KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : Fax : Webiste :

3 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

4 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

5 DAFTAR ISI Daftar Isi vii Daftar Tabel... ix Daftar Grafik... xi Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional... 9 A. Umum... 9 B. PDRB Sisi lapangan Usaha Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Lain C. PDRB Sisi Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Investasi Perdagangan Eksternal Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Boks I Dampak Kemarau, El Nino dan Kabut Asap Terhadap Perekonomian Provinsi Jambi BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 53 C. Inflasi Kota Bungo BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran A. Bank Umum vii

6 1. Perkembangan Aset Bank Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Undisbursed Loan Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Penyediaan Uang Layak Edar Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan Perkembangan Kliring Lokal Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Boks 2 Perkembangan Perbankan Syariah Provinsi Jambi Boks 3 Jambi Sharia Expo 2015, Hijrah ke Bank Syariah BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Kesejahteraan Daerah A. Kemiskinan B. Ketenagakerjaan C. Kesejahteraan D. Raskin BAB VI Prospek Perekonomian A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi C. Rekomendasi Kebijakan Lampiran Glosary viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

7 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) Indeks Tendensi Konsumen PMA dan PMDN Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan III Perkembangan Inflasi Kota Bungo Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Bungo berdasarkan kelompok dan sub kelompok barang dan jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo berdasarkan komoditi periode triwulan III Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III Tahun Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 98 TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI ix

8 5.1 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi Jumlah Penduduk Miskin Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 111 x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

9 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Produksi Padi Produksi Jagung Produksi Kedelai Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Pertumbuhan Lifting (Barrel) Minyak Pertumbuhan Lifting (MMBTU) Gas Perkembangan Produksi Karet Gakkindo Jambi Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 4 dan Sepeda Motor di Provinsi Jambi Tingkat Hunian Hotel Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat barang Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Triwulanan III Tahun Perkembangan dan pertumbuhan kendaraan baru di Provinsi Jambi Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Triwulan III Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per September Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 52 TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI xi

10 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo Tahun Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Perkembangan Realisasi Pendapatan PPh Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Pendapatan PPN Provinsi Jambi Pangsa (share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d. Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total TRW.I TRW.II TRW.III MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 111,51 112,09 113,91 120,04 120,04 116,95 119,33 119,94 Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4) 110,62 110,63 113,13 119,06 119,06 116,06 117,29 119,2 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 7,51 6,47 4,31 8,72 8,72 4,88 6,46 5,29 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4) 6,28 4,58 5,21 8,99 8,99 4,92 6,02 5,37 PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) Sumber: BPS Catatan Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit 4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo xiii

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH B. Perbankan INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.II I PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) DPK(Rp Juta) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi Modal Kerja Konsumsi Investasi Dana LDR 156,04 142,87 144,86 151,60 146,54 143,11 147,83 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR (%) 119,22 111,48 112,63 119,42 116,86 113,01 112,62 - NPL Gross nominal NPL Gross % 2,06 2,46 2,45 2,49 2,89 3,21 3,21 Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (R Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit MKM (Rp Juta) NPL MKM gross (%) 2,43 2,90 2,95 2,78 3,22 1,52 1,59 - NPL MKM Gross Nominal B. BPR : Total Aset (Rp Juta) DPK (Rp Juta) Tabungan (Rp Juta) Deposito (Rp Juta) Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit UMKM (Rp Juta) Rasio NPL Gross (%) 7,99 10,09 11,13 12,21 14,50 15,65 17,80 - NPL Gross (Nominal) LDR (%) 82,57 85,60 84,13 79,40 80,46 82,38 80,52 Sumber: LBU Bank Indonesia xiv

13 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran Uraian Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Kliring Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Cek dan BG Kosong Lembar Nominal (juta Rp) RTGS RTGS dari Jambi (miliar Rp) RTGS ke Jambi (miliar Rp) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) Transaksi Tunai Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sumber : Bank Indonesia Provinsi Jambi xv

14 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

15 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan III 2015 mengalami perlambatan yaitu dari 5,2% (yoy) menjadi 4,5% (yoy)... Perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 menghasilkan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp40,6 triliun 1 dan tumbuh sebesar 4,5% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan III 2015 yang tercatat sebesar 4,73% (yoy), serta jauh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,2% (yoy)) dan triwulan III 2014 (5,8% (yoy)). Secara triwulanan pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar 0,5%(qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya (1,1% (qtq)). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 48,1%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 39,8% dan sektor sekunder sebesar 12,1%. Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi utamanya disebabkan kontraksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dari 1,5% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi -3,0% (yoy) pada triwulan III Disamping itu, sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 1,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 0,4% (yoy) pada triwulan III Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi dari 4,3% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 4,2% (yoy), perlambatan ekspor dari 11,9% (yoy) menjadi 11,1% (yoy) serta kenaikan impor dari 7,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 8,7% (yoy). Berdasarkan andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,2% diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,3%. Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 11,1% (yoy) di triwulan III 2015 memberikan andil sebesar 7,4% terhadap pertumbuhan 1 Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of National Account)

16 RINGKASAN EKSEKUTIF ekonomi Provinsi Jambi triwulan laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 4,2% (yoy) yang memberikan andil sebesar 1,9%. Namun demikian, pengeluaran konsumsi pemerintah yang hanya mampu tumbuh 1,4% (yoy) serta pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) atau investasi yang terkontraksi 2,2%(yoy) membuat pertumbuhan ekonomi Jambi tidak setinggi triwulan sebelumnya II. Inflasi Pada triwulan III 2015, inflasi kota Jambi tercatat 5,29%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,46%(yoy)), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,56%(yoy)), serta lebih rendah dari inflasi nasional (6,25%(yoy)). Perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 0,51% (qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Juli, Agustus dan September 2015 masing-masing sebesar 1,54%, 0,25% dan -1,26%. Penurunan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh inflasi kelompok volatile food yang relatif rendah yaitu sebesar 0,76% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (4,68% yoy) seiring dengan turunnya harga bahan makanan usai puasa dan hari raya lebaran. Sementara itu, inflasi yang terjadi pada kelompok administered price sebesar 11,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (13,76% yoy). Penurunan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan terganggunya aktivitas penerbangan di Jambi akibat kabut asap yang mengurangi permintaan jasa angkutan udara. Inflasi inti sedikit mengalami kenaikan dari 3,87%(yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 4,46% (yoy) pada triwulan laporan seiring dimulainya tahun ajaran baru. Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 5,37% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi nasional 2. Perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,63% (qtq) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Juli, Agustus dan September 2015 masingmasing sebesar 1,60%, 0,23% dan -0,21%. Pada triwulan III 2015, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 5,29% (yoy) dan Kota Bungo 5,37% (yoy)... 2 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota. 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

17 RINGKASAN EKSEKUTIF Kinerja perbankan mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan aset perbankan dan penyaluran kredit pada triwulan berjalan lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya secara tahunan, sementara DPK mengalami peningkatan... III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan III 2015 secara umum menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset dan kredit yang diberikan masing-masing hanya tumbuh 7,6%(yoy) dan 9,6% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,1%(yoy) dan 10,0% (yoy). Perlambatan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan III 2015 yang hanya sebesar 4,5% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,2% (yoy)). Sementara itu dana pihak ketiga mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 9,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (8,5% (yoy)). Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (3,21%) atau masih sama dengan triwulan sebelumnya yang juga berada di posisi 3,21%. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit penurunan sebesar 39 bps menjadi sebesar 112,62% dari triwulan sebelumnya 113,01%. Penurunan tersebut akibat pertumbuhan kredit yang lebih kecil dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga. Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 32,1% (yoy) sedangkan kas keluar (outflow) menurun 8,7% (yoy) sehingga kembali terjadi net inflow setelah pada triwulan sebelumnya terjadi net outflow. Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring dari sisi nilai mengalami peningkatan sedangkan dari sisi volume mengalami penurunan. Transaksi melalui RTGS mengalami penurunan, dengan rincian sebagai berikut: Nilai kliring naik sebesar 3,7%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,6 triliun sementara volume kliring turun 0,5% (yoy) menjadi lembar warkat. Nilai RTGS dari, ke Jambi dan dari dan ke Jambi menurun 12,9% (yoy), 15,4% (yoy) dan 38,1% (yoy). Realisasi pendapatan triwulan III 2015 mencapai 77,8% dari APBD sementara realisasi belanja baru mencapai 56,1%... IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III-2015 mencapai Rp2,5 triliun (terealisasi sebesar 77,8% dari APBD 2015). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp891,7 miliar (35,2% dari total pendapatan), sedikit menurun dibandingkan realisasi PAD Triwulan III-2014 (Rp971,8 miliar atau 38,1% dari total TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

18 RINGKASAN EKSEKUTIF pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp694,8 miliar (77,9% dari total PAD). Sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya, dari Rp1,2 triliun pada Triwulan II-2015 (terealisasi 12,0%) menjadi Rp2,1 triliun pada Triwulan III-2015 (terealisasi 56,1%). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan mengalami penurunan sebesar 0,6% namun realisasi belanja mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 19,1%. Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 21,5%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 63,4%. Share belanja modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%). V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Jumlah pekerja di Jambi mengalami peningkatan yaitu dari ribu orang di Agustus 2014 menjadi 1.550,4 ribu orang di Agustus Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pengangguran menunjukkan penurunan dari 79,8 ribu orang di Agustus 2014 menjadi 70,3 ribu orang di Agustus 2015 sehingga tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,34% dari 5,08%. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan yaitu menjadi 94,83 dari 96,09 pada triwulan lalu sejalan dengan penurunan NTP pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat (4,12%) dari 95,54 pada triwulan II-2015 menjadi 90,67 selama triwulan III Sementara itu penyaluran raskin selama Triwulan III-2015 juga mengalami penurunan sebesar 14,1% (qtq) seiring dengan momen lebaran yang membuat masyarakat cenderung mengkonsumsi beras yang lebih baik serta tingginya penebusan raskin yang terjadi di Triwulan II 2015 dimana untuk mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang puasa 2015 maka raskin Juli dan Agustus 2015 diselesaikan di bulan Juni Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada bulan Maret 2015 meningkat 4,5% menjadi Rp /bulan/orang. NTP mengalami penurunan menjadi 94,83 dari 96,09 pada triwulan lalu 4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

19 RINGKASAN EKSEKUTIF Laju pertumbuhan PDRB triwulan IV 2015 diperkirakan berkisar 4,9% (yoy)... VI.Prospek Perekonomian Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV 2015 diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 4,7%-5,1%(yoy) dibandingkan triwulan III 2015 (4,5% (yoy)). Dari sisi permintaan, kenaikan konsumsi pemerintah, investasi (PMTDB) dan net ekspor diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang seiring pelaksanaan pilkada Provinsi Jambi, kenaikan investasi terutama dari pemerintah dan investasi perusahaan kertas dan bubur kertas serta menurunnya impor yang cukup dalam berdampak pada kenaikan net ekspor. Dari sisi lapangan usaha, kenaikan pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan disumbangkan oleh sektor industri pengolahan, transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum. Inflasi pada triwulan IV 2015 diperkirakan menurun pada kisaran 2,21%-2,71% (yoy) dari sebelumnya 5,29% (yoy) pada triwulan II Penurunan inflasi triwulan IV 2015 utamanya disebabkan hilangnya pengaruh base effect kenaikan harga BBM pada triwulan IV tahun Sementara itu, inflasi year to date hingga bulan Oktober tercatat -0,02%. Sumber inflasi pada triwulan IV 2015 utamanya disumbangkan dari kenaikan harga kelompok volatile food dan inflasi inti. Dari sisi volatile food, inflasi diperkirakan disumbangkan oleh kenaikan harga produk ayam dan bawang merah yang diperkirakan akan terjadi pada triwulan IV Sementara itu, tekanan dari sisi inflasi inti utamanya disebabkan kenaikan beberapa barang impor dan barang berbahan baku impor. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga pangan seiring terganggunya stok pangan nasional yang disebabkan gagal panen di daerah produsen (Jawa); 2) kenaikan harga bahan bangunan seiring kenaikan realisasi belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada triwulan III 2015; Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2015 serta proyeksi ekonomi triwulan IV 2015, beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah: 1. Menyikapi perlambatan pertumbuhan ekonomi melalui: a. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui: TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 5

20 RINGKASAN EKSEKUTIF 1) Optimalisasi dan percepatan realisasi anggaran belanja operasi dan belanja modal Pemerintah (Pusat dan Daerah) 2) Kebijakan/program dalam rangka meningkatkan investasi swasta di Provinsi Jambi 3) Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder (industri) dan jasa melalui pendirian SMK baru, beasiswa perguruan tinggi dan peningkatan kompetensi pengajar. b. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan 2. Menyikapi pengendalian inflasi melalui penguatan fungsi dan peran TPID Provinsi Jambi serta TPID Kabupaten/Kota se-provinsi Jambi melalui: a. Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang; b. Penguatan TPID melalui program kerja yang terstruktur dan didukung APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. c. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja/aksi nyata baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat; d. Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap Kabupaten/Kota; e. Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi untuk memantau arus barang yang masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta surplus/defisit Provinsi Jambi; f. Kerjasama antar daerah yang difasilitasi TPID dalam rangka pemenuhan stok bahan makanan. g. Sosialisasi dan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dapat membantu mengendalikan gejolak harga komoditas penjualan dan meningkatkan nilai jual petani. 6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

21 RINGKASAN EKSEKUTIF h. Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar lelang forward i. Memperkuat fungsi TPID dalam mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat melalui strategi komunikasi yang tepat sasaran. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

22 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

23 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 menghasilkan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp40,6 triliun 1 dan tumbuh sebesar 4,5% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan III 2015 yang tercatat sebesar 4,73% (yoy), serta jauh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,2% (yoy)) dan triwulan III 2014 (5,8% (yoy)) (Grafik 1.1). Secara triwulanan pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar 0,5%(qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya (1,1% (qtq)). Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) Trili (6.0) Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Jambi (yoy) Pertumbuhan Jambi (qtq) Sumber: BPS (diolah) Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi utamanya disebabkan kontraksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dari 1,5% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi -3,0% (yoy) pada triwulan III Disamping itu, sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 1,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 0,4% (yoy) pada triwulan III Berdasarkan andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,2% diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor % Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of National Account)

24 EKONOMI MAKRO REGIONAL sebesar 1,3%. 5 (lima) sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan III 2015 adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mencapai 14,8% (yoy) disusul oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,2% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,9% (yoy), sektor jasa lainnya sebesar 9,3%(yoy) dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum 8,5% (yoy) (Tabel 1.1). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 48,1%, diikuti sektor jasajasa (tersier) sebesar 39,8% dan sektor sekunder sebesar 12,1%. Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi dari 4,3% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 4,2% (yoy), perlambatan ekspor dari 11,9% (yoy) menjadi 11,1% (yoy) serta kenaikan impor dari 7,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 8,7% (yoy). Apabila dilihat berdasarkan andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015, kenaikan ekspor sebesar 11,1% (yoy) memberikan andil sebesar 7,4% terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 4,2% (yoy) yang memberikan andil sebesar 1,9%. Namun demikian, pengeluaran konsumsi pemerintah yang hanya mampu tumbuh 1,4% (yoy) serta pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) atau investasi yang terkontraksi 2,2%(yoy) membuat pertumbuhan ekonomi Jambi tidak setinggi triwulan sebelumnya (Tabel 1.1). LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik Dan Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) Tahun 2014 II III IV I II III IV I II III Andil KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Inventori Ekspor Impor PDRB Sumber: BPS (diolah) Tahun II III IV I II III IV Growth I II III Andil (0.7) (21.8) (20.5) (1.9) (11.2) (31.6) 0.8 (13.7) (5.0) (2.2) (205.4) (229.2) 12.7 (385.9) (78.5) (39.5) 0.5 (18.8) (17.4) (2.8) (0.2) (2.9) 11.0 (10.3) B.PDRB Sisi Lapangan Usaha Pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 mengalami perlambatan dari 5,2% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi 4,5% (yoy). utamanya disebabkan kontraksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dari 1,5% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi -3,0% (yoy) pada triwulan III Disamping itu, sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 1,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 0,4% (yoy) pada triwulan III Berdasarkan andilnya, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan III 2015 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan andil pertumbuhan sebesar 2,2% dan diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,3%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan III 2015 terjadi pada sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,8% (yoy) dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,2% (yoy). Tingginya pertumbuhan kedua sektor tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan aktivitas perdagangan, reparasi kendaraan dan penggunaan jasa komunikasi pada saat lebaran. Secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan laporan tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama pada Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2015 Sumber: BPS (diolah) TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

26 EKONOMI MAKRO REGIONAL tahun sebelumnya dari 1,1% (qtq) menjadi hanya 0,5% (qtq) Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp40,6 triliun, dan secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 27,7%, pertambangan dan penggalian sebesar 16,8%, sektor industri pengolahan sebesar 11,2% serta sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil serta sepeda motor sebesar 10,8% (Grafik 1.2). 1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 8,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2015 (6,0% (yoy)). Kenaikan pertumbuhan sektor pertanian terindikasi dari penyaluran kredit pertanian sebesar 13,6% (yoy) yang utamanya disebabkan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang mencapai 18,7% (yoy) pada triwulan III Hal ini mengindikasikan optimisme pelaku usaha kelapa sawit terhadap prospek perkebunan kelapa sawit di masa yang akan datang. Namun demikian, indikator-indikator di sektor pertanian utamanya sub sektor perkebunan dan tanaman pangan menunjukkan tren penurunan. Tren melemahnya harga komoditas perkebunan karet dan kelapa sawit berdampak pada menurunnya harga karet lokal dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Hal yang sama juga terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yang mengalami penurunan seiring kekeringan akibat El Nino yang terjadi selama musim kemarau di tahun Harga bahan olah karet (bokar) di Jambi mengalami penurunan dari rata-rata Rp16.632/kg pada triwulan III 2014 menjadi Rp14.984/kg pada triwulan III 2015 (Grafik 1.7). Melemahnya harga bokar tersebut sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 20,4% (yoy) dari USD226,4cent/kg menjadi USD180,1 cent/kg (Grafik 1.3). Penurunan harga utamanya disebabkan berkurangnya permintaan seiring pertumbuhan ekonomi negara-negara importir karet seperti Tiongkok, Jepang dan Amerika yang belum sesuai harapan. 12 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL Rp/Kg 40,000 30,000 20,000 Grafik 1.3. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi USD cent/kg Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional, aksis kanan (USD cent/kg) , Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg Sama halnya dengan harga karet, harga TBS dan Crude Palm Oil (CPO) juga cenderung mengalami tren penurunan pada triwulan laporan. Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.352,7/kg, turun 19,4% (yoy) dari harga triwulan yang sama tahun Sementara itu harga ratarata CPO di Jambi selama triwulan laporan sebesar Rp6.215,6/kg atau turun 18,0% (yoy). Hal ini sejalan dengan harga rata-rata CPO internasional yang mengalami penurunan sebesar 26,1% (qtq) dari USD693,47/metric ton pada Triwulan III 2014 menjadi USD512,63/metric ton pada Triwulan III (Grafik 1.4). Turunnya harga TBS lokal utamanya disebabkan oleh pengenaan bea ekspor CPO Support Fund sebesar US$ 50/ton ekspor CPO yang ditransmisikan pada penurunan harga TBS petani yang dibeli perusahaan kelapa sawit. Grafik 1.4. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) USD/Metric Ton 10,000 1,400 8,000 1,200 1,000 6, , , CPO Int'l CPO INTI TBS 10 TAHUN Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

28 EKONOMI MAKRO REGIONAL Sejalan dengan penurunan kinerja sub sektor perkebunan. Sub sektor pertanian tanaman pangan mengalami juga mengalami penurunan yang tercermin dalam Angka Ramalan II (ARAM II) BPS terbaru yang menyatakan bahwa produksi padi dan kedelai pada tahun 2015 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 (Grafik 1.5, 1.6 dan 1.7). Hal ini disebabkan baik oleh penurunan luas panen maupun produktivitas lahan padi. Produksi padi tahun 2015 diperkirakan hanya mencapai 561,5 ribu ton atau menurun 13,92%(yoy) dibandingkan produksi tahun 2014 (664,7 ribu ton). Grafik 1.5 Produksi Padi Grafik 1.6 Produksi Jagung Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah) Grafik 1.7 Produksi Kedelai Sumber: BPS (diolah) Sejalan dengan hal tersebut, Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2015 mengalami penurunan 1,43%(qtq) dari 96,21 pada triwulan III 2014 menjadi 94,83 pada triwulan III Penurunan NTP terjadi karena kenaikan indeks dibayar petani sebesar 5,37% (yoy) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks diterima petani sebesar 3,87%(Grafik 1.8). 14 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.8. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi indeks terima indeks bayar NTP (aksis kanan) Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100 Sumber: BPS (diolah) Apabila dilihat NTP secara sub sektor, penurunan yang terjadi selama triwulan III 2015 utamanya pada sub sektor perkebunan rakyat sedangkan sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura dan peternakan cenderung mengalami kenaikan. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu. 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan III 2015 menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp7,7 triliun (pangsa 18,2%), merupakan sektor ekonomi terbesar kedua di Provinsi Jambi. Secara tahunan, sektor ini terkontraksi sebesar 3,0% (yoy), memburuk dibandingkan triwulan II 2015 yang masih mampu tumbuh positif 1,5%(yoy) maupun triwulan yang sama pada tahun lalu yang masih mampu tumbuh sebesar 3,9% (yoy). Kontraksi tersebut menyebabkan sektor pertambangan dan penggalian memiliki andil negatif terhadap PDRB Provinsi Jambi triwulan III 2015 sebesar -0.8%. Secara triwulanan, kinerja sektor ini juga mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan kontraksi sebesar 0,1%(qtq) dibandingkan triwulan III 2014 dan triwulan II 2015 yang masih mampu tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5%(qtq) dan 0,1%(qtq). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

30 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.9. Pertumbuhan Lifting Minyak Bumi Jambi Grafik Pertumbuhan Lifting Gas Bumi Jambi Sumber: Kementerian ESDM (diolah) Sumber: Kementerian ESDM (diolah) Berdasarkan data lifting migas (Grafik 1.9 dan 1.10), diketahui bahwa realisasi lifting minyak bumi di Provinsi Jambi pada triwulan III 2015 terkontraksi sebesar 51,74% (yoy) dengan tingkat produksi hanya sebesar 1,1 juta barrel. Jauh menurun dibandingkan lifting minyak bumi triwulan III 2014 yang mencapai 2,3 juta barrel. Sejalan dengan menurunnya kinerja sub sektor pertambangan minyak bumi, produksi gas bumi di Jambi pada triwulan III 2015 juga mengalami penurunan sebesar 6,0% (yoy). 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan menyumbang output terhadap perekonomian Jambi pada triwulan III 2015 sebesar Rp4,5 triliun (11,2%), hanya mampu tumbuh sebesar 0,4% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,1%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2015 (1,8% (yoy)) dan triwulan III 2014 (3,6% (yoy). Hal ini terkonfirmasi dari data produksi pabrik pengolahan karet (crumb rubber) yang tergabung dalam GAPKINDO 2 (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi yang menunjukkan penurunan sebesar 1,06% (yoy) pada triwulan III 2015 (Grafik 1.11). 2 Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

31 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Produksi Karet GAPKINDO Jambi Sumber : GAPKINDO Provinsi Jambi Namun demikian, produksi industri pengolahan karet dan barang dari karet dan barang dari plastik mengalami pertumbuhan 0,53% (yoy) serta industri makanan yang tumbuh 1,48% (yoy) (tabel 1.2). Pertumbuhan sektor industri pengolahan juga terindikasi dari kenaikan ekspor pulp and paper sebesar 71,8% (yoy) (Grafik 1.25). Tabel 1.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

32 EKONOMI MAKRO REGIONAL 4. Sektor-sektor Lain Pada triwulan III 2015, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menyumbangkan Rp4,4 triliun (pangsa 10,8%) terhadap PDRB triwulan III Pertumbuhan sektor ini Grafik Penjualan kendaraan bermotor baru roda 4 dan sepeda motor di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi mencapai 14,8% (yoy) dengan andil pertumbuhan 1,3%, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 15,9% (yoy). Tingginya pertumbuhan sektor ini terindikasi dari data penjualan kendaraan baru roda 4 (empat) di Provinsi Jambi yang mengalami kenaikan sebesar 0,44% (yoy) meskipun pendaftaran kendaraan baru sepeda motor mengalami penurunan cukup dalam sebesar 15,08%(yoy) (Grafik 1.12). Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 8,5%(yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 9,1%(yoy) maupun triwulan yang sama di tahun 2014 yang mencapai 19,3% (yoy). Melambatnya pertumbuhan ini utamanya disebabkan oleh kabut asap yang melanda Jambi selama akhir bulan Agustus hingga bulan September yang menyebabkan permintaan akomodasi dan makan minum dari masyarakat maupun instansi pemerintah/swasta mengalami penurunan. Hal tersebut terindikasi dari data tingkat hunian hotel BPS Jambi dimana tingkat hunian hotel triwulan III 2015 mengalami penurunan 22,3% (yoy) dibandingkan triwulan III 2014 (Grafik 1.13). Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 35,5%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 18 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

33 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Tingkat Hunian Hotel Sumber : BPS (diolah) (43,7%) dan triwulan yang sama tahun lalu (45,7%). Jumlah tamu menginap turun sebesar 12,1% (yoy), dari pada triwulan III 2014 orang menjadi orang pada triwulan III Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing tumbuh sebesar 1,7% (yoy) dan 7,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 1,3%(yoy) dan 5,2%(yoy). Hal ini sejalan dengan indikator pertumbuhan konsumsi air di Kota Jambi yang tumbuh 6,8% (yoy) pada triwulan III 2015 (Grafik 1.14), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 6,3% (yoy) Rata-rata konsumsi air bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 889,6 ribu M 3, lebih tinggi dibandingkan Grafik Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (833,6 ribu M 3 ). Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 7,0% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,2%, sedikit menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,2% yoy) tetapi meningkat bila dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2014 (6,4% (yoy)). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan kenaikan permintaan jasa transportasi darat dan udara selama Lebaran. Disamping itu, kabut asap yang melanda Jambi sejak pertengahan Agustus hingga September yang berpengaruh terhadap menurunnya kegiatan penerbangan justru berdampak positif terhadap permintaan jasa angkutan darat di Jambi. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

34 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Data kegiatan penerbangan menunjukkan jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi selama triwulan III 2015 sebanyak orang, terkontraksi sebesar 19,16%(yoy) dibandingkan triwulan III 2014 atau terkontraksi sebesar 14,31%(qtq) bila dibandingkan triwulan II 2015 (Grafik 1.15). Hal ini disebabkan kabut asap yang melanda Kota Jambi selama bulan Agustus hinga September yang menyebabkan terhambatnya aktivitas transportasi di bandara Sultan Thaha Jambi. Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Hal yang sama juga terjadi pada perkembangan jumlah bongkar dan muat barang di bandara Sultan Thaha Jambi yang mengalami penurunan sebesar 0,32% (yoy) (Grafik 1.16). Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan III 2015 adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,2% (yoy) dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,9% (yoy). C. PDRB Sisi Penggunaan Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan disebabkan oleh kontraksi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) sebesar 2,2% (yoy) yang mencerminkan berkurangnya investasi di Provinsi Jambi. Kontraksi PMTDB memberikan andil negatif sebesar 0,5% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi (Tabel 1.3). 20 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

35 EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan strukturnya, 47,8% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi rumah tangga diikuti oleh net ekspor 19,9%, PMTDB/Investasi 21,1%, dan konsumsi pemerintah 8,9% (Grafik 1.17). Tabel 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy) Sumber : BPS (diolah) 1. Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp19,2 triliun atau 47,8% dari total PDRB Jambi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 4,2% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2015 (4,3% yoy) dan triwulan yang sama di tahun 2014 (4,4% yoy). Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan mampu tumbuh mencapai 2,7% (qtq), sedikit lebih rendah dibandingkan Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Triwulan III tahun 2015 triwulan III 2014 (2,8% qtq). Kabut asap yang melanda Jambi pada pertengahan Agustus dan September menyebabkan terhambatnya aktivitas masyarakat sehingga menyebabkan konsumsi masyarakat tumbuh terbatas. Hal ini terindikasi dari perkembangan kendaraan baru pada triwulan III 2015 yang terkontraksi sebesar 11,9% (yoy) (Grafik 1.18). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

36 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan dan Pertumbuhan Kendaraan Baru di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi yang juga mengalami peningkatan (indeks 102,8) pada triwulan laporan. Namun Meningkatnya konsumsi rumah tangga juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen (ITK). Indeks tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan tercatat sebesar 102,7 pada triwulan III 2015 seiring dengan tingkat pendapatan rumah tangga kini Tabel 1.4. Indeks Tendensi Konsumen Sumber : BPS (diolah) Penyaluran kredit real estate di Provinsi Jambi juga mulai menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 1,8%(yoy) pada triwulan III Kondisi ini lebih baik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya meskipun masih lebih rendah dibandingkan triwulan III 2014 (5,6% (yoy)) (Grafik 1.18). Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Sumber : Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia 22 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

37 EKONOMI MAKRO REGIONAL Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan sebesar Rp3,6 triliun, tumbuh 1,4% (yoy) atau 16,7% (qtq), lebih baik bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi tetapi masih lebih rendah dibandingkan triwulan III 2014 yang mampu tumbuh 3,6% (yoy). Hal tersebut didukung oleh data Pemerintah Provinsi Jambi dimana realisasi belanja operasi APBD Provinsi Jambi hingga triwulan III 2015 mencapai 61,02%, lebih baik dibanding triwulan yang sama di tahun 2014 yang hanya sebesar 50,32%. 2. Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) triwulan III 2015 yang mencerminkan nilai investasi di Provinsi Jambi mencapai Rp8,6 triliun dengan pangsa 21,1% dari total PDRB Jambi (Grafik 1.20), meningkat dibandingkan pangsa pada triwulan yang sama tahun 2014 (20,4%). Meskipun secara triwulanan investasi mampu tumbuh sebesar 3,6% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, namun secara tahunan, PMTDB / investasi mengalami kontraksi sebesar 2,2% (yoy) dan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi. Kontraksi pertumbuhan investasi disebabkan beberapa faktor diantaranya: 1) realisasi belanja modal pemerintah yang belum maksimal. Berdasarkan data terbaru, realisasi belanja modal Pemerintah Provinsi Jambi hingga triwulan III 2015 baru mencapai 56,1%. 2) Berkurangnya investasi swasta berupa pembelian alat-alat/mesin produksi. Hal ini terindikasi dari turunnya impor industri tertentu/khusus hingga 54,7% (yoy) dan mesin pembangkit tenaga hingga 99,0% (yoy) pada triwulan III Penurunan investasi juga terindikasi oleh data konsumsi semen yang terkontraksi sebesar 5,2% (yoy) meskipun relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi cukup dalam sebesar 17,8%(yoy) tetapi masih jauh dibawah pertumbuhan konsumsi semen triwulan III 2014 yang mencapai 34,5% (yoy). (Grafik 1.19). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

38 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.20.Konsumsi Semen Provinsi Jambi Namun demikian, pertumbuhan kredit investasi di Provinsi Jambi justru mengalami kenaikan sebesar 13,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (13,34%,yoy) dan periode yang sama di tahun 2014 yang hanya tumbuh 6,6% (yoy) (Grafik 1.20). Secara triwulanan, kredit investasi tumbuh sebesar 1,4% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 3,3% (qtq). Grafik 1.21.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Sumber : LBU Bank Indonesia Adapun berdasarkan data BKPM, investasi yang ditanamkan di Provinsi Jambi dari dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 2,5 triliun (Tabel 1.5) yang utamanya diinvestasikan pada sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan. Nilai investasi tersebut 24 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

39 EKONOMI MAKRO REGIONAL melonjak 44 kali lipat jika dibandingkan dengan triwulan III 2014 (Rp55,9 miliar) dan bila dibandingkan triwulan II 2015, nilai tersebut meningkat 3 kali lipat. Investasi dari luar negeri (PMA) yang ditanamkan di Jambi pada triwulan III 2015 tercatat US$31,1 juta, melonjak hampir 5 kali lipat bila dibandingkan PMA triwulan III 2014 (US$5,5 juta) tetapi menurun 44,0% (qtq) bila dibandingkan PMA triwulan II 2015 (US$55,5 juta) Tabel 1.5 PMA dan PMDN ProviNsi Jambi Sumber : BKPM (diolah) 3. Perdagangan Eksternal Berdasarkan data BPS, ekspor Provinsi Jambi baik ke negara lain maupun daerah lain pada triwulan III 2015 mencapai Rp26,8 triliun, tumbuh sebesar 11,1% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 11,9% (yoy). Kabut asap yang terjadi di Provinsi Jambi selama bulan Agustus-September berdampak pada terhambatnya aktivitas perdagangan yang terindikasi dari melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Namun demikian, ekspor ke luar negeri tercatat tumbuh 5,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,4% (yoy). Hal ini sejalan dengan ekspor non-migas provinsi Jambi yang tercatat tumbuh 8,8% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 11,2% (yoy). Impor provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp18,7 triliun, tumbuh 8,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (7,8% (yoy)). Namun demikian, impor dari luar negeri tercatat terkontraksi sebesar 27,2% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi cukup dalam sebesar 42,3% (yoy). Hal ini sejalan dengan impor luar negeri non-migas yang terkontraksi 38,8%(yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 47,7% (yoy). Kontraksi impor luar negeri utamanya disebabkan turunnya impor mesin industri dan impor kertas dan bubur kertas. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 25

40 EKONOMI MAKRO REGIONAL 3.1. Ekspor Luar Negeri Non Migas Provinsi Jambi. Berdasarkan indikator ekspor dan impor non migas, Ekspor dan impor provinsi Jambi mengalami sedikit penurunan. Penurunan ekspor utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor batubara seiring melemahnya permintaan dan harga batu bara global. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri non-migas Provinsi Jambi pada triwulan laporan sebesar US$242,6 juta, tumbuh 8,8% (yoy) dari triwulan yang sama tahun 2014 (US$222,9 juta) (Grafik 1.21). Sementara itu, impor luar negeri non-migas sebesar US$23,6 juta, turun 38,8%(yoy) dibandingkan impor triwulan III 2014 (US$ 28,1 juta). Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar US$219,0 juta (Grafik 1.21). Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar US$104,2 juta atau 43,0% dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh pulp and paper dan fixed vegetable oil masing-masing US$47,2 juta dan US$34,3 juta (Grafik 1.22 dan 1.24). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer dari sub sektor perkebunan masih mendominasi ekspor Jambi pada triwulan III Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi (dalam satuan juta USD) Sumber : SEKDA Bank Indonesia 26 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

41 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw I Tw II Tw III Pulp dan Paper Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket Crude Rubber Fixed Vegetable Oil G. Ekspor Sumber : SEKDA Bank Indonesia Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditas Utama Grafik Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Tw III 2015 Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia Secara tahunan, kenaikan nilai ekspor terbesar pada triwulan laporan dialami komoditas minyak dan lemak sayur (fixed vegetable oil) sebesar 78,0% (yoy) dan bubur kertas dan kertas (pulp and paper) sebesar 71,8%(yoy). Sejalan dengan kenaikan nilai ekspor minyak dan lemak sayur, volume ekspor minyak dan lemak sayur juga mengalami kenaikan sebesar 138,5%(yoy). Demikian hal nya dengan bubur kertas dan kertas yang mengalami kenaikan volume ekspor sebesar 60,3%(yoy). Sementara itu, penurunan nilai ekspor terbesar Provinsi Jambi pada triwulan laporan utamanya terjadi pada komoditas batu bara dan briket sebesar 71,5% (yoy) diikuti oleh karet mentah yang turun 12,6%(yoy) (Grafik 1.22) dan komoditas batu bara yang mengalami penurunan volume ekspor yang cukup dalam sebesar 64,1% (yoy) (Grafik 1.23). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 27

42 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Triwulan III 2015 Grafik Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia Berdasarkan negara tujuan (Grafik 1.25 dan Grafik 1.26), ekspor Provinsi Jambi didominasi tujuan ke negara Tiongkok yang mencapai US$43,4 juta dan diikuti oleh Malaysia sebesar US$36,6 juta. Ekspor Jambi ke Tiongkok utamanya disumbangkan oleh ekspor pulp and paper sementara ekspor ke Malaysia didominasi oleh produk CPO meskipun mengalami penurunan 35,0% dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan penurunan kinerja sub sektor perkebunan dan masih melemahnya harga CPO global Impor Luar Negeri Non-Migas Provinsi Jambi Impor non migas provinsi Jambi (Grafik 1.27) tercatat sebesar US$23,6 juta, turun cukup signifikan sebesar 38,8% (yoy) atau 16,1% (qtq). Penurunan utamanya disebabkan penurunan impor mesin industri/khusus hingga 54,7% (yoy). Sementara itu, kelompok barang impor yang mengalami kenaikan adalah kertas dan bubur kertas yang meningkat 163,22% (yoy) serta kelompok mesin industri dan perlengkapannya yang tumbuh mencapai 116,41% (yoy). Berdasarkan pangsanya (Grafik 1.28), impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (US$8,7 juta atau 36,94%) dan kertas dan bubur kertas (US$4,9 juta atau 20,9% dari impor Jambi). 28 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

43 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Sumber : SEKDA Bank Indonesia Grafik Lima Komoditas Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Sumber : SEKDA Bank Indonesia TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 29

44 BOKS 1 DAMPAK KEMARAU, EL NINO, DAN KABUT ASAP TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI I. KONDISI GEOGRAFIS DAN IKLIM 1. Kondisi Fisik Provinsi Jambi adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45 Lintang Utara, 2,45 Lintang Selatan dan antara 101,10-104,55 Bujur Timur. Batas-batas Provinsi Jambi yaitu: sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Iklim Provinsi Jambi bertipe A (Schmidt and Ferguson) dengan curah hujan rata-rata mm/tahun dan rata-rata curah hujan hari pertahun. Suhu maksimum sebesar 31 derajat celcius. Sebagaimana wilayah timur pulau Sumatera lainnya musim hujan di Provinsi Jambi terjadi pada bulan Oktober sampai dengan April dan musim kemarau dari bulan Mei sampai September. Sungai-sungai di Provinsi Jambi terutama Sungai Batanghari sangat dipengaruhi oleh musim hujan dan kemarau. Provinsi Jambi memiliki 5 wilayah sungai antara lain Batanghari Hulu, Batanghari Tengah, Batanghari Hilir, Sungai Pengabuan dan Sungai Air Hitam Laut Benuh. Ada 45 danau yang terdaftar di Provinsi Jambi, yaitu sebagai berikut: Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Belibis, Danau Lingkat, Danau Duo, Danau Sipin, Danau Kenali, Danau Teluk, Danau Biaro, Danau Baru, Danau Sarang Burung, Danau Sepati Empat, Danau Kecil dan Danau Pauh. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan tahun 2011, luas lahan gambut di Provinsi Jambi mencapai Ha. Dengan luasan tersebut, Provinsi Jambi menjadi provinsi yang memiliki lahan gambut terluas ketiga di Pulau Sumatera setelah Riau dan Sumatera Selatan. Penyebaran terluas terdapat di wilayah tiga kabupaten, yaitu Tanjung Jabung Timur, Batanghari dan Tanjung Jabung Barat. Ketiga kabupaten ini terdapat di bagian pantai timur Propinsi Jambi, dimana lahan gambut menempati landform kubah gambut dan sebagian daerah pasang surut. Di daerah Sarolangun juga terdapat gambut dengan penyebaran agak luas. 2. Musim Kemarau Sejak bulan Mei 2015 hingga triwulan laporan, secara umum Provinsi Jambi telah memasuki musim kemarau tahun Musim kemarau tahun ini cenderung lebih kering. 30

45 Hal ini terlihat dari Curah Hujan Provinsi Jambi Bulan Agustus Tahun 2015 di kisaran mm (warna cokelat tua) yang menurun drastis dibandingkan dengan normalnya di kisaran mm (warna kuning), kecuali di wilayah Kerinci dan Sungai Penuh yang masih turun hujan ringan (Gambar 1). Wilayah yang sangat kering pada bulan Agustus 2015 adalah: Kota Jambi, Sarolangun, Merangin dan sebagian Tebo, serta Batanghari dan sebagian Muaro Jambi. Gambar 1. Kondisi Curah Hujan Provinsi Jambi bulan Agustus 2015 Sumber: BMKG Provinsi Jambi Gambar 2. Hari Tanpa Hujan di Provinsi Jambi per 31 Agustus 2015 Sumber: BMKG Provinsi Jambi Hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) update tanggal 31 Agustus 2015, sudah ada beberapa wilayah kecamatan yang tidak terjadi hujan berturut-turut > 31 Hari, antara lain kecamatan Tabir (Merangin), Tebo Ilir dan Tengah Ilir (Tebo), serta kecamatan Singkut (Sarolangun). El Nino yang terjadi pada musim kemarau dan diperkuat oleh Dipole Mode Positif ditengarai sebagai penyebab utama kemarau panjang dan kekeringan di Indonesia, termasuk Provinsi Jambi tahun ini. 3. El Nino El Nino adalah gejala penyimpangan kondisi meningkatnya suhu permukaan laut yang signifikan di samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian Tengah dan Timur. Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim. El Nino tidak berdampak langsung terhadap curah hujan, namun El Nino baru akan berdampak signifikan terhadap pengurangan curah hujan di Provinsi Jambi jika terjadi pada musim kemarau dan diperkuat oleh Dipole Mode Positif. 31

46 Gambar 3. Proses Terbentuknya El-Nino Sumber: BMKG Gambar 4. Dipole Mode Positif Sumber: BMKG Dipole Mode Positif ditandai dengan meningkatnya Suhu Muka Laut di pantai timur Afrika sehingga lebih hangat daripada Suhu Muka Laut di pantai barat Sumatera, akibatnya timur Afrika sehingga terjadi kekurangan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. 4. Kebakaran Hutan dan Lahan Semakin luas lahan gambut pada suatu daerah maka potensi terjadinya kebakaran hutan pada saat daerah tersebut memasuki musim kemarau akan semakin tinggi. Hal tersebut juga berlaku di Provinsi Jambi yang memiliki lahan gambut terluas ketiga di Pulau Sumatera. Berdasarkan historis data, kebakaran lahan di Provinsi Jambi biasanya terjadi pada bulan Agustus, September, dan Oktober. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi secara umum disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu kelalaian manusia yang sedang melaksanakan aktivitas di hutan, serta faktor kesengajaan manusia yang membuka lahan perkebunan dengan cara membakar. Dari kedua faktor tersebut, faktor terakhirlah yang lebih dominan sebagai pemicu kebakaran lahan dan hutan di Jambi. Cara pembukaan lahan perkebunan dengan cara membakar ini banyak dipilih karena biayanya lebih murah. Kebakaran lahan dan hutan yang rutin terjadi di Provinsi Jambi ini menimbulkan berbagai macam dampak negatif, di antaranya timbulnya kabut asap pekat yang dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas perekonomian Provinsi Jambi. 5. Hotspot Berdasarkan data Satelit NOAA 18, secara kumulatif dari 23 Agustus 2015 sampai dengan 2 September 2015 telah ditemukan 473 titik panas di Provinsi Jambi. Hal ini menempatkan Jambi sebagai Provinsi dengan jumlah hotspot terbanyak di Sumatera. Disusul Sumatera Selatan 189 titik dan Riau 177 titik. Sementara itu Sumatera Barat 32 titik, Lampung 18 titik, Sumatera Utara 10 titik, Aceh 3 titik, Bangka Belitung 8 titik, dan Kepulauan Riau 1 titik. Titik-titik panas tersebut mayoritas ditemukan di Kabupaten Sarolangun, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur. Selain berasal dari kebakaran lahan di Jambi, kabut asap yang menyelimuti Provinsi Jambi juga berasal dari kebakaran lahan yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan dan Riau. Kedua provinsi tersebut merupakan provinsi 32

47 yang memiliki lahan gambut terluas di Pulau Sumatera yang letaknya berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi. Grafik 1. Penyebaran Titik Api di Provinsi Jambi Sumber: BMKG II. DAMPAK KEMARAU, EL NINO, DAN KABUT ASAP Musim kemarau yang terjadi pada tahun 2015 ini lebih buruk dari pola historis selama ini dan berdampak cukup besar pada aktivitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Grafik 2. Transmisi Dampak Kemarau, El Nino, dan Kabut Asap pada Perekonomian Jambi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Triwulan III-2015 terhadap Triwulan III-2014 (yoy) tercatat hanya sebesar 4,5%, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,9%. Terhentinya aktivitas ekonomi ini juga turut mengurangi tekanan pada permintaan bahan pangan pokok sehingga pada bulan September 2015 Kota Jambi tercatat mengalami deflasi yang cukup dalam sebesar 1,26% (mtm). 1. Dampak ke Sektor Pertanian Data Dinas Pertanian Provinsi Jambi menunjukkan terdapat sekitar 8,9 ribu Hektar lahan pertanian padi (periode tanam April/September) di Provinsi Jambi yang mengalami 33

48 kekeringan ringan hingga puso (gagal panen) dengan potensi hasil panen yang hilang sebesar 41 ribu ton (25,26% dari target produksi padi April/September), asumsi produktivitas 4,6 ton/ha. Kabupaten yang mengalami dampak El Nino paling parah adalah Kabupaten Merangin, Bungo, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur. Tabel 1. Luas lahan padi yang terdampak El Nino (per Agustus 2015) Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jambi. Kondisi yang mengkhawatirkan terlihat pada data kekeringan kedelai di Jambi. Terdapat sekitar 1,5 ribu Hektar (periode tanam April/September) atau 38,5% dari luas tanam kedelai yang mengalami kekeringan level ringan hingga puso. Hasil panen yang hilang diperkirakan sebesar 2,1 ribu ton kedelai, dengan asumsi produktivitas 1,3 ton/ha. Daerah terdampak El Nino paling parah Kabupaten Tebo yang merupakan produsen kedelai utama di Jambi. Tabel 2. Luas lahan kedelai yang terdampak El Nino (per Agustus 2015) 34 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jambi. Kondisi yang paling mengkhawatirkan terlihat pada data kekeringan yang melanda daerah pertanian jagung di Jambi. Hingga 20 Agustus 2015, terdapat sekitar 1,4 ribu Hektar (periode tanam April/September) atau 58,2% dari luas tanam jagung yang mengalami kekeringan level ringan hingga puso. Hasil panen yang hilang diperkirakan sebesar 7,8 ribu

49 ton jagung, dengan asumsi produktivitas 5,7 ton/ha. Daerah yang mengalami dampak El Nino paling parah adalah daerah lumbung pangan daerah seperti Kabupaten Merangin, Bungo, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur. Tabel 3. Luas lahan jagung yang terdampak El Nino (per Agustus 2015) Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jambi. 2. Dampak ke Sektor Peternakan Tak hanya petani yang merugi akibat lahan pertaniannya mengalami kekeringan, kemarau panjang juga membuat peternak cemas. Selain sulit mendapatkan air untuk minum ternak, rumput untuk pakan ternak juga sulit didapat karena mengering dan mati. Sebagai contoh peternak di Pasar Atas Bangko, untuk mendapatkan rumput harus mencari hingga jauh di luar Kabupaten Bangko. Sementara untuk membuat pakan buatan, peternak harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Makanan yang seadanya tersebut membuat sapi semakin kurus padahal sapi dipersiapkan untuk dijual pada hari raya kurban. Pada Triwulan III-2015 tidak terdapat laporan sapi yang mati, namun banyak yang menjadi sakit. 3. Dampak ke Sektor Perikanan Air sungai berikut anak sungai di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Jambi mengalami kekeringan, kecuali sebagian daerah Tanjung Jabung Timur. Hal ini menyebabkan lokasi keramba milik pembudidaya ikan tidak dapat digunakan secara maksimal. Dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi kepada sekitar keramba ikan di tiga desa Pijoan, panen ikan yang biasanya mencapai 20 ton/hari turun jadi 10 ton/hari. Pendangkalan sungai juga mengakibatkan meningkatnya suhu air dan menurunnya kadar oksigen sehingga mengakibatkan ikan nila mengalami kematian. Penurunan produktivitas ini berimbas pada kelangkaan stok sehingga memicu kenaikan harga berbagai ikan sungai Sebagai contoh ikan nila yang mengalami kenaikan harga dari Rp28.000/kg menjadi Rp35.000/kg s.d Rp45.000/kg, atau mengalami kenaikan lebih dari 35

50 25%. Selain air sungai yang mengering, kenaikan harga juga disebabkan oleh kenaikan harga pakan. Sementara itu harga ikan laut di Provinsi Jambi relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim kemarau dan kabut asap. Harga ikan laut sudah mengalami kenaikan beberapa bulan lalu saat terjadi kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Meskipun banyak nelayan Tanjung Jabung Timur berhenti melaut karena pekatnya kabut asap, pasokan ikan laut di Provinsi Jambi tidak mengalami gangguan karena sebagian besar berasal dari Sumatera Utara. Dampak lumpuhnya penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi akibat kabut asap membuat lalu lintas pengiriman ikan yang melalui Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Jambi (SKIPM) Bandara Sultan Thaha Jambi mengalami penurunan drastis. Jika biasanya SKIPM mengeluarkan 500 hingga 600 sertifikat, pada Triwulan III-2015 hanya berkisar 6 sertifikat dalam satu bulan. Beberapa sertifikat tersebut merupakan hasil pengujian sebelum produk perikanan tersebut transit melalui Palembang. 4. Dampak ke Kesehatan Kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan secara umum mengandung gas CO, CO2, H2O, jelaga, debu (partikel) ditambah dengan unsur-unsur yang telah ada di udara seperti N2, O2, CO2, H2O, dll. Kandungan gas dalam kabut asap tersebut menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat, utamanya gangguan pada saluran pernafasan (ISPA/Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Salah satu dampak negatif kabut asap adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Jumlah penderita ISPA di Kota Jambi per 28 September 2015 mencapai kasus, jauh meningkat dibandingkan posisi per Juli 2015 sebanyak kasus. Hal ini disebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) telah mencapai 583 particle per million (ppm) yang sudah termasuk kategori berbahaya, berada jauh di atas ambang normal 100. ppm Kota Jambi Berbahaya Sangat Tidak Sehat 200 Tidak Sehat 100 Sedang 0 Baik 31-Jul 8-Aug 16-Aug 24-Aug 1-Sep 9-Sep 17-Sep 25-Sep Sumber: Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi 36 Grafik 3. Perkembangan ISPU Kota Jambi

51 Tingginya potensi penyakit ISPA akibat kabut asap, menyebabkan masyarakat harus waspada dan mencadangkan dana kesehatan dari pendapatan yang diterimanya. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi tingkat konsumsi rumah tangga. Melihat kondisi asap yang masih tebal dan kualitas udara yang memburuk, pemerintah Kota Jambi meliburkan seluruh aktivitas belajar Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tanggal Agustus Kebijakan ini kemudian dilanjutkan lagi dengan meliburkan sekolah hampir sepanjang September Dampak ke Angkutan Udara Asap yang pekat menyebabkan visibility (kekuatan jarak pandang) menjadi rendah, jarak pandang yang rendah ini berdampak negatif bagi operasional penerbangan dan pelayaran di Provinsi Jambi. Kabut asap menyebabkan tertundanya beberapa penerbangan dan bahkan dibatalkannya beberapa jadwal penerbangan. Pesawat dari Jakarta/Batam tujuan Jambi tidak dapat mendarat di Bandara Sultan Thaha karena jarak pandang yang tidak memenuhi standar keselamatan. Jarak pandang minimal yang dibutuhkan oleh seorang pilot untuk mendaratkan pesawat di Bandara Sultan Thaha adalah meter. Standar jarak pandang minimal tersebut lebih tinggi dari beberapa bandara besar lainnya di Indonesia karena Bandara Sultan Thaha Jambi belum memiliki Instrument Landing System (ILS) yang dapat membantu pilot mendaratkan pesawatnya dalam jarak pandang yang terbatas (1.200 meter). Kondisi tersebut berdampak bagi meningkatnya biaya operasional maskapai, sehingga maskapai mengurangi frekuensi penerbangannya. Berdasarkan data PT Angkasa Pura II (Persero) Jambi, terjadi penurunan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha selama Triwulan III-2015 akibat parahnya kabut asap yang melanda Kota Jambi. Dalam kondisi normal, setiap bulannya terdapat sekitar 550 hingga 600 aktivitas penerbangan, baik take off ataupun landing. Pada bulan Agustus 2015 aktivitas ini sedikit menurun menjadi 530 penerbangan karena cancelling dan diverting flight (pembatalan penerbangan dan pengalihan kedatangan pesawat ke bandara lain). Kondisi terparah terpantau pada September 2015 dimana aktivitas penerbangan turun drastis menjadi hanya 32 penerbangan sementara sisanya sebanyak 598 flight mengalami pembatalan. 37

52 Agustus September Titik Hotspot Delayed and cancelled flight Grafik 4. Titik hotspot dan frekuensi penerbangan yang terhambat akibat asap Sumber: PT. Angkasa Pura 2 (persero) dan satelit NOAA-18 Kerugian bagi bandara STS Jambi yang dikelola Angkasa Pura II akibat tertundanya bahkan dibatalkannya beberapa penerbangan adalah hilangnya pemasukan dari: 1. Biaya landing pesawat 2. Biaya parkir pesawat 3. Biaya counter check in penumpang 4. Biaya Passenger Service Charge (PSC) 5. Biaya parkir pengunjung, baik penjemput maupun pengantar Sementara itu, beberapa kerugian bagi maskapai akibat tertundanya bahkan dibatalkannya beberapa penerbangan antara lain: a. Kerugian operasional. 1. Biaya bahan bakar dan meal penumpang yang terbuang. 2. Biaya ground handling. 3. Biaya akomodasi kru pesawat. 4. Biaya tambahan perpanjangan jam operasi. b. Kerugian non-operasional. 1. Kehilangan kesempatan mendapatkan pendapatan dari jasa kargo. 2. Terganggunya rotasi pesawat suatu maskapai. 6. Dampak ke Angkutan Darat Kabut asap yang terjadi di sebagian besar Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Jambi tidak berdampak signifikan terhadap jumlah penumpang yang bepergian dengan jasa travel atau bus. Berdasarkan pantauan terhadap 2 (dua) penyedia jasa travel terbesar di Provinsi Jambi yang melayani rute antar kota dan antar provinsi, jumlah penumpang relatif tetap jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada saat gangguan asap belum terjadi. Berdasarkan informasi dari pengendara, gangguan asap sedikit memperlambat perjalanan 38

53 dikarenakan jarak pandang yang terbatas. Pengendara menyatakan terjadi penambahan waktu tempuh sekitar 1 hingga 2 jam dari berbagai rute perjalanan. Selain memperlambat waktu tempuh untuk transportasi penumpang, gangguan asap diperkirakan juga akan memperlambat waktu tempuh dari kendaraan transportasi barang. Perlambatan waktu tempuh tersebut memang belum mengkhawatirkan, namun jika gangguan asap semakin memburuk, beberapa pengiriman bisa dibatalkan sehingga berdampak pada tersendatnya pasokan barang ke Provinsi Jambi. Terhambatnya pasokan bahan makanan ataupun sembako dapat menimbulkan gejolak harga di pasar, sehingga harus diantisipasi sejak awal. Pemerintah dapat menjaga stok melalui Bulog untuk beberapa produk yang kewenangannya berada pada Bulog. Selain itu, pemerintah harus berkoordinasi dengan supplier di Provinsi Jambi untuk memantau ketersediaan stok beberapa produk yang dapat dikatakan dapat menimbulkan gejolak saat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di pasar. 7. Dampak ke Perhotelan Kabut asap memberikan dampak yang cukup besar terhadap tingkat hunian hotel. Hal ini terlihat dari berkurangnya jumlah kamar ataupun tamu yang datang, baik dari pengunjung bisnis maupun wisatawan. Banyak kegiatan yang dibatalkan karena narasumber yang berasal dari luar Provinsi Jambi tidak dapat hadir di Jambi. Penurunan jumlah tamu bisa mencapai hingga 20-30% dibandingkan sebelum adanya kabut asap yang menimpa Provinsi Jambi. Sebagai perbandingan, dalam kondisi normal tingkat okupansi hotel mencapai > 70%. Salah satu hotel bintang empat di Provinsi Jambi yang biasanya bisa terisi 80 hingga 90 kamar per hari, pada triwulan laporan hanya terisi dengan kisaran 30 hingga 50 kamar dalam satu hari. Dalam kondisi seperti ini pihak hotel menjalankan strategi lebih fokus pada tamu dari kabupaten/kota dari dalam Provinsi Jambi. 8. Upaya Pemerintah Menyikapi kondisi cuaca tersebut, Plt. Gubernur Jambi menggelar rapat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BMKG, Korem, dan instansi terkait lainnya. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Plt. Gubernur Jambi menetapkan status Siaga Darurat Karhutla pada tanggal 27 Agustus Selanjutnya pemerintah melakukan langkah-langkah penanggulangan sebagai berikut: Membentuk posko klimatologi di Provinsi Jambi yang berlokasi dekat bandara STS Jambi. Melakukan penyemaian awan sebagai modifikasi cuaca hujan buatan menggunakan pesawat Cassa

54 Memasang alat pemecah asap di bandara STS Jambi, yaitu GMG (Ground Mist Generator), baik di penghujung landasan serta di lokasi strategis lainnya menyesuaikan arah angin yang membawa kabut asap. Melakukan upaya pemadaman hotspot, antara lain menggunakan dua unit helicopter dari pemerintah pusat, yaitu Super Puma dan MI 17 bantuan dari pemerintah pusat. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan di berbagai kota dan kabupaten dibantu menggunakan armada watercannon milik kepolisian. Melakukan pembagian masker kepada masyarakat untuk mencegah penyakit ISPA Pemerintah Provinsi Jambi bekerjasama dengan kepolisian melakukan penangkapan kepada 4 perusahaan yang diduga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. 40

55 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada triwulan III 2015, inflasi kota Jambi tercatat 5,29%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,46%(yoy)), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,56%(yoy)), serta lebih rendah dari inflasi nasional (6,25%(yoy)) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 5,37% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi nasional 5. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan asesmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, penurunan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh inflasi kelompok volatile food yang relatif rendah yaitu sebesar 0,76% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (4,68% yoy) seiring dengan turunnya harga bahan makanan usai puasa dan hari raya lebaran. Sementara itu, inflasi yang terjadi pada kelompok administered price sebesar 11,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (13,76% yoy) (Grafik 2.2). 5 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota. 41

56 Bengkulu Batam Lubuklinggau Bandar Lampung Pangkal Pinang Tanjung Pandan Medan Palembang Tanjung Pinang Padang Dumai Metro Pematang Siantar Pekanbaru Sibolga Bungo Jambi Bukittinggi Tembilahan Lhokseumawe Padangsidempuan Banda Aceh Meulaboh INFLASI Penurunan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan terganggunya aktivitas penerbangan di Jambi akibat kabut asap yang mengurangi permintaan jasa angkutan udara. Inflasi inti sedikit mengalami kenaikan dari 3,87%(yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 4,46% (yoy) pada triwulan laporan seiring dimulainya tahun ajaran baru. Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price(yoy) Tingkat inflasi tahunan (yoy) di Kota Jambi berada di urutan ke-7 (tujuh) terendah dari 23 kota yang dihitung tingkat inflasinya di Sumatera. Sementara Bungo menempati urutan ke-8 (delapan) terendah. Inflasi tertinggi pada triwulan III 2015 terjadi di Kota Bengkulu, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh (Grafik 2.3). 6 Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September 2015 %, yoy 10 9 Inflasi Nasional Tw-III 2015: 6,83% Sumber: BPS Provinsi Jambi 42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

57 INFLASI Berdasarkan penghitungan triwulanan, perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 0,51% (qtq), menurun cukup signifikan bila dibandingkan inflasi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,62% (qtq)). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Juli, Agustus dan September 2015 masing-masing sebesar 1,54%, 0,25% dan - 1,26%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,63% (qtq), meningkat dibandingkan inflasi pada triwulan yang sama tahun lalu (2,24% (qtq)) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Juli, Agustus dan September 2015 masing-masing sebesar 1,60%, 0,23% dan -0,21%. B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh penurunan inflasi kelompok bahan makanan dari 4,62%(yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 0,76%(yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,18% dan inflasi triwulanan sebesar -1,44%(qtq)(Tabel 2.1). Penurunan inflasi kelompok tersebut dipicu oleh penurunan inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan dari 51,71%(yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 2,85%(yoy) pada triwulan III 2015 serta deflasi sub kelompok daging dan hasil-hasilnya (-22,38% yoy) yang disebabkan penurunan harga daging ayam ras. Kelompok lain yang mengalami penurunan inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dari 9,30%(yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 6,68%(yoy) pada triwulan III Kelompok yang mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya diantaranya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi yang mencapai 9,25% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,58% dan inflasi triwulanan mencapai 1,66% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,28%. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 43

58 INFLASI Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol seiring kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok kretek. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi mencapai 8,44% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,64% dan inflasi triwulanan sebesar 1,22% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,24%. Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok transpor seiring kenaikan tarif angkutan selama lebaran serta kenaikan harga mobil. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 3,87% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,26% dan inflasi triwulanan mencapai 3,23% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,21%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dan perlengkapan/peralatan pendidikan sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru semester II Kelompok kesehatan mengalami inflasi 3,50% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,09% dan inflasi triwulanan sebesar 1,12% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,05%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika serta obat-obatan. Kelompok sandang mengalami inflasi 1,44% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,09% dan inflasi triwulanan sebesar 0,41% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,03%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi 44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

59 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan pada triwulan III 2015 (Juli, Agustus dan September 2015) utamanya disumbangkan oleh inflasi komoditas beras, sayuran (bayam, kentang dan kangkung), biaya pendidikan (SD, SMA dan Bimbel), mobil dan emas perhiasan sedangkan penyumbang deflasi adalah komoditas bawang merah, udang basah, jengkol, angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

60 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III Kelompok Bahan Makanan Tingkat inflasi kelompok bahan makanan sebesar 0,76% (yoy) dengan sumbangan mencapai 0,18%, lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya 4,62%(yoy). Secara triwulanan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,44% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi yang cukup tinggi dan mencapai 5,84 (qtq). Penurunan inflasi bahan makanan dipicu penurunan inflasi yang cukup tinggi pada sub kelompok 46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

61 INFLASI bumbu-bumbuan, dari 51,71% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi hanya 2,85% (yoy)) di triwulan laporan. laporan Bumbu-bumbuan, terutama komoditas cabai merah, pada triwulan mengalami deflasi yang tinggi (Grafik 2.4). Harga ratarata cabai merah selama triwulan III 2015 menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan dari Rp29.030/kg pada Juni 2015, sempat naik (Rp/kg) 100,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - menjadi Rp36.905/kg di bulan Agustus 2015 tetapi anjlok menjadi Rp24.036/kg pada September Bank Indonesia Jambi menganalisis tren penurunan harga cabai merah tersebut disebabkan oleh kembali normalnya permintaan cabai merah pasca lebaran dan dampak kabut asap yang melanda Jambi selama pertengahan Agustus hingga akhir September yang menyebabkan 2 hal: 1. Meningkatnya stok cabai karena kecenderungan petani cabai memanen cabai lebih cepat untuk menghindari penyakit akibat asap. 2. Rendahnya permintaan cabai merah selama asap menyelimuti Jambi yang menyebabkan masyarakat dan pemerintah mengurangi/menunda aktivitas/kegiatan seperti hajatan, seminar, rapat dll yang membutuhkan bahan makanan seperti cabai merah. Penurunan harga bumbu-bumbuan juga terjadi pada komoditas bawang merah dari harga rata-rata Rp26.394/kg di bulan Juni 2015 menjadi Rp16.095/kg di bulan September Menurut pantauan Disperindag Provinsi Jambi di pasar, penurunan harga bawang merah dipicu meningkatnya stok bawang merah seiring masa panen raya di daerah produsen bawang merah Brebes, Jawa Tengah dan Bantul, D.I.Yogyakarta. Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami deflasi 22,38% (yoy). Tren penurunan harga terjadi pada komoditas daging ayam ras. Pada triwulan laporan TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

62 INFLASI harga rata-rata daging ayam di pasar mengalami penurunan dari Rp27.879/kg pada bulan Juni 2015 menjadi Rp24.736/kg pada bulan September Penurunan harga daging ayam ras tersebut disebabkan penurunan permintaan terutama untuk acara-acara besar (hajatan, seminar dan rapat) seiring kabut asap yang membatasi kegiatan masyarakat. Namun demikian, harga rata-rata daging sapi pada triwulan III 2015 cenderung mengalami kenaikan 3,91% (qtq) dari Rp Rp /kg pada bulan Juni 2015 menjadi Rp /kg pada bulan September 2015(Grafik 2.8). Kenaikan harga tersebut utamanya disebabkan berkurangnya pasokan daging sapi seiring pengurangan izin impor sapi dari Australia oleh pemerintah selama bulan Juli-September. Grafik 2.5. Perkembangan Harga Daging (Rp/Kg) (Rp/Kg) 40, , ,000 30, , , ,000 20, , ,000 10,000 95,000 90,000 85,000-80, Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Sub kelompok yang mengalami kenaikan inflasi cukup tajam pada triwulan III 2015 adalah sub kelompok sayur-sayuran yaitu sebesar 26,55% (yoy)), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 15,55% (yoy). Inflasi utamanya terjadi pada komoditas daun singkong (109,21% yoy), kacang panjang (99,87% yoy) dan bayam (62,50% yoy). Kemarau panjang yang terjadi selama triwulan III 2015 menyebabkan berkurangnya ketersediaan air sehingga berdampak pada berkurangnya produksi sayuran. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami inflasi sebesar 4,39%(yoy) yang utamanya disebabkan inflasi beras sebesar 5,30%(yoy). Secara rata-rata harga beras lokal medium di Jambi pada triwulan III 2015 mengalami kenaikan dibandingkan triwulan II 2015, harga rata-rata beras medium pada bulan September 2015 tercatat Rp10.777/kg, lebih tinggi 48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

63 INFLASI dibandingkan harga beras medium pada bulan Juni Rp9.867/kg (Grafik 2.5). Kenaikan harga beras utamanya disebabkan dua hal utama: 1. Kenaikan permintaan seiring hari raya lebaran pada pertengahan bulan Juli dan, 2. Berkurangnya pasokan akibat kekeringan yang terjadi di daerah Jawa sebagai dampak El Nino. Kenaikan harga beras lokal tersebut sejalan dengan kenaikan harga beras internasional dari rata-rata USD 334,87/metric ton pada triwulan sebelumnya menjadi USD 341,00/metric ton pada triwulan III Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung (USD/Bushel) (Rp/Kg) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (USD/CWT) (Rp ribu/kg) Beras internasional (aksis kiri) Beras King (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Komoditas jagung internasional, secara rata-rata sedikit mengalami kenaikan harga, dari USD 3,47/bushel menjadi USD 3,52/bushel. Namun demikian, harga rata-rata jagung pipilan mengalami penurunan harga dari Rp8.000/kg pada triwulan II 2015 menjadi rata-rata Rp7.036/kg pada triwulan III (Grafik 2.6). Perkembangan harga tepung terigu pada triwulan laporan cenderung mengalami penurunan dari rata-rata harga Rp7.705/kg pada Juni 2015 menjadi Rp7.202/kg pada bulan September Penurunan tersebut sejalan Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) (Rp/Kg) Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

64 INFLASI dengan penurunan harga rata-rata gandum internasional dari USD 4,9/bushel pada bulan Juni 2015 menjadi USD 4,2/bushel pada bulan September 2015 (Grafik 2.7) 7 serta penurunan permintaan tepung terigu paska masa lebaran. Sub kelompok lemak dan minyak mengalami deflasi 6,20%(yoy) pada triwulan laporan, lebih dalam dibandingkan deflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,84% (yoy) yang utamanya disebabkan deflasi komoditas minyak goreng sebesar 8,96%(yoy). Hal ini sejalan dengan pemantauan harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi yang menunjukkan kecenderungan penurunan harga minyak goreng dari rata-rata Rp12.636/liter pada bulan Juni 2015 menjadi Rp10.940/liter pada bulan September Hal tersebut sejalan dengan penurunan harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) di tingkat internasional pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari USD 615/metric ton menjadi USD 462/metric ton (Grafik 2.9). Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (USD / Metric Ton) CPO internasional (aksis kiri) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) 13,000 12,000 11,000 10,000 9,000 8,000 7,000 Minyak goreng lokal (aksis kanan) 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 9,25%(yoy) dengan sumbangan inflasi 1,58% atau sepertiga dari inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan (5,29 yoy) dan mengalami kenaikan bila dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya (8,95% yoy). Apabila dilihat secara triwulanan, inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat 1,66%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,28%. Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 10,28% (yoy) atau 2,38%(qtq) yang disebabkan kenaikan harga yang terjadi pada produk rokok 7 Satu bushel setara dengan 27 kg. 50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

65 INFLASI kretek filter dan rokok kretek masing-masing sebesar 13,52% (yoy) dan 6,76% (yoy) seiring penyesuaian harga berkala produk rokok selama triwulan III Sementara itu sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 8,97% (yoy) atau 1,81%(qtq) yang didorong oleh kenaikan harga produk makanan jadi berupa roti tawar 5,73% (qtq) dan mie 4,80% (qtq). Sementara itu, inflasi sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 8,71% (yoy) atau 0,10% (qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III 2015 mengalami inflasi sebesar 6,68% (yoy) dengan sumbangan 1,49%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (9,30% (yoy)) dan secara triwulanan mengalami inflasi 0,23% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,05%. Penurunan inflasi tahunan utamanya disebabkan penurunan inflasi sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air dari 23,50% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 15,58% (yoy) pada triwulan laporan seiring penurunan harga LPG 12 Kg pada 16 September Sub kelompok yang juga mengalami penurunan inflasi adalah biaya tempat tinggal dari 3,09% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 2,00% (yoy) pada triwulan III 2015 utamanya disebabkan penurunan harga pasir sebesar 14,28% (yoy) dan harga kerikil/batu split sebesar 10,31% (yoy). Sementar itu, sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami sedikit kenaikan inflasi dari 5,05% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,16% (yoy) pada triwulan laporan yang didorong meningkatnya permintaan perlengkapan rumah tangga diantaranya kompor dan gelas minum yang digunakan untuk perayaan Idul Fitri Selanjutnya, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 5,19% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (4,77% yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan upah pembantu rumah tangga untuk tunjangan hari raya (THR). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 51

66 INFLASI 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan III 2015 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,44% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,09%, sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya 1,25% (yoy). Secara triwulanan, kelompok sandang mengalami inflasi 0,41% (qtq) dengan sumbangan 0,03%. Secara sub kelompok, kenaikan kelompok ini didorong kenaikan sub kelompok sandang wanita sebesar 1,24% (qtq) atau 1,89% (yoy) yang didorong kenaikan harga sepatu wanita (25,63% (yoy)) dan pakaian wanita jenis rok (6,00% (yoy)) seiring kebutuhan akan sepatu dan pakaian baru saat perayaan lebaran bulan Juli Sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami inflasi 0,54% (qtq) atau 3,76% (yoy) sejalan dengan kenaikan harga emas perhiasan sebesar 0,57% (qtq) pada triwulan III 2015 untuk keperluan Lebaran. Namun demikian, harga emas internasional justru mengalami penurunan, harga rata-rata emas global pada triwulan laporan tercatat USD 1.125,17/troy ounce, lebih rendah dibandingkan harga rata-rata pada triwulan II 2015 sebesar USD 1.193,64/troy ounce 8 (Grafik 2.10). Sementara itu sub Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) Sumber: Bloomberg kelompok sandang anak-anak sedikit mengalami deflasi 0,47% (qtq) atau - 0,63% (yoy) yang disebabkan penurunan harga sepatu anak dan pampers. 5. Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami inflasi tahunan sebesar 3,50%(yoy) dengan sumbangan inflasi 0,09%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 3,13%(yoy)), sementara inflasi triwulanan tercatat sebesar 1,12%(qtq). Inflasi yang terjadi utamanya bersumber 8 Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( 52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

67 INFLASI dari sub kelompok obat-obatan 3,87%(yoy)) atau (2,32%(qtq) dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik 5,39%(yoy) atau 1,89%(qtq). Kenaikan kedua sub kelompok tersebut didorong kenaikan harga bahan baku obat-obatan dan kosmetik yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari impor seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi tahunan sebesar 3,87% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,26%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,56% (yoy). Sementara itu, inflasi secara triwulanan mencapai sebesar 3,23% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,21%. Inflasi utamanya terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar 9,25% (yoy) atau 9,25% (qtq) dan sub kelompok pendidikan sebesar 3,63% (yoy) atau 3,63% (qtq) yang utamanya disebabkan kenaikan tarif bimbingan belajar, biaya masuk SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru semester II Sub kelompok olahraga mengalami inflasi sebesar 5,28% (yoy) atau 2,51% (qtq) seiring dengan kenaikan tarif kolam renang. Sedangkan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami inflasi terbesar sebesar 6,60%(yoy) atau 1,22% (qtq) seiring dengan tahun ajaran baru. Sub kelompok rekreasi mengalami inflasi 0,68% (qtq) atau -0,91% (yoy) yang dipengaruhi meningkatnya harga berupa televisi berwarna dan playstation yang dipengaruhi kurs mata uang. 7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Secara triwulanan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 8,44% (yoy) dengan kontribusi yang cukup besar terhadap inflasi tahunan triwulan III 2015 yaitu sebesar 1,64%, meningkat dibanding inflasi triwulan sebelumnya (7,85% yoy). Sementara inflasi triwulanan tercatat 1,22% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,24%. Inflasi tersebut didorong oleh sub kelompok transpor sebesar 10,71% (yoy) atau 1,54% (qtq) yang didorong kenaikan harga mobil, tarif angkutan udara dan kenaikan harga bahan pelumas/oli. Sub kelompok sarana dan penunjang transpor mengalami TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

68 INFLASI inflasi 8,05% (yoy) atau 1,18% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh kenaikan biaya pemeliharaan/service menjelang hari raya lebaran. Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami sedikit inflasi 0,33% (yoy) atau 0,17% (qtq) yang didorong meningkatnya harga telepon selular. Sementara itu sub kelompok jasa keuangan meskipun secara tahunan mengalami inflasi sebesar 16,67% namun tidak mengalami kenaikan harga selama triwulan berjalan. Selanjutnya, harga rata-rata minyak di pasar internasional pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2015 yaitu dari USD 57,84/barrel, menjadi USD 46,41/barrel (Grafik 2.11). Kondisi pertumbuhan ekonomi negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Eropa dan Tiongkok yang belum sesuai harapan menyebabkan proyeksi kebutuhan minyak dunia mengalami penurunan. Disamping itu, membanjirnya stok minyak global akibat adanya pasokan shale oil dalam jumlah yang besar turut menyebabkan harga minyak diprediksi tidak akan mencapai USD 100/barrel dalam jangka pendek. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg C. Inflasi Kabupaten Bungo Berdasarkan Kelompok Barang Sejak Januari 2014, Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di Provinsi Jambi. Inflasi Bungo berada pada urutan 8 (kedelapan) terendah dari 23 (dua puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung tingkat inflasinya. Inflasi tahunan Bungo pada triwulan III 2015 tercatat 5,37% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (6,02% yoy). Sementara itu, inflasi 54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

69 INFLASI triwulanan Bungo pada triwulan III 2015 tercatat 1,63% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulanan triwulan sebelumnya (1,06%, yoy). Inflasi bulanan (mtm) Bungo pada triwulan III 2015 berada pada level 1,60%(mtm) pada Juli 2015, 0,23% (mtm) pada Agustus 2015 dan -0,21% (mtm) di bulan September Grafik Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo tahun Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Bungo Triwulan III (yoy, %) Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Sumber: BPS (diolah) KELOMPOK Triwulan IV-2014 (yoy, %) Triwulan I-2015 (qtq, %) Triwulan II-2015 (qtq, %) Triwulan III-2015 (qtq, %) INFLASI (2.52) (2.54) TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

70 INFLASI Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan III-2014 Triwulan IV-2014 Triwulan I Triwulan II Triwulan III qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 3.58 N/A b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA N/A c. IKAN SEGAR 6.85 N/A d. IKAN DIAWETKAN 1.78 N/A e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 4.67 N/A f. SAYUR-SAYURAN N/A g. KACANG-KACANGAN 0.41 N/A h. BUAH-BUAHAN 2.94 N/A i. BUMBU-BUMBUAN N/A j. LEMAK DAN MINYAK N/A k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 1.45 N/A II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI 0.10 N/A b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL N/A c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.00 N/A III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.43 N/A b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 7.52 N/A c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 1.07 N/A d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 3.44 N/A IV. SANDANG a. SANDANG LAKI-LAKI 0.08 N/A b. SANDANG WANITA 3.23 N/A c. SANDANG ANAK-ANAK 3.57 N/A d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA N/A V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN 0.00 N/A b. OBAT-OBATAN N/A c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 N/A d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 2.84 N/A VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN 3.09 N/A b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 9.44 N/A c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN N/A d. REKREASI N/A e. OLAHRAGA 1.47 N/A VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR 0.60 N/A b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 N/A c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 2.58 N/A d. JASA KEUANGAN 0.00 N/A INFLASI (UMUM) Berdasarkan kelompoknya, penyumbang inflasi terbesar Bungo pada triwulan III 2015 terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 4,62% (qtq) dengan sumbangan inflasi 1,16% atau secara tahunan mengalami inflasi 3,15% (yoy). Inflasi kelompok tersebut didominasi oleh peningkatan harga sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 18,47%(yoy) atau 25,43% (qtq) sub kelompok bumbu-bumbuan 11,79% (qtq) atau 4,79% (yoy) serta sayur-sayuran 7,06% (qtq) atau 12,95% (yoy). Kenaikan harga pada sub kelompok tersebut didorong meningkatnya konsumsi daging sapi dan daging ayam, cabai merah dan sayuran menjelang lebaran. Sub kelompok daging dan hasilnya mengalami inflasi yang cukup tinggi seiring kenaikan harga daging sapi sebesar 36,66% (qtq) dan daging ayam sebesar 22,71% (qtq) karena melonjaknya permintaan menjelang dan saat lebaran serta pasokan yang terbatas seiring pengurangan izin impor sapi dari Australia. Sementara itu, deflasi terjadi pada sub kelompok buah-buahan 56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

71 INFLASI 2,04% (qtq), lemak dan minyak 1,23% (qtq) serta sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,55% (qtq). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 5,77% (qtq) atau secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 1,32% (yoy) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,27%. Inflasi kelompok ini utamanya disebabkan oleh inflasi sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol yang mencapai sebesar 12,56% (yoy) atau 3,60% (qtq) seiring kenaikan berkala harga rokok kretek dan harga rokok kretek filter. Sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 1,70% (qtq) atau 6,15% (yoy) yang didorong kenaikan harga gula pasir (2,80% (qtq)) dan teh (8,62% (qtq)) sedangkan sub kelompok makanan jadi cenderung tidak mengalami inflasi berarti. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 6,87%(yoy) atau 0,29%(qtq), dengan sumbangan inflasi triwulanan sebesar 0,05% yang didominasi oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,97% (yoy) atau (0,89% (qtq), dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 8,16% (yoy) atau 0,33% (qtq). Inflasi kedua kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan harga keramik (3,40% yoy) dan upah tukang bukan mandor (3,40% yoy). Sementara itu sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi 5,41% (yoy) atau 0,14% (qtq) sedangkan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami deflasi 0,16% (qtq) yang dipicu turunnya harga LPG 12 Kg pada bulan September Kelompok sandang secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 1,93% (yoy) dengan inflasi triwulanan 0,65%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,05%. Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 4,91% (yoy) atau 1,31% (qtq), sub kelompok sandang laki-laki (1,02% (yoy) atau 0,84 (qtq)) dan sandang anak-anak 1,18% (yoy)) atau (0,66% (qtq). Inflasi utamanya disebabkan kenaikan harga emas perhiasan seiring meningkatnya permintaan menjelang Lebaran dan kenaikan harga baju muslim (2,63% qtq). Inflasi pada kelompok kesehatan pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,41% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,02% atau secara tahunan mengalami TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

72 INFLASI inflasi sebesar 3,59% (yoy). Inflasi terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 8,57% (yoy) atau 1,57% (qtq) seiring kenaikan tarif gunting rambut wanita sebesar 7,14% (qtq). Inflasi sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika tercatat sebesar 6,05% (yoy) atau 0,48% (qtq) dan sub kelompok obat-obatan sebesar 0,42% (qtq) atau 0,78% (yoy). Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,55%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,04% atau secara tahunan terjadi inflasi sebesar 8,08% (yoy). Inflasi pada kelompok ini terutama dipicu oleh sub kelompok jasa pendidikan dengan inflasi 1,36% (qtq) atau 5,59% (yoy) dan sub kelompok rekreasi dengan inflasi 0,12% (qtq) atau 21,95% (yoy). Inflasi kedua sub kelompok tersebut dipicu kenaikan biaya akademi/perguruan tinggi, biaya TK dan kenaikan harga televisi berwarna. Sementara itu, sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami deflasi 0,71% (qtq) meskipun secara tahunan mengalami inflasi 3,62% (yoy) sedangkan harga pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan cenderung stabil. Inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tercatat sebesar 0,30%(qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,05%. Secara tahunan kelompok ini mengalami inflasi sebesar 8,25%(yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, transpor adalah adalah salah satu penyumbang inflasi tertinggi pada sub kelompok ini yaitu 0,42% (qtq) atau 9,05% (yoy) yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara 18,63% (qtq) seiring perayaan lebaran. Sub kelompok sarana dan penunjang transpor mengalami inflasi 0,18% (qtq) atau 15,69% (yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan harga ban dalam mobil. Sementara itu sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga secara triwulanan walaupun secara tahunan mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,23% dan 23,64% (yoy). 58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

73 INFLASI Tabel 2.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III 2015 TW III KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI Sumbangan JULI Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.6), penyumbang pembentukan inflasi terbesar Bungo pada triwulan III 2015 adalah daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, udang basah dan rokok kretek filter. Sementara itu, komoditas penyumbang utama deflasi Bungo pada triwulan III 2015 adalah sub komoditas beras, cabai merah, ikan nila dan mas, kangkung, bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng. JULI TW III-2015 Sumbangan 1 Cabai Merah Jengkol Daging Ayam Ras Beras Bayam Bahan Bakar Rumah Tangga Udang Basah Minyak Goreng Kentang Serai Angkutan Antar Kota Emas Perhiasan Tarip Kendaraan Travel Batu Bata/Batu Tela Nila Cakalang/Sisik Kangkung Bedak Ayam Hidup Susu untuk Balita AGUSTUS Sumbangan 10 Komoditas AGUSTUS 1 Cabai Merah Tarip Kendaraan Travel Daging Sapi Angkutan Antar Kota Cabai Rawit Nila Rokok Kretek Filter Jengkol Bawang Merah Mas Rokok Kretek Ayam Hidup Rokok Putih Jeruk Ketimun Emas Perhiasan Serai Daging Ayam Ras Cakalang/Sisik Bayam SEPTEMBER Sumbangan 10 Komoditas SEPTEMBER 1 Daging Ayam Ras Cabai Merah Emas Perhiasan Bayam Telur Ayam Ras Nila Jengkol Kangkung Rokok Kretek Kentang Rokok Putih Cabai Rawit Daging Sapi Udang Basah Bawang Putih Tas Sekolah Tukang Bukan Mandor Tomat Buah Tongkol / Ambu-ambu Bawang Merah Sumber: BPS Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 59

74 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

75 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan III 2015 secara umum menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset dan kredit yang diberikan masing-masing hanya tumbuh 7,6%(yoy) dan 9,6% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,1%(yoy) dan 10,0% (yoy). Perlambatan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan III 2015 yang hanya sebesar 4,5% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,2% (yoy)). Sementara itu dana pihak ketiga mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 9,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (8,5% (yoy)). Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (3,21%) atau masih sama dengan triwulan sebelumnya yang juga berada di posisi 3,21%. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit penurunan sebesar 39 bps menjadi sebesar 112,62% dari triwulan sebelumnya 113,01%. Penurunan tersebut akibat pertumbuhan kredit yang lebih kecil dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga. Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 32,1% (yoy) sedangkan kas keluar (outflow) menurun 8,7% (yoy) sehingga kembali terjadi net inflow setelah pada triwulan sebelumnya terjadi net outflow. Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring dari sisi nilai mengalami peningkatan sedangkan dari sisi volume mengalami penurunan. Transaksi melalui RTGS mengalami penurunan, dengan rincian sebagai berikut: Nilai kliring naik sebesar 3,7%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,6 triliun sementara volume kliring turun 0,5% (yoy) menjadi lembar warkat. 61

76 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Nilai RTGS dari, ke Jambi dan dari dan ke Jambi menurun 12,9% (yoy), 15,4% (yoy) dan 38,1% (yoy). A.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Aset perbankan pada triwulan III 2015 sebesar 7,6%(yoy) menjadi Rp36,9 triliun, namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II 2015 (8,1% (yoy)). (Grafik 3.1.). Perlambatan tersebut seiring dengan melambatnya pertumbuhan aset bank pemerintah menjadi 8,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 9,7% (yoy) dan aset bank syariah yang semakin mengalami penurunan tajam sebesar 4,9% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang juga menurun sebesar 0,8% (yoy). Sementara itu aset bank swasta mengalami pertumbuhan 7,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,7% (yoy)). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp25,7 triliun (69,7%), diikuti oleh bank swasta Rp9,2 triliun (25,0%) dan bank syariah Rp1,9 triliun (5,5%) Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) Persen Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

77 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 2. Perkembangan Dana Masyarakat Pada triwulan berjalan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp24,2 triliun tumbuh sebesar 9,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,5% (yoy) (Grafik 3.2.). Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan tabungan 4,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 3,2% (yoy) dan peningkatan giro 0,02% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang menurun 10,7% (yoy). Sementara itu deposito berjangka tumbuh 21,9% (yoy), meskipun mengalami sedikit perlambatan dibanding triwulan sebelumnya (27,2% (yoy)). Kenaikan DPK di tengah perlambatan perekonomian Provinsi Jambi triwulan berjalan sejalan dengan survei konsumen dan liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi, bahwa rumah tangga masih menyisihkan penghasilan per bulannya untuk tabungan di bank dengan mengerem pengeluaran sekunder dan tersiernya (dengan tujuan untuk berjaga-jaga (cadangan)) dan produk perbankan yang paling banyak dimiliki oleh konsumen Provinsi Jambi adalah tabungan. Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam miliar) Tabungan Simp Berjangka Giro DPK 25,000 20,000 15,000 18,376 9,492 19,155 19,521 19,415 9,646 10,070 11,430 20,069 10,703 22,307 22,527 10,970 11,291 21,965 22,734 12,044 10,847 24,205 24,703 11,317 11,818 10,000 5,000 5,131 5,388 5,706 4,642 6,187 7,286 7,529 6,912 8,044 9,269 9,177-3,753 4,120 3,745 3,343 3,179 4,052 3,707 3,008 3,842 3,619 3,708 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 63

78 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.1. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Bank Konvens ional Bank Pemer i nt ah 2013 Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III 12,809,164 12,422,771 13,244,757 15,422,489 15,485,172 14,754,448 15,784,692 16,779,660 16,996,760 1 Giro 2,717,057 2,459,884 2,446,629 3,253,415 2,927,275 2,170,558 3,151,412 2,851,543 3,032,504 2 Tabungan 6,292,275 7,365,988 6,811,479 7,016,344 7,251,664 8,017,609 7,213,510 7,350,104 7,589,424 3 S impanan Berjangka 3,799,833 2,596,900 3,986,649 5,152,731 5,306,234 4,566,281 5,419,770 6,578,014 6,374, Bank Swast a Nasi onal 5, 573, 083 6, 101, 268 5, 916, 091 5, 957, 636 6, 040, 234 6, 219, 164 6, 004, 004 6, 436, 017 6, 639, Giro 750, , , , , , , , ,598 2 Tabungan 3,270,743 3,543,220 3,371,287 3,400,929 3,451,743 3,390,026 3,036,639 3,366,466 3,597,620 3 S impanan Berjangka 1,551,375 1,812,272 1,865,460 1,807,122 1,865,269 2,100,369 2,327,956 2,356,446 2,430,244 Bank Syar i ah Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 1,138, , , ,272 1,001, , , ,544 1,066,279 1 Giro 276, ,808 53,510 48,589 56, ,137 51,321 54,427 64,165 2 Tabungan 507, , , , , , , , ,464 3 S impanan Berjangka 354, , , , , , , , ,649 J umlah 1,693,139 3,152,739 19,520,974 19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 24,205,221 24,702,501 1 Giro 3,744,864 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 3,619,074 3,708,267 2 Tabungan 10,070,264 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 11,316,696 11,817,508 3 S impanan Berjangka 5,705,847 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 9,269,451 9,176,726 Berdasarkan kelompok bank,penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp16,9 triliun (68,8%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp6,6 triliun (26,9%) dan bank syariah Rp1,0 triliun (4,3%) (Tabel 3.1). DPK bank pemerintah tumbuh 9,8% (yoy) dari triwulan sebelumnya 8,8% (yoy) dan DPK bank swasta tumbuh 9,9% (yoy) dari triwulan sebelumnya 8,0% (yoy). Pertumbuhan DPK pada bank pemerintah didorong oleh pertumbuhan giro yang sebesar 3,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan 12,4% (yoy). Sedangkan tabungan dan deposito mengalami perlambatan dimana pada triwulan berjalan masing-masing hanya tumbuh sebesar 4,7% (yoy) dan 20,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,8% (yoy) dan 27,7% (yoy). Pertumbuhan DPK pada bank swasta didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,2% (yoy) atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan 1,0% (yoy). Deposito bank swasta mengalami sedikit 64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

79 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN perlambatan yaitu tumbuh sebesar 30,3% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 30,4% (yoy). Sedangkan penurunan pada giro semakin tajam yaitu sebesar 15,4% (yoy) dibandingkan penurunan pada triwulan sebelumnya 4,9% (yoy). Sementara itu DPK bank syariah mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 6,4% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 6,7% (yoy).perlambatan tersebut didorong perlambatan pertumbuhan tabungan yang pada triwulan berjalan hanya tumbuh 7,3% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,6% (yoy). Sebaliknya giro dan deposito sedikit mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu tumbuh 12,9% (yoy) dan 4,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 12,0% (yoy) dan 2,7% (yoy). Berdasarkan golongan pemilik, pertumbuhan DPK terutama didominasi oleh golongan perseorangan yang tumbuh sebesar 9,6% (yoy) menjadi Rp16,4 triliun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,1%(yoy), bukan lembaga keuangan yang tumbuh 47,2 (yoy) menjadi Rp2,5 triliun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 40,3% (yoy) dan golongan pemerintah daerah (Pemda) yang tumbuh 2,3% (yoy) menjadi Rp3,9 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan 2,25% (yoy) (Tabel 3.2.). DPK golongan perseorangan mengalami peningkatan yang didorong oleh tabungan dan deposito berjangka sementara giro mengalami penurunan. DPK Golongan bukan lembaga keuangan tumbuh 47,2% (yoy) didorong oleh kenaikan semua komponen DPK dengan dominasi deposito berjangka dan diikuti oleh giro dan tabungan. Kenaikan DPK golongan pemerintah daerah (Pemda) didominasi oleh kenaikan deposito berjangka sementara giro dan tabungan mengalami penurunan. Sedangkan DPK golongan BUMD mengalami perlambatan pada triwulan berjalan dengan tumbuh 190,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 204,5% (yoy) yang didorong oleh penurunan tabungan meskipun terjadi kenaikan deposito dan giro. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 65

80 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) No. Golongan Pemilik Trw.III-2014 Trw.IV-2014 Trw.I-2015 Trw.II-2015 Trw.III-2015 Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy Andil Penduduk/Res idents 1 P emerintah P us at 127,570 36,967 50,973 66, , % -17.6% -0.1% 2 P emerintah Daerah (P emda) 3,889,246 1,370,397 3,537,138 4,061,422 3,977, % 2.3% 0.4% 3 Badan Dan Lembaga P emerintah 24,001 30,811 23, ,135 63, % 164.9% 0.4% 4 BUMN Atau P emerintah Campuran 1,235, , , , , % -42.2% -1.2% 5 BUMD 107, , , , , % 190.1% 2.4% 6 L embaga Keuangan Non Bank 361, , , , , % 28.6% 0.5% 7 Bukan L embaga Keuangan 1,730,849 2,874,686 2,358,029 2,409,426 2,547, % 47.2% 4.9% 8 S ektor S was ta Lainnya 37,413 75,647 63,344 51,974 62, % 66.5% 0.2% 9 P ers eorangan 15,011,753 16,178,221 15,278,982 15,850,085 16,453, % 9.6% 6.4% J uml ah 22, 525, , 963, , 732, , 203, , 701, 070 Bukan Penduduk/ Non- Resi dent s 1, 598 1, 525 1, 593 1, 432 1, % -10.4% -0.1% Penduduk dan bukan penduduk 22, 527, , 964, , 733, , 205, , 702, % 9. 7% 9. 7% Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan lokasi, pertumbuhan DPK didorong oleh pertumbuhan kredit di semua kota/kabupaten kecuali di Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pertumbuhan tersebut didominasi pertumbuhan dana pihak ketiga di Kota Jambi, Kerinci dan Sarolangun yang masing-masing mampu tumbuh 8,3% (yoy), 20,5% (yoy) dan 50,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 7,0% (yoy), 17,4% (yoy) dan 17,4% (yoy) (Tabel 3.3.).Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi dan mencapai Rp16,8 triliun (68,0%) diikuti oleh KerinciRp1,6triliun (6,5%) dan Bungo sebesar Rp1,3 triliun (5,5%). No. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah) Kota/Kabupaten Trw. III-14 Trw. IV-14 Trw. I-15 Trw. II-15 Trw. III 15 Pertumbuhan (yoy) Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Pers en 1 Kota J ambi 15, 518, , 758, , 650, , 227, , 804, , 286, Kab. Kerinci 1, 338, 217 1, 287, 077 1, 441, 853 1, 496, 942 1, 612, , Kab. Bungo 1, 463, 065 1, 438, 515 1, 304, 995 1, 360, 464 1, 354, ( 108, 137) ( 7. 4) 4 Tanjung J abung Barat 1, 442, 128 1, 127, 828 1, 161, 155 1, 275, 431 1, 211, ( 230, 961) ( 16. 0) 5 Kab. Merangin 951, , , 374 1, 066, 829 1, 090, , Kab. Batanghari 636, , , , , , Kab. S arolangun 424, , , , , , Kab. Tebo 368, , , , , , Tanjung J abung Timur 384, , , , , , Kab. Muaro J ambi - 34, , , , , 110 #DI V/ 0! JUMLAH 22,527,139 21,964,903 22,733,988 24,205,221 24,702, ,175, S umbe r : L BU Ba nk I ndone s i a ( di ol a h) 66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

81 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Pertumbuhan kredit triwulan III 2015 sedikit mengalami perlambatan sebesar 9,6% (yoy) menjadi Rp27,8 triliun, dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2015 yang mencapai 10,0% (yoy). Perlambatan kredit yang diberikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III 2015 yang hanya sebesar 4,5% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan II 2015 (5,2% (yoy)). Namun demikian, hasil liaision yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi menyatakan bahwa pelaku usaha di Provinsi Jambi masih mengandalkan bantuan pembiayaan dari bank untuk kebutuhan pembiayaan modal kerja atau investasi. Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan URAIAN TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III qtq yoy Kelompok Bank 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820, Bank P emerintah 15,394,481 16,092,175 16,541,833 17,223,936 17,545,224 18,256,586 18,697, Bank Swas ta*) 6,503,079 6,749,181 6,832,952 7,028,372 7,100,958 7,217,127 7,246, Bank S yariah 2,029,739 2,027,277 1,997,604 1,977,167 1,920,127 1,881,321 1,876,505 (0.3) (6.1) J enis Penggunaan 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820, Modal Kerja 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809 8,869, Inves tas i 5,959,299 6,071,136 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249 6,976, Kons ums i 10,409,402 10,762,104 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976 11,974, Sektor Ekonomi 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,563,556 27,355,034 27,820, Pertanian 4,231,411 4,551,324 4,623,883 4,844,114 5,052,401 5,171,866 5,265, P ertambangan dan P enggalian 114, , , , , , ,685 (7.3) (6.2) 3 Indus tri 787, , , , ,211 1,083,490 1,154, LGA 4,126 3,177 3,922 3,660 6,099 8,141 9, Kons truks i 746, , , , , , ,402 (0.4) (4.6) 6 Perdagangan Hotel dan R es toran 5,778,262 6,165,280 6,287,606 6,491,044 6,544,280 6,780,454 6,922, Pengangkutan dan Komunikas i 310, , , , , , ,489 (10.5) (4.3) Keuangan,R eal es tate dan J as a 8 Perus ahaan 1,135, , , , , , ,614 (2.2) (1.1) 9 Jas a-jas a 409, , , , , , ,700 (8.8) Bukan Lapangan Us aha 10,409,402 10,891,132 11,128,283 11,367,367 11,430,482 11,711,415 11,983, *) Termas uk bank as ing dan campuran Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan Kelompok Bank, perlambatan pertumbuhan jumlah kredit dialami oleh bank konvensional yang tumbuh sebesar 11,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 11,5% (yoy) seiring perlambatan kredit bank pemerintah dan swasta masing-masing tumbuh sebesar 13,0 (yoy) dan 6,1% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 13,5% (yoy) dan 6,9% (yoy) (Tabel 3.4.). Bank syariah kembali mengalami penurunan pembiayaan sebesar 6,1% (yoy), meskipun tidak setajam penurunan yang terjadi pada triwulan sebelumnya (7,2% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 93,3% sementara bank syariah sebesar 6,7%. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 67

82 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 43,0%, diikuti oleh kredit modal kerja (31,9%) dan kredit investasi (25,1%).Perlambatan kredit dialami oleh kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing hanya tumbuh 8,3% (yoy) dan 8,4%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,2% (yoy) dan 8,7%. Sedangkan pertumbuhan kredit investasi mengalami sedikit kenaikan dengan tumbuh 13,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 13,3% (yoy). Masih tumbuhnya kredit investasi tersebut, sejalan dengan liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi pada triwulan III 2015, yang menyatakan bahwa nilai investasi yang ditanamkan oleh pelaku usaha di Provinsi Jambi relatif tetap jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Investasi tersebut merupakan investasi dari tahun sebelumnya yang realisasinya dilakukan pada triwulan III Sementara itu, sebagian besar responden menyatakan belum akan menambah investasi mereka karena kondisi bisnis yang belum membaik. Berdasarkan Sektor Ekonomi, perlambatan kredit didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor konstruksi. Kredit pada sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan berjalan masih mengalami penurunan sebesar 6,2% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh positif 11,6% (yoy). Penurunan tersebut disebabkan penurunan kredit investasi dan modal kerja sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara, kredit modal kerja sub sektor jasa pertambangan minyak dan gas bumi dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor penggalian batu-batuan, tanah liat dan pasir. Konstraksi kredit tersebut seiring dengan tingkat harga batubara yang semakin rendah, sehingga penjualan antar perusahaan dalam negeri yang biasanya dilakukan untuk pemenuhan kontrak atau pesanan menurun sebagaimana hasil liaison triwulan III 2015 yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Jambi. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan berjalan mengalami penurunan 4,3% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya masih mampu tumbuh positif 2,6% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh penurunan kredit investasi sub 68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

83 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN sektor angkutan laut internasional dan sub sektor angkutan laut domestik. Sementara itu peningkatan kredit investasi sub sektor angkutan jalan dalam trayek untuk penumpang dan sub sektor jasa pengiriman dan pengepakan serta kredit modal kerja sub sektor jasa telekomunikasi sejalan dengan hasil survei konsumen bulan September 2015 oleh Kantor Bank Indonesia Provinsi Jambi bahwa, yang memperkirakan akan terjadi kenaikan pengeluaran konsumen dalam 3 bulan mendatang dibandingkan saat ini salah satunya terhadap kelompok komoditi transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Sektor konstruksi kembali mengalami penurunan 4,6% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya juga menurun 3,8% (yoy) yang didorong oleh penurunan kredit investasi dan modal kerja sub sektor konstruksi khusus, kredit modal kerja sub sektor bangunan sipil lainnya, dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor penyiapan lahan lainnya. Meskipun pertumbuhan kredit mengalami sedikit perlambatan dari 10,0% (yoy) menjadi 9,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya, namun terdapat juga sektor yang mengalami peningkatan kredit yaitu sektor bukan lapang usaha, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian mengalami peningkatan kredit sebesar 13,9% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 13,6% (yoy) yang didominasi kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan kelapa sawit, kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain dan kredit modal kerja pengusahaan hutan tanaman. Kenaikan kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan dan kelapa sawit sejalan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi bahwa terdapat peningkatan investasi pada bidang industri pengolahan kelapa sawit meliputi investasi pada lahan kelapa sawit dan pemeliharaan mesin pengolahan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 10,1% (yoy) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 10,0%(yoy). Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan kredit modal kerja dan investasi terhadap sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit, sub sektor perdagangan eceran perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan dapur, sub TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 69

84 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN sektor perdagangan eceran komoditi makanan, minuman, atau tembakau hasil industri pengolahan dan semua sub sektor pada sektor yang berkaitan dengan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum seiring dengan bertambahnya pembangunan hotel di Provinsi Jambi. Sektor bukan lapangan usaha mengalami peningkatan dengan tumbuh 7,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 7,5% (yoy). Peningkatan tersebut didorong kenaikan kredit sub sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna dan sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70. Kenaikan kredit sub sektor multiguna didorong oleh kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2015 pada Juli Kenaikan kredit sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 disebabkan oleh perlambatan perekonomian Provinsi Jambi yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat sehingga terjadi pergeseran permintaan tipe rumah diatas 70 menjadi tipe rumah dibawah 70. Hal tersebut juga mendorong developer cenderung membangun tipe rumah tinggal tipe 22 s.d ) Berdasarkan hasil diskusi dengan developer di Provinsi Jambi. Berdasarkan lokasi proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp37,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp27,8 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp9,3 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Provinsi Jambi. Jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi tersebut meningkat 11,8% (yoy). Kenaikan kredit terjadi hampir di semua kabupaten/kota di Provinsi Jambi kecuali Kabupaten Sarolangun dan Merangin. Kenaikan nominal penyaluran tertinggi di Kota Jambi sebesar Rp1,1 triliun (7,5% (yoy)), Kabupaten Batanghari sebesar Rp881,9 miliar (43,6% (yoy)), dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar Rp735,5 miliar (37,2% (yoy)). Kenaikan tersebut secara sektor ekonomi didorong oleh kenaikan kredit sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan, sektor bukan lapangan usaha, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. 70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

85 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan Kabupaten/Kota Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III yoy Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Nominal % Batanghari 2,021,404 2,208,433 2,177,564 2,311, ,903, , Sarolangun 1,611,055 1,601,980 1,623,578 1,597, ,592, ,253 (1.13) Kerinci 1,502,649 1,531,300 1,571,827 1,603, ,586, , Muaro Jambi 2,538,992 2,788,879 2,701,710 2,649, ,964, , Tanjung Jabung Barat 1,976,223 1,996,109 2,012,352 2,303, ,711, , Tanjung Jabung Timur 714, , , , , , Tebo 2,027,604 1,973,200 2,137,947 2,191, ,457, , Merangin 2,765,615 2,803,795 2,796,085 2,866, ,569, ,228 (7.10) Bungo 3,248,205 3,332,761 3,378,293 3,483, ,574, , Sungai Penuh 22,872 26,442 45,102 49, , , Jambi 14,828,745 15,129,667 14,922,669 15,384, ,951, ,122, T O T A L 33,257,510 34,124,108 34,107,025 35,199, ,194,044 3,936, Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah) 4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan berjalan kembali mengalami penurunan sebesar 2,3% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan 14,5% (yoy). (Tabel 3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut didominasi penurunan kelonggaran tarik kredit investasi sub sektor bangunan jalan jembatan dan landasan dan kelonggaran tarik kredit modal kerja sektor konstruksi sub sektor konstruksi khusus. Penurunan kelonggaran tarik sektor konstruksi tersebut seiring dengan penurunan kredit konstruksi (4,6% (yoy)) pada triwulan ini. Sementara itu kelonggaran tarik kredit konsumsi didorong oleh sektor bukan lapangan usaha sub sektor kredit kepada rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal s.d. tipe 21 seiring dengan penurunan pencairan kredit pada sub sektor tersebut pada triwulan berjalan. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 71

86 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Kategori Pertumbuhan (yoy) TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal % J enis Penggunaan 1 Inves tas i 277, , , , , , , ,994 (33,252) (10.7) 2 Kons ums i 2,009 2,908 6,533 6, ,564 66,937 65,170 1,931 (5,044) (72.3) 3 Modal kerja 1,862,807 1,837,862 1,711,830 1,540,901 1,463,888 1,535,554 1,511,650 1,537,010 (3,891) (0.3) Total 2,142,384 2,077,803 2,123,535 1,858,122 2,024,315 1,837,950 1,810,925 1,815,935 (42,187) (2.3) * Mulai tahun 2010 perhitungan Undis burs ed Loan berdas arkan laporan LB U B as s el Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 18 pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 39 bps dikarenakan kenaikan kredit yang diberikan (9,6% (yoy) lebih kecil dibandingkan kenaikan DPK (9,7% (yoy)). LDR berdasarkan bank pelapor tercatat sebesar 112,62% (Grafik 3.3.). LDR bank umum yang sudah melebihi 100% tersebut mengindikasikan masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi yang perlu diimbangi dengan pemantauan terhadap risiko kredit sesuai dengan prinsip kehatihatian dan likuiditas perbankan. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q % 122% 120% 118% 116% 114% 112% 110% 108% 106% 104% 102% Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 18 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. 72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

87 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kualitas kredityang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 3,21% (Rp892,0 miliar) (di bawah ketentuan 5%),atau relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (3,21% atau Rp879,1 miliar) (Tabel 3.8.). Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing sebesar 24,36%, 6,77% dan 5,60% atau masih dialami sektor yang sama dengan triwulan sebelumnya masing-masing dengan NPL 23,37%, 8,70% dan 7,49%. Tingginya NPL sektor pertambangan masih didominasi sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara seiring belum membaiknya harga batu bara dan penerapan Undang-Undang Mineral dan Batubara yang melarang ekspor bahan mentah hasil tambang terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014 serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai, yang mengakibatkan sebagian besar perusahaan pertambangan batubara menghentikan sementara aktivitas kegiatan tambang. Sementara itu memburuknya NPL sektor konstruksi didorong oleh sub sektor konstruksi perumahan menengah, besar, mewah (tipe diatas 70) dan konstruksi khusus. Kenaikan NPL pada sub sektor konstruksi perumahan menengah, besar, mewah (tipe diatas 70) terjadi karena bergesernya permintaan masyarakat pada tipe tersebut menjadi tipe dibawah 70 seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat akibat perlambatan ekonomi, yang pada akhirnya menurunkan tingkat penjualan dan mempengaruhi kemampuan membayar developer. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan NPL karena memburuknya kinerja kredit sub sektor jasa pengiriman dan pengepakan, angkutan jalan untuk barang, sub sektor jasa penunjang angkutan kecuali jasa bongkar muat dan pergudangan dan sub sektor angkutan jalan untuk barang. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 73

88 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Penurunan tersebut seiring dengan kabut asap yang terjadi sejak awal triwulan III 2015 di Provinsi Jambi yang mengganggu kelancaran jasa pengiriman melalui bandara Sultan Thaha dan harus dialihkan via Palembang sehingga mempengaruhi biaya operasional perusahaan jasa pengiriman barang. Tabel 3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TW I TW II TW III No Sektor Ekonomi Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. P ertanian P eternakan Kehutanan dan P erikanan 5,052, , ,171, , ,265, , P ertambangan dan P enggalian 131,001 35, ,834 35, ,685 34, Indus tri 944,211 19, ,083,490 16, ,154,720 17, LGA 6, , , Kons truks i 818,603 62, ,362 73, ,402 56, P erdagangan Hotel dan Res toran 6,544, , ,780, , ,922, , P engangkutan dan Komunikas i 338,174 5, ,338 25, ,489 17, Keuangan,Real es tate dan Jas a P erus ahaan 703,449 20, ,401 28, ,614 23, Jas a-jas a 597,609 15, ,733 21, ,700 27, Bukan Lapangan Us aha 11,430, , ,711, , ,983, , J U M L A H 26, 566, , , 355, , , 820, , Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan di Provinsi Jambi kembali meningkat dari 5,0% menjadi 5,2% seiring dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku bunga kredit. (Grafik 3.4.). Suku bunga rata-rata tertimbang deposito pada periode laporan tercatat sebesar 8,06% atau menurun dibandingkan triwulan II 2015 (8,29%) dan suku bunga rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan pada periode laporan tercatat di level 13,23% sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (13,29%). Tren penurunan suku bunga deposito dan kredit tersebut terjadi sejak BI rate berada kembali di posisi 7,50% pada 15 Januari 2015 berdasarkan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setelah sebelumnya sejak November 2014 berada di posisi 7,75%. Namun berdasarkan hasil liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, pelaku usaha yang mendapatkan bantuan permodalan dari bank menyatakan bahwa tingkat suku bunga saat ini tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai di tengah lesunya perekonomian sehingga berpotensi 74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

89 Rp Triliun Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN memberatkan keuangan perusahaan. Pelaku usaha berencana mempertimbangkan untuk menjadwal ulang pembayaran kredit untuk meringankan beban bunga. Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %) Margin Deposito Kredit BI-rate Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 6. Perkembangan Kredit UMKM Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp10,2 triliun, mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 8,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,4% (yoy) dan lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit (9,7% (yoy))(grafik 3.5.). Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 75

90 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambicenderung sedikit menurunyaitu dari 37,5% di triwulan lalu menjadi 36,8% pada triwulan berjalan (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 34,7%, kredit kecil 33,9% dan kredit mikrosebesar31,4% dari total kredit UMKM. Kredit UMKM tersebut didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sertasektor konstruksi masingmasing sebesar 48,5%, 29,0% dan 5,1%. Kredit UMKM sektor perdagangan didominasi kredit sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau, sub sektor perdagangan eceran komoditi lainnya (bukan makanan, minuman, atau tembakau) dan sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit. Kredit UMKM sektor pertanian, perburuan dan kehutanan didominasi kredit kepada sub sektor perkebunan kelapa sawit dan sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya. Dominasi kredit UMKM komoditas kelapa sawit dari sisi sektor perdagangan dan pertanian mengindikasikan peran komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Provinsi Jambi sehingga perlu mendapat perhatian serius dari pihak terkait. Sedangkan kredit UMKM sektor konstruksi didominasi oleh kredit UMKM sub sektor konstruksi khusus, sub sektor bangunan jalan raya dan sub sektor penyiapan lahan lainnya. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% % 20% 0% TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

91 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN B.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Secara umum. kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut terlihat dari aset yang hanya tumbuh sebesar 1,5% (yoy) menjadi Rp750,5 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh 3,8% (yoy), dana pihak ketiga mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 5,0% (yoy) menjadi Rp578,4 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,1%(yoy) dan kredit kembali mengalami penurunan 2,0% (yoy) menjadi Rp525,0 miliar atau sama dengan triwulan sebelumnya yang juga mengalami penurunan kredit 2,0% (yoy). Perlambatan dana pihak ketiga didorong oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka yang hanya tumbuh 4,9% (yoy) menjadi Rp489,5 miliar setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 9,1% (yoy). Sementara itu, tabungan mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 5,7% (yoy) menjadi Rp88,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 2,1% (yoy). Kredit yang diberikan juga masih mengalami penurunan 2,0%(yoy) menjadi Rp525,0 miliar yang didominasi oleh penurunan kredit konsumsi 13,5% (yoy) meskipun tidak separahtriwulan sebelumnya yang menurun sampai 17,0% (yoy). Kredit investasi mengalami penurunan sebesar 3,8% (yoy) menjadi Rp103,5 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh 1,4% (yoy). Kredit modal kerja mengalami perlambatan dan tumbuh 15,4% (yoy) menjadi Rp205,6 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 19,1% (yoy). Kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) gross dari 15,65% menjadi 17,80% atau semakin jauh melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5%, sehingga memerlukan perhatian khusus. Kenaikan NPL tersebut terjadi di semua jenis penggunaan kredit dengan didominasi kredit konsumsi, lalu diikuti kredit investasi dan kredit modal kerja. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dan penyumbang NPL terbesar adalah sektor bukan lapangan usaha diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta sektor jasa-jasa. Kenaikan NPL tersebut disebabkan belum pulihnya harga komoditi karet dan sawit seiring dengan belum membaiknya harga TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 77

92 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN internasional sehingga mempengaruhi kemampuan membayar debitur. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison, bahwa perlambatan permintaan domestik disebabkan oleh berkurangnya permintaan atas bahan baku CPO yang dihasilkan perusahaan oleh industri hilir yang mengolah bahan tersebut. Penurunan penjualan di tengah masyarakat membuat perusahaan di industri hilir menahan sementara produksi mereka, sehingga permintaan akan CPO dari dalam negeri berkurang. Selain itu, penerapan kebijakan CPO Support Fund (CSF) mempengaruhi kegiatan usaha industri pengolahan kelapa sawit dan pelaku usaha mengeluhkan potongan tersebut yang semakin mengikis margin pendapatan mereka yang saat ini telah relatif kecil. Kinerja BPR dalam menjalankan fungsi intermediasinya masih cukup baik, yang tercermin dari LDR BPR yang berada pada level 80,52% meskipun sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (82,38%) yang disebabkan penurunan kredit yang diberikan. C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank Indonesia lainnya yaitu moneter dan stabilitas sistem keuangan.kebijakan dan pelaksanaan sistem pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan kestabilan sistem keuangan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja sistem pembayaran di Provinsi Jambi antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai yangterdiri atas aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) dan aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (out flow), transaksi keuangan non tunai (BI-Real Time GrossSettlement (BI-RTGS)) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)). Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 32,1% (yoy) sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan8,7% (yoy) sehingga sehingga kembali terjadi net inflow setelah pada triwulan sebelumnya terjadi net outflow. Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring dan RTGS mengalami penurunan, dengan rincian sebagai berikut: 78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

93 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Nilai kliring sedikit naik sebesar 3,7%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,6 triliun sementara volume kliring turun 0,5% (yoy) menjadi lembar warkat. Nilai RTGS dari, ke Jambi dan RTGS dari dan ke Jambi menurun 12,9% (yoy), 15,4% (yoy) dan 38,1% (yoy). Tabel 3.8 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Pertumbuhan (yoy) Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Nominal Persen Kliring Nilai Kliring (juta Rp) 2,534,343 2,571,965 2,412,348 2,662,816 2,628,672 94, Volume Kliring (lembar warkat) 70,240 69,012 67,623 74,693 69,881 (359) (0.5) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 1,948, ,379 1,445, ,023 2,573, , Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 2,788,527 2,309,258 1,285,175 2,354,181 2,545,103 (243,424) (8.7) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (840,178) (1,387,878) 160,690 (1,462,158) 28, ,733 (103.4) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 38,703 40,778 34,079 37,662 33,707 (4,996) (12.9) RTGS ke Jambi (miliar Rp) 53,698 49,646 39,055 49,677 45,428 (8,269) (15.4) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 12,937 4,833 4,347 7,289 8,002 (4,935) (38.1) Cek dan BG Kosong Lembar 1,847 1,783 1,803 1,951 1, Nominal (juta Rp) 71,186 99,967 63,067 68,595 59,688 (11,498.0) (16.2) Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi C.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 32,1% (yoy) menjadi Rp2,57 triliun sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan 8,7% (yoy) menjadi Rp2,54 triliun sehingga terjadi net inflow sebesar Rp28,5 miliar. Hal tersebut menunjukkan uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia dari perbankan (inflow) lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow). Posisi net inflow tersebut tidak terlepas dari pola tren triwulanan yang terkait dengan faktor musiman Idul Fitri. Kebutuhan uang masyarakat menjelang Idul Fitri umumnya meningkat yang ditandai dengan naiknya outflow. Kemudian, usai Lebaran kebutuhan uang masyarakat akan berkurang yang ditandai dengan meningkatnya inflow uang tunai. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 79

94 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - (500,000) Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II (1,000,000) (1,500,000) (2,000,000) (2,500,000) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) Sumber: Bank Indonesia Jambi C.2.Penyediaan Uang Layak Edar Sebagai salah satu upaya terpenuhinya kebutuhan uang layak edar bagi masyarakat, secara rutin Bank Indonesia Provinsi Jambi melayani penukaran uang tidak layak edar dengan uang layak edar melalui layanan kas dalam kantor dan kas keliling ke daerah terpencil yang akses perbankannya terbatas. Selain itu, secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE).Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemusnahan UTLE di Provinsi Jambi sebesar Rp176,3miliar, atau 6,9% dari total inflow Provinsi Jambi, jauh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (36,0%). Dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang tidak layak edar yang dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang melalui pamflet dan edukasi perbankan sehingga diharapkan usia uang dapat lebih panjang dan volume UTLE dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi biaya percetakan uang baru. 80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

95 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN C.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan ditemukan uang yang tidak sesuai dengan ciri ciri keaslian uang rupiah yang mencapai 277 lembar yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (500 lembar). Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. C.4.Perkembangan Kliring Lokal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) merupakan sarana transfer dana non tunai selain RTGS dengan nominal yang lebih kecil. Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2,6 triliun, mengalami peningkatan (3,7% (yoy)) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya namun relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.8.). Sedangkan volume kliring mengalami sedikit penurunan sebesar 0,5% (yoy), yaitu menjadi lembar warkat. Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 2,800,000 2,600,000 2,400,000 2,200,000 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 Perkembangan Transaksi Kliring Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 80,000 60, Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Sumber: Bank Indonesia Jambi TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 81

96 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sejalan dengan aktivitas pembayaran non tunai melalui kliring, nilai cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga masih mengalami penurunan (16,2% (yoy)) menjadi Rp59,6 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga menurun (17,8% (yoy)). Sementara itu dari sisi jumlah lembar warkat cek dan BG kosong terjadi peningkatan (2,4%(yoy)) menjadi lembar warkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan (1,2% (yoy)). C.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) 19 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 17November 2000, BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp 100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent ). Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dari sisi nominal dan volume secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) masing-masing yaitu nilai RTGS dari, ke Jambi serta dari dan ke Jambi menurun 12,9% (yoy), 15,4% (yoy) dan 38,1% (yoy). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan mencapai Rp45,4 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp33,7 triliun dan transfer di dalam Provinsi Jambi Rp8,0 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar. 19 Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara seketika (real time). 82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

97 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Per i ode Dar i Pr ovi ns i J ambi Tabel 3.9 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliarrupiah) Ke Pr ovi ns i J ambi Dar i dan Ke Pr ovi ns i J ambi Ni l ai Ni l ai Ni l ai Ni l ai ( Mi l i ar Vol ume ( Mi l i ar Vol ume ( Mi l i ar Vol ume ( Mi l i ar Rp) Rp) Rp) Rp) TOTAL Vol ume Tw , , , , 391 2, 756 5, , , 801 Tw , , , , 311 2, 768 5, , , 945 Tw , , , , 637 3, 291 6, , , 486 Tw , , , , 639 3, 723 6, , , 169 Tw , , , , 758 2, 653 4, , , 368 Tw , , , , 519 3, 543 5, , , 630 Tw , , , , 344 3, 350 5, , , 319 Tw , , , , 622 4, 702 6, , , 651 Tw , , , , 183 4, 032 4, , , 804 Tw , , , , 685 4, 695 5, , , 318 Tw , , , , 988 7, 422 5, , , 342 Tw , , , , 351 6, 521 6, , , 705 Tw , , , , 854 5, 072 5, , , 232 Tw , , , , , 033 5, , , 213 Tw , , , , , 937 5, , , 754 Tw , , , , 365 4, 833 6, , , 672 Tw , , , , 549 4, 347 3, , , 615 Tw , , , , 642 7, 289 7, , , 665 Tw , , , , 774 3, 883 8, , , 306 Sumber: Bank Indonesia Jambi TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 83

98 BOKS 2 PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH PROVINSI JAMBI Perbankan Syariah yang mengusung prinsip-prinsip Islam dalam proses bisnis mereka telah menjadi salah satu lembaga keuangan yang hadir dalam proses intermediasi keuangan di Indonesia. Perbankan Syariah sendiri telah hadir dan beroperasi di Provinsi Jambi dan menyediakan lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat di Provinsi Jambi untuk mendukung transaksi keuangan mereka. Hingga bulan September 2015, di Provinsi Jambi sendiri telah beroperasi 9 bank syariah dengan 44 kantor cabang. Sebagian besar bank syariah tersebut beroperasi di Kota Jambi yang merupakan pusat bisnis di Provinsi Jambi dan beberapa kantor cabang pembantu juga telah dibuka di Kabupaten Bungo, kabupaten yang tengah berkembang di Provinsi Jambi. Keberadaan bank syariah di Provinsi Jambi hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan yang signifikan jika dilihat dari proporsi aset, pembiayaan dan kredit antara bank konvensional dengan bank syariah. Perkembangan aset, penyaluran pembiayaan dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari masyarakat di Provinsi Jambi sendiri masih jauh jika dibandingkan dengan bank konvensional (Grafik 1). Grafik 1. Proporsi Aset, DPK, Kredit dan Pembiayaan dari Bank Syariah dan Bank Konvensional di Provinsi Jambi per September 2015 Grafik di atas memperlihatkan bahwa total aset, DPK dan pembiayaan dari bank syariah di Provinsi Jambi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan bank konvensional. Aset bank syariah di Provinsi Jambi hanya sebesar 5,35% dari total aset bank umum di Provinsi Jambi. Penghimpunan dana dari masyarakat oleh perbankan syariah sendiri juga masih rendah. Total DPK yang dihimpun oleh perbankan syariah di Provinsi Jambi sendiri hanya sebesar 4,13% dari total DPK yang dihimpun bank umum di Provinsi Jambi. Selanjutnya, total pembiayaan yang disalurkan bank syariah di Provinsi Jambi hanya sebesar 6,74% dari keseluruhan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan oleh bank umum di Provinsi Jambi. Pertumbuhan aset, DPK dan pembiayaan dari perbankan syariah pun tidak begitu menggembirakan. Berdasarkan data yang dihimpun Bank Indonesia, aset perbankan syariah di Provinsi Jambi pada bulan September 2015 tercatat sebesar Rp1,97 triliun, menurun 4,96% dari posisi yang sama di tahun lalu yang tercatat sebesar Rp.2,07 triliun (Grafik 2). 84

99 Grafik 2. Aset Perbankan Provinsi Jambi Sementara itu, perkembangan dari sisi pembiayaan pun tidak begitu baik. Tercatat penyaluran pembiayaan dari perbankan syariah di Provinsi Jambi hingga bulan September 2015 sebesar Rp.1,87 triliun, turun sekitar 6,06% jika dibandingkan dengan pembiayaan pada posisi September 2014 lalu yang mencapai Rp.1,99 triliun (Grafik 3). Grafik 3. Kredit dan Pembiayaan di Provinsi Jambi Selanjutnya, dari sisi penghimpunan dana dari masyarakat, angka DPK yang dihimpun oleh perbankan syariah hingga bulan September 2015 sebesar Rp.1,06 triliun tumbuh sebesar 6% dari posisi September 2014 lalu yang terhimpun sebesar Rp.1 Triliun (Grafik 4). 85

100 Grafik 4. Dana Pihak Ketiga di Provinsi Jambi Secara umum berdasarkan data yang dipaparkan di atas, perbankan syariah belum menguasai porsi potensial mereka dalam industri keuangan di Provinsi Jambi. Potensi pasar perbankan syariah berupa penduduk Provinsi Jambi yang mayoritas beragama Islam belum sepenuhnya digali oleh pihak perbankan syariah di Provinsi Jambi. Berdasarkan kegiatan Focus Group Discussion yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jambi, Akademisi, Masyarakat Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah di Provinsi Jambi, mengemuka beberapa hal yang diperkirakan menahan perkembangan perbankan syariah di Provinsi Jambi, antara lain sebagai berikut : Minimnya pengetahuan Mubaligh/ulama di Provinsi Jambi mengenai sistem ekonomi islam dan perbankan syariah. Sosialisasi perbankan syariah kepada masyarakat Provinsi Jambi belum melibatkan pihak-pihak terkait seperti MUI, Kementerian Agama dan akademisi, serta kurang gencarnya sosialisasi produk-produk keuangan syariah lainnya seperti saham dan obligasi yang diperkirakan akan menarik minat masyarakat dari semua kalangan. Masih kurangnya perhatian pihak perbankan syariah terhadap isu strategis seperti model sosialisasi, investasi dan kualitas SDM. Penggunaan istilah dalam bahasa Arab di perbankan syariah kurang dipahami oleh masyarakat dan kendala dalam menyampaikan konsep-konsep ekonomi syariah terutama penggunaan istilah-istilah islam dalam sosialisasi kepada masyarakat non muslim. Melengkapi hasil yang didapat dari Focus Group Discussion tersebut, pada pertengahan Oktober 2015 lalu, dalam helatan Jambi Syariah Expo yang diadakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, telah dilaksanakan survei mengenai persepsi masyarakat terhadap peran perbankan syariah di Kota Jambi dalam mendukung prospek ekonomi islam. Survei tersebut berhasil menghimpun informasi dari 148 Responden, yang terdiri dari 93 orang respoden dana dan 55 orang responden kredit dan pembiayaan. Dari 93 orang responden dana, 81 orang atau sekitar 87% responden menyatakan memiliki tabungan di bank dan 12 orang atau sekitar 13% respoden menyatakan tidak memiliki tabungan di bank. Data yang dihimpun dari responden dana menyatakan bahwa sebanyak 53% dari responden memiliki tabungan di bank konvensional dan 25% responden memiliki tabungan di bank syariah, sementara itu 22% responden menyatakan bahwa mereka memiliki 86

101 tabungan di bank syariah dan bank konvensional (Grafik 5). Responden yang memiliki rekening di bank konvensional dan bank syariah diperkirakan menggunakan rekening bank konvensional untuk kegiatan perbankan sehari-hari. Grafik 5. Persentase Penabung dan Sebaran Bank Pilihan Responden Dari survei tersebut juga diketahui bahwa keyakinan agama menjadi salah satu alasan utama responden menabung di bank syariah. Sebanyak 40% responden menyatakan bahwa menabung di bank syariah lebih berkah dan 12% lainnya menyatakan bahwa haram untuk menabung di bank konvensional. Grafik 6. Alasan Responden Menabung di Bank Syariah Selanjutnya sebanyak 19% responden menyatakan bahwa biaya transaksi di bank syariah rendah dan 7% responden menyatakan bahwa meskipun ATM bank syariah sedikit, mereka bisa menggunakan ATM bank manapun. Survei tersebut memperlihatkan bahwa akidah atau keyakinan menjadi dasar bagi seseorang dalam memutuskan untuk menggunakan jasa keuangan di bank syariah, diikuti dengan alasan biaya dan kepraktisan transaksi. Lebih jauh, masih dalam survei yang sama, diketahui bahwa salah satu alasan responden masih menabung di bank konvensional adalah karena kemudahan transfer yang ditawarkan bank konvensional (29%) dan penggunaan bank konvensional untuk transaksi harian (22%). 87

102 Grafik 7. Alasan Responden Menabung di Bank Konvensional Grafik 8. Harapan Responden Kepada Perbankan Syariah Selanjutnya, ketika ditanyakan mengenai harapan responden terhadap bank syariah di Provinsi Jambi, sebanyak 29% responden mengharapkan bank syariah di Provinsi Jambi menambah jumlah kantor cabang mereka, 20% responden mengharapkan penambahan ATM dan 22% responden mengharapkan bank syariah menambah iklan dan sosialisasi kepada masyarakat. Survei tersebut sedikitnya memberikan informasi bahwa akidah atau keyakinan merupakan pertimbangan dominan dalam menggunakan produk keuangan dari perbankan syariah, diikuti oleh pertimbangan biaya dan kepraktisan bertransaksi. Informasi tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan dalam pengembangan perbankan syariah di Provinsi Jambi. Langkah-langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang akan dilakukan selanjutnya harus didasari atas temuan kondisi di lapangan dari faktor-faktor yang menghambat perkembangan perbankan syariah itu sendiri. Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi kendala di lapangan akan sangat berbeda, tergantung kepada faktor utama yang ditemukan di lapangan sebagai penghambat ekspansi bank syariah dalam industri keuangan di Provinsi Jambi. 88

103 BOKS 3 JAMBI SHARIA EXPO 2015, Hijrah ke Bank Syariah Melihat demografi penduduk Jambi, dari total 2.7 Juta penduduk pada tahun 2014 sebanyak 94.27% merupakan penganut Agama Islam. Hal ini merupakan potensi bagi perkembangan perbankan syariah di Provinsi Jambi. Grafik.1 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Grafik 2. Proporsi Aset Perbankan Syariah 5.37% ISLAM : 94,3% PROTESTAN : 2,9% KATOLIK : 1,3% HINDU : 0,1% BUDHA : 1,3% KONGHUCU : 0,2% 94.63% PERBANKAN KONVENSIONAL PERBANKAN SYARIAH Sumber : Jambi Dalam Angka 2014 (data diolah) Sumber : Buku Saku, Oktober 2015 (diolah) Namun hal tersebut ternyata belum sesuai dengan harapan. Data menunjukkan bahwa pangsa bank syariah di Bulan Agustus 2015 hanya sebesar 5.37% dari total aset perbankan Jambi dan justru turun sedikit dari bulan yang sama tahun lalu yang telah mencapai 5.49%. Hal ini merupakan permasalahan yang perlu dicarikan jalan keluar. Beberapa alasan yang mengemuka adalah permasalahan dari sisi perbankan itu sendiri seperti jumlah jaringan yang belum mampu bersaing dengan perbankan konvensional, serta kurangnya pemasaran yang dilakukan sehingga masyarakat belum mengerti perbedaan antara produk perbankan konvensional dan syariah. Mengambil sedikit cuplikan dari bedah buku Ekonomi Islam 101 oleh Chandra Natadipurba bahwa selain kekurangan dari sisi pelayanan perbankan syariah, ada satu hal yang menjadi fokus perhatian dari seorang Chandra Natadipurba, yaitu split personality dan split society yang saat ini terjadi di masyarakat. Umat muslim lebih banyak terjebak pada simbol-simbol Islam namun tidak dengan isi atau konten dari ajaran Islam sendiri. Seorang muslim yang masih menjalankan riba adalah contohnya. Mungkin itulah gambaran besar permasalahan yang dihadapi oleh Perbankan syariah, di satu sisi perbankan harus terus memperbaiki kualitas dan kuantitas layanan. Di sisi lain, pemerintah dan tokoh masyarakat diharapkan terus melakukan edukasi guna merubah mindset masyarakat yang kurang tepat ini. 89

104 Dalam rangka memfasilitasi hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan Jambi Sharia Expo 2015 pada Oktober 2015 bertempat di WTC Mall. Pemilihan tempat didasarkan pada kebiasaan masyarakat Jambi yang menjadikan mall sebagai sarana hiburan karena secara umum Kota jambi tidak memiliki daerah tujuan wisata. WTC Mall juga memiliki tempat yang strategis guna mengakomodir masyarakat yang berasal dari Seberang Kota yang merupakan penganut Islam yang masih taat. Pemilihan waktu mengambil momen Malam Tahun Baru Islam 1437H sebagai malam puncak Jambi Sharia Expo Peserta expo tidak hanya terdiri dari tujuh perbankan syariah, terdapat juga Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah seperti Pegadaian Syariah, Asuransi Bumiputera Syariah, Lembaga Amil Zakat. Selain lembaga keuangan, JSE 2015 juga melibatkan pelaku usaha berbasis syariah seperti Wardah dan UMKM busana muslim. JSE 2015 dibuka langsung oleh Bapak Irman selaku Pj Gubernur Provinsi Jambi disela kesibukannya dalam mempersiapkan kunjungan Presiden RI dalam mengatasi masalah asap di Provinsi Jambi. Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai pada acara tersebut dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Jambi dan KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi tentang Koordinasi Dalam Rangka Meningkatkan Layanan Transaksi Keuangan Non Tunai Pemerintah Provinsi Jambi. Dilaksanakan selama empat hari, berbagai acara menarik dipersembahkan sepanjang expo berlangsung. Program yang berhubungan dengan edukasi dan sosialisasi tentang ekonomi syariah, tugas dan fungsi Bank Sentral dikemas dalam bentuk talkshow dengan narasumber berasal dari akademisi dan praktisi membuat perpaduan tepat sehingga materi lebih mudah diterima peserta. Selain edukasi dan sosialisa diberi kesempatan untuk mempromosikan produk masing-masing bank di atas panggung. 90

105 Puncak acara malam penutupan JSE 2015 yang dilakukan bersamaan dengan momentum 1 Muharram 1437H benar-benar berlangsung meriah. Jambi merupakan kota yang menjunjung tradisi dan religius. Masyarakat tumpah ruah bergabung pada pawai obor menyambut Tahun Baru Islam. Setelah pawai obor, kemeriahan dilanjutkan oleh penampilan Hedi Yunus yang membuat penonton bernostalgia ke tahun 90an. Semua terasa semakin manis ketika laporan transaksi expo dibacakan. Perolehan transaksi selama 4 hari telah mencapai 12,95 M untuk Dana Pihak Ketiga dan 16,38 M untuk Pembiayaan. Pencapaian ini masih belum termasuk pencapaian produk Logam mulia sebanyak 218 gr dan asuransi. Berkaca dari antusiasme masyarakat sepanjang expo berlangsung yang tergambar dari nilai transaksi expo tersebut, perbankan syariah merupakan pasar yang sangat potensial untuk berkembang. Bagaimana pihak perbankan memperbaiki, mengemas dan memasarkan produknya menjadi kunci dalam perkembangan ekonomi syariah. Bank Indonesia sebagai fasilitator dan advisor pemerintah akan terus berupaya dan mendorong Pemerintah dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah. Sebagai langkah awal, KPw BI Prov Jambi telah menginisiasi pembentukan Pusat Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah yang SK nya telah ditandatangani oleh Gubernur. Akademisi, SKPD dan praktisi tergabung disini. Diharapkan dengan sinergi ini perkembangan ekonomi syariah akan semakin pesat. Mari Hijrah ke Ekonomi Syariah. 91

106 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

107 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III-2015 mencapai Rp2,5 triliun (terealisasi sebesar 77,8% dari APBD 2015). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp891,7 miliar (35,2% dari total pendapatan), sedikit menurun dibandingkan realisasi PAD Triwulan III-2014 (Rp971,8 miliar atau 38,1% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp694,8 miliar (77,9% dari total PAD). Sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya, dari Rp1,2 triliun pada Triwulan II-2015 (terealisasi 12,0%) menjadi Rp2,1 triliun pada Triwulan III-2015 (terealisasi 56,1%). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan mengalami penurunan sebesar 0,6% namun realisasi belanja mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 19,1%. Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 21,5%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 63,4%. Share belanja modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%). A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2015 Pada Triwulan III-2015, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2,5 triliun atau mencapai 77,8% dari APBD tahun 2015 (Rp3,3 triliun). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,6 triliun (64,7% dari total pendapatan). Adapun proporsi terbesar dalam pendapatan transfer dari APBN tersebut adalah dalam bentuk 93

108 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp841 miliar (33,2% dari total pendapatan Jambi) (Tabel 4.1). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah dan lainnya sebesar Rp891,7 miliar (35,2% dari total pendapatan). Angka pendapatan tersebut menurun 8,2% dibanding Triwulan III Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp694,8 miliar hingga Triwulan III-2015 (27,4% dari total pendapatan dan 77,9% dari total PAD). Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan III-2015 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD-P 2014 Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) S.D TW III-2014 Nominal (Rp. Miliar) Persen APBD 2015 S.D TW I-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW II-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW III-2015 Nominal (Rp. Miliar) PENDAPATAN 3, , , , , Pendapatan Asli Daerah 1, , Pajak Daerah 1, , Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Transfer 1, , , , , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1, , , , Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum , Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah Persen B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun2015 Hingga Triwulan III-2015, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2,1 triliun atau mencapai 56,1% dari APBD 2015 (Rp3,7 triliun). Nilai realisasi tersebut meningkat cukup tinggi sebesar Rp335,3 miliar atau 19,1% dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja operasional masih menjadi yang terbesar, yaitu sebesar Rp1,4 triliun atau 68,9% dari total belanja Triwulan III-2015 (terealisasi sebesar 61,0% dari target APBD 2015) (Tabel 4.2). Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja pegawai yang mencapai Rp503,8 miliar (34,9% dari belanja operasional) dan diikuti oleh belanja hibah Rp467,4 miliar (32,4% dari belanja operasional). Kedua jenis komponen belanja tersebut merupakan belanja rutin. 94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

109 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Terdapat lonjakan yang cukup tinggi dalam realisasi belanja modal dari Triwulan II-2015 ke Triwulan III-2015 (meningkat Rp215,1 miliar atau 91,4%) yang disebabkan oleh mulai dilakukannya pembayaran berbagai proyek pembangunan. Namun demikian, belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur tersebut baru terealisasi sebesar Rp450,6 miliar atau baru mencapai 56,1% dari target pada APBD Sesuai siklusnya, realisasi belanja modal hingga Triwulan III-2015 relatif masih kecil, sejalan dengan masih berlangsungnya pengadaan maupun pengerjaan kegiatan pembangunan sehingga pembayaran belum dapat dilakukan. Dari sisi porsi terlihat tren penurunan alokasi belanja modal. Alokasi belanja modal dalam APBD 2015 hanya sebesar 21,5%, lebih rendah dibandingkan alokasi pada APBD-P 2013 (31,5%) dan APBD-P 2014 (25,3%). Nilai realisasi belanja modal terbesar adalah belanja jalan, irigasi dan jaringan dengan total Rp349,4 miliar (terealisasi 62,4% dari target pada APBD 2015). Belanja ini digunakan untuk membangun infrastruktur yang paling berdampak pada kehidupan masyarakat Provinsi Jambi. Secara tahunan, nilai realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan sedikit menurun 1,1% dibandingkan realisasi pada Triwulan III Hal tersebut mengindikasikan masih lemahnya komitmen Pemerintah Provinsi Jambi dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, dimana infrastruktur yang dibangun beserta sarana dan prasarananya tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 95

110 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan III-2015 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD-P 2014 S.D TW III-2014 Nominal (Rp. Miliar) Persen APBD 2015 S.D TW I-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW II-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW III-2015 Nominal (Rp. Miliar) BELANJA 3, , , , , Belanja Operasi 2, , , , Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga - Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Persen Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Realisasi pendapatan pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan III-2015 mencapai Rp2,3 triliun, meningkat 8,8% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp2,1 triliun) (Tabel 4.3). Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya Pendapatan Pajak Dalam Negeri (13,1% (yoy)) yang utamanya disebabkan kenaikan Pajak Penghasilan sebesar 28,1% seiring kenaikan UMR, kenaikan gaji tahunan PNS dan pencairan gaji ke-13 (tigabelas) PNS. Sementara itu, Pajak Pertambahan Nilai tercatat mengalami penurunan (-1,0% (yoy)) seiring dengan perlambatan ekonomi Provinsi Jambi. 96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

111 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (Juta Rupiah) Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah dari pendapatan Pajak Dalam Negeri yang mencapai Rp2,0 triliun (89,8%) dan diikuti oleh Pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp193,4 miliar (8,5%) (Grafik 4.1). Grafik 4.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Apabila dilihat berdasarkan sumber pendapatan, terlihat bahwa terdapat kenaikan pada pendapatan PPh selama triwulan I hingga triwulan III 2015 dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2014 (Grafik 4.2). Sementara itu, pendapatan PPN terlihat mengalami penurunan pada triwulan I dan II 2015 TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 97

112 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2014 meskipun pada triwulan III 2015 mengalami kenaikan dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2014 (Grafik 4.3). Grafik 4.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Miliar Rupiah 219 PPh di Provinsi Jambi Tw I Tw II Tw III Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI, Kanwil Jambi (diolah) 444 Grafik 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan PPN di Provinsi Jambi Miliar Rupiah Tw I Tw II Tw III Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI, Kanwil Jambi (diolah) Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan III-2015 terealisasi sebesar Rp3,0 triliun meningkat 1,9%(yoy) dibandingkan total realisasi belanja periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 4.4). Kenaikan angka realisasi belanja tersebut cukup terbatas disebabkan oleh turunnya Belanja Barang sebesar Rp137 miliar (16%yoy) dan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp71,7 miliar (37,2% yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi dalam jutaan rupiah REALISASI BELANJA Akumulasi Hingga Triwulan III 2015 KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH Triwulan I 2015 Triwulan II 2015 Triwulan III 2015 Akumulasi Hingga Triwulan III 2015 Pertumbuhan terhadap semester sebelumnya Nominal (%) I Belanja Pegawai ,09% II Belanja Barang ( ) -15,99% III Belanja Denda dan Subsidi (141) -100,00% III Belanja Bantuan Sosial (71.675) -37,17% IV Belanja Lain-Lain (36.605) -100,00% V Belanja Modal ,39% Total Realisasi Belanja ,99% Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) 98 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

113 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp1,3triliun dengan pangsa mencapai 44,1%, jauh meningkat dibandingkan pangsa pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 38,4%. Belanja Modal menjadi belanja kedua terbesar (Rp863,5 miliar), dengan pangsa yang meningkat dari 25,3% pada periode yang sama tahun 2014 menjadi 28,3% pada triwulan berjalan (Grafik 4.3). Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 50% 40% s.d Triwulan III % 20% 10% 0% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bantuan Sosial Belanja Lainlain Belanja Modal Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Peningkatan Belanja Modal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur di Provinsi Jambi, dimana infrastruktur adalah salah satu komponen utama yang berperan dalam kemajuan perekonomian. Sementara itu, pangsa Belanja Barang turun dari 28,7% pada tahun 2014 menjadi 23,6% pada realisasi anggaran hingga Triwulan III TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 99

114 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH D. Keuangan Pemerintah Daerah Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada Triwulan III-2015 adalah sebesar Rp3,98 triliun, atau naik 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,89 triliun (Grafik 4.4). Peningkatan simpanan terbesar utamanya disebabkan oleh naiknya simpanan deposito dari Rp1,94 triliun pada Triwulan III-2014 menjadi Rp2,22 triliun pada triwulan laporan. Adapun simpanan giro mengalami penurunan dari Rp1,92 triliun pada Triwulan III-2014 menjadi Rp1,74 triliun pada triwulan laporan atau turun sebesar 9,2% (yoy). Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Tabungan Deposito Giro Total (LHS) (Rp triliun) (Rp triliun) Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13 TW IV-13 Tw I-14 Tw II-14 Tw III-14 Tw IV-14 Tw I-15 Tw II-15 Tw III Sumber: LBU Bank Indonesia 100 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

115 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada Maret 2015, garis kemiskinan Provinsi Jambi mengalami kenaikan 4,5% menjadi Rp per kapita per bulan yang diikuti dengan peningkatan persentase penduduk miskin dari 8,39% menjadi 8,86%. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 adalah 300,71 ribu orang yang terdiri dari penduduk miskin kota sebanyak 119,54 ribu orang dan penduduk miskin desa sebanyak 181,17 ribu orang. Jumlah penduduk miskin tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,7% dibandingkan September 2014 yang disebabkan oleh peningkatan penduduk miskin di kota (9,6%) maupun desa (4,9%). Jumlah pekerja di Jambi mengalami peningkatan yaitu dari ribu orang di Agustus 2014 menjadi 1.550,4 ribu orang di Agustus Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pengangguran menunjukkan penurunan dari 79,8 ribu orang di Agustus 2014 menjadi 70,3 ribu orang di Agustus 2015 sehingga tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,34% dari 5,08%. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan yaitu menjadi 94,83 dari 96,09 pada triwulan lalu sejalan dengan penurunan NTP pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat (4,12%) dari 95,54 pada Triwulan II-2015 menjadi 90,67 selama Triwulan III Sementara itu penyaluran raskin selama Triwulan III-2015 juga mengalami penurunan sebesar 14,1% (qtq) seiring dengan momen lebaran yang membuat masyarakat cenderung mengkonsumsi beras yang lebih baik serta tingginya penebusan raskin yang terjadi di Triwulan II 2015 dimana untuk mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang puasa 2015 maka raskin Juli dan Agustus 2015 diselesaikan di bulan Juni A. Kemiskinan Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada bulan Maret 2015 meningkat 4,5% menjadi Rp /bulan/orang (tabel 5.1.). 101

116 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kenaikan garis kemiskinan tersebut sejalan dengan meningkatnya garis kemiskinan non makanan sebesar 9,0% dari Rp74.463/bulan/orang menjadi Rp81.144/bulan/orang serta meningkatnya garis kemiskinan makanan sebesar 3,2% dari Rp /bulan/orang menjadi Rp /bulan/orang. Menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota lebih tinggi yaitu mencapai Rp /kapita/bulan sementara untuk masyarakat desa sebesar Rp /kapita/bulan. Garis kemiskinan kota dan desa tersebut samasama mengalami peningkatan dibandingkan September 2014 masing-masing sebesar 3,9% dan 4,9%. Dari jenis komponennya, peranan komoditas makanan (76,41%) mendominasi dibandingkan komoditas non makanan (23,59%) (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras sedangkan komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 adalah 300,71 ribu orang yang terdiri dari penduduk miskin kota sebanyak 119,54 ribu orang dan penduduk miskin desa sebanyak 181,17 ribu orang (tabel 5.2.). Jumlah penduduk miskin tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,7% dibandingkan September 2014 yang disebabkan oleh peningkatan penduduk miskin di kota (9,6%) maupun desa (4,9%) dan menyebabkan peningkatan persentase penduduk miskin dari 8,39% menjadi 8,86%. Namun demikian, persentase penduduk miskin Provinsi Jambi tersebut lebih rendah dari angka nasional yang pada Maret 2015 mencapai 11,22%. Wilayah Makanan Tabel 5.1. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi September 2014 Non Makanan Total %GK Makanan Makanan Maret 2015 Non Makanan (dalam satuan Rp/kapita/bulan) (dalam satuan Rp/kapita/bulan) Kota 290, , , , , , Perdesaan 239,213 62, , ,652 69, , Kota + Desa 254,718 74, , ,791 81, , Sumber : Susenas, BPS 2015 Total %GK Makanan 102 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

117 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin September Maret 2014 Maret 2015 Maret 2014 September 2014 Maret Kota Perdesaan Kota + Desa Sumber : Susenas, BPS 2015 B. Ketenagakerjaan Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Agustus 2015 adalah 66,14% atau meningkat dibandingkan Agustus tahun lalu (65,59%) (tabel 5.3.). Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut dapat terserap di dunia kerja yang tercermin dari peningkatan jumlah pekerja sebesar 4,0% menjadi 1,55 juta orang. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pengangguran Provinsi Jambi tercatat mengalami penurunan dari sebelumnya sebanyak 79,8 ribu orang pada bulan Agustus 2014 berkurang menjadi sebanyak 70,3 ribu orang pada bulan laporan. Tingkat pengangguran menurun dari 5,08% pada Agustus 2014 menjadi 4,34% seiring dengan kenaikan penyerapan tenaga kerja di sub sektor perikanan dan perkebunan pinang. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bahwa sebagian besar responden menyatakan tingkat tenaga kerja pada Triwulan III-2015 cenderung tetap dibandingkan dengan tenaga kerja pada tahun sebelumnya meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tren penurunan harga komoditas unggulan Jambi. TRIWULAN III2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 103

118 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.3. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja (ribu orang) KEGIATAN UTAMA AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Angkatan Kerja 1, , , , , Bekerja 1, , , , , Penganggur Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Pekerja penuh Pekerja tidak penuh Setengah penganggur Paruh waktu Sumber: BPS Provinsi Jambi Sementara itu jumlah pekerja penuh mengalami kenaikan menjadi 893,5 ribu orang dari 812,6 ribu orang (Agustus 2014) sementara pekerja tidak penuh turun menjadi 656,9 ribu orang dari 678,4 ribu orang seiring dengan penurunan pekerja paruh waktu 11. Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja di Jambi didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 819,5 ribu orang (52,9%) seiring dengan kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai sumber utama pertumbuhan perekonomian Jambi (tabel 5.4). Sektor perdagangan, yang merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar keempat, menjadi sektor tertinggi kedua dalam hal penyerapan tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja sebesar 261,6 ribu orang (16,5%) sejalan dengan pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor pada Triwulan III-2015 mampu tumbuh cukup signifikan sebesar 2,7% (qtq) atau 14,8% (yoy) dan memberikan kontribusi pertumbuhan 1,3% atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Triwulan III-2015 (4,5% (yoy)). Selanjutnya penyerapan terbesar ketiga adalah sektor jasa kemasyarakatan yang mencapai 236,8 ribu orang (15,27%). Meningkatnya jumlah pekerja di Agustus 2015 disebabkan oleh meningkatnya jumlah pekerja yang didominasi sektor pertanian sub sektor perkebunan pinang dan perikanan seiring peningkatan kinerja pada sub sektor 11 Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela). 104 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

119 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN tersebut, lalu diikuti lapangan sektor industri yang utamanya disebabkan meningkatnya kinerja sub sektor industry pulp and paper, selanjutnya sektor konstruksi seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan proyek infrastruktur di triwulan berjalan serta sektor perdagangan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan seiring dengan perayaan hari besar keagaamaan. Sementara itu jumlah tenaga kerja di sektor keuangan dan jasa kemasyarakatan menurun disebabkan oleh berkurangnya permintaan akan produk keuangan dan jasa kemasyarakatan seiring dengan perlambatan ekonomi yang terjadi. Tabel 5.4. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama (ribu orang) Lapangan Pekerjaaan Utama AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Pertanian Industri Konstruksi Perdagangan Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Keuangan Jasa Kemasyarakatan Lainnya ***) TOTAL 1, , , , ,550.4 Sumber: BPS Provinsi Jambi ***) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: sektor pertambangan, listrik, gas dan air Berdasarkan status pekerjaan utama, sebagian besar pekerja bekerja sebagai buruh/karyawan yaitu sebanyak 579,9 ribu orang dengan pangsa 37,4%, berusaha sendiri sebanyak 324,4 ribu orang (20,9%) dan pekerja keluarga/tak dibayar sebanyak 230,6 ribu orang (14,9%) (tabel 5.5). Meningkatnya jumlah pekerja di Agustus 2015 utamanya disebabkan oleh meningkatnya pekerja dengan status buruh/karyawan dan pekerja bebas. Penyerapan tenaga kerja formal (berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan) mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan sektor informal relatif menurun dari 932,9 ribu orang (Agustus 2014) menjadi 909,3 ribu orang. TRIWULAN III2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 105

120 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.5. Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) Lapangan Pekerjaaan Utama AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh / karyawan Pekerja bebas Pekerja keluarga / tak dibayar TOTAL 1, , , , ,550.4 Sumber: BPS Provinsi Jambi C. Kesejahteraan Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan September 2015, NTP sebesar 94,83 atau turun 126 bps dibandingkan Juni 2015 (tabel 5.6.). 12 Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang dibayar petani sementara indeks yang diterima petani mengalami penurunan terutama pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat (4,12%) dari 95,54 pada Triwulan II-2015 menjadi 90,67 selama Triwulan III Berdasarkan liaison ke dunia usaha, penurunan tersebut didorong oleh belum begitu membaiknya harga karet di level petani. Petani karet memilih tidak melakukan penyadapan pada saat harga karet di level petani dirasa sangat rendah karena tidak sebanding antara apa yang mereka usahakan dengan yang mereka terima. Petani-petani tersebut lebih memilih menjadi buruh pabrik atau bekerja pada orang lain untuk mendapatkan penghasilan. Namun demikian, secara sub sektor hanya sub sektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan NTP sementara sub sektor lainnya mengalami kenaikan NTP. NTP sub sektor tanaman pangan berupa padi dan palawija mengalami sedikit kenaikan menjadi 98,52 dari triwulan sebelumnya 96,25 disebabkan 12 Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. 106 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

121 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan indeks dibayar petani. Nilai tukar petani hortikultura dan peternakan juga mengalami peningkatan disebabkan terdapat kenaikan permintaan dan harga dalam rangka perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. Di samping itu, kenaikan NTP petani holtikultura sejalan dengan kenaikan harga beberapa sayuran selama triwulan laporan. NTP sub sektor perikanan terpantau stabil, namun kondisi berbeda dialami nelayan dan pembudidaya ikan dimana NTP nelayan mengalami kenaikan sementara NTP pembudidaya ikan mengalami penurunan. Meskipun kenaikan indeks harga yang dibayar keduanya relatif sama, namun peningkatan indeks harga yang diterima nelayan jauh lebih tinggi sementara kenaikan indeks harga yang diterima pembudidaya ikan relatif kecil. 1 Tanaman Pangan Tabel 5.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100) KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK Sep Des Mar Jun Sep a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-P) Hortikultura a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-H) Tanaman Perkebunan Rakyat 2014 a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) Peternakan a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) Perikanan a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) PERUBAHAN (%) (Jun ke Sep 2015 ) TRIWULAN III2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 107

122 Ribu ton KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN D. Raskin Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 7,3 ton, turun 14,1% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,5 ton (Grafik 5.1). Menurunnya penyaluran raskin tersebut karena momen lebaran yang membuat masyarakat cenderung membeli dan mengkonsumsi beras yang lebih baik serta tingginya penebusan raskin yang terjadi di Triwulan II-2015 dimana untuk mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang puasa 2015 maka raskin Juli dan Agustus 2015 diselesaikan di bulan Juni Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Pertumbuhan Raskin (%) (50.00) - TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III (100.00) Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) 108 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III2015

123 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV 2015 diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 4,7%-5,1%(yoy) dibandingkan triwulan III 2015 (4,5% (yoy)). Dari sisi permintaan, kenaikan konsumsi pemerintah, investasi (PMTDB) dan net ekspor diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang seiring pelaksanaan pilkada Provinsi Jambi, kenaikan investasi terutama dari pemerintah dan investasi perusahaan kertas dan bubur kertas serta menurunnya impor yang cukup dalam berdampak pada kenaikan net ekspor. Dari sisi lapangan usaha, kenaikan pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan disumbangkan oleh sektor industri pengolahan, transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum. Inflasi pada triwulan IV 2015 diperkirakan menurun pada kisaran 2,21%- 2,71% (yoy) dari sebelumnya 5,29% (yoy) pada triwulan II Penurunan inflasi triwulan IV 2015 utamanya disebabkan hilangnya pengaruh base effect kenaikan harga BBM pada triwulan IV tahun Sementara itu, inflasi year to date hingga bulan Oktober tercatat -0,02%. Sumber inflasi pada triwulan IV 2015 utamanya disumbangkan dari kenaikan harga kelompok volatile food dan inflasi inti. Dari sisi volatile food, inflasi diperkirakan disumbangkan oleh kenaikan harga produk ayam dan bawang merah yang diperkirakan akan terjadi pada triwulan IV Sementara itu, tekanan dari sisi inflasi inti utamanya disebabkan kenaikan beberapa barang impor dan barang berbahan baku impor. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga pangan seiring terganggunya stok pangan nasional yang disebabkan gagal panen di daerah produsen (Jawa); 2) 109

124 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH kenaikan harga bahan bangunan seiring kenaikan realisasi belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada triwulan III 2015; A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV 2015 diperkirakan pada kisaran 4,7%-5,1%(yoy) atau 1,7%-2,1%(qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2015 baik secara tahunan (4,5% yoy) maupun secara triwulanan (1,5% qtq). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diperkirakan berada pada kisaran 4,9%- 5,3%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai 7,8%. Berdasarkan sisi permintaan, konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang sejalan dengan kenaikan realisasi belanja operasi/rutin untuk pelaksanaan pilkada yang terjadi pada bulan Desember Investasi juga mengalami pertumbuhan yang utamanya disumbangkan dari percepatan realisasi investasi fisik pemerintah provinsi Jambi. Disamping itu, tren kenaikan ekspor komoditas kertas dan bubur kertas diperkirakan akan mendorong kenaikan investasi perusahaan dalam rangka ekspansi produksi. Net ekspor juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2015 meskipun tidak begitu besar sejalan dengan pelemahan harga komoditas global dan perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru Amerika Serikat dan Tiongkok yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jambi akan banyak disumbangkan sektor industri pengolahan terutama sub sektor industri pengolahan kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan informasi dari contact liaison yang menyatakan adanya kenaikan produksi sejalan dengan kenaikan permintaan ekspor CPO pada triwulan IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN II 2015

125 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Namun demikian, sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku industri pengolahan kelapa sawit dan karet berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan seiring perkiraan penurunan produksi kelapa sawit dan karet Jambi sebagai dampak kekeringan yang terjadi selama triwulan III 2015 (masa trek). Tren penurunan harga komoditas CPO dan karet global juga berpotensi memberikan tekanan pada pertumbuhan sub sektor perkebunan dan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan sektor pertanian. Sektor transportasi dan pergudangan diperkirakan mengalami kenaikan seiring proyeksi meningkatnya kegiatan transportasi udara yang ditandai dengan pembukaan rute baru dari Jambi. Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami kenaikan sejalan dengan mulai hilangnya kabut asap yang menyelimuti Jambi pada triwulan III 2015 sehingga mendorong masyarakat dan instansi (pemerintah dan swasta) untuk menyelenggarakan kegiatan, pertemuan dan hajatan yang sempat tertunda selama triwulan III Namun demikian, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan hal yang sebaliknya dimana pelaku usaha masih pesimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan perkembangan dunia usaha pada triwulan IV 2015 sebesar -10,97. Sektor yang masih pesimis terhadap kondisi perekonomian triwulan IV 2015 adalah sektor industri pengolahan (SBT -11,4%) dan bangunan (SBT - 6,86%). Sementara sektor lain masih cukup optimis. Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha TRIWULAN II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 111

126 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Kinerja industri pengolahan diperkirakan tidak tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2015 bahkan berpotensi terkontraksi. Musim hujan diperkirakan mengurangi aktivitas penyadapan karet dan mengurangi produktivitas sehingga akan menyebabkan berkurangnya pasokan bahan baku. Sementara itu, masih rendahnya harga CPO internasional akibat masih lemahnya permintaan global produk CPO diperkirakan akan menahan laju pertumbuhan sub sektor industri pengolahan kelapa sawit. Adapun sektor bangunan/konstruksi memiliki SBT negatif yang disebabkan oleh masih pesimisnya pelaku usaha terhadap perkembangan pembangunan residensial (tabel 6.1). B. Proyeksi Inflasi Inflasi pada triwulan IV 2015 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III 2015 yaitu berada pada kisaran 2,21%-2,71% (yoy) dari sebelumnya 5,29% (yoy) pada triwulan laporan (grafik 6.2). Inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok volatile food dan inflasi inti. Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d. September 2015 serta Perkiraan Oktober s.d Desember KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN II 2015

127 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d. September 2015 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2015 Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2012 s.d. September 2015 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2015 Dari sisi volatile food, kenaikan harga produk ayam yang diperkirakan akan terjadi pada triwulan IV 2015 sejalan dengan kesepakatan antara pemerintah dan pengusaha membatasi DOC untuk mendongkrak harga serta kenaikan harga bawang merah seiring selesainya masa panen di Jawa akan memberikan tekanan inflasi pada sisi volatile food. Sementara itu, tekanan dari sisi inflasi inti utamanya disebabkan kenaikan beberapa barang impor dan barang berbahan baku impor seiring pelemahan rupiah. Kedua hal tersebut diperkirakan akan meningkatkan tekanan pada inflasi inti/core inflation. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga pangan seiring terganggunya TRIWULAN II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 113

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Agustus 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi NOVEMBER 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN III 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2016 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci