Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan"

Transkripsi

1 PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti 2 1 KK Rekayasa Transportasi, Institut Teknoogi Bandung 2 Staf Peneiti Direktorat Teknoogi Transportasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknoogi (BPPT) Abstrak. Informasi kondisi arus auintas sangat berguna pagi pengguna jaan karena pengguna jaan tersebut dapat memiih dan menentukan rute perjaanan terbaik yang akan diauinya sebeum meakukan perjaanan. Peneitian ini bertujuan akhir untuk mengembangkan sistem informasi arus auintas bagi pengguna jaan untuk wiayah Kota Bandung, yang dikembangkan menggunakan data arus auintas secara waktu nyata. Masukan utama yang diperukan untuk mengembangkan sistem informasi tersebut adaah Matriks Asa-Tujuan (MAT) yang dikembangkan berdasarkan informasi arus auintas. Pada peneitian tahap ini teah ditinjau beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan akurasi MAT yang dihasikan dari data arus auintas, dimana mode Gravity (GR) digunakan sebagai mode sebaran pergerakan. Jenis metode estimasi yang akan ditinjau pengaruhnya adaah: Kuadrat-Terkeci (KT), Kemiripan-Maksimum (KM), Inferensi-Bayes (IB), dan Entropi-Maksimum (EM). Sedangkan mode pemiihan rute yang akan ditinjau pengaruhnya adaah mode a-or-nothing dan keseimbangan. Hasi peneitian menyimpukan bahwa terdapat tingkat keakurasian yang cukup tinggi daam proses estimasi MAT. Ha tersebut ditunjukkan berdasarkan niai optimum dari fungsi tujuan serta hasi pengujian statistik. Kata Kunci: distribusi perjaanan; matriks asa-tujuan; metode estimasi; pemiihan rute; pemodean transportasi. Abstract. The information of traffic voume condition is very usefu to road users as it can be used by the road users in choosing and determining their best route. The fina objective of this research is to deveop traffic information system for road users in Bandung in a rea-time basis. The main input needed to deveop the traffic information system is Origin-Destination (OD) matrix which is estimated from traffic count data. In this stage of research, severa infuence factors of the estimated O-D matrices accuracy from traffic counts data have been reviewed. The mode type of transport demand mode was examined, namey: gravity (GR) mode. Four different estimation methods were then deveoped to caibrate these modes from traffic count data i.e: Least-Squares (LS), Maximum-Likeihood (ML), Maximum-Entropy (ME) and Bayes- Inference (BI). In addition to a-or-nothing assignment, equiibrium assignment Makaah diterima redaksi Apri 2006, revisi diterima tangga 14 September 2006, diterima untuk diterbitkan tangga 14 September 2006.

2 24 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti mode is used as types of the trip assignment methods. Based on severa statistica tests and optimum vaue of the objective function, the methods are found to perform satisfactoriy with the high accuracy in the process of matrix estimation. Keywords: estimation method; origin-destination matrix; transportation mode; trip assignment; trip distribution. 1 Pendahuuan Kemacetan auintas yang sering terjadi pada saat jam sibuk merupakan saah satu masaah transportasi yang banyak dijumpai khususnya di kota-kota besar. Saah satu penyebab terjadinya kemacetan auintas tersebut adaah tidak seimbangnya voume auintas di ruas jaan dibandingkan dengan kapasitas ruas jaan tersebut. Ha tersebut dapat terjadi akibat tidak adanya informasi tentang kondisi voume auintas pada suatu ruas jaan. Jika informasi kondisi arus auintas dapat diketahui sebeum pengguna jaan meakukan perjaanan, maka pengguna jaan tersebut dapat memiih dan menentukan rute perjaanan terbaik (best route) yang akan diauinya. Kriteria penetapan rute terbaik tersebut didasarkan pada niai rasio voume dan kapasitas (V/C ratio) serta kecepatan rata-rata kendaraan pada tiap ruas yang ada di daam wiayah studi. Peneitian ini mempunyai tujuan akhir mengembangkan sistem informasi arus auintas bagi pengguna jaan untuk wiayah Kota Bandung dengan menggunakan data arus auintas secara waktu nyata (rea time). Masukan utama yang diperukan adaah Matriks Asa-Tujuan (MAT) dinamis yang dikembangkan berdasarkan informasi arus auintas (rea time) yang diperoeh dari sistem pengaturan auintas secara terkoordinasi (sistem ATCS). MAT merupakan informasi dasar yang sangat dibutuhkan daam berbagai kebijakan di sektor transportasi, saah satu diantaranya adaah untuk menentukan rute yang akan dipiih pengemudi. Metoda konvensiona (home interview dan roadside interview) untuk mendapatkan MAT membutuhkan biaya sangat maha, waktu proses sangat ama, dan tenaga kerja sangat banyak. Peneitian terdahuu yang teah diakukan oeh pengusu daam studi doktoranya [1] memungkinkan MAT didapat dengan hanya menggunakan data arus auintas yang notabene sangat mudah dan murah mendapatkannya (akurasi MAT dapat mencapai 97% dan butuh waktu hanya sekitar 2-3 menit seteah arus auintas didapatkan sehingga biaya dapat ditekan menjadi hanya sekitar 4% biaya metoda konvensiona). Akan tetapi, pada saat itu, pengusu masih menggunakan data arus auintas statis yang didapat dari hasi survei primer apangan.

3 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 25 Sistem Pengaturan Lampu Lauintas Terkoordinasi (Area Traffic Contro System/ATCS) yang teah dioperasikan pada beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, dan Surabaya) memungkinkan kita mendapatkan informasi arus auintas secara otomatis dan rea time (di Kotamadya Bandung sudah beroperasi sejak tahun 1997). Teknoogi transfer informasi (internet) memungkinkan kita mendapatkan informasi tersebut secara rea time dengan biaya sangat murah. Dengan menggunakan informasi rea time tersebut, metode peneitian ini diakukan meaui serangkaian simuasi pada suatu sistem pemodean yang menghasikan MAT secara dinamis dan rea time pua. Keuaran MAT rea time tersebut termasuk beberapa apikasinya akan disajikan daam Website yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan (baik numerik maupun grafis) sehingga dapat angsung diakses dan digunakan oeh para pengguna (Bappeda, DLLAJ, Konsutan, Bina Marga, Departemen Perhubungan, Poantas, dan instansi terkait ainnya) meaui fasiitas internet. Saah satu apikasi yang bisa diperoeh dari website tersebut adaah berupa petunjuk arah auintas (road guidance). Petunjuk arah tersebut dapat berguna bagi pengemudi atau pengguna jaan ainnya yang akan meakukan perjaanan dari tempat asa menuju ke tempat tujuannya. Informasi yang bisa didapat dari website diantaranya adaah rute terpendek (shortest path) yang bisa diaui beserta perkiraan ama waktu tempuhnya (trave time). Di masa mendatang informasi tersebut juga dapat dikembangkan menjadi suatu aat yang dapat diinsta di suatu kendaraan, sehingga dapat mempermudah pengguna kendaraan tersebut untuk menentukan rute yang akan diauinya untuk menuju ke tempat tujuan perjaanannya. 2 Metodoogi Proses pengembangan sistem informasi arus auintas dengan menggunakan MAT dinamis dapat dijeaskan dengan Gambar 1. Informasi arus auintas secara rea time dapat diakses angsung dari pusat kontro proyek ATCS meaui fasiitas internet. Sebeum informasi tersebut digunakan daam proses estimasi MAT, maka beberapa proses harus diakukan agar informasi arus auintas tersebut dapat digunakan, misanya seperti: penetapan format, pembuatan data base sistem zona dan sistem jaringan dari daerah studi, dan ain-ain. Seteah proses tersebut, maka informasi arus auintas baru dapat digunakan untuk menghasikan MAT. Keuaran MAT rea time harus dioah sedemikian rupa sesuai kebutuhan sehingga dapat bermanfaat bagi pengguna. Hasi pengoahan MAT tersebut beserta beberapa apikasinya akan disajikan daam Website yang akan dirancang khusus daam peneitian ini sesuai dengan kebutuhan (baik daam bentuk numerik maupun grafis).

4 26 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti Pusat Data dan Pusat Kontro ATCS Kotamadya Bandung Transfer Informasi Meaui Internet Pengumpuan Data Arus Lauintas Secara Otomatis dan Rea Time Proses Pengoahan Data Transfer Informasi Meaui Internet Proses Pengoahan Keuaran (Numerik/Grafis) Informasi MAT Dinamis dan Rea Time Proses Estimasi MAT Secara Dinamis dari Data Arus Lauintas PENGGUNA (Instansi terkait, DLLAJ, DTK, DPU, Poantas, Konsutan, Bappeda, d.) Sistem Informasi Arus Lauintas Gambar 1 Proses pengembangan sistem informasi arus auintas menggunakan MAT dinamis. Sumber: Tamin, O.Z., et a [2]. Informasi MAT ini sangat dibutuhkan dan sangat membantu berbagai pihak, misanya: instansi, departemen, konsutan, pengguna jaan, penentu kebijaksanaan, embaga baik keompok maupun perorangan yang terkait dengan sektor transportasi. Informasi mengenai kebutuhan pergerakan daam bentuk MAT yang paing terkini dan berpoa dinamis (rea time) bisa didapatkan dengan biaya yang sangat murah dan waktu yang sangat cepat. Dengan kata ain, kita bisa mendapatkan informasi MAT untuk Kota Bandung untuk kondisi 5 menit yang au dengan biaya yang sangat murah serta dengan tingkat akurasi

5 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 27 yang sangat tinggi sehingga ketergantungan dengan data MAT tahun 1992 ataupun tahun 1995 sudah dapat kita tinggakan. INPUT DATA Data arus auintas Sistem Jaringan Sistem Zona Oi, Dd Cid Estimasi Niai Awa Parameter ( α, β ) B Hitung 2 2 Tid Tid Tid Tid Tid Tid ; ; ; ; ; 2 2 Hitung p id (a-or-nothing dan equiibrium assignment) A A Fungsi Hambatan Fid Fid Fid Fid Fid Fid ; ; ; ; ; 2 2 (eksponensia negatif, pangkat dan Tanner) Faktor Penyeimbang A ; i B d Hitung V V V V V V ; ; ; ; ; 2 2 Hitung S S S S S S; ; ; ; ; 2 2 Sesuai Metode Penaksiran (KT,KM,IB,EM) Hitung h, k Konvergensi Faktor Penyeimbang? ya Ai Bd Ai Bd ; ; ; tidak Metode Newton-Raphson dan eiminasi matriks Gauss-Jordan Periksa: h 0 k 0 ya α m + 1 = α m + β m + 1 = β m + tidak h k Konvergensi? tidak STOP ya Ai Bd Ai Bd Ai ; ; ; ; Konvergensi? tidak ya B Gambar 2 Proses Kaibrasi dengan Menggunakan Mode Gravity.

6 28 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti Metode peneitian untuk tahap awa diarahkan untuk meninjau faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keakurasian MAT yang dihasikan dari informasi arus auintas. Mode kebutuhan akan transportasi yang digunakan daam peneitian ini adaah mode Gravity (GR). Sedangkan faktor-faktor pengaruh yang akan ditinjau adaah sebagai berikut: Pengaruh metode estimasi untuk mengkaibrasi parameter mode kebutuhan transportasi. Metode estimasi yang akan ditinjau adaah meiputi: Kuadrat- Terkeci (KT), Kemiripan-Maksimum (KM), Inferensi-Bayes (IB) dan Entropi-Maksimum (EM). Pengaruh metode pemiihan rute. Metode pemiihan rute yang akan ditinjau adaah metode a-or-nothing dan metode pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment) Proses kaibrasi untuk estimasi Matriks Asa-Tujuan dengan menggunakan data arus auintas, jika digunakan mode Gravity (GR) adaah ditunjukkan pada Gambar 2. 3 Metoda Estimasi Tamin [3, 4] teah mengembangkan beberapa tipe metoda estimasi yang dapat digunakan sebagai berikut: Metoda Estimasi Kuadrat-Terkeci atau Kuadrat-Terkeci-Berbobot (KT atau KTB) Metoda Estimasi Kemiripan-Maksimum (KM) Metoda Estimasi Inferensi-Bayes (IB) Metoda Estimasi Entropi-Maksimum (EM) 3.1 Metode Estimasi Kuadrat-Terkeci atau Kuadrat-terkeciberbobot (KT atau KTB) Metode estimasi ini mencoba mengkaibrasi parameter mode transportasi yang tidak diketahui sehingga meminimumkan jumah perbedaan kuadrat antara arus auintas hasi estimasi dan hasi pengamatan. Secara matematis, masaah kaibrasi dari metode penaksiran Kuadrat-Terkeci dapat dinyatakan sebagai berikut dengan V & & = 1 untuk KT atau V &&& = Vˆ untuk Kuadrat-Terkeci- Berbobot (KTB):

7 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 29 ( V Vˆ ) 2 L = Minimumkan S = (1) 1 V&&& dimana: V = jumah arus di ruas hasi estimasi; pengamatan. Vˆ = jumah arus di ruas hasi 3.2 Metode Estimasi Kemungkinan-Maksimum (KM) Tamin [3, 4] juga sudah membangun metode estimasi yang mencoba untuk memaksimumkan kemungkinan yang tercantum pada persamaan di bawah. Kerangka kerja dari metode estimasi KM adaah berupa pemiihan hipotesis H yang memaksimumkan persamaan di bawah dengan batasan tertentu, yang nantinya menghasikan sebaran V yang paing sesuai dengan data hasi survei ( Vˆ ). Fungsi obyektif dari kerangka kerja ini adaah: V Maksimumkan L = c. p (2) ˆ dengan batasan V ˆ V T = 0 (3) dimana: VˆT = arus tota au intas hasi pengamatan c = konstanta, dimana p V = Vˆ T 3.3 Metode Estimasi Inferensi-Bayes (IB) Tamin [4] menyebutkan, metode ini menggunakan suatu probabiitas subyektif untuk mengukur tingkat kepercayaan tentang suatu keadaan. Pada metode ini, pertimbangan subyektif berdasarkan intuisi, pengaaman atau informasi yang tidak angsung, secara sistematis digabungkan dengan data pengamatan untuk mendapatkan suatu taksiran yang seimbang. Fungsi obyektif dari metode estimasi Inferensi-Bayes (IB) adaah : Maksimumkan ( ) = L N N ˆ IB τ V V oge Tid.pid (4) = 1 i d

8 30 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti 3.4 Metode Estimasi Entropi-Maksimum (EM) Menurut Tamin [4], metode estimasi entropi maksimum dikembangkan dari anaogi fisika yaitu konsep tentang metode penyusunan mikro suatu sistem tertentu misanya moeku gas. Pada mode sebaran pergerakan diasumsikan bahwa pergerakan yang terjadi seperti moeku gas yang dapat bergerak bebas, sehingga menghasikan sebaran maksimum. Daam ha mode sebaran perjaanan, pergerakan yang terjadi dapat dianggap sebagai moeku gas yang dapat bergerak bebas sehingga sebarannya maksimum atau distribusinya merata. Ha tersebut merupakan konsep dasar dari pengembangan metode estimasi entropi maksimum. Fungsi tujuan dari mode estimasi entropi maksimum adaah sebagai berikut: Maksimumkan L N E1 = 1 i 1 d T T + ˆ id.pid V (5) N N N Tid.pid N N = = i 1 d 1 id.pid. oge = = = 1 Vˆ i= 1 d= 1 4 Hasi Riset dan Pembahasan Proses anaisis diakukan dengan meninjau faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan akurasi MAT yang dihasikan dari data arus auintas. 4.1 Pengaruh Jenis Mode Gravity (GR) Jenis mode gravity yang ditinjau daam peneitian ini adaah mode gravity dengan batasan-bangkitan, batasan-tarikan dan batasan-bangkitan-tarikan. Mode batasan-bangkitan dihasikan dengan menetapkan niai B d =1, untuk semua d untuk menghiangkan batasan tarikan pergerakan (D d ). Seanjutnya dengan menetapkan niai A i =1, untuk semua i untuk menghiangkan batasan bangkitan pergerakan (O i ), maka mode batasan-tarikan bisa dihasikan. Sedangkan mode GR dengan-batasan-bangkitan-tarikan dihasikan dengan meakukan iterasi terhadap niai A i dan Bd. Hasi estimasi parameter mode kebutuhan transportasi yang dihasikan untuk berbagai jenis mode GR adaah ditunjukkan pada Tabe 1. Proses tersebut diakukan dengan metode estimasi Kuadrat-Terkeci-Berbobot (KTB), fungsi hambatan eksponensia-negatif dan metode pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment).

9 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 31 Tabe 1 Hasi estimasi parameter mode transportasi menurut jenis mode GR. No Mode Gravity Fungsi Eksponensia-Negatif β Fungsi Tujuan 1 Batasan-bangkitan 0, ,515 2 Batasan-tarikan 0, ,062 3 Batasan-bangkitan-tarikan 0, ,598 Dari Tabe 1 dapat diihat bahwa dari ketiga jenis mode GR (batasanbangkitan, batasan-tarikan dan batasan-bangkitan-tarikan), mode GR dengan batasan-bangkitan-tarikan menghasikan tingkat keakurasian yang paing baik dibandingkan jenis mode GR ainnya. Ha tersebut ditunjukkan berdasarkan niai minimum dari fungsi tujuan dari metode estimasi KTB, dimana jenis batasan-bangkitan-tarikan niainya paing keci. Seteah mode batasan bangkitan-tarikan, urutan seanjutnya adaah mode batasan-bangkitan. Mode ini kinerjanya ebih baik dibandingkan mode batasan-tarikan. Dari hasi estimasi, penggunaan niai awa yang berbeda pada proses iterasi akan seau menghasikan niai estimasi yang reatif sama. Kaaupun terjadi perbedaan, perbedaan tersebut niainya sangat keci sehingga dapat diabaikan. Dari sini dapat disimpukan bahwa metode estimasi tersebut seau menghasikan satu sousi tungga yang sama niainya (a unique soution). Perbedaan yang terjadi hanya pada cepat atau ambatnya konvergensi tercapai. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin jauh niai awa dari niai yang dituju, akan semakin ama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi. Hasi uji statistik untuk tiap-tiap jenis mode GR adaah seperti ditunjukkan pada Tabe 2 untuk tingkat MAT. Tabe 2 Indikator uji statistik untuk masing-masing mode GR dengan menggunakan metode estimasi Kuadrat-Terkeci untuk tingkat MAT. No Fungsi Eksponensia-Negatif Indikator Uji Batasan- Batasan- Batasan- Statistik Bangkitan Tarikan Bangkitan-Tarikan 1 RMSE 4, , , %RMSE (%) 77, , , MAE 2, , , NMAE (%) 39, , , R 2 0, , , SR 2 0, , ,759040

10 32 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti Dari Tabe 2, dapat diihat bahwa ditinjau dari indikator uji statistik untuk tingkat MAT, mode GR dengan batasan-bangkitan-tarikan (DCGR) memberikan tingkat kinerja yang terbaik. 4.2 Pengaruh Fungsi Hambatan Saah satu parameter penting daam menentukan MAT adaah fungsi hambatan atau f(c id ). Ha yang terpenting untuk diketahui adaah f(c id ) harus dianggap sebagai ukuran aksesibiitas (kemudahan) antara zona i dengan zona d. Hyman [5] menyarankan tiga jenis fungsi hambatan yang dapat digunakan daam mode GR, yaitu fungsi eksponensia-negatif, fungsi pangkat, fungsi Tanner (gabungan fungsi eksponensia-negatif dan fungsi pangkat). Tabe 3 Hasi estimasi parameter mode transportasi menurut jenis fungsi hambatan. No Fungsi Hambatan Batasan-Bangkitan-Tarikan α β Fungsi Tujuan 1 Eksponensia-Negatif - 0, ,5 2 Pangkat - 0, ,9 3 Tanner 0,959-0, ,2 Hasi estimasi parameter mode kebutuhan transportasi yang dihasikan untuk berbagai jenis fungsi hambatan adaah ditunjukkan pada Tabe 3. Proses tersebut diakukan dengan metode estimasi Kuadrat-Terkeci-Berbobot (KTB), jenis mode batasan-bangkitan-tarikan dan metode pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment). Tabe 4 Indikator uji statistik untuk masing-masing fungsi hambatan untuk tingkat MAT. No Mode Batasan-Bangkitan-Tarikan Indikator Uji Statistik Fungsi Eksponensia- Fungsi Pangkat Fungsi Tanner Negatif 1 RMSE 4, , , %RMSE (%) 72, , , MAE 2, , , NMAE (%) 35, , , R 2 0, , , SR 2 0, , , Dari Tabe 3 dapat diihat bahwa hasi perbandingan antara tiap jenis fungsi hambatan menunjukkan bahwa fungsi hambatan Tanner memberikan tingkat kinerja yang terbaik. Ha tersebut ditunjukkan berdasarkan niai minimum dari fungsi tujuan dari metode estimasi KTB. Seteah fungsi Tanner, urutan terbaik

11 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 33 seanjutnya adaah fungsi pangkat. Fungsi ini kinerjanya ebih baik dibandingkan dengan fungsi eksponensia-negatif. Jika dikombinasikan dengan jenis mode GR seperti teah dibahas sebeumnya, maka kinerja terbaik ditunjukkan oeh jenis mode GR batasan-bangkitantarikan (DCGR) dengan fungsi hambatan Tanner. Hasi uji statistik untuk tiaptiap jenis fungsi hambatan adaah seperti ditunjukkan pada Tabe 4. Dari Tabe 4, dapat diihat bahwa ditinjau dari indikator uji statistik, maka mode GR dengan fungsi Tanner yang dikombinasikan dengan mode batasanbangkitan-tarikan memberikan tingkat kinerja yang terbaik. 4.3 Pengaruh Metode Estimasi Banyak peneitian teah diakukan terhadap apikasi dari berbagai metode estimasi parameter untuk membangun suatu MAT dengan berbagai mode sebaran pergerakan. Daam peneitian ini, mode sebaran pergerakan yang digunakan adaah mode GR. Parameter yang akan diestimasi adaah parameter β. Seanjutnya akan dikembangkan apikasi metode estimasi Kuadrat Terkeci (KT), Kuadrat Terkeci berbobot (KTB), Kemiripan Maksimum (KM), Inferensi Bayes (IB) dan Entropi Maksimum (EM) untuk memperoeh parameter β pada mode GR berdasarkan data arus auintas pada ruas jaan. Metode estimasi KT dan KTB memiiki karakteristik yang serupa, demikian juga antara metode estimasi KM dan IB. Ha ini dapat disebabkan karena pendekatan yang diakukan daam metode estimasi KT sama dengan KTB, yaitu mengkaibrasi parameter yang tidak diketahui dengan meminimumkan deviasi antara arus auintas pengamatan dengan arus auintas hasi estimasi. Sedangkan pendekatan untuk mengkaibrasi parameter yang diakukan daam metode estimasi IB mirip dengan KM, yaitu didasari dengan memaksimumkan kemiripan antara data pengamatan dengan hasi estimasinya. Kedua metode tersebut mengasumsikan pergerakan yang terjadi mengikuti distribusi poisson. Metode estimasi EM menghasikan poa yang berbeda karena pendekatan yang diakukan adaah dengan mencari peuang yang paing maksimum yang terjadi daam sebaran pergerakan. Penyeesaian dari metode-metode tersebut akan diakukan dengan menggunakan Newton-Raphson yang dikombinasikan dengan metode eiminasi matriks Gauss-Jordan. Hasi estimasi parameter mode kebutuhan transportasi yang dihasikan untuk berbagai jenis metode estimasi adaah ditunjukkan pada Tabe 5. Proses tersebut diakukan dengan mode GR dengan batasan-bangkitan-tarikan, fungsi hambatan eksponensia-negatif dan metode pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment). Mode batasan-bangkitan-tarikan dipiih karena

12 34 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti berdasarkan hasi simuasi pada bagian sebeumnya, menunjukkan kinerja yang terbaik jika dibandingkan dengan mode batasan-bangkitan maupun batasantarikan. Tabe 5 Hasi estimasi parameter mode transportasi menurut jenis metode estimasi pada kondisi mode GR Batasan-Bangkitan-Tarikan dan pemiihan rute keseimbangan. No Metode Estimasi GR β Fungsi Tujuan 1 Kuadrat-Terkeci (KT) 0, , Kuadrat-Terkeci-Berbobot (KTB) 0, , Kemiripan-Maksimum (KM) 0, , Inferensi-Bayes (IB) 0, , Entropi-Maksimum (EM) 0, ,0330 Dari Tabe 5 dapat diihat bahwa masing-masing metode estimasi menghasikan parameter β yang niainya hampir sama antara satu metode dengan metode yang ainnya. Untuk menentukan tingkat kinerja tidak bisa menggunakan parameter niai fungsi tujuan, karena metode mencari fungsi tujuan berbeda antara satu metode dengan metode ainnya. Sehingga penentuan tingkat kinerja didasarkan pada perbandingan niai uji statistik untuk masing-masing metode estimasi. Indikator uji statistik dimaksudkan untuk membandingkan kinerja masingmasing metode estimasi ditinjau dari indikator statistik yang dihasikan. Pengujian ini diakukan dengan membandingkan MAT hasi estimasi dengan MAT hasi observasi. Hasi uji statistik untuk tiap-tiap jenis metode estimasi untuk adaah seperti ditunjukkan pada Tabe 6. No Tabe 6 Indikator uji statistik untuk masing-masing metode estimasi dengan menggunakan mode GR Batasan-Bangkitan-Tarikan untuk tingkat MAT. Indikator Uji Statistik Kuadrat- Terkeci (KT) Kuadrat- Terkeci- Berbobot (KTB) GR Kemiripan- Maksimum (KM) Inferensi- Bayes (IB) Entropi- Maksimum (EM) 1 RMSE 4, , , , , %RMSE (%) 72, , , , , MAE 2, , , , , NMAE (%) 35, , , , , R 2 0, , , , , SR 2 0, , , , ,759541

13 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 35 Dari Tabe 6, terihat bahwa ditinjau dari indikator uji statistik, maka metode estimasi yang mempunyai kinerja yang terbaik adaah metode estimasi KTB. Seteah itu, yang mempunyai tingkat keakurasian yang cukup tinggi juga adaah metode estimasi KM. Meskipun demikian perbedaan antara satu metode estimasi dengan metode estimasi ainnya sangat keci. Ha itu terbukti ketika digunakan fungsi hambatan eksponensia-negatif, metode estimasi apapun yang digunakan, seau menghasikan koefisien determinasi (R 2 ) yang reatif sama, yaitu antara 0,75 dan 0,76. Sehingga dapat disimpukan bahwa semua metode menghasikan tingkat akurasi yang reatif sama. Berdasarkan faktor-faktor pengaruh yang teah disebutkan sebeumnya, kombinasi yang terbaik daam meakukan estimasi parameter mode kebutuhan transportasi adaah menggunakan: mode batasan-bangkitan-tarikan, fungsi hambatan Tanner dan metode estimasi KTB. Daam ha ini metode pemiihan rute yang digunakan adaah pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment). Pada bagian seanjutnya akan ditinjau pengaruh metode pemiihan rute a-or-nothing. 4.4 Pengaruh Metode Pemiihan Rute Asumsi dasar yang digunakan pada pengembangan mode estimasi MAT dengan menggunakan data arus auintas adaah bahwa pergerakan arus auintas dari suatu zona ke zona ainnya pada dasarnya dapat direpresentasikan pada besarnya arus auintas pada suatu ruas jaan yang sangat tergantung pada besarnya proporsi pergerakan yang terjadi antara kedua zona tersebut yang menggunakan ruas tersebut sebagai bagian dari rute terbaiknya. Besarnya proporsi pergerakan tersebut sangat tergantung pada jenis mode pemiihan rute yang digunakan. Untuk peneitian disertasi ini, jenis pemiihan rute yang ditinjau adaah pemiihan rute a-or-nothing dan pemiihan rute keseimbangan. Tabe 7 rute. Hasi estimasi parameter mode transportasi menurut jenis pemiihan No Metode Pemiihan Rute GR β Fungsi Tujuan 1 Keseimbangan 0, ,14 2 A-Or-Nothing 0, ,33 Hasi estimasi parameter mode kebutuhan transportasi yang dihasikan pada kondisi pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment) dan pemiihan rute a-or-nothing untuk berbagai jenis metode estimasi adaah ditunjukkan pada Tabe 7. Proses tersebut diakukan dengan mode GR dengan batasan-

14 36 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti bangkitan-tarikan, fungsi hambatan eksponensia-negatif serta metode estimasi KTB. Dari Tabe 7 dapat diihat bahwa jika dibandingkan dari niai fungsi tujuan, maka penggunaan metode pemiihan rute keseimbangan jauh ebih baik dari pada penggunaan metode pemiihan rute a-or-nothing. Tabe 8 Indikator uji statistik untuk masing-masing metode pemiihan rute. No GR Indikator Uji Statistik Pemiihan Rute Pemiihan Rute Keseimbangan A-Or-Nothing 1 RMSE 4, , %RMSE (%) 71, , MAE 2, , NMAE (%) 35, , R 2 0, , SR 2 0, , Untuk menentukan tingkat keakurasian pada metode pemiihan rute keseimbangan dan a-or-nothing akan didasarkan pada perbandingan niai uji statistik untuk masing-masing metode pemiihan rute tersebut. Hasi uji statistik pada kondisi pemiihan rute keseimbangan dan a-or-nothing adaah seperti ditunjukkan pada Tabe 8. Dari Tabe 8 dapat diihat bahwa jika diakukan perbandingan antara penggunaan pemiihan rute keseimbangan dan pemiihan rute a-or-nothing, maka dari hasi uji statistik untuk tingkat arus maupun tingkat MAT, pemiihan rute keseimbangan menghasikan kinerja yang ebih baik daam meakukan estimasi parameter mode kebutuhan transportasi. Ha tersebut bisa diihat dari niai koefisien determinasi (R 2 ). Dari sisi MAT, niai R 2 yang dihasikan dari pemiihan rute keseimbangan adaah sebesar 0,75 sedangkan jika digunakan metode a-or-nothing, R 2 yang dihasikan adaah sebesar 0,51. Sehingga dapat diambi kesimpuan bahwa penggunaan metode pemiihan rute keseimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keakurasian estimasi parameter mode kebutuhan transportasi. Ha tersebut beraku untuk mode GR maupun GO. Berdasarkan faktor-faktor pengaruh yang teah disebutkan sebeumnya, kombinasi yang terbaik daam meakukan estimasi parameter mode kebutuhan transportasi adaah menggunakan: mode batasan-bangkitan-tarikan, fungsi hambatan Tanner, metode estimasi KTB dan pemiihan rute keseimbangan. Secara grafis, persamaan regresi yang menghubungkan antara voume auintas

15 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 37 hasi pengamatan ( Vˆ ) dan voume auintas hasi estimasi ( ) untuk masingmasing metode pemiihan rute adaah seperti ditunjukkan pada Gambar 3-4. V MAT Estimasi MAT Observasi Gambar 3 Hubungan MAT hasi pengamatan dan hasi estimasi (Metode Pemiihan Rute Keseimbangan). MAT Estimasi MAT Observasi Gambar 4 Hubungan MAT Hasi Pengamatan dan Hasi Estimasi (Metode Pemiihan Rute A-Or-Nothing). Dari Gambar 3-4 dapat diihat bahwa penggunaan metode pemiihan rute keseimbangan mempunyai pengaruh yang sangat signifikan daam

16 38 Ofyar Z Tamin & Rusmadi Suyuti meningkatkan tingkat keakurasian daam estimasi parameter mode kebutuhan transportasi. 5 Kesimpuan dan Rekomendasi Peneitian ini mengkaji pengaruh mode gravity terhadap akurasi perkiraan MAT berdasarkan data arus auintas daam kondisi pemiihan rute keseimbangan (equiibrium assignment). Daam kondisi tersebut niai p id (proporsi pemiihan ruas jaan untuk pergerakan dari zona i ke zona d) adaah antara 0 dan 1, serta tergantung dari niai se-se di daam MAT. Sehingga peneitian ini bertujuan untuk meninjau tingkat keakurasian MAT yang dihasikan dari informasi data arus auintas yang dipengaruhi oeh faktorfaktor: Metode Sebaran Pergerakan Gravity Metode Estimasi Kuadrat-Terkeci (KT), Kuadrat-Terkeci-Berbobot (KTB), Kemiripan-Maksimum (KM), Inferensi-Bayes (IB), dan Entropi- Maksimum (EM) Teknik Pemiihan Rute A-Or-Nothing dan Keseimbangan (Equiibrium Assignment) Hasi estimasi menunjukkan bahwa proses estimasi MAT yang mempunyai tingkat kinerja terbaik adaah menggunakan: mode batasan-bangkitan-tarikan, fungsi hambatan Tanner, metode estimasi KTB dan pemiihan rute keseimbangan. Ha tersebut didasarkan pada niai hasi uji statistik dan niai optimum dari fungsi tujuan untuk masing-masing metode estimasi. Peneitian tahap seanjutnya diarahkan pada usaha pengembangan proses pengoahan tampian dari keuaran MAT beserta beberapa apikasi sehingga informatif dan mudah dimengerti (numerik maupun grafis). Pada tahap ini juga akan dirancang suatu Website yang akan digunakan sebagai tempat seuruh keuaran tersebut dapat diakses secara angsung. Termasuk juga usaha diseminasi dan sosiaisasi hasi peneitian akan diakukan daam bentuk penyusunan manua teknis dan manua peaksanaan yang ditindakanjuti dengan kegiatan seminar dan peatihan. Daftar Pustaka [1] Tamin, O.Z. & Wiumsen, L.G., Transport Demand Mode Estimation From Traffic Counts, Journa of Transportation, UK, [2] Tamin, O.Z., et a., Dynamic Origin-Destination (OD) Matrices Estimation From Rea Time Traffic Count Information, Laporan Akhir,

17 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan 39 Graduate Team Research Grant, Batch IV, University Research for Graduate Education (URGE) project, [3] Tamin, O.Z., The Estimation of Transport Demand Modes From Traffic Counts, PhD Dissertation of the University of London, University Coege London, [4] Tamin, O.Z., Perencanaan dan Pemodean Transportasi, Edisi 2, Penerbit ITB, Bandung, [5] Hyman, G.M., The Caibration of Trip Distribution Modes, Environment and Panning, 1, , [6] Suyuti, R., Estimasi Mode Kebutuhan Transportasi Berdasarkan Informasi Data Arus Lauintas Pada Kondisi Pemiihan Rute Keseimbangan, Disertasi Doktor Institut Teknoogi Bandung (ITB), [7] Tamin, O.Z., Sjafruddin, A. & Hidayat, H., Dynamic Origin-Destination (O-D) Matrices Estimation from Rea Traffic Count Information, 3 rd EASTS Conference Proceeding, Taipei September, [8] Tamin, O.Z., et a., Dynamic Origin-Destination (OD) Matrices Estimation From Rea Time Traffic Count Information, Laporan Tahap I, Graduate Team Research Grant, Batch IV, University Research for Graduate Education (URGE) project, [9] Tamin, O.Z., Perencanaan dan Pemodean Transportasi, Soa dan Apikasi, Penerbit ITB, Bandung, [10] Tamin, O.Z., Pengembangan Sistem Informasi Arus Lauintas Sebagai Upaya Pemecahan Masaah Transportasi di Kota Bandung, Laporan Akhir Program Riset ITB, [11] Wiumsen, L.G., An Entropy Maximising Mode for Estimating Trip Matrices From Traffic Counts, PhD Thesis, Department of Civi Engineering, University of Leeds, 1981.

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM BAGI PENGGUNA JALAN

PENGEMBANGAN REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM BAGI PENGGUNA JALAN PENGEMBANGAN REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM BAGI PENGGUNA JALAN Rusmadi Suyuti Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT Jl. M.H. Thamrin No. 8, Gd II BPPT Lt. 10, Jakarta Tel: (01) 316

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana Teknik Sipil ITB

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI BERDASARKAN INFORMASI DATA ARUS LALU LINTAS PADA KONDISI PEMILIHAN RUTE KESEIMBANGAN DISERTASI

ESTIMASI MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI BERDASARKAN INFORMASI DATA ARUS LALU LINTAS PADA KONDISI PEMILIHAN RUTE KESEIMBANGAN DISERTASI ESTIMASI MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI BERDASARKAN INFORMASI DATA ARUS LALU LINTAS PADA KONDISI PEMILIHAN RUTE KESEIMBANGAN DISERTASI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERBAIK DAN JUMLAH DATA ARUS LALULINTAS OPTIMUM DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) TESIS MAGISTER

STUDI PENENTUAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERBAIK DAN JUMLAH DATA ARUS LALULINTAS OPTIMUM DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) TESIS MAGISTER STUDI PENENTUAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERBAIK DAN JUMLAH DATA ARUS LALULINTAS OPTIMUM DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) TESIS MAGISTER Disusun Oleh : RUDI SUGIONO SUYONO NIM. 25098083 BIDANG KHUSUS

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM

ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Volume 12, No. 1, Oktober 2012, 28-34 ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Chairur Roziqin Teknik Sipil Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya

Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya Outline Kuliah : Kalibrasi Model Gravitasi Contoh Aplikasi Kalibrasi Model

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL KOMBINASI SEBARAN PERGERAKAN DAN PEMILIHAN MODA BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS TESIS MAGISTER

ESTIMASI MODEL KOMBINASI SEBARAN PERGERAKAN DAN PEMILIHAN MODA BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS TESIS MAGISTER ESTIMASI MODEL KOMBINASI SEBARAN PERGERAKAN DAN PEMILIHAN MODA BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS TESIS MAGISTER oteh: OKA PURWANTI NIM : 250 99 087 BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3

ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (Studi Kasus Kota Surakarta) Wulan Septiyani Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS

IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS S U M M A R Y IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS

DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS f T ( i T 3 8 8. 4 1 3 W I D SUMMARY DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY (ME) ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL J. Dwijoko Ansusanto

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) Diah Anggraeni Damiyanti Masalle M. J. Paransa, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEM (ITS) UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI DKI JAKARTA

IMPLEMENTASI INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEM (ITS) UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI DKI JAKARTA IMPLEMENTASI INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEM (ITS) UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI DKI JAKARTA Oleh: Rusmadi Suyuti PusatTeknologiIndustridanSistemTransportasi BPPT dan Dosen Tetap Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap orang setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suatu perjalanan tersebut tidak lepas dari

Lebih terperinci

ESTIMASI PEMODELAN DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN MODEL GRAVITY ( STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG ) TESIS. oleh : Hendra Gunawan

ESTIMASI PEMODELAN DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN MODEL GRAVITY ( STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG ) TESIS. oleh : Hendra Gunawan ESTIMASI PEMODELAN DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN MODEL GRAVITY ( STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG ) TESIS oleh : Hendra Gunawan 25092014 Pembimbing : Dr. Ir. Ofyar Z. Tamin, MSc., MINT, MITE Dr. Ir. Ade Sjafruddin,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

Syafi i Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)

Syafi i Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271) ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN (MAT) DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI KUADRAT TERKECIL MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Elfa Monica Zada Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI TERBAIK DAN JUMLAH OPTIMUM DATA ARUS LALULINTAS DALAM PROSES ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) DARI INFORMASI DATA ARUS LALULINTAS 1

PENENTUAN LOKASI TERBAIK DAN JUMLAH OPTIMUM DATA ARUS LALULINTAS DALAM PROSES ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) DARI INFORMASI DATA ARUS LALULINTAS 1 PENENTUAN LOKASI TERBAIK DAN JUMLAH OPTIMUM DATA ARUS LALULINTAS DALAM PROSES ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) DARI INFORMASI DATA ARUS LALULINTAS 1 Ofyar Z. TAMIN 2, Titi L. SOEDIRDJO 3, dan Rudi S.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

TEKNOLOGI REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA

TEKNOLOGI REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA TEKNOLOGI REAL TIME TRAFFIC INFORMATION SYSTEM UNTUK MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA Rusmadi Suyuti Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT e-mail: rusmadisuyuti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA ISSN 2354-8630 ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA Niken Puspitasari 1), Syafi i 2), Setiono 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan

METODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan yang disusun dalam metodologi. Hal ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan

I. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Pertumbuhan penduduk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Terdahulu Kajian Pengembangan Jaringan Jalan di Pulau Jawa berbasis zona dimana dibagi menjadi beberapa zona dengan basis terkecil kabupaten. Kajian bangkitan dan tarikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini : Start Data sosial, ekonomi dan jarak Pemodelan

Lebih terperinci

Syafi i Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)

Syafi i Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271) ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI ENTROPI MAKSIMUM MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Zuli Astria Mahasiswa Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS REGRESI

BAB IX ANALISIS REGRESI BAB IX ANALISIS REGRESI 1. Model Analisis Regresi-Linear Analisis regresi-linear adalah metode statistic yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

Simulasi Pemodelan Transportasi pada Jaringan Jalan Menggunakan Aplikasi Saturn

Simulasi Pemodelan Transportasi pada Jaringan Jalan Menggunakan Aplikasi Saturn Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 1 Maret 2016 Simulasi Pemodelan Transportasi pada Jaringan Menggunakan Aplikasi Saturn FAKHRI NAUFAL 1, SOFYAN TRIANA

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta Rekaracana Jurnal Online Institute Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas.x Vol xx Agustus 2014 Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMILIHAN RUTE PERJALANAN

PEMILIHAN RUTE PERJALANAN Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke 9 dan 10 PEMILIHAN RUTE PERJALANAN Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA

APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA T 388.044 MUL SUMMARY APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian ini intinya adalah menguraikan bagaimana cara penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan judul tesis dan memenuhi tujuan penelitian.

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pemodelan. Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pemodelan. Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk 4 II TINJAUAN PUSTAKA A Konsep Pemodelan Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita secara terukur Hal penting yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI

PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI Materi Kuliah PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI --- PEMILIHAN RUTE PERJALANAN --- PENDAHULUAN Setiap pelaku perjalanan mencoba mencari rute terbaik yang meminimumkan biaya perjalanannya. Dari beberapa

Lebih terperinci

STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_,

STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_, STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_, ABSTRAK "Studi Evolusi Matriks Asa/ 7ujuan Dinamis Akibat Adanya Fluktuasi Arus Lalulintas " (Penulis : Tas'an Junaedi)

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam) Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7

Lebih terperinci

PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2014 PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan 68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1

KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1 KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya,

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN DARI DATA LALULINTAS DENGAN METODE GRADIENT (278T)

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN DARI DATA LALULINTAS DENGAN METODE GRADIENT (278T) ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN DARI DATA LALULINTAS DENGAN METODE GRADIENT (278T) Syafi i 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 ASurakarta Email: syafii@uns.ac.id;syafii_hn@yahoo.com

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

TRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM

TRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM MATA KULIAH DASAR-DASAR SEBAGAI SUATU SISTEM SISTEM ADALAH GABUNGAN BEBERAPA KOMPONEN (OBJEK) YANG SALING BERKAITAN DALAM SATU TATANAN STRUKTUR PERUBAHAN SATU KOMPONEN DAPAT MENYEBABKAN PERUBAHAN KOMPONEN

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN ( MAT ) KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Origin-Destination Matrices ( OD Matrix ) Estimation of Surakarta City in 2025

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN ( MAT ) KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Origin-Destination Matrices ( OD Matrix ) Estimation of Surakarta City in 2025 ISSN 2354-8630 ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN ( MAT ) KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Origin-Destination Matrices ( OD Matrix ) Estimation of Surakarta City in 2025 Sri Sutrisni 1), Syafi i 2), Setiono 3) 1)Mahasiswa

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan MAT Pada Jaringan Sederhana Menggunakan Program Lazarus. Esty Handayani 1) Rahayu Sulistiyorini 2) Ahmad Zakaria 3)

Analisis Pembentukan MAT Pada Jaringan Sederhana Menggunakan Program Lazarus. Esty Handayani 1) Rahayu Sulistiyorini 2) Ahmad Zakaria 3) JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 1, No. 1, Hal:185 192 (ISSN:2303-0011) Analisis Pembentukan MAT Pada Jaringan Sederhana Menggunakan Program Lazarus Esty Handayani 1) Rahayu Sulistiyorini 2) Ahmad Zakaria

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perencanaan Tranportasi Sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variabel dalam suatu kegiatan pemindahan

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PERSIMPANGAN TERHADAP PROSES PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN. Wiradat Anindito. Abstrak

PENGARUH KINERJA PERSIMPANGAN TERHADAP PROSES PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN. Wiradat Anindito. Abstrak PENGARUH KINERJA PERSIMPANGAN TERHADAP PROSES PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN Wiradat Anindito Abstrak Pertumbuhan lalu lintas yang begitu cepat di Indonesia khususnya di daerah perkotaan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO

ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO Disusun oleh: Aries Novianto 1), Ronny D Nasihien 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG Rendy Zesario Akbar, Ferry Fairul, M. Zainul Arifin, Hendi Bowoputro Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik - Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci