PENDAHULUAN KALKULUS
|
|
- Yuliani Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu kah anda bilangan apa saja ang termasuk pada kategori bilangan-bilangan tersebut? Bilangan-bilangan ang merupakan anggota bilangan asli adalah,,,.... Bilangan asli biasana dinatakan dengan N. Secara matematis himpunan bilangan asli dapat ditulis sebagai berikut. N,,,4,, Bilangan asli ini disebut juga sebagai bilangan ang paling sederhana. Himpunan bilangan asli ditambahkan dengan 0maka himpunan bilangan tersebut menjadi { 0,,,,... }. Himpunan bilangan tersebut merupakan bilangan cacah. Bilangan cacah biasana dinotasikan dengan C. Sehingga himpunan bilangan cacah dapat ditulis sebagai berikut. C0,,,,4,, Himpunan bilangan cacah ditambahkan negatif dari bilanganbilangan asli maka himpunan bilangan tersebut adalah bilangan bulat. Bilangan bulat dapat juga dinotasikan dengan Z. Secara matematis, himpunan bilangan bulat dapat ditulis sebagai berikut. Z, 4,,,,0,,,,4,, Dalam pengkuran, bilangan-bilangan bulat kurang memadai untuk digunakan karena tidak memiliki ketelitian ang cukup. Hal ini dapat menuntun kepada pembagian/rasio dua bilangan bulat ang dikenal sebagai bilangan rasional/terukur atau Q. Bilangan ang merupakan bilangan a rasional dapat dinatakan ke dalam bentuk dengan b 0, a dan b b adalah bilangan bulat. Sehingga bilangan rasional dapat dikatakan merupakan gabungan dari bilangan bulat dan pecahan. Kekurangan dari bilangan rasional dapat memberikan hasil berupa bilangan irrasional. Gabungan bilangan rasional dan irrasional ang dapat mengukur panjang (positif) beserta negatif dari bilangan-bilangan tersebut dan nol disebut juga bilangan real atau R. Sistem bilangan tidak hana berakhir pada bilangan real saja, melainkan dapat diperluas lagi menjadi sistem bilangan kompleks. Sistem bilangan kompleks berbentuk a + ib Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
2 dengan a dan badalah bilangan real. Akan tetapi pembahasan sistem bilangan konsep ini akan dibahas pada bahasan fungsi kompleks. Setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai desimal, karena bilangan rasional dapat dinatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat. Jika pembilang dibagi dengan penebut maka dihasilkan suatu bentuk desimal. Bilangan Real (R) Bilangan Rasional (Q) Bilangan Bulat (Z) Bilangan Cacah (C) Bilangan Asli (N) Ada dua dentuk desimal dari bilangan rasional, aitu bentuk desimal berakhir dan bentuk desimal berulang. Bentuk desimal berakhir biasana diakhiri dengan nol ang berulang. Contoh : Bentuk desimal berakhir 0,4 0, ,7 0, Bentuk desimal berulang 0,... 0, , , Jika bilangan rasional dapat dinatakan ke dalam bentuk desimal berakhir dan berulang, dapatkah berlaku kebalikanna aitu bilang ang mempunai bentuk desimal berakhir dan berulang dapat dikatakan sebagai bilangan rasional? Contoh : Buktikan apakah 0,7 ; 0, ; 0, Jawab : 7 7 0, Misalkan 0, maka 000 6,66... sehingga Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
3 000 6, ,66... Misalkan 0, maka 00 7, sehingga 00 7, , Jadi dapat disimpulkan bahwa bilangan bentuk desimal berakhir dan berulang merupakan bilangan rasional Bentuk akar dari bilangan rasional pada umumna merupakan bilangan irrasional. Selain itu ada juga bilangan ang bukan bentuk akar ang juga merupakan bilangan irrasional. Contoh : Bentuk Akar 4,, , , Bentuk Bukan Akar π, log 0, Akan tetapi ada bentuk akar ang hasilna merupakan bilangan rasional sehingga bentuk akar tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai bilangan 4 irrasional seperti 6 4 ; 8 9 ; ; Selain itu, ada juga bentuk bukan akar ang hasilna merupakan bilangan rasional sehingga menjadikanna bukan bilangan irrasional seperti log00 ; log8 ; log8 4. SIFAT-SIFAT PADA BILANGAN REAL Sifat-sifat Operasi pada Bilangan Real Asosiatif Penjumlahan : a + ( b + c) ( a + b) + c Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
4 Perkalian : a ( b c) ( a b) c Komutatif Penjumlahan : a + b b + a Perkalian : a b b a Distributif Depan : a ( b + c) a b + a c Belakang : ( b + c) a b a + c a Identitas Penjumlahan : a a a Perkalian : a a a Invers (Kebalikan) Penjumlahan : a + ( a) ( a) + a 0 Perkalian : a a a a dengan a, b, cadalah bilangan real. Sifat-sifat Urutan pada Bilangan Real Himpunan bilangan real ang anggotana selain nol dipisahkan sama besar menjadi dua himpunan aitu himpunan bilarang real positif dan negatif. Sehingga kita mengenal tanda-tanda seperti < (dibaca lebih kecil daripada ), > (dibaca lebih besar daripada ), (dibaca sama dengan ). Jika < maka positif. Selain itu juga diperoleh bahwa < >. Berikut ini adalah sifat-sifat urutan pada bilangan real aitu a. Trikotomi Jika dan adalah bilangan real maka salah satu di antara tiga hal berikut ini akan berlaku < atau atau > b. Transitif Jika < dan < zmaka < z, dengan,, zadalah bilangan real. Jika > dan > z maka > z, dengan,, zadalah bilangan real. c. Penjumlahan < + z < + z; > + z > + z d. Perkalian z adalah bilangan real positif, z adalah bilangan real negatif, < z < z, > z > z < z > z, > z < z Tanda (dibaca lebih kecil daripada atau sama dengan ) dan (dibaca lebih besar daripada atau sama dengan ) juga melambangkan 4 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
5 urutan suatu bilangan real. Jika maka maka positif atau nol. Jika positif atau nol. Sifat-sifat b, c, dan d dapat juga berlaku untuk tanda dan.. PERSAMAAN, PERTIDAKSAMAAN DAN INTERVAL Persamaan Persamaan adalah suatu kalimat matematika ang mengandung nilai-nilai ang belum diketahui (variabel/peubah) dan dihubungkan oleh tanda kesamaan ( ). Persamaan biasana didefinisikan berdasarkan banak variabelna, pangkat tertinggi variabel, atau jenis variabelna. Penelesaian dari persamaan adalah satu atau sejumlah bilangan berhingga ang membuat persamaan menjadi berlaku. Menelesaikan suatu persamaan adalah tugas dasar dalam matematika. Contoh 4 : Persamaan linear 0 dengan penelesaian adalah. Persamaan kuadrat 6 0 dengan penelesaian adalah dan. Persamaan eksponen 8 dengan penelesaian adalah 6. Pertidaksamaan dan Interval Pertidaksamaan Pertidaksamaan mempunai karakteristik ang kurang lebih sama dengan persamaan. Perbedaanna terletak pada tanda hubung ang digunakan aitu <, >,,. Selain itu himpunan penelesaian dari suatu pertidaksamaan adalah seluruh bilangan ang berada pada interval bilangan. Contoh : 0 < 6 0 Interval Ada tiga jenis interval ang biasana dijumpai aitu interval terbuka, tertutup, dan kombinasi keduana. Interval terbuka biasana menggunakan tanda >, < atau keduana, misal a < < b. Interval terbuka a < < b sebenarna terdiri dari dua buah pertidaksamaan > a dan < b ang menunjukkan semua bilangan di antara titik dan tapi tidak termasuk titik dan. Interval terbuka biasana dinatakan dengan tanda kurung (, ). Interval tertutup biasana menggunakan tanda, atau Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
6 keduana, misal a b. Interval tertutup a b sebenarna terdiri dari dua buah pertidaksamaan a dan b ang menunjukkan semua bilangan di antara titik dan termasuk titik dan. Interval tertutup biasana dinatakan dengan tanda kurung [, ]. Kombinasi dari interval tertutup dan terbuka seperti a < b ; a < b dapat dinatakan dengan tanda kurung [, ) dan (, ]. Adapun beragam kemungkinan interval dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Ragam Kemungkinan Interval Penulisan Himpunan Penulisan Interval Grafik : a < < b ( a, b) { } ( a b) { : a b} [ a, b] { : a < b} [ a, b) { : a < b} [ a, b) { : b} (,b] { : < b} (,b) { : a} [ a, ) { : > a} ( a, ) [ a b] [ a b) ( a b] [ a ( a ] b ] b R (, ) Penelesaian Pertidaksamaan Pertidaksamaan dapat diselesaikan tanpa mengubah himpunan penelesaian. Khususna: a. Menjumlahkan bilangan ang merupakan invers penjumlahan pada kedua ruas dari suatu pertidaksamaan. 6 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
7 b. Mengalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan positif. c. Mengalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan negatif, tetapi kemudian arah tanda pertidaksamaan harus dibalik. Contoh 6 : Selesaikan pertidaksamaan 7 < 4 dan perlihatkan grafik himpunan penelesaianna. Jawab: < (tambahkan 7) ( 4) + < ( 4) < ( ) < > (tambahkan ( 4)) (kalikan ) (ubah tanda karena perkalian dengan ) 0 Contoh 7 : Selesaikan pertidaksamaan + 6 < 4dan perlihatkan grafik himpunan penelesaianna. Jawab : + 6 < 4 + ( 6) ( 6) < 4 + ( 6) ( ) Contoh 8 : < < ( ) < Selesaikan pertidaksamaan 6 < 0. Jawab : ( 6 < 0 ( )( + ) < 0 [ ) dari perhitungan diperoleh 0 dan + 0. Jadi titik - dan adalah titik pemisah.untuk penelesaian dari pertidaksamaan tentukan terlebih dahulu titik uji pada interval (, ),(,) dan (, ). Pada interval (, ) titik uji ang dipilih adalah, pada interval (,) 7 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
8 titik uji ang dipilih adalah 0 dan pada interval (, ) titik uji ang dipilih adalah 4. Maka proses selanjutna adalah Titik Uji Nilai dari Tanda ( ) ( + ) ( )( + ) Karena ( )( + ) < 0 maka himpunan penelesaian dari pertidaksamaan tersebut berada pada interval (,) atau > dan <. Grafik himpunan penelesaian dari pertidaksamaan dapat digambarkan sebagai berikut. Titik uji Nilai Mutlak Titik Pemisah Titik Pemisah Nilai mutlak suatu bilangan real, dinatakan oleh, didefinisikan sebagai Contoh 9 : jika jika 0 < ( ) Dari definisi nilai mutlak tidak ada menjelaskan bahwa (lihat Contoh 9). Akan tetapi adalah benar bahwa selalu taknegatif dan adalah benar juga bahwa antara dengan titik asal aitu 0 dan ( ). Mencoba membaangkan sebagai jarak a sebagai jarak antara titik dengan a merupakan salah satu cara terbaik untuk memahami nilai mutlak. a a 0 a 8 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
9 Sifat-sifat Nilai Mutlak a. a b a b b. a b a b c. a + b a + b d. a b a b Pertidaksamaan ang Melibatkan Nilai Mutlak a. < a a < < a b. > a < a atau > a Contoh 0 : Selesaikanlah pertidaksamaan 4 <. Jawab : Jika ditambahkan 4 pada ketiga ruas maka diperoleh 4 < < 4< + 4 < < + 4 < < 6 Jika memandang 4 < sebagai jarak maka jarak antara titik dan 4 harus lebih kecil daripada Sehingga nilai ang memenuhi adalah seluruh bilangan ang ada di antara dan 6, aitu < < 6. Contoh : Selesaikanlah pertidaksamaan. Jawab : atau atau atau atau Himpunan penelesaian dari pertidaksamaan adalah gabungan dua interval 4,. aitu [, ) ( ) ] [ 9 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
10 Kuadrat ang Melibatkan Nilai Mutlak a. b. Apakah operasi kuadrat mempertahankan pertidaksamaan? Misal 4 < tetapi ( 4 ) >, sebalikna < 4 dan < 4. Dari dua hal tersebut diperoleh bahwa operasi kuadrat tidak selalu mempertahankan pertidaksamaan. Jika bekerja hana pada bilangan taknegatif maka a < b a < b. Sehingga jika mengingat bahwa nilai mutlak suatu bilangan real adalah taknegatif maka Contoh : + < 6 < 9 <. + ( + ) < ( ) < 4 < < 0 ( + )( ) < 0 Diperoleh tiga interval aitu (, ) , (, ) dan (, ). Titik Uji Nilai dari Tanda ( +) ( ) ( + )( ) Karena ( + )( ) < 0 maka himpunan penelesaianna adalah semua bilangan ang berada pada interval (, ).. SISTEM KOORDINAT CARTESIUS Koordinat Cartesius dibentuk oleh dua garis bilangan real ang saling tegak lurus dan berpotongan di titik nol kedua garis. Garis mendatar di sebut sumbu dan garis tegak disebut sumbu. Titik potong keduana dinamakan titik asal dan diberi label Ο. Sumbu-sumbu koordinat membagi bidang menjadi empat daerah ang disebut kuadran, aitu kuadran I, II, III, dan IV (Lihat Gambar ). Tiap titik P (Lihat Gambar ) pada bidang koordinat dapat dinatakan oleh sepasang bilangan sebagai titik koordinatna. Jika P mempunai koordinat (,), maka suatu garis tegak ang melalui P akan 0 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
11 memotong sumbu di, dan suatu garis mendatar ang melalui akan memotong sumbu di. Titik (,) merupakan pasangan terurut dan sehingga urutanna tidak bisa dibalik. Bilangan pertama di koordinat- dan bilangan kedua di koordinat- Bilangan disebut absis dan bilangan disebut ordinat. Kuadran II Kuadran I b P( a, b) Ο Ο a Kuadran III Kuadran IV Rumus Jarak Gambar Gambar d Q (, ) Ο P (, ) Gambar 4 Jarak ( d ) antara dua titik P dan Q ang masing-masing mempunai koordinat, ) dan, ) adalah: ( ( ( ) + ( ) d ( P, Q) Contoh : Carilah jarak antara (,) dan ( 4, )! Jawab : Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
12 ( ) + ( ) d ( 4 ( ) ) + (( ) ) 6 + ( 4) , Rumus Titik Tengah Dua titik P (, ) dan Q (, ) dengan dan. Jika P dihubungkan oleh sebuah garis lurus ke Q maka jarak antara dan adalah serta jarak antara dan adalah. Titik tengah ruas garis ang menghubungkan P dan Q berada pada pertengahan garis penghubung kedua titik tersebut. Pertengahan garis penghubung kedua titik tersebut dapat dicari dengan membagi dua jarak antara dan serta jarak antara dan. Sehingga diperoleh dan. Titik tengah ruas garis ang menghubungkan P dan Q adalah Jadi titik tengah ruas garis ang menghubungkan P dan Q adalah + +, Contoh 4 : Tentukan jarak antara (,) dengan titik tengah ruas garis ang menghubungkan titik (, ) dan ( 4,). Jawab : Titik tengah ruas garis ang menghubungkan titik (, ) dan ( 4,) adalah + +, + 4 +,,, Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
13 d ((,),(, )) ( ( ) ) , GARIS DAN PERSAMAAN GARIS Garis Pengertian Garis atau garis lurus adalah objek geometri ang terbentuk dari paling sedikitna dua titik ang terhubung. Dari satu titik dapat dibuat tak terhingga banakna garis, namun dari dua titik hana dapat dibuat satu garis. Kedudukan Dua Garis Dua garis berpotongan Dua garis dikatakan berpotongan jika keduana berpotongan di satu titik ang disebut titik potong. Jika perpotongan dua garis tersebut pada satu membentuk sudut 90 maka dua garis itu disebut saling tegak lurus. Dua garis sejajar Dua garis dikatakan sejajar jika garis tersebut berada pada satu bidang dan jika diteruskan tidak akan berpotongan atau dengan kata lain kedua garis tersebut tidak mempunai titik potong. Dua garis berhimpit Dua garis dikatakan berhimpit jika kedua garis mempunai paling sedikit dua titik potong. Gradien/Kemiringan B (, ) A(, ) Ο Gambar Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
14 Umumna (Gambar ) untuk sebuah garis melalui A (, ) dan (, ), kemiringan () dari garis tersebut adalah B dengan Contoh : Gradien garis ang melalui titik (,) dan (,0) m m (*) 4 adalah 0 4 Berdasarkan (*), maka untuk gradien garis-garis horizontal (sejajar sumbu ) adalah bernilai 0, sedangkan garis-garis vertikal (sejajar sumbu ) nilaina tidak didefinisikan (karena adana pembagian dengan 0). Dua garis ang sejajar mempunai gradien ang sama: m m. Sedangkan dua garis ang saling tegak lurus mempunai gradien ang saling berlawanan dan berkebalikan: m. m Persamaan Garis Persamaan garis dapat disusun dari dua titik koordinat ang dilalui garis atau satu titik koordinat ang dilalui dan besar kemiringanna. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah A + B + C 0 Persamaan garis ang melalui satu titik (, ) dengan gradien madalah m( ) Jika satu garis mempunai titik potong di sumbu misal di titik ( 0,b) seperti maka kemiringan garis tersebut adalah m + b Garis ang melalui dua titik A (, ) dan (, ) garisna adalah Contoh 6 : B maka persamaan Tentukan persamaan garis ang melalui titik ( 4,) dan (, ) Jawab : m 6 ( 4) 0 6! Pilih salah satu titik dan gunakan persamaan garis ang melalui satu titik. 4 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
15 m( ) m( ) ( ( 4) ) 0 ( + 4) Pendahuluan Kalkulus ( ) ( 6) atau tanpa menghitung gradienna, dapat juga dicari dengan menggunakan persamaan garis ang melalui dua titik. ( 4) 6 ( 4) Jadi persamaan garis ang melalui titik ( 4,) + 0. EVALUASI Latihan ) Sederhanakanlah soal berikut ini: a. 4 ( 8 ) + 6 b. ( ( 7 + 6) + 4) + c. d e. ( + )( ) f. ( + 7 ) ( + 4) dan (, ) 4 6 adalah Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
16 ) Sederhanakan bentuk aljabar berikut ini. 9 + a. ( )( ) b. ( ) c. d ) Ubahlah bilangan rasional ini menjadi desimal. a. b. 7 c. d ) Ubahlah desimal berikut ini menjadi suatu hasil bagi bilangan bulat. a. 0, b.,66666 c. 0,7 d. 0,64 Latihan ) Gambarlah grafik dari interval berikut ini. a. (,) b., 8 c., 4 d. 7, ) Natakan himpunan penelesaianna dalam cara penulisan interval dan sketsalah grafikna. a. 7 < e. ( + )( )( ) > 0 b. > 6 4 f. 6 < 0 c. < 6 4 d. < g. h Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
17 i. j. < + 0 k. < 6 Latihan ) Gambarlah titik-titik berikut ini dalam bidang koordinat dan carilah jarak antara titik-titik tersebut.,,, a. ( ) ( ) b. ( 4,), (,4) c. (,),( 6,) d. ( 4,),(, 8) ) Buktikan bahwa segitiga ang titik-titik sudutna adalah (,), (,4) ( 0,8) adalah sama kaki. dan ) Tentukan jarak antara (,) dengan titik tengah ruas garis ang menghubungkan (, ) dan ( 4,). 4) Carilah titik pada sumbu- ang berjarak sama dari (,) dan ( 6,4). ) Carilah panjang ruas garis ang menghubungkan titik-titik tengah A,, B,6, C 4,7 dan dengan ruas-ruas AB dan CD dengan ( ) ( ) ( ) D (,4). Latihan 4 ) Carilah kemiringan dari garis ang melalui dua titik berikut ini. a. (,) dan (,) b. (,) dan (-,-6) c. (,) dan ( 4,7) d. (, 4) dan ( 0,-6) e. (,0) dan ( 0,) f. ( 6,0) dan ( 0,6) ) Carilah persamaan untuk tiap garis dan tulislah dalam bentuk A + B + C 0. a. Melalui (,4) dan gradien. b. Melalui (,) dan gradien 4. c. Memotong sumbu- di dan gradien. d. Memotong sumbu- di dan gradien., dan 4,8 e. Melalui ( ) ( ) f. Melalui ( 4,) dan ( 8,) 7 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
18 ) Carilah gradien dan perpotongan pada sumbu- untuk tiap garis berikut ini. a. + b. + c. + 6 d ) Tulislah persamaan garis ang (, ) a. Sejajar garis + ang: b. Sejajar garis ang melalui (,) dan (,-) c. Tegak lurus garis + 6 SELAMAT BEKERJA 8 Pengajar : Mia Fitria, S.Si, M.Pd
BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1
BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS LURUS
PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperincimatematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s
K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,
Lebih terperinciAB = AB = ( ) 2 + ( ) 2
Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan
Lebih terperinciBab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus
Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak
Lebih terperinciUnit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan
Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta
Lebih terperinciBAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI
BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan
Lebih terperinciKALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan
Lebih terperinciSistem Bilangan Real. Pendahuluan
Sistem Bilangan Real Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan real dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan real adalah himpunan bilangan real yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga
Lebih terperinciMATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER
MATEMATIKA BISNIS BAB FUNGSI LINIER Hikmah Agustin, S.P.,MM DEFINISI FUNGSI Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainna. Unsur-unsur pembentukan fungsi : 1. Variabel Variabel
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1
Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan
Lebih terperinciBilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah
Lebih terperinciFUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan
FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR TEORI FUNGSI Fungsi yaitu hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Unsur-unsur pembentukan fungsi yaitu variabel (terikat dan bebas), koefisien dan
Lebih terperinciGLOSSARIUM. A Akar kuadrat
A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk
Lebih terperinciINTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK
INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 19 Topik Bahasan 1 Sistem Bilangan Real 2 Interval 3
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional
SISTEM BILANGAN REAL Sebelum membahas tentag konsep sistem bilangan real, terlebih dahulu ingat kembali tentang konsep himpunan. Konsep dasar dalam matematika adalah berkaitan dengan himpunan atau kelas
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS
BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan
Lebih terperinciFUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks
FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.
Lebih terperinciSistem Bilangan Riil
Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga
Lebih terperinciB I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)
1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat
Lebih terperinciA. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat. Salah satu akar persamaan kuadrat ( a ) (3a ) 3a 0 adalah, maka akar lainna adalah. Nilai m ang memenuhi agar persamaan kuadrat ( m ) (m ) ( m ) 0 mempunai dua
Lebih terperinciSistem Bilangan Riil. Pendahuluan
Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga
Lebih terperinciKALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan
KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan
Lebih terperinciPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
MATERI POKOK Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI BAHASAN : A. Persamaan Linear B. Pertidaksamaan Linear Modul.MTK X 0 Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang belum dapat ditentukan nilai
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 03 Oktober 2016
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER SISTEM BILANGAN ILHAM SAIFUDIN Senin, 03 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember SISTEM BILANGAN 1 Sistem Bilangan
Lebih terperinciPerhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b
2 SISTEM BILANGAN Perhatikan skema sistem bilangan berikut Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan bulat adalah bilangan yang
Lebih terperinciFUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA
FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN REAL
SISTEM BILANGAN REAL Materi : 1.1 Pendahuluan Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, ini merupakan
Lebih terperincikkkk EKSPONEN 1. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 A. 4 2 B. 3 2 C. 2 D. 1 E. 0 Solusi: [B] 2. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 Jika x1
kkkk. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009... EKSPONEN A. 4 B. C. D. E. 0 Solusi: [B]. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika dan merupakan akar-akar persamaan 6, maka... A. B. C. D. E. Solusi: [C] 6 6 0. SIMAK
Lebih terperinciFungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.
4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan
Lebih terperinciMA5032 ANALISIS REAL
(Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. August 16, 2011 Pada bab ini anda diasumsikan telah mengenal dengan cukup baik bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan
Lebih terperinciMATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS
MATEMATIKA TEKNIK 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu bilangan
Lebih terperinciBAB I SISTEM KOORDINAT
BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN BULAT
SISTEM BILANGAN BULAT A. Bilangan bulat Pengertian Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0. Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil
Lebih terperinciLogaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan.
Logaritma adalah operasi matematika ang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan. Rumus dasar logaritma: b c = a ditulis sebagai b log a = c (b disebut basis) Beberapa orang menuliskan b log
Lebih terperinciKalkulus Diferensial
Kalkulus Diferensial viii, 0 hlm, 5 cm Katalog Dalam Terbitan KDT) Hak Cipta Akhsanul In am Hak Terbit pada UMM Press Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 46 Malang 6544 Telepon
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI
MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT
Lebih terperinciBAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN
STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan
Lebih terperinciMATEMATIKA DASAR TAHUN 1987
MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,
Lebih terperinciPeta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus
PErSamaan GarIS lurus Untuk SMP Kelas VIII Peta Konsep Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus Kompetensi Dasar Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis
Lebih terperinciPertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.
Pertemuan ke 8 GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(,y): y = f(), D f } disebut grafik fungsi f. Grafik metode yang paling umum untuk menyatakan hubungan antara dua himpunan yaitu dengan menggunakan
Lebih terperinciPROGRAM LINEAR. Bukti : ax + by = a.b. Pengertian Program Linear : Gunakan persamaan 2 di atas :
PROGRAM LINEAR Bukti : + = a + b = a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan
Lebih terperinciBAB XVII. PROGRAM LINEAR
BAB XVII. PROGRAM LINEAR Bukti : + a + b a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan
Lebih terperinciBAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak
BAB IV PERTIDAKSAMAAN 1. Pertidaksamaan Kuadrat. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak 86 LEMBAR KERJA SISWA 1 Mata Pelajaran : Matematika Uraian Materi
Lebih terperinciBAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5
BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama
Lebih terperinciPERTIDAKSAMAAN
PERTIDAKSAMAAN A. Pengertian 1. Notasi Pertidaksamaan Misalnya ada dua bilangan riil a dan b. Ada beberapa notasi yang bisa dibuat yaitu: a. a dikatakan kurang dari b, ditulis a b jika dan hanya jika a
Lebih terperinci03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa
0/08/015 Sistem Bilangan Riil Simbol-Simbol dalam Matematikaa 1 0/08/015 Simbol-Simbol dalam Matematikaa Simbol-Simbol dalam Matematikaa 4 0/08/015 Simbol-Simbol dalam Matematikaa 5 Sistem bilangan N :
Lebih terperinciBILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR
BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR 1. Bilangan Berpangkat Sederhana Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian bilangan-bilangan dengan faktorfaktor yang sama. Misalkan kita temui perkalian
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka
Lebih terperinciCatatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I
Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):
Lebih terperinciMelukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo)
Lebih terperinciBILANGAN KOMPLEKS SHINTA ROSALIA DEWI, S.SI, M.SC
BILANGAN KOMPLEKS SHINTA ROSALIA DEWI, S.SI, M.SC TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu : Memahami bilangan kompleks Menggambarkan kurva pada bilangan kompleks Mengetahui Operasi Aljabar Bilangan Kompleks
Lebih terperinciSistem Bilangan Ri l
Sistem Bilangan Riil Sistem bilangan N : bilangan asli Z : bilangan bulat Q : bilangan rasional R : bilangan real N : 1,,,. Z :,-,-1,0,1,,.. Q : a q =, a, b Z, b 0 b R = Q Irasional Contoh Bil Irasional,,π
Lebih terperinciMATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi
MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi Skema Himpunan Kompleks Real Rasional Bulat Cacah Asli Genap Ganjil Prima Komposit Nol Bulat Negatif Pecahan Irasional Imajiner Pengertian
Lebih terperinci1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik
Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan
Lebih terperinci1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional
1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta sifat-sifatnya. Himpunan bilangan yang teristimewa dan penting adalah himpunan bilangan real. Tetapi apakah bilangan real
Lebih terperinciMODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS
MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan
Lebih terperinciBAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola
Lebih terperinciSRI REDJEKI KALKULUS I
SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih
Lebih terperinci6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI
6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah
Lebih terperinciMATEMATIKA. Sesi PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN. ax + by c
MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM GABUNGAN 07 Sesi N PROGRAM LINEAR A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR a + b c CONTOH SOAL 1. Ubahlah 4-4 kedalam bentuk umumna 4 - -4 B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN
Lebih terperinciPERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS
PERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS SILABI Fungsi linear Titik potong gradien dari garis lurus Penggal dan lereng garis lurus Pembentukan Persamaan Linear - Cara dwi- kordinat - Cara koordinat- lereng - Cara
Lebih terperinciSilabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.
Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3
Lebih terperinci3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi
. Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,
Lebih terperincimatematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN
K-1 Kelas X matematika WAJIB PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan linear
Lebih terperinciBab1. Sistem Bilangan
Modul Pra Kalkulus -0. Bab. Sistim Bilangan Bab. Sistem Bilangan. Sistim Bilangan Jenis bilangan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Jenis bilangan yang pertama kali
Lebih terperinciRchmd: rls&fngs-smk2004 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita cermati, hampir semua fenomena ang terjadi di jagad raa ini mengikuti hukum sebab akibat. Adana pergantian siang dan malam adalah sebagai akibat dari perputaran
Lebih terperinciBAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi BAB 5 TEOREMA SISA Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian
Lebih terperinci(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8
. Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA Bilangan dan Aljabar untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciTURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n
TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral i Darpublic Hak cipta pada penulis, 1 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham
Lebih terperinci2 Akar Persamaan NonLinear
2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan
Lebih terperinciF u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN
Modul 3 F u n g s i Drs. Wahu Widaat, M.Ec D PENDAHULUAN alam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan
Lebih terperinciBAB VI BILANGAN REAL
BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul
Lebih terperinciBilangan Riil, Nilai Mutlak, Fungsi
Bilangan Riil, Nilai Mutlak, Fungsi Kalkulus Dasar - Kimia Mohammad Mahfuzh Shiddiq Universitas Lambung Mangkurat September 13, 2016 M.Mahfuzh S. () kalkulus dasar September 13, 2016 1 / 20 Sistem Bilangan
Lebih terperinciPTE 4109, Agribisnis UB
MATEMATIKA EKONOMI PTE 4109, Agribisnis UB 1 Materi ang dipelajari Pengertian dan Unsur- unsur Fungsi Jenis- jenis fungsi Penggambaran fungsi Linear Penggambaran fungsi non linear -Penggal -Simetri - Perpanjangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Buku Ajar Matematika SMA/MA Kelas X yang digunakan di
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Buku Ajar Matematika SMA/MA Kelas X yang digunakan di SMA/MA Kecamatan Anjir Muara Berdasarkan BAB III telah diuraikan bahwa penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN
Drs. Karso Modul 9 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN Modul ang sekarang Anda pelajri ini adalah modul ang kesembilan dari mata kuliah Matematika Sekolah Dasar Lanjut. Adapun
Lebih terperinci3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi
. Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI
SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline
Lebih terperinciPERTIDAKSAMAAN PECAHAN
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN LESSON Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari topik tentang konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak. Dalam topik ini, kalian akan belajar tentang masalah pertidaksamaan pecahan.
Lebih terperinci3 4y = a. 3x + 5y 1 5 x + 5y 5. c. 5x 6y 30 x + 2y 2. e. 4x + 3y 16 2x 3y 10 y = x x + 9y x + y 100
Kunci Jawaban Bab I Program Linear Kuis 40 Daerah penelesaian 20 3 4 = 8 6 0 2 8 3 + 4 = 24 1. berbentuk segiempat Tes Pemahaman 1.1 1. a. 20 40 e. 7 + 5 = 35 7 5 4 3 d. f. 2 0 6 6 + 3 = 6 5 3. a. 3 +
Lebih terperinciModul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier
MINGGU 4 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Umum : Hubungan dan : 1. Hubungan 2. a. Pengertian fungsi b. Jenis-jenis fungsi c. Diagram fungsi d. Pengertian fungsi linier e. Penggambaran
Lebih terperinciTEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1
TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Apa yang dimaksud sukubanyak (polinom)? Ingat kembali bentuk linear seperti 2x + 1 atau bentuk kuadrat 2x 2-3x + 5 dan juga bentuk pangkat tiga 2x 3 x 2 + x 7. Bentuk-bentuk
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah, bahkan sejak dari sekolah dasar. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang
Lebih terperinciLOGO MAM 4121 KALKULUS 1. Dr. Wuryansari Muharini K.
LOGO MAM 4121 KALKULUS 1 Dr. Wuryansari Muharini K. BAB I. PENDAHULUAN SISTEM BILANGAN REAL, NOTASI SELANG, dan NILAI MUTLAK PERTAKSAMAAN SISTEM KOORDINAT GRAFIK PERSAMAAN SEDERHANA www.themegallery.com
Lebih terperinciMATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif
MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA 1.1 Pangkat Bulat A. Pangkat Bulat Positif B. Pangkat Bulat Negatif dan Nol C. Notasi Ilmiah D. Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah, bahkan sejak dari sekolah dasar. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang
Lebih terperinciMateri Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier
Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi
Lebih terperinciMODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank
1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan
Lebih terperinciMBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari
MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi
Lebih terperinci& & # = atau )!"* ( & ( ( (&
MATRIKS ======PENGERTIAN====== Matriks merupakan Susunan bilangan-bilangan yang membentuk segi empat siku-siku. Susunan bilangan-bilangan tersebut dinamakan entri dalam matriks. Matriks dinotasikan dengan
Lebih terperinciRingkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6
Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor
Lebih terperinciPengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius
Pengertian Persamaan Garis Lurus Sebelum memahami pengertian persamaan garis lurus, ada baiknya kamu mengingat kembali materi tentang koordinat Cartesius persamaan garis lurus selalu digambarkan dalam
Lebih terperinciBAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang
Pertemuan 2. BAHAN AJAR ANALISIS REAL Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 0. Bilangan Real 0. Bilangan Real sebagai bentuk desimal Pada pembahasan berikutnya kita diasumsikan telah mengetahui dengan
Lebih terperinci