IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN"

Transkripsi

1 IMLPEMEASI MIISASI 1 - UUK RESORASI CIRA YAG MEGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIA CAMPURA Suci Istachoti Jannah 1, Yudhi Purananto, Ruy Soeaiman 3 eknik Informatika, Fakutas eknoogi Informasi, IS emai : suci.@gmai.com 1 ABSRAKSI Pada ugas Akhir ini, pendekatan minimisasi 1 - digunakan daam menangani citra yang terkena degradasi derau Gaussian campuran, yaitu campuran dengan sat and pepper. Kondisi 1 digunakan untuk penghiangan derau impus, yaitu sat and pepper dan kondisi digunakan untuk representasi sparse Dictionary dari patch citra. Metode denoising yang digunakan daam sistem tugas akhir ini menggunakan metode denosing tiga fase dimana fase pertama digunakan untuk menangani pikse yang terkena derau sat and pepper dan membentuk matriks karakteristik. Fase kedua menggunakan metode MK-SVD, untuk sparse coding dan update Dictionary, yang meibatkan representasi sinya dari citra derau dan matriks karakteristik. Fase terakhir merupakan tahap rekontruksi citra per piksenya berdasarkan hasi deteksi pikse pada fase pertama. Untuk menguji metode ini diperukan suatu perhitungan PSR (Peak Signa to oise ratio) pada citra keuaran. Jika citra keuaran memiiki PSR ebih tinggi dari pada citra masukan maka terbukti metode ini berhasi mereduksi derau. Berdasarkan hasi percobaan yang teah diakukan metode ini dapat digunakan untuk mereduksi derau Gaussian dan sat and pepper. Kata Kunci: derau Gaussian campuran, derau Sat and pepper, denoising tiga fase, minimisasi PEDAHULUA Restorasi atau pengembaian kuaitas pada citra adaah permasaahan yang sangat penting daam pengoahan citra digita. Restorasi berbeda dengan peningkatan kuaitas citra (image enhancement) karena pada restorasi dibutuhkan pengetahuan tentang penyebab terjadinya degradasi sehingga dapat dikembaikan menyerupai citra asinya. Saah satu penyebab terjadinya degradasi adaah derau. Derau memiiki berbagai macam variasi dan setiap macam derau memiiki pengaruh yang berbeda-beda pada citra sehingga dibutuhkan metode yang berbeda-beda pua untuk menanganinya. Derau yang paing banyak dibahas adaah derau Gaussian dan derau sat and pepper. Derau Gaussian dan sat and pepper juga memiiki pengaruh dan metode yang berbeda untuk menghiangkannya. amun bagaimana jika daam suatu citra terdapat ebih dari satu derau atau derau Gaussian campuran. Daam ha ini derau campurannya adaah derau Gaussian dan saah satu macam impuse noise yaitu sat and pepper. Oeh karena itu daam tugas akhir ini dibahas tentang metode yang digunakan untuk menghiangkan derau campuran yaitu derau Gaussian dan derau impus, daam ha ini derau impus yang digunakan adaah sat and pepper dengan menggunakan Adaptive Median Fiter (AMF) dan MK-SVD (Modified K-SVD). Kemudian hasi dari kedua metode tersebuat digunakan untuk merekontruksi citra per pikse sesuai dengan matriks karakteristik. ADAPIVE MEDIA FILER (AMF) Adaptive Median Fiter digunakan untuk menangani dan mendeteksi derau impus yaitu sat and pepper kemudian membentuk matriks karakteristiknya [5]. Adaptive Median Fiter adaah pengembangan dari median fiter [4]. Fiter ini meakukan pengoahan spasia untuk menentukan pikse mana daam citra yang terkena derau dengan membandingkan setiap piksenya terhadap tetangganya. Ukuran indo dapat disesuaikan dengan batasan maksimum indo. Pikse yang berbeda dengan tetangganya maka dianggap sebagai derau untuk kemudian digantikan dengan niai median pikse yang ada daam satu indo. Misanya x, untuk A {1,..., M} {1,..., }, adaah derajat keabuan dari citra x dengan ukuran M pada okasi ( i,, dan [ S min, Smax ] adaah jangkauan dinamik dari x dengan kata ain S x untuk semua i, j A. Kemudian y min S max didefinisikan sebagai citra yang terkena derau. Pada mode sat and pepper, niai pikse yang diamati pada okasi ( i, diberikan sebagai berikut Smin dengan probabiitas p y Smax dengan probabiitas q (1) x dengan probabiitas1 p q dimana r p q mendefinisikan eve derau. Di sini akan deaskan tentang agoritma Adaptive Median Fiter (AMF). Dimisakan S adaah sebuah 1

2 indo dengan ukuran ( i, sehingga S dan memiiki pusat di k, : k j and j () dan Wmax Wmax adaah ukuran maksimum dari indo. ujuan dari agoritma Adaptive Median Fiter (AMF) ini adaah mengidentifikasi kandidat derau y kemudian mengganti setiap ada pada indo S y dengan niai median dari pikse yang pada gambagambar 1.. Untuk ebih jeasnya dapat diihat Untuk setiap pikse pada okasi (i,, akukan 1. Inisiaisasi ukuran pertama dari indo, 3, karakteristik matriks X. Hitung niai S min,,,, dan S max, yang med S merupakan niai minimum, median, dan maksimum dari pikse-pikse yang ada daam indo S. 3. Jika S min, med, max, S S, maju ke angkah 5. Jika tidak, atur ukuran 4. Jika max, maka uangi dari angkah. Seain itu, ganti pikse X y dengan med, S kemudian set min, max, 5. Jika S y S maka y bukan derau dan tidak peru diganti niainya kemudian, set, X 1. Jika tidak, ganti y dengan dan set X med S Gambar 1 Agoritma dari Adaptive Median Fiter 3 K-SVD K-SVD adaah agoritma generaisasi dari K-Mean [3]. K-SVD menggunakan komputasi SVD (Singuar Vaue Decomposition). SVD digunakan untuk mendekomposisi matriks sehingga dapat mereduksi dimensi dari matriks tersebut. Ha ini tentunya akan sangat berpengaruh pada proses komputasinya. K di sini adaah jumah koom Dictionary yang akan diupdate. Dimisakan ada sebuah citra yang terkena derau indeks A 1,,..., R dengan, dituis sebagai koom vector f R, hasi dari zero mean Gaussian noise b R dengan standar devisiasi yang dibubuhkan pada citra asi u R. Asumsi dasar dari K-SVD adaah setiap patch citra, dengan ukuran yang teah ditetapkan yaitu n n, dapat direpresentasikan dengan sparse sebagai kombinasi inier dari atom yang diambi nk dari Dictionary yang teah tetap D R. Dictionary di n sini adaah kumpuan dari koom vektor R yang disebut atom dan biasanya berbentuk unit norm. Seperti pada [], penentuan Dictionary tersebut merupakan ha yang penting. Dictionary diambi dari dari sampe geombang cosinus pada frekuensi yang berbeda untuk menghasikan jumah atom yang tetap. Iniah yang disebut dengan Dictionary DC Overcompete. Seain itu, untuk representasi dari sparse codingnya digunakan agoritma OMP (Orthogona Matching Pursuit) sebagai agoritma pencarian matriks Koefisien atau juga bisa disebut Dekomposisi Atom. 1,,..., n 1 P (3) Pada persamaan (3) didefinisikan sebagai kumpuan indeks yang ada pada patch citra training. Kemudian m untuk vector x x1, x,..., x m R, kuantitas : x : { i 1 i m, x } dinyatakan sebagai jumah i dari masukan non-zero di daam sebuah vektor dan x p m i 1 x p i 1/ p adaah sebagai bentuk ksika daam ruang Eucidean untuk 1, p. p di Dengan menggunakan asumsi sparsity, penghiangan gaussian noise dapat didiskripsikan sebagai minimisasi dari persamaan (4) berikut ini P ˆ, Dˆ, uˆ arg min f u D,, u P D R u (4) Pada persamaan (4), indeks () dengan 1 n 1 menandai okasi patch pada citra dan n R R adaah sebuah matriks biner yang mengekstraks patch dengan demikian n n dari citra pada okasi dan n R u R. Persamaan (4) terdapat tiga mode komputasi. Mode Komputasi pertama membutuhkan sebuah pendekatan antar citra yang diproses, yaitu f, dan hasi penghiangan deraunya yang tidak diketahui u. Mode komputasi kedua menginginkan baha setiap patch dari citra yang teah direkonstruksi, didefinisikan dengan u, dapat direpresentasikan sampai R nk batas errornya oeh Dictionary D R, dengan vektor K koefisien R. Dan yang ketiga menginginkan baha jumah koefisien yang dibutuhkan patch adaah keci atau sparse dimana niai adaah bobot spesifik patch dan teah ditentukan secara tersembunyi oeh prosedur optimisasi. Minimisasi fungsi ini akan

3 menghasikan agoritma denoising atau penghiangan derau. Pemiihan Dictionary juga sangat berpengaruh pada kinerja agoritma ini. Pada [] dan [3] teah ditunjukkan baha training dapat diseeikan dengan persamaan (4). Dictionary yang digunakan adaah Dictionary DC Overcompete yang dibentuk dengan cara mengambi sampe dari geombang cosinus daam frekuensi yang berbeda untuk menghasikan jumah atom yang tetap. Secara singkat K-SVD terdapat tiga macam proses, yaitu Sparse Coding untuk mencari koefisien matriks sparsity, Update Dictionary, dan rekonstruksi citra dengan metode fina averaging. Untuk ebih jeasnya tentang agoritma K-SVD dapat diihat pada Gambar. Agoritma K-SVD untuk Denoising Citra Agoritma parameter : n - ukuran patch bok, k - ukuran Dictionary, J jumah iterasi, - agrange mutipier, dan C noise gain. min Y X D R X X, D, A 1. Initiaization : Set X = Y, D = Overcompete DC Dictionary. Repeat : J times Sparse Coding Stage : Menggunakan OMP untuk menghitung representasi vektor untuk setiap patch R X meaui pendekatan dari sousi berikut min subject to R X D ( C ) Dictionary Update Stage : Untuk setiap koom =1,,3...,k di daam D, update D dengan o Cari kumpuan patch yang menggunakan atom berikut, i, j ( ) o Untuk setiap hitung representasi error e R X d m ( m) m o Set E sebagai matriks yang memiiki koom { e } o Gunakan SVD untuk mendekomposisi E U V. Piih koom Dictionary update d menjadi koom pertama U. Up-date niai koefisien { ( )} menjadi niai dari V dikai dengan (1,1). 3. Set X I R R Y R R Gambar Agoritma K-SVD untuk Denoising Citra 1 4 DEOISIG IGA FASE Pada tugas akhir ini mengajukan sebuah pendekatan minimisasi 1 dimana kondisi 1 digunakan untuk penghiangan derau impus dan kondisi digunakan untuk representasi sparse Dictionary dari patch citra[1]. Dimisakan adaah kumpuan kandidat pikse yang rusak terkena degradasi derau impus dan U A \ adaah pikse yang tertingga tanpa derau impus untuk mode di baah ini min u f u f D Ru u, D, ( ) u ( ) ( ) P ( ) P dimana, adaah parameter reguarisasi, P diberikan pada fungsi (5) dan nk u R (5) adaah estimasi citra. Kemudian, D R adaah Dictionary, n R R adaah matriks biner untuk mengekstrak patch keci dari citra u pada posisi (), koefisien R digunakan untuk mengaproksimasi karena itu, K n n K R u R. Oeh D R. Seain itu, untuk setiap P, R adaah parameter tersembunyi yang ditetapkan dengan prosedur optimisasi. iga fase ini akan digunakan untuk menyeesaikan masaah minimisasi Deteksi Pikse yang erdegradasi Derau Sat and pepper f adaah sebuah citra dengan derau gaussian dan impus. Langkah pertama adaah mendeteksi kandidat pikse yang terkena derau impus dengan menggunakan Adaptive Median Fiter (AMF). Dimisakan baha y R adaah hasi fiter dari median fiter. Kandidat pikse derau yang terkontaminasi derau sat and pepper didefinisikan sebagai berikut i, A: y f ( dan f d min,d max berdasarkan pada fungsi di atas, posisi yang tersisa cenderung tidak terkena derau impus yang mana teah didefinisikan sebagai U A \. Untuk menandai pikse yang terkena derau, dibuatah suatu matriks karakteristik X menyatakan matriks karakteristik dari u yang didefinisikan sebagai berikut, 1 if U X ainnya 3

4 kemudian fungsi (5) dapat diformuasikan sebagai berikut min X u, D, ( ) P u f 1 x u f f 1 ( ) P D R u dimana adaah perkaian entryise antara dua matriks dan 1 f adaah matriks ones dan memiiki dimensi yang sama dengan f. Perhitungan pertama dari fungsi (6) adaah sebuah data-fideity yang kemungkinan tidak mengandung derau impus, hanya derau gaussian. Perhitungan kedua adaah sebuah norm 1 yang mengkover kandidat pikse yang terkena derau impus. Dan yang terakhir adaah representasi sparse untuk patch citra via earned Dictionary. Jadi di daam sistem ini, proses denoising tetap memperhatikan posisi dari derau sat and pepper sehingga dapat diakukan proses denoising yang sesuai pada pikse yang akan diproses. Ha penting daam proses rekontruksi yang diakukan pada proses akhir restorasi.. 4. Restorasi berdasarkan Data Free-Outier (yang tidak terkena derau sat and pepper) dengan MK-SVD Seteah mendeteksi pikse yang terkena derau impus, pikse yang tersisa di U tetap derau tapi sebagian besar adaah derau gaussian. Oeh karena itu digunakan K- SVD untuk earned Dictionary berdasarkan pada pikse pada U dan kemudian membangun kembai citra dengan merata-ratakan antara aproksimasi patch dan citra derau. Fungsi yang dimodifikasi dapat diformuasikan sebagai berikut, u ~ arg min X u f ( ) P u, D, R X D R u ( ) P dimana fungsi (7) sebenarnya sama dengan (6). Pada fungsi (7) di atas diperoeh dengan menambahkan karakteristik matriks di fungsi (6). Sama hanya dengan K-SVD, MK-SVD (Modified M-KSVD) juga terdapat tiga proses, diantaranya adaah sebagai berikut 1. Sparse Coding Stage Sparse coding adaah proses perhitungan koefisien x yang didasarkan pada representasi sinya yang teah diinisiaisasi dan Dictionary D. Proses ini biasa disebut (6) (7) sebagai Dekomposisi Atom dan diseesaikan dengan menggunakan agoritma pencarian (pursuit agorithm). Saah satu cara yang paing sederhana adaah dengan menggunakan OMP (Orthogona Matching Pursuit) yang memiiki karakteristik greedy yang memiih atom secara sekuensia [6][7]. Penyeesaian dari sparse coding ini adaah dengan menyeesaikan fungsi (8) yang diberikan Ru D ~ arg min R X (8). Dictionary Update Pertama tetapkan niai koefisien setiap setiap atom d, 1,,3,..., K, dan untuk a Piih patch yang menggunakan atom ( ) b Untuk setiap ( ), hitung residua (error) e R u D d (9) dan X R X adaah sebuah vektor indeks dari kandidat free-outier pada patch citra keci dengan ukuran citra. c Set E e ) ( ) kemudian update n ( dan n dari okasi (i, pada X X ) ( ) d dengan minimisasi ( dan `d arg min X ( E d ) (1) d Untuk masaah optima ini, tetapkan dan penyeesaikan kuadrat yang berhubungan dengan d. 3. Rekonstruksi 1 u X I R R X f R D ~ ~ (11) P P Persamaan di atas hampir sama dengan rekontruksi pada K-SVD dengan sedikit modifikasi. Perhatikan pada fungsi rekontruksi, fungsi (11), derajat keabuan pikse kandidat outier bergantung pada hasi dua proses diatas (sparse coding dan update Dictionary) yang menghasikan rekonstruksi dari Dictionary D dan koefisien matriks yang optima dan tidak berhubungan dengan niai derau sat and pepper. Saat derau impus memiiki eve yang rendah, MK-SVD tersebut dapat menunjukkan hasi yang bagus. Oeh karena itu diperukan suatu perbaikan, yaitu dengan cara (1) menambahkan kondisi 1 untuk mengurangi kesaahan daam mendeteksi kandidat ouier. () Membuat 4

5 suatu agoritma minimisasi untuk meningkatkan restorasi via Dictionary earned yang baru dari citra puih. Dan pada sistem ini menggunakan suatu agoritma minimisasi aternatif untuk meningkatkan hasi restorasi via Dictionary earned baru dari citra yang puih. 4.3 Agoritma Minimisasi Aternatif Di sini akan digunakan agoritma minimisasi aternatif untuk menyeesaikan masaah minimisasi fungsi (6). Ada tiga sub-masaah dari angkah kedua di atas, diantaranya adaah a Diberikan citra u, untuk setiap koefisien P, update dengan menggunakan fungsi (1) dari W 1 adaah berapa kai pikse pada (i, digunakan untuk merekontruksi citra dengan ukurn n n sehingga diperoeh 1<=W1<=n. Proposisi 1. masaah minimisasi (11) memiiki bentuk tertutup. Bukti. untuk setiap A berdasarkan pada niai x pemecahan untuk masaah pada fungsi (15) bermuara pada dua jenis masaah satu dimensi: a Jika X 1, maka zr min ( z f ) W b Jika X, maka z M z arg min D R u (1) min ( z f ) zr W z M z b Diberikan citra u,, update Dictionary D dengan menggunakan fungsi (13) D arg min D P D R u (13) c Diberikan Dictionary D, rekonstruksi citra u dengan menggunakan fungsi (14) u arg min x ( u f ) (1 P u D R u f x) ( u f ) 1 (14) dengan membandingkan dengan K-SVD asi, angkah pertama dan kedua sama (sparse coding dan Dictionary update). Perbedaannya adaah pada angkah rekonstruksi citra. Dengan menyatakan W dan M sebagai berikut W R P R P R, M D, dimana W, M memiiki dimensi yang sama dengan u dan f. Berarti, (14) sama dengan uˆ arg min x ( u f ) u M, u (1 f x) ( u f ) dimana <.,. > adaah eucidian inner product. Untuk sejumah matriks, dengan menyatakan sebagai niai pada posisi i,j. Untuk setiap 1 W u, u (15) A, eigh untuk kasus pertama, pada poin (a), diberikan F( z) ( z f ) W z M z. Karena F adaah convex, maka pada kasus pertama sama dengan menyeesaikan F ( z). Gradien F diberikan oeh F ) ( z f W z M ), (16) ( sehingga sousi untuk kasus pertama adaah M f z (17) W Ha tersebut memang sama dengan angkah rekontruksi pada agoritma K-SVD yang bebasis pikse-by-pikse. Kemudian nyatakan y z f, kasus kedua sama saja dengan menyeesaikan masaah di baah ini min yr dengan y W ( y b) M b. Ha ini mudah untuk W f memferifikasi baha masaah convex ini mempunyai minimizer yang unik, yaitu y shrink( b, ), dimana untuk, fungsi soft-shrinkage didefinisikan sebagai berikut, t jika t shrink ( t, ) jika t t jika ainnya Sehingga, sousi untuk kasus kedua adaah W 5

6 z f M shrink W f, (18) W Dan sousi dari (15) adaah sebagai berikut M f untuk x 1 W uˆ M f shrink f, untuk x W W (19) Proposisi di atas sangat berguna untuk mengetahui tentang masaah daam menghiangkan derau impus. Dari (17) dapat diketahui baha ketika pada posisi tanpa derau impus ( X 1), maka diambi sebuah tradeoff antara f dan M W dimana pada seanjutnya diperoeh dari informasi disekitar pikse. Karena ini adaah masaah penghiangan derau gaussian yang dasar, pemiihan dari didasarkan pada K-SVD asinya dengan poin aa 3, dimana adaah eve dari derau Gaussian. Sedangkan pada posisi dengan derau impus X, maka dari fungsi (18), niai estimasi hanya untuk mengecikan niai tetangga yang disarankan terhadap f dengan threshod W. Ketika eve derau impus tinggi maka prosedur kandidat derau akan kurang akurat dan f ebih informatif karena ebih memungkinkan untuk menjadi niai pikse citra sejati dan niai yang disarankan dari ketetanggaan M W kurang informatif sehingga seharusnya diambi yang ebih besar. 5 UJI COBA DA EVALUASI Pada uji coba ini, niai yang diubah-ubah adaah niai standar deviasi derau Gaussian dan niai eve sat and pepper. Ha ini diakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh parameter-parameter derau terhadapa proses restorasi yang diakukan oeh sistem dengan meihat PSR dari masing-masing citra. Parameter yang ditetapkan terebih dahuu adaah eve sat and pepper, kemudian mengubah-ubah niai standar deviasinya. Proses uji coba yang pertama diakukan terhadap citra yang memiiki eve sat and pepper sama dengan,3 dan memiiki niai standar deviasi yang bervariasi dari 5, 5, dan 5. Hasi uji coba untuk standar deviasi sama dengan 5 dapat diihat pada abe 5.. Uji coba diakukan pada tiga macam citra yaitu Barbara, Boat, dan Lena. Dan pada masing-masing citra yang diakukan uji coba mempunyai data PSR yang nantinya dapat dibandingkan hasinya dan dapat diihat apa pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap niai PSR. abe 1 Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,3 Citra Derau AMF Proses Perbaikan PSR =.1633 PSR = 4,963 PSR =,975 PSR =,4693 PSR = 5,3433 PSR = 4,4875 PSR =,479 PSR = 5,769 PSR = 5,59 Proses uji coba seanjutnya adaah diakukan pada citra yang memiiki niai standar deviasi sama dengan 5. Untuk hasi uji coba dengan menggunakan niai standar deviasi sama dengan 5 dapat diihat pada abe. abe Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,3 Citra derau AMF Proses Perbaikan PSR = 17,3 PSR =,35 PSR = 4,415 PSR = 17,3931 PSR =,3314 PSR = 6,785 6

7 abe 4 Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,7 Citra Derau AMF Proses perbaikan PSR = 17,44 PSR =,51 PSR = 9,5 Proses uji coba terakhir untuk citra dengan eve sat and pepper sama dengan,3 diakukan dengan mengombinasikan niai standar deviasi sama dengan 5. Hasi uji coba pada citra derau dengan parameter eve sat and pepper sama dengan,3 dan niai standar deviasi sama dengan 5 dapat diihat pada abe 3. PSR = 16,75 PSR = 1,51 PSR =,8879 abe 3 Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,3 Citra derau AMF Proses Perbaikan PSR = 16, 9571 PSR = 1,5381 PSR = 4,5359 PSR = 13,46 PSR = 15,663 PSR = 1,966 PSR = 16,936 PSR = 1,8 PSR = 5,6357 Uji coba seanjutnya diakukan pada citra yang memiiki eve sat and pepper sama dengan,7 dan standar deviasi sama dengan 5. Pada abe 5 menunjukkan hasi uji coba dengan menggunakan eve sat and pepper sama dengan.7 dan standar deviasi sama dengan 5. PSR = 13,74 PSR = 15,59 PSR = 3,3478 abe 5 Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,7 Citra Derau AMF Proses perbaikan PSR = 13,95 PSR = 15,68 PSR = 5,18 Seteah diakukan uji coba dengan menggunakan eve sat and pepper sama dengan,3 dan standar deviasi yang beragam dari 5,5, sampai 5, diakukan uji coba dengan citra yang memiiki eve derau sat and pepper sama dengan.7. Paramater yang diubah tetap sama yaitu niai standar deviasi. Perubahannya niai standar deviasi adaah dari 5, 5, sampai 5. pada abe 4 menunjukkan hasi uji coba dengan menggunakan eve sat and pepper sama dengan.7 dan standar deviasi sama dengan 5. PSR = 15,1513 PSR = 18,9 PSR = 3,945 PSR = 15,313 PSR = 18,9671 PSR = 6,5813 7

8 5 barbara;s=.3 barbara;s=.7 boat;s=.3 boat;s=.7 ena;s=.3 ena;s=.7 15 PSR 1 PSR = 15,34 PSR = 19,17 PSR = 9,613 Dan uji coba terakhir adaah uji coba menggunakan citra yang memiiki eve sat and pepper sama dengan,7 dan standar deviasi derau Gaussian sama dengan 5. Hasi dari uji coba untuk citra yang memiiki eve sat and pepper sama dengan,7 dan standar deviasi sama dengan 5 dapat diihat pada abe 6. abe 6 Uji coba terhadap citra yang memiiki =5 dan s=,7 Citra Derau AMF Proses Perbaikan Sigma Gambar 3 Grafik PSR pada Masing-masing Citra Input Pada proses Adaptive Median Fiter (AMF), hasi PSR untuk masing-masing citra mengaami peningkatan dibandingkan dengan niai PSR citra masukan. Ini artinya, sebagian derau dari citra masukan terebut teah berhasi direduksi. Proses AMF ini bergantung pada eve sat and pepper. Untuk eve sat and pepper yang terau tinggi merusak fitur oka asi dari citra. Pada Gambar 4 dapat diihat grafik hasi PSR masing-masing citra pada proses AMF. 3 5 Barbara;s=.3 Barbara;s=.7 Boat;s=.3 Boat;s=.7 Lena;s=.3 Lena;s=.7 PSR = 1,73 PSR = 15,167 PSR =,44 PSR Sigma PSR = 1,3371 PSR = 15,489 PSR = 3,374 PSR = 1,3367 PSR = 15,1969 PSR = 5,8 Dari abe 1 sampai 6 dapat diihat bagaimana perbandingan niai PSR untuk tiap uji coba dengan menggunakan parameter eve sat and pepper dan parameter standar deviasi yang berbeda-beda. Untuk ebih memudahkan daam meihat perbandingan PSR pada masing-masing uji coba dapat diihat pada Gambar 3,4, 5. Gambar 4 Grafik PSR Masing-masing Citra Pada Proses AMF Untuk proses seanjutnya yaitu proses yang digunakan daam sistem tugas akhir ini, menggunakan minimisasi 1, kedua parameter baik eve sat and pepper maupun standar deviasi memperngaruhi proses. Ha ini dapat diihat dari hasi PSR untuk tiap-tiap citra dengan niai standar deviasi dan eve sat and pepper yang berbeda-beda. Ketika standar deviasi sama dengan 5 dan eve sat and pepper sama dengan,3 hasi uji coba menunjukkan ada penurunan PSR dari proses AMF ke proses minimisasi 1. amun secara fisik, derau pada citra keuarannya hiang. Hanya saja tingkat kecerahan citra menjadi ebih rendah. Sedangkan pada uji coba ainnya mengaami peningkatan niai PSR. Hasi restorasi yang maksima pada masing-masing citra ketika standar deviasi sama dengan 5 dan eve sat and pepper sama dengan,3. Sedangkan niai PSR terendah untuk metode minimisasi 1 adaah ketika standar deviasi sama dengan 5 dan eve sat and pepper sama dengan,7. Semakin tinggi niai standar deviasi dan eve sat 8

9 PSR and pepper pada suatu citra, semakin rendah niai PSRnya. Untuk hasi PSR masing-masing citra pada proses minimisasi 1 dapat diihat pada Gambar Sigma Gambar 5 Grafik PSR masing-masing citra pada proses minimisasi - 1 Barbara;s=.3 Barbara;s=.7 Boat;s=.3 Boat;s=.7 Lena;s=.3 Lena;s=.7 Leve sat and pepper yang tidak terau besar membuat proses AMF menjadi baik. Sedangkan untuk standar deviasi, ketika niainya terau keci maka derau Gaussian tersebut sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada citra. Dan ketika niainya terau besar maka merusak fitur oka asi sehingga hasinya menjadi bur. 6 KESIMPULA Dari uji coba yang teah diakukan dan seteah menganaisa hasi pengujian terhadap rstorasi citra dengan menggunakan metode denoising tiga fase via minimisasi dapat diambi beberapa kesimpuan antara ain 1 1. Metode denoising tiga fase via minimisasi 1 cukup baik daam menghiangkan derau campuran Gaussian dan sat and pepper.. ingkat keberhasian (diukur dengan menggunakan PSR) pada metode ini bergantung standar deviasi dan eve sat and pepper yang dimiiki oeh citra masukkan. 3. Inisiaisasi standar deviasi mempengaruhi hasi yang didapat pada sistem, dimana standar deviasi yang terau tinggi menyebabkan fitur asi citra rusak sehingga membuat citra keuaran menjadi bur. 4. Inisiaisasi eve sat and pepper mempengaruhi hasi PSR yang didapat pada sistem, dimana jika eve sat and pepper tinggi maka PSR citra akan rendah dan tentunya hasi PSR seteah proses denoising akan rendah pua. 5. Metode AMF baik ketika eve sat and pepper tidak terau tinggi. REFERESI [1] Xiao, Yu., Zeng, ieyong., Yu, Jian., K.g, Michae. 11. Restoration of Image Corrupted by Mixed Gaussian-impus oise via i-o Minimization. Pattern Recognition 44(11) [] Ead, Michae., Aharon, Micha. 6. Image Denoising Via Sparse and Redundant Representations Over Learned Dictionaries. IEEE ransactions On Image Processing 15, : [3] Aharon, Micha., Ead, Michae., Bruckstein, Afred. 6. K-SVD: An Agorithm for Denosing Overcompete Dictionaries for Sparse Representation. IEEE ransactions On Signa Processing 54, 11: [4] Chang, Chin-Chen., Hsiao, Ju-Yuan., Hsieh, Chih- Ping. 8. An Adaptive Median Fiter for Image Denosing. Inteigent Information echnoogy Appication, 8. IIA '8. Second Internationa Symposium On, [5] Chan, R.H., Chung-Wa Ho, ikoa, M. 5. Satand-pepper oise Remova by Median-ype oise Detectors and Detai-Preserving Reguarization 14,1: [6] Rubinstein, Ron., Zibuevsky, Michae., Ead, Michae. 8. Efficient Impementation of K-SVD Agorithm using Batch Orthogona Matching Pursuit. echnion Computer Science Department echnica Report CS-8-8. [7] Pati, Y.C., Rezaiifar, R., Krishnaprasad, P.S Orthogina Matching Pursuit : Recursive Fuction Approximation ith Appications to Waveet Decomposisition. Signas, Systems and Computers, Conference Record of he enty- Seventh Asiomar Conference 1,4-44. [8] Rubinstein, Rob. 1. K-SVD-Matab oos, <URL : diakses pada tangga 1 ovember 11> [9] Gonzaes, R.C., et a. 4. Digita Image Processing Using MALAB 3 rd edition. United States of America : Prentice Ha. 9

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING Edwin Junius, Reza Alfiansyah, Endra,Universitas Bina Nusantara, mono_unk@yahoo.com, devil.reza12@yahoo.com, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah untuk proses image denoising. Representasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah untuk proses image denoising. Representasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinyal adalah besaran besaran fisik yang berubah ubah terhadap satu atau beberapa variabel bebas. Representasi sinyal sangat penting untuk sinyal proses, salah satunya

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES Tiananda Widyarini, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri Institut Teknoogi Sepuuh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukoio Surabaya 60111 Emai:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone POLITEKNOSAINS, Vo. XVI, No 1, Maret 2017 13 Kasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Peacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone Sudarno 1, Agus Kristanto 2, Taman Ginting 3 1 Teknik Eektro, Poiteknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 3. NO. 1 AGUSTUS 2017 ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK Veti Apriana 1 ; Rani Irma Handayani 2 1 Komputerisasi Akuntansi AMIK

Lebih terperinci

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Anaisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Nur Adhi Nugroho1,a, Acep Purqon1,b 1 Laboratorium Fisika Bumi, Keompok Keahian Fisika Bumi dan Sistem Kompeks, Fakutas Matematika dan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL Nur hajizah (13111171) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl.

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION Ahmad Saikhu, Nanik Suciati, Widhiantantri S. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman penggunaan citra dalam suatu sistem komputer memiliki peran yang semakin penting. Hal ini dikarenakan kemajuan teknik dan kemampuan hardware

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSTRUKSI CITRA SUPER RESOLUSI DENGAN REPRESENTASI SPARSE

IMPLEMENTASI KONSTRUKSI CITRA SUPER RESOLUSI DENGAN REPRESENTASI SPARSE IMPLEMENTASI KONSTRUKSI CITRA SUPER RESOLUSI DENGAN REPRESENTASI SPARSE M. Hirzul Umam, Nanik Suciati, Arya Yudhi W 3,,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan 68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA (Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Studi Sistem Informasi Fakultas Tekniknologi Informasi Universitas Mercu

Lebih terperinci

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node A Jazari Journa of Mechanica ngineering ISSN: 2527-3426 A Jazari Journa of Mechanica ngineering 1 (1) (2016) 12-17 Depoyment Wireess Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi nergi Sensor Node Hani Rubiani

Lebih terperinci

REPRESENTASI SINYAL DENGAN KAMUS BASIS LEWAT-LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Albert G S Harlie Kevin Octavio Ricardo Susetia

REPRESENTASI SINYAL DENGAN KAMUS BASIS LEWAT-LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Albert G S Harlie Kevin Octavio Ricardo Susetia REPRESENTASI SINYAL DENGAN KAMUS BASIS LEWAT-LENGKAP SKRIPSI Oleh Albert G S Harlie 1100002070 Kevin Octavio 1100002096 Ricardo Susetia 1100007626 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 REPRESENTASI SINYAL

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JUNI-JULI PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL Ana Wahyu Hakim 1, Handayani Tjandrasa 2, Bilqis Amalia 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada citra, terutama citra digital dapat disebabkan oleh noise sehingga mengakibatkan penurunan kualitas citra tersebut (Gunara, 2007). Derau atau noise merupakan

Lebih terperinci

SIMULASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAFO 1/4 λ dan TIPE SINGLE STUB

SIMULASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAFO 1/4 λ dan TIPE SINGLE STUB SIMUASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAF 1/4 λ dan TIPE SINGE STUB Dewi Panca Wati [1], Imam Santoso [2], Ajub Ajuian Zahra [2] Jurusan Teknik Eektro, Fakutas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil pengindraan atau pengukuran Pengambilan data dari hasil pengindraan atau pengukuran dapat dilihat pada lampiran A, berupa citra asli yang dengan format data.png kemudian

Lebih terperinci

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan berbagai landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini dan menguraikan hasil studi literatur yang telah dilakukan penulis. Bab ini terbagi

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra atau gambar merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Didukung dengan perkembangan zaman

Lebih terperinci

Percobaan 1 Percobaan 2

Percobaan 1 Percobaan 2 direpresentasikan dengan histogram. Perlakuan pertama terhadap data-data penelitian ini adalah menghitung histogramnya. Kemudian dari interval antara 0-255 akan dibagi menjadi interval-interval bagian

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proses pengolahan citra digital dapat dibagi menjadi beberapa bidang seperti object detection, image analyze, computer vision, dan medical imaging. Medical imaging

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld

Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld Bab V Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmoogi Braneword V. Pendahuuan Di daam Bab IV teah dipeajari bahwa persamaan-persamaan induksi pada brane mengandung sebuah tensor Wey terproyeksi yang membawa informasi

Lebih terperinci

FIXATION TEST UNTUK PENDIMENSIAN NODE HARDWARE PADA JARINGAN SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY)

FIXATION TEST UNTUK PENDIMENSIAN NODE HARDWARE PADA JARINGAN SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) UPN Veteran Yogyaarta, 23 Mei 29 FIXATION TEST UNTUK PENDIMENSIAN NODE HARDWARE PADA JARINGAN SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) M. Zen Samsono Hadi 1), Aries Pratiarso 2), M. Agus Zainuddin 3) Jurusan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB V VERIFIKASI PROGRAM BAB V VERIFIKASI ROGRAM Hasi perhitungan niai beban kritis eastis yang didapat dari program dibandingkan dengan hasi perhitungan manua. Beberapa kasus porta bidang yang digunakan daam verifikasi ini terdapat

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci