BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan yang akan daang dak saja penng unuk melha yang bak aau buruk eap juga berujuan unuk melakukan persapan peramalan. Menuru Yam (999, p3), peramalan adalah predks, proyeks aau esmas ngka kejadan yang dak pas dmasa yang akan daang. edangkan menuru Makrdaks (999, lampran p4), peramalan merupakan predks nla-nla sebuah varabel berdasarkan kepada nla yang dkeahu dar varabel ersebu aau varabel yang berhubungan. Beberapa fakor umum lngkungan yang mempengaruh peramalan, yau :. Konds umum bsns dan ekonom. Reaks dan ndakan pesang 3. ndakan pemernah 4. Kecenderungan pasar 5. Inovas eknolog

2 ... Klasfkas Meode Peramalan Meode peramalan secara umum dbag menjad dua, yau :. Kuanaf, yau peramalan yang ddasarkan aas daa kuanaf pada masa lalu. Peramalan kuanaf hanya dapa dgunakan apabla erdapa ga konds sebaga berku : a. erseda nformas enang masa lalu. b. Informas ersebu dapa dkuanafkan dalam benuk daa numerk. c. Dapa dasumskan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan erus berlanju d masa mendaang. Meode kuanaf dapa dbag menjad dua, yau : a. Dere Berkala (me seres) Merupakan meode peramalan yang ddasarkan aas penggunaan analsa pola hubungan anara varabel yang akan dperkrakan dengan varabel waku. Pendugaan masa depan dlakukan berdasarkan nla masa lalu dar suau varabel dan/aau kesalahan masa lalu. ujuannya adalah menemukan pola dalam dere daa hsors dan mengeksrapolaskan pola ersebu ke masa depan. Keunungan dar model dere berkala yau dapa dgunakan dengan mudah unuk meramal. Ada empa jens pola daa pada peramalan me seres, yau :

3 Pola Horsonal aau aonary (H) Pola daa n erjad apabla nla daa berflukuas dsekar nla raa raa yang konsan. y waku Grafk. Pola Daa Horsonal Pola Musman aau easonal () Pola n erjad apabla suau dere dpengaruh oleh fakor musman (msalnya kuaral ahun erenu, bulanan aau har-har pada mnggu erenu). y s s f w s s f w s s f w waku Grafk. Pola Daa Musman

4 Pola klus aau Cyclcal (C) Pola n erjad blamana daanya dpengaruh oleh flukuas ekonom jangka panjang seper yang berhubungan dengan sklus bsns. y waku Grafk.3 Pola Daa kls Pola rend () Pola n erjad blamana erdapa kenakan aau penurunan sekuler jangka panjang dalam daa. y waku Grafk.4 Pola Daa rend

5 b. Model Causal Merupakan meode peramalan yang ddasarkan aas penggunaan analsa pola hubungan anara varabel yang akan dperkrakan dengan varabel lan yang mempengaruhnya, yang bukan waku. Model kausal mengasumskan bahwa fakor yang dramalkan mewujudkan hubungan sebab akba dengan sau aau lebh varabel bebas. ujuan dar meode peramalan n adalah unuk menemukan benuk hubungan ersebu dan menggunakannya unuk meramalkan nla mendaang dar varabel ak bebas. edangkan keunungannya yau dapa dgunakan dengan keberhaslan yang lebh besar unuk pengamblan kepuusan dan kebjaksanaan.. Kualaf (eknologs), yau peramalan yang ddasarkan aas daa kualaf pada masa lalu. Meode n basa dgunakan unuk meramalkan lngkungan dan eknolog, karena konds ersebu berbeda dengan konds perekonoman dan pemasaran. Inpu yang dbuuhkan erganung pada meode erenu dan basanya merupakan hasl dar pemkran nuf, permbangan, dan pengeahuan yang elah ddapa. Ramalan n eruama dgunakan unuk memberkan peunjuk, unuk membanu perencana dan unuk melengkap ramalan kuanaf, bukan unuk memberkan suau ramalan numerc erenu. Meode n dbag menjad dua bagan, yau :

6 a. Meode Normaf Meode n dmula dengan meneapkan sasaran dan ujuan yang akan daang, kemudan bekerja mundur unuk melha apakah hal n dapa dcapa, berdasarkan kendala, sumber daya, dan eknolog yang erseda. Conohnya seper Marks Kepuusan, Pohon Relevans / Relevance rees b. Meode Eksploraors Meode n dmula dengan masa lalu dan masa kn sebaga k awalnya dan bergerak ke arah masa depan secara heursk, serngkal dengan melha semua kemungknan yang ada. Conohnya seper Dalph, Kurva-s, Analog dan Penelan Morfologs.... Langkah-langkah Peramalan Pada dasarnya ada ga langkah peramalan yang penng, yau :. Menganalsa daa yang lalu. ahap n berguna unuk pola yang erjad pada masa lalu. Analsa n dlakukan dengan cara membua abulas dar daa yang lalu. Dengan abulas daa, maka dapa dkeahu pola dar daa ersebu.. Menenukan meode yang dpergunakan. Masng-masng meode memberkan hasl peramalan yang berbeda. Meode peramalan yang erbak adalah meode yang memberkan hasl ramalan yang dak jauh berbeda dengan kenyaaan yang erjad.

7 3. Memproyekskan daa yang lalu dengan menggunakan meode yang dpergunakan dan mempermbangkan adanya beberapa fakor perubahan. Fakor-fakor perubahan ersebu anara lan erdr dar perubahan kebjakankebjakan yang mungkn erjad, ermasuk perubahan kebjakan pemernah, perkembangan poens masyaraka, perkembangan eknolog dan penemuanpenemuan baru, dan perbedaan anara hasl ramalan yang ada dengan kenyaaan....3 Peranan Meode Peramalan Meode peramalan memlk beberapa peranan, yau :. Penenuan sumber daya yang dngnkan. eap organsas harus menenukan sumber daya yang ngn dmlk dalam jangka panjang. Kepuusan semacam u berganung pada kesempaan pasar, fakor-fakor lngkungan, dan pengembangan nernal dar sumber daya fnansal, manusa, produk, dan eknologs. emua penenuan n memerlukan ramalan yang bak dan manajer yang dapa menafsrkan pendugaan sera membua kepuusan yang epa.. Penyedaan sumber daya ambahan. Waku enggang unuk memperoleh bahan baku, menerma pekerjaan baru, aau membel mesn dan peralaan dapa berksar anar beberapa har sampa beberapa ahun. Peramalan dperlukan unuk menenukan kebuuhan sumber daya d masa mendaang.

8 3. Penjadwalan sumber daya yang erseda. Penggunaan sumber daya yang efsen memerlukan penjadwalan produks, ransporas, kas, personala, dan sebaganya. Inpu yang penng unuk penjadwalan seper u adalah ramalan ngka permnaan unuk produk, bahan, enaga kerja, fnansal, aau jasa pelayanan....4 Meode Pemulusan (moohng) raeg unuk menla suau meode peramalan pemulusan erdr dar enam ahap, yau :. ahap : Plh suau dere berkala (kelompok daa) unuk danalss. Bag daa n menjad kelompok nsalsas dan kelompok pengujan.. ahap : Plh suau meode pemulusan. 3. ahap 3 : Mengnsalsas meode. Gunakan kelompok daa nssalsas. 4. ahap 4 : Gunakan meode pemulusan unuk meramalkan seluruh kelompok pengujan. 5. ahap 5 : Mengopmalkan Memodfkas prosedur nsalsas. Melacak nla parameer yang opmum. 6. ahap 6 : Kepuusan penlaan : keunungan dan kerugan

9 Klasfkas meode pemulusan (smoohng) :. Meode Peraaan (Average) ujuan dar meode n adalah memanfaakan daa masa lalu unuk mengembangkan suau ssem peramalan pada perode mendaang. Meode peraaan n melpu : a. Meode raa-raa bergerak sederhana (smple movng average) Meode raa-raa sederhana adalah mengambl raa-raa dar semua daa dalam kelompok nsalsas : F sebaga ramalan unuk perode (). Kemudan blamana daa perode () erseda, maka dmungknkan unuk menghung nla kesalahannya : e F Meode n akan menghaslkan ramalan yang bak hanya jka proses yang mendasar nla pengamaan : dak menunjukkan adanya rend dan dak menunjukkan adanya unsur musman. b. Meode raa-raa bergerak unggal (sngle movng average) Meode n memlk karakersk sebaga berku : Hanya menyangku perode erakhr dar daa yang dkeahu. Jumlah k daa dalam seap raa-raa dak berubah dengan berjalannya waku.

10 ecara aljabar, raa-raa bergerak (MA) dapa dulskan sebaga berku : F F c. Meode raa-raa bergerak ganda (double movng average) Meode n dapa mengaas adanya rend dengan lebh bak. Raa-raa bergerak ganda n merupakan raa-raa bergerak dar raa-raa bergerak, dan menuru smbol dulskan sebaga MA(M x N) yang arnya adalah MA M- perode dar MA N-perode. Prosedur raa-raa bergerak lner secara umum dapa derangkan melalu persamaan berku : N N... ' N N ' ' ' ' ''... ( ) ' ' ' '' ' ' a ( ) '' ' b N b m a F m

11 . Meode Pemulusan Eksponensal (Exponenal moohng) a. Meode Pemulusan Eksponensal unggal Meode n dapa mengurang banyak masalah penympanan daa, karena dak perlu lag menympan semua daa hsors aau sebagan darpadanya. Persamaan berku merupakan benuk umum yang dgunakan dalam menghung ramalan dengan meode pemulusan eksponensal : F α ( α )F Karena nla unuk F dak dkeahu, maka dapa dgunakan nla observas perama ( ) sebaga ramalan perama (F ) dan kemudan dalnjukan dengan menggunakan persamaan d aas. In merupakan salah sau meode nsalsas. b. Meode Pemulusan Eksponensal unggal : Pendekaan Adapf Meode n bersfa adapf dalam ar bahwa nla α akan berubah secara oomas blamana erdapa perubahan pada pola daa dasar dan dapa bermanfaa unuk ssem peramalan yang melbakan sejumlah besar em. Insalsas : F α α 3 α 4 β E M 0 Persamaan dasar unuk peramalan dengan meode n adalah : F α ( α ) F

12 dmana α E M E M e ( )E β β e ( )M β β e F E unsur kesalahan yang dhaluskan. M unsur kesalahan absolu yang dhaluskan. c. Meode Pemulusan Eksponensal Ganda : Meode Lnear au-parameer dar Brown Dasar pemkran dar pemulusan eksponensal meode Brown adalah serupa dengan raa-raa bergerak lner karena kedua nla pemulusan unggal dan ganda kenggalan dar daa yang sebenarnya blamana erdapa unsur rend, perbedaan anara nla pemulusan unggal dan ganda dapa dambahkan kepada nla pemulusan unggal dan dsesuakan unuk rend. Persamaan yang dpaka dalam mplemenas pemulusan eksponensal lnear sau-parameer dar Brown dunjukkan dbawah n : Insalsas awal : ' ' '

13 ' α. ( α) ' ( ) '' α. ' ( α) '' ( ) a. ' '' b α ( ' α '' ) F m a b. m dmana : nla pemulusan eksponensal unggal. nla pemulusan eksponensal ganda. m jumlah perode ke muka yang dramalkan. d. Meode Pemulusan Eksponensal Ganda : Meode Dua-Parameer dar Hol Meode pemulusan eksponensal lnear dar Hol dalam prnspnya sama dengan Brown kecual, bahwa Hol dak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung.unuk dgunakan sebaga gannya, Hol memuluskan nla rend dengan parameer yang berbeda dar parameer yang dgunakan pada dere yang asl. Ramalan dar pemulusan eksponensal lnear Hol ddapa dengan menggunakan dua konsana pemulusan (dengan nla anara 0 dan ) dan ga persamaan sebaga berku : ( α)( b ) α b γ ( ) ( γ ) b F m. b m

14 Insalsas : b e. Meode Pemulusan Eksponensal rpel : Meode Kuadrak au-parameer dar Brown Pendekaan dasarnya adalah memasukkan ngka pemulusan ambahan (pemulusan rpel) dan memberlakukan persamaan peramalan kuadrak Persamaan unuk pemulusan kuadrak adalah : Insalsas awal : ' '' '' ' x Pemulusan perama : ' α. ( α ) ' Pemulusan Kedua : ' ' α. ' ( α ) '' Pemulusan Kega : ' '' α. '' ( α ) ''' a 3. ' 3. '' '' ' b α ( α) [( 6 5α ) ' ( 0 8α ) '' ( 4 3 ) ' '' ] α α c ( '. ' ' ' '' α dan ) F m a b m c m f. Meode Pemulusan Eksponensal rpel : Meode ga-parameer unuk Kecenderungan dan Musman dar Wner.

15 Meode Wner ddasarkan aas ga persamaan pemulusan, yau sau unuk unsur sasoner, sau unuk rend, dan sau unuk musman. Hal n serupa dengan meode Hol, dengan sau persamaan ambahan unuk mengaas musman. Persamaan dasar unuk meode Wner adalah sebaga berku : Pemulusan Keseluruhan : α. ( α)( b ) I L Pemulusan rend : b γ ( ) ( γ ) b Pemulusan Musman : I β ( β ) I L Ramalan : ( b m) I L m F m Insalsas awal : L L I L L

16 b [( ) ( )... ( L L L L L L L )]...5 Keepaan Meode Peramalan Kesalahan dalam peramalan mempengaruh kepuusan melalu dua cara yau kesalahan dalam memlh eknk peramalan dan kesalahan dalam mengevaluas keberhaslan penggunaan eknk peramalan.bag pemaka peramalan, keepaan ramalan yang akan daang adalah yang palng penng. Keepaan meode peramalan secara gars besar dbag menjad :. Ukuran ask andar Jka merupakan daa akual unuk perode dan F merupakan ramalan unuk perode yang sama, maka kesalahan ddefnskan sebaga : e F Jka erdapa nla pengamaan dan ramalan unuk n perode waku, maka ukuran sask sandar berku yang dapa ddefnskan : a. Nla engah Gala (Mean Error) ME n e n b. Nla engah Gala Absolu (Mean Absolue Error) MAE n e n

17 c. Jumlah Kuadra Gala (Mean quared Error) n E e d. Nla engah Gala Kuadra (Mean quared Error) n ME n e e. Devas andar Gala (andard Devaon of Error) ( ) DE n e. Ukuran-ukuran Relaf ga ukuran berku serng dgunakan : a. Gala Persenase (Percenage Error) ( ) 00 PE F b. Nla engah Gala Persenase (Mean Pencenage Error) n PE MPE n c. Nla engah Gala Persenase Absolu (Mean Absolue Percenage Error) n PE MAPE n 3. ask-u dar hel U n n F

18 4. ask Durbn-Wason D - W n ( e ) e n e.. Maeral Requremen Plannng (MRP) Ide dasar dar konsep Maeral Requremen Plannng (MRP) elah banyak berkembang dan elah banyak dgunakan dalam penyelesaan proyek ndusr. Menuru Yam (999, p5), MRP merupakan ssem yang drancang secara khusus unuk suas permnaan bergelombang, yang secara pkal karena permnaan ersebu dependen. edangkan menuru Gaspersz (00, p77), perencanaan kebuuhan maeral adalah meode penjadwalan unuk purchased planned orders dan manufacured planned orders. Meode MRP adalah meode perencanaan dan pengendalan pesanan dan nvenor unuk em-em dependen demand, dmana permnaan cenderung erpuuspuus (dsconnuous) dan dak halus (lumpy). Iem-em yang ermasuk dalam dependen demand adalah bahan baku (raw maerals), pars, subassembles, dan assembles, yang kesemuanya dsebu manufacurng nvenores. Menuru Gaspersz (00, p77) moo dar MRP adalah memperoleh maeral yang epa, dar sumber yang epa, unuk penempaan yang epa, pada waku yang epa.

19 ujuan ssem MRP adalah :. Menjaga ngka persedaan pada konds mnmum.. Menjamn ersedanya maeral, em aau komponen pada saa dbuuhkan unuk memenuh skedul produks, dan menjamn ersedanya produk jad bag konsumen. 3. Merencanakan akvas pengrman, penjadwalan, dan akvas pembelan.... Karakersk Dasar sem MRP sem MRP memlk karakersk sebaga berku :. Perhaan erhadap proras pemesanan Adanya kesadaran bahwa semua pesanan konsumen dak memlk proras yang sama aau produk yang sau lebh penng dar produk yang lan. Hal n memungknkan dlakukannya penjadwalan unuk memenuh proras pesanan.. Perhaan erhadap kapan dbuuhkan. Inegras pemkran anara fungs pengawasan produks dan manajemen persedaan mengakbakan pergeseran perhaan erhadap kapan dbuuhkan dbandngkan dengan perhaan langsung erhadap kapan melakukan pemesanan. 3. Penundaan pengrman permnaan Konsekuens dar proras pesanan menghaslkan konsep penundaan pengrman yau menunda produks aau pesanan erhadap em yang elah djadwal, unuk memaksmumkan keseluruhan operas.

20 4. Fungs negras Pengawasan produks dan manajemen persedaan dpandang sebaga fungs yang ernegras.... Arus Informas sem MRP ga masukan MRP, yau :. Maser Producon chedule (MP) MP adalah rngkasan jadwal produks produk jad unuk perode mendaang yang drancang berdasarkan ramalan permnaan aau pesanan pelanggan. sem MRP mengasumskan bahwa pesanan yang dcaa dalam MP adalah pas, walaupun hanya merupakan sebuah ramalan.. Bll Of Maeral (BOM) aau Produc rucure Records (PR) BOM merupakan rangkaan srukur semua komponen yang dgunakan unuk memproduks barang jad sesua dengan MP. ecara spesfk srukur BOM dak hanya bers komponen, eap juga memua langkah-langkah penyelesaan produk jad. anpa adanya srukur BOM sanga musahl unuk dapa melaksanakan ssem MRP. 3. Invenory Maser Fle (IMF) aau Invenory aus Record (IR) erdr dar semua caaan enang persedaan produk jad, komponen dan subkomponen lannya, bak yang sedang dpesan maupun persedaan pengaman.

21 ga keluaran MRP, yau :. Purchase Order (PO), merupakan sura pernah unuk melakukan pembelan barang.. Work Order (WO), merupakan sura pernah unuk melakukan pekerjaan erenu. 3. Reschedule Noces (RN), merupakan sura pernah unuk melakukan penjadwalan kembal....3 Langkah-langkah Proses Perhungan MRP Langkah-langkah proses perhungan MRP adalah sebaga berku :. Menenukan kebuuhan bersh (neng) Besarnya kebuuhan bersh (ne requremens) adalah selsh anara kebuuhan koor (gross requremens) dengan persedaan d angan (on hand). Daa yang dperlukan dalam menenukan kebuuhan bersh adalah kebuuhan koor seap perode, persedaan yang ada d angan, dan rencana penermaan (scheduled recep) pada perode mendaang. edangkan kebuuhan koor yang dmaksud adalah jumlah permnaan produk akhr. Unuk komponen yang lebh rendah, kebuuhan koor dhung dar komponen yang berada d aasnya dengan dkalkan kelpaan erenu sesua dengan kebuuhan. Perhungan kebuuhan bersh dapa dperbak dengan menambahkan fakor persedaan pengaman, eap hanya dujukan unuk permnaan ndependen. edangkan persedaan pengaman unuk komponen dapa dperlukan apabla reably process pembuaan komponen sanga dak menenu.

22 . Menenukan jumlah pesanan/ukuran lo (long/lo szng) Penenuan jumlah pesanan bak unuk em maupun komponen, ddasarkan kebuuhan bersh. Lo szng (long) mencoba unuk mencar jumlah pesanan yang opmal berdasarkan permbangan : a. Baya pesan Adalah baya yang harus dkeluarkan seap kal memesan barang ke suppler, aau baya seup yang erjad seap kal ada perganan proses produks dar sau produk ke produk lannya. b. Baya smpan Adalah baya yang harus dkeluarkan karena harus menympan barang. Bayabaya yang ermasuk kelompok n msalnya lsrk, pajak, prem asurans, baya enaga kerja yang mengawas persedaan, dan lan-lan. Alernaf yang dapa dgunakan unuk menenukan besarnya ukuran lo pemesanan danaranya : a. Lo-For-Lo (LFL) Meode Lo For Lo merupakan meode yang palng sederhana dmana pada dasarnya meode n mengadakan pemesanan persedaan seap sub-perode. ujuannya adalah unuk memnmas baya smpan, karena dak adanya persedaan yang erssa seap perganan sub-perode. b. Perodc Order Quany (POQ) Meode POQ sebenarnya adalah pengembangan dar meode EOQ. Jka pada meode EOQ jumlah barang seap pemesanan adalah konsan, maka pada

23 meode POQ n nerval perode pemesanannya yang bersfa konsan. Rumusan unuk menenukan jumlah dan perode POQ adalah : EOQ EOI R C RFP dmana : EOI (Economc Order Inerval) EOQ (Economc Order Quany) R C F P jumlah perode pemesanan jumlah barang seap pemesanan ngka permnaan raa-raa baya pesan per sekal pesan persenase baya smpan baya pembelan per un. c. Algorma Wagner-Whn Algorma n memberkan solus opmum bag persoalan ukuran pemesanan dnams-deermnsk pada suau kurun waku erenu dmana kebuuhan pada seluruh peroda harus erpenuh. Prosedur perhungan erdr dar 3 langkah sebaga berku :. Hung marx oal varabel unuk seluruh alernaf pemesanan yang dapa dlakukan selama kurun waku yang erdr dar N peroda. Ongkos oal varabel n melpu ongkos pemesanan dan ongkos smpan. Defnskan Zce sebaga ongkos oal varabel pada perode c hngga e

24 sebaga akba melakukan pesanan pada peroda c yang akan memenuh kebuuhan pada peroda c hngga e. Z ce C FP e ( Q Q ) c ce c unuk c e N dmana : C baya pesan per sekal pesan Q e R ce k k c F persenase baya smpan per peroda P baya pembelan per un dmana Rk ngka kebuuhan pada peroda k.. Defnskan fe sebaga ongkos mnmum yang mungkn erjad pada perode hngga e, dmana ngka persedaan pada akhr peroda e adalah nol. Algorma dmula dengan f 0 0, kemudan hung f, f,, f n beruruuru f e dhung pada uruan yang menak dengan menggunakan rumus : ( Z f ) ce c- f Mn e unuk c,,, e. arnya : - Pada seap peroda seluruh kombnas dar alernaf pemesanan dengan sraeg f e dbandngkan.

25 - Kombnas erbak yau yang memberkan ongkos erendah, dnyaakan sebaga sraeg f e unuk memenuh kebuuhan pada peroda hngga e. - Nla f N adalah ongkos dar jadwal pemesanan yang opmal. 3. erjemahkan solus opmum (f N ) yang dperoleh dar algorma n unuk menenukan ukuran pemesanan sebaga berku : f z N WN f W- Pemesanan erakhr erjad pada peroda W dan dapa memenuh kebuuhan pada peroda W hngga N. f z W - V(W-) f V- Pemesanan yang mendahulu pemesanan erakhr erjad pada peroda V dan dapa memenuh kebuuhan pada peroda V hngga W-. f z U - (U-) f 0 Pemesanan perama erjad pada peroda dan memenuh kebuuhan pada peroda hngga U-. d. Algorma lver-meal Meode n dkembangkan oleh Edward lver dan Harlan Meal yang ddasarkan pada leas perod cos. Meode n berujuan unuk memnmas ongkos per perode. Ukuran lo denukan dengan cara menjumlahkan kebuuhan beberapa perode yang beruru-uru sebaga kumulaf demand. Penjumlahan dlakukan erus sampa ongkos oal dbag dengan banyaknya

26 perode yang kebuuhannya ermasuk dalam kumulaf demand ersebu menngka. Rumus unuk menghung ongkos oal per perode adalah : RC () dmana : C oal Ongkos mpan hngga Akhr Peroda C FP (K-)R k k C F P Rk baya pesan per sekal pesan persenase baya smpan per peroda baya pembelan per un ngka kebuuhan pada perode k waku supply dlakukannya pemenuhan (dalam peroda) RC() oal ongkos relevan selama peroda. Rumus unuk memlh yau devaluas dengan penambahan nlanya sampa dperoleh: RC ( ) > RC () Jka oal ongkos relevan per un waku mula nak pada maka dplh sebaga jumlah peroda supply unuk pemenuhan pesanan, dengan ukuran : Q R K K

27 e. Par Perod Balancng Prosedur Par Perod Balancng berusaha menyembangkan ongkos pesan dan ongkos smpan dengan menggunakan Economc Par Perod (EPP) yau : EPP Ongkos pesan Ongkos smpan per un ap perode Rumus unuk menghung banyaknya jumlah persedaan pada suau perode (dsebu juga Par Perod) yang dsebabkan oleh ukuran lo semenara erenu adalah sebaga berku : PP(L) dmana : L [ ( - ) d] PP L Par Perod (un) perode ke- perode awal dmana lo semenara mula dhung perode erakhr yang kebuuhannya ermasuk dalam lo semenara d kebuuhan pada perode. 3. Menenukan BOM dan kebuuhan koor seap komponen (explodng) BOM denukan berdasarkan srukur produk dengan memua nformas nomor dan jens komponen, jumlah kebuuhan komponen yang d aasnya, dan sumber dperolehnya komponen. edangkan kebuuhan koor seap komponen, denukan oleh rencana pemesanan (planned order releases) komponen yang berada d aasnya dengan dkalkan kelpaan erenu sesua kebuuhan.

28 4. Menenukan anggal pemesanan (off seng) Penenuan saa yang epa unuk melakukan pemesanan, dpengaruh oleh rencana penermaan (planned order receps) dan enggang waku pemesanan (lead me)....4 Forma Maeral Requremen Plannng (MRP) abel. Forma MRP Par No. : Deskrps : BOM UOM : On Hand : Lead me : Order Polcy : afey ock : Lo ze : Perode Pas due Kebuuhan Koor Jadwal Penermaan Persedaan d angan Kebuuhan Bersh Rencana Penermaan Rencana Pemesanan Forma MRP dapa dlha dalam abel. dan keerangannya adalah sebaga berku :. Par No. dgunakan unuk menyaakan kode komponen aau maeral yang akan drak.. BOM UOM dgunakan unuk menyaakan sauan komponen aau maeral yang akan drak. 3. Lead me dgunakan unuk menyaakan waku yang dbuuhkan unuk merelease aau memanufakur suau komponen. 4. afey ock dgunakan unuk menyaakan cadangan maeral yang harus ada d angan sebaga anspas kebuuhan d masa yang akan daang.

29 5. Descrpon dgunakan unuk menyaakan deskrps maeral secara umum. 6. On Hand dgunakan unuk menyaakan jumlah maeral yang ada d angan sebaga ssa perode sebelumnya. 7. Order Polcy dgunakan unuk menyaakan jens pendekaan yang dgunakan unuk menenukan ukuran lo yang dbuuhkan saa memesan barang. 8. Lo ze dgunakan unuk menyaakan penenuan ukuran lo saa memesan barang. 9. Kebuuhan koor dgunakan unuk menyaakan jumlah yang akan dproduks aau dpaka pada seap perode. 0. Jadwal penermaan dgunakan unuk menyaakan maeral yang dpesan dan akan derma pada perode erenu.. Persedaan d angan dgunakan unuk menyaakan kuanas maeral yang ada d angan sebaga persedaan pada awal perode. Rumus persedaan d angan : (Persedaan d angan) (Persedaan d angan) - (Kebuuhan Koor) - (Jadwal Penermaan) - (Rencana Penermaan) -.. Kebuuhan bersh dgunakan unuk menyaakan jumlah bersh dar seap komponen yang harus dsedakan unuk memenuh nduk komponennya aau unuk memenuh Maser Producon chedule (MP). Rumus kebuuhan bersh :

30 Kebuuhan Bersh Kebuuhan Koor Persedaan d angan Jadwal Penermaan (jka persedaan d angan 0). Kebuuhan Bersh 0 (jka persedaan d angan > 0). 3. Rencana Penermaan dgunakan unuk menyaakan kuanas pemesanan yang dbuuhkan pada suau perode. 4. Rencana Pemesanan dgunakan unuk menyaakan kapan suau order sudah harus d-release aau dmanufakur sehngga komponen n erseda keka dbuuhkan oleh nduk emnya....5 Jens Maeral Requremen Plannng (MRP) Menuru chroeder (997, p45-46) MRP dalam perkembangannya sesua dengan unuan kemajuan eknolog dan masalah yang dhadap oleh perusahaan erdr dar 3 jens yau:. pe I : uau sem Pengendal edaan. sem MRP pe I adalah ssem pengendal sedaan yang memungknkan bagan manufakur dan pembelan memesan barang dalam jumlah dan waku yang epa unuk mendukung jadwal nduk. sem n melakukan pemesanan-pemesanan unuk mengendalkan sedaan barang dalam proses dan bahan baku, melalu pengauran waku pemesanan yang epa. Namun ssem pe n dak mencakup perencanaan kapasas.

31 . pe II : uau sem Produks dan Pengendal edaan. sem MRP pe II adalah ssem nformas yang dpaka unuk merencanakan dan mengendalkan sedaan sera kapasas dalam perusahaan-perusahaan manufakur. Pada ssem pe n juga mencakup perencanaan kapasas. Jad pemesanan yang berasal dar pemecahan bagan (pars exploson) akan dperksa dengan kapasas produks, apakah kapasas yang ada mencukup aau dak. Jka kapasas dak cukup, maka perlu dlakukan penyesuaan ulang jadwal nduk produks. sem pe n memberkan umpan balk anara pemesanan yang dlakukan dengan keersedaan kapasas produks. sem n dsebu juga ssem lngkar eruup (close loop sysem) yang mengendalkan bak persedaan maupun kapasas. 3. pe III : uau sem Perencanaan sumber Pabrkan. sem MRP pe III dgunakan unuk merencanakan dan mengendalkan semua sumber daya manufakur yau sedaan, kapasas, karyawan, faslas dan ala modal. Adanya suau perubahan msalnya pada jadwal nduk produks akan menyebabkan perubahan juga pada seluruh subssem perencanaan sumber pada perusahaan.. Kerangka Pemkran Unuk merancang suau ssem persedaan dengan menggunakan meode MRP, ada ahap-ahap yang harus dlakukan erlebh dahulu. ahap perama yau ahap pengumpulan daa. Pada ahap n daa-daa yang berhubungan dengan ssem persedaan harus dkumpulkan erlebh dahulu. Daa-daa ersebu melpu daa

32 produks beberapa perode erakhr, daa kebuuhan bahan baku, daa persedaan bahan baku (Invenory Maser Fle), sera daa baya pesan dan baya smpan. eelah seluruh daa erkumpul, ahap selanjunya yang harus dlakukan adalah membua peramalan produks unuk memperoleh perkraan aau esmas produks d masa yang akan daang. Ada beberapa meode peramalan yang dapa dgunakan unuk dapa meramalkan jumlah produks d masa yang akan daang, eap dar seluruh meode peramalan ersebu hanya sau meode peramalan yang dplh yau meode peramalan yang mampu memberkan hasl yang erbak. Arnya, meode peramalan ersebu memlk nla error yang palng kecl dbandngkan dengan meode peramalan yang lannya. Unuk dapa mengeahu besar nla error ersebu, maka seap meode peramalan harus dhung keepaan peramalannya. Ada empa langkah dalam proses perhungan MRP. Langkah perama yau perhungan explodng. Pada perhungan explodng n, kebuuhan koor unuk seap maeral dhung. Caranya adalah dengan mengalkan hasl peramalan produks dengan kebuuhan maeral per m. Langkah lan yang harus dlakukan dalam proses perhungan MRP yau perhungan ukuran lo (long). Meode perhungan ukuran lo n erdr dar beberapa meode. Oleh karena u, agar dapa mengeahu hasl perencanaan kebuuhan maeral dengan oal baya yang mnmum, maka seluruh meode pengukuran lo ersebu harus dhung. Dua langkah lan yang harus dlakukan dalam proses perhungan MRP yau perhungan neng dan off seng. Neng adalah proses perhungan kebuuhan

33 bersh, sedangkan off seng adalah ahap unuk melakukan rencana pemesanan. Kedua langkah n dapa langsung dhung dalam perhungan MRP. esudah seluruh perhungan MRP dbua dengan berbaga macam meode long, maka oal baya anara baya pesan dan baya smpan dapa dhung dar masngmasng perhungan MRP ersebu. Hasl dar perhungan MRP dengan oal baya yang erkecl merupakan hasl perhungan MRP yang nannya akan dusulkan unuk derapkan d P. Maha Keramndo Perkasa.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

Perencanaan Waktu Replenishment pada Continuous Material Requirement Planning dengan Kendala Laju Produksi Level

Perencanaan Waktu Replenishment pada Continuous Material Requirement Planning dengan Kendala Laju Produksi Level Perencanaan Waku Replenshmen pada Connuous Maeral Requremen Plannng dengan Kendala Laju Produks Arf Rahman Jurusan Teknk Indusr, Fakulas Teknk, Unversas Brawjaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesa

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 21 BAB 2 LANDAAN TEORI 2.1 Perencanaan Proses Perencanaan proses merupakan suau perencanaan erhadap proses pembuaan produk, bagaimana produk ersebu akan dibua ( hal ini menenukan apakah suau komponen akan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS Oleh : Maman Seawan, SE, MT 28 29 Sepember 2004 PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BISNIS DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi adalah hal pening yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan manufakur. Perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci