PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG"

Transkripsi

1 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas ABSTRAK Rumah sakit merupakan saah satu tempat peayanan kesehatan bagi masyarakat. Perkembangan rumah sakit yang pesat yang ditandai dengan peningkatan sarana dan kuaitas peayanannya menimbukan tarikan perjaanan (trip attractions) yang cukup tinggi. Peneitian ini memaparkan mengenai tarikan perjaanan rumah sakit di wiayah kota Padang, Sumatera Barat. Obyek peneitian adaah 4 buah rumah sakit yang berada di kota Padang. Data yang dianaisis adaah data primer yang dikumpukan meaui survey berupa jumah kendaraan yang datang ke suatu rumah sakit pada hari kerja. Sedangkan data yang menyangkut uas tanah, uas bangunan, jumah pegawai dan jumah tempat tidur merupakan data sekunder yang diperoeh dari pihak pengeoa rumah sakit. Mode tarikan perjaanan ditentukan berdasarkan anaisis regresi dan uji statistik. Pada kondisi jam puncak, tarikan perjaanan mobi dipegaruhi oeh Jumah Pegawai (JM= 0,xJP 0,, R = 4), tarikan perjaanan sepeda motor oeh Jumah Tempat Tidur (JSM= 0,4xJTT 0,8, R = 0,). Sedangkan untuk kondisi tota perhari, tarikan perjaanan mobi dipegaruhi oeh Jumah Pegawai (JM=,xJP 0,, R = 4), tarikan perjaanan sepeda motor oeh Jumah Pegawai (JSM=,044xJPP0,88, R = 0,8). Kata Kunci : anaisis regresi, rumah sakit, trip attractions.. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan adanya peningkatan perekonomian masyarakat menuntut aju pembangunan yang cukup pesat, yang pada giirannya akan menimbukan tingkat mobiitas tinggi dari para peaku pembangunan. Pembangunan pada umumnya menyebabkan perubahan ke daam sistem kegiatan. Hubungan yang erat antara sistem kegiatan dengan sistem pergerakan mengakibatkan pembangunan yang juga akan memberikan perubahan kepada sistem pergerakan. Lebih jauh agi, perubahan sistem pergerakan ini harus didukung oeh sistem jaringan ( prasarana ), sehingga dibutuhkan pembangunan jaringan, kemudian proses di atas akan kembai teruang. Karena itu sebagai saah satu jaan untuk memperkirakan kebutuhan pembangunan jaringan, diperukan metode untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya pembangunan (perubahan sistem kegiatan ) terhadap perubahan sistem pergerakan. Dengan diketahuinya seberapa besar pengaruh adanya pembangunan terhadap sistem pergerakan, dapat juga diniai seberapa jauh diperukan pengendaian dan pengaturan untuk menjamin keancaran, keseamatan dan efisiensi daam sistem jaringan yang ada. Pengaruh awa yang dapat diidentifikasi adaah besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan ( jumah yang pergi dan yang datang ) akibat hasi pembangunan yang bersangkutan. Daam kasus ini adaah pembangunan yang cukup pesat pada beberapa rumah sakit yang berada di kota Padang. Ini ditandai dengan adanya penambahan sarana dan peningkatan kasifikasi pada rumah sakit yang berakibat pada meningkatnya fasiitas peayanan yang ada dan pada akhirnya akan meningkatkan jumah tarikan perjaanan/ kunjungan ke rumah sakit tersebut.. STUDI PUSTAKA Pemodean bangkitan perjaanan (trip generation) adaah suatu tahapan pemodean yang memperkirakan jumah pergerakan dari suatu zona (trip generation) dan jumah pergerakan yang tertarik ke suatu zona (trip attraction). Tujuan dasar bangkitan perjaanan adaah menghasikan suatu mode hubungan yang mengaitkan tata guna ahan dengan jumah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumah pergerakan yang meninggakan suatu zona. Zona asa dan tujuan pergerakan biasanya menggunakan istiah trip end. Pergerakan merupakan fungsi tata guna ahan yang menghasikan perjaanan au intas. Perjaanan au intas ini mencakup : Lau intas yang meninggakan suatu okasi Lau intas yang menuju atau tiba ke suatu okasi Hasi keuaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan au-intas berupa jumah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satu satuan waktu, misanya kendaraan/jam. Kita dapat menghitung jumah orang atau kendaraan yang masuk atau keuar dari suatu uas tanah tertentu daam satu hari TeknikA 4

2 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: atau satu jam untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Bangkitan dan tarikan au intas tersebut tergantung kepada dua aspek tata guna ahan, yaitu: a. Jenis tata guna ahan Tata guna ahan yang akan ditinjau untuk dimodekan tarikan perjaanannya adaah RUMAH SAKIT, dimana parameter dari kawasan yang umum digunakan sebagai variabe bebas daam mode bangkitan/tarikan diantaranya : Luas tanah Luas bangunan Jumah pegawai Jumah tempat tidur b. Jumah aktifitas dan intensitas pada tata guna ahan.. Formuasi Mode Mode bangkitan atau tarikan yang akan dikaibrasi pada studi ini adaah mode matematis. Secara umum, mode matematis untuk bangkitan/tarikan merupakan bentuk koreasi antara variabe tata guna ahan sebagai variabe bebas dengan besarnya bangkitan tarikan sebagai variabe tak bebas. Persamaan matematis yang paremeternya diperoeh dari anaisis regresi. Bentuk persamaan yang dipiih adaah yang menghasikan tingkat koreasi yang optima. Anaisis regresi juga menghasikan parameterparemeter yang dapat meng-gambarkan tingkat keandaan mode yang diperoeh, sehingga mode bangkitan atau tarikan yang diperoeh dapat dipergunakan secara ebih uas.. Anaisis Regresi Anaisis regresi adaah suatu anaisis yang mempeajari bagaimana suatu peubah tidak bebas (respon) berhubungan dengan satu atau ebih peubah bebas (predictor). Anaisa regresi inier dapat digunakan untuk menghasikan hubungan antara satu peubah tidak bebas dengan dua atau ebih peubah bebas. Persamaan yang sederhana dan uas penggunaannya untuk menunjukkan hubungan variabe-variabe adaah persamaan inier. Y = a + bx (.) Dimana, a : Konstanta b : Koefisien Regresi X : Variabe yang diketahui (independent variabe) Y : Variabe yang diramakan (dependent variabe) Sumber : Wapoe, Asumsi dasar dari anaisis regresi adaah (Hutchinson, 4) :. Variasi dari niai y di sekitar garis regresi harus sama dengan seuruh rentang jarak peubah bebas.. Penyimpangan niai y di sekitar garis regresi harus bebas satu sama ain serta terdistribusi norma.. Niai X diasumsikan bebas dari kesaahan. 4. Hubungan regresi peubah tidak bebas, inier terhadap peubah bebas. Daam persamaan inier, hubungan antara dua variabe bia digambarkan secara grafis (dengan scatter diagram), semua niai X dan Y yang sesuai dengan persamaan Y = a + bx akan jatuh pada suatu garis urus (straight ine). Garis tersebut yang dinamakan garis regresi (regression ine). Untuk membuat garis regresi dapat digunakan metode east square. Metode Least Square Metode east square berusaha membuat garis yang mempunyai jumah seisih (jarak vertika) kuadrat antara data dengan garis regresi yang terkeci. Bentuk persamaan regresi yang akan dikembangkan sebagai mode daam studi dapat dibagi menjadi dua keompok utama : a. Persamaan Regresi Variabe Tungga Untuk persamaan regresi variabe tungga, dibatasi hanya regresi yang bersifat inier, ogaritmik, power(berpangkat) dan eksponensia saja. Bentuk umum persamaan regresi variabe tungga yang dijadikan aternatif persamaan adaah : Y = a + bx (inier) (.) Y = a + b Ln (X) (ogaritmik) (.) Y = a (X) b (power) (.4) Y = a exp [b(x)] (eksponensia)..(.) Sumber : Wapoe, b. Persamaan Regresi Muti Variabe Yaitu persamaan yang memiiki variabe bebas ebih dari satu. Karena itu untuk bentuk persamaan ini akan terdapat beberapa aternatif persamaan berdasarkan kombinasi kandidat variabe yang ada. Untuk persamaan regresi muti variabe, dibatasi hanya regresi yang bersifat inier saja (regresi mutiinier), bentuk umumnya adaah : Y = a + b X + b X + b X + (.) Sumber : Wapoe, Keuntungan dari persamaan muti variabe adaah sebagai bentuk aternatif persamaan yang secara umum dikatakan semakin banyak variabe makin baik keandaan dari mode yang dihasikan, namun itu juga tergantung kepada variabe yang teribat. Pemiihan kombinasi variabe didasarkan pada matrik koreasi yang teah dihasikan. TeknikA 0

3 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: Sebagai acuan daam pemiihan kombinasi variabe daam suatu aternatif persamaan adaah sebagai berikut : Untuk variabe bebas yang secara angsung memiiki pengaruh positif terhadap bangkitan/tarikan. Dipiih variabe bebas yang memiiki niai koreasi tinggi terhadap variabe tak bebasnya. Variabe bebas yang memiiki koreasi tinggi dengan variabe bebas ainnya tidak disatukan daam satu aternatif persamaan. Sebagian besar persamaan regresi teah dikembangkan dengan menggunakan paket program anaisis regresi bertahap (stepwise). Program anaisis stepwise memungkinkan adanya anaisis untuk menguji sejumah besar peubah yang potensia. Pemode kemudian akan memiih persamaan yang paing baik menggunakan kriteria statistik tertentu... Anaisis Koreasi Koreasi adaah saah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabe atau ebih yang sifatnya kuantitatif. Dua variabe dikatakan berkoreasi apabia perubahan pada variabe yang satu akan diikuti oeh perubahan pada variabe yang ain secara teratur, dengan arah yang sama atau dapat pua dengan arah yang berawanan. Bia dua variabe tersebut dinyatakan sebagai variabe X dan variabe Y, maka apabia variabe X berubah, variabe Y pun berubah dan sebaiknya. Koefisien koreasi merupakan ukuran besar kecinya atau kuat tidaknya hubungan antara variabe. Koefisien koreasi dinyatakan dengan biangan bergerak antara 0 sampai + atau 0 sampai -. Apabia koefisien koreasi (r) mendekati + atau - berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaiknya apabia mendekati 0 berarti terdapat hubungan yang emah atau tidak ada hubungan. Apabia r sama dengan + atau - berarti terdapat hubungan positif sempurna atau hubungan negatif sempurna. Koefisien koreasi dapat dihitung dengan beberapa metode :. Least Square Biasanya dipergunakan niai statistik : r = + n ( Yi Y ' i ) i = n ( Yi Y ) i = (.) Sumber : Wapoe,. Pearson Product Moment Rumus menurut metode east square terau banyak memerukan perhitungan. Ha ini dapat dihindari dengan menggunakan metode product moment yang dikemukakan oeh Kar Pearson. n n n. i i i i r = n XY X Y i= i= i= n n n n i i i i i= i= i= i= (.8) n. X X. n. Y Y Sumber : Wapoe,. METODOLOGI PENELITIAN Bagan air metodoogi peneitian untuk meakukan pemodean tarikan dapat diihat pada Gambar berikut. Data Karakteristik Kawasan Pengumpuan Data Primer dan Sekunder Anaisis Koreasi Data Aternatif Persamaan Mode Loos UJI MODEL Pemiihan Persamaan Mode MODEL FINAL Gambar- Bagan Air Metodoogi Peneitian 4. PENGUMPULAN DATA Data Tarikan (Variabe Tak Bebas) TidakLoos Pengumpuan data Primer dan Sekunder diakukan untuk mengetahui besarnya bangkitan/tarikan au intas (variabe tak bebas) sebagai data primer dan data karakteristik kawasan (variabe bebas) sebagai data sekunder di suatu kawasan tinjauan. Jenis survey primer yang diakukan untuk mengumpukan data tarikan dari suatu guna ahan tertentu adaah dengan Survey Pencacahan Lau Lintas. Survey pencacahan au-intas merupakan suatu pencacahan kendaraan menurut jenisnya. Umumnya di kawasan rumah sakit yang terihat cukup signifikan adaah kendaraan jenis Sepeda Motor dan Mobi. Periode waktu pencacahan adaah perjam, tota waktu pencacahan disesuaikan dengan jenis tata guna ahan tinjauan. Data pencacahan dituis daam data form yang TeknikA

4 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: tersedia. Lokasi pencacahan ditetapkan pada pintu masuk okasi yang bersangkutan. Survey sekunder diakukan dengan mendatangi masing-masing okasi atau pengeoa dari kawasan yang dipiih untuk mengumpukan data-data yang diperukan. Data sekunder yang diperukan untuk rumah sakit umumnya berada pada okasinya. Survey sekunder untuk memperoeh data-data sebagai berikut :. Luas tanah (LT, m ). Luas bangunan (LB, m ). Jumah pegawai (JP, orang) 4. Jumah tempat tidur (JTT, buah) Lokasi Survey Pemiihan okasi survey tergantung dari ketersediaan data dan kemudahan serta kemampuan daam meaksanakan survey apangan. Lokasi yang di survey yaitu :. Rumah Sakit Umum Pusat M. DJAMIL.. Rumah Sakit YOS SUDARSO.. Rumah Sakit TNI REKSODIWIRYO. 4. Rumah Sakit SELAGURI.. ANALISIS DATA.. Koefisien Koreasi Sebeum meakukan pembuatan Aternatif Persamaan Mode maka terebih dahuu diakukan penentuan Koefisien Koreasi dan Uji Koreasi. Perhitungan angka koefisien koreasi diakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistica Product Service Soution) versi. yaitu dengan mengkoreasikan masing-masing variabe terikat (jumah mobi dan jumah sepeda motor) dengan variabe bebasnya (uas tanah, uas bangunan, jumah pegawai, jumah tempat tidur). Hasi dari perhitungan koefisien koreasi disajikan daam bentuk Matrik Koreasi kondisi tarikan pada jam puncak dan kondisi tarikan tota daam satu hari. Koefisien koreasi berfungsi untuk meihat tingkat hubungan (secara statistik) antara variabe karakteristik kawasan dengan variabe tarikannya. Niai koreasi adaah niai yang digunakan untuk memiih variabe bebas (yaitu yang mempunyai niai koreasi yang besar) dengan variabe tak bebasnya. Besarnya niai koreasi antara dua variabe adaah antara - s/d +... Aternatif Persamaan Mode Kemungkinan-kemungkinan Aternatif Persamaan Mode diakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistica Product Service Soution) versi. yaitu dengan mengkoreasikan masing-masing variabe terikat (jumah mobi dan jumah sepeda motor) dengan variabe bebasnya (uas tanah, uas bangunan, jumah pegawai, jumah tempat tidur)... Uji Mode Pengujian anaisis ini adaah pengujian terhadap kemungkinan-kemungkinan Ater-natif Persamaan Mode yang diperoeh dari program SPSS (Statistica Product Service Soution) versi. yang diakukan dua () tahap pengujian yaitu Uji Kemasuk-akaan tanda dan Uji Statistik. Uji Kemasuk-akaan tanda berfungsi sebagai pedoman awa untuk mendeteksi apakah ada hubungan yang tidak ogis atau tidak masuk aka pada kemungkinan aternatif persamaan yang teah diperoeh. Dimana niai konstanta (a) atau koefisien regresi (b) dinyatakan terdapat hubungan yang tidak ogis atau tidak masukaka. Aternatif persamaan mode juga di Uji Statistik yaitu Uji t statistik (untuk aternatif persamaan mode variabe tungga) dan Uji F statistik (untuk aternatif persamaan mode muti variabe). Aternatif persamaan mode yang oos Uji Statistik adaah Aternatif persamaan mode yang memiiki niai t statistik /F statistik ebih besar dari niai t tabe /F tabe (t statistik /F statistik > t tabe /F tabe ), dimana niai t statistik /F statistik diperoeh dari hasi anaisis program SPSS (Statistica Product Service Soution) versi..4. Pemiihan Mode Optimum Seteah diakukan Uji Mode, Aternatif Persamaan Mode yang memenuhi Uji Kemasukakaan tanda dan oos Uji Statistik dianjutkan dengan pemiihan Aternatif Persamaan Mode yang memiiki niai koefisien determinasi (R ) yang besar, maka akan diperoeh Persamaan Mode yang Optimum.. HASIL DAN PEMBAHASAN Survei primer diakukan dengan periode waktu pencacahan adaah perjam dari jam.00 sampai dengan jam.00. seama hari kerja yaitu hari Seasa dan Kamis. Data primer dan data sekunder hasi survey dapat diihat pada Tabe, Tabe dan Tabe berikut : Tabe- Jumah Tarikan Kendaraan Saat Jam Puncak Masuk No. Lokasi Sepeda Mobi Motor RS. M. Jami 0 RS. Yos Sudarso 0 RS. TNI Reksodiwiryo 4 RS. Seaguri TeknikA

5 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: No. Tabe - Jumah Tarikan Kendaraan Tota Perhari Masuk No. Lokasi Sepeda Mobi Motor RS. M. Jami 48 RS. Yos Sudarso 8 RS. TNI Reksodiwiryo 4 4 RS. Seaguri Tabe- Data Karakteristik Zona Lokasi Karakteristik Zona LT LB JP JT T 8 Tabe- Matriks Koreasi Kondisi Tarikan Tota Perhari LT LB JP JTT Jumah 0,8 Mobi 8 Jumah 0, 0,8 Sepeda 4 8 Motor Luas Tanah Luas Bangunan Jumah Pegawai Jumah Tempat Tidur 0,8 0, 0,8 0,8 0,0 0,8 0, 0,0 RS. M. Jami Hasi Koreasi RS. Yos Dari matrik koreasi jam puncak dapat diihat Sudarso 0 bahwa jumah mobi berkoreasi tinggi (niai RS. TNI 8 koreasi >0,) dengan variabe bebasnya dan Reksodiwiry jumah sepeda motor juga berkoreasi tinggi o dengan variabe bebasnya. Demikian pua 4 RS. Seaguri untuk kondisi tota perhari. Sumber : Data Survey Antara variabe-variabe bebas terdapat koreasi yang tinggi, oeh sebab itu tidak Hasi dari perhitungan koefisien koreasi dapat disatukan daam satu persamaan aternatif, disajikan daam bentuk matriks koreasi pada Tabe maka cuma digunakan aternatif persamaan 4.4 untuk kondisi tarikan pada jam puncak. dengan variabe tungga. Baik untuk kondisi Sedangkan matrik koreasi hasi perhitungan untuk tarikan jam puncak ataupun kondisi tarikan kondisi tarikan tota daam satu hari dapat kita tota perhari. amati pada Tabe 4.. Tabe -4 Matriks Koreasi Kondisi Tarikan Jam Puncak LT LB JP JTT Jumah Mobi Jumah Sepeda Motor 0, Luas Tanah Luas Bangunan Jumah Pegawai Jumah Tempat Tidur 0,8 0, 0,8 0,8 0,8 0,0 8 0,8 0, 0,0 Adapun aternatif persamaan mode untuk kondisi tarikan pada saat jam puncak dan tarikan tota perharinya dapat diihat pada Tabe dan Tabe... Mode Akhir Berdasarkan hasi kaibrasi dan anaisis statistik serta uji kemasuk-akaan tanda, aternatifaternatif persamaan yang teah teridentifikasi dipiih yang paing baik atau yang optimum. Kriteria aternatif persamaan yang paing baik/optimum adaah sebagai berikut: Luus uji kemasuk-akaan tanda Luus uji statistik Memiiki niai koefesien determinasi (R ) yang paing besar. Mode Akhir Tarikan Jam Puncak. JM = 0, x JP 0, R = 4. JSM = 0,4 x JTT 0,8 R = 0, Mode Akhir Tarikan Tota Perhari. JM =, x JP 0, R = 4. JSM =,044 x JP 0,88 R = 0,8 TeknikA

6 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: Tabe - Aternatif Persamaan Mode Tarikan Jam Puncak No. Mode Tipe Variabe Regresi t Test VT VB a b R t Sig t Tabe y = 0.00x-. Linier JM LT y =.Ln(x)- Logaritmik JM LT y = 0.x 0.48 JM LT y =.e.8e-x Eksponensia JM LT..8E y = 0.0x+. Linier JM LB y = 4.Ln(x)-.0 Logaritmik JM LB y = 0.x 0.4 JM LB y = 8.e.0E-x Eksponensia JM LB 8..0E y = 0.x 0. y = 0.x+. Linier JM JP y = 0.Ln(x)-.4 Logaritmik JM JP JM JP y = 8.8e 0.0x Eksponensia JM JP y = 0.x.0 y = 0.0x-.8 Linier JM JTT y = 8.0Ln(x) Logaritmik JM JTT JM JTT y =.8e 0.00x Eksponensia JM JTT y = 0.00x-.4 Linier JSM LT y =.4Ln(x)- 8. Logaritmik JSM LT y = 0.4x 0.4 JSM LT y =.8e.8E-x Eksponensia JSM LT.8.8E y = 0.0x+. Linier JSM LB y = 4.Ln(x)- Logaritmik JSM LB y = 0.x 0. JSM LB y =.044e.E-x Eksponensia JSM LB.044.E y = 0.x+.4 Linier JSM JP y =.Ln(x)- Logaritmik JSM JP y = 0.x 0.80 JSM JP y =.e 0.00x Eksponensia JSM JP TeknikA 4

7 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: y = 0.84x+.0 Linier JSM JTT y = 8.Ln(x)- Logaritmik JSM JTT y = 0.4x 0.8 JSM JTT y =.e 0.00x Eksponensia JSM JTT Catatan : Niai t tabe diperoeh dari Tabe t berdasarkan degree of freedom (df) Dimana df = banyak sampe (banyak variabe bebas daam persamaan + satu) Tabe- Aternatif Persamaam Mode Tarikan Harian No. Regresi Mode Tipe Variabe R t test VT VB a b t Sig t tabe y = 0.04x-4. Linier JM LT y = 0.8Ln(x)- Logaritmik JM LT y =.x 0.4 JM LT y = 0.4e.E-x Eksponens ia JM LT 0.4.E y = 0.0x+0. Linier JM LB y = 0.Ln(x)- Logaritmik JM LB y =.x 0.48 JM LB y =.48e.E-x Eksponens ia JM LB.48.E y =.x 0. y = 0.8x+0.08 Linier JM JP y = 4.404Ln(x)- Logaritmik JM JP JM JP y = 0.04e 0.0x Eksponens ia JM JP y =.0x.0 y =.4x-4. Linier JM JTT y =.48Ln(x)- Logaritmik JM JTT JM JTT y = 8.404e 0.00x Eksponens ia JM JTT y = 0.0x-8. Linier JSM LT y = 4.Ln(x)- Logaritmik JSM LT y =.8x 0.4 JSM LT TeknikA

8 No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: y =.e.8e-x Eksponens ia JSM LT..8E y = 0.0x+. Linier JSM LB y = 08.Ln(x)- Logaritmik JSM LB y =.004x 0.4 JSM LB y = 44.e.E-x Eksponens ia JSM LB 44..E y =.044x 0.88 y = 0.x+8. Linier JSM JP y = 40.Ln(x)- Logaritmik JSM JP JSM JP y =.4e 0.00x Eksponens ia JSM JP y =.4x 0. y =.8x+0.8 Linier JSM JTT y = 48.Ln(x) Logaritmik JSM JTT JSM JTT y =.4e 0.008x Eksponens ia JSM JTT Keterangan : JM : Jumah Mobi JSM : Jumah Sepeda Motor LT : Luas Tanah LB : Luas Bangunan JP : Jumah Pegawai JTT : Jumah Tempat Tidur VT : Variabe Terikat VB : Variabe Bebas. KESIMPULAN Dari hasi anaisis koreasi diketahui bahwa variabe Luas Tanah, Luas Bangunan, Jumah Pegawai, dan Jumah Tempat Tidur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tarikan perjaanan pada rumah sakit di kota Padang, baik untuk tarikan jam puncak maupun tarikan tota per hari. Dari hasi kaibrasi dan uji statistik diperoeh dua mode akhir tarikan perjaanan pada rumah sakit di kota Padang untuk tarikan pada jam puncak dan untuk tarikan tota daam satu hari. Mode Akhir yang diperoeh yaitu : Mode Akhir Tarikan Jam Puncak. JM = 0, x JP 0, R = 4. JSM = 0,4 x JTT 0,8 R = 0, Mode Akhir Tarikan Tota Perhari. JM =, x JP 0, R = 4. JSM =,044 x JP 0,88 R = 0,8. DAFTAR PUSTAKA. LPM-ITB, Studi Standarisasi Bangkitan dan Tarikan Lau-Lintas di Zona Bandung Raya, Institut Teknoogi Bandung,. Putranto, L. S., Tarikan Perjaanan Gedung Perkantoran di Jakarta Barat. Jurna Transportasi Vo., No., Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi, Bandung,. Putranto, L. S., Tarikan Perjaanan dan efiseinsi Parkir Gedung Perkantoran di Jakarta Pusat. Jurna Kajian Teknoogi Tahun No., Universitas Tarumanegara, Tamin, O. Z, Perencanaan dan Pemodean Transportasi, Penerbit ITB, Bandung,. Morok, E. K, Pengantar Teknik dan Perencanan Tranportasi, Penerbit Erangga, Jakarta, TeknikA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN Hamzani 1), Mukhlis 2) Juli 3) 1), 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh, 3) Alumni Teknik Sipil email: 1) hamzani.hasbi@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain disebut transportasi. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013 Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan 68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Rahayu Widhiastuti 1), Eka Priyadi 2), Akhmadali 2) Abstrak Penelitian ini meneliti kebutuhan parkir kendaraan berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG Kamidjo Rahardjo Heru Julianto Yuwono Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Berdirinya rumah sakit di Kota Malang ternyata menyebabkan

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA)

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA) ISSN 2354-8630 ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA) Aditya Mahindera Putra 1), Syafi i 2), Slamet Jauhari Legowo 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi Menurut LPM ITB (1997) dalam Tamin (2008), permasalahan transportasi bertambah luas dan bertambah parah baik di negara maju

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T)

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) M.Hafiz Arsan Haq 1, Syafi i 2, Amirotul MHM 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO F. C. Woran. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado F. Jansen, E. Lintong. Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Penelitian Terdahulu Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah satu tata-guna lahan, mempunyai intensitas yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan : 1. Tarikan perjalanan pada kawasan bandara dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu perjalanan masuk, perjalanan keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perencanaan Transportasi Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi

Lebih terperinci

Matematika 120 Menit 40 Butir Pilihan Ganda. 9. Diketahui pecahan-pecahan berikut. 10. Hasildari. panjang setiap potongan f Sf cm, Putrimemotong

Matematika 120 Menit 40 Butir Pilihan Ganda. 9. Diketahui pecahan-pecahan berikut. 10. Hasildari. panjang setiap potongan f Sf cm, Putrimemotong Mata Peajaran AokasiWaktu Jumah Soa BentukSoa 120 Menit 40 Butir Piihan Ganda 1 Hasi 82914-57259+ 65241-47848= 8082 42328 8262 43048 2 Hasi 1728:(2$ x 4= -288 18-18 288 3 4 5 6 7 B Suhu daam ruang pendingin

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BioStatistik. Linier Positif Linier Negatif Tak ada hubungan

BioStatistik. Linier Positif Linier Negatif Tak ada hubungan Berfungsi untuk mengetahui derajat atau keeratan hubungan, juga untuk mengetahui arah hubungan dua variabel numerik Contoh: Apakah hubungan berat badan dan tekanan darah mempunyai derajat yang kuat atau

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA Miftachul Huda Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember KampusITS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian Data untuk penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu: 3.1.1. Data Sekunder Data sekunder merupakan data jadi yang diperoleh dari instansi atau sumber

Lebih terperinci

KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI

KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI Jurna Imiah Teknik Sipi Vo. 11, No. 1, Januari 7 KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI Ida Bagus Rai Widiarsa1 dan Putu Deskarta1 Abstrak:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS BANGKITAN DAN TAIKAN PEJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan umah Sakit Umum di Klaten) ATIKEL PUBLIKASI ILMIAH Oleh: ANIK AHMAWATI WAHYUNINGSIH Ir AGUS IYANTO S, MT Prof Dr Ir AHMAD MUNAWA,

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA Oleh : JUFRI SONY 3108100634 PROGRAM LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Ismadarni* * Abstract The trip generation is a submodel of four steps transportation planning model, used for calculating the mount of trip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci