Penerapan Diagram Kontrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualitas Air Produksi Di Ipam Ngagel I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Diagram Kontrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualitas Air Produksi Di Ipam Ngagel I"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D- Peneraan Diagram Konrol Mewma dan Mewmv Pada Pengendalian Kualias Air Produksi Di Iam Ngagel I Johana Diannia Jayani dan Wibawai Jurusan Saisika, FMIPA Insiu eknologi Seuluh Noember (IS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Wibawai@saisika.is.ac.id Absrak Air meruakan salah sau unsur kehiduan bagi makhluk hidu. IPAM Ngagel I meruakan insalasi enjernihan air erama yang dimiliki oleh PDAM Surya Sembada Koa Surabaya dengan kaasias roduksi 8 l/deik. Pengujian erhada kualias air diukur secara univaria, ada kenyaaannya, arameer yang di digunakan dalam roses engolahan air ernyaa memiliki hubungan anar arameernya, oleh karena iu eneliian ini mengusulkan unuk menggunakan diagram konrol mulivaria. Diagram konrol mulivaria yang diusulkan dalam eneliian ini adalah diagram konrol MEWMA dan MEWMV. Daa karakerisik kualias yang digunakan adalah kekeruhan, sisa chlor, za organik (KMNO ), dan H. Penenuan baas kendali diagram konrol MEWMV melibakan λ, ω dan L unuk karakerisik kualias belum ersedia maka dilakukan analisis fakor unuk mereduksi jumlah variabel dan mengeahui karakerisik yang aling ening berdasarkan komonen uama yang erbenuk. Berdasarkan hasil fakor analisis dikeahui yang ermasuk dalam komonen uama adalah H, za organik (KMNO ), dan sisa chlor. dengan menggunakan diagram konrol MEWMV didaakan hasil bahwa variabilias roses elah erkendali ada fase I dengan λ=,, ω=, dan L=,8 begiuun ada fase II, hasil diagram konrol MEWMA dikeahui bahwa mean roses elah erkendali ada fase I dan diagram konrol MEWMA yang aling sensiif menggunakan λ=, begiuun ada fase II. Hasil erhiungan kaabilias dikeahui bahwa ada fase I roses belum kaabel, sedangkan ada fase II elah kaabel. Kaa Kunci Air, Analisis Fakor, IPAM Ngagel I, MEWMA, MEWMV. A I. PENDAHULUAN IR meruakan salah sau unsur kehiduan yang memiliki eranan ening dalam kehiduan makhluk hidu. Air yang aman, bersih, seha, dan idak ercemar mulak dierlukan unuk menjaga kelangsungan kesehaan bagi masyaraka umum yang mengkonsumsi air ersebu. IPAM Ngagel I meruakan insalasi enjernihan air erama yang dimiliki oleh PDAM Surya Sembada Koa Surabaya yang saa ini memunyai kaasias roduksi 8 l/deik. Proses engolahan air di IPAM Ngagel I adalah roses engolahan air baku yang berasal dari sungai Surabaya dengan kualias yang daa berubah ubah seia waku karena beberaa fakor misalnya cuaca, limbah indusri, dan limbah domesik. IPAM Ngagel I memiliki berbagai arameer yang digunakan sebagai enenu kualias air, akan eai seia hari ihak laboraorium melakukan monioring erhada arameer karena diwasadai dari encemaran air yang erjadi. Parameer ersebu adalah kekeruhan (urbidiy), sisa chlor, za organik (KMNO ), dan H. Sisem engendalian kualias yang selama ini dilakukan berdasarkan ada baas sesifikasi yang dieakan erusahaan yang mengacu ada Pemenkes Nomor 9 ahun unuk arameer kekeruhan, za organik (KMNO ), dan H, sedangkan unuk arameer sisa chlor mengacu ada Pemenkes Nomor 7 ahun. Pada kenyaaannya keema arameer ersebu saling berhubungan. Nilai konsenrasi chlor meningka sejalan dengan kenaikan H, semenara jika kekeruhan akan menaikan kebuuhan chlor. Za organik meningkakan urbidiy [] dan [] Karena dikeahui didalam engujian erhada karakeisik kualias air diliha berdasarkan lebih dari sau variabel dan anar variabel memiliki hubungan, maka eneliian ini mengusulkan menggunakan diagram konrol mulivaria.. Salah sau diagram konrol unuk mendeeksi ergeseran mean vekor adalah Mulivariae Exonenially Weighed Moving Average (MEWMA) selain iu diagram konrol MEWMA mengakumulasikan informasi yang didaakan dari masa lamau, sehingga membua diagram konrol MEWMA lebih sensiif unuk medeeksi ergeseran mean yang lebih kecil sera lebih robus erhada disribusi normal unuk engamaan individual []. Sedangkan, salah sau diagram konrol yang diergunakan unuk mendeeksi ergeseran variansi roses adalah Mulivariae Exonenially Weighed Moving Variance (MEWMV). Oleh karena iu unuk mengendalikan roses roduksi air di IPAM Ngagel I digunakan diagram konrol MEWMA dan MEWMV. Sebelumnya [] elah melakukan eneliian endahuluan yaiu berua kerja rakek di IPAM Ngagel I dengan menggunakan diagram konrol Hoeling dan didaakan hasil roses elah erkendali secara saisik Penenuan baas kendali MEWMV melibakan nilai embobo (λ), smoohing consan (ω) dan widh of conrol limi (L), yang erganung dari banyaknya karakerisik kualias yang diamai. Semenara ini, nilai L yang ersedia adalah unuk dan karakerisik kualias. Sedangkan dalam eneliian ini melibakan karakerisik kualias, oleh karena iu maka dilakukan analisis fakor unuk mereduksi jumlah variabel dan unuk mengeahui karakerisik kualias yang aling dominan yang erbenuk berdasarkan komonen uama. Berdasarkan karakerisik kualias yang erbenuk dari komonen uama akan dilakukan engonrolan erhada karakerisik kualias air

2 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D-5 roduksi IPAM Ngagel I menggunakan eneraan secara ilmu saisik yaiu menggunakan diagram konrol konrol MEWMA dan MEWMV ada fase I dan fase II. Dengan hasil eneliian yang dieroleh naninya diharakan eneliian ini daa memberikan masukan aau usulan keada ihak erusahan mengenai ala konrol baru. A. Saisik Deskriif II. INJAUAN PUSAKA Saisik deskriif meruakan meode unuk merangkum sekumulan daa, rangkuman ini biasanya berbenuk grafik dan kumulan angka seeri nilai raa raa nilai maximum, nilai minimum dan variansi [5]. B. Barle s es Barle s es of Shericiy digunakan unuk menguji aakah marik korelasi sama dengan marik idenias aau idak []. C. Analisis Fakor Analisis fakor berfungsi menerangkan variasi dari sejumlah variabel asal dengan menggunakan fakor yang lebih sediki dengan anggaan bahwa variabel asal daa dinyaakan sebagai kombinasi linier dari fakor-fakor ersebu diambahkan dengan suku residual [7]). D. Diagram Konrol MEWMV Andaikan x = (x, x,, x ) vekor random yang mereresenasikan karakerisik kualias yang saling berhubungan dari roses yang diamai, maka diasumsikan bahwa disribusi x adalah N ~ ( u, ) sebuah dimensional u disribusi normal dengan mean vekor µ u dan mariks kovarian u. keika roses dalam keadaan in conrol maka diasumsikan µ u = µ dan u = dimana µ dan dikeahui dari esimasi akhir roses konrol fase I racy(99) dalam [8]. Oleh karena iu salah sau endekaan unuk ransformasi x adalah / x x secara umum x berdisribusi ~ (, ) / N dimana u dan / / u sehingga keika roses dalam keadaan erkonrol x berdisribusi N~(,I ) diagram konrol MEWMV dibenuk dari ersamaan : x y x y V V () dimana: ω meruakan smoohing consan, < ω < V ( x y )( x y ). dan Y x Y () Y meruakan esimasi naural unuk roses mean ada waku ke- yang berasal dari Mulivariae Exonenially Weighed Moving Average dari yang diberikan oleh Lowry (99) dalam [8] Daa diunjukan bahwa keika, V adalah mariks defini osiif dengan robabilias dan E( V ) / unuk. Oleh karena iu, keika, / V adalah konsan, unuk mendeeksi erubahan dalam mariks kovarians erama kali harus mendefinisikan X x, x,, Y y y, ( ) C dari ersamaan dan selanjunya dimiliki x,, y dan ( ) V ( ) ( x )( y ) ( ) V i yi xi i i i dimana i=,,..., ( ) ( ) i () y ( ) xi () ( ) dan seelah iu didaakan x x x Dimana I meruakan mariks idenias ukuran dan M Selanjunya dieroleh X Y CX Y V X ( I M ) C( I M ) I MX X ( I M) C( I M) X X QX (5) dimana Q ( q ) ( I M) C( I M), i, j. ij karena r( V ) r( X QX) r( QXX ) dan QXX maka q ij x ik x jk () i j k Caaan yang erlu dierhaikan bahwa keika =, r( V ) akan berkurang seeri benuk diagram konrol EWMV dari (MacGregor dan Harris, 99) dalam [8]. Keika roses dalam keadaan erkonrol, maka didaakan ii ik ij ik jk qii i k i j k i V q E( x ) q E( x x ) E r r(q) (7)

3 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D- dimana konvergen unuk ( ) /( ) unuk dan VarrV Var qii x ik qij xik x jk i k i j k qiivar( xik ) qijvar( xik x jk ) i k i j k qii qij i ij q ij (8) ij dimana daa diunjukkan baasan unuk seia. oleh karena iu, baas konrol dari diagram konrol berdasarkan r(v) diberikan oleh E rv L VarrV r(q ) L q ij (9) ij Dimana konsana L berganung ada, ω dan λ dan daa didaakan dari simulasi Mone-Carlo unuk didaakan ARL. E. Diagram Konrol MEWMA Diagram konrol MEWMA meruakan engembangan versi mulivaria dari roses unuk daa univaria EWMA yang didefinisikan sebagai beriku: [9] Zi xi Zi () Dimana < λ dan Z adalah. iik engamaan yang dilokan dalam diagram konrol adalah: i Zi Zi Zi () dimana mariks kovarian adalah: i Zi () benuk mariks kovarians ersebu analog dengan benuk EWMA. Diagram konrol MEWMA robus erhada disribusi normal [9] F. Kaabilias Proses Perhiungan kaabilias roses secara mulivaria daa dihiung dengan menggunakan rumus sebagai beriku. [] MC MC MC P PK PM i i W i C i P W i C W i C X PK i PM X i X i () () (5) Dimana MC, MC PK, MC PM beruru-uru meruakan benuk dari C P, C PK, C PM dalam keadaan mulivaria dan W i adalah bera keeningan. Dengan caaan W i i G. Proses Pengolahan Air di IPAM Ngagel I ahaan roses roduksi air dijelaskan ada gambar beriku: koagulasi dan flokuasi Penambahan Desinfekan Pengambilan Samel Gambar.. Proses Pengolahan Air A. Sumber Daa III. MEODOLOGI PENELIIAN Daa yang diergunakan meruakan daa sekunder dari Bagian Kualias di Kanor PDAM Surya Sembada Koa Surabaya. Periode daa yang diergunakan dalam eneliian adalah Januari hingga 8 Februari Pengambilan samel dilakukan oleh Bagian Laboraorium Ngagel, dimana engambilan samel dilakukan di aliran ia yang erdaa di seelah revervoir, dan sebelum di oma disribusi ke elangggan, engambilan samel air diambil dan diukur ada eriode harian. Beriku meruakan srukur daa eneliian. abel. Srukur Daa Pengamaan Samel kek Inake Kanal Prasedimenasi Aeraor Cleaor Filer Sihon Reservoir Poma Disribusi Variabel ke j X X X X X X X X X X X X..... Penambahan za kimia olyelekroli Penambahan chlor gas

4 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D-7 m X m X m X m X m Keerangan: j = karakerisik kualias k = banyaknya samel engamaan ke - m B. Variabel Peneliian Variabel eneliian yang digunakan dalam eneliian ini sebagai beriku. abel Variabel Peneliian Var Keerangan Sauan Sesifikasi X Kekeruhan Nu Max 5 X Sisa chlor Mg/L, X H,5 8,5 X KMNO Mg/L Max C. Langkah Peneliian Langkah-langkah dalam eneliian adalah sebagai beriku. Merumuskan ermasalahan menjadi oik eneliian.. Melakukan sudi lieraur.. Mengumulkan daa dari PDAM Surya Sembada Koa Surabaya.. Mendeskrisikan daa menggunakan saisik deskriif 5. Melakukan engujian korelasi dengan Barle s es. Melakukan Analisis Fakor 7. Pembuaan diagram konrol MEWMV sebagai beriku: a. Menghiung nilai -/ unuk ransformasi daa x * b. Membua mariks X yang berisi vekor mariks x c. Menghiung mariks Y dan nilai V d. Menghiung BKA dan BKB ea kendali MEWMV e. Membua lo r(v ) BKA dan BKB f. Membua lo r(v ) BKA dan BKB dari berbagai kemungkinan nilai λ, dan L g. Melakukan emilihan nilai λ, dan L yang oimum 8. Pembuaan diagram konrol MEWMA sebagai beriku: a. Menghiung vekor MEWMA, Z i b. Menghiung mariks varian kovarian berdasarkan Z i c. Menghiung iik saisik i seeri ersamaan d. Memlo hasil erhiungan i ada diagram konrol. 9. Menghiung kaabilias roses. Membua kesimulan dan saran dari hasil analisis. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskrisi Karakerisik Kualias Air Produksi Beriku meruakan hasil deskrisi karakerisik kualias air roduksi ada Fase I: abel Deskrisi Fase I Variabel Mean S.Dev Min Max Kekeruhan (Nu),7,7,,95 H 7,7,8,8 7, KMNO (mg/l),9,8,7 9,7 Sisa Chlor (mg/l),8,7,5 Hasil deskrisi karakerisik kualias air roduksi ada fase I dikeahui kisaran daa dari karakerisik kualias kekeruhan, Nu hingga,95 Nu, nilai raa raa,7 Nu dan sebaran daa sebesar,7 Nu. Pada karakerisik kualias H kisaran daa berada anara,8 hingga 7,, nilai raa raa 7,7 dan sebaran daa sebesar,8. Karakerisik kualias KMNO dikeahui kisaran daa berada anara,7 mg/l hingga 9,7 mg/l, nilai raa-raa sebesar,9 mg/l, dan sebaran daa sebesar,8 mg/l. Unuk karakerisik kualias sisa chlor dikeahui kisaran daanya anara mg/l hingga,5 mg/l, nilai raa-raa sebesar,8 mg/l, dan sebaran daa sebesar,7 mg/l. Hasil deskrisi daa karakerisik kualias air roduksi ada fase II sebagai beriku abel Deskrisi Fase II Variabel Mean S.Dev Min Max Kekeruhan (Nu),5,58,7,5 H 7,5,85 7,5 7,9 KMNO (mg/l) 5,7,9,,9 Sisa Chlor (mg/l),,89,57, Hasil deskrisi karakerisik kualias air roduksi ada fase II dikeahui kisaran daa dari karakerisik kualias kekeruhan,7 Nu hingga,5 Nu, nilai raa raa,5 Nu dan sebaran daa sebesar,58 Nu. Pada karakerisik kualias H kisaran daa anara 7,5 hingga 7,9, nilai raa raa 7,5 dan sebaran daa sebesar,85. Unuk karakerisik kualias KMNO dikeahui kisaran daa dianara, mg/l hingga,9 mg/l, nilai raa-raa sebesar 5,7 mg/l, dan sebaran daa sebesar,9 mg/l. Unuk karakerisik kualias sisa chlor dikeahui kisaran daanya anara,57 mg/l hingga, mg/l, nilai raaraa sebesar, mg/l, dan sebaran daa sebesar,89 mg/l. B. Pengujian Asumsi Korelasi Karakerisik Kualias Air Produksi Hasil engujian asumsi korelasi mulivaria menggunakan Barle s es ada fase I didaakan nilai χ sebesar 8,759 dibandingkan dengan χ abel,59 maka hioesis H diolak daa disimulkan bahwa ada fase I anara karakerisik kualias kekeruhan, H, KMNO dan sisa chlor erdaa hubungan aau korelasi secara saisik anar karakerisik kualias. Sedangkan ada fase II hasil Barle s es didaakan nilai χ sebesar, dibandingkan dengan χ abel,59 maka gagal olak H daa disimulkan bahwa ada fase II hasil engujian secara saisik idak erdaa hubungan aau korelasi anar karakerisik kualias. Namun, merujuk ada beberaa eneliian yang elah dijelaskan sebelumnya [] dan [] maka, eneliian ini ada fase II diangga erdaa hubungan aau korelasi anar variabel. C. Analisis Fakor Hasil analisis fakor yang elah dilakukan sebagai beriku abel 5. Hasil Komonen Uama Komonen Nilai Eigen % Varian % Kumulaif,87,8,8,7 8,7 75,5,59,77 89,788,8,, Hasil analisis komonen uama daa dikeahui nilai eigen yang lebih besar dari erdiri dari komonen, dimana

5 race (v) race (v) race(v) race(v) JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D-8 komonen yang erbenuk menjelaskan oal keragaman yang ada sebesar 75,5%. abel Nilai Loading Fakor Komonen Komonen Kekeruhan -,8,9 H,98 -, KMNO -,8 -,5 Sisa Chlor,85,7 Berdasarkan abel dikeahui bahwa komonen yang erbenuk didalam komonen diliha dari karakerisik kualias yang erdiri dari H, KMNO dan sisa chlor meruakan arameer kimia sedangkan ada komonen yang didalamnya karakerisik kualias kekeruhan meruakan arameer fisik. Unuk embahasan selanjunya, eneraan diagram konrol MEWMV dan MEWMA yang digunakan adalah karakerisik kualias yang erdaa ada komonen yaiu variabel H, KMNO dan sisa chlor D. Peneraan Diagram Konrol MEWMV Beriku diamilkan beberaa hasil diagram konrol MEWMV: Diagram Konrol MEWMV BKA=.95 Diagram Konrol MEWMV BKA=.577 Kemudian ada Gambar menggunakan λ =, =, dan L =,8 juga didaakan hasil yang sama yaiu idak ada engamaan yang ou-of-conrol aau roses elah erkendali. Unuk mengeahui diagram konrol MEWMV yang aling seniif dalam mendeeksi ergeseran roses varians daa diliha dari ola iik race (V) yang menyebar secara random dan berdasarkan erhiungan iik race (V) yang aling maximum dikurangi dengan BKA diagram. Beriku meruakan hasil erhiungan Δ: abel 7. Perhiungan Diagram Konrol MEWMV NO λ L r (V) max BKA Δ,,,79,9,9,78,,,5,8,7 -,,,,8 5, 5,7 -,9,,,898 5,,9 -,997 5,,,799,7,5 -,98,,,,,95 -,7 7,,,,9,9 -,78 8,,,7988,8 5,7 -, 9,,, 5, 5,7 -,9 5 Diagram Konrol MEWMV Fase II BKA=5.77 Gambar.. 9MEWMV 5 8 λ =,ω= 7, Pengamaan ke- BKB= Pengamaan ke- Gambar. MEWMV λ =,ω=, Gambar. MEWMV λ =,ω=, L=,79 L=, Diagram Konrol MEWMV 5 8 Pengamaan ke- Gambar. MEWMV λ =,ω=, L=,8 Pada engonrolan variansi roses dilakukan dengan nilai embobo yang berbeda-beda, ada Gambar menggunakan ω No λ H Nilai Max Max BKA,5 9,,9,5,,8,5,,,9 5,,,,5,9,5 5,,58,77,9,5,7,79,8 7,,79,75 -, 8,8,85,5 -,9 =, dan λ =, dan L =,79 didaakan hasil erdaa 5 engamaan yang ou-of-conrol aau roses idak erkendali secara saisik. Selanjunya ada Gambar menggunakan ω =, dan λ =, dan L =,99 didaakan hasil yaiu idak ada engamaan yang ou-of-conrol aau roses elah erkendali BKA=5.7 BKB= BKB= Pengamaan ke-,,,99 5,,9 -,997 Keerangan : Δ= r(v)max - BKA Unuk meliha adanya ergeseran mean roses dari fase I ke fase II maka nilai mean dari fase I yang elah erkonrol akan digunakan ada fase II dimana ergeseran mean vekor fase II sebesar σ dari fase I beriku hasil engonrolan variabilias fase II Gambar 5. MEWMV Fase II Hasil diagram konrol MEWMV dengan menggunakan λ =, ω =, dan L =,8 ada fase II dikeahui menghasilkan erhiungan BKA = 5,77 dan BKB = -,5 ola lo r(v) yang didaakan dengan cara erhiungan seeri ada ersamaan. Dari hasil erhiungan dikeahui idak ada iik engamaan keluar dari baas kendali (in conrol) maka, daa disimulkan bahwa variabilias roses elah seragam dan erkonrol secara saisik. E. Peneraan Diagram Konrol MEWMA Beriku meruakan hasil erhiungan diagram konrol MEWMA ada Fase I abel 8. Perhiungan Diagram Konrol MEWMA Berdasarkan hasil erhiungan nilai maksimum dikurangi dengan BKA ada ia diagram konrol MEWMA didaakan hasil bahwa diagram konrol dengan λ =, meruakan yang aling sensiif dan karena dikeahui bahwa diagram konrol MEWMA dengan λ =, sudah idak erdaa engamaan ou 7 BKB=-.5

6 MEWMA JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol., No., () 7-5 (-98X Prin) D-9 of conrol maka ada fase II akan menggunakan λ =, beriku meruakan hasil engonrolan mean roses ada fase II Diagram Konrol MEWMA UCL=.79 roses dikeahui bahwa ada fase I dan fase II diagram konrol MEWMA elah erkendali secara saisik.. Berdasarkan erhiungan kaabilias roses dikeahui bahwa ada fase I roses idak kaabel dan idak sesuai dengan nilai arge, sedangkan ada fase II roses elah kaabel dan sesuai nilai arge. 8 UCAPAN ERIMA KASIH Penulis mengucakan erima kasih keada PDAM Surya Sembada Koa Surabaya yang memberikan ijin mengolah daa unuk keerluan ugas Akhir ini. 7 Samle Gambar. MEWMV Fase II Hasil engonrolan mean roses menggunakan diagram konrol MEWMA ada λ =, dengan BKA =,79 didaakan hasil ola lo i idak erdaa iik engamaan yang keluar dari baas kendali aas (in conrol) sehingga daa disimulkan bahwa mean roses elah erkonrol secara saisik. Seelah dikeahui bahwa variabilias dan mean roses dari karakerisik kualias air roduksi elah erkonrol secara saisik maka dilakukan erhiungan kaabilias roses. F. Kaabilias Proses Hasil erhiungan kaabilias roses diamilkan sebagai beriku abel 9 Kaabilias Proses MC P MC PK MC PM FASE I,97,75,557 FASE II,7,58, Berdasarkan erhiungan kaabilias daa dikeahui bahwa ada fase I roduksi air IPAM Ngagel I memiliki nilai resisi yang inggi, eai akurasinya rendah sehingga roses idak kaabel,dan diliha dari nilai arge C PM nilainya kurang dari sau sehingga idak sesuai dengan arge. Sedangkan,ada fase II dikeahui bahwa nilai resisi dan akurasinya inggi karena lebih dari sau sehingga roses elah kaabel, begiun diliha dari nilai arge C PM yang nilainya lebih dari sau aau elah sesuai dengan arge dari erusahaan DAFAR PUSAKA [] Said, N. I., 7. Desinfeksi Unuk Proses Pengolahan Air Minum. JAI. Vol., No.. Pusa eknologi Lingkungan. BPP. [] Ridwan, M dan Nobelia, J. I., Pengaruh Kekeruhan, H, Alkalinias dan Za Organik erhada Dosis Koagulan ada Pengolahan Air Minum. ( Sudi Kasus : IPAM Ciaray PDAM ira Raharja Kabuaen Bandung). SW-. Peneliian, eknik Lingkungan, Insiu eknologi Bandung, Bandung [] Sullivan, J.H dan Soumbos, Z.G.,. Achieving Robus Performance Wih he MEWMA Conrol Char. Proceedings of he Annual Meeing of he American Saisical Associaion [] Priyana dan Jayani.,. Laoran Kerja Prakek di PDAM Surya Sembada Koa Surabaya. Kerja Prakek. Insiu eknologi Seuluh Noember. Surabaya [5] Agresi dan Franklin., 7. Saisics he Ar and Science of Learning From Daa. Pearson (Prenice Hall). New Jersey [] Morisson, D. 5. Mulivariae Saisical Mehods Second Ediion. he Wharon School Universiy Of Pennsylvania, Unied of America [7] Johnson dan Winchern., 998. Alied Mulivariae Saisical Analysis. Prenice Hall [8] Huwang, L., Yeh, A., dan Wu, Chen. 7. Monioring Mulivariae Process Variabiliy for Individual Observaion. Journal of Qualiy echnology, vol. 9,.58 [9] Mongomery, Douglas C., 5. Inroducion o Saisical Qualiy Conrol Fifh Ediion. John Wiley & Sons, inc: New York [] Raissi, S., 9. Mulivariae Process Caabiliy Indices On he Presence Of Prioriy For Qualiy Characerisics.Journal of Indusrial Engineering, Vol 5, No.9, 7- V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan ada analisis yang dilakukan sebelumnya maka daa disimulkan bahwa. Pengonrolan variabilias roses dengan menggunakan diagram konrol MEWMV didaakan hasil bahwa seelah dicoba berbagai erhiungan dengan nilai λ, dan L yang berbeda beda dikeahui bahwa nilai λ =, =, dan L =,8 meruakan nilai yang oimum, variabilias roses ada fase I dan fase II diagram konrol MEWMV elah erkendali secara saisik.. Pada engonrolan mean roses dengan menggunakan diagram konrol MEWMA dikeahui bahwa λ =, meruakan diagram konrol yang aling sensiif, sehingga digunakan ada fase II. Seelah dilakukan engonrolan mean

Distribusi Normal Multivariat

Distribusi Normal Multivariat Vol.4, No., 43-48, Januari 08 Disribusi Normal Mulivaria Husy Serviana Husain Absrak Pada engendalian roses univaria berdasarkan variabel, biasanya digunakan model disribusi normal unuk mengamai kualias

Lebih terperinci

Bab III Komentar terhadap distribusi vec(r)

Bab III Komentar terhadap distribusi vec(r) Bab III Komenar erhada disribusi vec(r Bab ini mengeengahkan enang komenar erhada disribusi asimoik dari mariks korelasi R, dalam benuk vec(r, yang akan menjadi salah sau dasar dalam eneliian diserasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik JURNAL EKNIK POMIS Vol., No., () - Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Meode Jaringan Syaraf iruan di P. PJB Uni Pembangki Gresik Inan Mara Kusuma, Imam Abadi, S, M dan Deak Yan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Diagram Kendali Robust untuk Monitoring Dispersi

Diagram Kendali Robust untuk Monitoring Dispersi Prosiding Saisika ISSN: 460-6456 Diagram Kendali Robus unuk Monioring Dispersi Rima Kurnia Sari, Suwanda, 3 Lisnur Wachidah,,3 Prodi Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universias Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Kombinasi Terhadap Jumlah Permintaan Darah di Surabaya (Studi Kasus: UDD PMI Kota Surabaya)

Analisis Peramalan Kombinasi Terhadap Jumlah Permintaan Darah di Surabaya (Studi Kasus: UDD PMI Kota Surabaya) JURNAL STATISTIKA Vol., No., () 5 Analisis Peramalan Kombinasi Terhada Jumlah Perminaan Darah di Surabaya (Sudi Kasus: UDD PMI Koa Surabaya) Winda Eka F., Ir. Dwiamono Agus W.,MIKom Jurusan Saisika, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL BAB III ERSAMAAN ARS DAN METODE TABEL 3. ersamaan Ars Meoda decline curve analysis (analisis enurunan kurva) meruakan suau meode yang sering digunakan unuk mengesimasi erhiungan cadangan yang daa diamil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun 1 Peramalan Kebuuhan Premium dengan Meode ARIMAX unuk Oimasi Persediaan di Wilayah TM Madiun Nindia ekar Dini, Haryono, dan uharono Jurusan aisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PEDAHULUA Laar Belakang Menduga dan meramal sae yang idak bisa diamai secara langsung dari suau kejadian ekonomi adalah ening Pemerinah melalui bank senral dan ara regulaor daa menggunakan informasi enang

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER Jurnal Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokeran, dan Ilmu Kesehaan Vol., No., Okober 07: hlm 97-07 ISSN 579-640 (Versi Ceak) ISSN-L 579-640 (Versi Elekronik) PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GAUNGAN

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER Sains, Teknologi, Kedokeran, dan Ilmu Kesehaan Vol., No., Aril 07: hlm 8-8 ISSN 579-640 (Versi Ceak) ISSN-L 579-640 (Versi Elekronik) PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GAUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-326

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-326 JURNAL AIN DAN ENI OMIT Vol. 3, No., (4) 337-35 (-98X rin) D-36 eramalan Toal Marke eeda Moor dan Toal enjualan Moor X di roinsi Jawa Timur dengan endekaan ARIMA Box-Jenkins dan Auoregressive Inegraed

Lebih terperinci

PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi Kasus Data Saham PT. Gudang Garam Tbk.

PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi Kasus Data Saham PT. Gudang Garam Tbk. Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Teraannya (Bimaser) Volume 4, No. 3 (ahun), hal 69 78. PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Sudi Kasus Daa Saham PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU NONLINIER THRESHOLD AUTOREGRESSIVE (TAR) Puji Noviandari Universitas Jenderal Soedirman

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU NONLINIER THRESHOLD AUTOREGRESSIVE (TAR) Puji Noviandari Universitas Jenderal Soedirman JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 01, hal. 13-134 KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU NONLINIER THRESHOLD AUTOREGRESSIVE (TAR) Pui Noviandari Universias Jenderal Soedirman veeyan_love18@yahoo.com Renny Universias

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSENS MEASURE TERHADAP PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSENS MEASURE TERHADAP PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisniss Vol.7 No.2 Seember 2014 ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSENS MEASURE TERHADAP PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

MODEL DERET WAKTU HIDDEN MARKOV

MODEL DERET WAKTU HIDDEN MARKOV 9 ; P j y π j { ; } P j y sama dengan sau jika engamaan berada ada sae j dan sama dengan nol jika engamaan berada ada sae selainnya Maka enduga raaraa unuk sae j ada ersamaan 8 akan sama dengan nilai raaraa

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN RESAPAN PADA PEMBUATAN PAVING BLOK

PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN RESAPAN PADA PEMBUATAN PAVING BLOK PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN RESAPAN PADA PEMBUATAN PAVING BLOK Randi Nugraha Pura 1306 030 048 Dosen Pembimbing : Prof.Dra. Susani Linuwih.,M.Sa,PhD PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Peramalan Inflow dan Outflow Uang Kartal Bank Indonesia di Wilayah Jawa Tengah dengan Menggunakan Metode ARIMA, Time Series Regression, dan ARIMAX

Peramalan Inflow dan Outflow Uang Kartal Bank Indonesia di Wilayah Jawa Tengah dengan Menggunakan Metode ARIMA, Time Series Regression, dan ARIMAX JURNA SAINS DAN SENI ITS Vol., No., () - (-X rin) D- eramalan Inflow dan Ouflow Uang Karal Bank Indonesia di Wilayah Jawa Tengah dengan Menggunakan Meode ARIMA, Time Series Regression, dan ARIMAX Noorgam

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

MAKALAH PERAMALAN DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS. OLEH : SHANTIKA MARTHA, S.Si NIP

MAKALAH PERAMALAN DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS. OLEH : SHANTIKA MARTHA, S.Si NIP MAKALAH PERAMALAN DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE BO-JENKINS OLEH : SHANTIKA MARTHA, S.Si NIP. 9840308008003 UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PAPER Analisis Data Outlier Pada Data Pengeluaran Rumah Tangga Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Metode ROBPCA

PAPER Analisis Data Outlier Pada Data Pengeluaran Rumah Tangga Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Metode ROBPCA PAPER Analisis Daa Oulier Pada Daa Pengeluaran Rumah Tangga Di Koa Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Meode ROBPCA oleh Suryana NRP. 1306 201 710 PROGRAM STUDI MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Holt Exponential Smoothing dan Winter Exponential Smoothing Untuk Peramalan Penjualan Souvenir

Perbandingan Metode Holt Exponential Smoothing dan Winter Exponential Smoothing Untuk Peramalan Penjualan Souvenir Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia Vol.11, No. 2, Tahun 2017 ISSN: 2580-8397 (O); 0852-730X (P) Perbandingan Meode Hol Exonenial Smoohing dan Winer Exonenial Smoohing Unuk Peramalan Penjualan Souvenir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci