Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange"

Transkripsi

1 Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

2 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z = f(x, y) di titik (x 0, y 0, z 0 ). Bagaimana caranya?

3 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Kita mulai dengan situasi yang lebih umum, dengan suatu permukaan ditentukan oleh persamaan Perhatikan bahwa dapat dituliskan sebagai

4 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Perhatikan sebuah kurva pada permukaan ini yang melalui titik (x 0, y 0, z 0 ). Jika x = x(t) y = y(t) z = z(t) adalah persamaan parameter untuk kurva tersebut, maka untuk semua t,

5 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Dengan Aturan Rantai, Kita dapat mengungkapkan ini, dalam bentuk gradien dari F dan derivatif dari ungkapan vektor untuk kurva sebagai

6 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Seperti pada pertemuan sebelumnya, menyinggung kurva. (Baca bab 14.4, buku Kalkulus dan Geometri Anlitis Edisi Keempat) Sehingga, gradien di (x 0, y 0, z 0 ) tegak lurus pada garis singgung di titik ini. Berlaku untuk sebarang kurva yang melalui (x 0, y 0, z 0 ) yang terletak pada permukaan F(x, y, z) = k

7 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Definisi Andaikan F(x, y, z) = k menentukan suatu permukaan dan misalkan F dapat didiferensialkan di sebuah titik P(x 0, y 0, z 0 ) dari permukaam dengan F(x 0, y 0, z 0 ) 0. Maka bidang yang melalui P yang tegak lurus F(x 0, y 0, z 0 ) dinamakan bidang singgung terhadap permukaan itu di P.

8 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Teorema A (Bidang singgung). Untuk permukaan F(x, y, z) = k, adalah F x (x 0, y 0, z 0 ) (x x 0 ) + F y (x 0, y 0, z 0 ) (y y 0 ) + F z (x 0, y 0, z 0 ) (z z 0 ) = 0 Secara serupa, untuk permukaan z = f(x, y), persamaan bidang singgung di (x 0, y 0, f(x 0,y 0 )) adalah z z 0 = f x (x 0, y 0 ) (x x 0 ) + f x (x 0, y 0 ) (y y 0 ) Bukti. Pernyataan pertama adalah langsung dan yang kedua menyusul darinya dengan memperhatikan F(x,y,z) = f(x,y) z.

9 Contoh 1: 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Cari persamaan bidang singgung terhadap z = x 2 + y 2 di titik (1,1,2). Penyelesaian: maka Jadi, Teorema A z z 0 = f x (x 0, y 0 ) (x x 0 ) + f x (x 0, y 0 ) (y y 0 ) Maka persamaan bidang singgung di titik (1,1,2) adalah atau

10 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Contoh 2: Cari persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan x 2 + y 2 + 2z 2 = 23 di (1,2,3). Penyelesaian: sehingga Teorema A, persamaan bidang singgung F x (x 0, y 0, z 0 ) (x x 0 ) + F y (x 0, y 0, z 0 ) (y y 0 ) + F z (x 0, y 0, z 0 ) (z z 0 ) = 0 sehingga persamaan bidang singgung di titik (1,2,3) Persamaan simetri dari garis normal yang melalui (1,2,3) adalah

11 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN Andaikan z = f(x,y) dan P(x 0, y 0, z 0 ) suatu titik tetap pada permukaan yang berpadanan. Berikan sumbu-sumbu koordinat baru (sumbu sumbu dx, dy, dan dz) yang sejajar dengan sumbu-sumbu lama, dengan P sebagai titik asal. Pada sistem yang lama, bidang singgung di P mempunyai persamaan

12 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN Pada sistem yang lama, bidang singgung di P mempunyai persamaan tetapi pada sistem yang baru persamaan ini mengambil bentuk sederhana Definisi Andaikan z = f(x, y), dengan f suatu fungsi yang dapat didiferensialkan, dan andaikan dx dan dy (disebut diferensialdiferensial dari x dan y) berupa peubah-peubah. Diferensial dari peubah tak bebas, dz, disebut juga diferensial total dari f dan ditulis df(x,y), didefinisikan oleh

13 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN Pentingnya dz adalah dari kenyataan bahwa jika dx = x dan dy = y, masing-masing mewakili perubahan kecil dalam x dan y, maka dz akan berupa suatu hampiran (aproksimasi) yang baik terhadap z, perubahan dalam z. Contoh:

14 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN Pada gambar di atas, dz tidak kelihatan berupa suatu hampiran yang baik terhadap z. Hampiran terhadap z akan semakin baik jika x dan y semakin kecil.

15 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN CONTOH 3: Andaikan (x,y) berubah dari (2,1) ke (2,03, 0,98).. Hitung z dan dz bila Penyelesaian: di (2,1) dengan x = 0,03 dan y = -0,02.

16 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN CONTOH 4: Rumus P = k(t/v), dengan k suatu konstanta, memberikan tekanan P dari suatu gas yang terkurung yang volumenya V dan suhu T. Secara hampiran, cari persentase kesalahan (galat) maksimum pada P yang ditimbulkan oleh suatu kesalahan 0,4% pada pengukuran suhu dan suatu kesalahan 0,9% pada pengukuran volume. 0,004T 0,009T Penyelesaian: Kesalahan pada P ( P) akan dihampiri dengan dp.

17 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN CONTOH 4 (lanjutan penyelesaian): Kesalahan relatif maksimum, galat maksimum kira-kira 1,3%., kira-kira 0,013, dan persentase

18 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN Pada kasus fungsi satu peubah, masalah diferensial menuju ke hampiran yang sahih dekat x 0 Analog dengan yang di atas, untuk fungsi dua peubah adalah

19 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Baca Bab 4 (Pasal 4.1 dan Pasal 4.3) Buku Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1, Edwin J. Purcell & Dale Varberg. Andaikan p = (x, y) dan p 0 = (x 0, y 0 ) masing-masing berupa sebuah titik peubah dan sebuah titik tetap, di ruang dimensi dua Definisi Andaikan p 0 suatu titik di S, yaitu wilayah dari f. (i) f(p 0 ) adalah nilai maksimum (global) dari f pada S jika f(p 0 ) f(p) untuk semua p di S. (ii) f(p 0 ) adalah nilai minimum (global) dari f pada S jika f(p 0 ) f(p) untuk semua p di S. (iii) f(p 0 ) adalah nilai ekstrem (global) dari f pada S jika ia adalah suatu nilai maksimum (global) atau suatu nilai minimum (global). Definisi yang sama berlaku dengan kata global digantikan oleh lokal jika, pada (i) dan (ii), kita hanya memerlukan bahwa pertaksamaan berlaku pada N S, dengan N suatu lingkungan dari p 0.

20 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Gambar di atas memberikan tafsiran geometri dari definisi tentang nilai maksimum, nilai minimm, global dan lokal. Perhatikan bahwa suatu maksimum (atau minimum) global secara otomatis adalah suatu maksimum (atau minimum) lokal.

21 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Teorema A (Teorema Keujudan Maksimum-Minimum). Jika f kontinu pada suatu himpunan tertutup dan terbatas S, maka f mencapai suatu nilai maksimum (global) dan suatu nilai minimum (global) dua-duanya di sana. Pembuktian dapat ditemui pada hampir semua buku kalkulus DIMANA NILAI-NILAI EKSTREM MUNCUL?

22 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Teorema B (Teorema Titik Kritis). Andaikan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung p 0. Jika f(p 0 ) adalah suatu nilai ekstrem, maka p 0 haruslah berupa suatu titik kritik; yakni, p 0 berupa salah satu dari: (i) Suatu titik batas dari S; atau (ii) Suatu titik stasioner dari f; atau (iii) Suatu titik singular dar f Titik-titik batas, lihat Pasal 15.3 Buku Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2, Edwin J. Purcell & Dale Varberg

23 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Teorema B (Teorema Titik Kritis). Andaikan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung p 0. Jika f(p 0 ) adalah suatu nilai ekstrem, maka p 0 haruslah berupa suatu titik kritik; yakni, p 0 berupa salah satu dari: (i) Suatu titik batas dari S; atau (ii) Suatu titik stasioner dari f; atau (iii) Suatu titik singular dar f Titik-titik stasioner. Kita sebut p 0 suatu titik stasioner jika p 0 adalah suatu titik dalam dari S dimana f terdiferensialkan dan f(p 0 ) = 0. Pada titik yang demikian, bidang singgung adalah mendatar.

24 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Teorema B (Teorema Titik Kritis). Andaikan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung p 0. Jika f(p 0 ) adalah suatu nilai ekstrem, maka p 0 haruslah berupa suatu titik kritik; yakni, p 0 berupa salah satu dari: (i) Suatu titik batas dari S; atau (ii) Suatu titik stasioner dari f; atau (iii) Suatu titik singular dar f Titik-titik singular. Kita sebut p 0 suatu titik singular jika p 0 adalah suatu titik dalam dari S dimana f tidak terdiferensialkan misalnya, titik dimana grafik f mempunyai pojok tajam.

25 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Teorema Titik Kritis Fungsi Satu Peubah. Fungsi g(x) = f(x,y 0 ) mempunyai suatu nilai ekstrim di x 0 jika Dengan cara yang serupa, fungsi h(y) = f(x 0,y) mempunyai suatu nilai ekstrim di y 0 jika memenuhi Gradien adalah 0 karena kedua parsialnya adalah 0.

26 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Contoh 1: Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari Penyelesaian: - Fungsi yang diberikan dapat didiferensialkan sepanjang wilayahnya, yaitu bidang xy. - Jadi, titik-titik kritis yang mungkin adalah titik-titik stasioner yang diperoleh dengan cara menetapkan f x (x,y) dan f y (x,y) sama dengan nol. Tinggal memutuskan apakah (1,0) memberikan suatu maksimum atau suatu minimum atau bukan keduanya.

27 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Contoh 1 (lanjutan penyelesaian): Tinggal memutuskan apakah (1,0) memberikan suatu maksimum atau suatu minimum atau bukan keduanya. - Kita akan segera mengembangkan suatu alat sederhana untuk menjawab pertanyaan di atas. - Namun, sementara kita gunakan langkah sederhana Jadi, f(1,0) sebenarnya adalah suatu minimum global untuk f. Tidak terdapat nilainilai maksimum lokal.

28 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Contoh 2: Tentukan nilai-nilai minimum atau maksimum lokal dari Penyelesaian: Titik-titik kritis diperoleh dengan menetapkan Hasil dari hitungan di atas adalah (0,0). Apakah memberikan suatu nilai maksimum, minumin atau bukan keduanya?

29 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Contoh 2 (lanjutan penyelesaian): Hasil dari hitungan, titik kritis adalah (0,0). Apakah memberikan suatu nilai maksimum, minimun atau bukan keduanya? Titik (0,0) tidak memberikan suatu nilai maksimum ataupun minimum. Titik ini disebut titik pelana. Fungsi yang diberikan tidak mempunyai ekstrem lokal

30 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM Contoh 2 mengilustrasikan kenyataan yang menyulitkan bahwa tidak menjamin bahwa terdapat suatu ekstrem lokal di (x 0,y 0 ). Apakah ada syarat untuk menentukan suatu titik merupakan nilai ekstrem?

31 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Teorema C (Uji Parsial-Kedua). Andaikan bahwa f(x,y) mempunyai turunan parsial kedua kontinu di suatu lingkungan dari (x 0,y 0 ) dan bahwa, hitung Maka: (i) Jika D > 0 dan f xx (x 0,y 0 ) < 0, maka f(x 0,y 0 ) adalah nilai maksimum lokal. (ii) Jika D > 0 dan f xx (x 0,y 0 ) > 0, maka f(x 0,y 0 ) adalah nilai minimum lokal. (iii) Jika D < 0, maka f(x 0,y 0 ) bukan suatu nilai ekstrem ((x 0,y 0 ) adalah titik pelana). (iv) Jika D = 0, maka pengujian tidak memberi kesimpulan.

32 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 3: Tentukan ekstrem, jika ada, untuk fungsi F yang didenisikan oleh F(x,y) = 3x 3 + y 2 9x + 4y. Penyelesaian: dan Sehingga (x,y) adalah (1,-2) dan (-1,-2)

33 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 3 (lanjutan penyelesaian): (x,y) adalah (1,-2) dan (-1,-2) Pada titik (1,-2) Karena D > 0 dan F xx > 0 maka F(1,-2) = -10 adalah nilai minimum lokal dari F.

34 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 3 (lanjutan penyelesaian): (x,y) adalah (1,-2) dan (-1,-2) Pada titik (-1,-2) karena D < 0 maka (-1,-2) adalah titik pelana dan F(-1,-2) bukan merupakan nilai ekstrem.

35 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 4: Tentukan jarak minimum antara titik asal dan permukaan z 2 = x 2 y + 4 Penyelesaian: - Ambil P(x,y,z) titik sebarang pada permukaan tersebut. - Kuadrat jarak dari titik asal dan P adalah - Kita mencari koordinat P yang memberikan d 2 suatu minimum. - Karena P terletak pada permukaan itu, koordinatnya memenuhi persamaan permukaan.

36 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 4 (lanjutan penyelesain): z 2 = x 2 y Substitusi z 2 = x 2 y + 4 pada, kita peroleh d 2 sebagai fungsi dua peubah x dan y: - Untuk mencari titik kritisnya, kita tetapkan f x (x,y) = 0 dan f y (x,y) = 0. - Dengan menghilangkan y dari persamaan persamaan ini, kita dapatkan Jadi, atau.

37 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 4 (lanjutan penyelesain): - Jadi, atau. - Substitusi nilai-nilai di atas pada persamaan diperoleh dan - Sehingga, titik-titik kritisnya adalah (0,0), - Untuk menguji masing-masing ini, kita perlukan

38 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 4 (lanjutan penyelesain): - Titik-titik kritis adalah (0,0),, - Untuk menguji masing-masing ini, kita perlukan - maka titik dan tidak memberikan suatu ekstrem. - dan, sehingga (0,0) menghasilkan jarak minimum.

39 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 4 (lanjutan penyelesain): - Berdasarkan perhitungan D dan f xx, titik (0,0) memberikan jarak minimum. - Jarak minimum antara titik asal dan permukaan adalah

40 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5: Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum dari Pada himpunan tertutup Penyelesaian: Satu-satunya titik kritis dalam adalah (1,1). Batas dari S adalah lingkaran dapat dijelaskan oleh, yang secara parameter

41 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): Kita ingin memaksimumkan dan meminimumkan fungsi satu peubah Dengan Aturan Rantai,,

42 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): g (t) = 0 tant = 1

43 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): adalah 2 titik kritis untuk g. Adakah titik kritis yang lain?

44 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): Ilustrasi dari tracing titik yang memenuhi fungsi f(x) = sinx

45 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): Ilustrasi dari tracing titik yang memenuhi fungsi f(x) = cosx

46 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): f(x) = sinx f(x) = cosx

47 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): adalah 2 titik kritis untuk g. Adakah titik kritis yang lain? ADA Dan dalam x dan y, keempat titik tersebut setara dengan? pada lingkaran batas.

48 2. MAKSIMUM DAN MINIMUM SYARAT CUKUP UNTUK EKSTREM Contoh 5 (lanjutan penyelesaian): Dari perhitungan di atas, titik-titik batas adalah Nilai-nilai f di titik-titik batas ini adalah: Maksimum Minimum

49 3. METODE LAGRANGE Kita mulai dengan membedakan dua jenis masalah, yaitu: 1.Untuk mencari nilai minimum dari adalah suatu masalah nilai ekstrem bebas. 2. Untuk mencari nilai minimum dari terhadap kondisi bahwa adalah masalah nilai ekstrem terkendala. Banyak permasalahan di dunia nyata, khususnya di bidang ekonomi, termasuk jenis yang kedua. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin memaksimumkan keuntungan, tetapi dibatasi oleh banyaknya bahan mentah yang tersedia, banyaknya tenaga kerja, dan sebagainya.

50 3. METODE LAGRANGE Contoh 4 di atas adalah sebuah masalah nilai ekstrem terkendala. Kita diminta mencari jarak minimum dari permukaan ke titik asal. Kita formulasikan masalah sebagai peminimuman terhadap kendala.

51 3. METODE LAGRANGE Kita tangani masalah tersebut dengan substitusi nilai z 2 dari kendala dalam rumus untu d 2 dan kemudian menyelesaikan masalah nilai ekstrem bebas yang dihasilkan. Tetapi, seringkali terjadi nahwa persamaan kendala tidak mudah diselesaikan untuk salah satu peubah dan, kendatipun jika ini dapat dikerjakan, boleh jadi terdapat metode lain yang lebih praktis. Metode tersebut disebut metode pengali Lagrange, dinamai menuurt Joseph-Louis Lagrange.

52 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Pertama, mari kita pandang kasus dimana kita ingin memaksimumkan atau meminimumkan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) = 0. Gambar di bawah memberikan saran suatu tafsiran geometri dari masalah ini.

53 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Kurva ketinggian dari f adalah kurva-kurva f(x,y) = k, dengan k suatu konstanta. Kurva-kurva tersebut diperlihatkan sebagai kurva-kurva hitam pada gambar di atas untuk k = 200, 300,, 700. Grafik dari kendala g(x,y) = 0 juga berupa sebuah kurva, yang diperlihatkan dalam warna biru pada gambar di atas.

54 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Untuk memaksimumkan f terhadap kendala g(x,y) = 0 sama dengan mencari kurva ketinggian dengan kemungkinan k terbesar yang memotong kurva kendala. Secara geometri, kurva ketinggian yang maksimum menyinggung kurva kendala di suatu titik P 0 (x 0,y 0 ). Nilai maksimum f terhadap kendala g(x,y) = 0 adalah f(x 0,y 0 ).

55 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Metode Lagrange menyajikan suatu prosedur aljabar untuk penentuan P 0 dan P 1. Karena di titik-titik demikian, kurva ketinggian dan kurva kendala saling menyinggung(yaitu, mempunyai suatu garis singgung bersama), kedua kurva tersebut mempunyai suatu garis tegak lurus bersama.

56 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Berdasar Pasal 15.5, di sebarang titik dari kurva ketinggian, vektor gradien adalah tegak lurus. Dan dengan cara serupa adalah tegak lurus terhadap kurva kendala.

57 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Jadi, dan sejajar di P 0 dan juga di P 1 ; yaitu dan untuk suatu bilangan 0 dan 1 tidak nol.

58 3. METODE LAGRANGE TAFSIRAN GEOMETRI DARI METODE Teorema A (Metode Lagrange). Untuk memaksimumkan atau meminumkan f(p) terhadap kendala g(p) = 0, selesaikan sistem persamaan dan untuk p dan. Tiap titik p yang demikian adalah suatu titik kritis untuk masalah nilai ekstrem tekendala dan yang berpadanan disebut pengali Lagrange.

59 3. METODE LAGRANGE CONTOH 1: Berapa luas daerah terbesar yang dapat dimiliki oleh suatu persegi panjang jika panjang diagonalnya 2? Penyelesaian: Letakkan persegi panjang dikuadran pertama. Dua sisi persegi panjang sepanjang sumbu-sumbu koordinat. Titik sudut yang berhadapan dengan titik asal mempunyai koordinat (x,y), dengan x dan y positif. Panjang diagonalnya adalah dan luasnya adalah xy. Jadi, kita boleh merumuskan masalah berupa pemaksimuman f(x,y) = xy terhadap kendala g(x,y) = x 2 + y 2 4 =0

60 3. METODE LAGRANGE CONTOH 1 (lanjutan penyelesaian): Jadi, kita boleh merumuskan masalah berupa pemaksimuman f(x,y) = xy terhadap kendala g(x,y) = x 2 + y 2 4 =0 Memanggil kembali Teorema A dan Gradien yang berpadanan adalah Persamaan Lagrange menjadi (1) (2) (3) yang harus diselesaikan secara serentak.

61 3. METODE LAGRANGE CONTOH 1 (lanjutan penyelesaian): (1) (2) (3) Persamaan (1) dikalikan dengan y, menjadi: (4) (5) Dari Persamaan (4) dan Persamaan (5), diperoleh: (6) Dari Persamaan (6) ke Persamaan (4), diperoleh: dan Substitusi nilai x dan y ke Persamaan (1), diperoleh:

62 3. METODE LAGRANGE CONTOH 1 (lanjutan penyelesaian): Jadi, penyelesaian Persamaan (1) sampai (3), dengan membuat x dan y positif, adalah (1) (2) (3) Kita simpulkan bahwa persegi panjang yang luasnya terbesar dengan diagonal 2 adalah bujursangkar, yang panjang sisinya. Luasnya adalah 2. Tafsiran geometri masalah ini diperlihatkan pada Gambar pada slide selanjutnya.

63 3. METODE LAGRANGE CONTOH 1 (lanjutan penyelesaian):

64 3. METODE LAGRANGE CONTOH 2: Gunakan metode Lagrange untuk mencari nilai-nilai maksimum dan minimum dari pada ellips Penyelesaian: Kita boleh menuliskan kendala sebagai g(x,y) = x 2 + 4y 2 4 = 0 Persamaan-persamaan Lagrange adalah (1) (2) (3)

65 3. METODE LAGRANGE CONTOH 2 (lanjutan penyelesaian): Persamaan-persamaan Lagrange adalah (1) (2) (3) Perhatikan dari persamaan ketiga bahwa x dan y keduanya tidak dapat sama dengan nol. Jika, persamaan (1) menyimpulkan bahwa. Kemudian, Persamaan (2) mensyaratakan bahwa. Kita simpulkan dari Persamaan (3) bahwa. Jadi, kita telah memperoleh titik-titik kritis.

66 3. METODE LAGRANGE CONTOH 2 (lanjutan penyelesaian): Persamaan-persamaan Lagrange adalah (1) (2) (3) Kemudian, jika, dari Persamaan (2) diperoleh. Berdasar Persamaan (1),. Dari Peramaan (3),. Kita simpulan bahwa juga merupakan titik-titik kritis.

67 3. METODE LAGRANGE CONTOH 2 (lanjutan penyelesaian): Dari hasil penyelesaian Persamaan Lagrange, kita memperoleh titiktitik kritis adalah ( 2,0) dan (0, 1). Sekarang, untuk, Sehingga nilai minimum dari f(x,y) pada ellips yang diberikan adalah -4; nilai maksimum adalah 1.

68 3. METODE LAGRANGE CONTOH 3: Tentukan minimum f(x,y,z) = 3x + 2y + z + 5, terhadap kendala g(x,y,z) = 9x 2 + 4y 2 z = 0. Penyelesaian: Gradien f dan g adalah: Untuk menemukan titik-titik kritis, kita pecahkan dan

69 3. METODE LAGRANGE CONTOH 3 (lanjutan penyelesaian): Gradien: Solusi dan Ini setara, dengan memecahkan sistem empat persamaan simultan berikut dalam empat peubah x, y, z,. (1) (2) (3) (4)

70 3. METODE LAGRANGE CONTOH 3 (lanjutan penyelesaian): Dari Persamaan (3), diperoleh: (1) (2) (3) (4) (5) Substitusi Persamaan (5) ke Persamaan (1), diperoleh: (6) Substitusi Persamaan (5) ke Persamaan (2), diperoleh: (7)

71 3. METODE LAGRANGE CONTOH 3 (lanjutan penyelesaian): (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Substitusi Persamaan (6) dan Persamaan (7) ke Persamaan (4), diperoleh: Jadi penyelesaian sistem empat persamaan simultan tersebut adalah

72 3. METODE LAGRANGE CONTOH 3 (lanjutan penyelesaian): Dan satu-satunya titik kritis adalah Maka nilai minimum f(x,y,z) terhadap kendala g(x,y,z) = 0 adalah Bagaimana kita mengetahui bahwa nilai di atas adalah suatu nilai minimum?

73 3. METODE LAGRANGE Bilamana lebih dari satu kendala yang ditekankan pada peubahpeubah suatu fungsi yang harus dimaksimumkan atau diminimumkan, digunakan pengali-pengali Lagrange tambahan. Sehingga terdapat satu pengali Lagrange untuk setiap kendala. Misalnya, jika kita mencari ekstrem suatu fungsi f tiga peubah, terhadap dua kendala g(x,y,z) = 0 dan h(x,y,z) = 0, maka kita pecahkan persamaan-persamaan: untuk x, y, z, dan, dengan dan adalah pengali-pengali Lagrange. (1) (2) (3)

74 3. METODE LAGRANGE Ini setara dengan terhadap pencarian penyelesaian sistem lima persamaan simultan dalam peubah-peubah x, y, z, dan. (1) (2) (3) (4) (5) Dari penyelesaian sistem ini, kita peroleh titik-titik kritis.

75 3. METODE LAGRANGE CONTOH 4: Tentukanlah nilai-nilai maksimum dan minimum dari pada ellips yang merupakan perpotongan tabung pada bidang

76 3. METODE LAGRANGE CONTOH 4 (lanjutan penyelesaian): Penyelesaian: Kita ingin memaksimumkan dan meminimumkan terhadap dan Persamaan-persamaan Lagrange yang berpadanan adalah (1) (2) (3) (4) (5)

77 3. METODE LAGRANGE CONTOH 4 (lanjutan penyelesaian): Persamaan-persamaan Lagrange yang berpadanan adalah Dari Persamaan (1), diperoleh (1) (2) (3) (4) (5) (6) Dari Persamaan (2) dan (3), diperoleh (7)

78 3. METODE LAGRANGE CONTOH 4 (lanjutan penyelesaian): Persamaan-persamaan Lagrange yang berpadanan adalah (1) (2) (3) (4) Substitusi Persamaan (6) dan Persamaan (7) ke Persamaan (4), diperoleh (5) (6) (7) Jika

79 3. METODE LAGRANGE CONTOH 4 (lanjutan penyelesaian): Kita simpulkan bahwa 5 adalah nilai maksimum dan 1 adalah nilai minimum.

80 TERIMAKASIH

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Maksimum, Minimum, dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Titik Kritis Misalkan p = (x, y) adalah sebuah titik peubah dan p 0 = (x 0, y 0 ) adalah sebuah titik tetap pada bidang berdimensi dua

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

Pengoptimalan fungsi dua peubah Secara geometri diferensial

Pengoptimalan fungsi dua peubah Secara geometri diferensial Pengoptimalan fungsi dua peubah Secara geometri diferensial Drs. Johannes P. Mataniari FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu peubah

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 4 April 2014

Hendra Gunawan. 4 April 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 4 April 2014 Kuliah yang Lalu 12.1 Fungsi dua (atau lebih) peubah 12.2 Turunan Parsial 12.3 Limit dan Kekontinuan 12.4 Turunan fungsi dua peubah

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 15 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG 1. KOORDINAT CARTESIUS DALAM RUANG DIMENSI TIGA SISTEM TANGAN KANAN SISTEM TANGAN KIRI RUMUS JARAK,,,, 16 Contoh : Carilah jarak antara titik,, dan,,. Solusi :, Persamaan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi Penurunan Implisit Laju yang Berkaitan

Lebih terperinci

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM Fungsi f dikatakan mencapai maksimum mutlak di c jika f c f x untuk setiap x I. Di sini f c dinamakan nilai maksimum mutlak. Dan c, f c dinamakan titik maksimum

Lebih terperinci

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real. Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG BAB I VEKTOR DALAM BIDANG I. KURVA BIDANG : Penyajian secara parameter Suatu kurva bidang ditentukan oleh sepasang persamaan parameter. ; dalam I dan kontinue pada selang I, yang pada umumnya sebuah selang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non linier Pemrograman non linier adalah suatu bentuk pemrograman yang berhubungan dengan suatu perencanaan aktivitas tertentu yang dapat diformulasikan dalam model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrograman Linier (Linear Programming) Pemrograman linier (linear programming) merupakan salah satu teknik riset operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I dan Gradien dan Gradien Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia dan Gradien Turunan-turunan parsial f x (x, y) dan f y (x, y) mengukur laju perubahan (dan kemiringan garis singgung) pada arah sejajar

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1 5. Aplikasi Turunan MA4 KALKULUS I 5. Menggambar grafik fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi C. Kemonotonan Fungsi D. Ekstrim Fungsi E. Kecekungan

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang

Lebih terperinci

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I.. 3. Aplikasi Turunan a. Nilai ekstrim Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum. Definisi 3. Diberikan fungsi f: I R,

Lebih terperinci

BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar

BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar BAB III EKSTRIM FUNGSI DUA PEUBAH 3.1. MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Pengantar Konsep Ekstrim dan relative (Maksimum-Minimum) ungsi dua peubah real dirancang dengan cara ang sama sepertiekstrim satu peubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN Maksimum dan Minimum Kemonotonan dan Kecekungan Maksimum dan Minimum Lokal Masalah Maksimum dan Minimum

Lebih terperinci

TIM MATEMATIKA DASAR I

TIM MATEMATIKA DASAR I MATEMATIKA DASAR I DIKTAT KULIAH DISUSUN OLEH TIM MATEMATIKA DASAR I FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2013 KATA PENGANTAR Mata kuliah Matematika Dasar merupakan mata kuliah dasar yang diwajibkan

Lebih terperinci

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari kalkulus-2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep dan aplikasi integral

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari kalkulus-2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep dan aplikasi integral SILABUS Kode Mata Kuliah : IT043223 Nama Mata kuliah : KALKULUS 3 Jumlah SKS : 2 Semester : III Deskripsi Mata Kuliah : Merupakan lanjutan dari -2 yang menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep

Lebih terperinci

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN KALKULUS I MUGA4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi : Asimtot ungsi

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL (TURUNAN) Nama Siswa : y f(a h) f(a) x (a h) a Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.21 Memahami konsep turunan dengan menggunakan konteks matematik atau konteks

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 9 April 001 Waktu :,5 jam 1. Tentukan dy dx jika (a) y 5x (x + 1) (b) y cos x.. Dengan menggunakan de nisi turunan, tentukan f 0 (x) untuk fungsi f berikut f (x)

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Definisi KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-7) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Definisi 1 Definisi 2 ontoh Soal Definisi Integral Garis Fungsi f K R 2 R di Sepanjang Kurva

Lebih terperinci

KED PENGGUNAAN TURUNAN

KED PENGGUNAAN TURUNAN 6 PENGGUNAAN TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 1 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menerapkan konsep dasar turunan fungsi dalam menentukan karakteristik grafik fungsi dan menggambarkan grafik Materi : 6.1

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang TUJUAN EMBELAJARAN Agar pembaca memahami tentang Sistem Koordinat Kartesian beserta fungsinya yaitu titik, jarak dua titik, persamaan bola serta Vektor dalam ruang dimensi tiga beserta aplikasinya yaitu

Lebih terperinci

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4003 Matematika II Nilai Ekstrim (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pendahuluan Jika diberikan suatu fungsi f dan daerah asal S seperti gambar di samping.

Lebih terperinci

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c 1 MATERI PRASYARAT A. Fungsi Kuadrat Bentuk umum : y= f(x) = ax 2 + bx +c dengan a 0. Langkah-langkah dalam menggambar grafik fungsi kuadrat y= f(x) = ax 2 + bx +c 1. Tentukan titik potong dengan sumbu

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kalkulus Differensial dan Integral sangat luas penggunaannya dalam berbagai bidang seperti penentuan maksimum dan minimum. Suatu fungsi yang sering digunakan mahasiswa

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-... Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

5.1 Menggambar grafik fungsi

5.1 Menggambar grafik fungsi 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II KALKULUS MULTIVARIABEL II Integral Garis Medan Vektor dan (Minggu ke-8) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia 1 Integral Garis Medan Vektor 2 Terkait Lintasan Teorema Fundamental untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, sebenarnya orang selalu melakukan optimasi untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi optimasi yang dilakukan masyarakat

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 11 Matematika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 11 Matematika Kurikulum 03 Antiremed Kelas Matematika Turunan Fungsi dan Aplikasinya Soal Doc. Name: K3ARMATPMT060 Version: 05-0 halaman 0. Jika f(x) = 8x maka f (x). (A) 8x (B) 8x (C) 6x (D) 6x (E) 4x 0. Diketahui

Lebih terperinci

15. TURUNAN (DERIVATIF)

15. TURUNAN (DERIVATIF) 5. TURUNAN (DERIVATIF) A. Rumus-Rumus Turunan Fungsi Aljabar dan Trigonometri Untuk u dan v adalah fungsi dari x, dan c adalah konstanta, maka:. y = u + v, y = u + v. y = c u, y = c u. y = u v, y = v u

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PEANGKAT PEMBELAJAAN MATA KULIAH KODE : KALKULUS LANJUT : MKK415515 DOSEN PENGAMPU : ISNA FAAHSANTI, M.Pd. POGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGUUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS VETEAN BANGUN

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018 Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 07/08 -. Jika diketahui x = 8, y = 5 dan z = 8, maka nilai dari x y z adalah.... (a) 0 (b) 00 (c) 500 (d) 750 (e)

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II9 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Fungsi Padat Peluang Untuk peubah acak kontinu, fungsi peluangnya

Lebih terperinci

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4003 Matematika II Nilai Ekstrim (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Fungsi Dua Peubah Bila untuk setiap pasangan (x,y) dari harga harga dua peubah bebas

Lebih terperinci

PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH

PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Analitik Ruang yang diampu oleh M. Khoridatul Huda, S. Pd., M. Si. Oleh: TMT 5E Kelompok

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA

Lebih terperinci

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN Diktat Kuliah TK Matematika BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN 5. Nilai Ekstrim Fungsi Nilai ekstrim fungsi adalah nilai yang berkaitan dengan maksimum atau minimum fungsi tersebut. Ada dua jenis nilai ekstrim,

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61 TERAPAN TURUNAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 61 Topik Bahasan 1 Nilai Maksimum dan Minimum 2 Teorema Nilai Rataan (TNR) 3 Turunan

Lebih terperinci

Notasi turunan. Penggunaan turunan. 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.

Notasi turunan. Penggunaan turunan. 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah. Turunan fungsi adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya misalkan fungsi f menjadi f' TURUNAN Notasi turunan y' atau f'(x) atau dy/dx fungsi naik Penggunaan turunan fungsi turun persamaan garis singgung

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKIPSI MATA KULIAH EL-... Matematika Lanjut: S1, 3 SKS, Semester II Mata kuliah ini merupakan kuliah lanjut. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Keterdiferensialan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Fungsi y = f (x) terdiferensialkan di titik x 0 jika f (x 0 + h) f (x 0 ) lim = f (x 0 ) h 0 ( h ) f (x0 + h) f (x 0 ) lim f (x 0 ) = 0 h

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a Nama Siswa Kelas : : aasdaa. PENGERTIAN DIFERENSIAL (TURUNAN) Turunan fungsi atau diferensial didefinisikan sebagai laju perubahan fungsi sesaat dan dinotasikan f (x). LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL

Lebih terperinci

Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor

Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor Standar Kompetensi : Setelah mengikuti perkuliahaan ini mahasiswa diharapkan dapat : 1.

Lebih terperinci

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP A. Soal dan Pembahasan. ( x ) dx... Jawaban : INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP ( x) dx x dx x C x C x x C. ( x 9) dx... x Jawaban : ( x 9) dx. (x x 9) dx x 9x C x x x. (x )(x + ) dx =.

Lebih terperinci

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016 Hendra Gunawan 5. Kalkulus Diferensial 5.1 Konsep Turunan Beberapa Definisi yang Setara Kekontinuan dan Keterdiferensialan secara Kontinu 5.2 Sifat-Sifat

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMA/MA Matematika (D0) PROGRAM STUDI IPA PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak Cipta pada

Lebih terperinci

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2 Kurikulum 3/6 matematika K e l a s XI APLIKASI TURUNAN ALJABAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Dapat menerapkan aturan turunan aljabar untuk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika 2. MATA KULIAH/KODE/SEMESTER : Kalkulus I 3. PRASYARAT : -- 4. JENJANG / SKS : S1/3 SKS 5. LOMPOK MATA KULIAH : MPK / MPB / MKK/ MKB/ MBB

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM GANDA DEPAG S1 DUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika 2. MATA KULIAH/SEMESTER : Kalkulus/2 3. PRASYARAT : -- 4. JENJANG / SKS

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Turunan Pertemuan - 4

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Turunan Pertemuan - 4 a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan - 4 a home base to excellence TIU : Mahasiswa dapat memahami turunan fungsi dan aplikasinya TIK : Mahasiswa

Lebih terperinci

matematika KTSP & K-13 GARIS SINGGUNG LINGKARAN K e a s A. Definisi Garis Singgung Lingkaran Tujuan Pembelajaran

matematika KTSP & K-13 GARIS SINGGUNG LINGKARAN K e a s A. Definisi Garis Singgung Lingkaran Tujuan Pembelajaran KTSP & K-3 matematika K e l a s XI GARIS SINGGUNG LINGKARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi garis singgung lingkaran..

Lebih terperinci

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co. Penerapan Turunan A. PENDAHULUAN Turunan dapat digunakan untuk: 1) Perhitungan nilai limit dengan dalil l Hôpital 2) Menentukan persamaan fungsi kecepatan dan percepatan dari persamaan fungsi posisi )

Lebih terperinci

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum,

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, Fungsi Rasional Fungsi rasional adalah fungsi yang memiliki bentuk Dengan p dan d merupakan polinomial dan d(x) 0. Domain dari V(x) adalah

Lebih terperinci

Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit.

Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit. Koko Martono FMIPA - ITB 77 Fungsi dua peubah, permukaan ruang, dan kurva ketinggian Fungsi dua peubah mempunai aturan = f (,) dengan daerah asal dan daerah nilai D f = {(,) : f (,) } dan R f = { : = f

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika K3 Revisi Antiremed Kelas Matematika Turunan - Latihan Soal Doc. Name: RK3ARMATWJB080 Version: 06- halaman 0. Jika f(x) = 8x maka f'(x) =. (A) 8x (B) 8x (C) 6x (D) 6x (E) 4x 0. Diketahui y = sin ( π x),

Lebih terperinci

Model Optimisasi dan Pemrograman Linear

Model Optimisasi dan Pemrograman Linear Modul Model Optimisasi dan Pemrograman Linear Prof. Dr. Djati Kerami Dra. Denny Riama Silaban, M.Kom. S PENDAHULUAN ebelum membuat rancangan penyelesaian masalah dalam bentuk riset operasional, kita harus

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Durasi Pertemuan Pertemuan ke : Kalkulus : TSP-102 : 3 (tiga) : 150 menit : 1 (Satu) A. Kompetensi: a. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel.

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel. G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel. Definisi. (i) Suatu fungsi f(x, y) memiliki minimum lokal pada titik

Lebih terperinci

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV KARTU SOAL DAN JAWABAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA DAN FUNGSI NAIK DAN TURUN. Diketahui: g x = dan titik (, 0)

LAMPIRAN IV KARTU SOAL DAN JAWABAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA DAN FUNGSI NAIK DAN TURUN. Diketahui: g x = dan titik (, 0) 160 LAMPIRAN IV KARTU SOAL DAN JAWABAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA DAN 1. Tentukan persamaan garis singgung fungsi f x = x 2 di titik (2, 4). FUNGSI NAIK DAN TURUN Diketahui: f x = dan titik (2,...)

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 Salah satu jenis generalisasi integral tentu b f (x)dx diperoleh dengan menggantikan himpunan [a, b] yang kita integralkan menjadi himpunan berdimensi dua

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa:

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa: PENGGUNAAN TURUNAN Maksimum dan Minimum Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa: 1. f c adalah nilai maksimum f pada S jika f c f x untuk semua x di S;. f c adalah nilai minimum f

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah : TURUNAN FUNGSI dy (y atau f () atau ) d Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :. ( a + b) = ( a + ab + b ). ( a b) = ( a ab + b ) m n m n. a = a 4. a m = a m m m.

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan 61 Pada Matematika Dasar I telah dipelajari integral tertentu b f ( x) dx yang dapat didefinisikan, apabila f

Lebih terperinci

MATERI KALKULUS. y' = F'(x) = f(x), y'' = F''(x) = f'(x), y'''=f'''(x) = f''(x)= g'(x)= h(x) y1= f(x) y2 = g(x) y3 = h(x)

MATERI KALKULUS. y' = F'(x) = f(x), y'' = F''(x) = f'(x), y'''=f'''(x) = f''(x)= g'(x)= h(x) y1= f(x) y2 = g(x) y3 = h(x) Universitas Muhammadiyah Sukabumi Artikel Kalkulus Oleh : ardi meridian herdiansyah MATERI KALKULUS KALKULUS 1 MODUL 6 V. MAKSIMUM / MINIMUM ( EKSTREM FUNGSI ) 5.1. Pengertian Diketahui y = F(x) suatu

Lebih terperinci

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

Nilai Ekstrim. (Extreme Values) TKS 4003 Matematika II Nilai Ekstrim (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pendahuluan Jika terdapat suatu hasil pengukuran seperti pada Gambar 1, dimana pengukuran

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. sudir15mks

PROGRAM LINEAR. sudir15mks PROGRAM LINEAR A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Suatu garis dalam bidang koordinat dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk: x a x b a1 1 2 2 Persamaan semacam ini dinamakan persamaan

Lebih terperinci

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5. 6. INTEGRAL A. Integral Tak Tentu. dx = x + c. a dx = a dx = ax + c. x n dx = n+ x n+ + c. sin ax dx = a cos ax + c 5. cos ax dx = a sin ax + c 6. sec ax dx = a tan ax + c 7. [ f(x) ± g(x) ] dx = f(x)

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XII IIS SEMESTER GANJIL SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 017/018 XII IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 017/018 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI

Lebih terperinci