PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN NaCl DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN NaCl DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA"

Transkripsi

1 Bulen Geolog Taa Lngungan (Bullen of Envronmenal Geology) Vol. No. Agusus 0: PEMODELAN TRANSPOR LARUTAN Nal DARI PENAMPUNG SILINDER POROUS DALAM TANAH DENGAN METODE BEDA HINGGA Hermanoro Tenaga Pengaar Program Sud Ten Peranan FATETA- INSTIPER Yogyaara Alama : Faulas Tenolog Peranan Kampus Pusa Insper Yogyaara Jl. Nanga II Depo Sleman Yogyaara Telp. (074) Fa (074) Sar Laruan penemar dalam ampungan meda porous dalam anah menyebar melalu dua meda porous yau dndng penampung dan anah d sear penampung. Karaers bahan erhadap ranspor laruan yang berbeda yau onduvas hdrola yang aan memengaruh eepaan alran ar dan oefsen dspers hdrodnama yang aan memengaruh ranspor laruan. Tuuan penelan n adalah membua model ranspor ar dan laruan pada ssem penampung lmbah slnder porous menggunaan meode beda hngga ADI (alernae dreng mpl). Dalam pemodelan ranspor laruan poluan n dasumsan slnder dpoong veral sanga ps sehngga poongan slnder porous penampung lmbah dasumsan merupaan bdang daar dengan oordna aresan ( ). Laruan garam Nal dgunaan dalam verfas model ranspor laruan. Hasl penelan menunuan dsrbus adar ar anah volumer bersar anara 067 d dea dndng penampung dan sear 05 pada poss erauh dar dndng penampung. Dsrbus onsenras laruan Nal menapa eadaan manap dengan perubahan onsenras pada seap poss 0000 gl seelah 008 har. Aghan onsenras hasl smulas e arah veral menapa 45 m edalaman dan e arah horonal sear 5 m dengan onsenras sebesar 00. Konsenras d dea dndng penampung pada ara m menapa 089 dar onsenras sebesar gl d dalam penampung slnder. Kaa un : model solus ransporas penampung slnder porous Absra The Soluon of onamnans n porous meda sorage n he sol spread hrough wo porous meda namely he reservor wall and he sol around he reservor. Two ranspor haraers namely hydraul onduvy wll affe he waer flow and hydrodynam dsperson oeffen wll affe he ranspor soluon. The purpose of hs researh s o reae a model of waer and solue ranspor n porous ylndral wase onaner sysem usng he ADI fne dfferene mehod (alernae dreng mpl). In he modelng of ranspor soluon he ylnder s assumed o be u very hn n veral dreon so he ylndral porous reservor s assumed o be plane wh aresan oordnaes ( ). Verfaon of he ranspor model used Nal soluon. The resuls showed ha waer flow ndaed by he volumer sol mosure onen ranged from 0.67 near he wall of he reservor and abou 0.5 a he poson furhes from he wall reepale. Nal onenraon dsrbuon reahes a seady sae ondon wh onenraon hanges a eah poson of g l afer 0.08 days. Dsrbuon of Nal onenraon of he smulaon reahes of 45 m n he veral dreon o deph and horonal dreon abou 5 m wh a onenraon of 0.0. onenraon near he wall of he reservor a a dsane of m reahes 0.89 of he onenraon of g l n he reservor ylnder. Key words: modelng solue ranspor ylndral porous an PENDAHULUAN Polus erhadap ar anah dapa berasal dar lmbah domes peemaan ndusr dan resdu pemupuan. Lmbah ersebu yang erlaru dalam ar bergera melalu profl anah menyebar dan erus bergera e bawah mengu perolas dan menapa ar anah. Kenyaaan ersebu mendorong pengaan sud enang ssem ranspor laruan dalam anah yang sanga penng dalam memberan dasar dalam pengendalan polus ar anah. 97

2 Pemodelan Transpor Laruan Nal Dar Penampung Slnder Porous Dalam Tanah Dengan Meode Beda Hngga ( Hermanoro) Sebagan lmbah domes ersebu basanya dumpulan dalam suau penampung seper lmbah bla waer yang berasal dar W dan umumnya dampung dalam sep an. Lmbah domes yang saunya adalah ens grey waer yang berasal dar egaan menu mand dan memasa yang umumnya langsung dbuang e saluran dranase maupun peraran umum. Dar seor peranan polus ar anah eruama berasal dar pelndan ssa aplas pupu yang da habs dserap anaman. Ssem fergas dgunaan unu mengurang resdu aplas pemupuan yang berlebhan. Salah sau ssem subsurfae fergaon menggunaan meda porous unu penampung laruan pupu ddalam anah. Laruan pupu seara perlahan-lahan bergera menyebar dalam anah d sear penampung. Laruan penemar dalam ampungan meda porous menyebar melalu dua meda porous yau dndng penampung dan anah d sear penampung. Anara dndng penampung dan anah erdapa anarmua (nerfae) dengan araers bahan erhadap ranspor laruan yang berbeda yau onduvas hdrola yang aan memengaruh eepaan alran ar dan oefsen dspers hdrodnama yang aan memengaruh ranspor laruan. Transpor laruan dalam meda porous dapa dselesaan seara esa dengan meode anals maupun seara pendeaan. Meode beda hngga dapa dgunaan unu menyelesaan persamaan dferensal ba ordner maupun parsal. Penggunaan meode dalam beda hngga dlauan dengan mendea persamaan dferensal dengan persamaan-persamaan alabar yang lebh mudah dselesaan (Sedawan dan Praseyo997). Penelan ranspor ar dan laruan elah melauan anara lan : Pemodelan dan smulas alran ar pada ssem rgas end dengan meode beda hngga oleh Seawan (993) dar aan ersebu dapa dsmpulan bahwa aghan ar dsear penampung dpengaruh oleh onduvas hdrola penampung dan anah. Hermanoro (003) elah melauan aan mengena ranspor laruan pada sysem fergas end dalam anah d lahan erng. Tuuan penelan n adalah membua model ranspor ar dan laruan pada ssem penampung lmbah slnder porous menggunaan meode beda hngga ADI (alernae dreng mpl). Smulas pemodelan yang dhaslan dapa dgunaan unu menga beberapa araers alran laruan dalam anah. METODOLOGI Asums dan onds baas Alran massa dar penampung lmbah berbenu slnder e dalam anah mengu oordna slnder. Dalam pemodelan ranspor laruan poluan n dasumsan slnder dpoong veral sanga ps sehngga poongan slnder porous penampung lmbah dasumsan merupaan bdang daar dengan oordna aresan ( ). Gambar. Elmnas slnder menad bdang dua dmens. Asums lan dalam model smulas adalah sebaga beru :. Slnder penampung yang dgunaan merupaan meda porous yang homogen dan sorop. Laruan hanya eluar dar dndng slnder.. Kadar ar pada dndng slnder selalu dalam eadaan enuh. 3. Tanah d sear slnder penampung dasumsan homogen dan sorop 4. Arah alran ar dalam dua dmens; e arah veral () dan horonal () 5. Tda ada sumber laruanar lannya eual dar dalam slnder dengan ngg permuaan ar onsan. 6. Pengaruh hseress dabaan arena aan dlauan dalam proses pembasahan dan selama smulas volume meda bersfa eap. Konds baas (boundary ondon) penyelesaan smulas ranspor laruan dalam dua dmens seara semas dsaan pada Gambar dan dpern sebaga beru : 98

3 Bulen Geolog Taa Lngungan (Bullen of Envronmenal Geology) Vol. No. Agusus 0: Permuaan duup plas pera ham edap θ dndng slnder porus alas slnder edap q = 0 X q = 0 q q. q q q q. Z q = 0 Gambar. Konds baas pemodelan.. Pada permuaan anah da erad evaporas dlauan penuupan bagan aas dengan plas ham pera K( ) q ( ) K( ) 0 w( ) pada 0 X = 0 dan > 0. Pada dndng olom anah da ada alran eluar ssem q ( ) 0 pada = X 0 Z dan = 0 3. Pada dasar olom da erad perolas q ( ) 0 pada 0 X = Z dan > 0 Dengan memperhaan onrol volume (Gambar 3) persamaan onnuas alran laruan ar dua dmens e arah sumbu dan dapa dabaran sebaga beru : q q () Persamaan alran pada dndng slnder dapa dulsan sebaga beru : H H K K...() slnder slnder Pada dndng slnder alran ar adalah enuh. maa dperoleh persamaan : h h K K...(3) slnder slnder Gambar 3. onrol volume alran dua dmens oordna aresan () Semenara alran ar dalam anah d sear slnder penampung dapa dulsan sebaga beru : H H K K...(4) ( ) ( ) Dalam eadaan da enuh maa persamaan (4) dapa dsederhanaan menad K D sn : ( ) K ( ) ( ) : spef waer apay : ngg ean (m HO)...(5) : adar ar anah volumer (m3m3) : onduvas hdrola anah (md) : arah horonal (m) : edalaman (m) : wau (d) Persamaan (3) dan (4) adalah den dan dapa dselesaan bersama-sama dengan menggunaan nla K saa alran melalu slnder dndng slnder dan oduvas anah da enuh K ( ) pada saa alran melalu anah d sear slnder. 99

4 Pemodelan Transpor Laruan Nal Dar Penampung Slnder Porous Dalam Tanah Dengan Meode Beda Hngga ( Hermanoro) Menuru Feyen drr. (998) ranspor laruan pada meda porous erganung pada dua parameer yau : ) eepaan alran raa-raa laruan dan ) dspers laruan. Dspers laruan denuan oleh dua hal yau : ) dfus moleular laruan dan ) dspers hdrodnam. Dengan menggunaan pendeaan onnum persamaan onves dspers laruan nonadsorbng dan nondegradable adalah sebaga beru : plas ham pera sopwah. Peralaan dranga seper pada Gambar 4. Poongan slnder penampung dengan onduvas hdrol m d dan oefsen dfus. 0-6 m d anah yang dgunaan mempunya onduvas hdrol enuh mse dan oefsen dfus m d... (6) Alran laruan dar slnder penampung e anah d searnya mengu alran dua dmens sebaga beru (Bear J and A. Verru. 987) : Tabung maro plas ham pera D D V V... (7) Lubang pengamblan onoh anah D sn : : onsenras laruan (gramm 3 ) V : eepaan alran aran e arah sumbu (md) V : eepaan alran aran e arah sumbu (md) D : oefsen dspers hdrodnam Pemodelan ranspor laruan pada ssem penampung lmbah slnder porous dlauan dengan menggunaan meode beda hngga sema ADI. Verfas model dlauan dengan membandngan onsenras laruan Nal d beberapa d sear slnder penampung pada poss dan wau erenu yau onsenras () eluaran model dan onsenras penguuran. Meode verfas yang dplh adalah graf dan RMSE (Roo Mean Square Erorr) (Den and Blae. 979). Bahan dan Ala : Laruan Nal aquades oa ayu dengan ss depan aa ransparan beruuran ( 75 00) m 3 poongan ps slnder penampung abung maro slang plas Gambar 4. Peralaan perobaan aghan onsenras Nal dalam anah. Pemodelan dan smulas ranspor laruan dselesaan dengan program ompuer menggunaan bahasa Delph. Meode beda hngga yang dgunaan unu menyelesaan persamaan alran ar dan laruan adalah sema Alernae Dreng Impl-ADI (Seawan 99). Dalam sema ersebu ssem persamaan nonlner yang erbenu dlneran dengan meode Newon emudan ssem persamaan lner yang dhaslan dselesaan seara smulan dengan algorma Thomas. Persamaan alran ar dselesaan dengan meode beda hngga unu mendapaan eepaan alran dan aghan adar ar anah dalam onds manap (seady sae). Keepaan alran dan aghan adar ar d sear penampung ersebu dgunaan unu menyelesaan persamaan alran laruan (solue ranspor). Penyelesaan persamaan geraan ar dan laruan dengan sema ADI adalah sebaga beru : 00

5 Bulen Geolog Taa Lngungan (Bullen of Envronmenal Geology) Vol. No. Agusus 0: a. Alran ar Persamaan maema dengan fne dferen sema ADI :...(8) b a a b a... (9) Tahap perama (Frs Sage) 0 d b a f... (0) Tahap edua (Seond Sage) 0 d a b a f... () b. Transpor laruan D V D V... ()

6 Pemodelan Transpor Laruan Nal Dar Penampung Slnder Porous Dalam Tanah Dengan Meode Beda Hngga ( Hermanoro) D V. Tahap perama : V D... (3) f p q r s 0... (4) Tahap edua : f p q r s 0... (5) HASIL DAN PEMBAHASAN. Ssemaa Program Smulas Program model smulas ranspor laruan pada ssem fergas dbua menggunaan bahasa Delph 5. Seara vsual program erdr aas 7 bagan uama yan : ) Parameer araers anah ) dmens olom anah 3) parameer ranspor laruan 4) lama wau smulas 5) penympanan fle hasl. 6) amplan hasl dan 7) plhan : Help lose dan smulas.. Aghan Kadar Ar Tanah Hasl smulas alran ar pada ssem fergas penampung dnyaaan sebaga aghan adar ar anah d sear slnder pada eadaan seady sae dsaan pada Gambar 7. Keadaan seady sae seara numer dapa seelah 74 har pemberan ar dengan perubahan ngg sapan mer pada semua poss 00 m H 0. Dar Gambar 7 erlha bahwa adar ar anah pada poss seman auh dar dndng slnder e arah sumbu maupun sumbu nlanya seman el. Pada arah sumbu nla adar ar anah d bawah dndng penampung lebh besar dbandngan d aas dndng penampung. Hal n erad arena dpengaruh oleh adanya perepaan gravas bum seper dapa dlha pada persamaan (3). Gambar 7. Aghan adar ar anah hasl smulas pada eadaan seady sae. Aghan adar ar anah bersar anara 067 d dea dndng penampung dan sear 05 pada poss erauh dar dndng penampung. Jara penyebaran adar ar anah menapa sear m e arah horonal (sumbu ) sear 9 m d aas dndng penampung dan 7 m d bawah penampung. Seara eseluruhan penyebaran ar e arah veral menapa edalaman sear 4 m. 0

7 Bulen Geolog Taa Lngungan (Bullen of Envronmenal Geology) Vol. No. Agusus 0: Hasl ersebu da berbeda auh dengan hasl smulas Seawan (998) dengan perbandngan onduvas hdrola penampung sebesar < 0 s yau menapa 9 m e arah radal dan 46 m e arah veral. Dar analss verfas eandalan model smulas d peroleh nla RMSE sebesar 0083 dan seara graf dsaan pada Gambar 8. Persamaan anara adar ar preds eluaran model dan penguuran adalah y 0 93 dengan R = 08. Berdasaran edua olo uur ersebu erbu bahwa adar ar preds mendea adar ar penguuran. Gambar 8. Kadar ar anah hasl smulas (preds) vs penguuran. 3. Aghan Konsenras Laruan Keadaan manap unu aghan onsenras laruan garam Nal dengan perubahan onsenras pada seap poss 0000 gl dapa seelah 008 har. Dar Gambar 9 erlha bahwa aghan onsenras laruan Nal dalam anah d sear penampung ernyaa mrp dengan aghan adar ar anah. Hal ersebu dengan mudah dapa delasan bahwa massa garam erlaru d dalam anah (sol soluon) aan bergera melalu proses onves mengu veor eepaan alran ar dan proses dfus. Sebaga haslnya aghan onsenras garam hanya erdapa pada ona basah saa. Aghan onsenras hasl smulas e arah veral menapa 45 m edalaman dan e arah horonal sear 5 m dengan onsenras relaf sebesar 00. Konsenras d dea dndng penampung pada ara m menapa 089 dar onsenras sebesar gl d dalam penampung slnder. Aghan onsenras ersebu elah dalbras dengan hasl penguuran onsenras pada beberapa d sear penampung. Hasl albras memberan nla RMSE sebesar 075. Persamaan regres lner sederhana anara osenras preds model dan onsenras penguuran adalah y dengan R = 08 seper (Gambar 0). Smulas ranspor laruan pada ssem slnder penampung porous dmula seelah alran ar menapa eadaan manap. Hasl model smulas ranspor laruan Nal yang dnyaaan sebaga aghan ara dan wau () pada eadaan manap dsaan pada Gambar 9. Gambar 0. Konsenras laruan Nal hasl smulas vs penguuran. Gambar 9. Konsenras laruan hasl smulas 03

8 Pemodelan Transpor Laruan Nal Dar Penampung Slnder Porous Dalam Tanah Dengan Meode Beda Hngga ( Hermanoro) SIMPULAN. Meode pendeaan beda hngga sema ADI dapa dgunaan dengan ba unu pemodelan alran ar dan ranspor laruan pada ssem fergas penampung.. Peranga luna yang dhaslan dapa dgunaan unu smulas beberapa laruan lan yang araersnya deahu. AUAN Bear J and A. Verru Modelng Groundwaer Flow and Polluon. D. Redel Pub. o. Toyo 44 p. Den J.B. and M.J. Blae Ssem Smulaon n Agrulure. Appled Sene Publshers Ld. London 40 p. Feyen J. D. Jaques. A. Thmmerman and J. Vanderborgh Modelng waer flow and solue ranspor n heerogeneous sols A revew of Reen Approahes. J. agr. Eng. Res. 70: Hermanoro Efevas Ssem Fergas Kend pada Tanaman lada Perdu. Dsersas S3 IPB da Dpublasan. Sedawan W.B. dan A. Praseya Pemodelan Maemas dan Penyelesaan Numers dalam Ten Kma. eaan perama. Penerb Andy Offse Yogyaara. 99 p. Seawan B.I Sudes on Inflraon n Sol Havng a Maropore. Dsseraon. Lab. Sol Physs and Hydrology Fa. Agrulure The Unversy of Toyo. Toyo. 04

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET BAB PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET MENGENAI METODE NUMERIK Persoalan yang melbaan model maemaa banya munul dalam berbaga lmu pengeahuan seper halnya dalam asus

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR Penerapan PID Predcve Ar-Rao Conroller Pada Mesn Mobl Msubsh Type 4G63 Unu Memnmuman Ems Gas Buang Oleh Hendre Angga P 10 105 03 PRESENTASI TUGAS AKHIR Mesn-mesn oomof saa n dunu unu menghaslan performa

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K Isaro Elevas Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K SABTU JULI OPE N BOOK WAKTU ME NIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunaan ompuer unu mengerjaan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Filter Kalman Dalam Perbaikan Hasil Prediksi Cuaca Dengan Metode ARIMA

Penerapan Metode Filter Kalman Dalam Perbaikan Hasil Prediksi Cuaca Dengan Metode ARIMA JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (24) ISSN: 2337-3539 (23-927 Prn) A-28 Penerapan Meode Fler Kalman Dalam Perbaan Hasl Preds Cuaca Dengan Meode ARIMA Tomy Kurnawan, Luman Hanaf, dan Erna Aprlan

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TRAJECTORY PLANNING PADA ROBOT LENGAN ANTHROPOMORPHIC. Moh. Imam Afandi

SIMULASI PERGERAKAN TRAJECTORY PLANNING PADA ROBOT LENGAN ANTHROPOMORPHIC. Moh. Imam Afandi SIMUASI ERGERAKAN TRAJECTOR ANNING ADA ROBOT ENGAN ANTHROOMORHIC Moh Imam Afand usl KIM-II, Kawasan usppe Serpong, Tangerang 54 INTISARI Robo lengan yang mampu bergera secara oomas membuuhan suau ssem

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Sensor Dengan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) Untuk State Estimation Pada Sistem Distribusi Surabaya

Penempatan Optimal Sensor Dengan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) Untuk State Estimation Pada Sistem Distribusi Surabaya JURNL TEKNIK POMITS Vol 2, No 1, (214) 1 Penempaan Opmal Sensor Dengan Meode Parcle Swarm Opmzaon (PSO) Unu Sae Esmaon Pada Ssem Dsrbus Surabaya j Dharma, Onoseno Penangsang, Rony Seo Wbowo Jurusan Ten

Lebih terperinci

Zullaikah 1 dan Sutimin 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

Zullaikah 1 dan Sutimin 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang MODEL PERTUMBUHAN BIOMASSA RUMPUT LAUT GRACILLARIA DENGAN CARRYING CAPACITY BERGANTUNG WAKTU Zullaah dan Sumn, Jurusan Maemaa FMIPA Unversas Dponegoro Jl Prof H Soedaro, SH, Tembalang Semarang Absrac In

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

Kombinasi Penaksiran Model Lag Terdistribusi Dengan Ekspektasi Adaptif Dan Penyesuaian Parsial

Kombinasi Penaksiran Model Lag Terdistribusi Dengan Ekspektasi Adaptif Dan Penyesuaian Parsial 96 Vol. 3, No., 96-, Januar 7 Kombnas Penasran Model Lag Terdsrbus Dengan Espeas Adapf Dan Penyesuaan Parsal Adawaya Rangu Absra Dalam menasr Model Lag Terdsrbus, masalah yang mungn erjad adalah da adanya

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Pembangunan Gender dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline di Indonesia

Pemodelan Indeks Pembangunan Gender dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline di Indonesia JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., ( 337-3 (3-9X Prn D-7 Pemodelan Indes Pembangunan Gender dengan Pendeaan Regres Nonparamer Splne d Indonesa Nurul Fajryyah dan I Nyoman Budanara Jurusan Sasa, Faulas

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

Solusi PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) dengan HARGA AWAL dan KONDISI BATAS dalam PEMODELAN dan MODEL MATEMATIS

Solusi PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) dengan HARGA AWAL dan KONDISI BATAS dalam PEMODELAN dan MODEL MATEMATIS Ser Maa Kla : PEMODELAN dan MAEMAIKA ERAPAN Sols PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL PDP dengan HARGA AWAL dan KONDISI BAAS dalam PEMODELAN dan MODEL MAEMAIS Ben mm : Persamaan Dferensal Basa PDP lner order

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN BLACK-SCHOLES HARGA OPSI PUT AMERIKA SURITNO

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN BLACK-SCHOLES HARGA OPSI PUT AMERIKA SURITNO MEODE BEDA HINGGA UNUK OLUI NUMERIK DARI PERAMAAN BLACK-CHOLE HARGA OPI PU AMERIKA URINO EKOLAH PACAARJANA INIU PERANIAN BOGOR BOGOR 8 PERNYAAAN MENGENAI EI DAN UMBER INFORMAI Dengan n saya menyaaan baha

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS ABSTRACT Semnar Nasonal Sans & Tenolog V Lembaga Penelan Unversas Lampung PENGARUH PENGGUNAAN METODE POWER DAN TRUNCATED POWER PADA PCA-PART UNTUK INISIALISASI K-MEANS Ere Sadewo 1, Muhammad Mashur 2, dan Al Rdho

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan

Lebih terperinci

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol. 4. No. - Agusus ISSN : 4-858 ROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMOK ADA ROSES YULE- FURRY Samsuryad Jurusan Maemaka FMIA Unversas Srwaya

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

4. Hukum Dan Kaidah Rangkaian

4. Hukum Dan Kaidah Rangkaian Inroducon o rcu naly Tme Doman www.drhamblora.com. Huum Dan Kadah angaan.. Huum-Huum angaan Peerjaan anal erhadap uau rangaan lner yang parameernya deahu mencaup pemlhan en anal dan penenuan bearan eluaran

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

Penggerombolan Model Parameter Regresi dengan Error-Based Clustering

Penggerombolan Model Parameter Regresi dengan Error-Based Clustering Penggerombolan Model Parameer Regres dengan Error-Based Cluserng 1 I Made Sumerajaya 2 Gus Adh Wbawa 3 I Gede Nyoman Mndra Jaya 1 Saf Pengajar Deparemen Sasa IPB 2,3 Mahsswa Pascasarjana Sasa IPB ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS EVOLUSI MATRIK ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN METODE GRAFIK REPRESENTASI MATRIK

ANALISIS EVOLUSI MATRIK ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN METODE GRAFIK REPRESENTASI MATRIK ANAII EVOUI MATRIK AA TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN METODE GRAFIK REPREENTAI MATRIK Tas an Junaed Absra Mar Asal Tujuan (MAT) sebaga salah sau benu nformas pola perjalanan mempunya peranan yang sanga penng

Lebih terperinci

SEGMETASI BAYESIAN HIRARKI UNTUK MODEL AR STASIONER KONSTAN PER SEGMEN MENGGUNAKAN ALGORITMA REVERSIBLE JUMP MCMC

SEGMETASI BAYESIAN HIRARKI UNTUK MODEL AR STASIONER KONSTAN PER SEGMEN MENGGUNAKAN ALGORITMA REVERSIBLE JUMP MCMC Semnar Nasonal Ssem Informas Indonesa, - 4 Desember 03 SEGMETASI BAYESIAN HIRARKI UNTUK MODEL AR STASIONER KONSTAN PER SEGMEN MENGGUNAKAN ALGORITMA REVERSIBLE JUMP MCMC Suparman Penddan Maemaa FKIP UAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW Renaldy Nazar * ABSTRAK SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN SUATU REAKTOR RISET 2 MW. Terbaasnya

Lebih terperinci

BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV

BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV 4. Proses Sokask Dalam kehdupa yaa, sergkal orag g megama keerkaa sau kejada dega kejada la dalam suau erval waku ereu, yag merupaka suau barsa kejada.

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas

Analisis Sensitivitas Analss Senstvtas Terdr dar aa : Analss Senstvtas, bla terad perubahan paraeter seara dsrt Progra Lnear Paraetr, bla terad perubahan paraeter seara ontnu Maa-aa perubahan pasa optu: Perubahan suu tetap,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN DYNAMIC PICK UP AND DELIVERY PROBLEM WITH TIME WINDOWS (DPDPTW) UNTUK PENYEDIA JASA CITY - COURIER

PENGEMBANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN DYNAMIC PICK UP AND DELIVERY PROBLEM WITH TIME WINDOWS (DPDPTW) UNTUK PENYEDIA JASA CITY - COURIER PENGEMBANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN DYNAMIC PICK UP AND DELIVERY PROBLEM WITH TIME WINDOWS (DPDPTW) UNTUK PENYEDIA JASA CITY - COURIER Fr Karuna Ran 1, Ahmad Rusdansyah 2 1) Sascal and

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

Simulasi Dampak Peningkatan Demand terhadap Energi Listrik dalam Pemodelan Pengoperasian Waduk Kaskade

Simulasi Dampak Peningkatan Demand terhadap Energi Listrik dalam Pemodelan Pengoperasian Waduk Kaskade Hadhardaja, Vol. 11 No. 1 d. Januar 004 urnal TEKNIK SIPIL Smulas Dampa Penngaan Demand erhadap Energ Lsr dalam Pemodelan Pengoperasan Wadu Kasade Iwan K. Hadhardaja 1) Eva Vannya Marha ) Indramo Soearno

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Model Suku Bunga Multinomial 4. Danang Teguh Qoyyimi *, Dedi Rosadi 2.

Model Suku Bunga Multinomial 4. Danang Teguh Qoyyimi *, Dedi Rosadi 2. ROSIDING ISBN: 978-979-6353-3- Model Suu Bunga Mulnomal 4 S-5 Danang Teguh Qoyym *, Ded Rosad Jurusan Maemaa FMIA Unversas Gadah Mada *qoyym@ugm.ac.d Maalah n adalah merupaan pengembangan dar model suu

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Runge Kutta-Fungsi Basis Radial dan Metode Nonlinier Recursive Least-Square pada Identifikasi Sistem Dinamis

Penerapan Jaringan Saraf Runge Kutta-Fungsi Basis Radial dan Metode Nonlinier Recursive Least-Square pada Identifikasi Sistem Dinamis Penerapan Jarngan Sara Runge Kua-Fungs Bass Rada dan eode onner Recursve eas-square pada Idenas Ssem Dnams Ruy Soeaman Egawa Pane dan Iran Suba. Fauas enoog Inormas Insu enoog Sepuu opember IS Surabaya

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

Tentukan invers transformasi dari hasil kali kedua fungsi dalam kawasan frekuensi berikut :

Tentukan invers transformasi dari hasil kali kedua fungsi dalam kawasan frekuensi berikut : Tenuan nver ranforma ar hal al eua fung alam awaan freuen beru : Pen: F () an F () Inver ranforma Laplace mang-mang fung erebu enu aja aalah f () u() an f () e - u() engan menggunaan negral onvolu ang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS DOSIS GAMMA RSG-GAS DENGAN TERAS SILISIDA KERAPATAN 4,8 gu/cm 3 MENGGUNAKAN MCNP

ANALISIS DOSIS GAMMA RSG-GAS DENGAN TERAS SILISIDA KERAPATAN 4,8 gu/cm 3 MENGGUNAKAN MCNP Analss Doss Gamma RSG-GAS Dengan Teras Slsda Kerapaan 4,8 gu/cm 3 Menggunaan MCNP (Ardan) ANALISIS DOSIS GAMMA RSG-GAS DENGAN TERAS SILISIDA KERAPATAN 4,8 gu/cm 3 MENGGUNAKAN MCNP Ardan Pusa Tenolog Reaor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

PARTIAL PROPORTIONAL ODDS MODEL PADA USIA KAWIN PERTAMA WANITA 1. PENDAHULUAN

PARTIAL PROPORTIONAL ODDS MODEL PADA USIA KAWIN PERTAMA WANITA 1. PENDAHULUAN ISBN : 978.60.36.00.0 PARIAL PROPORIONAL ODDS MODEL PADA USIA KAWIN PERAMA WANIA Mhraunnsa, Isman Zan Mahasswa Jurusan Sasa Insu enolog Sepuluh Nopember (IS) Surabaa Dosen Jurusan Sasa Insu enolog Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Simulasi Numerik Perambatan Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan dengan Metode Volume Hingga-Cell Center

Simulasi Numerik Perambatan Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan dengan Metode Volume Hingga-Cell Center Natausumah, d. ISSN 0853-98 Jurnal Teorets dan Terapan Bdang Reayasa Spl Smulas Numer Perambatan Banjr Abat Keruntuhan Bendungan dengan Metode Volume Hngga-Cell Center Abstra Dantje K. Natausumah Kelompo

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan BAB PENYEAAH TEKENDA Unuk menghalkan egangan keluaran yang erkenal gunakan pengenal faa hyror. Tegangan keluaran penyearah erkenal apa varakan engan mengonrol aau mengaur uu penyalaan hyror. Thyror nyalakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci