RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD
|
|
- Sudomo Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani Pustek Bahan Industri Nukir BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong ABSTRAK RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD. Saah satu cara untuk meningkatkan fuks neutron pada posisi sampe adaah dengan memusatkan berkas neutron dari monokromator ke arah sampe. Daam usaha pengembangan peraatan HRPD, teah diakukan rancang bangun bent monochromator untuk meningkatkan intensitas hamburan neutron pada sampe HRPD. Daam rancang bangun bent monochromator ini digunakan ima buah krista siikon dengan dimensi 100 X20 X5 ( p x x t ) mm. Focusing berkas neutron diakukan pada arah horisonta dan vertika. Pengaturan focusing baik arah vertika maupun horisonta diakukan secara mekanis. Pengujian bent monochromator diakukan menggunakan peraatan Tripe Axis Spektrometer. Dari hasi pengujian menunjukkan bahwa bent monochromator dapat digunakan untuk meningkatkan intensitas berkas neutron pada sampe HRPD. Kata kunci : bent monochromator, focusing ABSTRACK DESIGN AND CONSTRUCTION OF BENT MONOCHROMATOR TO INCREASE NEUTRON INTENSITY AT THE HRPD. One posibiity to increase neutron fux at the sampe position is by focusing neutron beam from the monochromator to sampe In the HRPD a bent monochromator has been made has made to increase the intensity of neutron beam. The bent monochromator is design to use use five siicon crystas with the dimension of 100 () X20 (h) X5 (w) mm. The neutron beam is focused on ed on horizonta and vertica directions. The vertica and horisonta focusing adjustment is carried out by means of mechanica system. Bent monochromator has been tested using a Tripe Axis Spektrometer. The resut shows that the bent monochromator has been succesfuy to increase the neutron intensity at the HRPD sampes position. Key words : bent monochromator, focusing 1. PENDAHULUAN Difraktometer neutron serbuk resousi tinggi ( HRPD-DN3 ) adaah peraatan yang berfungsi untuk mengetahui poa difraksi suatu materia dengan teknik difraksi neutron. HRPD adaah saah satu difraktometer yang dimiiki oeh Pusat Teknoogi Bahan Industri Nukir-BATAN dan dipasang di Baai Percobaan Hamburan Neutron Gedung 40, dan pada saat ini merupakan peraatan yang paing sibuk meayani permintaan pengukuran sampe, baik dari BATAN maupun instansi uar. berasa dari neutron monokromator. Neutron yang masih bersifat poikromatis tersebut berasa dari reaktor G.A Sywabessy. Oeh monokromator, neutron poikromatis diubah menjadi monokromatis dan diarahkan ke sampe. Oeh sampe neutron akan dihamburkan dan ditangkap oeh muti detektor utama. Hamburan iniah yang akan membentuk suatu poa difraksi yang kemudian akan dianiisis ebih anjut. Prinsip kerja HRPD diperihatkan pada gambar 1. Prinsip kerja HRPD adaah mendeteksi hamburan neutron dari sampe dengan 32 buah detektor utama. Hamburan neutron dari sampe Herry Mugirahardjo dkk 605 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN
2 berkas neutron poikromatis dari reaktor berkas neutron monokromatis sampe Monokromator muti detektor utama (32 buah) SEMINAR NASIONAL dimensi rancangan bent monochromator harus ebih besar dari dimensi penampang berkas neutron dari NGT. Agar optima, focusing diakukan dengan arah vertika maupun horisonta. Pada focusing arah horisonta diakukan dengan menekuk krista Siikon menjadi bidang cekung, sehingga difraksi neutron akan memusat ke arah sampe. Besarnya tegangan krista diukur dengan Strain Gauge. Pada focusing arah vertika diakukan dengan mengatur sudut masing-masing krista agar difraksi neutron dari monokromator terpusat menuju sampe. Pada rancangan ini digunakan ima buah krista Siikon sebagai monokromator. Masing-masing krita dapat diatur kemiringannya agar hamburan neutronnya terpusat menuju sampe. Gambar 1. Prinsip kerja HRPD Daam pengukuran HRPD, untuk mendapatkan satu data pengukuran yang dapat dianaisis dengan benar diperukan waktu pengukuran cukup ama yaitu 30 jam. Daam satu sikus pendek operasi reaktor seama 88 jam, hanya dapat diakukan 2 kai pengukuran. Ha tersebut yang menyebabkan penanggung jawab peraatan merasa kesuitan daam mengaokasikan waktu pengukuran. Karena semakin banyaknya daftar sampe yang akan diukur dengan peraatan HRPD. Saah satu cara untuk mempercepat periode pengukuran adaah dengan meningkatkan intensitas neutron terhambur dari monokromator. Daam kegiatan ini peningkatan fuks neutron pada sampe diakukan dengan cara focusing hamburan neutron dari monokromator ke sampe. Neutron dari reaktor diairkan ke monokromator meaui tabung pemandu neutron (NGT). Dimensi penampang NGT adaah 30 x 90 mm, sedangkan sampe yang akan diukur ditempatkan daam wadah tabung vanadium dengan ukuran 10 x 50 mm. Berdasarkan ha ini, berkas neutron dari NGT tidak dapat secara optima dihamburkan oeh monokromator kearah sampe. Fuks neutron banyak tertahan karena beam narrower diatur sebesar ukuran sampe. Agar fuks neutron ke arah sampe optima, neutron dari NGT dipusatkan oeh monokromator menuju sampe baik pada arah vertika maupun horisonta. Berdasarkan uraian tersebut, peru diakukan rancang bangun bent monochromator. Kegiatan ini merupakan kegiatan USPEN 2011 dengan took ukur Pemberdayaan Peraatan Hamburan Neutron. 2. DASAR TEORI DAN METODOLOGI Metode yang diakukan pada kegiatan ini adaah memusatkan hamburan neutron monokromatis dari NGT ke arah sampe, sehingga Pada gambar 2 diperihatkan berkas neutron poikromatis dari NGT diubah menjadi bent monochromator sampe berkas neutron monokromatis terfokus berkas neutron poikromatis dari NGT Gambar 2. Iustrasi airan berkas neutron terfokus neutron monokromatis oeh monokromator. Oeh bidang-bidang krista yang sudah di bending, berkas tersebut diarahkan memusat kearah sampe. Berkas neutron yang diterima oeh sampe adaah sebesar berkas neutron yang dihamburkan oeh bidang monokromator. Daam rancang bangun bent monochromator diengkapi dengan fasiitas untuk mengatur sudut krista pada arah vertika dan mengatur regangan krista siikon. Namum pengaturan ini masih manua dan beum diengkapi dengan pengaturan secara eektrik. Sehingga daam meakukan pengujian bent monochromator dengan neutron diakukan pada peraatan hamburan neutron yang mempunyai goneometer ditempat terbuka, yaitu Tripe Axis Spektrometer ( TAS ). Prinsip dasar focusing arah horisonta adaah dengan memberikan tekanan pada dua titik dipermukaan krista Siikon secara simetris. Adanya tekanan tersebut atom-atom krista akan mengaami deformasi simetris. Dengan adanya deformasi ini, Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 606 Herry Mugirahardjo dkk
3 difraksi hamburan neutron akan mengaami pemusatan secara simetris. strain gauge berkas neutron datang L Gambar 3. Iustrasi pemusatan arah horisonta pada bent monochromator. Pada gambar 3 ditunjukkan iustrasi pemusatan difraksi berkas neutron oeh krista Siikon. Berkas neutron datang diarahkan ke pusat krista. Pada kondisi awa sebeum diakukan focusing, yaitu dengan memutar as uir pada penekuk krista, berkas neutron terdifraksi akan mempunyai ebar berkas yang sama dengan berkas datang. Seteah diakukan focusing, neutron terdifraksi akan memusat, besar sudut focusing tergantung dari besar tekanan yang diakukan pada kedua ujung krista. Pada gambar 4 diperihatkan sudut focusing vertika masing-masing krista. Apabia adaah jarak monokromator dengan sampe; h adaah tinggi krista; d jarak krista dan α adaah sudut focusing, maka sudut focusing masing-masing krista dapat dihitung dengan persamaan yang disarikan pada tabe 1. Daam rancangan ini bahan-bahan yang digunakan adaah aumunium seri 5 yang mudah didapat dipasaran bebas. Kemudian bahan untuk pembuat sumbu-sumbu gerak vertika dan 2θ krista sampe berkas neutron terfokus Gambar 4. Sudut pemusatan arah vertika Tabe 1. Rumus perhitungan sudut masing-masing krista. No Sudut focusing Persamaan 1 Krista 1 2( d h) 1 arctg 2 Krista 2 d h 2 arctg 3 Krista Krista 4 5 Krista 5 d h arctg 2( d h) 5 arctg 4 horisonta, as uir untuk mendorong penekuk dibuat dari bahan as kuningan. Pengujian secara optik Pengujian yang diakukan pada bent monochromator meiputi pengujian secara optik dan pengujian secara neutron. Daam pengujian secara optik krista monokromator diganti dengan ima buah cermin yang mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi krista. Pengujian pertama yaitu pengujian kerataan dudukan penekuk krista. Pengujian ini diakukan dengan meetakkan satu benda urus didepan bent monochromator. Bayangan yang dihasikan oeh keima cermin harus berupa bayangan yang sama dan urus. Bayangan masingmasing cermin harus menyambung menjadi benda yang sama dengan bendanya, apabia sambungan antar cermin patah atau menyimpang, maka peru diakukan pengaturan pada as sumbu gerak horisonta sampai bayangan keima cermin urus. Pengujian optik kedua adaah untuk mengetahui fungsi pengatur sudut focusing arah vertika. Berkas sinar datang menggunakan cahaya matahari yang diarahkan ke cermin, kemudian pantuan cahaya matahari diarahkan ke sebuah dinding. Pantuan cahaya matahari membentuk ima buah berkas cahaya. Dengan mengatur sudut focusing arah vertika, keima berkas cahaya tersebut dibuat saing menumpuk menjadi satu berkas. Apabia ha ini dapat diakukan, maka pengatur sudut focusing arah vertika dapat berfungsi dengan baik. Pengujian secara neutronik Pengujian secara neutronik diakukan seteah pengujian secara optik berjaan dengan baik. Pengujian ini diakukan diperaatan Tripe Axis Spektrometer ( TAS ), karena pada peraatan TAS. Monokromator yang digunakan adaah krista Siikon ( Si-331 ) yang ditempatkan pada goneometer sampe. Kemudian seteah itu diakukan Herry Mugirahardjo dkk 607 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN
4 scan untuk mengetahui posisi maksimum masing-masing krista. Pada kondisi idea posisi untuk ima krista Siikon mempunyai niai yang sama. Apabia ada perbedaan niai maka peru diakukan pengaturan sudut focusing arah horisonta sampai niai keima krista sama. Pengujian neutronik kedua adaah dengan merekam berkas neutron terdifraksi dengan fim poaroid. Pengujian ini diakukan untuk mengetahui arah focusing secara vertika. Fim poaroid dietakkan pada jarak yang sama dengan jarak dari monokromator sampai pusat meja sampe HRPD ( 2800 mm ). Keima berkas neutron tersebut diarahkan ke fim. Hasi tangkapan fim poaroid harus berupa satu berkas neutron terpusat. Apabia hasi tangkapan fim beum berupa satu berkas, maka peru diakukan pengaturan kembai sudut focusing arah vertika pada masing-masing krista. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Daam rancang bangun bent monochromator, penekukan krista diakukan secara mekanis. Pada gambar 2 diperihatkan prinsip kerja rancangan bent monochromator. Ujung-ujung krista dijepit dengan penjepit krista yang terbuat dari bahan aumunium. Daam focusing arah horisonta, focusing diakukan dengan cara tekanan pada kedua ujung krista. Untuk mengatur tegangan krista, penjepit krista didorong oeh sebuah pendorong krista. Pendorong ini berupa sebuah as uir kirikanan. Apabia diputar ke kanan, maka pendorong krista akan mendorong penjepit sehingga akan menambah tegangan permukaan krista. Permukaan krista Siikon dihubungkan dengan Strain Gauge untuk mengukur tegangan permukaan krista. Demikian juga sebaiknya, apabia pendorong diputar ke kiri, maka penjepit akan mengendor dan tegangan permukaan krista akan berkurang. SEMINAR NASIONAL Pada gambar 5 diperihatkan gambar perpektif penjepit monokromator, sumbu gerak vertika dan sumbu gerak horisdonta. Focusing monokromator pada arah vertika diakukan dengan cara mengatur sumbu gerak vertika. Rancangan bent monochromator menggunakan ima buah krista Siikon. Apabia penomoran krista diurutkan dari bawah ke atas, focusing monokromator diakukan pada krista nomor 1, 2, 4 da 5. Posisi pusat hamburan berkas neutron krista nomor 3 sudah satu pusat dengan sampe, sehingga tidak peru diakukan pengaturan focusing. Keima bent monochromator disusun secara vertika di daam satu rumah monokromator. Di daam rumah monokromator diengkapi dengan fasiitas untuk mengatur kerataan masing-masing krista agar keima krista mempunyai satu bidang permukaan yang sama. Focusing monokromator baik arah vertika maupun horisonta diakukan secara mekanis. Ha tersebut menjadi tidak memungkinan untuk mengatur tegangan permukaan dan kemiringan masing-masing krista diakukan diperaatan HRPD, karena meja monokromator teretak didaam shieding neutron guite tube. Sebeum digunakan di HPD, tegangan permukaan dan kemiringan krista monokromator diatur di peraatan Tripe Axis Spektometer ( TAS ) yang berada di Baai Percobaan gedung Reaktor G.A Sywabessy. Pengaturan diakukan dengan mengkondisikan jarak monokromator dengan detektor sama dengan jarak monokromator dan sampe di HRPD. Pada gambar 6 diperihatkan gambar simuasi engkap bagian depan bent monochromator ima krista Siikon Dan Gambar 7 memperihatkan gambar simuasi engkap bagian beakang bent monochromator. penjepit krista Siikon Sumbu gerak vertika pendorong krista Sumbu gerak horisonta Gambar 5. Simuasi bentuk rancangan bent Monokromator untuk satu krista Gambar 6. Gambar simuasi perpekstif Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 608 Herry Mugirahardjo dkk
5 bagian depan bent monochromator Hasi pengujian secara optik baik pengujian pertama maupun kedua, keima cermin pada bent monochromator sudah menghasikan bayangan benda yang urus menyambung secara vertica. Demikian juga pengujian dengan cahaya matahari, keima pantuan cahaya matahari sudah menghasikan berkas cahaya yang terpusat pada satu berkas. bagian beakang bent monochromator Seteah pengujian secara optik berhasi dengan baik, maka dianjutkan dengan pengujian secara neutronik. Hasi pengujian secara neutronik disarikan pada tabe 2. Keima Krista Siikon diberi regangan yang merupakan seisih antara besar regangan akhir dan besar regangan awa sebeum diakukan pengencangan pada as pendorong Krista. Besar niai regangan masing-masing krista berbeda, karena pemberian regangan berdasarkan perasaan, kemudian diukur. Perbedaan niai 2θ dan intensitas maksimum yang dihasikan antara krista satu dengan krista yang ain kemungkinan dapat disebabkan oeh kesaahan pada saat pemotongan krista. Gambar 7. Gambar simuasi perpekstif Tabe 2. Hasi pengukuran can pada masing-masing krista No Krista Regangan awa ( Regangan akhir ( µ Regangan krista 2θ Intensitas µ strain ) strain ) ( µ strain ) ( o ) ( counts ) Krista , Krista , Krista , Krista , Krista , Herry Mugirahardjo dkk 609 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN
6 untuk meakukan pengujian di peraatan HRPD. Namun sebeum diakukan pengujian pada peraatan HRPD, bent monochromator hasi rancang bangun peru disempurnakan kembai. Terutama peebaran pada jangkauan pengatur sudut focusing arah horizonta untuk menyamakan sudut 2 θ dan meningkatkan intensitas pada masing masing krista 5. DAFTAR PUSTAKA Gambar 8. Hasi tangkapan berkas neutron terdifraksi dari bent monochromator Pada gambar 8 diperihatkan contoh gambar tangkapan berkas neutron yang dihasikan oeh krista siikon, warna putih pada adaah berkas neutron yang ditangkap oeh fim Poaroid. Hasi ranang bangun bent monochromator diperihatkan pada gambar R.S Khurmi, JK Goya, A Text Book of Machine Design, Third Edition, New Dehi, R.S Khurmi, JK Goya, A Text Book of Appied Machine, New Dehi, Manua Operasi HRPD, Sumitomo Corporation, Tokyo, Japan, Sears Zemansky, Fisika untuk Universitas 3 Optika, Fisika Modern, Edisi kedua, Erangga, Jakarta Gambar 9. Bent monochromator hasi rancang bangun, 4. KESIMPULAN Hasi rancang bangun bent monochromator dapat menghasikan berkas neutron terfokus pada sampe. Hasi rancang bangun bent monochromator dapat dianjutkan Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 610 Herry Mugirahardjo dkk
RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD
RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Muslih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmail.com Pustek Bahan Industri
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang
Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember
Lebih terperinciBAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya
Lebih terperinciANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE
Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciAnalisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara
Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciSMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp
SM NEGERI 14 JKRT Jaan SM Barat, Ciiitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tp. 01 809096 BIDNG STUDI : FISIK DINMIK ROTSI F 1. Sebuah roda dapat mengeinding pada sebuah bidang datar yang kasar. Massa roda 0,5
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,
FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,
Lebih terperinciJawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]
Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap
Lebih terperinciUJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA
UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN GIRI BANYUWANGI TAHUN 00 / 0 NAMA :... NO. UJIAN :... AYUNAN SEDERHANA Tujuan : Menentukan percepatan gravitasi disuatu tempat. Aat dan bahan : - beban - penggaris
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciJEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI
KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH
PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Lebih terperinciPengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal
Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using
Lebih terperinciProblem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA
Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang
Lebih terperinciModel Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming
Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,
Lebih terperinciKUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI
Jurna Imiah Teknik Sipi Vo. 11, No. 1, Januari 7 KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI Ida Bagus Rai Widiarsa1 dan Putu Deskarta1 Abstrak:
Lebih terperinciBab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data
Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida
Lebih terperinciKuliah Mekanika Fluida 21/03/2005. Kuliah Mekanika Fluida Keseimbangan Benda Terapung
Kuiah ekanika Fuida Keseimbangan enda Terapung Ir. Djoko Luknanto.Sc., Ph.D. Dosen Jurusan Teknik Sipi FT U 21/03/2005 Jack a otta 1 Fuida Diam embahas sistem yang berhubungan dengan cairan: yang tidak
Lebih terperinciMANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja
MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana
Lebih terperinciKata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.
KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS
Lebih terperinciManajemen Kinerja Pokok Bahasan:
Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan
Lebih terperinciSIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal
SIMAK UI 2011 Fisika Kode Soa Doc. Name: SIMAKUI2011FIS999 Version: 2012-11 haaman 1 01. Sebuah mikroskop terdiri dari ensa obyektif (f 1 = 0,5 cm) dan ensa okuer (f 2 = 2 cm). Jarak antara kedua ensa
Lebih terperinciPANJANG PENYALURAN TULANGAN
131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik
Lebih terperinciStruktur Baja 2 Kolom tersusun
Struktur Baja Koom tersusun Bagus Eratodi Struktur tersusun prismatis dengan eemen ang dihubungkan oeh peat meintang dan memiku gaa sentris Komponen struktur tersusun dari beberapa eemen ang disatukan
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 5 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 5 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: A 2010 D. 1. Gambar perspektif piktoria dari gambar proyeksi
Lebih terperinciWater Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok
Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK
RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Peajaran : Dasardasar istrik dan eektronika Bahan Kajian : Konsep tegangan dan resistansi Keas/semester : 10/1 Potensi Dasar : Menjeaskan arus, tegangan
Lebih terperinciPENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.
36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with
Lebih terperinciPENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
Lebih terperinciPENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG
Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS
Lebih terperinciANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak
ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jurna Sheet Meta dan Software Abaqus Program ABAQUS merupakan saah satu dari program finite eement system yang ada yang digunakan untuk mensimuasi proses pembuatan suatu komponen
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013
Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING
Lebih terperinciKALIBRASI PERALATAN DIFRAKTOMETER NEUTRON SERBUK RESOLUSI TINGGI ( DN3 )
KALIBRASI PERALATAN DIFRAKTOMETER NEUTRON SERBUK RESOLUSI TINGGI ( DN3 ) Herry Mugirahardjo, Tri Hardi Priyanto, Andon Insani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN, Kawasan Puspiptek, Tangerang E-mail:mugirahardjo@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,
Lebih terperinciRANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG
SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya
Lebih terperinciKARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA
KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF
Rancangan Alat Bantu Penanganan...(Suwarto) ABSTRAK RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Suwarto RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,
Lebih terperinciANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD
Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM
Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto (07), TRANSMISI, Vol-3 Edisi-/ Hal. 57-68 Abstraksi ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN INCH PADA SALUTE GUN 75 mm INCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto
Lebih terperinciPEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita
PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika
Lebih terperinciTABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro
TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas
Lebih terperinciBAB V VERIFIKASI PROGRAM
BAB V VERIFIKASI ROGRAM Hasi perhitungan niai beban kritis eastis yang didapat dari program dibandingkan dengan hasi perhitungan manua. Beberapa kasus porta bidang yang digunakan daam verifikasi ini terdapat
Lebih terperinciEfek Sudut Divergensi Horizontal Kolimator 3 terhadap Performa Difraktometer Neutron Serbuk DN3
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 7 Oktober 9 ISSN : 1411-198 Efek Sudut Divergensi Horizontal Kolimator 3 terhadap Performa Difraktometer Neutron Serbuk DN3 A. Fajar
Lebih terperinciPEMANFAATAN FLUKS MAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOIDA
PEMANFAATAN FLUKS MAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOIDA UTILIZATION OF MAGNETIK FLUX AS A SOURCE OF POWER PLANT BY USING SOLENOID Muhammad Furqon Setiadi 1, Mas
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS
Lebih terperinciBAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan
68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode
Lebih terperinciSub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16
Pengantar Ekonomi Pembangunan Teori-teori Pembangunan dan Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id 1 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Teori pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH STMEWA YOGYAKARTA PDATO GUBERNUR DAERAH STMEWA YOGYAKARTA PENGHANTARAN NOTA KEUANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 207 PADA RAPAT PARPURNA DEWAN PERWAKLAN
Lebih terperinciModul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.
PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Prambanan, tim robot STIKOM Surabaya dengan nama O3STAD_11K
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Kontes Robot Indonesia yang mengusung tema Membangun Candi Prambanan, tim robot STIKOM Surabaya dengan nama O3STAD_11K merancang sebuah robot tema perombaan. Di mana daam
Lebih terperinciKULIAH PERTEMUAN 9 Analisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada balok dan portal
KULIH PERTEUN 9 naisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada baok dan porta. Lembar Informasi 1. Kompetensi ahasiswa dapat menghitung reaksi peretakan dan menggambarkan bidang
Lebih terperinciJl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia
SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD
Lebih terperinciSistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis
Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,
Lebih terperinciManajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja
Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)
ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1
Lebih terperinciYAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ
YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ Tito Tuwono,ST, M.Sc Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi Industri, Universitas Isam Indonesia Jaan Kaiurang km 14,5 jogjakarta 55501 titoyuwono@yahoo.com,
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN
E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS
JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM PETUNJUK KHUSUS
PETUNJUK UMUM 1. Sebeum menerjakan soa, teiti terebih dahuu jumah soa yan terdapat pada naskah soa. Naskah soa ini terdiri dari 5 soa piihan anda dan 5 soa esai.. Tuisah nomor peserta Saudara pada embar
Lebih terperinciPEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING
PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpuan 7.1.1. Kondisi Pabik Daam Aspek K3 Saat Ini Aspek K3 di pabik saat ini masih banyak yang peu dibenahi. Kaena kondisi pabik saat ini banyak ha yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciKajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan
PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti
Lebih terperinciOPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING
OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai
Lebih terperinciSEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK
ISSN: 693-693 Terakreditasi DIKTI, SK No: 5/DIKTI/Kep/2 8 SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK Andi Adriansah Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi
Lebih terperinciNUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD
Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE
Lebih terperinciUNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,
Lebih terperinciSIMULASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAFO 1/4 λ dan TIPE SINGLE STUB
SIMUASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAF 1/4 λ dan TIPE SINGE STUB Dewi Panca Wati [1], Imam Santoso [2], Ajub Ajuian Zahra [2] Jurusan Teknik Eektro, Fakutas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF
Yogyakarta, Rabu, 11 September 013 ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Pusat Reaktor Serba Guna BATAN prsg@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup
Lebih terperinciManajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik
Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik
Lebih terperinciPerancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad
Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini
Lebih terperinciManajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI
Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA
PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya
Lebih terperinci2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat
2. KERJA PLAT Tujuan 1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat / logam lembaran. 2. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan pelipatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK
BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK Tujuan Instruksional Umum Bab II menjelaskan konsep-konsep dasar optika yang diterapkan pada komunikasi serat optik. Tujuan Instruksional Khusus Pokok-pokok bahasan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5
LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR Disusun Oleh : JOSSY KOLATA (1007121681) KELOMPOK 5 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,
Lebih terperinciALAT PENGKLASIFIKASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PANTUL BENDA DENGAN BANTUAN JARINGAN SYARAF BUATAN
ALAT PENGKLASIFIKASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PANTUL BENDA DENGAN BANTUAN JARINGAN SYARAF BUATAN Hanafiah Satriawan Hakim Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Pondok Cina - Depok E-mail : hanafiah@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciNomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR
UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015
Lebih terperinciKata pengantar. Instruksi manual. Terima kasih telah membeli UPS kami, UPS yang aman dan dapat diandalkan, hanya diperlukan sedikit pemeliharaan.
BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN UPS SE1100 UPS SE2100 UPS SE3100 481-11H0030-110 Kata pengantar Instruksi manua Terima kasih teah membei UPS kami, UPS yang aman dan dapat diandakan, hanya diperukan sedikit pemeiharaan.
Lebih terperinciSaluran Transmisi pada Gelombang Mikro
Sauran Transmisi pada Gembang Mikr Daam frekuensi tinggi, suatu sauran transmisi akan menimbukan efek kapasitansi dan induktansi yang terdistribusi di sepanjang sauran. Karena panjang gembang ebih keci
Lebih terperinciPengembangan Sistem Kendali Spektrometer SANS Resolusi Tinggi (HRSANS)
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar- ke 7 Serpong, 27 Oktober 29 ISSN : 1411-198 Pengembangan Sistem Kendali Spektrometer SANS Resolusi Tinggi (HRSANS) Irfan Hafid Pusat Teknologi Bahan
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciSIMAK UI Fisika
SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.
Lebih terperinci