Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad"

Transkripsi

1 Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini Rachman #1, Joko Siswanto #2 #1 Program Studi Teknik Industri, Fakutas Teknik Industri, Institut Teknoogi Bandung #2 Keompok Keahian Manajemen Industri, Fakutas Teknik Industri, Institut Teknoogi Bandung J. Ganesa no. 10, Bandung., Indonesia 1 devi.puspitarini90@gmai.com 2 j.siswanto@ti.itb.ac.id Abstrak Ketepatan waktu produksi, kuaitas, dan kuantitas yang baik dapat dicapai jika manajemen bagian produksi maupun operator produksi memiiki kompetensi yang sesuai dengan jabatannya. Saah satu usaha yang diakukan adaah dengan meakukan penempatan pegawai yang tepat. Seain berdasarkan kompetensi, penempatan pegawai juga mempertimbangkan prestasi masa au dan prospek masa depan pegawai. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui rancangan job-person matching pegawai Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFIAD) yang mempertimbangkan aspek kompetensi, prestasi masa au dan prospek masa depan. Perancangan kamus kompetensi bidang diakukan dengan mengidentifikasi KSA (knowedge, ski, and abiities) yang dibutuhkan untuk tiap jabatan. Untuk perancangan kamus kompetensi periaku digunakan bantuan acuan mode kompetensi generik untuk manajeria dan teknisi yang teah disusun oeh Spencer & Spencer [9]. Rancangan kamus kompetensi dan kebutuhan kompetensi jabatan kemudian akan digunakan sebagai dasar daam meakukan peniaian kompetensi terhadap pegawai di Bagian Sediaan Non-Betaaktam LAFIAD. Perhitungan individua competency score diakukan dengan menggunakan pendekatan fuzzy rue base yang diusukan oeh Goec & Kahya [3]. Untuk membantu perhitungan maka pada peneitian ini dirancang pua apikasi Job-Person Matching yang bertujuan untuk memudahkan daam meihat hasi dari rancangan job-person matching. Hasi dari job-person matching ini menggambarkan urutan pegawai di masing-masing jabatan berdasarkan kompetensinya dengan mempertimbangkan prestasi masa au dan prospek masa depan serta usuan tindak anjut yang bisa diakukan perusahaan terkait hasi yang dikeuarkan. Kata Kunci Kompetensi, kamus kompetensi bidang, kamus kompetensi periaku, fuzzy rue base, job-person matching Abstract Good production can be achieved if the operator and the management have competency in accordance with the position. This can be achieved by putting the right empoyee at the right posisition. Not ony competency, past performance and future prospect are aso important to be considered. The purpose of this study is to deveop job-person matching design of Non-Betaaktom Stock Area, Department of Production Instaation, Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFIAD). The design considered the empoyee competency, past performance and future prospect. The design of area competency directory was deveoped based on knowedge, ski and abiities (KSA) identification in every position. The design of behavior competency dictionary was based on generic competency mode by Spencer & Spencer [9]. The design woud become the base to assess the competency of the empoyee of Non-Betaaktam Stock Area LAFIAD. Individua competency score cacuation was done using fuzzy rue based approach proposed by Goec & Kahya [3]. The appication of job-person matching was aso deveoped to evauate the resut. The job-person matching described the order of empoyee in every position, based on competency, past performance and future prospect, aso the foow up sugestion for the company. Keywords Competency, area competency dictionary, behavior competency dictionary, fuzzy rue base, job-person matching I. PENDAHULUAN Keberhasian suatu organisasi terkait angsung dengan kuaitas dari orang-orang yang berada pada organisasi tersebut. Pada banyak kasus, keberhasian dapat diraih apabia orangorang yang menjaankan organisasi memiiki kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. ini dapat berupa motif, konsep diri, sifat, pengetahuan, maupun kemampuan atau keahian. iniah yang seringkai diistiahkan sebagai kompetensi. Tak dapat dipungkiri, setiap orang memiiki tingkat kemampuan atau kompetensi yang berbeda, yang berpengaruh secara angsung terhadap hasi dan kuaitas pekerjaannya. Untuk itu, penting bagi sebuah organisasi untuk memperoeh pegawai dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, mengingat beberapa komponen dari kompetensi, seperti motif, konsep diri, dan sifat seringkai suit dikembangkan meaui pendidikan maupun atihan. Kamus kompetensi merupakan referensi utama yang dapat digunakan daam meakukan pengukuran kebutuhan kompetensi jabatan maupun kompetensi individu [7]. Kompetensi dapat dikasifikasikan menjadi kompetensi bidang dan/atau soft competency. Untuk merancang kamus untuk soft competency dapat menggunakan jenis kompetensi yang berkaitan dengan motif, sifat, dan konsep diri. Kamus kompetensi bidang cenderung ebih unik dan spesifik dibandingkan dengan kamus untuk soft competency. Ha ini

2 disebabkan setiap organisasi memiiki proses bisnis inti yang berbeda sehingga berdampak pada berbedanya kompetensi yang dibutuhkan untuk meakukan pekerjaan tersebut. Untuk dapat merancang kamus kompetensi bidang peru diakukan proses identifikasi proses bisnis untuk dapat mengetahui kompetensi yang dibutuhkan [6]. Ada tiga ha utama yang mendasari keberhasian perancangan job-person matching, yaitu peniaian yang akurat pada kompetensi individua, mode kompetensi untuk jabatan tersebut dan metode yang tepat daam meniai kecocokan antara individu dan pekerjaan. Bersama dengan kamus kompetensi, job-person matching ini sangat diperukan oeh organisasi untuk dapat meningkatkan performansi karyawan pada jabatannya masing-masing. Daam peneitian ini diakukan perancangan kamus kompetensi dan job-person matching di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFIAD) khususnya pada Departemen Instaasi Produksi. Semakin meningkatnya jumah permintaan akan obat produksi LAFIAD menuntut LAFIAD untuk semakin memperhatikan kuaitas dari obat yang dihasikannya. Ketepatan waktu produksi, kuaitas, dan kuantitas yang baik dapat dicapai jika manajemen bagian produksi maupun operator produksi memiiki kompetensi yang sesuai dengan jabatannya. Saah satu usaha dapat diakukan oeh LAFIAD adaah dengan meakukan job-person matching. Job-person matching merupakan proses pencocokan antara kebutuhan kemampuan yang dibutuhkan untuk meakukan pekerjaan tersebut dengan kemampuan yang dimiiki oeh individu. Hasi job-person matching dapat digunakan sebagai input daam penempatan pegawai. Di LAFIAD sendiri, daam meakukan penempatan pegawai, seain mempertimbangkan kompetensi pegawai, prestasi masa au dan prospek masa depan pegawai juga dipertimbangkan. Tidak adanya standar penempatan pegawai serta beum adanya peniaian kompetensi pegawai di Departemen Instaasi Produksi dari LAFIAD menjadi pertimbangan untuk meakukan peneitian ini. Sehingga pada akhirnya, hasi peneitian ini dapat menghasikan rancangan job-person matching dengan memperhatikan aspek kompetensi, prestasi masa au, dan prospek masa depan dari pegawai. II. METODE PENELITIAN II.1 Tahap Pengumpuan dan Pengoahan Data. Peneitian diawai dengan studi pendahuuan (meiputi observasi awa dan wawancara) dan studi iteratur sebeum meakukan pengambian data di apangan. Observasi diakukan untuk mengetahui kondisi existing dari Departemen Instaasi Produksi LAFIAD. Ha ini diakukan agar dapat mengidentifikasi permasaahan yang ada dan merancang sousi yang sesuai. Studi iteratur diakukan dengan mengetahui peneitian sejenis, mempeajari jurna dan textbook yang berkaitan dengan kompetensi dan job-person matching. Sebeum dapat meakukan tahap perancangan job-person matching, diakukan pengumpuan data untuk mendapatkan data proses sequence yang diakukan LAFIAD daam meakukan produksi obatnya, termasuk di daamnya penggunaan aat dan mesin produksi, serta data struktur organisasi dan data uraian jabatan. Seain itu, diakukan juga wawancara untuk mengetahui peniaian prestasi masa au dan prospek masa depan pegawai yang diakukan oeh LAFIAD. Untuk dapat menyusun kamus kompetensi maka diakukan identifikasi unit dan eemen kompetensi di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi LAFIAD. Identifikasi diakukan dengan menggunakan anaisis jabatan untuk dapat mengidentifikasi KSA (knowedge, ski, and abiities). Seanjutnya diidentifikasikan unit dan eemen kompetensi yang dibutuhkan. Penyusunan kamus kompetensi diakukan dengan mengacu pada hasi identifikasi daftar eemen kompetensi yang teah disusun sebeumnya. Leve kompetensi untuk kompetensi bidang disusun dengan mengacu pada iteratur eve kompetensi yang dikemukakan oeh Boom [2] dan eve kompetensi yang terdapat pada Mercedes-Benz Production System (basic ski, work with assistance, work without asisstance, dan abe to train) [5]. Penggunaan eve kompetensi Boom atau eve kompetensi Mercedes-Benz disesuaikan dengan masing-masing eemen kompetensi dan proses bisnis yang mendasari dibutuhkannya kompetensi tersebut. Untuk kompetensi periaku (soft competency), digunakan kamus kompetensi generik yang dirumuskan oeh Spencer & Spencer [9] sesuai dengan eemen kompetensi yang teridentifikasi. Perancangan kebutuhan kompetensi jabatan ditentukan berdasarkan matriks IMR yang teah diidentifikasi pada masing-masing jabatan. Berdasarkan matriks IMR tersebut dapat ditentukan eve kompetensi minimum untuk jabatan tersebut. Hasi anaisis dan identifikasi eve kompetensi tersebut kemudian diakukan diskusi pane bersama Kepaa Instaasi Produksi dan Kepaa LAFIAD untuk menetapkan eve yang dapat digunakan daam kebutuhan kompetensi dari masing-masing jabatan. Peniaian kompetensi individu diakukan dengan metode Behaviora Event Interview meaui sef-assessment. Untuk menghindari data yang tidak vaid akibat subjektivitas pegawai pada saat sef-assesssment, maka sef-assessment diengkapi dengan pertanyaan dengan teknik STAR (situation, task, action, resut). Dengan teknik STAR ini pegawai diminta untuk memberikan bukti atas pernyataan yang dipiih menyangkut eve kompetensi yang menggambarkan dirinya. II.2 Tahap Perancangan Job-Person Matching Langkah perancangan job-person matching yang diakukan pada peneitian ini dapat digambarkan secara sederhana pada fowchart pada Gambar 1. II.2.1 Tahap Perhitungan Niai Crisp Pada tahap perancangan job-person matching, angkah pertama yang diakukan adaah meakukan perhitungan niai crisp pegawai. Secara umum, struktur hierarki seeksi dan 47

3 evauasi pegawai pada setiap jabatan terdiri dari 5 eve, yaitu tujuan, kriteria (unit kompetensi dan kriteria aspek prestasi masa au dan prospek masa depan pegawai), sub-kriteria (eemen kompetensi dan sub kriteria dari masing-masing kriteria aspek prestasi masa au dan prospek masa depan pegawai), metode peniaian, dan aternatif. Struktur hierarki untuk seeksi dan evauasi Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi adaah dapat digambarkan secara singkat pada Gambar 2. Daam meakukan perhitungan niai crisp untuk masingmasing pegawai digunakan dasar agoritma heuristik yang teah disusun Goec & Kahya [3]. Niai crisp ini merupakan agregasi dari peniaian kompetensi individu, prestasi masa au, dan prospek masa depan pada masing-masing pegawai. Agregasi diakukan berdasarkan faktor peniaiannya. Niai crisp hasi agregasi merupakan input yang digunakan daam menghitung skor akhir pegawai dengan menggunakan Fuzzy Inference System (FIS). II Indikator Pengukuran dari Setiap Faktor Peniaian Indikator ini menggambarkan faktor yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagaan daam meaksanakan jabatan yang dimaksud. Indikator pengukuran berdasarkan kompetensi yang dimaksud adaah eemen kompetensi jabatan dari masing-masing unit kompetensi jabatan, sedangkan indikator pengukuran untuk prestasi masa au adaah aspek yang diniai daam daftar peniaian yang diakukan LAFIAD. Untuk prospek masa depan indikator pengukuran adaah aspek-aspek yang terkait dengan individu tersebut, organisasi, dan keuarga. MEMBANGUN HIERARKI EVALUASI DAN SELEKSI PEGAWAI YANG AKAN DILAKUKAN daam daftar peniaian yang diakukan LAFIAD. Untuk prospek masa depan indikator pengukuran adaah aspek-aspek yang terkait dengan individu tersebut, organisasi, dan keuarga. Indikator pengukuran tersebut dapat disimbokan sebagai berikut. F i = {f i mi } (1) Dimana: F = faktor peniaian yang dievauasi = 1, 2 L (jumah dari jabatan yang dievauasi) i = 1, 2 I (jumah dari faktor peniaian) m i = 1, 2 N i (jumah dari indikator pengukuran pada setiap faktor peniaian) II Penentuan Bobot Kepentingan untuk Setiap Indikator Pengukuran Berdasarkan metode yang digunakan daam perancangan job-person matching ini maka penentukan peniaian bobot kepentingan ditentukan secara inguistik. Set evauasi inguistik dari bobot kepentingan indikator pengukuran disimbokan sebagai berikut: Y = {y 1, y 2, y 3, y 4, y 5 } (2) = {Tidak Penting, Cukup Penting, Penting, Penting Sekai, Sangat Penting Sekai} Fungsi keanggotaan untuk setiap variabe inguistik fuzzy di atas menggunakan fungsi keanggotaan yang disusun Goec & Kahya [3] yang digambarkan pada matriks pada Tabe 1. Untuk eemen kompetensi akan ditentukan tingkat kepentingannya di setiap jabatan. MELAKUKAN PERHITUNGAN NILAI CRISP BAGI MASING-MASING PEGAWAI Memiih pegawai yang tepat untuk jabatan di Bagian Non-Betaaktam TUJUAN Menentukan variabe inguistik yang digunakan Meakukan peniaian kepentingan unit dan eemen kompetensi untuk semua jabatan serta indikator pengukuran untuk faktor prestasi masa au dan prospek masa depan Meakukan proses pencocokan antara KKJ dengan KI pegawai berdasarkan variabe ingusitik yang digunakan Mengagregasikan peniaian masing-masing Indikator pengukuran pada setiap pegawai menurut jenis Faktor peniaiannya Penggunaan Aat dan Mesin mengoperasikan Timbangan Eektrik mengoperasikan Mesin Pembuat Muciago Organisasi Pengaa man Kerja Keuarga FAKTOR PENILAIAN Dukungan Keuarga Keharmonisa n Keuarga INDIKATOR PENGUKURAN Meakuan transformasi fuzzy number hasi agregasi pada tahap seanjutnya menjadi crisp number MEMBANGUN FUZZY-RULE BASE SYSTEM BERDASARKAN FAKTOR PENILAIAN mengoperasikan Mesin Pencampur Saep (Homomixer) Pengembangan fuzzy rue set untuk masing-masing jabatan Pengembangan Fuzzy Inference System untuk masing-masing jabatan METODE PENILAIAN Mengevauasi seuruh pegawai dengan menggunakan Fuzzy Inference System yang teah dibangun ALTERNATIF PEGAWAI Gambar 1 Diagram Air Evauasi dengan Pendekatan Fuzzy-Rue Base Gambar 2 Struktur Singkat Hierarki Seeksi dan Evauasi di Bagian Sediaan Non-Betaaktam LAFIAD 48

4 II Indikator Pengukuran dari Setiap Faktor Peniaian Untuk aspek kompetensi, job-person matching diakukan dengan meakukan pencocokan antara kebutuhan kompetensi jabatan (KKJ) dengan kompetensi individu (KI) yang teah diukur dengan menggunakan metode sef-assessment. Pencocokan antara KI dan KKJ diakukan berdasarkan variabe inguistik yaitu superior, baik (good), dan buruk (poor). Evauasi inguistik diakukan untuk setiap jabatan dan untuk setiap eemen kompetensi pada jabatan tersebut. Setiap jabatan mempunyai eve KKJ yang berbeda untuk masingmasing eemen kompetensi, sehingga terdapat beberapa aturan yang digunakan daam meakukan evauasi inguistik pada proses pencocokan antara KKJ dan KI, yaitu sebagai berikut: Untuk individu dengan eve KI yang sesuai dengan eve KKJ pada eemen kompetensi jabatan tersebut, maka akan mempunyai evauasi inguistik superior Untuk individu dengan eve KI yang berbeda satu eve ebih tinggi atau satu eve ebih rendah dari eve KKJ pada eemen kompetensi jabatan tersebut, maka akan mempunyai evauasi inguistik baik. Untuk individu dengan eve KI yang berbeda ebih dari satu eve ebih tinggi atau ebih rendah dari eve KKJ pada eemen kompetensi tersebut, maka akan mempunyai evauasi inguistik buruk. Lihat Tabe 2. Untuk aspek prestasi masa au dan prospek masa depan, peniaian indikator pengukuran terkait kedua aspek tersebut secara singkat dapat disajikan pada Tabe 3. Set evauasi inguistik setiap indikator pengukuran untuk setiap pegawai disimbokan sebagai berikut: X = {x 1, x 2, x 3 } (3) = {Buruk, Baik, Superior} Fungsi keanggotaan untuk setiap variabe inguistik fuzzy di atas menggunakan fungsi keanggotaan yang digambarkan pada Tabe 2. Untuk setiap pegawai yang diukur kompetensi individuanya dapat disimbokan sebagai berikut: E = {e j }, j= 1, 2 J, J = jumah pegawai yang dievauasi (4) Untuk jabatan yang dievauasi dapat disimbokan sebagai berikut: P = {p }, j= 1, 2 L, L = jumah jabatan yang dievauasi (5) TABEL 3 EVALUASI LINGUISTIK UNTUK INDIKATOR PENGUKURAN PADA ASPEK PRESTASI MASA LALU DAN PROSPEK MASA DEPAN Bobot Kepentingan TABEL 1 TABEL MATRIKS FUNGSI KEANGGOTAAN DARI VARIABEL LINGUISTIK Y (BOBOT KEPENTINGAN INDIKATOR PENGUKURAN) Matriks Fungsi Keanggotaan Tidak Penting Cukup Penting Penting Penting Sekai Sangat Penting Sekai Indikator Pengukuran Absensi Pemenuhan Target Kerja Kategori Buruk Kehadiran pegawai 50% daam sebuan waktu kerja Pekerja jarang dapat mencapai target kerja Kategori Baik Kehadiran pegawai 50%- 80% daam sebuan waktu kerja Pekerja sering dapat mencapai target kerja Kategori Superior Kehadiran pegawai 80% daam sebuan waktu kerja Pekerja seau dapat mencapai target kerja TABEL 2 TABEL MATRIKS FUNGSI KEANGGOTAAN DARI VARIABEL LINGUISTIK X (HASIL EVALUASI LINGUISTIK UNTUK SETIAP INDIKATOR PENGUKURAN) Matriks Fungsi Keanggotaan Buruk (Poor ) Baik (Good ) Superior Dukungan Keuarga Keharmonisan Keuarga Keuarga tidak mendukung terhadap pekerjaan pekerja Teah bercerai dengan istri/suami atau teribat kasus poigami Keuarga biasa saja dengan pekerjaan pekerja Memiiki permasaahan keuarga, tetapi masih bisa diseesaikan Keuarga mendukung penuh terhadap pekerjaan pekerja Memiiki keurga yang harmonis 49

5 II Agregasi Indikator Pengukuran pada Setiap Faktor Peniaian Untuk indikator pengukuran f i mi dari kriteria faktor peniaian F i yang pada tahap sebeumnya sudah ditentukan peniaian kepentingannya dan pegawai e j mempunyai hasi evauasi inguistik antara KI dan KKJ yang teah diakukan sebeumnya, maka reasi fuzzy pada variabe tersebut adaah sebagai berikut: y i mi = i rmi k xk (6) Dimana i = niai bobot kepentingan dari indikator pengukuran mi y mi untuk faktor peniaian i pada jabatan x k = hasi evauasi inguistik untuk setiap indikator pengukuran r i mi k = evauasi inguistik yang menunjukkan indikator pengukuran m i untuk faktor peniaian i dapat dicapai dengan baik jika pegawai k dipiih daam jabatan = operator fuzzy max-min composition Untuk memperoeh kebenaran dari ogika fuzzy pada interva [0,1] digunakan impikasi fuzzy Lukasiewicz. Persamaan untuk memperoeh fungsi keanggotaan dari i variabe r mi k dapat diekspresikan sebagai berikut: r i mi k = i (ymi ) T x k (7) Dimana (y i mi ) T i adaah transpose dari y mi dan adaah operator komposisi yang mendefinisikan sejumah eemen pada masing-masing fungsi keanggotaannya seperti dibawah ini: μ T ((y i mi) i x k ) = (1,1 μ ymi (uy ) + μ T xk (u x )) (8) Untuk menyeesaikan persamaan di atas digunakan fungsi keanggotaan dari niai variabe inguistik fuzzy Y dan X (Tabe 1 dan Tabe 2). Untuk mengagregasikan semua indikator pengukuran pada satu kriteria faktor peniaian maka diakukan perpotongan (intersection) dari semua indikator pengukuran daam satu kriteria faktor peniaian. Agregasi ini tergambar pada reasi fuzzy R i Ni i j = m i r mi k dengan matriks berdasarkan persamaan berikut: μ Rj i (u y, u x ) = μ r ( r i u y, u x ) (9) mi k = min (μ r ( u y, u x )) μ y,μ x Untuk setiap jabatan L, faktor peniaian I dan pegawai J akan dihitung reasi fuzzy antara faktor peniaian dengan bobot kepentingan dari faktor peniaian tersebut dengan menggunakan persamaan yang sama dengan persamaan yang digunakan daam menghitung reasi antara indikator pengukuran dan bobot kepentingannya (Persamaan 6). Hasi dari reasi tersebut masih daam bentuk fuzzy number, sedangkan pada peneitian ini diinginkan hasi daam bentuk crisp number. Maka diakukan transformasi dari fuzzy number menjadi crisp number (defuzzification) untuk niai tersebut. Metode defuzzification yang digunakan adaah centroid karena merupakan metode defuzzification yang paing umum untuk digunakan dan termasuk metode yang representatif. II.2.2 Tahap Pembangunan Fuzzy Inference System Fuzzy Inference System akan diimpementasikan dengan bantuan Fuzzy Logic Toobox dari program Matab R2009a. Pada peneitian ini dipiih metode AND, OR, Impication, dan Aggregation yang disarankan oeh Goec & Kahya [3], yaitu min, max, min, max berturut-turut. Impication rue yang digunakan adaah Mamdani s Impication Rue yang menghasikan output berupa niai fuzzy [4]. Metode defuzzification yang digunakan adaah centroid. Output yang akan diperoeh adaah Akhir di setiap jabatan. Hasi dari perancangan job-person matching seain akan menunjukan skor akhir pegawai pada setiap jabatan juga akan memberikan dua output utama ainnya yaitu rencana tindakan dan jenis tindak anjut yang dapat diakukan LAFIAD terkait rencana tindakan tersebut. Rencana tindakan akan memberikan tiga jenis output yaitu promosi, rotasi dan tetap. Rencana ini didapatkan dengan membandingkan antara jabatan saat ini dengan jabatan yang akan dituju dari hasi evauasi. Untuk tindak anjut terkait rencana tindakan tersebut akan memberikan tiga jenis tindak anjut yang dapat diambi yaitu disarankan, pengembangan, dan tidak disarankan. Tindak anjut ini didapat dengan membanding antara niai akhir hasi job-person matching dengan criterion referenced evauation. III. HASIL DAN PEMBAHASAN III.1. Hasi Perancangan Kamus Kompetensi Perancangan kamus kompetensi diakukan untuk semua eemen kompetensi jabatan yang teah diidentifikasi. Perancangan kamus kompetensi dibedakan untuk kamus kompetensi bidang (hard competency) dan kamus kompetensi periaku (soft competency). Kamus kompetensi yang dirancang terdiri dari nama eemen kompetensi, definisi, kode dari eemen kompetensi tersebut serta eve dan deskripsi dari masing-masing eve. Untuk kamus kompetensi bidang digunakan digunakan poa eve kompetensi Boom [2] dan poa eve kompetensi dari PT Mercedes-Benz Indonesia Production System. Pemiihan poa eve Boom atau Mercedes-Benz Production System disesuaikan dengan eemen kompetensinya. Berikut adaah contoh kamus kompetensi dengan menggunakan poa eve Boom dan poa eve kompetensi dari PT Mercedes-Benz Indonesia Production System. Untuk kamus kompetensi periaku, berbeda dengan kamus kompetensi bidang, digunakan kamus kompetensi generik yang teah disusun oeh Spencer & Spencer [9]. Skaa yang digunakan daam peneitian ini hanya skaa A yang merupakan skaa utama dari 50

6 kompetensi yang menggambarkan intensitas dan keterseasaian tindakan untuk mereaisasikannya. III.2. Hasi Perancangan Kebutuhan Kompetensi Jabatan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) digunakan untuk mengetahui standard departemen terhadap masing-masing eemen kompetensi yang nantinya akan menjadi input daam proses job-person matching yang akan diakukan. Perancangan KKJ untuk komptensi bidang dan kompetensi periaku diakukan berdasarkan anaisis dengan menggunakan matriks IMR yang teah diidentifikasi pada masing-masing jabatan. Berdasarkan matriks IMR tersebut dapat ditentukan eve kompetensi minimum untuk jabatan tersebut. Seain menganaisis dan mengidentifikasi eve kompetensi meaui anaisis matriks IMR, diakukan juga diskusi pane bersama Kepaa Instaasi Produksi dan Kepaa LAFIAD untuk menetapkan eve yang dapat digunakan daam kebutuhan kompetensi dari masing-masing jabatan. III.3. Hasi Peniaian Kompetensi Individu Peniaian kompetensi individu diakukan dengan menggunakan konsep dasar Behaviora Event Interview. Karena tidak memungkinkan diakukannya wawancara secara angsung pada pegawai, maka peniaian kompetensi individu diakukan meaui sef-assessment dengan tetap mempertahankan metode peniaian secara sikap (behaviora). Meaui sef-assessment pegawai pada Bagian Sediaan Non- Betaaktam diminta untuk menggambarkan kompetensi dirinya pada eve yang sesuai berdasarkan kamus kompetensi yang teah disusun sebeumnya. Kuesioner sef-assessment diengkap pua dengan pertanyaan menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Resut). Metode STAR adaah pendekatan terstruktur yang digunakan daam menjawab pertanyaan pada saat wawancara behaviora dimana kandidat mendeskripsikan pengaaman masa au yang menggambarkan kompetensi secara spesifik. Diharapkan dengan menggunakan pertanyaaan pada kuesioner dengan menggunakan konsep STAR, dapat menghindari data yang tidak vaid akibat subjektivitas pegawai. Pada kuesioner, seain memiih eve kompetensi yang paing menggambarkan dirinya, pegawai juga diminta untuk memberikan bukti atas pernyataan yang dipiih menyangkut eve kompetensi yang menggambarkan dirinya. Hasi dari sef-assessment kemudian dianaisis untuk meihat konsistensi antara eve yang dipiih dengan jawaban pertanyaan STAR pada masing-masing pegawai. Apabia tidak konsisten maka diakukan pengecekan uang pada pegawai tersebut atau jika masih tidak konsisten maka akan diakukan diskusi pane dengan Kepaa Bagian atau Kepaa Departemen dari pegawai tersebut. III.4. Hasi Perancangan Job-Person Matching II.4.1. Hasi Perhitungan Niai Crisp Perhitungan niai crisp akan menggunakan persamaan 6. Berikut adaah hasi untuk saah satu contoh perhitungan yang diakukan untuk pegawai 1 pada jabatan Kepaa Instaasi Produksi untuk eemen kompetensi bidang Mengoperasikan Timbangan Eektrik. Hasi pencocokan KI dan KKJ menunjukkan evauasi inguistik Buruk dan peniaian kepentingan untuk eemen kompetensi tersebut pada jabatan Kepaa Instaasi Produksi adaah Cukup Penting. r = [ ] [ ] = [ ] Untuk mengagregasikan semua indikator pengukuran pada satu kriteria faktor peniaian maka diakukan perpotongan (intersection) dari semua indikator pengukuran daam satu kriteria faktor peniaian. Agregasi diakukan dengan menggunakan persamaan 9. Untuk setiap jabatan L, faktor peniaian I dan pegawai J akan dihitung reasi fuzzy antara faktor peniaian dengan bobot kepentingan dari faktor peniaian tersebut dengan menggunakan persamaan yang sama dengan persamaan yang digunakan daam menghitung reasi antara indikator pengukuran dan bobot kepentingannya (Persamaan 6). Untuk jabatan 1 (Kepaa Instaasi Produksi), unit kompetensi1 ( Penggunaan Mesin dan Aat), dan untuk pegawai 1 (ASS), reasi dapat digambarkan sebagai berikut (Bobot kepentingan untuk Penggunaan Mesin dan Aat pada jabatan Kepaa Instaasi Produksi adaah Penting): μ T (x ) = = [ ] [ ] [ ] Maka, μ (x )(u x ) = [ ] 51

7 Setiap pegawai akan dihitung niai crisp untuk masingmasing unit kompetensi di semua jabatan. Niai ini nantinya yang akan digunakan sebagai input pada tahap seanjutnya. III.4.2. Pembangunan Fuzzy Rue Set Berdasarkan Faktor Peniaian Untuk menentukan skor akhir dari setiap pegawai di masing-masing jabatan digunakan Fuzzy Inference System yang membutuhkan rue set untuk masing-masing jabatan. Penentuan rue set diakuk an berdasarkan faktor peniaian pada masing-masing jabatan. Niai per kriteria dari faktor peniaian akan diagregasikan menjadi sebuah Akhir meaui empat tahap seperti digambarkan pada Gambar 3. III.4.3.Hasi Job-Person Matching Hasi yang dikeuarkan dari Apikasi yang dirancang adaah hasi job-person matching pada setiap jabatan dan akan diurutkan menurut Akhir pada jabatan tersebut. Seain menunjukkan urutan Akhir pada jabatan tersebut, hasi job person matching juga akan menunjukkan rencana tindakan dan jenis tindak anjut yang dapat diakukan LAFIAD terkait rencana tindakan tersebut. Rencana tindakan akan memberikan tiga jenis output yaitu promosi, rotasi dan tetap. Rencana ini didapatkan dengan membandingkan antara jabatan saat ini dengan jabatan yang akan dituju dari hasi evauasi. Untuk tindak anjut terkait rencana tindakan tersebut akan memberikan tiga jenis tindak anjut yang dapat diambi yaitu disarankan, pengembangan, dan tidak disarankan. Tindak anjut ini didapat dengan membandingkan antara niai akhir hasi job-person matching dengan criterion referenced evauation yang ada. Setiap jenis tindak anjut akan mempunyai range niai minimum dan maksimum. Dari hasi perhitungan yang diakukan maka akan didapatkan range niai untuk masing-masing usuan tindak anjut di masing-masing jabatan. Perhitungan yang diakukan untuk menghitung range niai minimum dan niai maksimum untuk setiap jabatan terdapat pada Tabe 4. Dari hasi anaisis statistik deskriptif, skor akhir pegawai di masing-masing jabatan mempunyai rata-rata dengan range berkisar antara Pada interva [0,1] ha tersebut tidak dapat dikatakan memuaskan karena berdasarkan peniaian kompetensi pegawai, bahwa kompetensi pegawai saat ini beum ada yang sesuai sepenuhnya dengan kebutuhan kompetensi dari jabatan yang ada di Bagian Sediaan Non- Betaaktam. Hasi ini ditunjang dengan hasi usuan tindak anjut yang menunjukkan bahwa rata-rata pegawai mempunyai usuan tindak anjut Pengembangan dan hanya sedikit yang masuk daam kategori Disarankan. Ha ini menunjukkan bahwa rata-rata pegawai masih membutuhkan training atau peatihan untuk meningkatkan kompetensinya agar sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatanyang ada. Gambar 3 adaah gambaran hasi job-person matching pada Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi LAFIAD. Penggunaan Mesin dan Aat Pemahaman terhadap Dokumen Pengetahuan Dasar Pengetahuan terhadap Lingkungan Achievement and Action Cognitive Persona Effectiveness Heping & Human Service Impact & Infuence Manageria Kehadiran Target Kerja Integritas Kehadiran Target Kerja Integritas FIS Tahap 1 SHC 1 SHC 2 SSC 1 SSC 2 FIS Tahap 2 Hard Competency Soft Competency Gambar 3 Tahapan daam Sistem Evauasi berdasarkan Kompetensi Departemen Instaasi Produksi LAFIAD TABEL 4 FIS Tahap 3 Prestasi Masa Lau Prospek Masa Depan PERHITUNGAN RANGE NILAI UNTUK SETIAP USULAN TINDAK LANJUT Tidak Disarankan Pengembangan Disarankan Batas Bawah( ) Batas Atas (<) Batas Bawah( ) Batas Atas (<) Batas Bawah( ) Batas Atas ( ) JENIS TINDAK LANJUT Kompetensi FIS Tahap 4 Akhir = Niai minimum dari jabatan yang dievauasi (setiap indikator pengukuran pada jabatan tersebut mempunyai evauasi inguistik Buruk ) = Batas Bawah Kategori "Tidak Disarankan" + {(Batas Atas Kategori "Disarankan" - Batas Bawah Kategori "Tidak Disarankan")/3} = Batas Atas Kategori "Tidak Disarankan" = Batas Bawah Kategori "Pengembangan" + {(Batas Atas Kategori "Disarankan" - Batas Bawah Kategori "Tidak Disarankan")/3} = Batas Atas Kategori "Pengembangan" = Niai maksimum dari jabatan yang dievauasi (setiap indikator pengukuran pada jabatan tersebut mempunyai evauasi inguistik Superior ) 52

8 TABEL 5 GAMBARAN HASIL JOB-PERSON MATCHING UNTUK JABATAN KEPALA INSTALASI PRODUKSI dan prospek masa depan pegawai yang dioah menggunakan hasi rancangan job-person matching menghasikan sebuah hasi skor akhir yang dapat menggambarkan nai pegawai tersebut pada masing-masing jabatan berdasarkan aspek kompetensi, prestasi masa au, dan prospek masa depan. Seain itu, hasi job-person matching juga menghasikan rencana tindakan dan bentuk tindak anjut yang menyertai tindakan tersebut. Rencana tindakan dan bentuk tindak anjut ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penempatan pegawai di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi LAFIAD. REFERENSI IV. KESIMPULAN Hasi perancangan kamus kompetensi digunakan sebagai dasar penggunaan eve kompetensi pada kebutuhan kompetensi jabatan dan peniaian kompetensi individu. Perancangan kebutuhan kompetensi jabatan (KKJ) diakukan untuk mengetahui standar departemen terhadap masingmasing eemen kompetensi yang nantinya akan menjadi input daam proses job-person matching yang akan diakukan. Peniaian kompetensi individu diakukan dengan menggunakan konsep dasar Behaviora Event Interview dengan menggunakan metode sef-assessment. Kuesioner sefassessment diengkap pua dengan pertanyaan menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Resut). Hasi perancangan berupa kamus kompetensi, kebutuhan kompetensi jabatan, dan peniaian kompetensi individu sudah divaidasi dan dinyatakan vaid. Hasi perancangan yang diakukan dapat digunakan untuk dapat digunakan sebagai dasar job-person matching di LAFIAD. Perancangan jobperson matching diakukan dengan menghitungan individua competency score dengan menggunakan fuzzy rue based system yang juga mempertimbangkan aspek prestasi masa au dan prospek masa depan. Data kompetensi, prestasi masa au, [1] Badan Pengawasan Obat dan Makanan Repubik Indonesia, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.Jakarta: BPOM RI, [2] Boom s Revised Taxonomy. (2012, June 09). Designing Competency Based Training with Boom s Taxonomy. (n.d.)[onine]. Avaiabe: [3] A. Goec and E. Kahya, A Fuzzy Mode For Competency-Based Empoyee Evauation And Seection in Journa of Computers & Industria Engineering, vo.52, pp , [4] Jain et a., Evauation of The Suppier Performance Using an Evauation Fuzzy-Based Approach in Journa of Manufacturing Technoogy Management, vo.15, ss.8, pp. 735, [5] C.L. Putri, Perancangan Kamus Kompetensi Bidang Dan Job Person Matching Berdasarkan Kamus Kompetensi Bidang Operator Bagian Trimming Line 1 Departemen APC 1 PT. Mercedes-Benz Indonesia, Program Studi Teknik Industri, Bandung, [6] J.Siswanto, A New Innovative Job Anaysis Method for Modern Organizations in Turbuent Environment, [7] J.Siswanto, Integrated Competency-Based Human Resource Management System: Impemented Mode in Indonesian Crown Corporations, [8] Sivanandam et a., Introduction to Fuzzy Logic Using MATLAB. New York: Springer Berin Heideberg, [9] L. M.Spencer and S. M.Spencer, Competence at Work: Mode for Superior Performance. New York: John Wiey & Sons, Inc., Devi Puspitarini Rachman, ahir pada tahun 1990, memperoeh gear Sarjana Teknik Industri, FTI- ITB. Saat ini aktif sebagai Manajer di Bank Mandiri (Persero) Tbk. Joko Siswanto, ahir pada tahun 1963, memperoeh gear Master di Dahousie Univeristy - Kanada tahun 1993, dan gear Doktor di Universiteit Twente Beanda tahun Saat ini aktif sebagai dosen di Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Sistem Perusahaan - Keompok Keahian Manajemen Industri - Fakutas Teknoogi Industri - ITB. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining

Lebih terperinci

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ALTERNATIVE ASSESMENT (Peniaian Aternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 BENTUK UJIAN Tuis In cass Take home Achievement Aptitude Course-based Non course based

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja 2 sks TUESDAY, SEPTEMBER 20, 4EA05 G132 1 Kontrak Perkuiahan Ø Ø Ø Dosen Pengampu : Putri Irene Kanny

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995). 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG

JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG YOHANIS MALIOGHA 110314064 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir.

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Jurna Endurance 2(3) October 2017 (258-262) KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Meiriani Armen Universitas Bung Hatta ria.pjkr12@bunghatta.ac.id Submitted :27-04-2017,

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013 Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG LAPORAN KINERJA INSTANSI [Type the document subtite] LKjIP TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG 201 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Aah

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS (Survei pada Pelanggan Kedai Kober Mie Setan di jl. Soekarno Hatta, Malang) Putri Pamungkas Sari Dewi Achmad Fauzi Fakultas

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Anaisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Nur Adhi Nugroho1,a, Acep Purqon1,b 1 Laboratorium Fisika Bumi, Keompok Keahian Fisika Bumi dan Sistem Kompeks, Fakutas Matematika dan

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 3. NO. 1 AGUSTUS 2017 ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK Veti Apriana 1 ; Rani Irma Handayani 2 1 Komputerisasi Akuntansi AMIK

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurna Pengembangan Teknoogi Informasi dan Imu Komputer e-issn: 2548-964X Vo. 2, No. 9, September 2018, hm. 2579-2588 http://j-ptiik.ub.ac.id Evauasi Dan Perbaikan Desain Antarmuka Pengguna Situs Web Pariwisata

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN TABLET EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH DAN CETAK LANGSUNG SKRIPSI

STUDI PEMBUATAN TABLET EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH DAN CETAK LANGSUNG SKRIPSI STUDI PEMBUATAN TABLET EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH DAN CETAK LANGSUNG SKRIPSI Diajukan sebagai saah satu syarat untuk memperoeh Gear Sarjana Farmasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN IMLPEMEASI MIISASI 1 - UUK RESORASI CIRA YAG MEGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIA CAMPURA Suci Istachoti Jannah 1, Yudhi Purananto, Ruy Soeaiman 3 eknik Informatika, Fakutas eknoogi Informasi, IS emai

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126

KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126 pissn: 2442-3386 eissn: 2442-4293 Vo 1 No 2 Jui 2015, 1-6 1-8 KLASIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL MENGGUNAKAN FSKNN DENGAN PENGEMBANGAN SINONIM DAN HIPERNIM BERBASIS ISO/IEC 9126 Denni Adi Ramadhani 1,

Lebih terperinci

YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ

YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ Tito Tuwono,ST, M.Sc Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi Industri, Universitas Isam Indonesia Jaan Kaiurang km 14,5 jogjakarta 55501 titoyuwono@yahoo.com,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan 68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode

Lebih terperinci

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB V VERIFIKASI PROGRAM BAB V VERIFIKASI ROGRAM Hasi perhitungan niai beban kritis eastis yang didapat dari program dibandingkan dengan hasi perhitungan manua. Beberapa kasus porta bidang yang digunakan daam verifikasi ini terdapat

Lebih terperinci

Evaluasi Manajemen Kinerja

Evaluasi Manajemen Kinerja Evauasi Manajemen Kinerja Pertemuan keenam Manajemen Kinerja, Manajemen 2 sks Evauasi Kinerja Evauasi Kinerja sebagai proses peniai pejabat yang meakukan peniaian (appraiser), mengumpukan informasi mengenai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone

Klasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Pelacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone POLITEKNOSAINS, Vo. XVI, No 1, Maret 2017 13 Kasifikasi K-NN Dan Naive Bayes Terhadap Peacakan Ujung Jari Berbasis Camera Smartphone Sudarno 1, Agus Kristanto 2, Taman Ginting 3 1 Teknik Eektro, Poiteknik

Lebih terperinci

Usulan Peningkatan Kompetensi Pekerja Pada Bagian Water Based di PT. X Berdasarkan Gap Kompetensi

Usulan Peningkatan Kompetensi Pekerja Pada Bagian Water Based di PT. X Berdasarkan Gap Kompetensi [Reka Integra] [Teknik Industri] Itenas No. 2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2012] Usulan Peningkatan Kompetensi Pekerja Pada Bagian Water Based di PT. X Berdasarkan Gap Kompetensi

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic JTRISTE, Vol.2, No.2, Oktober 2015, pp. 18~28 ISSN: 2355-3677 Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic Junaedy 1, Abdul Munir 2 STMIK KHARISMA

Lebih terperinci

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16 Pengantar Ekonomi Pembangunan Teori-teori Pembangunan dan Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id 1 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Teori pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati, dkk, Prediksi Pergerakan Harga Vo. 4, No. 1 Juni 2014 ISSN 2088-2130 PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Logika Fuzzy Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Topik Bahasa Alami Crisp Logic VS Fuzzy Logic Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Fuzzifikasi (Fuzzyfication) Inferensi (Inference) Komposisi (Composition)

Lebih terperinci

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES Tiananda Widyarini, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri Institut Teknoogi Sepuuh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukoio Surabaya 60111 Emai:

Lebih terperinci

PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 TERHADAP PAJAK TERUTANG

PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 TERHADAP PAJAK TERUTANG PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 3 TERHADAP PAJAK TERUTANG TJHAI FUNG NJIT STIE TRISAKTI fungnjit@stietrisakti.ac.id Abstract: The purpose of this study was to anayze the effect of the appication

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci