Perbandingan Metoda Formulasi Intensitas Hujan untuk Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai
|
|
- Susanti Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perbandngan Meoda Formulas nensas Hujan unuk Kawasan Hulu Daerah Alran Sunga (Dmua pada Jurnal Journal Geograf GEA Vol. 5 No. Okober 5) ndramo Soekarno 1) Dede Rohma ) Absrak Kajan dlakukan unuk memperoleh persamaan nensas hujan yang sesua unuk kawasan hulu DAS berdasarkan perbandngan meoda Talbo Sherman dan shguro. Daa dperoleh dar rekaman hujan selama 3 ahun yang ercaa pada Fluvograf. Terdapa buah daa keebalan ujan dan duras hujan. Menuru meoda Talbo Sherman dan shguro nensas drumuskan dalam benuk persamaan-persamaan. Persamaan nensas hujan Meoda Sherman palng bak dgunakan unuk kawasan hulu DAS. Nla korelas dan sandar devas raa-raanya adalah 66 dan 46. Kaa-kaa kunc : nensas Hujan; DAS Hulu; Talbo; Sherman; shguro Absrac Sudy conduced o oban equaon of approprae ranfall nensy for he upsream area of waershed base on comparson mehods of Talbo Sherman and shguro. Daa obaned from ranfall recordng durng 3 years noed a Pluvograph. There are daa of hckness and duraon of ranfall. Accordng o mehods of Talbo Sherman and shguro ranfall nensy have formulaed n he form of equaons. The equaons of Sherman are bes used o he upsream area of waershed. The average value of correlaon and devaon sandard s.66 and 4.6. Key words: Ranfall nensy; Upsream of Waershed; Talbo; Sherman; shguro 1) Lekor Kepala Deparemen Teknk Spl FTSP TB ) Lekor Kepala Jurusan Penddkan Geograf FPPS UP 1
2 1. Laar Belakang Hujan merupakan fenomena alam yang Sanga enng keberadaannya. Dalam jumlah yang cukup dan erkendal hujan merupakan Rahma Tuhan yang dak berhngga manfaanya. Ssebalknya hujan akan membawa bencana jka jumlah dan sebarannya dak erkendal. D ss lan hujan merupakan fenomena alam yang sul dmodfkas aau dkendalkan. Hujan hadr dalam ruang dan waku sekehendaknya seolah-olah sporads. Usaha maksmal yang dapa dlakukan manusa adalah mengenal pola aas keberadaanya dalam ruang waku dan kuanasnya. Mengenal dan memformulas pola hujan sanga bermanfaa unuk upaya-upaya pengendalan dampak negaf akba hujan. Hasl formulas pola hujan sanga sanga penng unuk upaya-upaya penanganan kawasan hulu daerah alran sunga (DAS). Perencanaan bangunan konservas dan mplemenas kegaan vegeaf semuanya memerlukan masukan daa dan pola hujan. Terdapa ga varable uama hujan yang hampr selalu dama unuk berbaga kebuuhan analsa predks dan perencanaan yau keebalan hujan (R) duras hujan () dan dsrbusnya dalam ruang dan waku. Berdasarkan ga varabel uama n dapa durunkan varable hujan lan anara lan nensas hujan () dan probablas hujan aau perode ulang kejadan hujan (T). Dalam bdang perencanaan ekns dua varabel n merupakan varabel yang sanga penng. Telah dkenal meoda predks nensas hujan menuru duras dan perode ulang hujan anara lan Jens Talbo (1881) Jens Sherman (195) dan Jens shguro (1953) (Subarkah 198). Meoda dkembangkan berdasarkan daa dan konds wlayah penelnya. Oleh karena u unuk aplkas d wlayah rops seper d ndonesa dperlukan analsa dan perbandngan mana yang lebh sesua. Dalam paper n dkaj formulas pola nensas hujan berdasarkan ga meoda ersebu. Kajan dlakukan unuk daa hujan yang dkumpulkan dar kawasan hulu DAS agar hasl analsa bermanfaa bag perencanaan upaya konservas dan rehablas lahan kawasan n.. Tujuan dan Lngkup Kajan Tujuan kajan n adalah memperoleh rumusan (persamaan) nensas hujan yang sesua unuk kawasan hulu DAS. Kajan mencakup: Menganalss dan menenukan besarnya nensas hujan pada seap duras hujan (men dan jam) erenu unuk seap perode ulang kejadan hujan erenu (ahun) Menganalss dan memformulas model nensas hujan yang palng sesua unuk kawasan hulu DAS 3. Konds Umum Kawasan Kajan Kajan pola nensas hujan dlaksanakan d Kawasan Hulu DAS Cmanuk epanya d Kecamaan Malangbong Kabupaen Garu Propns Jawa Bara. Kawasan n secara geografs erleak pada 8 o 14 8 BT - 8 o BT dan 6 o LS 7 o 1 36 LS. Terleak pada kenggan 56 8 meer d aas permukaan lau (m dpl). Lma macam penggunaan lahan demukan d aas anah ersebu yau palawja (second crops); agroforesr (agroforesry); lahan dak dgarap (non arable land) huan (fores); dan permukman (selemen) (Purwano 1999). Palawja merupakan buddaya lahan kerng dengan domnas anaman semusm; sedang anaman ahunan
3 dfungskan sebaga anaman pelndung aau anaman baas lahan. Jens anaman yang dkembangkan pada lahan n anara lan jagung kacang anah ub jalar pad gogo sngkong jahe dan cabe kerng. Secara kualaf penuupan lahan oleh ajuk anaman bervaras dar % sampa dengan 9 % (Rohma dan Soekarno 4). Agroforesry erdr aas huan rakya dan ssem umpang sar. Ssem huan rakya adalah ssem pemanfaaan lahan dengan anaman ahunan ( %). Domnas anaman berupa Albaza dar jens Sengon dan Sengon Buo dengan jarak anam masng-masng sekar x 3 meer dan 5 x 5 meer. Penuupan lahan mencapa 8 - %. Pada ssem umpang sar anaman ahunan yang demukan adalah cengkh dan sengon dengan jarak anam sekar x meer. Tanaman semusm yang umbuh d anara anaman cengkh adalah cabe sedangkan d anara anaman sengon adalah jagung dan sngkong. Penuupan lahan n sekar 7 % (Rohma dan Soekarno 4). Pada Lahan yang dak dgarap ersebar umbuhan domnan berupa semak dar alang-alang dengan penuupan lahan %. Huan (Kayu Campuran) merupakan lahan yang ddomnas anaman ahunan dar jens kayu-kayuan dan dfungskan sebaga huan lndung. D bawah egakan umbuh anaman perdu semak dan rumpu lar. Dengan demkan lahan eruup rapa oleh ajuk anaman ( %) (Rohma dan Soekarno 4). Permukman d lokas penelan umumnya mempunya halaman berman dan buddaya anaman pekarangan. Penuupan lahan d areal permukman sekar % (Rohma dan Soekarno 4). Pada kawasan n erdapa nsalas saon pengama cuaca yang memlk peralaan cukup represenaf. Fluvograf (penakar hujan oomak) erpasang bak dan dama seap saa. Sebaga pembandng juga erpasang Penakar Hujan Manual. Ala lannya berupa Anemomeer (ala pengukur kecepaan angn) Thermomeer (ala pengukur suhu) Barograf (ala pengukur ekanan udara) Hygrograf (ala pengukur kelembaban) Pan Evapormeer (ala pengukur evaporas) dan ala-ala lan erpasang cukup bak. 4. Pengumpulan Daa Daa dperoleh dar hasl pembacaan rekaman hujan selama 3 ahun yang ercaa pada keras pas ala pencaa hujan oomak (Fluvograf). Daa erkumpul sebanyak buah daa dasar kejadan hujan. Daa erdr aas dua varabel yau daa keebalan hujan (R ) dan duras hujan( ). Berdasarkan daa ersebu kemudan dhung nensas hujannya menuru persamaan (1) : R dengan nensas hujan pada duras hujan erenu R Curah hujan (mm) pada duras hujan erenu Duras pada suau kejadan hujan (men) Daa nensas hujan dkelompokan berdasarkan duras hujan () 5 jam sebanyak daa; 5 jam ( daa); 1 jam (49 daa); 15 jam (1 daa); jam (8 daa); 3 jam (9 daa) 4 jam (19 daa) dan 6 jam (6 daa)... (1) 3
4 5. Meode Analsa Besaran nensas hujan denukan berdasarkan sejumlah daa curah hujan dan duras hujan. Duras hujan ( ) yang dgunakan unuk menenukan model nensas hujan adalah 15 ; 6; 9; ; 18 ; dan 36 men. nensas hujan denukan oleh persamaan (1): Besarnya nensas hujan unuk seap dan perode ulang kejadan hujan (T ) denukan berdasarkan persamaan Grngoren (1963) : T N + 1 d 44 aau : ( N + 1) + 44T d T dengan d Nomor uru daa seelah daa duru dar yang erbesar ke erkecl N Banyaknya daa kejadan hujan T Perode ulang (ahun) Persamaan n dgunakan karena sfa dsrbus hujan jangka pendek bersfa eksponenal. Nla T yang dhung adalah ; 3 ; 5 ; 7 ; ; 15 dan ahun. Nla n dgunakan dengan asums bahwa dalam lngkup kawasan hulu DAS umur kegaan konservas dan rehablas lahan basanya dproyekskan dalam ksaran waku ersebu. Nla N denukan berdasarkan banyaknya daa kejadan hujan unuk seap duras hujan ( ). Meode yang dgunakan unuk menenuan pola nensas hujan adalah: a. Jens Talbo (1881) : a ' + b () (3) (4) b. Jens Sherman (195) : a (5) n c. Jens shguro (1953) a + b dengan : nensas hujan (mm/jam) Duras hujan dalam jam a abn Teapan Menenukan model nensas hujan yang palng sesua unuk karakersk hujan d lokas yang bersangkuan dlakukan dengan analss korelas dan sandar devas. Model yang mempunya raa-raa nla korelas erbak dan nla esándar debías erkecl adalah model yang palng sesua. 6. Pengolahan Daa Dasar Masukan daa uama unuk memformulas pola hujan adalah daa nensas hujan dan lama hujan yang duru dar besar ke kecl. Dengan menggunakan persamaan (3) dan daa nensas yang elah duru dar besar ke kecl dapa denukan besarnya nensas hujan unuk seap perode ulang kejadan hujan (Tabel 1). Tabel 1.nensas hujan pada duras () dan perode ulang hujan (T ) T (hn) nensas Hujan : (mm/jam) pada (men) (6) 4
5 7. Analss Daa 7.1 Pola nensas Hujan Meoda Talbo Model nensas hujan menuru meoda Talbo (persamaan (4)) menghendak eapan a dan b dalam persamaan dasar. Nla eapan a dan b dhung berdasarkan masukan daa dar Tabel. Dengan regres lner sederhana nla eapan ersebu dapa denukan. Benuk persamaan (4) dapa dubah menjad:. +.b a ; aau a - b.x Persamaan n adalah persamaan umum Regres Lner Sederhana: Y A + B.X dengan Y. ; A a ; dan B b Penyelesaan persamaan umum regres lner sederhana dlakukan dengan cara manual dengan meode subsus (persamaan (7a) dan (7b)) aau dengan perangka sofware workshee (exel) aau sejensnya. A B ( X )( X ) ( X )( X Y ) n X ( X ) ( n X Y )( X ) ( X )( Y ) n X ( X ) (7a) (7b) Hasl perhungan unuk seap perode ulang (T) dsajkan pada Tabel. Tabel. Nla eapan a dan b unuk nensas hujan Model Talbo T (hn) a B Dengan demkan persamaan pola hujan Jens Talbo unuk T sampa dengan 15 ahun beruru-uru adalah (persamaan (8a) sampa dengan (8g): (8a) (8b) (8c) (8d) (8e) (8f) (8g) Berdasarkan persamaan (8a) sampa dengan persamaan (8g) dproyekskan besarnya nensas hujan unuk sembarang nla duras hujan () pada perode ulang (T) hngga 15. Proyeks nensas hujan unuk duras hujan anara hngga men dsajkan pada Gambar 1. nensas Hujan (mm/jam) Duras Hujan (men) T T 3 T 5 T 7 T T 15 1 Gambar 1. Pola nensas hujan Meoda Talbo 5
6 7. Pola nensas Hujan Meoda Sherman Model nensas hujan menuru Meoda Sherman menghendak eapan a dan n dalam persamaan (5). Dengan masukan daa Tabel 1 dan eknk perhungan regres lner sederhana (persamaan (7a) dan (7b) nla eapan a dan n dapa denukan. Persamaan (5) dubah benuknya menjad: log. log a - n log Persamaan n adalah persamaan umum regres lner sederhana dengan Y log ; A log a; dan B n Hasl perhungan eapan a dan n unuk Meode Sherman dsajkan pada Tabel 3. Dengan masukan lama hujan (men) Tabel 3. Nla eapan a dan n unuk pola nensas hujan Meode Sherman T A n Dengan demkan persamaan pola hujan Jens Sherman unuk T sampa dengan 15 ahun beruru-uru adalah (persamaan (9a) sampa dengan (9g): (9a) (9b) (9c) (9d) (9e) (9f) (9g) Grafk proyeks nensas hujan Sherman pada samap dengan men unuk masng-masng T dsajkan pada Gambar. nensas Hujan (mm/jam) Duras Hujan (men) (T) T 5 T 5 T 7 T T 15 T 1 Gambar. Pola nensas hujan Meoda Sherman 7.3 Pola nensas Hujan Meoda shguro Model nensas hujan menuru Meoda shguro menghendak eapan a dan b. Dengan Persamaan (6) dan masukan daa Tabel 1 nla eapan ersebu dapa dhung. Seper halnya dua model erdahulu eknk perhungan regres lner sederhana (persamaan (7a) dan (7b)) dgunakan unuk menghung a dan b. Persamaan (6) dapa dubah benuknya menjad :. 5 +.b a ; aau 5 a - b. Persamaan n adalah persamaan umum regres lner sederhana dengan: 6
7 Y. 5 ; A a; dan B b Hasl perhungan eapan a dan b Meoda shguro dsajkan pada Tabel 4. Tabel 4. Nla eapan a dan b unuk nensas hujan shguro T (ahun) a b Dengan demkan persamaan pola nensas hujan Meoda shguro pada T sampa dengan 15 ahun beruruuru adalah (persamaan (a) sampa dengan (g): (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Grafk proyeks nensas hujan Meoda shguro pada sampa dengan men unuk masng-masng perode ulang (T) sampa dengan ahun dsajkan pada Gambar 3. nensas Hujan (mm/jam) Duras Hujan (men) Gambar 3. nensas hujan shguro T T3 T5 T 7 T 8. Korelas anara Daa nensas Hujan Emprk dengan Hasl Pengukuran Model Koefsen korelas dan nla sandar devas dhung unuk mendapakan gambaran kedekaan anara daa hasl pemodelan aau perhungan dengan daa pengukuran (emprc). Selanjunya korelas dan sandar devas dgunakan sebaga bahan permbangan unuk menenukan meode mana yang palng sesua dan drekomendaskan unuk dgunakan dalam perencanaan kegaan konservas d kawasan hulu DAS ersebu. Meoda perhungan pola nesas hujan yang mempunya nla koefsen korelas erbak dan nla sandar devas erkecl drekomendaskan sebaga model yang palng sesua. Rekap nla koefsen korelas dan sandar devas dsajkan pada Tabel 5. Agar lebh jelas nla korelas dan nla sandar devas ersebu masng-masng dsajkan pada Gambar 4 dan Gamba 5. 7
8 Tabel 5. Rekap nla korelas dan sandar devas unuk ga meoda Pola nensas Hujan T (hn) Talbo Sherman shguro Korelas Sandar Korelas Sandar Korelas Sandar Raa-raa Nla korelas Perode ulang (T; ahun) Talbo Sherman shguro Gambar 4. Perbandngan nla korelas anar meode nensas hujan Nla sandar Devas 6 Talbo Sherman shguro Perode ulang (T; ahun) Gambar 7. Perbandngan nla sndar devas anar meode Pola nensas hujan Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 4 sera Gambar 5 dapa dkemukakan bahwa erdapa sau meoda yang dpermbangkan cukup bak dgunakan sebaga masukan dalam perencanaan bangunan konservas d kawasan DAS pemodelan selanjunya. Dengan permbangan bahwa perencanaan eknk konservas pada skala bdang lahan lebh banyak dujukan unuk jangka waku umur guna bangunan anara 5 ahun dan konssens nla sandar devas yang lebh bak pada kurun waku perode ulang (T) sampa dengan 5 ahun maka meode Sherman merupakan meode yang palng sesua. Model Sherman mempunya raa-raa nla korelas 66 dan raa-raa nla sandar devas Konklus Dengan menggunakan persamaan dasar meoda Talbo Sherman dan shguro kejadan hujan menuru duras dan keebalannya dapa drumusakan polanya dalam benuk persmaanpersamaan. Rumusan pola nensas hujan (persamaan) kega meoda ersebu dgunakan unuk mempredks besarnya nensas hujan unuk suau duras 8
9 hujan erenu pada peluang (perode ulang) kejadan hujan erenu pula. Hasl kajan n menunjukkan bahwa Pola nensas hujan menuru Meoda Sherman palng bak dgunakan unuk mempredks nensas hujan pada kawasan hulu DAS. Nla korelas raaraa dan sandar devas raa-raa meoda n masng-masng adalah 66 dan 46. Talbo (1881) dalam Subarkah man (198) Hdrolog unuk perencanaan bangunan ar dea Dharma Bandung. Dafar Pusaka Grngoren (1963) dalam Subarkah man (198) Hdrolog unuk perencanaan bangunan ar dea Dharma Bandung. shguro (1953) dalam Subarkah man (198) Hdrolog unuk perencanaan bangunan ar dea Dharma Bandung. Purwano E. (1999) Eroson sedmen delvery and sol conservaon n an upland agrculural cachmen n Wes Java ndonesa; a hydrologcal approach n a soco-economc conex. Academsch Proefschrf Vrje Unversee e Amserdam. Rohma Dede dan ndramo Soekarno (4) Pendugaan lmpasan hujan pada cekungan kecl melalu pengembangan persamaan nflras kolom anah (Kasus d cekungan kecl Ckumuuk DAS Cmanuk Hulu); Makalah PT HATH XX Sepember-Okober 4 Denpasar-Bal. Sherman (195) dalam Subarkah man (198) Hdrolog unuk perencanaan bangunan ar dea Dharma Bandung. Subarkah man (198) Hdrolog unuk perencanaan bangunan ar dea Dharma Bandung. 9
Persamaan Pola Intensitas Hujan Fungsi dari Durasi dan Probabilitas Hujan untuk Kawasan Daerah Aliran Sungai (Das) Bagian Hulu
Persamaan Pola Inensias Hujan Fungsi dari Durasi dan Probabilias Hujan unuk Kawasan Daerah Aliran Sungai (Das) Bagian Hulu PERSAMAAN POLA INTENSITAS HUJAN FUNGSI DARI DURASI DAN PROBABILITAS HUJAN UNTUK
Lebih terperinciBAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)
Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan
Lebih terperinciBAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU
BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas
Lebih terperinciJumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun
Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban
Lebih terperinci' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN
j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN
Lebih terperinciPENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG
INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas
Lebih terperinciBAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI
BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).
Lebih terperinci\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,
Lebih terperinci( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)
8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang
Lebih terperinciBUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran
Lebih terperinciBAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode
BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan
Lebih terperinciKresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan
Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013
3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa
Lebih terperinciAnalisis Jalur / Path Analysis
Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan
Lebih terperinci! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013
! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciKONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan
KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,
Lebih terperinciPERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR
B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon
Lebih terperinciANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor
ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya
Lebih terperinciPENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1
PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan
Lebih terperinciBUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010
3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,
Lebih terperinciBUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG
BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG
BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
Lebih terperinciBAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode
BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN
Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme
Lebih terperinciLine Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )
ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN
BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 20 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGATAN NSEMNAS BUATAN j D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA Menmbang : a. b. BUPAT PACTAN, bahwa guna kelancaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN
f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001
I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciDi bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif
Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan
Lebih terperinciANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT
ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL
Lebih terperinciMODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT
Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinci3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang
Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan
Lebih terperinciNILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER
ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperincii PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i
BXJPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 4 TAHUN 202 \ TENTANG PELMPAHAN SEBAGAN KEWENANGAN PENGELOLAAN BDANG PERZNAN KEPADA KEPALA KANTOR PELAYANAN PERZNAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE
TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciNILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA
Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,
Lebih terperinci1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN
A. BESARAN DAN SATUAN Teor Sngka : D dalam Fska gejala alam dama melalu pengukuran. Pengukuran adalah membandngkan suau besaran dengan besaran sejens yang dsepaka sebaga paokan (sandar). Besaran adalah
Lebih terperinciPenerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS
PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA
Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa
Lebih terperinci