PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)
|
|
- Sri Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika, Institut Teknologi Bandung Abstaksi Model based system dan senso based system biasa digunakan sebagai algoitma pegeakan wahana geak mandii. Model based system menghauskan peancang mengetahui setiap kondisi yang ada dalam lingkungan sehingga bisa membuat algoitma yang bena, akan tetapi hal ini akan boos dalam penggunaan memoi. Sedangkan senso based system tidak menghauskan kita mengetahui semua kondisi lingkungan, akan tetapi memelukan waktu lama untuk bagi wahana untuk mempelajai lingkungannya. Sehingga dikembangkanlah suatu sistem navigasi dengan menggunakan metode pedekatan tehadap dua metode ini. Metode ini yakni Jaingan Syaaf Tiuan Hieachical Extended Kohonen Map yang meupakan pengembangan dai JST Extended Kohonen Map yakni dengan menambahkan suatu gid pada setiap neuon yang ada pada gid EKM (supe-net). Pinsip HEKM menggunakan pinsip SOFM. Implementasi jaingan ini akan membuat jaingan dihitung secaa sekuensial sehingga dipekiakan dapat menguangi cost pehitungan memoi dan waktu komputasi. HEKM menggunakan poses pembelajaan supevised leaning dan unsupevised leaning. Poses unsupevised leaning menggunakan metode senso based system dan model based system sedangkan poses supevised leaning menggunakan model based system. Dengan penggunaan jaingan HEKM dihaapkan wahana dapat belaja sehingga wahana akan beaksi sesuai dengan kondisi lingkungan. Keywods Jaingan Syaaf Tiuan, Wahana Geak Mandii, Hieachical Extended Kohonen Map I. PENDAHULUAN 1.1 Lata Belakang Masalah Wahana geak mandii yang keap dikembangkan saat ini cendeung meniu apa yang oganisme lakukan tehadap lingkungan sekitanya. Baik itu tentang peilaku, sikap, bahkan hingga caa bepiki coba dikembangkan. Sehingga dihaapkan wahana pada akhinya dapat beadaptasi tehadap lingkungannya sebagaimana halnya oganisme yang hidup beadaptasi tehadap lingkungannya Bedasakan pemikian tesebut, telah dikembangkan suatu Wahana Geak Mandii yang Adaptif Menggunakan Jaingan Syaaf Tiuan Extended Kohonen Map [Tsani,2002]. Penelitian tesebut telah mampu mengimplementasikan 7x7 jaingan syaaf tiuan dengan 49 cluste dalam wahana geak mandii yang adaptif tehadap lingkungan bedasakan pembelajaan jaingan syaaf tiuan Extended Kohonen Map bebasis mikokontole. Penelitian tesebut, dalam tugas akhi ini, dilanjutkan dimana wahana tesebut dikembangkan dengan menggunakan suatu jaingan syaaf tiuan yang dapat menganalisis lebih baik setiap kondisi lingkungan wahana geak mandii tesebut. Demi kelanjutan penelitian ini dibuatlah penelitian bau : Pengembangan dan Implementasi Wahana Geak Mandii yang Adaptif Menggunakan Jaingan Syaaf Tiuan Hieachical Extended Kohonen Map. 1.2 Identifikasi Masalah Peancangan algoitma pengendalian wahana meupakan tahap yang sangat memelukan banyak petimbangan dan hal ini membuat algoitma tekadang sulit untuk diimplementasikan. Pemasalahan yang muncul dapat diakibatkan kuangnya vaiabel-vaiabel ataupun paamete-paamete yang digunakan pada peancangan, sehingga algoitma yang digunakan tidak sepenuhnya menjawab apa yang dihaapkan dapat dilakukan wahana untuk beaksi sesuai dengan lingkungannya. Hal ini menjadi kendala dalam peencanaan jalu dengan menggunakan model based system. Misalkan, wahana diletakkan dalam suatu lingkungan yang di dalamnya tedapat komponen-komponen diatu sedemikian upa. Komponen-komponen tesebut meupakan halangan yang menghalangi jalu pejalanan wahana menuju tujuan. Apabila menggunakan suatu algoitma peencanaan jalu biasanya menghabiskan sumbe daya kompute dan memoi yang besa. Untuk mengatasi pemasalahan yang ada tesebut dilakukanlah suatu penelitian dengan menggunakan algoitma jaingan syaaf tiuan sebagai pengembangan penelitian sebelumnya. Algoitma yang digunakan akan memiliki suatu desain bau yang menjadi peangkat bau untuk mengatasi bebeapa masalah yang ada. Algoitma yang digunakan adalah algoitma jaingan syaaf tiuan Hieachical Extended Kohonen Map yang diimplementasikan ke dalam suatu mikokontole ATMega 128 dai ATMEL sebagai pengendali, senso sebagai pendeteksi lingkungan, dan dua buah moto sebagai aktuato seta catu daya sebagai sumbe tenaga. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metodologi sebagai beikut: 1. Peancangan asitektu jaingan syaaf tiuan yang akan digunakan dan juga peancangan
2 peangkat keas wahana untuk mengimplementasikan jaingan tesebut. 2. Simulasi jaingan syaaf tiuan yang telah diancang pada kompute. 3. Realisasi peangkat keas dan peangkat lunak dai wahana yang dibangun. 4. Melakukan simulasi dan pengujian untuk setiap bagian sistem dai wahana yang telah diealisasikan. 5. Pengujian fungsional hasil integasi sistem secaa keseluuhan. 6. Melakukan analisis dan membuat kesimpulan dai hasil pengujian III. ARSITEKTUR JARINGAN SYARAF TIRUAN 3.1 Extended Kohonen Map Jaingan syaaf tiuan yang digunakan pada wahana yang dibangun meupakan pengembangan dai SOFM (Kohonen neual netwoks). Pengembangan ini memungkinkan poses pembelajaan pada jaingan menggunakan metode baik unsupevised maupun supevised leaning. Selanjutnya, jaingan ini disebut dengan Extended Kohonen Map (EKM). Dai sudut pandang asitektunya, EKM meupakan SOFM yang dipeluas dengan menambahkan untuk setiap neuon pada laye kompetisi G sebuah efeensi vekto (bobot) output z. Nilai z ini digunakan untuk menyimpan nilai output dai neuon (Gamba.3) Poses pengubahan bobot tejadi pada neuon s dan tetangganya pada G sesuai dengan pesamaan beikut: New Old Old ws = ws + α().( t x ws ) Pada saat poses pelatihan wahana, baik input x maupun output y dibeikan oleh teache dan akan dipelajai oleh neuon pemenang dan juga neuon tetangganya pada G. Implementasi pada wahana yang dibangun, input vekto diambil dai hasil pembacaan senso infa meah dan juga pehitungan sudut aah elatif goal tehadap wahana. Sedangkan outputnya meupakan nilai yang digunakan untuk menentukan aksi wahana. 3.2 Hieachical Extended Kohonen Map (HEKM) HEKM meupakan pengembangan dai EKM dengan menambah suatu gid ke dalam gid G. Penambahan suatu gid pada jaingan beupa flat 2 dimensi meupakan caa aga sepeti halnya pada supe-net akan tejadi pehitungan yang sama dengan sub-netnya. Sehingga untuk setiap goal diection yang bebeda tidak pelu tejadi pengulangan dan dihaapkan dengan poses sekuensial akan mengakibatkan adaptasi dai SOFM dapat mendistibusikan data. Jadi dengan penambahan suatu sub-net gid H pada setiap neuon pada gid G, maka akan ada 2 pebedaan yang tejadi antaa lain yakni jaingan akan memiliki 2 buah leaning ate dan 2 buah neighbohood paametes. Kaena untuk setiap gid akan memilki 1 buah leaning ate dan 1 buah neighbohood paametes. Poses pembelajaan pada HEKM akan mengikuti poses keseluuhan dai poses pembelajaan yang dilakukan pada EKM. Gamba 1. Asitektu EKM Poses pembelajaan pada EKM ini dilakukan sebagai beikut: ketika input vekto x dimasukkan ke jaingan, pada competition laye G tejadi kompetisi anta neuon yang melibatkan pehitungan jaak antaa input vekto x dengan efeensi vekto (bobot) input w : Gamba 2. Asitektu HEKM d( x, w ) = x w 2 IV. ARSITEKTUR PERANGKAT KERAS Neuon s yang efeensi vekto inputnya w s paling dekat dengan vekto input x (yaitu dengan jaak d yang paling kecil) meupakan pemenangnya: s = ag min d( x, w ) Refeensi vekto output z s yang besesuaian dengan neuon s ini diambil sebagai output dai jaingan untuk menanggapi input vekto x ini. Asitektu peangkat keas wahana yang tedii dai empat subsistem yakni subsistem senso, subsistem pengendali, subsistem aktuato dan subsistem catu daya teintegasi menjadi suatu kesatuan sistem yang alian infomasi dan poses yang tejadi digambakan sepeti pada gamba 3.
3 V. PENGUJIAN WAHANA 5.1 Pengujian di Pesonal Compute (PC) Gamba 3. Asitektu peangkat keas wahana Use input hanya akan digunakan pada saat leaning phase, akan tetapi pada saat ecall phase use input tidak digunakan. Caa keja sistem secaa keseluuhan adalah sebagai beikut: 1. Pada awal pogam, sistem melakukan inisialisasi jaingan dan paamete-paamete lain yang dipelukan. 2. Sistem akan dibagi menjadi dua fase utama, yaitu leaning phase dan ecall phase. Saat leaning phase, use input sebagai teache jaingan akan aktif. Mikokontole akan membaca nilai senso sebagai input bagi gid G dan aah goal sebagai input ke gid H 3. Selanjutnya, mikokontole akan membaca nilai yang dibeikan oleh use input sebagai output jaingan (net_outh) dan juga sebagai acuan untuk menentukan aksi wahana yang dijalankan melalui fasilitas inteupt time Pada mikokontole, jaingan melakukan kompetisi untuk menentukan neuon yang menang. Neuon ini (beseta tetangganya) akan mempelajai input dan output yang ada untuk meningkatkan kemampuan jaingan. 5. Poses ini akan diulang sampai use menghentikan leaning phase tesebut. Pada kondisi ini sistem akan masuk ke ecall phase. 6. Saat ecall phase, mikokontole akan mematikan use input. Mikokontole membaca data dai senso sebagai input data ke jaingan. 7. Pada mikokontole, jaingan melakukan kompetisi untuk menentukan neuon yang menang. Indeks dai neuon yang menang ini digunakan untuk mengakses bobot z_h. Nilai ini kemudian dicai epesentasi binenya untuk menentukan aksi wahana. Pengujian di PC dilakukan dengan memasukkan input file hekm1.txt (gamba 4) yang beisi kumpulan vekto input yang tedii dai 8 buah komponen. 5 komponen petama meupakan efeensi input G dai senso dan 3 komponen teakhi meupakan pesepsi output G. Setelah itu jaingan akan belaja sehingga dipeoleh hasil bobot dan juga hasil clusteing bau setelah jaingan melakukan poses pembelajaan (gamba 5). Gamba 4. Inisialisasi bobot awal jaingan G Gamba 5. Hasil leaning G Hasil output G akan dikonvesi menjadi bilangan intege sebagai penunjuk membuka file filehx.txt sebanyak 8 file yang beisikan goal diection dai H seta output gid H. Maka akan ada poses pembelajaan juga di H(gamba 6) Pengubahan dai leaning phase ke ecall phase atau sebaliknya dapat dilakukan sewaktu-waktu yang diatu menggunakan switch. Leaning phase digunakan untuk poses pelatihan wahana, sedangkan ecall phase dgunakan untuk pengujiannya.
4 Begitu juga dengan pengujian input netwok Output G adalah dan dengan goal diection (sebelah baat daya wahana), aksi wahana adalah 0 1 atau wahana akan bebelok ke kii. 5.2 Pengujian pada Mikokontole Pengujian pada mikokontole ini masih menemukan masalah yakni saat wahana dijalankan (stat), wahana tidak beaksi tehadap lingkungan. Hipotesis sementa memunculkan bahwa poses pehitungan yang telalu lama sehingga wahana mengalami stack dan poses belaja tidak dapat dilakukan. Pengujian akan teus dilakukan aga penyebab hasil yang demikian dapat dianalisis. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Gamba 6. Hasil awal (atas) dan hasil leaning (bawah)gid H Pengujian akan dilanjutkan melakukan test netwok dengan memasukkan nilai input senso dan goal diection secaa besamaan sebagai input test. Hasil yang dipeoleh ditunjukkan dalam gamba 7. Gamba 7. Test netwok Bila dimasukkan input = ==> senso ke- 2 dan senso ke-4 ada halangan dan goal diection ada di aah depan. Hasil netwok adalah 0 1 ==> moto kanan begeak maka wahana belok kii. Sehausnya untuk output G dihasilkan 0 1 1, akan tetapi hasil output G Sedangkan pegeakan moto sudah mengambil langkah yang bena. Setelah seluuh poses yang telah dilakukan, baik hasil peancangan, simulasi, da pengujian peangkat keas yang teintegasi dengan pengkat lunak sebagai pengendali, dapat disimpulkan bebeapa hal sebagai beikut: Wahana geak mandii belum mampu bekeja optimal untuk melakukan tugas yang telah dibeikan bedasakan pembelajaan yang telah dilakukan oleh wahana. Hipotesis sementaa menunjukkan bahwa kapasitas dan kecepatan mikokontole menjadi hal utama tejadinya kondisi stack pada wahana. Hal ini memungkinkan kaena jumlah cluste yang cukup banyak yang haus dibentuk untuk pengembangan wahana ini. Pengembangan jaingan Extended Kohonen Map (EKM) menjadi Hieachical Extended Kohonen Map (HEKM) behasil dilakukan dengan penambahan gid pada neuon supenet (gid G). - Dibentuk satu supe-net (gid G) dengan komposisi 4x4 neuon dengan maksimal cluste yang tebentuk pada supe-net sebanyak 16 cluste. - Dibentuk 8 sub-net (gid H) dengan komposisi 1x10 neuon untuk setiap subnet, sehingga jumlah maksimal cluste yang tebentuk pada sub-net adalah 8x1x10 = 80 cluste. - Dengan penambahan gid maka pada HEKM ini tedapat 9 competitive laye (1 competitive laye gid G dan 8 competitive laye gid H) - Jaingan syaaf tiuan HEKM memiliki 2 leaning ate dan 2 buah neighbohood paamete Poses pehitungan dan peencanaan pada HEKM bekeja secaa sekuensial sehingga dapat menguangi banyaknya cost yang dilakukan untuk pehitungan dengan caa besamaan sepeti halnya dengan EKM.
5 Model leaning yang digunakan pada HEKM adalah supevised leaning dan unsupevised leaning. Model unsupevised leaning dilakukan pada saat poses clusteing dalam jaingan dan supevised leaning dilakukan pada saat action tiggeing dengan input keluaan wahana dibeikan oleh teache. 6.2 Tindak lanjut Bedasakan masalah utama yang dihadapi oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini, maka penulis sendii mengusulkan suatu tindak lanjut bagi belangsungnya kesinambungan penelitian ini. Tindak lanjut tesebut antaa lain: - Penggunaan mikokontole dengan kapasitas memoi dan kecepatan yang tinggi. Hal ini akan sangat membantu poses integasi pengkat lunak dan wahana kaena dengan kapasitas memoi yang tinggi, dapat dibentuk lebih banyak neuon yang akan bekompetisi tehadap input yang ada. Sehingga mempebanyak jumlah neuon yang dapat mempelajai lingkungan dengan baik. - Penggunaan 2 buah mikokontole dengan pembagian sebagai beikut: o Poses pehitungan untuk gid G dilakukan pada mikokontole yang bebeda dengan gid H o Menggunakan mikokontole dengan kapasitas dan kecepatan yang lebih tinggi pada poses di gid H. Hal ini dimaksudkan aga pehitungan di gid H juga lebih cepat kaena banyaknya neuon yang haus dibentuk untuk setiap gid G yang ada. Penggunaan 2 buah mikokontole juga memungkinkan peancang untk membentuk neuon yang lebih banyak sehingga poses kompetisi pada pembelajaan lebih baik lagi. 4. Guthikonda, Shyah M. Kohonen Self- Oganizing Maps. Wittenbeg Univesity. Decembe Hendo, Tsani. Peancangan dan Implementasi Wahana Geak Mandii yang Adaptif Menggunakan Jaingan Syaaf Tiuan Extended Kohonen Map (EKM). Bandung Kamagaluh, Baisa R. Pengembangan senso untuk Pengenalan Lingkungan pada Mobile Robot beseta Peangkat Lunaknya. Bandung McComb, Godon. Robot Builde s Bonanza- Second Edition. McGaw-Hill Zuell, Kik. C Pogamming fo Embedded System. R&D Books Lawence, Kanada ml Peencanaan ulang peangkat lunak dengan menggunakan sistem multitheading pogamming. Konsep multitheading pogamming memungkinkan jaingan dapat bekeja secaa besamaan dalam eal time. Sehingga poses pembelajaan dapat dilakukan lebih cepat. - Peancangan ulang wahana dengan memasukkan fakto slip pada peancangan peangkat lunaknya. DAFTAR PUSTAKA 1. Nehmzow, Ulich. Mobile Robotics: A Pactical Intoduction. Spinge-Veland London Limited Russell, Stuat. Atificial Intelligence: A Moden Appoac. Pentice-Hall C. Vesino, L.M.Gambadella, Leaning Fine Motion in Robotics: Design and Expeiments, Switzeland.
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciJ. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016
J. Infomatika AMIKLB Vol.4 No.2/Mei/26 PENERAPAN METODE PERCEPTRON MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS ( TBC ) PRIMER PADA ANAK ( STUDI KASUS PUSKESMAS BAGAN BATU, KAB.ROKAN HILIR, RIAU ) Oleh : VOLVO
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciKOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS
KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS Fauzi Aulia Rahman 1, Kemas Rahmat Saleh W, ST., M.Eng. 2, Akba Gozali, ST., MT 3. Telkom School of Computing, Bandung 1 fuzzy.a@gmail.com, 2 kemas@bif.telkomunivesity.ac.id,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciWatermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra
Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciIDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran
Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciDimensi Partisi pada Graf Kincir
Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciBab II. Konsep Dasar
Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciPengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciStabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan
Lebih terperinciSILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN
SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN D e s k i p s i M a t a K u l i a h 1 Deskipsi Mata Kuliah Infomasi
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciMAKALAH SABUK ELEMEN MESIN
MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinciBAB 7 Difraksi dan Hamburan
BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta
Lebih terperinciPENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES
Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)
Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING
Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciImplementasi Metode Kontrol ν,ω Berbasis Proporsional Integral Untuk Kontrol Gerak Mobile Robot Berpenggerak Differensial : Studi Simulasi
Implementasi Metode Kontol ν,ω Bebasis Poposional Integal Untuk Kontol Geak Mobile Robot Bepenggeak Diffeensial : Studi Simulasi Ahmad Nashul Aziz, Enda Pitowano Juusan eknik Elektonika, Mekatonika Politeknik
Lebih terperinciPERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI
Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciPENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Purwoko* puwokomsi@yahoo.
PENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Puwoko* puwokomsi@yahoo.com Abstak Bangun uang sisi lengkung meupakan pokok bahasan yang elatif
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang
Lebih terperinciBab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga
ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2
IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciSISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA
SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA Mentai Hidanti, Ajub Ajulian Zaha, R. Rizal Isnanto DepatemenTeknik Elekto, Fakultas Teknik
Lebih terperinciGerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran
Bab III Geak Melingka Tujuan Pembelajaan nda dapat menganalisis besaan fisika pada geak melingka dengan laju konstan. Sumbe: Jendela Iptek, Gaya dan Geak Pehatikan gamba di atas! Saat pengendaa sepeda
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciPENERAPAN FORWARD CHAINING PADA NAVIGASI ROBOT KAKI ENAM
Univesitas Puta Indonesia YPTK Padang - 23 Oktobe 2015 ISSN : 2460-4690 PENERAPAN FORWARD CHAINING PADA NAVIGASI ROBOT KAKI ENAM Teknik Infomatika Magiste Kompute, UPI YPTK, Padang 3), Teknik Infomatika
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP
Lebih terperinciVDC Variabel. P in I = 12 R AC
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciTorsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN
Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika
Lebih terperinci