MENGUKUR RISIKO SISTEMIK DAN KETERKAITAN FINANSIAL PERBANKAN DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGUKUR RISIKO SISTEMIK DAN KETERKAITAN FINANSIAL PERBANKAN DI INDONESIA"

Transkripsi

1 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 103 MENGUKUR RISIKO SISTEMIK DAN KETERKAITAN FINANSIAL PERBANKAN DI INDONESIA Sr Ayom Bambang Hermano 1 Absrac Ths paper measures he nsolvency rsk of bank n Indonesa. We apply Meron model o denfy he probably of defaul over 30 banks durng he perod of Ths paper also denfy role of fnancal lnkage a cross banks on ransmng from one bank o anoher; whch enable us o assess f he rsk s emc or no. The resuls showed he larger oal asse of he bank, he larger hey conrbue o emc rsk. Keywords : Condonal Value a Rsk; Probably of Defaul; emc rsk and fnancal lnkages; Value a Rsk. JEL Classfcaon: D81, G21, G33 1 Sr Ayom s bank supervsor on Fnancal Servces Auhory (OJK); (correspondng auhor: srayom@yahoo.com); Bambang Hermano (may he res n peace) s lecurer on Economc Deparmen, Unversy of Indonesa, (bhermano78@gmal.com).

2 104 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 I. PENDAHULUAN Perbankan memlk poss sraegs sebaga lembaga nermedas dan penunjang ssem pembayaran (UU No. 10/1998). Sebaga lembaga nermedas, perbankan dapa memberkan kemudahan unuk mengalrkan dana dar phak yang memlk kelebhan dana (savers) dengan kedudukan sebaga penabung ke phak yang memerlukan dana (borrowers) unuk berbaga kepenngan. Selan u, bank juga sebaga agen of developmen, yang dapa mendorong kemajuan pembangunan melalu faslas kred dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarkan dalam proses ransaks yang dlakukan para pelaku ekonom. Dalam melakukan fungsnya ersebu, sekor perbankan memlk eksposur erhadap berbaga macam rsko. Unuk dapa menjalankan fungsnya dengan bak, sekor perbankan dunu unuk mampu secara efekf mengelola rsko-rsko yang dhadapnya agar dapa memelhara kesnambungan proses bsnsnya sehngga proses nermedas keuangan dalam perekonoman dapa berkelanjuan dan berjalan dengan efsen. Apabla bank elah mampu merah ngka efsens yang opmal maka akan mendukung roda perekonoman agar berjalan dengan bak. Rsko ssemk merupakan fakor yang sanga menenukan dalam membangun sablas ssem keuangan d suau negara karena fnancal mperfecons anara lan asymerc nformaon, agency problem, moral hazard menyebabkan excessve rsk akng behavor, conagon rsk (efek domno) dan prosklsas nermedas keuangan. Rsko ssemk dapa pula dnyaakan sebaga suau rsko yang menyebabkan kegagalan dar sau aaupun beberapa nsus keuangan sebaga hasl dar kejadan ssemk (emc evens). Hal n dapa berupa guncangan (shock) yang mempengaruh salah sau nsus aaupun shock yang mempengaruh nsus yang kemudan menyebar aaupun suau shock yang secara smulan mengena sejumlah besar nsus lan (De Band dan Harmann, 2000 dan Zebua, 2010). Berbaga penelan mengena poens rsko ssemk d ndusr perbankan menuru Saheruddn (2009) elah dlakukan d negara-negara Eropa (Nagy dan Fox, 2005); Amerka Serka (Buehler dan Gupa, 1987); Brazl (Barnhll dan Souo, 2007) dan d beberapa negara d Asa seper Jepang (Uchda dan Nakagawa, 2004) dan Sr Langka (Tennekoon, 2002). Sedangkan Adran dan Brunnermeer (2009) mengungkapkan bahwa unuk melakukan suau pengukuran yang mengandung rsko ssemk sebaknya dengan mengdenfkas rsko yang erdapa pada suau ssem dengan mengukur ssemk ndvdu suau nsus, dmana nsus n salng erkoneks dan berukuran besar (oo bg o fal) sehngga dapa menyebabkan dampak spllover negaf erhadap nsus lannya. Rsko ssemk menjad polemk d Indonesa keka pemernah memuuskan unuk menyelamakan Bank Cenury dengan cara mengambl alh (bal ou) dengan baya yang kelewa mahal karena bank ersebu dnyaakan sebaga bank gagal dan berdampak ssemk. Polemk n erjad karena belum ada kajan lmah maupun penelan yang membahas rsko ssemk perbankan d Indonesa.

3 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 105 Pengukuran probablas defaul bank yang dlanjukan dengan pengukuran rsko ssemk memerlukan nla pasar sera volalas ase sebaga varabel. Pada penelan Lehar (2005) dan Adran dan Brunnermeer (2009) menggunakan harga saham unuk bsa melakukan esmas nlanya. Coopersen, Pennacch dan Redburn (2003) memberkan model unuk mengesmas nla pasar ase dan volalas ase dengan menggunakan laporan keuangan bank. Esmas dlakukan bukan dengan menggunakan angka-angka neraca, melankan ddasarkan pada daa laporan laba-rug. Tudella dan Young (2003) menerapkan model Meron unuk mengesmas probablas defaul dar perusahaan korporas d Inggrs sehngga dapa menenukan perusahaan ersebu gagal aau dak gagal. Akan eap sebelumnya Black dan Cox (1976) melakukan generalsas model dasar Meron yang mempelajar pengaruh oblgas dengan memasukkan fakor jamnan sebaga varabel. Tahun 2013 Bank Indonesa sebaga regulaor erngg perbankan nasonal elah memasukkan fungs emc survellance ke dalam framework SSK dengan kegaan uama anara lan pemerksaan bank dan LKBB yang berpoens ssemk sera melakukan rse dan analss erhadap ssem keuangan rumah angga, korporas dan sekoral. Berdasarkan pengalaman ersebu maka penelan enang rsko ssemk unuk ndusr perbankan d Indonesa menjad sanga penng dlakukan. Mengnga dampak dan besarnya baya yang harus danggung apabla krss sampa erjad lag d masa yang akan daang. Dengan dasar n, paper n mengukur rsko ssemk dan keerkaan fnansal perbankan d Indonesa dengan mengdenfkas rsko seap bank erhadap ssem perbankan. Karena belum semua bank go publc maka pengukuran probablas defaul bank dan pengukuran rsko ssemk berdasarkan nla pasar sera volalas ase yang desmas dengan menggunakan laporan keuangan bank. Esmas dlakukan bukan dengan menggunakan angka-angka neraca, melankan ddasarkan pada daa laporan laba-rug. Secara ekspls, ujuan penelan n perama adalah mengeahu nla probablas defaul masng-masng bank berdasarkan model Meron; kedua, mengukur ngka rsko secara ndvdu masng-masng bank; kega, mengukur konrbus rsko dar seap ndvdu bank erhadap rsko ssem perbankan secara keseluruhan; keempa, mengukur persenase perubahan rsko dar seap ndvdu bank erhadap rsko ssem perbankan secara keseluruhan; dan kelma, mengukur fnancal lnkage anara bank sau dengan lannya dalam ssem perbankan d Indonesa. Paper n dharapkan mampu memberkan konrbus posf berupa masukan-masukan baru kepada regulaor perbankan dan nsus erka dalam penyusunan regulas-regulas ndusr perbankan dem erwujudnya sablas keuangan nasonal dan juga unuk memperkaya khasanah sud emprs mengena rsko ssemk ndusr perbankan d Indonesa. Bagan kedua dar paper n mengulas eor, bagan kega mengulas daa dan meodolog yang dgunakan, semenara hasl perhungan dan analssnya dsajkan pada bagan keempa. Kesmpulan dan saran penelan lebh lanju dsajkan pada bagan kelma sebaga penuup.

4 106 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 II. TEORI Konsep Rsko Ssemk dan Kebangkruan Bank Rsko kegagalan merupakan kedakpasan kemampuan bank unuk membayar uang dan kewajban. Sebelum defaul, dak ada cara unuk membedakan egas anara bank yang akan defaul dan dak. Ka hanya membua penlaan probablsk dar kemungknan gagal. Akbanya, bank umumnya membayar spread aas ngka sandar-bebas bunga yang sebandng dengan probablas defaul unuk mengkompensas pember pnjaman. Defaul merupakan perswa yang cukup langka. Sejumlah perusahaan khas memlk probablas defaul sekar 2 persen pada seap ahun, namun dak ada varas dalam probablas sandar d perusahaan (Moodys KMV, 2003). Defaul pada sau un perusahaan berpoens memberkan dampak bag ndusr secara keseluruhan. Menuru Adran dan Brunerrmer (2009) rsko ssemk dnyaakan sebaga suau kemungknan apabla suau nsus mengalam dsress, hal n dapa memcu nsus lan dalam ndusr perbankan menjad dsress sehngga dapa menyebabkan bank run dan runuhnya ssem keuangan perbankan. Sedangkan menuru Acharya (2001), rsko ssemk merupakan rsko kegagalan bersama yang mbul dar hubungan anara reurn pada asse dar ss neraca bank. De Band dan Harmann (2000) mengemukakan ga cr pokok yang salng erka dalam ssem keuangan yang dapa memberkan dasar unuk menjelaskan hpoess fnancal fragly yau: a. Srukur perbankan maupun lembaga keuangan lannya dmana bank umumnya mencadangkan sedk asenya unuk memenuh penarkan deposo. b. Inerkoneksas lembaga keuangan melalu eksposur langsung dan ssem pembayaran. c. Inensas nformas dar konrak keuangan dan masalah kredblas arnya ekspekas nla ase ersebu d masa mendaang dan arus kas yang djanjkan dalam konrak akan erpenuh. Penyebab dan Indkaor Kebangkruan Mongd (2000) menuls bahwa menuru Hermsllo (1996) kegagalan bank yang serng dsebu dengan kebangkruan bank erdr dar dua konsep yang berbeda, perama adalah economc falure aau nsolvency pasar; sebuah suas dmana kekayaan bersh bank menjad negaf, aau jka bank dak dapa melanjukan operasnya anpa mendaangkan kerugan yang akan berakba dengan segera pada kekayaan bersh negaf. Kedua, offcal falure, pe kegagalan yang dapa dama karena sebuah an offcal agency mengumumkan kegagalan kepada publk. Offcal falure erjad keka regulaor bank bahwa nsus dak akan lama berjalan.

5 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 107 Secara umum, ka dapa membedakan sumber kegagalan bank, yakn: 1. Ekspans kred bank yang berlebhan. 2. Informas asmer mengakbakan pada kedakmampuan deposan unuk menla akva bank secara akura, khususnya keka konds ekonom bank memburuk. 3. Goncangan dmula dar luar ssem perbankan, lepas dar konds keuangan bank, yang menyebabkan penabung mengubah preferens lkudasnya aau menyebabkan pengurangan pada cadangan bank. 4. Pembaasan nsusonal dan hukum yang memperlemah bank dan menyebabkan kebangkruan. Model KMV Meron Model Meron menunjukkan ekuas dapa dhung harganya dan probablas kegagalan dapa desmas d bawah beberapa asums. Nla ekuas dapa denukan dengan sandard Black Scholes dalam benuk: E = A Ф(d 1 ) L e r (T - ) Ф(d 2 ) (1) d 1 ln = A + (r σ 2 ) σ T ( T ) ln L dan d 1 2 = d σ T (2) Probablas defaul drumuskan sebaga: 1 2 ln( L / A ) ( µ 2 σ )( T ) PD = Φ σ T (3) dan jarak panjang unuk defaul (dsance o defaul, DD) dnyaakan: ln A DD = + ( µ σ 1 2 σ 2 T )(T ) ln L (4)

6 108 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 dan probablas defaul drngkas menjad PD = F(-DD). Gambar 1. Probablas defaul aau erhadap nla asse. Defaul erjad bla nla ase akhr berada d bawah k defaul (daerah darsr) Crosbe dan Bohn (2003) Esmas Arus Kas dan Nla Pasar Ase Coopersen, Pennach dan Redburn (1995) mengesmas nla pasar ase dan volalas menggunakan laporan keuangan dan daa laporan laba-rug. Esmas erhadap persamaan proses ooregresf arus kas dlakukan dengan meode analss panel daa. C, = θ +ρc,-1 (5) Ekuas pasar E dapa dhung sebaga nla sekarang (presen value) dar seluruh arus kas yang dharapkan d masa mendaang yau: E = j = 1 exp C + j ( 1 + r) θ + ρc = (1 + r) j θ(1 + ρ) + ρ + 2 (1 + r) 2 C + θ(1 + ρ + ρ 2 (1 + r) ) + ρ 3 3 C +... (6) Benuk yang lebh sederhana: ρ E = C ( π ρ) + θπ ( π 1)( π ρ) (7)

7 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 109 Selanjunya, menuru Loffler dan Posch (2007) esmas erhadap nla pasar ase dan volalas ase dlakukan dengan pendekaan eras. Esmas proses sokask dar ase seap bank menggunakan model Black-Scholes erhadap nla ekuas pasar dan nla buku huang. Teknk n dlakukan dengan mengambl nla awal volalas (msal σ o ) unuk menghung asenya. Selanjunya nla ase n kemudan dgunakan unuk menghung volalas unuk menghung reurn asenya yang kemudan dgunakan kembal unuk merevs nla volalas awal σ o (proses eras). Proses eras ke k+1 dlanjukan dengan menghungan nla ase pasar yang dunjukkan persamaan berku sampa dperoleh konvergens anara nla volalas σ o dan σ. A = E + r( T L e Φ ( d ) 1 ) Φ ( d 2 ) (8) Pengukuran Rsko Ssemk Alernaf perama yang dapa dgunakan adalah Value a Rsk (VaR). VaR adalah suau meode pengukuran rsko yang menggunakan eknk sask. Menuru Joron (2001), secara umum VaR ddefnskan sebaga suau meode yang dgunakan unuk mengukur kerugan maksmum yang mungkn erjad karena dalam perode dan ngka kepercayaan erenu. VaR = μ-α σ (9) Gambar 2. Dsrbus VaR Alernaf kedua adalah dengan fnancal lnkage. Rsko bank yang berhubungan sau bank dengan bank lan dapa dlha dar keerkaan keuangan. Konsepnya adalah bagamana Value a Rsk ndvdu bank dapa erpengaruh jka bank lannya sedang dalam keadaan dsress. Oleh karena u dbuuhkan parameer lan yakn menghung CoVaR(A B) yau CoVaR bank A yang dkondskan erhadap bank B yang mengalam dsress.

8 110 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 Menuru Roengpya dan Rungcharoenkkul (2010) konsep n dpandang sebaga eksernalas yang dak dapa dperoleh dengan hanya memperhakan nla rsko dvdu. Hal n dkarenakan konrbus rsko ndvdu yang dkondskan oleh rsko ndvdu bank lan ΔCoVaR(A B) menggambarkan sejumlah kelebhan dar Value a Rsk bank A yang erpsah dar Value a Rsk bank A u sendr yang dsebabkan oleh bank B. Sedangkan unuk mengukur persenase ambahan value a rsk erhadap bank A apabla value a rsk bank B berada dalam konds dsress menggunakan %ΔCoVaR(A B). Semakn besar persenase konrbus value a rsk bank B erhadap value a rsk bank A, maka bank B semakn ssemk erhadap bank A. III. METODOLOGI Teknk Pengolahan Daa Penelan n bersfa eksploraor dalam mengukur rsko ssemk ndvdu bank erhadap ssem perbankan. Terdapa 4 (empa) ahap pengolahan daa, sebagamana durakan beku. Tahap perama adalah menghung nla pasar ase perbankan, khsususnya bag perbankan yang belum go publc. Coopersen, Pennacch dan Redburn (2003) memberkan model unuk mengesmas nla pasar dan volalas ase dengan menggunakan laporan keuangan bank. Dalam paper n, esmas nla pasar aas ase bank dlakukan dengan menggunakan daa laporan laba-rug. Reurn dar ase masng masng bank dan reurn ase ssem perbankan dnyaakan sebaga: X = A A A 1 1 dan X = A A A 1 1 (10) dengan A = A. X menunjukkan reurn dar oal ase dar keseluruhan ssem perbankan; dan menunjukkan oal ase ssem perbankan perode sebelumnya. A 1 Unuk mendapakan varas waku aas dsrbus anara X dan X, dsrbusn desmas sebaga fungs dar serangkaan varable makro yang dapa mempengaruh besarnya reurn ase. Dalam ahap n, eknk pengolahan daa yang dgunakan adalah regres Generalze Auoregressve Condonal Heeroschedasc aau GARCH (1,1). Spesfkas persamaan unuk mengesmas nla reurn dar ase bank adalah: X X = α = α + β M + ε + β M + ε (11)

9 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 111 Tahap kedua adalah menghung probably of defaul ndvdual bank dan ssem perbankan secara umum. Lehar (2005), dan Adran dan Brunnermeer (2009) menggunakan harga saham unuk mengesmas besaran probablas defaul n. Dalam penelan n, kam mengesmas nla VaR ndvdu dan VaR ssem perbankan menggunakan spesfkas berku: VaR VaR = αˆ = αˆ ˆ + β M + βˆ M (12) dengan VAR adalah value a rsk dar bank pada perode, dan VAR adalah value a rsk em perbankan pada perode. M merupakan vekor varabel makro melpu SBI, JIBOR dan IHSG; keganya dhung dalam nla perumbuhannya. SBI SBI SBI = SBI 1 1 JIBOR JIBOR JIBOR = JIBOR 1 1 IHSG IHSG IHSG = IHSG 1 1 (13) Tahap kega adalah menghung parameer Condonal Value a Rsk (CoVaR) yang berbass pada Value a Rsk pada ndvdu bank dan keseluruhan ssem perbankan. Besaran CoVaR n sesungguhnya mencermnkan rsko ssemk dalam pengeran pengaruh suau bank erhadap em perbankan secara keseluruhan. Secara ekns, esmas CoVaR dlakukan dengan menggunakan koefsen hasl esmas reurn ssem perbankan dan mensubsus hasl esmas VaR pada koefsen g : X = CoVaR α + β M + γ X + = α ˆ + βˆ M + γ ˆ ε VaR (14) dmana: CoVaR adalah condonal value a rsk ssem perbankan pada VaR bank ; semenara α ˆ, βˆ, γˆ merupakan parameer yang desmas. Langkah selanjunya adalah melakukan perhungan konrbus rsko ssemk dar em perbankan dar seap ndvdu bank dalam benuk: CoVaR = CoVaR VaR (15) Tahap keempa dalam pengolahan daa adalah perhungan fnancal lnkage. Dalam paper n dgunakan empa langkah berku: a. Mengesmas persamaan CoVaR(A B) yang merupakan value a rsk bank A yang dkondskan erhadap value a rskbank B:

10 112 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 X A = α + β A M + γx B + ε A,B (16) b. Esmas CoVaR (A B)-nya CoVaR(A B) = α ˆ A + βˆ A M + γˆ VaR B (17) c. Tngka margnalas aau perubahan ΔCoVaR(A B): ΔCoVaR(A B) = CoVaR(A B) VaR(A) (18) d. Analss fnancal lnkage anar-bank dengan mengukur persenase perubahan rsko bank A yang dkondskan bank B: % ΔCoVaR(A B) = CoVaR(A B) VaR(A) - VaR(A) (19) Sumber Daa Daa dalam penelan n melpu daa arus kas bulanan, kapalsas ekuas, nla ase dan uang sera varable makro (SBI rae, JIBOR dan IHSG) sera laporan keuangan ap bulan perode Sumber daa dalam penelan dperoleh dar hasl publkas 30 bank umum yang sudah go publc dan belum go publc. In mencakup 10 bank dengan oal Asse d aas Rp50 rlun, 10 bank dengan oal ase d aas Rp10 rlun sampa Rp50 rlun dan 10 bank dengan ase dbawah Rp10 rlun. Laporan keuangan dambl dar laporan CFS bank ke Bank Indonesa dan suku bunga SBI dperoleh dar Bank Indonesa. JIBOR berasal dar Indonesan Capal Marke Drecory dan IHSG bersumber pada sus Bursa Efek Indonesa (BEI). IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1. Analss Probablas Defaul Terjadnya defaul pada suau bank berpoens mempengaruh bank-bank lan sehngga akan erjad persoalan rsko ssemk. Oleh karenanya, kegagalan sebuah bank merupakan rsko yang harus erukur dan dskap secara rasonal, sehngga upaya pencegahan kegagalan bank harus dlakukan sejak awal. Banyak fakor yang mempengaruh kegagalan bayar sebuah. Reurn dar nla pasar ase dan volalasnya merupakan dua varabel uama yang dperlukan unuk menghung probablas defaul pada model Meron. Sebelum defaul, dak ada cara yang dapa membedakan secara

11 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 113 egas anara bank yang akan mengalam defaul dan dak defaul. Ka hanya dapa menla dan menghung peluang defaulnya. Dalam hal n, seap bank akan membayar prem yang sebandng dengan probablas defaul unuk mengkompensas pember pnjaman aas kedakpasan n. Hasl penelan n menunjukkan bahwa unuk bank-bank besar, akumulas raa-raa probablas rsko defaul mencapa 42,36 persen selama perode penelan. Probablas defaul raa-raa maksmum sebesar 93,62 persen, djumpa pada Bank T yang memlk rang erendah C. Semenara raa-raa mnmumnya mencapa 16,9 persen yau rsko defaul Bank D, yang memlk rang A.

12 114 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 Mengacu pada marks mgras, dapa dama bahwa poens Bank D mengalam rsko defaul dalam waku sau ahun sanga kecl sebesar 0,04 persen. Bahkan pada bank dalam konds sanga goyah, kemungknan pal aau menunggak pembayaran juga kecl yakn hanya sebesar 0,01 persen. Secara umum, bank-bank dengan rang A probablas rsko defaul mash dbawah 1 persen yau 0,04 persen. Mesk demkan, peluang mgras ke rang AAA (perusahaan berkualas erbak, layak dan sabl) juga kecl yakn 0,07 persen. Peluang cukup besar mgras bank dengan rang A ke rang AA yau 2,25 persen. Namun demkan angka n ergolong mash rendah karena mash d bawah 5 persen. Adapun probablas mgras bank dengan rang BBB ke rang A aau ke rang BB hampr sama sekar 4 persen, dan peluang memperahankan pada rang yang sama dalam sau ahun hampr 90 persen. Bank A dan Bank H masuk dalam klasfkas BBB dengan nla probablas defaul 35 persen. Bank n dapa dsebu bank seha dan konds keuangannya memuaskan. Kemampuan memperahankan rang BBB cukup besar hngga mencapa 89,3 persen. Akan eap peluang unuk menngkakan rang ke A, AA aau AAA juga rendah, masng-masng dengan probablas mgras 4,83 persen; 0,25 persen dan 0,03 persen. Mesk susah unuk menngka, namun probablas defaul aau mengalam kebangkruan juga sanga kecl yakn 0,22 persen Analss Rsko Ssemk VaR Indvdu Bank dan VaR Ssem Hasl esmas menunjukkan raa-raa VaR ndvdual bank mencapa -29,87 persen. Besarnya VaR raa-raa n dsumbang oleh VaR dar Bank S dan Bank T lebh dar 50 persen. Kedua bank n memlk knerja rendah dengan rang C. Secara agrega, VaR ssem perbankan d Indonesa memlk probably of defaul yang kecl, dunjukkan oleh VaR ssem sebesar -3,04 persen. Berdasarkan hasl penelan, bank-bank yang berknerja rendah seper Bank S, Bank T dan Bank X, memlk flukuas reurn asse yang sanga besar dbandngkan dengan bank lannya. Paper n mengkonfrmas bahwa nla raa-raa VaR bank ersebu merupakan VaR erbesar dbandngkan dengan VaR bank lannya, menunjukkan rsko ndvdu yang besar pada Bank S, Bank T dan Bank X ersebu.

13 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 115 Konrbus Rsko Indvdu Bank Terhadap Ssem Perbankan Pengukuran besarnya rsko suau bank erhadap ssem perbankan, memerlukan denfkas sukur dan keerkaan rsko lnas bank dalam ssem perbankan, dmana nsus salng erkoneks dan dapa menyalurkan spllover negaf erhadap nsus lannya. Unuk membedakan dengan ermnology ssemk yang umum dpaham, maka rsko ssemk ndvdu n ka arkan sebaga rsko yang dhaslkan oleh suau bank erhadap rsko agrega ssem perbankan secara keseluruhan. Dampak CoVaR ndvdu bank erhadap VaR ssem bervaras lnas bank, menandakan bahwa CoVaR ndvdu secara sgnfkan berbeda anar bank. Hubungan ngka rsko ndvdual bank (dukur dengan VaR ndvdu) erhadap konrbus rsko ssem perbankan (dukur dengan CoVaR) dapa dlha pada Tabel 3. Tabel n menunjukkan bahwa bank dengan nla VaR yang ngg belum enu memberkan konrbus yang besar erhadap rsko ssem perbankan. Sebaga conoh, Bank A memlk konrbus rsko erhadap ssem perbankan yang palng besar CoVaR = -3,13 persen (perngka ke-1), memlk uncondonal VaR-nya hanya sebesar -5,01 persen (perngka ke-28). Sebalknya Bank S, yang memlk rsko ndvdu palng besar (perngka ke-1), namun konrbus rskonya erhadap ssem perbankan secara keseluruhan CoVaR sebesar -0,27% persen (perngka ke-20).

14 116 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 Gambar 3. VaR Ssem Perbankan dan CoVaR Bank Persenase konrbus rsko ndvdual bank erhadap ssem, berhubungan lner dengan besarnya konrbus bank ersebu erhadap rsko ssem perbankan secara agrega. Semakn ngg konrbus rsko, maka semakn mendeka poens dampak ssemknya erhadap perbankan secara agrega. Menuru penuls, konrbus rsko erhadap perbankan dapa dkaegorkan berdampak ssemk apabla konrbus rsko sudah lebh dar 10 persen. Dengan demkan k uama sepuar su rsko ssemk adalah keka sau bank berada dalam kesulan, maka akan menmbulkan kepankan dalam ssem keuangan, sehngga pada akhrnya menyebabkan kegagalan lembaga-lembaga lan. In dapa berujung pada krss keuangan. Hal yang sanga dkhawarkan adalah kegagalan smulan dar beberapa bank akan menghaslkan krss ekonom yang parah karena dampak dar krss perbankan erhadap perekonoman sanga besar. Hoggarh (2002) menemukan bahwa kegagalan smulan mengakbakan urunnya oupu PDB raa-raa persen selama erjadnya krss. Mengacu pada hreshold 10 persen daas, penelan n elah mengkaegorkan bankbank mana saja yang berpoens memlk dampak ssemk erhadap ssem perbankan secara keseluruhan. Hasl perhungan (Tabel 3) menunjukkan bahwa dar 30 bank yang dobservas, erdapa 19 bank yang berpoens berdampak ssemk erhadap ssem perbankan, yau Bank A, Bank B, Bank C, Bank D, Bank O, Bank G, Bank F, Bank AA, Bank Y, Bank X, Bank E, Bank K, Bank Z, Bank H, Bank L, Bank I, Bank U, Bank J, Bank W.

15 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 117 Menark unuk mencerma bahwa perngka 19 bank yang ergolong berpoens memlk dampak ssemk erhadap perbankan, jusru memlk rang yang cukup bak dar B sampa A dan hanya dua yang memlk rang CCC yakn bank AA dan bank O. Pada ss lan, bank yang ergolong dak berpoens memlk dampak ssemk erhadap ssem perbankan, memlk renang rang dar CCC sampa BB. Mesk demkan, sebagamana degaskan pada awal bahwa penelan n merupakan penelan eksploraf, dan hasl perhungan dalam model n palng dak akan memberkan dasar dskus yang erukur bag seluruh sakeholder perekonoman.

16 118 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 Fnancal Lnkage Perbankan Beberapa sud sebelumnya menympulkan bahwa keka bank yang berukuran kecl sedang mengalam dsress dan dnyaakan bangkru bukan berar bahwa bank ersebu dak memlk dampak yang ssemk yang besar. Hal n dkarenakan kemungknan bank run aau bank panc yang dapa mbul keka konds ersebu erjad, khususnya keka konds makro ekonom sedang mengalam penurunan (reses ekonom). Sud yang dlakukan oleh Smorangkr, (2006) menyaakan bahwa pada ekanan konds makroekonom Indonesa yang erjad pada ahun secara sgnfkan berpengaruh erhadap erjadnya bank runs pada perode krss perbankan saa u. Secara umum dapa dkaakan bahwa bank per ndvdu, memlk eksernalas erhadap ssem yang ada sehngga dugaan erhadap poens rsko ssemk pada ndvdu bank erenu layak menjad perhaan bag regulaor. Menuru Roengpya dan Rungcharoenkkul (2009) bank yang ampaknya beroperas secara pruden dan rsko ndvdualnya rendah, bukan dak mungkn dapa mengancam kelangsungan sablas ssem perbankan eruama pada konds erenu. Menuru hema penuls, fnancal lnkage CoVaR (A B) secara sgnfkan dapa dpandang memlk dampak rsko ssemk anarbank apabla ngka persenase konrbus %ΔcoVaR (A B) mencapa d aas 10 persen. Apabla sebuah bank memlk ngka fnancal lnkage yang besar dengan bank lan, maka apabla mengalam kebangkruan bank-bank lan akan menerma dampak yang lebh besar. Dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa bank-bank yang memlk raa-raa %ΔCoVaR < 10% aau dak ssemk erhadap ssem perbankan juga memlk raa-raa %ΔCoVaR (A/B) < 10% aau dak ssemk erhadap bank-bank lan. Sedangkan dar 19 bank yang memlk raa-raa %ΔCoVaR> 10% aau ssemk erhadap ssem perbankan, 13 bank danaranya memlk raaraa %ΔCoVaR (A/B) > 10% aau ssemk erhadap bank-bank lan dan 6 bank danaranya memlk raa-raa %ΔCoVaR (A/B) < 10% aau dak ssemk erhadap bank-bank lan. Namun demkan, nvesgas lebh lanju dapa ka lakukan dengan melha Tabel 5. Ka melha bahwa bank-bank besar anara lan bank A, B, C dan D mampu mengkondskan rsko VaR ndvdu bank-bank lannya dengan persenase cukup besar. Sebaga conoh, Bank A memlk ngka VaR ndvdu -5,01 persen; konrbus condonal value a rsk Bank A erhadap Bank E aau ΔCoVaR (E A) sebesar -2,73 persen dan persenase konrbus %ΔCoVaR (E A) sebesar 19,75 persen. Semenara u, Bank E dengan ngka VaR ndvdu -13,84 persen;

17 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 119 konrbus condonal value a rsk bank E erhadap Bank A hanya -0,27 persen dan persenase %ΔCoVaR (A E) sebesar 5,43 persen. In menunjukkan bahwa Bank A mampu menngkakan rsko erhadap Bank E dar VaR -13,84 persen menjad -16,57 persen (poens rsko ssemk). Pada ss lan, Bank E hanya mampu menakkan rsko VaR Bank A dar mnus -5,01 persen menjad -5,29 persen saja (poens rsko dak ssemk). Yang menark adalah apabla ka mengama bank menengah S yang memlk asse dak erlalu besar dan dak ssemk erhadap ssem perbankan, hanya mampu mengkondskan 6 bank lannya dengan %ΔCoVaR (A/B) > 10% yau erhadap 78,48% dar VaR bank E, 14,60% dar VaR bank J, 35,62% dar VaR bank P, 29,44% dar VaR bank Q, 27,87% dar VaR bank R dan 11,35% dar VaR Bank Y. Bank E mampu mengkondskan sebesar 14, 43% erhadap VaR bank C, dmana Bank C mampu mengkondskan bank-bank lannya dengan persenase cukup besar karena bersfa ssemk. Selanjunya, Bank J mampu mengkondskan bank E, F, G, H dmana bank F dan G cukup besar mengkondskan bank A, B, C, D dan E. Bank A, B, C dan D bersfa ssemk. Begu seerusnya, bank akan salng mengkondskan kepada bank lannya. Oleh karena u, keka bank yang berukuran kecl sedang mengalam dsress dan dnyaakan bangkru bukan berar bahwa bank ersebu dak memlk dampak yang ssemk yang besar. Secara eors, jka ada effec negaf yang kua dar kegagalan bank pada sau bank aau lebh, maka bank akan ddorong unuk bernvesas d ndusr yang sama unuk berahan hdup aau gagal bersama. Sraeg n yang dsebu rsko kolekf. Konsekuens dar sraeg n adalah bahwa bank akan memlk ase yang akan lebh ngg berkorelas yang mengarah ke kemungknan yang lebh ngg dar kegagalan bank bersama. Acharya (2001) menyebu adanya eksernalas negaf, yang besarnya erganung pada ukuran bank gagal, keunkan bank gagal, sera kasus d mana bank-bank yang mash hdup dak memanfaakan dan melakukan pengamblalhan faslas bank gagal. Penyebaran rsko bank gagal melalu nerkoneks lembaga dapa berasal dar kegagalan koordnas dan krss lkudas. Krss kepercayaan dak harus berasal dar rsko kegagalan phak lawan eap mungkn mbul dar suau spral nla ase yang memburuk. Namun ada alasan lan dalam beberapa leraur yang menyaakan bahwa rsko ssemk hanya merupakan masalah koordnas. Sehngga penyebaran krss erhadap lkudas ke nsus lan akan member dampak penularan yang ssemk pada perbankan. Oleh karena u, rsko ssemk yang dsebabkan oleh kekurangan lkudas dalam ssem keuangan akan lebh parah menghanam bank-bank lan pada saa-saa guncangan yang menyebar dengan cepa.

18 120 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013

19 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 121

20 122 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013

21 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 123 V. KESIMPULAN Penelan n memberkan beberapa kesmpulan emprs menark yang dapa menjad wacana pembuka enang resko ssemk perbankan. Dengan menggunakan 30 bank umum sebaga sampel penelan, kesmpulan emprs yang dperoleh, perama, raa-raa probablas defaul bank selama perode penelan ( ) adalah sebesar 53,60 persen dengan sandar devas 4,81 persen. Model Meron cukup memlk keunggulan karena dak membuuhkan asums enang benuk fungsonal bak dgunakan sebaga sgnal awal resko dan poens probablas defaul. Temuan emprs kedua adalah bahwa probablas defaul perbankan sanga dpengaruh oleh besarnya volalas reurn dar ase bank. Semakn ngg flukuas volalas, semakn besar pula poens rsko sebuah bank mengalam defaul dan aau sebalknya. Pada level ndvdual bank, emuan emprs kega adalah bahwa rsko VaR ndvdu bank demukan raa-raa sebesar -29,87 persen dan VaR ssem perbankan hanya -3,04 persen. Nla uncondonal VaR masng-masng bank n dapa dgunakan unuk menggambarkan bagamana rskonya erhadap ssem perbankan ersebu. Dengan analss fnancal lnkage anarbank, penelan n memberkan kesmpulan keempa bahwa rsko ndvdu bank yang dkondskan erhadap rsko ndvdu bank lannya raa-raa CoVaR(A B) sebesar -31,07 persen. Masng-masng bank member ambahan rsko sanga beragam keka bank ersebu mengalam dsress. Besarnya ambahan konrbus rsko bank yang dkondskan bank lan raa-raa sebesar -1,21% dan raa-raa persenase konrbus %ΔCoVaR(A B) sebesar 9,69 persen. Parameer n ernyaa berhubungan secara lner dengan besarnya konrbus rsko ssemk. Semakn ngg konrbus rsko, semakn ngg pula persenase konrbus rsko ssemknya. In merupakan emuan emprs yang kelma. Lma emuan emprs d aas menunjukkan bawha secara umum seap bank memlk eksernalas erhadap ssem perbankan secara keseluruhan, sehngga dugaan erhadap poens rsko ssemk pada ndvdu bank erenu layak menjad perhaan bag regulaor. Bank-bank kecl maupun bank yang ampaknya beroperas secara pruden dan rsko ndvdualnya rendah, dak mungkn dapa mengancam kelangsungan sablas ssem perbankan eruama pada konds erenu. Temuan emprs dalam penelan n perlu dpermbangkan oleh Pemernah maupun ooras keuangan (Bank Indonesa, Ooras Jasa Keuangan maupun Lembaga Penjamn Smpanan), unuk djadkan masukan dalam membua perauran dan kebjakan yang akura. Penelan n perlu dkembangkan lebh lanju perama dalam hal jumlah daa observas dan pengamaan perlu dperbanyak; kedua, perlunye mempermbangkan peran fakor eksernal dalam pemodelan persamaan fnancal lnkage; kega, perlunya mengkonfronaskan dan menganalss lebh lanju besaran hreshold yang dgunakan dalam menenukan resko ssemk perbankan.

22 124 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 DAFTAR PUSTAKA Acharya, Vral V. (2009). A Theory os Sysemc Rsk and Desgn of Prudenal Bank Regulaon. PhD Dsseraon of New York Unversy Adran,., dan Brunnermeer, (2009). Covar. Prnceon Unversy, Deparmen of Economcs, Bendhem Cener for Fnance, Prnceon, Black, F and Cox, J (1976), Valung corporae secures: some effecs ofbond ndenure provsons, Journal of Fnance, Vol. 31, pages Coopersen, R.,L., Pennacch, G.G. Redburn, F.S. (2003). The Aggregae Cos of Depos Insurance: A Mulperod Analyss, Deparmen of Fnance Unversy of Illnos. Crosbe, P and Bohn, J. (2003). Modellng Defaul Rsk. Moody s KMV Company. De Band, O. and P. Harmann, (2000). Sysemc Rsk: A Survey, CEPR Dscusson Paper Seres No Foser, G. (1986). Fnancal Saemen Analyss. 2nd Ed. Prence Hall. Heffernan, S. (2005). Modern Bankng. Wes Sussex. Joh Wlley and Sons Ld Joron, P. (2001). Value a Rsk. 2nd ed., McGraw-Hll, New York. KMV, (2003). Modelng Defaul Rsk, Publshed by: Moody s KMV Company. Lehar, Alfred. (2005). Measurng Sysemc Rsk: A Rsk Managemen Approach, Journal of Bankng & Fnance 29. Deparmen of Busness Sudes, Unversy of Venna, Venna, Ausra. Malk,I., (2013).Prem Berbasskan Rsko Pada Lembaga Penjamn Smpanan. Program Pascasarjana, Unversas Indonesa. Jakara. Meron, R.C. (1974). On he Prcng of Corporae Deb: The Rsk Srucure of Ineres Raes. The Journal of Fnance, Volume 29 Issue 2. New York. Mongd, A. (2000). Accounng Daa and Bank Fuure Falure: A Model For Indonesa. Smposum Nasonal Akunans Roengpya, R. dan Rungcharoenkkul, P. (2010). Measurng Sysemc Rsk And Fnancal Lnkages In The Tha Bankng Sysem, Bank of Thaland,Jurnal Bank of Thaland, Bangkok.

23 Mengukur Rsko Ssemk Dan Keerkaan Fnansal Perbankan D Indonesa 125 Saheruddn, H. (2009). Mengungkap Prakek Herdng pada Perbankan Indonesa dengan Meode K-Means Cluser dan LSV Measure: Implkasnya Terhadap Rsko Ssemk. Tess, Fakulas Ekonom, Unversas Indonesa, Jakara. Tudela and Young, G., (2003). A Meron Model Approach o Assessng he Defaul Rsk of UK Publc Companes Bank of England. Zebua, A., (2010). Analss Resko Ssemk Perbankan d Indonesa. Program Pascasarjana, Insu Peranan Bogor (IPB), Bogor.

24 126 Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan, Okober 2013 Halaman n sengaja dkosongkan

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN Prosdng Semnar Nasonal Saska Unversas Padjadjaran, 3 November 00 (A.7) OPIMISASI POROFOIO BERDASARKAN MEAN-VAUE A RISK DI BAWAH MODE INDEKS BERGANDA DENGAN VOAIIAS AK KONSAN Agus Suprana, F. Sukono, Bunga

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKT DAERAH BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa sehubungan elah deapkannya Badan Rumah

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

PENGARUH ADOPSI PSAK NO.24 TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

PENGARUH ADOPSI PSAK NO.24 TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT PENGARUH ADOPSI PSAK NO.24 TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Ilha Refyal Emal: lha_refyal@homal.com Dw Maran maran@u.ac.d /hp://saff.blog.u.ac.d/maran Unversas Indonesa ABSTRACT Ths sudy ams o analyze

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Handaru Ja Program Sud Penddkan Teknk Informaka Unversas Neger Yogyakara handaru@uny.ac.d ABSTRACT Menngkanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 Unversas Kaolk SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 ANGELINA IKA RAHUTAMI 2009 SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA Angelna Ika Rahuam 1 Defs

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION , Okober 2006, p: 0-20 Vol. No. 2 ISSN : 0853-85 KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION Anna Asrd Susan Pusa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDAAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor maemaka keuangan dan saska yang mendukung dalam penurunan formula Lookback Opons pada Bab III dan pembuaan program pada Bab IV. Teor-eor yang

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA Indra Rahm, Sr Png Wulandar Mahasswa Jurusan Saska Insu Teknolog Seuluh Noember Dosen

Lebih terperinci

TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN

TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan

Lebih terperinci

Perbandingan Metoda Formulasi Intensitas Hujan untuk Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai

Perbandingan Metoda Formulasi Intensitas Hujan untuk Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai Perbandngan Meoda Formulas nensas Hujan unuk Kawasan Hulu Daerah Alran Sunga (Dmua pada Jurnal Journal Geograf GEA Vol. 5 No. Okober 5) ndramo Soekarno 1) Dede Rohma ) Absrak Kajan dlakukan unuk memperoleh

Lebih terperinci

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Jurnal Elecroncs, Informacs, and Vocaonal Educaon (ELINVO), Volume 1, Nomor 1, November 215 PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK I INONESIA ENGAN MENGGUNAKAN ATA ENVELOPMENT ANALYSIS Handaru Ja Program

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Webse : jurnal.umj.ac.d/ndex.php/semnasek IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Yayuk Seyanng Asuk 1*, Dan Tresnawan 2 *1 Prod Teknk Spl, Fakulas Teknk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci