Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Matematika Lanjut 2 SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI"

Transkripsi

1 Matematika Lanjut SISTIM INFORMASI FENI ANDRIANI

2 . SOLUSI PERSAMAAN NON LINIER

3 Metode Biseksi Fungsi kontinu pada [a,b] Akarnya = p & p [a,b] Untuk setiap iterasi akan membagi interval yang memuat = p dan berenti bila mencapai suatu bilangan yang berada dalam toleransi ditetapkan Hanya ada akar dalam [X,X ] maka X *X Titik tenga interval X =½X + X 3

4 Metode Biseksi lanjutan Bila X *X maka akar p [X,X ] Ulangi iterasi pada interval [X,X ] yang baru dalam al ini [X,X ] Pada kasus lainnya, yakni bila X *X >, maka akar p [X,X ] Ulangi iterasi pada interval [X,X ] yang baru dalam al ini [X,X ] 4

5 Metode Biseksi lanjutan Setela dilakukan n kali iterasi biseksi, akan diperole interval yang lebarnya ½ n X X Bila ½ n X X <t maka akarnya berselisi kurang dari t teradap kedua titik ujung interval kecil terakir tsb. 5

6 Metode Biseksi lanjutan Bila diinginkan toleransi kesalaan lebi kecil dari t, maka diperlukan paling sedikit logx X iterasi biseksi, kecuali bila akarnya tepat pada ujung interval. 6

7 Algoritma Biseksi INPUT X,X,FX,T WHILE [X X T OR FX *FX ] DO X = X + X / IF FX *FX > THEN X = X ELSE X = X ENDIF ENDWHILE 7

8 Algoritma Biseksi IF FX = THEN OUTPUT X ELSE IF FX = THEN OUTPUT X ELSE OUTPUT X ENDIF 8

9 KEUNTUNGAN BISEKSI Selalu berasil menemukan akar solusi yang dicari, atau dengan kata lain selalu konvergen. 9

10 KELEMAHAN BISEKSI Bekerja sangat lambat. Tidak memandang bawa sebenarnya akar atau solusi yang dicari tela berada dekat sekali dengan X ataupun X.

11 METODE REGULA FALSI Sala satu alternati untuk mempercepat peritungan akar solusi. Tetapkan interval awal [X,X ] yang memuat akar solusi. Hitung X yang merupakan titik ujung interval baru : titik potong garis lurus dari titik [X,X ] ke titik [X,X ] dengan sumbu X.

12 METODE REGULA FALSI Persamaan garis lurus melalui titik [X,X ] dan [X,X ], yaitu : y

13 3 METODE REGULA FALSI Garis tersebut berpotongan dengan sumbu X Y = dengan titik absisnya yaitu X, seingga diperole :

14 METODE REGULA FALSI Penetapan interval baru: bila FX *FX < maka intervalnya menjadi [X, X ] bila FX *FX > maka intervalnya menjadi [X, X ] 4

15 Metode Regula Falsi Pengulangan/iterasi mencari X dan interval baru dilakukan berdasarkan nilai toleransi atau bila akarnya belum ditemukan Sebaiknya nilai toleransi secara relati mengacu pada : error aproksimasi 5

16 ALGORITMA REGULA FALSI INPUT X,X,T,FX, MAX I=; FOUND = alse REPEAT I=I+ X = X -X - X *FX /FX -FX IF FX *FX < THEN X = X 6

17 ALGORITMA REGULA FALSI ELSE X = X ENDIF IF X - X / X T OR I=MAX THEN FOUND=true ENDIF UNTIL FOUND=true OUTPUT X 7

18 KELEMAHAN REGULA FALSI Hanya sala satu titik ujung interval X atau X yang bergerak menuju akar dan yang lainnya selalu tetap untuk setiap iterasi. Seingga mungkin [X, X ] masi cukup besar jaraknya bila menggunakan batas X - X T padaal X X atau X X 8

19 KELEMAHAN Regula alsi al tersebut dikenal dengan pendekatan error mutlak. diperbaiki dengan pendekatan Error relati : T atau T 9

20 Metode Sekan Disebut juga Metode Interpolasi Linear Dalam prosesnya tidak dilakukan penjepitan akar atau dpl. [X, X ] tidak arus mengandung akar yang akan dicari. Seingga dan bisa bertanda sama Untuk mencari X, sama dengan metode REGULA FALSI

21 Metode Sekan lanjutan Untuk iterasi berikutnya akan diperole interval baru [X, X ] dengan cara pergeseran: X X, X X Iterasi berlangsung sampai batas maksimum Ma. atau sampai dipenuinya batas Toleransi T: X - X / X T \/ Nilai kesalaan relati

22 Metode Sekan lanjutan Proses Pencapaian Akar Mtd. SEKAN Tamba gambar! alaman akir

23 Algoritma Sekan INPUT X, X, T, Ma, F i = Found = alse REPEAT i = i + X = X X X *FX /FX FX X = X X = X 3

24 Algoritma Sekan lanjutan IF X - X / X T i = Ma Found = true ENDIF UNTIL Found = true OUTPUT X OR THEN 4

25 5

26 METODE ITERASI TITIK TETAP Syaratnya: = dapat diuba menjadi bentuk: = g yang tidak unik Cari akar dgn pertidaksamaan rekurens: X k+ = gx k ; untuk k =,,, 3, dgn X asumsi awalnya, seingga diperole barisan X, X, X, X 3, yang diarapkan konvergen ke akarnya. Jika g ε *a, b+ dan g k dgn k< Utk setiap ε [a, b], maka titik tetap tersebut tunggal dan iterasinya akan konvergen menuju akar 6

27 METODE ITERASI TITIK TETAP cont d Dari bentuk = g, berarti akar dari tak lain adala perpotongan antara garis lurus y = dan kurva y = g. 7

28 8

29 CONTOH KASUS CONTOH: = e / ; bentuk = g, yaitu: = e / dapat ditulis: = e / = sg didapat = g, antara lain: a. = e / b. = e / ln = / ln e = /ln c. = e / = + e / = / + e / 9

30 CONTOH KASUS lanjutan ambil =.5 periksa kekonvergenan iterasi: a. g = - / e / g = - /.5 e /.5 =.? 3

31 METODE NEWTON-RAPHSON Waktu pencarian akarnya relati lebi cepat dibandingkan metode lainnya. Memanaatkan turunan ungsi pada suatu titik P [, ] Membuat garis singgung pada titik P tsb yg memotong sumbu didapat i+ Sampai ditemukan akarnya sesuai batas toleransi/error yg diberikan 3

32 Gambar Graik 3

33 METODE NEWTON-RAPHSON lanjutan Persamaan garis singgung melalui P [X, X ] adala: y X = X. X X dgn X : gradien garis singgung Persamaan tsb memotong sumbun di titik X, maka akan diperole: - X = X. X X X. X - X. X = - X X = X - X / X 33

34 METODE NEWTON-RAPHSON lanjutan Secara Rekurens, persamaan tsb dinyatakan menjadi: X i+ = X i - X / X Utk i =,, 3, X i : turunan pertama X pada = i. 34

35 . SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER SPL

36 SISTEM PERSAMAAN LINIER SPL Bentuk umum : dimana,,..., n variabel tak diketaui, a ij, b i, i =,,..., m; j =,,..., n bil. diketaui. Ini adala SPL dengan m persamaan dan n variabel. SPL Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK

37 ILUSTRASI GRAFIK SPL persamaan variabel: Masing-masing pers berupa garis lurus. Penyelesaiannya adala titik potong kedua garis ini. kedua garis sejajar kedua garis berpotongan kedua garis berimpitan

38 PENYAJIAN SPL DALAM MATRIKS SPL BENTUK MATRIKS STRATEGI MENYELESAIKAN SPL: mengganti SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai penyelesaian sama ekuivalen tetapi dalam bentuk yang lebi sederana.

39 TIGA OPERASI YANG MEMPERTAHANKAN PENYELESAIAN SPL SPL. Mengalikan suatu persamaan dengan konstanta tak nol.. Menukar posisi dua persamaan sebarang. 3. Menambakan kelipatan suatu persamaan ke persamaan lainnya. MATRIKS. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol.. Menukar posisi dua baris sebarang. 3. Menambakan kelipatan suatu baris ke baris lainnya. Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER OBE SPL atau bentuk matriksnya diola menjadi bentuk sederana seingga tercapai elemen tak nol pada suatu baris

40 CONTOH DIKETAHUI i ii iii kalikan pers i dengan -, kemudian tambakan ke pers ii. kalikan baris i dengan -, lalu tambakan ke baris ii. kalikan pers i dengan -3, kemudian tambakan ke pers iii. kalikan baris i dengan -3, lalu tambakan ke baris iii. kalikan pers ii dengan /. kalikan baris ii dengan /.

41 LANJUTAN CONTOH kalikan pers ii dengan /. kalikan baris ii dengan /. kalikan pers ii dengan -3, lalu tambakan ke pers iii. kalikan brs ii dengan -3, lalu tambakan ke brs iii. kalikan pers iii dengan -. kalikan brs iii dengan -. kalikan pers ii dengan -, lalu tambakan ke pers i. kalikan brs ii dengan -, lalu tambakan ke brs i.

42 Lanjutan CONTOH kalikan pers ii dengan -, lalu tambakan ke pers i. kalikan brs ii dengan -, lalu tambakan ke brs i. kalikan pers iii dengan -/, lalu tambakan ke pers i dan kalikan pers ii dg 7/, lalu tambakan ke pers ii kalikan brs iii dengan -/, lalu tambakan ke brs i dan kalikan brs ii dg 7/, lalu tambakan ke brs ii Diperole penyelesaian =, y =, z = 3. Terdapat kaitan menarik antara bentuk SPL dan representasi matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan METODA ELIMINASI GAUSS. KERJAKAN EXERCISE SET.

43 BENTUK ECHELON-BARIS Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut: maka SPL ini mempunyai penyelesaian =, y =, z = 3. Matriks ini disebut bentuk ecelon-baris tereduksi. Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adala sbb:. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen tak nol pertama adala. Brs ini disebut mempunyai leading.. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawa. 3. Leading pada baris lebi atas posisinya lebi kiri daripada leading baris berikut. 4. Setiap kolom yang memuat leading, elemen lain semuanya.

44 Bentuk ecelon-baris dan ecelon-baris tereduksi Matriks yang memenui kondisi,, 3 disebut bentuk ecelon-baris. CONTOH bentuk ecelon-baris tereduksi: CONTOH bentuk ecelon-baris:

45 Bentuk umum ecelon-baris dimana lambang dapat diisi bilananga real sebarang.

46 Bentuk umum ecelon-baris tereduksi dimana lambang dapat diisi bilananga real sebarang.

47 Penyelesaian SPL melalui bentuk ecelon-baris Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb: Tentukan penyelesaian masing-masing SPL di atas.

48 METODA GAUSS-JORDAN Ide pada metoda eliminasi Gauss adala menguba matriks ke dalam bentuk ecelon-baris tereduksi. CONTOH: Diberikan SPL berikut. Bentuk matriks SPL ini adala:

49 -B + B B 5B +B 3 B 3 B 4 B 4 +4B B 3 B 4 B 3 B 3 /3-3B 3 +B B B +B B

50 Akirnya diperole: Akirnya, dengan mengambil := r, 4 := s dan 5 := t maka diperole penyelesaian: dimana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak beringga banyak penyelesaian.

51 METODA SUBSTITUSI MUNDUR Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut: Bentuk ini ekuivalen dengan: LANGKAH : selesaikan variabel leading, yaitu 6. Diperole: LANGKAH : mulai dari baris paling bawa subtitusi ke atas, diperole

52 LANJUTAN SUBSTITUSI MUNDUR LANGKAH 3: subtitusi baris ke dalam baris, diperole: LANGKAH 4: Karena semua persamaan suda tersubstitusi maka peker-jaan substitusi selesai. Akirnya dengan mengikuti langka pada metoda Gauss-Jordan sebelumnya diperole:

53 Eliminasi Gaussian Menguba menjadi bentuk ecelon-baris tidak perlu direduksi, kemudian menggunakan substitusi mundur. CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian PENYELESAIAN: Diperatikan bentuk matriks SPL berikut: Dengan menggunakan OBE diperole bentuk ecelon-baris berikut:

54 SISTEM PERSAMAAN LINIER SPL Bila diketaui SPL dengan n persamaan dan n variabel, sebagai berikut : a + a + + a n n = a n+.. a + a + + a n n = a n+.. : a n + a n + + a nn n = a nn+.. n Maka solusinya dapat diperole dengan cara : 54

55 Algoritma pseudo code IGS - Langka ke- : Tebak sebarang nilai awal untuk variabel, 3,..., n. Namakan nilai awal tersebut, 3,, n. Langka ke- : Substitusikan, 3,, n ke SPL untuk memperole nilai lalu namakan dengan. 55

56 Algoritma pseudo code IGS - Langka ke-3 : Substitusikan, 3, 4,, n ke SPL untuk memperole nilai lalu namakan dengan. Langka ke-4 : Substitusikan,, 4, 5,, n ke SPL 3 untuk memperole nilai 3 lalu namakan dengan 3. 56

57 Algoritma pseudo code IGS - 3 Langka ke-5 : dan seterusnya, sampai diperole,, 3,, n-, selanjutnya substitusika ke SPL n untuk memperole nilai n lalu namakan dengan n. Iterasi ke- selesai dengan diperolenya nilai :,, 3,, n-, n. 57

58 Algoritma pseudo code IGS - 4 Langka ke-6 : Ulangi langka ke- s/d ke-5 substitusikan, 3,, n ke SPL untuk memperole nilai lalu namakan dengan. Sampai nanti diperole nilai,, 3,, n-, n. 58

59 Algoritma pseudo code IGS - 5 Langka ke-7 : Iterasi berakir pada iterasi ke-k, bila : j k j k+ < T dengan T nilai toleransi kesalaan yang suda ditetapkan sebelumnya. 59

60 Tingkat Konvergensinya Algoritma tersebut BELUM TENTU KONVERGEN!!! Syarat Konvergensi : Matriks koeisiennya A arus bersiat DIAGONALLY DOMINANT 6

61 Matriks Diagonally Dominant dan i a ii dengan n j ; ji a ij n a a ii ij j; i ji 6

62 Conto Soal : Diketaui SPL sebagai berikut : 3 = 3 + = Carila nilai dan dengan menggunakan metode iterasi Gauss-Seidel dengan Toleransinya,5! 6

63 Jawab Conto Soal : Periksa tingkat konvergensinya. Diperole bawa : a =3 ; a = ; a = ; a = a a untuk i j j; j 3 a a untuk i j j; j 63

64 Jawab Conto Soal : Jadi SPL tersebut TIDAK DIAGONALLY DOMINANT. Seingga tidak akan konvergen bila dipecakan dengan metode Iterasi Gauss- Seidel. Untuk itu, uba penyajian SPL nya menjadi : + = 3 = 3 Periksa tingkat konvergensinya!! 64

65 Jawab Conto Soal : 3 Periksa tingkat konvergensinya. Diperole bawa : a = ; a = ; a = 3 ; a = a a untuk i j j; j a a untuk i j j; j 3 65

66 Jawab Conto Soal : 4 Jadi SPL asil perubaannya bersiat DIAGONALLY DOMINANT konvergen Selanjutnya jalankan algoritmanya teradap SPL :! + = 3 = 3 66

67 Jawab Conto Soal : 5 Iterasi ke- :. Tebak nilai awal =. Substitusikan = ke SPL : + = + = = didapat = 3. Substitusikan = ke SPL : 3 = 3 3. = 3 6 = 3 =,3 didapat =,3 67

68 Jawab Conto Soal : 6 Iterasi ke- :. Substitusikan =,3 ke SPL : + = +,3 = =,7 didapat =,7 3. Substitusikan =,7 ke SPL : 3 = 3 3.,7 = 3 5, = 3 =, didapat =, 68

69 Jawab Conto Soal : 7 Iterasi ke-3 :. Substitusikan =, ke SPL : + = +, = =,79 didapat 3 =,79 3. Substitusikan =,79 ke SPL : 3 = 3 3.,79 = 3 5,37 = 3 =,37 didapat 3 =,37 Dan seterusnya.. 69

70 Jawab Conto Soal : 8 Iterasi ke-4, ke-5 dst Lanjutkan sendiri, sebagai latian!! Ingat, proses iterasi akan berenti bila kondisi j k j k+ <,5 Terpenui!! 7

71 Jawab Conto Soal : 9 Rangkuman Proses Iterasinya : Iterasi ke-,,3,7, 3,79,37 4,763,9 5,77,3 7 6,769,3

72 ALGORITMA IGS INPUT An,n+, e, mait INPUT i nilai awal k ; big WHILE k mait and big e DO big FOR i = TO n sum FOR j = TO n IF j i THEN NEXT j temp a i n+ sum / a ii relerror abs i temp / temp IF relerror big THEN big relerror i temp NEXT I k k + ENDWHILE IF k > mait THEN OUTPUT TDK KONVERGEN ELSE OUTPUT KONVERGEN ENDIF OUTPUT i sum sum + aij 7

73 3. INTERPOLASI

74 INTERPOLASI Para rekayasawan dan ali ilmu alam sering bekerja dengan sejumla data diskrit yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel. Data didalam tabel mungkin diperole dari asil pengamatan dilapangan, asil pengukuran dilaboratorium, atau tabel yang diambil dari buku-buku acuan.

75 Conto : Sebua pengukuran isika untuk menentukan ubungan antara tegangan yang diberikan kepada baja taan karat dan waktu yang diperlukan ingga baja tsb pata y = Tegangan yang diterapkan, kg/mm y = waktu pata, jam

76 Interpolasi adala teknik mencari arga suatu ungsi pada suatu titik diantara titik yang nilai ungsi pada ke- titik tersebut suda diketaui dpl. : cara menentukan arga ungsi dititik * ε [, n ] dengan menggunakan inormasi dari seluru atau sebagian titik-titik yang diketaui,,., n. n. n 76

77 Perbedaan Interpolasi dan Ekstrapolasi

78 Teknik Umum yang digunakan : i Membentuk polinomial berderajat n yg mempunyai arga ungsi di titik-titik yang diketaui Polinomial Interpolasi ii Masukkan titik yang ingin dicari arga ungsinya ke dalam polinomial interpolasi 78

79 Jenis Interpolasi Interpolasi Linier Interpolasi Kuadrat Interpolasi Lagrange Interpolasi Newton 79

80 Interpolasi Linier L

81 Interpolasi Kudrat L

82 Interpolasi Qubic L 3

83 INTERPOLASI LINIER Misalkan ada m bilangan :,,., m dan bilangan lain yang berkaitan : y, y,., y m maka masalanya : berapa arga y* pada * ε [ k, k+ ]? y y k+? y* y k 83 k * k+

84 84 Ambil ruas garis yang mengubungkan titik k,y k dan k+,y k+ Diperole persamaan garisnya : * * k k k k k k y y y y * * k k k k k k y y y y k k k k k k y y y y * * INTERPOLASI LINIER

85 INTERPOLASI LINIER 3 Jadi persamaan garisnya adala : * k y* yk yk k k y y k y k+? y* y k 85 k * k+

86 Conto : Diketaui data sebagai berikut : y Tentukan arga y pada = 6,5! Jawab : = 6,5 terletak antara =6 & =7 y y y k k k k yk 6, ,5 7 6 y k Hasilnya 86

87 Conto : Alternati : = 6,5 terletak antara = & =7 y y k k k k yk y k y 6,5 5, Hasilnya

88 Conto : y Bandingkan asil kedua jawaban tersebut!! Mana yang mendekati jawaban yang sesunggunya..?? Karena ub. & y adala y = maka untuk arga = 6,5 didapat y = 6,5 = 4,5 => Kesalaan mutlak E : 4,5 4,5 =,5 88

89 Conto : 4 Kesalaan mutlak E, untuk : y = 4,5 4,5 4,5 =,5 = 5 % Sedangkan untuk y = ,5 = 3,5 = 35 % 89

90 Conto- : Diketaui tabel akar bilangan sbb : N.,4,5,6. N /.,4687,4669, Tentukan akar dari,55,55 / =,4669 +,5/,,46969,4669 =,4669 +,7,55 / =,46799 Kesalaan mutlaknya, ,46799 =,8 Tentukan akar dari,53 dan Kesalaan mutlaknya! 9

91 Conto 3: Jarak yang dibutukan sebua kendaraan untuk berenti adala ungsi kecepatan. Data percobaan berikut ini menunjukkan ubungan antara kecepatan dan jarak yang dibutukan untuk mengentikan kendaraan. Perkirakan jarak enti yang dibutukan bagi sebua kenderaan yang melaju dengan kecepatan 45 mil/jam.

92 Conto 3: maka untuk mencari nilai =45 maka,

93 INTERPOLASI KUADRAT Banyak kasus, penggunaan interpolasi linier tidak memuaskan karena ungsi yang diinterpolasi berbeda cukup besar dari ungsi linier Untuk itu digunakan polinomial lain yg berderajat dua interpolasi kuadrat atau lebi mendekati ungsinya Caranya : - Pili 3 titik & buat polinomial berderajat dua melalui ke - 3 titik tsb., sg dpt dicari arga gs. pada = * - Pemilian ke-3 ttk tsb., dapat : - k- < k < k+ atau - k- < * < k < k+ 93

94 Persamaan umum Polinomial kuadrat : P = a + a + a..* 3 titik k-,y k-, k,y k & k+,y k+ dilalui gs. P berarti: y k- = a + a k- + a k- y k = a + a k + a k. ** y k+ = a + a k+ + a k+ => Akan diperole dari 3 pers. yaitu a, a dan a kemudian subst. ke * & diperole pers. kuadrat, sg dapat dicari nilai gs. untuk = * yaitu P* = a + a * + a * => Sistim pers. non omogen ** memp. solusi dan solusinya unik tunggal 94

95 Conto : Diberikan titik ln8 =.794, ln9 =.97, ln9.5 =.53. Tentukan nilai ln9. dengan interpolasi kuadrat Sistem Pers Linier yang terbentuk. 64 a + 8 b + c = a + 9 b + c = a b + c =.53 Penyelesaian a= -.64 b =.66 c =.676 Seingga p9. =.9

96 INTERPOLASI LAGRANGE Interpolasi Lagrange adala sala satu ormula untuk interpolasi berselang tidak sama selain ormula interpolasi Newton umum & metoda Aitken. Walaupun demikian dapat digunakan pula untuk interpolasi berselang sama. Misalkan gs. y kontinu & dierensiabel sampai turunan n+ dalam interval buka a,b. Diberikan n+ titik,y,,y,, n,y n dengan nilai tidak perlu berjarak sama dengan yang lainnya, dan akan dicari suatu polinom berderajat n. Untuk pemakaian praktis, ormula interpolasi Lagrange dapat dinyatakan sbb. : 96

97 97 Formula Interpolasi Lagrange Jika y : nilai yang diinterpolasi; : nilai yg berkorespondensi dg y,,., n : nilai dan y, y,., y n : nilai y y y n n y n n n n n n n n y

98 Conto : Nilai yg. berkorespondensi dengan y = log adala : X log,477,489,4843,487 Carila log 3? Untuk mengitung y = log 3 dimana = 3, maka nilai diatas menjadi = 3 = 34 = 35 3 = 37 y =,477 y =,489 y =,4843 y 3 =,487 98

99 99 Dengan menggunakan interpolasi lagrange 477, y, , , ,76 4,477 4,9658,739,4786 y

100 Polinom Newton Polinom Lagrange kurang disukai dalam praktek karena : Jumla komputasi yang dibutukan untuk satu kali interpolasi adala besar. Interpolasi untuk nilai yang lain memerlukan jumla komputasi yang sama karena tidak ada bagian komputasi sebelumnya yang dapat digunakan. Bila jumla titik data meningkat atau menurun, asil komputasi sebelumnya tidak dapat digunakan. Karena tidak ada ubungannya antara p n- dan p n pada polinom Lagrange Polinom yang dibentuk sebelumnya dapat digunakan untuk membentuk polinom derajat yang lebi tinggi.

101 Polinom Newton Persamaan Polinom Linier Bentuk pers ini dapat ditulis : Yang dalam al ini Dan Pers ini mrpk bentuk selis terbagi divided-dierence y y y p a a p y a y y a ], [ a

102 Polinom Newton Polinom kuadratik Atau Dari pers ini menunjukkan bawa p dapat dibentuk dari pers sebelumnya p. Nilai a dapat ditemukan dengan mengganti = untuk mendapatkan 3 Nilai a dan a pada pers dan dimasukkan pada pers 3 a a a p a p p a a a a

103 Polinom Newton Dengan melakukan utak-atik aljabar, pers ini lebi disukai ], [ ], [ a

104 Polinom Newton Jadi taapan pembentukan polinom Newton : a p p a a p a a a p a p p 3 3 a p p 3 3 a a a a p

105 Polinom Newton Nilai konstanta a, a, a,, a n, merupakan nilai selisi terbagi, dg nilai Yang dalam al ini ],,...,, [ ],, [ ], [ a a a a n n n,,...,, [ ],...,, [ ],,...,, [ ], [ ], [ ],, [ ], [ n n n n n n n k i k j j i k j i j i j i j i

106 Karena a, a,a, an, merupakan nilai selisi terbagi, maka polinom Newton dinamakan polinom interpolasi selisi terbagi Newton. Nilai selisi terbagi dapat diitung dengan menggunakan tabel yng disebut tabel selisi terbagi. 6

107 Polinom Newton Dengan demikian polinom Newton dapat ditulis dalam ub rekursi sebagai : Rekurens basis Atau dalam bentuk polinom yang lengkap sbb : ],,...,, [... p p n n n n n p ],,...,, [... ],, [ ], [ p n n n n

108 Conto Soal : Bentukla polinom Newton derajat satu, dua, tiga dan empat yang mengampiri =cos dalam range[., 4] dan jarak antar titik adala.. Lalu taksirla dengan =.5 dengan Polinom Newton derajat 3. i y i ST- ST- ST-3 ST

109 Conto Soal : Conto cara mengitung nilai selisi terbagi pada tabel : ], [ ], [ ],, [ ], [ ], [

110 Conto Soal : Maka polinom Newton derajat, dan 3 dengan = sebagai titik pertama : cos cos cos cos p p p p Nilai sejati.5 adala F.5 = cos.5=-.8 3.

111 4. INTEGRASI NUMERIK

112 Pengantar Pengintegralan numerik merupakan alat atau cara yang digunakan ole ilmuwan untuk memperole jawaban ampiran aproksimasi dari pengintegralan yang tidak dapat diselesaikan secara analitik. Misalnya dalam termodinamik, model Debye untuk mengitung kapasitas panas dari benda padat.

113 INTEGRASI NUMERIK Peritungan integral adala peritungan dasar yang digunakan dalam kalkulus, dalam banyak keperluan. digunakan untuk mengitung luas daera yang dibatasi ole ungsi y = dan sumbu. Penerapan integral : mengitung luas dan volume-volume benda putar

114 Dasar Pengintegralan Numerik Melakukan penginteralan pada bagian-bagian kecil, seperti saat awal belajar integral penjumlaan bagian-bagian. Metode Numerik anya mencoba untuk lebi cepat dan lebi mendekati jawaban eksak

115 Dasar Pengintegralan Numerik Penjumlaan berbobot dari nilai ungsi... n n i n i i b a c c c c d n n-

116 Formula Newton-Cotes - Berdasarkan pada d d I b a n b a Nilai ampiran dengan polinomial n n n n n a a a a Dasar Pengintegralan Numerik

117 n bisa ungsi linear n bisa ungsi kuadrat

118 n bisa juga ungsi kubik atau polinomial yang lebi tinggi

119 Polinomial dapat didasarkan pada data

120 INTEGRASI NUMERIK Luas daera yang diarsir L dapat diitung dengan : L = b a d

121 Metode Integral Reimann.5.45 *cos3**ep-*+.35 *cos3**ep-*

122 Metode Integral Reimann Luasan yang dibatasi y = dan sumbu Luasan dibagi menjadi N bagian pada range = [a,b] Kemudian diitung Li : luas setiap persegi panjang dimana Li=i. i

123 Metode Integral Reimann Luas keseluruan adala jumla Li dan dituliskan : Dimana Didapat i n i i n n L L L L L n i i b a d n...

124 Conto L = d Hitung luas yang dibatasi y = dan sumbu untuk range = [,] **

125 Conto Dengan mengambil =. maka diperole tabel : L. i i ,85, 385 Secara kalkulus : Terdapat kesalaan e =,385-,333 =,5 L d 3 3,

126 Algoritma Metode Integral Reimann: Deinisikan ungsi Tentukan batas bawa dan batas ata integrasi Tentukan jumla pembagi area N Hitung =b-a/n Hitung L. N i i

127 Metode Integrasi Trapezoida Aproksimasi garis lurus linier i i i b a c c c d L

128 Conto: Aturan Trapesium Hitung integral dari Solusi eksak 4 e d 4 e d Aturan trapesium 4 e e 4 e I 4 e 4 8 d 4 4e %

129 Aturan Komposisi Trapesium n n i n n b a d d d d n n 3 4 n a b

130 Metode Integrasi Trapezoida n n i i L i i i i i i i i L atau L.. i L i L n n n i i i L...

131 Algoritma Metode Integrasi Trapezoida Deinisikan y= Tentukan batas bawa a dan batas atas integrasi b Tentukan jumla pembagi n Hitung =b-a/n Hitung L n i i n

132 Hitung integral dari d e I 4 % , % , %.., %.., %.., I 5 6 n I 5 8 n I 4 n I n I 4 n Aturan Komposisi Trapesium

133 Aturan Simpson /3 Aproksimasi dengan ungsi parabola i i i b a 4 3 c c c c d L

134 d d a b b a b a let L,,,, L Aturan Simpson /3

135 L ξ ξ ξ ξ ξ ξ dξ ξ ξ dξ ξ dξ ξ ξ dξ L d b a b a 4 3 d Aturan Simpson /3

136 Aturan Komposisi Simpson b n a n- n- n

137 Metode Integrasi Simpson Dengan menggunakan aturan simpson, luas dari daera yang dibatasi ungsi y= dan sumbu X dapat diitung sebagai berikut: atau dapat dituliskan dengan: n n n n L n genap i i ganjil i i L 4 3 N = n L = L + L3 + L Ln

138 Cara II Buku Rinaldi Munir Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat yang melalui ketiga titik tsb!! p

139 Cara II Buku Rinaldi Munir Integrasikan p pd selang [,] ! L L L L d L d p d L

140 Cara II Buku Rinaldi Munir Mengingat Maka selanjutnya L L L L

141 Aturan Simpson 3/8 Aproksimasi dengan ungsi kubik i 3 i i b a c c c c c d L 3

142 L 3 b a b a a b ; Ld d Error Pemenggalan 3 a b ; 648 a b 8 3 E t Aturan Simpson 3/8

143 Metode Integrasi Gauss Metode Newton Code Trapezoida, Simpson berdasarkan titik data diskrit. Dengan batasan : H sama Luas diitung dari a sampai b Mengakibatkan error yang diasilkan cukup besar.

144 Metode Integrasi Gauss Misal mengitung Luas dengan metode trapezoida dengan selang [-,] I d Persamaan ini dapat ditulis disebut pers Kuadratur Gauss I Misal =-, = dan c =c = menjadi m. trapezoida Karena,,,c dan c sembarang maka kita arus memili nilai tersebut seingga error integrasinya min d c c

145 Metode Integrasi Gauss Bagaimana mencari,,,c dan c Persamaan dibawa ini dianggap memenui secara tepat bila empat polinom berikut dijadikan ungsi integral pada interval integrasi [-, ] = ; = ; = ; = 3 c c d I d c c d c c d c c d c c Didapat 3 3 c c

146 Metode Integrasi Gauss Persamaan dibawa ini dinamakan metode Gauss Legendre titik d 3 3

147 Transormasi b L i d L i a Range [a,b] [-,] X u gu d du g u du

148 Transormasi du a b d u a b b a au bu b a a a b u a b u a u a b a a b - u

149 Transormasi du u a b b a a b du u g a b u a b a b u g du u g L i

150 Analisa Dibandingkan dengan metode Newton-Cotes Trapezoida, Simpson /3, 3/8 metode Gauss- Legendre titik lebi sederana dan eisien dalam operasi aritmatika, karena anya membutukan dua bua evaluasi ungsi. Lebi teliti dibandingkan dengan metode Newton- Cotes. Namun kaida ini arus mentransormasi terlebi daulu menjadi g u du

151 Algoritma Integrasi Kuadratur Gauss dengan Pendekatan titik Deinisikan ungsi Tentukan batas bawa a dan batas atas integrasi b Hitung nilai konversi variabel : Tentukan ungsi gu dengan: Hitung a b u a b a b u a b a b u g 3 3 g g L

152 Conto Soal

153 Metode Gauss Legendre 3 Titik Parameter,, 3,c,c dan c 3 dapat dicari dengan membuat penalaran bawa kuadratur Gauss bernilai tepat untuk 6 bua ungsi berikut : Dengan cara yang sama didapat 3 3 c c c d I ; ; ; ; 5 3 ; 5; ; 9 8 ; c c c

154 Metode Gauss Legendre 3 Titik g g g du u g

155 Algoritma Metode Integrasi Gauss Dengan Pendekatan 3 Titik

156 Metode Gauss n-titik

157 Beberapa Penerapan Integrasi Numerik Mengitung Luas Daera Berdasarkan Gambar Mengitung Luas dan Volume Benda Putar

158 Mengitung Luas Daera Berdasarkan Gambar Skala : Untuk mengitung luas integral di peta di atas, yang perlu dilakukan adala menandai atau membuat garis grid pada setiap step satuan yang dinyatakan dalam satu kotak. Bila satu kotak mewakili mm, dengan skala yang tertera maka berarti panjangnya adala. mm atau m. Pada gambar di atas, mulai sisi kiri dengan grid ke dan sisi kanan grid ke n dalam al ini n=. Tinggi pada setiap grid adala sebagai berikut: 5

159 Mengitung Luas Daera Berdasarkan Gambar Dari tabel di atas, luas area dapat diitung dengan menggunakan 3 macam metode: Dengan menggunakan metode integrasi Reimann L 73.5 Dengan menggunakan metode integrasi trapezoida 6 i y i L y y Dengan menggunakan metode integrasi y i Simpson 5 i L y y y i yi iganjil igenap 74

160 Mengitung Luas dan Volume Benda Putar Luas benda putar: Volume benda putar: b L d p a V p b a d

161 Conto : 5 cm 7 cm I II III IV 4 cm 6 cm cm 7 cm satuan dalam cm Ruang benda putar dapat dibedakan menjadi 4 bagian bagian I dan III merupakan bentuk silinder yang tidak perlu diitung dengan membagi-bagi kembali ruangnya, bagian II dan IV perlu diperitungkan kembali. Bagian I: L I Bagian III: V I L III V III

162 Conto : Sedangkan untuk mengitung bagian II dan IV diperlukan pembagian area, misalkan dengan mengambil = diperole: Pada bagian II dan IV: LIIdan L IV VII VIV Dengan menggunakan integrasi trapezoida dapat diperole: V L II II L IV y y yi i VIV y y5 yi i

163 Conto : Luas permukaan dari botol adala: Luas = cm Volume botol adala: Volume = cm 3 L V L I L II L III V I V II V III L IV 88 8 V IV

Bentuk umum : SPL. Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN. Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK

Bentuk umum : SPL. Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN. Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK Bentuk umum : dimana x, x,..., x n variabel tak diketahui, a ij, b i, i =,,..., m; j =,,..., n bil. diketahui. Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel. SPL Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 8 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Moamad Sidiq PERTEMUAN : 8 DIFERENSIASI NUMERIK METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Moamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT Pertemuan Ke SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST,MT Pendahuluan Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak diketahui

Lebih terperinci

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation Pertemuan ke 4 Non-Linier Equation Non-Linier Equation Persamaan Kuadrat Persamaan Kubik Metode Biseksi Metode Newton-Rapshon Metode Secant 1 Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER

PERSAMAAN NON LINIER PERSAMAAN NON LINIER Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan non linier 2. Mengerti metode biseksi dan regulafalsi 3. Mampu menggunakan metode biseksi dan regula falsi untuk mencari solusi PENGANTAR

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan (bidang fisika, kimia, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Elektro

Lebih terperinci

BAB III INTEGRASI NUMERIK

BAB III INTEGRASI NUMERIK Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik Pendahuluan Persoalan matematika Metode Analitik vs Metode Numerik Contoh Penyelesaian

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Umi Sa adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2012 Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2. KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations

AKAR PERSAMAAN Roots of Equations AKAR PERSAMAAN Roots o Equations Akar Persamaan 2 Acuan Capra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Metods or Engineers, 2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York. n Capter 4 dan 5, lm. 117-170. 3 Persamaan

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar

Lebih terperinci

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

PENDAHULUAN METODE NUMERIK PENDAHULUAN METODE NUMERIK TATA TERTIB KULIAH 1. Bobot Kuliah 3 SKS 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib dan taat aturan 4. Dilarang makan dan minum

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

ATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ANALISA NUMERIK (S1/TEKNIK SIPIL) KODE / SKS : KK /2

ATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ANALISA NUMERIK (S1/TEKNIK SIPIL) KODE / SKS : KK /2 ATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ANALISA NUMERIK (S1/TEKNIK SIPIL) KODE / SKS : KK-031248 /2 Ming gu Pokok Bahasan & TIU Sub-pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajara n Media Tugas Referensi

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : MAtematika Lanjut 2 Kode / SKS : IT012220 / 2 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Metode Numerik Pengertian Metode Numerik Mahasiswa

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linier FTI-UY

Sistem Persamaan Linier FTI-UY BAB V Sistem Persamaan Linier Salah satu hal penting dalam aljabar linear dan dalam banak masalah matematika terapan adalah menelesaikan suatu sistem persamaan linear. Representasi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Interpolasi Metode Numerik Zulhaydar Fairozal Akbar zfakbar@pens.ac.id 2017 TOPIK Pengenalan

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai

Setiap mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kalkulus tentu masih ingat dengan turunan fungsi yang didefenisikan sebagai Bab 7 Turunan Numerik Lebi banyak lagi yang terdapat di langit dan di bumi, Horatio, daripada yang kau mimpikan di dalam ilosoimu. (Hamlet) Setiap maasiswa yang perna mengambil kulia kalkulus tentu masi

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik IF223 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF223 Aljabar Geometri Apa itu Metode Numerik? Numerik: berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

Differensiasi Numerik

Differensiasi Numerik Dierensiasi Numerik Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik DIFFERENSIASI NUMERIK Mengapa perlu Metode Numerik? Dierensiasi dg MetNum Metode Selisi Maju Metode Selisi Tengaan

Lebih terperinci

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK

BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK BAB 5 DIFFERENSIASI NUMERIK 5.1. Permasalaan Differensiasi Numerik Sala satu peritungan kalkulus yang banyak digunakan adala differensial, dimana differensial ini banyak digunakan untuk keperluan peritungan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Metode Numerik Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Unified Modelling Language; Use Case Diagram; Class Diagram dan Object Diagram;

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Metode Numerik Kode Mata Kuliah : TI 016 Bobot Kredit : 3 SKS Semester Penempatan : III Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Keilmuan Keterampilan Mata

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR Metode Biseksi Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II MAT 60 DASAR MATEMATIKA II Disusun Oleh: Dr. St. Budi Waluya, M. Sc Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes 1 HIMPUNAN 1. Notasi Himpunan. Relasi Himpunan 3. Operasi Himpunan A B : A B

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi POKOK BAHASAN Pendahuluan Metode Numerik Solusi Persamaan Non Linier o Metode Bisection o Metode False Position o Metode Newton Raphson o Metode Secant o Metode Fixed

Lebih terperinci

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Interpolasi Para rekayasawan dan ahli ilmu alam sering bekerja dengan sejumlah data diskrit (yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel). Data di dalam tabel

Lebih terperinci

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK

DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK DIFERENSIASI & INTEGRASI NUMERIK Pada bab ini dibaas konsep dasar dierensiasi dan integrasi numerik, meliputi teknik pendekatan atau pengampiran, metode komputasi numerik berkaitan dengan bentuk dierensial

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci

dx = F(x) + C (P.6.1)

dx = F(x) + C (P.6.1) Bab 6 Integrasi Numerik Pelajarila jagad raya ini. Jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewala karena anda tidak mengenal dunia. (Kong Fu Tse - filusuf Cina) Di dalam kalkulus, integral

Lebih terperinci

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1)

IntegrasiNumerik. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) (Bag. 1) IntegrasiNumerik (Bag. ) Baan Kulia IF458 Topik Kusus Informatika I Ole; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) IF458 Topik Kusus Informatika I: Metode PersoalanIntegrasiNumerik Hitungla nilai Integral-Tentu yang

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Pencocokan Kurva Permasalahan dan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode

Lebih terperinci

Membentuk Algoritma untuk Pemecahan Sistem Persamaan Lanjar secara Numerik

Membentuk Algoritma untuk Pemecahan Sistem Persamaan Lanjar secara Numerik Membentuk Algoritma untuk Pemecahan Sistem Persamaan Lanjar secara Numerik Bervianto Leo P - 13514047 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Metode Numerik. Persamaan Non Linier Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

Rangkuman Materi dan Soal-soal

Rangkuman Materi dan Soal-soal Rangkuman Materi dan Soal-soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, S.Pd matikzone@gmail.com / www.matikzone.co.cc Rangkuman Materi dan Conto Soal. Definisi dy df Turunan dari fungsi y f ( adala y ' f '( ( y'

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB

BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB Pada bagian 1 ini, akan diuraikan tentang bagaimana mendefinisikan data, operasi data dan teknik mengakses data pada Matlab. Untuk lebih memahami, pembaca sebaiknya mecobanya

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom METODE NUMERIK Pertemuan ke - 4 Akar Persamaan (2) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk = g() Metode

Lebih terperinci

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1 METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS Metode Numerik 1 Materi yang diajarkan : 1. Pendahuluan - latar belakang - mengapa dan kapan menggunakan metode numerik - prinsip penyelesaian persamaan 2. Sistim

Lebih terperinci

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam matematika ada beberapa persamaan yang dipelajari, diantaranya adalah persamaan polinomial tingkat tinggi, persamaan sinusioda, persamaan eksponensial atau persamaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini dibahas teori-teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan selanjutnya yaitu tentang Persamaan Nonlinier, Metode Newton, Aturan Trapesium, Rata-rata Aritmatik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Bentuk umum persamaan linear dengan n peubah diberikan sebagai berikut : a1 x1 + a2 x2 +... + an xn = b ; a 1, a 2,..., a n R merupakan koefisien dari persamaaan dan x 1,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP METODE NUMERIK Disusun oleh Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, MT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP 2015 Metode Numerik i KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BANK SOAL METODE KOMPUTASI

BANK SOAL METODE KOMPUTASI BANK SOAL METODE KOMPUTASI 006 iv DAFTAR ISI Halaman Bio Data Singkat Penulis.. Kata Pengantar Daftar Isi i iii iv Pengantar... Kesalahan Bilangan Pendekatan... 6 Akar-akar Persamaan Tidak Linier.....

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 PERSAMAAN NON LINIER Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 Pengantar 1. Persamaan linier sudah kita kenal sejak SMP. Contoh kasus

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1 KONTRAK KULIAH METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode Numerik Sistem

Lebih terperinci

Fungsi. Pengertian Fungsi. Pengertian Fungsi ( ) ( )

Fungsi. Pengertian Fungsi. Pengertian Fungsi ( ) ( ) Fungsi Pengertian Fungsi Relasi : aturan yang mengawankan/ mengkaitkan/ menugaskan himpunan Fungsi Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner dari A ke B merupakan suatu ungsi jika setiap elemen di dalam

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

Penyelesaian Persa. amaan Non Linier. Metode Iterasi Sederhana Metode Newton Raphson. Metode Secant. Metode Numerik. Iterasi/NewtonRaphson/Secant

Penyelesaian Persa. amaan Non Linier. Metode Iterasi Sederhana Metode Newton Raphson. Metode Secant. Metode Numerik. Iterasi/NewtonRaphson/Secant Penyelesaian Persa amaan Non Linier Metode Iterasi Sederhana Metode Newton Raphson Permasalahan Titik Kritis pada Newton Raphson Metode Secant Iterasi/NewtonRaphson/Secant Metode Numerik - Metode Iter

Lebih terperinci

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd Galeri Soal Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April Semoga sedikit conto soal-soal ini dapat membantu siswa dalam mempelajari Matematika kususnya Bab Limit Kami mengusaakan agar soal-soal yang kami baas

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan

65 Soal dengan Pembahasan, 315 Soal Latihan Galeri Soal Soal dengan Pembaasan, Soal Latian Dirangkum Ole: Anang Wibowo, SPd April MatikZone s Series Email : matikzone@gmailcom Blog : HP : 8 8 8 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengkutip

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah

Lebih terperinci

Pengertian Fungsi. MA 1114 Kalkulus I 2

Pengertian Fungsi. MA 1114 Kalkulus I 2 Fungsi Pengertian Fungsi Relasi : aturan yang mengawankan himpunan Fungsi Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner dari A ke B merupakan suatu ungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. : Mahasiswa menyelesaikan permasalahan matematika yang bersifat numerik.

SILABUS MATAKULIAH. : Mahasiswa menyelesaikan permasalahan matematika yang bersifat numerik. SILABUS MATAKULIAH Matakuliah Jurusan : Metode Numerik : Matematika Deskripsi Matakuliah :Metode Numerik membahas permasalahan matematika yang bersifat numerik. Penyelesaian persamaan khususnya non liner,

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Non Linier

Penyelesaian Persamaan Non Linier Penyelesaian Persamaan Non Linier Pengantar Penyelesaian Pers. Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Numerik Tabel/Biseksi/RegulaFalsi 1 Pengantar Penyelesaian Persamaan Non

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata...

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... iii v xi 1. Metode Numerik Secara Umum... 1 1.1 Metode Analitik versus Metode Numerik... 4 1.2 Metode Numerik dalam Bidang Rekayasa... 6

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode

Lebih terperinci

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam Operasi Eliminasi Gauss Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah

Lebih terperinci

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor. Syarif Abdullah (G551150381) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor e-mail: syarif_abdullah@apps.ipb.ac.id 25 Maret 2016 Ringkasan Kuliah ke-6 Analisis Numerik (16 Maret 2016) Materi : System

Lebih terperinci

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22

Kamiran Persamaan-persamaan. Bab 22 Kamiran Persamaan-persamaan Bab Di akir bab ini, anda sepatutnya: faam asas bagi teori Ekstrapolasi Ricardson dan bagaimana ia digunakan ke atas algoritma Romberg dan pembezaan secara berangkanya Dapat

Lebih terperinci

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh :

KALKULUS. Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc. Disusun Oleh : KALKULUS Laporan Ini Disusun Untuk Memenui Mata Kulia KALKULUS Dosen Pengampu : Ibu Kristina Eva Nuryani, M.Sc Disusun Ole : 1. Anggit Sutama 14144100107 2. Andi Novantoro 14144100111 3. Diya Elvi Riana

Lebih terperinci

E-learning Matematika, GRATIS

E-learning Matematika, GRATIS Penyusun : Arik Murwanto, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecaan masala Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi BAB IV Pencarian Akar Persamaan Tak Linier i 1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam matematika & teknik Akar dari f() adalah sehingga f() = 0. Secara geometris, ajar dari f() adalah nilai sehingga kurva

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA)

MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : 2 (DUA) MATEMATIKA MODUL 4 TURUNAN FUNGSI KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) Muammad Zainal Abidin Personal Blog SMAN Bone-Bone Luwu Utara Sulsel ttp://meetabied.wordpress.com PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini

Lebih terperinci