Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
|
|
- Sudirman Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu peusahaan dan pengukuan kineja kayawan sampai saat ini diuku dengan mempehatikan fakto-fakto yang besifat tegas saja sepeti tingkat pendidikan, lama bekeja, sedangkan fakto-fakto yang sifatnya fuzzy tekadang teabaikan. Dalam pape ini akan dibahas suatu metode penilaian kineja kayawan dengan fakto-fakto fuzzy sebagai paamete. Selanjutnya dai asumsi, batasan dan atuan-atuan yang sudah ditetapkan dilakukan pemodelan matematika dalam bentuk model pemogaman linea. Untuk menentukan solusi optimal dai model pemogaman linea diselesaikan dengan menggunakan bahasa pemogaman C. Kata kunci: pemogaman linea, himpunan fuzzy. *) Disampaikan pada sea Nasional Matematika 2008, Pengembangan dan Kontibusi Matematika dalam Menunjang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bandung, 13 Desembe ) PT. Bussan Auto Finance 2) Staf pengaja Juusan Matematika FMIPA Unpad, 0
2 EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY Liston Hasiholan 1) dan Sudadja 2) 1. Pendahuluan Dalam menentukan ukuan pestasi keja kayawan untuk menentukan golongan, tingkat gaji, pesentasi kenaikan gaji, mutasi kayawan dan sistem pomosi kayawan, konsep penilaian kineja kayawan meupakan poses penting yang akan mempengauhi dalam pengambilan keputusan. Solusi yang dapat digunakan di dalam poses pengambilan keputusan ialah dengan mendafta kiteia-kiteia yang penting di dalam menilai kineja kayawan, kemudian membandingkannya dengan atuan yang telah dibuat sebelumnya. Dai pemasalahan diatas, ditentukan fakto-fakto yang sifatnya fuzzy yang juga meupakan fakto penting yang menentukan kineja kayawan dalam peusahaan. Pofesionalisme keja, tingkat tanggung jawab, tingkat esiko keja, tingkat keumitan keja, dan lain-lain adalah bebeapa contoh fakto yang sifatnya fuzzy dan tekadang diabaikan, tidak menjadi kiteia untuk melakukan evaluasi kineja kayawan. 2. Teoi dasa Untuk mendapatkan ukuan tehadap suatu penilaian, peusahaan haus mempunyai 5 kiteia, Si Kusumadewi 2004: 1. Memiliki kumpulan dafta penilaian yang akan digunakan sebagai basis untuk mengevaluasi suatu kineja. Kumpulan penilaian yang telah diseleksi tesebut dikenal dengan nama benchmak. 2. Menetapkan fakto-fakto kompensasi yang akan menentukan haga elatif dai suatu penilaian. Fakto kompensasi ini bevaiasi antaa satu penilaian dengan lainnya. 3. Menetapkan level untuk tiap-tiap fakto dalam tiap-tiap penilaian. Nilai dalam satu fakto hendaknya bebeda. 4. Menetapkan batas bawah untuk jumlah level teendah dan batas atas untuk jumlah level tetinggi. 5. Menetapkan batas bawah selisih anta level dalam setiap fakto. Pendekatan asumsi ditetapkan dengan mengikuti 5 langkah kiteia yang telah ditentukan oleh Si Kusumadewi, dengan mempehatikan bebeapa hal yang mungkin tejadi. Asumsi 1 : Diasumsikan dalam melakukan poses evaluasi kineja suatu kayawan, tedapat m fakto yang bepengauh dan tiap-tiap fakto tedii n level. Maka fakto ke-i level ke j dapat ditulis sebagai : x ij, x adalah simbol dai fakto tetentu, i adalah simbol fakto ke-i dai fakto x dan j adalah simbol level ke-j dai fakto ke-i tetentu. 1
3 Asumsi 2 : Bahwa level yang lebih tinggi pada suatu fakto (j naik) menunjukan tingkat yang lebih tinggi. Hubungan ini ditulis: x Rx, i = 1, m, j = 1 n, dimana : R adalah elasi lebih tinggi. ij ij, Asumsi 3 : Misalkan akan ditetapkan ada k buah penilaian yang akan digunakan sebagai basis untuk melakukan evaluasi (benchmak), maka benchmak ke- adalah ( X ), = 1, k, Level teendah dalam fakto ke-i adalah: x i1 dimana i = 1,m, sedang level tetinggi adalah : x in dimana i = 1, m dan n = 1, z. Jumlah sko pada level teendah haus ditetapkan lebih dai atau sama dengan suatu nilai tetentu, misal : c i dimana i = 1, m, sedangkan jumlah sko pada level tetinggi ditetapkan kuang dai atau sama dengan suatu nilai tetentu : w i dimana i = 1, m.penyedehaan dai asusmi 3 dipeoleh suatu petidaksamaan sebagai beikut : xi ci, i = 1, m. (1.1) 1 xin wi. i = 1, m. (1.2) Asumsi 4 : Pelu dipehatikan bahwa dalam suatu fakto, bahwa haga suatu level haus lebih tinggi dibanding dengan haga level sebelumnya. Selisih yang dipebolehkan untuk kedua level dalam fakto ke-i tesebut imum haus sama dengan nilai tetentu, misalkan nilai tesebut dinotasikan dengan vaiabel e i ; i = 1, m, maka dapat ditulis dengan petidaksamaan sebagai beikut : X X e, i = 1, m, j = 1 n (1.3) ij ij i, 3. Pemodelan matematika Dai pesamaan (1.1), (1.2) dan (1.3) dapat ditulis dalam bentuk pemogaman linea sebagai beikut : Tentukan x ij, i = 1, m, j = 1, n x = x ij dengan batasan ( X ) ~ = d, i = 1, k x x ij ij x x i1 in x c, i = 1, m w, i = 1, m, n = 1, z i( j 1), i = 1, m, 0, i = 1, m, i i j = 1, n j = 1, n dimana = ~ menunjukan kesamaan fuzzy. (1.4) Kesamaan fuzzy ini dapat dipesentasikan sebagai kombinasi antaa 2 2
4 ketidaksamaan fuzzy sebagai beikut : ~ ~ ( X ) d, = 1, k. (1.5) ~ ( X ) d, = 1, k. (1.6) misalkan dan masing-masing adalah nilai benchmak imum dan nilai benchmak imum, maka fungsi keanggotaan untuk kesamaan fuzzy dapat didefinisikan sebagai beikut : 1. Fungsi keanggotaan μ ( ), = 1, k, adalah fungsi yang tidak penah tuun. Diasumsikan jika nilai 0 akan tejadi pada daeah dan fungsi akan naik secaa monoton pada < d, maka dapat ditulis sebagai beikut : 0 jika, = 1, k, μ ( ) = jika < d, = 1, k d 1 jika > d, = 1, k (1.7) dimana : μ adalah fungsi keanggotaan ; adalah benchmak ke-, adalah benchmak imum, d adalah nilai cisp, = 1, k. 2. Fungsi keanggotaan μ ( ), = 1, k, adalah fungsi yang tidak penah naik. Jika diasumsikan nilai 0 akan tejadi pada daeah, dan fungsi akan tuun secaa monoton pada d <, maka dapat ditulis sebagai beikut : 1 jika d, = 1, k, μ ( ) = jika d <, = 1, k d 0 jika >, = 1, k (1.8) dimana : μ adalah fungsi keanggotaan ; adalah benchmak ke-, adalah benchmak imum, d adalah nilai cisp, = 1, k. 3
5 Dengan menggunakan opeato ( λ ) dan fungsi keanggotaan pada (1.7) dan (1.8), maka (1.5) dan (1.6) dapat ditulis sebagai beikut : ( d ) λ +, = 1, k. (1.9) ( d ) λ +, = 1, k. (1.10) Dai pesamaan (1.9) dan (1.10), model fuzzy (1.4) dapat dituunkan menjadi bentuk pemogaman linea, yaitu : Max λ Dengan batasan : ( d ) λ, = 1, k + ( d ) λ, = 1, k X i1 ci, i = 1, m xin wi i = 1, m, n = 1, z xij xi( j 1) ei, i = 1, m, j = 1, n xij 0, i = 1, m, j = 1, n wi > ci, i = 1, m (1.11) 4. Implementasi Pembahasan yang akan dilakukan adalah menentukan fakto untuk menjadi paamete dalam melakukan evaluasi kineja kayawan, maka ditetapkan 5 fakto yang digunakan yaitu : Tabel 1. 1 Fakto Pencapain Taget Waktu ( Deadline times ) penyelesaian pekejaan. Level Vaiabel Keteangan ke - 1 x 11 Kuang ;Penyelesaian pekejaan jauh lebih lama dai deadline times 2 x 12 Cukup;Penyelesaian pekejaan sedikit lebih lama dai deadline times 3 x 13 Baik ;Penyelesaian pekejaan sesuai dengan deadline times 4 x 14 Sangat Baik ;Penyelesaian pekejaan lebih cepat dai deadline times 4
6 Tabel 1. 2 Fakto Resiko Keja Level Vaiabel Keteangan ke - 1 x 21 Kuang ; Pekejaan memiliki esiko sangat kecil untuk keselamatan jiwa, misal : Pogamme, Akuntan, Dosen, Guu 2 x 22 Sedang ; Pekejaan memiliki esiko kecil untuk keselamatan jiwa, misal : Buuh pabik bagian mesin, Debt Collecto 3 x 23 Tinggi ; Pekejaan memiliki esiko besa untuk keselamatan jiwa, misal : Staff backoffice di aea petambangan, Ahli kimia, Jaksa 4 x 24 Sangat Tinggi ; Pekejaan memiliki esiko sangat besa untuk keselamatan jiwa, misal : Pilot, Pekeja tambang, Pekeja lepas pantai Tabel 1. 3 Fakto Displin waktu Level Vaiabel Keteangan ke - 1 x 31 Kuang ; Jam keja kuang dai jam keja peusahaan (< 40 jam/ggu) 2 x 32 Sedang ; Jam keja sesuai jam keja peusahaan (40 jam/ ggu) 3 x 33 Tinggi ; Jam keja diatas jam keja peusahaan (45-54 jam/ ggu) 4 x 34 Sangat tinggi ; Jam keja jauh diatas jam keja peusahaan ( 55 jam/ggu) Tabel 1. 4 Fakto Keumitan Pekejaan Level Vaiabel Keteangan ke - 1 x 41 Kuang ; Pekejaan besifat utinitas dan tidak ada pembelajaan 2 x 42 Sedang ; Pekejaan besifat utinitas dan ada pekembangan 3 x 43 Tinggi ; Pekejaan besifat analisis atau solution atau penelitian 4 x 44 Sangat Tinggi ; Pekejaan besifat sangat komplek gabungan antaa analisis, solution, penelitian, development dan decision Tabel 1.5 Fakto Loyalitas dan tanggung jawab tehadap peusahaan Level Vaiabel Keteangan ke - 1 x 51 Kuang 2 x 52 Cukup 3 x 53 Tinggi 4 x 54 Sangat Tinggi dai fakto dan level yang ditetapkan diatas, maka dapat dibuat pesamaan dai kombinasi vaiabel-vaibel diatas dan dipeoleh sebanyak 1024 buah pesamaan. Dai banyaknya pesamaan yang tebentuk, maka haus ditetapkan bebeapa pesamaan saja sebagai ukuan penilaian. Untuk menentukan ukuan penilaian sesuai dengan batasan dan atuan yang ditetapkan bedasakan langkah-langkah : (Kusumadewi 2004) Langkah 1 Memiliki kumpulan dafta penilaian yang akan digunakan sebagai basis untuk mengevaluasi suatu kineja. Kumpulan penilaian yang telah diseleksi tesebut dikenal dengan nama benchmak, ditetapkan 5 benchmak yaitu : 5
7 1 (X) = x 14 + x 24 + x 34 + x 44 + x 54 = (X) = x 14 + x 24 + x 33 + x 43 + x 53 = 85 3 (X) = x 13 + x 23 + x 33 + x 43 + x 52 = 75 (1.12) 4 (X) = x 13 + x 23 + x 32 + x 42 + x 52 = 60 5 (X) = x 12 + x 22 + x 32 + x 42 + x 51 = 50 dimana 1 (X) adalah peingkat pekejaan tetinggi dalam oganisasi. Ditetapkan Penilaian kineja kayawan sebagai beikut : Tabel 1.6 Sko Penilaian Angka Mutu Keteangan Sko A Sangat Baik B Baik C Cukup 75-84,9 D Kuang E Buuk Langkah 2, Yaitu Menetapkan fakto-fakto kompensasi yang akan menentukan haga elatif dai suatu penilaian. Fakto kompensasi ini bevaiasi antaa satu penilaian dengan lainnya. Langkah 3 Menetapkan level untuk tiap-tiap fakto dalam tiap-tiap penilaian. Nilai dalam satu fakto hendaknya bebeda Adapun toleansi yang ditetapkan pada pape ini untuk setiap benchmak adalah sebagai beikut : Tabel 1.7 Nomal Benchmak Nilai ke Tegas Toleansi Batas Atas Bawah Atas d ( d ) (d - ) Bawah Langkah 4 Menetapkan batas bawah untuk jumlah level teendah dan batas atas untuk jumlah level tetinggi Level teendah dan tetinggi memiliki batasan sebagai beikut : 5 x i i= 1 Level teendah 1 20 (1.13) 5 Level tetinggi xi =1 140 (1.14) i= 1 i4 Langkah 5 Menetapkan batas bawah selisih anta level dalam 6
8 setiap fakto Antaa satu level dengan level sebelumnya dalam setiap fakto memiliki selisih imum 4, dinyatakan sebagai beikut : x x 4, i = 1, m, j 1 n (1.15) ij i( j 1) =, Pemodelan dai analisis dapat dibuat dengan menggunakan pesamaan (1.11) dan mempehatikan pesamaan (1.12), (1.13), (1.14) dan (1.15) seta mempehatikan batasan toleansi pada tabel nomal, sehingga didapat pesamaan pemogaman linea sepeti beikut : Max λ dengan batasan: x 14 + x 24 + x 34 + x 44 + x λ 120 ; x 14 + x 24 + x 33 + x 43 + x λ 100 ; x 13 + x 23 + x 33 + x 43 + x λ 85 ; x 13 + x 23 + x 32 + x 42 + x λ 70 ; x 12 + x 22 + x 32 + x 42 + x λ 55 ; x 14 + x 24 + x 34 +x 44 + x ; x 14 + x 24 + x 34 + x 44 +x 54-10λ 90 ; x 14 + x 24 + x 33 + x 43 + x 53-5λ 80 ; x 13 + x 23 + x 33 + x 43 + x 52-10λ 65 ; x 13 + x 23 + x 32 + x 42 + x 52-5λ 55 ; x 12 + x 22 + x 32 + x 42 + x 51-5λ 45 ; x 11 + x 21 + x 31 + x 41 + x ; x 12 x 11 4 ; x 13 x 12 4 ; x 14 x 13 4 ; x 22 x 21 4 ; x 23 x 22 4 ; x 24 x 23 4 ; x 32 x 31 4 ; x 33 x 32 4 ; x 34 x 33 4 ; x 42 x 41 4 ; x 43 x 42 4 ; x 44 x 43 4 ; x 52 x 51 4 ; x 53 x 52 4 ; x 54 x 53 4 ; x ij 0 ; i = 1, m 5. Pengujian j = 1, n Solusi yang digunakan untuk menghasilkan nilai λ yang optimum adalah membuat pogam dengan bahasa C dengan menggunakan algoitma 7
9 Inteaktif Pemogaman Linea Fuzzy (IPLF). Dai pehitungan oleh pogam didapat nilai λ = , nilai ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil untuk menggunakan benchmak % sudah baik. Bedasakan nilai yang didapat dai setiap vaiabel oleh pogam yaitu : Tabel 1.8 Nilai untuk semua vaiabel X1 = x 11 = 33, X2 = x 12 = 37, X3 = x 13 = 41, X4 = x 14 = 46, X5 = x 21 = 0 X6 = x 22 = 4 X7 = x 23 = 8 X8 = x 24 = 12 X9 = x 31 = 0 X10 = x 32 = 4 X11 = x 33 = 12 X12 = x 34 = 16 X13 = x 41 = 0 X14 = x 42 = 4 X15 = x 43 = 8 X16 = x 44 = 12 X17 = x 51 = 0 X18 = x 52 = 4 X19 = x 53 = 8 X20 = x 54 = 12 X21 = λ = 0, Maka dapat disusun suatu tabel yang lebih sedehana, adapun dafta koefisien setiap level dai setiap fakto ditunjukkan oleh Tabel 1.9 dan sko setiap benchmak yang dipilih ditunjukkan oleh tabel Tabel 1.9 Nilai Level untuk setiap fakto Fakto Level Tabel 1.10 Sko untuk benchmak Sko Benchmak Bedasakan hasil pehitungan tesebut diatas, dapat ditentukan nilai kineja kayawan dengan spesifikasi tetentu. Seoang kayawan adalah pogamme yang memiliki spesifikasi sebagai beikut : 8
10 a. Penyelesaian pekejaan sesuai dengan deadline times. b. Pekejaan memiliki esiko sangat kecil untuk keselamatan jiwa. c. Jam keja jauh diatas jam keja peusahaan ( 55 jam/ ggu) d. Pekejaan besifat sangat komplek gabungan antaa analisis, solution, penelitian, development dan decision, e. Loyalitas dan tanggung jawab tehadap peusahaan cukup. Dai spesifikasi diatas kayawan tesebut memiliki sko sebagai beikut : fakto 1 beada pada level 4 x 14 fakto 2 beada pada level 1 x 21 fakto 3 beada pada level 4 x 34 fakto 4 beada pada level 4 x 44 fakto 1 beada pada level 2 x 52 Sko = x 14 + x 21 + x 34 + x 44 + x 52 = = Apabila ditetapkan nilai benchmak tetinggi adalah 105, maka kayawan tesebut dapat dibei nilai = x 105 = beati dengan nilai , kayawan tesebut mendapat nilai B maka kayawan tesebut masuk dalam kategoi BAIK. 6. Kesimpulan a. Pemogaman Linea Fuzzy dapat digunakan untuk mengevaluasi kineja tidak hanya bedasakan fakto cisp saja, tetapi fakto fuzzy juga dapat digunakan. b. Paamete yang digunakan dalam penelian ini hanya paamete yang besifat fuzzy. c. Penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh peusahaan untuk mencai teknik yang bebeda dan baik dalam melakukan evaluasi kineja kayawan sesuai kebutuhan peusahaan untuk pomosi jabatan, mutasi kayawan dan menentukan pesentasi kenaikan gaji kayawan. Refeensi 1) Dimyanti, Tjutju Taliah dan Dimyanti Ahmad, 1992, Opeation Reseach, Model-model pengambilan kepututusan, Bandung, Sina Bau. 2) Fans Susilo, SJ., 2006, Himpunan & Logika Kabu seta aplikasinya, Yogyakata, Penebit Gaha Ilmu. 3) Kusumadewi, Si dan Punomo, Hai, 2004, Aplikasi Logika Fuzzy untuk pendukung keputusan, Yogyakata, Penebit Gaha Ilmu. 4) Sudadjat, 2007, Mathematical Pogamg Models fo Potfolio Selection. Editua Univesitǎții Din Bucaeșţi, pp
11 LAMPIRAN Hasil pehitungan pogam adalah sebagai beikut : 10
III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa
.1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)
Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA
PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.
PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN
Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA
ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)
ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciEFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)
EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN
Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciJurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September
Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe 2013 94 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SAW UNTUK PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Leni Natalia Zulita
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciB. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING
Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten
Lebih terperinciPERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI
Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan
Lebih terperinciEVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak
EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.
Lebih terperinciPenerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama
ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,
Lebih terperinciPENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES
Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinci98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015
98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA
Lebih terperinciThe Production Process and Cost (I)
The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI
Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal 147-154 PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda,
Lebih terperinciPENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf
Lebih terperinci~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN
I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI
BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan
Lebih terperinciPengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi
1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik
Lebih terperinciANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro
ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat
Lebih terperincidengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada
VALIDITAS a. Pengetian Validitas adalah suatu ukuan yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tesebut menguku apa yang hendak diuku. Tes memiliki validitas yang
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciPENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika
PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================
Lebih terperinciPENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI
PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI EVA MARSUSANTI S,Pd MM AMIK BSI Jl. Cemelang No, Sukabumi, Indonesia Email: eva.em@bsi.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciAngga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.
1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].
BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2
IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,
Lebih terperinci