BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (koreasi) antara sejumah variabe. Prinsip dasar dari anaisis faktor yaitu dengan mengekstrasi sejumah vaktor dari gugusan variabe asa,,, P sehingga banyaknya faktor ebih sedikit dari banyaknya variabe asa dan sebagian besar informasi (ragam) variabe asa tersimpan daam sejumah faktor. aktor merupakan variabe baru yang bersifat tidak bisa diukur atau tidak dapat diamati. Sedangkan adaah variabe yang dapat diukur atau diamati. aktor daam anaisis faktor dibentuk untuk memaksimakan penjeasan dari sekeompok variabe, bukan digunakan untuk memprediksi suatu variabe tidak bebas. Daam anaisis faktor variabe-variabe dikeompokkan berdasarkan koreasinya, yaitu variabe yang mempunyai koreasi tinggi akan berada daam keompok tertentu membentuk suatu faktor dan variabe-variabe yang mempunyai koreasi rendah akan membentuk faktor ain. Secara umum dapat dikatakan bahwa anaisis ini bertujuan untuk menganaisis hubungan sejumah besar variabe dengan menentukan satu keompok dimensi umum yang disebut faktor (Hair, et a. 995). Daam meakukan anaisis faktor keputusan pertama yang harus diambi oeh peneiti adaah menganaisis apakah data yang ada cukup memenuhi syarat di daam anaisis faktor. Langkah ini diakukan dengan mencari matriks koreasi 5

2 6 antara indikator-indikator yang diobservasi. Metode Kaiser-Mayer Okin (KMO) paing banyak digunakan untuk meihat syarat kecukupan data untuk anaisis faktor. Metode ini mengukur kecukupan sampe secara menyeuruh dan mengukur kecukupan sampe untuk setiap indikator. Metode ini mengukur homogenitas indikator. Adapun formua untuk menghitung KMO adaah sebagai berikut: i j KMO = r a r dengan diketahui koreasi parsia. r merupakan koefisien koreasi, dan a adaah koefisien Berikut tabe untuk menentukan niai KMO sebagai berikut : Tabe. Ukuran KMO Ukuran KMO 0,90 0,80-0,89 0,70-0,79 0,60-0,69 0,50-0,59 0,50 Sumber: Hair, et a. (995) Rekomendasi Sangat baik (Marveous) Berguna (Meritorious) Biasa (Midding) Cukup (Mediocre) Buruk (Miserabe) Tidak diterima (Unacceptabe) Pada Tabe. disarankan untuk niai KMO di atas 0,80. Namun, niai KMO di atas 0,5 masih bisa untuk penentuan anaisis faktor. Seain memasukkan semua indikator di daam perhitungan koreasi, menghitung koefisien koreasi di daam anaisis faktor untuk indikator tertentu dapat dihitung dengan formua sebagai berikut: r MSA i = r a

3 7 dengan r menyatakan koefisien koreasi dan parsia. a menyatakan koefisien koreasi Sebagaimana semakin tinggi niai KMO maka, niai MSA sangat beraasan untuk memasukkan indikator di daam anaisis faktor. Uji Bartett s test of sphericity merupakan uji statistika untuk signifikansi menyeuruh dari semua koreasi di daam matriks koreasi. Seteah terpenuhi syarat kecukupan data, maka akan diakukan angkah seanjutnya daam anaisis faktor adaah mencari faktor atau ekstraksi faktor. Daam anaisis faktor ekstraksi faktor (extraction) adaah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasikan faktor yang ebih sedikit yang mampu menjeaskan koreasi antara indikator yang diobservasi. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk meakukan ekstraksi faktor yaitu principa component anaisis, principa axis factoring, unweighted east squares, generaized east squares, dan maximum ikeihood. Metode ekstraksi faktor yang digunakan daam peneitian ini adaah metode anaisis komponen utama (principa components anaysis). Anaisis komponen utama merupakan suatu teknik anaisis untuk mentransformasi variabe-variabe asi yang masih saing berkoreasi satu dengan yang ain menjadi satu variabe baru yang tidak berkoreasi agi. Variabe-variabe baru yang baru terbentuk itu disebut sebagai komponen utama (principa component). Secara umum mode anaisis faktor (Johnson dan Wichern, 998) adaah :

4 8 m m m m (.) p p p p pm m p dengan,,, adaah variabe asa ke- sampai ke-p;,,, p p adaah rataan dari vector acak ke- sampai ke-p;,,, adaah bobot pm (oading) variabe ke- sampai ke-m;,,, m adaah faktor ke- sampai kem;,,, p adaah gaat atau faktor spesifik (specific factor) untuk variabe ke- sampai ke-p. Persamaan (.) dapat dituis daam bentuk matriks berikut: (px) - (px) = L (pxm) (mx) + (px) 3 3 = m m 3 m (.) p p ( p ) p p p 3 pm ( p m ) m ( m ) p ( p ) dengan merupakan vektor variabe asa, adaah matriks faktor pembobot, merupakan vektor faktor bersama, adaah vektor faktor spesifik, dan untuk adaah rata-rata dari vektor. Mode anaisis faktor pada persamaan (.) membawa impikasi struktur koragam untuk menjadi : Cov() = ' LL (.3) Cov(,) = L (.4)

5 9 Hubungan antara variabe asa dengan varians faktor dan varians gaat adaah sebagai berikut : Var( i ) = communaity + specific variance = h i = ( ) i i i 3 im. (.5) Berdasarkan persamaan (.5) terihat bahwa Var(i) diterangkan oeh dua komponen yaitu h dan. Komponen i h i disebut komunaitas (communaity) yang menunjukkan proporsi keragaman i yang diterangkan oeh m faktor bersama, dengan h merupakan jumah kuadrat dari bobot faktor vektor i acak i pada m faktor bersama. Sedangkan disebut sebagai ragam spesifik (specific variance) yang merupakan proporsi ragam dari vektor acak i yang disebabkan oeh faktor spesifiknya. Kemudian akan dianjutkan dengan penentuan jumah faktor sebetunya bisa diperoeh faktor sebanyak variabe yang ada namun, tujuan dari meakukan anaisis faktor adaah mencari variabe baru yang disebut faktor yang saing tidak berkoreasi, bebas satu sama ain, ebih sedikit jumahnya dari variabe asi, akan tetapi dapat menyerap dan menerangkan sebagian besar informasi yang terkandung daam variabe asi. Beberapa prosedur bisa disarankan yaitu penentuan secara apriori (ditentukan terebih dahuu, misanya dari variabe yang ada bisa ditarik sekian faktor), atau berdasarkan eigenvaues, scree pot, percentage of variance accounted for, spit-haf reiabiity, dan significance test. Daam peneitian ini penentuan berdasarkan eigenvaues. Teknik yang paing

6 0 umum digunakan daam menentukan jumah faktor yang dipiih adaah kriteria niai eigen. Di daam pendekatan ini, hanya faktor dengan eigen vaues ebih besar dari (satu) yang dipertahankan, jika ebih keci dari (satu), faktornya tidak diikutsertakan daam mode. Langkah seanjutnya daam anaisis faktor adaah rotasi faktor yaitu mencari faktor yang mampu mengoptimakan koreasi antar indikator yang diobservasi. Rotasi faktor ini diperukan jika metode ekstraksi faktor beum dapat menghasikan komponen faktor utama yang jeas. Gambaran umum dari tujuan meakukan rotasi faktor adaah agar dapat memperoeh struktur faktor yang ebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Rotasi faktor merupakan aat yang penting daam meakukan interpretasi terhadap faktor yang dihasikan. Terdapat dua metode yang dapat digunakan daam rotasi faktor yaitu rotasi orthogona dan rotasi obique. Prosedur rotasi orthogona dengan asumsi bahwa secara matematis faktor yang ada bebas dan rotasinya harus tegak urus dengan sudut 90, dan terjadi ha yang sebaiknya pada rotasi obique. Bagian dari rotasi orthogona yang bisa digunakan adaah Varimax, Quartimax dan Equamax (Hair, et a. 995).. Varimax Method Varimax Method adaah metode rotasi orthogona untuk meminimakan jumah indikator yang mempunyai faktor oading tinggi pada setiap faktor.. Quartimax Method

7 Quartimax Method merupakan metode rotasi untuk meminimakan jumah faktor yang digunakan untuk menjeaskan indikator. 3. Equamax Method Equamax Method merupakan metode gabungan antara varimax method yang meminimakan indikator dan quartimax method yang meminimakan faktor. Rotasi obique adaah rotasi yang mengekstraksi faktor dengan merotasi sumbu faktor yang kedudukannya saing membentuk sudut dengan besar sudut tertentu. Rotasi obique diasumsikan bahwa variabe-variabe yang digunakan tidak dapat dipisahkan atau saing berkoreasi, agar dapat meakukan interpretasi terhadap faktor dari hasi rotasi faktor, yang harus diperhatikan adaah besar factor oading dari setiap faktor pada masing-masing variabe. Kemudian masingmasing variabe akan dikeompokkan menjadi satu faktor. Untuk tujuan pengeompokan, maka tahap seanjutnya adaah mencari skor faktor. Skor faktor adaah merupakan ukuran individua pada faktor yang merupakan niai rata-rata terbobot, dan bobot yang diberikan itu sesuai dengan besarnya muatan faktor. Penentuan pembentukan faktor dapat diakukan dengan meakukan (cut off) atau pemotongan terhadap skor faktor yang dirotasi. Tabe. Pemotongan (cut off) Skor Ukuran sampe yang Skor Ukuran sampe yang oading dibutuhkan untuk signifikansi oding dibutuhkan untuk signifikansi 0, , , , , , , , ,50 0 0,75 50 Sumber: Hair, et a. (995)

8 . Produk Menurut Koter (00 : ) produk adaah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibei atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Ketika peanggan membei sebuah produk maka akan memiiki harapan bagaimana produk tersebut berfungsi (product moment). Produk berfungsi sebagai berikut:. Produk berfungsi ebih baik dari yang diharapkan. Iniah disebut sebagai diskonfirmasi positif (Positive disconfirmatiori). Jika ini terjadi maka konsumen akan merasa puas.. Produk berfungsi sebagai apa yang diharapkan. Iniah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana (simpe confirmation). Jika ha ini terjadi maka peanggan akan merasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan peanggan dan peanggan akan memiiki perasaan netra. 3. Produk berfungsi ebih buruk dari yang diharapkan. Iniah yang disebut sebagai konfirmasi negatif (Negative disconfirmatiori). Produk yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan peanggan akan menyebabkan kekecewaan sehingga merasa tidak puas... Tingkatan Produk Pada umumnya suatu perusahaan daam merencanakan menawarkan produknya ke pasar peru membedakan tingkatan produk. Menurut Koter (994, p43) ada ima tingkatan produk yang peru diperhatikan, yaitu : a. Manfaat dasar (Core benefit)

9 3 Manfaat dasar yaitu manfaat yang diberikan oeh suatu produk yang dibei konsumen agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Contoh manfaat dasar dari handphone adaah memberikan kemudahan daam berkomunikasi dimana saja dan kapan saja. b. Manfaat pasar (Generic product) Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk pasar. c. Produk ekspektasi (Expected product) Pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan. Produk yang sudah diengkapi dengan atribut sehingga kondisi produk dapat diterima oeh konsumen yang membeinya. Contoh: tamu restoran yang mengharapkan tempat yang bersih, nyaman, dan peraatan makan yang bersih. d. Produk yang ditingkatkan (Augment product) Pemasar menyipakan suatu produk yang sudah ditingkatkan dan ebih baik au dipasarkan dengan peayanan dan manfaat tambahan kepada para konsumen. e. Produk potensia (Potentia product) Perusahaan berusaha mencari berbagai cara-cara baru untuk memuaskan konsumen dan membedakan produk yang mereka hasikan dengan yang ainnya..3 Lokasi Lokasi merupakan tempat dimana biasanya konsumen membei suatu produk (Ma ruf, 005 : 3). Lokasi sangat penting untuk mempermudah

10 4 konsumen daam membei dan menjadikan faktor utama bagi keangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembei. Keputusan untuk mendirikan okasi tergantung kepada area perdagangan yang diayani. Menurut Hurriyati (005 : 58) pemiihan tempat atau okasi memerukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor adaah : a. Akses misanya okasi yang mudah dangkau sarana transportasi umum. b. Visibiitas, misanya okasi yang dapat diihat dengan jeas dari pinggir jaan. c. Lau intas (traffic), dimana ada dua ha yang peru dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang au aang dapat memberikan peuang besar terjadinya peningkatan penjuaan, dan kepadatan dan kemacetan au intas dapat pua menjadi hambatan. d. Tempat parkir yang uas dan aman. e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk peruasan usaha di kemudian hari. f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk atau jasa yang ditawarkan. g. Persaingan, yaitu okasi pesaing di sekitar toko tersebut. h. Peraturan pemerintah.

11 5.4 Harga.4. Pengertian Harga Harga merupakan saah satu faktor yang harus dikendaikan secara serasi, searas dengan tujuan yang ingin dicapai oeh perusahaan. Segaa keputusan yang menyangkut harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjuaan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oeh suatu perusahaan. Ini berarti harga menggambarkan niai uang sebagai barang/jasa. Menurut Koter (00 : 439) harga adaah jumah dari seuruh niai yang dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena menggunakan barang atau jasa produk tersebut. Sedangkan menurut Stanton (daam buku Angipora, 000:74) harga adaah jumah uang yang dibutuhkan untuk memperoeh beberapa kombinasi sebuah produk dan peayanan yang menyertainya..4. Pentingnya Harga Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit daam perekonomian maupun daam suatu usaha. Daam suatu usaha harga dari sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan aba atas pembayaran harga faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, moda, dan ski..5 Merek.5. Pengertian Merek Merek adaah nama, tanda, simbo, desain, atau kombinasinya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasikan (membedakan) barang atau ayanan suatu penjua dari barang dan ayanan penjua ain (definisi

12 6 American Marketing Association, daam buku (Simamora 00:49). Merek sangat penting bagi keberhasian suatu produk, bahkan merek ebih penting dari produk itu sendiri..5. Syarat-Syarat untuk Memiih Merek Merek yang teah dipiih mempunyai pengaruh terhadap keancaran penjuaan, sehingga perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek yang dapat menimbukan kesan positif. Menurut Angipora (000) ada sejumah syarat yang peru diperhatikan yaitu: b. Mudah diingat c. Menimbukan kesan positif d. Tepat untuk promosi e. Memiih ciri khas sendiri f. Bisa didaftarkan dan diindungi hak paten.5.3 Pentingnya Merek Merek setiap produk yang dicantumkan oeh perusahaan memiiki fungsi atau kegunaan untuk mempermudahkan konsumen mengidentifikasi produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan. Merek juga dapat membuat pembei yakin akan memperoeh kuaitas barang yang sama jika mereka membei uang. Namun bagi penjua pentingnya merek merupakan suatu yang dapat diikankan dan akan dikenai konsumen bia sedang diperagakan di etaase toko. Merek secara tidak angsung membantu penjua mengendaikan pasar, karena pada dasarnya pembei tidak mau dibingungkan oeh produk yang satu

13 7 dengan produk ainnya. Merek mengurangi perbandingan harga dari dua macam barang dengan merek yang berbeda..6 Promosi Promosi adaah segaa bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasikan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 00: 85). Program ini memberikan semacam penghargaan (rewards) khusus (seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi pembeian atau pemakaian produk/jasa perusahaan) kepada peanggan rutin agar tetap oya pada produk dari perusahaan yang bersangkutan. Meaui kerjasama seperti ini diharapkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan kepuasan serta oyaitas peanggan akan semakin besar..7 Peayanan Kunci keberhasian daam persaingan sering teretak pada penambahan peayanan yang menambah niai serta meningkatkan kuaitasnya. Keberhasian pemasaran produk sangat ditentukan pua oeh baik buruknya peayanan yang diberikan oeh suatu usaha daam memasarkan produknya. Peayanan sebenarnya untuk membedakan secara tegas antara barang dan peayanan diihat dimana pembeian suatu barang sering kai disertai dengan ayanan-ayanan tertentu. Sebaiknya pembeian ayanan sering kai juga meibatkan barang-barang yang meengkapinya (misanya makanan di restoran, teepon daam ayanan teekomunikasi). Menurut Simamora (00 : 7), ayanan

14 8 adaah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak ain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemiikan apapun. Produk ayanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Kuaitas adaah kebaikan atau karakteristik terutama mutu suatu produk seperti antara ain warnanya, ukurannya, kadar zat kimia dan sebagainya (Widodo 007 : 4). Setiap perusahaan harus memiiki tingkat kuaitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan posisi dari produk pasar sasarannya. Maka kuaitas peayanan suatu perusahaan harusah terus dipertahankan dan ditingkatkan karena peanggan mengharapkan mendapat suatu peayan yang baik bahkan meebihi yang peanggan harapkan sehingga peanggan akan puas terhadap perusahaan jasa tersebut. Definisi kuaitas sendiri menurut Koter adaah Quaity is the totaity of features and characteristics of a product or service that bear on its abiity to satisfy stated or impied needs. Dari penjeasan di atas bia disimpukan bahwa kuaitas adaah keseuruhan dari fitur dan karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang memiiki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Menurut Tjiptono (005) service quaity adaah pemenuhan kebutuhan dan keinginan peanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan peanggan..8 Kepuasan Peanggan Daam upaya memenuhi kepuasan peanggan, perusahaan memang dituntut kejeiannya untuk mengetahui pergeseran kebutuhan dan keinginan peanggan yang hampir setiap hari berubah. Kepuasan peanggan adaah tingkat perasaan seseorang seteah membandingkan (kinerja atau hasi) yang dirasakan

15 9 dibandingkan dengan harapannya. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Peanggan bisa mengaami saah satu dari tiga tingkat kemampuan umum yaitu kaau kinerja di bawah harapan, peanggan akan merasa kecewa tetapi kinerja sesuai dengan harapan peanggan akan merasa puas dan bia kinerja bisa meebihi harapan maka peanggan akan merasakan sangat puas senang atau gembira (Koter, 997) Pengertian harapan peanggan di sini adaah memegang peranan penting dan sangat besar pengaruhnya daam menentukan kuaitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan peanggan daam mengevauasinya peanggan akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan dengan demikian harapan peangganah yang meatarbeakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat diniai berbeda oeh peanggannya. aktor-faktor yang menentukan peanggan meiputi kebutuhan pribadi, pengaaman masa ampau, rekomendasi dari muut-muut, dan ikan (Tjiptono, 005).8. Konsep Kepuasan Peanggan Daam era gobaisasi saat ini banyak perusahaan menaruh perhatian kepada kepuasan peanggan karena diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adaah memberikan niai dan kepuasan kepada peanggan meaui penyampaian produk dan jasa yang berkuaitas dengan harga yang bersaing. Menurut Schanaanrs, bahwa pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adaah untuk menciptakan para peanggan yang merasa puas, karena terciptanya kepuasan peanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya hubungan

16 0 perusahaan dan peanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeian uang dan terciptanya oyaitas konsumen dan membentuk suatu rekomendasi dari muut ke muut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 005)..8. Pengukuran Kepuasan Peanggan Daam pemantauan dan pengukuran kepuasan peanggan teah menjadi ha yang sangat esensia bagi setiap perusahaan dan angkah tersebut dapat memberikan umpan baik dan masukan bagi pengembangan dan impementasi strategi peningkatan kepuasan peanggan daam mengukur kepuasan peanggan terdapat 4 (empat) metode sebagai berikut: a. Sistem keuhan dan saran Organisasi yang berpusat pada peanggan (customer centered) memberikan kesempatan yang uas kepada para peanggannya untuk menyampaikan keuhan dan sarannya. Misakan dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan customer hot ines. Dari hasi informasi-informasi akan dapat memberikan ide-ide atau masukan kepada perusahaan untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat mengatasi masaah-masaah yang muncu. b. Ghost Shopping Ghost Shopping adaah satu cara untuk memperoeh gambaran mengenai kepuasan peanggan adaah dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan atau bersikap sebagai pembei potensia terhadap perusahaan dan pesaing. Dengan dasar ini perusahaan akan mendapatkan suatu iformasi untuk mengerti

17 kekuatan-kekuatan dan keemahan perusahaan dan pesaing berdasarkan pengaaman pembei produk-produk seain itu ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keuhan, baik perusahaan yang bersangkutan maupun pesaingnnya. c. Lost Customer Anaysis Perusahaan menghubungi para peanggan yang teah berhenti membei atau yang teah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa itu bisa terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang peru, akan tetapi pemantauan customer oss rate menunjukkan kegagaan perusahaan daam memuaskan peanggannya. d. Survei Kepuasan Peanggan Pada umumnya peneitian mengenai kepuasan peanggan diakukan dengan peneitian survei, baik survei meaui pos, teepon, maupun wawancara pribadi meaui survei perusahaan akan memperoeh tanggap baik (feed back) secara angsung dari peanggan dan juga memberikan tanda (signa) positif bahwa perusahaan memberikan perhatian khusus terhadap para peanggannya (Tjiptono, 005).

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda merupakan metode statistika yang menganalisis secara bersama-sama variabel yang cukup banyak yang diamati pada setiap individu atau

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI DAIMATUL KHOIRIYAH 1, MADE SUSILAWATI 2, DESAK PUTU EKA NILAKUSMAWATI 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUASAN PELANGGAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI KOTA DENPASAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUASAN PELANGGAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI KOTA DENPASAR E-Jurna Matematika Vo. 4 (), Januari 05,. -7 ISSN: 0-75 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUASAN PELANGGAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI KOTA DENPASAR Ni Kadek Lestari Putri, Ni Made Asih, Desak Putu Eka Niakusmawati

Lebih terperinci

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS (Survei pada Pelanggan Kedai Kober Mie Setan di jl. Soekarno Hatta, Malang) Putri Pamungkas Sari Dewi Achmad Fauzi Fakultas

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperoleh laba yang besar dan terus meningkat dalam usahanya. Salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA Riski Taufik Hidayah Universitas Widyatama, Bandung Emai: riski.taufik@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Novi Rustiana Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya E-mail: nrdewimath09@gmail.com

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Konsep Pemasaran Jasa 1. Pengertian Jasa Menurut Kotler (1997:476) merumuskan jasa sebagai: setiap tindakan atau unjuk kerja

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan demi

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

PENGARUH SYSTEM QUALITY, INFORMATION QUALITY, DAN SERVICE QUALITY TERHADAP USER SATISFACTION WEBSITE LION AIRLINES DAN SRIWIJAYA AIRLINES

PENGARUH SYSTEM QUALITY, INFORMATION QUALITY, DAN SERVICE QUALITY TERHADAP USER SATISFACTION WEBSITE LION AIRLINES DAN SRIWIJAYA AIRLINES JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, (213) 1-22 1 PENGARUH SYSTEM QUALITY, INFORMATION QUALITY, DAN SERVICE QUALITY TERHADAP USER SATISFACTION WEBSITE LION AIRLINES DAN SRIWIJAYA AIRLINES Wendy Ariesta Wibowo Mahswa

Lebih terperinci

Setiap organisasi yang berorientasi kepada pelanggan (customer oriented) perlu

Setiap organisasi yang berorientasi kepada pelanggan (customer oriented) perlu 7 2.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan Kotler (1996) mengidentifikasi 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yakni : 1. Sistem Keluhan dan Saran. Setiap organisasi yang berorientasi kepada pelanggan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE SERVQUAL. Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut. start

BAB III METODE SERVQUAL. Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut. start 26 BAB III METODE SERVQUAL Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut start Pembuatan kuisioner I dan penyebaran Uji Q cochran Pembuatan kuisioner II Penyebaran kuisioner

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis (artinya cukup baik, memadai) dan facio (melakukan atau membuat). Kepuasan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen antara satu

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Mursid (2010:26), menyatakan bahwa pengertian dari Pemasaran yaitu pemasaran tidak lain daripada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995). 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE DENGAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) PADA PT.KOMUNIKA LIMA DUABELAS

IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE DENGAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) PADA PT.KOMUNIKA LIMA DUABELAS IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE DENGAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) PADA PT.KOMUNIKA LIMA DUABELAS Yunus Arifin Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Imu Komputer, Fakutas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

Deret Fourier dan Transformasi Fourier

Deret Fourier dan Transformasi Fourier Bab 6 caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier 6. Fungsi Periodik Suatu fungsi dikatakan periodik jika niai fungsi tersebut beruang untuk seang besaran tertentu. Secara definisi,

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) Kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013 Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran ritel (Retail Marketing Mix) Amir (2004) menyatakan bauran pemasaran ritel biasanya terdiri dari pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci