BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:. Memusakan dr pada pemecahan masalah-masalah yang sedang erjad pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang sedang akual.. Daa yang erkumpul mula-mula dsusun, djelaskan dan kemudan danalsa. Berdasarkan pendapa-pendapa d aas maka penuls menympulkan bahwa meode deskrpf analss merupakan meode yang sesua unuk dgunakan dalam penelan n, karena akan dkumpulkan daa-daa yang relevan dengan permasalahan yang ada, unuk selanjunya dukur berdasarkan lmu sask. Hasl dar penggunaan meode n dharapkan dapa menjawab semua permasalahan yang elah dkemukakan sebelumnya sera epa mengarah pada ujuan penelan. 3. Devns dan Operasonal Varabel 3.. Devns Varabel Penelan n membahas mengena dua varabel, yau varabel lngkungan kerja sebaga varabel ndependen aau varabel bebas dan varabel knerja 37

2 38 pegawa sebaga varabel dependen aau varabel erka. Adapun defns yang dgunakan adalah sebaga berku: Lngkungan kerja adalah segala sesuau yang ada d sekar para karyawan dan yang dapa mempengaruh drnya dalam menjalankan ugas-ugas yang dbebankan. Adapun ndkaor varabel n adalah yang berkaan dengan penerangan, udara, suara, aa warna, ruang gerak, dan keamanan. Knerja adalah hasl kerja secara kualas dan kuanas yang dcapa olah seorang pegawa dalam melaksanakan ugasnya sesua dengan anggung jawab yang dberkan kepadanya. (Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusa, 000). Adapun ndkaor varabel knerja n melpu ) kuanas kerja (quany of work), ) kualas hasl kerja (qualy of work), 3) pengeahuan kerja (job knowledge), 4) kreafas (creaveness), 5) kerjasama (cooperaon), 6) keerganungan (dependably), 7) nsaf (nave), dan kualas prbad (personal quales).. Indkaor kuanas kerja (quany of work), dalam penelan n ddefnskan sebaga jumlah kerja yang dlakukan dalam suau perode waku yang denukan.. Indkaor kualas kerja (qualy of work), dalam penelan n ddefnskan sebaga kualas kerja yang dcapa berdasarkan syara-syara kesesuaan dan kesapannya. 3. Indkaor pengeahuan kerja (job knowledge), dalam penelan n ddefnskan sebaga luasnya pengeahuan mengena pekerjaan dan keeramplannya.

3 39 4. Indkaor kravas (creaveness), dalam penelan n ddefnskan sebaga keaslan gagasan yang dmunculkan dan ndakan-ndakan unuk menyelesakan persoalan-persoalan yang mbul. 5. Indkaor kerjasama (cooperaon), dalam penelan n ddefnskan sebaga kesedaan unuk bekerjasama dengan orang lan (sesama anggoa organsas). 6. Indkaor keerganungan (dependably), dalam penelan n ddefnskan sebaga kesadaran dan dapa dpercaya dalam hal kehadran dan penyelesaan kerja. 7. Indkaor nsaf (nave), dalam penelan n ddefnskan sebaga semanga unuk melaksanakan ugas-ugas baru dan dalam memperbesar anggung jawab. 8. Indkaor kualas prbad (personal quales), dalam penelan n ddefnskan sebaga keprbadan, kepemmpnan, keramah-amahan, dan negras prbad. 3.. Operasonal Varabel Tabel 3. OPERASIONALISASI VARIABEL X (Lngkungan Kerja) Varabel Indkaor Ukuran Skala Lngkungan Penerangan Snar Maahar Kerja Cahaya Lampu Udara Tngka emperaur udara Venlas Penggunaan AC Suara Tngka kebsngan Penggunaan ala kanor Penggunaan musk

4 40 Taa Warna Warna ca yang dpaka Panulan cahaya Dekoras Taa leak Kenyamanan Keamanan Keselamaan JAMSOSTEK Sumber: dadapas dar Sedarmayan, (999:3) Tabel 3. OPERASIONALISASI VARIABEL Y (Knerja Pegawa) Varabel Indkaor Ukuran Skala Knerja Kualas kerja Tngka kualas kerja Pegawa Tngka kemampuan mencapa sandar kualas yang dngnkan perusahaan Tngka rasa malu kalau kualas kerja lebh buruk dar yang lan Tngka konssens memenuh kommen dan baas waku penyelesaan pekerjaan Kuanas kerja Tngka frekuens melebh volume kerja aau jumlah ugas yang elah deapkan Tngka penyelesaan ugas Pengeahuan kerja Kreafas dengan bak dan memuaskan Tngka pengeahuan yang mendukung pelaksanaan ugas sehar-har Tngka pemahaman erhadap pedoman kerja sehar-har Tngka kebanggaan presas kerja yang dcapa Tngka kreafas dalam bekerja sudah daku oleh sapa saja, ermasuk gagasan dalam penyelesaan persoalan dalam bekerja Kerja Sama Tngka kesedaan bekerja sama dengan rekan sekerja agar knerja bak Tngka pembnaan kerjasama dengan aasan Kesadaran Tngka kesedaan eap bekerja dengan bak walaupun pmpnan dak ada

5 4 Tngka kesadaran penyelesaan pekerjaan Tngka keberhaslan menyelesakan pekerjaan sesua dengan permnaan pmpnan Insaf Tngka keanggapan mengenal masalah-masalah yang berkaan dengan pekerjaan dan memprakarsa ndakan korekf Tngka pengajuan saran sedknya sau saran guna penngkaan penermaan anggungjawab unuk menyelesakan ugas-ugas yang belum dberkan Kualas prbad Tngka frekuens menggunakan jam sraha sepanjang unuk kepenngan Tngka kesedaan dak akan pulang kanor bla pekerjaan belum selesa Tngka kepuasan aas pekerjaan yang dkerjakan Sumber: Fausno Cardoso Gomes (003:4) 3.3 Populas dan Sampel Penelan Suharsm Arkuno (996:0) menyaakan bahwa Populas adalah keseluruhan subjek penelan, apabla seseorang ngn mengadakan penelan d wlayah penelan, maka penelannya merupakan penelan populas. sedangkan menuru Sugyono (00:57) memberkan pengeran bahwa, populas adalah wlayah generalsas yang erdr dar objek aau subjek yang menjad kuanas dan karakersk erenu yang deapkan oleh penel unuk dpelajar dan kemudan dark kesmpulannya. Menuru Arkuno (998:7), yang dmaksud dengan sampel adalah Sebagan aau wakl populas yang del. Sedangkan menuru Sugono

6 4 (00:73), yang dmaksud dengan sampel adalah Bagan dar jumlah karakersk yang dmlk oleh populas erenu. Adapun yang menjad populas dalam penelan n adalah seluruh Pegawa pada Badan Peranahan Nasonal Kanor Peranahan Kabupaen Serang yang berjumlah 9 orang, Hal n sejalan dengan pendapa dar Arkuno (996:5) yang mengemukakan bahwa, Unuk sekedar ancer-ancer maka apabla subjeknya kurang dar 00, lebh bak dambl semua sehngga penelannya merupakan penelan populas. Selanjunya jka subjeknya besar dapa dambl anara 0% - 5% aau 0% - 5%. Seper ercanum pada abel berku n: Tabel 3.3 Dsrbus Populas Penelan No. Un Kerja Un Populas. Bagan Taa Usaha 3 orang. Seks PPT 7 orang 3. Seks PGT 8 orang 4. Seks HHT 4 orang 5 Seks PT 49 orang Jumlah 9 orang Sumber: Bagan Kepegawaan Badan Peranahan Nasonal Kanor Peranahan Kabupaen Serang bulan Jun Sumber Daa Penelan Sumber daa penelan adalah sumber-sumber dmana daa yang dbuuhkan unuk penelan ersebu dapa dperoleh, bak secara langsung maupun dak langsung berhubungan dengan objek penelan. Sumber daa yang dgunakan dalam penelan n ada dua macam, yau sumber daa prmer dan sumber daa sekunder. Wnarno Surakhman (998:34) menyaakan bahwa:

7 43 Sumber prmer adalah sumber yang memberkan daa langsung dar angan perama, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang mengup dar sumber lan. Adapun sumber-sumber u adalah sebaga berku:. Sumber Daa Prmer Sumber daa prmer dperoleh dar hasl penelan secara emprk melalu penyebaran angke, observas, dan wawancara kepada karyawan bagan Taa Usaha Badan Peranahan Nasonal Kabupaen Serang.. Sumber Daa Sekunder Sumber daa sekunder merupakan sumber daa penelan yang subjeknya dak berhubungan secara langsung dengan objek penelan, eap sfanya hanya membanu dan dapa memberkan nformas unuk bahan penelan. Penelan n yang menjad sumber daa sekunder adalah hasl wawancara langsung, hasl observas, dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang ada pada Bagan Taa Usaha Badan Peranahan Nasonal Kabupaen Serang. 3.5 Teknk Pengumpulan Daa Daa yang dperoleh dalam penelan n ddapakan dengan menggunakan eknk sebaga berku:. Wawancara, sebaga eknk komunkas langsung unuk memperoleh daadaa yang dbuuhkan.

8 44. Angke (Quesonare), yau eknk pengumpulan daa melalu penyebaran seperangka dafar peranyaan eruls kepada responden yang menjad anggoa sampel penelan. Daa yang ngn dperoleh dar angke adalah daa-daa yang memberkan gambaran aau pengaruh dar varabel-varabel yang sedang del yang merupakan pokok permasalahan. Dalam hal n, angke erdr dar (dua) bagan yau bagan yang mengukur mengena lngkungan kerja sebaga varabel X dan angke yang mengukur knerja pegawa sebaga varabel Y. 3.6 Prosedur Pengolahan Daa Dalam prosedur pengolahan daa n nsrumen penelan yang dgunakan adalah angke enang Pengaruh Lngkungan Kerja erhadap Knerja Pegawa d Badan Peranahan Nasonal Kanor peranahan Kabupaen Serang. Adapun langkah-langkah penyusunan angke yang penuls lakukan adalah:. Menyusun ks-ks angke aau dafar peranyaan.. Merumuskan em-em peranyaan dan alernaf jawabannya unuk jens pernyaaan yang bersfa eruup. 3. Meneapkan krera pemberan skor unuk seap em peranyaan ala ukur yang dgunakan adalah dafar pernyaaan yang menggunakan skala lker dengan ukuran ordnal, arnya objek yang del mempunya perngka dalam lma uruan, yau: - Skor = unuk kaegor jawaban Sanga Tdak Seuju (STS) - Skor = unuk kaegor jawaban Tdak Seuju (TS) - Skor 3 = unuk kaegor jawaban Ragu-ragu (R)

9 45 - Skor 4 = unuk kaegor jawaban Seuju (S) - Skor 5 = unuk kaegor jawaban Sanga Seuju (SS) Sedangkan unuk pernyaaan negaf mempunya skor penlaan: - Skor = unuk kaegor jawaban Sanga Seuju (SS) - Skor = unuk kaegor jawaban Seuju (S) - Skor 3 = unuk kaegor jawaban Ragu-ragu (R) - Skor 4 = unuk kaegor jawaban Tdak Seuju (TS) - Skor 5 = unuk kaegor jawaban Sanga Tdak Seuju (STS) Sebelum penuls melakukan pengolahan daa berkunya, erlebh dahulu penuls melakukan uj valdas dan uj realblas angke sebaga berku: 3.6. Uj Valdas Uj valdas n dlakukan unuk mengeahu ngka kevaldan dar suau nsrumen, arnya bahwa nsrumen yang dpaka benar-benar mengukur apa yang seharusnya dukur. Rumus pendekaan yang dgunakan unuk ujuan n adalah rumus Korelas Produc Momen yang dkemukakan oleh Pearson, yau: r xy = ΣΧΥ ( ΣX ) ( ΣY) { n ( ΣΧ )( ) } ΣΧ n ( ΣΥ )( ΣΥ ) { } (Suharsm Arkuno, 996:88) krera uj: r h > r, vald r h < r, dak vald

10 Uj Relablas Insrumen penelan d sampng harus vald (sah) juga harus relabel (dapa dpercaya) yau memlk nla keeapan, arnya nsrumen penelan yang relabel akan sama haslnya apabla deskan pada kelompok yang sama, walaupun dalam waku yang berbeda. Suharsm Arkuno (993:4) menyaakan bahwa: Suau nsrumen cukup dapa dpercaya unuk dgunakan sebaga ala pengumpul daa karena nsrumen ersebu sudah bak. Unuk menguj relablas nsrumen akan dgunakan formula Alfa dengan alasan bahwa nsrumen yang drancang bukan berskala dkohom dan 0, melankan berskala 5. Adapun formulanya sebaga berku: Rumus unuk mencar relablas nsrumen n adalah: r = n Σσ n σ (Suharsm Arkuno, 996:9) Keerangan: r n = Relablas nsrumen = Banyaknya bur peranyaan aau soal Σσ = Jumlah varans bur σ = Varans oal

11 47 σ Rumus varansnya adalah: X X X ( X ) N = aau σ = N N N Keerangan : σ = Varans X = Jumlah skor N = Jumlah pesera es Krera pengujannya : r h > r, relabel r h < r, dak relabel Teknk Analss Daa Dalam penelan n kuanaf, analss daa merupakan kegaan seelah daa dar seluruh responden erkumpul. Teknk analss daa yang dgunakan dalam penelan n adalah Model Analss Jalur (Pah Analyss Models), dengan langkah kerja sebaga berku Harun Al Rasyd (005:7):. Menggambar dengan jelas dagram jalur yang mencermnkan proposs hpoek yang dajukan, lengkap dengan persamaan srukuralnya.. Menghung marks korelas anar varabel. X R = r X x x X u rx xu r x xu

12 48 Formula unuk menghung koefsen korelas yang dcar adalah menggunakan Pearson s Coeffcen of Correlaon dar Karl Pearson. Alasan penggunaan eknk koefsen korelas dar Karl Pearson n adalah karena varabel-varabel yang hendak dcar korelasnya memlk skala pengukuran nerval. Rumus Pearson s Coeffcen of Correlaon: r xy = N XY ( X).( Y) [ N X ( X) ][. N Y ( Y) ] Sumber : Sudjana (989) 3. Menghung marks korelas varabel eksogenus. R = X r X x x X k rx xk r xxk 4. Mengung marks nvers korelas varabel eksogenus. X C R - = C C X X k Ck C k Ckk 5. Menghung semua koefsen jalur p x u x, d mana =,, k; melalu rumus: ρ x ux C ρ xu x = ρ xu xk C C Ck rx ux C k rx ux Ckk rx u xk 6. Menghung besarnya pengaruh langsung, pengaruh dak langsung sera pengaruh oal varabel eksogenus erhadap varabel endogenus secara parsal, dengan rumus:

13 49 Besarnya pengaruh langsung varabel eksogenus erhadap varabel endogenus = p x u x x p x u x Besarnya pengaruh dak langsung varabel eksogenus erhadap varabel endogenus = p x u x x r x x p x u x x Besarnya pengaruh oal varabel eksogenous erhadap varabel endogenus adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pangaruh dak langsung = [p x u x x p x u x ] + [p x u x x r x x p u x x x ] 7. Menghung R x x, x x ), yau koefsen deermnas oal X, X, X k u ( k erhadap X u aau besarnya pengaruh varabel eksogenus secara bersama-sama (gabungan) erhadap varabel endogenus dengan menggunakan rumus: R x (x,x,x ) = u k ( ρ ρ ρ ) x x u x x u x x u k rx ux rx ux rx u xk 8. Menghung besarnya varabel resdu, yau varabel yang mempengaruh varabel endogenus d luar varabel eksogenus, dengan rumus: p = R x (x,x,,x ) x ε u u k 9. Menguj kebermaknaan (es of sgnfcance) seap koefsen jalur yang elah dhung, dengan sask uj yang dgunakan adalah (Harun Al Rasyd, 005:0): = p x x ( R x u (xx x n k u k ) )C

14 50 dengan : k =,, k = Banyaknya varabel eksogenus dalam subsrukur yang sedang duj = Mengku abel dsrbus suden, dengan deraja bebas (degrees of freedom) n k Krera pengujan : Dolak H 0 jka nla hung lebh besar dar nla abel suden. ( 0 > abel (n-k-) ). 0. Menguj kebermaknaan (es of sgnfcance) koefsen jalur secara keseluruhan yang elah elah dhung, dengan sask uj yang dgunakan adalah (Nrwana Sepu, 994): (n k )(R F = k( R x dengan : x (x,x,x ) u u (x,x,x k ) k ) ) k =,, k = Banyaknya varabel eksogenous dalam subsrukur yang sedang duj = Mengku abel dsrbus F Snedecor, dengan deraja bebas (degrees of freedom) k dan n k Krera pengujan : Dolak H 0 jka nla hung F lebh besar dar nla abel F. (F 0 > F abel (k, n-k-) ). Dalam penelan kuanaf, analss daa merupakan kegaan seelah daa dar seluruh responden erkumpul. Langkah-langkah yang dempuh dalam prosedur analss:

15 5 Merubah daa ordnal ke nerval Mengnga daa varabel penelan seluruhnya dukur dalam benuk skala ordnal, semenara pengolahan daa sekurang-kurangnya harus dukur dalam skala nerval. Dengan demkan semua daa ordnal yang erkumpul erlebh dahulu akan deransformas menjad skala nerval dengan menggunakan mehod of succesve nerval (MSI). Langkah-langkah unuk melakukan ransformas daa ersebu adalah sebaga berku: a. Menenukan banyaknya frekuens (f) b. Menghung propors dengan rumus: P = f/n c. Menghung propors kumulaf (PK) d. Meneapkan nla Z yang dperoleh dar kurva normal baku e. Menghung Scale Value (SV) dengan rumus: NS = (densy a lower lm sensy a upper lm) (Area below upper lm Area below lower lm) f. Tenukan nla ransformas (Y) dengan menggunakan rumus: Y = NS + k K = Nsmn (Harun Al Rasyd, 993:33) Uj Normalas Uj normalas varabel X dan varabel Y dengan menggunakan Kolmogorov Smrnov Tes. Uj n dlakukan melalu beberapa langkah sebaga berku (HB. Sswano Sasrohadwryo, 00: -3)

16 5 a. Menghung Mean dan Sandar Devas. b. Menghung nla engah nerval yang bersangkuan (X ). c. Menghung frekuens (F ) masng-masng kelas nerval. d. Menghung frekuens kumulaf yang ke- ke bawah dar sampa dengan n (CF ). e. Menghung Z = Χ Χ σ f. Menghung S n (X ) dengan cara membag CF dengan n. g. Menghung F 0 (X ) dengan cara melha Dsrbus Tabel Normal. h. Menghung S n (X ) - F 0 (X ) dengan cara mencar selsh anara langkah (f) dan (g).. Menghung F 0 (X - ) - F 0 (X ) dengan cara mencar selsh anara F 0 (X ) bersangkuan dengan S n (X ) sebelumnya. j. Memasukkan besaran seluruh langkah d aas ke dalam abel dsrbus. k. Memlh besaran S n (X ) - F 0 (X ) dan besaran S n (X - ) dan besaran S n (X - ) - F 0 (X ) yang palng besar sebaga bahan perbandngan mencar nla D dengan cara memlh skor/besaran yang lebh ngg. D = Sup {[ S ( Χ ) F ( Χ )] [ S ( X ) F ( Χ )]} n 0 n l. Apabla D hung D abel (dalam Tabel Kolmogorov Smrnov Tes) dengan dk = 0,05, maka dapa dnyaakan sampel penelan mengku dsrbus normal. 0 Uj Lnearas Menguj lnearas regres unuk varabel Y aas varabel X menuru Rduwan (003: 00-03) adalah:

17 53 Menghung Jumlah Kuadra Regres (JK Reg(a) ) ΣΥ JK Reg(a) = ( ) n Menghung Jumlah Kuadra Regres JK Reg(b/a) RJK Reg(b/a) = b ΣΧΥ ΣΧ Y n Menghung Jumlah Kuadra Resdu (JK Res ) JK Res = ΣΥ JK Reg(b/a) JK Reg(a) Menghung Raa-raa Jumlah Kuadra Regres (RJK Reg(a) ) RJK Reg(a) = JK Reg(a) Menghung Raa-raa Jumlah Kuadra Regres (RJK Reg(b/a) ) RJK Res = JK Reg(b/a) Menghung Raa-raa Jumlah Kuadra Resdu (RJK Res ) RJK Res = JK Res n Mengurukan daa mula dar daa erkecl sampa daa erbesar dsera pasangannya Hung Jumlah Kuadra Error (JK g ) JK g = k ΣΥ ( ΣΥ ) n Hung Jumlah Kuadra Tuna Cocok (JK TC ) JK TC = JK Res - JK E Hung raa-raa Jumlah Kuadra Tuna Cocok (RJK TC )

18 54 RJK TC = JK TC k Hung raa-raa Jumlah Kuadra Error (RJK E ) RJK E = JK E n - k Mencar nla F hung F hung = RJK RJK TC E Menenukan auran unuk pengamblan kepuusan aau krera uj lner, yakn jka F hung F abel, berar regres lner Mencar nla F abel dengan menggunakan Tabel F Membua kesmpulan, yakn jka F hung F abel, berar lner Pengujan Hpoess Pada dasarnya uj hpoess dalam penelan n merupakan uj koefsen jalur. Prosedur pengujannya adalah sebaga berku:. Rumuskan penelan hpoess ke dalam model sask yau: H : ρ = 0 dak ada pengaruh Lngkungan Kerja (Varabel X) o erhadap Knerja Pegawa (Varabel Y) H ρ = 0 erdapa pengaruh Lngkungan Kerja (Varabel X) o erhadap Knerja Pegawa (Varabel Y). Menenukan uj sask r n = (Sugyono, 00:9) r

19 55 Keerangan: r n = nla = koefsen korelas = jumlah responden Dengan krera pengujan berdasarkan level sgnfkas (0,05) dan dk (n-): jka hung abel maka Ho dolak dan Ha derma. Jka hung abel maka Ho derma dan Ha dolak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL SOROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL SOROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN. Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 IMPLEMENTAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL OROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN. Llk ulsyo, Pryo Fakulas ans dan Teknolog Unversas Islam Nahdlaul Ulama Jepara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh Sstem Otomatsas Kantor terhadap Efektvtas Komunkas Internal pada Drectorate Human Captal and General Affar PT Telekomunkas Indonesa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. untuk variabel terikat (dependent variable) yaitu kepuasan kerja (Y).

BAB III DESAIN PENELITIAN. untuk variabel terikat (dependent variable) yaitu kepuasan kerja (Y). BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Dalam peneltan n terdapat varabel yang akan dtelt antara lan sebaga varabel bebas (ndependent varable) yatu Sstem Penghargaan (X) dan untuk varabel terkat (dependent

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 20 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGATAN NSEMNAS BUATAN j D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA Menmbang : a. b. BUPAT PACTAN, bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci