KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION"

Transkripsi

1 , Okober 2006, p: 0-20 Vol. No. 2 ISSN : KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION Anna Asrd Susan Pusa Daa dan Informas Peranan Deparemen Peranan, Jakara Aunuddn Deparemen Saska Insu Peranan Bogor, Bogor ABSTRACT I has been known ha Gross Domesc Produc (GDP) s one of he ools whch can be used o measure he agrculure secor s performance. Snce he agrculure s GDP s nfluenced by food crops GDP, he measuremen of agrculure s GDP s based on producon value of he pror commodes of food crops such as rce and corn. Producon s nfluenced by harvesed area, yeld, producer s prce of commodes, and prce of npu facors such as ferlzers and pescdes. Vecor Auoregresson (VAR) model s one of he mulvarae model ha used o examne he relaonshp among varables whch affec food crop s GDP. VAR can also be used for gvng nformaon abou behavor of he varables n response o he varous shocks. The objecve of he sudy s o examne he response of a varable o he varous shocks of he oher varables by usng response mpulse funcon of VAR model. The sudy shows ha harvesed area sgnfcanly affecs food crops GDP on all erm, bu commody prces and npu facors prces jus affec on shor erm. The resuls also show ha nflaons n agrculure secor wll ncrease farmer s ncome and producon effecvely bu he nflaons are affeced by npu facor prces. Key words:: Food Crops GDP, Vecor Auoregresson, Response Impulse Funcon PENDAHULUAN Berbaga kebjakan makro elah dupayakan pemernah sebaga faslaor dan dnamsaor guna mencpakan klm usaha yang lebh kondusf. Para pelaku usaha sera seluruh komponen masyaraka dharapkan secara berahap mampu berperan akf dalam menyelaraskan perekonoman Indonesa. Unuk menla keberhaslan dan peranan pelaku usaha dbuuhkan berbaga ndkaor yang dapa mengukur secara konssen perkembangan knerja mereka dar waku ke waku. Ukuran palng komprehensf unuk menla knerja ersebu adalah melalu Produk Domesk Bruo (PDB) negara ersebu (Lpsey e al. 995). PDB merupakan jumlah nla ambah bruo yang dhaslkan oleh un-un produks yang beroperas d wlayah suau negara dalam jangka waku erenu (BPS 2002). Secara sekoral PDB Indonesa ddukung oleh 9 lapangan usaha ermasuk d anaranya sekor peranan. Sekor peranan memberkan konrbus sekar 5% erhadap oal PDB Indonesa dan menempa perngka kega seelah sekor ndusr pengolahan dan sekor perdagangan, hoel, dan resoran. PDB sekor peranan dperoleh dar PDB sub sekor anaman bahan makanan, anaman perkebunan, peernakan dan hasl-haslnya, kehuanan, dan perkanan. Dar kelma sub sekor ersebu, sub sekor anaman bahan makanan memegang peranan yang sanga domnan dalam memberkan konrbus erhadap PDB sekor peranan dengan konrbus raa-raa per ahun mencapa lebh dar 50%. Hal n menyebabkan flukuas PDB sekor peranan cenderung mengku flukuas PDB sub sekor anaman bahan makanan. Tanaman bahan makanan umumnya dproduks oleh pean kecl, mencakup komodas pad, palawja, sayuran, dan buah-buahan. Sub sekor n menjad penng karena peranannya dalam penyerapan enaga kerja sera penyedaan pangan dan gz masyaraka. 0

2 Melha penngnya sekor peranan ersebu dharapkan kebjakan-kebjakan ekonom negara berupa kebjakan fskal, kebjakan moneer, dan kebjakan perdagangan, dak mengabakan sekor peranan dalam ar kebjakan-kebjakan ersebu dak bas koa yau memperoraskan akvas ekonom koa yang basanya dgelu para pelaku ekonom skala besar, dan juga dak bas modal dalam ar kebjakan yang berorenas mendukung para pemlk modal besar padahal sekor peranan umumnya dgelu oleh mereka yang dkaegorkan sebaga pemodal kecl dan sedang. Unuk u sanga penng unuk dkeahu bagamana dampak berbaga guncangan erhadap perlaku peubah-peubah penng dar sekor peranan. Secara umum perhungan PDB sub sekor anaman bahan makanan menggunakan pendekaan dar sudu produks, yau menghung nla ambah dar barang dan jasa yang dproduks oleh seluruh kegaan usaha dengan cara mengurangkan baya anara dar masng-masng nla produks bruo sub sekor ersebu (BPS 2000). Karena produks dpengaruh oleh banyak peubah seper luas panen, harga jual komodas, baya produks, mpor, dan lan sebaganya, maka dperlukan suau model yang dapa dgunakan unuk menganalss hubungan anar peubah dan sekalgus dapa memberkan nformas enang pengaruh guncangan suau peubah erhadap peubah lannya. Informas ersebu dperlukan unuk menganspas dampak suau guncangan erhadap sablas peubah lannya yang dharapkan dapa menjad bahan masukan bag pengambl kebjakan sekor peranan. Salah sau model yang cukup banyak dgunakan adalah model vecor auoregresson (VAR) yang merupakan suau ssem persamaan dnams unuk menguj hubungan anar peubah dengan menggunakan asums mnmal enang srukur yang membenuk model ersebu (Ashenfeler e al. 2003; Bank of England 2004). Selan u model VAR juga dapa dgunakan unuk mempredks respons peubah erhadap guncangan peubah lannya. Cr uama penggunaan model VAR adalah adanya hubungan mbal balk d anara beberapa peubah dmana anar peubah salng mempengaruh, sehngga pada model VAR semua peubah danggap sebaga peubah endogen dan dperlakukan secara smerk (Enders 995). Banyak penelan elah dlakukan sebelumnya dengan menggunakan model VAR unuk menganalss hubungan anar peubah ekonom seper yang elah dlakukan oleh Valle (2002) unuk meramalkan peubah nflas dan sejumlah peubah lannya sehngga Bank Guaemala dapa memonor ngka nflas yang dargekan. Purnomo (200) menggunakan model VAR srukural (SVAR) berordo unuk mengkaj flukuas ekonom d Indonesa dengan memasukkan peubah PDB, nla ukar rupah, suku bunga duna dan domesk, sera permnaan uang rl. Tahun 2005, Irawan melakukan analsa unuk sekor peranan dengan melbakan 35 peubah yang dbag dalam 5 blok (blok permnaan komodas, permnaan asse, sekor peranan, sekor non peranan, dan ekspor komodas). Penekanan analsa adalah pada blok peranan saja sedangkan blok-blok lan dpandang sebaga peubah eksogen yang mempengaruh peubah-peubah yang ada dalam blok peranan melalu dsequlbrum error dar masng-masng persamaan pada seap blok d luar sekor peranan. Irawan menggunakan model VAR berdasarkan penurunan dar vecor error correcon model (VECM) ordo dengan rank konegras 3. Penggunaan VECM dan bukan VAR sandar dsebabkan oleh adanya konegras anar peubah. Penelan n berujuan unuk mengkaj dampak berbaga guncangan erhadap perlaku peubah-peubah penng dar sekor peranan dengan menggunakan model VAR. TINJAUAN PUSTAKA Model VAR VAR adalah suau ssem persamaan dnams dmana pendugaan suau peubah pada perode erenu erganung pada pergerakan peubah ersebu dan peubah-peubah lan yang erlba dalam ssem pada perode-perode sebelumnya (Enders 995; Bank of England 2004). Dalam penggunaannya VAR hanya memerlukan sedk asums enang srukur pembenuk model dan lebh memfokuskan pada neraks anar peubah ekonom (Ashenfeler e al. 2003; Bank of England 2004). Dengan demkan pemlhan peubah-peubah yang erlba dalam ssem dan panjang lag akan sanga menenukan dalam pembenukan model VAR (Sms 980). Dalam VAR semua peubah danggap sebaga peubah endogen sehngga pembua kebjakan dapa membua kepuusan secara rasonal berdasarkan pengalaman sebelumnya dan kepuusan yang dambl akan berbeda unuk seap rezm yang berbeda. Secara umum model VAR berordo p mempunya benuk persamaan (Enders 995) sebaga berku: x = A 0 + A x - + A 2x -2 + A px -p + e... () dmana

3 x : vekor peubah endogen berukuran nx, dasumskan sasoner A 0 : vekor nersep berukuran nx A : marks parameer berukuran nxn unuk =, 2,, p e : vekor gala berukuran nx yang dasumskan salng bebas erhadap e - dengan nla engah 0 dan ragam konsan p : panjang lag : perode amaan Kesasoneran Daa Model VAR mengasumskan daa dar peubah-peubahnya bersfa sasoner. Daa sasoner adalah daa yang dak memlk rend, pola musman dan keragamannya konsan aau homogen (We 994). Unuk pengamaan dere waku, suau proses dkaakan sasoner jka berasal dar sebaran yang sama (Ashenfeler e al. 2003). Secara umum suau proses sasoner jka fungs kepekaan peluang bersama f(x, x 2,, x ) dak berubah erhadap perubahan waku (Cryer 986) aau f(x, x +, x +2,, x +k) = f(x +m,, x +m+k). Daa yang dak sasoner dapa dbua menjad sasoner dengan proses pembedaan (dfferencng). Kesasoneran daa dapa duj dengan uj Dckey Fuller melalu model pendferensan sebaga berku : J = a + (? )y +??y =?y + ε Hpoess yang duj adalah : Ho : ρ = unuk α = 0 (daa bersfa dak sasoner) H : ρ < unuk α 0 (daa bersfa sasoner) Nla ρ dduga melalu meode kuadra erkecl dan pengujan dlakukan dengan uj. Sask uj yang dgunakan adalah: dengan h ρˆ = σ ρ ˆ ρˆ = nla dugaan ρ = smpangan baku dar ρˆ σ ρ ˆ Jka nla h < nla krs dalam Tabel Dckey Fuller, maka kepuusan yang dambl adalah menolak H 0 yang berar daa bersfa sasoner. Unuk memperoleh ragam yang lebh sabl dapa dlakukan ransformas logarma naural. Menuru Chafeld (984), benuk logarma merupakan kasus khusus dar ransformas Box- Cox yang berujuan unuk mensablkan ragam, membua pengaruh musman yang mulplkaf menjad adf dan unuk membua daa menyebar normal. Uj Blok Eksogenas Uj blok eksogenas dgunakan unuk menenukan peubah mana yang akan dmasukan ke dalam model VAR (Enders 995). Langkahlangkah pengujan adalah sebaga berku: (a) Lakukan pendugaan parameer model VAR dengan mengkuserakan semua peubah (model penuh) sehngga dperoleh marks ragam peragam gala, dlambangkan dengan Σ u. (b) Lakukan pendugaan parameer model VAR dengan dak mengkuserakan peubah y k (k =,2,,n) sehngga dperoleh marks ragam peragam gala, dlambangkan dengan Σ r. (c) Hung raso kemungknan: (T c) (log Σ r - log Σ u ) dengan T = banyaknya pengamaan yang dgunakan c = banyaknya parameer yang dduga dalam seap persamaan parsal unuk model penuh. Raso kemungknan ersebu mengku sebaran χ 2 dengan deraja bebas 2p (p=panjang lag). Kepuusan menerma H 0 bermplkas pada kesmpulan bahwa peubah y k dak perlu dkuserakan dalam model. Penenuan Panjang Lag Dalam VAR, panjang lag juga menunjukkan deraja bebas. Jka panjang lag dlambangkan dengan p, maka seap n persamaan bers np koefsen dambah dengan nersep. Penenuan panjang lag harus dlakukan secara ha-ha agar seluruh dnamka dalam ssem dapa dmodelkan dengan epa (Pyndck 998). Unuk memperoleh panjang lag yang cukup efsen, Enders (995) melakukan perbandngan beberapa panjang lag, dawal dengan panjang lag yang besar kemudan dlakukan reduks panjang lag. Dengan demkan unuk menenukan panjang lag harus ddasarkan pada kecukupan daa pengamaan yang ada. Cara lan unuk menenukan panjang lag adalah dengan menggunakan nla AIC (Akake Informaon Creron) dan SBC (Schwarz Bayesan Creron). Model dengan nla AIC aau SBC erkecl dplh sebaga model erbak dengan lag yang cukup efsen. AIC = T log Σ + 2N SBC = T log Σ + N log(t) dengan T = banyaknya pengamaan yang dgunakan Σ = deermnan marks ragam-peragam dar gala N = oal banyaknya parameer yang dduga dalam semua persamaan. 2

4 Jka seap persamaan dalam n peubah VAR mempunya p lag dan nersep, maka N=n 2 p + n (Enders 995). Idenfkas dan Pendugaan Parameer Pada model VAR sandar, e dasumskan dak berkorelas dengan x dan mempunya ragam konsan sehngga parameer masngmasng persamaan dalam ssem dapa dduga dengan menggunakan meode kuadra erkecl basa (ordnary leas square, OLS). Penduga kuadra erkecl ersebu merupakan penduga yang konssen dan efsen karena peubah-peubah endogen d ss kanan persamaan () adalah sama dalam seap persamaan dengan panjang lag yang juga sama (Enders 995; Pndyck 998). Pada persamaan (), A 0 bers n nersep dan masng-masng marks A (=, 2,,p) bers n 2 koefsen, sehngga banyaknya parameer dalam ssem VAR yang harus dduga sebanyak (n+pn 2 ) parameer aau pada masng-masng persamaan sebanyak (+np) parameer yang harus dduga. Dengan demkan banyaknya parameer yang dduga erganung pada banyaknya peubah-peubah endogen yang erlba dalam model yang dplh berdasarkan model ekonom yang relevan. Marks ragam peragam dar e adalah: Var(e ) = Σ = {σ j} T e dmana σ j = (/T) e j = =, 2,, n ; j =, 2,, n ; σ j = σ j unuk semua dan j. Vecor Error Correcon Model (VECM) Suau daa dere waku dkaakan ernegras pada ordo ke-d, dlambangkan dengan I(d), jka daa ersebu bersfa sasoner seelah pendferensan sebanyak d kal. Peubahpeubah ak sasoner yang ernegras pada ngka yang sama akan membenuk kombnas lnear yang bersfa sasoner (Enders 995; SAS Insue 2005). Seap benuk persamaan konegras akan mempunya error correcon model karena dalam jangka pendek pergerakan dar seap peubah mungkn saja akan menympang dar long-run-rack-nya, msalnya karena adanya goncangan harga aau karena adanya fakor musm. Secara eors, apabla hubungan anar peubah ersebu erkonegras, yang berar dalam jangka panjang berada pada suas equlbrum, maka devas aau gala jangka pendek ersebu akan erkoreks unuk akhrnya kembal ke long-run-rack-nya. Proses koreks n dsebu sebaga error correcon mechansm (Chanago 2003). Komponen dar vekor y dkaakan ernegras jka ada vekor b = (β, β 2,, β n) sehngga kombnas lnear by bersfa sasoner, dengan syara ada unsur b bernla dak sama dengan nol. Vekor b dsebu vekor konegras aau parameer jangka panjang. Rank konegras (r) dar vekor y adalah banyaknya vekor konegras yang salng bebas. Nla r dperoleh melalu uj Johansen. Hpoess yang duj adalah : H 0 : rank r H : rank > r. Sask uj yang dgunakan adalah : dengan λrace ( r) = T ln( λˆ ) n = r+ ˆλ : akar cr ke- marks π ( λˆ ˆ ˆ λ2 K λn ) p π = I = A, dperoleh dar persamaan (5) T : banyaknya pengamaan. Jka λ race < λ abel maka kepuusan yang dambl adalah menerma H 0, arnya konegras erjad pada rank r. Jka rank konegras (r) sama dengan 0 maka VAR dapa langsung dgunakan, eap jka rank konegras (r) lebh besar dar nol maka harus dgunakan vecor error correcon model (VECM). Unuk daa dere waku yang dak sasoner, VECM dapa memberkan pemahaman yang lebh bak enang sfa-sfa daa dan dapa memperbak peramalan unuk jangka panjang (SAS Insue 2005). y dengan VECM ordo p dulskan sebaga : = A + πy 0 p * = + φ y + ε π = αβ β : vekor konegras berukuran r x α : vekor adjusmen berukuran r x φ * = p j= + A j Pendugaan parameer dlakukan dengan menggunakan meode kemungknan maksmum. VECM dapa dulskan dalam benuk model VAR dengan mengurakan nla dferens y = y - y -. Fungs Respons Impuls Informas ambahan yang dapa dperoleh dar model VAR adalah respons suau peubah erhadap berbaga guncangan dar peubah lannya. Msalkan unuk model VAR dengan panjang lag p= dan banyaknya peubah endogen n=2 (peubah y dan z), maka peramalan unuk m ahapan perode kedepan adalah: E(x +m) = (I+A +A 2 + +A m- ) A 0 + A m x dengan gala ramalan sebesar: 3

5 x m m + m E(x + m) = A e + m = φ = 0 = 0 dmana φ φ = φ 2 () () φ φ 2 22 () () e + m Koefsen φ dsebu sebaga fungs respons mpuls yang mengnformaskan pengaruh perubahan guncangan suau peubah erhadap peramalan peubah lan (Enders 995). Pengaruh ersebu dapa dlha secara vsual dengan menggunakan plo anara koefsen φ jk() dengan. BAHAN DAN METODE Bahan Penelan n menggunakan daa sekunder yang bersumber dar Drekora Jenderal Bna Produks Tanaman Pangan Deparemen Peranan dan Badan Pusa Sask (BPS) dengan perode rwulanan mula rwulan I 992 sampa dengan rwulan IV Unuk menggambarkan knerja sekor peranan dgunakan daa PDB sub sekor anaman bahan makanan aas dasar harga konsan 993. Peubah-peubah yang mempunya korelas mbal-balk dengan peubah PDB sub sekor anaman bahan makanan (PDB) adalah luas panen pad (LPp), luas panen jagung (LPj), produkvas pad (PVp), produkvas jagung (PVj), raa-raa harga gabah kerng glng (HPp), raa-raa harga jagung pplan kerng (HPj), harga urea (HUr), harga pupuk TSP/SP26 (HTSP), dan harga oba daznon (HD). Pad dan jagung dplh mewakl komodas anaman bahan makanan karena raa-raa konrbus kedua komodas ersebu erhadap PDB anaman bahan makanan mencapa lebh dar 50%. Meode Analss Penelan n menggunakan model VAR yang dsusun melalu ahapan berku:. Melakukan ransformas logarma erhadap masng-masng peubah, dlanjukan dengan eksploras daa. 2. Memerksa kesasoneran daa menggunakan uj Dckey Fuller. Jka daa dak sasoner maka dlakukan proses pembedaan. 3. Memlh ordo VAR berdasarkan nla AIC (Akake Informaon Creron) dan SBC (Schwarz Bayesan Creron). 4. Melakukan uj Johansen unuk menenukan rank konegras. Jka rank konegras sama dengan nol maka model yang dgunakan adalah VAR. Jka rank konegras lebh besar dar nol maka model yang dgunakan adalah VECM. Model VECM ersebu dulskan kembal dalam benuk model VAR. 5. Melakukan analss model VAR. 6. Melakukan pemerksaan kelayakan model berdasarkan keacakan dan kenormalan ssaan sera memperhakan nla Durbn Wason dan R 2 persamaan parsal dar masng-masng peubah. 7. Membua plo fungs respons mpuls dar model VAR yang dperoleh. Analss daa dlakukan menggunakan modul Economerc Tme Seres (ETS) pada sofware SAS Release 8.2 dengan prosedur PROC VARMAX. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendugaan Model Hasl uj Dckey Fuller unuk kesasoneran daa menunjukkan bahwa kesasoneran daa unuk semua peubah ercapa pada pembedaan kedua (Susan 2006). Berdasarkan nla AIC dan SBC, pada saa p=2 dperoleh nla AIC dan SBC erkecl sehngga model VAR yang dgunakan adalah model VAR(2). Uj Johansen dlakukan unuk mengeahu banyaknya persamaan yang dapa menerangkan seluruh ssem yang ada. Jka nla λ race > nla krs (olak Ho) maka uj dlanjukan unuk rank = r+ hngga dperoleh nla λ race < nla krs (erma Ho). Hasl uj Johansen menunjukkan bahwa Ho derma pada r=5, sehngga pendugaan parameer dengan model VAR basa dak dapa langsung dgunakan. Model yang dgunakan adalah VECM ordo 2 dengan rank konegras 5 (Susan 2006). Selan u uj blok eksogenas menunjukkan bahwa semua peubah mempengaruh model dengan nla-p < Model VECM ordo 2 (VECM(2)) dulskan sebaga berku : x p = A + π x + φ x + ε 0 = * Model ersebu merupakan model erbak berdasarkan panjang lag maupun jens peubah yang masuk dalam model. Selanjunya VECM(2) duls dalam benuk model VAR(2) dengan mengurakan nla dferens x = x - x -. Fungs Respons Impuls Informas ambahan yang dapa dperoleh dalam model VAR adalah respons suau peubah erhadap berbaga guncangan dar peubah lannya. Pengaruh guncangan ersebu damplkan dalam benuk grafk respons mpuls. Berdasarkan grafk fungs respons mpuls (Gambar ), penurunan PDB sebesar.3% akan menurunkan luas panen pad (LPp) pada rwulan perama dan kedua hngga 5.56%, dan sekalgus memcu kenakan harga gabah (HPp) karena 4

6 berkurangnya pasokan gabah. Kenakan HPp secara dak langsung akan berakba pada naknya harga sarana produks (HUr) meskpun dengan jangka waku relaf lebh sngka yau sekar rwulan saja. Memasuk rwulan kega dan keempa LPp akan kembal nak dan kemudan berflukuas mengku pola musman. HPp dan HUr merespons pergerakan HPp ersebu dengan hal sebalknya. Guncangan oupu dak berpengaruh lag erhadap kega peubah ersebu seelah perode 8 rwulan kedepan. 6,00 4,00 2,00 0,00-2,00 0-4, ,00-8,00 LPp HPp HUr Gambar. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan PDB PDB HPp Gambar 2. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Luas Panen Pad PDB LPp HPj Gambar 3. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Luas Panen Jagung 5,00 0,00-5,00-0,00-5, LPp HPp Hur HTSP HD Gambar 4. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Produkvas Pad 5

7 Guncangan erhadap luas panen pad akan drespons secara langsung oleh beberapa peubah. Penurunan LPp sebesar.08% akan menurunkan PDB pada rwulan perama dan kedua hngga mencapa 5.54% (Gambar 2). Selanjunya PDB akan nak hngga rwulan keempa dan kembal sabl mengku pola musman seelah rwulan keenam. Penurunan LPp juga akan menyebabkan kenakan HPp meskpun pengaruhnya relaf sngka yau hanya rwulan saja. Pada rwulan kedua hngga kelma jusru erjad penurunan HPp yang cukup ajam. Hal n menunjukkan bahwa penurunan produks dak memberkan keunungan pada pean produsen. Mereka dak mempunya plhan lan selan menerma harga yang dawarkan oleh pedagang karena erdesak oleh unuan kebuuhan hdup. Penurunan LPj akan drespons oleh pasar dengan menakkan harga jagung (HPj) karena penurunan luas panen mengakbakan urunnya produks yang akan mengurang pasokan jagung d pasaran. HPj akan menngka hngga 2.9% pada rwulan kedua aau cenderung lebh lamba dbandngkan penngkaan LPp dan PDB. Pada rwulan berkunya HPj akan urun kembal dan sabl seelah rwulan keenam. Guncangan pada peubah produkvas pad (PVp) memberkan pengaruh yang sanga nyaa pada peubah harga eruama HPp, HUr, dan HD sera peubah LPp. Jka erjad penurunan produkvas karena adanya serangan hama, puso, aau bencana alam maka peubah harga akan segera merespons guncangan ersebu. Penurunan PVp sebesar.0% akan menyebabkan produks menurun sehngga pean akan berusaha menakkan harga jual gabah (HPp) unuk mengurang kerugan akba penurunan produks ersebu (Gambar 4). Namun demkan kenakan HPp hanya erjad sesaa saja hngga rwulan seelah erjadnya guncangan, kemudan urun hngga rwulan keempa dan sabl kembal seelah rwulan kedelapan. Poss pean dalam proses awar-menawar harga gabah yang cenderung lebh lemah dbandngkan pedagang pengumpul merupakan salah sau sebab pean dak dapa lebh lama menkma keunungan dar kenakan harga gabah. D ss lan penurunan PVp menyebabkan pean akan berupaya memperbak produks pada musm anam berkunya dengan menggunakan pupuk dan oba-obaan secara lebh nensf dbandngkan sebelumnya. Pasar sarana produks akan merespons hal ersebu dengan menakkan harga pupuk dan oba-obaan (HUr, HTSP, dan HD). Kenakan harga sarana produks hanya erjad sesaa karena basanya pemernah akan melakukan ndakan pencegahan unuk menjaga kesablan harga sarana produks dan mencegah kelangkaan pupuk dan oba-obaan sehngga akan erjad penurunan harga sarana produks. Unuk kembal ke harga normal, produsen pupuk/oba-obaan akan melakukan beberapa penyesuaan yang menyebabkan erjadnya gejolak harga pada rwulan keempa hngga keduabelas namun dharapkan seelah perode ersebu kesablan akan ercapa. Gejolak harga sarana produks secara dak langsung akan berpengaruh erhadap LPp. Jka erjad penngkaan harga sarana produks maka pean akan mengurang pemakaan pupuk/oba unuk mengurang resko kerugan dalam usaha annya. Hal n akan berdampak pada menurunnya LPp karena kemungknan unuk gagal panen akan semakn besar apabla pean dak menggunakan pupuk/oba sesua doss yang danjurkan. Guncangan erhadap peubah produkvas jagung (PVj) mempunya dampak serupa dengan guncangan pada PVp. Terjadnya guncangan akan membawa pengaruh nyaa pada peubah HPj, HUr, HTSP, dan HD, arnya jka erjad penurunan aau penngkaan produkvas maka peubah harga akan segera memberkan respons erhadap kejadan ersebu. Penurunan PVj sebesar.03% akan mengakbakan penurunan produks jagung sehngga pean akan berusaha menakkan HPj (Gambar 5). Kenakan HPj erjad hngga rwulan kega seelah guncangan, kemudan urun hngga rwulan kelma. Kesablan akan ercapa seelah rwulan kedelapan. Seper halnya perlaku pada komodas pad, penurunan PVj secara dak langsung akan menyebabkan penngkaan harga pupuk dan oba-obaan. Upaya pean unuk memperbak produks pada musm anam berkunya menyebabkan naknya permnaan akan pupuk dan oba-obaan sehngga akan erjad kelangkaan pupuk/oba-obaan. Hal n akan erjad hngga rwulan kedua dan harga akan kembal urun apabla pemernah melakukan operas pasar unuk sarana produks. Unuk beberapa saa kedepan harga pupuk dan oba-obaan mash eap akan berflukuas namun dalam nerval harga eceran yang elah deapkan pemernah. 6

8 4,00 2,00 0,00-2,00-4, HPj HUr HTSP HD Gambar 5. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Produkvas Jagung PDB LPp Gambar 6. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Harga Gabah LPp LPj Gambar 7. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Harga Jagung LPp HPp HPj Gambar 8. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Harga Urea 7

9 Guncangan erhadap HPp berupa penurunan harga sebesar.06% akan menyebabkan pendapaan pean urun secara drass (Gambar 6). Hal n dcermnkan oleh penurunan PDB hngga mencapa 4.77% pada perode rwulan seelah erjadnya guncangan. Konds yang sama juga erjad pada LPp yang urun 0.87%. Penurunan harga gabah akan sanga berpengaruh erhadap movas pean dalam melakukan usaha an. Dengan demkan sebenarnya kenakan harga gabah akan sanga efekf dalam penngkaan pendapaan pean maupun produks. Fenomena n sejalan dengan hasl penelan Irawan (2005) yang menyaakan bahwa nflas d sekor peranan akan efekf menngkakan oupu. Pengaruh penurunan HPp erhadap PDB relaf lebh sngka dbandngkan pengaruhnya erhadap LPp. Pada perode dua rwulan kedepan elah erjad penngkaan PDB karena ada kemungknan pean akan beralh mengusahakan jens komodas lan yang lebh mengunungkan darpada pad. Sebalknya LPp akan cenderung urun hngga rwulan keempa seelah erjadnya guncangan dan akan kembal ke flukuas musman seelah rwulan keempa. Guncangan HPj drespons oleh peubah LPp dan LPj (Gambar 7). Jka erjad penngkaan HPj sebesar.05% maka pean akan berusaha memaksmalkan luas garapan yang dmlknya unuk menambah luas panen jagung hngga LPj akan nak 0.93% pada rwulan perama seelah erjadnya guncangan. Namun demkan pean mash eap akan menanam pad unuk mencukup kebuuhan hdupnya sehngga luas panen pad juga akan ku menngka. Pada rwulan kedua luas panen kedua komodas akan menurun. Seelah rwulan kega erjad flukuas luas panen dmana kedua komodas akan mengku pola perglran anam (roas anam) yau pada luasan lahan yang sama akan danam berganan anara pad dan jagung. Guncangan harga jagung dak berpengaruh lag erhadap kedua peubah ersebu seelah perode rwulan keempa. Guncangan erhadap HUr, HTSP, dan HD akan berpengaruh nyaa erhadap peubah LPp, HPp, dan HPj. Dengan kaa lan, nflas d sekor peranan denukan oleh harga npu peranan aau menuru Irawan (2005) nflas d sekor peranan denukan oleh harga-harga maeral peranan. Penngkaan HUr sebesar.06% akan menyebabkan penurunan LPp pada rwulan perama sebesar.02% (Gambar 8). Pean dengan modal yang sanga erbaas dak akan dapa memperoleh luas panen opmal karena dak mampu membel urea sesua kebuuhan. Hal n akan berdampak pada penurunan produks sehngga pasokan pad akan menurun dan pean akan menjual gabah hasl panen mereka dengan harga yang lebh ngg. Kenakan HUr juga akan memcu kenakan HPj meskpun kenakan ersebu dak sebesar HPp. Kenakan HUr nampaknya dak akan berlangsung lama. Dengan adanya campur angan pemernah melalu peneapan harga eceran urea erendah akan menyebabkan HUr kembal sabl dan pean dapa kembal berakvas. Dperkrakan kesablan akan ercapa seelah rwulan keempa. Kenakan HTSP juga membawa dampak nyaa pada peubah LPp, HPp, dan HPj. Penurunan HTSP sebesar.06% akan langsung drespons oleh LPp dengan kenakan hngga mencapa.03% pada rwulan kega seelah guncangan karena pean dapa menggunakan pupuk TSP secara opmal. Kenakan LPp akan menyebabkan kenakan produks yang berakba pada penurunan HPp (Gambar 9). Hal menark yang ampak dsn bahwa kenakan LPp cenderung lamba dan penurunan HPp hanya berlangsung dalam waku yang sanga sngka yau rwulan saja. Jad, pengaruh guncangan HTSP erhadap LPp lebh kecl dbandngkan pengaruh guncangan HUr. In menunjukkan bahwa pemanfaaan pupuk lan ermasuk TSP belum sebanyak pemanfaaan pupuk urea. Pean lebh memlh menggunakan pupuk urea yang dgunakan unuk merangsang perumbuhan vegeaf, sehngga pean cenderung akan mengabakan guncangan erhadap pupuk TSP. Fenomena yang serupa juga erjad pada HPj dmana penurunan HTSP secara dak langsung akan berdampak pada penurunan HPj. Guncangan erhadap harga oba-obaan (HD) berupa penurunan harga sebesar.0% akan menyebabkan penngkaan pada LPp hngga 4.5% (Gambar 0). Dengan penurunan harga ersebu, pean akan mengopmalkan penggunaan oba-obaan unuk menanggulang hama penyak sehngga luas anaman puso dapa dekan dan luas panen menngka pada rwulan perama seelah guncangan. Sebagamana halnya guncangan pada pupuk, penngkaan LPp juga akan menurunkan HPp karena pasokan yang berlebh. Selanjunya LPp akan urun dan kembal berflukuas mengku musm anam, sedangkan HPp akan nak dan sabl seelah rwulan keempa. HPj nampaknya mengku flukuas dar HPp. 8

10 LPp HPp HPj Gambar 9. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Harga TSP LPp HPp HPj Gambar 0. Respons Beberapa Peubah Terhadap Guncangan Harga Daznon Secara umum pengaruh guncangan harga jual komodas relaf lebh sngka dbandngkan pengaruh harga pupuk dan oba-obaan. Hal n mengndkaskan bahwa guncangan harga akan menmbulkan kepankan sesaa saja bag pean yang mengakbakan nsablas d sekor peranan, eap dalam jangka menengah dan jangka panjang pean cenderung berskap pasf. Mereka dak mempunya plhan lan selan menerma harga yang dawarkan oleh pedagang karena erdesak oleh unuan kebuuhan hdup. Konsekuensnya adalah d masa mendaang luas panen dan produkvas akan cenderung konsan bahkan menurun jka pean dak dapa segera melakukan ekspans erhadap eknolog peranan karena keerbaasan sumberdaya yang dmlknya. Unuk u perlu dakfkan kembal program penyuluhan agar pean dapa melakukan nensfkas usaha an. Pemernah elah mengupayakan berbaga kebjakan unuk membanu pean. Kebjakan pemernah berkaan dengan peneapan harga pembelan gabah (Inpres No. 9/2002 dan dperbaharu dengan Inpres No. 2/2005) dharapkan dapa mempengaruh pasar dan menjad acuan harga sehngga dapa membanu pean dalam upaya perbakan harga jual. Selan u pemberan subsd pupuk juga akan sanga membanu pean eruama saa musm kemarau dan sekalgus dapa menjaga kesablan harga komodas peranan. KESIMPULAN Berdasarkan fungs respons mpuls dar model VAR yang erbenuk dapa dsmpulkan bahwa:. Luas panen pad dan jagung berpengaruh nyaa erhadap flukuas PDB anaman bahan makanan, sedangkan peubah harga cenderung berpengaruh pada jangka pendek. 2. Inflas d sekor peranan akan sanga efekf dalam menngkakan pendapaan pean maupun produks. 3. Inflas d sekor peranan denukan oleh harga npu peranan. DAFTAR PUSTAKA Abdurachman E Perbakan Kualas Daa Guna Menngkakan Daya Sang Produk Peranan. Makalah Semnar Nasonal Saska 2004, IPB - Bogor. Keua Umum KTNA, Wnarno Tohr, dkup dar Kompas, 7 Jun

11 Ashenfeler O, Levne PB, Zmmerman DJ Sascs and Economercs: Mehods and Applcaons. New York: J. Wley. Bank of England Economc Models a he Bank of England, Chaper 5: Vecor Auoregresson Models. hp:// [25 Nopember 2004]. [BPS] Badan Pusa Sask Pedoman Praks Penghungan PDRB Kabupaen/Koamadya: Taa Cara Penghungan Menuru Lapangan Usaha. Jakara: BPS. [BPS] Badan Pusa Sask Pendapaan Nasonal Indonesa, Jakara: BPS. Chanago N Hubungan Anara Inflas dengan Tngka Oupu d Indonesa. Meda Ekonom 9(): Chafeld C The Analyss of Tme Seres: An Inroducon. 3 rd Edon. New York: Chapman and Hall. Cryer JD Tme Seres Analyss. Boson: PWS- Ken Publshng. Enders W Appled Economerc Tme Seres. New York: J. Wley. Irawan A Analss Perlaku Insablas Pergerakan Harga, Employmen dan Invesas d Dalam Sekor Peranan Indonesa: Aplkas Vecor Error Correcon Model. Bulen Ekonom Moneer dan Perbankan 6: Ln KP Nonsaonary Tme Seres: Un Roos and Conegraon. hp:// ghua/opc6.hm [7 Aprl 2005]. Lpsey GR, Paul NC, Douglas DP, Peer OS Penganar Makroekonom. Ed ke-0. Jaka W., Krbrandoko, Budjano, penerjemah. Jakara: Bnarupa Aksara. Terjemahan dar: Economcs 0 h ed. Pndyck RS, Rubnfeld DL Economerc Models and Economc Forecass. 4 h Edon. Massachuses: McGraw-Hll. Purnomo S Kajan Model VAR Srukural unuk Analss Flukuas Ekonom Indonesa [ess]. Bogor: Program Pascasarjana, Insu Peranan Bogor. SAS Insue Forecasng Examples for Busness and Economcs Usng he SAS Sysem. Norh Carolna: SAS Insue Inc. SAS Insue Vecor Error Correcon Modelng. hp://suppor.sas.com/rnd/ app/da/new/80ce/es/chap4/sec22.hm [5 Jul 2005]. Sms CA Macroeconomcs and Realy. Economerca 48(): -48. Suharyano K, Thrle C Asan Agrculural Producvy and Convergence. Journal of Agrculural Economcs 52(3): Susan AA Kajan Produk Domesk Bruo Tanaman Bahan Makanan Melalu Model Vecor Auoregresson [ess]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Insu Peranan Bogor. Valle HA Inflaon Forecass wh ARIMA and Vecor Auoregressve Models n Guaemala. hp:// s/ bgdoco009.pdf [25 Nopember 2004]. We WWS Tme Seres Analyss: Unvarae and Mulvarae Mehods. Calforna: Addson-Wesley. 20

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar Space-me Models MA58 opk dalam Saska II Aprl 5 Urwen Mukhayar Analss Sask Box&Jenkns Ieraon Posulae General Class of Models ACF, PACF, dff Daa Analyss on-paramerc Analyss Sochasc Processes Mulvarae Analyss

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN

TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN TRANSMISI HARGA DAN PERILAKU PASAR BAWANG MERAH JANUAR ARIFIN RUSLAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 Unversas Kaolk SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 ANGELINA IKA RAHUTAMI 2009 SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA Angelna Ika Rahuam 1 Defs

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDAAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor maemaka keuangan dan saska yang mendukung dalam penurunan formula Lookback Opons pada Bab III dan pembuaan program pada Bab IV. Teor-eor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN

ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN Jurnal Ekonom Pembangunan Vol. 10, No.1, Jun 2009, hal. 1-14 ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN 1985-2005 Abusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS Oleh : Maman Seawan, SE, MT 28 29 Sepember 2004 PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BISNIS DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci