Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat"

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo) Abstrak: Telah dibahas lukisan irisan kerucut tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat. Hasilna menunjukkan bahwa proses pelukisan tidak berbeda jauh dengan proses pelukisan dengan menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat. Tetapi untuk mengetahui unsurunsur irisan kerucut (fokus, pusat(jika ada), sumbu, dan puncak) pada sistem koordinat awal lebih cepat dibandingkan dengan melukis irisan kerucut dengan transformasi sumbu-sumbu koordinat. Sebab dalam lukisan irisan kerucut dengan transformasi sumbu-sumbu koordinat, untuk menentukan unsur-unsur irisan kerucut pada sistem koordinat semula harus dilakukan transformasi balikan lagi. Kata kunci: irisan kerucut, transformasi sumbu koordinat. PENDAHULUAN entuk umum irisan kerucut (IK) adalah Ax + x + C + Dx + E + F = 0 (). Untuk = 0 dari () tidak sulit dilukis grafikna, sebab sumbu-sumbu IK sejajar atau berimpit dengan sumbu-sumbu koordi-nat. Tetapi untuk 0, melukis grafik () tidak mudah, sebab sumbu-sumbu IK tidak sejajar dengan sumbu-sumbu koordi-nat. Karena itu diperlukan sumbu-sumbu koordinat baru ang sejajar atau berimpit dengan sumbu-sumbu IK itu, agar memudahkan kita melukis grafikna. Sumbu koordinat baru ang sejajar atau berimpit dengan sumbu-sumbu IK merupakan sumbu koordinat lama ang ditransformasi, baik dengan rotasi, translasi maupun komposisina. Jika pada (), setelah dilakukan transformasi rotasi sumbu-sumbu koordinat pada sistem koordinat (x, ) koefisien variabel berpangkat satu dalam sistem koordinat baru sudah nol (0), maka transformasi sumbusumbu koordinat cukup dengan rotasi saja. Tetapi jika setelah langkah ini dilakukan koefisien variabel berpangkat satu dalam sistem koordinat baru belum juga nol (0) keduana, maka masih harus dilakukan translasi lagi agar koefisien variabel berpangkat satu dalam sistem koordinat terakhir keduana 0. Sebagai akibat dari trans-formasi ini, unsur-unsur IK tidak lagi dapat dijelaskan seperti pada sistem koordinat semula. Tentu untuk melihat unsur-unsur ini pada sistem koordinat semula, tinggal dilakukan transformasi balik dari hubungan ang dibentuk oleh transformasi rotasi atau translasi. Memang ini dapat dilakukan tetapi kurang efisien. Unsur-unsur IK dapat dijelaskan dengan tepat dan efisien pada sistem koordinat semula apabila lukisan IK ini dilakukan tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat. Tetapi melukis IK tanpa transformasi sumbu-sumbu sistem koordinat ini belum banak dibahas. Oleh karena itu pembahasan Melukis grafik 65

2 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 IK tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat menjadi sesuatu ang menarik untuk disajikan. Materi Pendukung Irisan kerucut terbagi dalam dua kelompok besar, aitu: irisan kerucut degenerate dan nondegenerate. Irisan kerucut degenerate adalah irisan kerucut ang melalui puncak kerucut dan terdiri dari titik, garis, dan dua garis berpo-tongan. Irisan kerucut nondegenerate adalah irisan kerucut ang tak melalui puncak kerucut dan terdiri dari parabola, elips dan hiperbola. Pada tulisan ini hana membahas irisan kerucut nondegenerate. Parabola, Elips dan Hiperbola Definisi () Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik di R sehingga jarakna terhadap suatu garis tertentu sama dengan jarakna terhadap sebuah titik tertentu. Titik tertentu itu disebut fokus parabola dan garis tertentu itu disebut arah (direktris) parabola. Misalkan F(x, ) adalah fokus suatu parabola dengan direktris d: px+q + r = 0, maka dengan menggunakan Definisi () diperoleh persamaan parabola seperti () dengan A q, -pq, C p, D -((p q )x pr), () E -((p q ) qr) dan F (p q )(x ) - r dan A, dan C tidak sekaligus nol ketigana. Garis melalui fokus parabola dan tegak lurus direktris disebut sumbu parabola. Titik potong sumbu parabola dengan parabola disebut puncak parabola. Khusus parabola ang direktrisna x + p = 0 dengan fokus ( p, 0) persamaanna adalah = px (4). Selanjutna hubungan (4) disebut bentuk baku persamaan parabola. Definisi (5) Elips adalah tempat kedudukan titik-titik di R sehingga jumlah jarakna terhadap dua titik tertentu adalah tetap. Dua titik tertentu itu disebut fokus elips. Misalkan F (x, ) dan F (x, ) adalah fokus-fokus suatu elips dengan jumlah jarak tetap setiap titik pada elips terhadap kedua fokus adalah k, maka persamaan elips ini adalah. dengan A 4(x x) 4k, 8(x x)( ), C 4( ) 4k, (6) D 4(x x)g 8x k, E 4( )G 8 k, F G 4k (x ), G [x x k ] dan A, dan C tidak sekaligus nol ketigana. Garis ang melalui kedua fokus elips disebut sumbu maor elips. Titik tengah ruas garis ang menghu-bungkan kedua fokus disebut pusat elips. Garis ang melalui pusat elips tegak lurus sumbu maor disebut sumbu minor elips. Titik potong sumbu-sumbu elips dengan elips disebut puncak elips. Khusus elips dengan fokus (c, 0), puncak (a,0) dan (b, 0) persamaanna adalah x (7), b a dengan a = b + c. Selanjutna hubungan (7) disebut bentuk baku persamaan elips. Definisi (8) Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik di R sehingga selisih jarakna terhadap dua titik tertentu adalah tetap. Dua titik tertentu itu disebut fokus hiperbola. Misalkan F (x, ) dan F (x, ) adalah fokus-fokus suatu hiperbola dengan selisih jarak tetap setiap titik pada hiperbola terhadap kedua fokus adalah k, maka persamaan hiperbola ini adalah () dengan A,, C, D, E dan F seperti pada (6). 66

3 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Garis ang melalui kedua fokus hiperbola disebut sumbu real hiperbola. Titik tengah ruas garis ang menghubungkan kedua fokus disebut pusat hiperbola. Garis ang melalui pusat hiperbola tegak lurus sumbu real disebut sumbu imajiner hiperbola. Titik potong sumbu real dengan hiperbola disebut puncak real hiperbola. Jelas sumbu imajiner tak memotong hiperbola. Sebab apabila persamaan sumbu ini disubstitusi kepersamaan hiperbola diskriminan persamaan kuadrat ang terbentuk kurang dari nol. Tetapi jika diambil nilai mutlak diskriminan ini, maka persamaan kuadrat ang terjadi akan mempunai penelesaian. Penelesaian persamaan kuadrat ang diperoleh dengan menggunakan nilai mutlak diskriminan ini menghasilkan puncak imajiner hiperbola. Persamaan hiperbola dengan fokus (c, 0), puncak real (a,0) dan imajiner (b, 0) adalah x (9), b a dengan c = a + b. Selanjutna hubungan (9) disebut bentuk baku persamaan hiperbola. Gradien sumbu-sumbu IK () sangat ditentukan oleh nilai. Sumbu IK untuk = 0 telah dijelaskan pada pendahuluan dan untuk 0 diberikan dalam teorema berikut. Teorema (0) Jika sumbu IK () membentuk sudut terhadap sb-x +, maka cot = A C. ukti Pada sistem koordinat (x, ) dibentuk sumbu-sumu koordinat baru x ' dan ' sehingga (sb-x +, sb- x ' + ) = dan melalui O(0, 0). Ini berarti sistem koordinat baru ( x ', ' ) mempunai pusat ang sama dengan sistem koordinat (x, ). Dari kedua sistem koordinat ini untuk setiap titik P dalam R diperoleh dua koordinat, pertama terhadap (x, ) dan kedua terhadap ( x ', ' ). Jika (x, ) koordinat P terhadap (x, ) dan ( x ', ' ) koordinat P terhadap ( x ', ' ), maka hubungan antara kedua koordinat ini adalah x x'cos 'sin (). x'sin 'cos Oleh karena itu () menjadi A( x' cos ' sin)( x' sin - ' sin) +( x' cos - + ' cos) + ' cos) +D( x' cos - ' sin)+ +C( x' sin E( x' sin + ' cos)+f = 0. Dari penjabaran hubungan ini kemudian mengumpulkan suku-suku sejenis menghasilkan A' x' + ' x' ' + C' ' + D' x' + E' ' + F' = 0 (), dengan A' = Acos + cos sin + Csin, ' = cos - (A-C)sin, C' = Asin - cos sin + Ccos, D' = Dcos + Esin, E' = -Dsin + Ecos dan F' = F. Untuk ' = 0 pada (), berarti sumbusumbu IK () sejajar atau berimpit dengan sumbu-sumbu koordinat ( x ', ' ). Tetapi jika ' = 0, maka cos - (A-C)sin = 0. Terbukti. Jenis IK ditentukan oleh determinan matriks ang entrina adalah koefisien variabel ang berpangkat dua dari (). Sekarang misalkan m = A (), C dengan A, dan C koefisien variabel ang berpangkat dua dari (). Jika m = 0, m > 0 dan m < 0, maka () berturut-turut adalah parabola, elips dan hiperbola. Kita kadang-kadang ingin melihat kesamaan dua IK dari persamaan ang 67

4 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 diberikanna. Untuk melihat ini misalkan diberikan dua irisan kerucut berikut IK : A x + x + C + D x + E + F = 0 dan IK : A x + x + C + D x + E + F = 0. Dikatakan bahwa IK sama dengan IK jika terdapat suatu 0 sehingga (A,,C,D,E,F ) =(A,,C,D,E,F ) (4). Ketiga jenis IK non degenerate di atas hana dua jenis ang mempunai pusat, aitu; elips dan hiperbola. Lingkaran merupakan suatu kejadian khusus dari elips. Teorema (5). Misalkan () adalah elips atau hiperbola. Jika (x 0, 0 ) adalah pusat IK, maka x 0 dan 0 memenuhi Ax D = 0 dan x 0 + C 0 + E = 0. ukti. (La Arapu, 00, 56). Garis Singgung Parabola, Elips dan Hiperbola Pada setiap jenis IK () kita dapat membuat garis singgung. Dari proses pembentukanna ada tiga jenis garis singgung ang dapat dibuat pada setiap IK, aitu;. garis singgung melalui sebuah titik di luar IK,. garis singgung melalui sebuah titik pada IK, dan. garis singgung sejajar dengan suatu garis tertentu. Pada tulisan ini hana dibahas jenis garis singgung pertama dan ketiga. Jenis garis singgung pertama terkait dengan letak titik ang dilalui terhadap suatu IK. Oleh karena itu kita harus menentukan dahulu letak titik ang dilalui itu. Letak suatu titik ang tidak terletak pada IK dijelaskan dalam definisi berikut. Definisi (6) Diberikan suatu titik P tidak pada IK. Dikatakan bahwa P terletak di dalam IK apabila setiap garis melalui P memotong IK, apabila tidak dikatakan P terletak di luar IK. Diberikan suatu IK () dan suatu titik P(x, ) tidak pada IK. Melalui P dibuat garis g dengan gradien m, maka g: = m(x x ) +. Jika g dipotongkan dengan IK, maka diperoleh [A+m+Cm ]x +[(+Cm)( -mx )+ D+Em]x+C( -mx ) +E( -mx )+ F=0 (7). Diskriminan (7) adalah D* = m + *m + C* (8), dengan = * = C* = x E 4C, Ax Dx F x E Ax D x Dx E F D 4A. C E F D dan C E Semua g akan memotong IK apabila D* 0 untuk setiap m. Sekarang mari kita tinjau kasus. Jika = * = 0 (9a), maka D* < 0 apabila C* < 0 untuk setiap m (9a()) dan D* 0 apabila C* 0 untuk setiap m (9a()). Jika = 0 dan * 0, maka terdapat m 0 <- C*/* sehingga D*< 0 (9b). Jika 0, maka diperoleh D*= (m+*/) + F Gbr. C* ( *). (9c) Jika < 0, maka (m+*/) < 0 untuk m -*/. Ini berarti terdapat m R sehingga (m + */) + C* ( *) <0. (9c()) s x d 68

5 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Jika > 0, maka (m +*/) = 0 untuk m = -*/ dan D* minimum (9c()). Jadi D* < 0 apabila C* ( *) < 0, untuk suatu m (9c(i)) dan D* 0 apabila A * C* ( 0 untuk *) setiap m (9c(ii)). Uraian ini menghasilkan teorema letak suatu titik terhadap IK berikut. Teorema (0) Jika P(x, ) tidak pada (), maka P terletak di luar IK apabila memenuhi (9a()) atau (9b) atau (9c()) atau (9c(i)) dari kasus di atas dan sebalikna P terletak di dalam IK apabila memenuhi (9a()) atau (9c(ii)) dari kasus di atas, dengan, * dan C* seperti pada (8). Selanjutna jika P di luar IK, maka melalui P dapat dibuat garis singgung IK. Jika m gradien garis singgung IK () melalui P(x, ), maka m memenuhi m + *m + C* = 0 (), dengan, * dan C* seperti pada (8). Jenis IK ang mempunai asimptot hana hiperbola. Asimptot hiperbola adalah garis singgung hiperbola ang melalui pusatna. Misalkan m adalah gradien asimptot hiperbola. Jika () adalah hiperbola, maka m memenuhi A + m + Cm = 0 (). Jika C = 0 pada (), maka nilai m tunggal, padahal asimptot hiperbola harus dua. Untuk itu misalkan m = /k, sehingga () menjadi Ak + k = 0 (). Pada () kita mempunai dua gradien garis, aitu m dan m = /k. Dalam hal () salah satu asimptotna sejajar sumbu. Teorema (4) Diberikan suatu garis g dengan gradien m. Jika garis h: = mx + k meninggung (), maka k memenuhi Pk + Qk + R = 0, dengan P = C dan R = A, Q = D Em A m Cm m A C 4F. D Em ukti. (La Arapu, 00, 89). Untuk garis sunggung () ang sejajar sb- dapat ditentukan dengan mudah. PEMAHASAN Lukisan IK tanpa transformasi sumbusumbu koordinat akan dibahas berdasarkan jenisna. Jadi ada jenis IK ang akan dibahas, aitu; parabola, elips, dan hiperbola. Parabola Misalkan IK () adalah parabola. Untuk melukis () kita harus menentukan lebih dahulu sumbu, fokus, direktris dan puncak parabola. Ke-4 unsur ini dapat ditentukan apabila IK () disamakan dengan IK dari Definisi () dengan koefisien seperti (). Kesamaan kedua IK ini menurut (4) menghasilkan hubungan [q, -pq, p, -((p +q )x +pr), -((p +q ) +qr),(p +q )(x + ) r ] = (A,, C, D, E, F) (5), untuk suatu 0, dengan direktris d: px + q + r = 0, dan fokus F(x, ). Penelesaian sistem persamaan (5) adalah d dan F. Sumbu parabola ditentukan dengan membuat garis melalui F tegak lurus d. Selanjutna misalkan Q adalah titik potong d dan sumbu parabola, maka puncak parabola adalah titik tengah FQ. Dengan data ini kita 0 E D dapat melukis suatu parabola tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat. Contoh Lukis grafik IK: 6x 4x x = 0! Penelesaian 69

6 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 IK adalah parabola, sebab 6 0. Misalkan direktris dan fokus parabola ini berturut-turut adalah d: px + q + r = 0, dan F(x, ). Maka menurut (5) diperoleh hubungan. q = 6,. -pq = -4,. p = 9, 4. -((p +q )x + pr) =, 5. -((p +q ) + qr) = 4, 6. (p +q )(x + ) r = 5. Dari diperoleh = pq/. Karena itu menjadi 7. q = 6pq/ atau q = 4p/. Karena sumbu parabola tegak lurus d, maka gradien sumbu parabola adalah m s = q/p = 4/. Jadi gradien d adalah m d = -/4, sehingga d: x r = 0. Jadi p =, q = 4 dan =, sehingga 4 mejadi -(5x + r) = atau 8. r = -(50x + )/6, dan 5 menjadi 9. = 4x /. Penerapan 8 dan 9 pada 6 meng-hasilkan x = -6/00, = -/5 dan r = 9/4. Jadi F(- 6/00, -/5), d: x = 0 dan sumbu parabola adalah s: = 4x/. Lukisan grafik parabola ini tampak seperti pada Gbr.. Hasil ini tidak dapat katakan lebih mudah, sebab tidak ada pembanding-na. Karena itu pada akhir tulisan ini diberikan penelesaian dengan menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat. Elips Misalkan () adalah suatu elips. Grafik suatu elips dapat dilukis apabila kita mengetahui pusat, jarak antara kedua puncak pada sumbu maor dan jarak antara kedua puncak pada sumbu minor. Menurut Teorema (5) pusat elips ini adalah (x 0, 0 ) dengan 9 = x 0 = (E-CD)/(4AC- ) dan 0 = (D-AE)/(4AC- ). Sumbu-sumbu elips dapat ditentukan setelah gradien sumbusumbu elips diketahui dari Teorema (0) dan sumbu itu harus melalui pusat elips. Misalkan gradien sumbu-sumbu elips ini adalah m dan m, maka garis-garis ang sejajar sumbu elips adalah g: = m x + k dan h: = m x + t. Jika g meninggung elips, maka menurut Teorema (4), k memenuhi Pk + Qk + R = 0, dengan P, Q dan R seperti pada Teorema (4) dan m = m. Misalkan penelesaian persamaan kuadrat ini adalah k dan k, maka garis singgung elips sejajar g adalah g : = m x + k dan g : = m x + k. Jadi jarak kedua puncak elips itu sama dengan jarak g dan g, aitu; d = k k. Tetapi k m dan k adalah akar-akar Pk + Qk + R = 0. Karena itu k k = Q PR, sehingga d = s P m S* (6), S*, dengan S* = P dengan S* = Q PR dan P, Q dan R seperti pada Teorema (4) dan m = m. Jenis sumbu IK ditentukan oleh nilai d. Dalam hal ini elips berada dalam posisi baku terhadap sumbu s dan s. Jadi d/ merupakan bilangan a dan b dari elips dalam posisi baku. Dengan menggunakan nilai ini dan hubungan (7) nilai c untuk elips dalam posisi baku pada sumbu ini dapat ditentukan. s Gbr. x 70

7 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Selanjutna dengan meng-gunakan sumbusumbu elips ang telah diperoleh, maka koordinat fokus dan puncak elips dapat pula ditentukan. Untuk jelasna perhatikan uraian berikut. Misalkan fokus elips () adalah F(x, ) dengan sumbu maor adalah px + q + r = 0. Jika pusat elips adalah P(x 0, 0 ), maka diperoleh ). px + q + r = 0 dan ). px 0 + q 0 + r = 0. Selisih kedua persamaan ini adalah ). p(x -x 0 ) + q( - 0 ) = 0. Selanjutna misalkan jarak kedua puncak pada sumbu maor adalah d dan jarak kedua puncak pada sumbu minor adalah d, maka a = d / dan b = d /. Jadi menurut hubungan (7) nilai c dapat ditentukan. Tetapi nilai mutlak c adalah jarak pusat elips ke fokusna. Jadi 4). ( x x ) ( = c. Dengan 0 0 ) menelesaikan hubungan ) dan 4) diperoleh F(x 0 cq, 0 cp ) (7) p q p q sebagai fokus elips, dengan (x 0, 0 ) adalah pusat elips. Dengan cara ang sama puncak elips pada kedua sumbu dapat ditentukan. Contoh Lukis grafik IK: 4x 4x x = 0! Penelesaian IK adalah elips, sebab 4 50 > 0. Pusat elips adalah (6/5, 7/0). Karena = -4 0, maka sumbu-sumbu elips telah mengalami rotasi dari sumbu sistem koordinat (x, ). Misalkan sumbu elips membentuk sudut terhadap sb-x +, maka menurut Teorema (0), memenuhi cot = -7/4 atau tan = -4/7. Karena tan = tan/(-tan ), maka tan -7tan - = 0. Penelesaian persamaan kuadrat ini dalam tan adalah tan = 4/ atau tan = -/4. Tetapi tan adalah gradien ang dibentuk oleh 4 = sumbu elips dan sb-x +. Jadi gradien sumbusumbu elips ini adalah m s = 4/ dan m s = - /4. Karena kedua sumbu ini harus melalui pusat elips maka kedua sumbu elips ini secara eksplisit adalah s : = 4x/ -5/4 dan s : = - x/4 + 5/4. Misalkan jarak kedua puncak elips pada s dan s berturut adalah d dan d, maka menurut hubungan (6) didapat d = S* dan d = P m s S*, dengan P m S* = Q PR. Menurut Teorema (4) untuk d diperoleh P = Q = R = = -5000, s = -650 dan = 0. Sehingga dalam d, S* = dan m s = 5/. Jadi d = /. Dengan cara ang sama seperti d untuk m s = -/4, diperoleh d =. Karena d > d, maka sumbu maor elips adalah s dan sumbu minor elips adalah s. Jadi menurut (7) diperoleh b = ¾ dan a = sehingga c = ¾. Dari.. diperoleh F(6/5 /5, 7/0 9/0) sebagai fokus elips. Puncak pada kedua sumbu dapat diperoleh dengan mudah. Lukisan grafik elips ini tampak dalam Gbr.. Sebagai pembanding, diakhir tulisan ini diberikan proses melukis elips pada soal ini dengan menggunakan transformasi sumbusumbu koordinat. Hiperbola Misalkan () adalah suatu hiperbola. Grafik suatu hiperbola dapat dilukis apabila kita mengetahui pusat, sumbu, jarak antara 7

8 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 kedua puncak pada sumbu real dan asimptotasimptotna. Pusat hiperbola () secara umum sama dengan pusat elips. Gradien kedua sumbu hiperbola juga dapat ditentukan seperti menentukan gradien sumbu elips. Sumbu real hiperbola dapat dilihat dari S* pada hubungan (6). Jika S* < 0, maka sumbu itu adalah sumbu real sebalikna jika S* > 0, maka sumbu itu adalah sumbu imajiner. Jarak kedua puncak pada sumbu imajiner di dapat dari d = (8), P m -S* s dengan S* seperti pada (6) dan m s adalah gradien sumbu real. Harga d/ adalah nilai a dan b suatu hiperbola dalam posisi baku. Dengan menggunakan nilai ini dan hubungan (9) nilai c dapat ditentukan dalam posisi baku pada kedua sumbu ini. Selanjutna dengan menggunakan nilai ini dan kedua sumbu, maka fokus dan funcak hiperbola dapat ditentukan. Kedua asimptot hiperbola dapat ditentukan dengan membuat garis melalui pusat hiperbola setelah gradienna ditentukan dengan menggunakan () atau (). Contoh Lukis grafik IK: 5x - 6x x = 0! Penelesaian IK adalah hiperbola, sebab 5 = -4 < 0. Menurut Teorema (5), pusat hiperbola adalah P(-0, 4). Karena = -6 0, maka sumbu-sumbu hiperbola telah mengalami rotasi dari sumbu sistem koordinat (x, ). Misalkan sumbu hiperbola membentuk sudut dengan sb-x +, maka menurut Teorema (0), memenuhi cot = -4/ atau tan = -/4. Tetapi tan = tan/(- tan ). Jadi 8tan = - + tan. Penelesaian persamaan kuadrat ini dalam tan adalah tan = atau tan = -/. Jadi gradien sumbu-sumbu hiperbola adalah m = dan m = -/. Karena kedua sumbu hiperbola harus melalui P, maka kedua sumbu hiperbola itu adalah s : x + 44 = 0 dan s : x + = 0. Selanjutna untuk s diperoleh P s = = 96, Q s = = -840 dan R s = = 5550, sehingga S s * = Ini berarti s adalah sumbu real. Dari s diperoleh P s = 96, Q s = = -960 dan R s = = 980, sehingga S s * = 070. Jadi jarak kedua puncak real hiperbola itu adalah d = / = dan jarak kedua pancak imajiner-na adalah d = = Menurut (9) diperoleh a = dan b =, sehingga c = 5. Dengan cara ang sama seperti pada elips diperoleh 4 s a s Gbr. F(-0, ) sebagai fokus hiperbola. Puncak pada kedua sumbu hiperbola dapat ditentukan dengan mudah setelah menggunakan (7) a x 7

9 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 sekali lagi dengan mengganti c dengan a atau b. Asimptot adalah garis singgung hiperbola ang melalui pusatna. Ini berarti P harus terletak di luar IK. Tetapi menurut hubungan (8) diperoleh = *= diperoleh =40 dan C*= * C* ( *) A = -84 < =40, = -44 Jadi menurut Teorema (0) titik P terletak di luar hiperbola. Misalkan m adalah gradien asimptot hiperbola, maka menurut hubungan () diperoleh 5 6m m = 0. Jadi m = -( 6 )/6 atau m = - ( 6 )/6, sehingga asimptot hiperbola itu adalah a : ( 6 )x = 0 dan a : ( 6 )x = 0. Lukisan grafik hiperbola ini tampak seperti Gbr.. Sebagai pembanding di bawah ini, diberikan lukisan grafik IK dengan menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat. Lukisan IK dengan Transformasi Sumbu Koordinat. Lukisan grafik dari tiga contoh ang diberikan hana contoh ang akan dibahas. Sebab penelesaian ketiga soal ini dengan transformasi sumbu-sumbu koordinat mengguna-kan prosedur ang sama. Contoh dengan transformasi sumbu-sumbu koordinat Pada contoh ini kita diminta untuk melukis grafik IK: 6x 4x x = 0! Penelesaian Sumbu IK telah mengalami rotasi dari sumbu sistem koordinat (x, ), sebab = Oleh karena itu diperlukan suatu sistem koordinat baru sehingga sumbu-sumbu sistem koordinat baru itu sejajar dengan sumbu IK dan pusatna berimpit dengan sistem koordinat (x, ). Misalkan sistem koordinat baru ang dibentuk itu adalah ( x ', ' ). Jika (sb- x ' +, sb-x + ) =, maka memenuhi cot = -7/4. Jadi cos = - 7/5. Oleh karena itu cos = /5 dan sin = 4/5. Karena itu menurut..4. diperoleh A ' = 0, ' = 0, C ' = 5, D ' = 5, E ' = 0 dan F ' = 5. Karena itu IK pada soal ini dalam sistem koordinat ( x ', ' ) menjadi 5 ' + x ' + = 0 atau ' = -( x ' + )/5. Jika diambil ' = " dan x ' + = x ", maka dalam sistem koordinat ( x ", ") persamaan IK dalam soal ini menjadi " = - x " /5. Jadi IK ini adalah suatu parabola dan grafikna tampak seperti Gbr. 4. Memang dari jawaban ang ditampilkan penelesaian dengan menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat kelihatanna lebih sederhana. Tetapi untuk menentukan unsur-unsur IK seperti; direktris, fokus dan sumbu juga pusat untuk elips dan hiperbola dalam sistem koordinat semula belum diketahui. Untuk itu kita masih harus melakukan pekerjaan lanjutan. Menurut Teorema (0) jika (sb x ' +, " ' Gbr.4 sb-x + ) =, maka hubungan antara kedua koordinat dari dua sistem koordinat ini adalah x = x' cos - ' sin, = x' sin + ' cos. Penelesaian SPL ini dalam x ' dan xcos + sin dan ' adalah x ' = ' = cos - xsin. Direktris parabola " = - x " /5 adalah x " = x" x' x 7

10 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 /0 dalam sistem koordinat ( x ", "). Tetapi x ' + = x ". Jadi x ' + = /0, sehingga xcos + sin + = /0. Karena cos = /5 dan sin = 4/5, maka x = /4. Jadi direktris IK dalam sistem koordinat (x, ) adalah d: x = 0. Fokus parabola " = - x " /5 adalah (-/0, 0) dalam sistem koordinat ( x ", "). Jadi x " = - /0 dan " = 0. Karena dan ' = ", maka ' = 0. Tetapi x ' + = x " x ' + = -/0 dan x ' = xcos + sin dan ' PENUTUP erdasarkan pembahasan di atas diperoleh beberapa kesimpulan berikut. Dengan melukis parabola tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat, kita langsung mengetahui unsur- unsur parabola itu, aitu: direktris, fokus dan sumbu parabola. Sebalikna jika menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat, unsur-unsur ini diketahui setelah melalukan transformasi balikan lagi. Melukis elips tanpa transfor-masi sumbu-sumbu koordinat memang hana pusat elips dan jarak kedua puncak ang diperoleh secara langsung. Fokus elips dapat ditentukan = cos - xsin, maka xcos + sin + = -/0 dan cos - xsin = 0. Dengan nilai cos dan sin tersebut, maka diperoleh sistem persamaan t: x = 0 dan 4x = 0. Fokus parabola diperoleh dari penelesaian SPL ini, aitu F(- 6/00, -/5). Karena sumbu parabola harus melalui fokus dan tegak lurus d, maka sumbu parabola adalah s: 4x = 0. dengan menggunakan jarak pusat dan puncak pada kedua jenis sumbu elips dengan menerapkan hubungan (7). Puncak-puncak elips diperoleh dari penerapan hubungan (7) lagi. Tetapi dengan menggunakan transformasi sumbu-sumbu koordinat, untuk menentukan ini kita harus melakukan transformasi balikan lagi. Sama dengan melukis elips tanpa transformasi sumbu-sumbu koordinat, melukis hiperbola juga dengan mudah menentukan sumbu, fokus dan puncak-puncak hiperbola, tetapi dengan menggunakan hubungan (9) untuk menentukan fokus-fokusna. DAFTAR RUJUKAN Arapu, La. 00. Geometri Analitik Datar, Purcell, Edwin J Kalkulus dan Geometri Cetakan pertama. Scientia Publishing. Analitis, Jilid Edisi Ketiga. Alih Gresik, surabaa. bahasa I Noman Susila, ana Leithold, Louis. 98. Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik, jilid. Alih bahasa M. Kartasasmita dan Rawuh. Erlangga. Jakarta. Margha. ina Aksara. Jakarta. 74

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 5 Bangun Geometris 5.1. Persamaan Kurva Persamaan suatu kurva secara umum dapat kita tuliskan sebagai F (, )

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA

Lebih terperinci

Kelas XI MIA Peminatan

Kelas XI MIA Peminatan Kelas Disusun : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 017 018 Peta Konsep Glosarium Istilah Keterangan Lingkaran Himpunan titik-titik (pada bidang datar) yang memiliki jarak tetap terhadap suatu titik

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH

PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Analitik Ruang yang diampu oleh M. Khoridatul Huda, S. Pd., M. Si. Oleh: TMT 5E Kelompok

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG HIPERBOLA

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG HIPERBOLA 1 KEGIATAN BELAJAR 15 PERSAMAAN GARIS SINGGUNG HIPERBOLA Setelah mempelajari kegiatan belajar 15 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menemukan Persamaan Garis Singgung Hiperbola, Titik Singung dan Garis

Lebih terperinci

A. Pengertian Parabola. Menentukan panjang Latus Rectum DT = FS = DF = 2p Maka DE = 2.DF = 4p. B. Persamaan Parabola

A. Pengertian Parabola. Menentukan panjang Latus Rectum DT = FS = DF = 2p Maka DE = 2.DF = 4p. B. Persamaan Parabola htt://www.smkekalongan.sch.id Parabola A. Pengertian Parabola Parabola adalah temat kedudukan titik-titik ada geometri dimensi ang memiliki jarak ang sama terhada satu titik tertentu dan garis tertentu.

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Matematika15.wordpress.com NAMA: KELAS: RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut

Lebih terperinci

1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... D. -4 E. -5

1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... D. -4 E. -5 1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... A. 5 3 2 Kunci : C 3x + y = 5 y - 2z = -7-3x + 2z = 12 2x + 2z = 10 - x = 2-4 -5 x + z = 5 2 + z = 5 z = 3 3x + y = 5 3. 2 + y =

Lebih terperinci

MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS

MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS 8.1. LINGKARAN A. PERSAMAAN LINGKARAN DENGAN PUSAT PADA TITIK ASAL DAN JARI-JARI R Persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari jari R adalah : x 2 + y 2 = R 2 B. PERSAMAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) NAMA: KELAS: PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut yang dipotong oleh sebuah bidang datar. RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Macam-macam Irisan Kerucut: 1. Parabola 2.

Lebih terperinci

A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat. Salah satu akar persamaan kuadrat ( a ) (3a ) 3a 0 adalah, maka akar lainna adalah. Nilai m ang memenuhi agar persamaan kuadrat ( m ) (m ) ( m ) 0 mempunai dua

Lebih terperinci

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA 1 KEGIATAN BELAJAR 11 PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA Setelah mempelajari kegiatan belajar 11 ini, mahasiswa diharapkan mampu Menentukan Persamaan Garis Singgung Parabola, Titik dan Garis Polar Pada

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG ELLIPS

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG ELLIPS 1 KEGIATAN BELAJAR 13 PERSAMAAN GARIS SINGGUNG ELLIPS Setelah mempelajari kegiatan belajar 13 ini, mahasiswa diharapkan mampu Menentukan Persamaan Garis Singgung Elips, Titik Singung dan Garis Pada kegiatan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : MATEMATIKA TUJUAN : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Perhatikan gambar berikut.

LINGKARAN. Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Perhatikan gambar berikut. LINGKARAN Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik ang berjarak sama terhadap titik tertentu. Perhatikan gambar berikut. r P Titik P disebut pusat, sedangkan Jarak P ke lingkaran dinamakan jari-jari.

Lebih terperinci

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f. Pertemuan ke 8 GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(,y): y = f(), D f } disebut grafik fungsi f. Grafik metode yang paling umum untuk menyatakan hubungan antara dua himpunan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Matematika Dasar

UM UGM 2017 Matematika Dasar UM UGM 07 Matematika Dasar Soal UTUL UGM - Matematika Dasar 07 (Kode Soal 84) Halaman 0. Tujuh bilangan membentuk barisan aritmetika. Jika jumlah tiga bilangan pertama sama dengan 33 dan jumlah tiga bilangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979 Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 Nama Sekolah : SMA NEGERI 56 JAKARTA Mata Pelajaran : MATEMATIKA PEMINATAN Kurikulum : KUR 2013 MATERI KELAS X P1 P2 P3 mor 1. Menganalisis

Lebih terperinci

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips IR Lingkaran Elips 1 Smk n 1 stabat IRISAN KERUCUT Disusun Oleh : Dian Septiana 07144110049 Dalam PPL-T Unimed SMK N 1 Stabat SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 STABAT LANGKAT 010 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

asimtot.wordpress.com Page 1

asimtot.wordpress.com Page 1 . Diketahui premis premis : () Jika Ayah tidak memarahi Badu, maka Badu bahagia dan tidak nakal () Jika Ayah tidak menyayangi Badu, maka Badu tidak bahagia atau nakal Kesimpulan yang sah adalah. a. Jika

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1986

Matematika EBTANAS Tahun 1986 Matematika EBTANAS Tahun 986 EBT-SMA-86- Bila diketahui A = { x x bilangan prima < }, B = { x x bilangan ganjil < }, maka eleman A B =.. 3 7 9 EBT-SMA-86- Bila matriks A berordo 3 dan matriks B berordo

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan

K13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan K13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan Persiapan UAS 1 Doc. Name: K13AR11MATPMT01UAS Version : 015-11 halaman 1 01. Sukubanyak f() = 3 + + 3- dapat ditulis sebagai. f() = [( + ) - 3] + f() = [( -

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian 1. Persamaan kuadrat yang akarakarnya 5 dan -2 x² + 7x + 10 = 0 x² - 7x + 10 = 0 x² + 3x + 10 = 0 x² + 3x - 10 = 0 x² - 3x - 10 = 0 2. Suatu peluru ditembakkan ke atas. Tinggi peluru pada t detik dirumuskan

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987 MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMA/MA Matematika (D0) PROGRAM STUDI IPA PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak Cipta pada

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB Penyusun : Team MGMP Matematika JENJANG : SMA SMA DKI Jakarta KURIKULUM : Kurikulum 2013 No Urut Kompetensi Dasar Bahan Kls/Smt Materi

Lebih terperinci

IRISAN KERUCUT: PARABOLA

IRISAN KERUCUT: PARABOLA K-3 matematika K e l a s XI IRISAN KERUCUT: ARABOLA Tujuan embelajaran Setelah memelajari materi ini, kamu diharakan memiliki kemamuan berikut.. Memahami definisi arabola dan unsur-unsurna.. Memahami konse

Lebih terperinci

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan

Lebih terperinci

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat 1. Salah satu akar persamaan kuadrat ( a 1) x + (3a 1) x 3a = 0 adalah 1, maka akar lainnya adalah.... Nilai m yang memenuhi agar persamaan kuadrat ( m + 1) x +

Lebih terperinci

matematika KTSP & K-13 GARIS SINGGUNG LINGKARAN K e a s A. Definisi Garis Singgung Lingkaran Tujuan Pembelajaran

matematika KTSP & K-13 GARIS SINGGUNG LINGKARAN K e a s A. Definisi Garis Singgung Lingkaran Tujuan Pembelajaran KTSP & K-3 matematika K e l a s XI GARIS SINGGUNG LINGKARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi garis singgung lingkaran..

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2008

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2008 1. Ingkaran dari pernyataan, "Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap." adalah... Semua bilangan prima adalah bilangan genap Semua bilangan prima bukan bilangan genap Beberapa bilangan prima bukan

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009 1. 1. Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara. 2. Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding. Ingkaran dari kesimpulan kedua premis diatas adalah... A. Saya giat belajar dan

Lebih terperinci

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Kurva-kurva standar Asimtot Penggambaran kurva secara sistematis, jika persamaan kurvanya diketahui Pencocokan kurva Metode kuadrat terkecil

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54101 / Kalkulus I 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika K1 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan - Persiapan PTS Semester Genap Halaman 1 01. Grafik berikut ini yang menunjukkan grafik dari parabola x 2 = -12y adalah... (Catatan: Setiap kotak pada

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN Bab III : Lingkaran 30 Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik ang berjarak sama terhadap suatu titik tetap. Jarak ang sama itu disebut jari-jari sedangkan titik tetap dinamakan pusat lingkaran 3..

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN 1. Mata Kuliah / Kode : Geometri Analitik/ PMK 708 2. Jumlah SKS : 3 SKS 3. Jurusan / Program Studi : TMIPA / Tadris Matematika 4. Tujuan

Lebih terperinci

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Irisan Kerucut, Permukaan Definisi fungsi dua peubah Turunan Parsial Maksimum dan Minimum Handout Matematika Teknik, D3 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung 1 Irisan

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

Modul Matrikulasi, SMA Labschool Kebayoran 2017 Page 1

Modul Matrikulasi, SMA Labschool Kebayoran 2017 Page 1 Modul : Grafik Fungsi Kuadrat Teori: Bagian bagian grafik fungsi kuadrat = a + b + c, a 0 Grafik fungsi kuadrat Titik ekstrim fungsi kuadrat = f () = a + b + c D = 0 Memiliki dua akar kembar Grafik fungsi

Lebih terperinci

1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... D E

1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... D E 1. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari adalah... A. 3-3 + 21-7 21-21 + 7 2. Persamaan (2m - 4)x² + 5x + 2 = 0 mempunyai akar-akar real berkebalikan, maka nilai m adalah... A. -3-3 6 Kunci

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009 Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009 Kode 924 Oleh Kak Mufidah 1. Diketahui fungsi. Agar fungsi tersebut senantiasa berada di bawah sumbu x, maka nilai m yang mungkin adalah Agar fungsi tersebut senantiasa

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1991

Matematika EBTANAS Tahun 1991 Matematika EBTANAS Tahun 99 EBT-SMA-9-0 Persamaan sumbu simetri dari parabola y = 8 x x x = 4 x = x = x = x = EBT-SMA-9-0 Salah satu akar persamaan kuadrat mx 3x + = 0 dua kali akar yang lain, maka nilai

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½ 1 SOAL LATIHAN UH MATEMATIKA PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS 8 SMP I. Pilihan Ganda GRADIEN (m) 1. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah a. b. 4 c. d.. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 10 Maret 01 Kuliah ang Lalu 10.1- Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

2. FUNGSI KUADRAT. , D = b 2 4ac

2. FUNGSI KUADRAT. , D = b 2 4ac . FUNGSI KUADRAT A. Persamaan Kuadrat 1) Bentuk umum persamaan kuadrat : ax + bx + c =, a ) Akar akar persamaan kuadrat dapat dicari dengan memfaktorkan ataupun dengan rumus: x 1, b D, D = b 4ac a 3) Jumlah,

Lebih terperinci

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004 Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 00 UAN-SMA-0-0 Persamaan kuadrat yang akar-akarnya dan adalah x + x + 0 = 0 x + x 0 = 0 x x + 0 = 0 x x 0 = 0 x + x + 0 = 0 UAN-SMA-0-0 Suatu peluru ditembakkan ke

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E. 1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik

Lebih terperinci

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum,

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, Fungsi Rasional Fungsi rasional adalah fungsi yang memiliki bentuk Dengan p dan d merupakan polinomial dan d(x) 0. Domain dari V(x) adalah

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan

Lebih terperinci

III. FUNGSI POLINOMIAL

III. FUNGSI POLINOMIAL III. FUNGSI POLINOMIAL 3. Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat:. menuliskan bentuk umum fungsi polinomial;. menghitung nilai fungsi polinomial; 3. menuliskan

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1 Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan

Lebih terperinci

SMA / MA PRA UJIAN NASIONAL SMA / MA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 MATEMATIKA. (Paket Soal A) SE-JABODETABEK, KARAWANG, SERANG, PANDEGLANG, DAN CILEGON

SMA / MA PRA UJIAN NASIONAL SMA / MA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 MATEMATIKA. (Paket Soal A) SE-JABODETABEK, KARAWANG, SERANG, PANDEGLANG, DAN CILEGON PRA UJIAN NASIONAL SMA / MA TAHUN PELAJARAN 05 / 06 SE-JABODETABEK, KARAWANG, SERANG, PANDEGLANG, DAN CILEGON SMA / MA MATEMATIKA Program Studi IPA Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta,

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika

Solusi Pengayaan Matematika Solusi Pengaaan Matematika Edisi Januari Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 1-0 1. Melalui (0, 0) buatlah garis-garis ang memotong lingkaran 0 pada dua titik. Carilah tempat kedudukan pertengahan ke dua titik.

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 19 Maret 014 Kuliah ang Lalu 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1. TRANSFORMASI GEOMETRI BAB Suatu transformasi bidang adalah suatu pemetaan dari bidang Kartesius ke bidang yang lain atau T : R R (x,y) ( x', y') Jenis-jenis transformasi antara lain : Transformasi Isometri

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu

Lebih terperinci

f(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R}

f(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R} 1. Persamaan (m - 1)x 2-8x - 8m = 0 mempunyai akar-akar real, maka nilai m adalah... -2 m -1-2 m 1-1 m 2 Kunci : C D 0 b 2-4ac 0 (-8)² - 4(m - 1) 8m 0 64-32m² + 32m 0 m² - m - 2 0 (m - 2)(m + 1) 0 m -1

Lebih terperinci

PERSAMAAN HIPERBOLA KEGIATAN BELAJAR 14

PERSAMAAN HIPERBOLA KEGIATAN BELAJAR 14 1 KEGIATAN BELAJAR 14 PERSAMAAN HIPERBOLA Setelah mempelajari kegiatan belajar 14 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan Persamaan Hiperbola 2. Melukis Persamaan Hiperbola Sebelumnya anda telah

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

Persamaan Lingkaran. Pusat Jari-jari Pusat. Jari-jari Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran

Persamaan Lingkaran. Pusat Jari-jari Pusat. Jari-jari Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran 2. 5. Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran Persamaan Lingkaran () () Bentuk Umum 0 dibagi (2) Pusat Jari-jari Pusat (,), Jumlah kuadrat pusat dikurangi Jari-jari

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALIT DI R3

GEOMETRI ANALIT DI R3 GEOMETRI ANALIT DI R3 1. Persamaan berderajat pertama dengan tiga variabel di Persamaan yang berbentuk Ax + By + Cz + D = 0, (3*) dengan A, B, C, D merupakan bilangan real dan A, B, C tak bersama-sama

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 8/9. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

asimtot.wordpress.com Page 1

asimtot.wordpress.com Page 1 . Diketahui premis premis : () Jika Ibu tidak memasak nasi, maka Ayah membeli nasi di warung dan makan di rumah () Ibu memasak nasi Kesimpulan yang sah adalah. a. Ayah tidak membeli nasi di warung atau

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008 Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008. Diketahui premis premis : () Jika hari hujan, maka udara dingin. (2) Jika udara dingin, maka ibu memakai baju hangat. (3) Ibu tidak memakai baju hangat

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 0/0 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMA/MA Program Studi : IPA Hari/Tanggal : Jam : PETUNJUK UMUM. Isilah lembar jawaban tes uji coba Ujian

Lebih terperinci

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c 1 MATERI PRASYARAT A. Fungsi Kuadrat Bentuk umum : y= f(x) = ax 2 + bx +c dengan a 0. Langkah-langkah dalam menggambar grafik fungsi kuadrat y= f(x) = ax 2 + bx +c 1. Tentukan titik potong dengan sumbu

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci