IV. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan yang sanga besar. Kedua, pengaruh nvesas sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan erhadap dsrbus pendapaan dan kemsknan d Provns Sulawes Tengah belum pernah dka dengan menggunakan model Ssem Neraca Sosal Ekonom (SNSE). 4.. Jens dan Sumber Daa Unuk membangun model ssem neraca sosal ekonom Sulawes Tengah yang erdr dar beberapa neraca, maka dperlukan beberapa ens daa sekunder seper dsakan pada Tabel 4. Seelah daa yang dsebukan pada Tabel 4 dperoleh maka penghungan nla ransaks pada masng-masng sub marks aau sel-sel marks dalam kerangka Ssem Neraca Sosal Ekonom dlakukan melalu pendekaan yang berbeda-beda. Daa uama yang dgunakan bersumber dar Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah 5 yang menurunkan nformas enang dsrbus nla ambah yang durunkan oleh berbaga sekor produks. Daa lan yang dgunakan adalah daa SUSENS (Survey Sosal Ekonom Nasonal), neraca keuangan pemernah daerah, neraca pembayaran luar neger, sensus penduduk, dan Sakerda (Survey ngkaan Kera Daerah), Supas (Survey Penduduk nar Sensus), sera berbaga daa hasl dar survey uga dgunakan unuk melengkap nformas yang ada.

2 86 Tabel 4. Jens dan Sumber Daa No. Jens Daa Sumber Daa. Tabel Inpu - Oupu 5 BPS Provns Sulawes Tengah. gregas Sekoral gregas Olahan. SUSED 5 BPS Provns Sulawes Tengah 4. SUSENS Indonesa 5 BPS Pusa Jakara 5. Sask Peranan 8 Dnas Peranan dan Perkebunan, BPS Provns Sulawes Tengah 6. SKTIR 8 (Survey Khusus Tabungan dan Invesas Rumahangga) BPS Provns Sulawes Tengah, BPS Pusa Jakara 7. INKESR (Indkaor Keseaheraan Rakya) 8 BPS Provns Sulawes Tengah, BPS Pusa Jakara 8. PBD Pemernah Daerah (Pemda) Provns Sulawes Tengah 9. Penanaman Modal Daerah BKPMD, Bappeda Provns Sulawes Tengah. PDRB 8 BPS Provns Sulawes Tengah. Produks dan Perdagangan Sekor Peranan Dnas Peranan dan Perkebunan, Deperndag, BPS Provns Sulawes Tengah. Daa Lannya Insans Terka. Balancng SNSE 8 Cross Enropy Olahan Secara umum proses yang dlakukan dalam penyusunan kerangka Ssem Neraca Sosal Ekonom Sulawes Tengah 8 adalah :

3 87. Meneapkan penggolongan uama/klasfkas aas berbaga ransaks dalam kerangka Ssem Neraca Sosal Ekonom, secara gars besar erdr dar : klasfkas sekor produks, klasfkas fakor produks, dan klasfkas rumahangga.. Melakukan esmas enang besaran-besaran nla ransaks pada masng-masng sel aau sub marks.. Melakukan komplas dan resrukursas daa penunang lan seper daa enaga kera, umlah penduduk dan rumahangga. Model Ssem Neraca Sosal Ekonom (SNSE) Sulawes Tengah pada Tahun 8 erdr dar beberapa neraca, unuk u penelasan ens daa yang seper yang dkemukakan oleh Gnng (6) sebaga berku :. Pendapaan Tenaga Kera Daa value added (nla ambah) yang derma oleh fakor produks enaga kera dan bukan enaga kera (modal) d peroleh dar Tabel Inpu-Oupu pada komponen upah dan ga (kode ) dan surplus usaha (kode ). Selan u, perlu dambahkan pula komponen penyusuan (kode ) yang danggap pula sebaga balas asa fakor produks bukan enaga kera (modal). Transaks ersebu memberkan gambaran enang komponen balas asa fakor produks yang dbayarkan oleh seluruh sekor produks yang pada akhrnya akan menad sumber pendapaan fakor produks, aaupun nsus yang sebagan besar dmlk oleh rumahangga. Balas asa dalam fakor produks enaga kera pada Tabel Inpu-Oupu yang dmunculkan hanya unuk enaga kera yang dbayar, sedangkan enaga kera yang dak dbayar dak dmunculkan, sehngga unuk kepenngan Ssem Neraca Sosal Ekonom dsn ransaks ersebu perlu

4 88 dperhungkan secara erpsah. Tenaga kera dbayar adalah enaga kera yang erlba dalam kegaan ekonom sebaga fakor produks enaga kera dan memperoleh upah dan ga sebaga balas asa bag fakor produks yang elah dberkan (saus enaga kera dbayar adalah buruh/karyawan), sedangkan enaga kera dak dbayar adalah enaga kera yang erlba dalam kegaan ekonom produks sebaga fakor produks enaga kera (bersaus bukan buruh aau pengusaha) eap mereka dak memperoleh sama sekal upah dan ga sebaga balas asa fakor produks, conohnya adalah pekera keluarga, selan u ada uga sebagan dar mereka yang dak memperoleh upah dan ga karena balas asanya (mxed ncome, propery ncome) sudah ercakup dalam surplus usaha dar usaha yang mereka lakukan, conohnya adalah mereka yang bekera sendr. Balas asa yang dperoleh enaga kera dak dbayar dalam Ssem Neraca Sosal Ekonom dnla dalam benuk mpuas upah dan ga (mpued wages and salares) yang dperhungkan dar keunungan usaha (sebagan kode dalam Tabel Inpu-Oupu). Pada Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah oal balas asa dak dmunculkan sebaga sau komponen ersendr eap dgabung dalam komponen surplus usaha (operang surplus). Balas asa yang dperoleh enaga kera dbayar dalam Ssem Neraca Sosal Ekonom ddapa dar kode dalam Tabel Inpu-Oupu. Dengan adanya perbedaan konseps ersebu maka oal upah dan ga yang erdapa dalam Tabel Inpu-Oupu (kode ) dak akan sama dengan oal upah dan ga yang dhung dalam Ssem Neraca Sosal Ekonom. lokas nla ambah ke fakor produks bukan enaga kera (kapal) dhung berdasarkan pors komponen balas asanya yang berupa keunungan (ermasuk paak langsung),

5 89 bunga modal, sewa anah, sewa rumah dan pendapaan kepemlkan lannya dambah dengan penyusuan. Pengalokasan pendapaan fakor produks bak enaga kera maupun bukan enaga kera kepada pemlk fakor produks bak u rumahangga, perusahaan maupun pemernah dhung berdasarkan pendekaan pada masng-masng kelompok pemlk fakor ersebu. lokas yang dsebu sebaga proses dsrbus yang menggambarkan k emu ransaks yang erad anara produsen sebaga phak yang membayarkan dan pemlk fakor sebaga penerma pendapaan. Berbaga sumber daa dgunakan danaranya Survey Sosal Ekonom Nasonal, Tabel Inpu-Oupu sera survey khusus lannya (Survey Khusus Tabungan dan Invesas Rumahangga dan Survey Khusus Sosal Ekonom Daerah). Tenaga kera dbayar menerma pendapaan berupa upah dan ga, unangan-unangan maupun faslas-faslas lan bak una maupun dalam benuk naura, sedangkan enaga kera dak dbayar seper halnya pekera pemlk dan pekera keluarga memperoleh pendapaan dar bagan surplus usaha aau keunungan, bak una maupun dalam benuk naura. Modal merupakan fakor produks selan enaga kera yang memperoleh pendapaan dalam benuk bagan dar keunungan, devden, bunga, sera pendapaan kepemlkan lannya. Pendapaan ersebu desmas dan berbaga daa-daa yang berkaan dengan ransaks u, yau dengan cara menghung proporsnya dar pendapaan surplus usaha.. Transfer anar Insus Transfer anar nsus melpu pemberan yang bersfa dak mengka seper halnya hbah, dmana ransaksnya dlakukan anar un

6 9 nsus bak secara ndvdual maupun berkelompok. Insus yang dmaksud adalah pemernah, un swasa, maupun rumahangga. Transfer dar pemernah ke rumahangga dperoleh dar laporan keuangan pemernah kemudan ransfer anar rumahangga dolah dar hasl Survey Khusus Tabungan dan Invesas Rumahangga, sedangkan ransfer lannya dperoleh dar hasl survey khusus yang berkaan dengan ransfer nsus. Sebagan pengeluaran pemernah unuk kesehaan dan penddkan yang berupa subsd, dcaa sebaga pengeluaran ransfer pemernah yang dberkan kepada rumahangga. Pada ss yang berbeda, pengeluaran pemernah yang berupa subsd ersebu menad penermaan bag rumahangga, yang kemudan oleh rumahangga dkeluarkan lag sebaga pengeluaran unuk kesehaan dan penddkan.. Pengeluaran Konsums Pembelan barang dan asa hasl dar produks domesk maupun mpor oleh rumahangga, pemernah sera un usaha unuk uuan konsums akhr masuk dalam kaegor pengeluaran konsums. Pengeluaran konsums (akhr) rumahangga adalah pembelan berbaga ens produk seper: sandang, pangan, dan papan, (dak ermasuk pengeluaran unuk ransfer). Pengeluaran konsums rumahangga mencakup pula pengeluaran oleh lembaga swasa nrlaba. Sumber daa uama yang dgunakan adalah Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah Tahun 5 (kode ) yang dlengkap dengan hasl dar survey-survey mengena perlaku konsums rumahangga seper: Survey Sosal Ekonom Nasonal (SUSENS) dan Survey Khusus Tabungan dan Invesas Rumahangga (SKTIR).

7 9 Pengeluaran konsums (akhr) pemernah adalah pengeluaran pemernah unuk barang dan asa, msalnya unuk upah dan ga, pembelan ala-ala kanor, dan sebaganya dak ermasuk pengeluaran unuk ransfer. Sumber daa uama yang dgunakan unuk menghung pengeluaran konsums pemernah adalah dar publkas neraca keuangan pemernah yang mencaa enang srukur pengeluaran pemernah. Komposs pengeluaran konsums pemernah ersebu kemudan dsesuakan dengan Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah Tahun 5 (kode ). Pengeluaran konsums akhr pemernah mencakup pengeluaran oleh un pemernah daerah yang erdr dar berbaga deparemen, lembaga non deparemen, dan lembaga pemernah lannya d daerah, ermasuk pemernah daerah Provns, daerah Kabupaen/Koa, dan daerah desa. Pengeluaran badan usaha mlk daerah bukan merupakan bagan dar pengeluaran konsums pemernah eap dgabungkan dengan sekor ndusr sesua dengan penggolongan lapangan usahanya masng-masng.. Pengeluaran Konsums nara Pengeluaran konsums perusahaan dsebu sebaga konsums (npu) anara yang mencakup pembelan dan penggunaan berbaga produk barang dan asa bak yang berasal dar hasl produks domesk maupun mpor. Daa mengena npu anara maupun baya produks perusahaan dolah dar Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah Paak Tdak Langsung Paak dak langsung dan subsd yang menggambarkan lalu lnas ransfer dar perusahaan ke pemernah (paak dak langsung) dan yang

8 9 kembal kepada masyaraka (subsd) dolah dar laporan keuangan pemernah dan dar Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah Tahun Keunungan yang Tdak Dbagkan Keunungan yang dak dbagkan aau dalam slah lan dsebu sebaga laba yang dahan oleh perusahaan dhung dar bagan surplus usaha yang bersumber dar Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah 5 sera hasl pengolahan survey lannya (Survey Khusus Tabungan dan Invesas Rumahangga dan Survey Khusus Sosal Ekonom Daerah). Keunungan yang dak dbagkan n merupakan sumber abungan bag perusahaan. 6. Tabungan Tabungan merupakan bagan dar pendapaan/penermaan yang dak dkonsums oleh masyaraka. Daa mengena abungan dapa dperoleh dar Sask Ekonom Keuangan Daerah aau daa SUSENS dan SKTIR, Hasl Survey Indusr sera Survey-Survey Khusus Lannya unuk laba/keunungan yang dahan perusahaan, neraca keuangan pemernah pusa dan daerah unuk abungan pemernah dperoleh dar sask keuangan pemernah daerah Sulawes Tengah. 7. Transaks Eksernal Transaks eksernal n merupakan ransaks yang erad anara ekonom domesk dengan luar neger (res of he world) yang menyebabkan eradnya alran devsa bak masuk maupun keluar. Penermaan maupun pengeluaran melpu ransaks dar kegaan ekspor dan mpor, kompensas fakor produks enaga kera maupun bukan enaga kera, pembayaran bunga, berbaga ens ransfer dar dan keluar neger, huang-puang dan ransaks modal. Sumber daa dar Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah dan daa lan.

9 9 4.. Konsruks Kerangka Model Ssem Neraca Sosal Ekonom Sulawes Tengah Tahapan konsruks kerangka Ssem Neraca Sosal Ekonom (SNSE) Sulawes Tengah, adalah penyapan Tabel Inpu-Oupu (I-O), penyusunan neraca regonal, penyusunan Tabel Ssem Neraca Sosal Ekonom regonal dan mennerpreaskan secara deskrpf Tabel SNSE regonal. Konsruks model Ssem Neraca Sosal Ekonom (SNSE) Provns Sulawes Tengah dapa delaskan pada Gambar. Tahapan dalam membangun Tabel Ssem Neraca Sosal Ekonom Sulawes Tengah dmula dengan melakukan agregas Tabel Inpu-Oupu Sulawes Tengah Tahun 5. Mengnga sekor produks yang d analss d fokuskan pada sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan secara rnc semenara sekor ersebu pada Tabel Inpu-Oupu 5 memlk ukuran 5 x 5 sekor maka dagregas menad sekor, dan sekor peranan d dsagregas menad 5 sub sekor peranan dambah dengan ndusr sekor peranan. Secara lengkap dsakan pada Tabel 5. Ssem Neraca Sosal Ekonom yang sudah dagregas adalah daa dar ss neraca pengeluaran, semenara model SNSE mensyarakan neraca pengeluaran sama dengan penermaan, oleh karena u harus dlakukan balancng pada neraca penermaan agar dpenuh persyaraan ersebu dengan menggunakan meode Cross Enropy. Daa-daa yang elah melalu proses agregas dan balancng menad daa dasar analss SNSE. Dengan menggunakan analss pengganda, dlakukan analss pengaruh nvesas sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan dalam perekonoman sekoral, eruama peran dalam produks,

10 94 nla ambah (PDB), pencpaan lapangan kera (yang ddeka dar nla ambah enaga kera) dan keerkaan (lnkage) anar sekor. TBEL INPUT OUTPUT 5 GREGSI SEKTORL SUSED SNSE SULTENG SUSENS INDONESI STTISTIK PERTNIN SKTIR DT LINNY Konsruks SNSE 8 Cross Enropy Balancng SNSE 8 PLIKSI SNSE 8 nalss Mulpler Dampak Ekonom Sekoral Dsrbus Pendapaan R.umahangga Fakor Produks Keerkaan nar Sekor Oupu nalss Smulas Kebakan SUSED / SUSENS nalss Kemsknan (Toal Povery Gap) Gambar. Konsruks Model Ssem Neraca Sosal Ekonom Provns Sulawes Tengah

11 95 Tabel 5. Klasfkas Ssem Neraca Sosal Ekonom Provns Sulawes Tengah Fakor Produks Insus Sekor Produks Tenaga Kera Rumahangga Insus Lannya T.K.Penerma Upah dan Ga T.K.Bukan Penerma Upah dan Ga Kapal Buruh Tan 4 Peranan Pendapaan Golongan Rendah d Desa 5 Peranan Pendapaan Golongan Tngg d Desa 6 Pendapaan Golongan Rendah d Desa 7 Pendapaan Golongan as d Desa 8 Pendapaan Golongan Rendah d Koa 9 Pendapaan Golongan as d Koa Perusahaan Pemernah Sub Sekor Tanaman Pangan Sub Sekor Perkebunan 4 Sub Sekor Peernakan 5 Sub Sekor Kehuanan 6 Sub Sekor Perkanan 7 Perambangan Mnyak dan Gas Bum 8 Perambangan Non Mnyak dan Penggalan 9 Indusr makanan dan mnuman Indusr Kul Indusr Barang Kayu dan Hasl Huan Lannya Indusr Keras dan Barang Ceakan Indusr Pupuk Kma dan Barang dar Kare 4 Indusr Semen, Barang Galan bukan Logam 5 Indusr Logam Dasar Bes dan Baa 6 Indusr la ngkuan dan Indusr Lannya 7 Lsrk dan r Bersh 8 Bangunan / Konruks 9 Perdagangan Resoran dan Hoel ngkuan dan Komunkas Bank, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan Pemernahan Umum, Perahanan, Jasa dan Kegaan Lannya 4 Neraca Kapal 5 Paak Tdak Langsung 6 nggaran Run dan Pembangunan 7 Luar Neger 8

12 96 Selanunya melalu model SNSE, dapa delusur kepada fakor produks apa saa besarnya pendapaan ersebu yang dermakan. Msalnya berapa pendapaan yang derma oleh fakor produks enaga kera dan berapa besar unuk pemlk modal. Pendapaan yang ddsrbuskan kepada fakor produks selanunya d redsrbuskan ke nsus penerma, yau rumahangga, pemernah dan perusahaan. Insus rumahangga penerma keseaheraan drnc menuru beberapa golongan rumahangga berdasarkan kepemlkan lahan peranan, rumahangga desa dan koa ddasarkan pada sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan. ngka pengganda neraca dgunakan unuk melakukan analss smulas kebakan sehngga dperoleh dampak erhadap persenase perubahan pendapaan oupu sekoral dan pendapaan enaga kera sehngga dapa dhung pendapaan sebelum dan sesudah smulas. Daa pendapaan ersebu selanunya dgunakan sebaga dasar unuk melakukan analss dsrbus pendapaan sekoral dan enaga kera dengan daa SNSE dan daa pendukung lan. Unuk menganalss dsrbus pendapaan rumahangga dan kemsknan dengan menggunakan daa survey sosal ekonom daerah yang dbandngkan dengan survey sosal ekonom nasonal. Dengan demkan meskpun analss dsrbus pendapaan rumahangga dan kemsknan dlakukan dluar analss SNSE, eap erdapa keerkaan pembahasan anara kedua analss ersebu Meode nalss Seelah Ssem Neraca Sosal Ekonom Provns Sulawes Tengah berhasl dbangun, maka selanunya dapa danalss hubungan anara sau neraca dengan neraca lannya, seper : analss dsrbus pendapaan fakoral

13 97 (enaga kera dan modal) dapa dlakukan dengan melha hubungan anara neraca sekor produks dengan neraca fakor produks, analss dsrbus pendapaan rumahangga dapa dlakukan dengan melha hubungan anara neraca fakor produks dengan neraca nsus, demkan halnya dengan neraca lannya. Selan u, dar Tabel Ssem Neraca Sosal Ekonom ersebu uga dapa dunukkan beberapa ndkaor ekonom makro, seper : pola pengeluaran rumahangga, perusahaan dan pemernah, abungan regonal dan nvesas, alokas nla ambah fakor produks, ransfer dar/kepada rumahangga, perusahaan, srukur produks dan lannya. Dengan demkan berar bahwa Ssem Neraca Sosal Ekonom Sulawes Tengah yang dbangun sudah dapa dgunakan unuk menelaskan knera perekonoman. Meode analss dalam penelan n : () ) analss pengganda (mulpler effec), () dsrbus pendapaan rumahangga, () analss alur srukural (4) analss kemsknan, dan (5) analss smulas. Masng-masng meode analss ersebu dapa delaskan sebaga berku : nalss Pengganda Neraca Tuuan dar analss n adalah unuk mengeahu dampak dar perubahan neraca eksogen, msalnya nvesas sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan sebesar un erhadap pendapaan neraca endogen (fakor produks, nsus rumahangga, dan sekor produks). Dalam penelan n, pengganda yang dgunakan adalah dengan pendekaan raa-raa (M a ). Nla ersebu dapa dhung dengan cara membag masng-masng elemen dar seap neraca dengan nla oal keseluruhan. Secara maemas analss pengganda neraca dapa dulskan sebaga berku :

14 98 = T, aau T =...(4) dmana : = kecenderungan pengeluaran raa-raa (average expendure propensy) bars ke- dan kolom ke- T = elemen neraca bars ke- dan kolom ke- (neraca endogen) = oal kolom ke- Oleh karena u kerangka SNSE dapa dulskan dalam benuk marks sebaga berku : 4 = = X = X X X 4...(5) Dmana, X, adalah vekor kolom dar marks T unuk masng-masng =,,,4 (neraca eksogen). Karena merupakan suau marks dengan unsur-unsurnya yang konsan, maka persamaan (5) dapa dulskan sebaga berku : = dan,..... = X X X...(6) 4 = X 4...(7) Berdasarkan persamaan (7) dapa dlha bahwa nla 4 dapa dcar bla dan dkeahu. Neraca 4 dan neraca X ( =,,,4 ) merupakan neraca eksogen dalam kerangka SNSE. Selanunya persamaan (6) dapa duls dalam noas marks sebaga berku :

15 99 = = X ( I ) = X X...(8) = ( I ) X, aau = M a X...(9) Dengan, M a = ( I ) yang dsebu sebaga pengganda neraca (accounng mulpler). Persamaan (9) menelaskan bahwa pendapaan neraca endogen, yau : neraca fakor produks, neraca nsus, dan neraca sekor produks akan berubah sebesar M a akba perubahan neraca eksogen sebesar un. Dengan kaa lan persamaan (9) dapa durunkan : Secara umum : δ = M aδx...() Secara khusus : δ δx = Ma / Dalam hal n,...() δ adalah perubahan neraca endogen ke- (msalnya perubahan pendapaan pada nsus rumahangga), δ X adalah perubahan neraca eksogen ke- (msalnya perubahan pengeluaran nvesas pemernah dan swasa d sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan), dan Ma adalah pengganda neraca bars ke- dan kolom ke-. Persamaan () menelaskan bahwa apabla pengeluaran neraca eksogen ke- berubah sebesar un, maka pendapaan neraca endogen ke- akan berubah sebesar Ma un. Unuk melha proses perubahan neraca endogen secara deal akba dar perubahan neraca eksogen, maka dalam penelan n akan dlakukan analss dekomposs pengganda neraca Ma. Dekomposs ersebu dapa dlakukan

16 dalam benuk perkalan (mulplcave) aau dalam benuk perambahan (addve). Unuk n prosedur akan dmula dengan menulskan kembal persamaan (6) dalam benuk sebaga berku : =..... X X X...() Penulsan persamaan (6) menad persamaan () dmaksudkan unuk dapa memsahkan elemen-elemen dagonal marks, yau. dan. dar elemen-elemen lannya, yau.,., dan.. pabla marks M a. adalah : M a. I = ( I ). ( I ). maka persamaan (9) dapa dulskan sebaga berku : = M a.. M a.x.....() Persamaan () ersebu dapa dulskan sebaga berku : = M a. X, dengan = M a (4) Dengan asums kebalkan marks ( I dan. ) ( I ada (exs), maka.) kedua marks ersebu dapa dulskan sebaga berku :

17 ... ) (... = I I Berar. ) ( I mempunya nla yang selalu lebh besar dar I karena semua elemen. adalah posf. Oleh karena u a. M ada (exs). Selanunya persamaan (4) dapa duls menad : X M I a. ) ( =, dengan asums bahwa marks kebalkan ) ( I ada. Marks kebalkan ) ( I dapa dulskan sebaga berku :... ) ( = I I...) ) ( ) ( 6 = I I ) ( ) ( = I I Sehngga, X M M M a a a... = Dengan, ) (. I M a =. ) ( = I M a = = = =

18 Sehngga erlha bahwa marks M = M a M M a. a. a M a dapa ddekomposs menad :....(5) Marks M a dapa uga ddekomposs dalam benuk perambahan sebaga berku: M a = I ( M a. I) ( M a. I) M a. ( M a. I) M a.m a. = I Ta Oa Ca...(6) Benuk perama persamaan (6) menunukkan marks denas, yang menggambarkan dampak awal neks erhadap neraca endogen. Msalnya erdapa kenakan permnaan erhadap sekor peranan dar neraca kapal (nvesas). Kenakan u dsebu neks awal. Semenara u, benuk kedua, kega dan keempa pada persamaan (6) masng-masng menunukkan ransfer (Ta), open loop (Oa) dan closed loop mulplers (Ca). Besarnya nla pengganda Ssem Neraca Sosal Ekonom menunukkan besarnya keerkaan nersekoral dalam perekonoman. Keerbaasan yang serng muncul dalam analss Ssem Neraca Sosal Ekonom secara konvensonal melpu asums purely demand, dengan kaa lan, dak ada hambaan penawaran, harga eap dan koefsen pengeluaran unuk seap perhungan dalam Ssem Neraca Sosal Ekonom (Bausa, ). Perhungan oal pengganda neraca seap sekor erdr dar beberapa elemen nla pengganda neraca, yau :. Pengganda Oupu Pengganda oupu n menunukkan oal efek aau dampak erhadap oupu dalam perekonoman secara keseluruhan akba adanya penngkaan permnaan oupu pada suau sekor dalam blok produks dmana nla pengganda n dperoleh dar penumlahan koefsen marks pengganda neraca d blok sekor

19 produks sepanang kolom sekor. Nla oupu pengganda n uga menunukkan besarnya keerkaan anar sekor produks dalam perekonoman sebaga oal pembelan npu bak langsung maupun dak langsung dar sekor yang dsebabkan karena adanya penngkaan penualan oupu dar sekor sebesar sau sauan moneer kepada permnaan akhr.. Pengganda Keerkaan anar Sekor Produks Pengganda keerkaan anar sekor produks menunukkan oal efek aau dampak erhadap npu dan oupu dalam perekonoman secara keseluruhan akba adanya penngkaan permnaan npu dan oupu pada suau sekor dalam blok fakor produks dan sekor produks dmana nla pengganda n dperoleh dar penumlahan koefsen marks pengganda neraca d blok fakor produks dan sekor produks sepanang kolom sekor.. Pengganda Pendapaan Rumahangga Pengganda pendapaan rumahangga n menunukkan oal efek aau dampak erhadap pendapaan rumahangga dmana nla pengganda n dperoleh dar penumlahan koefsen marks pengganda neraca pada unsur-unsur yang ermasuk kelompok rumahangga (ermasuk elemen blok nsus) sepanang kolom sekor. Pendapaan dalam Ssem Neraca Sosal Ekonom yang dmaksud adalah pendapaan yang dperoleh dar alokas pendapaan yang derma oleh rumahangga (upah dan ga, devden, bunga, sewa, dan lan-lan) sera pembayaran ransfer kepada rumahangga. 4. Pengganda fakor produks Pengganda fakor produks menunukkan oal dampak erhadap penermaan blok fakor produks dmana blok fakor produks erdr dar enaga

20 4 kera dan modal. Pendapaan yang dmaksud dalam model SNSE adalah alokas nla ambah yang dhaslkan oleh berbaga sekor produks kepada fakor-fakor produks sebaga balas asa dar penggunaan fakor-fakor produks ersebu, msalnya upah dan ga sebaga balas asa bag penggunaan fakor produks enaga kera, keunungan, devden, bunga, sewa dan lan-lan. Nla pengganda n dperoleh dengan menumlahkan koefsen marks pengganda neraca pada unsur-unsur dalam blok fakor produks (enagakera dan modal) sepanang kolom sekor. Selanunya nla-nla pengganda ersebu dgunakan unuk merankng sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan, guna mengdenfkas sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan mana yang perlu mendapa proras unuk dkembangkan nalss Jalur Srukural nalss alur srukural dalam penelan n dfokuskan pada alur yang menghubungkan sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan ke nsus rumahangga. nalss dlakukan unuk mengeahu alur aau arngan yang menghubungkan sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan sampa ke nsus rumahangga, yau pengaruh smulus ekonom yang dberkan ke sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan sebaga alur asal ke nsus rumahangga sebaga alur uuan. Dalam hal n nsus rumahangga ddsagregas menad uuh golongan rumahangga. Hubungan anara alur sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan dan alur nsus rumahangga sera alur-alur yang dlewa dnyaakan melalu besaran koefsen pengaruh yang menunukkan besaran pengeluaran. Perhungan koefsen ersebu menggunakan pendekaan

21 5 kecenderungan pengeluaran raa-raa (average expendure propensy). nalss alur srukural menghaslkan banyak sekal alur yang menghubungkan dampak smulus d sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan ke nsus rumahangga. Unuk u alur yang danalss dbaas hanya melewa uuh alur seper : dar sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan menuu fakor produks enaga kera peranan, non peranan dan berakhr ke rumahangga) nalss Kempangan Dsrbus Pendapaan Meode analss yang dgunakan dalam mengukur dsrbus pendapaan adalah menggunakan Thel ndex. Penggunaan meode ersebu ddasar karena Thel ndex dapa ddekomposs menad kempangan dalam kelompok rumahangga u sendr, dan kempangan anara kelompok rumahangga. Koefsen Thel merupakan ndeks yang bersfa non paramerk, yang sanga popular dgunakan unuk menganalss dsrbus pendapaan. Keunggulan Thel ndex adalah sfanya yang dak erpengaruh oleh nla-nla eksrm. Thel ndex uga dak erpengaruh oleh perubahan umlah populas. da dua ndeks Thel, yau ndeks Thel-T yang menggunakan pembobo pangsa pendapaan dan ndeks Thel-L menggunakan pembobo pangsa populas. Index kempangan ersebu dapa dukur dengan rumus : Y Y T = ln Y n dmana : Y Y...(7) n = oal pendapaan rumahangga dalam kelas pendapaan unuk kelompok Y = oal pendapaan unuk semua rumahangga

22 6 n n = umlah rumahangga dalam kelas pendapaan unuk kelompok = umlah seluruh rumahangga Thel ndex dapa ddekomposs menad komponen dalam kelompok dan anar kelompok, dengan rumusnya adalah : Kempangan oal = Kempangan kelompok kempangan anarkelompok dmana : Y Y Y ln Y T = T = Tw Tb...(8) T Y n n Y Y T = ln Y Y n n Unuk ukuran kempangan dsrbus pendapaan sekoral dhung dengan menggunakan L-Index. Jka daa enaga kera unuk seap sekor produks erseda, maka perhungan L-ndex dapa drumuskan sebaga berku : L = n n ln n n Y Y...(9) dmana : Y Y n n = oal pendapaan rumahangga dalam kelas pendapaan unuk kelompok = oal pendapaan unuk semua rumahangga = umlah enaga kera yang ada dalam masng-masng sekor sebaga salah sau prox unuk rumahangga. = umlah seluruh rumahangga Jumlah enaga kera yang ada dalam masng-masng sekor sebaga salah sau prox unuk rumahangga, karena sanga sul unuk memperoleh umlah

23 7 rumahangga yang drnc menuru sekor produks. Ukuran L-ndex dapa pula dekomposs menad (dua) komponen, dengan rumus sebaga berku : L = W W log V m m W L = =...() m W L = = menunukkan komponen whn-nequaly m = W W log V = menunukkan komponen beween-nequaly dmana : W V = sumbangan umlah pekera menuru kelompok pendapaan = sumbangan umlah pendapaan menuru kelompok penerma pendapaan m = umlah kelompok penerma pendapaan ( =,,,...,m) nalss Kemsknan Langkah awal unuk melakukan analss kemsknan adalah dengan menyapkan daa SUSENS. Daa ersebu dgunakan unuk membenuk srukur daa kelompok rumahangga berdasarkan ens pekeraan, lokas (desa-koa), raaraa pengeluaran maupun umlah anggoa rumahangga. Dengan menggunakan baas gars kemsknan yang deapkan oleh Badan Pusa Sask Sulawes Tengah, dapa deapkan umlah rumahangga yang ergolong mskn, yau rumahangga yang memlk pendapaan (yang dproks dar pengeluaran) d bawah gars kemsknan. Dalam penelan n daa SUSENS yang dgunakan adalah daa Tahun 5, maka gars kemsknan yang dgunakan adalah gars kemsknan yang deapkan oleh Badan Pusa Sask (BPS) Sulawes Tengah yang dhung melalu raa-raa pengeluaran perbulan dbawah gars kemsknan.

24 8 Tahun 5 gars kemsknan deapkan sebesar Rp unuk perkoaan dan Rp unuk perdesaan. Daa-daa ersebu selanunya dgunakan sebaga daa dasar (base daa) unuk menghung ndex kemsknan. Unuk menghung ndex kemsknan, daa pendapaan rumahangga berdasarkan golongan rumahangga (yang dprox dar daa pengeluaran), dubah ke dalam pendapaan masng-masng ndvdu. Hal n dlakukan karena perhungan FGT povery ndex ddasarkan pada pengeluaran masng-masng ndvdu aau per kapa penduduk mskn. Dalam menghung pendapaan masng-masng ndvdu sebaga dasar penghungan kemsknan ada dua pendekaan, yau :. Pendekaan berdasarkan raa-raa per kapa. Raa-raa perkapa n belum mempermbangkan ngka konsums menuru golongan umur, ens kelamn dan skala ekonom dalam konsums.. Pendekaan berdasarkan skala ekvalens aau Equvalence Scales (ES), yang menunukkan ukuran pendapaan relaf dar masng-masng rumahangga yang berbeda unuk mencapa sandar hdup. Dalam penelan n penghungan melalu pendekaan skala ekvalens ddasarkan pada kenyaaan bahwa krera unuk menenukan gars kemsknan pada umumnya lebh banyak ddasarkan pada kecukupan kebuuhan energ kalor, semenara kebuuhan kecukupan pangan ndvdu berbeda menuru umur dan ens kelamn. Selanunya analss smulas kebakan uga dgunakan unuk menganalss kemsknan. Index kekurangan pendapaan oal (oal povery gap) dengan menggunakan daa SUSED/SUSENS. Meskpun menggunakan analss dluar model SNSE, pada dasarnya analss kemsknan dalam penelan n eap mengacu pada kerangka SNSE, karena: () kelompok rumahangga pada

25 9 model SNSE dsusun berdasarkan daa SUSED/SUSENS, dan () penggolongan rumahangga pada daa SUSED/SUSENS dbua mengku pengelompokan rumahangga yang erdapa dalam neraca SNSE. Unuk menghung ndex kemsknan, daa pendapaan rumahangga berdasarkan golongan rumahangga (yang dprox dar daa pengeluaran), dubah ke dalam pendapaan masng-masng ndvdu. Hal n dlakukan karena perhungan oal povery gap ndex ddasarkan pada pengeluaran masng-masng ndvdu aau per kapa penduduk mskn. Formula Foser-Greer-Thorbecke povery ndex dnyaakan sebaga berku (Cockburn, ). P α (y;z) = q n = z y z α (α )... () dmana : y = raa-raa nla pengeluaran per kapa ndvdu ke dalam rumahangga yang sudah drankng berdasarkan ngka pengeluaran n q z = oal populas = umlah populas mskn = baas kemsknan sehngga povery gap rao adalah G = (z y )/z, dmana G = pada saa y > z. Dalam formula d aas memlk angka nla α erdr dar :. Jka α =, P menyaakan headcoun ndex, merupakan propors populas yang berada dbawah gars kemsknan. Formula d aas akan menad: P(y;z) = q n = z y z, aau P = q/n.

26 Jka msalnya sebanyak persen populas adalah kelompok mskn, maka P =... Jka α =, menunukkan ukuran povery gap rao dmana masng-masng penduduk mskn dbobo berdasarkan arak relaf mereka dar gars kemsknan. Formula () menad: P (z y = /n )/z. Msalkan besaran P =. arnya oal kesenangan kemsknan seluruh populas mskn erhadap gars kemsknan adalah persen, sedangkan P /P =/q (z y )/z adalah raa-raa kesenangan kemsknan (povery gap) yang dnyaakan sebaga propors erhadap gars kemsknan.. Jka α =, formula () menad: P (y;z) = q n = z y z. rnya bobo yang dberkan kepada masng-masng penduduk mskn proporsonal dengan kuadra kekurangan pendapaan mereka erhadap gars kemsknan. Index ersebu merupakan ukuran yang sensf erhadap perubahan pendapaan aau dsrbus pendapaan populas mskn (dsrbuonally sensve ndex). Ukuran n dnamakan raso keparahan kemsknan (povery severy). Pengukuran kemsknan dengan FGT ndex dapa dgunakan uga apabla populas rumahangga akan dpsahkan (dsaggregaed) menuru kelompok (sub-group) populas sehngga konrbus masng-masng kelompok dapa dkeahu. Dalam penelan n populas dbag menad 7 kelompok maka profl kemsknan akan dgambarkan melalu P unuk =,...,7.

27 P = n 7 = p( z, y )...() Selan u kemsknan agrega sebaga raa-raa ukuran kemsknan kelompok, dformulaskan sebaga: P = dmana: P N y 7 n = P N...() = ukuran kemsknan unuk kelompok, dmana =,...,7. = umlah populas kelompok = raa-raa pengeluaran ndvdu yang berada pada kelompok = ndvdu,...,n yang berada dalam kelompok. Profl kemsknan menuru kelompok ersebu akan menggambarkan konssens, dmana keka kemsknan dalam suau kelompok menngka, maka secara agrega kemsknan populas uga akan menngka, demkan sebalknya nalss Smulas Smulas yang dlakukan beruuan unuk melha apakah sekor peranan dan ndusr pengolahan hasl peranan merupakan sekor yang dapa mempengaruh dsrbus pendapaan dan mengurang kemsknan rumahangga d Provns Sulawes Tengah, maka skenaro kebakan dar penelan n adalah : Skenaro : Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa unuk sub sekor anaman pangan sebesar persen. Skenaro : Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa unuk sub sekor anaman perkebunan sebesar persen. Skenaro : Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa unuk ndusr pengolahan makanan dan mnuman sebesar persen.

28 Skenaro 4: Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa unuk ndusr pengolahan hasl huan sebesar persen. Skenaro 5: Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa sekor perambangan mnyak dan gas bum sebesar persen. Smulas 6: Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa sekor perdagangan sebesar persen Skenaro 7: Smulas penngkaan nvesas pemernah dan swasa sekor asa hoel dan resoran sebesar persen sums nalss sums yang mendasar penelan unuk menggambarkan dan meramalkan perekonoman wlayah Sulawes Tengah dalam model Ssem Neraca Sosal Ekonom (SNSE), maka n, (), Tap sekor memproduks suau oupu unggal dengan srukur npu unggal dan dak ada subsus secara oomas erhadap npu dar oupu sekor yang berbeda-beda (homogenas). (), Hubungan anara npu dan oupu ddalam ap sekor merupakan fungs lnear yau umlah ap ens npu yang dserap oleh sekor erenu nak aau urun sebandng dengan kenakan aau penurunan oupu sekor-sekor ersebu (Proporsonal). () Efek oal dar kegaan produks d berbaga sekor merupakan penumlahan dar efek masng-masng kegaan. (4). Ss penawaran selalu dapa merespon perubahan ss permnaan, sehngga neraks permnaan dan penawaran dak pernah menmbulkan kesenangan anara keduanya (Kapasas sumberdaya berlebh). Konsekuensnya harga-harga dak pernah berubah aau harga eap (fxed prce) dan bersfa eksogen (dak muncul dalam persamaan SNSE).

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 20 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGATAN NSEMNAS BUATAN j D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA Menmbang : a. b. BUPAT PACTAN, bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i BXJPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 4 TAHUN 202 \ TENTANG PELMPAHAN SEBAGAN KEWENANGAN PENGELOLAAN BDANG PERZNAN KEPADA KEPALA KANTOR PELAYANAN PERZNAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

i BUPATI PACITAN 1 I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2014 i

i BUPATI PACITAN 1 I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2014 i ( BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 5 TAHUN 204 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 8 TAHUN 20 TENTANG RETRBUS TEMPAT PELELANGAN KAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pendapatan (factorial distribution dan income distribution), dan pengaruh dari

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pendapatan (factorial distribution dan income distribution), dan pengaruh dari BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Sederhana SNSE Matrks SNSE dapat menggambarkan keterkatan antar sektor, dstrbus pendapatan (factoral dstrbuton dan ncome dstrbuton), dan pengaruh dar konsums,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKT DAERAH BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa sehubungan elah deapkannya Badan Rumah

Lebih terperinci

, PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA^TIMUR

, PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA^TIMUR NOTAKESEPAHAMAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MnMOR414/NK/X-Xm.2/7/2011 NOMORHK.14TAHUN2011 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN S.STEM.NFORMAS.

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol. 4. No. - Agusus ISSN : 4-858 ROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMOK ADA ROSES YULE- FURRY Samsuryad Jurusan Maemaka FMIA Unversas Srwaya

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN A. BESARAN DAN SATUAN Teor Sngka : D dalam Fska gejala alam dama melalu pengukuran. Pengukuran adalah membandngkan suau besaran dengan besaran sejens yang dsepaka sebaga paokan (sandar). Besaran adalah

Lebih terperinci

KERTAS KERJA RKA-KL RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

KERTAS KERJA RKA-KL RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 KEMEN/LEMB UNT ORG SATUAN KERJA PROPNS LOKAS () KERTAS KERJA RKA-KL RENANA KNERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 20 : (08) BADAN STANDARSAS NASONAL! (0) BADAN STANDARSAS NASONAL (60) SEKRETARAT UTAMA BADAN

Lebih terperinci

BUPATl PACITAN. I PERATURAN BUPATl PACITAN \ NOMOR IS TAIIUN 2008 TENTANG

BUPATl PACITAN. I PERATURAN BUPATl PACITAN \ NOMOR IS TAIIUN 2008 TENTANG BUPATl PACTAN PERATURAN BUPATl PACTAN \ NOMOR S TAUN 2008 TENTANG STRUKTUR ORGANSAS DAN TATA KERJA SEKRE l ARAT DEWAN PENGURUS KABUPATEN KORPS PEGAWA REPUBMK NDONESA KABUPATEN PACTAN BUPATl PACTAN Menmbang

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan usaka II.1 Kesembangan asokan-ermnaan Fungs permnaan adalah suau fungs yang menggambarkan seberapa banyak suau barang akan dbel pada berbaga alernaf harga barang yang bersangkuan, harga barang-barang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBIUR. = PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 36 TAHUN 2014

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBIUR. = PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 36 TAHUN 2014 BUPAT PACTAN PROVNS JAWA TBUR = PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 36 TAHUN 2014 j TENTANG POLA TARF LAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Lokas peneltan adalah Kabupaten Maalengka, Provns Jawa Barat yang secara geografs terletak pada koordnat 6 0 36-7 0 03 Lntang Selatan dan 108 0 03-108

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2014 PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2014 PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA bupat PACTAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 9 TAHUN 204 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA D DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ; BUPAT PACTAN. Menlznbang : a. bahwa unuk kelancaran dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

5 PERATURAN BUPATI PACITAN ' NOMOR 13 TAHUN 2010 i

5 PERATURAN BUPATI PACITAN ' NOMOR 13 TAHUN 2010 i > 1! BERITA DAERAH ' KABUPATEN PACITAN TAHUN 2010 ' NOMOR 14 J 1 5 PERATURAN ' NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PAKTA INTEGRITAS TERHADAP PEJABAT STRUKTURAL DAN PEJABAT BADAN USAHA MILIK

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci