Efek Keberadaan Jebakan Minyak Bumi Trapped Fault Pada Rekaman Seismik dengan Penyelesaian Beda Hingga Model Bumi Elastik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efek Keberadaan Jebakan Minyak Bumi Trapped Fault Pada Rekaman Seismik dengan Penyelesaian Beda Hingga Model Bumi Elastik"

Transkripsi

1 Prosdng Semnar Nasonal Penelan Penddan dan Penerapan MIPA Falas MIPA nersas Neger Yogyaara 6 Me 9 Efe Keberadaan Jebaan Mnya Bm Trapped Fal Pada Reaman Sesm dengan Penyelesaan Beda Hngga Model Bm Elas Eddy Haranyo Walyo dan Ww Sryano Lab Geofsa FMIPA nersas Gadah Mada Sep ara PO Bo Bls Yogyaara 558 e-mal: haranyo@gm.ac.d Absra Pemodelan reaman daa sesm d permaan aba eberadaan hdroarbon (HC) mrn yang ereba pada berbaga model srr elah dlaan. Pemodelan menggnaan persamaan gelombang elas n ass dmens (P-S) model yang dselesaan dengan persamaan beda hngga erpsa. Syara drchle menggnaan bdang redam pada ss r anan dan bawah. Sebaga smber dgnaan fngs Gass ba pada eols wanya dan eols spasalnya. Model srr yang damplan adalah model fal rap yang mengandng HC dan da. Hasl eols wa mennan bahwa pada omponen horsonal erlha penalaran pada arah- dan pada omponen eral adalah penalaran pada arah-. Hal n dsebaban arena fngs smber derapan pada omponen sress dan sehngga hanya omponen ransersal (gelombang P) saa yang meramba. Hasl pengrangan reaman daa d permaan n model ber HC dan da mennan bahwa pengarh hdroarbon sanga sgnfan erhadap eradnya banya fase gelombang bar aba yang erpanl dan erbasan oleh model srrnya. Kaa nc: Modellng HC beda hngga perambaan gelombang elas Absrac Recorded srface sesmc daa modelng of pre esng hdrocarbon (HC) whch rapped a many srcral raps hae been condced. I sng elasc wae eqaon for dmensonal (P-S) model whch soled by cenered fne dfference. Drchle bondary condons are damped area a lef rgh and boom par. Gass fncon was sed for pon sorce a me and space eolons. Deployed srcral model n hs paper are fal rap models conss of HC and who HC. Tme eoled resl shows wae propagaon n -drecon a horonal elocy componens and ce ersa for ercal componens. I cased by sorce applcaon o and sress componens herefore only ransersal componens (P wae) was propagaed. Sbsracon of sesmc records on HC model wh non HC model shows a hgh sgnfcance of new phase-wae emerge from srcral model reflecons and refracons. eywords: HC modelng fne dfference elasc wae propagaon F-377

2 Eddy Haranyo d. / Efe Keberadaan Jebaan... Pendahlan Mnya dan gas bm (hdroarbon) yang berada d dalam anah ersmpan pada por-por baan ah d bawah anah yang erlngp oleh lapsan edap yang dseb sebaga rmah mnya (reseror). Keberadaan rmah mnya dpengarh oleh (da) ens; ya rmah mnya aba proses srr (ebaan srr) dan aba proses sragraf (ebaan sragraf). Dalam esplorasnya meode sesm yang merpaan meode yang erngg resolsnya bersaha memeaan dan menggambaran ebaan-ebaan erseb. Aba adanya por-por mnya aa gas bm ar anah sh dan eanan ngg dalam rmah mnya n menyebaban adanya onras yang sanga sgnfan anara sfa gelombang elass (p s dan densas) reseror dan baan dseellngnya. Pemeaan sfa-sfa elassas n yang menad arge ahr esploras sesm n dapa memban ahl geolog menceraan dan menelasan onsep perembangan pemaangan dan mgras hdroarbon men e reseror yang bar. Dalam paya penenan poss dan geomer ebaan hdroarbon dperlan sebah en perhngan ma n mengeah perbahan sfa gelombang sesm yang lewa d dalamnya. Ten n nannya aan bergna n memerfas model ecepaan/mpedans as elas yang dhaslan dar proses ners gelombang sesm. Dalam memodelan gelombang bdang Hgdon (99) dan Ceran e al (985) menggnaan gelombang osns secara anal n mempelaar perambaan gelombang dan coba efe redaman dalam model beda hngga (fne dfferen). Sedangan beberapa penls b es (msal Lay and Wallace 995 dan Aser ) menggnaan gelombang bdang perod n menyesaan secara anal panlan dan basan gelombang bdang erseb dalam medm elas dan beropograf daar. Beberapa penel yang lan msal Janod and Coan () menganalss polarsas gelombang S pada smb y dengan menggnaan smber fngs Rcer. Analss n dgnaan n menyelesaan masalah bdang baas pada persamaan elemen hngga (fne elemen). Gelombang bdang anal n ga dpergnaan oleh Komasch dan lloe (998) n medm yang beropograf dengan menggnaan permaan gassan D dan 3D. Formlas gelombang yang dgnaan dalam penelan n nannya sesa dengan meode beda hngga yang dembangan oleh Haranyo (7a) berbass pemodelan beda hngga n gelombang elas (re 986). Meode erseb emdan elah dcoba dengan menggnaan medm Posson sold oleh Haranyo (7b). Penelan erseb mennan bahwa lasan medm yang dperlan aan dperngarh oleh besarnya sd daang gelombang bdangnya agar da erad esalahan ampldo aba adanya daerah yang da erlewa gelombang (ncagh area). Salah sa penls yang memba model model beropograf gnng 3D dengan meode beda hngga adalah Rpperger (). Model n menggnaan smber gelombang pada beberapa edalaman dan melha efe scaerng aba perbahan opograf. Persamaan-persamaan yang dssn erama syara baas permaan opograf mesh hanya dssn hss n model gnng erseb. Pendeaan yang sama ga dpergnaan oleh Haranyo 8 namn persamaan yang ada d-generalsas-an sehngga dapa dpergnaan n berbaga macam opograf. Persamaan elasodnam P-S (dmens) yang merpaan persamaan gelombang elas melbaan eor sress dan pergeseran yang drmsan sebaga (re 986): F-378

3 Prosdng Semnar Nasonal Penelan Penddan dan Penerapan MIPA Falas MIPA nersas Neger Yogyaara 6 Me 9 F-379 ρ ρ () dalam persamaan () erseb merpaan sress ensor ρ() adalah rapa massa dan () dan () adalah oefsen Lame. Persamaan erseb dapa dransformasan menad persamaan eor ecepaan-sress dalam ssem hperbol orde perama sebaga;. b b () Dalam persamaan erseb ( ) merpaan eor ecepaan b() adalah e rngan an (lghness) aa eapngan (boyancy) yang merpaan seper massa ens. Meodolog Pada onds awal medm danggap berada pada eadaan sembang (pada ) yan sress dan ecepaan bernla nol dseap. Berdasaran onds awal erseb penalaran sress dan ecepaan aan sebandng dengan penalaran sress er-negras wa dan pergeseran. Model yang sesa n eols wa dan rang persamaan n (re 986) adalah grd bernda (saggered grd). Grd erseb dapa dlha pada gambar ber. Gambar. Poss node n ecepaan arah y ( dan ) sera Boyancy (B) berbeda dengan poss node n sress arah (Σ Ξ dan Τ) sera onsana elassasnya. Perbedaan ama saggered grd n dengan grd FD yang lan bahwasanya poss eor ecepaan dalah sama anara dan. Persamaan nmer berdasaran gambar adalah; B B Σ T LM L Ξ M

4 Eddy Haranyo d. / Efe Keberadaan Jebaan... F-38 ) ( ) ( Ξ Ξ Σ Σ Ξ Ξ Ξ Ξ Σ Σ M M L M L T T L M L T T B B B B Pada persamaan erseb adalah ndes dsrsas wa adalah dsrsas arah dan dsrsas arah. merpaan sep grd wa sedangan dan adalah sep grd bdang (pada lsan n dmodelan ). Pada persamaan erseb ecepaan nmer ( ) ( ) pada wa ( ½) dan sress nmer (Σ Ξ Τ) ( ) pada wa ( ) dhng secara espls dar ecepaan pada wa ( ½) dan sress pada wa. B mennan eapngan (boyancy) d dalam medm dan L M mennan onsana Lame ( ) Sedangan dalam syara baasnya baas-baas nernal medm da denan secara espls arena berada dalam formlas homogen. Baas erseb dnan oleh perbahan parameer elas dan massa ensnya secara alam seper dalam formlas a-homogen. Syara baas Nemann (sress free/ero sress) derapan pada permaan medm sedangan ega baas lannya (r anan dan bawah) menggnaan en daerah eredam (damped area). Hasl dan Pembahasan Besarnya oefsen redaman n empa conoh lebar bdang redaman (n n n3 dan n4) dnan pada gambar a ber. (a) node oefsen redaman n n n3 n4 (b) wa eols Ampldo n n n3 n4 Gambar. Graf oefsen redaman menggnaan lebar redaman n -4 (a) dan penrnan ampldo ernormalsas aba penalaran mas e dalam daerah redaman sesa dengan lebar bdang redamannya (b)

5 Prosdng Semnar Nasonal Penelan Penddan dan Penerapan MIPA Falas MIPA nersas Neger Yogyaara 6 Me 9 Sedangan dalam mplemenasnya bdang redam hars dar sedeman rpa sehngga bdang erseb dapa meredam sress yang men e bdang baas anan r dan bawah dan dapa memenh syara baas Drchle. Apabla erdapa gelombang sress yang mas e salah sa ss bdang redam maa ampldonya aan melrh sesa fngs oefsen redamnya. Gambar b mennan besarnya ampldo ernormalsas np dar sa gelombang sress yang mas ega lrs bdang redam. Terlha bahwa n n energ yang erpanlan mash cp besar ya sear 6% dan berr r sear 3% 4% dan 7% n n 3 dan 4. Nla redaman n4 dnla cp ba n meredaman gelombang yang mas. Smber yang dgnaan dalam pemodelan n adalah fngs gass yang daplasan erhadap sress sehngga ben waele yang dhaslan nannya adalah dfferensal gass dan rcer waele. Dalam aplas esas smber gearnya sesa dengan desan sebelmnya smber gear menggnaan fngs Gass yang derapan epada sress dan dalam awasan wa. Namn dalam mplemeasnya d dalam medm esas smber gear yang derapan secara langsng pada sa node aan memberan arefa hssnya dalam penalarannya sebaga fngs rang. Oleh arena n mengaas arefa erseb dpergnaan fngs gass dalam bdang D yang mewal sa node n smber gearnya. Model rapped fal merpaan model srr paahan yang dgambaran dengan ona reman paahan yang memoong anln bapasr. Senaro yang dpergnaan bawah paahan n bersfa mpermeabel sehngga dapa menyea alran flda hdroarbon yang menalar men e permaan anln. fal bpasr hos HC AI Gambar 3. Srr paahan yang memoong bapasr anln. Bapasr yang erpoong paahan mengandng hdroarbon (sealed fal rap) Parameer ecepaan dan densas medm dalam model n dapa dlha pada abel ber; Greyscale p s rho hos bpasr fal HC 44.8 Parameer ompas yang dgnaan dapa dlha pada abel ber; Parameer Nla Banya node smb- [n] 6 n Banya node smb- [n] 67 n Wa masmm [n] n 5 Spas grd d(m) m F-38

6 Eddy Haranyo d. / Efe Keberadaan Jebaan... Ineral wan eols d.5ms Orde dfferensas Lebar daerah absorps [n] 4 Poss Smber [n] 3 Poss Smber [n] 5 Freens domnan smber 3 H Sample pengamblan 5 gambar [n] Poss Geophone Peream Node e-3 seap d Berdasaran abel erseb erlha bahwa panang gelombang erpende sear 45 meer sehngga dengan menggnaan spas anar grd sebesar m aan dperoleh banya adalah per panang gelombang. Nla n dsara cp n memben gelombang yang a ergangg oleh perbahan fase gelombang. Reaman daa dpermaan erlha pada gambar 4. Gambar (a) mennan ecepaan pada omponen horsonal () dan gambar (b) mennan omponen eral (). Pada omponen eral domnas gelombang awal erad arena efe pengaan aba adanya ona free-srface (permaan) sedangan pada omponen horsonalnya perambaan smber d dea permaan menyebaban domnas ampldo mrp seper gelombang langsng yang cp besar. Pada gambar n efe eberadaan ona hdroarbon relaf da elhaan namn efe n erad seelah wa eols beralan hngga.5 de arena anomal ecepaan hdroarbon n cp dalam (a) Jara (m) 5 5 (b) Jara (m) Wa (s).6 Wa (s) Gambar 4. Reaman daa sesm d permaan dengan spas anar geophone m pada omponen horsonal (a) dan eral (b). Model pembandng yang dgnaan adalah sama dengan modela pada gambar 3 hanya da erdapa hdroarbon. Parameer ecepaan medm densas dan ompasnya ga sama dengan abel d aas. Seelah proses eols gelombangnya reaman geophone d permaan erlha pada gambar 5. Gambar 5a adalah reaman ecepaan gear pada omponen horsonal () dan gambar 5b adalah reaman omponen eralnya (). Pada gambar n dapa dnan bahwa ampldo geombang erlha menalar e arah horsonal dan mengalam panlan pada bdang paahan (fal). Sedangan pada omponen eralnya gambar yang dperoleh hampr sama dengan F-38

7 Prosdng Semnar Nasonal Penelan Penddan dan Penerapan MIPA Falas MIPA nersas Neger Yogyaara 6 Me 9 gambar model sebelmnya dengan beberapa perbedaan hssnya pada wa reaman seelah.5 de. (a) (b) Jara (m) Jara (m) Wa (s).6 Wa (s) Gambar 5. Reaman daa sesm d permaan dengan spas m. Gambar r (a) adalah omponen horsonal dan gambar anan (b) adaah omponen eral. Efe HC pada ssa model dapa erlha elas seelah dlaan pengrangan reaman geophone dar gambar 4 dengan gambar 5. Nampa bahwa efe eberadaan mnya nampa pada wa sear.6 de. Terlha bahwa ben gelombang aba HC meml emrpan anara omponen eral dan horsonalnya dengan danda oleh rogh pada lereng r dan beberapa fase mnor pada lereng anan. (a) (b) Jara (m) Jara (m) Wa (s).6 Wa (s) Gambar 6. Reaman dana sesm yang mennan efe hdroarbon saa pada medm srr anln erpaahan. Daa erseb mennan bahwa pengarh HC sanga sgnfan erhadap gelombang mlpel yang mncl dar eberadaan HC erseb. Berdasar analss dengan model lan yang lebh sederhana (model anln dengan pnca erdapa HC) ga dperoleh beberapa fase gelombang aba srr dan ombnasnya dengan eberadaan HC. F-383

8 Eddy Haranyo d. / Efe Keberadaan Jebaan... Kesmplan Pemodelan dengan sbsras reaman sesm model berhc dan da mennan bahwa pengarh eerdapaan HC pada berbaga ebaan srr memberan respon yang cp sgnfan erhadap daa fnal yang sanga dpengarh oleh omplesas srr hos-nya. Pemodelan n memberan gambaran rel erhadap elaan gelombang elas yang ddomnas perbahan fase gelombang P dan S. capan Termaash Termaash epada LPPT GM aas pemberan dana hbah penelan berbass ompas ahn 8 dan Lab Geofsa FMIPA aas sppor peralaannya. Dafar Psaa A K. And Rchard P.G. 98 Qanae Sesmology: Theory and Mehods ol. W.H. Freeman New Yor. Aser R. Plane waes n layered meda Ceran C. Koslo D. Koslof R. & Reshef M A no reflecng bondary condon for dscree acosc and elasc wae eqaons Geophyscs Haranyo E. 8 Pemodelan Beda hngga Gelombang Telesesm D pada opograf Gnng Merap paper oles prbad belm dpblasan. Haranyo E. 7a Arbrarly dp sesmc plane wae sorce generaon on D saggered grd scheme: A new mehod Proceedng of The 4h Kenngan Physcs Form NS Solo. Haranyo E. 7b A erfcaon of plane wae mplemenaon on fne olme posson sold medm Proceedng Joga Regonal Physcs Conference (JRPC) FMIPA GM Hgdon R.L. 99 Absorbng bondary condons for elasc waes Geophyscs 56 p3-4. Janod F. and Coan O. Sesmc response of hree dmensonal opographes sng a me doman bondary elemen mehod Geophys. J. In Komasch D. & loe J.P The specral elemen mehod: an effcen ool o smlae he sesmc response of D and 3D geologcal srcres Bll. Sesm. Soc. Am Lay T. and Wallace T.C. 995 Modern Global Sesmology Academc Press Calforna Rpperger J. olcano opography n 3D sesmc wae smlaon Dploma hess Inse of Geophyscs LM no pblshed. re J elocy-sress fne-dfference mehod. Geophyscs F-384

Solusi PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) dengan HARGA AWAL dan KONDISI BATAS dalam PEMODELAN dan MODEL MATEMATIS

Solusi PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) dengan HARGA AWAL dan KONDISI BATAS dalam PEMODELAN dan MODEL MATEMATIS Ser Maa Kla : PEMODELAN dan MAEMAIKA ERAPAN Sols PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL PDP dengan HARGA AWAL dan KONDISI BAAS dalam PEMODELAN dan MODEL MAEMAIS Ben mm : Persamaan Dferensal Basa PDP lner order

Lebih terperinci

KORESPONDENSI PARABOLIK-ELIPTIK BERDASARKAN PENDEKATAN BEDA HINGGA TERHADAP PERSAMAAN PANAS

KORESPONDENSI PARABOLIK-ELIPTIK BERDASARKAN PENDEKATAN BEDA HINGGA TERHADAP PERSAMAAN PANAS KORESPONDENSI PARABOLIK-ELIPTIK BERDASARKAN PENDEKATAN BEDA HINGGA TERHADAP PERSAMAAN PANAS Kara Zan * M Nasr Bsam Maasswa Program S Maemaa Dosen Jrsan Maemaa Falas Maemaa Ilm Pengeaan Alam Unversas Ra

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR Penerapan PID Predcve Ar-Rao Conroller Pada Mesn Mobl Msubsh Type 4G63 Unu Memnmuman Ems Gas Buang Oleh Hendre Angga P 10 105 03 PRESENTASI TUGAS AKHIR Mesn-mesn oomof saa n dunu unu menghaslan performa

Lebih terperinci

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW Renaldy Nazar * ABSTRAK SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW. Terbaasnya

Lebih terperinci

σ = i,j,kl = 1,2,3 (2.1) BAB II TEORI DASAR

σ = i,j,kl = 1,2,3 (2.1) BAB II TEORI DASAR BAB II TEORI DASAR Pada bab ini aan dibahas mengenai eori dasar penjalaran gelombang seismi dimana penjalarannya dibaasi oleh medim yang di lewainya. Penjelasan mengenai eori aan dimlai dengan hm Hooe

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

geologi menceritaan dan menelasan onsep perembangan, pematangan dan migrasi hidroarbon menuu e reservoir yang baru. Dalam upaya penentuan posisi dan g

geologi menceritaan dan menelasan onsep perembangan, pematangan dan migrasi hidroarbon menuu e reservoir yang baru. Dalam upaya penentuan posisi dan g Efe Keberadaan Jebaan Minya Bumi Trapped Fault Pada Reaman Seismi dengan Penyelesaian Beda Hingga Model Bumi Elasti Eddy Hartantyo, Waluyo dan Wiwit Suryanto Lab Geofisia, FMIPA, Universitas Gadah Mada

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET BAB PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET MENGENAI METODE NUMERIK Persoalan yang melbaan model maemaa banya munul dalam berbaga lmu pengeahuan seper halnya dalam asus

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

Penerapan Metode Filter Kalman Dalam Perbaikan Hasil Prediksi Cuaca Dengan Metode ARIMA

Penerapan Metode Filter Kalman Dalam Perbaikan Hasil Prediksi Cuaca Dengan Metode ARIMA JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (24) ISSN: 2337-3539 (23-927 Prn) A-28 Penerapan Meode Fler Kalman Dalam Perbaan Hasl Preds Cuaca Dengan Meode ARIMA Tomy Kurnawan, Luman Hanaf, dan Erna Aprlan

Lebih terperinci

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K Isaro Elevas Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K SABTU JULI OPE N BOOK WAKTU ME NIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunaan ompuer unu mengerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

GEJALA GELOMBANG TAKLINEAR: SOLITON. M. Bunjamin *

GEJALA GELOMBANG TAKLINEAR: SOLITON. M. Bunjamin * GEJALA GELOMBANG TAKLINEAR: SOLITON M. Bnamn * ABSTRAK GEJALA GELOMBANG TAKLINEAR: SOLITON. Ber dsaan geala alam berpa gelombang alnear yang dseb solon lewa model maemaanya ya persamaan Koreweg-de Vres

Lebih terperinci

BAB II PENGENDALI DIGITAL

BAB II PENGENDALI DIGITAL BAB II ENGENDALI DIGIAL ada bab ini akan dibahas enang dasar-dasar pengendali ID. Selanjnya dibahas enang penrnan persamaan diskri pengendali ID yang menjadi dasar perancangan pengendali digial. ada bagian

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. 2 2x. K dy dx dy dx, (3.2) h2 2 ( x) P g y dydx g y dydx

III PEMBAHASAN. 2 2x. K dy dx dy dx, (3.2) h2 2 ( x) P g y dydx g y dydx III PEMBAHASAN Pada peeliia ii aa dibaas formlasi Hamiloia bai era elomba ierfacial Pembaasa dibai dalam da ass yai ass perama dea baas aas berpa permaa raa da ass eda dea baas aas berpa permaa bebas Hamiloia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi.

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi. 3 II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dibahas penrnan persamaan dasar flida ideal yang disarikan dari psaka (Doglas 2001) dan konsep dere Forier disarikan dari psaka (Ross 1984) 2.1 Persamaan Dasar

Lebih terperinci

SEMI DISKRITISASI METODE GALERKIN PADA PERSAMAAN PANASDUA DIMENSI SEMI DISCRETIZATION OF GALERKIN METHOD ON TWO DIMENSIONAL HEAT EQUATION

SEMI DISKRITISASI METODE GALERKIN PADA PERSAMAAN PANASDUA DIMENSI SEMI DISCRETIZATION OF GALERKIN METHOD ON TWO DIMENSIONAL HEAT EQUATION SEI DISKRITISASI ETODE GAERKI PADA PERSAAA PAASDUA DIESI SEI DISCRETIZATIO OF GAERKI ETHOD O TWO DIESIOA HEAT EQUATIO arwan Sam Jeffr Ksma award Program Sd aemaka Terapan Faklas aemaka dan Ilm Pengeahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN BLACK-SCHOLES HARGA OPSI PUT AMERIKA SURITNO

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN BLACK-SCHOLES HARGA OPSI PUT AMERIKA SURITNO MEODE BEDA HINGGA UNUK OLUI NUMERIK DARI PERAMAAN BLACK-CHOLE HARGA OPI PU AMERIKA URINO EKOLAH PACAARJANA INIU PERANIAN BOGOR BOGOR 8 PERNYAAAN MENGENAI EI DAN UMBER INFORMAI Dengan n saya menyaaan baha

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Burger, H.R.,. Exploration Geophysics of the Shallow Subsurface. New

DAFTAR PUSTAKA. 1. Burger, H.R.,. Exploration Geophysics of the Shallow Subsurface. New DAFTAR PUSTAKA 1. Brger H.R.. Eploraion Geophsics of he Shallo Sbsrface. Ne Jerse : Prenice Hall Inc199.. Boas M.L. Mahemaical Mehods in The Phsical Sciences Wile 1983. 3. Fergson R.J. and Margrae G.F.

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY C-MEANS

PEMBAGIAN KELAS KULIAH MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGKLASTERAN FUZZY C-MEANS PEMBAGIA KELAS KULIAH MAHASISWA MEGGUAKA ALGORITMA PEGKLASTERA FUZZY C-MEAS Bd Setyono 1), R. Rzal Isnanto ) Jrsan Ten Eletro Faltas Ten Unverstas Dponegoro 1,) Jl. Prof. H. Sdarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TRAJECTORY PLANNING PADA ROBOT LENGAN ANTHROPOMORPHIC. Moh. Imam Afandi

SIMULASI PERGERAKAN TRAJECTORY PLANNING PADA ROBOT LENGAN ANTHROPOMORPHIC. Moh. Imam Afandi SIMUASI ERGERAKAN TRAJECTOR ANNING ADA ROBOT ENGAN ANTHROOMORHIC Moh Imam Afand usl KIM-II, Kawasan usppe Serpong, Tangerang 54 INTISARI Robo lengan yang mampu bergera secara oomas membuuhan suau ssem

Lebih terperinci

PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN NaCl DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA

PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN NaCl DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA Bulen Geolog Taa Lngungan (Bullen of Envronmenal Geology) Vol. No. Agusus 0: 97 04 PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN Nal DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA Hermanoro Tenaga Pengaar

Lebih terperinci

2 Dasar Teori. Bab Hindcasting

2 Dasar Teori. Bab Hindcasting Bab Dasar Teor n melaan analss mengena permasalaan sedmenas ang erjad d sear alr mas Pelaban Pla Baa berdasaran daa mena ang erseda (berpa daa angn jam-jaman daa bamer pea loas dan daa ser a dar eleas

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol Tegar H untuk Optimisasi Pembakaran Boiler

Perancangan Sistem Kontrol Tegar H untuk Optimisasi Pembakaran Boiler J.Oo.Krl.Ins (J.Ao.rl.Ins) Vol (), 9 ISSN : 85-57 Absra Perancangan Ssem Konrol egar H n Opmsas Pembaaran oler Sd Kass d P.Peroma Gres A.. Sead, Y.Y. Nazarddn, E. Joelano, dan S. Ngroho Kelompo Keahlan

Lebih terperinci

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Bab IV Pemodelan dan Perhtungan Sumberdaa Batubara IV1 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara merupakan tahapan kegatan dalam evaluas sumberdaa batubara ang bertuuan menggambarkan atau menatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

Model Suku Bunga Multinomial 4. Danang Teguh Qoyyimi *, Dedi Rosadi 2.

Model Suku Bunga Multinomial 4. Danang Teguh Qoyyimi *, Dedi Rosadi 2. ROSIDING ISBN: 978-979-6353-3- Model Suu Bunga Mulnomal 4 S-5 Danang Teguh Qoyym *, Ded Rosad Jurusan Maemaa FMIA Unversas Gadah Mada *qoyym@ugm.ac.d Maalah n adalah merupaan pengembangan dar model suu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan BAB I PENDAHULUAN.. Laar Belakang Masalah Prgrammable Lgic Cnrller () merpakan sa kmper digial yang dignakan nk masi dari prses-prses elekrmagneik. Seperi pengnrlan mes pada sisem assembly le. dignakan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Modl 4 ENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Unk dapa melakkan inerpreasi, maka daa hasil pengkran lapangan perl diolah. engolahan daa graviasi adalah nk mencari perbedaan harga graviasi dari sa iik ke iik yang

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN MASALAH SYARAT BATAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL POISSON 2D. La Ode Muhammad Umar Reky Rahmad R 1. Email: umarr3@yahoo.

MENYELESAIKAN MASALAH SYARAT BATAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL POISSON 2D. La Ode Muhammad Umar Reky Rahmad R 1. Email: umarr3@yahoo. La Ode Mammd Umar Re Ramad R//Paradgma Vol. 5 No. Otober 0 lm. 33-47 33 MENYELESAIKAN MASALAH SYARAT BATAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL POISSON D La Ode Mammad Umar Re Ramad R Jrsan Matemata FMIPA Unverstas

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

vektor ( MATP ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

vektor ( MATP ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip MODUL MATEMATIKA SMA 6 JP etr MATP 7.5.6 ) Dssn Oleh : Drs. Pndl Prn Np. 95807.980..00 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayen Sngn N. 58 Telp. 04) 7506 Malang Mdl MATP 7.5.6 VEKTOR

Lebih terperinci

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ Tjan Insrksional Umm : Agar mahasiswa dapa memahami mengenai Konsekensi Transformasi Lorenz Tjan Insrksional Khss : Dapa menjelaskan enang pemaian

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Pembangunan Gender dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline di Indonesia

Pemodelan Indeks Pembangunan Gender dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline di Indonesia JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., ( 337-3 (3-9X Prn D-7 Pemodelan Indes Pembangunan Gender dengan Pendeaan Regres Nonparamer Splne d Indonesa Nurul Fajryyah dan I Nyoman Budanara Jurusan Sasa, Faulas

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

Zullaikah 1 dan Sutimin 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

Zullaikah 1 dan Sutimin 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang MODEL PERTUMBUHAN BIOMASSA RUMPUT LAUT GRACILLARIA DENGAN CARRYING CAPACITY BERGANTUNG WAKTU Zullaah dan Sumn, Jurusan Maemaa FMIPA Unversas Dponegoro Jl Prof H Soedaro, SH, Tembalang Semarang Absrac In

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

Pemodelan Anomali Magnetik Berbentuk Prisma Menggunakan Algoritma Genetika Antonius a, Yudha Arman a *, Joko Sampurno a

Pemodelan Anomali Magnetik Berbentuk Prisma Menggunakan Algoritma Genetika Antonius a, Yudha Arman a *, Joko Sampurno a Pemodelan Anomal Magnet Berbentu Prsma Menggunaan Algortma Geneta Antonus a, Yudha Arman a *, Joo Sampurno a a Jurusan Fsa, FMIPA Unverstas Tanjungpura, Jalan Pro. Dr. Hadar Nawaw, Pontana, Indonesa *Emal

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS ABSTRACT Semnar Nasonal Sans & Tenolog V Lembaga Penelan Unversas Lampung PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS Ere Sadewo 1, Muhammad Mashur 2, dan Al Rdho

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference B-54 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prnt) Analss Persebaran Sesmstas Wlayah Sumatera Selatan Menggunaan Metode Double Dfference Dew Fajryyatul Mauldah, Bagus Jaya Santosa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann Okober 16, Vol. 1, No.1. ISSN: 57-618 Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang, dengan Kondisi Baas Dirichle dan Neumann Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pencemaran Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pencemaran Udara BAB II TEORI DASAR.1 Pencemaran Udara Pencemaran merpakan hasl sampngan dar ndsralsas penghasl barang yang dapa berpa pada, car, mapn gas. Za pencemar yang berbenk pada dapa dbang langsng ke dalam anah

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD)

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) CRD Tdak ada kea pengelompokan: Lngkungan homogen Bahan homogen (pebedaan danaa expemenal un yang mempeoleh pelakuan yang ama dalam CRD debu ebaga expemenal eo) Ala homogen

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI Jrnal Maemaika Mrni dan Terapan Vol. 5 No. Desember 0: 3-39 SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AUSTI DUA DIMENSI Mohammad Mahfzh Shiddiq ABSTRACT Aosi wave eqaion wih Dirihle and Nemann bondar ondiions

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci