad yang ada saa n drancang unuk bersfa responsf erhadap pupuk. Penngnya pupuk urea sebaga salah sau fakor produks yang berpengaruh erhadap penawaran pad perlu mendapa perhaan dar pemernah. Selama n, dsrbus pupuk urea dnla mash kurang bagus, erlha dar beberapa kal erjadnya kelangkaan pupuk urea d pasar yang kemudan menyebabkan nggnya harga pupuk urea d ngka pean. Hal n enu dapa berpengaruh pula erhadap produks dan kemudan juga penawaran pad d ngka pean aau produsen. Perbakan dsrbus pupuk dharapkan dapa menjamn sablas pasokan dan harga pupuk urea d ngka pean sehngga sablas penawaran pad dapa erjaga. Selan u, efekvas kebjakan yang berkaan dengan harga pupuk ampaknya juga perlu dngkakan. Varabel upah buruh cangkul sgnfkan mempengaruh penawaran pad d Pulau Jawa. Tanda posf menandakan bahwa kenakan upah buruh cangkul akan menakkan penawar- El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 67

12 an pad. Dengan memperahankan fakor lannya konsan, ap kenakan 1 persen upah buruh cangkul akan menakkan penawaran pad kra-kra sebesar 0,44 persen dan juga sebalknya. Hal n dkarenakan kenakan upah buruh cangkul akan menyebabkan pemlk lahan akan mengelola peranaman pad dengan lebh bak agar produks padnya nak. Kenakan produks pad n dharapkan akan dapa memberkan pendapaan usahaan yang lebh bak sebaga kompensas kenakan baya npu usahaan. Pengelolaan usahaan yang lebh bak n kemudan akan memungknkan produks pad nak sehngga pad yang dawarkan pun menngka pula. El Nno dan La Nna dak berpengaruh erhadap penawaran pad d Pulau Jawa yang dunjukkan oleh dak sgnfkannya pengaruh varabel dummy dan nla IOS. Hal n menandakan bahwa pean pad d Pulau Jawa elah dapa menganspas erjadnya anomal klm El Nno aau La Nna sehngga pengaruhnya dak sgnfkan erhadap penawaran pad. Selan u, hal ersebu dapa pula menandakan bahwa ssem rgas d Pulau Jawa elah memada sehngga kejadan anomal klm dak sgnfkan mempengaruh penawaran pad. Tanaman pad d Pulau Jawa dbuddayakan d lahan yang berrgas memada sehngga kejadan anomal klm El Nno dan La Nna yang dapa menurunkan aaupun menngkakan curah hujan dak berpengaruh sgnfkan erhadap produks dan juga penawaran pad. Analss Regres Fungs Penawaran Jagung Fungs penawaran jagung juga danalss dengan meode OLS dengan menggunakan model persamaan auoregresf. Fungs penawaran jagung juga desmas dengan dua persamaan, yau perama dengan memasukkan varabel dummy kejadan El Nno dan La Nna dan yang kedua dengan memasukkan varabel nla IOS. Berbeda dengan penawaran pad d Pulau Jawa yang dak erpengaruh oleh kejadan El Nno dan La Nna, penawaran jagung d Pulau Jawa erpengaruh oleh kejadan anomal klm ersebu (Tabel 8). Tabel 8 memperlhakan bahwa model memlk nla koefsen deermnas yang dsesuakan aau adjused R yang ngg, yau 0,87. Nla ersebu berar bahwa sekar 87 persen varas penawaran jagung dapa djelaskan oleh varabel-varabel bebas dalam model dan ssanya djelaskan oleh varabel lan d luar model. Nla F hung lebh besar darpada F abel sehngga uj F sgnfkan pada =1 persen, yang berar bahwa varabel-varabel bebas dalam model secara bersama-sama mempengaruh penawaran jagung. Selan u, fungs penawaran jagung juga erbebas dar masalah penympang- Tabel 8. Hasl Analss Regres Fungs Penawaran Jagung d Pulau Jawa Dengan Varabel Dummy Dengan Nla IOS Varabel bebas Koefsen -hung -abel Koefsen -hung -abel Konsana,4 0,83 1,8 3,95 1,37 1,8 Ln harga jagung (-4) 0,71**,04 1,64 0,68* 1,90 1,8 Ln harga kacang anah (-1) -0,87*** -,75,3-0,88** -,58 1,64 Ln luas panen jagung 0,79*** 17,10,3 0,8*** 19,61,3 Ln harga urea -0,45-1,31 1,8-0,35-1,00 1,8 Ln upah buruh cangkul 1,05***,86,3 0,70**,19 1,64 Penawaran jagung (-1) 0,35**,3 1,64 0,38**,9 1,64 Dummy El Nno 0,10 0,75 1,8 Dummy La Nna 0,51***,85,3 Indeks Oslas Selaan 0,06* 1,81 1,8 Nla Adjused R 0,87 0,87 F hung 09,97*** 3,5*** F abel,41,51 Sumber: Analss Daa Sekunder, 008. Keerangan: *) sgnfkan pada = 10% ; **) sgnfkan pada = 5% ; ***) sgnfkan pada = 1% 68 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

13 an asums klask, yau mulkolnearas, auokorelas dan heeroskedassas. Uj unuk masng-masng varabel bebas dalam model memperlhakan bahwa varabel bebas yang sgnfkan mempengaruh penawaran jagung d Pulau Jawa adalah harga jagung empa kuaral sebelumnya, harga kacang anah sau kuaral sebelumnya, luas panen jagung, upah buruh cangkul dan penawaran jagung sau kuaral sebelumnya. Varabel harga urea dak berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa. Varabel dummy unuk kejadan La Nna berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa dan beranda posf sedangkan varabel dummy unuk kejadan El Nno dak berpengaruh sgnfkan. Semenara u, nla IOS berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran pad d Pulau Jawa. Harga jagung empa kuaral sebelumnya yang merupakan elassas harga sendr komodas jagung bernla 0,68 dan sgnfkan mempengaruh penawaran jagung d Pulau Jawa. Tanda posf menandakan bahwa kenakan harga jagung akan menakkan penawaran jagung, dan sebalknya, penurunan harga jagung akan menurunkan penawaran jagung dengan memperahankan fakor lannya konsan. Kenakan 1 persen pada harga jagung empa kuaral sebelumnya akan menakkan penawaran jagung kra-kra sebesar 0,68 persen dan begu pula sebalknya. Hal n dkarenakan harga jagung yang ngg pada empa kuaral lalu membua banyak pean memuuskan unuk menanam jagung. Hal n menyebabkan produks jagung nak sehngga penawaran jagung pun menngka. Komodas anaman pangan lan yang danggap sebaga subsus jagung dan dmasukkan ke dalam analss fungs penawaran jagung d Pulau Jawa adalah kacang anah. Subsus dalam hal n adalah karena kompes komodas ersebu dalam hal lahan peranamannya dengan jagung. Jagung merupakan komodas palawja yang basanya danam pada musm kemarau aau d lahan kerng. Kacang anah danggap mensubsus jagung karena sama-sama merupakan anaman palawja yang dapa danam pada musm kemarau aau d lahan kerng yang dak memlk banyak ar. Harga kacang anah sau kuaral sebelumnya juga sgnfkan mempengaruh penawaran jagung dan beranda negaf. Elassas harga slang sebesar -0,87 berar bahwa kenakan harga kacang anah 1 persen per kunal akan menurunkan penawaran jagung kra-kra sebesar 0,87 persen aau sebalknya, dengan memperahankan fakor lannya konsan. Kenakan harga kacang anah ersebu akan menjad daya ark bag pean unuk lebh memlh menanam kacang anah darpada jagung, sehngga produks jagung pun urun dan demkan pula dengan penawarannya. Luas panen jagung sgnfkan mempengaruh penawaran jagung d Pulau Jawa dan beranda posf. Penambahan luas panen jagung sebesar 1 persen akan menngkakan penawaran jagung kra-kra sebesar 0,79 persen aau sebalknya. Luas panen yang makn luas menandakan produks yang juga makn banyak. Hal nlah yang menyebabkan penawaran jagung menngka jka luas panennya berambah. Upah buruh an cangkul secara posf juga sgnfkan mempengaruh penawaran jagung d Pulau Jawa. Elassasnya menunjukkan bahwa ap kenakan 1 persen upah buruh cangkul akan menakkan penawaran jagung kra-kra sebesar 0,70 persen dan juga sebalknya, dengan memperahankan fakor lannya konsan. Hal n dkarenakan kenakan upah buruh cangkul akan menyebabkan pemlk lahan akan mengelola peranaman jagung dengan lebh bak agar produks jagungnya nak. Kenakan produks jagung n dharapkan akan dapa memberkan pendapaan usaha an yang lebh bak sebaga kompensas kenakan baya npu usaha an. Pengelolaan yang lebh bak n kemudan akan dapa menakkan produks jagung sehngga kuanas jagung yang dawarkan pun menngka pula. Varabel dummy unuk kejadan La Nna berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa dan beranda posf sedangkan varabel dummy unuk kejadan El Nno dak berpengaruh sgnfkan. Tanda posf ersebu berar bahwa kejadan La Nna dapa menakkan penawaran jagung. Jad dapa El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 69

14 dkaakan bahwa La Nna berdampak erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa sedangkan El Nno dak. Hal n menandakan bahwa anaman jagung d Pulau Jawa kebanyakan danam d lahan aau wlayah kerng yang dak memlk cukup ar sehngga penngkaan curah hujan yang erjad pada saa La Nna jusru dapa menngkakan produks jagung dan kemudan juga penawarannya. Seberapa besar dampak La Nna dapa dkeahu dar nla koefsen regres nla IOS yang juga berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran pad d Pulau Jawa. Varabel nla IOS secara posf berpengaruh erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa. Nla koefsennya sebesar 0,06 berar bahwa ap kenakan 1 pon nla IOS akan menakkan penawaran jagung sebesar 0,06 on aau 60 klogram dan juga sebalknya, dengan memperahankan fakor lannya konsan. Berdasarkan nla koefsen regres ersebu, dapa dkaakan bahwa kenakan penawaran jagung d Pulau Jawa karena kejadan anomal klm La Nna dak begu besar. Informas mengena fenomena anomal klm El Nno dan La Nna berku keadaan curah hujan elah dpublkaskan secara berkala oleh Badan Meeorolog dan Geofska (BMG). Informas mengena keadaan klm ersebu dapa dakses melalu sus BMG maupun dbaca dalam erban berkala BMG. Namun, ampaknya nformas klm ersebu, eruama yang berkaan dengan meeorolog peranan, belum ernformaskan secara luas hngga ke masyaraka, eruama ke pean yang merupakan pelaku langsung produks peranan. Padahal, dengan adanya penyebarluasan nformas klm yang lebh bak dan lebh luas hngga ke pean, kerugan pean akba anomal klm El Nno dan La Nna dapa dmnmalkan karena pean dapa melakukan langkah-langkah anspas jka kedua fenomena klm ersebu akan erjad. Model auoregresf merupakan suau model persamaan yang memasukkan nla lag aau keerlambaan waku dar varabel dak bebasnya (Wdarjono, 005). Jad, dalam fungs penawaran jagung d Pulau Jawa, varabel penawaran jagung sau kuaral sebelumnya dmasukkan ke dalam persamaan regres. Penawaran jagung sau kuaral sebelumnya ersebu berpengaruh sgnfkan erhadap penawaran jagung d Pulau Jawa dan beranda posf. Nla elassasnya sebesar 0,35 berar bahwa 1 persen penurunan dalam penawaran jagung sau kuaral sebelumnya akan menurunkan penawaran jagung saa n sebesar 0,35 persen, dan juga sebalknya, dengan memperahankan fakor lannya konsan. Hal n berar bahwa kuanas jagung yang dawarkan d Pulau Jawa d ngka pean/produsen dak hanya dpengaruh oleh harga oupu, harga npu, luas panen dan keadaan klm, namun juga oleh kuanas jagung yang dawarkan pada sau kuaral sebelumnya. SIMPULAN Anomal klm El Nno dkeahu menurunkan produks pad dan jagung. Penurunan produks jagung sekar ujuh kal lpa lebh besar darpada penurunan produks pad. Lebh lanju, La Nna memberkan efek yang berbeda bag kedua anaman pangan. Pad mengalam kenakan produks pada saa erjad La Nna, sedangkan jagung mengalam penurunan produks. Dengan demkan, dapa dsmpulkan bahwa anaman jagung lebh sensf erhadap anomal klm. El Nno dan La Nna dak berpengaruh secara ekonom erhadap penawaran pad. El Nno juga dak mempengaruh penawaran jagung d Jawa. Namun demkan, La Nna berpengaruh posf secara ekonom erhadap penawaran jagung, dmana penawaran jagung d Pulau Jawa menngka pada saa erjad La Nna. Penawaran pad d Pulau Jawa dpengaruh oleh harga jagung empa kuaral sebelumnya, luas panen pad, harga pupuk urea dan upah buruh cangkul. Semenara u, penawaran jagung d Pulau Jawa dpengaruh oleh harga jagung empa kuaral sebelumnya, harga kacang anah sau kuaral sebelumnya, luas panen jagung, upah buruh cangkul, penawaran jagung sau kuaral sebelumnya dan nla Indeks Oslas Selaan (IOS). Berdasarkan hasl penelan ersebu, dperlukan pembenahan rgas aau dranase d lahan peranan, eruama d lahan kerng unuk buddaya jagung. Hal n mengnga 70 Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011: 57-71

15 anomal klm La Nna berpengaruh posf aau dapa menngkakan produks/penawaran jagung. Dengan rgas aau dranase yang lebh bak, curah hujan yang ngg pada saa erjad La Nna dharapkan dak bersfa merugkan melankan dapa dmanfaakan unuk produks jagung. d sampng u, kebjakan harga pupuk urea perlu defekfkan. Hal n mengnga pupuk urea merupakan fakor produks penng yang berpengaruh erhadap penawaran pad. Kebjakan harga pupuk urea yang lebh bak dharapkan dapa menjamn sablas harga pupuk urea d ngka pean sehngga pada akhrnya dapa mendukung program penngkaan produks beras nasonal. Ucapan Terma Kash Penuls mengucapkan erma kash kepada Dr. Ir. Slame Harono, M.Sc. dan Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec. sebaga penguj yang elah memberkan krk, masukan, dan saran dalam proses penulsan ulsan n. DAFTAR PUSTAKA Aryan, Dah, Any Suryann, Masyhur Permnaan Jagung Sebaga Bahan Baku Indusr Pakan Ternak d Indonesa. Agroekonom (15) 1: 1-0. Debern, Davd L Agrculural Producon Economcs (frs edon). New York: Macmllan Publshng Company. Dewan Keahanan Pangan Kebjakan Umum Keahanan Pangan Jakara: Dewan Keahanan Pangan. Irawan, Bambang Fenomena Anomal Iklm El Nno dan La Nna: Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya Terhadap Produks Pangan. Forum Penelan Agro Ekonom (4) 1: Irano, G. dan Sucann Anomal Iklm: Fakor Penyebab dan Karakersk. Ipek Tanaman Pangan (): Mevana, A., D. R. Sulsowa, dan M. H. Soejahmoen Bum Makn Panas Ancaman Perubahan Iklm d Indonesa. Jakara: Kemeneran Lngkungan Hdup Republk Indonesa dan Yayasan Pelang Indonesa. Mulyana, E. 00. Hubungan anara ENSO dengan Varas Curah Hujan d Indonesa. Jurnal Sans dan Teknolog Modfkas Cuaca (3) 1: 1-4. Ncholson, Waler Teor Mkroekonom Prnsp Dasar dan Perluasan Eds Kelma Jld I (Alh bahasa Drs. Danel Wrajaya). Jakara: Bnarupa Aksara. Smaupang, Panjar dan M. Maulana Kaj Ulang Konsep dan Perkembangan Nla Tukar Pean Tahun Jakara: Pusa Analss Sosal Ekonom dan Kebjakan Peranan Deparemen Peranan. Tamburan, E Konservas Lahan Menghadap El Nno Musm Tanam Kedua Tahun Dakses pada anggal Aprl 007. Tm Pelaksana Unversas Gadjah Mada, 001. Sud Anspas Dampak El-Nno erhadap Produks Tanaman Pangan dan Pendapaan Pean. Kerjasama anara Drekora Jenderal Bna Produks Tanaman Pangan dan Horkulura dan Fakulas Peranan Unversas Gadjah Mada. Yogyakara. Wdarjono, A Ekonomerka: Teor dan Aplkas. Yogyakara: Ekonsa. El Nno, La Nna, dan Penawaran Pangan (Arn, Jamhar, dan Suhamn) 71

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION , Okober 2006, p: 0-20 Vol. No. 2 ISSN : 0853-85 KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION Anna Asrd Susan Pusa

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H PERBANDINGAN MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD DAN MODEL PARAMETRIK BERDASARKAN ANALISIS RESIDUAL (Sud Kasus pada Daa Kanker Paru-Paru yang Dperoleh dar Conoh Daa pada Sofware S-Plus 2000 dan Smulas unuk Dsrbus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana 6 BAB II IJAUA PUSAA. Pendahuluan Maer enang daa anel dambl dar Gujara (3) dan Judge (985). Daa anel adalah gabungan dar daa cross seconal dan daa me seres, dmana dalam daa anel un cross seconal yang sama

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA Indra Rahm, Sr Png Wulandar Mahasswa Jurusan Saska Insu Teknolog Seuluh Noember Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi Independent Var. Dependent Var. Test Nomnal Interval Independent t-test, ANOVA Nomnal Nomnal Cross Tabs, Ch Square, dan Koefsen Kontngens Nomnal Ordnal Mann Whtney, Kolmogorov- Smrnow, Kruskall Walls Ordnal

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci