METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU
|
|
- Liani Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSIDING ISSN: METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU Danar Ardian Pramana, M.Sc 1) 1) DIV TeknikInformatikaPoliteknikHarapanBersama Abstrak Pada naska makala ini dibaas pendekatan beda ingga pada persamaan difusi. Persamaan differensial parsial dan masala syarat awal dan syarat batas merupakan pokok baasan terapan matematika yang sala satunya diterapkan dalam bidang fisika, sebagai conto yaitu persamaan difusi dengan diikuti ole syarat awal dan syarat batas. Persamaan difusi ini menggunakan bilangan kompleks pada konstantanya yang biasa disebut dengan persamaan difusi kompleks. Persamaan difusi dimensi satu berbentuk u t (x, t) = D u(x,t) x, dengan koefisien D = D R + id I, dengan D R dan D I adala real. Kondisi stabilitas pada persamaan difusi kompleks dimensi satu akan diberikan. Stabilitas dari metode numeric adala menjaga agar selisi antara asil yang diperole dari pendekatan beda ingga dengan solusi eksaknya tidak membesar dengan bertambanya waktu. Permasalaannya adala mencari kondisi yang dapat menekan selisi antara solusi yang diperole dari pendekatan beda ingga dengan solusi analitik agar tetap beringga pada saat waktu menuju tak ingga. Kondisi ini dapat ditentukan dengan memili selang waktu t secara tepat. Metode penelitian yang digunakan dalam makala ini adala studi literatur. Untuk ilustrasi asilnya, diberikan conto numeric berdasarkan metode eksplisit pada persamaan difusi kompleks dimensi satu. Kata Kunci: beda ingga kestabilan; persamaan difusi. 1. PENDAHULUAN Proses difusi umum digunakan dalam bidang ilmu terapan. Metode beda ingga merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan nilai turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu, selanjutnya dapat diperole solusi menggunakan metode ini. Sala satunya adala untuk mendapatkan solusi dari persamaan difusi diperole dari Humidan Miller (199). Kestabilan persamaan difusi dengan konstanta kompleks diperole dengan memili selang waktu t secara tepat agar selisi antara asil yang diperole dari pendekatan beda ingga dengan solusi eksaknya tidak membesar dengan bertambanya waktu yang diperole dari Crank(1975) dan Granvile (005). Makala ini akan membaas penerapan metode beda ingga pada persamaan difusi kompleks dimensi satu. Permasalaan yang akan dibaas pada makala ini adala membentuk pendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks mencari kondisi stabilitas padapendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks seperti pada Aderito Ara ujo, Sivia Barbeiro, Pedro Serrano (01). Tujuan dari pene-litian ini adala mengetaui Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 759 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
2 PROSIDING ISSN: pendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks dan mengetaui kondisi stabilitas pada pendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks. Sedangkan manfaat yang dapat diperole dari penelitian ini adala memberikan pengetauan tentang penggunaan pendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks dan memberikan kondisi stabilitas pada pendekatan beda ingga untuk persamaan difusi kompleks.. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam makala ini adala studi literatur. Penulis mempelajari konsep dasar persamaan difusi. Selain itu penulis memperlajari konsep dasar kestabilan. Penulis juga aktif dengan penulis paper yang menjadi acuan dalam penyelesaian makala ini. Penulis mempelajari konsep dasar skema beda ingga dengan menggunakan Deret Taylor. Dalam makala ini anya digunakan syarat batas Neumann. Penelitian selanjutnya adala menentukan kondisi stabilitas pada persamaan tersebut. Kemudian dibuat program untuk lebi menjelaskan asil dari kondisi stabilitas persamaan difusi kompleks. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Metode Beda HinggaPersamaanDifusiKompleksDimensiSatu Berikut akan diberikan konstruksi metode beda ingga teradap waktu dan teradap variabel x. Diberikan interval terbuka Ω R, dengan syarat batas Γ = δω, Ω = (a, b) dengan a, b R. Diberikan Q = Ωx(O, T], dengan T > 0, dan u: Q = Ω x[o, T]. Digunakan proses difusi nonlinear dengan koefisien D = D R + id I Dengan D R dan D I adala fungsi real. Asumsikan juga bawa D R (x, t, u) 0, (x, t) Q. (1) Didefinisikan syarat awal dan syarat batas dari fungsi u u t = D u x, x (O, L), t (O, T], u(x, 0) = u 0 (x), x Ω, αu(x, t) + β u (x, t) = 0, x Γ, t [O, T], () x Dengan u dinotasikan sebagai turunan normal x ke Γ n yang diperole dari x Suli (000). Konstruksi grid point padaq = Ω x[o, T], yang merupakan interval tertutup berupa 0 = t 0 < t 1 < < t M 1 < t M = T, Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 760 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
3 PROSIDING ISSN: Dengan M 1 dan t m+1 t m = t m, m = 0,1,, M 1. didefinisikan sebagai space grid dengan N, t = max t m. Diberikan titik-titik grid x j = (a + j), j = 0,, N dengan = (b a). Titik-titik grid ini merupakan Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 761 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016 N konstruksi dari mes yang berupa Ω = {x j j = 0,, N}. Definisikan mes pada Q = Ω x[o, T] dinotasikan sebagai Q t yang merupakan konstruksi dari space grid Ω dan grid dengan domain waktu. Diambil Ω t = Q t Q dan Γ t = Q t Γx[0, T]. Dinotasikan V m j nilai dari fungsi mes V, didefinisikan pada Q t di titik (x j, t m ). Didefinisikan pendekatan beda ingga maju dan mundur, teradap waktu berturut-turut δ + V m j = V j+1 m m V j, diperole m δ V m j = V j m V j 1, U t = U j m+1 m U j t m, U j m+1 U j m t m = Dδ x + ( δ x U j m+θ ) x (O, L), t (O, T], U j 0 = u 0 (x j ), αu j m + β (δ x + U j m + δ x U j m ) = 0, x Γ, t [O, T], (3) Dengan U m j merupakan pendekatan dari u(x j, t m ). Untuk memudakan, didefinisikan U m+θ j = θu m+1 j + (1 θ)u m j, θε[0,1]. Jikaθ = 0, maka metode bedaingga Persamaan (3) merupakan Metode Eksplisit, jika θ = 1, maka Metode beda ingga Persamaan (3) merupakan metode Implisit, jika θ = 1, maka metode beda ingga Persamaan (3) merupakan Metode Crank-Nicolson yang terdapat pada Suli(000). b. Kestabilan Persamaan Difusi Kompleks Dimensi Satu Teorema. Jika θ [ 1, 1] maka kondisi pada Persamaan (3) stabil tanpa syarat. Jika θ [0, 1 [, maka kondisi pada Persamaan (3) stabil, dengan t m (1 θ) max D D R m = 1,, M 1 ( ) Danter dapat ξ yang berlaku
4 PROSIDING ISSN: < ξ D R j, m. ( ) Bukti. Persamaan dipisa berdasarkan bagian real dan bagian imajinernya (U R, U i ), dengan U = (U 0,, U N ). Akan dibuktikan kestabilan dengan pendekatan bedaingga, U m j u(x j, t m m ), j = 0,, N, m = 0,, M. Kemudian U Rj merupakan bagian real dari U m m j dan U Ij merupakan bagian imajiner dari U m j. Demikian pula D R merupakan bagian real dari D dan D I merupakan bagian imajiner dari D. Diperole U m m j U j t m = Dδ + x (δ x U m j ), Dapat dibentuk menjadi m+1 + IU m+1 Ij (U m Rj + IU m Ij ) t m = (D R + ID I )δ + x (δ x (U m+θ Rj + IU m+θ Ij )). Pemisaan berdasarkan bagian real dan bagian imajinernya: U m+1 m Rj j = D R δ + x (δ x U m+θ Rj ) δd + I x (δ x U m+θ Ij ), U Rj t m U m+1 m Ij j t m Didefinisikan inner product dan N (U, V) = U j V j j=1 = ID I δ + x (δ x U m+θ Rj ) + D R δ + x (δ x IU m+θ Ij ), (4) U 0 Rj = u 0 Rj (x j ), U 0 Ij = u 0 Ij (x j ), δ + x U m R0 + δ x U m R0 = 0, δ + x U m RN + δ x U m RN = 0, δ + x U m I0 + δ x U m I0 = 0, δ + x U m RN + δ x U m RN = 0. (U, V) = U 0V 0 + U j V j Dengan didefinisikan norm 1 U = (U, U) dan 1 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 76 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016 N 1 j=1 + U NV (6) U = (U, U). (8) Kalikan kedua persamaan (4) m+θ m+θ dengan U R dan U I berturut-turut, menggunakan sifat asil kali dalam (.,. ) yang diperole dari Anton(1995), dan menjumlakan tiap bagian seingga diperole U m+1 m R t m δ + x (D R δ x U m+θ R ) = δ + x (D I δ x U m+θ I ). Kalikan dengan U m+θ R, seingga diperole ( U R m+1 m t m, U m+θ R ) + (D R ) 1 δ x U m+θ R = (DI δ x U m+θ I, δ x U m+θ R ). (9) (7) (5)
5 PROSIDING ISSN: Selanjutnya pada bagian imajinernya kalikan dengan U m+θ I, seingga diperole ( U I m+1 m t m, U m+θ I ) + (D R ) 1 δ x U m+θ I = (DI δ x U m+θ R, δ x U m+θ I ). (10) Dari penjumlaan persamaan (9) dan (10) diperole ( U R m+1 m t m, U m+θ R ) + ( U I m+1 m t m, U m+θ I ) + (D R ) 1 δ x U m+θ = 0. (11) Dibentuk persamaan U m+θ = t m (θ 1 ) Um+1 U m t m + Um+1 + U m. (1) Dari persamaan (11) dan (1) diperole ( U R m+1 m t m, t m (θ 1 ) U R m+1 m t m + U R m+1 m + U R ) + ( U I m+1 m t m, t m (θ 1 ) U I m+1 m t m + U I m+1 m + U I ) + (D R ) 1 δ x U m+θ = 0. Selanjutnya penjabaran pada ruas kiri, ( Um+1 U m t m, t m (θ 1 ) Um+1 U m t m diperole dan + Um+1 + U m ) + = t m (θ 1 ) U m Um+1 t m + Um+1 U m t m. Dari persamaan (11) diperole t m (θ 1 ) U R m+1 m t m + U R m+1 UR m t m + t m (θ 1 ) U I m+1 m t m + (D R ) 1 δ x U m+θ = 0. Untuk kasus θ [ 1, 1],θ 1 0, + U I m+1 UI m t m U m+1 R UR m t m 0 U m+1 R UR m. m = 0,, M 1. U I m+1 UI m t m 0 (13) Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 763 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
6 PROSIDING ISSN: U m+1 I UI m. m = 0,, M 1. (14) Selanjutnya, Um+1 U m t m = U R m+1 t m U m R t m + U I m+1 m t m. (15) Dari Persamaan (4) diuba dalam bentuk Metode Eksplisit dan dengan menggunakan definisi norm, menggunakan syarat batas dan sifat (a b) a + b, diperole U R m+1 m t m Dari Persamaan (4) diperole N j=1 U I m+1 m t m 8 D Rδ m+θ x U Rj+1 D I δ x U m+θ Ij. = 4 ( D Rδ x U m+θ R + DI δ x U m+θ I ) N 8 D Rδ m+θ x U Rj+1 D I δ x U m+θ Ij. j=1 4 ( D Iδ x U m+θ R + DR δ x U m+θ I ) + Dari Persamaan (14), (16) dan (17) diperole Um+1 U m 4 D t m max (D D R ) 1 δ x U m+θ R. (18) Selanjutnya U m+1 R UR m t m + U I m+1 UI m t m + (D R ) 1 δ x U m+θ = t m ( 1 θ) U m Um+1 t m, Dengan asumsi ( ), diperole persamaan dan U R m+1 UR m t m 0 U R m+1 UR m, m = 0,, M 1 U m+1 I UI m t m 0 U m+1 I UI m. m = 0,, M 1. Diperole pada kasus θ [0, 1 [, Persamaan (4) stabil dengan syarat ( ). (16) (17) Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 764 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
7 PROSIDING ISSN: c. Ilustrasi Hasil Metode Beda Hingga Persamaan Difusi Kompleks Dimensi Satu Diberikan bentuk metode beda ingga pada persamaan difusi komplek sdimensi satu: U j m+1 U j m t m = Dδ x + ( δ x U j m+θ ), x (O, L), t (O, T], U j 0 = u 0 (x j ), αu j m + β (δ x + U j m + δ x U j m ) = 0, x Γ, t [O, T]. Selanjutnya pada conto persamaan difusi kompleks dimensi satu ini yang terdapat pada Aderito Ara ujo, Sivia Barbeiro, Pedro Serrano (01), diberikan = 1, dan syarat awal U(x, 0) = 55, 10 x 15 U(x, 0) = 155, 15 < x 0 dan 30 x 45 55(30 x) U(x, 0) = + 15 (x 0), 0 x Proses numeric menggunakan bantuan program Matlab. Pertama menggunakan variasi t, yaitu t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T =, dan koefisien difusi d = 1 + i, didapat-kan output seperti pada Gambar 1. Pada Gambar 1, ilustrasi meng-gunakan 3 step dengan permukaan grafik yang kasar. Berdasarkan Teorema 3.1, metode beda ingga stabil dengan syarat t 0.5. Selanjutnya pada t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5 metode stabil. Gambar 1. t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = Kedua menggunakan t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = 10, dan koefisien difusi d = 1 + i didapatkan output seperti pada Gambar. Pada Gambar, ilustrasi menggunakan 3 step. Berdasarkan Teorema 3.1, metode beda ingga stabil dengan syarat t 0.5. Selanjutnya pada t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, metode stabil dan permukaan lebi alus. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 765 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
8 PROSIDING ISSN: Gambar. t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = 10 Ketiga menggunakan t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = 50 dan koefisien difusi d = 1 + i didapatkan output seperti pada Gambar 3. Pada Gambar 3, ilustrasi menggunakan 3 step. Berdasarkan Teorema 3.1, metode beda ingga stabil dengan syarat t 0.1. Teliat pada grafik menjadi lebi alus dari ketika T = 50. Gambar 3. t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = 50 Selanjutnya T = 1500 seperti pada Gambar 4 teliat pada grafik menjadi garis lurus, yang sesuai dengan syarat Neumann. Gambar 4. t = 0.1, t = 0.15, t = 0.5, T = 1500 Selanjutnya menggunakan t = 0.15, t = 0.5, t = 0.5, T =, dan koefisien difusi d = 1 + i di-dapatkan output seperti pada Gambar 5. Pada Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 766 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
9 PROSIDING ISSN: Gambar5, ilustrasi menggunakan 3 step. Berdasarkan Teorema 3.1, metode beda ingga stabil dengan syarat t 0.5. Selanjutnya pada t = 0.5 > 0.5, metode tidak stabil terliat dari permukaan yang kasar. Gambar 5. t = 0.15, t = 0.5, t = 0.5, T = 4. SIMPULAN a. Diberikan interval terbukaω R dengan syarat batas Γ = δω, Ω = (a, b) dengana, b R. Diberikan Q = Ωx(O, T], dengan T > 0, dan u: Q = Ω x[o, T]. Digunakan proses difusi nonlinear dengan koefisien D = D R + id I, dengan D R dan D I adala fungsi real. Asumsikan juga bawa D R 0. Diberikan MSAB darifungsiu u t (x, t) = D u(x, t) x, (x, t) Q, D R u(x, 0) = u 0 (x), x Ω, { αu(x, t) + β u (x, t) = 0, x Γ, t [O, T], x Dengan u dinotasikan sebagai turunan normal x ke Γ. x Bentuk metode beda ingga dari MSAB di atas adala U m+1 m j U j t m = Dδ + x (δ x U m+θ j ) U 0 j = u 0 (x j ) αu j m + β (δ x + U j m + δ x U j m )v = 0 Dengan U j m merupakan pendekatan dari u(x j, t m ). b. Diberikan kondisi stabilitas pada MSAB diatas yaitu sebagai berikut: Jika θ [ 1, 1] maka kondisi pada metode beda ingga di atas stabil tanpa syarat. Jika θ [0, 1 [,maka kondisi pada metode beda ingga di atas stabil dengan Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 767 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
10 PROSIDING ISSN: t m, m = 1,, M 1 (1 θ) max D D R Dan terdapat ξ yang berlaku 0 < ξ D R j, m. 5. DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard.(1995), Aljabar Linear Elementer. Erlangga: Jakarta. Crank.(1975). matematics of difusion. Oxford University Press: London. Granvile.(005).Te Numerical Solution of Ordinary and Partial Differential Equations.AJOHN WILEY &SONS, INC., PUBLICATION: Texas. Humi, M., and Miller, W.B.(199).Boundary Value Problems and Partial Differen-tial Equations. United Stated of America: PWS KENT Publising Company,. Suli.(000). Finite Element Metods for Partial Differential Equations, Lecture notes.universityof Oxford, Oxford, UK. Aderito Ara ujo, SiviaBarbeiro, Pedro Serrano. (01). Stability of Finite Diffrence Scemes for Complex Diffusion Processes.Siam J. Numer.Anal.Vol. 50, No. 3, pp Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 768 Universitas Muammadiya Surakarta, 1 Maret 016
BAB I PENDAHULUAN. tesis ini. Selain itu, literatur-literatur yang mendasari tesis ini akan diuraikan
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dibahas latar belakang dan permasalahan penulisan tesis ini. Berdasarkan latar belakang, akan disusun tujuan dan manfaat dari penulisan tesis ini. Selain itu, literatur-literatur
Lebih terperinciSUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati
Lebih terperinciMetode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial
Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Ikhsan Maulidi Jurusan Matematika,Universitas Syiah Kuala, ikhsanmaulidi@rocketmail.com Abstract Artikel ini membahas tentang salah satu
Lebih terperinci19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b
PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang
Lebih terperinciRegularitas Operator Potensial Layer Tunggal
JMS Vol. No., al. 8-5, April 997 egularitas Operator Potensial Layer Tunggal Wono Setya Budi Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 0 Bandunng, 403 Abstrak egulitas operator =
Lebih terperinciuntuk i = 0, 1, 2,..., n
RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi
Lebih terperinciPengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dibahas latar belakang dan permasalahan penulisan tesis. Berdasarkan latar belakang, akan disusun tujuan dan manfaat dari penulisan tesis. Selain itu, literatur-literatur
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciMETODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT
METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT Agusman Sahari. 1 1 Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Abstrak Dalam paper ini mendeskripsikan tentang solusi masalah transport polutan
Lebih terperinci= = =
= + + + = + + + = + +.. + + + + + + + + = + + + + ( ) + ( ) + + = + + + = + = 1,2,, = + + + + = + + + =, + + = 1,, ; = 1,, =, + = 1,, ; = 1,, = 0 0 0 0 0 0 0...... 0 0 0, =, + + + = 0 0 0 0 0 0 0 0 0....
Lebih terperinciSetiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai
Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan akurasi penyelesaian
GABUGA METODE BEDA HIGGA DA EKSTRAPOLASI RICHARDSO UTUK MEYELESAIKA MASALAH SYARAT BATAS DIMESI SATU THE MULTIGRID METHOD BETWEE FIITE DIFFERECE AD RICHARDSO EXTRAPOLATIO TO SOLVE THE D LIEAR BOUDARY VALUE
Lebih terperinciGambar 1. Gradien garis singgung grafik f
D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +
Lebih terperinciA. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan
A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga
Lebih terperinciMETODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT
METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA M. Taufik 1, Samsudua 2, Zulkarnain 2 1 Maasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan yang muncul di lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dikembangkan melalui pemodelan matematika. Sehingga dengan
Lebih terperinciSeri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR
Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR
Lebih terperinciTurunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi
8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala
Lebih terperinciPerbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 4, No., May 2007, 47 58 Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option Endah Rokhmati MP, Lukman Hanafi, Supriati
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah
BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi
Lebih terperinciMETODE FINITEDIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS
METODE FINITEDIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Aziskhan, Mardhika W.A, Syamsudhuha Jurusan MatematikaFMIPA Universitas Riau Abstract. The aim of this paper is to solve a heat equation
Lebih terperinciKAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI
KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI Suhartono dan Solikhin Zaki Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Penelitian
Lebih terperinci4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1
4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba
Lebih terperinciBAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING
BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel
Lebih terperinciSOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON
SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON Viska Noviantri Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Lebih terperinciDifferensiasi Numerik
Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5
TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a
Lebih terperinciSolusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis
Lebih terperinciEFEK DISKRITASI METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP AKURASI DARI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER EFEK DISKRITASI METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP AKURASI DARI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI Kushartantya dan Awalina Kurniastuti Jurusan Matematika
Lebih terperinciFungsi Analitik (Bagian Pertama)
Fungsi Analitik (Bagian Pertama) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu IV) Outline 1 Fungsi Variabel Kompleks 2 Pemetaan/Transformasi/Mappings
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT
Teknikom : Vol. No. (27) E-ISSN : 2598-2958 PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya Utama,
Lebih terperinciMETODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 47 55 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING LIDYA PRATIWI, MAHDHIVAN SYAFWAN, RADHIATUL HUSNA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada metode numerik, dikenal suatu metode untuk menaksir atau mencari solusi pendekatan nilai eksak dari suatu ordinat y n+1 dengan diketahui nilai dari y n,
Lebih terperinciPenyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient
Teknikom : Vol. No. (27) ISSN : 2598-2958 (online) Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya
Lebih terperinciMENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB
MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,
Lebih terperinci4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )
4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung
Lebih terperinciKONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA
KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA ASRI BUDI HASTUTI 1205 100 006 Dosen Pembimbing: Drs. Kamiran, M.Si Pendahuluan Kontrol optimal temperatur fluida suatu kontainer
Lebih terperinciMetode Elemen Batas (MEB) untuk Model Perambatan Gelombang
Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Perambatan Gelombang Moh. Ivan Azis September 13, 2011 Abstrak Metode Elemen Batas untuk masalah perambatan gelombang akustik (harmonis) berhasil diturunkan pada tulisan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan dibahas mengenai Persamaan Air Dangkal dan dasar-dasar teori mengenai metode beda hingga untuk menghampiri solusi dari persamaan diferensial parsial. 2.1 Persamaan
Lebih terperinciKB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK
KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan
Lebih terperinciMODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT
MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA Kristiani Panjaitan 1, Syamsudhuha 2, Leli Deswita 2 1 Mahasiswi Program
Lebih terperinciSolusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace
Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Lebih terperinciMAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd
MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang landasan teori yang digunakan pada bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi yang diuraikan berupa definisi-definisi
Lebih terperinciLUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON
LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON Tomi Tristiono 1 1 adala Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Te
Lebih terperinciMETODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 77 84 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH EKA ASIH KURNIATI, MAHDHIVAN SYAFWAN, RADHIATUL
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA
BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dynamic atau CFD merupakan ilmu yang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindaan panas dan
Lebih terperinciSolusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit
Vol. 11, No. 2, 105-114, Januari 2015 Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Rezki Setiawan Bachrun *,Khaeruddin **,Andi Galsan Mahie *** Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3
PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 Tornados P. Silaban 1, Faiz Ahyaningsih 2 1) FMIPA, UNIMED, Medan, Indonesia email: tornados.p_silaban@yahoo.com 2)
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 45 49 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK FEBBY RAHMI ALFIONITA,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Persamaan Diferensial (Bronson dan Costa, 2007) terhadap satu atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial (Bronson dan Costa, 2007) Persamaan differensial adalah suatu persamaan yang memuat turunan terhadap satu atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent
Lebih terperinciPenyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya
. Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk
Lebih terperinciMETODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT
METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR Birmansyah 1, Khozin Mu tamar 2, M. Natsir 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciPerbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agustus 2016 ISSN: 0852-730X Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral Lukman Hakim 1, Azwar Riza Habibi 2 STMIK
Lebih terperinci4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM
4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi
Lebih terperinciKONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai
Lebih terperinciMenentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,
Lebih terperinciMATEMATIKA TURUNAN FUNGSI
MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami
Lebih terperinciBAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK
BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan
Lebih terperinciTURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari
Lebih terperinciSyarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 T - 10 Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman Maulana Malik, Sri Mardiyati Departemen Matematika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Model Aliran Dua-Fase Nonekulibrium pada Media Berpori Penelitian ini merupakan kajian ulang terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh Juanes (008), dalam tulisannya yang berjudul
Lebih terperinciFungsi Gamma. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma
Fungsi Gamma Pengantar Matematika Teknik Kimia Muthia Elma Fungsi Gamma Defenisi Merupakan salah satu fungsi khusus yang biasanya disajikan dalam pembahasan kalkulus tingkat lanjut Dalam aplikasinya fungsi
Lebih terperinciGERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS. Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT
GERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciLimit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri
7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari
Lebih terperinciBAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting
Lebih terperinciSolusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Vol. 9 No. 2, Oktober 2013 pp. 23-30 Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne Elis Ratna Wulan, Fahmi
Lebih terperinciSimulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan 1 Ai Yeni, 2 Gani Gunawan, 3 Icih Sukarsih 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciAKAR PERSAMAAN Roots of Equations
AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan
Lebih terperinciMATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA)
MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) Muammad Zainal Abidin Personal Blog SMAN Bone-Bone Luwu Utara Sulsel ttp://meetabied.wordpress.com PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini
Lebih terperinciKONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA
KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA Nama Mahasiswa : Asri Budi Hastuti NRP : 1205 100 006 Dosen Pembimbing : Drs. Kamiran, M.Si. Abstrak Kontrol optimal temperatur
Lebih terperinciTURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL
TURUNAN / DIFERENSIAL 4. Devinisi Turunan Derivati Turunan ungsi adala yang nilainya pada bilangan dan dideinisikan ole : ' lim0 untuk semua dengan limit tersebut ada. Conto Andaikan cari 4? Penyelesaian
Lebih terperinciDisarikan dari Malatuni Topik Bahasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi
Disarikan dari Malatuni 7 Topik Baasan Penggunaan Konsep Limit Fungsi y f Ditulis: f L L X Amati ara terbang dua ekor burung menuju sangkar dari ara yang berbeda. Jika kita aplikasikan dalam bentuk matematis
Lebih terperinciIV STUDI KASUS. 3.2 Model Optimisasi Sistem Konvensional Model optimisasi sistem kogenerasi dapat diformulasikan sebagai berikut: Min:
12 3.2 Model Optimisasi Sistem Konvensional Model optimisasi sistem kogenerasi dapat diformulasikan sebagai berikut: Min: m = 1 [ P_ GRID EF _ GRID ] m + H_ B EF_ BOILER = 1 Tujuan dari fungsi objektif
Lebih terperinciAplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi
JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA
PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA oleh FIQIH SOFIANA M0109030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciRuang Vektor Euclid R 2 dan R 3
Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015
Lebih terperinciMETODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI
METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI Yuni Yulida Program Studi Matematika FMIPA Unlam Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km. 36
Lebih terperinciFUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)
INTEGRAL, Vol. 1 No. 1, Maret 5 FUNGSI DELTA DIRAC Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi ) 1) Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal Linier (Linier Shallow Water Equation)
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Persamaan Air Dangkal linier (Linear Shallow Water Equation), metode beda hingga, metode ekspansi asimtotik biasa, dan metode ekspansi asimtotik
Lebih terperinciBab 2 Fungsi Analitik
Bab 2 Fungsi Analitik Bab 2 ini direncanakan akan disampaikan dalam 4 kali pertemuan, dengan perincian sebagai berikut: () Pertemuan I: Fungsi Kompleks dan Pemetaan. (2) Pertemuan II: Limit Fungsi, Kekontiuan,
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH
TUGAS AKHIR PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH 1204100019 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciFORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT
FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU Syofia Deswita 1, Syamsudhuha 2, Agusni 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciKALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :
KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta teorema-teorema
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa teori dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab III. Beberapa teori dasar yang dibahas, diantaranya teori umum tentang persamaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS
PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala
Lebih terperinciTurunan Fungsi Aljabar
Turunan Fungsi Aljabar Fungsi Limit Turunan Fungsi Aljabar Materi Prasyarat Definisi Turunan Rumus-rumus Turunan Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar Persamaan Garis Singgung Kurva Fungsi Naik dan Fungsi Turun
Lebih terperinciBAB III INTEGRASI NUMERIK
Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang
Lebih terperinciPENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A
PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1 By : Suthami A MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK Matematika sebagai ilmu dasar yang digunakan sebagai alat pemecahan masalah di bidang keteknikan
Lebih terperinciMODEL NON LINEAR PENYAKIT DIABETES. Aminah Ekawati 1 dan Lina Aryati 2 ABSTRAK ABSTRACT
MODEL NON LINEAR PENYAKIT DIABETES Aminah Ekawati 1 dan Lina Aryati 2 1 Kopertis Wilayah XI 2 Program Studi Matematika FMIPA UGM ABSTRAK Model matematika penyakit diabetes yang dibentuk berupa persamaan
Lebih terperinciAnalisis Komponen Utama (Principal component analysis)
Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis
Lebih terperinci- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)
PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung dan memperkuat tujuan penelitian. Landasan teori yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang persamaan diferensial parsial terus berkembang baik secara teori maupun aplikasi. Dalam pemodelan matematika pada permasalahan di bidang
Lebih terperinci