S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA"

Transkripsi

1 S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009

2 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment Poduct Koelasi Data Beskala Inteval dan Rasio. Koefisien Koelasi Speaman Koelasi Data Beskala Odinal (Rank) 3. Koefisien Kontingensi Koelasi Data yang Disusun dalam Bais - Kolom 4. Koefisien Koelasi Phi Koelasi Data Beskala Nominal

3 ANALISIS KORELASI Analisis Koelasi meupakan studi yang membahas tentang deajat keeatan hubungan anta peubah, yang dinyatakan dengan Koefisien Koelasi. Hubungan antaa peubah X dan Y dapat besifat : a. Positif, atinya jika X naik (tuun) maka Y naik (tuun). b. Negatif, atinya jika X naik (tuun) maka Y tuun (naik). c. Bebas, atinya naik tuunnya Y tidak dipengauhi oleh X.: Positif Negatif Bebas (Nol)

4 1. KORELASI PEARSON Rumus umum Koefisien Koelasi (tidak haus egesinya linie) yaitu : ( Y i Y) JKG JKT JKG JKR 1 1 (Y i Y) JKT JKT JKT Koefisien Deteminasi (Koefisien Penentu) Koefisien Koelasi Y i Nilai Pengamatan Vaiabel Teikat Y. Y Nilai Penduga Regesi Y Nilai Rata-ata Vaiabel Teikat Y JKG Jumlah Kuadat Galat JKT Jumlah Kuadat Total JKR Jumlah Kuadat Regesi

5 1. KORELASI PEARSON Rumus Koefisien Koelasi Peason : n x n xy ( x) ( y) ( ) ( ) x n y y Y Vaiabel Teikat (Vaiabel Tidak Bebas) X Vaiabel Bebas (Fakto) Nilai : 1 1..

6 1. KORELASI PEARSON Misal data beikut menggambakan keuntungan usahatani (Y) pada bebagai luas lahan (X) padi sawah : No Petani Luas Lahan (X) Keuntungan (Y) 1 0,1 0,50 0,50 1,10 3 0,14 0,5 4 1,00 1,80 5 0,1 0,40 6 0,07 0,0 7 0,50 0,90 8 1,00,00 9 0,70 1,0 10 0,14 0, ,35 0,70 1 0,8 0,65

7 1. KORELASI PEARSON No Luas (X) Untung (Y) X Y XY 1 0,1 0,50 0,0441 0,500 0,1050 0,50 1,10 0,500 1,100 0, ,14 0,5 0,0196 0,065 0, ,00 1,80 1,0000 3,400 1, ,1 0,40 0,0441 0,1600 0, ,07 0,0 0,0049 0,0400 0, ,50 0,90 0,500 0,8100 0, ,00,00 1,0000 4,0000, ,70 1,0 0,4900 1,4400 0, ,14 0,35 0,0196 0,15 0, ,35 0,70 0,15 0,4900 0, ,8 0,65 0,0784 0,45 0,180 Jumlah 5,10 10,05 3,33 1,475 6,3540 Rata-ata 0,43 0, n

8 1. KORELASI PEARSON X 5,10 ; Y 10,05 ; X 3,33 ; Y 1,475 ; XY 6,3540 ; n 1 n x n xy ( x) ( y) ( ) ( ) x n y y 1(3,33) 1(6,3540) (5,10)(10,05) ( ) ( ) 5,10 1(1,475) 10,05 (39,8784) 76,480 51,550 ( ) ( ) 6,0100 (146,9700) 101,005

9 1. KORELASI PEARSON (39,8784) 76,480 51,550 ( ) ( ) 6,0100 (146,9700) 101,005 4,9930 (13,8684 ) (45,9675 ) 4,9930 0,9899 0, ,98 % 5,487 Nilai 97,98 % atinya sebesa 97,98 % vaiasi besanya keuntungan (nilai Y) dipengauhi oleh vaiasi besanya luas lahan (nilai X).

10 1. KORELASI PEARSON Pengujian Koefisien Koelasi Peason : 1. H 0 0 lawan H 1 0. Taaf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik Uji- t 4. Wilayah Kitik (Daeah Penolakan H 0 ) : t < t α/(n-) atau t > t α/(n-) t < t 0,05(10) atau t > t 0,05(10) t <,8 atau t >,8 5. Pehitungan : t n 1

11 1. KORELASI PEARSON 5. Pehitungan : t t n 1 0, ,00 t t 0, ,9798 (0,9899)(,77) t,05 6. Kesimpulan : Kaena nilai ( t,05) > ( t 0,05(10),8) maka disimpulkan untuk menolak H 0, atinya tedapat hubungan yang signifikan antaa keuntungan usahatani (Y) dengan luas lahan gaapan (X)

12 1. KORELASI PEARSON 6. Kesimpulan : Nilai t,05 dan t 0,05(10),8. Tolak H 0 Tolak H 0 Teima H 0,8,8,05

13 . KORELASI SPEARMAN 1. Jika tidak ada nilai pengamatan yang sama : s 1 6 d i n (n 1). Jika ada nilai pengamatan yang sama : x + y x y s. d x N 3 N Tx 1 Tx t 3 t 1 y N 3 N Ty 1 Ty t 3 t 1

14 . KORELASI SPEARMAN Contoh data beikut menggambakan Pengalaman Usahatani (X) dan Peneapan Teknologi (Y) dai 1 petani : No X Y No X Rank , , , , No X Rank ,5 74 1, , ,

15 . KORELASI SPEARMAN No X Y Rank-X Rank-Y d i ,5 0, ,5, , ,5 9 0, ,5 6,5 1, , ,5 11 6, , ,5 5 0, , , ,5 0,5 Jml,50

16 . KORELASI SPEARMAN d i,50 n 1 s 1 s 1 6 d i n (n 1) 6 (,50) 1 (144 1) 135 s 1 1 0,0787 0,

17 . KORELASI SPEARMAN Rank-X t Tx Rank-Y t Ty 3 3,0 1,5 0,5 5,5 0,5 6,5 0,5 8,5 0,5 11 3,0 Jml 5,0 Jml 1,0 Tx 5,0 Ty 1,0 n x 5, x 1,0 14 1

18 . KORELASI SPEARMAN d i,50 x 138 y 14 x + y x y s. d s (138).,5 (14) 57,5 s 0, ,971 s

19 . KORELASI SPEARMAN Pengujian Koefisien Koelasi Peason : 1. H 0 s 0 lawan H 1 s 0. Taaf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik Uji- t 4. Wilayah Kitik (Daeah Penolakan H 0 ) : t < t α/(n-1) atau t > t α/(n-1) t < t 0,05(10) atau t > t 0,05(10) t <,8 atau t >,8 5. Pehitungan : t n s 1 s

20 . KORELASI SPEARMAN 5. Pehitungan : t t 0,9197 t 7, Kesimpulan : n s 1 s 10 0, 1541 t t 0, ,8459 (0,9197)(8,0560) Kaena nilai ( t 7,409) > ( t 0,05(10),8) maka disimpulkan untuk menolak H 0, atinya tedapat hubungan yang signifikan antaa pengalaman usahatani (X) dengan peneapan teknologi (Y)

21 3. KORELASI PHI Koefisien koelasi phi φ meupakan ukuan deajat keeatan hubungan antaa dua vaiabel dengan skala nominal yang besifat dikotomi (dipisahduakan). Bais Jumlah Kolom A B C D (A+C) (B+D) Jumlah (A+B) (C+D) N φ A.D B.C (A+B)(C+D)(A+C)(B+D)

22 3. KORELASI PHI Uji signifikansi φ dilakukan dengan statistik χ Peason : X [ o i e i 0,5 ] db-x (b 1)(k 1) e i Atau dengan umus : N [ A.D B.C 0,5 N ] X db-x (b 1)(k 1) (A+B)(C+D)(A+C)(B+D)

23 3. KORELASI PHI Contoh : Data beikut menggambakan banyaknya petani tebu bedasakan penggunaan jenis pupuk dan caa tanam. Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Kepasan Jumlah Tentukan nilai Koefisien Koelasinya dan Ujilah pada taaf nyata 1% apakah penggunaan jenis pupuk tegantung dai caa tanamnya?

24 3. KORELASI PHI Jawab : Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Kepasan Jumlah φ A.D B.C (A+B)(C+D)(A+C)(B+D) (5)(7) (9)(9) φ (14)(16)(14)(16) φ 0,054

25 3. KORELASI PHI Uji Koefisien Koelasi phi : 1. H 0 φ 0 lawan H 1 φ 0. Taaf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik Uji- X 4. Wilayah Kitik (Daeah Penolakan H 0 ) : X >X 0,05(1) atau X > 3, Pehitungan : Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah o i e i o i Tanam Awal Kepasan 5 9 6,53 7, ,47 8, Jumlah e i

26 3. KORELASI PHI Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah o i e i o i Tanam Awal Kepasan 5 9 6,53 7, ,47 8, Jumlah [ o i e i 0,5 ] X e i [ 5 6,53 0,5] [ 7 8,53 0,5] X + + 0,571 5, Kesimpulan Kaena nilai (X 0,571) < (X 0,05(1) 6,635) maka H 0 diteima atinya penggunaan jenis pupuk tidak tegantung pada caa tanam. e i

27 3. KORELASI PHI Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Kepasan Jumlah X N [ A.D B.C 0,5 N ] (A+B)(C+D)(A+C)(B+D) 30 [ ,5(30) ] (14)(16)(14)(16) 30 [ ] 8830 X 0,

28 4. KORELASI CRAMER V A.D B.C (A+B)(C+D)(A+C)(B+D) Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Kepasan Jumlah (5)(7) (9)(9) V (14)(16)(14)(16) V 0,054

29 4. KORELASI KONTINGENSI Koefisien kontingensi C meupakan ukuan koelasi antaa dua vaiabel kategoi yang disusun dalam tabel kontingensi beukuan b x k. Pengujian tehadap koefisien kontingensi C digunakan sebagai Uji Kebebasan (Uji Independensi) antaa dua vaiabel. Jadi apabila hipotesis nol dinyatakan sebagai C 0 diteima, beati kedua vaiabel tesebut besifat bebas. C χ χ + n X (o i e i ) db-x (b 1)(k 1) e i

30 4. KORELASI KONTINGENSI Contoh : Ada anggapan bahwa pelayanan bank swasta tehadap paa nasabahnya lebih memuaskan dai pada bank pemeintah. Untuk mengetahui hal tesebut, maka dilakukan wawancaa tehadap nasabah bank swasta dan bank pemeintah masing-masing sebanyak 40 oang. Hasil wawancaa yang tecatat adalah : Swasta Pemeintah Tidak Puas Netal 9 5 Puas 15 5

31 4. KORELASI KONTINGENSI 1. H 0 C 0 lawan H 1 C 0. Taaf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik Uji- X 4. Wilayah Kitik (Daeah Penolakan H 0 ) : X >X 0,05() atau X > 5, Pehitungan : Swasta Pemeintah o i e i o i e i Jumlah Tidak Puas Netal Puas Jumlah

32 4. KORELASI KONTINGENSI Swasta Pemeintah o i e i o i e i Jumlah Tidak Puas Netal Puas Jumlah (o i e i ) (16 13) (5 0) X + + 5,07 e i 13 0 X 5,07 C 0,0591 0,43 X + n 5,

33 4. KORELASI KONTINGENSI 6. Kesimpulan : Kaena nilai (X 5,07) < (X 0,05() 5,991) maka H 0 diteima atinya hubungan antaa kedua vaiabel tesebut besifat tidak nyata (tingkat kepuasan nasabah tehadap pelayanan bank swasta tidak bebeda nyata dengan bank pemeintah).

34 5. KORELASI BISERI Koefisien koelasi bisei meupakan ukuan deajat keeatan hubungan antaa Y yang kontinu (kuantitatif) dengan X yang diskit besifat dikotomi. b ( ) Y 1 u Y S Y p.q b Koefisien Koelasi Bisei Y 1 Rata-ata Vaiabel Y untuk kategoi ke-1 Y Rata-ata Vaiabel Y untuk kategoi ke- p Poposi kategoi ke-1 q 1 p u Tinggi odinat kuva z dengan peluang p dan q Simpangan Baku Vaiabel Y S y

35 5. KORELASI BISERI Data beikut meupakan hasil nilai ujian statistika dai 145 mahasiswa yang belaja dan tidak belaja. Nilai Ujian Jumlah Mahasiswa Belaja Tidak Belaja Total Total

36 5. KORELASI BISERI Inteval Y 1 F FY 1 Y F FY Jumlah Rata-ata 79,38 66,19 Rata-ata Y 1 79,38 dan Y 66,19. p 1/145 0,14 q 0,86 Sy 9,6 dan u 0,3

37 5. KORELASI BISERI b ( ) Y 1 u Y S Y p.q b b ( 79,38 66,19 ) ( 0,14 )( 0,86 ) ( 0,3 )( 9,6 ) ( 13,19 ) ( 0,10 ) (,065 ) ( 1,588 ) b 0,769 (,065 )

38 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL 1. Koelasi Linea Ganda Untuk egesi linie ganda Y b 0 + b 1 X 1 + b X + + b k X k, maka koefisien koelasi ganda dihitung dai Koefsisien Deteminasi dengan umus : JKR b 1 x 1 y + b 1 x y + + b k x k y JKG y JKR JKG x i y y Jumlah Kuadat Regesi Jumlah Kuadat Galat X I Y ( X I ) ( Y ) / n Y ( Y ) / n

39 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Tabel beikut menunjukkan sko tes kecedasan (X 1 ), fekuensi membolos (X ) dan nilai ujian statistika (Y) dai 1 mahasiswa : Sko tes (X1) Fek. Bolos (X) Nilai (Y) X 1 75 X 43 X X 195 X 1 X.540 Y X 1 Y X Y 3.581

40 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Dai tabel tesebut hubungan fungsional yang dapat dibangun yaitu : Y b 0 + b 1 X 1 + b X. Kemudian pesamaan nomal yang dapat dibentuk yaitu : Y b 0 n + b 1 X 1 + b X X 1 Y X Y b 0 X 1 + b 1 X 1 + b X 1 X b 0 X + b 1 X 1 X + b X Matik dai pesamaan nomal diatas : n X 1 X b 0 Y X 1 X 1 X 1 X b 1 X 1 Y X X X 1 X X Y b

41 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Nilai b 0, b 1 dan b dapat dihitung dai : 1. Pesamaan Nomal : (a) Substitusi, dan (b) Eliminasi. Matiks : (a) Deteminan Matiks, dan (b) Inves Matiks Melalui salah satu caa diatas dipeoleh nilai b 0 7,54 b 1 0,9 b 0,84

42 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL X 1 75 X 43 X X 195 X 1 X.540 Y X 1 Y X Y Y b 0 7,54 b 1 0,9 b 0,84 Analisis Ragam : 1. FK ( Y) / n (1,011) / ,75. JKT Y FK ,175,75 78,5 3. JKR b 1 [ ( X 1 Y ( X 1 )( Y)/n ] + b [ ( X Y ( X )( Y)/n ] 0,9 [ ( (75)(1.011)/1 ] + 0,84 [ (3.581 (43)(1.011)/1 ] 556, , JKG JKT JKR 78,5 544, ,654

43 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Analisis Ragam : 1. FK ,75. JKT 78,5 3. JKR 544, JKG 183,654 No Vaiasi DB JK KT F F 5% 1 Regesi 544,596 7,98 13,344 4,56 Galat 9 183,654 0,406 Total 11 78,50 JKR 544,596 0,7478 0,8648 JKG 78,50

44 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Pengujian Koelasi Ganda : F F y/1, / k (1 y/1, ) / (n k 1) y/1, / db-r (1 y/1, ) / db-g db-r Deajat Bebas Regesi db-g Deajat Bebas Galat

45 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL 0,7478 ; 0,8648 ; db-r ; db-g 9 F y/1, / db-r (1 y/1, ) / db-g (0,7478) / 0,3739 F 13,343 (1 0,7478) / 9 0,080 F 0,05( ; 9) 4,565 Kaena nilai ( F 13,343) > ( F 0,05( ; 9) 4,565) atinya koefisien koelasi ganda tesebut besifat nyata.

46 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL. Koefisien Koelasi Pasial : A. Koelasi X 1 dengan Y jika X tetap : y1 y 1. y 1/ y 1. ( ) ( ) 1 1 B. Koelasi X dengan Y jika X 1 tetap : y y1 1. y /1 y1 1. y1 koelasi antaa Y dengan X 1 y koelasi antaa Y dengan X 1 koelasi antaa X 1 dengan X ( ) ( ) 1 1

47 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL. Koefisien Koelasi Pasial : n X 1 Y ( X 1 )( Y) y1 [ n X 1 ( X 1 ) ] [ n Y ( Y) ] y 1 n X Y ( X )( Y) [ n X ( X ) ] [ n Y ( Y) ] n X 1 X ( X 1 )( X ) [ n X 1 ( X 1 ) ] [ n X ( X ) ]

48 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL. Koefisien Koelasi Pasial : y1 0,86 ; y1 0,743 ; y 0,4 Y 0,059 ; 1 0,349 ; 1 0,1 A. Koelasi X 1 dengan Y jika X tetap : y1 y 1. y 1/ y 1. ( ) ( ) 1 1 y1/ 0,86 ( 0,4)( 0,349) ( 1 (0,059) ) ( 1 0,1) 0,778 y1 / 0, 855 0,909 y1 /

49 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL. Koefisien Koelasi Pasial : y1 0,86 ; y1 0,743 ; y 0,4 Y 0,059 ; 1 0,349 ; 1 0,1 B. Koelasi X dengan Y jika X 1 tetap : y y1 1. y /1 y1 1. ( ) ( ) 1 1 y1/ 0,4 (0,86)( 0,349) ( 1 (0,941) ) ( 1 0,1) 0,059 y1 / 0, 14 0,475 y1 /

50 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Pengujian Koefisien Koelasi Pasial : y1/ 0,855 ; y1/ 0,731 ; y/1 0,14 ; Y/1 0,015 n 3 t yi/ j 1 yi/ j A. Koelasi X 1 dengan Y jika X tetap ( y1/ ) : 9 t 0,855 t 4, ,731 t 0,05(9),6 Koelasi Signifikan

51 6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL Pengujian Koefisien Koelasi Pasial : y1/ 0,855 ; y1/ 0,731 ; y/1 0,14 ; Y/1 0,015 n 3 t yi/ j 1 yi/ j B. Koelasi X dengan Y jika X 1 tetap ( y/1 ) : 9 t 0, 14 t 0, ,015 t 0,05(9),6 Koelasi Tidak Signifikan

52 7. KORELASI DATA DIKELOMPOKKAN n f i.xy ( f x.x)( f y.y) [ n f x.x ( fx.x) ] [ n f y.y ( f y.y) ] Atau : n f i.c x.c y ( f x.c x )( f y.c y ) [ n f x.c x ( f x.c x ) ] [ n f y.c y ( f y.c y ) ]

53 7. KORELASI DATA DIKELOMPOKKAN Contoh : Pendapatan (X) dan Pengeluaan (Y) Bulanan (ibu upiah) kayawan sebuah pabik : Out Put (Y) In Put (X) Jumlah (fy ) Jumlah (fx) n 43

54 7. KORELASI DATA DIKELOMPOKKAN Y X 10,5 30,5 50,5 70,5 90,5 Cy.Cx fy fy.cy fy.cy f i CxCy 10, , , , , fx fx.cx fx.cx fi Cx.Cy

55 7. KORELASI DATA DIKELOMPOKKAN Caa mencai f i C x.c y 8 pada titik tengah (X) 30,5 adalah : 8 ()( )( 1) + (4)( 1)( 1) + (1)(0)( 1) n f i.c x.c y ( f x.c x )( f y.c y ) [ n f x.c x ( f x.c x ) ] [ n f y.c y ( f y.c y ) ] 43 (39) (3) (5) 0,67 [ 43 (61) (3) ] [ 43 (61) (5) ]

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hhipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada VALIDITAS a. Pengetian Validitas adalah suatu ukuan yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tesebut menguku apa yang hendak diuku. Tes memiliki validitas yang

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 I. ANALISIS REGRESI 1. 2. Regresi Linear : Regresi Linear Sederhana

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

REGRESI. Imam Gunawan

REGRESI. Imam Gunawan REGRESI Imam Gunawan REGRESI LINIER SEDERHANA (SATU PREDIKTOR / INDEPENDEN) Pesamaan: Ŷ = a + bx Ŷ : Subyek dalam vaiabel dependen yang dipediksi a : Haga Y bila X = 0 (konstan) b : Angka aah / koefisien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan

Lebih terperinci

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS 3. Pendahuluan Dalam egesi linie sedehana telah dipelajai analisis egesi yang tedii atas dua vaiabel. Dalam pembicaaan tesebut di mana analisisnya tedii

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomo 1, Tahun 017, Halaman 31-40 Online di: http://ejounal-s1.undip.ac.id/inde.php/gaussian ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN Fada Nu Sa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6 B AB IV H ASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaan Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejaah Singkat SMK Negei 1 Goontalo SMK Negei 1 Goontalo secaa esmi didiikan tahun 1954 nama SMEA Negei Goontalo status swasta. Kemudian

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE 2011-2013 Ditulis untuk Memenuhi Syaat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI (Junal) Oleh EKA MULYANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 04 ABSTRACT THE POWER RELATIONS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

log log. log q 1 log. log15

log log. log q 1 log. log15 . Bentuk sedehana dai ( + ( 0 adalah. a. b. + c. 8 d. 8 + e. 8 + Soal Ujian Nasional Tahun 007 ( + ( 0 = ( + (. = ( + ( = + + = + 8. Jika log = a dan log = b, maka log 0 =. a. b. c. d. e. a ab a( b a b

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design Rancangan Buju Sangka Latin (RBSL) Latice Squae Design RBSL (Rancangan Buju Sangka Latin) Di bebeapa kasus, memungkinkan kita untuk mengontol dua atau lebih sumbe keagamaman RBSL digunakan apabila tedapat

Lebih terperinci