PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
|
|
- Hartono Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik Fisika Fakulas Teknologi Indusri Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Kepuih Sukolilo Surabaya 6 ABSTRAK Perlindungan srukur bangunan dari gearan anah harus diperhaikan unuk mengurangi banyaknya ingka kerusakan bangunan saa erjadi gearan anah. Salah sau hal yang dapa dilakukan adalah penggunaan dynamic absorber sebagai konrol gearan yang dipasang di anara pondasi dan srukur bangunan. Meningkakan fleksibilias bangunan dan menyerap gaya eksiasi merupakan prinsip kerja dynamic absorber unuk memperkecil ampliudo gearan yang dierima oleh srukur bangunan. Meode keseimbangan dinamis digunakan dalam proses perhiungan pada simulasi unuk mengeahui besarnya ampliudo respon maksimum yang dierima oleh bangunan dengan menggunakan sisem peredam dinamis. Simulasi dilakukan pada bangunan berlanai sau dengan massa 75 kn menggunakan beberapa kombinasi dimensi diameer dan keebalan rubber bearing sof, rubber bearing normal, dan high damping rubber bearing sof. Hasil dari simulasi dikeahui bahwa peredam yang paling baik digunakan pada bangunan ersebu adalah jenis high damping rubber bearing sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman yang dapa meredam gearan anah horizonal 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik.. PENDAHULUAN. Laar Belakang Gerakan anah adalah guncangan aau gearan pada permukaan bumi yang erjadi akiba kerunuhan maerial paahan, yaiu peremuan dari lempeng ekonik yang menyusun kuli bumi. Kerunuhan maerial paahan ersebu berbenuk gelombang gempa yang meramba ke semua arah dan menghasilkan gearan di semua permukaan anah. Fenomena ini menjadi ancaman bagi rakya Indonesia dalam kurun waku beberapa ahun belakangan. Seiap gearan anah yang erjadi menyebabkan kerusakan pada pemukiman penduduk, bangunan pemerinahan, maupun bangunan yang difungsikan sebagai prasarana umum. Kerusakan uama pada suau bangunan diakibakan oleh idak mampunya srukur bangunan ersebu merespon gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah. Pengaruh gerakan anah yang sanga merusak srukur bangunan adalah komponen gearan horizonal. Gearan ersebu dapa menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada puncak bangunan dapa berlipa hingga mendekai dua kalinya. Oleh sebab iu apabila gearan horizonal yang sampai pada bangunan ersebu lebih besar dari kekuaan srukur maka bangunan ersebu akan rusak. Berdasarkan keadaan ersebu maka perlu dilakukan suau perancangan peredam gearan yang dipasang pada pondasi suau bangunan unuk mengurangi sebagian gaya reaksi yang sampai pada bangunan. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh suau peredam ahan gempa dicapai melalui penyerapan gaya eksiasi oleh peredam, meningkakan fleksibilias bangunan dan memperkecil ampliudo gearan yang dierima oleh srukur. Berdasarkan prinsip kerja peredam gearan yang akan digunakan, dapa dilakukan simulasi unuk mengeahui besarnya mpliudo yang akan dierima oleh srukur bangunan dengan menggunakan suau jenis peredam gearan..2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang diangka dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah : Bagaimana melakukan analisis gearan dinamis arah horizonal pada suau bangunan? Bagaimana merancang peredam gearan pada suau bangunan berdasarkan analisis gearan dinamis pada arah horizonal yang elah dilakukan sesuai dengan karakerisik bangunan ersebu?.3 Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai beriku : Melakukan analisis gearan dinamis arah horizonal pada suau bangunan Merancang peredam gearan pada suau bangunan berdasarkan analisis gearan dinamis
2 pada arah horizonal yang elah dilakukan sesuai dengan karakerisik bangunan ersebu..4 Baasan Masalah Unuk menghindari meluasnya permasalahan maka dalam pengerjaan Tugas Akhir ini erdapa baasan masalah beriku : Perhiungan dilakukan dengan analisis gearan dinamis menggunakan meode keseimbangan dinamis. Komponen gearan diinjau pada arah horizonal. Bangunan yang digunakan adalah bangunan sau lanai.5 Manfaa Jika semua ujuan dari ugas akhir ini ercapai maka akan diperoleh sebuah rancangan peredam gearan unuk suau bangunan sehingga bangunan ersebu idak mengalami kerusakan secara srukural maupun non srukural pada saa erjadi gerakan bawah anah. 2. Teori Penunjang 2. Gerakan Tanah Arah Horizonal dan Respon Bangunan Terdapa dua jenis komponen gearan dari gerakan anah, yaiu gearan pada arah horisonal dan arah verikal. Komponen gearan gerakan anah yang dominan erhadap respon bangunan adalah komponen gearan pada arah horisonal, sedangkan komponen gearan verikal bisa berpengaruh pada komponen-komponen srukur erenu dan bendabenda non srukural yang ada di dalam bangunan. Seiap bangunan memberikan respon yang berbeda erhadap gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah. Respon ersebu dipengaruhi oleh berbagai fakor, salah saunya adalah srukur dan maerial penyusun bangunan ersebu. Perbedaan respon dari bangunan yang dibangun dengan menggunakan absorber sebagai pengendali gearan gerakan anah dan yang idak menggunakan absorber dapa diliha pada gambar 2. beriku 2.2 Gearan Dinamis Pada saa erjadi gerakan anah, kerusakan uama pada suau bangunan diakibakan oleh idak mampunya srukur merespon gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah ersebu. Analisis srukur yang paling efekif digunakan adalah analisis dengan beban dinamis karena beban akiba suau gearan akan direspon menuru perubahan wakunya. Peredam gearan dinamis dimodelkan serupa dengan nilai frekuensi naural dari sisem diluar frekuensi yang dibangkikan sehingga ampliudo dari gerakan anah dapa direduksi dengan penambahan peredam gearan dinamis. Gambar 2.2 Sisem Peredam Gearan Dinamis pada Arah Horizonal Dari gambar 2.2 di aas dapa diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada sisem, yaiu : Gaya Inersia : F i = m x (2.) Gaya Pegas : F p = k x (2.2) Gaya Redaman : F c = c x (2.3) Dengan persamaan keseimbangan dinamis akan diperoleh solusi komplemener dan solusi parikulir dari sisem. Persamaan keseimbangan ersebu diampilkan sebagai beriku : F = m x + cx + k x (2.4) 2.3 Deraja Kebebasan Tunggal Gearan Dinamis Sisem gearan dengan sau deraja kebebasan adalah sisem yang mempunyai sau pegas dan sau beban dalam seiap arah gaya aau modus yang ada. Gearan bebas dari sisem dengan sau deraja kebebasan dengan penambahan peredam dapa diilusrasikan dengan gambar 2.3 di bawah ini a. bangunan anpa absorber b. bangunan dengan absorber Gambar 2. Respon Bangunan Terhadap Gearan Gerakan Tanah Arah Horizonal Gambar 2.3 Sisem Gearan dengan Sau Deraja Kebebasan
3 Pada sisem gearan di aas erdapa gaya eksiasi yang bekerja pada sisem. Persamaan gerak massa (m) sebagai respon dari adanya gaya ersebu dapa dienukan dari analisis gaya-gaya yang bekerja pada massa (m) keika posisinya ersimpang sejauh x dari posisi seimbang sais. Persamaan diferensial dalam kondisi keseimbangan dinamis dapa disusun sebagai beriku : 3.2 Pemodelan bangunan Bangunan ahan gempa pada peneliian ugas akhir ini merupakan bangunan sau lanai dengan massa 75 kn. Pemasangan dynamic absorber pada bangunan ersebu dimodelkan pada gambar 3.2 beriku ini mx + cx + kx = f() (2.5) dimana : mx = Gaya inersia massa cx = Gaya redaman kx = Gaya pegas Misalkan gaya eksiasi yang bekerja pada gambar 2.4 merupakan fungsi sinus dengan ampliudo F dan frekuensi ω, maka persamaan diferensial akan dinyaakan sebagai : mx + cx + kx = F sin ω (2.6) Dari persamaan (2.6) di aas dapa diperoleh ampliudo respon dan kondisi seady dari sisem gearan yang digunakan. 3. Meodologi Peneliian 3. Flow Char Peneliian Peneliian ugas akhir ini dilaksanakan sebagaimana flow char di bawah ini Mulai Sudi Lieraur Pengumpulan Daa Gambar 3.2 Sisem Peredaman pada Bangunan Persamaan keseimbangan dari sisem peredaman di aas dinyaakan sebagai : Mx +cx +kx = cy +ky (3.) dengan M = massa bangunan (kg) c = koefisien redaman dynamic absorber k = kekakuan redaman (N/m) y = gearan anah (gearan pengganggu) x = respon sisem Base Isolaion yang digunakan sebagai dynamic absorber pada bangunan di aas ersusun dari lapisan kare dan baja yang dipasang sebagai penghubung anara pondasi dan bangunan, seperi pada gambar 3.2 beriku ini : Pemodelan Sisem Peredam pada Bangunan Menenukaan Persamaan Gerak Sisem Menenukan Parameer Peredam Gearan Dinamik Menenukan Respon Sisem Respon Sisem < Respon Bangunan? Selesai ya idak Gambar 3.3 Pemasangan Dynamic Absorber pada Bangunan Pemasangan peredam dinamik pada bangunan di aas akan memberikan respon erhadap gearan anah pada arah horizonal. Respon peredam dinamik ersebu sesuai dengan gambar 3.4 beriku Gambar 3. Flow Char Peneliian
4 ampliudo respon (m) 3.4 Perubahan Kecepaan Gerakan Tanah dan Ampliudo Gambar 3.4 Respon Peredam Dinamik erhadap Gearan Horizonal 3.3 Dynamic absorber Base isolaion yang sering digunakan pada bangunan ahan gempa adalah jenis rubber bearing dan High Damping Rubber Bearing (HDRB). Kedua jenis base isolaion ersebu akan digunakan sebagai perbandingan pada peneliian ugas akhir ini. Benuk fisik dari kedua jenis base isolaion ersebu dapa diliha pada gambar beriku Gambar 3.5 Peredam Dinamik Baik rubber bearing maupun high damping rubber bearing merupakan suau banalan yang erdiri dari lapisan kare dan baja dan disusun berganian hingga keinggian erenu. Banalan kare ersebu dirancang dengan sanga kaku dan kua dalam arah verikal, eapi eap fleksibel dalam arah horizonal [2]. Rubber bearing dan high damping rubber bearing dibedakan menjadi beberapa ipe berdasarkan perbedaan nilai modulus elasisias dari masing-masing kare penyusun. perbedaan ersebu dapa diliha pada abel 3. di dawah ini Tabel 3. Karakerisik Kare Penyusun Base Isolaor Jenis Base Isolaor Modulus elasisias (N/mm 2 ) Rubber Sof.4 Rubber Normal.9 High Dampig Sof.4 High Damping Normal.8 High Damping Hard.4 Magniudo gempa adalah besaran yang menyaakan besarnya energi seismik yang dilepaskan dari suau sumber gempa []. Besaran ini akan berharga sama meskipun diukur pada iik yang berbeda. Ada beberapa rumusan unuk mencari nilai magniude ini. Skala yang sering digunakan unuk menyaakan magniude ini adalah skala Richer, yang didefinisikan sebagai beriku : M = log A (3.3) Dengan M = magniude skala Richer A = ampliudo maksimum (mikro meer) Dari persamaan di aas, ampliudo maksimum ercaa dengan seismograf pada jarak km dari sumber gempa. 4. Simulasi dan Analisa Daa 4. Simulasi Ampliudo Respon Dynamic absorber yang digunakan pada perhiungan ini erdiri dari iga jenis, yaiu Rubber Sof, Rubber Normal, dan High Damping Rubber Sof dengan perbandingan beberapa ragam yang diklasifikasikan berdasarkan dimensi yang disarankan. Hasil perhiungan dari keiga jenis dynamic absorber yang digunakan akan dibandingkan ingka keberhasilannya berdasarkan ampliudo respon yang diredam dari ampliudo awal pada gambar 4. di bawah ini y( ) waku (deik) Gambar 4. Respon Awal Bangunan Tanpa Dynamic Absorber Dari Gambar 4. dapa dikeahui bahwa nilai ampliudo awal yang digunakan yaiu sebesar 2.6 m. Nilai ini diperoleh dari perhiungan ampliudo yang diimbulkan oleh gearan anah sebesar 7. pada skala Richer.
5 ampliudo respon (m) ampliudo respon (m) a. rubber Sof Ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.96 m, kekakuan 4x 5 N/m, dan koef redaman Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : x( ) x( ) periode (s) periode (s) Gambar 4.2 Respon Bangunan b. High Damping Sof Ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.72 m, kekakuan 3.9x 5 N/m, dan koef redaman Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : Gambar 4.4 Respon Bangunan d. High Damping Sof Ragam 2 spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.35 m, keebalan.96 m, kekakuan 3.9x 5 N/m, dan koef redaman Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : x( ) x( ) Gambar 4.5 Respon Bangunan Gambar 4.3 Respon Bangunan c. High Damping Sof ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.96 m, kekakuan 2.9x 5 N/m, dan koef redaman Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : 4.2 Analisa Hasil Simulasi Parameer keberhasilan penggunaan dynamic absorber pada suau bangunan dapa diliha dari besarnya ampliudo gearan penggaggu yang dapa diredam dengan pemasangan dynamic absorber ersebu. Dari beberapa jenis peredam yang disimulasikan pada sub bab 4. erdapa 4 macam dynamic absorber dengan ampliudo respon maksimum paling rendah seperi yang diampilkan pada abel 4.3 beriku ini
6 Tabel 4. Nilai Respon Terbaik Dynamic Absorber Jenis absorber Rubber sof (ragam ) High damping sof (ragam ) High damping sof (ragam ) High damping sof (ragam 2) Tebal Ampliudo Keadaan (m) respon max (m) unak (m) Dari abel di aas dapa dikeahui bahwa jenis dynamic absorber yang paling baik digunakan pada bangunan yang diinjau pada peneliian ugas akhir ini adalah high damping sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman Jenis dynamic absorber ini dapa meredam gearan anah 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik. Penggunaan dynamic absorber pada bangunan harus memperhaikan karakerisik bangunan ersebu. Nilai kekakuan (K) dan koefisien redaman (C) dari masing-masing dynamic absorber yang akan digunakan harus disesuaikan dengan massa bangunan. Dynamic absorber yang digunakan pada peneliian ini hanya berlaku unuk bangunan yang memiliki massa 75 kn. Unuk massa bangunan yang lebih kecil, kombinasi-kombinasi di aas idak menghasilkan aenuasi ampliudo yang signifikan bahkan gearan eksiasi idak dapa diredam. Dynamic absorber yang digunakan pada peneliian ini idak berlaku unuk bangunan ringan karena idak akan menghasilkan aenuasi ampliudo yang signifikan. BIODATA PENULIS Nama : Asrie Ivo TTL : Polewali, 23 Okober 986 Alama : Jln. G.Tamengundur no 85 Polewali ivho_cue@yahoo.co.id 5. Penuup 5. Kesimpulan Dari hasil simulasi dan analisa daa pada peneliian ugas akhir ini dapa disimpulkan bahwa dapa rancang suau bangunan ahan gempa dengan massa 75 kn yang dapa meredam gearan anah hingga 7. pada skala Richer. Hasil dari simulasi dan analisa daa adalah sebagai beriku : Jenis dynamic absorber yang paling baik digunakan pada bangunan ersebu adalah high damping sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman Jenis dynamic absorber ini dapa meredam gearan anah 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu
BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciPekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)
FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciJurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)
ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciHitung penurunan pada akhir konsolidasi
Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA
BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik
ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciAnalisa Struktur Atas Jembatan Kutai Kartanegara Sebelum Mengalami Keruntuhan
1 Analisa Srukur Aas Jembaan Kuai Karanegara Sebelum engalami Kerunuhan Ansadilla Niar Sianggang dan Bambang Piscesa, ST. T Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik Sipil, Perencanaan Insiu Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciTryout SBMPTN. Fisika. 2 v
Tryou SBMPTN Fisika Doc. Name: TOSBMPTN1FIS Doc. ersion : 216-5 halaman 1 m v H 1/ 2m θ 1 2 v Dua meriam menembak bersamaan. Massa bola meriam yang diembakan dari anah seengah kali massa bola meriam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciSlide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara koefesien konsolidasi arah horizontal dan vertikal
Hubungan Koefesien Konsolidasi arah Verikal (C v ) dan Horizonal (C h ) Pada Tanah Marine Clay ( sudi kasus : Kawasan Indusri Terboyo - Semarang Uara) Penulis : Daniel Harano 1. Pendahuluan Laar Belakang
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciv dan persamaan di C menjadi : L x L x
PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 01
Xpedia Fisika Mekanika 01 Doc. Name: XPFI0101 Doc. ersion : 2012-07 halaman 1 01. Manakah pernyaaan di bawah ini yang benar? (A) Perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran vekor. (B) Perpindahaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI
Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,
Lebih terperinciB a b. Aplikasi Dioda
Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciKombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit
Kombinasi Fiing Sinusoids dan Meode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Perminaan Kredi (Sudi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salaiga, Jawa Tengah) Rahayu Prihanini Fakulas Teknologi Informasi Universias
Lebih terperinci