Jawab: Titik awal (x 1, y 1 ) = A(2,1) dan Titik akhir (x 2, y 2 ) = B(8,5) dx = x 2 x 1 = 8 2 = 6 dan dy = y 2 y 1 = 5 1 = 4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jawab: Titik awal (x 1, y 1 ) = A(2,1) dan Titik akhir (x 2, y 2 ) = B(8,5) dx = x 2 x 1 = 8 2 = 6 dan dy = y 2 y 1 = 5 1 = 4"

Transkripsi

1 .. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) DDA adalah algoritma pembentuk garis ang didasarkan pada perasamaan (-8). Garis dibuat menggunakan titik awal (, ) dan titik akhir (, ). Setiap koordinat titik ( k, k ) ang membentuk garis diperoleh dari perhitungan, kemudian hasil perhitungan dikonersikan menjadi nilai integer. Algoritma ini bisa digunakan untuk menghitung garis dengan semua kemiringan. { < m < ; m> ; < m < ; m < }. Berikut adalah langkah-langkah pembentukan garis berdasarkan algoritma DDA: ==================. Tentukan dua titik ang akan dihubungkan dalam pembentukan garis.. Tentukan salah satuna sebagai titik awal (, ) dan ang lain sebagai titik akhir (, ).. Hitung : d = dan d = 4. Tentukan step, dengan ketentuan berikut: - bila d > d maka step = d - bila tidak, maka step = d. Hitung penambahan koordinat piksel dengan persamaan: _inc = d / step _inc = d / step 6. Koordinat selanjutna : = + _inc = + _inc 7. Lakukan pembulatan u = Round(), = Round(), kemudian plot piksel (u, ) pada laar 8. Ulangi point 6 dan 7 untuk menentukan posisi piksel berikutna sampai = dan =. Contoh.4 Diketahui buah titik A(,) dan titik B(8,) bila titik A sebagai titik awal dan titik B sebagai titik akhir, maka buatlah garis ang menghubungkan titik tersebut dengan menggunakan algoritma DDA. Jawab: Titik awal (, ) = A(,) dan Titik akhir (, ) = B(8,) d = = 8 = 6 dan d = = = 4 Karena: d > d, maka step = d = 6 _inc = d / step = 6/6 = _inc = d / step = 4/6 =,67 Iterasi ke-: (,) = (,) +_inc = + = +_inc = +,67 =,67 Koordinat selanjutna : (,) = (;,67) Pembulatan (;,67) (,). Gambar titik (,) dilaar

2 Iterasi ke-: (,) = (;,67) +_inc = + = 4 +_inc =,67 +,67 =,4 Koordinat selanjutna : (,) = (4;,4) Pembulatan (4;,4) (4,). Gambar titik (4,) dilaar Iterasi ke-: (,) = (4;,4) A +_inc = 4 + = A +_inc =,4 +,67=, Koordinat selanjutna : (,) = (;,) Pembulatan (;,) (,). Gambar titik (,) dilaar Iterasi ke-4: (,) = (;,) A +_inc = + = 6 A +_inc =, +,67 =,68 Koordinat selanjutna : (,) = (6;,68) Pembulatan (6;,68) (6,4). Gambar titik (6,4) dilaar Iterasi ke-: (,) = (6;,68) A +_inc = 6 + = 7 A +_inc =,68 +,67 = 4, Koordinat selanjutna : (,) = (7; 4,) Pembulatan (7; 4,) (7,4). Gambar titik (7,4) dilaar Iterasi ke-6: (,) = (7; 4,) A +_inc = 7 + = 8 A +_inc = 4, +,67 =, Koordinat selanjutna : (,) = (8;,) Pembulatan (8;,) (8,). Gambar titik (8,) dilaar Karena = = 8, maka iterasi dihentikan, sehingga diperoleh titik-titik pembentuk garis sebagai berikut: (,), (,), (4,), (,), (6,4), (7,4) dan (8,). Bila digambar pada raster graphics diperoleh gambar.6:

3 Gambar.6: Titik-titik pembentuk garis hasil perhitungan menggunakan algoritma DDA digambar pada raster graphics. Kelebihan Algoritma DDA dibanding Algoritma Brute Force Algoritma DDA lebih cepat dibanding dengan algoritma Brute Force dan baik digunakan untuk kemiringan garis m >. Kelemahan Algoritma DDA Prosedur untuk menggambar garis masih menggunakan fungsi pembulatan maupun, sehingga memerlukan waktu. ariabel, maupun m memerlukan bilangan real karena kemiringan merupakan nilai pecahan... Algoritma Bressenham Dengan begini algoritma midpoint Bresenham (untuk kemiringan < m < ) adalah :. Tentukan dua titik ang akan dihubungkan dalam pembentukan garis.. Tentukan salah satu sebagai titik awal (, ) dan titik akhir (, ).. Hitung d, d, d dan d d 4. Hitung parameter : po = d d. Untuk setiap k sepanjang jalur garis, dimulai dengan k = - bila p k < maka titik selanjutna adalah: ( k +, k ) dan p k+ = p k + d - bila tidak, titik selanjutna adalah: ( k +, k +) dan p k+ = p k + d d 6. Ulangi nomor untuk menentukan posisi piksel berikutna, sampai = dan =. Contoh. Diketahui buah titik A(,) dan titik B(8,) bila titik A sebagai titik awal dan titik B sebagai titik akhir, maka buatlah garis ang menghubungkan titik tersebut dengan menggunakan algoritma Bressenham. Jawab: Titik awal (, ) = A(,) dan Titik akhir (, ) = B(8,) d = = 8 = 6 dan d = = = 4 m = d/ d = 4/6 ; kemiringan garis berada diantara dan : < m < d =.6 = ; d =.4 = 8 dan d d = 8 = 4 p o = d d = 8 6 =

4 Iterasi ke- ( k = ): Titik awal = (,) Po = >, maka titik selanjutna adalah = + = dan = + =, koordinat selanjutna : (,) p = p + d d = 4 = Iterasi ke- ( k = ): Titik awal = (,) P = <, maka titik selanjutna adalah = + = 4 dan =, koordinat selanjutna : (4,) p = p + d = + 8 = 6 Iterasi ke- ( k = ): Titik awal = (4,) P = 6 >, maka titik selanjutna adalah = 4 + = dan = + =, koordinat selanjutna : (,) p = p + d d = 6 4 = Iterasi ke-4 ( k = ): Titik awal = (,) P = >, maka titik selanjutna adalah = + = 6 dan = + = 4, koordinat selanjutna : (6,4) p 4 = p + d d = 4 = Iterasi ke- ( k = 4): Titik awal = (6,4) P = <, maka titik selanjutna adalah = 6 + = 7 dan = 4, koordinat selanjutna : (7,4) p = p 4 + d = + 8 = 6 Iterasi ke-6 ( k = ): Titik awal = (7,4) P = 6 >, maka titik selanjutna adalah = 7 + = 8 dan = 4 + =, koordinat selanjutna : (8,) Karena = = 8, maka iterasi dihentikan, sehingga diperoleh titik-titik penusun garis sebagai berikut: (,), (,), (4,), (,), (6,4), (7,4) dan (8,). Bila digambar pada raster graphics diperoleh Gambar.8:

5 Gambar.8: Titik-titik pembentuk garis dengan kemiringan < m <, hasil perhitungan menggunakan algoritma Bressenham ang digambar pada raster graphics..4 Lingkaran.4. Simetris Delapan Titik Pembuatan kura lingkaran dapat dilakukan dengan menentukan titik awal (,) ang terletak pada lingkaran, maka tujuh titik ang lain (ang terletak pada lingkaran juga) dapat ditentukan sebagai berikut : (,), (, ), (, ), (,), (,), (, ), (, ) Sehingga terbentuk delapan titik: (, ), (,), (, ), (, ), (,), (,), (, ), (, ) Dengan demikian sebenarna hana diperlukan untuk menghitung segmen 4 dalam menentukan lingkaran selengkapna..4. Algoritma Midpoint Dari sini diperoleh langkah-langkah algoritma pembentuk lingkaran. Langkah-langkah Algoritma Lingkaran Midpoint adalah:. Tentukan jari-jari r dan pusat lingkaran ( p, p ), kemudian setting sedemikian rupa sehingga titik awal berada pada: (, ) = (, r). Hitung nilai parameter : p r Jika jari-jari r pecahan 4 p r Jika jari-jari r bulat. Untuk setiap posisi k, dimulai dengan k = berlaku ketentuan:

6 - bila p k < maka titik selanjutna adalah ( k +, k ) dan p k+ = p k + k+ + - bila tidak, titik selanjutna adalah ( k +, k ) dan p k+ = p k + k+ + k+ 4. Tentukan titik simetris pada ketujuh oktan ang lain. Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat ( p, p ) dan plot nilai koordinat : = + p, = + p 6. Ulangi langkah sampai dengan hingga Contoh.9 Buatlah gambar kura lingkaran dengan pusat lingkaran (4,6) dan jari-jari 8, perhitungan berdasarkan dari oktan kuadran pertama dimana = sampai =. Koordinat titik awal dimulai dari (,r) = (,8). Karena jari-jari r bulat, maka gunakan P = r. Iterasi ke-: K = X = Y = r = 8 P = r = 8 = 7 Karena P <, maka : X = X + = + = dan Y = Y = 8, jadi Titik selanjutna : (,8) P = p + + = 7 +.() + = 4 Dengan algoritma simetris delapan titik, maka diperoleh titik-titik berikut : (,8), (,8), (, 8), (, 8), (8,), ( 8,), (8, ), ( 8, ) Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat (4,6) diperoleh titiktitik berikut (, 4), (, 4), (, ), (, ), (, 7), ( 4, 7), (, ), ( 4, ) Iterasi ke-: K = X = Y = 8 P = 4 Karena P <, maka X = X + = + = dan Y = Y = 8, jadi Titik selanjutna : (,8) P = p + + = 4 +.() + = Dengan algoritma simetris delapan titik, maka diperoleh titik-titik berikut : (,8), (,8), (, 8), (, 8), (8,), ( 8,), (8, ), ( 8, ) Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat (4,6) diperoleh titiktitik berikut (6, 4), (, 4), (6, ), (, ), (, 8), ( 4, 8), (, 4), ( 4, 4) Iterasi ke-: K = X = Y = 8 P = Karena P >, maka X = X + = + = dan Y = Y = 8 = 7, jadi Titik selanjutna : (,7) P = p + + = +.() +.(7) = 6 Dengan algoritma simetris delapan titik, maka diperoleh titik-titik berikut : (,7), (,7), (, 7), (, 7), (7,), ( 7,), (7, ), ( 7, )

7 Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat (4,6) diperoleh titiktitik berikut (7, ), (, ), (7, ), (, ), (, 9), (, 9), (, ), (, ) Iterasi ke-4: K = X = Y = 7 P = 6 Karena P <, maka X 4 = X + = + = 4 dan Y 4 = Y = 7, jadi Titik selanjutna : (4,7) P 4 = p = 6 +.(4) + = Dengan algoritma simetris delapan titik, maka diperoleh titik-titik berikut : (4,7), ( 4,7), (4, 7), ( 4, 7), (7,4), ( 7,4), (7, 4), ( 7, 4) Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat (4,6) diperoleh titiktitik berikut (8, ), (, ), (8, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, ) Iterasi ke-: K = 4 X 4 = 4 Y 4 = 7 P 4 = Karena P 4 >, maka X = X 4 + = 4 + = dan Y = Y 4 = 7 = 6, jadi Titik selanjutna : (,6) P = p = +.() +.(6) = Dengan algoritma simetris delapan titik, maka diperoleh titik-titik berikut : (,6), (,6), (, 6), (, 6), (6,), ( 6,), (6, ), ( 6, ) Gerakkan setiap posisi piksel (, ) pada garis lingkaran dengan titik pusat (4,6) diperoleh titiktitik berikut (9, ), (, ), (9, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, ) Iterasi ke-6: K = X = Y = 6 P = Karena P >, maka X 6 = X + = + = 6 dan Y 6 = Y = 6 =, jadi Titik selanjutna : (6,) Iterasi dihentikan karena X > Y. Bila digambar, hasil untuk oktan ke- ditunjukkan oleh gambar (.). Gambar.: Posisi piksel pada pembentukan lingkaran dengan titik pusat (,) dan jari-jari 8

8 Transformasi Geometri Dari persamaan tersebut, maka masing-masing transformasi diatas bisa dituliskan sebagai berikut : Matrik penajian Translasi : T = t t, sehingga = t t Matrik penajian Scalling : S = S S, sehingga = S S Matrik penajian Rotasi: R = cos sin sin cos, sehingga = cos sin sin cos Contoh 4.7 Tentukan posisi dari segitiga ABC ang dibentuk oleh titik-titik A(,), B(,8) dan C(,) jika dilakukan transformasi berikut : a) translasi kearah sumbu = 4, kearah sumbu = b) Scalling dengan skala kearah sumbu =, kearah sumbu = c) Diputar 9 o berlawanan jarum jam Jawab:

9 a) = 4 8 = diperoleh A (4,), B (4,6) dan C (7,) b) = 8 = diperoleh A (, 4), B (, 6) dan C (6, 4) c) = cos9 sin 9 sin 9 cos9 8 = 8 diperoleh A (, ), B ( 8, ) dan C (, ) 4. Komposisi Matrik Transformasi D Contoh 4.8 Tentukan posisi dari segitiga ABC ang dibentuk oleh titik-titik A(,), B(,) dan C(8,) jika dilakukan komposisi transformasi berikut: penggeseran pada 6, dilanjutkan dengan rotasi 9º 6 berlawanan jarum jam, kemudian diakhiri dengan penskalaan dengan faktor skala terhadap titik pusat P(,). Jawab: Dalam hal ini kita harus menghitung matrik komposisi berikut

10 S * R * T * Proses dilakukan terhadap operasi translasi terlebih dahulu cos(9) sin(9) 6 8 sin(9) cos(9) Diperoleh titik hasil transformasi : A (, ), B (, 48) dan C ( 48, 4) 4.8 Transformasi Geometri D Transformasi geometri D merupakan pengembangan dari transformasi geometri D. Secara umum representasi transformasi pada D juga dibuat dalam bentuk matrik untuk memudahkan perhitungan Translasi (,, ) (,, ) T (T, T, T )

11 Dalam hal ini, T T T. Dalam bentuk matrik T T T 4.8. Penskalaan (Scalling) Dalam hal ini, S S S.... Dalam bentuk matrik S S S 4.8. Rotasi Rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. Dalam hal ini, cos sin sin cos (,, ) (,, ) T (S, S, S ) (,, ) (,, )

12 Dalam bentuk matrik rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. cos sin sin cos Dengan cara ang sama diperoleh rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. cos sin sin cos Dalam bentuk matrik rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. cos sin sin cos rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. cos sin sin cos Dalam bentuk matrik rotasi terhadap sumbu- sebesar sudut Ө. cos sin sin cos

13 Viewing Dan Clipping D Dalam komputer grafik ada macam sistem koordinat kartesian, aitu Modeling coordinat/ local coordinat World coordinat Viewing coordinat Normalied deice coordinat Deice coordinat Viewing D adalah transformasi sistem pandang dari World Coordinates sstem (sistem koordinat dunia) ke Deice Coordinates Sstem. Gambar - menunjukkan langkah-langkah iewing D. Gambar -: Langkah-langkah iewing D... Viewing Transformation Window merupakan daerah ang dibatasi segi empat pada Viewing Coordinates. Arah pandang Viewing Coordinates tergantung pada arah pandang pengamat. Karena itu untuk melihat bagian obek ang tertangkap pada window tadi diperlukan transformasi koordinat dari World Coordinates ke Viewing Coordinates ang disebut sebagai Viewing Transformation.

14 P Window Window World Coordinates Viewing Coordinates Gambar -: Transformasi dari World Coordinates ke Viewing Coordinates Perhatikan titik P dan Po ang bertindak sebagai ektor arah pandang atas pengamat (iewer). Koordinat titik asal window adalah : P o = ( o, o ) P ektor arah pandang atas pengamat: P Gunakan untuk memperoleh : u = (,, ) transformasi dari World Coordinates ke Viewer Coordinates Sstem adalah M WC VC u u * Sehingga posisi titik terhadap Viewing Coordinates adalah P P M WC VC * w w P word P M * P (-) iewer WC VC word = posisi titik terhadap World Coordinates (data posisi titik pembentuk permukaan obek ang tersimpan di memori) P iewer = posisi titik terhadap Viewing Coordinates (posisi titik pembentuk bagian permukaan obek ang ada di dalam window) Contoh. Sebuah segitiga T dibentuk oleh titik-titik (,), (4,) dan (4,) terletak pada World Coordinates dilihat oleh seorang pengamat dengan arah pandang atas P-Po, dimana Po(,) dan P(., ).

15 Arah pandang atas inilah ang dipakai sebagai Viewing Coordinates. Hitunglah koordinatkoordinat segitiga T, terhadap pengamat (Viewing Coordinates). Jawab: P(., ) Po(,) P P P P (.,) (.,) (,) (,) (.,). (.6,.8) u (,,) (.6,.8,) (,,) (.8,.6) M WC VC.6.8 *.6.8 T M * T WC VC w T.6.8 *.6. koordinat-koordinat segitiga T, terhadap pengamat adalah (.8,.6), (,), (.6,.).. Window to Viewport Transformation Window merupakan daerah ang dibatasi segi empat pada World Coordinates sedangkan Viewport adalah bagian dari laar dimana gambar ang ditangkap oleh window pada World Coordinates ditampilkan di Deice Coordinates (dilaar). Jadi window memilih bagian gambar ang akan ditampilkan dilaar, sedangkan iewport menunjukkan dimana posisi bagian gambar tersebut ditampilkan dilaar. Karena itu, untuk medahkan gambar dari window ke iewport diperlukan Window to Viewport Transformation, aitu transformasi dari World Coordinates ke Deice Coordinates.

16 . Y Wma Window Y Vma Viewport ( w, w ) Viewport (, ) w Y W Y V X W w X Wma Word Coordinates Sstem X V X Vma Deice Coordinates Sstem Gambar -: Transformasi dari window ke iewport Teknik ini diperlukan untuk menjaga proporsionalitas ukuran obek. Gambar - menunjukkan sebuah titik ang terletak di ( w, w ) pada koordinat window ditransformasi ke (, ) pada koordinat iewport dengan persamaan -: w w ma w w ma dan w w ma w w ma (-) Pada umumna ukuran deice coordinates berbeda-beda tergantung dari kemampuan Graphics Card. Berikut adalah contoh beberapa ukuran deice coordinates Standart -maksimal -maksimal Jumlah keseluruhan Piksel VGA SVGA XGA SXGA Karena alasan inilah maka ada beberapa sistem grafik ang menggunakan Normalied Coordinates, aitu koordinat di normalisasi kedalam range [, ] seperti Gambar -6.

17 Window dalam iewing coordinat Normalied Coordinates Gambar -6: Normalisasi koordinat Sehingga, transformasi dari window ke Normalied Coordinates adalah n ( ) ( ) n ( ) ( ) w w w ma w ma w w w w atau n ( w w ) w w ma atau n ( w w ) w w Proses berikutna adalah transformasi dari Normalied Coordinates ke Viewport (Deice Coordinates). ma n ( ) ( ) ma ( ma atau ) ( n ) n ( ) ( ) ma ( ma atau ) ( n ) Contoh. Diketahui sebuah titik terletak di (, ) pada World Coordinates dilihat melalui sebuah window berukuran (, ) (, ). Tentukan posisi titik tersebut pada Deice Coordinates, bila titik

18 tersebut ditempatkan pada iewport berukuran (, ) (6, 4) seperti pada Gambar -6, (a) tanpa Normalied Coordinates (b) dengan Normalied Coordinates (c) dengan Normalied Coordinates menggunakan standart VGA (d) dengan Normalied Coordinates menggunakan standart SVGA 8 6 Jawab: Gambar -6: Sebuah titik terletak di (,) pada World Coordinates Sstem (a) w w ma w w ma w w ma w w ma 6 ( ) ( ) 4 = = (b) Transformasi dari window ke Normalied Coordinates n ( w w ) n ( w w ) w w w w ma n ( ) n [ ( )] ( ) Transformasi dari Normalied Coordinates ke Deice Coordinates (iewport) ( ma ) ( ma ( n ) ) ( n ) ma

19 (6 ) (4 ) ( ) ( ) (c) standart VGA ( ma ) ( ma ( n ) ) ( n ) (64 ) (48 ) ( ) ( ) 4 (d) standart SVGA 8 6 ( ma ) ( ma ( n ) ) ( n ) (8 ) (6 ) ( ) 4 ( ). Clipping D.. Clipping Titik 6 Sebuah sebuah titik (,) terletak didalam window ang diagonal titik-titikna (, ) ( ma, ma ) jika memenuhi sarat berikut : 7 ma dan ma (-6) Contoh. Diketahui sebuah koordinat window mempunai diagonal titik (,7) (,). Diketahui pula titik-titik A(,), B(7,), C(,) dan D(8,), terletak seperti pada Gambar -. Titik-titik ang akan ditampilkan dilaar adalah titik-titik ang berada didalam window, maka titik A(,) dan titik D(8,) harus dilakukan clipping, sedangkan titik B(7,) dan titik C(,) tidak dilakukan clipping. Y ma = Y ma = 7 A(,) D(8,) Window C(,) B (7,) X = X ma =

20 Gambar -(a): Titik-titik A, B, C, dan D sebelum dilakukan clipping. Y ma = Window C(,) Y = 7 B (7,) X = X ma = Gambar -(b): Setelah diclipping hana titik B dan C saja ang ditampilkan di laar. 7.. Clipping Garis B. Algoritma Clipping Garis Cohen-Sutherland Window di bagi-bagi menjadi wilaah-wilaah ang didasarkan pada urutan kode berikut : T B R L T : Top B : Bottom R : Right L : Left T L T T R L Window R

21 Titik terletak di dalam window jika jumlah keempat pointcode adalah nol : L + R + T + B = Titik terletak di luar window jika jumlah keempat pointcode lebih besar dari nol. L + R + T + B > Algoritma Kliping Cohen-Sutherland :. Tentukan region code dari setiap ujung garis. Jika kedua ujung garis memiliki regioncode, maka garis berada di dalam window clipping. Gambar garis tersebut.. Jika salah satu ujung garis terletak di dalam window (garis P P ), lakukan clipping dengan cara berikut: tentukan titik potong garis dengan tepi window (misalna titik P), kemudian gambar garis antara ujung garis ang didalam window P dengan titik potong P. 4. Jika kedua ujung garis tidak berada didalam window, lakukan operasi logika AND untuk kedua region code o Jika hasilna tidak, maka buang garis tersebut (inisible) o Jika hasilna (garis EF, garis CD dan garis AB), cari titik potong antara garis dengan sisi-sisi window. Cari dua titik potong ang berada di dalam window (E dan F atau C dan D ), kemudian gambar garis antara kedua titik potong tersebut.. Ulangi langkah untuk garis ang lain. Titik potong garis dengan batas window dihitung menggunakan persamaan berikut: ( batas ) dan m( batas ) (-7) m Contoh.4 Diketahui kedudukan garis-garis pada sebuah window pada gambar -:

22 Berdasarkan gambar tersebut tentukan : a. Region code dari titik-titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, serta sebutkan berapa kategori ang dapat dibangun berdasakan region code tadi. b. Dengan menggunakan algoritma clipping Cohen-Sutherland, jelaskan bagaimana proses Jawab: clipping dilakukan terhadap garis CD, EF dan GH. B(,9) I(,8) E(,) D(7,8) Window G(, ) A(,4) E J(9,) H G F A) Titik Region code Kategori F(, Titik ) 8 A(,4) H(, isible ) B(,9) isible C(,) inisible D(7,8) isible E(,) inisible F(,-) inisible G(,) inisible H(,-) inisible I(,8) inisible J(9,) inisible Kategori I : Garis AB isible, karena region code kedua ujungna Kategori II : Kategori III : C(,) C Garis I J inisible karena, region code I =, J = dan AND = Garis CD candidates for clipping, karena AND =

23 Garis EF candidates for clipping, karena AND = Garis GH candidates for clipping, karena AND = B) Proses Clipping Clipping garis CD Garis CD melewati titik C (,) region code (atas window) dan tittik D(7,8) region code (dalam window). Gradien garis CD : m 8 7 Titik potong C antara garis CD dengan batas atas window ma = adalah ( ) batas m /,67 Titik potong C (,67, ) region code = Clipp garis CC dan gambar garis C D, karena garis C D region code kedua ujungna Clipping garis EF Garis EF melewati titik E (, ) region code (kiri window) dan titik F(, ) region code (bawah window). Gradien garis EF m Titik potong E antara garis EF dengan batas kiri window = adalah,6 m( ) 6 ( batas ) Titik potong E (,,6) region code = Titik potong F antara garis EF dengan batas bawah window = adalah 6

24 8 ( batas ) m /,67 Titik potong F (,67, ) region code = Clipp garis EE dan garis FF karena keduana inisible, kemudian gambar garis E F, karena region code kedua ujungna Clipping garis GH Garis GH melewati titik G (, ) region code (kiri window) dan H(, ) region code (bawah window) m 4 Titik potong G antara garis GH dengan batas kiri window = adalah, m( ) 4 ( batas ) Titik potong G (,,) region code = Titik potong H antara garis GH dengan batas bawah window = adalah, ( ) batas m 4 / Titik potong H (,, ) region code = karena region code kedua titik potongna, maka garis G H inisible. Hasil Clipping

25 E A(,4) F C B(,9) D(7,8) Window Clipping Polgon : Algoritma Sutherland-Hodgman Algoritma Sutherland-Hodgman melakukan clipping polgon terhadap tiap-tiap sisi window. Input algoritma ini adalah sebuah polgon ang terdiri dari urut-urutan erteks (titik-titik ang membentuk polgon) berikut :,,,... n, dan outputna adalah kumpulan erteks pembentuk polgon ang dihasilkan dari aturan clipping polgon.

Bab 2 Output Primitif

Bab 2 Output Primitif Bab Output Primitif.. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) ===================================================================. Tentukan dua titik ang akan dihubungkan dalam pembentukan garis..

Lebih terperinci

3. Jika y1 = y2 (garis horisontal), maka (a) x = x + 1 dan y tetap (b) gambar titik (x,y) di layar (c) Selesai

3. Jika y1 = y2 (garis horisontal), maka (a) x = x + 1 dan y tetap (b) gambar titik (x,y) di layar (c) Selesai .3.1 Algoritma Brute Force Algoritma brute force untuk membentuk garis didasarkan pada persamaan (-6), yaitu : 1. Tentukan dua titik ujung (x1,y1) dan (x,y). Jika x1 = x (garis vertikal), maka (a) y =

Lebih terperinci

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat.

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat. Computer Graphic Output Primitif dan Algoritma Garis Erwin Yudi Hidayat erwin@research.dinus.ac.id Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn Addison Wesley is an imprint of erwin@research.dinus.ac.id

Lebih terperinci

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat. Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat. Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn Computer Graphic Output Primitif dan Algoritma Garis Erwin Yudi Hidayat erwin@dsn.dinus.ac.id Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn Addison Wesley is an imprint of erwin@dsn.dinus.ac.id CG -

Lebih terperinci

Pengantar Computer Graphics Algoritma Dasar

Pengantar Computer Graphics Algoritma Dasar Ha Pengantar Computer Graphics Algoritma Dasar Vincent Suhartono Bacaan Teknologi Informasi Pengantar Computer Graphics Algoritma Dasar Penulis: Vincent Suhartono Bacaan Teknologi Informasi Pengantar Computer

Lebih terperinci

Viewing and Clipping 2D. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

Viewing and Clipping 2D. Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Viewing and Clipping 2D Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Overview Tampilan 2 Dimensi The View Pipeline Penggambaran 2 Dimensi Clipping 2 Dimensi Ketampakan Garis Algoritma Cohen-Sutherland Tampilan 2 Dimensi

Lebih terperinci

PAGI. SOAL PILIHAN GANDA : No

PAGI. SOAL PILIHAN GANDA : No PAGI SOAL PILIHAN GANDA : No. 1 35. 1. Salah satu contoh aplikasi Grafika Komputer adalah Virtual Reality. Yang dimaksud Virtual Reality adalah: a. lingkungan virtual seperti yang ada di dunia internet

Lebih terperinci

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display 1 2 SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) Teknologi Display Cathode Ray Tubes (CRT) Liquid Crystal Display (LCD) 3 4 CRT Elektron ditembakkan dari satu atau lebih electron gun Kemudian

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus

Lebih terperinci

Grafik Komputer : KLIPING

Grafik Komputer : KLIPING Grafik Komputer : KLIPING Universitas Gunadarma 2006 Grafik Komputer : Kliping 1/13 Definisi Kliping adalah pemotongan suatu objek dengan bentuk tertentu Alasan dilakukannya kliping : Menghindari perhitungan

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III OUTPUT PRIMITIF

BAB III OUTPUT PRIMITIF BAB III OUTPUT PRIMITIF OBJEKTIF : Pada Bab ini mahasiswa mempelajari tentang : 1. Primitif Grafis. Algoritma Pembentukan Garis 3. Algoritma Pembentukan Lingkaran 4. Algoritma Pembentukan Ellips TUJUAN

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK Universitas Widyatama UJIAN TENGAH SEMESTER T.A. 2008/2009

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK Universitas Widyatama UJIAN TENGAH SEMESTER T.A. 2008/2009 JURUAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTA TEKNIK Universitas Widatama UJIAN TENGAH EMETER T.A. 8/9 Mata Kuliah : GRAFIKA KOMPUTER Hari/Tanggal : JUM AT, APRIL 9 Waktu : MENIT Dosen Penguji : TIM DOEN ifat : BUKA

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Grafik Komputer : Geometri Primitive. Universitas Gunadarma Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Grafik Komputer : Geometri Primitive. Universitas Gunadarma Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12 Grafik Komputer : Geometri Primitive Universitas Gunadarma 2006 Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12 Menggambar GARIS (1/11) Garis adalah kumpulan titik-titik ang tersusun sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b . TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T b a + b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis, dan garis

Lebih terperinci

19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran)

19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran) 9. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T = b a b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis =, dan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas DEFINISI Transformasi merupakan pemetaan titik, garis atau bidang ke titik, garis atau bidang lain pada bidang yang sama. Misalkan transformasi T memetakan titik P (, y) ke titik P(, y) dan

Lebih terperinci

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Bab. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Persamaan Parametrik Kurva-kurva ang berada dalam bidang datar dapat representasikan dalam bentuk persamaan parametrik. Dalam persamaan ini, setiap

Lebih terperinci

Clipping. Grafika Komputer. Murinto, M.Kom

Clipping. Grafika Komputer. Murinto, M.Kom Clipping Grafika Komputer Murinto, M.Kom Clipping Prosedur yang mendefinisikan bagian gambar, baik di dalam maupun di luar suatu bidang tertentu di sebut dengan algoritma clipping/clipping Pada transformasi

Lebih terperinci

BAB V TRANSFORMASI 2D

BAB V TRANSFORMASI 2D BAB V TRANSFORMASI 2D OBJEKTIF : Pada Bab ini mahasiswa mempelajari tentang : Transformasi Dasar 2D 1. Translasi 2. Rotasi 3. Scalling Transformasi Lain 1. Refleksi 2. Shear TUJUAN DAN SASARAN: Setelah

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 5 Bangun Geometris 5.1. Persamaan Kurva Persamaan suatu kurva secara umum dapat kita tuliskan sebagai F (, )

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KOORDINAT

BAB I SISTEM KOORDINAT BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL

LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL LATIHAN ULANGAN BAB. INTEGRAL A. PILIHAN GANDA 4( ). d... A. 4( ) 5 B. 4( ) 4 C. + 8 9 4 + C D. + 8 + C E. 4 5 + C 5. Nilai ( 4 ) d... A. 6 D. B. 4 6 E. C. 8. Hasil dari. cos d... (UAN 4) A. (.sin.cos

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi periodizer kutub tersebut dapat dituliskan pula sebagai: p θ, N, θ 0 = π N N.0 n= n sin Nn θ θ 0. () f p θ, N, θ 0 = π N N j= j sin Nj θ θ 0 diperoleh dengan menyubstitusi variabel θ pada f θ =

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Grafik Komputer KONVERSI PEMINDAIAN

Mata Kuliah : Grafik Komputer KONVERSI PEMINDAIAN Mata Kuliah : Grafik Komputer KONVERSI PEMINDAIAN Karmilasari Konversi Pemindaian/Konversi Scan Konversi pemindaian atau rasterisasi adalah proses menemukan piksel layar yang besinggungan dengan garis/poligon/

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

ALGORITMA MIDPOINT UNTUK PENGGAMBARAN GRAFIK BERKECEPATANG TINGGI

ALGORITMA MIDPOINT UNTUK PENGGAMBARAN GRAFIK BERKECEPATANG TINGGI ALGORITMA MIDPOINT UNTUK PENGGAMBARAN GRAFIK BERKECEPATANG TINGGI Kartika Gunadi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Informatika - Universitas Kristen Petra e-mail: kgunadi@petra.ac.id ABSTRAK : Penggambaran

Lebih terperinci

Lingkaran. Lingkaran merupakan kumpulan titik yang berjarak sama terhadap titik pusat (x,y) Rumus dasar lingkaran: (X-Xc) 2 +(Y-Yc) 2 =r 2

Lingkaran. Lingkaran merupakan kumpulan titik yang berjarak sama terhadap titik pusat (x,y) Rumus dasar lingkaran: (X-Xc) 2 +(Y-Yc) 2 =r 2 Bentuk Geometri Lingkaran Lingkaran merupakan kumpulan titik yang berjarak sama terhadap titik pusat (x,y) Rumus dasar lingkaran: (X-Xc) 2 +(Y-Yc) 2 =r 2 Lingkaran Dari rumus lingkaran dapat dibentuk persamaan

Lebih terperinci

Pada komputer grafik ada 3 macam sistem koordinat yang harus di perhatikan :

Pada komputer grafik ada 3 macam sistem koordinat yang harus di perhatikan : Pada komputer grafik ada 3 macam sistem koordinat yang harus di perhatikan : Koordinat nyata Koordinat sistem (koordinat cartesian) Koordinat tampilan / layar Grafika Komputer Page 2 Adalah koordinat yang

Lebih terperinci

Perkalian Titik dan Silang

Perkalian Titik dan Silang PERKALIAN TITIK DAN SILANG Materi pokok pertemuan ke 3: 1. Perkalian titik URAIAN MATERI Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor dan dinyatakan oleh (baca: titik ). Untuk lebih jelas, berikut

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Transformasi Geometri Sederhana Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Grafika Komputer TRANSFORMASI 2D Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Salah sau conoh aplikasi Grafika Kompuer adalah Virual Reali. Yang

Lebih terperinci

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang TUJUAN EMBELAJARAN Agar pembaca memahami tentang Sistem Koordinat Kartesian beserta fungsinya yaitu titik, jarak dua titik, persamaan bola serta Vektor dalam ruang dimensi tiga beserta aplikasinya yaitu

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2

MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2 MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2 SMA Santa Angela Tahun Pelajaran 26 27 Transformasi Geometri Matematika Wajib XI BAB I.PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini, anda akan mempelajari

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Grafika kompuer (ompuer graphics) adalah: a. sofware-sofware ang digunakan

Lebih terperinci

Operasi Geometri (2) Kartika Firdausy UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra

Operasi Geometri (2) Kartika Firdausy UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra Operasi Geometri () Kartika Firdaus UAD tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: menerapkan aplikasi pada operasi geometri aitu: pencerminan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK 1 KEGIATAN BELAJAR 4 KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan kedudukan dua garis lurus di bidang dan di ruang 2.

Lebih terperinci

Modul. Grafika Komputer. Disusun Oleh: Maya Amelia

Modul. Grafika Komputer. Disusun Oleh: Maya Amelia Modul Grafika Komputer Disusun Oleh: Maya Amelia Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri 2012 DAFTAR ISI 1. PENGENALAN GRAFIKA KOMPUTER 1.1 Pengertian Grafika Komputer 1.2 Elemen-Elemen

Lebih terperinci

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979 Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.

Lebih terperinci

M A T R I K S 4. C. Penerapan Matriks pada Transformasi 11/21/2015. Peta Konsep. C. Penerapan Matriks pada Transformasi. (1) Pergeseran (Translasi)

M A T R I K S 4. C. Penerapan Matriks pada Transformasi 11/21/2015. Peta Konsep. C. Penerapan Matriks pada Transformasi. (1) Pergeseran (Translasi) Peta Konsep Jurnal Peta Konsep Materi MIPA Mengenal Matriks Daftar Hadir MateriC M A T R I K S 4 Kelas XII, Semester 5 Penjumlahan Matriks Pengurangan Matriks Perkalian Matriks C. Penerapan Matriks pada

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana

Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut dengan manipulasi. Perubahan gambar dengan mengubah koordinat

Lebih terperinci

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN Bab III : Lingkaran 30 Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik ang berjarak sama terhadap suatu titik tetap. Jarak ang sama itu disebut jari-jari sedangkan titik tetap dinamakan pusat lingkaran 3..

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER. Contoh Teknik Clipping. Clipping. Sesi 09 CLIPPING. Dosen Pembina : Sriyani Violina Danang Junaedi

UJIAN TENGAH SEMESTER. Contoh Teknik Clipping. Clipping. Sesi 09 CLIPPING. Dosen Pembina : Sriyani Violina Danang Junaedi Sesi 09 CLIPPING Sesi 08 UJIAN TENGAH SEMESTER IF-UTAMA 1 Dosen Pembina : Sriyani Violina Danang Junaedi Clipping Istilah Kliping (Clipping) = kumpulan guntingan koran Clipping = memotong objek dengan

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 1, Februari 2014

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 1, Februari 2014 MEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA GARIS DAN LINGKARAN BERBASIS MULTIMEDIA 1 Meca Agustama, 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Prof. Dr. Soepomo,

Lebih terperinci

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank 1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL Pertemuan GAIS SINGGUNG DAN GAIS NOMAL Persamaan Garis Singgung melalui titik (, ) - m ( - ) Persamaan Garis Normal melalui titik (, ) - ( - ) m Panjang Subtangens Y m Panjang subnormal m Y Pemakaian Diferensial

Lebih terperinci

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat ang Sederhana Untuk melajutkan penelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

BAB IV TOOLS UNTUK MENGGAMBAR (WINDOW DAN VIEWPORT)

BAB IV TOOLS UNTUK MENGGAMBAR (WINDOW DAN VIEWPORT) BAB IV TOOLS UNTUK MENGGAMBAR (WINDOW DAN VIEWPORT) Menggambar Objek 2D Bagaimana cara menggambar objek 2D? Langsung pada layar kesulitan manipulasi yaitu dalam transformasi Melalui sistem koordinat kartesius

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1. TRANSFORMASI GEOMETRI BAB Suatu transformasi bidang adalah suatu pemetaan dari bidang Kartesius ke bidang yang lain atau T : R R (x,y) ( x', y') Jenis-jenis transformasi antara lain : Transformasi Isometri

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 Nama Sekolah : SMA NEGERI 56 JAKARTA Mata Pelajaran : MATEMATIKA PEMINATAN Kurikulum : KUR 2013 MATERI KELAS X P1 P2 P3 mor 1. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB Penyusun : Team MGMP Matematika JENJANG : SMA SMA DKI Jakarta KURIKULUM : Kurikulum 2013 No Urut Kompetensi Dasar Bahan Kls/Smt Materi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PKBM42002 GRAFIKA KOMPUTER PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN INFORMATIKA (MI) FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

Geometri Primitive. D3 Manajemen Informatika S1 Sistem Informasi

Geometri Primitive. D3 Manajemen Informatika S1 Sistem Informasi Geometri Primitive D3 Manajemen Informatika S1 Sistem Informasi Elemen-Elemen Pembentuk Grafik : Geometri 2 Menggambar GARIS Garis adalah kumpulan titik-titik yang tersusun sedemiki-an rupa sehingga memiliki

Lebih terperinci

a b 243a 243b x adalah. x adalah p dan q. Jika p 2q 1 m m atau m 2 2 m Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar!

a b 243a 243b x adalah. x adalah p dan q. Jika p 2q 1 m m atau m 2 2 m Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar! Pilihlah salah satu jawaban ang Anda anggap paling benar!. Diketahui premis-premis berikut. Premis : jika sebuah segitiga siku-siku maka salah satu sudutna 90 Premis : jika salah satu sudut segitiga 90

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN Modul 3 F u n g s i Drs. Wahu Widaat, M.Ec D PENDAHULUAN alam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan

Lebih terperinci

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar Bab I Fungsi Dua Peubah atau Lebih Pengantar Seperti halna dengan fungsi satu peubah kita dapat mendefinisikan fungsi dua peubah atau lebih sebagai pemetaan dan sebagai pasangan berurut.fungsi dengan peubah

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1 Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1 Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2010 Letak Suatu Titik pada Garis Lurus O g

Lebih terperinci

Tampilan 2 Dimensi. Clipping 2 Dimensi. Tampilan 2 Dimensi. Penggambaran 2 Dimensi. Clipping 2 Dimensi. Ketampakan Garis 10/20/2017

Tampilan 2 Dimensi. Clipping 2 Dimensi. Tampilan 2 Dimensi. Penggambaran 2 Dimensi. Clipping 2 Dimensi. Ketampakan Garis 10/20/2017 Tampilan 2 Dimensi Clipping 2 Dimensi Menampilkan gambar 2 dimensi ke output device (misal : monitor) Sistem koordinat (misal : sistem koordinat cartesian) dapat digunakan untuk mendefinisikan sebuah gambar

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL. SOAL PILIHAN GANDA A. Berilah tanda silang (X) paad huruf a, b, c, d, e sesuai dengan pilihan jawaban yang paling tepat!

KUMPULAN SOAL SOAL. SOAL PILIHAN GANDA A. Berilah tanda silang (X) paad huruf a, b, c, d, e sesuai dengan pilihan jawaban yang paling tepat! KUMPULAN SOAL SOAL APROKSIMASI KESALAHAN SOAL PILIHAN GANDA A. Berilah tanda silang (X) paad huruf a, b, c, d, e sesuai dengan pilihan jawaban ang paling tepat!. Banakna angka sinifikan dari bilangan,

Lebih terperinci

Esther Wibowo

Esther Wibowo Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Topik Hari Ini Dasar Transformasi Translation Pemindahan, Penggeseran Scaling Perubahan Ukuran Shear Distorsi? Rotation Pemutaran Representasi Matriks Transformasi

Lebih terperinci

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto Buku Pendalaman Konsep Trigonometri Tingkat SMA Doddy Feryanto Kata Pengantar Trigonometri merupakan salah satu jenis fungsi yang sangat banyak berguna di berbagai bidang. Di bidang matematika sendiri,

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Vektor Vektor adalah sebuah besaran ang mempunai nilai dan arah. Secara geometri vektor biasana digambarkan sebagai anak panah berarah (lihat gambar di samping)

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits

King s Learning Be Smart Without Limits Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA TRANSFORMASI GEOMETRI Gambarkan setiap titik yang ditanyakan pada gambar dibawah untuk translasi yang di berikan!. A. PENGERTIAN TRANSFORMASI GEOMETRI Arti geometri

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1 GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT sofyan mahfudy-iain Mataram 1 Sasaran kuliah hari ini 1. Mahasiwa dapat menjelaskan konsep kemiringan garis/gradien 2. Mahasiswa dapat menentukan

Lebih terperinci

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Pembahasan Soal SBMPTN 2016 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT

Lebih terperinci

Contoh Teknik Clipping

Contoh Teknik Clipping Clipping Istilah Kliping (Clipping) = kumpulan guntingan koran Clipping = memotong objek dengan bentuk tertentu. Sarana pemotong objek clipping window Dalam konteks grafika komputer, untuk melakukan clipping,

Lebih terperinci

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA 1 MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA Sumber: www.google.co.id Gambar 6. 6 Benda berbentuk lingkaran dan bola Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai benda-benda yang berbentuk bola maupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB-7 TRANSFORMASI 2D

BAB-7 TRANSFORMASI 2D BAB-7 TRANSFORMASI 2D Kita dapat melakukan transformasi terhadap objek, pada materi ini akan dibahas transformasi 2D yaitu translasi, skala, rotasi. By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom 7.1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR 5.1 Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat

Lebih terperinci

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Grafik Komputer : Geometri Primitive. Universitas Gunadarma. Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Grafik Komputer : Geometri Primitive. Universitas Gunadarma. Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12 Grafik Komputer : Geometri Primitive Universitas Gunadarma Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12 Menggambar GARIS (1/11) Garis adalah kumpulan titik-titik yang tersusun sedemikian rupa sehingga memiliki

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 5 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Clipping Point Clipping. Line Clipping. Algoritma Clipping. Point Clipping Dalam konteks grafika

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS 1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan

Lebih terperinci

Transformasi Datum dan Koordinat

Transformasi Datum dan Koordinat Transformasi Datum dan Koordinat Sistem Transformasi Koordinat RG091521 Lecture 6 Semester 1, 2013 Jurusan Pendahuluan Hubungan antara satu sistem koordinat dengan sistem lainnya diformulasikan dalam bentuk

Lebih terperinci

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap Diktat KINEMTIK leh : Ir. Erwin Sulito - Ir. Endi Sutikno ab III KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 3.1 KECEPTN RELTIF 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Penghubung berputar

Lebih terperinci

Komposisi Transformasi

Komposisi Transformasi Komposisi Transformasi Setelah menyaksikan tayangan ini anda dapat Menentukan peta atau bayangan suatu kurva hasil dari suatu komposisi transformasi Transformasi Untuk memindahkan suatu titik atau bangun

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan a home base to ecellence Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analisis Tegangan dan Regangan Pertemuan - 10 a home base to ecellence TIU : Mahasiswa dapat menganalisis tegangan normal

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA 43 MDUL PERTEMUAN KE 5 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Momen gaa, sarat kedua kesetimbangan, resultan gaa sejajar, pusat berat, kopel. PKK BAHASAN: KESETIMBANGAN MMEN GAYA 5. PENGERTIAN MMEN GAYA Besar

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40.

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40. PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor sampai dengan nomor 0. 5. Jika a b 5, maka a + b = 5 (A). (C) 0. 0.. 7.. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan

Lebih terperinci