BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995)."

Transkripsi

1 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent aih bahasa,dauima,1998) Isoasi sosia adaah suatu keadaan dimana individu mengaami suatu kebutuhan atau mengharupakan untuk meibatakan orang ain, akan tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995) Gangguan hubungan sosia adaah suatu kepribadian yang tidak feksibe pada tingkah aku yang maadaptive, mengganggu fungsi seseorang daam hubungan sosianya (Depkes,1994) Menarik diri adaah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi dengan ingkungan sosia atau orang ain, merasa kehiangan kedekatan dengan orang ain dan tidak bisa berbagi pikirannya dan perasaannya (Rawins,1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesuitan daam membina hubungan secara terbuka dengan orang ain Isoasi sosia merupakan keadaan kesepian yang diaami oeh seseorang karena orang ain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya (Townsend, MC, 1998 : 52)

2 2 Individu merasa kehiangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi pikiran, perasaan dan pengaaman serta mengaami kesuitan berinteraksi secara spontan dengan orang ain Individu yang demikian berusaha untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, mau, rasa bersaah dan merasa tidak aman dengan berbagai respon Respon yang terjadi dapat berada daam rentang adaptif sampai maadaptif (Stuart and Sundeen, aih bahasa Hamid,1998) B Rentang Respon Sosia Rentang Respon Sosia Respon adaptif Respon maadaptif Soitut Kesepian Manipuasi Otonomi Menarik diri Impusif Kebersamaan Ketergantungan Narkisme Saing ketergantungan Gambar11 Rentang respon sosia, (Stuart and Sundeen, 1998) Keterangan dari rentang respon sosia : 1 Soitut (Menyendiri) Soitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang untuk merenung apa yang teah diakukan di ingkungan sosianya dan suatu cara untuk menentukan angkahnya

3 3 2 Otonomi Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan daam hubungan sosia 3 Kebersamaan (Mutuaisme) Periaku saing ketergantungan daam membina hubungan interpersona 4 Saing ketergantungan (Interdependent) Suatu kondisi daam hubungan interpersona dimana hubungan tersebut mampu untuk saing memberi dan menerima 5 Kesepian Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak danya perhatian dengan orang ain atau ingkungannya 6 Menarik diri Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang ain atau ingkungannya 7 Ketergantungan (Dependent) Suatu keadaan individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang ain 8 Manipuasi Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang ain Tidak dapat dekat dengan orang ain 9 Impusive Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu Mempunyai peniaian yang buruk dan tidak dapat diandakan

4 4 10 Narkisme Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian Individu akan marah jika orang ain tidak mendukungnya (Townsend MC,1998) C Penyebab Penyebab dari menarik diri adaah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hiang kepercayaan diri, merasa gaga mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan mau terhadap diri sendiri, rasa bersaah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosia, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri, (Carpenito,LJ, 1998) 1 Faktor predisposisi Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya periaku menarik diri a Faktor perkembangan Tiap gangguan daam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai masaah respon sosia menarik diri Sistem keuarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri Organisasi anggota keuarga bekerja sama dengan tenaga profesiona untuk mengembangkan gambaran yang ebih tepat tentang hubungan

5 5 antara keainan jiwa dan stress keuarga Pendekatan koaboratif sewajarnya dapat mengurangi masaah respon sosia menarik diri b Faktor Bioogik Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosia maadaptive Genetik merupakan saah satu faktor pendukung gangguan jiwa Keainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrike, penurunan berat dan voume otak serta perubahan imbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia c Faktor Sosiokutura Isoasi sosia merupakan faktor daam gangguan berhubungan Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang ain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti ansia, orang cacat dan berpenyakit kronik Isoasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, periaku, dan system niai yang berbeda dari yang dimiiki budaya mayoritas Harapan yang tidak reaistis terhadap hubungan merupakan faktor ain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart and Sundeen, 1998) 2 Faktor persipitasi Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri Faktor-faktor tersebut dapat berasa dari berbagai stressor antara ain :

6 6 a Stressor Sosiokutura Stressor sosia budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan daam membina hubungan dengan orang ain, misanya menurunnya stabiitas unit keuarga, berpisah dari orang yang berarti daam kehidupannya, misanya karena dirawat di rumah sakit b Stressor psikoogik Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagaan orang ain untuk memenuhi kebutuhannya ha ini dapat menimbukan ansietas tinggi bahkan dapat menimbukan seseorang mengaami gangguan hubungan (menarik diri) (Stuart & Sundeen, 1998) c Stressor inteektua 1) Kurangnya pemahaman diri daam ketidak mampuan untuk berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang ain 2) Kien dengan kegagaan adaah orang yang kesepian dan kesuitan daam menghadapi hidup Mereka juga akan suit berkomunikasi dengan orang ain 3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang ain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang ain

7 7 d Stressor fisik 1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang ain 2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau mau sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang ain (Rawins, Heacock,1993) D Tanda Dan Gejaa Menurut Towsend MC (1998: ) dan Carpenito,LJ (1998:381) Isoasi sosia : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejaa sebagai berikut : kurang spontan, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verba kurang, menyendiri, tidak pedui ingkungan, asupan makanan terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, posisi baring seperti fetus, menoak berhubungan dengan orang ain E Mekanisme Koping Mekanisme koping digunakan kien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya Kecemasan koping yang sering digunakan adaah regresi, represi dan isoasi Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misanya keteribatan daam hubungan yang uas daam keuarga dan teman, hubungan dengan hewan peiharaan, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress

8 8 interpersona seperti kesenian, musik, atau tuisan (Stuart and Sundeen, 1998:349) F Masaah Keperawatan 1 Isoasi sosia : menarik diri 2 Perubahan sensori persepsi : hausinasi 3 Kekerasan, resiko tinggi 4 Gangguan konsep diri : harga diri rendah 5 Motivasi perawatan diri kurang 6 Defisit perawatan diri 7 Koping keuarga inefektif : ketidak mampuan keuarga untuk merawat kien di rumah (Keiat,BA,2005:201) G Pohon Masaah Resiko perubahan sensori persepsi : Hausinasi Isoasi sosia : Menarik diri Core probem Gangguan konsep diri : Harga diri rendah H Diagnosa Keperawatan 1 Isoasi sosia : menarik diri 2 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 3 Resiko perubahan persepsi sensori : Hausinasi (Keiat,2005)

9 I Rencana Tindakan Keperawatan Tg keperawatan 1 Isoasi sosia : Menarik diri Kien dapat berinteraksi dengan orang ain sehingga tidak terjadi menarik diri 1 Kien dapat membina hubungan saing percaya Kriteria Evauasi Seteah diakukan 1x interaksi, pasien menunjukan tandatanda percaya terhadap perawat dengan menunjukan: Ekspresi wajah Bina hubungan bersahabat, saing percaya menunjukan rasa dengan tenang, ada kontak menggunakan mata, mau berjabat prinsip komunikasi tangan, mau terapeutik: menyebutkan nama, a Sapa mau menjawab kien dengan saam, mau duduk nama baik berdampingan verba maupun dengan perawat, non verba

10 keperawatan Kriteria Evauasi mau mengutarakan b Perkena masaah yang kan diri dengan dihadapi sopan c Tanyaka n nama engkap dan nama panggian yang disukai kien d Jeaskan tujuan pertemuan e Jujur dan menepati janji f Tunjuka n sikap empati dan menerima kien apa adanya g Berikan

11 keperawatan 2 Kien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Kriteria Evauasi perhatian kepada kien dan perhatikan kebutuhan dasar kien Kien dapat Kaji pengetahuan menyebutkan kien tentang penyebab menarik periaku menarik diri yang berasa diri dan tandanya : dari : a Di rumah kien a Diri sendiri tingga dengan b Orang ain siapa c Lingkungan b Siapa yang paing dekat dengan kien c Apa yang membuat kien dekat dengannya d Dengan siapa

12 keperawatan 3 Kien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang ain Kriteria Evauasi kien tidak dekat e Apa yang membuat kien tidak dekat 1 Kien dapat 1 Kaji berinteraksi pengetahuan menyebutkan kien tentang keuntungan dan keuntungan kerugian memiiki teman berinteraksi 2 Beri dengan orang kesempatan ain Misanya : kepada kien a Banyak untuk teman berinteraksi b Tidak dengan orang sendiri ain c Bisa 3 Disk diskusi,d usikan bersama kien tentang

13 keperawatan Kriteria Evauasi keuntungan berinteraksi dengan orang ain 4 Beri penguatan positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang ain 2 Kien dapat 1 Kaji menyebutkan pengetahuan kerugian bia kien tentang tidak kerugian bia berinteraksi tidak

14 keperawatan Kriteria Evauasi dengan orang berinteraksi ain, Misanya: dengan orang a Sendiri ain b Tidak 2 Beri memiiki kesempatan teman kepada kien c Sepi,d untuk mengungkapaka n perasaan tentang kerugian bia tidak berinteraksi dengan orang ain 3 Disk usikan bersama kien tentang kerugian tidak berinteraksi

15 keperawatan 4 Mendapat meaksanakan interaksi sosia secara bertahap Kriteria Evauasi dengan orang ain 4 Beri penguatan positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang ain Kien dapat 1 Kaji mendemonstrasikan kemampuan interaksi sosia kien membina secara bertahap hubungan antara: dengan orang a Kien ain perawat 2 Bermain

16 keperawatan Kriteria Evauasi b Kien peran tentang perawat cara perawat ain berhubungan / c Kien berinteraksi perawat dengan orang perawat ain ain kien ain 3 Dorong dan d Kien bantu kien keuarga / untuk keompok / berinteraksi masyarakat dengan orang ain meaui tahap : a Kien perawat b Kien perawat perawat ain c Kien perawat

17 keperawatan Kriteria Evauasi perawat ain kien ain d Kien keuarga / komunitas / masyarakat 4 Beri penguatan positif terhadap keberhasian yang teah dicapai 5 Bantu kien untuk mengevauasi keuntungan menjain hubungan sosia 6 Dikusikan jadwa harian

18 keperawatan Kriteria Evauasi yang dapat diakukan bersama kien daam mengisi waktu, yaitu berinteraksi dengan orang ain 7 Motivasi kien untuk mengikuti kegiatan ruangan 8 Beri penguatan positif atas kegiatan kien daam kegiatan ruangan 5 Kien dapat mengungkapkan perasaannya Kien dapat 1 Dorong

19 keperawatan seteah berinteraksi dengan orang ain Kriteria Evauasi mengungkapkan kien untuk perasaannya seteah mengungkapkan berinteraksi dengan perasaannya orang ain untuk : bia berinteraksi a Diri Sendiri dengan orang b Orang ain ain 2 Diskusikan dengan kien tentang perasaan keuntungan berinteraksi dengan orang ain 3 Beri penguatan positif atas kemampuan kien mengungkapkan

20 keperawatan 6 Kien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keuarga Kriteria Evauasi perasaan keuntungan berhubungan dengan orang ain Keuarga dapat : 1 Bina a Menjea hubungan saing skan percaya dengan perasaannya keuarga: b Menjea a Saam, skan cara perkenakan merawat kien diri menarik diri b Jeaskan c Mendem tujuan onstrasikan cara c Buat perawatan kien kontrak menarik diri d Eksporasi d Berparti perasaan sipasi daam kien perawatan kien 2 Diskusikan

21 keperawatan Kriteria Evauasi menarik diri dengan anggota keuarga tentang: a Periaku menarik diri b Penyebab periaku menarik diri c Akibat yang akan terjadi jika periaku menarik diri tidak ditanggapi d Cara keuarga menghadapi kien menarik diri 3 Dorong

22 keperawatan Kriteria Evauasi anggota keuarga untuk memberi dukungan kepada kien daam berkomunikasi dengan orang ain 4 Anjurkan anggota keuarga untuk secara rutin bergantian menjenguk kien minima satu kai seminggu 5 Beri penguatan

23 keperawatan Kriteria Evauasi positif atas haha yang teah dicapai oeh 2 Gangguan Konsep Diri Pasien memiiki konsep diri yang positif keuarga : Harga Diri Rendah 1 Pasien dapat membina hubungan saing Seteah diakukan 1 Bina percaya 1x interaksi, pasien hubungan saing menunjukkan : percaya dengan 1 Ekspresi menggunakan wajah prinsip bersahabat terapeutik : 2 Menunjukan a Sapa rasa senang kien dengan 3 Ada kontak ramah mata b Perkena 4 Mau kan diri berjabat tangan dengan 5 Mau sopan menyebutkan c Tanyaka

24 keperawatan Kriteria Evauasi nama n nama 6 Mau engkap dan menjawab nama saam panggian 7 Pasien mau yang disukai duduk pasien berdampingan d Jeaskan dengan perawat tujuan 8 Pasien mau pertemuan mengutarakan e Jujur masaah yang dan dihadapi menepati janji f Tunjuka n sikap empati dan menerima pasien apa adanya g Beri

25 keperawatan 2 Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiiki Kriteria Evauasi perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien Seteah 2x interaksi 1 Diskusikan pasien dapat dengan pasien menyebutkan : tentang pasien a Aspek tentang : positif dan a Aspek kemampuan positif yang yang dimiiki dimiiki pasien pasien, b Aspek keuarga, positif keuarga ingkungan c Aspek b Kemam positif puan yang ingkungan dimiiki pasien 2 Bersama

26 keperawatan Kriteria Evauasi pasien buat daftar tentang : a Aspek positif yang dimiiki pasien, keuarga, ingkungan b Kemam puan yang dimiiki pasien c Beri pujian yang reaitis, hindarkan memberi peniaian negatif 3 Pasien dapat membina kemampuan yang Seteah 3x interaksi Diaksanakan

27 keperawatan dimiiki untuk diaksanakan 4 Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiiki Kriteria Evauasi pasien pasien Diskusikan menyebutkan kemampuan pasien kemampuan yang yang akan dapat diaksanakan dianjutkan peaksanaannya Seteah 4x interaksi 1 Rencanakan pasien dapat bersama pasien, membuat rencana aktivitas yang kegiatan harian dapat diakukan setiap hari sesuai kemampuan pasien 2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien a Kegiatan mandiri b Kegiatan dengan

28 keperawatan 5 Pasien dapat meakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat Kriteria Evauasi bantuan 3 Beri contoh cara peaksanaan kegiatan yang dapat pasien akukan Seteah 5x interaksi 1 Anjurkan pasien meakukan pasien untuk kegiatan sesuai meaksanakan jadwa yang dibuat kegiatan yang teah direncanakan 2 Pantau kegiatan yang diaksanakan pasien 3 Beri pujian atas usaha yang diakukan

29 keperawatan 6 Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria Evauasi pasien 4 Diskusikan kemungkinan peaksanaan kegiatan seteah puang Seteah 6x interaksi Beri pendidikan pasien kesehatan pada memanfaatkan keuarga tentang sistem pendukung cara merawat pasien yang ada di dengan harga diri keuarga rendah a Beri aasan setiap berinteraksi b Perkena kan nama-nama panggian perawat dan tujuan perawat

30 keperawatan Kriteria Evauasi berkenaan c Tanyaka n dan panggi nama kesukaan pasien d Tunjuka n sikap jujur dan menepati janji setiap kai berinteraksi e Tanyaka n perasaan pasien dan masaah yang dihadapi kien f Buat kontrak interaksi yang jeas g Dengark

31 keperawatan 3 Gangguan sensori persepsi: Hausinasi (Lihat/dengar/penghid u /raba/kecap) Pasien dapat mengontro hausinasi yang diaaminya 1 Pasien dapat membina hubungan saing percaya Kriteria Evauasi an dengan penuh perhatian ekspresi perasaan kien Seteah 5x interaksi Bina hubungan pasien meunjukan saing percaya tanda-tanda percaya dengan kepada perawat : menggunakan 1 Ekspresi prinsip komunikasi wajah terapeutik: bersahabat a Sapa pasien 2 Menujukan dengan ramah rasa senang baik verba 3 Ada kontak maupun non mata verba 4 Mau b Tanyakan nama berjabat tangan engkap dan 5 Mau nama panggian menyebutkan yang disukai nama pasien

32 keperawatan Kriteria Evauasi 6 Mau c Buat kontrak menjawab yang jeas saam d Tunjukkan sikap 7 Mau duduk jujur dan berdampingan menepati janji dengan perawat setiap kai berinteraksi e Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya kien f Beri perhatian kepada pada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien g Tanyakan perasaan pasien dan masaah

33 keperawatan Kriteria Evauasi yang dihadapi pasien 2 Pasien dapat mengena hausinasinya Seteah 5x interaksi pasien dapat menyebutkan : Adakah kontrak sering dan singkat secara bertahap : 1 Jenis hausinasi a Observasi tingkah aku 2 Isi pasien terkait 3 Waktu dengan 4 Frekuensi hausinasinya 5 Respon dari kien terhadap hausinasi b Tanyakan apakah pasien mengaami sesuatu / hausinasi c Jika pasien menjawab Iya, tanyakan apa yang sedang diaaminya

34 keperawatan Kriteria Evauasi d Katakan bahwa perawat percaya pasien mengaami ha tersebut, namun perawat sendiri tidak mengaami apa yang dirasakan kien e Katakan bahwa ada pasien yang ain yang mengaami ha yang sama f Katakan bahwa perawat akan membantu pasien Seteah 5x interaksi Jika pasien tidak

35 keperawatan Kriteria Evauasi pasien menyatakan perasaan dan responnya saat mengaami hausinasi: marah, mengaami hausinasi, karifikasi tentang adanya pengaaman dengan pasien: takut, sedih, senang, cemas, jengke a Isi, waktu, frekuensi b Situasi dan kondisi yang menimbukan atau tidak menimbukan hausinasi 3 Pasien dapat mengontro hausinasinya Seteah 5x interaksi pasien menyebutkan: 1 Identifikasi bersama kien cara yang 1 Tindakan yang biasanya diakukan untuk diakukan jika terjadi hausinasi mengendaikan 2 Diskusikan

36 keperawatan Kriteria Evauasi hausinasinya cara-cara yang 2 Pasien dapat digunakan menyebutkan pasien: cara baru a Jika cara mengontro yang hausinasinya digunakan 3 Pasien dapat adaptif beri memiih cara pujian untuk b Jika cara mengendaikan yang hausinasinya digunakan 4 Pasien maadaptive meaksanakan diskusikan cara yang kerugian dipiih untuk cara tersebut mengendaikan 3 Diskusikan hausinasinya cara baru untuk 5 Pasien memutuskan/me mengikutsertaka ngontro n terapi aktivitas timbunya

37 keperawatan Kriteria Evauasi keompok hausinasi a Katakan pada diri sendiri bahwa itu tidak nyata ( Saya tidak mau dengar / ihat / penghidu / raba / kecap pada saat hausinasi terjadi) b Menemu i orang ain atau perawat / teman / anggota

38 keperawatan Kriteria Evauasi keuarga untuk menceritaka n tentang hausinasiny a c Membua t dan meaksanaka n jadwa yang teah disusun d Meminta keuarga/te man/perawat untuk menyapa jika terjadi hausinasi 4 Bantu

39 keperawatan Kriteria Evauasi pasien memiih cara yang sudah dianjurkan dan atih untuk mencobanya 5 Beri kesempatan kien untuk meakukan cara yang sudah dipiih dan diatih jika berhasi diberi pujian 6 Anjurkan pasien mengikuti terapi aktivitas keompok 4 Pasien dapat dukungan dari keuarga Seteah 5x 1 Buat

40 keperawatan daam mengontro hausinasinya Kriteria Evauasi pertemuan keuarga kontrak dengan menyatakan setuju keuarga untuk untuk mengikuti pertemuan pertemuan dengan (waktu, tempat perawat, keuarga dan topik) mampu 2 Diskusikan menyebutkan dengan keuarga pengertian, tanda (pada saat dan gejaa proses pertemuan terjadinya keuarga/kunjun hausinasi gan rumah) a Pengertian hausinasi b Tanda dan gejaa hausinasi c Obat-obatan untuk hausinasi d Cara yang

41 keperawatan Kriteria Evauasi dapat diakukan pasien dan keuarga untuk memutuskan hausinasi e Cara merawat anggota keuarga yang hausinasi di rumah (Beri kegiatan bepergian bersama serta pantau obat-obatan dan cara

42 keperawatan 5 Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik Kriteria Evauasi pemberiann ya untuk mengatasi hausinasi) Seteah 5x interaksi 1 Diskusikan pasien dapat dengan pasien menyebutkan: tentang manfaat 1 Pasien dan kerugian dapat tidak minum mendemonstrasi obat (nama, kan penggunaan warna, dosis, obat dengan cara, efek terapi, benar dan efek 2 Pasien samping) dapat 2 Pantau menyebutkan pasien pada saat akibat berhenti minum obat minum obat 3 Beri pujian jika pasien menggunakan

43 keperawatan Kriteria Evauasi obat dengan benar 4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsutasi dengan dokter 5 Anjurkan pasien untuk konsutasi kepada dokter atau perawat jika terjadi ha yang tidak diinginkan

44 J STRATEGI PELAKSANAAN 1 : Isoasi sosia : Menarik diri Pasien SP I p 1 Mengidentifikasi penyebab isoasi sosia pasien 2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang ain 3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang ain 4 Mengajarkan pasien cara berkenaan dengan satu orang 5 Membimbing pasien memasukan kegiatan daam jadwa kegiatan harian SP II p 1 Memvaidasi masaah dan atihan sebeumnya 2 Meatih pasien berkenaan dengan dua orang atau ebih 3 Membimbing pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian SP III p 1 Memvaidasi masaah dan atihan sebeumnya 2 Meatih pasien berinteraksi daam keompok 3 Membimbing pasien memasukkan daam jadwa kegiatan harian Keuarga SP I k 1 Mendiskusikan masaah yang dirasakan keuarga daam merawat pasien 2 Menjeaskan pengertian, tanda dan gejaa isoasi yang diaami pasien beserta proses terjadinya 3 Menjeaskan cara-cara merawat pasien isoasi sosia SP II k 1 Meatih keuarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isoasi sosia

45 2 Meatih keuarga meakukan cara merawat angsung kepada psien isoasi sosia SP III k 1 Membantu keuarga membuat jadwa aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge panning) 2 Menjeaskan foow up pasien seteah puang 2: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Pasien SP I p 1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiiki pasien 2 Membantu pasien meniai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan 3 Membantu pasien memiih kegiatan yang akan diatih sesuai kemampuan pasien 4 Meatih pasien sesuai kemampuan yang dipiih 5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasian pasien 6 Menganjurkan pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian SP II p 1 Mengevauasi jadwa kegiatan harian pasien 2 Meatih kemampuan kedua 3 Menganjurkan pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian Keuarga SP I k 1 Mendiskusikan masaah yang dirasakan keuarga daam merawat pasien 2 Menjeaskan pengertian, tanda dan gejaa harga diri rendah yang diaami pasien beserta proses terjadinya 3 Menjeaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah

46 SP II k 1 Meatih keuarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 2 Meatih keuarga meakukan cara merawat angsung kepada pasien dengan harga diri rendah SP III k 1 Membantu keuarga membuat jadwa aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge panning) 2 Menjeaskan foow up pasien seteah puang 3 : Resiko perubahan persepsi sensori : Hausinasi Pasien 1 Mengidentifikasi jenis hausinasi pasien 2 Mengidentifikasi isi hausinasi pasien 3 Mengidentifikasi waktu hausinasi pasien 4 Mengidentifikasi frekuensi hausinasi pasien 5 Mengidentifikasi situasi yang menimbuakan hausinasi 6 Mengidentifikasi respons pasien menghardik hausinasi 7 Menganjurkan pasien memasukan cara menghardik hausinasi daam jadwa kegiatan harian SPII p 1 Mengevauasi jadwa kegiatan harian pasien 2 Meatih pasien mengendaikan hausinasi 3 Menganjurkan pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian SP III p

47 1 Mengevauasi jadwa kegiatan harian pasien 2 Meatih pasien mengendaikan hausinasi dengan meakukan kegiatan (kegiatan yang biasa diakukan oeh pasien) 3 Menganjurkan pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian SP IV p 1 Mengevauasi jadwa kegiatan harian pasien 2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengguanaan obat secara teratur 3 Menganjurkan pasien memasukan daam jadwa kegiatan harian Keuarga SP I k 1 Mendiskusikan masaah yang dirasakan keuarga daam merawat pasien 2 Menjeaskan pengertian, tanda dan gejaa hausinasi, dan jenis hausinasi yang diaami pasien beserta proses terjadinya 3 Menjeaskan cara-cara merawat pasien hausinasi SP II k 1 Meatih keuarga mempraktekkan cara merawat pasien 2 Meatih keuarga meakukan cara merawat angsung kepada pasien hausinasi SP III k 1 Membantu keuarga membuat jadwa aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge panning) 2 Menjeaskan foow up pasien seteah puang

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). 1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok

BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan meningkatkan keterlibatan orang lain, tetapi tidak mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Isolasi Sosial: Menarik Diri 2.1.1. Pengertian Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian dialami oleh individu diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart and

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI 6 BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Manajemen Psikoedukasi Keluarga 1. Pengertian Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi,

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI Disusun oleh: Kelompok 4 1. Intan Cahya P (14.401.15.046) 2. Khusnul Hotimah (14.401.15.050) 3. Muhamad Gimnastyar (14.401.15.056) 4. Novia Panca A (14.401.15.059)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sabagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas, dalam berhubungan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL 1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Senang menyendiri, tidak mau melakukan aktivitas, tampak murung, lebih banyak menunduk

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF Tgl Nama Klien : Medis : No MR : Ruangan : Penatalaksanaan regiment terapeutik inefektif TUM: merawat yang mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Kelliat,1996) Perasaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Isolasi Sosial 2.1.1 Pengertian Isolasi sosial merupakan perilaku yang teramati pada respon sosial maladaptif yang mewakili upaya individu untuk mengatasi ansietas yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi

BAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan penserapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 26 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI A. MASALAH UTAMA Gangguan persepsi sensori : halusinasi B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang mendunia dan semakin beratnya tuntutan ekonomi masyarakat saat ini mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia meningkat saat ini diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif seseorang berespon terhadap marah (Townsend, M.C. 1998). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merusak stimulasi yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi Halusinasi didefinisikan sebagai terganggunya persepi sensori seseorang, tetapi tidak terdapat stimulus dari luar (Varcarolis, 2006, dalam Yosep, 2011). Adapun

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. datang internal atau eksternal. (Carpenito, 2001) organic fungsional,psikotik ataupun histerik.

BAB II KONSEP DASAR. datang internal atau eksternal. (Carpenito, 2001) organic fungsional,psikotik ataupun histerik. BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perubahan sensori persepsi,halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal atau eksternal.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri rendah adalah evaluasi diri perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Mary C.Townsend,

Lebih terperinci

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ALTERNATIVE ASSESMENT (Peniaian Aternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 BENTUK UJIAN Tuis In cass Take home Achievement Aptitude Course-based Non course based

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I bub BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE JL. Gereja No. 17 Toba Samosir Sumatera Utara Buku Panduan Laboratorium

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi adalah Proses penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu baik positif maupun negatif

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131 NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu hal tanpa

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu hal tanpa BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu hal tanpa adanya stimulus. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA S Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM NamaKlien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci