untuk i = 0, 1, 2,..., n

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "untuk i = 0, 1, 2,..., n"

Transkripsi

1 RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi polynomial Lagrange Bentuk umum polinom Lagrange derajat n Di mana a i = y i, l i (x) = n j=0 j i f(x) = p n (x) = a i l i (x) (x x j) (x i x j ) n i=0 untuk i = 0, 1, 2,..., n Suatu polinomial P(t) derajat n-1 yang unik dapat dikonstruksi yang melalui n titik t yang berbeda. Interpolasi Polinomial digunakan untuk mencari titik-titik antara dari n bua titik P 1 (x 1, y 1 ), P 2 (x 2, y 2 ), P 3 (x 3, y 3 ),..., P n (x n, y n ) dengan menggunakan pendekatan fungsi polynomial pangkat n-1; y = a 0 + a 1 x + a 2 x a n 1 x n 1 Interpolasi dari dua bua titik (x 0, y 0 )dan (x 1, y 1 ) akan mengasilkan polynomial berderajat 1 (interpolasi linear), yaitu: P 1 (x) = (x x 1) (x 0 x 1 ) y 0 + (x x 0) (x 1 x 0 ) y 1 = (x 1 x)y 0 + (x x 0 )y 1 (x 1 x 0 ) Conto : Dari fungsi y = f(x), diberikan tiga bua titik data dalam bentuk tabel: x Y Tentukan f(3,5) dengan polinom Lagrange derajat 2. Gunakan lima angka bena. Penyelesaian: Polinom derajat 2 n = 2 (perlu tiga bua titik) p 2 (x) = l 0 (x)y 0 + l 1 (x)y 1 + l 2 (x)y 2 l 0 (x) = (x 4)(x 6) (1 4)(1 6) l 1 (x) = (x 1)(x 6) (4 1)(4 6) l 2 (x) = (x 1)(x 4) (6 1)(6 4) l 0 (3.5) = (3.5 4)(3.5 6) (1 4)(1 6) l 1 (3.5) = (3.5 1)(3.5 6) (4 1)(4 6) l 2 (3.5) = (3.5 1)(3.5 4) (6 1)(6 4) = = = Jadi, p 2 (3.5) = ( )(1.5709)+(1.0417)(1.5727)+( )(1.5751) = b. Interpolasi Polinomial Newton Diketaui n titik (x 1, y 1), (x 2, y 2),, (x n, y n); (y i = f(x i), i=1,2,,n) akan ditentukan p n(x) = a 0 + a 1x + a 2x a nx n yang melewati n titik tersebut. p n(x) = a 0 + a 1(x- x 0) + a 2(x- x 0)(x- x 1) + + a n(x- x 0)(x- x 1) (x- x n-1) Interpolasi polinom Newton dapat ditulis: n i 1 p n (x) = a i (x x j ) i=0 Koefisien a n dikonstruksi menggunakan beda bagi: j=0

2 a n = f[x 0, x 1,, x n ] Dengan notasi yang baru, interpolasi polinom bentuk Newton dapat dituliskan dalam bentuk: Secara umum: f ( x n i 1 p n (x) = f[x 0, x 1,, x n ] (x x j ) f a i=0 j=0 k 1 i1 Conto Interpolasi Polynomial Newton Diketaui: (1, 0), (4, ), (6, ), (5, ) (dari fungsi ln x) Ditanya: Perkirakan ln 2 dengan interpolasi Newton orde ke-3 p 3(x) = a 0 + a 1(x- x 0) + a 2(x- x 0)(x- x 1)+ a 3(x- x 0)(x- x 1)(x- x 2) ) k i0 k k 1 j0 a i j0 ( x x ) k f ( x ) ( x x ) j k 1 k 0 i0 [ x0, x1,..., xk ] k 1 k j0 j f [ x, x,..., x ] 1 ( x k x ) j i i1 j0 ( x k x ) j f f f f f f x x , x x , x x , x x, x , 1 0 x x, x , ( ) 5 1 x, x, x, x p 3(x) = (x-1)-0.053(x-1)(x-4)+0.008(x-1)(x-4)(x-6) Seingga didapatkan nilai p 3(2) = 0.629

3 c. Vandermonde Matrix Bentuk umum dari polinomial yang menginterpolasi n+1 titik adala P n (x) = a 0 + a 1 x + a 2 x a n x n Sistem persamaan linear: Bentuk matriks persamaan linear V. a = b : Conto : Cari interpolasi polinomial pada data (-1,0),(0,0),(1,0),(2,6) menggunakan Sistem Vandermonde. Jawab: Akan dilakukan dengan pembentukan Sistem Vandermonde sebagai berikut: Untuk mendapatkan solusinya, digunakan Gaussian Elimination Maka diperole persamaan linear dari matriks di atas adala a 0 a 1 + a 2 a 3 = 0 a 0 = 0 a 1 + a 2 a 3 = 0 a 1 = 1 a 2 = 0 a 3 = 1 Seingga polinomialnya berbentuk : P(x) = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 P(x) = x+x 3

4 d. Interpolasi Invers Sebua proses inverse interpolation sering digunakan untuk mengampiri suatu invers fungsi. Seandainya nilai y i = f(x i ) tela diitung pada x 0, x 1, x 2,, x n. Menggunakan table berikut bentuk polinomial interpolasi y i = f(x i ) memiliki invers pada kondisi tertentu. Invers tersebut diampiri ole x = p(y). Conto: Tentukan polinomial invers interpolasi dari data berikut: Penyelesaian: P(y) = y y y y e. Interpolasi Neville Misal P 0 (x) adala nilai di titik x dari persamaan polynomial orde nol (konstan) yang melalui titik (x 0, y 0 ), seingga P 0 (x)= y 0. Demikian juga P 1 (x), P 2 (x), P n (x) yang melalui (x 1, y 1 ), (x 2, y 2 ),... (x n, y n ). Selanjutnya misal P 0,1 (x) adala nilai di x dari persamaan orde satu yang melalui titik (x 0, y 0 ), dan (x 1, y 1 ). Dengan cara yang sama P a,b,,s (x) adala nilai di x yang melalui titik (x a, y a ), (x b, y b ),... (x s, y s ) seluru s titik. Dimulai dengan polinomial konstan P i (x)= f(x i ). Dengan memili x i dan x i+m, i > i + m, didefinisikan fungsi rekursif: P i,i+1,,i+m (x) = x x i+m P x i x i,i+1,,i+(m 1) (x) + x i x P i+m x i x i+m i+1,i+2...,i+m (x) = (x x i)p i+1,i+2...,i+m (x) (x x i+m )P i,i+1,,i+(m 1) (x) x i+m x i diperole untuk n = 4 x 0 P 0 (x) x 1 P 1 (x) P 0,1 (x) x 2 P 2 (x) P 1,2 (x) P 0,1,2 (x) x 3 P 3 (x) P 2,3 (x) P 1,2,3 (x) P 0,1,2,3 (x) x 4 P 4 (x) P 3,4 (x) P 2,3,4 (x) P 1,2,3,4 (x) P 0,1,2,3,4 (x) Selanjutnya dilakukan peyederanaan notasi S ij (x) = P i j,i j+1,..., i 1,i (x) Dimana S ij (x), untuk i j menunjukkan polinomial interpolasi derajat pada j+1 node x i j, x i j+1,..., x i 1, x i.

5 Diperole S ij (x) = ( x x i j x i x i j ) S i,j 1 (x) + ( x i x x i x i j ) S i 1,j 1 (x) = (x x i)s i 1,j 1 (x) (x x i j )S i,j 1 (x) x i j x i Diberikan fungsi: f(x) = 1 x i x i f(x i ) 0 2 0,5 1 2,5 0, ,25 Kita akan mengaproksimasikan nilai f(3) f(3) S 00 (3) = f(x 0 ) = 0.5 f(3) S 10 (3) = f(x 1 ) = 0.4 f(3) S 20 (3) = f(x 2 ) = 0.25 Dengan menggunakan rumus Neville kita akan menentukan nilai S 11 dan S 21 f(3) S 11 (3) = (3 x 1)S 00 (3) (3 x 0 )S 10 (3) x 0 x 1 = (3 2,5)0,5 (3 2)0,4 2 2,5 = 0,3 f(3) S 21 (3) = (3 x 2)S 10 (3) (3 x 1 )S 20 (3) x 1 x 2 = (3 4)0,4 (3 2,5)0,25 2,5 4 = 0,35 Selanjutnya asil yang kita perole, kita masukan ke dalam tabel berikut: i x i S i0 S i ,5 1 2,5 0,4 0, ,25 0,35

6 Selanjutnya kita dapat mengitung S 22 dengan menggunakan S 11 dan S 21 f(3) S 22 (3) = (3 x 2)S 10 (3) (3 x 0 )S 21 (3) x 0 x 2 = (3 4)0,3 (3 2)0, = Dengan demikian nilai ampiran f(3)menggunakan rumus Neville derajat 2 adala 0,325 Conto 2 Diberikan nilai x i dan f(x i ), seperti yang ditampilkan pada tabel berikut: Dengan menggunakan formula Neville, tentukan nilai f(1.5)! Penyelesaian: Misalkan x 0 = 1.0, x 1 = 1.3, x 2 = 1.6, x 3 = 1.9, dan x 4 = 2.2. Serta S 00 (1.5) f(1.0), S 10 (1.5) f(1.3), S 20 (1.5) f(1.6), S 30 (1.5) f(1.9), S 40 (1.5) f(2.2). Kita akan mencoba untuk menentukan nilai ampiran dari f(1.5) sebagai berikut: f(1.5) S 11 (1.5) = (1.5 x 1)S 00 (1.5) (1.5 x 0 )S 10 (1.5) x 0 x 1 Demikian pula: = ( )( ) ( )( ) = f(1.5) S 21 (1.5)= ( )( ) ( )( ) = Dengan cara yang sama untuk mendapatkan polynomial yang lebi tinggi derajatnya: f(1.5) S 31 (1.5) = f(1.5) S 41 (1.5) = f(1.5) S 22 (1.5) = f(1.5) S 32 (1.5) = f(1.5) S 42 (1.5) = Untuk derajat yang lebi tinggi, ditampilkan pada tabel berikut: i x i S i0 S i1 S i2 S i3 S i

7 Jika nilai ampiran S 44 tidak cukup akurat maka titik lain x 5 dapat ditambakan ke dalam tabel x 5, S 50, S 51, S 52, S 53, S 54, S 55. Dengan demikian semakin tinggi derajat yang digunakan, maka nilai ampiran yan diperole akan semakin akurat. 2. Galat Interpolasi 3. Turunan Numerik 4. Ekstrapolasi Ricardson Galat Interpolasi Teorema Galat Interpolasi Teorema I Jika p adala polinomial berderajat tertinggi n yang menginterpolasi f pada n+1 titik yaitu x 0, x 1,, x n ϵ[a, b] dan jika f (n+1) kontinu,maka xϵ[a, b], 1 f(x) p n (x) = (n + 1)! f (n+1) (c) (x x i ) Galat Rata-rata Interpolasi Karena nilai c tidak diketaui, maka ampiri dengan c = x t = x 0+x n Lemma n i=0 1 f(x) p n (x) = (n + 1)! f (n+1) (x t ) (x x i ) Lemma I Definisikan x i = a + i untuk i=0, 1,, n, maka untuk suatu xϵ[a, b], i=0 dengan =(b-a)/n adala jarak antar titik. n x x i 1 4 n+1 n! n i=0 2 seingga rumus menjadi Teorema II Misalkan f fungsi yang memenui f (n+1) kontinu pada [a,b] dan f (n+1) (x) M. Misalkan p adala polinomial berderajat n yang menginterpolasi f pada n+1 titik di [a, b] termasuk titik akirnya,maka di [a, b],

8 1 f(x) p n (x) 4(n + 1) M(n+1) dengan =(b-a)/n adala jarak antartitik. Keterangan : M = max f (n+1) (c) x 0 c x n Conto Soal : Diberikan empat bua titik berikut, ampiri nilai cos(1.5) dengan metode Lagrange dan Newton sampai derajat 3 serta identifikasi galatnya. Nilai sejati cos(1.5)= Dari metode Lagrange diperole cos(1.5) Dari metode Polinomial Newton diperole cos(1.5) Batas atas kesalaan yaitu E 3 (x) = Galat absolut Lagrange = < E 3 (x) Galat absolut Newton = < E 3 (x) Seingga polinomial derajat 3 suda cukup teliti untuk mengampiri nilai cos(1.5) Teorema III

9 Jika p adala polinomial berderajat n yang menginterpolasi f pada titik x 0, x 1,, x n ϵ[a, b] maka untuk suatu x bukan titik interpolasi, f(x) p n (x) = f[x 0, x 1,, x n, x] (x x i ) i=0 Dengan f[x 0, x 1,, x n, x] disebut selisi terbagi yang digunakan dalam interpolasi polinom Newton, seingga teorema III dapat digunakan untuk mencari galat polinom Newton n Teorema IV Jika f (n) kontinu pada [a,b] dan x 0, x 1,, x n adala n+1 titik yang berada di interval [a,b], maka untuk c di (a,b), f[x 0, x 1,, x n ] = 1 n! f (n) (c) Corollary I (Selisi Terbagi) Jika f adala polinomial berderajat n, maka semua selisi terbagi f[x 0, x 1,, x i ] adala nol untuk i n + 1 Conto soal Polinom derajat berapa yang paling dekat ampirannya dari fungsi yang diketaui titiktitiknya sbb (gunakan metode interpolasi polinom Newton) Penyelesaian : Diperole tabel selisi terbagi, Karena pada orde ke empat selisi terbagi mengasilkan semua nilai nol (corollary I), maka data tersebut dapat direpresentasikan ole polinomial derajat tiga.

10 Galat Lain dalam Interpolasi Polinomial Fungsi Runge f(x) = (1 + x 2 ) 1 pada interval [-5,5] Misalkan p n polinomial yang menginterpolasi fungsi ini pada n+1 titik pada interval [-5,5] maka, lim max f(x) p n(x) = n 5 x 5 Akibatnya, semakin banyak titik interpolasi maka semakin besar galatnya. Pilian lain yang lebi baik yaitu dengan menggunakan titik Cebysev dengan interval standar [-1,1], x i = cos [( 2i + 1 ) π] (0 i n) 2n + 2 Untuk titik yang berada di suatu interval [a,b], menjadi x i = 1 2 (a + b) i + 1 (b a) cos [( ) π] (0 i n) 2n + 2

11 Interpolasi polinomial dengan titik Cebysev mengampiri fungsi Runge lebi baik dibanding dengan interpolasi polinomial dengan titik data. Turunan Numerik 1. Proses mencari ampiran nilai numerik suatu turunan dari fungsi yang diberikan pada suatu titik. 2. Biasanya digunakan ketika : Fungsi f(x) tidak diketaui secara eksplisit, anya diketaui data empirisnya saja, yaitu {(x i, y i ); i = 0, 1, 2,, n}, Fungsi f(x) diketaui secara eksplisit tetapi bentuknya rumit. PENDEKATAN TURUNAN NUMERIK Hampiran selisi maju (beda maju) Hampiran selisi mundur (beda mundur) Hampiran selisi pusat (beda pusat) Rumus untuk ketiga ampiran diatas diperole dari ekspansi deret Taylor di sekitar x = x 0 : f(x) = f(x 0 ) + f (x 0 )(x x 0 ) + f (x 0 ) (x x 2! 0 ) 2 + Hampiran Selisi Maju Misalkan x = x 0 +, maka didapatkan : f(x 0 + ) = f(x 0 ) + f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 + 2!

12 Rumus selisi maju untuk turunan pertama : f (x 0 ) = f(x 0 + ) f(x 0 ) f(x 0 + ) f(x 0 ) Dengan O() adala galat dari ampiran fungsi. f (x 0 ) 2! y y 0 y = f(x) x 0 x Rumus selisi maju untuk turunan kedua : f (x 0 ) f (x 0 + ) f (x 0 ) f(x 0 + 2) f(x 0 + ) f(x 0 + 2) 2f(x 0 + ) + f(x 0 ) 2 Dengan O() adala galat dari ampiran fungsi. f(x 0 + ) f(x 0 ) Hampiran Selisi Mundur Misalkan x = x 0, maka didapatkan : f(x 0 ) = f(x 0 ) f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 2! Rumus selisi mundur untuk turunan pertama : f (x 0 ) = f(x 0) f(x 0 ) f(x 0) f(x 0 ) Dengan O() adala galat dari ampiran fungsi. + f (x 0 ) 2!

13 y 0 y -1 y = f(x) x -1 x 0 Rumus selisi mundur untuk turunan kedua : f (x 0 ) f (x 0 ) f (x 0 ) f(x 0 ) f(x 0 ) f(x 0 ) f(x 0 2) f(x 0) 2f(x 0 ) + f(x 0 2) 2 Dengan O() adala galat dari ampiran fungsi. Hampiran Selisi Pusat Bila kedua persamaan berikut saling dikurangkan : f(x 0 + ) = f(x 0 ) + f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 + 2! f(x 0 ) = f(x 0 ) f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 2! Diperole rumus selisi pusat untuk turunan pertama: f (x 0 ) = f(x 0 + ) f(x 0 ) 2 f(x 0 + ) f(x 0 ) 2 Dengan O( 2 ) adala galat dari ampiran fungsi. f (x 0 ) 2 3!

14 y 1 y 0 y -1 2 y = f(x) x 0 x -1 x 1 Bila kedua persamaan berikut saling ditambakan : f(x 0 + ) = f(x 0 ) + f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 + 2! f(x 0 ) = f(x 0 ) f (x 0 ) + f (x 0 ) 2 2! Diperole rumus selisi pusat untuk turunan kedua : f (x 0 ) = f(x 0 + ) 2f(x 0 ) + f(x 0 ) 2 f (4) (x 0 ) 12 f(x 0 + ) 2f(x 0 ) + f(x 0 ) 2 Dengan O( 2 ) adala galat dari ampiran fungsi. 2 Conto Soal : 1. Diketaui fungsi f(x) = x. Tentukan ampiran f (1) dan f (1) untuk = 0.1 dan = 0.05 dengan menggunakan ampiran selisi maju, selisi mundur, selisi pusat, dan itung galatnya. Jawaban : f(x) = x f (x) = 1 2 x f (x) = 1 4x 3 2 Ekstrapolasi Ricardson Metode untuk memperole rumus ampiran turunan dengan orde yang lebi tinggi dari ampiran dengan orde yang lebi renda disebut dengan ekstrapolasi

15 Metode tersebut dikembangkan ole Lewis Fry Ricardson di awal abad 20, seingga metode tersebut kemudian dikenal dengan ekstrapolasi Ricardson Diterapkan pada turunan numerik untuk memperole solusi yang lebi teliti. Hampiran turunan beda pusat dengan orde O( 2 ) Untuk selang adala x 1 x 0 x 1 D() = 1 2 (f 1 f 1 ) + O( 2 ) = f C 2 +. Untuk selang 2 adala 2 2 x 1 x 0 x 1 x 2 x 1 D(2) = 1 2(2) (f 2 f 2 ) + O((2) 2 ) = f C(2) 2 +. = f C 2 +. D() D(2) = 3C 2 D() D(2) C = 3 2 Subsitusi

16 [D() D() = f D(2)] D() = f [D() D(2)] 0 3 f [D() D(2)] 0 = D() + 3 [D() f D(2)] 0 = D() + 2 n 1 n adala orde galat yang dipakai Setiap perluasan ekstrapolasi Ricardson akan menaikan orde galat dari O( n ) menjadi O( n+2 ) Conto Soal: Diberikan data dalam bentuk tabel sebagai berikut : x f(x)

17 Tentukan f (2.5) dengan ekstrapolasi Ricardson bila D() dan D(2) diitung dengan rumus ampiran selisi-pusat orde O( 2 ) sampai 5 angka bena Penyelesaian D() D(2) D(4) Selang titik yang dipakai : [2.4, 2.6] dan =0.1 x 1 = 2.4, x 0 = 2.5, x 1 = 2.6 D() = f 1 f 1 2 = ( ) 2(0.1) = Selang titik yang dipakai : [2.3, 2.7] dan =0.2 x 2 = 2.3, x 0 = 2.5, x 2 = 2.7 D(2) = f 1 f 1 2 = ( ) 2(0.2) = Selang titik yang dipakai : [2.1, 2.9] dan =0.4 x 4 = 2.1, x 0 = 2.5, x 4 = 2.9 D(4) = f 1 f 1 2 = ( ) 2(0.4) = D() = dan D(2) = keduanya diitung dengan rumus orde O( 2 ) maka n=2, seingga f (2.5) = f 0 = D() [D() D(2)] 1 = /3 ( ) = mempunyai galat orde O( 4 ) = D(2,2) D(2) = dan D(4) = keduanya diitung dengan rumus orde O( 2 ) maka n=2, seingga f (2.5) = f 0 = D() [D(2) D(4)] 1 = /3 ( ) = mempunyai galat orde O( 4 ) = D(3,2) D(2) = dan D(4) = keduanya diitung dengan rumus orde O( 4 ) maka n=4, seingga f (2.5) = f 0 = D(2) [D(2) D(4)] 1 = /3 ( ) = mempunyai galat orde O( 6 ) = D(3,3) O( 2 ) O( 4 ) O( 6 )

18 Kesimpulan Terdapat dua metode numerik yang dapat digunakan untuk mmemperkirakan suatu fungsi, yaitu Interpolasi dan Aproksimasi. Interpolasi adala memfit data yang diketaui arus tepat sama dan anya digunakan untuk suatu range data. Aproksimasi adala memfit data yang diketaui tidak arus sama dan dapat digunakan untuk sembarang range data. Interpolasi Polinomial Lagrange Karakteristik Polinomial Karakteristik: Muda dicari Jumla komputasi yang dibutukan untuk suatu kali interpolasi adala besar Bila jumla titik data meningkat atau menurun, asil komputasi sebelumnya tidak dapat digunakan Interpolasi Polinomial Newton

19 Dengan memanfaatkan sifat rekursif, pembentukan polinom dengan derajat yang lebi tinggi menjadi efisien dan dapat digunakan untuk menentukan tercapainya titik berenti. Tabel selisi dapat dipakai berulang-ulang untuk memperkirakan nilai fungsi pada nilai x yang berlainan. Turunan Numerik Turunan numerik adala proses mencari nilai numerik suatu turunan dari fungsi yang diberikan pada suatu titik. Hampiran selisi pusat lebi baik dari 2 metode ampiran sebelumnya (ampiran selisi maju dan ampiran selisi mundur). Karena orde galat selisi pusat O( 2 ) sedangkan galat ampiran-ampiran sebelumnya adala O()

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Pencocokan Kurva Permasalahan dan

Lebih terperinci

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB)

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) TurunanNumerik Baan Kulia IF4058 Topik Kusus Inormatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF4058 Topik Kusus Inormatika I: Metode Numerik/Teknik Inormatika ITB 1 DeinisiTurunan(derivati) '(x) = lim 0 (

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 2 Interpolasi Newton Polinomial Maclaurin dan polinomial Taylor menggunakan satu titik pusat, x 0 untuk

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI Matematika Lanjut SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI . SOLUSI PERSAMAAN NON LINIER Metode Biseksi Fungsi kontinu pada [a,b] Akarnya = p & p [a,b] Untuk setiap iterasi akan membagi interval yang memuat = p

Lebih terperinci

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1)

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1) IntegrasiNumerik (Bag. ) Baan Kulia IF458 Topik Kusus Informatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF458 Topik Kusus Informatika I: Metode PersoalanIntegrasiNumerik Hitungla nilai Integral-Tentu yang

Lebih terperinci

INTERPOLASI CHEBYSHEV MAKALAH. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik yang dibimbing oleh. Dr. Trisilowati, S.Si., M.

INTERPOLASI CHEBYSHEV MAKALAH. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik yang dibimbing oleh. Dr. Trisilowati, S.Si., M. ITERPOLASI CHEBYSHEV MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode umerik yang dibimbing oleh Dr. Trisilowati, S.Si., M.Sc Disusun Oleh: Danang Indrajaya (146090400111008) M. Adib Jauhari Dwi

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method : Interpolation

Course Note Numerical Method : Interpolation Course Note Numerical Method : Interpolation Pengantar Interpolasi. Kalimat y = f(x), xo x xn adalah kalimat yang mengkorespondensikan setiap nilai x di dalam interval x0 x xn dengan satu atau lebih nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB III INTEGRASI NUMERIK

BAB III INTEGRASI NUMERIK Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang

Lebih terperinci

dx = F(x) + C (P.6.1)

dx = F(x) + C (P.6.1) Bab 6 Integrasi Numerik Pelajarila jagad raya ini. Jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewala karena anda tidak mengenal dunia. (Kong Fu Tse - filusuf Cina) Di dalam kalkulus, integral

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan. Definisi. Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real. Notasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 5 Turunan Numerik

PAM 252 Metode Numerik Bab 5 Turunan Numerik Pendahuluan PAM 252 Metode Numerik Bab 5 Turunan Numerik Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Turunan Numerik Permasalahan

Lebih terperinci

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 50 57 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI ILHAM FEBRI RAMADHAN Program Studi Matematika

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deret Taylor Deret Taylor dinamai berdasarkan seorang matematikawan Inggris, Brook Taylor (1685-1731) dan deret Maclaurin dinamai berdasarkan matematikawan Skotlandia, Colin

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci

INTEGRASI NUMERIK DENGAN METODE KUADRATUR GAUSS-LEGENDRE MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERPOLASI HERMITE DAN POLINOMIAL LEGENDRE

INTEGRASI NUMERIK DENGAN METODE KUADRATUR GAUSS-LEGENDRE MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERPOLASI HERMITE DAN POLINOMIAL LEGENDRE Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 148 153 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND INTEGRASI NUMERIK DENGAN METODE KUADRATUR GAUSS-LEGENDRE MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERPOLASI HERMITE DAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL TURUNAN / DIFERENSIAL 4. Devinisi Turunan Derivati Turunan ungsi adala yang nilainya pada bilangan dan dideinisikan ole : ' lim0 untuk semua dengan limit tersebut ada. Conto Andaikan cari 4? Penyelesaian

Lebih terperinci

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Interpolasi Metode Numerik Zulhaydar Fairozal Akbar zfakbar@pens.ac.id 2017 TOPIK Pengenalan

Lebih terperinci

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK TIM DOSEN KK MODELING AND COMPUTATIONAL EXPERIMENT 1 REVIEW KALKULUS & KONSEP ERROR Fungsi Misalkan A adalah himpunan bilangan. Fungsi f dengan domain A adalah sebuah aturan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Gambar Digital Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk kontinu dan bentuk digital. Dengan menggunakan definisi gambar dalam representasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3. BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran: Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode numerik. Mengetahui kenapa metode numerik perlu dipelajari. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian persoalan numerik.

Lebih terperinci

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB) PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran

Lebih terperinci

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK Pada bab ini dibaas konsep dasar dierensiasi dan integrasi numerik, meliputi teknik pendekatan atau pengampiran, metode komputasi numerik berkaitan dengan bentuk dierensial

Lebih terperinci

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan

Lebih terperinci

Interpolasi Polinom dan Applikasi pada Model Autoregresif

Interpolasi Polinom dan Applikasi pada Model Autoregresif Interpolasi Polinom dan Applikasi pada Model Autoregresif Rio Cahya Dwiyanto 13506041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Modul Praktikum Analisis Numerik

Modul Praktikum Analisis Numerik Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang December 2, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik December 2, 2013 1 / 18 Praktikum 1: Deret

Lebih terperinci

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Interpolasi Para rekayasawan dan ahli ilmu alam sering bekerja dengan sejumlah data diskrit (yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel). Data di dalam tabel

Lebih terperinci

Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner

Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner Pencarian Akar pada Polinom dengan Kombinasi Metode Newton-Raphson dan Metode Horner Hendy Sutanto - 13507011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didunia nyata banyak soal matematika yang harus dimodelkan terlebih dahulu untuk mempermudah mencari solusinya. Di antara model-model tersebut dapat berbentuk sistem

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

9. Teori Aproksimasi

9. Teori Aproksimasi 44 Hendra Gunawan 9 Teori Aproksimasi Mulai bab ini tema kita adalah aproksimasi fungsi dan interpolasi Diberikan sebuah fungsi f, baik secara utuh ataupun hanya beberapilai di titik-titik tertentu saja,

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 26 Februari 2014 9.6 Deret Pangkat Kuliah yang Lalu Menentukan selang kekonvergenan deret pangkat 9.7 Operasi pada Deret Pangkat Mlkk Melakukan

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat Metode Numerik (IT 402) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 2 Konsep Deret & Jenis-jenis Galat ALZ DANNY WOWOR 1. Pengatar Dalam Kalkulus, deret sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Dewita Sonya Tarabunga - 13515021 Program Studi Tenik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

DIKTAT PRAKTIKUM METODE NUMERIK

DIKTAT PRAKTIKUM METODE NUMERIK DIKTAT PRAKTIKUM METODE NUMERIK LABORATORIUM KOMPUTER PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 KATA PENGANTAR Diktat ini disusun untuk pedoman dalam

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Moamad Sidiq PERTEMUAN : 8 DIFERENSIASI NUMERIK METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Moamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

BAB IV DERET FOURIER

BAB IV DERET FOURIER BAB IV DERET FOURIER 4.1 Fungsi Periodik Fungsi f(x) dikatakan periodik dengan perioda P, jika untuk semua harga x berlaku: f (x + P) = f (x) ; P adalah konstanta positif. Harga terkecil dari P > 0 disebut

Lebih terperinci

Modul Praktikum Analisis Numerik

Modul Praktikum Analisis Numerik Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang September 27, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik September 27, 2013 1 / 12 Praktikum 1: Deret

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK Mata Kuliah: Metode Numerik Semester: 7, Kode: KMM 090 Program Studi: Pendidikan Matematika Dosen: Khairul Umam, S.Si, M.Sc.Ed Capaian Pembelajaran: SKS:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU PROSIDING ISSN: 50-656 METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU Danar Ardian Pramana, M.Sc 1) 1) DIV TeknikInformatikaPoliteknikHarapanBersama danar_ardian@ymail.com

Lebih terperinci

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK 6 PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK Èada bab ini kita membicarakan metode numerik untuk menaksir nilai turunan suatu fungsi. Suatu fungsi, baik diketahui rumusnya secara eksplisit maupun dalam bentuk data

Lebih terperinci

Membangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2

Membangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2 Membanun Kode olay (2, 2, 8) denan Matriks enerator Menunakan Aturan Kontruksi Iksan Rizki K Bamban Irawanto 2, 2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jln Prof H Soedarto, SH, Tembalan, Semaran Abstract : Te

Lebih terperinci

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n! Analisa Numerik Teknik Sipil 1 PENDAHULUAN 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah Dalam matematika, dikenal adanya fungsi transenden (fungsi eksponen, logaritma natural, invers dan sebagainya),

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

Analisis Riil II: Diferensiasi

Analisis Riil II: Diferensiasi Definisi Turunan Definisi dan Teorema Aturan Rantai Fungsi Invers Definisi (Turunan) Misalkan I R sebuah interval, f : I R, dan c I. Bilangan riil L dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal JMS Vol. No., al. 8-5, April 997 egularitas Operator Potensial Layer Tunggal Wono Setya Budi Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 0 Bandunng, 403 Abstrak egulitas operator =

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

Lebih terperinci

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK UJI KONVERGENSI Januari 208 Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK Uji Integral Teorema 3 Jika + k= u k adalah deret dengan suku-suku tak negatif, dan jika ada suatu konstanta M sedemikian hingga s n = u + u 2 +

Lebih terperinci

PAM 573 Persamaan Diferensial Parsial Topik: Metode Beda Hingga pada Turunan Fungsi

PAM 573 Persamaan Diferensial Parsial Topik: Metode Beda Hingga pada Turunan Fungsi PAM 573 Persamaan Diferensial Parsial Topik: Metode Beda Hingga pada Turunan Fungsi Mahdhivan Syafwan Program Magister Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 2 (2014), hal 125 134. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH

Lebih terperinci

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA M. Taufik 1, Samsudua 2, Zulkarnain 2 1 Maasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCN PELKSNN PEMBELJRN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester: XI Program IP/ lokasi Waktu: 8 jam Pelajaran (4 Pertemuan). Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penduduk, khususnya pada lima aspek yaitu ukuran, distribusi geografi, komposisi, komponen perubahan (kelahiran, kematian,

Lebih terperinci

PENDEKATAN NEAR MINIMAKS SEBAGAI PENDEKATAN FUNGSI. Lilik Prasetiyo Pratama

PENDEKATAN NEAR MINIMAKS SEBAGAI PENDEKATAN FUNGSI. Lilik Prasetiyo Pratama PENDEKATAN NEAR MINIMAKS SEBAGAI PENDEKATAN FUNGSI Lilik Prasetiyo Pratama Jurusan Matematika, FMIPA UNS. LATAR BELAKANG Tidak semua fungsi mudah dievaluasi, terlebih fungsi yang rumit. Pendekatan dengan

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam Operasi Eliminasi Gauss Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah

Lebih terperinci

E-learning Matematika, GRATIS

E-learning Matematika, GRATIS Penyusun : Arik Murwanto, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecaan masala Kompetensi

Lebih terperinci

Contoh Tentukanlah prakiraan nilai f pada titik x 8 dengan menggunakan metode polinomial interpolasi Lagrange dengan ketelitian hingga desimal, jika d

Contoh Tentukanlah prakiraan nilai f pada titik x 8 dengan menggunakan metode polinomial interpolasi Lagrange dengan ketelitian hingga desimal, jika d INTERPOLATION INTERPOLATION Numerical Methods Oleh : Interpolasi mrp cara utk mendapatkan kurva sesuai dgn data yang ada, tanpa menimbulkan kesalahan thp data tsb. Pembahasan interpolasi akan dititikberatkan

Lebih terperinci

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin Metode Numerik Muhtadin, ST. MT. Agenda Intro Rencana Pembelajaran Ketentuan Penilaian Deret Taylor & McLaurin Analisis Galat 2 Metode Numerik & Teknik Komputasi - Intro 3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori berikut akan dibaas tentang variabel, skala data, varians kovarians, analisis multivariat, analisis kovarians (ANCOVA), dan gizi untuk menunjang pembaasan MANCOVA

Lebih terperinci

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agustus 2016 ISSN: 0852-730X Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral Lukman Hakim 1, Azwar Riza Habibi 2 STMIK

Lebih terperinci

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22 Kamiran Persamaan-persamaan Bab Di akir bab ini, anda sepatutnya: faam asas bagi teori Ekstrapolasi Ricardson dan bagaimana ia digunakan ke atas algoritma Romberg dan pembezaan secara berangkanya Dapat

Lebih terperinci

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

Tujuan. Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat.

Tujuan. Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat. INTERPOLASI Tujuan Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat. Interpolasi mempunyai orde atau derajat. Macam Interpolasi Interpolasi Linear

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan teorema-teorema yang akan menjadi landasan untuk pembahasan pada Bab III nanti, diantaranya: fungsi komposisi,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP METODE NUMERIK Disusun oleh Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, MT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP 2015 Metode Numerik i KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XII Differensial e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 PENDAHULUAN Persamaan diferensial

Lebih terperinci