Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit."

Transkripsi

1 Koko Martono FMIPA - ITB 77 Fungsi dua peubah, permukaan ruang, dan kurva ketinggian Fungsi dua peubah mempunai aturan = f (,) dengan daerah asal dan daerah nilai D f = {(,) : f (,) } dan R f = { : = f (,), (,) D f }. Grafik fungsina dinamakan permukaan ruang. Fungsi dua peubah dalam bentuk implisit Dalam F(,, ) = termuat informasi adalah fungsi dari dan, ang dinamakan fungsi dua peubah dalam bentuk implisit. Fungsi = f (,) mempunai bentuk implisit F(,, ) = dengan F(,, ) = f (,) atau F(,, ) = f (,). Fungsi = f (,) adalah fungsi dua peubah dalam bentuk eksplisit. Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit. = f (,) = + + = a a bola permukaan ruang a a a a D f bidang c elipsoida datar n = a,b,c a + b + c = d b a + + = ; abc,, > a b c

2 KDFSP 78 Ilustrasi Permukaan kuadratik dan permukaan dibangun suatu kurva. hiperbolida daun parabolida paraboloida satu eliptik hiperbolik hiperboloida daun dua - - =, a b c + - =, = a b c abc,, > abc,, >,, -, a, b> a b = + a b> a b = a, a> permukaan kerucut tabung tabung dibangun eliptik parabolik eliptik dari C kurva C + - =, + =, ab, > a b c a b abc,, > kurva ketinggian f (,) = k = f (,) D f f (,) = k Kurva ketinggian Untuk permukaan = f (,), himpunan titik di bidang ang memenuhi f (,) = k, k konstanta dinamakan kurva ketinggian. Kurva ketinggian untuk permukaan F(,,) = adalah himpunan titik di bidang ang memenuhi F(,,k) =, k konstanta. Kurva f (,) = k dan F(,,k) = mempunai ketinggian ang sama, nilai -na selalu konstan. Ilustrasi Kurva ketinggian dari permukaan = adalah = k, dengan k konstanta. Perhatikan grafikna ang berbentuk keluarga parabol. permukaan = kurva ketinggian 3 3 = k = k = k =

3 KDFSP 79 Contoh Gambarkan permukaan f (,) = dengan mencari jejakna dengan bidang koordinat dan gambarkan kurva ketinggianna. = Grafik kurva ketinggian k < = k > k > k < = Jejak permukaan = dengan bidang koordinat: dengan bidang o: sepasang garis = ±. dengan bidang o: parabol =. dengan bidang o: garis =. dengan bidang // o: hiperbol = k. Kurva ketinggian dari permukaan = adalah = k, k konstanta. Keluarga kurva ini berbentuk hiperbol memotong sumbu untuk k >, sepasang garis untuk k = dan hiperbol memotong sumbu untuk k <. Permukaan = adalah paraboloida hiperbolik berpusat di titik asal. Titik (,,) pada permukaanna dikenal sebagai titik pelana. Limit fungsi dua peubah Fungsi = f (,) ang mendekati L untuk (,) mendekati (, ) ditulis dengan lambang f (, ) = L. Artina jarak f (,) ke L dapat (,) Æ(, ) dibuat sebarang kecil dengan mengambil jarak (,) ke (, ) cukup kecil. Sebelumna kondisikan agar di sekitar (, ) terdapat tak hingga banakna titik dari daerah asal fungsi = f (,). Secara formal didefinisikan ε > δ > f (, ) = L (,) Æ(, ) < ( - ) + ( - ) < d fi f(, ) - L < e. Sifat dasar it satu peubah juga berlaku untuk it dua peubah. Kekontinuan fungsi dua peubah Fungsi = f (,) kontinu di (, ) jika f (, ) = f(, ). (,) Æ(, ) Fungsi = f (,) kontinu pada D f jika f kontinu di setiap titik pada D f.

4 KDFSP 8 Contoh Hitunglah - (,) Æ(,) + dan - (,) Æ(,) + Uraikan pembilang sehingga faktor linear ( + ) tercoret, diperoleh - ( -) - ( + )( -) = = (,) Æ(,) + (,) Æ(,) + (,) Æ(,) + = - ( - ) = - ( - ) =. (,) Æ(,) Dari ketaksamaan Karena +, + dan sifat nilai mutlak diperoleh - + ( + )( + ) = = +. = dan ( + ) (it pengapitna nol), maka (,) Æ(,) (,) Æ(,) - - =, akibatna (,) Æ(,) + (,) Æ(,) + Contoh Tunjukkan (,) Æ (,) + =. dan (,) Æ (,) +. tidak ada. Fungsi = f (,) tidak mempunai it di (, ) jika terdapat kurva C dan C ang melalui (, ) dengan f (,) π f(,). (,) Æ(, ) (,) Æ(, ) sepanjang C sepanjang C Ambil C : = (sb-) dan C : = ang melalui (,), itna adalah Sepanjang C : = = =. Sepanjang C : (,) Æ(,) (,) Æ(,) Æ (,) Æ(,) (,) Æ(,) Æ Æ = = = =. Karena kedua it ini tidak sama, maka (,) Æ (,) + tidak ada. Ambil C : = (sb-) dan C : = ang melalui (,), itna adalah Sepanjang C : Sepanjang C : = = =. (, ) Æ(,) + (, ) Æ(,) + Æ (,) Æ(,) + (, ) Æ(,) + Æ3 Æ (,) Æ (,) + Karena kedua it ini tidak sama, maka 3 3 = = = =. tidak ada.

5 KDFSP 8 Contoh Tunjukkan fungsi Ï Ô f (,) = Ì ÔÓ +,(, ) π (,) kontinu pada,(, ) = (,) Fungsi f kontinu pada -{(,)} karena merupakan hasil bagi dari dua fungsi ang kontinu dengan penebut taknol pada daerah tersebut. Agar f kontinu pada, tinggal menunjukkan fungsi f kontinu di (,). Gunakan prinsip apit untuk menghitung it fungsina di (,). Karena maka + + = = (,) Æ(,) (,) Æ(,) = dan + = (it pengapitna nol), =, akibatna (,) Æ (,) + Jadi f kontinu pada = = f (,). (,) Æ (,) + -{(,)} dan di (,), sehingga f kontinu pada.. tetap C = f (,) A tetap C P { tetap} C P { tetap} A tetap laju f thd C C (,) A perm P C (,) (,) (, +h) (+h, ) tetap laju f thd Turunan parsial Turunan parsial dari = f (,) terhadap adalah f f( + h, ) - f (, ) =. ( ) f D f h Æ h = = = Arti geometri: gradien garis singgung pada C di A. Arti fisis: laju perubahan terhadap (dalam arah i) turunan f terhadap dengan tetap. Turunan parsial dari = f (,) terhadap adalah f f(, + h) - f (, ) =. ( ) f D f h Æ h = = = Arti geometri: gradien garis singgung pada C di A. Arti fisis: laju perubahan terhadap (dalam arah j) turunan f terhadap dengan tetap.

6 KDFSP 8 Vektor gradien Vektor gradien dari fungsi = f (,), ditulis f, didefinisikan sebagai f = i+ j =,. Vektor ini berperan sebagai pengganti turunan untuk fungsi peubah banak. Turunan parsial kedua Turunan parsial kedua dari fungsi = f (,) didefinisikan sebagai turunan parsial dari = f (,) dan = f (,). f f ( ) ( ) f = f = = ( ) ( ) f f ( ) ( ) f = f = = ( ) ( ) f f Teorema Jika f f = = = = = = f dan f kontinu di (, ), maka f(, ) = f(, ). Ilustrasi Jika f (,) = +, maka = + dan = +. Vektor gradien dari f adalah f (,) = ( + ) i + ( + ) j. Turunan parsial kedua dari f adalah fungsi dua peubah f =, f = +, f = +, dan f =. Perluasan konsep turunan parsial ke fungsi tiga peubah Turunan parsial dari fungsi tiga peubah u = F (,,) didefinisikan dalam bentuk it seperti turunan parsial dua peubah. Untuk keperluan perhitungan, F F F = turunan u = F (,,) terhadap dengan menganggap dan tetap. = turunan u = F (,,) terhadap dengan menganggap dan tetap. = turunan u = F (,,) terhadap dengan menganggap dan tetap. Vektor gradian dari fungsi u = F (,,), ditulis F, didefinisikan sebagai ( ),, F F F F F F F = i+ j+ k =. Ilustrasi Jika F (,,) = + +, maka turunan parsialna adalah F = +, F = +, dan F = +. Vektor gradien dari F adalah F (,,) = ( + ) i + ( + ) j + ( + ) k.

7 KDFSP 83 Fenomena fungsi satu peubah Fungsi = f () terdiferensialkan di titik f ( + h) -f( ) hæ h f ( + h) -f( )- hf ( ) h jika f ( ) hæ ( f ( ) + h) -f ( ) = f hæ h f ( + h) -f( )- hf ( ) - ( ) = =. Misalkan e =, maka kondisi = f( + h) - f( ) = f ( ) h+eh dengan ε untuk h setara dengan keterdiferensialan fungsi = f () di. Jika + h =, maka f () f ( ) + f ( )h (hampiran linear dari f di ) Pertambahan untuk fungsi dua peubah Untuk fungsi = f (,) di titik (, ), perubahan = f( + h, + k) -f(, ) memenuhi kondisi = f( + h, + k) - f(, ) = f (, ) h+ f (, ) k+ e h+ e k dengan e, eæ untuk (h, k) (,). Jika + h = dan + k =, maka f (,) f (, ) + f (, )h + f (, )k. (hampiran linear dari = f (,) di (, )) Diferensial total fungsi dua peubah Untuk fungsi = f (,), jika (, ) bergerak ke ( + d, + d), maka diferensial dari f didefinisikan sebagai d = df = f f f (, ) d + f (, ) d = d + d di (, ). Keterdiferensialan fungsi dua peubah Fungsi = f (,) terdiferensialkan di (, ) jika turunan parsial f (, ) dan f (, ) memenuhi kondisi = f( + h, + k) - f(, ) = f (, ) h+ f (, ) k+ e h+ e k dengan e, eæ untuk (h, k) (,). Dalam bentuk vektor, jika =,, h = h,k, ε = ε,ε, dan f ( ) = f ( ), f ( ), maka kondisi keterdiferensialan di (, ) dapat ditulis = f( + h) - f( ) = f( ) ih+ e ( h) ih dengan ε(h) untuk h. Teorema Untuk fungsi = f (,), jika f terdiferensialkan di (, ), maka f kontinu di (, ). Teorema Untuk fungsi = f (,), jika turunan parsial f (,) dan f (,) kontinu pada suatu daerah terbuka D, maka f terdiferensialkan pada D. h

8 KDFSP 8 Contoh Tunjukkan fungsi f (,) = e + e terdiferensialkan pada tentukan vektor gradien dari fungsi f. dan Karena turunan parsial f (,) = e + e dan f (,) = e + e kontinu pada, maka f terdiferensialkan pada. Vektor gradien dari fungsi f adalah f (,) = ( e + e) i+ ( e + e) j. Contoh Tentukan suatu vektor singgung pada kurva C: = di A(,). Tulislah aturan kurva C dalam bentuk implisit F(,) =, F(,) =. Tunjukkan vektor singgung di A pada C tegak lurus pada vektor F A. C A = r () F Dalam bentuk parameter, C: r (t) = t i + t j, t. Karena r () = A, r (t) = i + t j, dan r () = i + j, maka vektor singgung pada kurva C di titik A adalah r () = i + j =,. Vektor gradien dari F di (,) adalah F = i j, sehingga F A = F (,) = i j =,. Karena r () F A =,, =, maka r () F A. Contoh Natakan volum tabung lingkaran tegak sebagai fungsi dua peubah dari diameter dan tinggi tabung. Jika galat pengukuran diameterna paling besar % dan galat pengukuran tinggina paling besar %, tentukan hampiran galat terbesar dari volum tabung dengan diferensial total. Jika diameter tabung adalah dan tinggina t, maka volum tabung adalah Diferensial total dari V adalah Akibatna pt p d p p ( ) p V = p t = t. V dv d V t t t V t p dv = d + = t d + p. = + = +. Dari data pada soal ini d, = % dan t, = %, sehingga dv d V = + t, +, =,5 = 5%. Jadi hampiran galat terbesar dari volum tabung adalah 5%.

9 KDFSP 85 Fenomena: Aturan rantai fungsi satu peubah d d d = () = (t) t d Jika = (), = (t) terdiferensialkan dan komposisi = ((t)) terdefinisi, maka terdiferensialkan terhadap t, dan d d d = d Aturan rantai fungsi dua peubah terhadap satu peubah Dalam bentuk komponen = f (,), = (t), = (t) = (t) = f ((t),(t)) d d d () t = = + d d Dalam bentuk vektor f(, ) = i+ j =, r = r(t) = (t),(t) = (t) i + (t) j d d d d () = =, i d, d r () t = i+ j =, t d () t = = f( r() t) i r () t Aturan rantai fungsi tiga peubah terhadap satu peubah Jika u = f (,,), = (t), = (t), = (t), maka u = u(t) = f ((t),(t),(t)) du u d u d u d dan u () t = = + + = f( r() t) i r () t, dengan r = r(t) = t t d d d u u u t (), t (), t () Ò= t () i+ t () j+ t () k, r () t =,,, f(,, ) =,, Contoh Jika f (,) = +, = sin t dan = cos t, tentukan f (t). Tulislah r(t) = sin t i + cos t j, maka r (t) = cos t i sin t j. Vektor gradien dari f adalah f (,) = +,, sehingga f (t) = sin t + cos t, sin t. Jadi df f () t = = f( r() t) r () t = sint+ cos t,sintò cos t, -sintò= sint+ cost i i.

10 KDFSP 86 Contoh Jika f (,,) = ( + ), = sin t, = cos t, dan = sin t, tentukan f (t). Tulislah r(t) = sin t i + cos t j + sin t k, maka r (t) = cos t i sin t j + cos t k. Karena f (,,) =,, +, maka f (t) = sin t, sin t, sin t + cos t. Dengan aturan rantai diperoleh f (t) = f (r(t)) r (t) = sin t, sin t, sin t + cos t cos t, sin t, cos t = sin t cos t sin t + sin t cos t + cos t = cos t + sin t. Cara lain Tulislah f sebagai fungsi dari t dan gunakan turunan satu peubah. Contoh Sebuah tabung lingkaran tegak berjari-jari r = cm dan tinggi h = 5 cm dipanaskan. Jika r dan h bertambah panjang dengan laju, cm/jam dan,3 cm/jam, tentukan laju pertambahan luas permukaanna. Karena luas permukaan tabung adalah S = S(r,h) = π r + π rh, maka laju pertambahan S terhadap t adalah ds S dr S dh dr dh r h S () t = = + = (pr + ph) + pr Gantikan r = cm, h = 5 cm, dr dh =, cm/jam dan =,3 cm/jam, diperoleh S (t) = (π + π)(,) + (π)(,3) = 3π 6,8 cm /jam. Aturan rantai fungsi dua peubah terhadap dua peubah u v u v u v u v Jika = f (,), = (u,v), = (u,v), maka = f ( uv (,), (,) uv) ( fungsi dari u dan v) dengan = + u u u = + v v v Contoh Jika = f (,), = u + v, dan = u v, tunjukkan u v u v u u u Karena =, =, =, =-, dan = f( (,), uv (,) uv), maka = + = + dan u v, ( ) ( ) Kalikan, maka diperoleh = - atau u v= -. f f f f = + = - v v v u v= -. f f f f

11 KDFSP 87 Turunan berarah Turunan parsial fungsi dua peubah = f (,) = f (), = (,) D f terhadap peubah dan dapat ditulis dalam bentuk (, ) (, ) ( i) ( ) f f + h - f f + h - f hæ h hæ h f (, ) = = = f f (, + h) - f (,) f( + hj) - f() h h f (, ) = = = hæ hæ Gagasan turunan berarah adalah mengganti vektor satuan i dan j di sini dengan vektor satuan sebarang u. C k i bdg // (u,k) bidang //(u,k) permukaan P C A = f (,) C P {bdg // (u,k)} A u +hu j u u (, ) j u i +hu Definisi turunan berarah Turunan berarah dari fungsi = f (,) = f () di = (,) D f dalam arah vektor satuan u = u,v, ditulis, u didefinisikan sebagai f f( + hu) - f( ) () = h u. hæ Dalam bentuk komponen vektorna, f f+ hu+ hv- f (,) = u h hæ (, ) (, ) Arti geometrina adalah gradien garis singgung pada kurva C: P {bdg //(u,k)} di titik A(,,). Arti fisisna adalah laju perubahan nilai = f (,) dalam arah vektor satuan u. Cara menghitung turunan Berarah Misalkan g(t) = f ( + tu, + tv), maka g(h) = f ( + hu, + hv) dan g() = f (,), sehingga g() h -g() u h (,) = = g () hæ Misalkan r = r(t) = + tu dan s = s(t) = + tv, maka g(t) = f (r(t),s(t)), dengan dr ds dr ds = u dan = v; akibatna, = uv, =u. Asumsikan fungsi g(t) = f (r(t),s(t)) terdiferensialkan terhadap t, maka diperoleh dr ds dr ds i. r s r s u g () t = + =,, = f(, r s) iu Karena untuk t = berlaku (r,s) = (,), maka (,) = g() = f(,) i u. i i i j

12 KDFSP 88 Teorema Turunan berarah dari fungsi terdiferensialkan = f (,) = f () di = (,) D f dalam arah vektor satuan u adalah (,) = f(,) i u. u Karena f = i u = f u cos ( f,u) = f cos ( f,u), maka maks u tercapai bila f ( A) u = dan min u tercapai bila - f ( A) u =. f ( A) u f ( A) Contoh Tentukan turunan berarah dari fungsi = f (,) = di titik (,) dalam arah vektor v = 3 i + j. = f (,) Contoh Untuk fungsi v u (,) Di sini f (,) =,, sehingga vektor gradien di (,) adalah f (,) =,. Vektor satuan searah v adalah u = 3 5, 5. Turunan berarah dari = f (,) di (,) dalam arah vektor satuan u adalah f = i u =, 3 5, 5 = 5. u = f(,) = + di titik A(,), tentukan vektor satuan u sehingga di A nilai bertambah paling besar, nilai berkurang paling besar, dan nilai tetap (tidak berubah). = + f (,) f (,) f (,,) f u Laju perubahan dalam arah vektor satuan u adalah = = f iu = f cos ( f, u), dengan f (,) =, dan f (A) =,. Nilai bertambah paling besar jika maksimum, tercapai bila u searah dengan f (A), f( A) aitu u = =,. f( A) Nilai berkurang paling besar jika minimum, tercapai bila u berlawanan arah dengan f (A), aitu u = = -, - - f( A). f( A) Nilai tetap jika =, tercapai bila u tegak lurus pada f (A), aitu u = -, atau u =, -. v

13 KDFSP 89 Vektor gradien tegak lurus vektor kecepatan ke arah perubahan terbesar = f r (t) (,) Fenomena = f (,) = f (,) =, = -, - f (,) =, Kurva perpotongan = f (,) dengan o adalah + =. r = r(t) r (π /) =, (,) f (,) =, Jika C: r = r(t) kurva ketinggian pada = f (,) = ang melalui (,,), maka =, atau + =. Fungsi parameterna adalah C: () t = cost + sint r p = i+ j =,Ò. r i j dengan ( ) Dari r () t =- sinti+ costj diperoleh vektor singgung di (,) pada C p =- + = -, Ò. r p f (,) = -, Ò -, - Ò=, i i adalah r ( ) i j Karena ( ) maka f (,) ^ ( p ) r dan arah f (,) menuju titik (,); dalam arah ini pertambahan nilai terbesar. Perluasan fenomena untuk permukaan terdiferensialkan F(,,) = f (,) = C (,,) = f (,) bidang singgung f r = r(t) P A F(P) permukaan S r (t) D f Kurva ketinggian dari permukaan S: = f (,) ang melalui titik A D f adalah f ((t),(t)) = k, k konstanta, bentuk parameterna r = r(t). d ftt ((),() = diperoleh f ( A) i r () t =, Dari ( ) sehingga f ( A) ^ r (). t Karena maks f tercapai jika u searah f (A), u maka f (A) mengarah ke pertambahan ang terbesar. Bidang singgung pada permukaan S: F(,,) = Jika kurva ruang C: r() t = () t i+ () t j+ () t kterletak pada S: F(,,) = dan melalui P, maka d Ft ( (), t (), t ()) =. Dari ( Ft ((), t (),() t ) = diperoleh FP ( ) i r () t=, sehingga FP ( ) ^ r (). t Karena berlaku untuk sebarang C ang melalui P, maka f (P) adalah suatu vektor normal dari bidang singgungna.

14 KDFSP 9 Persamaan bidang singgung pada S: F(,,) = Jika P(,, ) ada- F(P) lah titik singgung dan Q(,,) terletak pada bidang singgung, maka vektor PQ =,, tegak lurus vektor normal F(P). Jika F(P) = n, n, n 3, maka dari P PQ i F( P) = diperoleh persamaan bidang singgung Q,, n, n, n 3 =. bidang singgung P(,, ) Q(,,) Contoh Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan (a) = di titik P(,,) (b) + + = 9 di titik B(,6,3). = F A(,,) 7 bidang singgung P bidang singgung Q F 7 Tulislah S: F(,,) = + + =. Titik A terletak pada S karena + + = (benar). Vektor gradien dari F di titik P adalah F(,,) =,,, F(,,) =,,. Karena persamaan bidang singgung memenuhi,,,, =. Jadi bidang singgunga + + = 6. Tulislah S: F(,,) = =. Titik B terletak pada S karena = (benar). Vektor gradien dari F di titik Q adalah F(,,) =,,, F(,6,3) =,,6. Karena persamaan bidang singgung memenuhi, 6, 3,, 6 =, maka bidang singgungna = 9. Persamaan bidang singgung pada permukaan S: = f (,) Untuk permukaan ini, F(,,) = f (,) = atau F(,,) = f (,) =, sehingga F(P) = f, f, atau F(P) = f, f,. Jika P(,, ) titik singgungna, maka bidang singgungna adalah,, f, f, =, atau dapat dituliskan dalam bentuk = f (P)( ) + f (P)( ). Ilustrasi Untuk permukaan S: = f (,) = dan P(,,) diperoleh f (P) = dan f (P) =. Jadi bidang singgung pada S di P adalah = ( ) ( ), atau + + = 6.

15 KDFSP 9 Ekstrim fungsi fua peubah Fungsi = f (,) mencapai maksimum di (, ) jika f (, ) f (,) dan minimum di (, ) jika f (, ) f (,) untuk (,) di sekitar (, ). maks bidang singgung sejajar o = f (,) = f (,) = + bidang min bidang singgung singgung maks sejajar o ( D, ) f (, ) D f = min bidang singgung Ilustrasi Fungsi f (,) = mencapai maksimum di (,) karena f (,) = = f (,) (,). Fungsi g(,) = + mencapai minimum di (,) karena g(,) = + = g(,) (,). Titik stasioner dan titik pelana Fungsi = f (,) mencapai titik stasioner di titik-dalam (, ) jika f (, ) = (bidang singgung sejajar o). Di sini f dapat mencapai ekstrim di (, ) atau mungkin juga tidak. Jika tidak, fungsi f mencapai titik pelana di (, ). Ilustrasi Untuk f (,) = + diperoleh f (,) =,, sehingga f (,) =, =. Fungsi f mencapai titik stasioner di (,) dan jenis titik stasionerna adalah ekstrim minimum. Ilustrasi Untuk f (,) = diperoleh f (,) =, dan f (,) =, =. Tetapi fungsi f tidak mencapai ekstrim di (,) karena f (,) di ( ) dan f (,) di (, ). Di sini titik (,) ini merupakan titik pelana dari fungsi f.

16 KDFSP 9 Uji turunan parsial kedua untuk titik ekstrim dan titik pelana Misalkan fungsi = f (,) mempunai turunan parsial kedua ang kontinu di sekitar titik A(, ), f (A) =, dan D (,) = ( f f - f )(,). Jika D(A) > dan ( ) Jika D(A) > dan ( ) f A <, maka fungsi f mencapai maksimum di A. f A >, maka fungsi f mencapai minimum di A. Jika D(A) <, maka fungsi f mencapai titik pelana di A. Jika D(A) =, maka tidak ada kesimpulan tentang titik A. Catatan Untuk kasus D(A) > diperoleh f f - f ( A) >. Akibatna ( ) f ( A) f ( A) > f ( A), sehingga f ( A ) dan f ( A ) bertanda sama. Dalam bentuk determinan, D(,) = f f f f (,). Contoh Tentukan semua titik ekstrim dan jenisna dari fungsi = f (,) = Tentukan titik stasionerna Sarat titik stasioner f (,) = memberikan f (,) = 3( 3) i + 3( 3) j = = i + j ang menghasilkan persamaan () 3 = dan () 3 = Dari (), =. Gantikan ke (), diperoleh - 3 =. Akibatna 3 7 =, atau ( 3)( ) =. Karena bentuk kuadratna definit positif, maka = atau = 3, dengan nilai ang bersesuaian adalah = atau = 3. Jadi titik stasioner dari fungsi f adalah O(,) dan A(3,3). Tentukan jenis titik stasionerna Dari diperoleh f = 6, f = 6, dan 9 f = 3 9 dan f = 9, sehingga D = f = 3 9 Karena D(O) = 8 <, maka fungsi f mencapai titik pelana di O(,). Karena D(A) = = 3 > dan f (A) = 8, maka fungsi f mencapai minimum di A(3,3) dengan nilai minimum f (3,3) = 7.

17 KDFSP 93 Contoh Sebuah kotak tanpa tutup akan dibuat sehingga volumna liter. Tentukan ukuran kotak agar luas bahan pembuatna paling hemat. Misalkan ukuran kotak adalah dm. Karena volum kotak = dm 3, maka =, sehingga = / dengan > dan >. Luas bahan pembuat kotak tanpa tutup adalah L = L(,,) = + +. Natakan L sebagai fungsi dua peubah dengan substitusi = /, maka L = L(,) = + + = Tentukan ekstrim L = L(,) dan tunjukkan jenisna minimum mutlak. Tentukan titik stasionerna, sarat L(,) = memberikan ( 8) ( 8) 8 L(,) = - i+ - j = i + j. 8 Dari sini diperoleh () - = dan () - =. Dari () diperoleh = 8/ kemudian gantikan ke () dan selesaikan. - 8 = 8 = ( )( + + ) =. (8/ ) Karena bentuk kuadrat terakhir definit positif dan >, maka =, dengan nilai dan ang terkait adalah = 8/ = dan = / =. Jadi titik stasioner dari fungsi L adalah (, ) = (,). Tentukan jenis ekstrimna, turunan parsial kedua dari L = L(,) adalah 6 6 L = 3, 3 L =, dan L =. Akibatna ( ) (,) 6 8 D(,) = ( L L L ) Karena D(,) = = 3 dan - = - = -. L = = >, maka jenis titik stasionerna adalah minimum. Karena ekstrimna tunggal, maka jenisna minimum mutlak. Jadi ukuran kotak tanpa tutup dengan volum liter ang luas bahan pembuatna paling hemat adalah dm dan luasna L(,) = dm.

18 KDFSP 9 Ekstrim mutlak pada suatu daerah beserta batasna Cara menentukan ekstrim mutlak dari = f (,), (,) D {batas D}: tentukan semua titik stasioner di titik-dalam daerah D, natakan batasna sebagai r(t) = (t) i + (t) j dan gantikan ke aturan fungsi f, diperoleh (t) = f ((t),(t)) kemudian tentukan titik stasioner dari = (t), bandingkan nilai fungsi di semua titik stasioner ang diperoleh (dari titik-dalam dan dari fungsi satu peubah), ang terbesar adalah ekstrim maksimum dan ang terkecil adalah ekstrim minimum. Contoh Tentukan semua titik ekstrim mutlak dan jenisna dari fungsi = f (,) = pada cakram lingkaran D = {(, + }. Dari f (,) = diperoleh (, ) = (,), sehingga (,) = (,). Akibatna titik stasioner di titik-dalam cakram lingkaran D adalah (,). Carilah fungsi parameter untuk batas D (lingkaran + = ), diperoleh r(t) = cos t i + sin t j, t π. Gantikan = cos t dan = sin t ke = f (,) =, diperoleh (t) = f (t) = cos t sin t = cos t. Titik stasioner dari fungsina tercapai bila (t) = cos t =, ang menghasilkan t =, t = p, t = π, t = 3 p, dan t = π; dengan nilai fungsi ( ) ( ) r() = (,), r p = (,), r(π) = (,), r p = (, ), dan r(π) = (,). Bandingkan semua nilai = f (,) = di setiap titik stasionerna. titik stasioner (,) (,) (,) (,) (, ) nilai = jenis ekstrim --- maks min maks min Kesimpulan Fungsi = f (,) = pada cakram lingkaran D = {(, + } mencapai maksimum di titik (±,) dengan f (±,) = dan minimum di titik (,±) dengan f (,±) =. 3

19 KDFSP 95 Metode Pengali Lagrange untuk Ekstrim Fungsi Kasus Menentukan ekstrim dari = f (,) dengan kendala g(,) =. Asumsi: Vektor f dan g kontinu pada daerah D ang memuat kurva C: g(,) = dan g di titik stasionerna. Solusi Kasus Gagasanna adalah membuat fungsi f menjadi satu peubah dengan pemisalan C: r = r(t) = (t) i + (t) j sehingga (t) = f ((t),(t)). Sarat ekstrim di titik stasionerna menghasilkan (t) = f (r(t)) r (t) = f (r(t)) r (t) g((t),(t)) = g(r(t)) = g (r(t)) r (t) = g(r(t)) r (t) Karena f (r(t)) dan r (t) adalah vektor bidang, maka dari sini diperoleh f (r(t)) // g(r(t)). Akibatna di titik stasionerna berlaku λ sehingga f (,) = λ g (,). Kesimpulan Titik stasioner = f (,) dengan kendala g(,) = diperoleh dari f = λ g dan g(,) =. Contoh Tentukan ekstrim fungsi f (,) = dengan kendala + = 8. Tulislah g(,) = + 8 =. Akan ditentukan ekstrim fungsi = f (,) dengan kendala g(,) = dengan mencari titik stasionerna, ang diperoleh dari f = λ g. Kita mempunai f = λ g (,) = λ (,) = λ dan = λ Einasi λ, diperoleh λ = =, ang menghasilkan =. Gantikan = ke + = 8, diperoleh = 8, sehingga = ± dengan = ±. Jadi titik stasionerna adalah (,), (, ), (,), dan (, ), dengan nilai fungsi f (,) =, f (, ) =, f (,) =, dan f (, ) =. Kesimpulan Fungsi f (,) = dengan kendala + = 8 mencapai maksimum sebesar ang terjadi di (,) = (,) dan (,) = (, ), minimum sebesar ang terjadi di (,) = (, ) dan (,) = (,).

20 KDFSP 96 Kasus Menentukan ekstrim dari u = f (,,) dengan kendala g(,,) =. Asumsi: Vektor f dan g kontinu pada daerah D ang memuat permukaan S: g(,,) = dan g di titik stasionerna. Solusi Kasus Seperti kasus, misalkan C: r = r(t) = (t) i + (t) j + (t) k pada permukaan S sehingga diperoleh (t) = f ((t),(t),(t)). Dari (t) = dan g(,,) = diperoleh f (r(t)) r (t) dan g(r(t)) r (t). Karena berlaku untuk sebarang C pada S, maka vektor ruang f (r(t)) dan g(r(t)) tegak lurus bidang singgung di titik stasioner P. Jadi f (r(t)) // g(r(t)), sehingga di P berlaku λ sehingga f (,,) = λ g (,,). Kesimpulan Titik stasionerna diperoleh dari f = λ g dan g(,,) =. Contoh Gunakan metode Lagrange untuk menentukan minimum mutlak L(,,) = + + dengan kendala =,,, dan positif. Tulislah g(,,) = =. Kondisi titik stasioner L = λ g memberikan ( +, +, + ) = λ (,, ), sehingga diperoleh Ï + = l ( ) Ô Ì + = l ( ) Ô Ó+ = l ( 3) Kalikan () dengan dan () dengan kemudian kurangkan, diperoleh ( ) =. Karena >, maka =. Kalikan () dengan dan (3) dengan kemudian kurangkan, diperoleh ( ) =. Karena >, maka =. Jadi = =, gantikan hasil ini pada =, diperoleh =, sehingga 3 =. Karena >, maka =, =, dan =. Kesimpulan Titik stasioner dari L tercapai di (,,) dengan L(,,) =. Dari = /, nilai dan ang cukup kecil akan menghasilkan ang cukup besar sehingga L. Akibatna fungsi L mencapai minimum di titik stasionerna. Karena ekstrimna tunggal, maka fungsi L mencapai minimum mutlak di (,,) dengan L(,,) =.

21 SOAL LATIHAN MA KALKULUS A Pokok Bahasan: Kalkulus Diferensial Fungsi Dua Peubah 97 Soal uji konsep dengan benar salah, berikan argumentasi atas jawaban Anda. No. Pernataan Jawab. Jika fungsi = f (,) mempunai turunan parsial di (,), maka f kontinu di (,). B S. Jika f (,) ada dan g() = f (,), maka fungsi g kontinu di. B S 3. Untuk fungsi = f (,), jika f (, ) = L, maka f (, ) = L. B S (,) Æ(,). Jika fungsi = f (,) kontinu di (, ), maka f mempunai turunan parsial di (, ). B S 5. Jika fungsi = f (,) mempunai turunan parsial di (, ), maka f kontinu di (, ). B S 6. Jika f kontinu di A(, ) dan f (A) =, maka bidang singgung di A // bidang o. B S 7. Jika = f (,) dan A(, ), maka vektor f, f, A tegak lurus bidang singgung di A. B S 8. Jika (,) daerah D berlaku f (,) = g (,), maka f dan g fungsi ang identik. B S Æ 9. Untuk fungsi = f (,), jika u = dan (,) ada, maka u (,) =- (,). B S - ( u) u. Jika fungsi = f (,) mencapai minimum di (, ), maka f (, ) =. B S Soal Fungsi, Limit, Kekontinuan, Turunan Parsial, dan Keterdiferensialan. Gambarkan permukaan ruang = - dan. Gambarkan kurva ketinggian dari permukaan = + dalam satu sistem koordinat. = untuk k =,,,, Gambarkan kurva ketinggian dari permukaan = untuk k =,,. +. Jika suhu di (,) Œ adalah T (,) = +, gambarkan kurva isotermal untuk T =,, Hitunglah (a) (b) (c) (,) Æ(,) - (,) Æ (,) + (d) (,) Æ (,) + (,) Æ (,) Tunjukkan (a) (b) (c) (,) Æ (,) + (,) Æ (,) + (d) (,) Æ(,) + tidak ada (,) Æ (,) Tentukan turunan parsial dan vektor gradien dari fungsi (a) f (,) = e sin (b) f (,) = Jika f (,) =, tentukan vektor gradien dari fungsi f di titik (3, ). 9. Jika f (,) = 3e cos, hitunglah f (, ) dan f (, ) kemudian periksa apakah hasilna sama.. Tentukan kemiringan garis singgung pada kurva { 3 = + - dan = } di titik 3 ( ),,.. Volum tabung lingkaran tegak ang berjari-jari r dan tinggi h adalah V = π r h. Jika h tetap sebesar cm, tentukan laju perubahan V terhadap r untuk r = 6 cm.. Sesuai hukum gas ideal, tekanan P, suhu T, dan volum V dari suatu gas memenuhi PV = kt, dengan k konstanta. Jika volumna dibuat tetap sebesar cc, tentukan laju perubahan tekanan terhadap suhu untuk suhu 3 K. 3. Tentukan vektor gradien dari F(,,) = ln () di titik (,, ).

22 Soal Aturan Rantai, Turunan Berarah, Diferensial, dan Ekstrim Fungsi. 3 3 = (,) = ; =, =, hitunglah dw. Jika w f t t sebagai fungsi dari t. 5. Jika w= f(,) = - ; = cos, t = sin, t hitunglah dw sebagai fungsi dari t Jika w= f(,,) = sin, = t, = t, = t, hitunglah dw sebagai fungsi dari t. 7. Jika w= f(,) = ; = st, = s- t, hitunglah w s dan w t sebagai fungsi dari s dan t. 8. Jika = () dalam sin + cos =, hitunglah d dengan turunan implisit dan aturan rantai. d Jika = (,) dalam F (,,) = 3+ - =, hitunglah dan. 3. Jika w= f( r-s, s-t, t- r), buktikan w+ w+ w =. r s t 3. Tentukan turunan berarah dari f (,) = + - di titik (3, ) dalam arah vektor i j. 3. Tentukan turunan berarah dari f (, ) = esin di titik(, p ) dalam arah vektor i + 3j Tentukan turunan berarah dari f (,,) = - di titik (,,3) dalam arah vektor i j + k. 3. Tentukan turunan berarah dari f (,,) = + di titik (,,) dalam arah menuju titik (5, 3,3). 35. Bola padat B berpusat di titik asal dan suhu di (,,) B adalaht (,,) = Tentukan (a) titik terpanas di B dan (b) vektor arah di mana terjadi kenaikan suhu terbesar di titik (,,). 36. Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan + + = 9 di titik (,,). 37. Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan cos π + e + = di titik (,,). 38. Untuk fungsi = f (,) = ln ( ), gunakan diferensial untuk menentukan hampiran perubahan jika (,) bergerak dari titik P(,) ke Q(,98;3,96). 39. Jika pengukuran jari-jari dan tinggi kerucut lingkaran tegak mempunai galat paling besar % dan 3%, tentukan galat paling besar dari perhitungan volumna.. Tentukan semua titik stasioner dan jenisna dari fungsi f (,) = Tentukan semua titik ekstrim dan jenisna dari fungsi f (,) = + pada cakram +.. Tentukan ukuran kotak dengan volum terbesar ang dapat termuat dalam bola + + = Tentukan jarak terdekat dari titik (,,) ke permukaan =.. Tentukan vektor di ruang ang panjangna 9 satuan dan jumlah komponenna maksimum. Kunci Jawaban. S. B 3. B. S 5. S 6. B 7. B 8. S 9. B. S 5. (a) (b) (c) (d) 7.(a) f (,) = e cos,e sin (b) f (,) =,- 8. f (3,- ) =, f (,) =- 6e sin = f (,). 3. π. k/ 3. F( -,,) = -5, 5, - 5. dw = t dw 6 7 = cos t+ sin t- sin t(cost+ sin t) 6. dw = 7t cost 3 7. w 3 s = 3s t - st, w = t s t - 3s t 8. d sin - sin = d cos+ cos = 3 3, - = ( ) k= T=/5 T= T=/5 k= k = T=/ T=/ k= T=/ T=/ T=/5 T= T=/ (a) (,,) (b) i + j k = = 38., %. ttk-pelana (,), ttk-min ( ±,). maks di (±,), min di (,±) ,,Ò = + =- 98

23

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I dan Gradien dan Gradien Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia dan Gradien Turunan-turunan parsial f x (x, y) dan f y (x, y) mengukur laju perubahan (dan kemiringan garis singgung) pada arah sejajar

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 10 Maret 01 Kuliah ang Lalu 10.1- Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co. Penerapan Turunan A. PENDAHULUAN Turunan dapat digunakan untuk: 1) Perhitungan nilai limit dengan dalil l Hôpital 2) Menentukan persamaan fungsi kecepatan dan percepatan dari persamaan fungsi posisi )

Lebih terperinci

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Irisan Kerucut, Permukaan Definisi fungsi dua peubah Turunan Parsial Maksimum dan Minimum Handout Matematika Teknik, D3 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung 1 Irisan

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari-

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari- MATEMATIKA 3 Turunan Parsial -Irma Wulandari- Pengertian Turunan Parsial T = (,) Rata-rata perubahan suhu pelat T per satuan panjang dalam arah sumbu, sejauh, untuk koordinat tetap ; (, ) (, ) Rata-rata

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 21 Maret 2014

Hendra Gunawan. 21 Maret 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II 2013/2014 21 Maret 2014 Kuliah ang Lalu 12.1 Fungsi dua (atau lebih peubah 12.2 Turunan Parsial 12.3 Limit dan Kekontinuan 12.4 Turunan fungsi dua peubah

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... UTS Genap 009/00... UTS Ganjil 009/00... UTS Genap 008/009... 5 UTS Pendek 008/009... 6 UTS 007/008... 8 UTS 006/007... 9 UTS 005/006...

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 19 Maret 014 Kuliah ang Lalu 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Keterdiferensialan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Fungsi y = f (x) terdiferensialkan di titik x 0 jika f (x 0 + h) f (x 0 ) lim = f (x 0 ) h 0 ( h ) f (x0 + h) f (x 0 ) lim f (x 0 ) = 0 h

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor

Open Source. Not For Commercial Use. Vektor Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Vektor Vektor adalah sebuah besaran ang mempunai nilai dan arah. Secara geometri vektor biasana digambarkan sebagai anak panah berarah (lihat gambar di samping)

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 4 April 2014

Hendra Gunawan. 4 April 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 4 April 2014 Kuliah yang Lalu 12.1 Fungsi dua (atau lebih) peubah 12.2 Turunan Parsial 12.3 Limit dan Kekontinuan 12.4 Turunan fungsi dua peubah

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

PENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78.

PENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78. PENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78.CO MAT 4 materi78.co.nr Penerapan Turunan A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi Penurunan Implisit Laju yang Berkaitan

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi; menggunakan turunan

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 8 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Maksimum, Minimum, dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Titik Kritis Misalkan p = (x, y) adalah sebuah titik peubah dan p 0 = (x 0, y 0 ) adalah sebuah titik tetap pada bidang berdimensi dua

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I dan Fungsi Implisit dan Fungsi Implisit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia dan Fungsi Implisit Ingat kembali aturan rantai pada fungsi satu peubah! Jika y = f (x(t)), di mana baik f maupun t

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG BAB I VEKTOR DALAM BIDANG I. KURVA BIDANG : Penyajian secara parameter Suatu kurva bidang ditentukan oleh sepasang persamaan parameter. ; dalam I dan kontinue pada selang I, yang pada umumnya sebuah selang

Lebih terperinci

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM NILAI EKSTRIM Misal diberikan kurva f( ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau [ ] mempunyai gradien

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T.

PENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T. PENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T. MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Misalkan f fungsi dua variable maka f dikatakan mencapai maksimum relatif di titik (a,b) jika terdapat kitaran dari (a,b) demikian sehingga

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

Diferensial dan Integral

Diferensial dan Integral Open Course Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratno Sudirham Pengantar Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, ang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas bagian kedua

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Bab. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Persamaan Parametrik Kurva-kurva ang berada dalam bidang datar dapat representasikan dalam bentuk persamaan parametrik. Dalam persamaan ini, setiap

Lebih terperinci

Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih

Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih Warsoma Djohan Prodi Matematika, FMIPA - ITB March 11, 2011 Kalkulus 2 / MA-ITB / W.D. / 2011 (ITB) Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih March 11, 2011 1 / 34 Fungsi

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 9 April 001 Waktu :,5 jam 1. Tentukan dy dx jika (a) y 5x (x + 1) (b) y cos x.. Dengan menggunakan de nisi turunan, tentukan f 0 (x) untuk fungsi f berikut f (x)

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya

Lebih terperinci

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN Bab III : Lingkaran 30 Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik ang berjarak sama terhadap suatu titik tetap. Jarak ang sama itu disebut jari-jari sedangkan titik tetap dinamakan pusat lingkaran 3..

Lebih terperinci

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN (Pertemuan ke 9 & 10) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini ang dibahas adalah tentang nilai maksimum dan minimum, kemonotonan dan kean kurva, serta maksimum dan minimum

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, siat, dan aturan dalam perhitungan turunan ungsi; menggunakan turunan untuk

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II 016/017 4 Maret 017 Kulia ang Lalu 1.1 Fungsi dua atau lebi peuba 1. Turunan Parsial 1.3 Limit dan Kekontinuan 1.4 Turunan ungsi dua peuba 1.5 Turunan berara

Lebih terperinci

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih ] 1 Pada Bab 1 ini akan dibahas antara lain sebagai berikut. 1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih Tema sentral dari bab ini adalah kalkulus dari fungsi peubah

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN KALKULUS I SISTEM BILANGAN REAL, PERTAKSAMAAN DAN OPERASI GEOMETRIS KURVA SEDERHANA

SOAL-SOAL LATIHAN KALKULUS I SISTEM BILANGAN REAL, PERTAKSAMAAN DAN OPERASI GEOMETRIS KURVA SEDERHANA SOAL-SOAL LATIHAN KALKULUS I BAB I. SISTEM BILANGAN REAL PERTAKSAMAAN DAN OPERASI GEOMETRIS KURVA SEDERHANA. Tentukan bilangan rasional ang mempunai penajian desimal 5777777.... Tentukan himpunan penelesaian

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1 5. Aplikasi Turunan MA4 KALKULUS I 5. Menggambar grafik fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi C. Kemonotonan Fungsi D. Ekstrim Fungsi E. Kecekungan

Lebih terperinci

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG 1. KOORDINAT CARTESIUS DALAM RUANG DIMENSI TIGA SISTEM TANGAN KANAN SISTEM TANGAN KIRI RUMUS JARAK,,,, 16 Contoh : Carilah jarak antara titik,, dan,,. Solusi :, Persamaan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR, DAN FUNGSI TRIGONOMETRI. TOPIK-TOPIK YANG BERKAITAN DENGAN FUNGSI.3 FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR,

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

Jurusan Matematika FMIPA-IPB Jurusan Matematika FMIPA-IPB Ujian Kedua Semester Pendek T.A 4/5 KALKULUS/KALKULUS Jum at, Agustus 4 (Waktu : jam) SETIAP SOAL BERNILAI. Tentukan (a) + (b) p 4 + 5. Periksa apakah Teorema Nilai Rata-rata

Lebih terperinci

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo)

Lebih terperinci

BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar

BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH 3.1. MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar Konsep Ekstrim dan relative (Maksimum-Minimum) ungsi dua peubah real dirancang dengan cara ang sama sepertiekstrim satu peubah

Lebih terperinci

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8. I. Ulangan Bab Pertanaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1 b. V = 1, 3 c. V = 5, 8 a. Besar V adalah V 3 1 31 4 Arah V adalah 1 1 tan = 3 30 3 3 b. Besar V adalah

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan. Definisi. Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real. Notasi untuk

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

Bagian 4 Terapan Differensial

Bagian 4 Terapan Differensial Bagian 4 Terapan Differensial Dalam bagian 4 Terapan Differensial, kita akan mempelajari materi bagaimana konsep differensial dapat dipergunakan untuk mengatasi persoalan yang terjadi di sekitar kita.

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 15 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR A. Pengertian Turunan dari fungsi y f () Laju rata-rata perubahan fungsi dalam interval antara a dan a h adalah : y f( a h) f( a) f ( a h) f( a) = = (dengan syarat

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61 Matematika I: Turunan Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 61 Outline 1 Garis Singgung Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 61 Outline 1 Garis Singgung

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL (TURUNAN) Nama Siswa : y f(a h) f(a) x (a h) a Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.21 Memahami konsep turunan dengan menggunakan konteks matematik atau konteks

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576 Pembahasan SNMPTN 011 Matematika IPA Kode 576 Oleh Tutur Widodo Juni 011 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... a. 1 b. 0 c. 1 d. e.

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XII IIS SEMESTER GANJIL SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 017/018 XII IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 017/018 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI MIA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 06-07 XI MIA Semester Tahun Pelajaran 06 07 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN KALKULUS I MUGA4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi : Asimtot ungsi

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: BUDI NURACHMAN, IR BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN TURUNAN FUNGSI SPMB

SOAL-SOAL LATIHAN TURUNAN FUNGSI SPMB SOL-SOL LTIHN TURUNN FUNGSI SPM 00-007. SPM Matematika asar Regional I 00 Kode 0 Garis singgung kurva di titik potongnya dengan sumbu yang absisnya postif y mempunyai gradien.. 9 8 7. SPM Matematika asar

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan 1

5. Aplikasi Turunan 1 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd IDENTITAS MAHASISWA NAMA : KLS/NIM :. KELOMPOK:. A l f i a n i A t h m a P u t r i R

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk

Lebih terperinci

5.1 Menggambar grafik fungsi

5.1 Menggambar grafik fungsi 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci