APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES"

Transkripsi

1 APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES Tiananda Widyarini, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri Institut Teknoogi Sepuuh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukoio Surabaya Emai: ; Abstrak Support vector machines () adaah suatu metode yang handa daam menyeesaikan masaah kasifikasi data. Permasaahan dipecahkan dengan menyeesaikan persamaan Lagrangian yang merupakan bentuk dua dari meaui quadratic programming. Meaui pendekatan standar ini, waktu komputasi yang cukup panjang diperukan untuk mendapatkan sousi optima. Cross entropy () merupakan suatu metode optimasi yang baru dikembangkan dengan dua prosedur utama, yaitu meakukan generate sampe data dengan distribusi tertentu dan meakukan update parameter distribusi berdasarkan sampe terbaik untuk menghasikan sampe yang ebih baik pada iterasi berikutnya. teah diapikasikan untuk memecahkan berbagai permasaahan optimasi dengan hasi yang baik. Pada peneitian ini, metode diterapkan untuk menyeesaikan masaah optimasi agrange agar didapatkan proses komputasi yang ebih cepat dan sederhana. Metode yang teah dikembangkan kemudian diuji pada enam dataset kasus nyata. Dari hasi pengujian, didapatkan kesimpuan bahwa apikasi pada mampu mengkasifikasi data dua keas dengan akurasi yang sebanding dengan metode standar. Sebagai tambahan, metode ini mampu menyeesaikan permasaahan dengan waktu komputasi yang ebih cepat daripada standar untuk data berukuran besar. Kata kunci: Support vector machines, cross entropy, data mining, kasifikasi ABSTRACT Support vector machines () is a robust method for cassification probem. Lagrangian equation the dua form of must be soved by a quadratic programming in order to get the optima soution for the standard. In this approach, ong computationa time is needed. Cross entropy () is a newy discovered optimization method with two main procedures: generating data sampes by a chosen distribution, and updating the distribution parameters due to eite sampes to generate a better sampe in the next iteration. The method has been appied in many optimization probems with satisfying resut. In this research, wi be appied to sove the optimization probem of agrangian for faster computationa time. This method is being tested in some rea word datasets for cassification probem. The resut is, the appication of in is comparabe to standard in cassifying two cass data. In addition, this method can sove arge datasets cassification probem faster than standard. Keywords: Support vector machines, cross entropy, data mining, cassification 1. Pendahuuan Masaah kasifikasi banyak dijumpai daam kehidupan sehari-hari seperti daam penentuan diterima atau tidaknya pengajuan kredit daam bidang perbankan, hingga diagnosis suatu penyakit di bidang kedokteran. Kasifikasi merupakan saah satu bentuk peramaan yang memiiki niai keuaran diskrit, dan bertujuan untuk menemukan suatu fungsi keputusan f(x) yang secara akurat memprediksi keas dari data (Santosa, 007). Poa data dipeajari dengan pendekatan supervised earning untuk memprediksi data berikutnya yang memiiki kemiripan. Daam pendekatan ini, abe keuaran teah dikeompokkan, sehingga fungsi pemisah antara abe satu dengan ainnya dapat dicari dengan mempeajari data keas-keas yang teah ada untuk mengkasifikasi data baru. Data yang digunakan untuk meatih fungsi disebut data training, sedangkan data untuk menguji mode disebut data testing. Daam data mining dan machine earning teah dikembangkan berbagai metode kasifikasi

2 seperti anaisis diskriminan (inear discriminant anaysis), decision tree, Artificia Neura Networks, hingga Support Vector Machines (). Pada beberapa peneitian, metode teah terbukti mampu meakukan kasifikasi dengan baik untuk berbagai kasus. Menurut Frieβ, et.a., pencarian hyperpane dengan menggunakan programa kuadratik memiiki keemahan yakni proses komputasi yang berat, berakibat pada waktu komputasi yang panjang. Seiring dengan perkembangan metode data mining, ditemukan pua beberapa agoritma heuristik untuk penyeesaian masaah optimasi. Berdasarkan (de Boer et.a, 004) beberapa agoritma heuristik yang dikembangkan untuk penyeesaian masaah optimasi misanya simuated anneaing (Aarts dan Korst, 1989), genetic agorithm (Godberg, 1989), tabu search (1993), dan Cross Entropy (). merupakan agoritma baru yang teah diapikasikan untuk penyeesaian optimasi kombinatoria dan optimasi muti-extrema, serta rare event simuation. Apikasi metode untuk kasus kustering juga memberi hasi yang baik dibandingkan metode kustering seperti K-means dan fuzzy K-means (Kroese et. a., 004). Pengembangan agoritma dengan berbagai metode optimasi mampu memberikan hasi yang ebih baik. Ha ini dapat diihat pada metode Kerne-Adatron (Frieβ, et.a.) yang merupakan adaptasi agoritma Adatron (Anauf dan Bieh, 1989) untuk kasifikasi kerne. Apikasi Adatron mempercepat proses penemuan sousi optima pada kasus kasifikasi yang biasanya membutuhkan waktu komputasi yang panjang. sendiri merupakan suatu bentuk masaah optimasi yang bertujuan memaksimisasi margin dari kasifier. Mannor, et. a. (005) teah mengembangkan metode untuk kasifikasi yang menggunakan pendekatan L 0 - Norm dengan tujuan meminimasi jumah support vector. Diyakini bahwa dengan support vector yang minima, tingkat kesaahan kasifikasi dapat di-generate ebih baik. Karena bertujuan meminimasi support vector, pendekatan yang digunakan adaah untuk combinatoria optimization. Meaui pendekatan tersebut ribuan probem optimasi harus diseesaikan untuk mendapatkan niai optima. Pada peneitian ini, akan diterapkan untuk menyeesaikan masaah optimasi Lagrangian, yang merupakan bentuk dua dari probem optimasi. Probem Lagrangian yang biasanya diseesaikan menggunakan metode gradient ascent (Osuna, 1997) akan didekati dengan metode, agar perhitung-annya menjadi ebih sederhana.. Support Vector Machines Berdasarkan Gunn (1998), Support Vector Machine () dikembangkan oeh Vapnik (1995) dan merupakan metode yang popuer karena menjanjikan kinerja yang baik. Konsep adaah pencarian hyperpane terbaik yang berfungsi sebagai pemisah dua keas data pada input space. Hyperpane pemisah terbaik adaah hyperpane yang teretak di tengah di antara dua set obyek dari dua keas (Santosa, 007). Hyperpane terbaik dapat dicari dengan memaksimakan margin atau jarak dari dua set obyek dari dua keas yang berbeda. Berdasarkan Gunn (1998), Hyperpane pemisah daam bentuk kanonika harus memenuhi konstrain berikut, i i y w, x b 1, i = 1,,. (.1) Sehingga hyperpane yang mampu memisahkan data secara optima adaah hyperpane yang meminimasi, 1 ( w) w (.) Berdasarkan Gunn (1998), sousi masaah optimasi dari persamaan. di bawah konstrain persamaan.1 diberikan meaui sadde point dari fungsi Lagrange (Lagrangian) (Minoux, 1986). 1 i i ( w, b, ) w i y w, x b 1 (.3) i1 dimana α adaah Lagrange mutipier. Fungsi Lagrangian tersebut harus diminimasi berdasarkan w, b dan dimaksimasi berdasarkan α 0. Persamaan.6 dapat ditransformasi ke daam bentuk permasaahan dua, yang ebih mudah diseesaikan. Dua probem diberikan dengan,

3 maxw ( ) maxmin ( w, b, ) w, b Maka, dua probem menjadi, maxw ( ) max 1 (.4) i j yi, x j k, i1 j1 k 1 (.5) dan dengan demikian sousi permasaahan dapat diseesaikan meaui, 1 * arg min i j yi, x j k, (.6) i1j 1 k 1 dengan fungsi pembatas, i 0 i 1,..., j y j 0. j 1 (.7) Penyeesaian persamaan.5 dengan pembatas.7 akan menentukan Lagrange mutipiers, dan hyperpane pemisah yang optima diberikan dengan, w* i yi xi i 1 (.8) 1 b* w*, xr xs. dimana x r dan x s adaah sembarang support vector dari tiap keas yang memenuhi,, 0, y 1, y 1. (.9) r s r s Fungsi kasifier yang dapat digunakan untuk memisahkan data adaah, f ( x) sgn w*, x b (.10) Daam kasus dimana sebuah hyperpane tidak dapat secara tepat memisahkan data, variabe non-negatif, ξ i 0, dan sebuah fungsi penati diperkenakan, F ( ) i 0, (.11) i dimana ξ i adaah ukuran dari kesaahan kasifikasi. Konstrain persamaan.1 dimodifikasi menjadi, i y i w, x b 1 i, i 1,...,. (.1) dimana ξ i 0. Hyperpane pemisah yang optima ditentukan oeh vektor w, yang meminimasi fungsi, 1 ( w, ) w C (.13) i i dimana C adaah niai biaya yang ditentukan sebagai penati kesaahan dan sedapat mungkin diminimasi, dengan fungsi pembatas persamaan.1. Dua probem dari fungsi Lagrangian adaah, 1 max W ( ) max i j yi, x j k, i1j1 k 1 dengan sousi permasaahan, (.14) 1 * arg min i j yi, x j k, (.15) i 1j 1 k 1 dan fungsi pembatas, 0 i C i 1,..., j y j 0. j 1 (.16) Sousi dari permasaahan minimasi tersebut mirip dengan pada kasus dimana poa data dapat dipisahkan secara inier, kecuai pada modifikasi dari batasan Lagrange mutipier. Niai C harus ditentukan dari awa perhitungan. Pada kasus ketika batasan inier tidak dapat memisahkan keas data, dapat memetakan vektor input x ke dimensi yang ebih tinggi. Permasaahan dapat dimodifikasi dengan memasukkan fungsi kerne. Menurut Santosa (007), dengan metode kerne (Schokopf dan Smoa, 00), suatu data x di input space dipetakan ke feature space F dengan dimensi yang ebih tinggi. Pemetaan ini diakukan dengan menjaga topoogi data, daam artian dua data yang berjarak dekat pada input space akan berjarak dekat juga pada feature space, sebaiknya dua data yang berjarak jauh pada input space juga berjarak jauh pada feature space. Beberapa fungsi kerne dasar yang biasa dipakai daam iteratur (Hsu et. a., 008) dan (Gunn, 1998) adaah: Linear: K(x i, x j ) = x i T x j, (.17) Poynomia: T K( xi, x j ) xi, x j 1 (.18) Radia basis function (RBF): d 3

4 T x i x j K ( xi, x ) exp (.19) j Sigmoid: K(x i, x j ) = tanh( x i T x j + r) (.0) Beberapa fungsi kerne memiiki kondisi khusus untuk penggunaannya. Gunn (1998) menyatakan bahwa sebagian besar fungsi kerne teah memiiki bias impisit. Untuk fungsi Kerne dengan bias impisit, batasan (.16) tidak peru diikutsertakan daam fungsi optimasi Lagrangian karena niai bias yang meibatkan support vector sudah masuk daam perhitungan kerne. Normaisasi data juga dibutuhkan untuk beberapa fungsi Kerne. Chin (1999) teah meneiti bahwa Kerne poynomia ebih cocok digunakan pada masaah dimana data trainingnya teah dinormaisasi. 3. Cross Entropy Pada subbab ini, prinsip-prinsip metode Cross Entropy () akan dikemukakan berdasarkan Kroese et. a. (004) dan de Boer et. a. (005) beserta referensinya. Metode diawai dengan agoritma adaptive untuk mengestimasi probabiitas dari rare-event pada jaringan stokastik yang kompeks (Rubinstein, 1997), yang meibatkan minimasi standar deviasi. Ide utama dari metode untuk optimasi dapat dinyatakan sebagai berikut: misanya terdapat suatu masaah untuk memaksimasi kinerja fungsi S(x) pada setiap x di daam kumpuan χ dimana niai maksimum yang didapat adaah γ*, * max S( x). x (3.1) Pertama, masaah deterministik (3.) dirandomisasi dengan mendefinisikan probabiity density function (pdf) {f(-;v), v V } pada set χ. Diasumsikan pdf memiiki densitas yang berdegenerasi pada x*, misanya f(-;v*). Seanjutnya, (3.) diasosiasikan sebagai masaah estimasi daam bentuk ( ) u ( S( X ) ) u IS ( X ) (3.3) Di sini, X adaah vektor random dengan pdf f(- ;u), untuk beberapa u V dan R. Tujuan agoritma adaah untuk menghasikan urutan sousi {(γ t, v t )}, yang memusat dengan cepat ke arah sousi optima (γ*, v*). Sebagai awanya, v 0 harus ditetapkan, dan ρ yang tidak terau keci dipiih, misanya ρ = Metode meibatkan prosedur iterasi, dimana tiap iterasi dapat dipecah menjadi dua fase: 1. Meakukan generate sampe data random (χ) berdasarkan mekanisme spesifik.. Memperbaharui parameter (v) dari mekanisme random berdasarkan data sampe eite untuk menghasikan sampe yang ebih baik pada iterasi berikutnya. Proses tersebut secara matematis dapat dituis sebagai berikut (Kroese et. a., 004): 1. Memperbaharui γ t secara adaptif. Untuk v t-1, γ t adaah (1-ρ) persenti dari S(X) di bawah v t-1. ˆ t dari γ t dapat diperoeh dengan mengacak suatu sampe random X 1, X N dari f(-;v t-1 ), menghitung performansi S(X i ) untuk tiap i, mengurutkan performansi tersebut dari keci ke besar: S (1) S (N), dan terakhir mengevauasi sampe sebesar (1-ρ) persenti dengan, ˆ t S1 N (3.4) dimana S(k) merupakan urutan ke-k dari statistik {S(X i )}. Memperbaharui v t secara adaptif. Untuk γ t dan v t-1 yang teah ditetapkan, turunkan v t dari sousi programa, max D( ) max Ev I ( ) n ( ; ). 1 S X f X t (3.5) Bagian stokastik dari (3.5) adaah: untuk ˆ t dan v ˆ t1 yang teah ditetapkan, turunkan vˆ (4.7) t dari programa berikut, 1 N max D( ) max IS ( ) ˆ n f ( X ; ) N Xi t i1 (3.6) Dibandingkan dengan meakukan update parameter vektor v secara angsung dari sousi (3.6), versi berikut dapat digunakan, vˆ ~ t vt (1 )ˆ vt 1 (3.7) dimana v ~ t adaah parameter vektor yang didapatkan dari sousi (3.6), dan θ disebut sebagai parameter smoothing, dengan 0,7 < θ < 1. Untuk θ = 1, akan didapatkan aturan update yang asi. Beberapa aasan untuk menggunakan aturan smoothed daripada aturan update yang biasa adaah: (a) untuk memuuskan niai vˆ t, (b) untuk mengurangi probabiitas bahwa beberapa komponen ˆ t, i pada beberapa iterasi awa. dari vˆ t akan berniai no atau satu 4

5 Agoritma utama untuk optimasi: 1. Nyatakan vˆ o u. Tetapkan t = 1.. Bangkitkan sampe random X 1,,X N dari fungsi densitas tertentu f(-; v t 1 ) dan komputasi sampe (1-ρ) persenti ˆ t dari performansi berdasarkan (3.4). 3. Gunakan sampe yang sama dan seesaikan program stokastik (3.5). Catat sousinya sebagai v ~ t. 4. Apikasikan (3.7) untuk memuuskan vektor v ~ t. 5. Jika untuk beberapa t d, misanya d=5, ˆ t ˆ t 1... ˆ t d, maka hentikan iterasi (nyatakan T sebagai iterasi terakhir); namun jika tidak terpenuhi, tetapkan t = t + 1 dan uangi iterasi muai dari angkah. Peru dicatat bahwa stopping criterion, vektor pertama, ukuran sampe N dan niai ρ harus dinyatakan secara spesifik dari awa. Parameter v yang di-update berdasarkan (3.6) hanya sejumah (1-ρ)% sampe terbaik. Data ini dinamakan sampe eite. 4. Agoritma Masaah pencarian garis hyperpane terbaik untuk kasifikasi data dua keas dapat dipecahkan dengan menyeesaikan persamaan Lagrangian. Niai α pada agrange akan dicari dan di-update menggunakan metode untuk menghasikan kasifier yang paing optima. Fungsi tujuan yang akan dipecahkan untuk mendapatkan hyperpane pemisah optima adaah fungsi Lagrangian seperti pada persamaan W ( ) i i j yi, x j i1 i1 j1 (4.1) menyeesaikan suatu permasaahan optimasi dengan mua-mua membangkitkan biangan random daam distribusi tertentu, kemudian dari sampe tersebut dipiih sampe terbaik untuk menjadi parameter biangan random pada iterasi berikutnya. Pada peneitian ini, sampe yang dibangkitkan adaah niai α pada agrange. Agoritma yang diusukan dijeaskan pada angkah satu hingga sembian. Langkah 1: Hitung matriks Kerne dikaikan abe keuaran (output) dari data training Perkaian matriks ditunjukkan pada persamaan (4.). H yi, x j i 1 j 1 (4.) Langkah : Tetapkan parameter awa Parameter yang diperukan yaitu jumah sampe random yang akan dibangkitkan (N), batasan niai α yang diijinkan daam pembuatan sampe (C), persentase sampe eite (ρ). Langkah 3: Generate sampe α Niai Lagrange mutipier α i, untuk i = 1 hingga m di-generate menggunakan distribusi tertentu sebanyak N, dengan batasan niai 0 α C. Pada peneitian ini digunakan distribusi norma. Langkah 4: Hitung sousi Lagrangian Untuk semua niai α dari = 1 hingga N, hitung sousi Lagrangian W(α) seperti pada persamaan (3.1). Persamaan tersebut sebanding dengan (3.3). 1 W ( ) i i' Hi i 1 (4.3) Langkah 5: Urutkan niai Lagrangian Langkah 6: Ambi sampe eite Sampe eite diambi dari W(α) sebanyak ρn dengan niai W(α) terbesar seteah diurutkan. Langkah 7: Lakukan update parameter distribusi Pada peneitian ini, distribusi yang digunakan adaah distribusi norma dengan parameter ratarata (μ) dan standar deviasi (σ ). Jika I adaah indeks dari N eite sampe eite dan θ adaah variabe smoothing, eite tj ( i ij / N ) (1 ) t1 (4.4) eite ij ij / (1 ) t 1 tj N (4.5) i Pada peneitian ini, digunakan θ = 1. Langkah 8: Uangi angkah 3 hingga 7 Penguangan diakukan hingga stopping criterion terpenuhi. Stopping criterion yang digunakan deam peneitian ini adaah ketika standar deviasi maksimum dari α teah kurang dari

6 Langkah 9: Tetapkan niai α Untuk distribusi norma, niai α adaah rata-rata α (μ) yang diperoeh dari iterasi terakhir. Untuk mendapatkan fungsi kasifier, hitung vektor w optima dengkan menggunakan α yang didapatkan dari angkah 9 seperti persamaan (4.6) dan hitung bias menggunakan (4.7). w* i yixi i1 1 b* w*, x r x s (4.6) (4.7) Cari abe data testing menggunakan persamaan (4.8), yakni pembuatan hasi dari perkaian vektor w* dengan data testing x ditambah bias. f ( x) sgn( w*, x b) 5. Hasi Pengujian (4.8) Data yang digunakan untuk pengujian terdiri atas 6 kumpuan dataset dari kasus nyata yaitu data Hepatitis, Iris, Breast Cancer, Haberman s Surviva, Credit Approva, dan Spice. Pengujian metode apikasi untuk () akan dibandingkan dengan pengujian metode KA dan standar. Parameter komputasi yang digunakan adaah dengan meakukan generate 40 biangan random (N=40) dan penggunaan niai ρ sebesar 0, (0% sampe). Tiap metode diuji dengan persentase data training dan data testing sebesar :1, dengan 0 kai pengujian. Untuk iterasi pada, stopping criterion yang digunakan adaah ketika niai maksimum dari standar deviasi α (σ) kurang dari Pada pengujian, biaya penati yang dikenakan adaah C=. Metode Kerne yang digunakan adaah Kerne RBF dengan σ =, Kerne poinomia derajat 5, serta Kerne inier. Untuk Kerne poinomia dan inier, data dinormaisasi terebih dahuu. Normaisasi diakukan dengan mengurangi data tiap atribut dengan rata-ratanya, kemudian membagi hasi pengurangan tersebut dengan standar deviasinya. Hasi uji yang dibandingkan adaah waktu komputasi (CPU Time) pada impementasi mode di software Matab dimuai dari awa running data training hingga mendapatkan niai α optima, serta jumah persentase miskasifikasi dari pengujian α optima yang didapatkan untuk perhitungan kasifikasi data testing. 5.1 Pengujian Data Hepatitis Data Hepatitis digunakan untuk memprediksi apakah seorang pasien hepatitis akan meningga atau seamat berdasarkan atribut yang dimiikinya seperti usia, jenis keamin, ada tidaknya varises, dan ainnya. Seteah missing vaue dihapus, data yang tersisa berjumah 80. Data training yang digunakan berjumah 53, dipiih secara acak, dan data testing adaah 7 data sisanya. Hasi dari rata-rata dua puuh kai percobaan untuk tiap metode dan parameter Kerne ditunjukkan pada tabe 4.1. Niai minimum untuk waktu komputasi dan kesaahan kasifikasi tiap metode diperjeas dengan huruf bercetak teba. Tabe 5.1 Kasifikasi data hepatitis Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ= 0,38 ± 0,06 4,07 ± 6,41 Poy, d=5 0,30 ± 0,00 17,78 ± 5,84 Linear 0,30 ± 0,00 38,5 ± 8,10 RBF, σ= 0,00 ± 0,00,78 ± 6,50 KA Poy, d=5 0,00 ± 0,00 30,56 ± 9,53 Linear 0,00 ± 0,00 40,74 ± 14, RBF, σ= 0,18 ± 0,04 5,00 ± 6,99 Poy, d=5 0,10 ± 0,00 7,78 ± 5,8 Linear 0,10 ± 0,00 30,00 ± 6,00 Kerne poinomia derajat 5 untuk memberikan tingkat miskasifikasi paing keci dibandingkan dengan uji metode KA dan standar. Maka, untuk mendapatkan ketepatan kasifikasi pada data Hepatitis, penggunaan metode dengan Kerne poinomia derajat 5 dapat dipertimbangkan. Karena waktu komputasi ebih besar daripada standar, pengujian tambahan diakukan untuk meneiti apakah dengan waktu komputasi ebih cepat masih dapat mengkasifikasi data dengan baik. Pengujian tambahan diakukan dengan mengubah stopping criterion pada (Kerne poinomia derajat 5) yaitu memperbesar toeransi tingkat standar deviasi α untuk menjadi α optima. Pada pengujian yang diakukan sebeumnya, ketika tingkat standar deviasi α mencapai kurang dari 10-8 maka iterasi dihentikan. Tingkat standar deviasi kemudian akan dinaikkan menjadi 10-7 hingga Pengujian ain untuk mempercepat 6

7 waktu komputasi adaah dengan mengurangi jumah generate sampe α pada iterasi. Sampe α yang di-generate awanya adaah 40, pada pengujian berikutnya sampe tersebut diturunkan hingga 30. Tabe 5. Perbandingan stopping criterion uji data Hepatitis Stopping criterion E T *Standar deviasi tiap α 10e-8 17,78% 0,3000 Standar deviasi tiap α 10e-7 17,78 % 0,49 Standar deviasi tiap α 10e-6 17,50 % 0,156 Standar deviasi tiap α 10e-5 19,35 % 0,1875 Standar deviasi tiap α 10e-4 19,07 % 0,1586 Standar deviasi tiap α 10e-3 17, % 0,111 Standar deviasi tiap α 10e- 17,41 % 0,0883 Tabe 5.3 Perbandingan parameter uji data Hepatitis Parameter E T *N = 40, θ = 1 17,78% 0,3000 N = 30, θ = 1 18,5 % 0,070 Dari tabe perbandingan 5. dan 5.3 didapatkan kesimpuan bahwa pengubahan parameter mode untuk mempercepat waktu komputasi masih dapat diakukan tanpa perubahan yang besar pada kesaahan kasifikasi. Bahkan dapat ditemui, tingkat kesaahan kasifikasi justru semakin keci ketika toeransi standar deviasi diperbesar. Ha ini dapat dianaisa sebagai berikut: ketika niai standar deviasi untuk meakukan generate sampe α i masih besar, maka niai α i akan memiiki rentang yang besar (bervariasi sesuai distribusi norma). Karena niai α optima didapatkan dari rata-rata α i pada iterasi terakhir, jika niai α i masih bervariasi maka rata-ratanya akan di atas no. Niai α i yang ebih besar dari no menandakan bahwa data x i menjadi support vector. Maka, semakin cepat iterasi dihentikan, titik data yang akan menjadi support vector semakin banyak. Kondisi ini dapat menyebabkan overfitting untuk kasifikasi berikutnya, yang berakibat data testing jatuh pada keas yang saah, namun dapat juga menjadi batas kasifier yang baik jika data testing tepat masuk di daam keasnya. Pada pengujian kita tidak mengetahui secara pasti data mana yang menjadi data testing dan data training (acak), maka bisa jadi untuk pengujian kasifikasi dengan niai miskasifikasi yang keci, data testing memang merupakan data yang mudah untuk dikasifikasi. Perubahan jumah sampe awa tentunya mengurangi waktu komputasi karena beban perhitungan yang harus diakukan, yakni perhitungan niai W(α) optima, semakin sedikit. Namun cepatnya waktu komputasi dapat berimbas pada meningkatnya kesaahan kasifikasi karena jika niai ρ tidak dinaikkan, artinya jumah sampe eite semakin sedikit. Terdapat kemungkinan bahwa niai-niai α i pada sampe eite memiiki kombinasi yang buruk, sehingga waaupun pemusatan α i cepat terjadi, niai terakhir iterasi bukanah kombinasi yang paing optima. 5. Pengujian data Iris Data iris asi memiiki tiga keas jenis bunga dengan tota data sebanyak 150. Untuk uji kasifikasi pada peneitian ini, data yang digunakan dibatasi sebanyak dua keas, karena itu diakukan penghapusan data dari keas ketiga. Data iris yang tersisa adaah sebanyak 100 data, dimana terdapat 50 data dari keas +1 dan sisanya dari keas -1. Pengujian diakukan dengan data training sejumah 67 yang dipiih secara acak, dan data testing sebanyak 33 yang diambi dari data seain data training. Hasi dari dua puuh kai percobaan untuk tiap metode dan parameter ditunjukkan pada tabe 5.4. Adapun niai minimum untuk waktu komputasi dan kesaahan kasifikasi tiap metode diperjeas dengan huruf bercetak teba. Tabe 5.4 Kasifikasi data Iris Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ= 0,40 ± 0,0 0,00 ± 0,00 Poy, d=5 0,35 ± 0,05 0,00 ± 0,00 Linear 0,31 ± 0,0 0,00 ± 0,00 RBF, σ= 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 KA Poy, d=5 0,00 ± 0,00 1,5 ±,51 Linear 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 RBF, σ= 0,100 ± 0 0,00 ± 0,00 Poy, d=5 0,100 ± 0 0,30 ± 0,93 Linear 0,100 ± 0 0,00 ± 0,00 Dari segi keakuratan kasifikasi, metode dapat disejajarkan dengan standar karena mampu mengkasifikasi data tanpa kesaahan. Namun, waktu komputasi masih kaah dibandingkan dengan pengujian menggunakan standar, dimana dari ketiga metode Kerne yang diapikasikan, semuanya menghasikan sousi daam waktu hanya 0,1 detik. Metode KA menghasikan sousi daam 7

8 waktu 0 detik, tercepat di antara ketiga metode yang dibandingkan. Untuk menguji apakah hasi kasifikasi akan tetap baik jika waktu komputasi dipercepat, pengujian tambahan teah diakukan. Pengujian diakukan terhadap (1) stopping criterion, serta () parameter yang berbeda. Pengujian diakukan menggunakan Kerne inier karena memberikan niai miskasifikasi dan waktu komputasi paing keci pada pengujian sebeumnya. Tabe 5.5 Perbandingan stopping criterion uji data Iris Stopping criterion E T *Standar deviasi tiap α 10e-8 0 % 0,3100 Standar deviasi tiap α 10e-7 0 % 0,898 Standar deviasi tiap α 10e-6 0 % 0,461 Standar deviasi tiap α 10e-5 0 % 0,094 Standar deviasi tiap α 10e-4 0 % 0,1664 Standar deviasi tiap α 10e-3 0 % 0,1344 Standar deviasi tiap α 10e- 0 % 0,099 Tabe 5.6 Perbandingan parameter uji data Iris Parameter E T *N = 40, θ = 1 0 % 0,3100 N = 30, θ = 1 0 % 0,336 Dari tabe perbandingan 5.5 dan 5.6 didapatkan kesimpuan bahwa pengubahan parameter mode untuk mempercepat waktu komputasi dapat diakukan tanpa perubahan pada kesaahan kasifikasi. Pada pengujian dengan stopping criterion standar deviasi maksimum α kurang dari 10e-, waktu komputasi mencapai 0,099 detik, yakni di bawah waktu komputasi standar. Yang cukup mengejutkan adaah bahwa dengan percepatan waktu komputasi yang besar, tingkat miskasifikasi masih tetap no persen dari dua puuh kai repikasi. Ha ini dapat berarti bahwa jarak antara kedua keas data pada data Iris memang cukup jauh (terutama pada dimensi ebih tinggi) sehingga berbagai macam garis kasifier mampu memisahkan kedua jenis data secara sempurna, waaupun niai vektor w beum optima untuk memaksimasi margin. 5.3 Pengujian data Breast Cancer Data Breast Cancer digunakan untuk memprediksi diagnosis kanker payudara, apakah jinak atau ganas. Adapun data training yang digunakan adaah sebanyak 479 dari 683 data Breast Cancer, dan data testing adaah sisanya. Rata-rata hasi pengujian data Breast Cancer ditunjukkan pada tabe 5.7. Niai minimum dari waktu komputasi dan kesaahan kasifikasi tiap metode diperjeas dengan huruf bercetak teba. Tabe 5.7 Kasifikasi data Breast Cancer Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ= 13,0 ± 0,41 3,53 ± 1,35 Poy, d=5 1,66 ± 0,8 3,06 ± 0,79 Linear 10,87 ± 0,4 3,11 ± 0,78 RBF, σ= 1,63 ± 0,43 3,19 ± 1,08 KA Poy, d=5 1,31 ± 0,03 4,95 ± 1,91 Linear 1,39 ± 0,09 3,14 ± 1,05 RBF, σ= 1,44 ± 0,8 6,05 ± 1,79 Poy, d=5 5,86 ± 0,37 6,44 ± 1,66 Linear 4,49 ± 0,50 3,01 ± 1,0 Metode Kerne terbaik pada pengujian adaah Kerne poinomia derajat 5 yaitu dengan hasi miskasifikasi sebesar 3,06%. Pada KA, miskasifikasi terkeci didapatkan dengan apikasi Kerne inier yaitu sebesar 3,14%. Pada standar, metode Kerne inier memberikan hasi miskasifikasi sebesar 3,01%. Meaui uji statistik, ketiga hasi tersebut tidak berbeda secara signifikan. Karena itu, akurasi metode dapat dibandingkan dengan KA dan standar untuk mengkasifikasi data Breast Cancer. Dari segi kecepatan waktu komputasi daam penyeesaian masaah, performansi metode teah mampu menyaingi standar. Waktu komputasi terbaik didapatkan dari metode Kerne RBF σ = yaitu sebesar 1,44 detik, sedangkan waktu komputasi terbaik didapatkan dari Kerne inier sebesar 10,87 detik. Apikasi Kerne RBF yang merupakan penyeesaian dengan waktu tercepat pada standar ternyata menghasikan tingkat miskasifikasi yang cukup besar (gambar 5.5) yaitu 6,05%. Sedangkan apikasi Kerne inier pada yang tercatat sebagai waktu terbaik hanya memiiki tingkat miskasifikasi sebesar 3,11%. Dibandingkan dengan kedua pengujian data sebeumnya, dataset Breast Cancer memiiki jumah data yang jauh ebih banyak, yaitu 683 data. Dapat disimpukan bahwa untuk data berukuran besar, mampu menyeesaikan masaah kasifikasi ebih cepat daripada standar. Pada titik ini, pemusatan sebaran titik ke arah titik optima (berdasarkan sampe 8

9 eite) ebih cepat dibandingkan dengan penyeesaian quadratic programming standar. 5.4 Pengujian data Haberman s Surviva Data Haberman s Surviva digunakan untuk memprediksi apakah seorang pasien yang teah menjaani operasi kanker payudara akan bertahan hidup atau tidak daam kurun waktu ima tahun. Data Haberman s Surviva yang menjadi data training adaah sebanyak 04 data, dan sisanya 10 data sebagai data testing. Hasi rata-rata dari dua puuh kai pengujian data untuk tiap metode dan parameter ditunjukkan pada tabe 5.8. Tabe 5.8 Kasifikasi data Haberman s Surviva Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ=,36 ± 0,08 30,88 ±,73 Poy, d=5,36 ± 0,15 34,90 ± 5,53 Linear,13 ± 0,1 6,13 ±,99 RBF, σ= 0,0 ± 0,00 30,9 ± 4,3 KA Poy, d=5 0,0 ± 0,00 37,79 ± 6,04 Linear 0,0 ± 0,00 9,41 ± 5,7 RBF, σ= 1,75 ± 0,05 31,5 ± 3,73 Poy, d=5,04 ± 0,19 43,3 ± 9,3 Linear 1,84 ± 0,06 6,3 ± 4,16 Karena waktu komputasi terkeci masih ebih besar daripada standar, pengujian tambahan diakukan untuk meneiti apakah dengan waktu komputasi ebih cepat masih dapat mengkasifikasi data dengan baik. Pengujian tambahan dengan mengubah stopping criterion pada Kerne inier yang memberikan waktu komputasi dan tingkat miskasifikasi terkeci dapat diihat pada tabe 5.9. Pengujian ain untuk mempercepat waktu komputasi adaah dengan mengurangi jumah generate sampe α pada iterasi. Sampe α yang di-generate awanya adaah 40, pada pengujian berikutnya sampe tersebut diturunkan hingga 30. Tabe 5.9 Perbandingan stopping criterion uji data Haberman s Surviva Stopping criterion E T *Standar deviasi tiap α 10e-8 6,13 %,1300 Standar deviasi tiap α 10e-7 6,08 %,0305 Standar deviasi tiap α 10e-6 7,65 % 1,8797 Standar deviasi tiap α 10e-5 7,50 % 1,6703 Standar deviasi tiap α 10e-4 6,6 % 1,4430 Standar deviasi tiap α 10e-3 7,65 % 1,1953 Standar deviasi tiap α 10e- 6,3 % 0,9406 Dari tabe perbandingan 5.9 dan 5.10 didapatkan kesimpuan bahwa pengubahan parameter mode untuk mempercepat waktu komputasi dapat diakukan tanpa perubahan yang berarti pada kesaahan kasifikasi. Pada pengujian dengan stopping criterion standar deviasi maksimum α kurang dari 10e-5, waktu komputasi sudah mencapai 1,6703 detik, yakni di bawah waktu komputasi terkeci standar. Tabe 5.10 Perbandingan parameter uji data Haberman s Surviva Parameter E T *N = 40, θ = 1 6,13 %,1300 N = 30, θ = 1 8,33 % 1,5063 Tingkat miskasifikasi yang besar pada pengujian data Haberman s Surviva menunjukkan poa data cukup suit diramakan. Dengan mode kasifikasi atau standar menggunakan fungsi Kerne inier, kesaahan kasifikasi tersebut dapat diminimisasi tapi masih terdapat sekitar 6% kemungkinan terjadinya miskasifiksi. 5.5 Pengujian data Credit Approva Data Credit Approva asi terdiri dari 690 data dengan 16 atribut yang terdiri dari beragam jenis data, yaitu data kontinu dan nomina. Data nomina diubah ke daam bentuk numeris agar dapat dioah pada pengujian data. Data ini memiiki range yang beragam antar atribut. Seteah data yang mengandung missing vaue dihapus, data Credit Approva terdiri dari 653 data dan 16 atribut. Pengujian data Credit Approva diakukan dengan menggunakan 435 data training dan 18 data testing. Hasi ratarata dua puuh kai repikasi pengujian data Credit Approva untuk tiap metode dan parameter ditunjukkan pada tabe Tabe 5.11 Kasifikasi data Credit Approva Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ= 11,60 ± 0,4 44,73 ±,47 Poy, d=5 10,3 ± 0,8 15,41 ± 1,63 Linear 8,97 ± 0,8 13,6 ±,4 RBF, σ= 10,40 ± 0,3 45,16 ±,58 KA Poy, d=5 10,33 ± 0,10 5,34 ± 4,3 Linear 9,01 ± 0,03 18,4 ± 6,76 RBF, σ= 3,50 ±,07 43,33 ±,17 Poy, d=5 18,64 ± 0,36 1,58 ± 1,78 Linear 17,17 ± 1,67 13,7 ±,8 9

10 Dari segi waktu komputasi, dapat disimpukan bahwa pada ukuran data seperti data Credit Approva, kinerja mampu meampaui standar dengan akurasi yang baik. 5.6 Pengujian data Spice Data Spice asi terdiri dari data untuk membedakan spice junction atau persimpangan dari urutan DNA; exon/intron (EI) atau intron/extron (IE). Data masih mengandung keas yang tidak termasuk ke daam dua keas yang teah ditentukan, sehingga diakukan penghapusan data untuk data dengan keas seain EI dan IE. Kegiatan preprocessing berikutnya yaitu mengubah jenis data dari kategoria menjadi numeris. Seteah preprocessing, data Spice yang tersisa sebanyak 157 digunakan untuk pengujian. Pengujian data Spice diakukan menggunakan 1018 data training dan 509 data testing. Hasi rata-rata dua puuh kai repikasi pengujian data Spice untuk tiap metode dan parameter ditunjukkan pada tabe 5.1. Tabe 5.1 Kasifikasi data Spice Metode Kerne T (detik) E (%) RBF, σ= 78,01 ± 1,83 4,93 ± 0,81 Poy, d=5 75,56 ± 1,65 4,35 ± 0,76 Linear 70,0 ± 1,68 5,0 ± 0,9 RBF, σ= 133,48 ± 0,14 5,41 ± 1,15 KA Poy, d=5 144, ± 7,3 1,1 ±,03 Linear 135,04 ± 0,7 10,00 ±,0 RBF, σ= 1,0 ± 4,3 4,81 ± 0,93 Poy, d=5 64,99 ± 5,39 3,94 ± 0,81 Linear 48,55 ± 5,79 5,05 ± 0,77 Data Spice merupakan dataset dengan jumah data terbanyak pada keenam pengujian yang diakukan pada peneitian ini. Diihat dari tingkat kesaahan kasifikasi, baik pada dan standar, kesaahan paing sedikit terjadi dengan menggunakan Kerne poinomia derajat 5. Untuk metode KA, miskasifikasi terkeci didapatkan dari apikasi Kerne RBF parameter 5. Namun jika diihat dari waktu komputasi, perbedaan cukup jauh terjadi antara dengan standar. Waktu komputasi tercepat pada diperoeh dengan Kerne inier yakni 70,0 detik, sedangkan waktu komputasi tercepat standar dengan Kerne RBF adaah 1, detik. Jika diinginkan kesaahan kasifikasi yang keci yaitu dengan menggunakan Kerne poinomia, hanya membutuhkan waktu komputasi 75,56 detik. Sedangkan, standar membutuhkan waktu komputasi 64,99 detik. 6. Diskusi Pengujian diakukan pada 6 dataset yang memiiki karakteristik berbeda, dimuai dari data berukuran keci hingga besar, serta jumah atribut sedikit hingga banyak. Banyaknya data berbanding urus dengan waktu komputasi. Semakin banyak data yang digunakan, maka semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk penyeesaian masaah baik dengan standar atau. Sedangkan banyaknya atribut pada data masih beum terihat berpengaruh. Pada, banyaknya atribut pada data hanya akan berpengaruh pada awa komputasi, yakni pada perhitungan matriks Kerne dikai abe output. Sehingga, besarnya waktu komputasi pada tidak terau terpengaruh oeh banyaknya atribut karena untuk iterasi seanjutnya. Tabe 6.1 Perbandingan jumah data dan atribut tiap dataset No. Dataset Jumah Data Data Training Atribut 1. Hepatitis Iris Breast Cancer Haberman s Credit App Spice Gambar 6.1 Perbandingan jumah data vs waktu komputasi tiap metode Pada gambar 6.1, rata-rata waktu komputasi ketiga metode Kerne dari tiap metode dibandingkan dengan jumah data uji pada keenam dataset. Dari grafik tersebut dapat diihat bahwa semakin besar jumah data, kinerja akan semakin baik dari segi kecepatan 10

11 waktu komputasi, dibandingkan dengan KA dan standar. Peru dicatat bahwa pada grafik, waktu komputasi diperoeh dari hasi uji dengan stopping criterion standar deviasi kurang dari 10e-8. Maka, jika niai toeransi standar deviasi diatur menjadi ebih keci, waktu komputasi yang dibutuhkan juga akan ebih cepat. Kecepatan komputasi masih di bawah standar hingga jumah data mencapai sekitar 300 data. Diihat dari hasi pengujian pada keenam dataset, metode yang dikembangkan terbukti mampu mengkasifikasi data dengan akurasi yang sebanding dengan standar dan KA. Maka, metode ini dapat digunakan untuk peneitian berikutnya terutama pada data berukuran besar, dimana dibutuhkan kecepatan komputasi dengan akurasi yang tetap terjaga, karena metode ini teah diuji pada beberapa jenis data dan terbukti dapat dibandingkan dengan standar. Pengapikasian pada dapat dianjutkan dengan meneiti efek dari penggunaan distribusi pembangkitan biangan random seain distribusi norma. 7. Daftar Pustaka Anauf J. K. dan Bieh M The AdaTron: an Adaptive Perceptron Agorithm. Europhysics Letters, Vo. 10(7), pp , Chih-Wei Hsu, Chih-Chung Chang, dan Chih- Jen Lin A Practica Guide to Support Vector Cassification. Taipei: Nationa Taiwan University. Chin, K. K Support Vector Machines Appied to Speech Pattern Cassification. Dissertation of Cambridge University Engineering Department. University of Cambridge. De Boer, P-T.; Kroese, D.P; Mannor, S. dan Rubinstein, R.Y A Tutoria on the Cross-Entropy Method. Annas of Operations Research. Vo. 134(1), pp 19-67, 005. Frieβ T., Cristianini N., Campbe C. The Kerne-Adatron Agorithm: a Fast and Simpe Learning Procedure for Support Vector Machines. Gunn Steve R Support Vector Machines for Cassification and Regression. Technica Report. University of Southampton. Kroese, D.P, Rubinstein, R.Y., Taimre, T Appication of the Cross-Entropy Method to Custering and Vector Quantization. Journa of Goba Optimization 37, pp , 006. Osuna, E. E., Freund, Robert; dan Girosi Federico Support Vector Macines: Training and Appications. A.I. Memo No Peeg D., Mannor S. dan Rubinstein R. Y. The Cross-Entropy Method for Cassification. Proceeding of the -nd Internationa Conference on Machine Learning. Bonn, Germany, 005. Santosa, B. (007). Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperuan Bisnis. Yogyakarta: Graha Imu. UCI Machine Learning. edu/m/machine-earning-databases/. Diakses 15 Juni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Anaisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Nur Adhi Nugroho1,a, Acep Purqon1,b 1 Laboratorium Fisika Bumi, Keompok Keahian Fisika Bumi dan Sistem Kompeks, Fakutas Matematika dan

Lebih terperinci

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 3. NO. 1 AGUSTUS 2017 ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK Veti Apriana 1 ; Rani Irma Handayani 2 1 Komputerisasi Akuntansi AMIK

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati, dkk, Prediksi Pergerakan Harga Vo. 4, No. 1 Juni 2014 ISSN 2088-2130 PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN IMLPEMEASI MIISASI 1 - UUK RESORASI CIRA YAG MEGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIA CAMPURA Suci Istachoti Jannah 1, Yudhi Purananto, Ruy Soeaiman 3 eknik Informatika, Fakutas eknoogi Informasi, IS emai

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

Al Azhar 1 Jondri 2 Untari Novia Wisesty 2

Al Azhar 1 Jondri 2 Untari Novia Wisesty 2 Prediksi Perkembangan Kondisi Pasien Terapi HIV dengan Menggunakan Representasi ALE-index sebagai Invariant Nuceotida sequence dan Support Vector Machine A Azhar 1 Jondri 2 Untari Novia Wisesty 2 1,2,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

Metode Kernel. Machine Learning

Metode Kernel. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Metode Kernel Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439,

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

SELEKSI HYPERSPECTRAL BAND MENGGUNAKAN RECURSIVE FEATURE ELIMINATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI PADI DENGAN SUPPORT VECTOR REGRESSION HENDRA GUNAWAN

SELEKSI HYPERSPECTRAL BAND MENGGUNAKAN RECURSIVE FEATURE ELIMINATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI PADI DENGAN SUPPORT VECTOR REGRESSION HENDRA GUNAWAN SELEKSI HYPERSPECTRAL BAND MENGGUNAKAN RECURSIVE FEATURE ELIMINATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI PADI DENGAN SUPPORT VECTOR REGRESSION HENDRA GUNAWAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

SVM untuk Regresi. Machine Learning

SVM untuk Regresi. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 811-820 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126

KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126 pissn: 2442-3386 eissn: 2442-4293 Vo 1 No 2 Jui 2015, 1-6 1-8 KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126 Denni Adi Ramadhani 1,

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

SVM untuk Regresi Ordinal

SVM untuk Regresi Ordinal MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone POLITEKNOSAINS, Vo. XVI, No 1, Maret 2017 13 Kasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Peacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone Sudarno 1, Agus Kristanto 2, Taman Ginting 3 1 Teknik Eektro, Poiteknik

Lebih terperinci

Support Vector Machine Teori dan Aplikasinya

Support Vector Machine Teori dan Aplikasinya UNS Sebeas Maret, 28 Agustus 2017 Support Vector Machine Teori dan Apikasinya Dr. Anto Satriyo Nugroho Emai : anto.satriyo@bppt.go.id h:p://asnugroho.net Pusat Teknoogi Informasi & Komunikasi Badan Pengkajian

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA

PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA Penyusun Tugas Akhir : Astris Dyah Perwita (NRP : 5110.100.178)

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node A Jazari Journa of Mechanica ngineering ISSN: 2527-3426 A Jazari Journa of Mechanica ngineering 1 (1) (2016) 12-17 Depoyment Wireess Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi nergi Sensor Node Hani Rubiani

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Support Vector Machine

Support Vector Machine MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE KLASIFIKASI DUA KELAS

STUDI KOMPARASI METODE KLASIFIKASI DUA KELAS Program Studi MMT-ITS, Surabaya Pebruari 007 STUDI KOMPARASI METODE KLASIFIKASI DUA KELAS Budi Santosa dan Devi Rosita Hanum Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: budi_s@ie.its.ac.id,

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Budi Santosa, Riza Nugraha Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu yang akan terjadi dimasa sekarang maupun yang akan datang. dikarena masa yang akan datang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( )

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( ) Sidang Tugas Akhir September 2009 Implementasi Metode Ant Colony Optimization untuk Pemilihan Fitur pada Kategorisasi Dokumen Teks DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Model Linear untuk Klasifikasi

Model Linear untuk Klasifikasi MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Model Linear untuk Klasifikasi Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH 3.1 Deskripsi Sistem Gambar III-1 Deskripsi Umum Sistem Pada gambar III-1 dapat dilihat deskripsi sistem sederhana yang mendeteksi intrusi pada jaringan menggunakan

Lebih terperinci

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using

Lebih terperinci

KLASIFIKASI LAMA STUDI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

KLASIFIKASI LAMA STUDI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 123-132 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI LAMA STUDI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK ISSN: 693-693 Terakreditasi DIKTI, SK No: 5/DIKTI/Kep/2 8 SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK Andi Adriansah Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI Disusun Oleh : MEKAR SEKAR SARI NIM. 24010210120008 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci