Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap"

Transkripsi

1 Peneapan Algoitma Genetika Untuk Pemasalahan Distibusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengauhi Oleh Biaya Tetap Novita M Mayasai 1, Mahendawathi E, S.T, M.Sc, Ph.D 1, Rully Soelaiman, S.Kom, M.Kom 2 1 Juusan Sistem Infomasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya, Indonesia 2 Juusan Teknik Infomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya, Indonesia Abstak Pemasalahan distibusi meupakan hal penting yang haus dipetimbangkan oleh peusahaan-peusahaan dalam sebuah aingan antai pasok. Hal ini dikaenakan sekita 30% biaya poduk ditimbulkan oleh biaya distibusi.selain itu biaya distibusi uga memiliki pean yang penting dalam menentukan haga. Banyak pemasalahan tanspotasi dan distibusi dapat dimodelkan sebagai pemasalahan tanspotasi dengan biaya tetap. Pemasalahan tanspotasi dengan biaya tetap meupakan peluasan dai pemasalahan tanspotasi klasik dimana biaya tetapnya teadi untuk setiap pasokan yang digunakan sebagai solusi Pada tugas akhi ini diaukan penggunaan algoitma genetika untuk menyelesaikan pemasalahan distibusi antai pasok dua tingkat yang dipengauhi oleh biaya tetap. Dua enis biaya yang dipetimbangkan dalam pemasalahan tanspotasi dengan biaya tetap adalah (i) vaiable cost yaitu biaya yang meningkat seiing dengan umlah poduk yang diantakan dai sumbe ke tuuan, (ii) fixed cost yaitu biaya yang timbul setiap teadi poses tanspotasi untuk seumlah baang dai sumbe ke tuuan. Tuuan yang ingin dicapai adalah untuk meminimalkan total biaya distibusi. Hasil yang dihaapkan dapat dipeoleh dai tugas akhi ini adalah sebuah implementasi dai algoitma genetika untuk menyelesaikan pemasalahan distibusi antai pasok dua tingkat yang dipengauhi oleh biaya tetap. Hasil dai algoitma genetika ini akan dibandingkan dengan solusi yang dihasilkan menggunakan softwae TORA sehingga dapat diketahui bahwa algoitma ini mampu menyelesaikan pesoalan distibusi dengan baik. Hal ini untuk kedepannya dihaapkan dapat menadi masukan untuk manaemen antai pasok peusahaan dalam menghadapi pemasalahan distibusi dan tanspotasi. Kata Kunci : Pemasalahan distibusi,rantai pasok,algoitma genetika,biaya tetap anspotasi 1. PENDAHULUAN anaemen antai pasok telah menadi konsep Mpenting di dunia bisnis dewasa ini [4]. Inti utama dai manaemen antai pasok adalah poses distibusi. Distibusi adalah poses untuk memindahkan dan menyimpan baang mulai dai tingkat pemasok sampai ke tingkat pelanggan dalam antai pasok [9]. Distibusi yang optimal akan menadi kunci dai kebehasilan peusahaan dalam menalankan bisnis, kaena secaa langsung poses distibusi akan bedampak pada biaya antai pasok Salah satu pemasalahan distibusi adalah stategi keputusan dalam menentukan ute pengiiman dan pengalokasian banyaknya poduk yang haus dipindahkan mulai dai tingkat poduksi hingga ke tingkat pelanggan. Banyak pemasalahan tanspotasi dan distibusi dapat dimodelkan sebagai pemasalahan tanspotasi dengan biaya tetap. Pada pesoalan distibusi ini tedapat dua macam macam biaya yang bepengauh (i) vaiable cost yaitu biaya yang meningkat seiing dengan umlah poduk yang diantakan dai sumbe ke tuuan, (ii) fixed cost yaitu biaya yang timbul setiap teadi poses tanspotasi untuk seumlah baang dai sumbe ke tuuan..pemasalahan distibusi banyak tingkat meupakan pemasalahan umum dalam konteks aingan antai pasok, sedangkan sebagian besa dai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diaahkan pada pemasalahan distibusi satu tingkat. Dengan petimbangan diatas, tugas akhi ini memusatkan pada pemasalahan distibusi dai tiga elemen antai pasok yang melibatkan distibusi dua tingkat dan biaya tetap, dengan tuuan meminimumkan biaya total distibusi. Oleh kaena itu digunakan algoitma genetika untuk menentukan total biaya distibusi yang paling optimal. Algoitma genetika ini sangat tepat digunakan untuk penyelesaian masalah optimasi yang kompleks dan suka diselesaikan dengan metode konvensional Pesoalan Distibusi 2. DASAR TEORI Pesoalan tanspotasi membahas masalah pendistibusian suatu komoditas atau poduk dai seumlah sumbe (supply) kepada seumlah tuuan (destination, demand) dengan tuuan meminimumkan ongkos pengangkutan. Cii-cii khusus pesoalan tanspotasi [11] adalah : Tedapat seumlah sumbe dan seumlah tuuan tetentu. Kuantitas komoditas atau poduk yang didistibusikan dai setiap sumbe dan yang diminta oleh setiap tuuan, besanya tetentu. Komoditas yang dikiim atau yang diangkut dai suatu sumbe ke suatu tuuan, besanya sesuai dengan pemintaan dan atau kapasitas sumbe. Ongkos pengangkutan komoditas dai suatu sumbe ke suatu tuuan, besanya tetentu. 2.2 Algoitma Genetika GA sebagai salah satu cabang dai algoitma evolusi meupakan metode adaptive yang biasa digunakan untuk memecahkan suatu pencaian nilai dalam sebuah masalah optimasi [8]. Peletak pinsip dasa sekaligus pencipta GA adalah John Holland. Algoitma ini didasakan pada poses genetik yang ada dalam makhluk hidup yaitu pekembangan dalam sebuah yang alami, secaa lambat laun mengikuti pinsip seleksi alam atau siapa yang kuat, dia yang betahan (suvive). Dengan meniu poses ini, GA dapat digunakan untuk mencai solusi pemasalahan-pemasalahan dalam dunia nyata.

2 Algoitma ini bekea dengan sebuah yang tedii dai individu-individu, yang masing-masing individu meepesentasikan sebuah solusi yang mungkin bagi pesoalan yang ada. Dalam kaitan ini, individu dilambangkan dengan sebuah nilai fitness yang akan digunakan untuk mencai solusi tebaik dai pesoalan yang ada. Algoitma genetika banyak digunakan untuk memecahkan masalah yang umit dimana fungsi obektifnya tidak memiliki sifat-sifat yang amah sepeti sifat tidak kontinyu, tidak dapat di diffeensialkan ataupun saat pengetahuan tentang daeah asal (domain) sangat aang atau bahkan tidak ada sehingga menyulitkan baik desain maupun analisis, pada saat itulah algoitma genetika akan telihat keunggulannya. Pada umumnya GA akan melalui suatu siklus yang tedii dai 4 fase [10], di antaanya: 1. Membangun sebuah yang tedii dai komosom komosom. 2. Mengevaluasi masing-masing komosom. 3. Poses seleksi aga didapat komosom yang tebaik. Manipulasi genetik untuk menciptakan bau dai komosom-komosom 2.3 Mekanisme Kea Algoitma Genetika Mekanisme yang ada dalam GA sangat sedehana, yaitu hanya melibatkan penyalinan sting dan petukaan bagian sting. Siklus pekembangbiakan GA diawali dengan pembuatan himpunan solusi secaa andom dinamakan, dimana di dalamnya tedapat individu-individu yang dinamakan komosom. Komosom ini secaa lambat laun mengalami iteasi pemilihan dalam sebuah. Selama dalam sebuah, komosom-komosom ini dievaluasi, dengan menggunakan umus-umus yang ada dalam fungsi fitness. Untuk menciptakan beikutnya dengan komosom yang bau (dinamakan ketuunan/offsping) dapat dilakukan dengan menggabungkan dua komosom yang telah didapat sebelumnya dengan menggunakan opeato pindah silang (cossove) ataupun dengan memodifikasi sebuah komosom dengan menggunakan opeato mutasi. Sebuah bau sebelum dievaluasi lagi, maka dia melalui poses seleksi bedasakan fungsi fitness-nya. Dai seleksi ini, komosom-komosom yang paling bagus mempunyai kemungkinan besa untuk teseleksi. Setelah bebeapa, algoitma akan mengalami konvegen pada seumlah komosom tebaik, yang memiliki nilai optimum dai pemasalahan yang diselesaikan. 3. METODOLOGI Pada Bagian metodologi ini dibahas mengenai peancangan dan pembuatan siatem peangkat lunak. Peancangan yang dilakukan meliputi dua bagian penting, yaitu peancangan pesoalan distibusi dan peancangan algoitma genetika. 3.1 Desain Pesoalan Distibusi Pada bagian ini akan delaskan telebih dahulu model pesoalan distibusi antai pasok, asumsi-asumsi yang digunakan dan model matematika pada pesoalan distibusi antai pasok. 2 Model Pesoalan Distibusi Rantai Pasok Model pemasalahan distibusi antai pasok disini dinyatakan sebagai pemasalahan distibusi dua tingkat yang dipengauhi biaya tetap. Dengan pemodelan demikian maka akan tedapat dua tingkatan distibusi dimana tingkatan petama dimulai dai pabik (pemasok) ke pusat distibusi dan yang kedua dai pusat distibusi ke pelanggan. Demikian pula untuk biaya yang dipehitungkan, uga tedapat dua enis biaya, yaitu vaiabel cost, biaya yang beubah-ubah tegantung pada umlah yang ditanspotasikan, dan yang kedua adalah fixed cost yaitu biaya tetap yang tidak akan beubah meskipun umlah yang ditanspotasikan betambah atau bekuang. Model distibusi antai pasok ini dapat dilihat pada gamba 3.1. Gamba 3.1 Model Distibusi Rantai Pasok Bedasakan gamba 3.1 dapat delaskan bahwa tedapat seumlah p pabik (pemasok atau gudang), seumlah q pusat distibusi (gudang atau itel) dan seumlah pelanggan (itel atau pengguna akhi). Setiap pabik dapat mengiimkan ke pusat distibusi yang mana pun dengan seumlah C biaya tanspotasi (untuk setiap unit yang dikiim) ditambah dengan F biaya tetap. Setiap pusat distibusi dapat mengiimkan ke pelanggan yang mana pun dengan seumlah C biaya tanspotasi (untuk setiap unit yang dikiimkan) dan ditambah dengan F biaya tetap. Setiap pabik i=1,2,...p memiliki batasan pasokan S i dan setiap pelanggan k=1,2,... memiliki umlah pemintaan D k. Setiap pusat distibusi memiliki kapasitas penyipanan SC. Asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan pada pesoalan ini adalah sebagai beikut: - Jumlah kapasitas sumbe dai umlah pemintaan. p S i D k i1 k1 (1) - Kapasitas stok pada distibution cente umlah pemintaan. SC D k k1, 1 to q (2)

3 Model Matematika Model matematika pada pesoalan distibusi antai pasok yang dipengauhi oleh biaya tetap ini adalah : Minimum p q q Z = C F C F i1 1 Dengan Batasan : q 1 q 1 (3) 1 k 1 S ( i, i 1 sampai p) (4) i D k ( k, k 1 sampai ) (5) 0, dan intege (6) 0, dan intege (7) 0 ika 0, = 1 ika 0, 0 ika 0, = 1 ika 0. Dai pesamaan 3 hingga 7 telah dabakan mengenai fungsi tuuan seta batasan yang menadi model matematis dai pesoalan distibusi antai pasok yang dipengauhi oleh biaya tetap. Dai model matematis yang telah dabakan tesebut, dipeoleh model matematis yang dapat digunakan pada algoitma genetika untuk menyelesaikan pemasalahan yang sama. Hal tesebut dilakukan dengan meubah pesamaan 3 menadi model tanspotasi linie dengan caa mengabaikan nilai vaiable bine ( ) dan ( ) (Paleka et al., 1990;King, 1975) sehingga model matematika yang dihasilkan menadi : Minimum p Z = CF Dimana q i1 1 1 k1 q F CF i (8) CF C / Min S, A (9) CF C F / Min A, D (10) k 1 A D k (, 1 sampai q ) (11) Bedasakan pada pesamaan 8 ini pesoalan distibusi dua tingkat dapat diubah menadi suatu bentuk ekuivalent pesoalan distibusi satu tingkat. Sehingga pesoalan distibusi satu tingkat ini uga memiliki ekuivalent matiks biaya distibusi. Ekuivalent matiks biaya distibusi ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Pesamaan 8 inilah yang akan digunakan sebagai fungsi tuuan pada implementasi penyelesaian pesoalan distibusi antai pasok dua tingkat dengan biaya tetap dengan menggunakan algoitma genetika. 3.2 Desain Algoitma Genetika Desain algoitma genetika dapat delaskan dengan diagam ali pada Gamba Langkah-langkah pada diagam ali ini adalah sebagai beikut : k 3 p, q,, um. Geneasi, C, C, F, F, S, D mulai menghitung nilaicf dan CF Inisialisa si : Geneatekomosom Evaluasi : mengkodeka i n Soting: MencaiMinZ, HitungZ 1 ya best _ fitness min Z Geneasi um. Geneasi ya Seleksi cossove mutasi k tidak tidak membandingkan min Z dengan min Z sebelumnya output : _ opt, _ selesai opt, Z Gamba 3.2 Diagam Ali Algoitma Genetika 1. Modul Input Data input yang digunakan untuk peneapan algoitma genetika pada pesoalan distibusi ini dapat dilihat pada Tabel Inisialisasi Komosom Repesentasi komosom meupakan salah satu bagian tepenting dalam poses GA yang membeikan dampak pada hasil akhi dai metode GA tesebut. Dengan kata lain apabila epesentasi komosom tidak tepat, maka hasil akhi yang dipeoleh bisa adi tidak sesuai dengan apa yang dihaapkan. Poses untuk meepesentasikan pemasalahan ke dalam komosom biasa disebut sebagai poses encoding. Dalam pemasalahan optimasi biaya pada pemasalahan distibusi antai pasok dua tingkat komosom diepesentasikan sebagai matix peencanaan distibusi. Peencanaan distibusi yang mungkin adalah yang memenuhi kebutuhan pelanggan dai pusat distibusi. Jadi komosom akan beupa matik ukuan *k, dimana setiap elemennya meupakan gen. Pada sebuah gen bais ke- dan kolom ke-k dai komosom mengindikasikan umlah unit yang didistibusikan kepada pelanggan k melalui pusat distibusi. Populasi awal biasanya dibangkitkan secaa acak. Namun bebeapa studi menunukkan bahwa pembangkitan awal yang menyetakan bebeapa opt

4 solusi yang bagus, dapat meningkatkan konvegensi dai GA. Untuk meningkatkan keanekaagaman dai komosom awal yang dibangkitkan, maka tiga komosom dibangun dengan meneapkan posedu alokasi biaya teendah dengan menggunakan atuan dan data diawah ini: Komosom 1, di-geneate dengan mengaplikasikan atuan biaya tekecil pada CF Komosom 2, di-geneate dengan mengaplikasikan atuan biaya tekecil pada C Komosom 3, di-geneate dengan mengaplikasikan atuan biaya tekecil pada F Komosom 4-10, digeneate secaa andom. Kesepuluh komosom yang dibangun meupakan awal. Pengalokasian selesai dilakukan apabila pemintaan pelanggan D k tepenuhi. Tabel 3.2 Data Input No Nama Data Keteangan 1. p Jumlah pabik 2. q Jumlah pusat distibusi 3. Jumlah pelanggan 4. Si kapasitas pabik ke-i 5. Dk Pemintaan dai pelanggan k 6. C Biaya satuan distibusi poduk dai pabik i ke pusat distibusi 7. F Biaya tetap yang mempengauhi dengan setiap pengiiman dai pabik i ke pusat distibusi. 8. C Biaya satuan distibusi poduk dai pusat distibusi ke pelanggan k 9. F Biaya tetap yang mempengauhi dengan setiap pengiiman dai pusat distibusi ke pelanggan k. 10. JumlahGeneasi Jumlah Geneasi 11. pop_size Populasi 12. p_coss Pobabilitas cossove 13. p_mut Pobabilitas mutasi 3. Evaluasi Komosom Pada tahap evaluasi ini adalah menentukan nilai fitness masing-masing komosom. Nilai fitness adalah total biaya distibusi (Z) dai pabik ke pelanggan melalui pusat distibusi. Nilai Z dipeoleh dengan menumlahkan total biaya distibusi dai pabik ke pusat distibusi (TC1) dan total biaya distibusi dai pusat distibusi ke pelanggan (TC2). Langkah petama poses evaluasi ini adalah menghitung nilai TC2, yaitu dengan mensubstitusikan nilai pada masing-masing komosom ke dalam pesamaan 8. Langkah selanutnya adalah menghitung nilai TC1,dalam angka menemukan nilai TC1, peencanaan distibusi dibutuhkan. Posedu dibawah ini diambil untuk mendapatkan tabel : Langkah 1: Menemukan umlah unit yang dikiimkan dai setiap pusat distibusi. A k 1 (, 1sampai q) Langkah 2: Menemukan empat kemungkinan peencanaan distibusi dai pabik ke pusat distibusi yang memenuhi kebutuhan dai A dengan meneapkan metode alokasi biaya beikut ini: Biaya tekecil pada CF Biaya tekecil pada C Biaya tekecil pada F dan Random. Langkah 3:Evaluasi semua empat encana distibusi dengan TC1 dan encana distibusi tebaik. Langkah 4:Menyimpan tebaik. Setelah ditentukan, maka nilai TC1 dapat dihitung dengan mensustitusikan nilai kedalam pesamaan 8, maka nilai fitness atau nilai Z dai komosom tesebut dapat ditemukan. 4. Soting Pada tahap ini, nilai fitness yang telah didapatkan dai poses evaluasi dipilih yang paling minimum. Nilai Z yang minimum disebut dengan best_fitness. Best_fitness ini akan dibandingkan dengan best_fitness beikutnya sehingga akan menghasilkan best_fitness yang paling optimal. 5. Seleksi Tuuan utama poses seleksi ini adalah mempetahankan komosom yang memiliki nilai fitness tebaik dan mengeliminasi komosom yang memiliki nilai fitness buuk. Langkah-langkah poses seleksi ini adalah: - Mengkonvesi nilai fitness masing-masing komosom. Fungsi konvesi yang digunakan adalah : v* ( c) new_fit(c) = e fit (12) Keteangan : e : eksponensial v : nilai pembeda antaa komosom tebaik dai yang buuk dalam pesoalan minimasi. Dalam pesoalan ini ditetapkan v = sebagai pembeda tebaik. - Menghitung pobabilitas komosom. Pada langkah ini, new_fit (c) yang dihasilkan digunakan untuk menemukan fekuensi yang dihaapkan atau pobabilitas seleksi p(c) tiap komosom. Pobabilitas seleksi pada tiap komosom ini dapat dihitung dengan pesamaan 13. p pop _ size c new fitc/ new _ fitc _ (13) c1 - Memilih komosom bau Pada langkah ketiga ini betuuan untuk memilih komosom bau pada beikutnya. Metode pemilihan yang digunakan adalah Roulette Wheel. Sehingga langkah selanutnya adalah menghitung pobabilitas kumulatif dengan pesamaan 14 cp c c c1 p c (14) 4

5 Kemudian tentukan bilangan R secaa acak untuk tiap komosom. Selanutnya komosom yang tepilih adalah komosom yang memiliki nilai R sesuai dengan bentuk pesamaan 15. cpc 1 R cp( c) (15) Pada poses ini komosom yang memiliki nilai fitness baik akan tepilih dan komosom yang memiliki nilai fitness buuk akan ditolak. 6. Cossove Modul seleksi tidak dapat membuat solusi bau pada tetapi hanya membuat banyak salinan dai solusi bagus dengan mengobankan solusi yang tidak telalu bagus. Untuk membuat solusi bau dilakukan modul cossove dan mutasi. Kemungkinan dai cossove (p_coss) meupakan paamete yang penting pada opeasi cossove. Pada tugas akhi ini nilai dai p_coss diasumsikan 0.3, sehingga setidaknya 30% komosom yang tepilih oleh modul seleksi akan menalani cossove dan menghasilkan offsping. Opeasi cossove akan menghasilkan anak bau dai oang tua. Gen bau untuk anak (offsping) memiliki kaakteistik kombinasi dai otu (paent). Modul cossove tedii dai dua tahapan: Pemilihan komosom yang akan di-cossove, dengan caa : 1. Tentukan angka secaa acak R_coss untuk semua komosom. 2. Bandingkan R_coss masing-masing komosom dengan p_coss. Jika R_coss < p_coss maka komosom tesebut tepilih untuk di-cossove. 3. Jika umlah komosom yang tepilih ganil, ulangi langkah1 sampai umlah komosom genap. Opeasi cossove Tabel 3.1 Ekuivalent Matiks Biaya Distibusi Distibution Cente Custome 1 2 q 1 2 k 5 opeato cossove yang digunakan pada tugas akhi ini adalah opeato PM (patially mapped cossove) dengan dua titik potong. Dua titik potong ini ditentukan dengan men-geneate secaa andom umlah custome (k). sehingga gen yang beada pada dua titik potong tesebut dipindah silang sehingga menghasilkan komosom anak. Poses opeasi cossove dapat lebih elas dilihat pada tabel Mutasi Tuuan dai mutasi adalah menaga keanekaagaman dan menghindai teadinya solusi lokal sepeti mengenalkan gen bau atau menciptakan ulang dai gen yang bagus. Paamete utama yaitu pobabilitas mutasi (p_mut). Untuk melakukan mutasi secaa efektif, efek dai mutasi hauslah besa dengan begitu kemungkinan p_mut hauslah tinggi. Pada tugas akhi ini nilai p_mut diasumsikan 0.5. langkah-langkah melakukan poses mutasi adalah: Tentukan bilangan andom R_mut untuk tiap gen. Bandingkan R_mut tiap gen dengan p_mut. Jika R_mut < p_mut maka lakukan poses mutasi pada gen yang tepilih. Opeasi mutasi dapat lebih elas dilihat di Tabel Output Pada tahapan output ini akan ditampilkan hasil implementasi algoitma genetika pada pemasalahan distibusi antai pasok yang dipengauhi oleh biaya tetap. Hasilnya beupa nilai dai fitness teoptimal yang meupakan nilai Z opt atau nilai biaya distibusi total. Selain itu, akan ditampilkan uga komosom yang menghasilkan fitness optimal yang menggambakan peencanaan distibusi tebaik, beupa opt dan opt. Slack Supply 1 CF 11 CF 12 CF 1 CF 1q M M M M 0 S 1 Plant 2 CF 21 CF 22 CF 2 CF 2q M M M M 0 S 2 i CF i1 CF i2 CF CF iq M M M M 0 S i p CF p1 CF p2 CF p CF pq M M M M 0 S p 1 0 M M M CF 11 CF 12 CF 1k CF 1 0 A 1 DC 2 M 0 M M CF 21 CF 22 CF 2k CF 2 0 A 2 M M 0 M CF 1 CF 2 CF CF 0 A q M M M 0 CF q1 CF q2 CF qk CF q 0 A q Req A 1 A 2 A A q D 1 D 2 D 3 D 4 S Keteangan : M = angka yang sangat besa CF = ekuivalent matiks biaya dai Plant ke Distibution Cente, nilai ini didapatkan bedasakan pesamaan 9 CF = ekuivalent matiks biaya dai Distibution Cente ke Custome, nilai ini didapatkan bedasakan pesamaan 10 A = umlah unit yang dikiimkan melalui Distibution Cente, nilai ini didapatkan bedasakan pesamaan 11 S = S i Dk C Tabel 3.3 Opeasi Mutasi sebelum dimutasi sesudah dimutasi 1 k J k C

6 Tabel 3.4 Opeasi Cossove C sebelum cossove Cut point setelah cossove C 1 k 2,3 k k k HASIL UJI COBA DAN EVALUASI Tahap ui coba dilakukan pada poseso Intel(R) Coe(TM) Duo CPU 1.66 GHz, memoy sebesa 1.00 GB dan peangkat lunak beupa Sistem Opeasi Windows P Pofessional dan Matlab Ui coba dapat dilakukan pada data yang tedapat pada Tabel 4.I. Data ui coba ini adalah beupa tabel biaya distibusi dan biaya tetap dai plant ke custome melalui Distibution Cente. Tuuan dai pelaksanaan uicoba ini dimaksudkan untuk melihat tingkat keakuasian solusi yang dihasilkan oleh aplikasi. Sedangkan untuk mengetahui pengauh paamete algoitma genetika tehadap solusi yang dihasilkan seta waktu komputasi yang dibutuhkan, akan dilakukan uicoba paamete. Tabel 4.1 Data Ui Coba i Si F = 1000 C = k Dk F = 500 C = Keteangan : i = identifikasi dai plants/pabik (i = 1 sampai p) = identifikasi dai distibution cente ( =1 sampai q) k = identifikasi dai custome (k = 1 sampai ) Si = pesediaan pada plant i Dk = pemintaan pada custome k 4.1 Skenaio Ui Coba Paamete Pada tahap ini akan dilakukan ui coba dan evaluasi tehadap aplikasi dengan tuuan untuk melihat pengauh paamete-paamete algoitma genetika, yaitu ukuan, maksimal, pobabilitas pindah silang (p_coss), dan pobabilitas mutasi (p_mut) dalam membantu mendapatkan solusi yang optimal seta pengauhnya tehadap waktu komputasi. Pada uicoba paamete ini akan digunakan 3 data ui untuk mewakili pemasalahan ukuan kecil, sedang, dan besa. Sedangkan untuk skenaio uicoba, tedapat 4 skenaio yang akan mengui masing-masing paamete. Setiap ui coba pada tiap-tiap skenaio akan dalankan sebanyak 10 kali untuk setiap uicoba. Hasil keluaan dai tiap ui coba akan dievaluasi dengan caa melihat gafik nilai minimum seta ata-ata nilai dai tiap ui coba, beikut empat skenaio tesebut. 1. Uicoba Populasi. Ui coba dilakukan untuk melihat pengauh ukuan dalam membantu untuk mendapatkan solusi yang optimal. Nilai untuk ukuan dibuat bebeda dimulai dai yang paling kecil, 10, hingga yang paling besa, 200. Dai ui coba ini dapat dianalisa bahwa pengauh ukuan pada semua enis data tehadap nilai tebaik stabil dai ukuan tekecil hingga tebesa. Sedangkan ata-ata nilai pada data besa akan cendeung lebih minimum seiing betambahnya ukuan. Waktu komputasi bebanding luus dengan ukuan. Langkah uicoba skenaio 1 beseta hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2, 4.3 dan 4.4. Tabel 4.2 Hasil Uicoba Paamete Populasi Pemasalahan kecil MinZ Waktu(s) Tabel 4.3 Hasil Uicoba Paamete Populasi Pemasalahan sedang MinZ Waktu(s)

7 Tabel 4.4 Hasil Uicoba Paamete Populasi Pemasalahan besa MinZ Waktu(s) Uicoba Geneasi Ui coba dilakukan untuk melihat pengauh maksimal dalam membantu untuk mendapatkan solusi yang optimal. Nilai untuk maksimal dibuat bebeda dimulai dai yang paling kecil, 50, hingga yang paling besa, 500. Pada uicoba skenaio 2 dapat dianalisa pengauh maksimal Geneasi pada semua enis data nilai tebaik stabil dai maksimal tekecil hingga tebesa. Rata-ata nilai pada data besa akan cendeung lebih minimum seiing betambahnya maksimal. Waktu komputasi bebanding luus dengan ukuan maksimal. Langkah uicoba skenaio 2 beseta hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel 4.5 Hasil Uicoba Paamete Geneasi Pemasalahan kecil MinZ Waktu(s) Tabel 4.6 Hasil Uicoba Paamete Geneasi Pemasalahan sedang MinZ Waktu(s) Tabel 4.7 Hasil Uicoba Paamete Geneasi Pemasalahan besa MinZ Waktu(s) Uicoba Pobabilitas Pindah Silang. Ui coba dilakukan untuk melihat pengauh pobabilitas pindah silang dalam membantu untuk mendapatkan solusi yang optimal. Nilai untuk pobabilitas pindah silang dibuat bebeda dimulai dai yang paling kecil, 0.1, hingga yang paling besa, 0.9. Pada uicoba skenaio 3 dapat dianalisa pengauh pobabilitas cossove yang semakin tinggi akan mempengauhi besanya uang exploasi yang lebih luas kaena kemungkinan komosom yang tepilih lebih banyak. Nilai tebaik stabil dai Pc tekecil hingga tebesa, ata ata nilai cendeung tuun seiing betambahnya nilai Pc. Waktu komputasi cendeung naik dengan betambahnya nialai Pc. Langkah uicoba skenaio 3 beseta hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8, 4.9 dan Tabel 4.8 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Pindah Silang Pemasalahan kecil Pc MinZ Waktu(s) Tabel 4.9 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Pindah Silang Pemasalahan sedang Paamete Ui5 Ui1 Ui2 Ui3 Ui4 Pc MinZ Waktu(s) Tabel 4.10 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Pindah Silang Pemasalahan besa Pc MinZ Waktu(s) Uicoba Pobabilitas Mutasi. Ui coba dilakukan untuk melihat pengauh pobabilitas mutasi dalam membantu untuk mendapatkan solusi yang optimal. Nilai untuk pobabilitas mutasi dibuat bebeda dimulai dai yang paling kecil, 0.1, hingga yang paling besa, 0.9. Pada uicoba skenaio 4 dapat dianalisa pobabilitas mutasi yang semakin besa akan menyebabkan kemungkinan gen yang tepilih untuk dimutasi semakin banyak. Nilai tebaik stabil dai Pm tekecil

8 hingga tebesa, ata-ata nilai cendeung stabil hingga Pm 0.5, kemudia akan mengalami peningkatan. Waktu komputasi cendeung naik dengan betambahnya nilai Pm. Langkah uicoba skenaio 3 beseta hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11, 4.12 dan Tabel 4.11 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Mutasi Pemasalahan kecil Pm MinZ Waktu(s) Tabel 4.12 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Mutasi Pemasalahan sedang Paamete Ui5 Ui1 Ui2 Ui3 Ui4 Pm MinZ Waktu(s) Tabel 4.13 Hasil Uicoba Paamete Pobabilitas Mutasi Pemasalahan besa. Pm MinZ Waktu(s) Skenaio Ui Coba Akuasi GA temasuk salah satu metode heuistik untuk menyelesaikan pemasalahan optimasi. Hasil yang dipeoleh melalui metode ini tidak selalu tepat sama dengan hasil dai metode konvensional. Namun bisa didapatkan hasil yang mendekati nilai optimal. Pada bagian ini akan dipapakan mengenai uicoba tingkat akuasi solusi yang dihasilkan oleh aplikasi dengan menggunakan metode genetic algoitma. Untuk mengetahui tingkat akuasi dai aplikasi yang dihasilkan dengan menggunakan GA, maka solusi-solusi yang dipeoleh dai aplikasi dibandingkan dengan solusi yang dihasilkan menggunakan TORA. Oleh kaena hal tesebut maka pada tahapan ini akan tedapat dua skenaio uicoba yang akan dilakukan : 1. Skenaio ui coba menggunakan TORA. 2. Skenaio ui coba menggunakan input paamete algoitma genetika, yaitu umlah komosom = 10, pobabilitas cossove = 0.3, pobabilitas mutasi = 0.5 dan maksimal = pq+q. Solusi yang dihasilkan dihitung pesentase selisih dai keduanya dengan menggunakan pesamaan 5.1. ( GA TORA) % Deviation 100 TORA Bedasakan hasil ui coba yang telah dilakukan telah dibuktikan bahwa implementasi dai algoitma genetika mampu menghasilkan solusi yang optimal untuk menyelesaikan pesoalan distibusi antai pasok dua tingkat dengan biaya teteap. Hasil ui coba ini dibandingkan dengan solusi optimal yang telah dalankan dengan TORA. Tabel 5.1 dan Gamba 5.1 akan menunukkan pebandingan hasil solusi yang didapatkan dai algoitma genetika dan TORA. Bedasakan pada Tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dai 21 data yang ada, 8 data hasil yang dipeoleh GA lebih bagus dai TORA dengan pesentase selisih 0.003%, dan 12 data tidak lebih baik dai TORA dengan pesentase selisih 1.37%, seta satu data membeikan hasil yang sama antaa TORA dengan GA. Hasil GA yang lebih minimum ini dimungkinkan teadi dikaenakan implementasi pada TORA dan GA menggunakan fungsi tuuan yang bebeda. Pada Toa digunakan pesamaan 3, sedangkan pada GA digunakan pesamaan 8. Tabel 5.1 Pebandingan Hasil Ui Solusi No Coba Pesentase Selisih selisih TORA AG (%) 1 Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data Dapat dilihat pada Tabel 5.1, pada bebeapa data selisih antaa GA dan TORA memiliki posentase yang lebih besa dibandingkan lainnya, apabila ditinau dengan data yang digunakan, selisih yang besa tesebut tidak dipengauhi oleh ukuan pesoalan maupun umlah entitas pada setiap level. Hal ini dapat diatikan bahwa baik data 8

9 beukuan kecil, sedang maupun besa, memungkinkan hasil dengan selisih yang besa maupun kecil. Gamba 5.1 Gafik Pebandingan Hasil TORA-GA Apabila dilihat secaa keseluuhan, selisih antaa GA dan TORA tidak telampau auh. Gamba 5.1 menunukkan gafik pebandingan hasil mempelihatkan bahwa hasil pehitungan pesoalan distibusi di TORA dan AG hampi sama. 5. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dai pengeaan Tugas Akhi ini adalah: 1. Algoitma Genetika ini dapat menyelesaikan pesoalan distibusi dengan menghasilkan solusi yang mendekati akuat ika dibandingkan TORA yang telihat dai nilai ata-ata posentase selisihnya sebesa 1.37% tidak lebih baik dai TORA 2. Pefomansi Algoitma Genetika dipengauhi oleh bebeapa paamete yaitu: : pada semua enis data nilai tebaik stabil dai ukuan tekecil hingga tebesa. Rata-ata nilai pada data besa akan cendeung lebih minimum seiing betambahnya ukuan. Waktu komputasi bebanding luus dengan ukuan. Geneasi : pada semua enis data nilai tebaik stabil dai maksimal tekecil hingga tebesa. Rata-ata nilai pada data besa akan cendeung lebih minimum seiing betambahnya maksimal. Waktu komputasi bebanding luus dengan ukuan maksimal. Pobabilitas cossove : pobabilitas cossove yang semakin tinggi akan mempengauhi besanya uang exploasi yang lebih luas kaena kemungkinan komosom yang tepilih lebih banyak. Nilai tebaik stabil dai Pc tekecil hingga tebesa, ata ata nilai cendeung tuun seiing betambahnya nilai Pc. Waktu komputasi cendeung naik dengan betambahnya nialai Pc. Pobabilitas mutasi : pobabilitas mutasi yang semakin besa akan menyebabkan kemungkinan gen yang tepilih untuk dimutasi semakin banyak. Nilai tebaik stabil dai Pm tekecil hingga tebesa, ata-ata nilai cendeung stabil hingga Pm 0.5, kemudia akan mengalami peningkatan. Waktu komputasi cendeung naik dengan betambahnya nilai Pm. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Adlakha, V., dan Kowalski, K.,1999. On The Fixed Chage Tanspotation Poblem. OMEGA 27, [2] Ahami, Muhammad., dan Desiani, Anita Pemogaman MATLAB. Yogyakata: ANDI. [3] Busetti,Fanco. Genetic Algoithm Oveview. Italia [4] Chopa, Sunil, dan Meindl, Pete Supply Chain Management: Stategy, Planning, and Opeation. New Jesey: Pentice-Hall. [5] Gen, M. dan Cheng, R Genetic Algoithm and Engineeing Design. New Yok : John Wiley & Sons, Inc. [6] Jawaha, N., dan Balai, A.N., 15 Desembe A genetic algoithm fo two-stage supply chain distibution poblem associated with a fixed chage. Euopean ounal of Opeational Reseach 194, [7] Makos, Sibel Cossove Opeatos. URL: [8] Melanie, Mitchell An Intoduction to Genetic Algoithms. Massachusetts: MIT Pess. [9] Puawan, I Nyoman Supply Chain Management. Suabaya : ITS. [10] Suyanto GA dalam Matlab. Yogyakata: ANDI. [11] Taha, Hamdi A Opeation Reseach : An Intoduction,edisi ke-3.macmillan Publishing Co.Inc..New Yok. 9

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 215/216 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 216/217 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011 PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim 22090502 Pembimbing D. I. Achmad Mauludiyanto, MT Fakultas Teknologi Industi Institut Teknologi Sepuluh Nopembe Juli 20

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Pint) D-7 Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Poduksi dengan Sistem Sei Menggunakan Pendekatan Analisis Makov di PT. X Luh Ade

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah TESIS PENEAPAN ALGOITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TANSFE DAYA PADA SISTEM SENSO GAS Muthmainnah 1108201008 DOSEN PEMBIMBING Dr. Melania Suweni Muntini, MT PENDAHULUAN Sensor gas yang sering ditemui dipasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness

Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Junal Teknik Industi, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.145-151 ISSN 2302-495X Penjadwalan Pola Alian Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tadiness Nufitiana Sandini 1, Lely

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR) Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA

SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA Mentai Hidanti, Ajub Ajulian Zaha, R. Rizal Isnanto DepatemenTeknik Elekto, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci