BAB III INTEGRASI NUMERIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III INTEGRASI NUMERIK"

Transkripsi

1 Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang tidak muda atau bakan tidak dapat diselesaikan secara analitis. Disamping itu, kadang-kadang ungsi yang integralkan tidak berbentuk analitis melainkan berupa titik-titik data. Hal ini sering muncul dalam banyak aplikasi teknik. Ole sebab itu, keadiran analisis numerik menjadi penting manakala pendekatan analitis mengalami kebuntuan. Dalam bab ini kita akan membaas beberapa teknik integrasi numerik yang sangat umum digunakan untuk memperole pendekatan integral ungsi y ( ) pada batas interval [ a, b]. Secara umum, integral ungsi ( ) dinyatakan b I a y pada interval tersebut dapat d (-) Ungkapan (-) dapat diartikan sebagai integral dari ungsi y ( ) teradap peuba bebas yang dievaluasi mulai dari teradap ungkapan integral (-) dapat dinyatakan sebagai a ingga b. Pendekatan numerik I N ( ) y( ) i i i (-) dengan N menyatakan jumla segmen, y y a dan y N y b. Peratikan baa pendekatan numerik teradap bentuk integral (-) merupakan jumlaan dari deret suku-suku dengan titik-titik i terbentang dari a ingga b dan di setiap titik i dievaluasi ungsi y ( ). Faktor i ini sering disebut sebagai titik simpul (node). Sedangkan, aktor pengali i disebut aktor bobot. Integrasi Numerik 46

2 Bab. Metode Klasik Dalam pasal ini, kita akan membaas beberapa metode integrasi numerik yang sering digunakan dalam mendekati ungkapan integral ungsi. Untuk lebi jelasya, marila kita tinjau sebua ungsi ( ) b Gambar. Deskripsi bentuk integral I y d a atas N seperti terliat pada gambar.. yang dintegralkan dengan batas baa dan batas () -... N- N N Gambar. Integrasi numerik menggunakan lebar segmen Integrasi Numerik 47

3 Bab Dari gambar. kita membubukan beberapa notasi di bagian absis yaitu,,,, N dengan lebar segmen sebesar, seingga kita dapat deinisikan i i, dengan i,,,..., N (-) Dengan demikian arga ungsi ( ) baa pada i adala ( ) (-4) i i Selanjutnya, kita akan melakukan integrasi ungsi ( ) yang dibatasi ole batas a dan batas atas b. Ungkapan integrasi numerik dengan menggunakan arga-arga ungsi pada ujung-ujungnya, yaitu ( a ) dan ( b) biasa disebut metode tertutup. Dalam gambar., penggunaan metode tertutup dapat dilakukan dengan memili batas baa dan batas atas N. Akan tetapi, kadang-kadang ditemukan sebua ungsi dimana sala satu ujungnya atau bakan keduanya sangat sulit untuk diitung (misalnya, ungsi yang akan diitung mendekati suatu arga nol atau singularitas). Ole sebab itu, kita membutukan metode baru yang disebut dengan metode terbuka. Metode terbuka ini akan mengestimasi integral dengan menggunakan titik-titik simpul (node) i yang berada diantara simpul-simpul batas yaitu a dan b. Dalam gambar. metode terbuka digunakan untuk mendekati integral ungsi dengan memili batas baa integrasi dan batas atas N... Metode Trapesium Sebagaimana namanya, metode trapezium merupakan metode integrasi numerik yang didasarkan pada penjumlaan segmen-segmen berbentuk trapesium. Apabila sebua integral didekati dengan metode trapesium dengan satu segmen saja, maka dapat dituliskan sebagai b b a a ( ) d [ ( a) ( b) ] E (-5) Integrasi Numerik 48

4 Bab Suku pertama pada ruas kanan adala aturan trapezium yang kita maksudkan, sedangkan suku kedua yang dinyatakan dengan E adala kesalaan yang dimiliki ole metode ini. Untuk memperole ungkapan metode trapesium (-5) dan untuk mengetaui seberapa besar kesalaan yang dimiliki ole metode ini, maka kita perlu melakukan ekspansi deret Taylor luasan A Ekspnasi deret Taylor untuk luasan A yang dideinisikan sebagai t dt (-6) A selanjutnya adala A A A' A' ' A' ' ' 6... (-7) dengan deinisi (-6) maka diperole A ', A ' ' ', A ' ' ' ' ' (-8) Selajutnya, ungkapan (-6) untuk batas baa integrasi dan batas atas menjadi d A ' A' ' 6 A' ' '... ' 6 ' '... (-9) Dengan mendekati ungkapan turunan pertama dengan beda ingga maju (orard dierence) ' maka persamaan (-6) akan mengambil bentuk I (-) O. (-) Dengan demikian kita memperole pendekatan integral dengan teknik integrasi trapesium adala t dt [ ] (-) Integrasi Numerik 49

5 Bab Dari ungkapan (-) dapat diketaui baa pendekatan integrasi dengan aturan trapesium memiliki kesalaan yang sebanding dengan. Ole sebab itu, jika kita membagi dua teradap maka kesalaan asil integrasi akan tereduksi ingga /8 nya. Akan tetapi, ukuran domainnya juga terbagi menjadi dua, seingga dibutukan aturan trapesium lagi untuk mengevaluasinya, selanjutnya sumbangan asil integrasi tiap domain dijumlakan. Hasil akirnya memiliki kesalaan /4 nya bukan lagi /8 nya. Untuk memperole ungkapan yang lebi teliti mengenai kesalaan pada metode ini, maka marila kita lakukan peritungan lebi teliti lagi. Jika kesalaan pendekatan dinyatakan sebagai E, maka E [ d [ ] ' 6 ' '... ] [ ' ' ' 6 ' ' '... ] ' ' Secara grais ungkapan (-) dapat digambarkan seperti pada gambar (-) (-) Gambar.. Deskripsi secara grais aturan trapesium Integrasi Numerik 5

6 Bab Ungkapan (-) adala aturan trapezium untuk satu segmen. Untuk daera yang dibagi atas n segmen, maka ungkapan (-) dapat dinyatakan sebagai N d [... N N N N ] atau jika ungkapan (-4a) disederanakan, maka akan menjadi N (-4a) d [ N N N N ] (-4b) atau secara umum dinyatakan sebagai N d N [ N n Algoritma program untuk aturan trapesium ini dapat dinyatakan sebagai berikut: n] Mendeinisikan ungsi yang akan diintegrasikan Menentukan batas baa b dan batas atas a integrasi Mengitung lebar segmen yaitu b a N Inisialisasi (memberikan arga aal) ungsi yang diintegrasikan yaitu I(a)(b) Mengitung I untuk n ingga nn- Mencetak asil peritungan Conto soal -. (-4c) Gunakan aturan trapesium satu segmen, dua segmen dan empat segmen untuk ungkapan integral 4 d kemudian itung kesalaan peritungan dari masing-masing pendekatan! Penyelesaian Harga eksak untuk ungkapan integral tersebut adala Harga eksak ini berungsi untuk memperole perbandingan kesalaan antara peritungan secara analitik dengan asil pendekatan numerik. Integrasi Numerik 5

7 Bab Pendekatan integrasi dengan menggunakan satu segmen Jika batas baa a dan batas atas b, maka lebar segmen dapat ditentukan dengan b a, karena N maka lebar segmen, seingga N pada, [4 ] [ ], 4( ) ( ) Ungkapan (-) selanjutnya menjadi I [ ] Jadi I [ ] [ ] Kesalaan asil pendekatan integrasinya : %.%.6667 Pendekatan integrasi dengan menggunakan dua segmen b a lebar segmen untuk pendekatan ini adala. 5 N pada, [4 ].5.5, [4.5.5 ].75.5, [4 ] Ungkapan integrasi trapesium (-) menjadi I [ ] diperole [ (.75).].65.5 I Kesalaan pendekatan integrasinya adala %.59%.6667 Pendekatan integrasi dengan menggunakan empat segmen b a lebar segmen integrasinya. 5, N 4 pada, [4 ].5.5, [4.5.5 ] , [4.5.5 ].75 Integrasi Numerik 5

8 Bab.5.75, [ ] , 4 [4 ] 4, Selanjutnya ungkapan integrasi (-) menjadi I [ ] diperole.5 I [ (.975) (.75) (.475).] Kesalaan asil pendekatan integrasinya : %.64%.6667 Kalau kita peratikan dari ketiga asil yang tela diperole di atas, maka kita dapat menyimpulkan baa dengan memperbanyak jumla langka maka akan diperole asil yang semakin dekat dengan asil eksaknya. Namun, yang perlu disadari juga baa dengan memperbanyak jumla langka, maka proses peritungannyapun akan semakin membutukan aktu lebi lama. Gambar.4 ditunjukkan bagan alir program komputer untuk metode trapesium. Integrasi Numerik 5

9 Bab Mulai Mendeinisikan ungsi () Masukkan a, b dan N (b-a)/n; ak Inisialisasi sum(a)(b) or n:n- an sumsumak*(); Tampilkan asil Hasil/*(sum) Selesai Gambar.4 Bagan alir metode trapesium Selanjutnya, di baa ini diberikan conto program komputer untuk aturan trapesium untuk melakukan pendekatan asil pada 4 d %Program Aturan_Trapesium inline('4*-^',''); asil_eksak.6667; ainput('masukkan batas baa integrasi :'); binput(' masukkan batas atas integrasi :'); Ninput('masukkan jumla segmen N :'); (b-a)/n; sum(a)(b); ak or i:n- Integrasi Numerik 54

10 Bab ai*; sumsum*() end asil_numeriksum*/.; selisiasil_eksak-asil_numerik; kesalaanabs(selisi/asil_eksak); print('% %',asil_numerik,kesalaan);.. Aturan Titik Tenga Pada dasarnya, aturan titik tenga diperole degan cara yang sama dengan aturan trapesium. Dengan mengevaluasi ungsi () pada titik tenga setiap interval, maka kesalaannya akan lebi kecil dibandingkan dengan aturan trapesium. Gambar (-5) memberikan tasiran grais teradap pendekatan ini. Gambar.5 Tasiran grais aturan titik tenga Kita dapat mereduksi kesalaan dari metode ini dengan cara membagi interval ingga menjadi n segmen yang lebi kecil. Aturan titik tenga banyak segmen ini selanjutnya dapat dinyatakan menjadi N N d n n (-5) Integrasi Numerik 55

11 Bab Gambar (-7) memberikan interpretasi secara grais teradap metode titik tenga dengan banyak segmen. Gambar.6 Interpretasi grais metode titik tenga gabungan Algoritma program untuk aturan titik tenga dapat dinyatakan sebagai berikut: Mendeinisikan ungsi yang akan diintegrasikan Menentukan batas baa b dan batas atas a Mengitung lebar segmen yaitu b a n Inisialisasi (memberikan arga aal) ungsi yang diintegrasikan yaitu sum Mengitung jumlaan dari i ingga in- ( a ( i / ) ) sum sum Mengitung asil integrasi, yaitu I * sum Mencetak asil peritungan Diagram alir untuk program komputer titik tega dapat diliat pada gambar.7. Integrasi Numerik 56

12 Bab Mulai Mendeinisikan ungsi () Masukkan a, b dan N (b-a)/n; Inisialisasi sum or n:n- a(n/) sumsum*(); Tampilkan asil Hasilsum Selesai Gambar.7 Diagram alir untuk program komputer titik tega Kesalaan Metode TitikTenga Kesalaan pada metode integrasi titik tenga dapat diperole sebagai berikut. Pertama, ekspansi deret Taylor untuk d dan d diperole Integrasi Numerik 57

13 Bab d ' ' ' 6 ' ' '... (-6a) d ' ' ' 6 ' ' '... (-6b) Kemudian dengan mengurangkan (-6b) teradap (-6a) diperole seingga d! d ' ' 5 5! d iv... d! ' ' 5 5! iv... d d (-7a) (-7b) dengan mengambil mk /, maka d mk! ' ' 5 5! atau kesalaan untuk metode integrasi titik tenga iv... (-7c) E 4 ' ' mk (-8) Conto soal. Hitungla integral dibaa ini menggunakan aturan titik tenga dengan satu segmen, dua segmen dan empat segmen 4 d kemudian itung kesalaan peritungan dari masing-masing pendekatan! Penyelesaian Hasil eksak untuk bentuk integral tersebut adala Untuk pendekatan integrasi satu segmen Integrasi Numerik 58

14 Bab lebar segmen b a N Ungkapan (-4) selanjutnya menjadi d a.5. Kemudian kita akan mengevaluasi ungsi untuk tiap simpul (dalam kasus ini anya ada satu simpul) , seingga diperole 4 d [4.5.5 ].75. Kesalaan yang diberikan ole integrasi ini adala % % Untuk pendekatan integrasi dua segmen lebar segmen.5.5 Ungkapan (-4) selanjutnya menjadi d { a.5 a. 5 }. U Kemudian dievaluasi ungsi untuk tiap simpul (dalam kasus ini anya ada dua simpul) (.5) 4(.5) (.5).975 (.75) 4(.75) (.75).475, seingga diperole 4 d Kesalaan yang diberikan ole pendekatan ini adala %.48%.6667 Untuk pendekatan integrasi empat segmen lebar segmen. 5 4 Integrasi Numerik 59

15 Bab Ungkapan (-4) selanjutnya menjadi d { a. 5 a. 5 a. a.5 }. Untuk Kemudian dilakukan evaluasi ungsi-ungsi (.5) 4(.5) (.5).4844 (.75) 4(.75) (.75).594 (.65) 4(.65) (.65).94 (.875) 4(.875) (.875).744, selanjutnya akan diperole 4 d.5 { }.679. Kesalaan yang diberikan ole pendekatan ini adala %.%.6667 Conto program komputer untuk metode titik tenga dapat diliat pada conto program dibaa ini %Program Titik_Tenga inline('4*-^',''); asil_eksak.6667; ainput('masukkan batas atas integrasi a:'); binput('masukkan batas baa integrasi b:'); Ninput('masukkan jumla segmen N:'); (b-a)/n; sum.; or i:n- a(i.5)*; sumsum(); end asil_num*sum; selisiabs(asil_eksak-asil_numerik); print('asil_numerik %,error%',asil_num,selisi). Metode Simpson / Metode Simpson merupakan sebua metode alternati pendekatan integral disamping metode trapesium dan titik tenga. Dengan menggunakan metode Simpson ini Integrasi Numerik 6

16 Bab diarapkan meskipun lebar segmen pada integrasi diambil cukup lebar, namun diarapkan akan diperole ketelitian yang lebi tinggi dari metode sebelumya. Dengan mengintegralkan deret Taylor sepanjang interval dan mengurangkannya dengan d ' 4 ' ' ' ' ' iv 5... [ 4 ' ' ' 6 ' ' ' 4 iv... 4 ' ' ' 4 ' ' ' iv iv...] 4 [ 4 ] O 5 (-9) Dari ungkapan (-5) terliat baa kesalaan pendekatan integrasi Simpson / adala O( 5 ), sedangkan kesalaan pada aturan trapezium dan titik tenga adala O( ), ini berarti baa aturan Simpson / memiliki ketelitian dua orde lebi tinggi dibandingkan metode trapesium dan titik tenga. Tetapi, kita akan mengitung lebi teliti lagi seberapa kesalaan yang dialami metode Simpson / ini. Untuk tujuan ini, kita arus melakukan ekspansi deret Taylor untuk ungkapan pendekatan integrasi Simpson segmen [ k 4 k k ] [ 4 k k k ' ' 4 k 4! iv k...] (-) k ' ' 5 k 6 iv k... Ekspansi deret Taylor untuk Integrasi Numerik 6

17 Bab k k d k! ' ' k 5 5! iv k... (-) Dengan mengurangkan (-) dari (-) diperole kesalaan untuk metode Simpson / sebesar E 5 6 iv k (-) Untuk meningkatkan ketelitian saat mengintegralkan seluru interval yang lebi lebar, maka interval antara dan dapat dibagi menjadi n langka. Evaluasi pada tiga titik untuk setiap subinterval memerlukan jumla yang genap. Jumla interval genap ini merupakan syarat yang arus dipernui saat kita menerapkan metode ini. Ole sebab itu, kita arus menyatakan jumla interval menjadi nm. Aturan Simpson / kemudian menjadi N d [ N 4 N N ] (-6) atau secara umum b a d N / [ a 4 i N / i i genap i b ] (-7) Algoritma program metode Simpson / Deinisikan ungsi yang akan diintegrasikan Tentukan batas baa b dan batas atas a integrasi Tentukan jumla segmen N Hitung lebar segmen b a N Inisialisai jumlaan sum ( a) ( b) Inisialisasi aktor bobot ak 4 Integrasi Numerik 6

18 Bab Hitung jumlaan dari i ingga in Tentukan node tiap-tiap i a i Berikan syarat jika (ak 4), maka ak Hitung nilai integral sum sum ak * ( ) Hitung asil akir penjumlaan Hasil * sum Conto soal. Dapatkan pendekatan dari integral dibaa ini menggunakan aturan Simpson dengan segmen 4 d kemudian itung kesalaan peritungan dari pendekatan tersebut! Penyelesaian Hasil eksak untuk bentuk integral tersebut adala Untuk pendekatan integrasi dua segmen Diketeui a, b dan N. Tentukan lebar segmen. 5. b Ungkapan (-) selanjutnya menjadi ( ) d [ ] 4. a Kemudian kita akan mengevaluasi ungsi untuk tiap simpul (ada tiga simpul), ( ) 4( ) ( ).5, (.5) 4(.5) (.5). 75, (.) 4(.) (.). Selajutnya akan diperole pendekatan integrasi 4 d.5 [ 4.75.] Kesalaan yang diberikan ole pendekatan ini adala Conto Soal.4 Integrasi Numerik 6

19 Bab Penyelesaian Hitungla pendekatan dari integral e d menggunakan metode Simpson / dengan 4 segmen. Hasil eksaknya diketaui sama dengan Untuk pendekatan integrasi 4 segmen Diketeui a, b dan N 4, jadi lebar segmen 4.5. Evaluasi ungsi untuk tiap simpul (ada lima simpul), e ,.5 e ,. e ,.5 e , 4. e.855 Dari ungkapan (-) diperole e d [ ].5 [ ] 7.7 Kesalaan yang diberikan ole pendekatan ini adala % 7.67 Dari asil yang diperole pada conto soal., kita dapat ketaui baa dengan mebgambil dua segmen saja, metode Simpson / suda dapat memperole asil yang eksak. Na, tetapi kita arus memaami kenapa al ini dapat terjadi. Jaaban yang dapat kita berikan mengapa ini terjadi adala karena integran dari bentuk integral tersebut merupakan polinomial orde dua. Sedangkan, metode Simpson / sebenarnya dapat diturunkan melalui interpolasi lagrange orde kedua. Ole sebab itu, metode Simpson / Integrasi Numerik 64

20 Bab akan memberikan asil yang eksak apabila digunakan untuk mendekati integral ungsi kuadrat. Misalnya ditinjau sebua polinomial orde dua yang diasumsikan,, panjang segmen teradap polinomial Lagrange orde dua, yaitu ( ) d ( )( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( ) d ( ) d a, b a. Selanjutnya dilakukan integrasi ( )( ) ( )( ) Dari ungkapan integral tersebut, dengan muda akan diperole ( ) d [ ( ) ( ) ( )] 4 ( ) d (-8) (-9) Ungkapan (-9) sebenarnya juga dapat diperole dengan cara sebagai berikut. Dimisalkan n, dalam kasus demikian ole karena, maka ( n ). Dengan cara yang sama diperole ( n ). Untuk suku pertama integral, yaitu ( )( ) ( )( ) dapat disederanakan menjadi ( ) d (-a) n n ( ) ( n )( n ) dn ( ) n ( ) Untuk suku kedua integral, yaitu ( )( ) ( )( ) dapat disederanakan menjadi n n dn [ ( ) d (-b) (-a) n n ] 4 (-b) Integrasi Numerik 65

21 Bab Untuk suku ketiga integral, yaitu [ ] disederanakan menjadi (-a) berbentuk n n dn [ n n] 4 (-b) Dari (-8) diperole pendekatan integral dengan metode Simpson dua segmen d [ 4 ] (-) Kesalaan Pembulatan Sumber kesalaan pembulatan yang dialami ole metode Simpson pada dasarnya sama dengan kesalaan pembulatan yang dialami pada metode trapesium maupun metode titik tenga. Secara umum, kita berarap baa kesalaan relati teradap pembulatan yang dialami ole beberapa integrasi numerik adala orde dari. Untuk tau kenapa demikian, sekarang kita kembali ke bentuk pendekatan dari ungkapan integral yaitu, N d i i (-4) i Dari ungkapan pendekatan integral tersebut, secara garis besar dapat diperinci sumber-sumber kesalaan pembulatan yang muncul yaitu, Kesalaan yang muncul karena perkalian antara aktor bobot i dengan evaluasi ungsi-ungsi ( i ). Kesalaan yang muncul akibat penambaan antar suku-suku. Kesalaan akibat evaluasi ungsi-ungsi ( i ). Gambar.8 ditunjukkan bagan alir dari program komputer untuk metode Simpson /. Conto implementasi program Simpson / disajikan untuk conto ungsi ep dengan batas baa integrasi dan batas atas integrasi. Integrasi Numerik 66

22 Bab Mulai Mendeinisikan ungsi () Masukkan a, b dan N (b-a)/n; ak Inisialisasi sum(a)(b) or n:n- an Apaka ak? TIDAK YA ak ak4 sumsumak*(); Tampilkan asil Hasil/*(sum) Selesai Gambar.8 Bagan alir metode Simpson / Integrasi Numerik 67

23 Bab %Program Simpson / inline('ep()',''); binput('masukkan batas atas integrasi b:'); ainput('masukkan batas baa integrasi a:'); Ninput('masukkan jumla segmen N:'); asil_eksak(b)-(a); i(n < ) print('jumla segmen >.Ulangi!!'); break; end; i (mod(n,)~) NN; end; (b-a)/n; sum(a)(b); ak; or i:n- ai*; i(ak) ak4; else ak; end sumsumak*(); end asil_num/*sum; errorabs(asil_eksak-asil_num); print('asil numerik %, error%',asil_num,error) Aturan Simpson /8 Untuk meningkatkan ketelitian yang tela diberikan ole metode Simpson /, maka diperkenalkan metode Simpson yang lain yaitu metode Simpson /8. Metode Simpson / memerlukan jumla langka yang genap untuk menerapkan metodenya. Dengan kata lain, jumla langka untuk metode Simpson / arus dapat dibagi dengan. Lain alnya dengan metode Simpson /8, metode ini tidak mensyaratkan jumla langka genap ataupun ganjil melainkan jumla langka yang dapat dibagi dengan. Ungkapan metode Simpson /8 untuk segmen dinyatakan ole Integrasi Numerik 68

24 Bab d 8 [ ] (-5) Sedangkan untuk banyak segmen N d 8 [ N N N N ] (-6a) atau secara umum (-6) dapat dinyatakan sebagai b a d N / 8 [ a N / n N / N n n N b ] Dibaa ini diberikan algoritma metode Simpson /8 N (-6b) Algoritma metode Simpson /8 Deinisikan ungsi yang akan diintegrasikan Tentukan batas baa ( a ) dan batas atas ( b) integrasi Tentukan jumla segmen N (n arus kelipatan ) Hitung lebar segmen Inisialisai sum ( a) ( b) b a n Hitung untuk i ingga i n a i * Jika (mod(i,) or mod(i,)), maka ak Jika syarat di atas tidak terpenui, maka ak Hitung nilai integral sum sum ak * ( ) Tulis asilnya peritungan Hasil * sum 8 Conto program Simpson /8 disajikan di baa ini untuk ungsi ep() dengan batas baa integrasi a dan batas atas integrasi b. Integrasi Numerik 69

25 Bab %Program Simpson /8 inline('4*-^',''); dinline('*^-/*^',''); ainput('masukkan batas baa integrasi a:'); binput('masukkan batas atas integrasi b:'); Ninput('masukkan jumla segmen N:'); asil_eksakd(b)-d(a); i(n < ) print('jumla segmen >.Ulangi!!'); break; end; (b-a)/n; sum(a)(b); or i:n- ai*; i(mod(i,) mod(i,)) ak; else ak; end sumsumak*(); end asil_num/8**sum; errorabs(asil_eksak-asil_num); print('asil numerik %, error%',asil_num,error) Integrasi Numerik 7

26 Bab Mulai Mendeinisikan ungsi () Masukkan a, b dan N Apaka N kelipatan? (b-a)/n; Inisialisasi sum(a)(b) or n:n- an Apaka mod(n,) atau mod(n,)? TIDAK ak YA ak sumsumak*(); Tampilkan asil Hasil/8*(sum) Selesai Gambar.8 Bagan alir program Simpson /8 Integrasi Numerik 7

27 Bab. Integrasi Kuadratur Sala satu metode paling muda untuk mengitung integral adala dengan mengevaluasi ungsi tersebut pada sejumla lokasi dan kemudian menggunakan asilnya untuk mengampiri integral tersebut. Pada setiap lokasi titik yang tela ditentukan tersebut bersesuaian dengan aktor bobot tertentu. Selanjutnya kita dapat menjumlakannya I N i ( ) i i (-7) Dimana dengan titik ke-i. i merupakan titik-titik evaluasi dan i adal aktor bobot yang bersesuaian Untuk menerapkan ungkapan (-7) dalam pendekatannya teradap sebua integral, maka perlu ditentukan titik evaluasi dan aktor bobot yang bersesuaian tersebut. Untuk maksud tersebut, maka kita mempersyaratkan baa persamaan (-7) arus memenui integral ungsi-ungsi antara lain ( ) ( ) ( ) (-8) Dengan mensubstitusi ungsi-ungsi pada (-8) ke persamaan (-7) akan memberikan beberapa persamaan simultan dalam beberapa aktor bobot. Conto i yang dapat kita pecakan untuk Penyelesaian paling sederana untuk persamaan (-7) diperole jika jumla titik yang digunakan anya dua bua. Jadi, diperole empat persamaan simultan yaitu Untuk ( ), Untuk ( ), ( ) ( ) d Integrasi Numerik 7

28 Bab Untuk ( ), Untuk ( ) ( ) ( ) d ( ) ( ) d ( ) ( ) d Selanjutnya, kita tela memperole empat persamaan simultan yaitu Jika empat persamaan simultan tersebut diselesaiakan maka akan diperole arga-arga,5775,5775 Dengan mensubstitusi titik-titik yang diperole serta aktor bobotnya, maka ungkapan (-7) menjadi I Selanjutnya, kita akan mencari titik-titik dan aktor bobot yang bersesuaian untuk pendekatan integrasi Gauss tiga titik. Seperti alnya pada pencarian titik-titik dan aktor bobot pada integrasi Gauss dua titik, maka persamaan (-7) arus memenui ubungan sebagai berikut Untuk ( ), ( ) ( ) ( ) d Integrasi Numerik 7

29 Bab Bab Untuk ( ), ( ) ( ) ( ) d Untuk ( ), ( ) ( ) ( ) d Untuk ( ) ( ) ( ) ( ) d Untuk ( ) 4, ( ) ( ) ( ) d Untuk ( ) 5 ( ) ( ) ( ) d Dari enam ungkapan di atas, maka kita tela memperole enam persamaan simultan linier yaitu Dengan menyelesaikan enam persamaan simultan linier di atas, maka akan diperole arga untuk titik-titik dan aktor bobot yang bersesuaian yaitu, , , , , Integrasi Numerik Integrasi Numerik 74 74

30 Bab Tabel. diberikan arga titik-titik Gauss dan aktor bobot yang bersesuaian untuk beberapa jumla titik. Tabel. Datar titik-titik Gauss dan aktor bobot yang bersesuaian Jumla Titik N, ± i i, N N 4 N 5 N 6 N 8 N, ,9984,866,58469, ,86986,66987,946954,84464,5554, , ,488749,49594, ,865667,979658, , ,654555, , , ,696885,467995,67657,7449,66878,76646,84,856,95545,696679,9866,494549, Yang perlu diperatikan adala baa batas-batas integrasi yang terpenui untuk metode kuadratur ini adala - ingga. Hal ini tentunya menjadikan penylesaiaan dengan metode ini kurang lues. Ole sebab itu, perlu dilakukan transormasi teradap batas baa dan batas atas integrasi tersebut, misalnya a dan b masing-masing untuk batas baa dan batas atas integrasi. Untuk itu, kita menganggap baa terdapat ubungan antara t dengan melalui ubungan Integrasi Numerik 75

31 Bab dimana t a b (-9) b a t merupakan kooordinat origin yang berada dalam interval [a,b] atau a t b, sedangkan adala koordinat ternormalisasi yang berada dalam rentang < <. Transormasi dari ke t memberikan ( b a) a b t (-) Dengan menggunakan ungkapan transormasi (-), maka integral dapat dinyatakan sebagai dimana Harga-arga dari dengan titik-titik Gauss, yaitu Conto. b a i N b a ( t ) dt ( t )( dt d) d i ( t ) i (-) d t /d b a / (-) t diperole dengan cara mensubstitusi dalam persamaan (-) i ( b a) i a t i b Misallkan diketaui N, a, b. Ole karena titik-titik Gauss untuk N pada koordinat ternormalissi adala ±,577569, maka titik-titik yang bersesuaian dengan ti adala t t [( )( -,577569) ],995 [( )(,577569) ] 8,9875 Sedangkan d ( b a) / 4, 5 d t, seingga kuadratur Gauss menjadi ( ) d ( )( d d) d ( 4,5) {( ) (,995) ( ) ( 8,9875) } t t t t Integrasi Numerik 76

32 Bab % Program Gauss Kuadratur input('masukkan ungsi integrand (gunakan inline() :'); ainput('masukkan batas baa integrasi :'); binput('masukkan batas atas integrasi :'); Ninput('Integrasi Kuadratur yang digunakan (,,4,5,6,8,) :'); i (N) load gauss.tt; gauss(:,);gauss(:,); elsei(n) load gauss.tt; gauss(:,);gauss(:,); elsei(n4) load gauss4.tt; gauss4(:,);gauss4(:,); elsei(n5) load gauss5.tt; gauss5(:,);gauss5(:,); elsei(n6) load gauss6.tt; gauss6(:,);gauss6(:,); elsei(n8) load gauss8.tt; gauss8(:,);gauss8(:,); elsei(n) load gauss.tt; gauss(:,);gauss(:,); else print('ulangi, masukan jenis Gauss sala!'); end; jum; or i:n jumjum(i)*((i)); end; jumla(b-a)/*jum; print('hasil Integrasi Kuadratur %i titik adala %',N,jumla); Integrasi Numerik 77

33 Bab SOAL DAN LATIHAN. Hitungla dengan metode trapesium integral berikut ini dengan menggunakan,4dan 6 segmen. a) d / b) 5 4 cos d c) cos sin d d) arctan e) e d d. Ulangi pertanyaan nomor ) dengan menggunakan metode titik tenga dengan, 4 dan 6 segmen. Bandingkan asilnya dengan asil sebelumnya.. Berapaka kira-kira kesalaan peritungan integrasi pada soal nomor, jika Saudara menggunakan ungkapan (-) dan (-8). 4. Hitungla integral di baa ini dengan metode Simpson / dengan,4 dan 6 segmen. / a) sin d b) c) ln d d d) ln sin d e) ln d 5. Ulangila pertanyaan nomor ) dengan metode Simpson /8 dengan,6,9 dan segmen. Bandingkan asilnya dengan asil sebelumnya. 6. Dengan menggunakan ubungan m sin sin j cos cos m, j m sin cos j sin m sin j Integrasi Numerik 78

34 Bab dengan m adala bilangan integer posit, maka tunjukkan baa untuk metode trapesium banyak segmen dengan jumla m subinterval akan memberikan arga eksak pada setiap integral berikut ini cosr d, sin r d untuk setiap bilangan integer r yang bukan merupakann multipel dari m. Harga berapaka yang diberikan ole metode trapesium untuk integral-integral tersebut jika rmk dan k adala bilangan posit integer. 7. Hitungla integral berikut ini dengan menggunakan metode kuadratur Gauss titik. Kemudian bandingkanla dengan dengan asil eksaknya..5 a) ln d /4 b) sin d.5 c) 4 d.6 d) 4 d e) e d /4 ) e sin d 8. Ulangila soal nomor dengan kuadratur Gauss titik. 9. Ulangila soal nomor dengan kuadratur Gauss 4 titik.. Ulangi sekalilagi soal nomor dengan kuadratur Gauss 6 titik. Kemudian bandingkanla asilnya dengan asil-asil sebelumnya jika dibandingkan dengan asil eksaknya. Integrasi Numerik 79

dx = F(x) + C (P.6.1)

dx = F(x) + C (P.6.1) Bab 6 Integrasi Numerik Pelajarila jagad raya ini. Jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewala karena anda tidak mengenal dunia. (Kong Fu Tse - filusuf Cina) Di dalam kalkulus, integral

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Moamad Sidiq PERTEMUAN : 8 DIFERENSIASI NUMERIK METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Moamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI Matematika Lanjut SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI . SOLUSI PERSAMAAN NON LINIER Metode Biseksi Fungsi kontinu pada [a,b] Akarnya = p & p [a,b] Untuk setiap iterasi akan membagi interval yang memuat = p

Lebih terperinci

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1)

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1) IntegrasiNumerik (Bag. ) Baan Kulia IF458 Topik Kusus Informatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF458 Topik Kusus Informatika I: Metode PersoalanIntegrasiNumerik Hitungla nilai Integral-Tentu yang

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan

Lebih terperinci

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK Pada bab ini dibaas konsep dasar dierensiasi dan integrasi numerik, meliputi teknik pendekatan atau pengampiran, metode komputasi numerik berkaitan dengan bentuk dierensial

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL TURUNAN / DIFERENSIAL 4. Devinisi Turunan Derivati Turunan ungsi adala yang nilainya pada bilangan dan dideinisikan ole : ' lim0 untuk semua dengan limit tersebut ada. Conto Andaikan cari 4? Penyelesaian

Lebih terperinci

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd Galeri Soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April Semoga sedikit conto soal-soal ini dapat membantu siswa dalam mempelajari Matematika kususnya Bab Limit Kami mengusaakan agar soal-soal yang kami baas

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan Galeri Soal Soal dengan Pembaasan, Soal Latian Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April MatikZone s Series Email : matikzone@gmailcom Blog : HP : 8 8 8 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengkutip

Lebih terperinci

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Iin Indawati, Tjandrakirana, Rinie Pratiwi Puspitawati Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jalan

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22 Kamiran Persamaan-persamaan Bab Di akir bab ini, anda sepatutnya: faam asas bagi teori Ekstrapolasi Ricardson dan bagaimana ia digunakan ke atas algoritma Romberg dan pembezaan secara berangkanya Dapat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF

Lebih terperinci

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG NAMA KELOMPOK : KHUSNUL KHOTIMAH (108 694 003) INDAH NOVITASARI (108 694 012) LAILATUR ROHMAH (108 694 028) MOCH. BAGUS ALIM MS (108 694

Lebih terperinci

Lina Sri Rahayu, Achmad Ramadhan, dan Najamuddin Laganing

Lina Sri Rahayu, Achmad Ramadhan, dan Najamuddin Laganing Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SDN Bumi Harapan Kecamatan

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Operasi Geometri () Kartika Firdaus UAD tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setela mempelajari materi ini, maasisa diarapkan mampu: menerapkan aplikasi pada operasi geometri aitu: pencerminan

Lebih terperinci

PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PEGUAT DAYA (POWE AMPIFIE) Ole : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UY E-mail : sumarna@uny.ac.ic Dalam praktek, sistem penguat selalu terdiri dari sejumla tingkat yang menguatkan sinyal lema ingga cukup kuat

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam Olimpiade Sains Nasional 008 Eksperimen Fisika Hal dari Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekola Menenga Atas Agustus 008 Waktu: 4 jam Petunjuk umum. Hanya ada satu soal eksperimen, namun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dynamic atau CFD merupakan ilmu yang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindaan panas dan

Lebih terperinci

FUNGSI KABUR. Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

FUNGSI KABUR. Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika FUNGSI KBUR Tugas kir Diajukan untuk memenui Sala Satu Syarat Memperole Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Disusun ole: Nama : Retno Triyanti NIM : 4 PROGRM STUDI MTEMTIK FKULTS SINS DN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini

Lebih terperinci

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA)

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA) MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) Muammad Zainal Abidin Personal Blog SMAN Bone-Bone Luwu Utara Sulsel ttp://meetabied.wordpress.com PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL

BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL Bangsa Perancis Louis Victor prince de Broglie (189-1987) menyampaikan ipotesisnya bawa materi memiliki sifat gelombang di samping sifat partikel. Prinsip ini yang

Lebih terperinci

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN Ign. Sutyas Aji ) Maraden S ) ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB)

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) TurunanNumerik Baan Kulia IF4058 Topik Kusus Inormatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF4058 Topik Kusus Inormatika I: Metode Numerik/Teknik Inormatika ITB 1 DeinisiTurunan(derivati) '(x) = lim 0 (

Lebih terperinci

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB) PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi POKOK BAHASAN Pendahuluan Metode Numerik Solusi Persamaan Non Linier o Metode Bisection o Metode False Position o Metode Newton Raphson o Metode Secant o Metode Fixed

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Gambar Digital Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk kontinu dan bentuk digital. Dengan menggunakan definisi gambar dalam representasikan

Lebih terperinci

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON Tomi Tristiono 1 1 adala Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Te

Lebih terperinci

ALIRAN BERUBAH BERATURAN

ALIRAN BERUBAH BERATURAN ALIRAN BERUBAH BERATURAN Kondisi ini terjadi jika gaya penggerak dan gaya geser tidak seimbang, asilnya bawa kedalaman aliran beruba beraturan sepanjang saluran. S f v g Grs. orizontal Grs. energi Y Cos

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Sinun Kemirinan tali busur PQ adala : m PQ Jika à, maka tali busur PQ akan beruba menjadi

Lebih terperinci

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP STATISTICS WEEK 8 By : Hanung N. Prasetyo BAHASAN Pengertian Hypotesisdan Hypotesis Testing Tipe Kesalaan dalam Pengujian Hipotesis Lima Langka Pengujian Hipotesis Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi Uji

Lebih terperinci

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT 1 REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT Disusun ole: Ela Nurlaela Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendauluan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 13 PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR

PRAKTIKUM 13 PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR PRAKTIKUM 13 PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR Dalam bab ini kita akan menggunakan Matlab untuk menyelesaikan persamaan aljabar. Kita akan mulai dengan menyelesaikan persamaan sederhana (persamaan dengan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi dan Soal-soal

Rangkuman Materi dan Soal-soal Rangkuman Materi dan Soal-soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, S.Pd matikzone@gmail.com / www.matikzone.co.cc Rangkuman Materi dan Conto Soal. Definisi dy df Turunan dari fungsi y f ( adala y ' f '( ( y'

Lebih terperinci

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL BB V INYEMEN VERTIK linyemen vertikal adala perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan lajur ara atau melalui tepi dalam masing masing perkerasan

Lebih terperinci

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARUL ULUM JOMBANG Betty Raayu (bettyraayu.se@gmail.com) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

E-learning Matematika, GRATIS

E-learning Matematika, GRATIS Penyusun : Arik Murwanto, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecaan masala Kompetensi

Lebih terperinci

Disarikan dari Malatuni Topik Bahasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi

Disarikan dari Malatuni Topik Bahasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi Disarikan dari Malatuni 7 Topik Baasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi y f Ditulis: f L L X Amati ara terbang dua ekor burung menuju sangkar dari ara yang berbeda. Jika kita aplikasikan dalam bentuk matematis

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011-2014) THE FINANCIAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri BAB IV HASIL PENELITIAN PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adala sala satu industri pembuatan obat obatan terkemuka di Indonesia dibawa naungan BUMN. Dalam proses produksinya PT Kimia Farma (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala Pendidikan merupakan sala satu kebutuan manusia yang penting untuk mengembangkan diri dalam keidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan terbagi atas pendidikan

Lebih terperinci

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution STATIKA I MODU 9 Sesi 1 PEENGKUNG TIGA SENDI Dosen Pengasu : Materi Pembelajaran : 1. Konsep Dasar. 2. angka-langka Penyelesaian. 3. PORTA SIMETRIS. a. Memikul Muatan Terpusat Vertikal Tunggal b. Memikul

Lebih terperinci

Gb. 2.9 Balok Menerus

Gb. 2.9 Balok Menerus BALOK TERLENTUR 1 Jarak Bentang a Panjang perletakan dari sebua balok diatas dua perletakan arus diambil paling tinggi l/0 jarak antara kedua ujung perletakan Jarak-bentang diambil sebesar jarak antara

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudiram ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 8- Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 8 Teori Pita Energi Tentang Padatan Setela mempelajari bagaimana atom

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR Siti Halima 1, Jon Sabari 2 1 Maasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta (2015) 2 Dosen Pengampu

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kelereng dan Gelas Plastik

Penggunaan Media Kelereng dan Gelas Plastik MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KELERENG DAN GELAS PLASTIK SISWA KELAS III SDN JATIBANJAR I JOMBANG Awaludin Arif Hidayat PGSD FIP Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA M. Taufik 1, Samsudua 2, Zulkarnain 2 1 Maasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peubah

Hubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peubah Jurnal EKSPONENSIAL Volue Noor Mei ISSN 85-789 Hubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peuba Relationsip Between Partial Derivatives and Continuit on te Function o Two Variables

Lebih terperinci

TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Nomor : /PRT/M/05 Tanggal : 4 MEI 05 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI. Pendauluan

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan

Lebih terperinci

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal JMS Vol. No., al. 8-5, April 997 egularitas Operator Potensial Layer Tunggal Wono Setya Budi Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 0 Bandunng, 403 Abstrak egulitas operator =

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU PROSIDING ISSN: 50-656 METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU Danar Ardian Pramana, M.Sc 1) 1) DIV TeknikInformatikaPoliteknikHarapanBersama danar_ardian@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori berikut akan dibaas tentang variabel, skala data, varians kovarians, analisis multivariat, analisis kovarians (ANCOVA), dan gizi untuk menunjang pembaasan MANCOVA

Lebih terperinci

Keyword: Motivasi belajar, minat berkomunikasi, bahasa arab, mahasiswa, berkorelasi.

Keyword: Motivasi belajar, minat berkomunikasi, bahasa arab, mahasiswa, berkorelasi. KORELASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB DENGAN MINAT BERKOMUNIKASI DALAM BAHASA ARAB PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

Lebih terperinci

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal)

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal) (Studi Kasus : Kinerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal) Ole Imam Tayudin Dosen STMIK Amikom

Lebih terperinci

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan...

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan... Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember (Analysis of P-IRT Number on Te Food Label IRTP Production in Kaliwates District Jember Regency) Andi Hilman

Lebih terperinci

Integrasi. Metode Integra. al Reimann

Integrasi. Metode Integra. al Reimann Integras Metode Integra al Remann Metode Integral Trapezoda Metode Integra al Smpson Permasalaan Integras Pertungan ntegral adala pertungan dasar yang dgunakan dalam kalkulus, dalam banyak keperluan. Integral

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci