STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP"

Transkripsi

1 STATISTICS WEEK 8 By : Hanung N. Prasetyo

2 BAHASAN Pengertian Hypotesisdan Hypotesis Testing Tipe Kesalaan dalam Pengujian Hipotesis Lima Langka Pengujian Hipotesis Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi Uji Hipotesis: Rata-Rata Uji Hipotesis: Proporsi

3 Hipotesis Jawaban sementara. Bisa sala bisa benar. Belum terbukti kebenarannya. Perlu dicek.

4 HIPOTESIS HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN YANG MASIH LEMAH TINGKAT KEBENARANNYA SEHINGGA MASIH HARUS DIUJI MENGGUNAKAN TEKNIK TERTENTU HIPOTESIS DIRUMUSKAN BERDASARKAN TEORI, DUGAAN, PENGALAMAN PRIBADI/ORANG LAIN, KESAN UMUM, KESIMPULAN YANG MASIH SANGAT SEMENTARA HIPOTESIS ADALAH JAWABAN TEORITIK ATAU DEDUKTIF DAN BERSIFAT SEMENTARA HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN KEADAAN POPULASI YANG AKAN DIUJI KEBENARANNYA MENGGUNAKAN DATA/INFORMASI YANG DIKUMPULKAN MELALUI SAMPEL JIKA PERNYATAAN DIBUAT UNTUK MENJELASKAN NILAI PARAMETER POPULASI, MAKA DISEBUT HIPOTESIS STATISTIK

5 PERUMUSAN HIPOTESIS DINYATAKAN SEBAGAI KALIMAT PERNYATAAN (DEKLARATIF) MELIBATKAN MINIMAL DUA VARIABEL PENELITIAN MENGANDUNG SUATU PREDIKSI HARUS DAPAT DIUJI (TESTABLE)

6 DUA TIPE HIPOTESIS HIPOTESIS KORELATIFYAITU PERNYATAAN TENTANG ADA ATAU TIDAK ADANYA HUBUNGAN ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH HIPOTESIS KOMPARATIFYAITU PERNYATAAN TENTANG ADA ATAU TIDAK ADANYA PERBEDAAN ANTARA DUA KELOMPOK ATAU LEBIH

7 Perbedaan Hypotesis dan Hypotesis Testing Hypotesis Suatu pernyataan tentang besarnya nilai parameter populasi yang akan diuji Hypotesis Testing Suatu prosedur pengujian ipotesis tentang parameter populasi menggunakan informasi dari sampel dan teori probabilitas untuk menentukan apaka ipotesis tersebut secara statistik dapat diterima atau ditolak

8 Hipotesis Dalam Statistika Suatu asumsi atau anggapan atau pernyataan yang mungkin benar ataupun sala mengenai suatu parameter satu populasi atau lebi. Pengujian ipotesis : Langka-langka atau prosedur yang dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan apaka kita menerima atau menolak ipotesis mengenai parameter populasi.

9 H VS H (H a ) H (H nol) : Hipotesis yang dirumuskan dengan arapan untuk DITOLAK. H (H alternatif/tandingan) : Hipotesis yang dirumuskan dengan arapan untuk DITERIMA.

10 Conto Seorang dokter menyatakan bawa lebi dari 6% pasien yang menderita sakit paru-paru di suatu ruma sakit adala karena merokok. Hipotesisnya : H : p6%,6 H : p >,6 Seorang dosen menyatakan bawa prestasi belajar maasiswa laki-laki lebi tinggi daripada maasiswa perempuan. Hipotesisnya : H : prestasi belajar maasiswa laki-laki maasiswa perempuan H : prestasi belajar maasiswa laki-laki > maasiswa perempuan

11 Dasar Merumuskan Hipotesis. Berdasarkan pengetauan yang diperole dari teori.. Berdasarkan asil penelitian. 3. Berdasarkan pengalaman. 4. Berdasarkan ketajaman berpikir.

12 Jenis Kesalaan Ada dua jenis, yaitu :. Kesalaan jenis I, kesalaan akibat menolak ipotesis nol padaal ipotesis nol benar seingga searusnya diterima.. Kesalaan jenis II, kesalaan akibat menerima ipotesis nol padaal ipotesis nol sala seingga searusnya ditolak.

13 Probabilitas Kesalaan Keputusan Keadaan yang sesunggunya H benar H sala Menolak H Menerima H Keputusan sala α P(kesalaan jenis I) Keputusan tepat - α Keputusan tepat β Keputusan sala β P(kesalaan jenis II)

14 Sifat-sifat Pengujian Hipotesis. Ada ubungan antara kesalaan jenis I dan kesalaan jenis II, yaitu memperkecil probabilitas kesalaan jenis I akan memperbesar probabilitas kesalaan jenis II, demikian pula sebaliknya.. Probabilitas melakukan kesalaan jenis I dapat diperkecil dengan menyesuaikan nilai kritis. 3. Makin besar ukuran sampel, maka nilai αdan βakan makin kecil. 4. Bila ipotesis nol sala, maka nilai βakan mencapai maksimum jika nilai parameter yang sesunggunya dekat dengan nilai yang diipotesiskan. Makin besar jarak antara nilai sesunggunya dengan nilai yang diipotesiskan, makin kecil nilai β.

15 RUMUSAN HIPOTESIS Rumusan ipotesis terdiri dari H dan H A H : ipotesis observasi H A : ipotesis alternatif Rumusan ipotesis pada H dan H A dibuat menggunakan simbol matematis sesuai dengan ipotesis Beberapa kemungkinan rumusan ipotesis menggunakan tanda matematis sebagai berikut: H : H A : > <

16 Pengujian Dua Sisi dan Pengujian Satu Sisi Pengujian dua sisi (two tail) digunakan jika parameter populasi dalam ipotesis dinyatakan sama dengan (). Pengujian satu sisi (one tail) digunakan jika parameter populasi dalam ipotesis dinyatakan lebi besar (>) atau lebi kecil (<).

17 Uji Satu Ara VS Uji Dua Ara. Bila ipotesis nol, ipotesis alternatif H H. Bila ipotesis nol, H ipotesis alternatif H : θ θ : θ > θ : θ θ : θ θ, dilawan dengan atau H : θ < θ maka pengujian ipotesis ini disebut uji satu ara., dilawan dengan, maka pengujian ipotesis ini disebut uji dua ara.,

18 Uji Satu Ara Daera penolakan H α - α Daera penerimaan H -Z α Uji satu ara H : θ < θ Daera penolakan H - α α +Z α Uji satu ara H : θ > θ

19 Uji Dua Ara Daera penerimaan H Daera penolakan H α/ - α α/ Daera penolakan H -Z α/ +Z α/ Uji dua ara H : θ θ

20 Langka-langka Pengujian Hipotesis. Tetapkan daulu rumusan ipotesis, uji satu ara atau uji dua ara.. Tetapkan taraf nyata αyang diinginkan untuk memperole nilai kritis dalam tabel. 3. Tetapkan statistik uji (Z ) yang cocok untuk menguji ipotesis nol (tergantung pada parameter populasi yang di uji). 4. Hitung nilai statistik uji (Z ) berdasarkan data dan informasi yang diketaui baik dari populasi maupun dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. 5. Simpulkan, tolak H bila nilai statistik uji (Z ) terletak di daera penolakan H dan terima H bila nilai statistik uji (Z ) terletak di daera penerimaan H.

21 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Besar. Pengujian Parameter Rata-rata Populasi. Pengujian Parameter Proporsi Populasi 3. Pengujian Parameter Beda Dua Rata-rata Dari Dua Populasi 4. Pengujian Parameter Beda Dua Proporsi Dari Dua Populasi

22 Pengujian Parameter Rata-rata Populasi Rumus statistik uji : Z X -µ σ X Conto : Suatu populasi berupa seluru pelat baja yang diproduksi ole suatu perusaaan memiliki rata-rata panjang 8 cm dengan simpangan baku 7 cm. Sesuda selang 3 taun teknisi perusaaan meragukan rata-rata panjang pelat baja tersebut. Guna menyakinkan keabsaan ipotesis tersebut, diambil sampel acak sebanyak unit pelat baja dari populasi diatas, dan diperole asil peritungan bawa rata-rata pelat baja adala 83 cm, dan standar deviasinya tetap. Apaka ada alasan untuk meragukan bawa rata-rata panjang pelat baja yang diasilkan perusaaan itu sama dengan 8 cm pada taraf signifikansi α5%?

23 Pengujian Parameter Rata-rata Populasi (lanjutan) Jawab : -populasi : μ 8 cm, σ 7 cm -sampel : n, X 83 cm - α 5% Langka - langka pengujian ipotesis:. Hipotesis di uji dengan uji dua ara, yaitu : H : µ 8 dan H. α 5% maka Z : µ 8 Z,5,96 3.Statistik uji yang cocok adala : α σx 7 4. σ,7 maka nilai statistik uji adala : X n 5. Nilai statistik uji jatu di daera penolakan ipotesis H Z X µ σ X Z 83-8,7 4,9, maka ipotesis H ditolak.

24 Pengujian Parameter Rata-rata Populasi (lanjutan) Daera penerimaan H Daera penolakan H α/ α 95% α/ Daera penolakan H -,96,96 Uji dua ara H : θ θ Z 4,9

25 Pengujian Parameter Proporsi Populasi Rumus statistik uji : Z pˆ - p σ Conto : Suatu perusaaan yang bergerak di bidang suku cadang komputer akan memperkenalkan produk barunya di pasaran. Untuk itu bagian pengendalian kualitas perusaaan mengambil sampel secara acak sebanyak 7 bua suku cadang dan ditemukan ada 6 yang cacat. Dari data tersebut apaka benar produksi yang ditemukan cacat kurang dari %? Gunakan taraf signifikansi %. pˆ

26 Pengujian Parameter Proporsi Populasi (lanjutan) 6 Pr oporsi pˆ,94 7. Pengujian ipotesis statistik dengan uji satu ara, yaitu :. α %, maka nilai kritisnya Z 3. Z 4. σ Z 5. Z pˆ pˆ σ p pˆ ( - p ),(,9) p n 7,94,,6,3 α Z,3, -,54 lebi besar dari nilai kritis, maka ipotesis nol diterima. H : p, dan H : p <,

27 Pengujian Parameter Beda Dua Rata-rata Rumus statistik uji : Z ( X ) - X ( µ -µ ) X X Conto : Sebua sampel yang terdiri atas 4 ruma di daera A memperliatkan bawa rata-rata kepemilikan ruma adala 7,6 taun dengan simpangan baku,3 taun. Sedangkan suatu sampel yang terdiri atas 55 ruma di daera B memperliatkan bawa ratarata lama waktu kepemilikan ruma adala 8, taun dengan simpangan baku,9 taun. Pada taraf signifikansi 5%, apaka kita dapat menarik kesimpulan bawa penduduk di daera A memiliki ruma mereka dalam waktu lebi singkat dari penduduk di daera B? σ

28 Pengujian Parameter Beda Dua Rata-rata (lanjutan) Daera A : n Daera B: n X σ X 4, X 55, X 7,6-8, -,5 7,6, S 8,, S,3,9 (,3) (,9) σ σ + + X -X n n 4 55 H. α 5%, maka nilai kritis Z 3. Ζ 4. Ζ : µ 5. Karena Z ( X - X ) ( µ -µ ) (,5) ( ),53 dan H : µ,94 lebi besar dari Z -,645,53. Hipotesis statistik di uji dengan uji satu ara, yaitu : µ σ X X < µ,5,5, maka ipotesis nol diterima.

29 Pengujian Parameter Beda Dua Proporsi Rumus statistik uji : Z pˆ x n ( pˆ pˆ ) ( p p ) dim ana : σpˆ pˆ + + x n σ pˆqˆ, pˆ pˆ n + n dan qˆ. - pˆ ( N + N ) ( n + n ) N + N

30 Pengujian Parameter Beda Dua Proporsi (lanjutan) Conto : Suatu survei dilakukan di dua daera yang saling berbatasan, A dan B, untuk mengetaui pendapat masyarakat yang sesunggunya, apaka rencana pembangunan pabrik obat nyamuk diperbatasan dua daera itu bisa diteruskan apa tidak. Untuk mengetaui apaka ada perbedaan proporsi penduduk di daera A dan daera B, suatu poling dilakukan. Dari penduduk di daera A ternyata terdapat penduduk yang menyetujui rencana tersebut dan dari 5 penduduk di daera B ternyata terdapat 5 penduduk yang menyetujui rencana tersebut. Apaka beralasan untuk menerima bawa proporsi penduduk di daera A lebi besar dari proporsi penduduk di daera B? Gunakan taraf nyata %.

31 Pengujian Parameter Beda Dua Proporsi (lanjutan) Misal p p Sampel daera A : n Sampel daera B: n. Taraf 3. Z 4. pˆ proporsi sesunggunya penduduk daera A yang setuju proporsi sesunggunya penduduk daera B yang setuju nyata α %,, x 5, x ( pˆ - pˆ ) ( p p ) x x n n, pˆ 5, pˆ. Pengujian ipotesis statistik dengan uji σ pˆ pˆ maka nilai kritis σpˆ -pˆ pˆqˆ (,53)(,47) + n n + (,6 -,5) Z,5,4 5. Karena nilai Z lebi besar daripada nilai Z,6 5,5 5 satu ara, yaitu H Z,36 + 5,53 seingga qˆ - pˆ -,53,47 + 5,, 5,4, maka H : p p ditolak. dan H : p > p

32 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil. Pengujian Parameter Rata-rata dari Populasi Rumus statistik t : X -µ t σ X. Pengujian Parameter Beda Dua Rata-rata dari Dua Populasi Rumus statistik t : t ( X ) ( ) X - µ µ σ X X

33 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil (lanjutan) Conto : Rata-rata waktu yang diperlukan ole maasiswa untuk mendaftar ulang pada awal semester di Universitas A pada semester yang lalu adala sekitar 45 menit dengan simpangan baku 8 menit. Suatu pendaftaran baru dengan memakai sistem informasi sedang dicobakan dengan arapan dapat mengurangi waktu pendaftaran bagi para maasiswa jika dibandingkan dengan cara lama. Untuk itu diambil sampel secara acak sebanyak maasiswa yang tela mendaftar pada semester berikutnya dengan menggunakan sistem baru. Ternyata rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendaftar adala sekitar 35 menit dengan simpangan baku 9,5 menit. Apaka anda percaya dengan arapan tersebut, berdasarkan asil pengujian ipotesis bilamana dipakai taraf signifikansi % dan 5%?

34 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil (lanjutan) Dari populasi diketaui: Dari sampel diketaui. Pengujian ipotesis statistik dengan uji satu ara, yaitu H : µ 45 dan H: µ < 45. Taraf 3. t t t signifikansi α % dengan derajat kebebasan ϑ n seingga diperole t ( α, ϑ) (,,9 ),8 Untuk α 5%, maka t µ (,,9 ) (,5,9) H X µ σ,8 dan t 45 menit σ X 8 menit :n, X 35 menit, S 9,5 menit t ( α, ϑ) (,5,9),833 S 9,5 4. σ 3 X n t 3, Karena nilai t negatif, maka nilai kritis yang dipakai juga negatif, yaitu X ditolak karena terletak didaera penolakan H,833seingga baik α % dan α 5%.

35 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil (lanjutan) Conto : Mata kulia Pemrograman Komputer diberikan pada dua kelas maasiswa yang berbeda. Kelas A yang terdiri dari maasiswa diajar dengan metode biasa. Sedangkan kelas B yang terdiri dari maasiswa diajar dengan metode pengajaran yang baru. Pada akir semester kelas A dan B diberi materi ujian yang sama. Di kelas A nilai rata-rata maasiswa adala 85 dengan simpangan baku 4, dan kelas B nilai rata-ratanya adala 8 dengan simpangan baku 5. Yakinka anda bawa metode pengajaran biasa tetap lebi baik daripada metode pengajaran yang baru dengan taraf signifikan,? Diasumsikan dua populasi mendekati distribusi normal dengan variansi yang sama.

36 Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil (lanjutan) Sampel A : n Sampel A : n, X, X 85,S 8,S 4 5. Pengujian ipotesis statistik dengan uji satu ara, yaitu H. Taraf signifikansi α,dan derajat kebebasannya adala ϑ n seingga diperole nilai kritisnya t 3.Simpangan baku gabungan S σ t p X -X S ( 4,478) ( X X ) ( µ -µ ) ( 85 8) 4. Karena nilai,5 4,478 p σ n X -X t + n S p,97 t ( α, ϑ) (,;) : µ + n,58 atau,58 µ dan H ( n ) S + ( n ) S ( ) 4 + ( 9) + + n,97,9 lebi kecil daripada t(,;), maka H diterima. n : µ > µ ,5

37 LATIHAN. Seorang pejabat Direktorat Jendral Pajak menduga bawa persentase wajib pajak yang belum membayar pajak kurang dari 4%. Untuk membuktikan dugaan tersebut, diambil sampel acak sebanyak 8 orang dan ternyata ada 6 orang yang belum membayar pajak. Dengan taraf nyata 5%, apaka dugaan tersebut benar?. Daya taan tali yang diasilkan suatu pabrik mempunyai rata-rata 8 lb dan standar deviasi lb. Disebutkan bawa dengan memakai teknologi baru dalam proses produksi, maka daya taan tali yang diproduksi dapat ditingkatkan. Untuk menguji pernyataan tersebut, sebua sampel yang terdiri atas 5 bua tali diujicobakan dan ternyata rata-rata daya taannya adala 85 lb. Dapatka kita menyetujui pernyataan diatas bila digunakan taraf signifikansi %?

38 LATIHAN 3. Seorang pimpinan pabrik pembuat peralatan ola raga menyatakan bawa minimum 9% produksinya dapat bertaan sampai kali pemakaian. Dari suatu sampel acak sebanyak 5 peralatan produk pabrik tersebut, ternyata 3 yang mampu bertaan untuk kali pemakaian. Dengan taraf nyata %, apaka pernyataan pimpinan pabrik tersebut dapat kita terima? 4. Suatu industri lampu pijar ingin mengetaui perkembangan asil industrinya dengan jalan mengambil sampel random sebanyak 6 bua lampu pijar merk A, yang menunjukkan daya idup rata-rata 4 jam dengan standar deviasi 3 jam. Disamping itu diambil juga sampel random lain sebanyak bua lampu pijar merk B yang mempunyai daya idup rata-rata jam dengan standar deviasi 9 jam. Ujila ipotesis yang menyatakan daya taan kedua merk tersebut adala berbeda! Gunakan taraf signifikansi 5% dan asumsikan dua populasi berdistribusi normal.

39 LATIHAN 5. Pengelola pusat perbelanjaan akan melakukan reposisi jika ada perubaan pada target marketnya. Untuk itu dilakukan pengkajian apaka pengeluaran rata-rata pengunjung lebi besar dari Rp. 4 ribu setiap kali kunjungan seperti yang diarapkannya. Dalam melakukan pengkajian tersebut diambil sampel acak sebesar responden dan besarnya pengeluaran tiap responden setiap kali kunjungan adala sebagai berikut (dalam ribuan rupia): Dengan ipotesis rata-rata, lakukanla pengkajian apaka benar besarnya uang rata-rata yang dibelanjakan ole tiap responden setiap kali kunjungan lebi besar dari Rp. 4 ribu? Gunakan taraf nyata 5% dan asumsikan besarnya uang yang dibelanjakan berdistribusi normal.

Hipotesis : asumsi atau anggapan bisa benar atau bisa salah seringkali dipakai sebagai dasar dalam memutuskan

Hipotesis : asumsi atau anggapan bisa benar atau bisa salah seringkali dipakai sebagai dasar dalam memutuskan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis : Merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal, dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI

OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI Suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/ pemecahan masalah atau untuk dasar penelitian lebih lanjut. Suatu Hipotesis bisa juga

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 1

PENGUJIAN HIPOTESIS 1 PENGUJIAN HIPOTESIS 1 Pengertian Pengujian Hipotesis From: BAHASA YUNANI HUPO THESIS Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti Hipotesis suatu pernyataan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

Pengertian Pengujian Hipotesis

Pengertian Pengujian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS Pengertian Pengujian Hipotesis HUPO BAHASA YUNANI THESIS Pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu populasi Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS

PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENGUJIAN HIPOTESIS PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS HUPO From: BAHASA YUNANI THESIS Pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu populasi Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Digunakan istilah diterima atau ditolak untuk suatu hipotesis Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin Pengujian Hipotesis Oleh : Dewi Rachmatin Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Akan digunakan istilah diterima atau ditolak pada bagian ini Penolakan

Lebih terperinci

BAGAIMANA CARA MENGATASI KASUS TERSEBUT? JAWAB: MELAKUKAN UJI HIPOTESIS

BAGAIMANA CARA MENGATASI KASUS TERSEBUT? JAWAB: MELAKUKAN UJI HIPOTESIS UJI HIPOTESIS Kasus Misalkan suatu perusahaan shampo KILAU mengiklankan bahwa 7 dari 10 orang menggunakan produknya. Anisa, seorang mahasiswa, merasa bahwa pernyataan tersebut berlebihan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

Bab 5 Distribusi Sampling

Bab 5 Distribusi Sampling Bab 5 Distribusi Sampling Pendahuluan Untuk mempelajari populasi kita memerlukan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Meskipun kita dapat mengambil lebih dari sebuah sampel berukuran n

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun Hipotesis Ali Muhson, M.Pd. By Ali Muhson (c) 2013 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menyusun dan menguji hipotesis penelitian yang berkaitan dengan gejala pendidikan dan ekonomi By Ali Muhson (c) 2013

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL Pengantar 1. Tulisan ini terkait dengan artikel berjudul KETIKA ILMU HUKUM SEIRING STATISTIKA pada laman www.edscyclopedia.com. Pada website tersebut, mengenai uji hipotesis secara

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani /

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani    / PENGUJIAN HIPOTESIS (1) 1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pengertian Pengujian Hipotesis (1) 3 BAHASA YUNANI HUPO Lemah, kurang, di bawah THESIS Teori,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS O L E H : R I A N D Y S Y A R I F

PENGUJIAN HIPOTESIS O L E H : R I A N D Y S Y A R I F PENGUJIAN HIPOTESIS O L E H : R I A N D Y S Y A R I F DEFINISI HIPOTESIS Hipotesis berasal dari bahasa Yunani ; Hipo berarti Lemah atau kurang atau di bawah dan Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. 100% - 5 % = 95% (Ho di terima) 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak ) - Zα 0 Zα

PENGUJIAN HIPOTESIS. 100% - 5 % = 95% (Ho di terima) 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak ) - Zα 0 Zα PENGUJIAN HIPOTESIS. Pengertian Hipotesis Hypo = Sementara Thesis = Jawaban Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pernyataan ( pejabat, mahasiswa, pegawai dan lain sebagainya.contoh :. Pernyataan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESA #1

PENGUJIAN HIPOTESA #1 PENGUJIAN HIPOTESA #1 Materi #3 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Pengujian Hipotesa Hipotesa: asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu masalah. Pengujian Hipotesa: langkah-langkah

Lebih terperinci

STATISTICS WEEK 7. By: Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

STATISTICS WEEK 7. By: Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP STATISTICS WEEK 7 By: Hanung N. Prasetyo Ada macam, sampel probabilitas dan non probabilitas. Sampel probabilitas ada empat teknik yang semuanya dapat dilakukan dengan pengembalian atau tanpa pengembalian,

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

Bab 3. Uji Hipotesis

Bab 3. Uji Hipotesis Bab 3 Uji ipotesis Pengantar ipotesis merupakan anggapan yang mungkin benar yang harus diuji kebenarannya dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dasar penelitian lebih lanjut IPOTESIS

Lebih terperinci

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik Pertemuan Ke-12 6.4 Uji Hipotesis Langkah langkah pengujian hipotesis : 1. Nyatakan hipotesa nolnya H o bahwa θ = θ o. 2. Pilih hipotesis alternatif H 1 yang sesuai diantara θ < θ o, θ > θ o atau θ # θ

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Uji Hipotesis. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Universitas Islam Indonesia 2015

Uji Hipotesis. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Universitas Islam Indonesia 2015 Uji Hipotesis Atina Ahdika, S.Si, M.Si Universitas Islam Indonesia 015 Definisi Hipotesis Suatu pernyataan tentang besarnya nilai parameter populasi yang akan diuji. Pernyataan tersebut masih lemah kebenarannya

Lebih terperinci

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Inferensia Statistika : Mencakup semua metode yang digunakan untuk penarikan kesimpulan atau generalisasi mengenai populasi dengan melakukan pengambilan sampel (sampling)

Lebih terperinci

Pengantar Uji Hipotesis. Oleh Azimmatul Ihwah

Pengantar Uji Hipotesis. Oleh Azimmatul Ihwah Pengantar Uji Hipotesis Oleh Azimmatul Ihwah Hipotesis Merupakan pernyataan/dugaan mengenai parameter dari 1 atau lebih populasi. Misalnya seorang guru Kimia ingin mengetahui apakah metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini

Lebih terperinci

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER 5.1 Pengertian Pendugaan Parameter. Pendugaan merupakan suatu bagian dari statistik inferensia yaitu suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang tidak diketahui

Lebih terperinci

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARUL ULUM JOMBANG Betty Raayu (bettyraayu.se@gmail.com) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 5 Uji Hipotesis

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 5 Uji Hipotesis BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 5 Uji Hipotesis Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep uji hipotesis, kesalahan tipe 1 dan 2, uji hipotesis untuk mean (1 dan 2 sampel),

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)

TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI) TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI) Tujuan Pembelajaran Mempelajari bagaimana cara melakukan pendugaan parameter populasi berasarkan statistik yang dihitung dari sampel A. Pendahuluan Pendahuluan : Tujuan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 1 HIPOTESIS Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 20, 2015

Ayundyah Kesumawati. April 20, 2015 Pengujian Kesumawati Nol dan Prodi Statistika FMIPA-UII April 20, 2015 Pengujian Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Pertemuan 2 Outline: Uji Hipotesis: Directional & Nondirectional test Langkah-langkah Uji Hipotesis Error dalam Uji hipotesis (Error Type I) Jenis Uji Hipotesis satu populasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK 28 BAB ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK.1 Deskripsi model.1.1 Pembuatan model Model yang digunakan adala saluran yang terbuat dari kaca berdimensi panjang (l) 8 m,tinggi () 0.7 m, dan lebar (b) 0.4 m dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASIEN UMUM RAWAT INAP YANG MENGGUNAKAN SURAT KETERANGAN MISKIN (SKM) DAN PENGELUARAN KAS UNTUK PEMBAYARAN OBAT PADA RSD dr. SOEBANDI KABUPATEN JEMBER LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT 1 REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT Disusun ole: Ela Nurlaela Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendauluan

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis. Konsep: PENGUJIAN HIPOTESIS Agus Susworo Dwi Marhaendro Hipotesis: asumsi atau dugaan sementara mengenai sesuatu hal. Dituntut untuk dilakukan pengecekan kebenarannya. Jika asumsi atau dugaan dikhususkan

Lebih terperinci

STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus

STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus Chapter 6 Sulidar Fitri, M.Sc Analisis Data Deskriptif Menghitung ukuran tendensi central (mean, median dan modus) dan ukuran dispersi (range, mean deviasi,

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Ayundyah Kesumawati. April 13, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, / 30

Pendugaan Parameter. Ayundyah Kesumawati. April 13, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, / 30 Pendugaan Parameter Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 13, 2015 Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, 2015 1 / 30 Pendugaan 1 Proses yang menggunakan sampel statistik untuk menduga

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN)

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN) ESTIMASI PENDAHULUAN Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik tenaga, waktu, maupun

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Hipotesis

PENGUJIAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS. Pengertian Hipotesis Dari arti katanya, menurut Arikunto (: ) hipotesis berasal dari penggalan kata, hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1403)

Statistika (MMS-1403) Statistika (MMS-1403) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM MMS-1403 p.1/93 Distribusi Sampling Statistik Populasi: himpunan keseluruhan obyek yang

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan:

Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan: Topik Bahasan: Pengujian Hipotesis. Pendahuluan Hipotesis pernyataan yang merupakan pendugaan berkaitan dengan nilai suatu parameter populasi (satu atau lebih populasi) Kebenaran suatu hipotesis diuji

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT PERANCANGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI CHEMICAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI PT XYZ Dimas

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA DUA POPULASI -YQ-

PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA DUA POPULASI -YQ- PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA DUA POPULASI -YQ- Materi : Pengujian Hipotesis Rata-rata Dua Populasi Data Tidak Berpasangan Data Berpasangan 5 Langkah-langkah pengujian hipotesis Menentukan hipotesis nol

Lebih terperinci

Hipotesis (Ho) Benar Salah. (salah jenis I)

Hipotesis (Ho) Benar Salah. (salah jenis I) PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan/ dugaan yg sifatnya masih sementara Hipotesis ini perlu untuk diuji utk kmd diterima/ ditolak Pengujian

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam Olimpiade Sains Nasional 008 Eksperimen Fisika Hal dari Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekola Menenga Atas Agustus 008 Waktu: 4 jam Petunjuk umum. Hanya ada satu soal eksperimen, namun

Lebih terperinci

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN ESTIMASI Arna Fariza PENDAHULUAN MATERI LALU Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah

BAB 2 LANDASAN TEORI. KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah BAB LANDASAN TEORI. Pengertian Keluarga Berencana KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah kehamilan, baik secara tradisional dan modern yang tujuannya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

STK 511 Analisis statistika. Materi 6 Pengujian Hipotesis

STK 511 Analisis statistika. Materi 6 Pengujian Hipotesis STK 5 Analisis statistika Materi 6 Pengujian Hipotesis Pendahuluan Dalam mempelajari Karakteristik Populasi kita sering telah memiliki pernyataan/anggapan tertentu. pemberian DHA pada anak-anak akan menambah

Lebih terperinci

UJI HIPOTESIS UNTUK PROPORSI

UJI HIPOTESIS UNTUK PROPORSI PENGUJIAN HIPOTESIS UJI HIPOTESIS UNTUK PROPORSI Uji Hipotesis untuk Proporsi Data statistik sampel: - = Proporsi kejadian sukses dalam sampel - p = Proporsi kejadian sukses dalam populasi - - Statistik

Lebih terperinci

Pertemuan 13 &14. Hipotesis

Pertemuan 13 &14. Hipotesis Pertemuan 13 &14 Hipotesis Hipotesis Tujuan: penarikan kesimpulan (menggeneralisir) nilai yang berasal dari sampel terhadap keadaan populasi melalui pengujian hipotesis. Keyakinan ini didasarkan pada besarnya

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume 2, Juni 22 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majala Ilmia Matematika dan Statistika Volume 2, Juni 22 PROFIL PENDERITA

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 27, 2015

Ayundyah Kesumawati. April 27, 2015 Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 27, 2015 Estimasi interval Jika diperhatikan, terdapat kesamaan rumus-rumus yang dipakai pada saat pengujian hipotesis dan pendugaan selang kepercayaan. Untuk

Lebih terperinci

BAB 11 HIPOTESIS. Hipotesis Page 1

BAB 11 HIPOTESIS. Hipotesis Page 1 BAB 11 HIPOTESIS A. Pengertian Hipotesis Statistik Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan

Lebih terperinci

E-learning Matematika, GRATIS

E-learning Matematika, GRATIS Penyusun : Arik Murwanto, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecaan masala Kompetensi

Lebih terperinci

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( )

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( ) BIOSTATISTIK UJI HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA (20611003) NURTASMIA (20611022) SOBRI (20611027) : Tahapan-tahapan dalam uji hipotesis 1.Membuat hipotesis nol (H o ) dan hipotesis alternatif (H

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS

PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS DEFINISI Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender

Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender Jurnal Didaktik Matematika ISSN: 355-4185 Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Maasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender Jurusan Matematika Universitas Negeri Medan Email: dewi_lubis6@yaoo.co.id

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (Mixed Methods).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (Mixed Methods). 31 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adala metode penelitian kombinasi (Mixed Metods). Metode penelitian kombinasi adala suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara

Lebih terperinci

Aplikasi Pengujian Hipotesis Statistik dalam Sistem Teknologi Informasi

Aplikasi Pengujian Hipotesis Statistik dalam Sistem Teknologi Informasi Aplikasi Pengujian Hipotesis Statistik dalam Sistem Teknologi Informasi Nama : Irvan Stefanus Sutarjo NIM : 18209001 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK Soal Ujian Bersama Kompetensi lii Semester Genap 2015/2016 Kode Soal B Mata Kuliah Dosen Sifat Ujian Nama Mahasiswa Kelas / NIM / No Urut : Probabilitas dan Statistika : Nur Hayati, S.ST, M.T : Take Home

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN Samuel Lepar 1), Rudy Poeng 2), I Nyoman Gede 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997 USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI KAWAT TEMBAGA UNTUK MEMINIMASI STOCK OUT DENGAN PENDEKATAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori berikut akan dibaas tentang variabel, skala data, varians kovarians, analisis multivariat, analisis kovarians (ANCOVA), dan gizi untuk menunjang pembaasan MANCOVA

Lebih terperinci

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN Ign. Sutyas Aji ) Maraden S ) ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak )

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak ) PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pengertian Hipotesis Hypo = Sementara Thesis = Jawaban Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pernyataan ( pejabat, mahasiswa, pegawai dan lain sebagainya.contoh : 1.

Lebih terperinci

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatulla Mataram Ainun Mardia, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Lahan Pabrik NPK Super. juga dibagi ke dalam beberapa zona pengerjaan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Lahan Pabrik NPK Super. juga dibagi ke dalam beberapa zona pengerjaan. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Pengumpulan Data 4... Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Laan Pabrik NPK Super PT. Pupuk Kaltim PT. Pupuk Kaltim dibagi menjadi beberapa laan (blok) pabrik, sala satunya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd

PENGUJIAN HIPOTESIS. Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd PENGUJIAN HIPOTESIS Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd HIPOTESIS HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN YANG MASIH LEMAH TINGKAT KEBENARANNYA SEHINGGA MASIH HARUS DIUJI MENGGUNAKAN TEKNIK TERTENTU HIPOTESIS DIRUMUSKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

IV. ANALISIS PERANCANGAN

IV. ANALISIS PERANCANGAN IV. ANALISIS PERANCANGAN A. Rangka Analisis rangka dilakukan berdasarkan daya atau kekuatan tarik yang dimiliki ole traktor penarik (rotary and traktor Yanmar YZC). Besarnya daya tarik traktor diperole

Lebih terperinci

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi

Lebih terperinci