BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga"

Transkripsi

1 BAB II TIJAUA PUSTAKA. Perangkat Lnak Analisis lemen Hingga lemen hingga adalah idealisasi matematika terhadap sat sistem dengan membagi objek menjadi elemen-elemen diskrit ang kecil dengan bentk ang simpel. Metode elemen hingga adalah teknik ang sangat dominan pada strctral mechanics. Ada banak perangkat lnak analisis elemen hingga ang dignakan di indstri saat ini dari beraneka disiplin ilm teknik termask mechanical engineering. Dan solsi ang tepat ntk masalah-masalah it adalah CAD/ CA. CAD Compter Aided Design ata Merancang Berbantan Kompter adalah proses perancangan model ang cepat dan akrat, sedangkan CA Compter Aided ngineering ata Rancang-Bangn Berbantan Kompter adalah proses analisis dan simlasi tegangan ang mdah dan efektif... Perangkat Lnak lemen Hingga Berbaar Pernagkat lnak ntk penelesaian kass metode elemen hingga ang tersebar di selrh penjr negeri bahkan di selrh dnia dengan berbagai mt dan kemdahan ang berbeda-beda. Sebagai contoh dari perangkat lnak ang dignakan ntk penelesaian dalam kass elemen hingga adalah ASYS, MSC.ASTRA, ABAQUS, LSDYA, CATIA dan lainna. Penggna perangkat lnak FM Finite lement Method kemdian terbiasa melihat GUI graphic ser interface dimana sat benda didiskritisasi menjadi sekian plh bahkan hingga riban elemen. Istilah bar kemdian mncl ait Finite lement Modeling, karena penggna hana memodelkan fisik sat benda dengan elemenelemen kecil, mendefinisikan sifat-sifat material, memberikan kondisi batas dan pembebanan, kemdian tinggal menjalankan perangkat lnak. Hal ini ang dinamakan pre processing. Fase post processing biasana lebih slit karena penggna diharapkan bisa menginterpretasikan hasil, menganalisis angka dan fisik ang dihasilkan dan melakkan trobleshooting jika hasilna krang memaskan.

2 .. ASYS ASYS adalah sat perangkat lnak kompter ang mamp menelesaikan persoalan-persoalan elemen hingga dari pemodelan hingga analisis. Permasalahan ini melipti statis, dinamis, analisis strktral kedadana linier dan nonliner, pemindahan kalor, dan cairan. Secara mm, peelesaian elemen hingga melipti tiga langkah-langkah pada penelesaianna.. Pre-processing Pada tahap ini mendefinisikan permasalahan model dari permasalahan seperti menggambarkan titik, garis, area, olme, dan lain-lain.. Soltion Disini menentkan beban, batasan, dan pemecahan.. Post-processing Pada tahapan ini merpakan hasil dari analissis elemen hingga.. Smber Terbka Open Sorce Perangkat lnak smber terbka adalah istilah ang dignakan ntk perangkat lnak ang membka/membebaskan membka kodena ntk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahi cara kerja perangkat lnak tersebt dan sekaligs memperbaiki kelemahan-kelemahan ang ada pada perangkat lnak tersebt. Dan ang menarik dan salah sat kengglanna adalah perangkat lnak berbasis smber terbka dapat diperoleh dan dignakan secara gratis tanpa perl membaar lisensi. Biasana orang mendapatkan perangkat lnak ini dari internet. Salah sat perangkat lnak smber terbka ang terkenal ait sistem operasi Lin. Konsep perangkat lnak berbasis smber terbka pada intina adalah membka smber kode dari sebah perangkat lnak. Dengan mengetahi logika ang ada di kode smber, maka orang lain dapat membat perangkat lnak ang

3 sama fngsina. Artina, perangkat lnak smber terbka tidak hars gratis. Bisa saja membat perangkat lnak ang membka kode smberna, mempatenkan algoritmana, medaftarkan hak ciptana, dan tetap menjal perangkat lnak tersebt secara komersial. Definisi smber terbka open sorce ang asli seperti tertang dalam OSD Open Sorce Definition ait:. Free Redistribtion. Dalam hal ini lisensi tidak membatasi pihak ang menjal dan ang memberikan perangkat lnak sebagai bagian dari distribsi perangkat lnak, dimana lisensi tidak membthkan baaran lain dari distribsi tersebt.. Sorce Code. Program hars termask smber kode dan mengiinkan distribsi dalam bentk smber kode format sebaik mngkin. Hars dimmkan dengan baik cara ntk memdapatkan smber kode, dan dindh dari internet tanpa dikenakan biaa. Smber kode hars lengkap, sehingga sengaja mempermit smber kode tidak diiinkan.. Deried Works. Lisensi hars membolehkan modifikasi dari kara angdiperoleh. Dan hars membolehkan distribsi kembali atas perangkat lnak dan smber kodena di baah lisensi dari perangkat lnak aslina.. Integrit of the Athors Sorce Code. Lisensi hars mengiinkan pendistribsian kembali dari smber kode ang telah dimodifikasi. Selain it, lisensi jga hars membolehkan kara ang membaa perbedaan nama ata nomor ersi dari perangkat lnak aslina. 5. o Discrimination Against Persons or Grops. Lisensi tidak boleh mengadakan diskriminasi melaan orang ata kelompok manapn. 6. o Discrimination Against Fields of ndeaor. Lisensi tidak boleh membatasi siapapn ntk menggnakan program dibidang tertent. Misal ada lisensi ang melarang penggnaan perangkat lnakna ntk bidang keteknikan ata persahaan. Hal ini sama sekali tidak diiinkan.

4 7. Distribtion of License. Hak-hak ang ditetapkan pada program harslah kepada sema program ang didistribsikan kembali tanpa campr tangan hal-hal lain. 8. License Mst ot Be Specific to a Prodct. Hak-hak ang diberikan pada sebah program tidak boleh bergantng pada bagian ang menjadi distribsi perangkat lnak. Jika program dilncrkan dalam sat lisensi, sema pihak ang ikt mendistribsikan kembali sebaikna memiliki hak ang sama. 9. License Mst ot Contaminate Other Softare. Lisensi tidak boleh melainkan pembatasan terhadap perangkat lnak lain. Misalna, lisensi tidak boleh melakkan pemaksaan baha sema perangkat lnak ang didistribsikan dalam menengah ang sama hars lisensi smber terbka jga.. License Mst be Technolog-etral. Tidak ada lisensi ang didasarkan atas teknologi ata gaa perseorangan. Keberadaan perangkat lnak smber terbka ini sangat ditnjang oleh internet. Mla-mla perangkat lnak smber terbka diambil dari internet kemdian dignakan oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari smber terbka ini kemdian dipblikasikan kembali melali internet ang memngkinkan orang lain menggnakan dan memperbaikina. Dan begitlah setersna, oleh karena it perangkat lnak smber terbka akan ters berkembang dan tidak mngkin ketinggalan aman. Dalam segi keamanan penggnaan perangkat lnak bebasis smber terbka ckp aman. Jika kita mengnakan perangkat lnak berlisensi tidak mngkin tah apa saja perintah-perintah ang terjadi ketika melakkan instalasi perangkat lnak tersebt di kompter. Bila orang ang membat perangkat lnak tersebt adalah orang jahat tentna bisa menisipkan perintah ntk menalin data-data pribadi melali lisensi perangkat lnak ang dibat. Tent tidak akan tah maksd jahatna bila belm melihat smber ang dibat. Tapi jika mengnakan perangkat lnak smber terbka, dapat melihat sema smber dan perintah-perintah pemograman dengan jelas. Dengan demikian dapat diketahi

5 apakah ada kode jahat didalam aplikasi tersebt. Smber terbka Open sorce menrt Wikipedia adalah sistem pengembangan ang tidak dikoordinasi oleh sat orang/lembaga psat, tetapi oleh para pelak ang bekerja sama dengan memanfaatkan kode smber sorcecode ang tersebar dan tersedia bebas biasana menggnakan fasilitas komnikasi internet. Pola pengembangan ini mengambil model ala baaar, sehingga pola smber terbka ini memiliki ciri bagi komnitasna ait adana dorongan ang bersmber dari bdaa memberi, ang artina ketika sat komnitas menggnakan sebah program smber terbka dan telah menerima sebah manfaat kemdian akan termotiasi ntk menimblkan sebah pertanaan apa ang bisa penggna berikan balik kepada orang banak. Pola smber terbka lahir karena kebebasan berkara, tanpa interensi berpikir dan mengngkapkan apa ang diinginkan dengan menggnakan pengetahan dan prodk ang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan tama ketika dilepas ke pblik. Komnitas ang lain mendapat kebebasan ntk belajar, mereisi lang, membenarkan atapn bahkan menalahkan, tetapi kebebasan ini jga datang bersama dengan tanggng jaab, bkan bebas tanpa tanggng jaab... Aplikasi Perangkat Lnak lemen Hingga Lisensi Smber Terbka Perangkat lnak metode elemen hingga berlisensi smber terbka terdapat berbagai macam. Berbagai macam perangkat lnak metode elemen hingga tersebt ang dapat dindh secara langsng dan gratis melali sits sorceforge.net dan sits lainna, perangkat lnak tersebt antara lain Code Aster, Code Satrne, Salome, Salome Meca, lmer, Calcli, Toghnog, OpenFoam, FreeFem, LF - Lektromagnetische Fldberechnng Lectromagnetic Fild comptation sing jaa, OFLI Object Finite lement LIbrar, CALFM, MFM, Tochnog dan lain sebagaina. Salah sat perangkat lnak metode elemen hingga ang mempnai kemampan analisis setara dengan perangkat lnak metode elemen hingga berbaar adalah Salome Meca ang merpakan gabngan dari Salome dan Code Aster. Salome dignakan sebagai pre-processing pemodel solid, meshing dan post-processing sedangkan Code Aster sebagai

6 soler elemen hingga. Salome Meca ditjkan ntk menganalisis masalahmasalah mekanikal strktr... Salome Salome adalah perngakat lnak gratis ang menediakan platform generik ntk Pra dan Pasca Pengolahan ntk simlasi nmerik. Hal ini didasarkan pada arsitektr ang terbka dan fleksibel terbat dari komponen resable tersedia sebagai perangkat lnak bebas. Sebagai contoh, ntk mengrangi tnttan dan resiko, ntk strktr dan lingkngan, mereka mengoptimalkan biaa ang sangat tinggi. Hal ini membthkan simlasi sangat hals mengenai perilak strktral dan ketahanan ntk menjamin kehandalan tinggi. Pemodelan nmerik dari masalah fisik, pengembangan solsi dan integrasi ke dalam proses desain sering ditangani di lingkngan ang sangat spesifik. Salome merpakan sebah aplikasi CAD berbasis generik ntk simlasi digital dengan "reaktiitas tinggi ntk eolsi pasar dan harapan pelanggan". Salome adalah CAD / CA platform integrasi ang menediakan komponen resable ntk:. D modeling. CAD interface. Mesh generator. lemen Hingga pemecah dengan pre-processing tertent. Salome platform tersedia dalam smber terbka. Salome Platform:. Mendkng interoperabilitas antara pemodelan CAD dan perangkat lnak perhitngan CAD-CA link.. Membat lebih mdah integrasi komponen bar pada sistem heterogen ntk perhitngan nmerik.. Mengatr prioritas ntk kopling mlti-fisika antara perangkat lnak perhitngan.

7 . Menediakan ser-interface generik, ser-friendl dan efisien, ang membant ntk mengrangi biaa dan penndaan melaksanakan penelitian. 5. Mengrangi pelatihan akt ke akt khss ntk mempelajari solsi perangkat lnak ang didasarkan pada platform ini. 6. Sema fngsi dapat diakses melali program konsol terintegrasi Pthon Hal-hal ang dapat dilakkan pada Salome adalah sebagai berikt :. Menentkan model geometri membat / memodifikasi item geometri, impor dan ekspor menggnakan format BRP, IGS, dan lain lain.. Menentkan item meshing geometri ini, serta mengimpor dan eksporna.. Menangani sifat fisik dan jmlah ang melekat pada geometri, impor dan ekspor ke format resable.. Melakkan perhitngan menggnakan soler opsional disediakan: maskan data membaca, mengkonfigrasi soler, dan menlis hasil perhitngan bidang hasil. 5. Visalisasi dalam D, D dan gambar isalisasi ekspor ke format ang sesai. 6. Skema stdi Kelola: definisi dan menimpan / restore. 7. Skema perhitngan Kelola: definisi dan ekseksi... Code Aster Code Aster adalah paket perangkat lnak smber terbka ntk sipil dan rekaasa strktral analisis elemen hingga dan simlasi nmerik dalam mekanika strktral, aalna dikembangkan sebagai aplikasi in-hose oleh persahaan Perancis DF. Ini dirilis sebagai perangkat lnak bebas dibaah GU general pblic license, pada blan Oktober. Code Aster terdiri dari.5. baris kode smber, sebagian besar di Fortran dan Pthon, dan sedang ters dikembangkan, diperbahari dan

8 ditingkatkan dengan model bar. Membenarkan label kalitas ang dibthkan oleh indstri nklir, sebagian besar bidang perangkat lnak telah dialidasi oleh perbandingan independen dengan hasil analisis ata percobaan, benchmark terhadap kode-kode lain. Perangkat lnak ini dilengkapi dengan sekitar. tes mereka mengabdikan diri ntk kalifikasi dasar dan bergna sebagai contoh. Dokmentasi Code Aster meakili lebih dari. halaman ser manal, bk pedoman, teori kompilasi DF's kno-ho dalam mekanika, contoh soal, manal erifikasi. Code Aster tertama pemecah ntk mekanik, berdasarkan teori elemen hingga. Alat ini mencakp berbagai macam aplikasi D analisis termal dan analisis mekanik dalam statika linier, non-linier, dinamika, ntk mesin kapal tekanan, dan strktr teknik. Di lar fngsi standar dari perangkat lnak metode elemen hingga ntk mekanika padat, Code Aster mengkompilasi penelitian spesifik dalam berbagai bidang kelelahan, kersakan, patah, kontak, geomaterial, media berpori, dan kopling mlti-fisika. Metode ntk perhitngan dengan Code Aster pada analisis strktr dilakkan dengan Code Aster terdiri dari rtan dari sejmlah kontrol ang dijelaskan dalam sebah file perintah " command file " dalam format teks. Mesin dan penerjemah perintah file ini adalah bahasa script Pthon. Dengan demikian memngkinkan ntk menggnakan sema fngsi mereka dibaa oleh Pthon. Untk memdahkan penggna, Code Aster menediakan sekmplan baris perintah pada command file ntk sejmlah kass perhitngan misalna linier statis - DS MCA_STATIQU, statika nonlinier - DS STAT_O_LI, thermics nonlinier - DS THR_O_LI, dll. Ada ang dikembangkan langsng secara terintegrasi, ang lain adalah makro-kontrol dengan Pthon ang melakkan apa-apa tetapi mengelola panggilan dengan berbagai nit kontrol sebagai MACRO_MATR_ASS ang memngkinkan ntk menghitng dan ntk merakit matriks massa, redaman dan kekakan strktr.

9 Gambar. Format ficas dan File Comm. Metode lemen Hingga Metode elemen hingga adalah metode nmerik ang dignakan ntk memprediksi respon-respon sistem teknik ang mengalami kass-kass tertent. Pada aal perkembanganna, metode elemen hingga dirancang ntk mendapatkan respon tegangan pada strktr, tetapi saat ini metode elemen hingga

10 telah dikembangkan ntk berbagai respon teknik lainna seperti medan tekanan, kecepatan aliran, distribsi temperatr, ata perpindahan panas. Pada dasarna metoda elemen hingga mencari solsi dari perpindahan, kecepatan dan temperatr. Metode elemen hingga menggnakan pendekatan secara nmerik ntk memperoleh sat solsi dari bentk geometri ang sederhana sampai ang rmit. Akrasi ang didapatkan tergantng kepada model ang dibat. Metode elemen hingga memecahkan masalah strktr ang memiliki geometri ang rmit dengan pendekatan diskrit, ait membagi-bagi geometri model menjadi elemen-elemen sederhana seperti tampak pada gambar. di baah ini. Gambar. Permodelan Sat Benda menggnakan Metode lemen Hingga Tiap jng dari elemen tersebt memiliki nodal ang terhbng sat sama lain dengan nodal dari elemen-elemen lainna. Setiap nodal memiliki sat parameter ang memiliki nilai tertent seperti perpindahan ntk kass strktr, tekanan ntk kass flida, ata temperatr ntk kass perpindahan panas. Dari nilai kantitas tersebt dapat ditrnkan persamaan-pesamaan ang diikti dengan perhitngan nmerik ntk mendapatkan solsi ang ingin dicari. Metode ini sangat bermanfaat dan membant mempercepat proses perhitngann pada kasskass ang menggnakan banak pesamaan. Penelesaian analisis strktr menggnakan metode elemen hingga dapat diraikan dalam langkah-langkah berikt :. Diskritisasi kontinm, ait membagi elemen kontin menjadi elemen kecil ata elemen diskrit. Derajat ketelitian pada metode elemen hingga dapat ditingkatkan dengan beberapa cara seperti: a. Memperbanak jmlah elemen dengan model perpindahan

11 sederhana. b. Mempergnakan elemen dengan bentk sederhana dan model perpindahan kompleks. c. Mempergnakan elemen dengan bentk dan model perpindahan ang kompleks.. Pemilihan model perpindahan. Kesalahan dalam pemilihan fngsi dapat menebabkan hasil ang kelar konergen kepada jaaban ang salah. Fngsi himpnan fngsi perpindahan ang baik secara mm hars memenhi sarat berikt : a. Jmlah konstanta ang tidak diketahi dalam fngsi perpindahan hars sama dengan jmlah derajat kebebasan elemen total. b. Fngsi perpindahan hars tidak condong ke sat arah tertent, ait hars seimbang terhadap smb koordinat, kecali ntk elemen ang ditjkan bagi pemakaian khss. c. Fngsi perpindahan hars mengiinkan elemen mengalami pergerakan benda tegar rigid bod tanpa regangan dalam. d. Fngsi perpindahan hars bisa menatakan keadaan tegangan ata regangan konstan, karena jika tidak, regangan tidak akan konergen ke fngsi kontin bila elemen ang semakin kecil dignakan dalam idealisasi strktr. e. Fngsi perpindahan hars memenhi kesepadanan perpindahan sepanjang perbatasan dengan elemen ang berdekatan.. Hbngan perpindahan, regangan serta tegangan di dalam setiap elemen.. Penssnan matriks kekakan elemen dan matriks gaa ekialen. 5. Proses penggabngan. 6. Penelesaian kondisi batas.

12 7. Proses Analisis. 8. Perhitngan-perhitngan tambahan ang diperlkan Dalam metode elemen hingga terdapat berbagai tipe bentk elemen ang dapat dignakan ntk memodelkan kass ang akan dianalisis, ait : a. lemen sat dimensi, terdiri dari: lemen line/ garis Tipe elemen ini ang paling sederhana memiliki da titik nodal, masingmasing pada jngna, disebt elemen garis linier. Da elemen lainna dengan orde ang lebih tinggi, ang mm dignakan adalah elemen garis kadratik dengan tiga titik nodal dan elemen garis kbik dengan empat bah titik nodal. a. Kbik b. Kadratik c. Linier Gambar. lemen dimensi b. lemen da dimensi, terdiri dari: lemen triangle lemen qadrilateral lemen orde linier pada masing-masing tipe ini memiliki sisi berpa garis lrs, sedangkan ntk elemen dengan orde ang lebih tinggi dapat memiliki sisi berpa garis lrs, sisi ang berbentk kra atapn dapat pla berpa keda-dana.

13 Gambar. lemen dimensi c. lemen tiga dimensi, terdiri dari: lemen tetrahedron lemen parallelepiped Sama seperti tipe-tipe elemen ang telah disebtkan sebelmna, kecali ntk orde linier, elemen-elemen ini dapat memiliki sisi ang berbentk kra. Pada simlasi ini elemen ang dipilih adalah elemen tetrahedron. a b c Gambar.5 lemen dimensi.. Metode lemen Hingga Pada Kass Analisis Strktr Pemecahan solsi metode elemen hingga, ait dengan menggnakan elemen-elemen ntk memodelkan strktr keselrhan. Persamaan mm ang dignakan ntk menggambarkan kantitas nodal-nodal elemen tersebt adalah: {F} [K] {}.

14 Dengan {f} adalah gaa-gaa ang bekerja pada nodal-nodal, {} adalah perpindahan pada nodal dan [k] adalah matriks kekaan elemen [k]. Terdapat tiga metoda ang dignakan ntk menrnkan persamaan elemen, ait:. Metoda Persamaan Langsng ata Direct Formlation Pada metoda ini, matriks kekakan elemen dan persamaan elemen didapatkan dengan menrnkan persamaan kesetimbangan pada setiap nodal ntk mendapatkan hbngan gaa dan perpindahan nodal. Metoda ini mdah dignakan pada model-model ang sederhana, dengan jmlah elemen ang sedikit. Akan sangat slit menggnakan metoda ini pada geometri ang ckp rmit, dengan jmlah nodal ang sangat banak. Oleh sebab it metoda ini tidak dignakan ntk jmlah elemen ang banak.. Metode nergi Metoda energi merpakan metoda ang ckp banak dignakan. Terdapat tiga jenis metoda energi dalam analisis elemen hingga, ait: - Virtal Work - Prinsip ariasi - Teorema Castigliano Pendekatan energi potensial minimal merpakan metoda ang lebih mdah ntk diadaptasi pada konfigrasi-konfigrasi ang ckp rmit, seperti elemen plane strain/stress, elemen aismetric, elemen plate bending, elemen shell, dan elemen solid. nergi potensial minimal menggnakan fngsi ariasi, ait fngsi dari fngsi lain. f, merpakan fngsi dari da ariabel dan, dan merpakan fngsi dari f. π π,. Pada permasalahan strktr, total energi potensial pada strktr tersebt adalah p ang dapat ditliskan sebagai fngsi dari ariabel perpindahan pd,d,d,,dn. Sbskrip n mennjkkan derajat kebebasan benda. Total energi potensial dapat didefinisikan seperti pada persamaan. di baah ini : π p energi starin energi potensial

15 π p UW. Dimana U adalah energi potensial karena gaa dalam ang menebabkan timblna strain, sementara W adalah energi potensial karena gaa lar ang menebabkan timblna deformasi pada benda. Persamaan kesetimbangan akan terpenhi jika nilai energi potensial adalah konstan. Persamaan tersebt akan stabil jika nilai statis adalah minimal, dimana perbahan energi potensial total terhadap perbahan perpindahan adalah nol. Gambar.6 Model lemen Dimensi Dari gambar.6 dapat ditrnkkan energi strain total dan energi potensial karena gaa lar sebagai berikt; U T dv. T T T W fdv TdS i Pi.5 V S Dari persamaan di atas maka nilai π p adalah π p V T dv.6 S T TdS i T i P i Dimana [,,] T ; deformasi titik i [,,] i T ; deformasi pada nodal i

16 f [f, f, f ] T ; gaa terdistribsi tiap satan olme T [T, T, T ] T ; gaa tiap satan las P i [P, P, P ] T ; gaa pada nodal i [,,, τ, τ, τ ] [,,,,,,]. Metoda Weighted Residal Metoda ini dignakan apabila ariasi permsan ata fngsi tidak didefinisikan secara jelas. Metoda Galerkin merpakan metoda ang menggnakan metoda ini.. lemen tetrahedral lemen Tetrahedral adalah elemen tiga dimensi ang sangat simpel ntk menelesaikan persoalan-persoalan mekanika stktr. Seperti ang terlihat pada gambar.7, dapat dimisalkan bentk tiap elemena berbentk tetrahedral. Gambar.7 lemen Tetrahedral. Gambar.7 merpakan elemen tetrahedral dengan dimensi, ang memiliki node ntk elemen. a. Pemilihan Fngsi Displacement Pemilihan fngsi displacement dapat dilakkan dengan memperhatikan

17 rtan penomoran, dimana nomor ang terakhir ditentkan lebih dahl. omor-nomor lainna ditentkan searah dengan kebalikan jarm jam. Displacement {q} {q}...7 Fngsi displacement {q},, hars merpakan fngsi linier karena hana ada da node ang membatasi sebah rsk elemen. Masing-masing fngsi displacement tersebt adalah,, a a a a,, a 5 a 6 a 7 a 8,, a 9 a a a.8 dengan sarat batas: pada,,, pada,,, dan setersna dihasilkan: }] [{ 6 }] [{ 6.9 }] [{ 6 Dimana 6 dihitng dari harga determinan berikt ini.

18 6. V menatakan olme dari elemen tetrahedra. Koefisien i, i, i, i, i,,, dalam persamaan. diberikan sebagai berikt:

19 . Fngsi displacement dalam kaitanna dengan fngsi bentk ditlis sehingga persamaan., dapat disederhanakan menjadi:. Dimana, 6

20 b. Menentkan Strain-Displacement dan Hbngan Stress/Strain Strain dari elemen ntk kass stress tiga dimensi diberikan dalam persamaan berikt ini: { }. Dikalikan dengan matriks [B], strain dinatakan sebagai: { } [ ]{ } q B.5 Dimana [ ] B B B B B.6 Sb matriks B adalah:

21 B,,,,,,,,,.7 Catatan:. Indeks hrf dibelakang koma menatakan differensial dari terhadap.. Untk sb matrik lain B, persamaan.6 bertrt-trt dengan, dan. B, B tinggal mengganti indeks pada Dengan memaskkan harga i dari persamaan. i,,, ke persamaan.7 diperoleh sb matrik: B.8 6 Demikian pla ntk sb matriks B, B, B Maka hbngan stress-strain diberikan melai persamaan {} [c] {}.9.. Regangan Pada Bidang Tiga Dimensi Secara mm, konsep dari regangan normal didefenisikan sebagai perbandingan antara perbahan panjang dengan panjang aal pada ji tarik. Jika perbahan panjang disimbolkan dengan Δl dan panjang aal disimbolkan dengan Lo, maka secara matematis besarna regangan dapat ditlis:

22 L L o l. L o L ol Berdasarkan hkm Hooke ntk ji tarik, hbngan antara tegangan dan regangan dapat ditliskan:.. dimana, adalah modls Yong ata modls lastisitas bahan. Pada sebah ji tarik, tidak saja terdapat regangan aksial, tetapi jga terdapat regangan lateral. Sehingga dalam ji tarik dikenal dengan nilai Poisson ratio. r e g al an tg r e g a nk g. Untk setiap bahan, nilai Poisson ratio berbeda-beda sesai karakteristik bahan. Berdasarkan Hkm Hooke, hbngan regangan geser dengan tegangan geser ang terjadi adalah: τ G.. Dimana G adalah modls geser elastis. Untk material homogen dan isotropik, hbngan antara modls elastisitas, modls geser elastis G, dan Poisson ratio dinatakan dalam: G. Pada tabel. digambarkan mengenai hbngan tegangan normal dan regangan normal pada berbagai kondisi baik niaial, biaial dan triaksial. Tabel. Tegangan ormal dan Regangan ormal Jenis Tegangan Regangan ormal Tegangan ormal Uniaial

23 Biaial Triaial Catatan : Uniaial, biaial, dan triaksial meakili kass khss dari tegangan sat dimensi, da-dimensi dan tiga-dimensi. Smber: Joseph Sigle, C.R. Mische, R.G. Bdnas Mechanical ngineering Design hal.. Backing Plate Pada skripsi ini dilakkan analisis simlasi elemen hingga kekatan backing plate pada blok rem kereta api. Pada rem kereta api terdapat blok rem, ang merpakan komponen ang langsng bergesekan dengan permkaan roda adalah material gesek ata komposit. Blok rem kereta api terdiri atas da bagian tama, ait material gesek dan backing plate. Setiap dari stktr ini mempnai kegnaan masing-masing ang saling melengkapi ntk membentk sat blok rem ang th. Backing plate merpakan bagian pnggng blok rem ang terbentk dari material logam. Biasana backing plate ntk blok rem ini menggnakan baja karbon. Adapn kegnaan dari backing plate tersebt pada blok rem adalah sebagai material pemegang material gesek blok rem. amn lebih dari it, backing plate pada blok rem dapat mendkng penebaran gaa tekan terhadap

24 material gesek komposit sehingga gaa penekanan tidak cenderng terkonsentrasi pada sebagian bidang saja. Serta dapat menambah kekatan dari blok rem. Backing plate mmna ditanamkan pada pnggng material gesek, namn ada jga ang ditempelkan dengan menanamkan pengait pada beberapa bagian. Backing plate dirancang sedemikian rpa agar dapat dicekam pada ddkan blok rem. Ummna prodsen blok rem kereta api ang bar berkembang hana mempertimbangkan kegnaan backing plate sebagai pemegang material gesek tanpa merancang backing plate ntk menebarkan gaa penekanan rem dan mengrangi beban bending terhadap material gesek. Jika dilihat dari prodk blok rem ang dihasilkan oleh prodsen ang sdah maj, backing plate adalah bagian ang sangat diperhitngkan dalam menghasilkan prodk blok rem ang baik dan sesai standar. Hal ini dapat dilihat dari rancangan dan material backing plate ang baik dan kat. Tentna kalitas dari blok rem ang dihasilkan sangat baik ntk menggantikan blok rem metalik akibat adana backing plate ang baik. amn hal ini tidak terlepas dari kalitas material gesek ang baik. Biasana setiap prodk blok rem dari prodsen ang berbeda, menggnakan backing plate dengan rancangan ang berbeda. Bentk mapn material ang dignakan berbeda antara sat dengan ang lainna. Gambar.8 di baah ini merpakan contoh dari beberapa model backing plate ang sdah ada ang diprodksi oleh prodsen tertent. Dapat dilihat secara kasat mata beberapa model ang dirancang ntk menebarkan gaa penekanan dan menahan bending. a dengan lbang profil ellips dan kotak

25 b dengan lbang profil blat dan tanpa lbang c mka tidak penh Gambar.8 Beberapa model backing plate smber : Harsa Delanis Sembiring, 8

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya PENDEKATAN TEORITIS Prinsip Kerja Oen Sra Prinsip kerja en sra sebagai berikt: Iradiasi sra akan mask ke dalam rang en dengan da cara, ait secara langsng ata dipantlkan melali reflektr ang mengelilingi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aam Ras Broiler Aam ras broiler adalah salah sat jenis aam tipe pedaging ang dipelihara di Indonesia secara komersial. Kata broiler berasal dari daerah bagian timr negara Amerika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan seperti jaringan komnikasi, transportasi, penjadalan, dan pencarian rte kini semakin banak ditemi di tengah-tengah masarakat. Masalah tersebt dimlai dari menemkan

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIA PUSTAKA Dalam merencanakan strktr sebah bangnan diperlkan langkah-langkah ang mendasar dan sistematis ntk menjelaskan apakah bangnan tersebt memenhi sarat keamanan sehingga dapat dignakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur atas dan struktur bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban dari kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur atas dan struktur bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban dari kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Baseplate ( Pelat Dasar ) Pelat dasar merupakan pelat baja yang berperan sebagai penghubung antara struktur atas dan struktur bawah dan berfungsi untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. 5 BAB TIJAUA PUSTAKA.1 Daya Dkng Tanah Pasir Kapasitas dkng menyatakan tahanan geser tanah ntk melawan penrnan akibat pembebanan, yait tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

Louhenapessy, J: Analisa Pengaruh Tipe Lubang Baut terhadap Deformasi

Louhenapessy, J: Analisa Pengaruh Tipe Lubang Baut terhadap Deformasi ! ohenapess, J: Analisa Pengarh Tipe bang Bat terhadap Deformasi ANAISA PNGARUH TIP UBANG BAUT TRHADAP DFORMASI DAN TGANGAN MAKSIMUM PADA CONDYAR PROSTHSIS DNGAN MNGGUNAKAN ANSYS SOFTWAR Jandri ohenapess

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah Bab TIJAUA PUSTAKA.1. Daya Dkng Tanah Lempng Daya dkng tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekatan tanah ntk menopang sat beban di atasnya. Daya dkng tanah dipengarhi oleh jmlah air yang

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN 1 PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN BAB 5.1. 5.2. 1 SUB POKOK BAHASAN : Jenis-jeins Jembatan Bagian-bagian Strktr Jembatan 1. Tjan Pembelajaran Umm : Mamap mengenal jenis-jenis Jembatan Balok

Lebih terperinci

KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM:

KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM: KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Oleh: SUCI RAHAYU NIM: 0450048 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN MALANG MALANG 009

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GUNAWAN NIM.

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b) Simlasi ergerakan segitiga Bcket ntk indentifikasi kemngkinan interferensi antara pahat dan benda-kerja (oging) pada sistem-am berbasis model-faset 3D. Kiswanto, riadhana Laboratorim Teknologi Manfaktr

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG _'C.. BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7 LAPORAN UGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan restle ipe Deck On Pile di Pelabhan Garongkong, Propinsi Slawesi Selatan Bab 7 Daya Dkng anah Bab 7 Daya Dkng anah Laporan gas Akhir (KL-40Z0) Perancangan

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matriks dan Operasinya Bab II Determinan Matriks Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vektor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vektor Bab VI Rang Hasil Kali

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK 158 Model P Bak Order dan Algoritma...(Brhan) MODEL P BACK ODE DAN ALGOITMA PEMASALAHAN INVENTOI DENGAN MEMPETIMBANGKAN ONGKOS TANSPOTASI (FIXED AND VAIABLE COST) PEMINTAAN POBABILISTIK Brhan Jrsan Teknologi

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai alat pembatas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai alat pembatas BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Speed Bump Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai alat pembatas kecepatan adalah bagian jalan ang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen ang dipasang melintang di

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEATAN ALIRAN UDARA ADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA ENGARUH ENGHALANG DI DEANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered in bilding

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati, Ags. ISSN 0853-98 Jrnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekaasa Sipil Metoda Evalasi Kapasitas Seismik Gedng Beton Bertlang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati Jrsan teknik

Lebih terperinci