Deret Fourier dan Transformasi Fourier

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Deret Fourier dan Transformasi Fourier"

Transkripsi

1 Bab 6 caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier 6. Fungsi Periodik Suatu fungsi dikatakan periodik jika niai fungsi tersebut beruang untuk seang besaran tertentu. Secara definisi, dapat dikatakan bahwa suatu fungsi f(x) disebut periodik jika f(x+p) f(x) untuk setiap x; biangan p disebut sebagai perioda. Misanya fungsi f(x) sin x periodanya adaah ( karena ) x sin(x+) sinx. Secara umum diperoeh perioda dari fungsi sin T adaah T. Gerak benda yang dinyatakan daam gerak harmonik sederhana (simpe harmonic motion) dapat dinyatakan daam bentuk fungsi sinus ataupun fungsi cosinus. Teah diuraikan disinggung sebeumnya bahwa biangan kompeks (diagram Argand) dapat juga digunakan untuk menyatakan posisi benda. Hubungan antara penuisan biangan kompeks dengan sinus dan cosinus juga teah dibahas pada BAB V, yaitu yang dapat dituiskan daam bentuk z x+iy A(cosωt+sinωt) Ae iωt (6.) 6.2 Niai Rata-rata suatu Fungsi Konsep niai rata-rata suatu fungsi serupa dengan konsep rata-rata suatu kumpuan biangan. Bia terdapat sekumpuan biangan, maka niai rata-rat biangan tersebut adaah diperoeh dengan menjumahkan biangan-biangan tersebut kemudian membaginya dengan banyaknya biangan yang dijumahkan. Demikian hanya dengan rata-rata suatu fungsi f(x). Misakan ingin 7

2 8 Deret Fourier dan Transformasi Fourier dicari rata-rata suatu fungsi f(x) daam seang interva antara x a sampai x b. Rata-rata tersebut dapat diperoeh dengan menjumahkan niai fungsi f(x) di setiap niai x kemudian membaginya dengan banyaknya x. Seperti hanya konsep integra sebagai penjumahan strip-strip di bawah suatu fungsi sebagaimana yang teah di bahas pada BAB IV, maka penjumahan fungsi daam konsep rata-rata juga dinyatakan daam bentuk integra. Dengan demikian rata-rata suatu fungsi f(x) pada interva [a, b] dapat dinyatakan sebagai f(x) [a,b] b a f(x)dx b a (6.2) Tinjau dua buah fungsi yang dinyatakan dengan f(x) sin 2 x dan g(x) cos 2 x. Niai rata-rata fungsi ini untuk interva [,] (satu periode) adaah sin 2 x [,] cos 2 x [,] sin 2 xdx cos 2 xdx Kemudian bia keduanya dijumah, maka akan dapat dinyatakan sin 2 x [,] + cos 2 x [,] (sin 2 x+cos 2 x)dx Karena uas daerah di bawah kurva sin 2 x dan cos 2 x untuk interva [,] adaah sama, berarti dapat diperoeh bahwa sin 2 x [,] cos 2 x [,]. Dengan demikian dapat dinyatakan sin 2 x [,] cos 2 x [,] 2 (6.3) Ha yang sama juga beraku untuk sin 2 nx dan cos 2 nx sin 2 nx [,] cos 2 nx [,] 2 (6.4) 6.3 Koefisien Fourier Tinjau suatu fungsi periodik yang merupakan superposisi dari fungsi-fungsi harmonik sinus dan cosinus daam bentuk f(x) 2 a +a cosx+a 2 cos2x+a 3 cos3x+... +b sinx+b 2 sin2x+b 3 sin3x+... (6.5)

3 6.3 Koefisien Fourier 9 Karena sin nx dan cos nx mempunyai perioda sebesar, maka berarti fungsi f(x) tersebut juga mempunyai perioda sebesar. Kemudian dengan mengingat beberapa hubungan berikut ini sinmxcosnx [,] sinmxcosnxdx (6.6) caku fi58 by khbasar; sem 2-2 sinmxsinnx [,] sinmxsinnxdx, m n 2, m n, m n cosmxcosnx [,] cosmxcosnxdx, m n 2, m n, m n dx+a +b (6.7) (6.8) Bia f(x) pada persamaan 6.5 dikaikan dengan kemudian diintegrakan pada interva [, ] maka akan diperoeh f(x)dx a cosxdx+a 2 cos2xdx yang memberikan f(x)dx a 2 sinxdx+... a f(x) dx (6.9) Kemudian koefisien a dapat diperoeh dengan mengaikan fungsi f(x) dengan cosx au mengintegrakannya daam interva [,] f(x)cosxdx a cosxdx+a cos 2 xdx 2 +a 2 cos2x cosxdx+... +b sinx cosxdx+...

4 2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier dan dengan menggunakan persamaan , maka akan diperoeh f(x)cosxdx a cos 2 xdx a 2 atau a f(x)cosxdx Cara yang sama dapat diakukan untuk memperoeh koefisien a n ainnya, yang secara umum memberikan a n f(x)cosnx dx (6.) Seanjutnya bia fungsi f(x) tersebut di atas dikaikan dengan sinx dan kemudian mengintegrakannya pada interva [, ] maka akan diperoeh koefisien b n dengan cara yang sama yaitu yang dapat dinyatakan daam bentuk umum sebagai berikut b n f(x)sinnx dx (6.) Dengan cara seperti yang dijeaskan di atas, maka suatu fungsi periodik dapat diuraikan (dieskpansikan) ke daam suatu deret sinus cosinus yang dikena sebagai deret Fourier. Contoh Suatu fungsi yang dinyatakan dengan f(x) {, < x <,, < x <, uraikanah fungsi f(x) tersebut daam deret Fourier. Untuk mengekspansikan fungsi tersebut berarti harus dicari koefisien a n dan

5 6.4 Deret Fourier daam Bentuk Kompeks 2 b n yang bersesuaian dengan menggunakan persamaan 6. dan 6.. caku fi58 by khbasar; sem 2-2 a n f(x)cosnx dx [ cosnxdx+ cos nxdx {, untuk n,, untuk n b n f(x)sinnx dx [ sinnxdx+ Dengan demikian diperoeh sin nxdx, untuk n genap, 2, untuk n ganji n f(x) ( sinx + sin3x 3 ] cosnxdx ] sinnxdx + sin5x 5 ) +... Uraian deret Fourier dari fungsi f(x) untuk n 3,9dan5 ditunjukkan daam Gambar 6.. Terihat bahwa semakin banyak n yang digunakan, uraian deret Fourier akan semakin mendekati fungsi yang dimaksud. 6.4 Deret Fourier daam Bentuk Kompeks Daam pembahasan tentang biangan kompeks, teah diuraikan bahwa fungsi sinus dan cosinus dapat dinyatakan daam bentuk biangan kompeks yaitu sinnx einx e inx, cosnx einx +e inx 2i 2 (6.2)

6 22 Deret Fourier dan Transformasi Fourier n 3 n 9 n Gambar 6.: Uraian deret Fourier dari fungsi f(x) untuk n 3,9dan5. Dengan demikian berarti deret Fourier dapat pua dinyatakan daam bentuk fungsi kompeks. f(x) c +c e ix +c e ix +c 2 e 2ix +c 2 e 2ix +... n+ n Tinjau kembai persamaan 6.5 c n e inx (6.3) f(x) 2 a +a cosx+a 2 cos2x+a 3 cos3x+... +b sinx+b 2 sin2x+b 3 sin3x+... a ( ( ) e ix 2 +a +e ix e )+a 2ix +e 2ix ( ( ) e ix e ix e +b )+b 2ix e 2ix i 2i Sehingga dapat dituiskan daam bentuk f(x) c +c e ix +c e ix +c 2 e 2ix +c 2 e 2ix +c 3 e 3ix +c 3 e 3ix +... n+ n c n e inx (6.4)

7 6.4 Deret Fourier daam Bentuk Kompeks 23 caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Untuk memperoeh koefisien c n cara yang sama juga diakukan sebagaimana ketika menentukan koefisien a n dan b n. Perhatikan integra berikut ini e ikx dx eikx eik e ik (6.5) ik ik Dengandemikianbiafungsif(x)dikaikandengan kemudiandiintegrakan dari x hingga x, maka akan diperoeh f(x)dx c c f(x)dx Seanjutnya bia fungsi f(x) tersebut dikaikan dengan e inx kemudian diintegrakan dari x hingga x, maka akan diperoeh f(x)e inx dx c +c e inx dx+c yang memberikan niai untuk koefisien c n yaitu c n e inx e ix dx+... e inx e ix dx f(x)e inx dx (6.6) Uraian deret Fourier di atas adaah untuk fungsi dengan periode sebesar dengan interva [, ]. Fungsi dengan periode namun dengan interva ainnya yaitu misanya [,] juga mempunyai bentuk ungkapan koefisien a n, b n dan c n yang sama, hanya berbeda pada batas integranya, yaitu a n b n c n f(x)cosnx dx (6.7) f(x)sinnx dx (6.8) f(x)e inx dx (6.9) Bagaimana hanya dengan uraian untuk fungsi yang periodanya tidak sama dengan tapi misakan 2 (baik daam interva [,] ataupun [,2])? Untuk mendapatkan ungkapan koefisien deret Fourier ( daam bentuk yang nx ) ebih umum tersebut perhatikanah bahwa fungsi sin mempunyai perioda sebesar 2, yang dapat ditunjukkan dengan ( n ) ( nx ) ( nx ) sin (x+2) sin +2n sin

8 24 Deret Fourier dan Transformasi Fourier ( nx ) Demikian juga hanya dengan fungsi cos dan e inx/ yang mempunyai perioda sebesar 2. Dengan demikian f(x) daam persamaan 6.5 diuraikan menggunakan fungsi sinus dan cosinus yang mempunyai perioda 2 sehingga menjadi f(x) 2 a +a cos x +b sin x +a 2 cos x +b 2 sin x +a 3 cos 3x +b 3 sin 3x (6.2) Demikian juga f(x) pada persamaan 6.3 dapat dituiskan daam bentuk f(x) c +c e ix/ +c e ix/ +c 2 e 2ix/ +c 2 e 2ix/ +... n+ n c n e inx/ (6.2) Kemudian dengan menggunakan beberapa persamaan sebagaimana persamaan , namun dengan perioda dan interva yang berbeda sin mx cos nx 2 sin mx sin nx dx 2 cos mx cos nx dx 2 dx (6.22), m n 2 (6.23), m n, m n 2 (6.24), m n Seanjutnya dengan proses yang sama sebagaimana ketika mendapatkan koefisienkoefisien Fourier di atas, maka akan diperoeh (untuk interva [, ]) a n b n c n 2 f(x)cos nx f(x)sin nx dx dx f(x)e inx/ dx (6.25)

9 6.4 Deret Fourier daam Bentuk Kompeks 25 sedangkan untuk interva [, 2] dapat dinyatakan a n b n c n f(x)cos nx dx f(x)sin nx dx f(x)e inx/ dx (6.26) caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Contoh Ekspansikan fungsi berikut daam deret Fourier. f(x) {, < x <,, < x < 2, Fungsi tersebut didefinisikan daam interva [, 2], bia digunakan koefisien c n maka dapat dinyatakan dan juga c n 2 2 f(x)e inx/ dx 2 e inx/ dx+ e inx/ dx e inx/ dx [ ] e inx/ in/, n genap in, n ganji 2 (e 2in e in ) 2in c f(x)dx 2 2 Dengan demikian diperoeh f(x) 2 ( e ix/ e ix/ + i 3 e3ix/ ) 3 e 3ix/ ( sin x + ) 3x sin Pot uraian Fourier fungsi tersebut untuk ditunjukkan daam gambar 6.2.

10 26 Deret Fourier dan Transformasi Fourier n 3 n 7 n Gambar 6.2: Uraian deret Fourier dari fungsi f(x) untuk n 3,7dan7 dengan. 6.5 Fungsi Genap dan Fungsi Ganji Suatu fungsi f(x) dikatakan sebagai fungsi genap jika f( x) f(x). Misanya adaah f(x) x 2, f(x) cosx dan ain sebagainya. Sedangkan suatu fungsi f(x) dikatakan sebagai fungsi ganji jika f( x) f(x). Contoh fungsi ganji adaah f(x) x, f(x) sinx, f(x) x 3 dan ain sebagainya. Secara grafis fungsi genap ditandai dengan kesimetrian terhadap sumbu vertika sedangkan fungsi ganji ditandai dengan kesimetrian terhadap titik pusat koordinat. Dengan sifat kesimetrian fungsi genap dan fungsi ganji tersebut, maka dapat dituiskan bahwa 2 f(x)dx, jikaf(x)fungsi genap f(x)dx (6.27), jika f(x) fungsi ganji Tinjau suatu fungsi f(x) yang merupakan fungsi ganji dan fungsi ain g(x) yang merupakan fungsi genap. Misakan perkaian kedua fungsi tersebut dinyatakan dengan h(x) f(x)g(x). Dengan menggunakan sifat fungsi ganji dan fungsi genap dapatah dinyatakan bahwa h( x) f( x)g( x) f(x)g(x) h(x) Ha tersebut menunjukkan bahwa hasi perkaian dua fungsi yang berbeda (yang satu fungsi ganji dan yang ain fungsi genap) akan menghasikan fungsi

11 6.5 Fungsi Genap dan Fungsi Ganji 27 ganji. Sedangkan jika keduanya merupakan fungsi ganji atau keduanya merupakan fungsi genap maka akan diperoeh hasi kai keduanya berupa fungsi genap. Teah diperoeh sebeumnya ungkapan koefisien deret Fourier a n dan b n daam bentuk yang umum sebagaimana dinyatakan daam persamaan Daamhainijikaf(x)adaahfungsiganji, makaf(x)cos nx menghasikan fungsi ganji (karena fungsi cosinus adaah fungsi genap) sehingga berdasarkan persamaan 6.27 dapat diperoeh caku fi58 by khbasar; sem 2-2 a n f(x)cos nx dx Sedangkan f(x)sin nx menghasikan fungsi genap, sehingga dengan persamaan 6.27 diperoeh b n f(x)sin nx dx 2 f(x)sin nx Sebaiknya jika f(x) adaah fungsi genap, maka f(x)cos nx menghasikan fungsi genap sehingga berdasarkan persamaan 6.27 dapat diperoeh a n f(x)cos nx dx 2 f(x)cos nx Sedangkan f(x)sin nx menghasikan fungsi ganji, sehingga dengan persamaan 6.27 diperoeh b n f(x)sin nx dx dx dx Jadi dapat disimpukan a n Jikaf(x)fungsi ganji maka b n 2 a Jikaf(x)fungsi genap maka n 2 b n f(x)sin nx f(x)cos nx dx dx (6.28) (6.29)

12 28 Deret Fourier dan Transformasi Fourier 6.6 Teorema Parseva Tinjau persamaan 6.5, yang dapat dituiskan kembai daam bentuk f(x) 2 a + a n cosnx+ b n sinnx (6.3) Niai rata-rata suatu fungsi daam interva [, ] teah dijeaskan pada bagian awa BAB ini. Bia dicari niai rata-rata dari fungsi [f(x)] 2 untuk seang [, ] maka dapat dituiskan Dengan mengingat bahwa [f(x)] 2 [,] ( 2 a ) 2 [,] 2 a2 n dan (b n sinnx) 2 [,] 2 b2 n, maka dapat dinyatakan [f(x)] 2 dx (6.3) ( 2 a ) 2, (an cosnx) 2 [,] [f(x)] 2 [,] [f(x)] 2 dx ( ) 2 2 a + 2 a 2 n + 2 b 2 n (6.32) Persamaan 6.32 merupakan saah satu bentuk teorema Parseva. 6.7 Transformasi Fourier Deret Fourier sebagaimana yang diuraikan pada bagian terdahuu digunakan untuk mengekspansi suatu fungsi periodik. Bagaimana hanya dengan fungsi nonperiodik? Fungsi nonperiodik dapat dipandang sebagai fungsi periodik dengan periode tak hingga. Tinjau kembai persamaan 6.2 yang menunjukkan uraian deret fourier untuk fungsi yang periodik dengan interva [, ]. Jika digunakan variabe baru ω n n, maka persamaan tersebut dapat dituiskan kembai sebagai f(x) a 2 + a n cosω n x+ n b n sinω n x (6.33) n

13 6.7 Transformasi Fourier 29 dengan a f(τ) dτ a n f(τ)cosω n τ dτ (6.34) caku fi58 by khbasar; sem 2-2 b n f(τ)sinω n τ dτ sebagaimana persamaan Dengan demikian persamaan 6.33 menjadi f(x) 2 Kemudian karena f(τ) dτ + + n n ω ω n+ ω n (n+) maka dapat dituiskan kembai f(x) 2 + ω f(τ) dτ cosω n x n cosω n x sinω n x n f(τ)cosω n τ dτ f(τ)sinω n τ dτ f(τ)cosω n τ dτ +sinω n x ω (6.35) f(τ)sinω n τ dτ Untuk fungsi nonperiodik, sebagaimana teah disebutkan di atas, berarti, dan ω dω. Maka dapat dituiskan f(x) + + cos ωx f(τ)cosωτ dτ +sinωx f(τ)sinωτ dτ dω

14 3 Deret Fourier dan Transformasi Fourier Jika kemudian digunakan notasi A(ω) + f(τ)cosωτ dτ Maka dapat dinyatakan f(x) B(ω) + A(ω)cosωx dω + f(τ)sinωτ dτ B(ω) sin ωx dω (6.36) Persamaan 6.36 tersebut di atas dikena sebagai ungkapan integra Fourier (Fourier Integra) atau juga sering dinyatakan sebagai transformasi Fourier. Jika f(x) mempunyai sifat sebagai fungsi ganji atau fungsi genap, maka ungkapan integra Fourier dapat menjadi ebih sederhana. Jika f(x) merupakan + + fungsi genap, maka f( x) f(x) dan f(x) dx 2 f(x) dx. Seain itu f(τ)sinωτ menjadi bersifat fungsi ganji sehingga B(ω). Dengan demikian jika f(x) merupakan fungsi genap, maka diperoeh integra Fourier cosinus : f(x) A(ω)cosωx dω A(ω) 2 f(x)cosωx dx (6.37) Sedangkan jika f(x) merupakan fungsi ganji maka f( x) f(x) dan + f(x) dx, seanjutnya f(x)cosωx bersifat fungsi ganji sehingga diperoeh A(ω). Dengan demikian diperoeh ungkapan integra Fourier sinus: Beberapa buku teks menggunakan ungkapan yang sedikit berbeda berkaitan dengan konstanta daam integra Fourier. Misanya daam buku BOAS, ungkapan integra Fourier cosinus dinyatakan sebagai f(x) 2 A(ω)cosωx dω dan A(ω) 2 f(x)cosωx dx

15 6.7 Transformasi Fourier 3 f(x) B(ω)sinωx dω B(ω) 2 f(x)sinωx dx (6.38) caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Integra Fourier dapat juga diungkapkan daam bentuk fungsi eksponen, yaitu daam bentuk Contoh f(x) + C(ω) C(ω)e iωx dω + f(x)e iωx dx Suatu fungsi nonperiodik dinyatakan dengan {, < x < f(x), x > Nyatakanah fungsi tersebut daam bentuk integra Fourier. (6.39) Fungsi f(x) tersebut merupakan fungsi genap, sehingga dapat dinyatakan A(ω) 2 2 sinω ω f(x)cosωx dx 2 f(x) A(ω)cosωx dω cosωx dx 2 [sinω ] ω 2 ( sinω ω ) cosωx dω

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil Bab 5 DERET FOURIER Pada Bab sebelumnya kita telah membahas deret Taylor. Syarat fungsi agar dapat diekspansi ke dalam deret Taylor adalah fungsi tersebut harus terdiferensial pada setiap tingkat. Untuk

Lebih terperinci

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi 4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi Kita telah mempelajari bagaimana menguraikan fungsi periodik dengan periode 2 yang terdefinisi pada R sebagai deret Fourier. Deret trigonometri tersebut

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Deret Fourier. (Pertemuan XI) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil

Deret Fourier. (Pertemuan XI) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil TKS 4007 Matematika III Deret Fourier (Pertemuan XI) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Perhitungan koefisien-koefisien Fourier sering kali

Lebih terperinci

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage : INSTITUT TEKNOOGI BANDUNG FAKUTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN AAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No. Bandung, 43 Telp. () 5834, 5347, Fax. () 5645 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id E-mail : fisika@fi.itb.ac.id

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

BAB IV DERET FOURIER

BAB IV DERET FOURIER BAB IV DERET FOURIER 4.1 Fungsi Periodik Fungsi f(x) dikatakan periodik dengan perioda P, jika untuk semua harga x berlaku: f (x + P) = f (x) ; P adalah konstanta positif. Harga terkecil dari P > 0 disebut

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

Persamaan Differensial Biasa

Persamaan Differensial Biasa Bab 7 cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011 Persamaan Differensial Biasa Dalam banyak persoalan fisika, suatu topik sering dinyatakan dalam bentuk perubahan (laju perubahan). Telah disinggung sebelumnya

Lebih terperinci

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier

Lebih terperinci

ANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP

ANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP ANAISIS DERE FOURIER UNUK MENENUKAN PERSAMAAN FUNGSI GEOMBANG SINUSOIDA ARUS AC PADA OSIOSKOP 1.Dian Sandi,.Imas R.E, Malinda Pendidikan Fisika UHAMKA Jakarta Email 1.diansandi@gmail.com.iye1@yahoo.com

Lebih terperinci

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI 5.1 Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. menyebutkan definisi sinus, cosinus dan tangen dalam segitiga

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi 8 Hendra Gunawan 4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi Kita telah mempelajari bagaimana menguraikan fungsi periodik dengan periode 2 yang terdefinisi pada R sebagai deret Fourier. Deret

Lebih terperinci

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Matakuliah: Fisika Matematika DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Di S U S U N Oleh : Kelompok VI DEWI RATNA PERTIWI SITEPU (8176175004) RIFKA ANNISA GIRSANG (8176175014) PENDIDIKAN FISIKA REGULER

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011 Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 00/0 Tanggal Ujian: 0 Juni 0. Diketahui vektor u = (a, -, -) dan v = (a, a, -). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... A.

Lebih terperinci

AB = c, AC = b dan BC = a, maka PQ =. 1

AB = c, AC = b dan BC = a, maka PQ =. 1 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 9. Jika a, b, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah A. B. a b ab C. ab b a D. ab ab E. ab ab ab b a karena pada jawaban terdapat ab maka selesaikan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Matematika

Antiremed Kelas 12 Matematika Antiremed Kelas Matematika Integral - Latihan Ulangan Doc. Name: ARMAT098 Version : 0 0 halaman 0. f (x)=x +x+ maka f(x) =... x +x +x +c x +x +x+c x - x +x+c x +x +x+c x - x +x+c 0. 0. 0. 0 x +c x c x

Lebih terperinci

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use INTISARI KALKULUS Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 010 Pengantar Kalkulus 1 & merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua

Lebih terperinci

1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... D E

1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... D E 1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... A. 3-3 + 21-7 21-21 + 7 2. Persamaan (2m - 4)x² + 5x + 2 = 0 mempunyai akar-akar real berkebalikan, maka nilai m adalah... A. -3-3 6 Kunci

Lebih terperinci

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier (FS) 1. Deret Fourier Menurut Fourier setiap fungsi periodik dapat dinyatakan sebagai jumlah fungsi sinus dan cosinus yang tak berhingga jumlahnya dan dihubungkan secara harmonis.

Lebih terperinci

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576 Pembahasan SNMPTN 011 Matematika IPA Kode 576 Oleh Tutur Widodo Juni 011 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... a. 1 b. 0 c. 1 d. e.

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI Apabila suatu besaran y memiliki nilai yang tergantung dari nilai besaran lain x, maka dikatakan bahwa besaran y tersebut merupakan fungsi besaran x. secara umum ditulis: y= f(x)

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

FUNGSI Matematika Industri I

FUNGSI Matematika Industri I FUNGSI TIP FTP UB Pokok Bahasan Memproses bilangan Komposisi fungsi dari fungsi Jenis fungsi Fungsi trigonometrik Fungsi eksponensial dan logaritmik Fungsi ganjil dan fungsi genap Pokok Bahasan Memproses

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 578 Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus

Lebih terperinci

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5. 6. INTEGRAL A. Integral Tak Tentu. dx = x + c. a dx = a dx = ax + c. x n dx = n+ x n+ + c. sin ax dx = a cos ax + c 5. cos ax dx = a sin ax + c 6. sec ax dx = a tan ax + c 7. [ f(x) ± g(x) ] dx = f(x)

Lebih terperinci

DERET FOURIER. 1. Pendahuluan

DERET FOURIER. 1. Pendahuluan DERET FOURIER 1. Pendahuluan Teorema Fourier: Suatu fungsi periodik terhadap waktu, x p (t), dengan perioda dasar T 0, dapat dinyatakan sebagai jumlah tak hingga dari gelombang-gelombang sinusoidal. Fungsi

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2. Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 6 Oleh : Fendi Alfi Fauzi. lim x 0 cos x x tan x + π )... a) b) 0 c) d) e) Jawaban : C Pembahasan: lim x 0

Lebih terperinci

log2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) .

log2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) . TRY OUT AKBAR UN SMA 08 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT. 9 6 4 8 7 Jawaban : C 4 4 = = = 7 8 4 = 9. 5 + = 0 5 = 0 5 = 5 0 = ( 5 0). log5 5 log8 log6 4 log log4 = log5 5 4 log log log6 log4 =. log5 5. 4. log log

Lebih terperinci

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP A. Soal dan Pembahasan. ( x ) dx... Jawaban : INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP ( x) dx x dx x C x C x x C. ( x 9) dx... x Jawaban : ( x 9) dx. (x x 9) dx x 9x C x x x. (x )(x + ) dx =.

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 536 Oleh : Fendi Alfi Fauzi. Nilai p agar vektor 2i + pj + k dan i 2j 2k saling tegak lurus adalah... a) 6

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27 1. Nilai dari untuk x = 4 dan y = 27 adalah... A. (1 + 2 ) 9 B. (1 + 2 ) 9 C. (1 + 2 ) 18 D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27 2. Persamaan 2x² + qx + (q - 1) = 0, mempunyai akar-akar x 1 dan x 2. Jika x 1 2

Lebih terperinci

2009 ACADEMY QU IDMATHCIREBON

2009 ACADEMY QU IDMATHCIREBON NASKAH UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Jenjang Sekolah : SMA/MA Hari/Tanggal : Rabu/22 April 2009 Program Studi : IPA Waktu : 08.00 10.00 Petunjuk: Pilihlah satu jawababan yang tepat! 1. Perhatikan

Lebih terperinci

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use INTISARI KALKULUS 2 Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 200 Pengantar Kalkulus & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua

Lebih terperinci

15. TURUNAN (DERIVATIF)

15. TURUNAN (DERIVATIF) 5. TURUNAN (DERIVATIF) A. Rumus-Rumus Turunan Fungsi Aljabar dan Trigonometri Untuk u dan v adalah fungsi dari x, dan c adalah konstanta, maka:. y = u + v, y = u + v. y = c u, y = c u. y = u v, y = v u

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 11 Matematika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 11 Matematika Kurikulum 03 Antiremed Kelas Matematika Turunan Fungsi dan Aplikasinya Soal Doc. Name: K3ARMATPMT060 Version: 05-0 halaman 0. Jika f(x) = 8x maka f (x). (A) 8x (B) 8x (C) 6x (D) 6x (E) 4x 0. Diketahui

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Bentuk sederhana dari (1 + 3 ) - (4 - ) adalah... A. -2-3 B. -2 + 5 C. 8-3 D. 8 + 3 8 + 5 (1 + 3 ) - (4 - ) = (1 + 3 ) - (4-5 ) = 1 + 3-4 + 5 = 8-3 2. Jika 2 log 3 = a dan 3 log 5 = b, maka 15 log 20

Lebih terperinci

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan

Lebih terperinci

Materi W8e TRIGONOMETRI 1. Kelas X, Semester 2. E. Grafik Fungsi Trigonometri.

Materi W8e TRIGONOMETRI 1. Kelas X, Semester 2. E. Grafik Fungsi Trigonometri. Materi W8e TRIGONOMETRI 1 Kelas X, Semester 2 E. Grafik Fungsi Trigonometri www.yudarwi.com E. Grafik Fungsi Trigonometri tata koordinat Cartesius fungsi trigonometri sumbu-x sebagai nilai sudut sumbu-y

Lebih terperinci

Teknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part)

Teknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part) Teknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part) Kalkulus 2 Nanang Susyanto Departemen Matematika FMIPA UGM 06 Februari 2017 NS (FMIPA UGM) Teknik pengintegralan 06/02/2017 1 / 14 Mari mengingat

Lebih terperinci

Departemen Pendidikan Nasional TRY OUT I MKKS DKI JAKARTA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran

Departemen Pendidikan Nasional TRY OUT I MKKS DKI JAKARTA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran Departemen Pendidikan Nasional TRY OUT I MKKS DKI JAKARTA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 009 00 Petunjuk Umum:. Tulislah nomor dan nama pada lembar jawaban!. Periksa dan bacalah soal dengan teliti!. Dahulukam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan Pilihlah satu jawaban yang tepat.. (x x 4 ) dx.. ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 007/008 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII / Ilmu Alam Hari, Tanggal : Waktu : 90 menit ( ) ` a. x

Lebih terperinci

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS Mata Kuliah GELOMBANG-OPTIK OPTIK TOPIK I SUB TOPIK OSILASI GANDENG C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN:OSILASI GANDENG Satu derajat kebebasan: Misalkan: pegas yang memiliki satu simpangan Dua derajat

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Quis 1 (Bab 1,2 dan 3) tipe 1

Kunci Jawaban Quis 1 (Bab 1,2 dan 3) tipe 1 Kunci Jawaban Quis (Bab,2 dan 3) tipe. Tentukan representasi deret Taylor dari f(x) = ln( + x) di sekitar a =. Tuliskan sampai turunan ke 5. Kemudian estimasilah ln(.2) dengan menggunakan deret Taylor

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 00/00 SMU/MA Program Studi IPA Paket Utama (P) MATEMATIKA (D0) SELASA, 6 MEI 00 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 0 0-0-D0-P0

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial

Persamaan Diferensial TKS 4003 Matematika II Persamaan Diferensial Linier Non Homogen Tk. 2 (Differential: Linier Non Homogen Orde 2) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Solusi umum merupakan jumlah

Lebih terperinci

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C. 1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 Kunci : C Persamaan fungsi : F(x)

Lebih terperinci

Suku Banyak Chebyshev

Suku Banyak Chebyshev Bab 3 Suku Banyak Chebyshev Suku banyak Chebyshev, yang diberi nama oleh Pafnuty Chebyshev, merupakan suatu deret dari suku banyak ortogonal yang dapat dituliskan secara rekursif. Suku banyak ini dibedakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa hal yang menjadi landasan dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld

Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld Bab V Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmoogi Braneword V. Pendahuuan Di daam Bab IV teah dipeajari bahwa persamaan-persamaan induksi pada brane mengandung sebuah tensor Wey terproyeksi yang membawa informasi

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket Oleh : Fendi Alfi Fauzi. Lingkaran x 6) 2 + y + ) 2 menyinggung garis y di titik a), ) b), ) c) 6, ) d) 6,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral TakTentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut

Lebih terperinci

SYARAT DIRICHLET. 1, 1 < t < 0

SYARAT DIRICHLET. 1, 1 < t < 0 SYARAT DIRICHET Misalkan f t adalah fungsi yang licin bagian demi bagian, berperioda, maka deret fourier konvergen. Ke nilai f t untuk setiap titik di mana fungsi f kontinu.. Ke nilai f t + + f t bagi

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral 2 Darpublic BB 7 Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

SMA/MA MATEMATIKA FISIKA KIMIA BIOLOGI BAHASA INDONESIA BAHASA INGGRIS

SMA/MA MATEMATIKA FISIKA KIMIA BIOLOGI BAHASA INDONESIA BAHASA INGGRIS PREDIKSI UJIAN NASIONAL SMA/MA MATEMATIKA FISIKA KIMIA BIOLOGI BAHASA INDONESIA BAHASA INGGRIS SEMOGA SUKSES PAKET PREDIKSI UJIAN NASIONAL SMA/MA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Tanggal : - Waktu : MENIT PETUNJUK

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009 Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009 Kode 924 Oleh Kak Mufidah 1. Diketahui fungsi. Agar fungsi tersebut senantiasa berada di bawah sumbu x, maka nilai m yang mungkin adalah Agar fungsi tersebut senantiasa

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Ujian Nasional. Tahun Pelajaran 2010/2011 IPA MATEMATIKA (D10) UTAMA. SMA / MA Program Studi

Ujian Nasional. Tahun Pelajaran 2010/2011 IPA MATEMATIKA (D10) UTAMA. SMA / MA Program Studi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 00/0 UTAMA SMA / MA Program Studi IPA MATEMATIKA (D0) c Fendi Alfi Fauzi alfysta@yahoo.com Ujian Nasional Tahun Pelajaran 00/0 (Pelajaran Matematika) Tulisan ini bebas dibaca

Lebih terperinci

UN MATEMATIKA IPA PAKET

UN MATEMATIKA IPA PAKET UN MATEMATIKA IPA PAKET Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!. Diberikan pernyataan berikut: P: Semua pramugari berwajah cantik P: Catherine seorang pramugari

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik x( t T ) x( Analisis Fourier Jean Baptiste Fourier (1768-1830, ahli fisika Perancis) membuktikan bahwa sembarang fungsi periodik dapat direpresentasikan sebagai penjumlahan sinyal-sinyal sinus dengan frekuensi

Lebih terperinci

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 3B TAHUN 2010

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 3B TAHUN 2010 . Perhatikan argumen berikut ini. p q. q r. r ~ s TRY OUT MATEMATIKA PAKET B TAHUN 00 Negasi kesimpulan yang sah dari argumen di atas adalah... A. p ~s B. p s C. p ~s D. p ~s E. p s. Diketahui npersamaan

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009 1. 1. Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara. 2. Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding. Ingkaran dari kesimpulan kedua premis diatas adalah... A. Saya giat belajar dan

Lebih terperinci

INDIKATOR 10 : Menyelesaikan masalah program linear 1. Pertidaksamaan yang memenuhi pada gambar di bawah ini adalah... Y

INDIKATOR 10 : Menyelesaikan masalah program linear 1. Pertidaksamaan yang memenuhi pada gambar di bawah ini adalah... Y INDIKATOR : Menyelesaikan masalah program linear. Pertidaksamaan yang memenuhi pada gambar di bawah ini adalah... Y 8 8 X x + y 8; x + y ; x + y x + y 8; x + y ; x + y x + y 8; x + y ; x + y x + y 8; x

Lebih terperinci

Matematika SMA/MA IPA. Nama : No. Peserta : , dan z = 10, maka nilai dari 12 A. 36 B. 25 C D. 1 9 E Jika log 3.

Matematika SMA/MA IPA. Nama : No. Peserta : , dan z = 10, maka nilai dari 12 A. 36 B. 25 C D. 1 9 E Jika log 3. Nama : No. Peserta :. Jika x =, y =, dan z = 0, maka nilai dari x y z =. x yz A. 6 B. 5 C. 6 D. 9 E.. Jika log A. ab+a+b a+ B. b+a+ a+ C. a+b+ a+ D. ab+a+ a+ E. ab+a+ a+ = a dan log 5 = b, maka log 60.

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Matematika

UN SMA IPA 2009 Matematika UN SMA IPA 009 Matematika Koe Soal P88 Doc. Name: UNSMAIPA009MATP88 Doc. Version : 0-0 halaman 0. Perhatikan premis-premis berikut ini : :Jika Ai muri rajin maka Ai muri panai :Jika Ai muri panai maka

Lebih terperinci

SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Matematika

SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal UN 00 Paket Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah IPA SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Perbandingan trigonometri sin x merupakan relasi yang memetakan setiap x tepat satu nilai sin x yang dinyatakan dengan notasi f : x sinx

Perbandingan trigonometri sin x merupakan relasi yang memetakan setiap x tepat satu nilai sin x yang dinyatakan dengan notasi f : x sinx MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI Perbandingan trigonometri dari suatu sudut tertentu terdapat tepat satu nilai dari sinus, kosinus dan tangens dari sudut tersebut. Sehingga perbandingan trigonometri

Lebih terperinci

SANGGAR 14 SMA JAKARTA TIMUR

SANGGAR 14 SMA JAKARTA TIMUR SANGGAR 4 SMA JAKARTA TIMUR SOAL TRY OUT BERSAMA KE- Selasa, 0 Januari 05. Diketahui dua premis: Premis : Jika Romeo sakit maka Juliet menangis Premis : Juliet tersenyum-senyum Negasi dari kerimpulan yang

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 25 September 2013

Hendra Gunawan. 25 September 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 2013/2014 25 September 2013 Kuis 1 (Kuliah yang Lalu) 1. Selesaikan pertaksamaan 2x 3 < x. 2. Diketahui i f(x) ) = x 2 sin (1/x) untuk x 0 dan f(0) = 0.

Lebih terperinci

Turunan Fungsi Aljabar. , karena melengkung maka

Turunan Fungsi Aljabar. , karena melengkung maka A. Turunan sebagai Limit Fungsi Turunan Fungsi Aljabar f(t) t = t t jika dan hanya jika t = t + t m = f(t ) f(t ) t t = f( t+t ) f(t ) t = f( t+t ) f(t ) t f( t+t ) f(t ) t 0 t = f (t ) f(+x) f(x) m =

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION

TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION JIMT Vol. 10 No. 1 Juni 2013 (Hal. 83 88 ) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X TANSFOMASI FOUIE QUATENION esnawati Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako

Lebih terperinci

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome:

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome: 1/14/1 MINGGUKE KE-5 Learning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan : Mampu menjelaskan konsep gaya balik Mampu menyelesaikan persamaan gerak harmonik Mampu menyelesaikan kasus harmonik

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR PETOENJOEK OEMOEM. Periksa Soal Try Out (IPA) dan Nomor Tes sebelum Anda menjawab. Jumlah soal sebanyak 0 butir soal yang terdiri dari :. Pengisian pada lembar jawaban (LJK) yang disediakan PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

Soal Ujian Nasional Tahun 2007 Bidang Matematika

Soal Ujian Nasional Tahun 2007 Bidang Matematika Soal Ujian Nasional Tahun 007 Bidang Matematika Oleh : Fendi Alfi Fauzi 6 Desember 01 1. Bentuk sederhana dari (1 + ) (4 50) adalah... A. B. + 5 C. 8 D. 8 + E. 8 + 5. Jika log = a dan log 5 = b, maka 15

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : MATEMATIKA. menit

Mata Pelajaran : MATEMATIKA. menit Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 0 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! Dilarang menggunakan kalkulator, kamus

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1991

Matematika EBTANAS Tahun 1991 Matematika EBTANAS Tahun 99 EBT-SMA-9-0 Persamaan sumbu simetri dari parabola y = 8 x x x = 4 x = x = x = x = EBT-SMA-9-0 Salah satu akar persamaan kuadrat mx 3x + = 0 dua kali akar yang lain, maka nilai

Lebih terperinci

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI Afrizal, S.Pd, M.PMat Matematika MAN Kampar Juli 2010 Afrizal, S.Pd, M.PMat (Matematika) Luas Daerah Dibawah Kurva Juli 2010 1 / 29 Outline Outline 1 Limit dan Turunan

Lebih terperinci

BERANDA SK/KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. Matematika SMA YPHB KOTA BOGOR

BERANDA SK/KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. Matematika SMA YPHB KOTA BOGOR KELAS XII IPA SEMESTER SATU Standar Kompetensi Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah sederhana Kompetensi Dasar 1. Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu 2. Menghitung integral

Lebih terperinci