Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness"

Transkripsi

1 Junal Teknik Industi, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp ISSN X Penjadwalan Pola Alian Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tadiness Nufitiana Sandini 1, Lely Helina 2, M. Adha Ilhami 3 1, 2, 3 Juusan Teknik Industi Univesitas Sultan Ageng Titayasa nufitianasandini@yahoo.co.id 1, lelyhelina@yahoo.com 2, adha@ft-untita.ac.id 3 ABSTRAK Pengalokasian tugas-tugas (aktivitas) ke dalam suatu sumbe daya aga menghasilkan suatu hasil waktu yang optimal meupakan fokus utama dai belangsungnya sebuah peencanaan dan pengendalian poduksi suatu peusahaan. Salah satu elemen peencanaan dan pengendalian poduksi adalah penjadwalan. Penjadwalan adalah salah satu hal yang penting dalam peusahaan manufaktu dan menjadi pehatian yang seius di peusahaan. Penelitian ini diteapkan pada salah satu peusahaan manufaktu yang mempoduksi heavy condenses untuk nuclea PP, machining dan assembly of complete LP tubines. Adapun yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah pemasalahan penjadwalan yang masih konvensional pada komponen single pat dai salah satu poduk family yaitu BLR, dimana banyak job yang selesai tidak sesuai dengan due datenya. Poduk ini diposes pada lantai pe-fabikasi yang membentuk pola alian job shop 10-stages. Penelitian ini betujuan untuk melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode sistem lelang (auction based) untuk meminimasi Weighted Tadiness (WT) dan membandingkan jadwal poduksi bau dengan jadwal existing peusahaan. Model penjadwalan sistem lelang yang digunakan adalah model penjadwalan hasil penelitian Ilhami (2010) dengan modifikasi pada list scheduling. Pada penelitian ini, metode Ealiest Due Date (EDD) Muni dan EDD with pioity ule digunakan sebagai pebandingan dengan hasil penjadwalan sistem lelang. Dai hasil penelitian didapat nilai weighted tadiness penjadwalan dengan sistem lelang sebesa 369, sedangkan dengan metode EDD Muni, EDD with pioity ule dan jadwal existing peusahaan masing-masing membeikan nilai 390, 420 dan 466. Dai hasil analisa dapat diketahui bahwa penjadwalan sistem lelang adalah yang paling baik kaena membeikan nilai weighted tadiness paling minimum diantaa ketiga penjadwalan yang telah dilakukan. Kata kunci: Penjadwalan, Weighted Tadiness, Sistem Lelang, Ealiest Due Date (EDD). PENDAHULUAN Pengalokasian tugas-tugas (aktivitas) ke dalam suatu sumbe daya aga menghasilkan suatu hasil waktu yang optimal meupakan fokus utama dai belangsungnya sebuah peencanaan dan pengendalian poduksi suatu peusahaan. Peencanaan dan pengendalian poduksi befungsi sebagai peencanaan aktivitas untuk melapokan hasil opeasi dan meninjau kembali encana yang dipelukan aga keinginan yang dijadikan tujuan tecapai. Salah satu elemen dalam peencanaan dan pengendalian poduksi adalah penjadwalan [1]. Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumbe daya untuk mengejakan suatu job pada suatu waktu [2]. Oleh kaena itu, masalah penjadwalan menjadi pehatian yang seius di peusahaan. PT SPS adalah salah satu peusahaan manufaktu yang mempoduksi heavy condenses untuk nuclea PP, machining dan assembly of complete LP tubines. Adapun fokus pada penelitian ini adalah komponen single pat dai poduk BLR pada poses poduksi di lantai pe-fabikasi ini menggunakan 10 mesin (10 stages) yang membentuk pola alian job shop dan dalam poses poduksinya tedapat sebuah atuan pioitas pengejaan dai 3 komponen utama single pat (Oute ing, Intemediate ing dan Inne ing). Pemasalahan job shop scheduling temasuk kategoi kasus NP-had, kaena semakin besa ukuan poblem, maka waktu komputasi yang dipelukan untuk menyelesaikan poblem akan semakin lama. Misal tedapat kasus dengan 4 job dengan 3 mesin, sehingga total kemungkinan penjadwalan sebesa (4!) 3 = [3]. Sementaa itu, dalam penelitian ini tedapat 12 job dengan 10 mesin sehingga total kemungkinan penjadwalan adalah sebesa 636 x ini menunjukan pelunya waktu yang sangat lama untuk mendapatkan solusi optimal jika menggunakan pendekatan total enumeasi. Poduk BLR ini pada tahun 2012 mengalami banyak ketelambatan sehingga peusahaan haus dapat meminimasi job yang telambat, aga income peusahaan menjadi betambah kaena peusahaan tidak pelu mengeluakan biaya yang diakibatkan oleh ketelambatan poduksi. Penguangan ketelambatan yang tejadi di PT SPS dipelukan suatu metode penjadwalan bau untuk meminimasi weighted 145

2 tadiness. Untuk meminimasi weighted tadiness, salah satu metode yang dipakai dalam penjadwalan adalah penjadwalan sistem lelang sepeti yang dilakukan Ilhami pada penelitiannya di tahun Dalam bebeapa penelitian sebelumnya sepeti Julaeha [4] menguaikan tentang penggunaan penjadwalan metode lelang dalam penjadwalan mesin paalel. Pada penelitian tesebut penjadwalan hanya menguaikan penjadwalan pada mesin paalel, Wibisono [5] tentang penjadwalan lelang pada pola alian flexible flow shop 2-stage, dan Sai [6] yang menguaikan penjadwalan lelang pada penjadwalan single machine dimana dalam poses penjadwalannya mempetimbangkan pengauh pegantian gade. Semua penelitian tesebut telah membuktikan bahwa penjadwalan sistem lelang mampu mencapai kiteia pefomansi yang dihaapkan yaitu meminimasi weighted tadiness. Namun, penelitian-penelitian tesebut belum ada yang menguaikan mengenai penjadwalan dengan pola alian job shop. Untuk itu, pada penelitian ini akan menguaikan penjadwalan pada pola alian job shop dengan 10-stage pada poses pefabikasi komponen single pat BLR dengan menggunakan metode sistem lelang untuk mendapatkan nilai weighted tadiness yang minimal dan metode Ealiest due date (EDD) sebagai pembanding metode lelang. EDD yang digunakan tedii dai EDD yang mempetimbangkan atuan pioitas dan tanpa mempetimbangkan atuan pioitas (Muni). METODE PENELITIAN Metode penelitian dimulai dengan studi liteatu dan studi lapangan untuk mengetahui bagaimana kaakteistik dan situasi yang ada pada peusahaan, dilanjutkan dengan peumusan masalah untuk mengetahui pemasalahan apa saja yang akan dimunculkan, lalu menentukan tujuan penelitian dai peumusan masalah yang telah dibuat, dan menentukan batasan masalah untuk mendukung penelitian dan aga pemasalahan dan penelitian tidak meleba dai tujuan penelitian yang telah dibuat. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data umum peusahaan, jumlah dan jenis mesin yang digunakan, data poduksi, data duedate job, data waktu poses, dan data bobot ketelambatan. Dai data yang dipeoleh dilakukan pengolahan data dimana pengolahan data yang dilakukan adalah petama pengembangan algoitma penjadwalan sistem lelang pada pola alian job shop, kedua pehitungan penjadwalan dengan metode sistem lelang dan ketiga pehitungan penjadwalan dengan metode ealiest due date (EDD) Muni dan EDD with Pioity Rule. Adapun pengembangan algoitma sistem lelang tesebut yaitu atuan sistem lelang untuk pola alian job shop 10- stages yaitu penentuan atuan dan peumusan bidding, peubahan haga dengan sub gadient, dan modifikasi list scheduling dilanjutkan dengan peancangan algoitma sistem lelang dan uji coba model. Setelah diolah selanjutnya data dianalisa untuk menejemahkan hasil pengolahan data, kemudian menyimpulkannya untuk menjawab tujuan dai penelitian dan membe saan kepada peusahaan yang diteliti dan penelitian selanjutnya. Di bawah ini disajikan flow chat dai sistem lelang, Ealiest Due Date (EDD) Muni dan EDD with pioity ule. Mulai t = tc = Waktu sekaang (1) mesin Mengumumkan Lelang -Tetapkan Paaamete λ = 0, = 1, LB = 0, UB =,α = 2, dan t = cuent, lalu kiim ke job (4) Mesin mengubah jadwal Infeasible menjadi jadwal feasible -Jadwal feasible ditentukan dengan metode modified list scheduling. Lalu dai jadwal feasible dihitung UB dimana UB = min {UB -1, nilai P (λ feasible )} Dai UB dan LB, tentukan haga λ bau sesuai dengan konflik yang tejadi dengan menggunakan metode subgadient. (5) Mesin memeiksa Stopping Citeia -Hitung nilai (Ub LB)/Ub, dan cek α (jika Ub -LB =0,17 maka ubah nilai α menjadi α /2 (6) Mesin agent mengumumkan pemenang lelang - Tentukan pemenang lelang dengan kiteia yang telah di tentukan t = tc + 1 ya Mesin Menganggu? α < 0.5 atau Subgadient < 0,001 atau > 30 Ada opeasi dai job yang belum selesai? Selesai ya Gamba 1. Flow Chat Sistem Lelang Ya t = tc + 1 =

3 Mulai Mulai Penguutan Job dengan Metode EDD Muni Langkah 1 Pilih job i dengan due date tecepat Penguutan Job dengan Metode EDD with Pioity Rule Langkah 1 Pilih job i dengan due date tecepat Tedapat lebih dai 1 job dengan due date yang sama? Tedapat lebih dai 1 job dengan due date yang sama? Ya Ya Pilih job bedasakan outing existing Pilih job bedasakan atuan pioitas pengejaan job yaitu: 1. OUTER RING baik ST.3L, ST. 3R, ST 2L maupun ST. 2R dan INNER RING ST.3L, ST. 3R. 2. INTERMEDIATE RING baik ST.3L, ST. 3R, ST 2L maupun ST. 2R 3. INNER RING ST 2L dan ST. 2R. Langkah 2 Teima job i sebagai job pemenang Langkah 2 Teima job i sebagai job pemenang Membuat Gantt Chat penjadwalan EDD Muni bedasakan sequence yang didapat Membuat Gantt Chat penjadwalan EDD with piooty ule bedasakan sequence yang didapat Poses behenti Poses behenti Hitung weighted tadiness yang dihasilkan Hitung weighted tadiness yang dihasilkan Selesai Gamba 2. Flow Chat Metode EDD Muni Selesai Gamba 3. Flow Chat Metode EDD with Pioity Rule Tabel 1. Data Poduksi Komponen Single Pat BLR No Poject Job (komponen) Spesifikasi Jumlah (unit) Aival CNC Chamfe Debu Stamping Rolling Sawing Pocessing time (hai) SAW Rotay Blasting Tuning Dilling Fitting Welding ealiness lateness 1 3L OUTER RING ST.3L DG /22 & INNER RING ST.3L DG / L INTERMEDIATE RING LEFT DG / L INTERMEDIATE RING LEFT DG / Shoaiba II 2R OUTER RING ST.2R DG / CCPP - PR 2-2R INNER RING ST.2R DG / Bladeings 3R OUTER RING ST.3R DG /22 & INNER RING ST.3R DG / R INTERMEDIATE RING RIGHT DG / R INTERMEDIATE RING RIGHT DG / L OUTER RING ST.2L DG / L INNER RING ST.2L DG / POSCO 11 3L OUTER RING ST.3L DG /22 & INNER RING ST.3L DG / Powe L INTERMEDIATE RING LEFT DG / duedate Bobot 147

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1 di atas disajikan data poduksi untuk komponen single pat poduk Bladeing pada depatemen pe-fabikasi PT SPS untuk peiode 1-20 Novembe Pefomansi penjadwalan ini adalah meminimasi Weighted Tadiness (WT). Dimana WT adalah jumlah ealiness (E) dan lateness (L) yang telah dikali dengan nilai bobot ketelambatannya sehingga fomulasinya adalah: N T E L i1 t1 Dimana E max 0, di tx t1 it, L max 0, txit, di t1 Sehingga dapat ditulis: i max 0, di N t WT i1 t1 i max 0, tx t1 1 i, t Sehingga fungsi tujuannya dapat ditulis Ft min N i1 t1 WT Atuan Sistem Lelang (1) (2) (3) txi, t di (4) Model penjadwalan sistem lelang yang digunakan adalah model penjadwalan hasil penelitian Ilhami [7]. Dengan memodifikasi mekanisme lelang pada list scheduling. List scheduling adalah metode untuk membuat susunan (list) dai job-job yang akan digunakan untuk membuat jadwal feasible. (5) a. Peumusan Bids Oleh Job Untuk mencai bids yang akan dijadikan haga bidding job yang mempunyai nilai bids tekecil yang dipilih, jika tedapat bids yang sama maka bids yang dipilih adalah bids yang mempunyai stat time paling awal. Fomula yang digunakan adalah: (6) WT i = Weighted tadiness job i λmt = Multiplie lagange untuk mesin m pada peiode waktu t. Y ijm = Indeks {0, 1}, benilai 1 jika job i opeasi j dikejakan pada mesin m, benilai 0 jika tidak. X ijt = Meupakan vaiabel keputusan yang benilai {0, 1}, benilai 1 jika job i opeasi j selesai dikejakan di slot waktu t, dan benilai 0 jika tidak. Dalam menentukan peumusan posisi bids oleh job didasakan pada pendekatan fowad & backwad Scheduling. b. Mekanisme peubahan haga (λ) S Peubahan haga lamda (λ) dibuat aga dapat menguangi jumlah slot waktu yang tejadi konflik. Konflik adalah suatu keadaan dimana tedapat lebih dai satu job menginginkan slot waktu yang dimiliki mesin pada waktu yang besamaan. Peubahan haga lamda (λ) ini, menggunakan algoitma sub gadient [7] dan [8] Peubahan haga lamda (λ) dipengauhi oleh banyaknya konflik yang tejadi pada suatu slot waktu, konflik ini akan mempengauhi nilai sub gadient. Sub gadient dihitung untuk meng-update peubahan haga lamda λ dengan menggunakan umus: UB LB Dengan: t1 SG 2 mt x2 α = nilai alpha pada iteasi UB = Uppe bound pada iteasi LB = Lowe bound pada iteasi SG mt = Konflik yang tejadi pada suatu slot waktu tetentu pada mesin m di iteasi. N SGmt X it 1t waktu sekaang i1 (7) Haga lamda (λ) yang bau bedasakan pesamaan: 1 F max 0, s mt mt S SGmt Dengan: (8) λmt = Multiplie lagange (haga lamda) untuk mesin m pada peiode waktu t untuk iteasi +1 c. Peumusan jadwal feasible Jadwal yang dipeoleh dai jadwal inisial sangat memungkinkan menjadi tidak feasible kaena tejadinya konflik di bebeapa slot waktu, sehingga pelu adanya mekanisme yang membuat jadwal infeasible menjadi jadwal feasible yaitu dengan list schedulling. Modifikasi list scheduling tesebut adalah sebagai beikut. 1. Pilih job dengan stat time tecepat atau Ealiest possible stat time (PST). 2. Jika pada suatu mesin tedapat dua atau lebih job dengan stat time yang sama pada slot waktu t, maka digunakan kiteia ealiest due date (EDD). 3. Jika EDD sama maka pilih job yang mempunyai bobot lateness tebesa. 4. Jika bobot lateness sama maka pilih job dengan waktu poses tekecil/ Shotest pocessing Time (SPT) pada opeasi poses yang konflik tesebut. 148

5 5. Jika SPT sama maka pilih job dengan total waktu penyelesaian seluuh poses tebesa. 6. Jika lima kiteia di atas masih sama juga (masih tejadi konflik) maka pilih job dengan sisa waktu poses opeasi tebesa. 7. Jika masih tejadi konflik maka pilih sembaang. Peancangan Mekanisme Lelang Mekanisme lelang ini adalah tata caa pelelangan untuk mendapatkan solusi sistem yang mendekati optimal. Mekanisme penjadwalan sistem lelang yang digunakan pada penelitian ini menjadi: Langkah 1 Mesin Menginisiasi Paamete. Mesin menginiasiasi paamete yang dipelukan, dimana: t = Waktu sekaang λ mt = Ronde lelang = Multiplie lagange untuk peiode waktu t pada mesin (haga sebuah slot waktu), untuk = 1 nilai λ mt = 0 LB = Lowe bond, untuk = 1 nilai LB = 0 UB = Uppe bond, untuk =1 nilai UB = α = alpha, untuk =1 nilai α = 2 Mesin mengiimkan infomasi lamda (λ) ke job. Langkah 2 Job Membuat Bids (Penawaan). Job membuat bid dai infomasi lamda (λ) yang dikiim mesin, dengan mencai solusi tebaik. Pemilihan bid yang menjadi solusi tebaik dengan atuan sebagai beikut: a) Slot waktu yang mempunyai bid paling endah. b) Memiliki stat time yang paling awal. Lalu job akan mengiimkan infomasi kepada mesin. Langkah 3 Mesin Mengumpulkan Seluuh Bid dan Membentuk Jadwal Inisial. Mesin membuat jadwal inisial dan menghitung lowe bond (LB) adalah maksimal dai {LB -1, nilai dai LR(λ)}. Dimana LR(λ) dapat ditulis dengan umus (Ilhami, 2010) pada pesamaan 3.5 di bawah ini: Jika jadwal inisial sudah feasible maka onde lelang behenti, jika jadwal belum feasible lanjutkan ke langkah beikutnya. Langkah 4 Membuat Jadwal Feasible dan Menghitung Haga Lamda (λ) Bau. Membuat jadwal feasible dai jadwal inisial di langkah 3. Untuk membuat jadwal feasible tesebut dipelukan list scheduling untuk pemilihan job sebagai pemenang slot waktu yang dipeebutkan. Menghitung biaya penggunaan dai jadwal feasible dengan haga lamda (λ) yang telah di tetapkan pada langkah 1. Haga bid sebuah job pada mesin tetentu dengan menjumlahkan haga lamda selama slot waktu yang di-bidding oleh job. Menghitung uppe bond (UB) adalah minimal dai {UB -1, nilai dai LD(λ)}. Dimana LD(λ) dapat ditulis dengan umus (Ilhami, 2010). Mengecek gap dai sub gadient yang didapat, dengan umus: (11) Gap 0.17 α +1 = α, jika tidak maka 1 2 Langkah 5 Mesin memeiksa stopping citeia. Modifikasi menjadi: Sub gadient <0.001 Alpha α < 0.5 Iteasi >30 stopping citeia pada penelitian ini Jika salah satu kiteia pada stopping citeia tidak tepenuhi maka iteasi dilanjutkan ke langkah 2. Pehitungan Sistem Lelang Dai pehitungan dengan menggunakan sistem lelang sampai tepenuhi stopping citeia tedapat 6 iteasi. Tabel 3 adalah ekapitulasi hasil dai ke 12 iteasi tesebut. Dai hasil pehitungan didapat bahwa penjadwalan yang mendekati optimal tedapat pada iteasi 5 dengan nilai weighted tadiness 369. Tabel 2. Pehitungan weighted Tadiness sistem lelang Job Bids E L WE WL Bids + WT Total 513 T.Lamda 164 Selisih 350 Ub 350 WT 369 Tabel 3. Rekap Hasil Seluuh Iteasi Iteasi LB UB Alpha WT Sub Gadient Pada Gamba 4 di bawah ini disajikan bahwa nilai UB dan LB semakin bedekatan dengan seiingnya pegeakan iteasi. 149

6 Tabel 5.Pehitungan Weighted Tadiness Metode EDD with Pioity Rule Gamba 4. Gafik Pegeakan UB dan LB Nilai UB dan LB semakin bedekatan dengan seiingnya pegeakan iteasi (onde lelang). Semakin dekat selisih antaa UB dan LB, mengindikasikan bahwa jadwal yang dihasilkan dai bidding oleh job hampi sama dengan jadwal feasible yang dibuat mesin. Atinya konflik yang tejadi makin kecil dan jadwal semakin feasible. Idealnya adalah jadwal yang dihasilkan dai hasil bidding oleh job itu sama dengan jadwal yang dibuat oleh mesin yang atinya Ub sama dengan Lb. Pebandingan dengan Metode EDD Hasil pehitungan dengan Ealiest Due Date akan dibandingkan dengan hasil pehitungan dengan penjadwalan sistem lelang. Hal ini dimaksudkan aga dapat diketahui metode mana yang lebih mendekati nilai optimal dengan pefomansi minimasi weighted tadiness. Penjadwalan 12 job dengan 10-stage menggunakan EDD ini tebagi menjadi 2 yaitu: 1. EDD muni yaitu penguutan job yang disusun hanya bedasakan duedate tekecil dan outing bedasakan jadwal existing. 2. EDD with pioity ule. Pinsip dalam EDD with pioity ule ini tetap sama dengan EDD muni namun tedapat modifikasi ketika tedapat job yang memiliki duedate sama. Ketika tejadi hal tesebut maka uutan job yang disusun bedasakan pioity ule pengejaan poduk. Pioity tesebut yaitu: i. OUTER RING baik ST.3L, ST. 3R, ST 2L maupun ST. 2R dan INNER RING ST.3L, ST. 3R. ii. INTERMEDIATE RING baik ST.3L, ST. 3R, ST 2L maupun ST. 2R iii. INNER RING ST 2L dan ST. 2R. Job Tabel 4. Pehitungan Weighted Tadiness Metode EDD Muni waktu selesai (t-ke) Due date (tke) Bobot E L E L WE WL WT Job waktu selesai (t-ke) Due date (tke) Bobot E L E L WE WL WT Pehitungan Weighted Tadiness Existing 420 Pehitungan weighted tadiness digunakan aga kondisi existing dapat di bandingkan dengan metode sistem lelang dan metode EDD, didapatkan WT 466. Analisa pebandingan Dai hasil penjadwalan yang telah dilakukan maka dilakukan pebandingan penjadwalan dai existing, sistem lelang, dan metode EDD baik EDD muni maupun EDD with pioity ule,untuk menunjukan metode yang dapat membeikan solusi yang lebih baik dalam meminimasi weighted tadiness. Pebandingan penjadwalan dai existing, sistem lelang, dan metode EDD baik EDD muni maupun EDD with pioity ule telah tesaji pada Tabel 6dan Gamba 5 beikut : Gamba 5. Gafik Pebandingan Weighted Tadiness Dai Tabel 6 telihat bahwa untuk uutan job pada stage ke-4 (mesin Sawing) sampai dengan stage ke-8 (mesin Dilling) menghasilkan uutan job yang sama untuk metode lelang, EDD muni dan EDD with pioity ule. Sehingga dapat dipastikan bahwa uutan job tesebut adalah uutan job yang paling optimal dengan menggunakan ketiga metode tesebut. Bedasakan hasil weighted tadiness yang dihasilkan dai jadwal existing, sistem lelang, EDD Muni dan EDD with Pioity Rule, metode Lelang menjadi metode yang dapat membeikan weighted tadiness paling minimum sehingga metode lelang dapat ditetapkan sebagai metode yang mampu mencapai pefomansi sistem yang diinginkan dalam penelitian ini. 150

7 Tabel 6. Pebandingan Penjadwalan Existing, Sistem Lelang, dan Metode EDD Metode Total Ketelambatan Existing Sistem Lelang EDD Muni EDD with pioity ule LPT WT Uutan Job pada Mesin Chamfe Debu SAW CNC Rolling Sawing Blasting Tuning Dilling Fitting Welding Stamping Rotay KESIMPULAN Bedasakan hasil analisis penjadwalan job pada masing-masing stage dapat disimpulkan dalam membangun mekanisme penjadwalan untuk lantai pefabikasi PT SPS dengan menggunakan sistem lelang untuk meminimasi weighted tadiness didapatkan hasil mendekati optimal pada onde (iteasi) 5. Adapun langkah-langkah mekanisme lelangnya adalah langkah 1 : Mesin sebagai juu lelang dan mengumumkan lelang; Mesin menginisiasi paamete ( = 5, LB = 90, UB = 618, α = 1). Langkah 2: Membuat bid (penawaan) ; Bidding awal yang diajukan oleh job 1 - job 12 secaa beutan adalah 54, 13, 3, 45, 8, 71, 13, 3, 9, 0, 40, 0. Langkah 3: Juu lelang meneima bids dan membuat jadwal inisial; dai jadwal inisial dihasilkan nilai LB adalah 95. Langkah 4: Mesin memodifikasi jadwal infeasible ke jadwal feasible dan penyesuaian haga (λmt) untuk onde beikutnya ; dai jadwal feasible dihasilkan nilai UB adalah 350 dan WT sebesa 369. Langkah 5: Mesin memeiksa stopping citeia; nilai Subgadien = 0,39, alpha = 1 dan iteasi 5 maka lanjutkan iteasi. Dai hasil penjadwalan dengan sistem lelang dipeoleh jadwal pada mesin CNC: Job ( ); mesin Chamfe Debu Stamping : Job ( ); mesin Rolling : Job ( ); mesin Sawing : Job (1 6-11); mesin Saw Rotay : Job 11; mesin Blasting : Job( ); mesin Tuning : Job (6-11) ; mesin Dilling : Job ( ); mesin Fitting : Job( ); mesin Welding : Job ( ). Jadwal poduksi yang dihasilkan dengan menggunakan metode ealiest due date (EDD) bedasakan pioity ule dan tanpa pioity ule untuk meminimasi weighted tadiness untuk EDD Muni yaitu pada mesin CNC: Job ( ) ; mesin Chamfe Debu Stamping : Job ( ); mesin Rolling : Job ( ) ; mesin Sawing : Job (1-6-11); mesin Saw Rotay : Job 11; mesin Blasting : Job (1-6-11) ; mesin Tuning: Job (6-11) ; mesin Dilling: Job ( ) ; mesin Fitting : Job ( ); mesin Welding: Job ( ). Sementaa dengan EDD with Pioity Rule yaitu pada mesin CNC : Job ( ); mesin Chamfe Debu Stamping : Job ( ); mesin Rolling : Job ( ); mesin Sawing : Job (1-6-11); mesin Saw Rotay : Job 11; mesin Blasting : Job (1-6-11); mesin Tuning : Job (6-11) ; mesin Dilling : Job ( ); mesin Fitting : Job ( ) ; mesin Welding : Job ( ). Jadwal poduksi bau dengan metode EDD Muni, metode EDD with pioity ule dan metode lelang dibandingkan dengan jadwal existing membeikan nilai weighted tadiness yang lebih kecil. Jadwal poduksi dengan sistem lelang membeikan nilai weighted tadiness sebesa 369, dengan metode EDD Muni, EDD with pioity ule dan jadwal existing masing-masing membeikan nilai 390, 420 dan 466. Sehingga jadwal poduksi dengan sistem lelang dapat ditetapkan sebagai metode untuk mencapai pefomansi sistem yang diinginkan yaitu meminimasi membeikan nilai weighted tadiness dibanding kondisi existing, EDD Muni maupun EDD with pioity ule. DAFTAR PUSTAKA [1] Aifin, M., dan Rudyanto, A Peancangan Sistem Infomasi Penjadwalan Poduksi Paving Block Pada CV. Eko Joyo. Semina Nasional Aplikasi Teknologi Infomasi 2010 (SNATI 2010). Yogyakata, 19 Juni [2] Bake, K. R Intoduction to Sequencing dan Scheduling. John Wiley dan Sons Inc. New Yok. [3] Budiman, A. 2010, Pendekatan Coss Entopy-Genetic Algoithm untuk Pemasalahan Penjadwalan Job shop tanpa Waktu Tunggu Pada Banyak Mesin. Skipsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya. [4] Julaeha, E Penjadwalan Mesin Paalel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tadiness. Skipsi. Juusan Teknik Industi Untita Cilegon. [5] Wibisono, D.,A Penjadwalan Mesin Pada Pola Alian Flexible Flow Shop 2-Stage Dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tadiness. Tugas Akhi. Juusan Teknik Industi, FT Untita, Cilegon. [6] Sai, C.K Penjadwalan Plant Poduksi Metalic Coating Line (MCL) Untuk meminimasi Weighted Tadiness dengan Mempetimbangkan Non Pime Poduct Menggunakan Sistem Lelang di PT. X. Tugas Akhi. Juusan Teknik Industi, FT Untita, Cilegon. [7] Ilhami, M. A., Pengembangan Model Penjadwalan Job Shop Dinamis yang Mempetimbangkan Routing Altenatif dengan Menggunakan Sistem Lelang. Tesis. Teknik dan Manajemen Industi. ITB Bandung. [8] Dewan, P.,et al Auction-Based Distibuted Scheduling in a Dynamic Job Shop Envionment. Intenational Jounal of Poduction System. vol. 40. no

Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT.

Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT. Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT.XYX) Dina Octanatry 1, M.Adha Ilhami 2, Lely Herlina 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Irfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN

Irfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.102-106 ISSN 2302-495X Penjadwalan Pola Aliran Flow Shop 1-Stage dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness dengan Mempertimbangkan Maintenance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness

Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Penjadwalan Mesin Pada Pola Aliran Flow Shop Multi Stage Dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Roy Kinson 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Kulsum 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN DINAMIS FLEXIBLE FLOW SHOP 3- STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN DINAMIS FLEXIBLE FLOW SHOP 3- STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN DINAMIS FLEXIBLE FLOW SHOP 3- STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG Muhammad Adha Ilhami JurusanTeknikIndustri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MODEL PENJADWALAN FLEXIBLE FLOW SHOP 2-STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MODEL PENJADWALAN FLEXIBLE FLOW SHOP 2-STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MODEL PENJADWALAN FLEXIBLE FLOW SHOP 2-STAGES UNTUK MEMINIMASI WEIGHTED TARDINESS DENGAN SISTEM LELANG Muhammad Adha Ilhami, Evi Febianti, dan Dimas Anggoro W. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap Peneapan Algoitma Genetika Untuk Pemasalahan Distibusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengauhi Oleh Biaya Tetap Novita M Mayasai 1, Mahendawathi E, S.T, M.Sc, Ph.D 1, Rully Soelaiman, S.Kom, M.Kom 2 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

Usulan Penjadwalan Program Roll Design Kategori Program Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness

Usulan Penjadwalan Program Roll Design Kategori Program Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness Jurnal Teknik Industri, Vol.1, 4, Desember 2013, pp.309-315 ISSN 2302-495X Usulan Penjadwalan Roll Design Kategori Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness Nur Andriyani 1, M. Adha Ilhami

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Pint) D-7 Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Poduksi dengan Sistem Sei Menggunakan Pendekatan Analisis Makov di PT. X Luh Ade

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

Bab II. Konsep Dasar

Bab II. Konsep Dasar Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Devi Yunita 1, Eka Ridhawati 2 Juusan Sistem Infomasi, STMIK Pingsewu Lampung Jl.Wisma Rini No. 09 Pingsewu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order..

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order.. Pehitungan Pesediaan Obat dengan Metode Economic Ode Quantity dan Reode Point di Instalasi Famasi Rumah Sakit Pau Jembe (Calculation of Dug Inventoy Based on the Economic Ode Quantity and Reode Point at

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH Ilham, Rezamal 1, Diafai Djuni, I.G.A.K. 2, Dewi Wiastuti, Ni Made Ay Esta. 3, 1 Mahasiswa juusan Teknik Elekto,

Lebih terperinci