KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi

2 Halaman ini sengaja dikosongkan

3 K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan III2010 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun stakeholders eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan III2010 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan II2010. Dari sisi harga, laju inflasi Kota Jambi (yoy) pada triwulan laporan relatif tetap dari periode sebelumnya. Perkembangan perbankan dari sisi aset dan penghimpunan dana mengalami penurunan namun penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Dengan demikian, Loan to deposits ratio (LDR) perbankan meningkat menjadi 91,52%. Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,34%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga. Dalam penyusunan KER triwulan III2010 ini, kami banyak memperoleh support dari dinasdinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, November 2010

4 Halaman ini sengaja dikosongkan

5 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional... 5 A. Umum... 5 B. PDRB Sisi Produksi... 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran Boks 1 : SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI... BAB II. Perkembangan HargaHarga A. Kajian Umum B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Boks 2 : KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah A. Perkembangan Kelembagaan B. Bank Umum C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Semester I Tahun B. Realisasi Belanja Daerah Semester I Tahun C. Keuangan Pemerintah Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan A. Keternagakerjaan Daerah B. Kesejahteraan C. Kemiskinanan BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi Lampiran Glosary i

6 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Triwulanan (qtq) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) Tahunan (yoy) serta tahunan Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III Perkembangan Jumlah kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi 4.1 APBDP Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 77 ii

7 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (qtq) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun Luas Tanam Sektor Tabama triwulan II Tahun 2010 (ha) Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III Tahun 2010 (ha) Luas Panen Sektor Tabama Trwulan II Tahun 2010 (ha) Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III Tahun Perkembangan harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Distribusi Jenis Pupuk Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) Volume Penjualan Minyak Bakar Volume Penjualan Minyak Diesel Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan dan Minuman Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata Perkembangan Total Pemakaian Listrik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen PPDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Perkembangan Total Arus Peti Kemas 20 iii

8 1.34 Perkembangan Total Arus Barang Distribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III Tahun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indek Ekspektasi Konsumen (IEK) Konsumsi Listrik Rumah Tangga Perkembangan Penjualan Premium Perkembangan Penjualan Solar Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Terigu Perkembangan Harga Cabe dan Bawang Merah Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per iv

9 kabupaten/kota di Provinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga Ratarata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Nominal Kliring Perkembangan Volume Kliring Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga Minyak Goreng Perkembangan Harga Komoditas Lainnya Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan Rencana Konsumsi dalam 612 Bulan yang akan datang Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 612 bulan yang akan datang Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember v

10 Halaman ini sengaja dikosongkan

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi PDRB Harga Konstan (Juta Rp) 1) 3,965,750 4,027,901 4,111,755 4,166,853 4,210,450 4,305,367 4,408,953 Pertanian 1,235,488 1,243,970 1,256,515 1,262,809 1,280,522 1,303,579 1,332,957 Pertambangan dan Penggalian 461, , , , , , ,110 Industri Pengolahan 524, , , , , , ,078 Listrik, Gas, dan Air Bersih 30,707 32,763 32,581 32,595 32,717 33,035 33,620 Bangunan 191, , , , , , ,594 Perdagangan Hotel dan Restoran 657, , , , , , ,098 Pengangkutan dan Komunikasi 307, , , , , , ,064 Keuangan, Persewaan dan Jasa 208, , , , , , ,147 Jasa 347, , , , , , ,283 Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 2) 135, , , , , , ,068 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 350, , , , , , ,152 Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 3) 24,146 23,329 17,661 21,486 24,519 44,693 27,262 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 10,204 25,710 31,770 27,137 30,366 31,394 28,714 Catatan 1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar ) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.data Trw.I2010 s.d 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data Trw.III2010 s.d Bulan Agustus 2010

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR TAHUN 2009 TAHUN 2010 Tw.III09 Tw.IV09 Tw.I10 Tw.II10 Tw.III10 PERBANKAN A. Bank Umum 1) : a. Bank Umum Konvensional: Total Aset (Rp Juta) 12,819,920 13,758,932 14,510,626 15,911,741 15,486,934 DPK(Rp Juta) 9,998,588 10,597,374 11,213,788 12,161,122 11,695,908 Tabungan 5,002,675 5,904,495 5,494,397 6,096,903 6,111,412 Giro 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,096,605 2,542,152 Deposito 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,967,614 3,042,344 Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi proyek 2) 11,450,631 11,835,042 11,814,907 12,664,086 13,318,940 Modal Kerja 4,475,510 4,570,316 4,499,439 4,642,064 5,888,778 Konsumsi 4,275,718 4,388,293 5,020,160 2,638,092 5,236,958 Investasi 2,699,403 2,876,433 2,295,308 5,383,930 2,193,204 Dana 10,200,831 10,269,077 10,424,654 11,495,198 11,165,540 LDR Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi kantor cabang 8,406,361 8,622,182 8,992,671 10,254,563 10,704,063 Modal Kerja 3,237,796 3,379,032 3,387,678 3,733,927 4,531,325 Konsumsi 3,577,231 3,549,838 4,013,665 2,004,096 1,580,426 Investasi 1,591,334 1,693,312 1,591,328 4,516,540 4,592,312 LDR (%) b. Bank Umum Syariah: Total Aset (Rp Juta) 427, , , , ,455 DPK(Rp Juta) 232, , , , ,268 Tabungan 117, , , , ,775 Giro 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 Deposito 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918 Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi kantor cabang 387, , , , ,534 Modal Kerja 223, , , , ,848 Konsumsi 85,803 91, , , ,883 Investasi 77,934 74,912 74,977 78,978 84,803 LDR B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 233, , , , ,892 DPK (Rp Juta) 177,803 49, , , ,761 Tabungan (Rp Juta) 31,919 33,749 36,852 40,593 39,672 Deposito (Rp Juta) 145,884 15, , , ,089 Kredit (Rp Juta) 177, , , , ,135 Modal Kerja 45,878 45,895 49,358 53,659 56,665 Konsumsi 102, , ,887 30, ,951 Investasi 29,593 28,391 28, ,803 31,519 Kredit UMKM (Rp Juta) 177, , , , ,135 Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 15,184 14,454 14,136 14,816 14,287 PPAP 4,607 4,757 7,677 8,082 5,524 Rasio NPL Net (%) LDR (%) Catatan : Data s.d Bulan Agustus )Data s.d Bulan Agustus 2010, sudah termasuk bank syariah didalamnya.

13 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Perekonomian Provinsi Jambi triwulan III 2010 ditandai tumbuhnya laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,41% (qtq)... Pada triwulan III2010, Provinsi jambi mengalami inflasi sebesar 7,91% (yoy)... I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,41 %, meningkat dibandingkan dengan triwulan II2010 yang sebesar 2,25% (qtq). Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi Jambi meningkat menjadi sebesar 7,23% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,89% (yoy). Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (qtq) dipicu oleh sektor pertanian serta perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Perayaan hari besar keagamaan Idul Fitri memicu meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tanga. II. Perkembangan HargaHarga Inflasi Kota Jambi pada triwulan III2010 mencapai 2,37% (qtq), menurun dibandingkan triwulan II2010 yang mengalami inflasi sebesar 3,22% (qtq). Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan Juli, Agustus dan September 2010 masingmasing sebesar 2,09% (mtm), minus 0,66% (mtm) dan 0,94% (mtm). Sementara itu, secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan III2010 relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif tinggi yaitu sebesar 7,91% (yoy). Inflasi tahunan Kota Jambi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 5,80%. Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh inflasi kelompok bahan makanan dan makanan jadi. Meningkatnya biaya sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayursayuran selama periode triwulan laporan memberikan sumbangan inflasi pada kelompok bahan makanan. 1

14 RINGKASAN EKSEKUTIF III. Perkembangan Perbankan Daerah Kinerja perbankan pada triwulan III menunjukkan penurunan dari sisi aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih meningkat. Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan mengalami peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit yang diberikan menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan angka Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan. Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 4,38% sehingga menjadi sebesar Rp10,70 triliun sementara DPK turun 3,83% menjadi sebesar Rp11,70 triliun. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp15,54 triliun. IV. Perkembangan Keuangan Daerah Belanja APBD pada semester I2010 terealisasi 34,20% atau sebesar Rp514,58 miliar dari anggaran sebesar Rp1.504,58 miliar. Berdasarkan jenis belanjanya, belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% sementara belanja modal baru terealisasi sebesar 27,14% serta belanja jalan, irigasi dan jaringan yang baru terealisasi sebesar 18,11%. Pendapatan pemerintah provinsi Jambi pada semester I2010 sudah terealisasi 58,78%. Pendapatan Asli Daerah yang berhasil direalisasikan sebesar Rp316,67 miliar (62,85%) sementara pendapatan transfer terealisasi sebesar Rp450,43 miliar (56,23%). V. Perkembangan Sistem Pembayaran Pada periode triwulan III2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan. Aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan net outflow sebesar Rp37,12 miliar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp884,68 miliar. Seiring dengan itu, nilai nominal kliring pada periode laporan mengalami juga meningkat sebesar 26,21% menjadi Rp1.892,85 miliar. VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 96,80 menjadi 95,89. Angka NTP tersebut juga masih berada di bawah 100 Kinerja perbankan menurun ditandai dengan menurunnya jumlah aset, penghimpunan dana serta meningkatnya NPL... Realisasi belanja pemerintah daerah pada semeseter I2010 sebesar 34,20%... Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai dan non tunai mengalami peningkatan... NTP Provinsi Jambi menurun... 2

15 Laju pertumbuhan PDRB triwulan IV2010 diperkirakan berkisar 7,008,00% (yoy)... Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan berkisar 7±1% (yoy)... RINGKASAN EKSEKUTIF yang mengindikasikan belum mencukupinya penerimaan petani dibandingkan baiaya yang dikeluarkan. Sementara itu, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada pada level pesimis. Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan pada bulan triwulan III2010 meningkat sebesar 53,53% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah Laju pertumbuhan kuartalan (qtq) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan IV2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan III2010. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 7,008,00% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sektor industri pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Perkembangan hargaharga pada triwulan mendatang diperkirakan sedikit melambat dibandingkan triwulan III2010, namun masih berada pada level yang cukup tinggi. Dengan demikian, inflasi tahunan (yoy) diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan laporan. Inflasi Kota Jambi pada Triwulan IV2010 diperkirakan sebesar sebesar 7±1% (yoy). Faktorfaktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang antara lain: 1)Meningkatnya demand masyarakat terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru 1 Data bulan Agustus

16 RINGKASAN EKSEKUTIF ) Menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Akselerasi belanja pemerintah daerah yang semakin cepat dapat memicu kenaikan harga barangbarang material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta 6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun

17 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan III2010 menunjukkan akselerasi pertumbuhan dibandingkan triwulan II2010. Pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan laporan mencapai 2,41% (qtq) meningkat dibandingkan triwulan II2010 yang sebesar 2,25% (qtq). Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Rp miliar Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan) Persen 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu memicu meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sementara itu terkaselerasinya pembangunan proyek menjelang akhir tahun memicu meningkatnya nilai Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Membaiknya faktor cuaca pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya produksi hasil perkebunan. Sementara itu, meningkatnya konsumsi 5

18 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL masyarakat di saat hari besar keagamaan meningkatkan aktivitas perdagangan di provinsi Jambi. Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) % Indonesia Q107 Q207 Q307 Q1V 07 Sumber: BPS (diolah) Jambi Q108 Q208 Q308 Q1V Q109 Q209 Q309 Q1V Q Q Q3 010 Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi meningkat menjadi sebesar 7,23% (yoy) dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 6,89%. Pertumbuhan ekonomi Jambi juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang pada triwulan III2010 yang sebesar 5,82%. Tabel 1.1. Laju Triwulanan (qtq) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan 2009** 2010*** LAPANGAN USAHA I II iii IV I II III Pertanian Pertambangan dan Penggalian (1.06) (0.05) Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas (0.00) Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan JasaJasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ** 2010*** JENIS PENGELUARAN I II iii IV I II III Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (0.89) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.74) (0.38) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (0.76) (0.98) Perubahan Stok (0.08) Ekspor Impor PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Net Ekspor 2.88 (0.16) (1.81) (1.12) (0.66) 6

19 B. PDRB Sisi Produksi PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektorsektor yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3). Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,68% (qtq), diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,56%/qtq) dan sektor industri pengolahan (0,33%/qtq). Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 44,47% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasajasa (tersier) 38,06% dan sektor sekunder sebesar 17,46%. Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (qtq) JasaJasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Pengangkutan dan Komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran bangunan Listrik, Air dan Gas Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian Trw III10 Trw II (0.40) (0.20) Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp13,00 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 26,09%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 18,38%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,58%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4). 7

20 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2010 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Pengangkutan 5.01 dan Komunikasi, 6.85 Jasajasa, Pertanian, Perdagangan, Hotel dan restauran, Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Bangunan, 4.74 Listrik, gas & air, Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pada triwulan laporan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,25% (qtq), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,80% (qtq). Masih tumbuhnya sektor ini disumbangkan oleh masih terus meningkatnya produksi tanaman perkebunan. Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha) 2, , ,947 1,431 3,212 20,818 32,420 15,155 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.5 Grafik 1.6 8

21 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha) 1,288 2, ,145 3,904 2, ,700 47,062 32,768 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.8 Grafik 1.7 Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010 Luas tanam sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) mengalami penurunan sebesar 5,13% (qtq) yaitu dari 42,47 Kha menjadi 44,76 Kha. Menurunnya luas tanam komoditi pertanian ini dialami oleh semua komoditi kecuali untuk padi ladang yang masih meningkat. Sementara itu, luas panen lahan pertanian mengalami penurunan sebesar 9,34 Kha pada triwulan laporan. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya luas panen padi sawah hingga 30,37% yaitu dari 47,062 Kha menjadi 32,77 Kha seiring dengan berakhirnya panen padi yang berlangsung dari bulan FebruariJuni lalu (grafik 1.5grafik 1.8). Nilai Tukar Petani (NTP), mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. 1 NTP September 2010 dibandingkan NTP Juni 2010 turun sebesar 0,11% menjadi 95,98. Menurunnya NTP disebabkan oleh peningkatan indeks dibayarkan petani (2,54%) lebih tinggi dibandingkan indeks yang diterima (2,42%) sehingga NTP petani pada triwulan laporan turun 11 bps (lihat grafik 1.12). Seiring dengan itu, Nilai Tukar Petani yang masih dibawah 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding hargaharga kebutuhan hidup dan biaya bertani. 1 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. 9

22 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) 10,000 CPO INTI TBS 10 TAHUN 8,000 6, ,137 6,000 4,000 3, ,340 2,000 1, , Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 12,31% dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,90% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,01% (qtq). Kondisi cuaca yang cukup baik pada triwulan laporan memicu terus meningkatnya hasil sadapan karet sehingga produksi meningkat. Namun demikian, produksi kelapa sawit kembali mengalami penurunan pada bulan laporan meskipun harga TBS dan CPO mengalami peningkatan harga. Pada bulan September 2010, Harga TBS 10 tahun meningkat 10,78% menjadi Rp1.521/kg sementara harga CPO meningkat 9,70% menjadi 7.137/kg. 10

23 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) (20) (40) (0.96) Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 (20.16) Produksi Hortikultura Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit Produksi Kelapa Produksi Pinang (20) (40) Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q Q310 (12.74) Produksi Telur Produksi Daging Produksi Perikanan Grafik 1.10 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Grafik indeks terima indeks bayar NTP Sumber: BPS Provinsi Jambi,2010. Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh meningkatnya hasil perkebunan karet dan kelapa. Berdasarkan data prompt indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi karet meningkat 21,13%, sementara prouksi kelapa meningkat 8,46%. (lihat grafik 1.10). Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan laporan sebesar ton. 2 Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar 2 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP36, ZA, NPK Phonska dan Urea. 11

24 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL didominasi oleh pupuk Urea (47,95%), diikuti oleh pupuk NPK Phonska (27,04%), SP36 (15,52%), dan ZA (9,49%) TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I Grafik Distribusi Jenis Pupuk Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk (Ton) Ton TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Persen (%) (20.00) (40.00) SP36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Grafik 1.13 Grafik 1.14 Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasilhasilnya tumbuh sebesar 2,38% (qtq) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,77% (qtq). Seiring dengan itu, berdasarkan data indikator produksi, baik produksi daging maupun telur tetap meningkat pada triwulan laporan. Sementara sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 12,74% (qtq). Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 1,51% (qtq) meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 1,44% (qtq). Setelah selalu tumbuh di bawah 1% sejak beberapa tahun terakhir pasca aktifnya pemberantasan penebangan liar (illegal logging), pada dua triwulan terakhir ini perkembangan sub sektor kehutanan menunjukkan angka yang cukup baik. 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan mencapai 3,26% (qtq); meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2,76% (qtq). Perayaan hari besar kegamaan yang biasanya diikuti dengan tingginya aktivitas belanja menyebabkan meningkatnya kegiatan perdagangan di provinsi Jambi serta meningkatnya penggunaan hotel dan restoran. Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh mencapai 3,28% (qtq) meningkat dari triwulan sebelumnya 2,85% (q 12

25 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL tq). Sementara itu, sub sektor hotel dan sub sektor restoran masingmasing tumbuh sebesar 2,68% (qtq) serta 3,11% (qtq). (%) Persen (20) (40) Grafik Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis (11.23) Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 (21.40) Harga Perdagangan Besar Perdagangan Kendaraan Bermotor Tingkat Hunian Hotel Harga Perdagangan Barang Konstruksi Perdagangan Pulsa Restorasi * Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009 Grafik 1.15 KWH (dalam Ribuan) 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 (25.48) (10.43) (7.42) (7.36) (0.46) (15.75) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Bisnis Sumber: PLN Jambi, 2008 (diolah) Grafik 1.16 Pertumbuhan Bisnis Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks perdagangan kendaraan bermotor dengan tumbuh sebesar 16,71% (lihat grafik 1.16.). Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh pada meningkatnya konsumsi listrik untuk bisinis. Konsumsi listrik bisnis yang sempat menurun pada triwulan lalu, saat ini mengalami peningkatan sebesar 12,31%. Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 14,45% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel masingmasing sebesar 0,92% dan 0,20%. Persen (%) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 1,76% (qtq) meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,80% (qtq). Kondisi ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan hasil 13

26 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL pertambangan migas, non migas dan penggalian masingmasing sebesar 1,19%; 5,51%; 2,36%. Peningkatan produksi migas pada triwulan laporan diperkirakan berasal dari meningkatnya lifting minyak bumi. Barel 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 Grafik PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik Lifting Minyak Bumi Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Persen (%) (10.00) (20.00) (30.00) (40.00) Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan September 2010 Grafik Lifting Minyak Bumi ribu barel 2,500 2,000 1,500 1, I II III IV I II III IV I II III IV I II III* PErsentase (5.00) (10.00) (15.00) (20.00) Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan SEptember 2010 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Pada triwulan laporan, lifting minyak bumi mengalami peningkatan sebesar 2,62% menjadi 1.556,62 Kbarrel dari triwulan sebelumnya yang sebesar 14

27 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.372,99 Kbarrel. Masih terus meningkatnya lifitng minyak bumi di Jambi disebabkan oleh terdapatnya beberapa sumur minyak baru di Jambi. 3 Meningkatnya hasil produksi penggalian salah satunya dipicu oleh peningkatan produksi batu bara. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya indeks produksi batu bara sebesar 13,54% pada triwulan laporan. Sementara itu perkembangan produksi bahan galian gol. C relatif melambat yaitu tumbuh 2,59% dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 27,24%. Grafik Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) (10) Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 (20) (30) Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C 4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 2,44% (qtq), melambat bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,31% (qtq). Melambatnya pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor industri tanpa migas sebesar 2,55 (qtq) dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 3,44% (qtq). Kilo Liter 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Grafik Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik Volume Penjualan Minyak Diesel M. Bakar g.myk. Bakar (%) (50.0) Kilo Liter 1,200 1, M. Diesel g.myk. Diesel (%) (20.0) (40.0) (100.0) (60.0) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Grafik 1.20 Grafik Data bulan September 2010 merupakan perkiraan data Kantor Bank Indonesia Jambi 15

28 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri KWH (dalam Ribuan) 3.86 (1.48) 6.88 (10.46) (2.21) 4.69 (0.16) (13.99) I II III IV I II III IV I II III IV I II III (3.61) Persen (%) Industri Pertumbuhan Industri Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Masih meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan tercermin dari masih tumbuhnya konsumsi listrik untuk industri dan penjualan bahan bakar minyak bakar. Konsumsi listrik untuk industri meningkat sebesar 0,67% (qtq) sementara konsumsi bahan bakar meningkat signifikan mencapai 27,58% (qtq). Grafik Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata (50) Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 Industri Karet Industri CPO Industri Makanan Industri Minuman Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 (100) (29.33) Industri Barang dari Semen Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata Grafik 1.23 Grafik 1.24 Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas tercermin dari meningkatnya pertumbuhan mayoritas komoditi industri. Komoditi industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri barang dari tekstil dan industri barang dari kayu yang masingmasing tumbuh sebesar 56,68% dan 53,24%. Menjelang hari besar keagamaan yang biasanya diikuti dengan akitvitas belanja termasuk untuk kebutuhan sandang sehingga menyebabkan meningkatnya produksi industri tekstil. Sementara itu, industri karet yang merupakan salah satu industri unggulan di Jambi mengalami peningkatan sebesar 8,77%. Meningkatnya hasil perkebunan karet pada triwulan laporan memicu meningkatnya hasil produksi industri karet. 16

29 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 5. Sektorsektor Lain Sektor listrik, gas, dan air (LGA) bersih tumbuh sebesar 1,77% (qtq) pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,97% (qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik dan air bersih yaitu masingmasing sebesar 1,91% (qtq) dan 0,99% (qtq). Seiring dengan itu, jumlah konsumsi listrik pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 5,33%. Peningkatan konsumsi listrik ini terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga. Sementara itu, jumlah pelanggan listrik juga meningkat sebesar 0,21% dibandingkan triwulan lalu. KWH (dalam Ribuan) Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Persen (%) Pelanggan Persen (%) 300, , , , , ,000 50, (2.25) (2.64) (0.05) (1.80) (3.49) , , , , , ,000 50, I II III IV I II III IV I II III IV I II III 5.0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III Total Pemakaian Pertumbuhan Total Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Grafik 1.25 Grafik 1.26 Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,99% (qtq). Konsumsi air bersih melalu PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,66juta M² meningkat sebesar 1,37% dari triwulan lalu. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi air oleh rumah tangga sebesar 1,72%. 17

30 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi m 3 900, , , , , , , , , , ,000 Rumah Tangga Industri m 3 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009 Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,11% (qtq), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,88% (qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi dengan masih meningkatnya indeks industri barang dari semen sebesar 0,49%. Seiring dengan itu, konsumsi semen juga mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan lalu sebesar 4,92%. Grafik Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 250, , , ,000 50,000 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III (10.00) (20.00) (30.00) PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan Pert. PDRB Bangunan (%), aksis kanan Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 2,57% (qtq) pada triwulan laporan, melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,98% (qtq). Masih meningkatnya pertumbuhan sektor ini 18

31 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan maupun komunikasi masingmasing sebesar 2,55% (qtq) dan 2,84% (qtq). Pada triwulan lalu, berlangsungnya musim liburan sekolah yang diikuti dengan PILKADA Provinsi Jambi memicu tingginya peningkatan aktivitas transportasi baik udara maupun darat. Sementara itu, pada triwulan laporan dimana terdapat perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu ikut memicu tingginya aktivitas pengangkutan baik angkutan udara yaitu sebesar 2,91% (qtq) serta angkutan jalan raya 3,02% (qtq) sedikit melambat dari triwulan lalu yang tumbuh masingmasing sebesar 3,23% (qtq) dan 3,43% (qtq). Perlambatan laju pertumbuhan angkutan udara tersebut tercermin dari menurunnya jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha untuk kedatangan dan keberangkatan masingmasing 13,57% dan 6,28%. 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Grafik PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III (5) (10) (15) (20) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah) 19

32 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ribu orang Persen (%) (5) 20 (10) (15) I II III IV I II III IV I II III IV I II III ton 1, Persen (%) (10) (20) (30) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri) Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri) Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan) Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan) Sumber: PT. Angkasa Pura II Sumber: PT.Angkasa Pura II Grafik 1.30 Grafik 1.31 Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,76% melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,93%. Perlambatan tersebut terkonfirmasi dari menurunnya jumlah kunjungan kapal, arus peti kemas dan arus barang mengalami penurunan. Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 749 unit menurun 27,21% dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, total arus barang tercatat sebanyak 1,05 juta ton, menurun 8,76% dibandingkan triwulan sebelumnya. 4 Di sisi lain, jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar peti kemas, menurun 21,05% dibandingkan triwulan sebelumnya. 5 unit Grafik 1.32 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik Perkembangan Total Arus Peti Kemas Grafik Perkembangan Total Arus Barang I II III IV I II III IV I II III IV I II III Unit Pertumbuhan Sumber: Pelindo Jambi Grafik 1.32 persen(%) ribu unit I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: Pelindo Jambi Jumlah Total Arus Barang Grafik 1.33 Pertumbuhan persen(%) Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.. 5 Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 20, 40 serta diatas 40. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat. 20

33 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ribu unit I II III IV I II III IV I II III IV I II III persen(%) Sumber: Pelindo Jambi Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan Grafik 1.34 Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masingmasing yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,86% (qtq) dan 1,72% (qtq), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,45% (qtq) dan 3,43% (qtq). Sektor keuangan, persewaan, dan jasajasa perusahaan tumbuh sebesar 2,86% (qtq) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,12% (qtq). Peningkatan tersebut terutama disumbangkan oleh terakselerasinya pertumbuhan sub sektor bank sebesar 3,43% dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,68%. Sementara itu, laju pertumbuhan tertinggi dialami oleh jasa penunjang keuangan yang tumbuh sebesar 4,01%. Sektor jasajasa pada triwulan laporan tumbuh 1,91% (qtq) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 3,47% (qtq). Pelambatan ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan jasa pemerintahan umum yang tumbuh sebesar 1,76% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,03% (qtq). Setelah pelaksanaan Pemilukada pada triwulan lalu, belanja pemerintah mulai melambat. C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Di samping itu, meningkatnya angka Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto juga turut memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi pada 21

34 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL triwulan laporan. Dari sisi perdagangan eksternal, lebih tingginya nilai impor (dari luar daerah dan luar negeri) dari pada ekspor (ke luar daerah dan luar negeri) menyebabkan Provinsi Jambi mengalami net impor pada triwulan laporan. Grafik Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) 6 (0.51) Net Ekspor/Impor 0.95 Perubahan Stok Trw III10 Trw II10 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 63,89% dari PDRB Jambi pada triwulan III2010 (lihat grafik 1.34). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masingmasing sebesar 17,84% dan 17,41%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,55% dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,67%. Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, Perubahan Stok, 2.55 Net Impor, 2.36 Pengeluaran Konsumsi pemerintah, Pengeluaran konsumsi rumah tangga, Lembaga Swasta Nirlaba, Yang dimaksud kontribusi net ekspor adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7 Pangsa (share) net impor sebesar 2,36% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran. 22

35 1. Pengeluaran Konsumsi PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan selama triwulan laporan sebesar 3,14% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 0,54% (qtq). Adanya pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) serta budaya meningkatnya aktivitas belanja menjelang hari besar keagamaan memicu peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat terlihat dari meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga sebesar 8,31%. Hal ini didukung juga dengan meningkatnya indeks ekspektasi konsumen (IEK) dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Grafik Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Grafik Konsumsi Listrik Rumah Tangga Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen I II III IV I II III IV I II III IV I II III Grafik 1.37 KWH (dalam Ribuan) 180, , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20, (0.55) (2.87) (1.94) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Rumah Tangga Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Grafik 1.38 Pertumbuhan RT Persen (%) Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan yang terutama dipicu oleh perayaan hari besar keagamaan namun tidak diikuti dengan meningkatnya penjualan bermotor. Penjualan kendaraan bermotor yang sempat meningkat cukup signifikan pada triwulan lalu kini mengalami penurunan 20,40% terutama didorong oleh menurunnya penjualan sepeda motor (turun unit). Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 1,24% (qtq) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,64% (qtq). Pasca penpenyelenggaraan PILKADA Gubernur Jambi, pengeluaran pemerintah relatif mengalami perlambatan namun masih tetap meningkat seiring dengan semakin terakselerasinya proyek pemerintah jelang akhir tahun. Di sisi lain, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh mencapai 3,46% (qtq), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,55% (qtq)

36 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Penjualan Premium Grafik Perkembangan Penjualan Solar Grafik Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Kilo Liter (%) Kilo Liter (%) 100, , ,000 80,000 70,000 60,000 Premium g.premium , ,000 80,000 M. Solar g.m. Solar ,000 40,000 30, ,000 40,000 (10.0) 20,000 10,000 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III (5.0) (10.0) 20,000 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III (20.0) (30.0) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Grafik Grafik Kilo Liter 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 M.Tanah g.m.tanah (%) (5.0) (10.0) (15.0) (20.0) Rp miliar 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW TW II III II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri Grafik Grafik unit 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 (14.21) KENDARAAN BERMOTOR (1.58) (33.43) (32.52) Pertumbuhan 3.99 Persen(%) (20.40) (10) (20) (30) (40) (50) I II III IV I II III IV I II III IV I II III unit 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 (15.19) SEPEDA MOTOR (1.04) (34.04) (32.73) 9.33 Pertumbuhan I II III IV I II III IV I II III IV I II III Persen(%) (20.44) (10) (20) (30) (40) (50) Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Grafik Grafik Investasi Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat sebesar 2,40% (qtq) setelah pada triwulan lalu tumbuh sebesar 0,95% (qtq). Mulai terakselerasinya pembangunan fisik jelang akhir tahun, memicu meningkatnya angka investasi di provinsi Jambi. Kondisi ini juga didukung dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha 24

37 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (SKDU) terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 28,00 meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 22,92. Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik Konsumsi Semen Provinsi Jambi unit 1,400 1,200 1, Persen(%) (20) (40) (60) I II III IV I II III IV I II III IV I II III TRUCK/PICK UP Pertumbuhan Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Rp miliar 3,000 2,000 1,000 0 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW TW II III Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri Grafik Grafik Ton 60,000 (%) ,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Konsumsi Semen Pertumbuhan (20.0) (40.0) (60.0) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Grafik Perubahan stok pada triwulan III2010 mengalami peningkatan sebesar 2,48% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,90% (qtq). Meningkatnya hasil produksi sektoral pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya perubahan stok. Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,55%. 25

38 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 3. Perdagangan Eksternal 8 Perkembangan ekspor dan impor Provinsi Jambi (ke/dari luar daerah maupun ke/dari luar negeri) mengalami peningkatan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat sebesar 0,23% (qtq) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,38% (qtq). Sementara impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat 4,05% melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,39% (qtq). Pada triwulan laporan, impor Provinsi Jambi mencapai Rp6,23 triliun, lebih tinggi dibandingkan ekspor yang hanya mencapai Rp5,92 triliun Ekspor Impor Antar Daerah Dilihat karakteristiknya, ketergantungan Provinsi Jambi dari daerah (provinsi lain) cukuplah besar. Hal ini dapat dilihat dari pangsa impor yang relatif lebih besar dibandingkan ekspor. Sekitar 95,17% impor Provinsi Jambi berasal dari daerah lain, hanya sekitar 4,83% yang berasal dari luar negeri. Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan ekspor juga didominasi oleh ekspor ke luar daerah (provinsi lain) yang mencapai 62,30% dari total ekspor Provinsi Jambi. Grafik Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III2010 Grafik Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III2010 Ekspor Antar Daerah 62.30% Ekspor Lua Negeri 37.70% Impor Luar Negeri 4.83% Impor Antar Daerah 95.17% Grafik 1.49 Grafik 1.48 Ekspor Provinsi Jambi ke luar daerah (provinsi lain) meningkat sebesar 3,11% (qtq) sementara ekspor ke luar negeri turun sebesar 4,19% (qtq). Di 8 Pembahasan dalam perdagangan eksternal dilihat dari ekspor impor Jambi secara keseluruhan yang dirinci menjadi a) ekspor impor antar daerah serta b) ekspor impor luar negeri berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) dengan sumber data berasal dari DSM, BI. 26

39 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL sisi lain, pertumbuhan impor Provinsi Jambi dari daerah (provinsi) lain sebesar 4,09% (qtq) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor ke luar negeri yang sebesar 3,34% (qtq) Ekspor Impor Luar Negeri Perkembangan ekspor impor luar negeri Provinsi Jambi masih mengalami perkembangan yang baik. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 239,07 juta sedangkan impor sebesar USD 27,26 juta pada triwulan laporan. 9 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 211,81 juta, meningkat sebesar 15,84% dibandingkan posisi yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD 183,25 juta. 10 Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan CPO. 11 Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan. Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi ribu USD 140, , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Impor Ekspor Net Sumber: DSM, Bank Indonesia 9 Data Bulan JuliAgustus2010 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia). 10 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan dibandingkan net ekspor bulan Juli Agustus 2010 dengan Aprile Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC). 27

40 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 140, ,000 CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS LAINNYA 100,000 80,000 60,000 40,000 20, Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi Ribu USD 80,000 70,000 60, CRUDE RUBBER 25 PULP AND WASTE PAPER 42 FIXED VEGETABLE OILS & FATS 64 PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF 32 COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Pada triwulan laporan (JuliAgustus 2010), ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi meningkat sebesar 11,88% dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya (MeiApril 2010), yaitu dari USD 213,68 juta menjadi USD 239,07 juta. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan ekspor pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatny ekspor minyak dan lemak sayur (fixed vegetables oil & fat) sebesar USD 13,39 juta (44,18%). Peningkatan hasil produksi industri CPO sebesar12,80% pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya ekspor komoditi tersebut. Selain itu, terus meningkatnya harga jual CPO ikut mendongkrak nilai ekspor di provinsi Jambi. 28

41 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Ribu USD 45,000 40,000 35,000 C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C LAINNYA 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% C. UNITED STATES OF AMERICA MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C #REF! LAINNYA Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (JuliAgustus 2010) dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 156,85 juta atau 65,61% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati dan minyak (fixed, vegetable oil and fats), serta batu bara dan briket (coal, coke and briquettes) masingmasing mencapai USD 43,57 juta (18,22% dari total ekspor non migas), dan USD 18,40 juta (7,70% dari total ekspor non migas). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan minyak, disusul batu bara dan briket. 29

42 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan negara tujuan, meningkatnya ekspor provinsi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya ekspor ke China dan Jepang yang masingmasing meningkat USD 18,32 juta (96,64%) dan USD 9,51 juta (41,03%). Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 66,06% total ekspor Provinsi Jambi. Penyumbang utama ekspor ke negara Asia adalah China yang mencapai USD 37,29 juta (15,60%), diikuti Malaysia sebesar USD 37,27 juta (15,59%), dan Jepang sebesar USD 32,68 juta (13,67%). Sementara ekspor ke negara Amerika Serikat sebesar USD 42,00 juta (17,57%) pada triwulan laporan. Dari sisi impor (AprilMei 2010), impor non migas mengalami penurunan sebesar 10,42% (USD 3,17 juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya (AprilMei2010) sehingga menjadi sebesar USD 27,26 juta. Menurunnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh menurunnya impor besi dan baja (iron and steel) sebesar USD 6,21 juta (87,12%) diikuti dengan penurunan barang manufaktur (manufactured goods) sebesar USD 5,82 juta (71,81%). Sementara itu, peningkatan impor terbesar dialami oleh peralatan kantor dan pengolahan data (office machine & auto data processing) sebesar 2,18 juta diikuti dengan mesin khusus industri (machine special for particulr industries) sebesar USD 1,51 juta. Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25,000 Total Impor Provinsi Jambi 20,000 15,000 10,000 5, MACHINERY & TRANSPORT EQP CHEMICAL LAINNYA 30

43 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Ribu USD 14,000 12, POWER GENERATING MACH. & EQP 72 MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS 74 GENERAL INDUSTRIAL MACH.&EQP 59 CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES LAINNYA 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport equipment) yang menguasai 66,76% dari nilai impor. Selain itu, kelompok bahan mentah juga memberikan kontribusi impor sebesar 10,71% dari total impor Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah bubur kertas dan kertas sebesar USD 2,92 juta. Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Ribu USD 18,000 16,000 C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG 14,000 C. TAIWAN C. R.R.C LAINNYA 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,

44 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% LAINNYA C. R.R.C C. TAIWAN C. HONGKONG MALAYSIA SINGAPORE C. CANADA Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari Hongkong sebesar USD 11,05 juta (40,53%), diikuti dengan Singapura sebesar USD 8,46 juta (31,04%) dari total impor pada triwulan laporan (s.d. bulan Agustus) sebesar USD 27,26 juta. 32

45 Boks 1. SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI A. Usaha Telur Ayam Usaha ayam petelur berlokasi di Kota Sungai Penuh dan telah berjalan selama hampir 30 tahun. Pada awalnya kegiatan ini hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan akan telur ayam di wilayahnya sendiri, dimana menurut hasil pengematan sang pemilik, kebutuhan akan daging dan telur ayam di wilayahnya masih belum tercukupi. Kegiatan usaha berkembang dalam skala mikro. Semakin lama kegiatan usaha semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat. Meskipun saat ini kegiatan masih beorientasi pada pemenuhan kebutuhan di wilayah Kerinci, namun skala usaha semakin oleh pemilik, dibantu oleh 10 orang karyawan tetap, yang bertugas merawat ayamayam petelur tersebut, sampai dengan distribusi produk (telur ayam) kepada para pelanggan. Saat ini jumlah ayam petelur yang telah dikembangkan sekitar ekor. Secara permodalan, saat ini struktur modal hanya terdiri dari modal sendiri, tanpa menggunakan pinjaman dari bank/lembaga pembiayaan lain. Pemilik usaha pernah memperoleh kredit lunak ekonomi pedesaan (KLUEP) di tahun 2008, dimana kredit tersebut diperoleh untuk kelompok (pengembang usaha telur ayam), yang terdiri dari 40 orang, dengan plafond kredit Rp3,5 milyar, dan suku bunga 7,82%. Kredit tersebut hanya dimanfaatkan satu kali karena dirasakan berat dan berisiko tinggi untuk kelancaran tingkat pengembaliannya. Sebagian anggota kelompok adalah pengusaha ayam pedaging, yang masa panennya adalah 6 bulan, sementara untuk pengembalian kredit harus dilakukan setiap bulan. Hal ini dianggap sulit bagi debitur. Dalam upaya pengembangan usaha ini, pemilik usaha merasakan masih adanya kendala permodalan untuk terus mengembangkan usahanya. Kredit yang ditawarkan pada umumnya bukan kredit untuk pengembangan usaha, tetapi kredit komersial dengan suku bunga yang masih cukup tinggi. Secara umum, kegiatan usaha telur ayam ini dapat digolongkan sebagai usaha potensial dimana usaha ini mampu menghasilkan keuntungan bersih sekitar 35% dari omset penjualan. Kegiatan usaha ini telah mampu menciptakan lapangan kerja, dan mampu meningkatkan kesejahteraan pemiliik dan karyawannya. i

46 Kelengkapan ijin usaha telah dimiliki, hanya saja kegiatan usaha ini belum melakukan pembukuan secara teratur. B. Industri Jagung Goreng Kegiatan usaha ini telah berjalan sekitar 5 tahun, sejak tahun Usaha ini dijalankan secara individu oleh sejumlah rumah tangga di wilayah desa Sumurup, Kabupaten Kerinci. Namun secara organisasi mereka memiliki kelompok usaha bernama SMOEHOET. Usaha Jagung goreng dikembangkan dengan memanfaatkan sumber bahan baku yang ada di wilayah Kerinci, berupa jagung khas yang dihasilkan di wilayah Kayu Aro. Jenis jagung yang digunakan memiliki kriteria dan spesifikasi khusus, jadi tidak semua jenis jagung dapat digunakan sebagai bahan baku. Kegiatan usaha yang dijalankan ini masih bersifat manual, tanpa menggunakan mesinmesin modern. Namun demikian, usaha ini memberikan keuntungan yang cukup besar, sekitar 3540% dari omset penjualan. Saat ini, industri makanan ringan berupa jagung goreng telah dipasarkan ke wilayah Kerinci, Kota Jambi dan beberapa wilayah terdekat lainnya, seperti Padang, Kabupaten MukoMuko. Pangsa pasar produknya sudah tetap. Namun demikian, usaha tersebut saat ini masih mengalami kendala dalam hal permodalan. Industri ini belum memiliki akses permodalan kepada perbankan/lembaga keuangan lainnya. Ini berarti industri tersebut masih mengandalkan modal sendiri untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Selain dari sisi permodalan, permasalahan yang sering dihadapi adalah masih terbatasnya ketersediaan bahan baku. Dikarenakan bahan baku yang diperlukan untuk industri ini jenisnya/sifatnya spesifik, maka apabila produksi dari bahan baku itu mengalami penurunan atau kelangkaan, maka akan berpengaruh pada harga bahan baku, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat keuntungan usaha. Namun demikian, dalam skala usaha mikro, kegiatan industri ini cukup menguntungkan, dan dapat digolongkan sebagai usaha mikro potensial. Sebagai informasi, usaha ini pernah meperoleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa alatalat produksi, seperti gerobak dorong, wajan, dan tungku untuk proses produksi. Kelengkapan perijinan/legalitas kegiatan usaha sebagian sudah dimiliki, seperti Tanda Daftar Industri, ijin Usaha Industri Rumah Tangga dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kerinci. C. Industri Makanan Ringan Dodol Kentang Industri makanan ini berlokasi di wilayah Desa Lubuk Nagodang, Kabupaten Kerinci dan telah berjalan sekitar 9 tahun, sejak tahun Di wilayah tersebut ii

47 memang merupakan sentra industry dodol kentang wilayah Kerinci. Pemasaran produk ini sekarang meliputi wilayah Kerinci, Kota Jambi, Padang, Bengkulu. Pada hari/musimmusim tertentu, seringkali permintaan akan jenis makanan ini melebihi kemamuan/kapasitas produksi, misalnya ada musimmusim menjelang lebaran. Di lihat dari akses pembiayaan, usaha ini pernah memperoleh pinjaman dari beberapa perbankan yang sebesar Rp.15 juta berupa kredit usaha pengembangan ekonomi masyarakat (KUPEM). Selain itu, usaha ini juga memanfaatkan dana pinjaman perbankan lainnya, namun bukan skim kredit program. Kelompok usaha ini juga pernah memeroleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa peralatan misalnya kertas lilin, dan telah beberapa kali memperoleh pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dilihat dari nilai asetnya, skala usaha ini tergolong dalam skala usaha mikro. Pengusaha yang bersangkutan juga belum memiliki jiwa wiraswasta yang baik. Administrasi keuangan/pembukuan sederhana atas kegiatan usaha juga belum dilakukan. Kelengkapan usaha berua Tanda Daftar Industri (TDI) sudah dimiliki, namun untuk beberapa kelengkapan perijinan lain belum ada, misalnya Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dll. Berdasarkan hasil survei dan interview kepada pengusahanya, secara umum kegiatan usaha ini belum dapat digolongkan sebagai jenis usaha potensial. D. Usaha Makanan Ringan Keripik Kentang Kegiatan usaha Keripik Kentang ini telah berjalan sekitar 4 tahun, dimulai dari tahun 2006, dimana pemiliknya ingin memanfaatkan sumber bahan baku berupa kentang yang dinilai cukup melimpah, dan dihasilkan di wilayah sendiri, yaitu daerah Kayu Aro. Awalnya hasil produksi berupa keripik kentang ini hanya dipasarkan di wilayah Kerinci. Untuk data memperoleh pangsa pasar tetap di daerah Kerinci inipun dilakukan melalui upaya pemilik usaha untuk terus menerus menawarkan hasil produksinya di beberapa toko makanan. Saat ini produk tersebut sudah dipasarkan sampai di wilayah Kota Jambi dan beberapa wilayah Kabupaten terdekat lainnya. Kegiatan usaha ini apabila ditinjau dari beberapa aspek cukup potensial. Dari sisi pemasaran, usaha ini telah berkembang dan memiliki pangsa pasar yang sukup pasti, misalnya misalnya beberapa took makanan dan supermarket yang ada di Kabupaten Kerinci dan sekitarnya, sampai dengan di Kota Jambi. Dari sisi ketersediaan bahan baku. Industri ini memanfaatkan bahan baku berupa tanaman pangan yang produksi dan ketersediaannya mencukupi untuk proses produksi. Dari sisi keuntungan iii

48 yang dihasilkan, industri ini mampu memberikan keuntungan bersih yang cukup tinggi, sekitar 3540% dari nilai penjualan. Pengusaha yang bersangkutan juga memiliki jiwa wiraswasta yang tinggi, dan telah beberapa kali mengikuti pelatihan/pembinaan dari dinas/instansi terkait. Selain itu, kegiatan usaha ini mampu membuka peluang/kesempatan kerja bagi sejumlah orang. Secara umum, kegiatan usaha ini potensial untuk dikembangkan. Usaha keripik kentang ini dijalankan dengan modal sendiri dan juga pinjaman dari bank, dengan suku bunga kredit komersial. Hal tersebut seringkali dirasakan membebani pengusaha. Oleh sebab itu pengusaha mengharapkan adanya kredit program/kredit pengembangan usaha dengan suku bunga yang lebih rendah. Kendala lain yang dihadapi dalam upaya pengembangan produk ini adalah sarana penunjang untuk memasarkan produk, berupa alat pengangkut/pengiriman yang sesuai dengan jenis produknya. Saat ini pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan jasa pengiriman dan mobil pribadi. Namun dikarenakan bentuk produknya yang banyak memerlukan tempat dan mudah rusak, seringkali terjadi kerugian dikarenakan barang rusak pada saat sampai di tempat tujuan. Kendala ini dapat di atasi apabila pengusaha memiliki sarana penunjang yang sesuai untuk mengirim hasil produknya. Pengusaha mengharapkan adanya akses permodalan kepada bank ataupun lembaga pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. E. Usaha Kerajinan Anyaman Sukarsih Usaha ini didirikan tahun 1992, berlokasi di wilayah Desa Kuto Dian Bawah, Kabupaten Kerinci. Daerah ini merupakan sentra industry kerajinan tangan. Produk yang dihasilkan berupa kerajinan anyaman dan hiasan lainnya dengan memanfaatkan bahan baku berupa daun pandan. Bahan baku ini diperoleh dengan cara membeli dari petani dan penduduk sekitar. Secara kelompok, usaha pengrajin anyaman di lingkungan tersebut pernah memperoleh kredit usaha pengembangan ekonomi masyarakat (KUPEM) dari perbankan sebesar Rp.15 juta, dimana masingmasing pengusaha memperoleh pinjaman sebesar Rp.1 juta rupiah, pada tahun Pinjaman tersebut lunas di tahun yang sama, dan sudah tidak mengajukan pinjaman lagi ke bank. Kelompok usaha ini telah beberapa kali mengikuti pelatihan teknis yang dilaksankan oleh instansi/dinas terkait. Apabila diklasifikasikan menurut skala usahanya, industri ini termasuk dalam kelompok usaha mikro. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi ratarata iv

49 berjumlah 23 orang, dengan jumlah asset (di luar tanah dan bangunan) ratarata di bawah 50 juta rupiah. Tingakat keuntungan bersih yang dihasilkan dari kegiatan usaha ini kurang lebih 20% dari omset penjualan. Struktur modal usaha saat ini hanya terdiri dari modal sendiri, dikarenakan pengusaha merasa enggan/takut untuk meminjam ke bank. Berdasrakan tinjauan atas beberapa aspek tersebut, usaha ini belum dapat dikategorikan sebagai usaha/umkm potensial. F. Usaha Tungku Kegiatan usaha ini dijalankan sejak tahun 2004 dan berlokasi di Desa Sri Menanti, Kabupaten Kerinci. Usaha ini merupakan usaha keluarga, dengan memanfaatkan bahan baku tanah liat. Bahan baku ini diperoleh di wilayah sekitar, dengan membeli kepada penjual tanah liat. Proses produksi telah melibatkan tenaga kerja kurang lebih 17 orang. Ratarata produksi per bulan sebanyak 2600 buah tungku. Harga produk bervariasi, tergantung pada jenisnya, berkisar antara Rp ,00 s.d Rp ,00. Ditinjau dari besaran aset/kekayaan bersih, usaha ini termasuk dalam skala usaha kecil, dimana dalam kegiatannya telah ditunjang dengan sarana produksi yang memadai, misalnya alat pembakaran, mobil untuk mengangkut hasil produksi. Kendala yang masih dihadapi terkait dengan proses produksi adalah masih terbatasnya tempat untuk menampung hasil produksi dan juga tempat pembakaran. Untuk proses produksi berupa pembakaran, membutuhkan tempat yang lebih luas, dan sampai saat ini hal tersebut masih menjadi kendala. Di sisi lain, tingkat keuntungan bersih yang dihasilkan dari usaha ini cukup tinggi, sekitar 40% dari nilai penjualan. Dari sisi pemasaran, usaha ini telah memiliki pangsa pasar tetap, tidak hanya di wilayah provinsi Jambi, akan tetapi sudah menjangkau wilayah/propinsi lain di sekitarnya, seperti Bengkulu, Palembang dan Padang. Dari sisi permodalan, usaha ini telah memiliki akses pembiayaan kepada perbankan. Di tahun 2006 pernah memperoleh pinjaman dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), secara bertahap, sebesar Rp.10 juta, Rp.15 juta dan Rp.15 juta, dengan suku bunga 1,5% per bulan. Dari hasil identifikasi tersebut, usaha tungku ini termasuk dalam kategori UMKM potensial. G. Industri Pengolahan Tahu Industri pembuatan tahu ini sudah dikelola dan dijalankan sejak tahun 1998,. Industri ini memanaatkan hasil pertanian berupa kedelai sebagai bahan bakunya. Awalnya produk yang dihasilkan hanya dipasarkan di wilayah kabupaten Kerinci, v

50 dengan pangsa pasar yang masih sangat terbatas. Bahkan produksi harian tidak semuanya laku terjual. Seiring dengan upaya pemasaran yang terus dilakukan oleh pengusaha, pangsa pasar terus meningkat. Permintaan masyarakat Kerinci akan bahan makanan ini semakin meningkat, dan saat ini kapasitas produksi seringkali tidak lagi sesuai dengan jumlah permintaan. Proses produksi industry bahan makanan ini memanfaatkan tenaga karyawaan sekitar 15 orang, dengan volume produksi sebanyak 15 karung/hari. Hasil produksi tersebut kemudian dijual dengan harga sekitar Rp /karung. Dengan demikian, omset penjualannya mencapai Rp ,00 per hari. Untuk kebutuhan bahan baku, industri ini membeli dari pedagang ataupun langsung dari petani. Kebutuhan akan bahan baku saat ini sekitar 21 ton kedelai per bulan. Kebutuhan yang cukup besar selama ini dipenuhi dari pembelian di pasar lokal. Apabila ketersediaan bahan baku di pasar lokal sedang mengalami penurunan (yang secara otomatis berpengaruh pada harga bahan baku), pengusaha terkadang membeli dari daerah (provinsi) lain. Dalam upaya mengembangkan usahanya ini, pemilik telah melakukan melakukan akses pembiayaan kepada perbankan. Kredit tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha, antara lain untuk pembelian kendaraan/sarana transportasi penunjang pemasaran. Berdasarkan hasil survei dan identiikasi langsung terhadap kegiatan usaha, industri ini dapat digolongkan dalam kelompok usaha kecil potensial. H. Usaha Anyaman Bambu Kegiatan usaha ini didirikan tahun Saat ini kegiatan usaha tersebut telah berkembang, dengan jumlah karyawan mencapai 14 orang. Usaha ini menggunakan bahan baku berupa bambu, yang diperoleh dari petani maupun pedagang yang menjual bahan baku tersebut. Bahan baku yang diperlukan sampai saat ini dapat diperoleh dengan cukup mudah. Pemasaran produk saat ini menjangkau wilayah Jambi, Jakarta dan Padang. Pemasaran produk, selain dari konsumen/pelanggan yang sudah ada, biasanya melalui pameran yang diselenggarakan oleh Dinas. Pemilik dan karyawan di industri ini telah beberapa kali mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas terkait untuk peningkatan usaha. Penjualan meningkat pada umumnya pada musimmusim lebaran. Omset penjualan per bulan berkisar antara 34 juta rupiah per bulan. Sementara tingkat keuntungan bersih yang diterima berkisar antara 6070% dari omset penjualan. vi

51 Dari sisi akses permodalan, usaha ini secara individual belum pernah memperoleh pinjaman dari bank. Di tahun 2004 pernah memperoleh pinjaman kelompok sebesar Rp ,00, yang dibagi untuk 8 anggota. Belum ada pembukuan atas kegiatan keuangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan pengusaha terkait dengan administrasi dan tata buku yang baik. Pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas produksi dan maupun penguatan kelembagaan telah diberikan oleh dinas terkait. Berdasarkann identifikasi lapangan yang dilakukan, dalam skala usaha mikro jenis usaha ini termasuk dalam kelompok usaha potensial. Dengan demikian, beberapa usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut di Kabupaten Kerinci adalah usaha telur ayam, industri jagung goreng, usaha makanan ringan keripik kentang, usaha tungku, industri pengolahan tahu, dan usaha anyaman bambu. vii

52 Halaman ini sengaja dikosongkan

53 BAB II PERKEMBANGAN HARGAHARGA A. Kajian Umum Inflasi Kota Jambi pada triwulan III2010 mencapai 2,37% (qtq), melambat dibandingkan triwulan II2010 yang mengalami inflasi sebesar 3,22% (qtq). Inflasi yang terjadi di Kota Jambi berasal dari laju inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi. 12 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Persen (%) Bulanan (mtm) Triwulanan (qtq) Year to date (ytd) Year on year (yoy) (5.00) Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100 Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan III2010 relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif tinggi yaitu sebesar 7,91% (yoy). Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan Juli, Agustus dan September 2010 masingmasing sebesar 2,09%(mtm), minus 0,66%(mtm) dan 0,94%(mtm). 12 Kendala pasokan bahan makanan dari luar daerah serta tingginya permintaan akan kebutuhan bahan makanan pada periode bulan Ramadhan cenderung dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mencari keuntungan sesaat dengan meningkatkan harga. 33

54 INFLASI Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama masih disumbangkan oleh inflasi kelompok bahan makanan serta kelompok makanan jadi. Kelompok sandang, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Sementara, kelompok kesehatan mengalami penurunan harga (deflasi) (lihat tabel 2.1.). Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi KELOMPOK Triwulan I2010 Triwulan II2010 Triwulan III2010 qtq yoy qtq yoy qtq yoy I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan INFLASI Sumber : BPS (diolah) Perkembangan inflasi tahunan Kota Jambi relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara, perkembangan inflasi nasional terus menunjukkan peningkatan semenjak triwulan III2009. Pada triwulan laporan Inflasi Kota Jambi secara tahunan (yoy) sebesar 7,91% lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 5,80%. Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Persen Kota Jambi Nasional

55 INFLASI Secara regional, tingkat inflasi di Jambi termasuk 10 besar inflasi tertinggi di Indonesia. Inflasi Kota Jambi juga lebih tinggi dibandingkan dibandingkan daerah sekitarnya, yaitu Kota Bengkulu (7,03%/yoy), kota Padang (4,83%/yoy), Kota Pekanbaru (4,72%/yoy) serta Kota Palembang (4,57%/yoy) Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2010 Ratarata Inflasi Nasional (%/yoy) 5 0 Ambon Kupang Sorong Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Tarakan Maumere Jam bi Mataram Watampone Pangkal Pinang Denpasar Singkawang Gorontalo Sampit Manado Probolinggo Bengkulu Palu Bandar Lampung Makasar Bekasi Surabaya Samarinda Pontianak Sumenep Semarang Yogyakarta Cirebon Nasional Jember Bima Depok Kediri Jakarta Malang Purwokerto Tegal Madiun Bogor Sibolga Tanjung Pinang Tasikmalaya Medan Batam Palopo Padang Sukabumi Tangerang Pakanbaru Ternate Pematang Siantar Palembang Jayapura C ile g o n S u ra ka rta Manokwari P a re P a re Bandung Kendari Dumai Padang Sidempuan Serang Mamuju Lhokseumawe Banda Aceh B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Dilihat per sub kelompok, inflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayursayuran. Sementara, sub kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) terbesar adalah sub kelompok bumbubumbuan. 13 Sumber: DSM, Bank Indonesia. 35

56 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan I2010 Triwulan II2010 Triwulan III2010 qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADIPADIAN, UMBIUMBIAN DAN HASILNYA b. DAGINGDAN HASILHASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASILHASILNYA f. SAYURSAYURAN g. KACANGKACANGAN h. BUAHBUAHAN i. BUMBUBUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKILAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAKANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBATOBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUSKURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN INFLASI (UMUM) Sumb Sumber: BPS (diolah) Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; beras (Juli 2010), beras; tarip listrik; nasi (Agustus 2010) serta daging ayam ras; nila; kacang panjang (September 2010). Sementara itu, deflasi yang dialami kota Jambi pada bulan Agustus 2010 dipicu oleh menurunnya harga cabe merah; daging ayam ras; dan bawang merah

57 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TW III KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI TW III2010 Sumbangan Sumbangan JULI JULI 1 CABE MERAH GABUS DAGING AYAM RAS TEPUNG TERIGU BERAS TEH NILA SABUN DETERGEN BUBUK TELUR AYAM RAS KAYU BALOKAN BAWANG MERAH CABE RAWIT BAWANG PUTIH VCD/DVD PLAYER LAMBAK SEPAT SIAM PATIN BESI BETON PETAI SABUN CREAM DETERGEN Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas AGUSTUS AGUSTUS 1 BERAS CABE MERAH TARIP LISTRIK DAGING AYAM RAS NASI BAWANG MERAH MINYAK GORENG TOMAT SAYUR NILA TERI KETUPAT/LONTONG SAYUR KACANG PANJANG DENCIS BENSIN GULAI CABE RAWIT PISANG KOL PUTIH/KUBIS MIE KERING INSTANT PATIN Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas SEPTEMBER SEPTEMBER 1 DAGING AYAM RAS CABE MERAH NILA BAWANG MERAH KACANG PANJANG PEPAYA SATE SENG PATIN TOMAT SAYUR KELAPA BENSIN BAYAM CABE HIJAU PERBAIKAN RINGAN KENDARAAN BATU BATA/BATU TELA ROKOK KRETEK FILTER KOL PUTIH/KUBIS PEMELIHARAAN/SERVICE BAWANG PUTIH Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumber : BPS (diolah) 1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada triwulan III2010 mengalami inflasi sebesar 4,89% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok ikan segar sebesar 22,50% (qtq) serta sub kelompok sayursayuran sebesar 15,54% (qtq). 37

58 INFLASI Grafik 2.4. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi 3500 Pada triwulan laporan, harga ratarata crude palm oil (CPO) internasional mengalami peningkatan. Selama triwulan III2010, harga CPO meningkat 7,27%. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga CPO diikuti dengan naiknya harga minyak goreng lokal. Harga ratarata minyak goreng lokal berdasarkan data dari Disperindag naik 7,34% dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya permintaan terhadap CPO menyebabkan harga minyak goreng dalam negeri naik. Sub kelompok daging dan hasilhasilnya mengalami inflasi sebesar 13,54% (qtq). Selama bulan Juli dan September 2010, daging ayam ras merupakan tiga besar komoditi penyumbang inflasi terbesar. Kenaikan harga daging ayam ras antara lain berasal dari naiknya harga pakan ternak dan harga bibit ayam. Sementara pergerakan harga daging sapi cenderung sedikit meningkat selama triwulan laporan. Peningkatan demand masyrakat terhadap daging ayam ras dan daging sapi menjelang Idul Fitri 1431 H juga memicu kenaikan harga. Perkembangan harga beras (IR 64) menunjukkan peningkatan pada triwulan laporan sebesar 6,41% dibandingkan triwulan II2010. Hal ini juga 38 38

59 INFLASI diikuti dengan kenaikan harga beras ukuran 20 kg (merek Anggur, King, Belida) yang berkisar Rp11,650,20/20 kg s.d. Rp18.400,49/20 kg. Meningkatnya distribusi beras dari sentra produksi di Sumatera Selatan dan Lampung ke Jakarta memicu menurunnya pasokan beras untuk kota Jambi sehingga berdampak pada naiknya harga beras Jambi. Grafik 2.7. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.8. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) Ayam Kampung (aksis kiri) 8000 Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Daging Sapi Murni (aksis kanan) Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Grafik 2.9. Perkembangan Harga Beras 14 (USD/CWT) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Beras internasional (aksis kiri) lokal IR 64 (aksis kanan) Sub kelompok ikan segar mengalami kenaikan harga tertinggi pada triwulan laporan sehingga mencapai 22,50% (qtq). Meningkatnya harga ikan laut dipicu oleh berkurangnya frekuensi melaut nelayan tradisional karena khawatir akan ombak besar. 14 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg. 39

60 INFLASI Grafik 2.5. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi 3000 Sementara, perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru relatif stabil yaitu di harga Rp7.500/kg. Tren peningkatan ratarata harga gandum, yang merupakan bahan baku tepung terigu, di pasar internasional sebesar 40,57% menjadi $663,67/bushel pada triwulan laporan belum diikuti dengan naiknya harga tepung terigu di Jambi. 15 Perkembangan harga sub kelompok bumbubumbuan pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 28,11% (qtq) terutama dipengaruhi oleh turunnya harga cabe merah (keriting dan biasa) dan bawang merah yang cukup signifikan sejak 2 bulan terakhir periode triwulan laporan. Lancarnya pasokan juga menekan harga cabai kembali pada posisi normal setelah di bulan Juni dan Juli 2010 mengalami kenaikan harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir Satu bushel setara dengan 27 kg. 16 Pasokan cabai ke Kota jambi dipasok dari Kerinci, Sarolangun, Sumatra Barat serta Bengkulu (Curup) 40 40

61 INFLASI Grafik 2.6. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang (Rp/kg) Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Putih Bawang Merah Sumber: Disperindag Provinsi Jambi 2. Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan III 2010 mengalami inflasi sebesar 12,52% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan sebesar 3,42% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi sebesar 4,11% (qtq), diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol (2,82%/qtq) serta sub kelompok minuman tidak beralkohol (1,73%/qtq). Pada triwulan laporan, sumbangan nasi, ketupat/lontong sayur, gulai dan sate memberikan sumbangan cukup berarti bagi kenaikan harga sub kelompok makanan jadi. Naiknya harga bahan makanan selama periode bulan puasa dan menjelang Lebaran diikuti dengan kenaikan harga makanan jadi, terutama didorong oleh kenaikan harga beras dan harga ayam broiler. Disamping itu, kenaikan cukai rokok yang mulai berlaku 1 Januari 2010 sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau masih memberi dampak pada kenaikan harga rokok Sumber: Besaran kenaikan tarif cukai tahun 2010 untuk sigaret adalah, SKM (Sigaret Kretek Mesin) I ratarata sebesar Rp 20, SKM II sebesar Rp 20, SPM (Sigaret Putih 41

62 INFLASI 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III 2010 mengalami inflasi sebesar 0,49% (qtq) serta dengan laju inflasi tahunan mencapai 2,51% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, kelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 3,14% (qtq) diikuti sub kelompok perlengkapan rumah tangga (0,09%/qtq). Sementara, sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi masingmasing sebesar 0,70% (qtq) dan 0,32% (qtq). 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan III2010 mengalami inflasi sebesar 1,58% (qtq). Inflasi kelompok sandang disumbangkan oleh sub kelompok anakanak, sub kelompok wanita serta sub kelompok sandang lakilaki yang masingmasing mengalami inflasi sebesar 4,53% (qtq); 2,32% (qtq) dan 1,14% (qtq). Sementara sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,71% (qtq). Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) 2000 Emas internasional (aksis kiri) 1800 Emas Lokal 24 karat (aksis kanan) (Rp/gram) , Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi Mesin) I sebesar Rp 35, SPM II sebesar Rp 28, SKT I (Sigaret Kretek Tangan) sebesar Rp 15, SKT II sebesar Rp 15, SKT III sebesar Rp

63 INFLASI Harga ratarata emas pada triwulan laporan kembali mengalami peningkatan. Harga ratarata emas (logam mulia) 24 karat di Jambi pada triwulan III2010 sebesar Rp ,00/gram meningkat 3,60% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp ,00/gram. 18 Hal ini sejalan dengan peningkatan harga emas internasional yang mampu mencapai 1.308,35/troy ounce pada akhir September Kelompok Kesehatan Kelompok kesehatan mengalami deflasi sebesar 0,06% (qtq) pada triwulan III2010. Penurunan harga pada kelompok kesehatan disumbangkan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi sebesar 0,22% (qtq). Sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok jasa kesehatan relatif tidak mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub kelompok obatobatan sebesar 0,10% (qtq). 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan III2010 mengalami inflasi sebesar 0,43% (qtq). Peningkatan harga dimaksud disumbangkan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan yang mengalami inflasi sebesar 3,10% (qtq). Sub kelompok jasa pendidikan, sub kelompok kursuskursus/pelatihan serta sub kelompok olahraga relatif tidak mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub kelompok rekreasi mengalami penurunan harga sebesar 0,34% (qtq) pada triwulan laporan. 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan III2010 sebesar 0,37% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 5,35% (qtq). Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami 18 Sumber: BPS Provinsi Jambi. 19 Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( 43

64 INFLASI perubahan harga. Namun demikian, sub kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 0,31% (qtq). Perkembangan harga ratarata minyak di pasar internasional mengalami penurunan periode triwulan III2010. Periode triwulan III2010, harga ratarata minyak sebesar USD 76,95/barrel, menurun 2,08% dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD 78,58/barrel. Penurunan harga minyak di pasar internasional berdampak baik pada APBN sehingga subsidi bahan bakar tidak melampaui target pemerintah. Implikasinya, pemerintah belum ada rencana untuk menaikkan kembali harga BBM dalam negeri yang dapat memicu kenaikan angka inflasi lebih tinggi lagi. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg 44 44

65 Boks 2. KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN Dalam rangka mengantisipasi gejolak harga jelang hari besar keagamaan telah dilaksanakan rapat koordinasi untuk memantau pergerakan harga, faktor penyebab kenaikan inflasi serta rencana penanganannya. Adapun kesiapan pasokan bahan makanan untuk menghadapi hari besar keagamaan tergantung dari beberapa faktor yaitu: a) Aspek Suplai Komoditi bahan makanan di Jambi berasal dari produksi Lokal maupun luar provinsi Jambi (terutama bahan pokok dan barang kebutuhan lainya untuk dikonsumsi selama bulan puasa dan lebaran) seperti : beras (jenis dan merk tertentu), gula pasir, minyak goreng, daging, telur, mentega, kacang tanah, dsb. b) Sarana & Prasarana Distribusi Sebagian besar (30% s/d 70%) bahan kebutuhan pokok tersebut dipasok dari luar Provinsi Jambi sehingga kelancaran distribusi (sarana jalan dan angkutan) mempengaruhi ketersediaan/ stok ditingkat distributor, grosir dan pengecer dalam wilayah Provinsi Jambi. c) Aspek Demand Perilaku konsumen (kebiasaan masyarakat misal : menjelang bulan puasa s/d pertengahan bulan puasa cenderung membeli bahan makanan sedangkan pada Minggu ke III & ke IV cenderung membeli sandang/ pakaian dan H3 s/d H1 cenderung membeli daging. Dengan demikian, dinas dan instansi telah menetapkan langkah antisipatif yang dilakukan untuk mengahadapi bulan puasa dan lebaran: a) Melakukan pemantauan stok ke gudang Distributor/Grosir (yang memasok barang dari luar Provinsi memonitor distribusinya). b) Memantau harga eceran di pasar tradisional dan pasar modern. c) Berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota melalui Disperindag untuk kelancaran Distribusi & Ketersediaan barang serta perkembangan harga eceran di daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock bahan kebutuhan masyarakat. d) Berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota melalui Disperindagnya e) Disperindag provinsi Jambi bekerjasama dengan Disperindag di sembilan kabupaten dan kota mengadakan Pasar Murah pada bulan Agustus dan awal September lalu. Pelaksanaan pasar murah tersebut bertujuan untuk mengurangi hempasan masyarakat ke pasar jelang Lebaran. Beberapa i

66 komoditi yang dijual dalam pasar murah tersebut adalah beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, mentega, kacang tanah, sirup dan susu. f) Pelaksanaan operasi pasar untuk daging yang digelar oleh Disnakkeswan untuk menjaga kestabilan harga dagingdagingan sejak H minus 3 lebaran di kota Jambi dengan mempersiapkan stok sebanyak 306 ekor (milik provinsi dan kota Jambi). Operasi Pasar daging sapi akan dilaksanakan di 8 titik yaitu pasar Angso Duo (2 titik), pasar Talang Banjar (2 titik), pasar Kasang, pasar Keluarga, pasar Vila Kenali, dan pasar Simpang Pulai dengan harga jual daging sebesar Rp75.000/kg yang dapat berubah tergantung kondisi pasar. g) Selain itu Disnakkeswan juga menghimbau kepada instansi pemerintah untuk melakukan pemotongan sendiri sehingga menghindari penumpukan pembeli di pasar, bekerja sama dengan pedagang di beberapa titik dalam kota Jambi serta memberikan subsidi harga daing Rp5.000/kg kepada pedagang yang bekerjasama sehingga para pedagang tersebut tidak menjual lebih dari Rp75.000/kg. h) Percepatan penyaluran raskin oleh BULOG menjadi menjadi tanggal 26 pada bulan September lalu dari biasanya tanggal 1015 setiap bulannya. Semenara itu, dari sisi transportasi, pencanangan masa angkutan lebaran telah diselenggarakan pada tanggal 3 September 2010 oleh Gubernur Jambi di terminal Alam Barajo Kota Jambi sebagai tanda dimulainya semua persiapan lebaran. Prediksi Dishub Provinsi Jambi, jumlah penumpang pada lebaran tahun 2010 meningkat berkisar 510% dari tahun lalu dengan kenaikan yang cukup tinggi di moda transportasi udara. Arus mudik dan balik lebaran diperkirakan akan dimulai dari H 7 yaitu tanggal 3 September 2010 sampai dengan H + 7 di tanggal 18 September Adanya kebijakan cuti bersama menyebabkan relatif berkurangnya. Jumlah pemudik provinsi Jambi tahun 2010: Tabel 1. Periode Angkutan Lebaran SEPT J S M S S R K J S M S S R K J S HARI H H H PELAKS ii

67 Tabel 2. Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan Lebaran Provinsi Jambi 2010 (H 7 sampai dengan H+7 lebaran) NO. MODA TH.2008 TH.2009 PREDIKSI TH.2010 DTG BRGKAT DTG BRGKAT DTG BRGKAT 1. Darat Sungai Laut Udara Kondisi saat ini permasalahan yang terdapat dalam transportasi darat adalah: a) Kondisi cuaca yang kurang baik (kemarau basah) b) Kondisi jalan (nasional dan provinsi) masih dalam keadaan rusak, potensi rusak, rawan kecelakaan dan kemacetan c) Potensi timbulnya calo tiket di bandara dan terminal d) Pengguna sepeda motor yang cenderung meningkat Oleh sebab itu Dinas Perhubungan Provinsi Jambi telah menetapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi kendalakendala dimaksud, seperti: a) Pembentukan Tim koordinasi Tingkat Provinsi dan Kebupaten Kota Personil yang terlibat dalam Posko ini adalah: Dishub provinsi Jambi Dishub kota Jambi Polda jambi Dinas Kesehatan provinsi Jambi Dinas Pekerjaan Umum provinsi Jambi PT Jasa Raharja (persero) cabang Jambi DPD Organda provinsi Jambi ORARI Jambi RAPI Jambi Personil posko di wilayah kabupaten b) Penyiapan Sarana Angkutan Darat, Laut dan Udara c) Pengendalian Tarif Angkutan Jalan, Sungai dan Udara d) Pembentukan Posko e) Pengendalian Angkutan Barang f) Pengendalian Pasar Tumpah iii

68 Halaman ini sengaja dikosongkan

69 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kinerja perbankan pada triwulan III2010 menunjukkan penurunan dari sisi aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih meningkat. Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan mengalami peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit yang diberikan menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan angka Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan. A. Perkembangan Kelembagaan 20 Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan III 2010 tercatat sebanyak 24 (dua puluh empat) bank umum dan 11 (sebelas) BPR, yang terdiri dari 218 kantor bank umum dan 17 kantor BPR. Dari 24 (dua puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 20 (dua puluh) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank syariah. Pada periode triwulan laporan tidak terdapat penambahan bank umum namun terdapat penambahan 13 (tiga belas) kantor bank dimana seluruhnya merupakan Kantor Cabang Pembantu. Sementara untuk BPR, tidak terdapat penambahan kantor. Berdasarkan sebarannya, jumlah kantor bank umum terbesar masih terdapat di Kota Jambi, yaitu sebanyak 85 (delapan puluh lima) kantor atau 36,17% dari seluruh total kantor bank di Provinsi Jambi. Sementara, untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yaitu sebanyak 5 (lima) kantor (2,13%). 20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR perkabupaten/kota seprovinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran. 45

70 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK Pangsa Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III (%) Kota Jambi Kerinci Bungo Muara Jambi Sarolangun Tebo Merangin Batanghari Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur T O T A L B. Bank Umum Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan turun Rp86,09 miliar atau 0,55% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 4,23%. Menurunnya aset perbankan dipicu oleh menurunnya aset bank pemerintah sebesar Rp229,48 miliar (turun 2,15%). Sementara itu aset bank swasta dan bank syariah meningkat masingmasing Rp62,67 miliar(1,42%) dan Rp80,72 miliar (15,07%). Dengan demikian, total aset bank umum pada triwulan laporan turun menjadi sebesar Rp15.539,95 miliar. 22 Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Rp miliar 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan qtq (%) Persen Q1 04 Q2 04 Q3 04 Q4 04 Q1 05 Q2 05 Q3 05 Q4 05 Q1 06 Q2 06 Q3 06 Q4 06 Q1 07 Q2 07 Q3 07 Q4 07 Q1 08 Q2 08 Q3 08 Q4 08 Q1 09 Q2 09 Q3 09 Q4 09 Q1 10 Q2 Q Posisi data bank umum diambil berdasarkan periode Laporan Bank Umum bulan Mei Bank konvensional termasuk bank milik pemerintah dan bank swasta nasional. 46

71 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank konvensional tercatat sebesar 96,03% sementara aset bank syariah sebesar 3,97% pada triwulan laporan. 2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan laporan turun sebesar 3,83%, yaitu dari Rp12.161,12 miliar menjadi Rp11.695,91 miliar. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK bank umum dialami oleh bank syariah sementara penghimpunan dana oleh bank konvensional mengalami penurunan. DPK bank syariah meningkat sebesar Rp30,87 miliar atau setara dengan 11,05% sementara DPK bank konvensional menurun sebesar Rp496,08 miliar atau sebesar 4,18% dari triwulan sebelumnya. Dengan demikian total DPK bank umum pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar Rp465,21 miliar. Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Pertumbuhan Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Nominal Persen Bank Konvensional 9,998,588 10,597,374 11,213,788 11,881,723 11,385,640 (496,083) (4.18) 1 Giro 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,039,223 2,480,577 (558,646) (18.38) 2 Tabungan 5,002,675 5,904,495 5,494,397 5,944,913 5,946,637 1, Simpanan Berjangka 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,897,587 2,958,426 60, Bank Syariah 232, , , , ,268 30, Giro 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 4, Tabungan 117, , , , ,775 12, Simpanan Berjangka 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918 13, Jumlah 10,231,448 10,842,509 11,470,936 12,161,122 11,695,908 (465,214) (3.83) 1 Giro 2,101,382 1,984,419 2,933,137 3,096,605 2,542,152 (554,453) (17.91) 2 Tabungan 5,120,157 6,035,667 5,632,414 6,096,903 6,111,412 14, Simpanan Berjangka 3,009,909 2,822,423 2,905,385 2,967,614 3,042,344 74, Berdasarkan jenis penghimpunan dana, menurunnya DPK pada triwulan laporan dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro masyarakat sebesar Rp554,45 miliar (17,91%). Sementara, penghimpunan dana melalui tabungan dan deposito meningkat masingmasing sebesar Rp14,51 miliar (0,24%) dan Rp74,73 miliar (2,52%). Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 52,25%, diikuti oleh deposito 26,01% dan giro 21,74%. 47

72 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp miliar 6,500 6,000 5,500 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Q103 Q107 Q207 Q307 Q407 Q108 Q208 Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 Rp miliar 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan) Berdasarkan golongan pemilik, menurunnya nilai DPK terutama berasal dari golongan pemerintah daerah sebesar Rp181,99 miliar, diikuti dengan perorangan sebesar Rp168,70 miliar, serta pemerintah pusat sebesar Rp69,98 miliar. Dengan demikian, berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih dikuasai oleh golongan pemilik perorangan yang mencapai 75,54%, diikuti oleh pemerintah daerah (13,73%), dan perusahaan swasta (6,63%). No. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) Golongan Pemilik Trw.I2010 Nominal Share Nominal Share Nominal Share Penduduk/Residents Trw.II2010 Trw.III Pemerintah Pusat 62, , , Pemerintah Daerah 1,796, ,756, ,574, Badan/lembaga pemerintah 78, , , Badan Usaha Milik Negara 112, , , Perusahaan asuransi 272, , , Perusahaan swasta 728, , , Yayasan dan Badan Sosial 93, , , Koperasi 34, , , Perorangan 8,266, ,833, ,665, Lainnya 25, , , Jumlah 11,470, ,127, ,694, Bukan Penduduk/NonResidents , Penduduk dan bukan penduduk 11,470,936 12,161,122 11,695,905 Berdasarkan lokasi bank, penurunan jumlah penghimpunan dana masyarakat dialami oleh semua kabupaten. Penurunan jumlah penghimpunan dana ini dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro di seluruh Kabupaten/Kota 48

73 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH di Jambi. Menurunnya jumlah giro tersebut dipicu oleh tingginya aktivitas pembayaran oleh perusahaanperusahaan setelah semester pertama berakhir. Berdasarkan lokasinya, penurunan jumlah DPK terbesar dialami oleh kabupaten Tanjung Jabung Barat diikuti oleh Merangin yang turun masingmasing sebesar Rp95,70 miliar (14,94%) dan Rp88.11 miliar (14,90%). Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw.I10 Trw.II10 Trw.III10 Pertumbuhan Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen 1 Kota Jambi 7,872, ,220, ,181, (39,368) (0.48) 2 Batanghari 454, , , (75,621) (13.77) 3 Tanjung Jabung Barat 677, , , (95,697) (14.94) 4 Merangin 528, , , (88,109) (14.90) 5 Kerinci 683, , , (54,200) (6.90) 6 Sarolangun 67, , , (32,552) (26.43) 7 Bungo 829, , , (52,894) (5.95) 8 Tebo 103, , , (2,773) (3.39) 9 Tanjung Jabung Timur 253, , , (24,000) (8.57) JUMLAH 11,470, ,161, ,695, (465,214) (3.83) 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan meningkat Rp449,5 miliar (4,38%) namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,70%. Total penyaluran kredit pada triwulan laporan sebesar Rp10.704,06 miliar meningkat dari triwulan lalu yang sebesar Rp10.254,56 miliar. 49

74 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Pertumbuhan TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal Persen Kelompok Bank 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704, , Bank Konvensional 8,482,025 8,705,998 8,992,671 9,758,969 10,132, , Bank Syariah 387, , , , ,534 75, Jenis Penggunaan 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704, , Modal Kerja 3,508,606 3,672,737 3,647,185 3,733,927 4,531, , Investasi 1,670,957 1,769,894 1,666,305 2,004,096 1,580,426 (423,670) (21.14) 3 Konsumsi 3,689,624 3,674,281 4,120,799 4,516,540 4,592,312 75, Sektor Ekonomi 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704, , Pertanian 1,208,369 1,350, ,939 1,105,772 1,219, , Pertambangan 29,409 25,941 28,484 23,480 32,550 9, Perindustrian 459, , , , ,479 23, Listrik, Gas dan Air 26,852 26,852 27,073 27,051 26,994 (57) (0.21) 5 Konstruksi 252, , , , , , Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,628,817 2,740,329 2,149,003 2,316,973 2,611, , Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 98, , , , ,715 11, Jasajasa Dunia Usaha 326, , , , ,748 (35,511) (9.12) 9 Jasajasa Sosial Masyarakat 138, , , , ,845 28, Lainlain 3,700,457 3,686,040 4,958,129 5,312,526 5,171,970 (140,556) (2.65) Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional tumbuh Rp373,56 miliar (3,83%) sementara kredit bank syariah tumbuh Rp75,94 miliar (15,32%). Sementara, jika dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih mendominasi dengan pangsa sebesar 95,23%, diikuti dengan kelompok bank syariah sebesar 4,77%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh kredit konsumsi dan modal kerja sementara kredit investasi mengalami penurunan. Kredit modal kerja meningkat Rp797,40 miliar (21,36%) dari triwulan sebelumnya diikuti dengan kredit konsumsi yang tumbuh Rp75,77 miliar (1,68%). Sementara itu, kredit investasi mengalami penurunan sebesar Rp423,67 miliar (21,14%). Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar masih didominasi oleh kredit konsumsi, yaitu sebesar 42,90% dari total kredit pada triwulan laporan. Kemudian diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 42,33%, dan kredit investasi sebesar 14,76%. Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi mengalami peningkatan jumlah penyaluran kreditnya, kecuali untuk sektor listrik gas dan air, dunia usaha dan lainlain. Secara nominal, peningkatan kredit 50

75 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH terbesar dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp294,68 miliar (12,72%), yang kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar Rp145,33 miliar (50,55%) dan sektor pertanian sebesar Rp113,50 miliar (10,26%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit sektor lainlain, yaitu sebesar 48,32%, yang kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 24,40% dan sektor pertanian sebesar 11,39%. Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,11% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek 23, jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 5,11%, yaitu dari total kredit sebesar Rp12.873,70 miliar menjadi sebesar Rp13.532,66 miliar. 24 Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh beberapa sektor ekonomi seperti perindustrian, perdagangan, pertanian dan jasa sosial masyarakat. Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek pada triwulan laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit perindustrian sebesar Rp818,50 miliar (101,42%), diikuti dengan sektor perdagangan Rp407,89 miliar (16,12%). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi I II III IV I II III Pertanian 1,959,270 2,026,202 2,077,761 2,218,021 1,831,035 1,856,467 2,008,480 Pertambangan 97, , , , , , ,887 Perindustrian 824, , , , , ,006 1,625,504 Perdagangan 2,234,779 2,457,387 2,682,693 2,800,588 2,149,467 2,529,964 2,937,854 Jasajasa 1,203,112 1,519,917 1,521,339 1,485,762 1,111,385 1,309,235 1,243,354 listrik, gas dan air 189, , , , , , ,984 konstruksi 295, , , , , , ,264 pengangkutan 120, , , , , , ,260 jasa dunia usaha 465, , , , , , ,307 jasa sosial masyarakat 132, , , , , , ,539 Lainlain 4,085,517 4,301,199 4,380,585 4,582,113 5,876,199 6,123,015 5,613,577 TOTAL 10,404,818 11,241,587 11,630,750 12,266,234 12,011,119 12,873,698 13,532,656 Sumber: SEKDA Provinsi Jambi 23 Data s.d. bulan Agustus Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 24 Data s.d. bulan Agustus Mulai Mei 2007, data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia). 51

76 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan sebesar 13,94%. Pada triwulan laporan, total undisbursed loan sebesar Rp1.218,86 miliar atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1.069,75 miliar. Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit investasi yang mencapai 53,97% (meningkat Rp95,78 miliar). Menurunnya jumlah kredit investasi pada triwulan laporan memicu meningkatnya undisbursed loan kredit tersebut. Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 75,01% diikuti dengan kredit investasi dan konsumsi masingmasing 22,42% dan 2,57%. Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Kategori (dalam jutaan rupiah) * TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Jenis Penggunaan 1investasi 64,087 87, , , , , ,257 2 konsumsi 3,744 1, ,946 66,682 45,807 31,317 3 modal kerja 678, , , , , , ,285 Total 746, , , ,748 1,170,854 1,069,747 1,218,859 * Perhitungan Undisbursed Loan Tahun 2010 berdasarkan laporan LBU Bassel 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Menurunnya penghimpunan dana pihak ketiga sementara penyaluran kredit perbankan meningkat menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR) 25 berdasarkan wilayah pelapor dan lokasi proyek mengalami peningkatan. Loan to Deposits Ratio (LDR) berdasarkan wilayah bank pelapor meningkat dari 84,32% 25 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. 52

77 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH menjadi 91,52%, sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek ,86% menjadi 115,70%. meningkat dari Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun % % % % % % % % % % 75.41% 75.36% 79.44% 84.08% 82.25% 84.32% Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q310 Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen) % 120% 100% 91.52% 80% 60% 40% 20% 0% Grafik 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Triwulan II10 Triwulan III10 LDR < 100% Batanghari Muara Jambi Tebo Saro langun Merangin Tanjabbar Bungo Kota Jambi Tanjabtim Kerinci Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Batanghari memiliki LDR tertinggi di antara seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi, yaitu sebesar 863,67%, diikuti oleh Kabupaten Muara Jambi sebesar 540,33%. Sementara itu terdapat tiga kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% yaitu Kota Jambi (83,26%), Tanjung Jabung Timur (78,31%), dan Kerinci (69,39%). Kualitas kredit yang diberikan pada triwulan laporan menunjukkan penurunan. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya rasio Non Performing Loan 22 LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan. Data LDR berdasarkan lokasi proyek s.d Agustus

78 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH (NPL) gross bank umum, yaitu dari 2,21% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,34%. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor perindustrian, yaitu sebesar 6,26% yang berarti di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 5%. Sementara itu, NPL sektorsektor ekonomi lainnya masih berada dalam kategori baik (dibawah 5%). Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi No Sektor Ekonomi TW I10 Nominal NPL NPL (%) Kredit TW II10 Nominal NPL NPL (%) Kredit TW III10 Nominal NPL NPL (%) Kredit 1. Pertanian 993,939 23, ,105,772 26, ,219,268 47, Pertambangan 28, , , Perindustrian 448,754 31, ,388 22, ,479 32, Listrik, Gas dan Air 27, , , Konstruksi 238,904 7, ,507 2, ,841 1, Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,149,003 55, ,316,973 52, ,611,653 77, Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 127,354 2, ,817 4, ,715 3, Jasajasa Dunia Usaha 336,225 6, ,259 5, ,748 3, Jasajasa Sosial Masyarakat 126,424 5, ,790 5, ,845 6, Lainlain 4,958,129 90, ,312, , ,171,970 76, J U M L A H 9,434, , ,254, , ,704, , Dilihat dari spread bunga (grafik 3.8), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan kembali mengalami penurunan. Margin ratarata tertimbang 27 antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,32% menjadi 8,21% pada triwulan laporan. Peningkatan ini dipicu oleh lebih tingginya penurunan suku bunga kredit sementara suku bunga deposito masih meningkat. 27 Data menggunakan suku bunga ratarata tertimbang bank umum pemerintah s.d. bulan Mei

79 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Grafik 3.5 Perkembangan Suku Bunga Ratarata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Persen (%) Margin Kredit Deposito SBI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus Stabilnya angka BI Rate semenjak bulan Agustus 2009 diikuti dengan penurunan suku bunga secara perlahanlahan oleh perbankan. Suku bunga deposito yang diberikan perbankan saat ini sudah berada di bawah angka BIrate yaitu sebesar 6,19%. Namun demikian, suku bunga kredit yang ditetapkan masih tinggi yaitu pada kisaran 14% sejak awal tahun Perkembangan Kredit MKM Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 4,3/% pada triwulan laporan, kredit MKM juga mengalami pertumbuhan bahkan di atas pertumbuhan total kredit yaitu sebesar 9,15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan perbankan akan kredit MKM masih cukup tinggi. Dengan demikian pangsa kredit MKM terhadap total kredit terus mengalami peningkatan yaitu dari sebesar 80,46% menjadi 84,13% pada triwulan laporan. Grafik 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi p TW I09 TW II09 TW III09 TW IV09 TW I10 TW II10 TW III Total Kredit Bank Pelapor Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan Total Kredit Bank Pelapor Pertumbuhan UMKM (%) 55

80 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Dilihat dari distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa yang terbesar yaitu 40,86% lalu diikuti kredit mikro sebesar 26,43%, serta kredit menengah sebesar 16,84% dari total kredit perbankan. Grafik 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% 40% 20% 0% TW I09 TW II09 TW III09 TW IV09 TW I10 TW II10 TW III10 Kredit Besar/NonUMKM Menengah Kecil Mikro Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kredit kecil sebesar Rp694,11 miliar (18,86%) diikuti dengan kredit mikro sebesar Rp94,54 miliar (3,46%) sementara kredit menengah mengalami penurunan sebesar Rp34,03 miliar (1,85%). C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi mencapai sebesar Rp295,89 miliar atau meningkat 3,57% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp285,70 miliar. Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp3,21 miliar (1,43%), dan penyaluran kredit tumbuh sebesar Rp5,06 miliar (2,48%). Lebih tingginya peningkatan jumlah penghimpunan kredit dibandingkan penyaluran dana pada triwulan laporan menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR) mengalami peningkatan, yaitu menjadi sebesar 91,82% dari sebelumnya 56

81 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH sebesar 90,88%. Sementara itu, kualitas kredit menunjukkan perbaikan, yaitu dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) menjadi 6,83%. 57

82 Halaman ini sengaja dikosongkan

83 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH APBDP Provinsi Jambi (tidak termasuk anggaran pemerintah kota dan kabupaten) tahun 2010 sebesar Rp1,60 triliun, meningkat 6,08% dari APBD awal tahun 2010 yang sebesar Rp1,50 triliun. Dari sisi anggaran pendapatan, jumlah anggaran pendapatan daerah dalam APBDP tahun 2010 mencapai Rp1,40 triliun atau meningkat 6,92% dibandingkan anggaran pendapatan di awal tahun yang sebesar Rp1,30 triliun. 28 Dari kondisi tersebut, jumlah defisit anggaran selama tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp201,20 miliar yang akan dibiayai dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya. Tabel 4.1. APBDP Provinsi Jambi Keterangan APBD APBD APBD APBD APBD APBDP Perubahan (%) Pendapatan Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Pajak daerah yang dipisahkan Lainlain Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil pajak/bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus (1.33) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah Dana Darurat 5.00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda Lainnya Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dr Pemerintah Total Pendapatan , , , , Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai (7.95) Belanja Subsidi 0.36 Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa (83.16) Belanja Tidak Terduga (75.00) Belanja Langsung Belanja Pegawai (4.45) Belanja Barang dan Jasa (5.04) Belanja Modal Total Belanja 1, , , , , , Surplus/Defisit (261.92) (335.64) (293.04) (363.70) (200.00) (201.20) APBDP Provinsi Jambi tahun 2010 ini disahkan tanggal 5 Oktober

84 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. REALISASI PENDAPATAN DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010 Sampai dengan semester I tahun 2010, realisasi pendapatan Provinsi Jambi telah mencapai 58,78% dari target penerimaan (Rp1,30 triliun) atau setara dengan Rp767,10 miliar. Realisasi pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian realisasi pendapatan pada semester I tahun 2009 yang hanya menyerap Rp506,80 miliar. Meningaktnya realisasi pendapatan terutama berasal dari meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2010 yang sebesar Rp113,69 miliar (22,11%). Peningkatan terbesar terutama disumbangkan oleh realisasi pajak daerah yang meningkat sebesar Rp99,82 miliar (22,49%). Grafik 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi miliar (Rp) Pendapatan (aksis kiri) Realisasi Pendapatan (aksis kiri) % Realisasi Pendapatan (aksis kanan) persen (%) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT SMT I II Sumber: Biro Keuangan (diolah) Mulai tahun 2007 laporan realisasi APBD dilakukan persemester Dari segi pencapaian realisasi pendapatan, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki realisasi tertinggi yang mencapai 109,74%, diikuti oleh komponen dana bagi hasil bukan pajak (SDA) yang mencapai 75,14% serta Dana Alokasi Umum yang mencapai 75,14% pada semester I tahun B. REALISASI BELANJA DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010 Belanja pemerintah Provinsi Jambi semester I tahun 2010 terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga serta transfer yang secara keseluruhan baru mencapai 34,20% (Rp514,63 miliar). Realisasi belanja semester I tahun 2010 masih lebih tinggi dibandingkan realisasi posisi yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 23,33%. 60

85 miliar (Rp) TW I TW II TW III TW IV Grafik 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Belanja (aksis kiri) Realisasi Belanja (aksis kiri) % Realisasi Belanja (aksis kanan) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT SMT I II Sumber: Biro Keuangan Mulai tahun 2007, laporan realisasi APBD persemester persen (%) Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja terbesar secara nominal adalah untuk belanja operasi yaitu sebesar Rp308,58 miliar diikuti dengan belanja modal sebesar Rp112,64 miliar. Belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% dari anggaran dengan komposisi biaya terbesar (secara nominal) untuk belanja pegawai yaitu sebesar Rp159,58 miliar diikuti dengan belanja barang sebesar Rp81,47 miliar. Dari sisi belanja modal, pengeluaran terbesar dari komponen belanja ini adalah untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp43,29 miliar (terealisasi 18,11%). Sementara itu, anggaran transfer terealisasi sebesar Rp92,66 miliar (52,57%) di semester pertama ini. Belanja transfer merupakan transfer bagi hasil pajak ke kabupaten/kota/desa di Provinsi Jambi. C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan III 2010 terealisasi sebesar Rp630,67 miliar, menurun sebesar 21,28% dibandingkan triwulan sebelumnya dan menurun sebesar 0,13% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi dicapai oleh jenis pajak bumi dan bangunan sebesar Rp194,77 miliar, diikuti jenis pajak penghasilan sebesar Rp179,99 miliar. 61

86 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN Triwulan I 2010 Triwulan II 2010 Triwulan III 2010 Pertumbuhan Nominal (%) I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 309,825,440, ,844,431, ,662,022,398 (211,182,408,829) (27.54) Pendapatan Pajak Penghasilan 149,463,488, ,450,473, ,988,342,117 (24,462,130,926) (11.96) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 144,241,599, ,037,982, ,348,119,007 (12,689,863,416) (7.01) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 3,687,606, ,261,432, ,785,865,957 (168,475,566,367) (46.38) Pendapatan BPHTB 5,807,485,121 10,659,948,287 5,282,251,447 (5,377,696,840) (50.45) Pendapatan Cukai Pendapatan Pajak Lainnya 6,625,261,290 7,434,595,150 7,257,443,870 (177,151,280) (2.38) Pengembalian Pendapatan Pajak dan Cukai II Pendapatan Pajak Perdagangan 6,351,103,553 8,098,197,819 19,956,462,890 11,858,265, Internasional Pendapatan Bea Masuk 3,097,689,346 2,205,530,389 4,044,897,211 1,839,366, Pendapatan Bea Keluar 3,253,414,207 5,892,667,430 15,911,565,679 10,018,898, Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor #DIV/0! III Penerimaan Sumber Daya Alam 557,233, ,380,526 1,279,779, ,399, Pendapatan Pertambangan Umum 557,233, ,380,526 1,018,479, ,099, Pendapatan kehutanan 261,300, ,300,000 #DIV/0! IV Pendapatan PNPB Lainnya 52,487,470,452 25,477,171,121 53,766,986,500 28,289,815, V Pendapatan Hibah Total Realisasi Pendapatan 369,221,248, ,138,180, ,665,251,638 (170,472,929,055) (21.28) Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa paling besar yaitu 88,11% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan. Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak bumi dan bangunan (35,05%) memiliki pangsa paling besar, diikuti pajak penghasilan (32,30%), serta pajak pertambahan nilai (30,30%). Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pendapatan BPHTB 0.95% Pendapatan Cukai 0.00% Pendapatan Pajak Lainnya 1.31% Pendapatan PPh 32.39% Pendapatan Pajak Perdagangan Int'l 3.16% Penerimaan SDA 0.20% Pendapatan PNPB Lainnya 8.53% Pendapatan Pajak Dalam Negeri 88.11% Pendapatan PBB 35.05% Pendapatan PPN 30.30% Grafik 4.3 Grafik 4.4 Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III2010 terealisasi sebesar Rp764,00 miliar, meningkat sebesar 1,44% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, belanja pemerintah pusat didaerah turun 0,51% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu. Secara nominal, belanja pemerintah pusat tertinggi adalah untuk belanja gaji dan 62

87 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH tunjangan yaitu sebesar Rp250,54 miliar (32,79%), diikuti dengan belanja bantuan sosial lembaga pendidikan yang mencapai Rp136,44 miliar (17,86%). Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI BELANJA Triwulan I 2010 Triwulan II 2010 Triwulan III 2010 Pertumbuhan Nominal (%) I Belanja Pegawai 205,004,864, ,662,079, ,246,595,028 (21,415,484,968) (7.74) Belanja Gaji dan Tunjangan 203,118,163, ,391,600, ,539,793,966 (20,851,806,430) (7.68) Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj 1,909,364,928 5,421,648,664 4,927,961,821 (493,686,843) (9.11) Belanja Kontribusi Sosial (22,664,100) (151,169,064) (221,160,759) (69,991,695) II Belanja Barang 53,691,791, ,397,100, ,683,544,760 (8,713,555,328) (4.86) Belanja Barang 30,005,124, ,624,352,377 94,336,676,345 (12,287,676,032) (11.52) Belanja Jasa 6,288,401,684 15,664,863,345 17,556,272,492 1,891,409, Belanja Perjalanan 9,117,773,034 33,312,804,252 33,578,568, ,764, Belanja Pemeliharaan 8,280,492,392 23,795,080,114 22,562,608,593 (1,232,471,521) (5.18) Belanja Layanan Umum 2,649,418,525 2,649,418,525 III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaa 1,214,571 78,428,413 78,428,413 Belanja Denda 1,214,571 78,428,413 78,428,413 Belanja Subsidi Perusahaan Negara IV Belanja Bantuan Sosial 72,653,304, ,548,016, ,045,959,162 37,497,942, Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan d 66,604,304,750 92,501,551, ,440,731,698 43,939,180, Belanja Lembaga Sosial Lainnya 6,049,000,000 66,046,464,570 59,605,227,464 (6,441,237,106) (9.75) V Belanja LainLain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765, ,297, Belanja LainLain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765, ,297, VI Belanja Modal 47,700,740, ,617,868, ,409,904,816 2,792,036, Belanja Modal Tanah 506,440,000 1,623,822, ,672,544 (1,111,149,856) (68.43) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1,528,616,000 7,798,631,894 11,864,532,636 4,065,900, Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1,204,303,184 7,179,100,915 24,517,440,410 17,338,339, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 44,193,696, ,584,089,391 96,353,103,696 (21,230,985,695) (18.06) Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi Belanja Modal Fisik Lainnya 267,684, ,223,800 3,457,955,530 3,025,731, Belanja Modal Badan Layanan Umum 704,200, ,200,000 Total Realisasi Belanja 381,086,938, ,143,533, ,995,197,998 10,851,664, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Meningkatnya belanja pemerintah pusat di Jambi terutama dipicu penurunan belanja modal jalan, irigasi dan bangunan sebesar Rp21,23 miliar (18,06%) sementara belanja bantuan sosial lembaga pendidikan meningkat Rp43,94 miliar (47,50%). Adapun porsi belanja modal masih kecil yaitu hanya 17,99% yang menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di daerah masih bisa dioptimalkan lagi. Grafik 4.5. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi belanja bantuan sosial 25.66% belanja lainlain 0.59% belanja modal 17.99% belanja denda dan subsidi perusahaan negara 0.01% belanja barang 22.34% belanja pegawai 33.41% 63

88 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH D. Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi mencapai Rp1,90 triliun pada triwulan laporan (posisi September 2010), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,74 triliun. Berdasarkan jenisnya, simpanan pemerintah daerah paling besar dalam bentuk giro (65,08%), diikuti dengan deposito (34,12%). Grafik 4.6. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (dalam miliar Rupiah) 1,800 1,600 1,400 1,200 1, Deposito Giro Pada triwulan III2010 ini dimana belanja pemerintah mengalami perlambatan pasca PILKADA pada triwulan lalu, berdampak pada meningkatnya simpanan pemerintah daerah di perbankan yang meningkat 9,45%. Tingginya simpanan perbankan terus menunjukkan bahwa transfer dana perimbangan (khususnya dana alokasi umum/dau) dari pemerintah pusat ke rekening pemerintah daerah belum secara optimal direalisasikan. 64

89 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Pada periode triwulan III2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan. Transaksi tunai yang tercatat melalui aliran masuk dan keluar kas mengalami peningkatan dalam net outflow. 29 Seiring dengan itu, nilai nominal kliring serta volume lembar warkat pada periode laporan juga meningkat. Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi Uraian Pertumbuhan (qtq) Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III Nominal Persen Nilai Kliring (juta Rp) 1,413,797 1,585,118 1,600,873 1,721,046 1,632,198 1,499,717 1,892, , Volume Kliring (lembar warkat) 58,349 59,407 61,323 61,397 61,881 57,197 63,822 6, Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 295, , , , , , , , Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 263, , ,375 1,205, ,030 1,019,262 1,304, , Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) 31,621 (798,483) (750,433) (817,370) (178,834) (884,679) (921,795) (37,116) 4.20 RTGS dari jambi (miliar Rp) 5,511 6,168 6,554 8,032 9,259 12,437 14,675 2, RTGS ke Jambi (miliar Rp) 18,792 19,149 13,348 17,998 30,773 30,963 22,828 (8,135) (26.27) Penemuan Uang Palsu Pecahan Rp ,00 Pecahan Rp50.000,00 Pecahan Rp20.000,00 Pecahan Rp10.000,00 Jumlah PTTB (juta Rp) 29,578 25,812 78, , , , ,562 25, Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) (48.32) (56.97) Cek dan BG Kosong Lembar , Nominal (juta Rp) 27,286 34,355 29,945 24,805 19,222 17,737 19,087 1, A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan laporan di Provinsi Jambi mengalami net outflow. Jika dibandingkan pada triwulan yang lalu (qtq), outflow di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar sebesar Rp284,90 miliar atau 27,95% (Grafik 5.1). Hal ini disebabkan oleh kebutuhan uang kartal dalam rangka pembayaran THR serta tingginya transaksi jelang hari besar keagamaan pada bulan September lalu. 29 Net outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (outflow) pada periode yang sama. 65

90 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Rp miliar 1,600 1,400 1,200 1, Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Persen 2,800 2,300 1,800 1, Q105 Q205 Q305 Q405 Q106 Q206 Q306 Q406 Q107 Q207 Q307 Q407 Q108 Q208 Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Q110 Q210 Q Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%) Pada triwulan laporan, aliran kas keluar bersih (net cash outflow) meningkat sebesar Rp37,12 miliar (394,70%). Arus kas masuk (cash inflow) meningkat sebesar Rp247,79 miliar (184,11%) menjadi Rp382,37 miliar. A.2. Penyediaan Uang Layak Edar Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal yang tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, PTTB di provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar Rp25,41 miliar (22,26%) menjadi Rp139,56 miliar. Namun demikian rasio PTTB terhadap inflows mengalami penurunan yaitu dari 84,82% menjadi 36,50%. A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada pecahan berapapun. Untuk menjaga tidak beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Bank Indonesia Jambi masih terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciriciri Keaslian Uang Rupiah kepada masyarakat. 66

91 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai B.1. Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.892,85 miliar atau meningkat sebesar26,21% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah warkat kliring yang meningkat sebesar 11,58%, yaitu dari lembar menjadi lembar. Di sisi lain, jumlah cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan sebesar 14,31%, yaitu dari 713 lembar menjadi 815 lembar. Kenaikan tersebut diikuti juga dengan peningkatan secara nominal jumlah penolakan sebesar 7,61%, yaitu dari Rp17,74 miliar menjadi Rp19,09 miliar. Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring dalam miliar Rupiah Persen 2,000 1, ,721 1,585 1,601 1,632 1, , , (5.16) (5) 500 (8.12) (15) (25) Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III 2010 Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring Grafik 5.2 lembar warkat Persen 120, ,000 61,323 63,822 59,407 61,397 61, ,89 57, ,000 (7.57) (15) Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III 2010 Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring Grafik 5.3 B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) 30 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) menurun yaitu sebesar 13,59% sehingga menjadi sebesar Rp37,50 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp43,40 triliun. Transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp2,24 triliun (17,99%) dan 30 Sistem BIRTGS adalah suatu system transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time). 67

92 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN transfer keluar dari Provinsi Jambi menurun sebesar Rp8,14 triliun (26,27%) pada triwulan III tahun Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) Kumulatif Triwulanan RataRata Harian Pertumbuhan Keterangan Kumulatif triwulanan Ratarata harian Dari Ke Dari Ke Dari Ke Dari Ke TW I07 5, , (28.00) (33.72) (31.48) (36.93) TW II07 5, , (1.50) (1.50) TW III07 6, , TW IV07 6, , (8.26) (0.62) TW I08 5, , (17.22) (17.22) TW II08 6, , TW III08 7, , TW IV08 7, , (1.47) TW I09 5, , (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II09 6, , (3.03) TW III09 6, , (30.29) 8.00 (29.15) TW IV09 8, , TW I10 9, , TW II10 12, , TW III10 14, , (26.27) (28.65) Sumber: & KBI Jambi 68

93 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada periode triwulan laporan, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada pada level pesimis. 31 Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan pada bulan triwulan III2010 meningkat sebesar 53,53% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi bulan September 2010) mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya (posisi Juni 2010). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan III tahun 2010 meningkat sebesar 387 bps jika dibandingkan triwulan II tahun A. Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, pada 2 bulan awal triwulan III2010, jumlah pencari kerja meningkat sebesar 53,53% jika dibandingkan dengan bulan April dan Mei 2010 (2 bulan awal triwulan II2010). Terselenggaranya kegiatan penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) untuk ditempatkan dilingkungan pemerintah daerah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi serta beberapa BUMN memicu peningkatan angka pencari kerja. 34 Penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) merupakan salah satu momentum 31 Nilai saldo dibawah 100 artinya berada pada level pesimis. Jika nilai saldo meningkat, berarti masyarakat memandang kondisi pengangguran membaik. 32 Data perbandingan 2 bulan awal per triwulan, yaitu data JuliAgustus 2010 dibandingkan data Aprilmei Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%). 34 Penerimaan pegawai terutama untuk Kementrian Kehakiman, Bank Indonesia, Pertamina, PLN dsb. 69

94 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN yang mampu mendorong peningkatan pencari kerja terutama tingkat pendidikan Sarjana. (orang) 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, (10.56) Grafik 6.1. Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Grafik 6.2. Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi (55.63) Total Pencari Kerja g.pencari kerja (50.26) (8.28) (2.33) (55.64) (65.90) (17.69) (28.14) (31.82) ( 11.11) Sumber: Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2010 (%) (50) (100) orang 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1, SD SLTA D III/Sarjana Muda SLTP DI/DII Sarjana Sumber:Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2009 Grafik 6.1 Grafik 6.2 Secara nominal, jumlah pencari kerja didominasi oleh tingkat pendidikan dari SLTA sebanyak orang, diikuti dengan sarjana sebesar 537 orang pada bulan JuliAgustus Berdasarkan distribusinya (share), pencari kerja dengan jenjang pendidikan SLTA merupakan bagian terbesar pencari kerja (69,23%) diikuti oleh lulusan sarjana (S1&S2) sebesar 22,67%. Grafik 6.3. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran Indeks Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: Bank Indoneisa (diolah) Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu masih belum menunjukkan perbaikan. Kondisi ini tercermin dari nilai saldo kondisi pengangguran yang masih berada 70

95 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN pada level pesimis (66,00) pada triwulan laporan. Sejalan dengan hal tersebut, nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran juga belum menunjukkan perbaikan yang berarti yaitu dari sebesar 68,67 menjadi 75,33. Nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi terhadap pengangguran masih berada pada level pesimis menunjukkan bahwa masyarakat memandang kondisi ketenagakerjaan masih kurang kondusif. B. Kesejahteraan Pergerakan inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,37%/qtq dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya hargaharga beberapa kebutuhan pokok tersebut pada akhirnya menyebabkan ratarata triwulanan kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Jambi cukup tinggi, yaitu mencapai Rp ,44 pada triwulan III2010. Rp 180, , , , ,000 80,000 60,000 Grafik Perkembangan Harga Ratarata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan) Perkembangan Harga Beras Grafik 6.4 Rp 7,500 7,000 6,500 6,000 5,500 5,000 4,500 4,000 Rp 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, Segi Tiga Biru Merk Lencana Perkembangan Harga Tepung Terigu Grafik 6.5 Rp Rp Rp 18,000 45,000 20,000 16,000 36,000 16,000 14,000 12,000 27,000 12,000 10,000 8,000 18,000 8,000 6,000 9,000 4,000 4,000 2, Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Bimoli Botol Special Tanpa Merk Bawang Merah Perkembangan Harga Minyak Goreng Perkembangan Harga Komoditas lainnya Grafik 6.6 Grafik 6.7 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Perkembangan harga ratarata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat Grafik ) sebagian besar menunjukkan tren peningkatan. Harga ratarata 71

96 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN beras ukuran 20 kg (Merek Anggur, King, Belida) mengalami peningkatan harga sebesar Rp11.650,00Rp18.400,00/20kg selama periode triwulan laporan, begitu juga dengan beras jenis IR 64 dan IR 42 yang naik mencapai Rp422/kg Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga terjadi pada komoditas daging ayam (broiler dan kampung) dan daging sapi, bawang merah, cabe merah (keriting dan biasa), bawang (putih dan merah). Pada periode triwulan laporan, harga ratarata cabe (merah dan keriting) mengalami peningkatan pada kisaran Rp4.611Rp4.717/kg. Sejalan dengan hal tersebut, kelompok harga daging ayam, yaitu daging ayam broiler dan daging ayam kampung naik secara ratarata masingmasing sebesar Rp6.290,00/kg dan Rp3.752,00/kg. Harga ratarata daging sapi juga turut melonjak sebesar Rp1.371/kg menjadi Rp71.371,00/kg. Pada triwulan laporan, tantangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya semakin berat. Hal ini tercermin dari rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL). Sebagaimana diketahui, Upah Minimum Provinsi (UMP) 36 Provinsi Jambi tahun 2010 yang telah ditetapkan sebesar Rp per bulan, meningkat 12,50% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp ,00. Rasio UMP terhadap ratarata KHL pada triwulan laporan sebesar 79,76%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP dalam menutupi KHM/KHL masih terbatas. Bagi para pekerja yang mendapatkan upah sesuai dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya sangat berat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi pada bulan September Pada bulan September 2010, NTP sebesar 95,98 atau sedikit menurun 0,11% dibandingkan bulan Juni 2010 (96,09). 37 NTP yang masih berada dibawah 100 menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga hasil produksi 35 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali. 37 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

97 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN pertanian relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan September 2010, It mengalami peningkatan sebesar 2,42% dibandingkan bulan Juni Sementara, indeks yang dibayar (Ib) petani juga meningkat sebesar 2,54% dibandingkan bulan Juni Namun demikian, peningkatan indeks yang dibayar (Ib) yang lebih besar dibandingkan peningkatan indeks yang diterima (It) menyebabkan NTP pada bulan September 2010 menurun dibandingkan NTP bulan Juni Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 2010 PERSENTASE KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK PERUBAHAN (%) Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus September (Sep ke Jun) 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani Padi Palawija b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPP) Hortikultura a Indeks Diterima Petani Sayursayuran Buahbuahan b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPH) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani Tanaman Perkebunan Rakyat b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPr) Peternakan a Indeks Diterima Petani Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPt) Perikanan a Indeks Diterima Petani Penangkapan Budidaya b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp)

98 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN C. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ton, meningkat 3,73% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai ton. 38 Grafik 6.8. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 14,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 2,000,000 (50) TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TRW TW I TW IV II TW III TRW TW I TW IV II TW III (100) Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Sumber: Bulog Prov. Jambi Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan 38 Provinsi Jambi pada 2010 mendapat jatah Raskin sekitar ton untuk penyaluran selama 10 bulan bagi RTS tersebar di dua kota dan sembilan kabupaten dengan harga Rp1.600/Kg. 74

99 BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Laju pertumbuhan kuartalan (qtq) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan IV 2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan III2010. Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang didukung oleh pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih dominan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian. Disamping itu, akselerasi belanja pemerintah daerah di triwulan IV2010 diperkirakan mampu mendorong sektor bangunan tumbuh lebih baik. Sementara, sektor pengangkutan dan komunikasi akan terakselerasi dengan datangnya hari besar keagamaan. Perkembangan hargaharga pada triwulan mendatang diperkirakan masih cukup tinggi. Namun demikian, inflasi tahunan (yoy) diperkirakan relatif melambat dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi permintaan, datangnya Hari Raya Idul Adha dan serta perayaan Natal dan tahun baru 2011 akan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap bahan pokok sehingga dapat memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan IV2010. Disamping itu, masih adanya kendala jalur distribusi akibat kondisi jalan yang belum baik serta kondisi cuaca dapat mengganggu kelancaran arus distribusi barang sehingga berpotensi meningkatkan angka inflasi. A. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 7,08,0% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi RT tercermin dari nilai indeks 75

100 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH ekspektasi ekonomi sebesar 124,67 yang masih berada pada level optimis (nilai indeks diatas 100). Sejalan dengan hal tersebut, indeks ekspektasi penghasilan masyarakat juga masih berada pada level yang optimis (145,33) setelah terus tumbuh secara optimis. 39 Semakin membaiknya perekonomian di Jambi serta rencana kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI, POLRI tahun 2011 memberikan harapan akan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat pada triwulan mendatang. Indeks 180 Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan I II III IV I II III IV I II III IV I II III Hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan menggambarkan rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang sebagian besar berada pada level pesimis, kecuali nilai saldo bersih rencana konsumsi barang sandang tercatat sebesar 142,67. Sedangkan indikator lainnya masih bertengger pada level pesimis yaitu: pembelian/perbaikan rumah (47,33); peralatan rumah tangga (50,67); perabotan rumah tangga (39,33); kendaraan bermotor (24,00); serta rekreasi/tamasya (94,00). Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan belanja masyarakat di triwulan IV2010 masih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dibandingkan dengan kebutuhankebutuhan lainnya. 39 Setelah triwulan II2008 yang tumbuh pesimis (60,67), indeks ekspektasi penghasilan terus tumbuh pada level optimis. 76

101 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 612 bulan yang akan datang Indeks I II III IV I II III IV I II III IV I II III Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya Berdasarkan hasil SKDU triwulan III2010, optimisme responden pada triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha hampir terjadi pada sebagian sektor usaha. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk sektorsektor tersebut yang masih tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 7.1), kecuali untuk sektor bangunan. Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha No Sektor/Subsektor Saldo Bersih Tertimbang Triwulan III2010 Triwulan IV2010* 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian (3.82) Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan (1.37) (0.69) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasajasa 2.50 Total Keterangan : *) Angka perkiraan Keterangan : Saldo Bersih = % naik dikurangi turun Saldo Bersih Tertimbang = Saldo Bersih dikalikan bobot Bobot didasarkan pada Distribusi PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sementara itu, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan mendatang diperkirakan mulai terakselerasi lebih cepat sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi 77

102 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Jambi. Di akhir periode anggaran, realisasi untuk proyekproyek fisik Pemerintah Daerah diperkirakan akan semakin meningkat yang tentunya berdampak pada meningkatnya aktivitas perekonomian serta penyerapan tenaga kerja sehingga mampu mendorong perekonomian. Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sub sektor tanaman bahan makanan juga diperkirakan tumbuh positif yang didorong membaiknya hasil panen tanaman bahan makanan (tabama). Sektor industri pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Namun demikian, potensi kondisi cuaca yang cukup ekstrem juga menjadi ancaman bagi produktivitas beberapa hasil pertanian. Pergerakan sektor penggalian dan sektor bangunan diperkirakan pertumbuhannya meningkat sejalan dengan akselerasi realisasi APBD Pemerintah Jambi pada periode triwulan IV2010. Hal ini didorong juga oleh masih meningkatnya permintaan pembangunan properti residensial (perumahan) oleh perusahaan pengembang (developer) dan masyarakat umum serta pembangunan properti komersial seperti hotel dan ruko (rumah toko) serta perkiraan meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah, terutama untuk belanja modal. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan masih tumbuh positif seiring dengan pertumbuhan sektor pertanian dan industri pengolahan serta dipicu oleh perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru Perayaan tersebut akan memicu aktivitas perdagangan, tingkat kunjungan restoran serta kapasitas hunian hotel. Sektor pengangkutan dan komunikasi juga diprakirakan masih tumbuh positif terutama didorong oleh aktivitas sub sektor angkutan. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) Provinsi Jambi pada triwulan IV2010 diperkirakan pada kisaran 78

103 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH 7,00%8,00%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan pada kisaran 6,507,50%. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pasca krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih baik, antara lain melalui: 1. Percepatan realisasi APBD terutama proyekproyek fisik yang berorientasi memacu perekonomian. Akselerasi pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dengan optimal. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyegerakan realisasi belanja modal APBD 2010 sehingga mampu mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi yang tinggal tersisa 1 triwulan lagi. Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi (terutama jalan dan jembatan) harus dipercepat dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta mengurangi biaya distribusi akibat kurang kondusifnya sarana jalan dan jembatan. 2. Peningkatan koordinasi antar kabupaten/kota. Koordinasi pembangunan antar kabupaten/kota diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Setiap daerah diharapkan dapat fokus dalam mencapai target pembangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh daerahdaerah di sekitarnya. Pengembangan yang bersifat one village one product ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan sumbersumber pendanaan yang ada. 3. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking. Inflasi pada triwulan III2010 masih cukup tinggi. Diperlukan keberlangsungan kebijakan penanganan inflasi (pengendalian hargaharga) yang koordinatif antar dinas/instansi terkait secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung terciptanya inflasi yang relatif rendah dan stabil melalui pengendalian inflasi yang forward looking diantaranya melalui: a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di level pusat yang lebih intensif. 79

104 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan resiko tekanan inflasi. c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak. 4. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah. Peningkatan program padat karya (misal: revitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan, program pengembangan jalan lingkungan) dapat menjadi solusi untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, percepatan realisasi APBD pemerintah daerah untuk proyekproyek fisik (jalan, jembatan dll) diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal di Jambi untuk mengurangi pengangguran. 5. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan pengusaha. Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah: Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added labih baik sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor perkebunan. Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi. Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga pupuk yang sangat memberatkan petani. Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut melalui toke. 40 Hal ini dikarenakan toke membeli harga komoditas unggulan Jambi (sawit dan karet) ke petani dibawah harga pasar/harga yang telah ditetapkan sehingga merugikan petani. 40 Toke adalah sebutan bagi tengkulak atau cukong. 80

105 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH 6. Penguatan ekspor barang dan jasa. Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit) sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang didukung dengan ketersediaan industri hilir. 7. Pertumbuhan kredit perbankan Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan IV2010 berkisar 1520% (yoy) melalui programprogram pendampingan kepada usaha mikro dan kecil. B. Proyeksi Inflasi Secara tahunan (yoy), perkembangan hargaharga pada triwulan IV2010 diperkirakan sedikit melambat dibandingkan triwulan III2010, namun masih berada pada level yang cukup tinggi. Kondisi ini tercermin dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) yang menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat terhadap perbaikan hargaharga masih berada pada level pesimis. Hal tersebut tercermin dari seluruh indikator ekspektasi harga yang memiliki nilai dibawah 100 atau berada dalam level pesimis (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 30,00 sedikit lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (20,67). 41 Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 612 bulan yang akan datang 41 SB (Saldo Bersih) = (%baik%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 612 bulan mendatang. 81

106 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Indeks Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan Transportasi & komunikasi Harga Umum Bahan makanan I II III IV I II III IV I II III IV I II III Inflasi Kota Jambi pada Triwulan IV2010 diperkirakan sebesar 7,00% ± 1 (yoy). Datangnya hari besar keagamaan (Idul adha dan Natal) serta tahun baru 2011 memicu meningkatnya angka inflasi dari sisi permintaan akibat meningkatnya konsumsi masyarakat. Dari sisi penawaran, rencana kenaikan tarif dasar listrik serta adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO), di pasar internasional disertai dengan belum membaiknya kondisi jalan dapat memicu meningkatnya angka inflasi Kota Jambi. Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember 2010 mtm (%) Catatan: Inflasi bulan OktoberDesember 2010 adalah angka perkiraan Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi 82

107 yoy (%) PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember Catatan: Inflasi Bulan OktoberDesember 2010 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Beberapa faktorfaktor lain yang masih berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)Meningkatnya demand masyarakat terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru ) Menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Akselerasi belanja pemerintah daerah yang semakin cepat dapat memicu kenaikan harga barangbarang material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta 6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok diprakirakan cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktuwaktu akibat kemungkinan shock di sisi penawaran. Stok beras di Bulog Divre Jambi diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. 83

108 Halaman ini sengaja dikosongkan

109 LAMPIRAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI Triwulan III - 2005 Kantor Bank Indonesia Jambi DAFTAR ISI Daftar Isi.... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Kondisi Makro

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009 No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci