Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai"

Transkripsi

1 Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi ingat dengan turunan ungsi yang dideenisikan sebagai '(x) lim ( x + ) ( x) (P.7.) Persoalan mengitung turunan ungsi cukup banyak muncul dalam bidang rekayasa. Misalnya dalam bidang pengolaan citra (image processing), turunan ungsi diterapkan untuk mendeteksi sisi (edge) obyek pada suatu citra (liat bagian terakir bab ini). Sementara dalam peritungan numerik sendiri, turunan ungsi dalam orde yang lebi tinggi, ', ", "',..., kadang-kadang diperlukan. Misalnya untuk mengitung batas-batas galat interpolasi polinom dengan rumus ( )( )( ) ( ) ( n+ x x... ) x x x x x x ( ) E(x) ( n + )! n ξ, x ξ x n atau untuk mengitung galat integrasi numerik dengan aturan trapesium : E(x) (b-a) "(t), a t b Bila persamaan ungsi (x) diberikan secara eksplisit, maka kita dapat menentukan ungsi turunannya, '(x), "(x),..., (n+) (x), lalu menggunakannya untuk mengitung nilai turunan ungsi di x t. 35 Metode Numerik

2 Seringkali ungsi (x) tidak diketaui secara eksplisit, tetapi kita anya memiliki beberapa titik data saja. Pada kasus seperti ini kita tidak dapat menemukan nilai turunan ungsi secara analitik. Sebaliknya, pada kasus lain, meskipun (x) diketaui secara eksplisit tetapi bentuknya rumit seingga menentukan ungsi turunannya merupakan pekerjaan yang tidak mangkus dan tidak praktis, misalnya pada ungsi-ungsi berikut ini : (i) (x) sin cos ( x ) + x tan( 3x) x ( x) + e x / cos( x) (ii) (x) x e (x + ) ln (4x ), (iii) dan sebagainya. Untuk kedua kasus terakir, peritungan nilai turunan dapat dikerjakan secara numerik (numerical dierentiation atau numerical derivative). Nilai turunan yang diperole merupakan nilai ampiran. Sebagaimana alnya pada integrasi numerik, peritungan turunan numerik juga menggunakan nilai-nilai diskrit. Karena itu, ungsi dalam bentuk tabel merupakan bentuk alami untuk peritungan turunan., 7. Persoalan Turunan Numerik Persoalan turunan numerik iala menentukan ampiran nilai turunan ungsi yang diberikan dalam bentuk tabel. Meskipun metode numerik untuk mengitung turunan ungsi tersedia, tetapi peritungan turunan sedapat mungkin diindari. Alasannya, nilai turunan numerik umumnya kurang teliti dibandingkan dengan nilai ungsinya. Dalam kenyataannya, turunan adala limit dari asil bagi selisi: yaitu pengurangan dua bua nilai yang besar ( (x+) - (x) ) dan membaginya dengan bilangan yang kecil (). Pembagian ini dapat mengasilkan turunan dengan galat yang besar. Lagi pula, jika ungsi diampiri ole polinom interpolasi p, selisi nilai ungsi mungkin kecil tetapi turunannya bole jadi sangat berbeda dengan nilai turunan sejatinya. Hal ini masuk akal sebab turunan numerik bersiat "alus", dan ini berlawanan dengan integrasi numerik, yang tidak banyak dipengarui ole ketidaktelitian nilai ungsi, karena integrasi pada dasarnya adala proses pengalusan [KRE88]. 7. Tiga Pendekatan dalam Mengitung Turunan Numerik Misal diberikan nilai-nilai x di x -, x, dan x +, serta nilai ungsi untuk nilainilai x tersebut. Titik-titik yang diperole adala (x -, - ), (x, ), dan (x, ), yang dalam al ini x - x - dan x x +. Terdapat tiga pendekatan dalam mengitung nilai '(x ): Bab 7 Turunan Numerik 35

3 . Hampiran selisi-maju (orward dierence approximation) '(x ) ( x + ) ( x ) (P.7.). Hampiran selisi-mundur (backward dierence approximation) '(x ) ( x ) ( x ) (P.7.3) 3. Hampiran selisi-pusat (central dierence approximation) '(x ) ( x + ) ( x ) (P.7.3) Tasiran geometri dari ketiga pendekatan di atas diperliatkan pada Gambar 7.. y y y y y y (x) y (x) y - x - x x x x - x x x (a) Hampiran selisi-maju (b) Hampiran selisi-mundur y y y (x) y - x x - x - (c) Hampiran selisi-pusat Gambar 7. Tiga pendekatan dalam peritungan turunan numerik 35 Metode Numerik

4 Rumus-rumus turunan numerik untuk ketiga pendekatan tersebut dapat diturunkan dengan dua cara, yaitu:. Dengan bantuan deret Taylor. Dengan ampiran polinom interpolasi Kedua cara tersebut mengasilkan rumus yang sama. 7.3 Penurunan Rumus Turunan dengan Deret Taylor Misalkan diberikan titik-titik (x i, i ), i,,,..., n, yang dalam al ini x i x + i dan i (x i ). Kita ingin mengitung '(x), yang dalam al ini x x + s, s R dengan ketiga pendekatan yang disebutkan di atas (maju, mundur, pusat). (a) Hampiran selisi-maju Uraikan (x i+ ) di sekitar x i : ( x ) i x ( + i x ) i+ xi (x i+ ) (x i ) + '(x i ) +!! "(x i ) +... i+ i + i ' + / i " +... (P.7.4) i ' i+ - i - / i " +... i ' i+ i - / i " i ' i+ i + O() yang dalam al ini, O() / "(t), x i < t < x i+ Bab 7 Turunan Numerik 353

5 Untuk nilai-nilai di x dan x persamaan rumusnya menjadi: ' + O( ) (P.7.5) yang dalam al ini O() / "(t), x i < t < x i+. (b) Hampiran selisi-mundur Uraikan (x i- ) di sekitar x i : ( x ) i x ( + i x ) i+ xi (x i- ) (x i ) + '(x i ) +!! "(x i ) +... i- i - i ' + / i " +... (P.7.6) i ' i - i- + / i " +... i ' i i - / i " +... i ' i i + O(), yang dalam al ini, O() - / "(t), x i- < t < x i Untuk nilai-nilai di x dan x - persamaan rumusnya menjadi: ' + O( ) (P.7.7) yang dalam al ini, O() - / "(t), x i+ < t < x i. (c) Hampiran selisi-pusat Kurangkan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6): i+ - i- i ' + 3 /3 i "' +... i ' i+ - i- - 3 /3 i "' Metode Numerik

6 i ' i ' i+ i - /6 i "' +... i+ i + O( ), yang dalam al ini, O( ) - /6 "'(t), x i- < t < x i+ Untuk nilai-nilai di x - dan x persamaan rumusnya menjadi: o ' + O( ) (P.7.8) yang dalam al ini, O( ) - /6 "'(t), x i- < t < x i+. Peratikan, bawa ampiran selisi-pusat lebi baik daripada dua ampiran sebelumnya, sebab orde galatnya adala O( ). Rumus untuk Turunan Kedua, (x), dengan Bantuan Deret Taylor (a) Hampiran selisi-pusat Tambakan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6) di atas : i+ + i- i + i " + 4 / (4) i +... i+ - i + i- i " + 4 / (4) i Jadi, i i " + i + i - / i (4) i " i+ i + i + O( ), yang dalam al ini, O( ) - / (4) (t), x i- < t < x i+ Bab 7 Turunan Numerik 355

7 Untuk nilai-nilai di x -, x, dan x persamaan rumusnya menjadi: " + + O( ) (P.7.9) yang dalam al ini O( ) - / (4) (t), x i- < t < x i+. (b) Hampiran selisi-mundur Dengan cara yang sama seperti (a) di atas, diperole : i " i i + i + O(), yang dalam al ini O() "(t), x i- < t < x i Untuk nilai-nilai di x -, x -, dan x persamaan rumusnya : + " + O( ), (P.7.) yang dalam al ini, O() "(t), x i- < t < x i (c) Hampiran selisi-maju Dengan cara yang sama seperti di atas, diperole : i " i + i+ + i + O(), yang dalam al ini, O() - "(t), x i < t < x i+ Untuk nilai-nilai di x, x, dan x persamaan rumusnya : + " + O( ), (P.7.) yang dalam al ini, O() - "(t), x < t < x i Metode Numerik

8 7.4 Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi Misalkan diberikan titik-titik data berjarak sama, dan x i x + i, i,,,..., n, x x o + s, s R adala titik yang akan dicari nilai interpolasinya. Polinom Newton-Gregory yang menginterpolasi seluru titik data tersebut adala : (x) p n (x) + s! + s(s-) s(s-)(s-)...(s- n+) F(s)! n n! + s(s-)(s-) 3 3! + yang dalam al ini, s (x-x )/. Turunan pertama dari (x) adala : ' (x) d /dx df ds ds dx ( + + (s- /) + (s / - s + /3) ) / / ( + (s- /) + galat) (P.7.) Berdasarkan (P.7.), diperole rumus turunan numerik dengan ketiga pendekatan (maju, mundur, pusat) sebagai berikut: (a) Hampiran selisi-maju - bila digunakan titik-titik x dan x : '(x ) / ( ) (P.7.3) Bab 7 Turunan Numerik 357

9 - bila digunakan titik-titik x, x, dan x : '(x ) / ( + (s- /) ) untuk titik x s (x - x )/, seingga '(x ) / ( - / ) / ( - /( - ) ) / (3/ - / ) / (3/ - 3/ - / + / ) / (-3/ + - / ) ' ( x ) (P.7.3) (b) Hampiran selisi-mundur - polinom interpolasi: Newton-Gregory mundur - bila digunakan titik-titik x dan x - : '(x ) / ( ) (P.7.4) (c) Hampiran selisi-pusat - digunakan tiga titik x, x, dan x : '(x ) / ( + (s - /) ) untuk titik x s (x - x )/ /, seingga '(x ) / ( + / ) / ( + /( - ) ) / (/ + / ) / ( ) 358 Metode Numerik

10 untuk titik x -, x, dan x : '(x ) (P.7.5) Rumus untuk Turunan Kedua, "(x), dengan Polinom Interpolasi Turunan kedua adala d dx d ds d dx ds dx / ( + + (s - ) 3 ). / / ( + ( s - ) 3 ) Misalkan untuk ampiran selisi-pusat, titik-titik yang digunakan x, x, dan x : - pada titik x s (x - x )/ /, seingga "(x ) / ( + ( - ) 3 ) / ( ) / ( - ) / ( ) / ( - + ) - untuk titik x -, x, dan x : "( x ) (P.7.6) + Bab 7 Turunan Numerik 359

11 7.5 Menentukan Orde Galat Pada penurunan rumus turunan numerik dengan deret Taylor, kita dapat langsung memperole rumus galatnya. Tetapi dengan polinom interpolasi kita arus mencari rumus galat tersebut dengan bantuan deret Taylor. Contonya, kita menentukan rumus galat dan orde dari rumus turunan numerik ampirin selisi-pusat: ' (x ) + E Nyatakan E (galat) sebagai ruas kiri persamaan, lalu ekspansi ruas kanan dengan deret Taylor di sekitar x : E '(x ) - ( - - )/ ' - / [ ( + ' + / " + 3 /6 "' +...) - ( - ' + / " - 3 /6 "' +...) ] ' - / ( ' + 3 /3 "' +... ) ' - ' - /6 "' /6 "' /6 "'(t), x - < t < x (P.7.7) O( ) Jadi, ampiran selisi-pusat memiliki galat E - /6 "'(t), x - < t < x, dengan orde O( ). 7.6 Program Mengitung Turunan Program mengitung turunan numerik sangat sederana. Rumus-rumus turunan dinyatakan sebagai ungsi. Di bawa ini tiga bua ungsi mengitung turunan pertama dengan rumus ampiran selisi-maju, ampiran selisi mundur, dan ampiran selisi-pusat. 36 Metode Numerik

12 Program 7. Mengitung turunan pertama dengan rumus ampiran selisi-maju, ampiran selisimundur, dan ampiran selisi-pusat. unction Aksen_maju(,, : real):real; { Mengitung (x) dengan rumus ampiran selisi-maju } begin Aksen_maju:(-)/; end; unction Aksen_mundur(_,, : real):real; { Mengitung (x) dengan rumus ampiran selisi-mundur } begin Aksen_mundur:(-_)/; end; unction Aksen_pusat(_,, : real):real; { Mengitung (x) dengan rumus ampiran selisi-pusat } begin Aksen_pusat:(-_)/(*); end; 7.7 Ringkasan Rumus-Rumus Turunan Di bawa ini dirangkum beberapa rumus peritungan turunan secara numerik, baik untuk turunan pertama, turunan kedua, dan seterusnya. Disertakan juga orde dari setiap rumus, dalam notasi O-besar. Rumus turunan dengan orde yang semakin tinggi menunjukkan nilai turunannya semakin teliti, namun jumla komputasinya makin banyak (jumla titik data yang diperlukan juga lebi banyak).. Rumus untuk turunan pertama ' + O() (selisi-maju) ' ' + O() (selisi-mundur) + O( ) (selisi-pusat) Bab 7 Turunan Numerik 36

13 ' O( ) (selisi-maju) ' O( 4 ) (selisi-pusat). Rumus untuk turunan kedua " + + O( ) (selisi-pusat) " + + O() (selisi-mundur) " + + O() (selisi-maju) " O( ) (selisi-maju) " O( 4 ) (selisi-pusat) 3. Rumus untuk turunan ketiga "' O() (selisi-maju) "' O( ) (selisi-pusat) 4. Rumus untuk turunan keempat (iv) (iv) O() (selisi-maju) O( ) (selisi-pusat) 4 36 Metode Numerik

14 7.8 Conto Peritungan Turunan Conto 7. Diberikan data dalam bentuk tabel sebagai berikut : x (x) (a) Hitungla '(.7) dengan rumus ampiran selisi-pusat orde O( ) dan O( 4 ) (b) Hitungla '(.4)dengan rumus ampiran selisi-pusat orde O( ) (c) Rumus apa yang digunakan untuk mengitung '(.3) dan '(.5)? Penyelesaian: (a) Orde O( ): ' Ambil titik-titik x -.5 dan x.9, yang dalam al ini x.7 terletak di tenga keduanya dengan.. '(.7) (.) 5.5 (empat angka bena) Orde O( 4 ): ' Bab 7 Turunan Numerik 363

15 Ambil titik-titik x -.3 dan x -.5, x.9, dan x., yang dalam al ini x.7 terletak di pertengaannya. '(.7) ( ) 8( 4.48) (.) (4 angka bena) (b) Orde O( ): Ambil titik-titik x -.3 dan x.5, yang dalam al ini x.4 terletak di tenganya dan.. '(.4) (.) 4.65 (4 angka bena) (c) Untuk mengitung '(.3) digunakan rumus ampiran selisi-maju, sebab x.3 anya mempunyai titik-titik sesudanya (maju), tetapi tidak memiliki titik-titik sebelumnya. Sebaliknya, untuk mengitung nilai '(.5) digunakan rumus ampiran selisi-mundur, sebab x.5 anya mempunyai titik-titik sebelumnya (mundur). Hampiran selisi-maju : ' '(.3) + O() Hampiran selisi-mundur : ' '(.5) + O() Metode Numerik

16 7.9 Ekstrapolasi Ricardson Ekstrapolasi Ricardson juga dapat diterapkan pada turunan numerik untuk memperole solusi yang lebi teliti. Misalkan D() dan D() adala ampiran '(x ) dengan mengambil titik-titik masing-masing sejarak dan. Misalkan untuk mengitung '(x ) digunakan rumus ampiran beda- pusat orde O( ) : D() / ( - - ) + O( ) ' + C +... (P.7.8) x - x x x - x - x x x D() ( ) ( - - ) + O(() ) ' + C() +... ' + 4C +... (P.7.9) Kurangi persamaan (P.7.8) dengan persamaan (P.7.9), mengasilkan : D() - D() -3C dari sini, C D ( ) D( ) 3 (P.7.) Sulikan (P.7.) ke dalam persamaan (P.7.8) : D() ' + [ D( ) D( ) ] 3 ' - /3 [ D() - D() ] atau ' D() + /3 [ D() - D() ] (P.7.) Ekstrapolasi Ricardson dapat diperluas penggunaannya untuk mendapatkan nilai turunan ungsi yang lebi baik (improve). Berdasarkan persamaan (P.7.) di atas dapat ditulis aturan: Bab 7 Turunan Numerik 365

17 D( ) + [ D( ) D( )] (P.7.) n ' yang dalam al ini n adala orde galat rumus yang dipakai. Misalnya digunakan rumus ampiran selisi-pusat orde O( ) dalam mengitung D() dan D(), maka n, seingga rumus ekstrapolasi Ricardsonnya adala seperti pada persamaan (P.7.). Catat juga bawa setiap perluasan ekstrapolasi Ricardson akan menaikkan orde galat dari O( n ) menjadi O( n+ ) (liat baasan esktrapolasi Ricardson pada Bab Integrasi Numerik). Conto 7. Diberikan data dalam bentuk tabel sebagai berikut : x (x) Tentukan '(.5) dengan ekstrapolasi Ricardson bila D() dan D() diitung dengan rumus ampiran selisi-pusat orde O( ) sampai 5 angka bena. Penyelesaian: D() selang titik yang dipakai: [.4,.6] dan. x -.4, x.5, x.6 D() ( ) (.) D() selang titik yang dipakai: [.3,.7] dan Metode Numerik

18 x -.3, x.5, x.7 D() ( ) (.) D(4) selang titik yang dipakai: [.,.9] dan.4 x -4., x.5, x 4.9 D(4) 4 4 (.45.59) (.4) D() dan D() keduanya diitung dengan rumus orde O( ), maka n, seingga '(.5) ' D() + /( - ) [ D() - D() ] /3 ( ) -.3 mempunyai galat orde O( 4 ) D() dan D(4) keduanya diitung dengan rumus orde O( ), maka n, seingga '(.5) ' D() + /( - ) [ D() - D(4) ] /3 ( ) -.35 mempunyai galat orde O( 4 ) D() -.3 dan D(4) -.35 mempunyai galat orde O( 4 ), maka n 4, seingga '(.5) ' D() + /( 4 - ) [ D() - D(4) ] /5 ( ) -.3 mempunyai galat orde O( 6 ) Tabel Ricardson : O( ) O( 4 ) O( 6 ) Jadi, '(.5) -.3. Bab 7 Turunan Numerik 367

19 7. Terapan Turunan Numerik dalam Bidang Pengolaan Citra Citra (image) merupakan kumpulan elemen gambar (picture element pixel) yang secara keseluruan merekam suatu adegan (scene) melalui pengindera visual (kamera) [DUL96]. Citra intensitas iala citra yang setiap pixel merekam intensitas caaya yang dipantulkan dari setiap titik di objek, misalnya citra biner, graylevel, berwarna, dan banyak-alur (multi-cannel). Untuk kebutuan pengolaan dengan komputer, citra disajikan dalam bentuk diskrit yang disebut citra digital. Citra digital dapat disajikan ole matriks yang berukuran M N dengan bentuk: M M M M M... N n M MN (P.7.) Tiap elemen matriks adala bilangan bulat dalam rentang [..55] untuk citra 8 bit. Sala satu proses yang terdapat dalam pengolaan citra iala pendeteksian tepi. Tepi merupakan eature yang penting pada suatu citra. Tepi dideinisikan sebagai perubaan intensitas yang besar dalam jarak yang singkat. Perbedaan intensitas inila yang menampakkan rincian pada gambar. Tepi biasanya terdapat pada batas antara dua daera berbeda pada suatu citra. Tepi memberikan inormasi batas-batas objek dengan lingkungannya atau dengan objek yang lain, eature untuk mengidentiikasi objek, dan untuk terapan penapisan citra. Pendeteksian tepi merupakan langka pertama untuk melingkupi inormasi di dalam citra. Tepi mencirikan batas-batas objek dan karena itu tepi berguna untuk proses segmentasi dan identiikasi objek di dalam citra. Tujuan operasi pendeteksian tepi adala untuk meningkatkan penampakan garis batas suatu daera atau objek di dalam citra. Sala satu pendekatamyang dipakai dalam pendeteksian sisi adala dengan kemiringan dierensial (dierential gradient). Secara matematis perubaan intensitas yang besar dalam jarak yang sangat singkat dapat dipandang sebagai suatu ungsi yang memiliki kemiringan yang besar. Pengukuran kemiringan suatu ungsi dilakukan dengan mengitung turunan pertamanya. Dalam citra digital, pendeteksian tepi dapat dilakukan dengan cara yang mirip, yaitu dengan turunan pertamanya secara parsial dalam ruang diskrit: 368 Metode Numerik

20 (x, y) / x / y x y (P.7.3) yang dalam al ini kedua turunan parsial dideinisikan sebagai D (x) D ( y) ( x y), x ( x y), y ( x x, y) + ( x, y) x ( x, y y) + ( x, y) y (P.7.4) (P.7.5) Biasanya x y, seingga persamaan turunan pertama menjadi: ( x, y) D ( x) ( x +, y) ( x, y) x ( x, y) D ( y) ( x, y + ) ( x, y) y Kekuatan tepi pada setiap pixel citra diitung dengan rumus: G[(x,y)] x + y (P.7.6) atau dengan rumus G[(x,y)] max ( x, y ) (P.7.7) Suatu pixel dianggap sebagai pixel sisi jika kekuatan tepinya di atas nilai ambang (tresold) tertentu. D (x) dan D ( y) merupakan ampiran selisi-maju. Hampiran lain yang dipakai adala ampiran selisi-pusat, yaitu: D (x) ( x y), x ( x + x, y) ( x x, y) x (P.7.8) D (y) ( x y), y ( x, y + y) ( x, y y) y (P.7.9) Gambar 7. adala conto asil deteksi semua tepi citra Lena, citra Camera, dan citra botol. Bab 7 Turunan Numerik 369

21 Gambar 7. Deteksi semua tepi citra Lena, camera, dan botol 37 Metode Numerik

22 Operator lain yang digunakan untuk mendeteksi sisi adala yang berdasarkan pada operasi turunan kedua (Gambar 7.3), yang dikenal dengan operator Laplace (Laplacian). Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi lebi akurat kususnya pada tepi yang curam. (x) / x / x (a) Tepi landai (b) Tepi curam Gambar 7.3 Operator Laplace Pada Gambar 7.3, kurva pada baris pertama menunjukkan perubaan intensitas suatu tepi. Baris kedua adala turunan pertamanya, dan baris ketiga adala turunan keduanya. Kolom kiri (a) adala untuk sisi yang landai sedangkan kolom (b) untuk sisi yang curam. Dari Gambar 7.3 terliat juga bawa turunan kedua dari tepi yang landai tidak terdapat persilangan-nol (zerro crossing), sedangkan pada tepi yang curam terdapat persilangan-nol yang ditandai dengan titik ( ). Persilangannol iala titik perubaan dari nilai positi ke negati atau sebaliknya. Jika digunakan ampiran selisi-maju, maka operator Laplace diturunkan sebagai berikut: Bab 7 Turunan Numerik 37

23 x + y D (D (x)) + D ( D ( y)) D ( (x + x, y) - D ( (x,y)) + x x D ( (x, y)) D ( (x, y + y) y ( x + x + x, y) ( x + x, y) ( x + x, y) ( x, y) x x + ( x, y + y + y) ( x, y + y) ( x, y + y) ( x, y) y y ( x + x, y) ( x + x, y) + ( x, ) ( x) ( x, y + y) ( x, y + y) + ( x, y) ( y) y y + (P.7.3) Biasanya, x x seingga bentuk (P.7.3) menjadi lebi sederana. Gambar 7.4 memperliatkan asil pendeteksian tepi pada citra botol dengan operator Laplace. (a) (b) Gambar 7.4 (a) citra botol; (b) asil pendeteksian tepi dengan operator Laplace 37 Metode Numerik

24 Tidak ada al besar yang terjadi dengan tiba-tiba, bakan yang lebi banyak daripada setangkai anggur atau sebutir bua ara sekalipun. Perlu waktu. Mula-mula ia berbunga, kemudian menjadi bua, dan akirnya matang. (Epictetus) Soal Latian. Jika x -, x, x + [a,b], perliatkanla " ( ) + E dan E - (iv) Jika adala polinom derajat tiga dan ' a a a + a + E tentukan nilai-nilai tetapan a -, a -, a, dan a. Perliatkan juga bawa E 4 (v) Diberikan tabel yang berisi titik-titik sebua ungsi : x (x) Bab 7 Turunan Numerik 373

25 (a) Tentukan nilai '(.) dan "(.) untuk. dan. dengan rumus ampiran selisi-pusat orde O( ). (b) Tabel di atas adala tabel (x) cos(x). Bandingkan jawaban yang anda perole dengan nilai sejatinya. 4. Misalkan / ' '(x + /) adala ampiran nilai turunan dengan rumus selisi-pusat orde O( ): / ' + O( ) (a) Perliatkan bawa galat pemotongan rumus tersebut adala - "' (b) Hitung '(.5) jika diketaui anya titik-titik berikut: (.,.8333), (.4,.743), (.6,.65), dan (.8,.5556) Gunakan empat angka bena. 5. Misalkan D() dan D(4) adala ampiran '(x ) dengan lebar selang dan 4 menggunakan rumus ampiran selisi-pusat orde O( 4 ). Turunkan rumus ektrapolasi Ricardson untuk mengitung perkiraan '(x ) yang lebi baik adala: '(x ) D() + [ D( ) D( 4) ] 5 Kemudian tentukan ampiran '(.) jika diketaui ungsinya (x) e x dalam selang [.8,.6] dengan Metode Numerik

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB)

TurunanNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) TurunanNumerik Baan Kulia IF4058 Topik Kusus Inormatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF4058 Topik Kusus Inormatika I: Metode Numerik/Teknik Inormatika ITB 1 DeinisiTurunan(derivati) '(x) = lim 0 (

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

MAKALAH METODE NUMERIK

MAKALAH METODE NUMERIK MAKALAH METODE NUMERIK Pemanfaatan Metode Numerik Turunan dan Integrasi Numerik dalam Bidang IT Disusun Oleh : Ismail Wibi Wicaksono NRP : 2103157011 Jurusan : Teknik Informatika POLITEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

dx = F(x) + C (P.6.1)

dx = F(x) + C (P.6.1) Bab 6 Integrasi Numerik Pelajarila jagad raya ini. Jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewala karena anda tidak mengenal dunia. (Kong Fu Tse - filusuf Cina) Di dalam kalkulus, integral

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1)

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1) IntegrasiNumerik (Bag. ) Baan Kulia IF458 Topik Kusus Informatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF458 Topik Kusus Informatika I: Metode PersoalanIntegrasiNumerik Hitungla nilai Integral-Tentu yang

Lebih terperinci

BAB III INTEGRASI NUMERIK

BAB III INTEGRASI NUMERIK Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Moamad Sidiq PERTEMUAN : 8 DIFERENSIASI NUMERIK METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Moamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK Pada bab ini dibaas konsep dasar dierensiasi dan integrasi numerik, meliputi teknik pendekatan atau pengampiran, metode komputasi numerik berkaitan dengan bentuk dierensial

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd Galeri Soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April Semoga sedikit conto soal-soal ini dapat membantu siswa dalam mempelajari Matematika kususnya Bab Limit Kami mengusaakan agar soal-soal yang kami baas

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3. BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran: Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode numerik. Mengetahui kenapa metode numerik perlu dipelajari. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian persoalan numerik.

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL

TURUNAN / DIFERENSIAL TURUNAN DAN DIFERENSIAL TURUNAN / DIFERENSIAL 4. Devinisi Turunan Derivati Turunan ungsi adala yang nilainya pada bilangan dan dideinisikan ole : ' lim0 untuk semua dengan limit tersebut ada. Conto Andaikan cari 4? Penyelesaian

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan Galeri Soal Soal dengan Pembaasan, Soal Latian Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April MatikZone s Series Email : matikzone@gmailcom Blog : HP : 8 8 8 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengkutip

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk

BAB II DASAR TEORI. Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Gambar Digital Gambar dapat direpresentasikan ke dalam dua macam bentuk yaitu bentuk kontinu dan bentuk digital. Dengan menggunakan definisi gambar dalam representasikan

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA)

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA) MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) Muammad Zainal Abidin Personal Blog SMAN Bone-Bone Luwu Utara Sulsel ttp://meetabied.wordpress.com PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini

Lebih terperinci

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI

Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI Matematika Lanjut SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI . SOLUSI PERSAMAAN NON LINIER Metode Biseksi Fungsi kontinu pada [a,b] Akarnya = p & p [a,b] Untuk setiap iterasi akan membagi interval yang memuat = p

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU PROSIDING ISSN: 50-656 METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU Danar Ardian Pramana, M.Sc 1) 1) DIV TeknikInformatikaPoliteknikHarapanBersama danar_ardian@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat Metode Numerik (IT 402) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 2 Konsep Deret & Jenis-jenis Galat ALZ DANNY WOWOR 1. Pengatar Dalam Kalkulus, deret sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

FUNGSI KABUR. Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

FUNGSI KABUR. Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika FUNGSI KBUR Tugas kir Diajukan untuk memenui Sala Satu Syarat Memperole Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Disusun ole: Nama : Retno Triyanti NIM : 4 PROGRM STUDI MTEMTIK FKULTS SINS DN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Operasi Geometri () Kartika Firdaus UAD tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setela mempelajari materi ini, maasisa diarapkan mampu: menerapkan aplikasi pada operasi geometri aitu: pencerminan

Lebih terperinci

DEFINISI TURUNAN. dy dx

DEFINISI TURUNAN. dy dx DEFINISI TURUNAN Turunan dari y () teradap dideinisikan dengan : dy d lim ( y () ) - () Tentukan turunan dari ungsi ini ) )( ( () g. () b. (). 4 () a. () j. () e. ) ( () i. () d. (-) ) ( (). 7 () c. -5

Lebih terperinci

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP STATISTICS WEEK 8 By : Hanung N. Prasetyo BAHASAN Pengertian Hypotesisdan Hypotesis Testing Tipe Kesalaan dalam Pengujian Hipotesis Lima Langka Pengujian Hipotesis Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi Uji

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 26 Februari 2014 9.6 Deret Pangkat Kuliah yang Lalu Menentukan selang kekonvergenan deret pangkat 9.7 Operasi pada Deret Pangkat Mlkk Melakukan

Lebih terperinci

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON Tomi Tristiono 1 1 adala Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Te

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

Metode Numerik & Lab. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Metode Numerik & Lab. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin Metode Numerik & Lab Muhtadin, ST. MT. Agenda Intro Rencana Pembelajaran Ketentuan Penilaian Deret Taylor & McLaurin Analisis Galat Metode Numerik & Lab - Intro 3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Sinun Kemirinan tali busur PQ adala : m PQ Jika à, maka tali busur PQ akan beruba menjadi

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dynamic atau CFD merupakan ilmu yang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindaan panas dan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi dan Soal-soal

Rangkuman Materi dan Soal-soal Rangkuman Materi dan Soal-soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, S.Pd matikzone@gmail.com / www.matikzone.co.cc Rangkuman Materi dan Conto Soal. Definisi dy df Turunan dari fungsi y f ( adala y ' f '( ( y'

Lebih terperinci

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT

REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT 1 REPRESENTASI DAN TEORI APOS UNTUK MENGEKSPLORASI PEMAHAMAN MATEMATIKA MAHASISWA PADA KONSEP LIMIT Disusun ole: Ela Nurlaela Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendauluan

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL BB V INYEMEN VERTIK linyemen vertikal adala perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan lajur ara atau melalui tepi dalam masing masing perkerasan

Lebih terperinci

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22 Kamiran Persamaan-persamaan Bab Di akir bab ini, anda sepatutnya: faam asas bagi teori Ekstrapolasi Ricardson dan bagaimana ia digunakan ke atas algoritma Romberg dan pembezaan secara berangkanya Dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL

PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL Dosen Tetap Yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo E-Mail: nirsal_uncpftkom@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan Konvolusi Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Filter / Penapis Digunakan untuk proses pengolahan citra: Perbaikan kualitas citra (image enhancement) Penghilangan

Lebih terperinci

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK

PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK 6 PENURUNAN FUNGSI SECARA NUMERIK Èada bab ini kita membicarakan metode numerik untuk menaksir nilai turunan suatu fungsi. Suatu fungsi, baik diketahui rumusnya secara eksplisit maupun dalam bentuk data

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata...

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... iii v xi 1. Metode Numerik Secara Umum... 1 1.1 Metode Analitik versus Metode Numerik... 4 1.2 Metode Numerik dalam Bidang Rekayasa... 6

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudiram ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 8- Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 8 Teori Pita Energi Tentang Padatan Setela mempelajari bagaimana atom

Lebih terperinci

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital Pendahuluan Citra digital direpresentasikan dengan matriks. Operasi pada citra digital pada dasarnya adalah memanipulasi elemen- elemen matriks. Elemen matriks

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA dan PENGANTAR PEMROGRAMAN

METODE BEDA HINGGA dan PENGANTAR PEMROGRAMAN Praktikum m.k Model dan Simulasi Ekosistem Hari / Tanggal : Nilai METODE BEDA HINGGA dan PENGANTAR PEMROGRAMAN Nama : NIM : Oleh PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin Metode Numerik Muhtadin, ST. MT. Agenda Intro Rencana Pembelajaran Ketentuan Penilaian Deret Taylor & McLaurin Analisis Galat 2 Metode Numerik & Teknik Komputasi - Intro 3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN

LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN LONCATAN AIR PADA SALURAN MIRING TERBUKA DENGAN VARIASI PANJANG KOLAM OLAKAN Ign. Sutyas Aji ) Maraden S ) ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta ) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM

Lebih terperinci

ALIRAN BERUBAH BERATURAN

ALIRAN BERUBAH BERATURAN ALIRAN BERUBAH BERATURAN Kondisi ini terjadi jika gaya penggerak dan gaya geser tidak seimbang, asilnya bawa kedalaman aliran beruba beraturan sepanjang saluran. S f v g Grs. orizontal Grs. energi Y Cos

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu II. TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu hidup dalam tekhnik ketahanan. Distribusi ini adalah distribusi serbaguna yang dapat

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear.

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Dalam matematika terapan seringkali harus mencari selesaian persamaan yang berbentuk f() = 0 yakni bilangan o sedemikian sehingga f( o ) = 0. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP METODE NUMERIK Disusun oleh Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, MT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP 2015 Metode Numerik i KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010 Metode Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA 10 Maret 2010 (Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA) Metode 10 Maret 2010 1 / 16 Ekspansi Taylor Misalkan f 2 C [a, b] dan x 0 2 [a, b], maka untuk

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA MAKALAH OLEH KELOMPOK DUA NAMA : GIYATNI ( 40077 ) SEPTI PRATIWI ( 400796 ) 3HARI YADI (400763 ) PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA MATA KULIAH : GEOMETRI TRANSFORMASI DOSEN PENGAMPU : PADLI MPd SEKOLAH

Lebih terperinci

Metode Numerik Analisa Galat & Deret Taylor. Teknik Informatika-Unitomo Anik Vega Vitianingsih

Metode Numerik Analisa Galat & Deret Taylor. Teknik Informatika-Unitomo Anik Vega Vitianingsih Metode Numerik Analisa Galat & Deret Taylor Teknik Inormatika-Unitomo Anik Vega Vitianingsih TEORI KESALAHAN (GALAT) -Penyelesaian numerik dari suatu persamaan matematik hanya memberikan nilai perkiraan

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik IF223 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF223 Aljabar Geometri Apa itu Metode Numerik? Numerik: berhubungan

Lebih terperinci

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Interpolasi Para rekayasawan dan ahli ilmu alam sering bekerja dengan sejumlah data diskrit (yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel). Data di dalam tabel

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG ANAISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TBE 0856MG Roy Indra esmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin niversitas Jenderal Amad Yani, Cimai Bandung Email: royindralesmana@gmail.om Abstrak Bongkaan es akan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini

Lebih terperinci