Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)
|
|
- Dewi Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com 1, Bambangsetianugoho@yahoo.com 2, Bsyihabuddin@gmail.com 3 Abstak Synthetic apetue ada (SAR) adalah teknologi ada yang dikembangkan untuk mengatasi ketebatasan optical camea yang lebih dahulu digunakan untuk aplikasi pengindeaan pemukaan bumi dalam jaak jauh (emote sensing). SAR menyajikan infomasi dalam bentuk cita atau gamba (ada imaging) yang memanfaatkan pinsip keja gelombang elektomagnetik yang bekeja pada fekuensi 1,265GHz 1,275GHz sebagai saana pengambilan data aga dapat diopeasikan dalam segala cuaca baik siang ataupun malam. Untuk mendapatkan hasil yang akuat dibutuhkan pengaahan bekas antena yang tepat dan fokus. Masalah pengaahan bekas antena dapat diatasi dengan teknik pembentukan pola adiasi atau biasa dikenal dengan beamfoming. Beamfoming bisa dilakukan dengan menambahkan pencatu pada antena, salah satu pencatu antena yang dapat membentuk 2 aah bekas adalah hybid 90. Apabila diinginkan lebih dai 2 aah bekas, pencatu antena pembentuk banyak aah yang dapat digunakan, diantaanya adalah Rotman Lens, Blass matiks atau Butle Matix. Butle Matix memiliki kelebihan diantaa ketiga pembentuk banyak aah bekas, kaena lebih sedehana dan membutuhkan jumlah pengkopel hybid 90 yang lebih sedikit sehingga dapat menguangi dimensi. Pada penelitian ini akan diancang Butle matix 4x4 pada fekuensi 1,27 GHz untuk diaplikasikan pada Synthetic apetue ada (SAR). Adapun komponen penyusunnya tedii dai 4 hybid 90, 1 cossove dan 2 phase shifte 45 dibuat menggunakan micostip dengan jenis substat FR4 Epoxy dengan ketebalan 1,6 mm. Butle matix 4x4 yang diancang pada fekuensi 1,27 GHz menggunakan softwae ADS menghasilkan etun loss dan isolation 10dB, insetion loss 10dB dan kesalahan fasa 10. Kata Kunci: Beamfoming, Butle matix 4x4, Synthetic apetue ada 1. Pendahuluan Teknologi pengindaan jauh (Remote sensing) saat ini sedang dikembangkan kaena memiliki manfaat yang luas. Synthetic apetue ada (SAR) temasuk kedalam micowave emote sensing yaitu pengindaan jauh menggunakan gelombang micowave. SAR sangat cocok digunakan untuk daeah topis kaena SAR dapat bekeja dalam cuaca apapaun baik siang atau pun malam. Tidak sepeti emote sensing yang pengambilan datanya menggunakan platfom satelit dengan teknologi kamea, SAR dapat bekeja menembus awan, kabut, hujan atau benda lainnya yang menutupi bumi[2] Pada SAR dibutuhkan pengaahan bekas antena yang bisa bekeja dengan baik dan akuat aga didapat beamwidth yang teaah. Salah satu caa untuk mengatasi masalah beamwidth yang seing digunakan adalah dengan menggunakan teknik pembentukan pola adiasi atau biasa disebut beamfoming. Pembentukan pola adiasi/ beamfoming bisa dilakukan dengan menambahkan pencatu pada antena, salah satu pencatu antena yang dapat membentuk 2 aah bekas adalah hybid 90. Apabila diinginkan lebih dai 2 aah bekas, pencatu antena pembentuk banyak aah yang dapat digunakan, diantaanya adalah Rotman Lens, Blass matiks atau Butle Matix. Butle Matix memiliki kelebihan diantaa ketiga pembentuk banyak aah bekas, kaena lebih sedehana dan membutuhkan jumlah pengkopel hybid 90 yang lebih sedikit sehingga dapat menguangi ukuan (dimensi). Pengkopel hybid 90 pada jaingan pembentuk banyak aah bekas befungsi sebagai pembagi daya. [4] Pada penelitian yang telah ada sebelumnya [1], didesain dan diealisasikan Wideband Butle matix 4x4 untuk switched beam adaptive antenna. Hasil dai penelitian ini adalah wideband Butle Matix4x4 dengan dimensi yang lebih kecil kaena cossove yang digunakan hanya 1 buah sedangkan pada umumnya cossove yang digunakan adalah 2 buah. Adapula penelitian Penelitian yang telah ada sebelumnya [5] peancangan dan ealisasi Butle matix 4x4 pada Fekuensi 2,3 GHz untuk aplikasi mobile WiMax. Pada penelitian ini akan diancang Butle Matix 4x4 dengan fekuensi yang bebeda dai penelitian sebelumnya yaitu pada fekuensi 1,27 GHz yang akan diaplikasikan untuk teknologi SAR menggunakan softwae Advanced Design System (ADS). Adapun spesifikasi yang diingankan adalah sebagai beikut : insetion loss 10 db, etun loss 10dB dan kesalahan fasa 10. 1
2 2. Caa Peancangan Butle matix 4x4 Untuk meancang Butle Matix menggunakan softwae simulato Advanced Design System (ADS) telebih dahulu diancang komponen penyusunnya yaitu, hybid 90, cossove dan phase shifte 45. Komponenkomponen ini diancang dalam mikostip yang bebahan substat FR4 Epoxy. Bahan substat akan bepengauh tehadap dimesi dai komponenkomponen tesebut. Setelah mendesain dan mengoptim komponen penyusunnya maka komponenkomponen tesebut digabungkan menjadi sebuah Butle Matix 4x Saluan Mikostip Saluan tansmisi mikostip tesusun dai dua kondukto, yaitu sebuah stip dengan leba w dan bidang pentanahan, keduanya dipisahkan oleh suatu substat yang memiliki konstanta dielektik elatif ( ) dengan tinggi h sepeti ditunjukkan pada Gamba 2.1 Gamba 2. 1 Saluan Mikostip Saluan mikostip meupakan jenis saluan tansmisi yang digunakan untuk teknologi gelombang miko. Saluan mikostip sangat tekenal penggunaanya disebabkan poses pembuatannya yang elatif mudah dengan caa photolithogaphic (pintedcicuit) dan dapat diintegasikan pada peangkat micowave aktif maupun pasif [1]. Beikut ini meupakan bebeapa efeensi pehitungan dai paamete yang tedapat pada saluan mikostip: A 8e 2 A W e 2 d 2 B 1 ln c. Rasio W/d dengan Z 0 A 60 Untuk W/d <1 (2.3) 1 2 2B 1 ln B B 2Z 0,61 0, , 11 0, (2.4) (2.5) (2.6) dimana ε adalah konstanta dielektik bahan yang tegantung dai substat yang digunakan. 2.2 Butle matix 4x4 Butle Matix adalah angakain micowave yang memiliki N masukan dan N keluaan yang digunakan dalam beamfoming dan switched beam pada susunan antena linie maupun sikula. Butle Matix meupakan salah satu pencatu yang menghasilkan banyak aah bekas, dimana pengkopel hybid 90 meupakan komponen utamanya[4]. Adapun penyusun Butle Matix selain hybid 90 adalah cossove dan phase shifte/penggese fasa. a. Panjang gelombang Panjang gelombang dalam saluan dengan Gamba 2. 2 Blok Diagam Conventional Butle matix 4x4 konstanta dielektik adalah Pada umumnya desain Butle matix 4x4 c d (2.1) menggunakan 2 buah cossove, yang teletak ditengah (2.1) f dan pada pot keluaan. Namun pada tugas akhi ini akan diancang Butle matix 4x4 dengan menghilangkan satu buah cossove pada pot keluaan. b. Konstanta dielektik efektif Tujuan menghilangkan cossove yang teletak pada Konstanta dielektik efektif nilainya adalah pot keluaan adalah untuk mempekecil dimensi Butle 1 < ε e < ε matix 4x4 dan mempekecil ugiugi. Namun hal ini menyebabkan uutan pot akan beubah, yaitu pot e akan beubah menjadi pot 7 begitupun sebaliknya d / W Jika angkaian tanpa ugiugi dan semua pot dalam keadaan matched, daya keluaan pada tiap pot Untuk W/d 1 (2.2) keluaan adalah sepeempat daya W/d masukan. 1 Pencatuan w pada masingmasing pot akan menghasilkan beda fasa 2 e ( 0.04(1 ) ) d / W h 2
3 yang bebeda pada pot output sehingga akan menyebabkan pebedaan aah bekas keaah tetentu[1]. Tabel 2. 1 Beda Fasa Keluain Butle matix 4x4 2.3 Hybid 90 Pengkopel Hybid 90 meupakan komponen utama dai pencatu antena banyak aah Butle Matix. Pengkopel hybid meupakan salah satu jenis Diectional couple dimana memiliki pembagian daya yang sama besa. Pengkopel hybid 90 memiliki pebedaan fasa antaa teminal keluaan 90 (quadatue)[4]. Apabila teminal 1 meupakan teminal masukan, maka teminal 2 meupakan teminal isolasi, teminal 3 adalah teminal langsung (diect pot) dan teminal 4 meupakan teminal yang tekople (coupled pot). Bila suatu pengkopel hybid 90 dicatu dengan impedansi sebesa Zo, maka nilai impedansi pada lengan shunt = Zo dan nilai impedansi pada lengan seinya = Zo/. Sedangkan jaak anta lengan λ/4 ditentukan oleh fekuensi esonansi yang diinginkan. keseimbangan amplitudo sehingga tidak dapat mencapai pebedaan ideal 0dB. 2.4 Cossove Cossove dikenal sebagai pengkoplel 0dB kaena pesyaatan coss line tansmission pada cossove memiliki minimal coupling (0dB) diantaa teminal keluaan[4] Bentuk tesebut meupakan dua pengkopel hybid yang dikaskade. Dengan kondisi yang tekaskade, sinyal hanya melewati teminal yang beada disisi lain dai teminal masukan pada banch line (coss line)[1]. Cossove dapat dibuat dengan menggabungkan Hybid 90 secaa sei[1]. Gamba 2. 4 Cossove Jika sinyal masuk pada pot 1, idealnya keluaan hanya ada pada pot 3 dengan amplitude yang sama dengan beda fasa 0 o. Sedangkan pada pot 2 dan pot 4 tidak ada sinyal yang lewat[1]. Cossove pada jaingan pembentuk banyak aah befungsi sebagai peangkat yang mengisolasi aus pada aah tetentu. Cossove yang banyak digunakan dalam penelitian adalah cossove yang dibentuk dai bebeapa pengkopel hybid yang dikaskade. Kekuangan caa tesebut akan menyebabkan ukuan yang lebih besa dengan kaakteistiknya besifat pita sempit[4]. Gamba 2. 3 Hybid 90 Pengkopel hybid 90 adalah pengkopel dengan pebedaan fasa sebesa 90 pada kedua keluaannya, yaitu pot though (teminal 3) dan pot coupled (teminal 4) [2]. Pada pengkopel hybid 90, koefisien insesi dan koefisien koplingnya memiliki nilai yang sama, beati pengkopel hybid 90 akan membagi daya sama besa pada teminal langsung dan teminal yang tekopel. Pengkopel hybid 90 yang ideal, sehausnya memiliki pebedaan daya diantaa kedua teminal keluaan sebesa 0dB, dan beda fasa antaa S31 dan S41 adalah 90 namun pada pakteknya, fekuensi mempengauhi 2.5 Phase shifte 45 Penggese fasa meupakan saluan tansmisi dengan panjang tetentu befungsi untuk menggese fasa sinyal yang dilewatkan[1] dan pada dasanya juga memiliki leba pita (impedance bandwidth) tebatas[2]. Untuk menggese fasa sebesa φ panjang saluan tansmisi yang dibutuhkan adalah :. dimana (2.8) (2.9) 3. Peancangan dan Analisis 3.1 Spesifikasi Butle matix 4x4 Dalam peancangan Butle matix 4x4 yang akan dikejakan pada penelitian ini dipelukan spesifikasi telebih dahulu, kemudian diancang dan disimulasikan. 3
4 Pada penelitian ini akan diancang Butle matix 4x4 dengan spesifikasi sebagai beikut: a. Fekuensi keja : 1,27 GHz b. kesalahan fasa : 10 d. Insetion loss : 10dB e. Retun loss dan Isolation : 10dB dan 4 telah mendekati 90 o, sehingga desain quadatue hybid telah memenuhi spesifikasi 3.2 Peancangan Hybid 90 Pehitungan dimensi hybid 90 menggunakan umus (2.1), (2.2), (2.3), (2.4), (2.5) dengan fekuensi 1,27GHz dan bahan substat FR4 Epoxy, maka didapatkan dimensi hybid 90 sebagai beikut: Tabel 3. 1 Dimensi Hybid 90 Impedan W L ε Saluan si (Ω) e (mm) (mm) Z ,2813 2, ,3553 3, Hasil simulasi desain awal menunjukan pegesean titik maximum pada S31 dan S41 pada fekuensi lebih dai fekuensi keja, nilai S31 dan S41 belum mendekati 3 db atau setengah daya masukan. Hal ini dapat tejadi akibat adanya ugiugi pada saluan. Gamba 3.12 menunjukan desain quadatue hybid yang telah dioptimasi. Gamba 3. 2 Insetion Loss, Retun Loss, dan Isolation pada Hybid 90 Gamba 3. 3 Hasil Fasa pada Hybid 90 Gamba 3. 1 Design Hybid 90 Dai hasil simulasi desain yang telah dioptimasi dengan mengubah panjang lengan paalel dan sei, dipeoleh nilai S31 dan S41 telah mendekati 3 db. Selain itu, nilai S11 (etun loss) dan S21 (isolation loss) sudah memenuhi spesifikasi yaitu 10 db pada fekuensi 1,27 GHz. Pebedaan fasa anta pot Peancangan Cossove Pehitungan dimensi cossove menggunakan umus (2.1), (2.2), (2.3), (2.4), (2.5) dengan fekuensi 1,27GHz dan bahan substat FR4 Epoxy, maka didapatkan dimensi hybid 90 sebagai beikut: Saluan Tabel 3. 3 Dimensi Cossove Impedansi ε (Ω) e W (mm) L(mm) Z ,2813 2, Tabel 3. 2 Hasil Simulasi Hybid 90 Fekuensi S11 S21 S31 S41 Beda Fasa 1.27 GHz 90,0 23,860 24,005 3,472 3,530 db db d db 86 o B 4
5 Gamba 3. 4 Design Cossove Tabel 3. 4 Hasil Simulasi Cossove Fekuensi S11 S21 S31 S41 Fasa S GHz 45,767 0,125 o 39,45 26,22 db 0,915 db db db Hasil simulasi cossove dipeoleh nilai insetion loss (S41) mendekati 0 db yaitu 0,125 db atau dengan fasa pada pot 4 sudah mendekati 0 o sehingga tidak tejadi pegesean fasa. Sedangkan nilai etun loss (S11), dan isolasi (S21 dan S31) dipeoleh nilai 10 db, yang atinya hampi tidak ada yang dilewatkan pada potpot tesebut, meskipun ada tapi masih dalam nilai yang dapat ditolei, sehingga desain cossove sudah memenuhi spesifikasi. Gamba 3. 6 Hasil fasa pada Cossove 3.3 Peancangan Phase shifte 45 Phase shifte yang akan diancang pada tugas akhi ini adalah phase shifte 45 sebanyak 2 buah. Untuk mendesainnya leba phase shifte haus sama dengan leba cossove. Gamba 3. 7 Design Phase shifte 45 Dai hasil simulasi dipeoleh nilai S11 (etun loss) kuang dai 10 db yaitu 26,06, S21 (insetion loss) mendekati 0 db yaitu 0,664, dan pebedaan fasa antaa pot keluaan S21 44,977 o pada fekuensi 1,27 GHz, sehingga desain phase shifte 45 o sudah sesuai spesifikasi. Gamba 3. 5 Insetion loss, etun loss, isolation pada Cossove Gamba 3. 8 Insetion loss dan Retun loss pada Phase shifte 45 5
6 Gamba 3. 9 Hasil fasa pada Phase shifte Peancangan Butle matix 4x4 Peancangan desian Butle matix 4x4 didapat dengan menggabungakan 4 buah hybid 90, 1 buah cossove dan 2 buah phase shifte 45 yang telah dioptimasi. Dibawah ini adalah desain akhi Conventional Butle matix 4x4: Gamba Insetion loss, etun loss, isolation pada Butle Matix Idealnya hasil insetion loss pada pot keluaan adalah 6dB, atau ¼ daya masukan, namun pada hasil simulasi ada sedikit pegesean nilai insetion loss dikaenakan adanya ugiugi pada saluan. Gamba Design Butle matix 4x4 Dai hasil simulasi dipeoleh nilai S11 (etun loss) kuang dai 10 db, nilai S21, S31, S41 (isolasi) kuang dai 10 db, nilai S51, S61, S71, S81 (insetion loss) lebih dai 10 db dan pebedaan fasa anta pot keluaan dengan input pot 1,2,3, dan 4 secaa beuutan adalah adalah ± 45, ± 135, ± 135 dan ± 45. Desain Butle matix 4x4 sudah sesuai spesifikasi. Gamba Hasil fasa dengan input pot 1 6
7 Tabel 3. 5 Hasil fasa pada masingmasing pot Input Output Tabel 3. 6 Beda fasa pada masingmasing pot Gamba Hasil fasa dengan input pot 2 Pot Telihat dai tabel beda fasa anta pot sudah sesuai spesifikasi, yaitu dengan kesalahan fasa 10. Gamba Hasil fasa dengan input pot 3 4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditaik dai penelitian ini adalah 1. Menguangi jumlah cossove menjadi hanya satu buah memang akan mempekecil dimensi antena, tapi menjadikan keluaan fasa tidak beuutan, yaitu antaa pot 6 dan pot Untuk mendapatkan hasil Butle Matix sesuai yang dihaapkan, maka semua komponennya pun haus diancang sesuai spesifikasi juga. 3. Dai hasil penelitian yang dilakukan, telah dipeoleh hasil simulasi Butle Matix 4x4 yang sesuai dengan kaakteistik yang dihaapkan pada fekuensi 1,27 GHz dengan insetion loss 10 db, etun loss dan isolation 10 db dan kesalahan fasa 10. Gamba Hasil fasa dengan input pot 4 7
8 Ucapan Teima Kasih Pada kesempatan ini penulis mengucapkan teimakasih secaa tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang telah membantu dan mesuppot dalam pengejaan penelitian ini. Dafta Pustaka [1] Agustian Puta, Deny. Desain Dan Realisasi Wideband Butle Matix4x4 Untuk Switched Beam Adaptive Antenna. Bandung. Tugas Akhi S1 Juusan Teknik Telekomunikasi IT Telkom [2] Hamza Nachouane*, Abdellah Najid, Abdelwahed Tibak, Fatima Riouch. Boadband 4x4 Butle MatixUsing Wideband 90 hybid Couples and Cossoves fo Beamfoming Netwoks. National Institute of Posts and Telecommunications Rabat, Moocco. [3] Moleia, Albeto. Iaola, Paul Pats, dkk. A Tutoial on Synthetic Apetue Rada.Micowaves and Rada Institute of The Geman Aeoospace Cente (LDR). Gemany [4] Ningsih, Yuli Kunia. Pengkopel Hibib 90 Mikostip Non Linie Pita Leba dan Aplikasinya pada Butle Matixuntuk Antena dengan Banyak Aah Bekas pada XBand. Disetasi S3 Juusan Tenik Elelto Univesitas Indonesia. Depok [5] Pamungkas, Adiyanto Peancangan dan Realisasi Butle Matix4x4 pada Fekuensi 2,3 GHz untuk Aplikasi Mobile Wimax. Tugas Akhi S1 Juusan Teknik Telekomunikasi IT Telkom. [6] Riyadi, Taufik Pihananto. Design And Realization Of Dual Phase Shifte Butle Matix 4x4 Using Pin Diode SwitchedLine Methode. Bandung. Tugas Akhi S1 Teknik Telekomunikasi IT Telkom [7] Widdhi Bhowmik, Shweta Sivastava. Optimum Design of a 4x4 Plana Butle MatixAay fo WLAN Application. Jounal Of Telecommunications, Volume 2, Issue 1, Apil
PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI
Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciRancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz
Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA 2400-2483.5 MHz Publikasi Junal Skipsi Disusun oleh: SOFYAN ARIE SANDI NIM. 0710630084-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY
BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity
Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S
BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan
Lebih terperinciANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ Rio Juli Henda*, Yusnita Rahayu**, Ey Safianti** *Alumni Teknik Elekto Univesitas
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz Yuli Chistyono *), Imam Santoso, and Rahmat Dwi Cahyo Juusan Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo, Jalan Pof. Sudhato, Tembalang,
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,
Lebih terperinciDESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ
Junal ELTEK, Vol 11 No 02, Oktobe 2013 ISSN 1693-4024 DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ 42 Waluyo 1 dan Dyan Nastiti Novikasai 2 Abstak Pemasalahan
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)
Ampliie Vol. 6 No. 2, Mei 2016 Antena Mikostip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Fekuensi Keja 2,4 GHz (Fekuensi WIFI) Junas Haidi* 1 Pogam Studi Teknik Elekto Univesitas Bengkulu, E-mail: junas.haidi@unib.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 ANTENA MIKROSTRIP Konsep tentang antena mikostip petama sekali diusulkan oleh Deschamps pada tahun 1953, dan mendapatkan hak patennya pada tahun 1955 atas nama Gutton dan Baissinot.
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi
39 Antena Mikostip Cicula Aay Dual Fekuensi Dwi Fadila Kuniawan, Efan Achmad Dahlan dan Aiestya Yoga Patama Abstact Application of GPS and GSM in one cellula phone need a single antenna that have dual
Lebih terperinciMICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR
JTEUNPAK 5 Ditebitkan di Bogo Junal Teknik Elekto Univesitas Pakuan MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR I Hey Satia Utama,MT Abstak Indonesia adalah Negaa kepulauan yang tesusun
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz.
PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz Oleh: Riza Zakaia Helmi, Pembimbing Petama : I. Moch Yunus, M.Eng.
Lebih terperinciDina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1
Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan
Lebih terperinciAbstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar
Peancangan dan Pembuatan Antena Mikostip Pada Fekeunsi 145.9 MHz dan 436.5 MHz Tepolaisasi Sikula dan Bepolaadiasi Dieksional Untuk Potable Tansceive Satelit. Rizadi Sasmita Dawis, Eko Setijadi, Gamantyo
Lebih terperinciPERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF
EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua
Lebih terperinci(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii
ISSN 1411-597 (MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Volume II, Edisi 4, Peiode Januai-Juni 14 Hal.» Kata Penganta i» Dafta Isi ii» Analisa Pengauh Pelebaan Jalan Raya Tehadap Tingkat Pelayanan Jalan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF
Junal Nasional Teknik Elekto, Vol. 7, No. 1, Maet 2018 p-issn: 2302-2949, e-issn: 2407-7267 Antena Mikostip Linea Aay dengan Slot U untuk Intenal Pesawat Televisi pada Band Fekuensi UHF Aditya Wadhani
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciListrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.
LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP
TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP O L E H LEMUEL ARTIOS L. TOBING 05 0402 053 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ABSTRAK Saluan
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciPerencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna)
24 Peencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ulta Wide Band)Mahkota (Cown Antenna) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan pekembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi
Lebih terperinciVDC Variabel. P in I = 12 R AC
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciTorsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad
Lebih terperinciAplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.
Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip Patc Pesegi Untuk Komunikasi Begeak Pada Fekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Si Hadiati*, Yuyu ayu *, Suci Ramadita ** *)Peneliti Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN
ABSTRACT ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN Iskanda Fiti 1 Mikostip slot antenna is one of techniques in design of micostip antenna that has a potential fo wide bandwidth. The bandwidth in
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2
LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis
Lebih terperinciStudi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar
Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perangkat pemancar saat ini membutuhkan mekanisme pembagi daya untuk merealisasikannya. Pembagi daya ini digunakan untuk membagi daya pancar yang berasal
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis
LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding
Lebih terperinciBUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG
247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing
Lebih terperinciHAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK
HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian
Lebih terperinciWatermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra
Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik
Lebih terperinciMAKALAH SABUK ELEMEN MESIN
MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga
Lebih terperinciMEDAN LISTRIK STATIS
Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciAplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.
Te t Industial Electonics Semina (IES ) Electonics Engineeing Polytecnic Institute of Suabaya (EEPIS), Indonesia, Nopembe 3, Communication and Netwok System Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.
* MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa
27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT M.Dasono 1 ABSTRACT A micostip antenna design with ciculaly
Lebih terperinciBAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji
5 BAB 2 DAAR PERANCANGAN COUPLER 2.1 DIRECTIONAL COUPLER Directional coupler memegang peranan penting dalam rangkaian microwave pasif. Divais ini di implementasikan dalam banyak cara untuk mendapatkan
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS
SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang
14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA
Posidin Temu Ilmiah Nasional Dosen Teknik 007 FT-UNTAR ISBN : 978-979-9973--6 STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA
Lebih terperinciESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].
BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinci[Type the document title]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem perangkat pemancar dan penerima saat ini memiliki kendala yaitu banyaknya multipath fading. Multipath fading adalah suatu fluktuasi daya atau naik turun nya
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat dan beragam, sehingga muncul standar teknologi yang baru dan semakin canggih. Di dalam suatu komunikasi umumnya terdapat
Lebih terperinciBAB II METODA GEOLISTRIK
BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik
Lebih terperinciKonsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :
Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinci