REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT"

Transkripsi

1 1 REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT Disusun ole: Ela Nurlaela Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendauluan Penelitian pemaaman maasiswa untuk suatu konsep matematika dapat didekati melalui pembagian pengetauan menjadi bagian-bagian yang bermakna yaitu pengetauan prosedural dan pengetauan konseptual (Hiebert & Carpenter, 1992; Hiebert & Lefervre, 1986). Sala satu cara melakukan ini adala dengan memperatikan langka-langka proses konstruksi suatu konsep dengan menggunakan Teori APOS (Asiala, M. et al 1997; Cottrill, et al 1996). Teori APOS tela terbukti berguna untuk mendisain pembelajaran, sebagai conto, Asiala et.al (1997) dan Repo (1996) menemukan bawa maasiswa yang mempelajari Konsep Turunan yang dirancang dengan menggunakan Teori APOS lebi berasil daripada maasiswa dari kelompok tradisional. Teori APOS juga digunakan dalam menganalisa pemaaman maasiswa. Sebagai conto Santos dan Tomas (2003) tela mengkonstruksi suatu kerangka kerja berdasarkan representasi untuk mengetaui Konsep Turunan secara representasi simbolik, representasi grafik, dan representasi numerik yang dibagi menjadi orentasi prosedur, orentasi process, orentasi object, orentasi concept, dan dimensi pengetauan yang luas. Tetapi maasiswa mungkin berada pada tingkat yang dan representasi yang berbeda dan ubungan antara representasi adala komponen utama dalam pemaaman sebagaimana dikemukakan dalam kerangka kerja Santos dan Tomas (2003). Dengan demikian penelitian mengenai pemaaman arus juga bertujuan untuk pada pendugaan representasi internal dan kaitan-kaitan diantara mereka (Goldin, 1998; Goldin & Kaput, 1996). Penelitian ini mengeksplorasi pemaaman maasiswa tentang turunan dengan menggunakan pendekatan yang dikemukakan di atas dan fokusnya anya

2 2 pada representasi dari limit pada pembagian selisi. Analisis awal dari presentasi yang lain dilaporkan ole Hakioniemi (2004) dan aturan dari representasi ini dalam pembelajaran turunan didiskusikan dalam Hakioniemi. B. Pemaaman dalam Matematika Menurut Hiebert dan Carpenter (1992) dan Hiebert dan Lefevre (1986), Pengetauan Konseptual adala pengatuan yang diubungkan dengan bagian yang lain dari pengetauan, dan pemilik pengetauan itu juga mengetaui ubungan-ubungannya. Hubungan antara bagian-bagian pengetauan sepenting bagian-bagina itu sendiri. Pengetauan Prosedural terdiri dari baasa formal, aturan-aturan, algoritma, dan prosedur matematika yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika (Hiebert & Lefevre, 1986). Objekobjek dari tindakan prosedur dapat dismbolkan atau tidak. Demikian juga koneksi dalam pengetauan prosedural, tetapi koneksi ini berbentuk linier dan anya mengindikasikan bawa suatu langka mengikuti yang lainnya. Seingga memungkinkan untuk mempelajari prosedurnya dengan diafal di luar kepala, tetapi belajar prosedur dengan bermakna diubungkan dengan pengetauan kenseptual. Menurut Hiebert dan Lefevre (1986), koneksi antara pengetauan konseptual dan pengetauan prosedural dapat meningkatkan pembelajaran dari kedua pengetauan tersebut. Dalam penelitian ini, konsep representasi digunakan untuk memperole pemaaman mendalam pada pengetauan konseptual. Representasi adala sesuatu yang menyajikan sesuatu dan dapat eksternal atau internal (Goldin & Kaput, 1996). Tindakan representasi adala kompleks dan sering sulit untuk dikatakan apa yang sedang direpresentasikan dan apa yang direpresentasikan (Goldin & Kaput, 1996). Representasi internal dapat dipikirkan menjadi asosiasi mental dari sesuatu (Dreyfus, 1991). Menurut Goldin (1998) sitem internal representasi dapat menjadi a) verbal/ sintatik, b) dibayangkan, c) notasi formal, d) strategi dan euristik, dan e) afektif. Suatu konsep dipelajari ketika bermacam-macam representasi internal yang bersesuaian tela dibangun dengan ubungan fungsional diantaranya (Goldin, 1998). Juga Deyfrus (1991) menekankan representasi internal penting berubungan secara kuat sedemikian seingga dalam problem solving seseorang dapat secara mair beruba dari suatu representasi ke representasi yang lain. Tapi tidak begitu

3 3 banyak literatur atau penelitian bagaimana kaitan antara representasi-representasi itu dan kaitan yang mana yang lebi berguna antara yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, menurut Goldin dan Kaput )1996,. 401), dapat diubungkan antara dua representasi eksternal, antara dua representasi internal, atau representasi eksternal dan internal sedemikian seingga yang satu merepresentasikan yang lainnya. Goldin dan Kaput (1996) juga menganalisa kaitan antara beberapa representasi. Menurut mereka, dua representasi eksternal tidak bole diubungkan secara fisik tetapi bisa diubungkan secara internal dalam pikiran seseorang yang mengasilkan atau membacanya. Kaitan itu lema jika individu anya dapat memprediksi, mengidentifikasi, atau mengasilkan representasi eksternal lain seperti yang diberikan. Suatu kaitan akan kuat ketika diberikan suatu aksi pada suatu representasi eksternal, maka individu itu akan memprediksi, mengidentifikasi, atau mengasilkan suatu asil berkaitan dengan aksi yang sesuai pada representasi ekternal. Dalam penelitian ini, kaitan, ubungan, dan koneksi antara representasi-representasi digunakan secara sinonim dan selalu berarti sebagai suatu ubungan internal. Karena reperesentasi internal seseorang anya dapat di duga dari represetasi eksternalnya, dalam penelitian ini kata representasi digunakan untuk mengartikan reprsentasi internal yang bagaimanapun berupa representasi eksternal seseorang. C. Metodologi Penelitian Wawancara teradap maasiswa dilaksanakan selama periode perkuliaan musim semi taun 2003 pada mata kulia Kalkulus Diferensial 1. Periode perkuliaan terdiri dari lima pertemuan pertama untuk materi turunan. Representasi yang berbeda dan Problem Solving terbuka ditekankan dalam pembelajaran. Untuk mengenalkan konsep turunan, maasiswa diberikan soal berikut: Bagaimana menunjukkan kecepatan sesaat dari suatu titik tertentu yang beruba? Beberapa penyelesain yang berbeda didiskusikan dalam kelas. Satu estimasi adala menggambar suatu garis tangen pada suatu titik dan mengitung kemiringan dari tangen. Cara yang lain adala mengitung rata-rata kecepatan pada interval yang berbeda-beda dan menentukan bilangan mana yang didekati. Ratarata kecepatan yang menjadi peratian adala kemiringan yang meruapakan secant dan sering disebut pembagian selisi. Akirnya nilai limit ditentukan secara

4 4 aljabar dan turunan daru fungsi f pada titik a didefinisikan sebagai f ( ) f ( a) f '( a) lim. a a D. Pertanyaan Penelitian Penelitian ini mengeksplorasi cara untuk menjelaskan pemaaman siswa pada konsep limit pembagian selisi. Berkaitan dengan kerangka kerja yang bertujuan untuk mempelajari representasi maasiswa dan bagaimana mereka mendapatkan pengetauan prosedural dan pengetauan konseptual. Berikut adala pertanyaan-pertanyaan penelitian yang disusun: 1. Bagaimana maasiswa dapat mengitung limit dari pembagian selisi? 2. Representasi apaka yang maasiswa miliki dalam proses peritungan limit? 3. Bagaimana maasiswa mengubungkan representasi dari proses peritungan limit menjadi limit dari pembagian selisi? E. Pengumpulan Data Data dikumpulkan dari wawancara kepada lima orang maasiswa yang mengikuti perkuliaan. Wawancara teradap maasiswa Tommi dan Niina dilaksanakan diakir materi perkuliaan ini. Samuel diwawancara satu kali, Susanna 3 kali dan Daniel diwawancara 5 kali setela perkuliaan materi ini berakir. Setela itu dosen melanjutkannya dengan konsep turunan fungsi dan dengan aturan pendiferensialan. Sebagai seorang pengajar dari maasiswa yang mengikuti perkuliaan sebelumnya, maka penulis adapat mengklasifikasikan maasiswa tersebut secara kasar, sebagai berikut; Niina dan Susanna lema dalam matematika, Tommi dan Samual berada pada kleompok rata-rata dan Daniel berada klasifikasi baik. Merupakan suatu al yang kebetulan bawa maasiswa yang lema adala perempuan. Sekitar 45 menit wawancara tugas-tugas yang paling penting didiskusikan adala; 1. Mengestimasi setepat mungkin nilai tuturan dari fungsi f ( ) 2 pada titik = 1.

5 5 2. a. Dari gambar (1) Interpretasikan apa arti dari pembagian f (1 ) b. Dari gambar (1) apa arti dari f (1 ) lim 0 Bentuk pembagian selisi no.4 tidak termasuk dalam perkuliaan. F. Pemaaman Maasiswa teradap Konsep Limit Pembagian Selisi Pengetauan prosedural dan pengetauan konseptual maasiswa dari konsep limit pembagian selisi dianalisis dengan menggunakan Teori APOS dan dengan koneksi antara representasi-representasi. Pemaaman Susanna Pemaaman Susanna tentang konsep limit pembagian selisi muncul ketika dia mencoba memaami untuk mengestimasi turunan dari fungsi f 2 ( ) pada titik = 1. Pertama dia mencoba menggunakan aturan pendiferensialan dan ketika dia menggambar grafik dan mengestimasi turunan sebagai kemiringan dari tangen. Dia bepikir bawa ini tidak begitu tepat. Seingga dai ditanya apaka dia dapat menggambarkan estimasi yang lebi tepat. Susanna : Hitung nilai limit dari dua ara pada nilai 2. Saya maksud 1, dari kedua ara nilai 1. Sebagai conto 0,5 dan 1,5 (menandai titik yang dimaksud pada sumbu ). Dan selanjutnya menggambar ( menandai titik-titik pada grafik dan mengubungkan dua titik tersebut sebagai secant). Kamu tidak memperole nilai yang begitu tepat dengan menggambar seperti ini. Pewawancara : Dapatka akamu memunculkan sesuatu seingga akan mengasilkan yang lebi tepat? Susanna : Baikla, jika anda mengambil kapur, dan selanjutnya menggerakkan nilai menuju 1. Ekspresi (menulis lim f ( ) 2, maka anda dapat mengganti secara langsung disana mengganti 1 dan selanjutnya akan menjadi 2. Susanna anya memaami sedikit pengetauan prosedural tentang limit pembagian selisi sebab dia memaami algoritmanya secara sala. Selanjutnya dia mengetaui bawa terdapat algoritma yang dapat digunakan untuk menunjukkan turunan pada suatu titik dan berikutnya dia juga menunjukkan bawa algoritma ini memberikan nilai yang tepat dari turunan. Dengan demikian berdasarkan Teori

6 6 APOS, Susanna anya berada pada tingkat Action. Susanna menunjukkan bawa dia memaami sedikit pengetauan konseptual dari konsep limit pembagian selisi. Setela mengitung kemiringan dari tangen dia mulai menggunakan representasinya tentang secant untuk tangen sedemikian seingga titik-titik umum dari secant dan gambar untuk mendekatinya dari dua sisi. Representasi ini tidak menolong dia untuk mengestiamsi lebi baik sebab representasi adala grafik seperti tangen. Dari keadaan ini, dia menguba limes-formula dimana dia dengan jelas dia memikirkannya menjadi limit dari pembagian selisi. Ini sepertinya bawa Susanna mengetaui bawa secant mendekati representasi tangen yang sama dengan rumus limit pembagian selisi. Tetapi representasi tidak saling menjelaskan yang lainnya. Pemaaman Niina Ketika mengestimasi turuna suatu fungsi f 2 ( ) pada titik 1, pertamatama Niina meragukan apaka turunan dapat diestimasi ole kemiringan tangen tetapi dia tidak begitu yakin akan al ini. Ini menunjukkan bawa dia sedang berpikir bawa limit pembagian selisi kemiringan yang dia ketaui menjadi derifatif. sebagai suatu cara untuk mengitung Saya arus meliat bawa rumus tertentu. yaitu, dimana anda mengitungnya. Atau yang dikansel itu saya maksudkan bawa pembagian selisi ( pewawancara memberikan rumus) anda arus menggantinya dengan titik. Ini menunjukkan bawa representasi Niina tentang limit pembagian selisi ditempati ole rumus dari buku. Ketika rumus diberikan pada dia tidak dapat menggambarkan bagaimana menggunakannya, tapi dia mengetaui beberapa tindakan yang arus dikerjakan, seperti mensubstitusikan sautu titik pada rumus. Seingga Niina memiliki sedikit pengetauan prosedural tentang limit pembagian selisi dan berdasarkan Teori APOS dia anya berada pada tingkat Action. Niina juga memiliki sedikit pengetauan konseptual, karena dia mengubungkan kemiringan tangen dengan asil dari rumus. Tetapi dia tidak menjelaskan kemiringan dengan tangen atau dalam cara yang lain. Niina mempunyai suatu representasi dari proses limit ketika dia menggunakan kecepatan rata-rata untuk mengestimasi kecepatan sesaat dari suatu

7 7 mobil dari gambar menggunakan representasi yang dia pikirkan menjadi garafik waktu-jarak. Dia juga garis lurus lokal untuk proses limit ketika dia menjelaskan mengapa turunan nol pada puncak dan dasar dari kurva. Jika anda memperbesar disini sebagai conto, ini akan lurus untuk sesaat (menggambar garis dengan jari), tapi tidak disana. Tetapi dia tidak menunjukkan koneksi-koneksi dari representasi ini teradap konsep limit pembagians selisi. Pemaaman Tommi Tommi keliatannya dapat menjelaskan langka-langka dari prosedur dan memunculkannya dengan fasi. Dengan demikian berdasrkan Teori APOS, Tomi tela interiorized konsep limit perbandingan selisi sebagai suatu Process. Hal ini dibuktikan ketika dia mencoba mengitung turunan dari fungsi titik = 1 dengan limit pembagian selisis, sebagai berikut; f 2 ( ) pada Anda dapat mengitung ini secara tepat, Saya misalkan ( menulis f ( ) f '(1) ). Misalkan ( menambakan lim ke bagian depan dari pembagian selisi) mendekati 1 ( menambakan = lim ). Bagaimana 1 1 menggeluarkan sukunya? Ini sala. Maka tentu anda dapat memulai suatu pendekatan dari dua sisi. Tapi saya tidak mengingatnya, sebab saya anya mengingat rumus itu, percayala saya tidak dapat mengerjakannya! Dalam persoalan problem solving itu Tommi menguba representasi limit pembagian selisi ke representasi pendekatan dari dua sisi. Setela itu, dia mengubanya menjadi representasi dari kemiringan tangen. Setela dia berasil mngestimasi turunan dengan kemiringan, dia masi meragukan bagaimana menggunakan limit pembagian selisi dari dua sisi. Ketika ditanya, dia menjelaskan apa yang dia maksud dengan pendekatan dari dua sisi dia tidak dapat menggambarkan bagaimana itu terjadi; Anda dapat mengitung rata-rata kecepatan dengan menguba nilai titik pada 1,1 dan 0,9 dan seterusnya mendekati 1. Akirnya akan ditemukan benar-benar mendekati 1. saya tidak mengingat secara keseluruan bagaimana itu diitung. Ini menunjukkan bawa Tommi mengasosiasikanproses simbolik untuk mengitung limit pembagian selisi menjadi rata-rata kecepatan yang beruba setela intervalnya beruba-uba. Juga kemiringan tangen terliat diasosiakan pada konsep

8 8 itu. Hal ini menunjukkan pula bawa Tommi mengetaui bawa representasirepresentasi itu menunjukkan al yang sama, tapi dia tidk mengerti bagaimana representasi itu diubungkan dan dia tidak menggunakan suatu conto untuk menjelaskannya. Dengan demikian Tommi memeliki nbanyak pengetauan prosedural tetapi sedikit pengetauan konseptual tentang konsep itu. Hal ini ditunjukkan juga ketika dia menginterpretasikan apa arti dari dengan grafik fungsi f (1 lim 0 ) ; Itu menyerupai turunan, tetapi (nilai dari penyebut) mungkin bernilai negatif, negatif satu. Itu mungkin derivatif suatu fungsi pada titik 1. Bagaimana anda dapat nilai disana, penyebut mendekati nol, itu sesuatu yang tidak baik. Hal ini menunjukkan bawa Tommi menginterpretasikan rumus turunan pada titik 1 sebab menyerupai rumus limit pembagian selisis ( f '(1) f ( ) lim 1 ). Dia 1 mengemukakan bawa searusnya bilangan pada penyebut adala -1 seperti yang diketaui dalam rumus. Dia juga mulai meragukan bagaimana melakukan proses kanselasi. Dengan demikian interpretasinya sangat prosedural. Ketia pewawancara membimbing dia untuk memperatikan pada kasus kusus = 0,5 dan memperatikan perubaan pada nilai dan y, dia dapat menginterpretasikan pembagian f (1 0,5) 0,5 1,2 sebagai rata-rata perubaan dan menggambarkan garis secant yang bersesuaian. Jadi Tommi dapat menginterpretasikan secara atepat apa yang dimasud atau apa arti dari pembagian pada grafik ketika limit disajiakn sebagai suatu persoalan; (Menggambar garis secant melalui titik 0,1 dan 1.5 pada grafik) Jika diambil sebagai conto pada 0,1, maka sebela san akan berniali 1,1. Dan ini akan lebi kecil daripada itu ( menunjukkan pada grafik mendekati titik 1). ( menggunakan penggaris untuk menemukan titik yang berkorespondensi pada f (1,1) 1,2 1,09 1,2 sumbu Y yaitu titik 1,1, menulis = = 1,1). Ini 0,1 0,1 merupakan nilai rata-rata yang beruba apabilai suatu nilai mendekati nol ( titik pada grafik mendekati nol) maka mendekati 1 ( menunjukkan pada grafik pada 1). Tommi mengetaui bawa mendekati nol dan dia dapat mengasilkan representasi simbolik dari pendekatan ini tapi dia agak kabur ketika

9 9 menginterpretasikan apa yang dimasudkannya pada gambar. Ini menunjukkn bawa representasi Tommi tentang konsep limit pembagian selisi dan perubaan rata-rata tidak saling berkaitan. Pemaaman Daniel Daniel tidak memperatikan pembagian selisi dalam wawancara sebelum dia menginterpretasikannya dari grafik fungsi apa yang dimaskud dengan f (1 ). Misalkan nilai adala 1. maka disini adala menjadi jarak ( menunjukan pada sumbu pada [1,2]). Dari niali itu ( menunjukkan pada grafik di titik 2) kami mengurangi niali itu( menunjukkan pada grafik pada titik 2), dengan demikian ini merupakan suatu interval, selisi dari nilai-nilai ini (menunjukkan poada sumbu Y pada [1,2 ; 3,2]). Akibatnya pembagian dengan bagian yang lebi renda (menunjukkan pada interval [1,2]). Bagaimana al ini bisa terjadi? Saya mengasumsikan pasti dapat diubungkan dengan garis (menggambar sketsa secant di udara). O ya.. selanjtnya ini? Apa yang dimaksud dengan pembagians selisi? Ini pasti mendekati pembagian selisi (menggambar secant). Ini mendefsnisikan tangen jugfa. Saya tidak begitu yakin,tidak mengingat bawa rumus pembagians selisi seperti ini, selenjutnya ini akan menjadi kemiringan dari suatu garis (menggambar secant). Ini muncul dari ini juga. Jarak ini ( menunjuk pada sumbu Y pada [1,2;3,2] dibagi ole (menunjuk pada sumbu pada [1,2]) (menggambar secant). Ini menjadi kemiringan dari suatu garis. Ya seperti itu, rata-rata turunan dari interval itu. Daniel menggunakan secant untuk mendekati tangen dan rata-rata turunan ( dimana dia mengartikan sebagai sesuatu seperti perubaan rata-rata) sebagai representasi dari proses limit. Dia juga menggunakan kemiringan suatu garis melalui titik 1 dan 1 + untuk memaami pembagian. Konsep itu dan tangen diubungkan melalui pembagian selisi. Dia menggunakan verbalisasinya sendiri turunan rata-rata untuk menjelaskannya. Setyela itu dia dapat menginterpretasikan apa yang dimaksud dengan limit sebagai pembagian menuju nol; Apa artinya limit? Jika menuju nol. Lebi jelasnya turunan pada titik ini (menunjuk pad sumbu pada =1) adala yang diinginkan. Sebab adala jarak ini dan jika menuju nol maka a akan nol disini (menunjuk grafik pada 1), seingga akan memperole titik ini, anda akan mendapat nilai tangen disini (menggambarkan tangen), kemiringan akan muncul dari rumus itu (menunjuk pada rumus yang diinginkan). Seingga anda akan memperole turunan disini.

10 10 Seperti dapat diliat bawa Daniel memeiliki koneksi yang kuat antara proses limit dan limit pembagian selisi. Daniel menggunakan proses limit dan rumus yang diberikan (limit pembagian selisi) untuk dapat saling menjelaskan. Seingga Daniel memiliki banyak pengetauan konseptual, tetapi dia memiliki pengetauan prosedural yang lema. Dia tidak menggunakan limit pembagians selisi untuk mengitung turunan selama berlangsungnya wawancara. Dan sebelumnya dia berasil menginterpretasikan dia ditanya apaka dia dapat mengitung turunan fungsi f 2 ( ) pada titik = 1 berdasarkan interpretasinya, ternyata dia tidak dapat menggunakan limit pembagian selisi. Dengan demikian berdasarkan Teori APOS Daniel anya berada pada tingkat Action. Pemaaman Samuel Pada waktu wawancara Samuel pertama-tama menggunakan metode untuk mengestimasi fungsi f 2 ( ) pada titik = 1. sebagai berikut; f ( ) 2 2 (Menulis rumus Df ( ) ). Anda tidak dapat 1 1 meyederanakan bentuk saat ini (menunjuk pada pembiolang dan penyebut), sebab nilai ini akan berniali nol. Anda arus menemukan faktor umum disini (menunjuk pada penyebut). jika anda dapat menemukan faktor umum disini dan faktor lain akan menjadikan minus 1, maka anda dapat mengkanselasi. selanjutnya anda dapat mengsubstitusi 1 ole yang berada di sebela kiri. Dari wawancara tersebut tercermin bawa Samuel mengetaui bagaimana menggunakan limit pembagian selisis dan dia dapat menjelaskan langka demi langka walaupun notasinya tidak cukup. Berdasarkan teori APOS dia berada pada tingkat Process. Samuel memiliki pengetauan prosedural yang baik tentang konsep limit pembagian selisi tapi dia juga memiliki banyak pengetauan konseptual sebab walaupun proses kanselasinya tidak berasil dia dapat mengestimasi niali turunan. Dia mengitung pembagian selisi berdasar interval [0,9;1], [0,99;1], dan [0,999;1] dan asil estimasinya mendekati 1,4. Setela dia menggunakan tangen untuk menjelaskan limit pembagian selisi dan menggunakan secant untuk nilai tangen untuk menjelaskan pembagian selisi; Pewawancara : Menceritakan apa ( pembagian selisi atas interval) pada suatu fungsi? Jika ini (limit pembagian selisis) adala turunan dan ini bukan benar-benar turunan, Apa artinya?

11 11 Samuel : (Menggambar grafik dan suatu tangen). Ini berarti begini ( Menggambar tiga garis secant yang mendekati garis tangen). Mereka mendekati secara konstan untuk turunan yang tepat. Pewawancara Samuel : Ya..ya, Apa anda memliki penjelasan lain? : Tidak, baik, ini disebabkan anda tidak bisa mensubstitusi nilai 1 di sini, sebab ini akan mengakibatkan nol disini, tapi ini dapat diganti anya untuk yang mendekati ya mendekati satu, tapi tidak perna bernilai satu(menunjuk pada 0,999), selanjutnya ini tidak akan menjadi nol dan anda dapat mengitung ini, ole karena itu mengapa ini didekati. Representasi yang kuat ini tentang proses limit memungkin Samuel mengestimasi turunan dengan sangat tepat dan dia juga memaami bagaimana representasi ini berkaitan dengan representasi simbolik dari limit pembagian selisi. Samuel menggunakan representasi dan koneksi yang sama ketika dia menginterpretasikan dari grafik fungsi ke arti dari bentuk f (1 ) ; Sebagai conto 0,2, maka nilainya adala 1,2 (menunjuk pada 1+ pada rumus). Ini atau pada titik satu. Maka ini 1,2 (Diam). Ya.. Ini akan menjadi turunan (menggambar tangen pada titik 1). Serlanjutnya. Mm. Jika ini bernilai 1,2 maka nilai ini menuju Jika kita sumsikan bawa ini adala 0,2, maka nilai fungsinya 1,2 (menunjuk pada 1 + pada rumus). Maka ini ( menunjuk pada penyebut) adala 1,2 kurang 1 adala 0,2, niali ini adala. Ini bukan turunan, tapi ini sesuatu yang mungkin bernilai apa saja. Dan mungkin berniali negatif. Baikla ini sesuatu melalui ini dan meungkin melampauinya sekitar turunan yang benar (menggambar dua garis secant). Ini bisa juga banyak, jika anda menamba banyak bilangan disini. Sesuatu yang selanjutnya akan mendekati turunan yang benar. Di atas adala ide kunci dari pemaaman Samuel bawa = Jika digambarkan kembali, dia keliatannya memandang bentuk f ( 1,2) 1,2 1 f (1 ) sebagai yang merupakan pembagian selisi menurut dia. Dan pembagian selisis sangat kuat berkoneksi pada garis secant yang mendekati garis tangen. Dia juga menginterpretasikan limit pembagians elisi menjadi turunan dari soal 2b. Samuel meiliki koneksi dari limit pembagian pada tangen, tetapi tidak mengitung algoritmanya berdasarkan geometri analitik dalam mengitung kemiringan dari tangen karena dia mencoba untuk mengestimasi nilai limit pembagian pada 2b oel

12 12 lim 0 f (1 ) f ( 1 0,1) =, tapi tidak dengan kemiringan dari garis 0,1 tangen. Juga situasi lain selama wawancara dia tidak mengetaui bagaimana menitung kemiringan dari gambar tangen tanpa mengitung turunannya. G. Kesimpulan Kelima maasiswa mempunyai beberpa pengetauan prosedural dari limit pembagian selisi. Menurut Teori APOS Susanna, Niina dan Daniel berada anya pada tingkat Action, tetapi Tommi dan Samuel berada pada tingkat Process. Teori APOS ditemukan berguna untuk menganalisa prosuder pemaaman maasiswa pada reprsentasi tertentu pada suatu konsep (limit pembagian selisi) tetapi pemaaman dari keseluruan konsep (turunan) mungkin terlalu luas untuk dianalisa menggunakan Teori APOS. Sebagai conto Hakioniemi (2004) menemukan bawa seorang maasiswa yang mungkin berada pada tingkat yang berbeda dalam Teori APOS dengan representasi yang berbeda pada konsep yang sama. Ketika menganalisa pengetauan konseptual representasi yang berbeda dan koneksinya arus diperiksa lebi jau. Sebagaimana kami liat, kelima maasiswa memiliki reprsentasi yang berbeda tentaas proses limit tetpai mereka juga memiliki koneksi yangberbeda untuk representasi simbolik unruk konsep tersebut. Paling tidak dua macam koneksi tela diobservasi dalam wawancara. Susanna dan Tomi tela mengasosiasikan prosedur limit pembagian selisi kepada pendekatan representasinya. Koneksi ini seperti yang dikemukakan ole Goldin dan Kaput (1996) adala ubungan yang lema karena maasiswa anya dapat memprediksi, mengidentifikasi, atau mengasilkan suatu kaitan dari representasi yang diberikan. Maasiswa-maasiswa tersebut mengetaui bawa dua representasi menyajiakn al yang sama tetapi mereka tidak mengerti bagaimana bisa terjadi. Berbeda dengan Daniel dan samuel yang menggunakan reprsentasinya untuk menjelaskan representasi simbolik untuk konsep tersebut. Koneksi ini dapat dibandingkan dengan Goldin dan kaput (1996) adala ubungan yang kuat karena ketika diberikan suatu aksi pada suatu representasi, maasiswa dapat memprediksikan, mengidentifikasi, atau mengasilkan suatu asil yang berkaitan dengan aksi. Koneksi semacam ini berarti bawa maasiswa juga memaami pada tingkat yang sama mengapa reprsentasi merepresentasikan al yang sama.

13 13 Analisa pemaaman maasiswa dengan cara ini, menemukan bawa maasiswa memiliki pemaaman yang berbeda tentang limit pembagian selisi. Kususnya perbandingan antara Daniel dan Tommi merupakan al yang menarik sebab Tommi memiliki banyak pengetauan prosedural tetapi memiliki sedikit pengetauan konseptual, tetapi Daniel memiliki sebaliknya. Sememtara Niina dan Sussana memiliki sedikit keduanya dan Samuel memiliki kedua pengetauan, ini memungkinkan untuk memiliki setiap kombinasidari kedua pengetauan tersebut. Catatan : Makala ini merupakan terjemaan dari jurnal yang berjudul Is Tere a limit in Te derivative? Eploring Students Understanding of Te Limit of Te Difference Quotient yang ditulis ole Markus Hakioniemi dari University of Jyvaskyla, Finlandia taun 2004.

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP STATISTICS WEEK 8 By : Hanung N. Prasetyo BAHASAN Pengertian Hypotesisdan Hypotesis Testing Tipe Kesalaan dalam Pengujian Hipotesis Lima Langka Pengujian Hipotesis Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi Uji

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender

Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender Jurnal Didaktik Matematika ISSN: 355-4185 Profil Keakuratan Komunikasi Matematis Maasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jender Jurusan Matematika Universitas Negeri Medan Email: dewi_lubis6@yaoo.co.id

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Moamad Sidiq PERTEMUAN : 8 DIFERENSIASI NUMERIK METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Moamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL BB V INYEMEN VERTIK linyemen vertikal adala perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan lajur ara atau melalui tepi dalam masing masing perkerasan

Lebih terperinci

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Iin Indawati, Tjandrakirana, Rinie Pratiwi Puspitawati Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jalan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd Galeri Soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April Semoga sedikit conto soal-soal ini dapat membantu siswa dalam mempelajari Matematika kususnya Bab Limit Kami mengusaakan agar soal-soal yang kami baas

Lebih terperinci

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatulla Mataram Ainun Mardia, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan Galeri Soal Soal dengan Pembaasan, Soal Latian Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April MatikZone s Series Email : matikzone@gmailcom Blog : HP : 8 8 8 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengkutip

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution STATIKA I MODU 9 Sesi 1 PEENGKUNG TIGA SENDI Dosen Pengasu : Materi Pembelajaran : 1. Konsep Dasar. 2. angka-langka Penyelesaian. 3. PORTA SIMETRIS. a. Memikul Muatan Terpusat Vertikal Tunggal b. Memikul

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 3 SDN JUBUNG 01 KEC. SUKORAMBI KAB. JEMBER.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 3 SDN JUBUNG 01 KEC. SUKORAMBI KAB. JEMBER. :/. ttp:/ ttp:/. ttp:/ ttp:/. ttp:/ ttp:/. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 3 SDN JUBUNG 01 KEC. SUKORAMBI KAB. JEMBER e TA ( elektronik

Lebih terperinci

Lina Sri Rahayu, Achmad Ramadhan, dan Najamuddin Laganing

Lina Sri Rahayu, Achmad Ramadhan, dan Najamuddin Laganing Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SDN Bumi Harapan Kecamatan

Lebih terperinci

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN NEGERI SMKN PERIKANAN PANGKALPINANG Halaman : dari Halaman Revisi : PANGKALPINANG KARTU SOAL UJIAN SEKOLAH Tgl. Efektif : Juli TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN A. TUJUAN Untuk mengetaui koefisien suatu Benda

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam Olimpiade Sains Nasional 008 Eksperimen Fisika Hal dari Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekola Menenga Atas Agustus 008 Waktu: 4 jam Petunjuk umum. Hanya ada satu soal eksperimen, namun

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU PROSIDING ISSN: 50-656 METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU Danar Ardian Pramana, M.Sc 1) 1) DIV TeknikInformatikaPoliteknikHarapanBersama danar_ardian@ymail.com

Lebih terperinci

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA)

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA) MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) Muammad Zainal Abidin Personal Blog SMAN Bone-Bone Luwu Utara Sulsel ttp://meetabied.wordpress.com PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK 28 BAB ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK.1 Deskripsi model.1.1 Pembuatan model Model yang digunakan adala saluran yang terbuat dari kaca berdimensi panjang (l) 8 m,tinggi () 0.7 m, dan lebar (b) 0.4 m dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala Pendidikan merupakan sala satu kebutuan manusia yang penting untuk mengembangkan diri dalam keidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan terbagi atas pendidikan

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

E-learning Matematika, GRATIS

E-learning Matematika, GRATIS Penyusun : Arik Murwanto, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecaan masala Kompetensi

Lebih terperinci

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22 Kamiran Persamaan-persamaan Bab Di akir bab ini, anda sepatutnya: faam asas bagi teori Ekstrapolasi Ricardson dan bagaimana ia digunakan ke atas algoritma Romberg dan pembezaan secara berangkanya Dapat

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari

Lebih terperinci

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG NAMA KELOMPOK : KHUSNUL KHOTIMAH (108 694 003) INDAH NOVITASARI (108 694 012) LAILATUR ROHMAH (108 694 028) MOCH. BAGUS ALIM MS (108 694

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

BAB III INTEGRASI NUMERIK

BAB III INTEGRASI NUMERIK Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang

Lebih terperinci

Disarikan dari Malatuni Topik Bahasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi

Disarikan dari Malatuni Topik Bahasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi Disarikan dari Malatuni 7 Topik Baasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi y f Ditulis: f L L X Amati ara terbang dua ekor burung menuju sangkar dari ara yang berbeda. Jika kita aplikasikan dalam bentuk matematis

Lebih terperinci

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adala: (1) tersedianya asil analisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCN PELKSNN PEMBELJRN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester: XI Program IP/ lokasi Waktu: 8 jam Pelajaran (4 Pertemuan). Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam

Lebih terperinci

Keyword: Motivasi belajar, minat berkomunikasi, bahasa arab, mahasiswa, berkorelasi.

Keyword: Motivasi belajar, minat berkomunikasi, bahasa arab, mahasiswa, berkorelasi. KORELASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB DENGAN MINAT BERKOMUNIKASI DALAM BAHASA ARAB PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

Lebih terperinci

PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PEGUAT DAYA (POWE AMPIFIE) Ole : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UY E-mail : sumarna@uny.ac.ic Dalam praktek, sistem penguat selalu terdiri dari sejumla tingkat yang menguatkan sinyal lema ingga cukup kuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri BAB IV HASIL PENELITIAN PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adala sala satu industri pembuatan obat obatan terkemuka di Indonesia dibawa naungan BUMN. Dalam proses produksinya PT Kimia Farma (Persero)

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Operasi Geometri () Kartika Firdaus UAD tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setela mempelajari materi ini, maasisa diarapkan mampu: menerapkan aplikasi pada operasi geometri aitu: pencerminan

Lebih terperinci

BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI APOS. Oleh: Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI APOS. Oleh: Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI APOS Oleh: Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendahuluan Sudah beberapa tahun yang lalu komunitas

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX KALKULUS DIFERENSIAL Prepared By : W. Rofianto ROFI 010 TINGKAT PERUBAHAN RATA-RATA Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam

Lebih terperinci

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang

Betty Rahayu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARUL ULUM JOMBANG Betty Raayu (bettyraayu.se@gmail.com) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kelereng dan Gelas Plastik

Penggunaan Media Kelereng dan Gelas Plastik MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KELERENG DAN GELAS PLASTIK SISWA KELAS III SDN JATIBANJAR I JOMBANG Awaludin Arif Hidayat PGSD FIP Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matakuliah Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran Multi Media Interaktif (MMI) 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matakuliah Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran Multi Media Interaktif (MMI) 1 JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan ole Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 2 Nomor 2, Desember 2011 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matakulia Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 01 UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Sutarma 1), Jon Sabari ) 1) Pascasarjana, Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika PENENTUAN PANJANG GELOMBANG BERBAGAI FILTER WARNA PADA LAMPU TL DAN WOLFRAM DENGAN SPEKTROMETER KISI DIFRAKSI UNTUK MENUNJANG EKSPERIMEN EFEKFOTOLISTRIK Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dynamic atau CFD merupakan ilmu yang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindaan panas dan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. Identifikasi Mata Kulia Nama Mata kulia Kode Mata Kulia Kredit Semester Tingkat Program studi Jurusan Dosen Waktu Kulia : Ekonomi Pembangunan : S1 : 2 SKS : II : I : SI : Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) UPN "VETERAN" YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) Fakultas : Teknik Industri Jurusan : Teknik Informatika Mata Kulia & Kode : Otomata dan Pengantar Kompilasi

Lebih terperinci

SKRIPSI AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

SKRIPSI AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN :/.u ttp:/ ttp:/.u ttp:/ ttp:/.u ttp:/ ttp:/.u SKRIPSI AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN LEGAL CONSEQUENCES OF MARRIAGE

Lebih terperinci

Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah

Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah J. Mat. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 2, No., May. 2005, 27 36 Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika teradap Rupia I Gst Ngr Rai Usada, Erika Eka Santi Jurusan Matematika Institut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Lahan Pabrik NPK Super. juga dibagi ke dalam beberapa zona pengerjaan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Lahan Pabrik NPK Super. juga dibagi ke dalam beberapa zona pengerjaan. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Pengumpulan Data 4... Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Laan Pabrik NPK Super PT. Pupuk Kaltim PT. Pupuk Kaltim dibagi menjadi beberapa laan (blok) pabrik, sala satunya

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA

EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA Reza Sansa Hardika 1), Metty Mustikasari 2), Risdiandri Iskandar 3) 1)2)3) Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok

Lebih terperinci

Rangkuman Materi dan Soal-soal

Rangkuman Materi dan Soal-soal Rangkuman Materi dan Soal-soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, S.Pd matikzone@gmail.com / www.matikzone.co.cc Rangkuman Materi dan Conto Soal. Definisi dy df Turunan dari fungsi y f ( adala y ' f '( ( y'

Lebih terperinci

SRI REDJEKI KALKULUS I

SRI REDJEKI KALKULUS I SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih

Lebih terperinci

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal)

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal) (Studi Kasus : Kinerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal) Ole Imam Tayudin Dosen STMIK Amikom

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN ALAM SEKITAR Siti Halima 1, Jon Sabari 2 1 Maasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta (2015) 2 Dosen Pengampu

Lebih terperinci

Sumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya

Sumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya Modul darin 4.4.3. Setena Putaran Istila setena putaran serin kita denar, denan unkapan yan sedikit berbeda. Misalkan berputar setena saja, berputar setena, setena berputar. Na, berputar serin jua diunkapan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,

Lebih terperinci

Abstrak. : kepatuhan ibu, imunisasi bayi. Kata kunci

Abstrak. : kepatuhan ibu, imunisasi bayi. Kata kunci HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA BANDENGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUKUH KOTA PEKALONGAN Hilda Prajayanti Ana Setyowati

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG ANAISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TBE 0856MG Roy Indra esmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin niversitas Jenderal Amad Yani, Cimai Bandung Email: royindralesmana@gmail.om Abstrak Bongkaan es akan

Lebih terperinci

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL TURUNAN / DIFERENSIAL 4. Devinisi Turunan Derivati Turunan ungsi adala yang nilainya pada bilangan dan dideinisikan ole : ' lim0 untuk semua dengan limit tersebut ada. Conto Andaikan cari 4? Penyelesaian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN Samuel Lepar 1), Rudy Poeng 2), I Nyoman Gede 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000). BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Representasi Matematis Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara (Goldin,

Lebih terperinci

GERAK LURUS Kedudukan

GERAK LURUS Kedudukan GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap

Lebih terperinci

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT PERANCANGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI CHEMICAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI PT XYZ Dimas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (Mixed Methods).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (Mixed Methods). 31 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adala metode penelitian kombinasi (Mixed Metods). Metode penelitian kombinasi adala suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara

Lebih terperinci