Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Publikasi ini dapat diakses secara online pada :"

Transkripsi

1 i TRIWULAN III 2015

2 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : Fax : Gambar cover: Pantai Pulau Lengkuas, Belitung (lokasi : Belitung) cover depan Wisata Bawah Laut Pulau Lengkuas, Belitung (lokasi : Belitung) cover belakang Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung Rendha Prasetya Kuswono (rendha_pk@bi.go.id) Apriansyah (apriansyah@bi.go.id) Publikasi ini dapat diakses secara online pada : ii

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III 2015 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pangkalpinang, November 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Bayu Martanto Deputi Direktur iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii INDIKATOR EKONOMI... x RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Ekonomi Regional Bangka Belitung... xi BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PDRB Menurut Lapangan Usaha PDRB Menurut Pengeluaran Suplemen A : Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Pangkalpinang Triwulan III 2015 Menurun Suplemen B : PERMENDAG NO.33/M-DAG/PER/5/2015 Perubahan atas Permendag No.44/ M-DAG/PER/7/2014 Tentang Ketentuan Ekspor Timah Suplemen C : Potensi Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Suplemen D : Dampak Elnino Terhadap Capaian Produksi Pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Kepulauan Bangka Belitung Disagregasi Inflasi Perkembangan Inflasi Bulanan Suplemen E : Formula Baru Pengupahan PP. No.78/2015 Tentang Pengupahan BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan Bank Umum Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum Penyaluran Kredit Bank Umum Kualitas Kredit/Pembiayaan iv

5 3.5. Kelonggaran Tarik Perkembangan Suku Bunga Bank Umum di Bangka Belitung Bank Umum Syariah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Perkembangan Sistem Pembayaran BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung APBD Kabupaten Belitung APBD Kabupaten Bangka Barat APBD Kabupaten Bangka Tengah Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan BAB 5. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kondisi Ketenagakerjaan Kondisi Kesejahteraan Petani Inflasi Pedesaan Indikator Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan Survei Konsumen Indikator Ketenagakerjaan Indikator Penghasilan BAB 6. OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung Inflasi Bangka Belitung Tim Pengendalian Inflasi Daerah v

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Tahunan Sisi Lapangan Usaha Bangka Belitung (%)... 3 Tabel 1.2 Pertumbuhan Tahunan PDRB Menurut Pengeluaran Bangka Belitung (%) Tabel 2.1 Inflasi Tahunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (% yoy) Tabel 2.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Juli Tabel 2.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Agustus Tabel 2.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi September Tabel 3.1 Perkembangan Kredit Sektoral Bangka Belitung (Rp Miliar) Tabel 3.2 Perkembangan Bank Umum Syariah Tabel 3.3 Perkembangan Kredit UMKM Bangka Belitung Tabel 3.4 Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Bangka Belitung Tabel 4.1 Realisasi APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tabel 4.3 Realisasi APBD Kabupaten Belitung Tabel 4.4 Realisasi APBD Kabupaten Bangka Barat Tabel 4.5 Realisasi APBD Kabupaten Bangka Tengah Tabel 4.6 Pagu dan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tabel 5.1 Penduduk 15 Tahun ke atas menurut Kegiatan Terbanyak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Bangka Belitung Tabel 5.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Bangka Belitung Tabel 5.4 Perbandingan NTP Berdasarkan Subsektor Tabel 5.5 Inflasi Pedesaan Tabel 5.6. Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini ( ) Tabel 5.7. Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan YAD ( ) Tabel 5.8. Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini ( ) Tabel 5.9. Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD ( ) vi

7 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 PDRB Nominal dan Laju Pertumbuhan Tahunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ADHK Grafik 1.2 PDRB Nominal dan Laju Pertumbuhan Triwulanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ADHK Grafik 1.3 Sumber Pendapatan PDRB Menurut Pengeluaran... 2 Grafik 1.4 Pangsa PDRB Nominal Per Lapangan Usaha Triwulan III 2015 Bangka Belitung (%)... 4 Grafik 1.5 Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan (% yoy dan qtq)... 4 Grafik 1.6 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (% yoy dan qtq)... 4 Grafik 1.7 Perkembangan Harga Lada Internasional... 5 Grafik 1.8 Perkembangan Harga Karet Internasional... 5 Grafik 1.9 Perkembangan Harga TBS Bangka Belitung... 5 Grafik 1.10 Pertumbuhan Tingkat Hunian Kamar dan Wisatawan... 6 Grafik 1.11 Pendaftaran Kendaraan Baru... 6 Grafik 1.12 Pertumbuhan Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran,dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor... 7 Grafik 1.13 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertambangan dan Panggalian... 7 Grafik 1.14 Produksi Bijih Timah... 7 Grafik 1.15 Produksi dan Harga Timah... 8 Grafik 1.16 Harga Timah BKDI vs LME... 8 Grafik 1.17 Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi... 8 Grafik 1.18 Konsumsi Semen Bangka Belitung... 8 Grafik 1.19 Pertumbuhan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan... 9 Grafik 1.20 Arus Penumpang Angkatan Udara... 9 Grafik 1.21 Arus Penumpang Angkatan Laut... 9 Grafik 1.22 Arus Bongkar Muat... 9 Grafik 1.23 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas Grafik 1.24 Pelanggan vs Penjualan Listrik Grafik 1.25 Pertumbuhan Lapangan Usaha Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Grafik 1.27 Likert Scale Penjualan Domestik dan Ekspor Grafik 1.28 Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama Grafik 1.29 Perkembangan Indeks Utama Survei Konsumen vii

8 Grafik 1.30 Perkembangan Nilai dan Volume Total Ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.31 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.32 Likert Scale Ekspor Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.33 Pangsa Nilai Ekspor Negara Tujuan (%) Grafik 1.34 Likert Scale Investasi Grafik 1.35 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Grafik 2.1 Inflasi Bangka Belitung Vs Nasional Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Kelompok Grafik 2.3 Historis Inflasi Bangka Belitung Grafik 2.4 Inflasi Umum Tahunan dan Disagregasi Inflasi Tahunan Grafik 2.5 Perkembangan Curah Hujan Bangka Belitung Grafik 2.6 Perkembangan Arus Bongkar Pelabuhan Grafik 2.7 Perkembangan Stok Beras Bulog Grafik 2.8 Perkembangan Tinggi Gelombang Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi Bangka Belitung Grafik 2.10 Likert Scale Biaya Bangka Belitung Grafik 2.11 Inflasi Kelompok Kota Pangkalpinang Grafik 2.12 Inflasi Kelompok Kota Tanjungpandan Grafik 2.13 Perkembangan Harga Beras Grafik 2.14 Perkembangan Harga Daging Grafik 2.15 Perkembangan Harga Cabe Merah Grafik 2.16 Perkembangan Harga Cabe Rawit Grafik 2.17 Perkembangan Harga Bawang Grafik 2.18 Perkembangan Harga Ikan Grafik 3.1 Perkembangan Aset Perbankan Bangka Belitung Grafik 3.2 Perkembangan DPK, Kredit dan LDR Grafik 3.3 Perkembangan DPK Perbankan di Bangka Belitung Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan di Bangka Belitung Grafik 3.5 Jumlah dan Pertumbuhan Kredit menurut Penggunaan Bangka Belitung Grafik 3.6 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan menurut Penggunaan Bangka Belitung Triwulan II Grafik 3.7 Perkembangan Kredit Sektor Rumah Tangga Grafik 3.8 Perkembangan NPL Perbankan Bangka Belitung Grafik 3.9 Perkembangan Suku Bunga Dana Pihak Ketiga viii

9 Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga Kredit Sektoral Grafik 3.11 Perkembangan Aset, DPK dan Kredit BPR Grafik 3.12 Perkembangan DPK BPR Grafik 3.13 Pangsa DPK BPR Grafik 3.14 Perkembangan LDR BPR Grafik 3.15 Pangsa Kredit UMKM Secara Sektoral Grafik 3.16 Perkembangan Kredit dan NPL UMKM Grafik 3.17 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha Grafik 3.18 Perkembangan RTGS Bangka Belitung Grafik 3.19 Perkembangan Penarikan Uang Lusuh di Bangka Belitung Grafik 3.20 Perkembangan Inflow Outflow di Bangka Belitung Grafik 4.1 Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bangka Belitung.. 61 Grafik 4.2 Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Belitung Grafik 4.3 Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat.. 65 Grafik 4.4 Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tengah Grafik 5.1 Perkembangan Tingkat Pengangguran Grafik 5.2 Perkembangan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 5.3 Likert Scale Biaya Bangka Belitung Grafik 5.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani Grafik 5.5 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi Pedesaan Grafik 5.6 Indeks Penghasilan Grafik 5.7 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 6.1 Perkembangan Proyeksi Pertumbuhan Global Grafik 6.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung Grafik 6.3 Perkembangan Indeks Pengeluaran Konsumen 3 Bulan Mendatang Grafik 6.4 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Grafik 6.5 Pergerakan Harga 3 dan 6 Bulan Mendatang Grafik 6.6 Indeks Utama Survei Konsumen Grafik 6.7 Nilai Tukar Petani ix

10 INDIKATOR EKONOMI Indikator I II III IV I II III PDRB (%, yoy) Sektor 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Permintaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Net Ekspor Antar Daerah Ekspor Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (USD Juta) Indeks Harga Konsumen Bangka Belitung (TD = 2012) Laju Inflasi Bangka Belitung Perbankan Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) Giro (Rp Triliun) Tabungan (Rp Triliun) Deposito (Rp Triliun) Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek Modal Kerja (Rp Triliun) Investasi (Rp Triliun) Konsumsi (Rp Triliun) LDR Lokasi Proyek (%) NPL Gross (%) RTGS Nominal RTGS (Rp Triliun) Vol Transaksi RTGS (ribuan lembar) x

11 RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Ekonomi Regional Bangka Belitung I. Perkembangan Makro Ekonomi Regional Perekonomian Bangka Belitung pada triwulan III-2015 sedikit melambat menjadi 3,96% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kinerja sektor pertambangan dan pengalian. Di sisi eksternal, masih rendahnya harga komoditas dan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang, seperti Amerika Serikat, China, dan Singapura menyebabkan ekspor masih terkontraksi lebih dalam Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015 sedikit melambat dari 3,97% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,96% (yoy). Kondisi tersebut di akibatkan pertumbuhan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian tumbuh melambat Dari sisi pengeluaran, perlambatan disebabkan melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor Pada triwulan III 2015, perekonomian Bangka Belitung yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp miliar atau tumbuh sedikit melambat sebesar 3,96% (yoy) dari triwulan sebelumnya 3,97% (yoy). Namun, capaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat sebesar 3,04% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung diakibatkan kinerja lapangan usaha utama yang melambat. Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian tumbuh melambat dari 3,30% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 0,45% (yoy) seiring dengan menurunnya permintaan global. Sementara itu, kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang memiliki pangsa terbesar struktur perekonomian Bangka Belitung melambat dari tumbuh 1,74% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 1,20% (yoy). Demikian pula secara triwulanan perekonomian Bangka Belitung pada triwulan III 2015 juga tumbuh melambat menjadi sebesar 1,08% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,28% (qtq). Dari sisi pengeluaran, perlambatan disebabkan konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri. Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga melambat dari 4,99% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi 4,74% (yoy) karena menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya perekonomian global, menurunnya harga komoditas, serta melambatnya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan. Ekspor luar negeri masih mengalami kontraksi sebesar 19,90% (yoy) walau membaik dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam 30,28% (yoy). Menurunnya ekspor disebabkan oleh turunnya nilai ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung yaitu timah karena adanya proses penyesuaian atas berlakunya Permendag No.33 tahun xi

12 2015, penurunan ekspor komoditas kelapa sawit dan melemahnya perekonomian global. Di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh melambat dari 5,83% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,15% (yoy) disebabkan realisasi penyerapan anggaran pemerintah yang tidak sebesar yang diperkirakan antara lain disebabkan permasalahan nomenklatur dan keterlambatan pelaksanaan tender proyek-proyek infrastruktur. II. Perkembangan Inflasi Pada triwulan III 2015 inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkat dan lebih tinggi dibanding inflasi Sumatera dan nasional. Kenaikan harga terutama terjadi pada kelompok volatile food Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkat dari 6,90% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 7,33% (yoy) Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di triwulan III 2015 meningkat dari 6,90% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 7,33% (yoy). Inflasi Bangka Belitung lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 6,83% (yoy). Inflasi pada triwulan III terjadi pada kelompok volatile food seiring dengan meningkatnya permintaan saat Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan liburan sekolah. Inflasi pada kelompok administered prices sedikit mereda seiring dengan normalisasi tarif angkutan udara pasca Hari Raya Idul Fitri. Sementara inflasi inti meningkat diakibatkan meningkatnya tarif pendidikan. III. Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Stabilitas sistem Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Triwulan III masih terjaga, kondisi tersebut terlihat dari indikator fungsi intermediasi dan kualitas kredit yang cukup baik Total aset perbankan tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Penghimpunan DPK melambat disebabkan deposito yang tumbuh melambat. Penyaluran kredit perbankan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya Secara umum, volume usaha perbankan Bangka Belitung masih tumbuh positif. Secara tahunan, aset perbankan Bangka Belitung tumbuh 9,11% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,26% (yoy). Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,83% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,08% (yoy). Perlambatan DPK terutama disebabkan perlambatan deposito, sedangkan giro dan tabungan masih tumbuh. Kredit menurut lokasi proyek tumbuh 13,23% (yoy), sedikit lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 19,05% (yoy). Perlambatan ini terjadi pada kredit produktif maupun non-produktif. Fungsi intermediasi perbankan sedikit menurun dengan turunnya Loan to Deposit Ratio (LDR) yakni 99,98%, dari 100,44% pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, xii

13 rasio Non-Performing-Loan (NPL) sedikit menurun, dari 2,84% menjadi 2,82% pada triwulan laporan, dan masih di bawah ambang batas 5%. Transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring menurun dan RTGS tumbuh melambat. Sementara transaksi tunai mengalami net outflow. Transaksi non tunai melalui kliring mengalami penurunan, sementara transaksi sistem pembayaran RTGS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melambat. Sementara itu, sistem pembayaran tunai pada triwulan laporan mengalami net outflow. Kondisi ini terjadi seiring dengan momen Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, liburan sekolah, dan tahun ajaran baru sekolah. IV. Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi pendapatan daerah rata-rata di atas 75%, sedangkan realisasi belanja sebesar 44% - 55% Realisasi pendapatan daerah triwulan III 2015 rata-rata di atas 75% sementara realisasi belanja masih di bawah 44%-55% Realisasi pendapatan daerah Provinsi dan Kabupaten di Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan III 2015 rata-rata diatas 75%, namun realisasi belanja baru berkisar 44% - 55%. Selain APBD, dana yang bersumber dari APBN yakni dana Dekonsentrasi hingga triwulan III 2015 terealisasi 27,05% dari pagu. Sedangkan realisasi Tugas Pembantuan 30,79% dari pagu. Sehingga total realisasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebesar 29,18% dari total pagu. V. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat. Sementara itu, inflasi pedesaan naik dan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kepulauan Bangka Belitung meningkat. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kepulauan Bangka Belitung pada Agustus 2015 naik dibandingkan Agustus 2014 dari 65,45% menjadi 76,71%. Sementara itu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kepulauan Bangka Belitung menunjukkan kenaikan dari 5,14% pada Agustus 2014 menjadi 6,29% pada Agustus Naiknya tingkat pengangguran diakibatkan perlambatan ekonomi khususnya pada sektor utama yang dipengaruhi harga komoditas yang belum membaik. NTP meningkat, Inflasi pedesaan naik NTP meningkat dan inflasi pedesaan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP), pada triwulan III 2015 tercatat sebesar xiii

14 106,30 sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 105,17. Di sisi lain, inflasi pedesaan mengalami peningkatan yakni dari 0,54% (qtq) pada triwulan sebelumnya menjadi 2,11% (qtq). VI. Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Pertumbuhan ekonomi pada 2015 diperkirakan melambat, namun pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2015 diperkirakan mulai meningkat didukung membaiknya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya investasi serta realisasi pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah dan Non Pemerintah. Namun demikian ekspor diperkirakan masih menurun seiring dengan belum membaiknya harga komoditas timah. Sementara itu, tekanan inflasi diperkirakan sedikit menurun dan dalam level yang terkendali. Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada 2015 diperkirakan melambat Pada triwulan IV 2015 inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan sebesar 4,40% 4,80% (yoy) Pada triwulan IV 2015 proyeksi pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung sebesar 4,2%-4,6% (yoy) dan masih dalam range sasaran inflasi nasional 4±1%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun karena capaian triwulan I, triwulan II dan triwulan III yang melambat serta berbagai risiko dari ekonomi global maupun domestik maka Ekonomi Bangka Belitung pada 2015 diperkirakan melambat pada kisaran 3,9%-4,3% (yoy) dari tahun 2014 sebesar 4,68% (yoy). Bangka Belitung akan mengalami inflasi tahunan yang sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Potensi tekanan inflasi triwulan IV 2015, terutama terkait dengan pola konsumsi yang meningkat di akhir tahun, gelombang laut yang tinggi sehingga mengganggu distribusi barang dan tangkapan ikan. Namun demikian, daya beli masyarakat yang menurun akibat harga komoditas yang belum membaik akan menahan laju inflasi. xiv

15

16 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank 0

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung sedikit melambat diakibatkan sektor pertambangan dan penggalian Dari sisi pengeluaran, perlambatan disebabkan penurunan kinerja ekspor komoditas utama sebagai dampak dari melemahnya perekonomian global dan adanya proses penyesuaian atas berlakunya Permendag No.33 Tahun 2015 Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan mencapai Rp miliar atau tumbuh sedikit melambat menjadi sebesar 3,96% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,97% (yoy). Namun demikian, capaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera 3,04% (yoy). Grafik 1.1 PDRB Nominal dan Laju Pertumbuhan Tahunan Grafik 1.2 PDRB Nominal dan Laju Pertumbuhan triwulanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ADHK 2010 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ADHK 2010 Rp Miliar % PDRB Nominal Konstan 12, Pertumbuhan (RHS, %yoy) 11, , , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III Rp Miliar PDRB Nominal Konstan % 12, Pertumbuhan (RHS, %qtq) , , , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diolah Perlambatan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung diakibatkan kinerja lapangan usaha utama yang tumbuh melambat yaitu: Industri Pengolahan; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor; dan Pertambangan dan Penggalian. Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama diakibatkan melambatnya konsumsi rumah tangga dan kontraksi ekspor luar negeri sebesar 19,90% (yoy). Penurunan ekspor luar negeri disebabkan menurunnya ekspor komoditas timah sebagai dampak melemahnya perekonomian global dan menurunnya harga timah internasional serta adanya penyesuaian atas pemberlakuan Permendag No.33 tahun Selain itu penurunan ekspor juga disebabkan menurunnya ekspor komoditas kelapa sawit. Sementara impor luar negeri 1

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional yang menjadi pengurang PDRB juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,68% (yoy). Komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah perubahan inventori yaitu sebesar 70,19% (yoy), diikuti pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 5,58% (yoy), dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 5,15% (yoy). Secara triwulanan perekonomian Bangka Belitung pada triwulan III 2015 tumbuh 1,08% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,28% (qtq). Walaupun hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif, namun mengalami perlambatan yaitu pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 6,45% (qtq), pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,91% (qtq), dan PMTB sebesar tumbuh sebesar 0,86%(qtq). Selain itu, ekspor luar negeri dan antar daerah mengalami kontraksi masing-masing sebesar 22,04% (qtq) dan 29,71% (qtq). Hal-hal yang mendukung pertumbuhan pengeluaran rumah tangg dan pemerintah yaitu adanya Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan peningkatan realisasi belanja pemerintah. Selain itu, berjalannya pembangunan konstruksi seperti pembangunan talud, rumah sakit, gedung pemerintah, tempat ibadah, dan perumahan mendorong pertumbuhan PMTB. Adapun turunnya ekspor karena adanya proses penyesuaian berlakunya Permendag No.33 Tahun Grafik 1.3 Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran % Lainnya PMTB PKRT PDRB (yoy) Tw III-2014 Tw II-2015 Tw III-2015 Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi sebesar 2,41%, diikuti PMTB sebesar 0,64%, dan komponen lainnya sebesar 0,91%. Komponen ekspor luar negeri memberikan sumbangan pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar -10,83%. Demikian pula komponen impor luar negeri yang menjadi komponen pengurang PDRB juga memiliki sumber pertumbuhan negatif yaitu sebesar -0,21% PDRB Menurut Lapangan Usaha Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015 melambat terutama diakibatkan perlambatan kinerja sektor usaha utama. Lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada triwulan III tumbuh melambat sebesar 0,45% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 2

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional yang masih tumbuh 3,30% (yoy). Perlambatan disebabkan penurunan harga komoditas timah yang masih menjadi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai dampak melemahnya perekonomian global dan masih belum membaiknya harga timah dunia serta adanya proses penyesuaian dengan berlakunya Permendag No.33 tahun 2015 tentang ketentuan ekspor timah. Sementara itu, lapangan usaha utama lainnya yaitu industri pengolahan pada triwulan III tumbuh melambat sebesar 1,20% (yoy), dari triwulan sebelumnya tumbuh 1,74% (yoy). Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh lebih tinggi yaitu 6,28% (yoy) dari triwulan sebelumnya tumbuh 4,55% (yoy). Lapangan usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor juga tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 4,74% (yoy) dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 3,35% (yoy). Lapangan usaha lainnya juga masih mengalami pertumbuhan kecuali lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,28%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,17% (yoy) yang disebabkan adanya pembayaran gaji ke-13 dan rapel gaji yang dibayarkan pada bulan Juli, diikuti jasa keuangan sebesar 9,11% (yoy), dan jasa pendidikan 8,59% (yoy). Tabel 1.1 Pertumbuhan Tahunan Sisi Lapangan Usaha Bangka Belitung (% yoy) No INDUSTRI I II III IV 2012 I II III IV 2013 I II III IV 2014 I II III 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 3.29 (0.07) (4.72) (0.92) (4.09) (0.64) (2.51) (0.77) Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas (2.38) (2.15) 5 Pengadaan Air Konstruksi (0.34) 8.96 (0.05) Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan (2.99) Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Struktur perekonomian Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan III 2015 didominasi oleh empat lapangan usaha utama yang menguasai 67,36% dari total PDRB yaitu: Industri Pengolahan (20,80%); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (19,94%), Perdagangan Besar- 3

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Eceran dan Reparasi Mobil - Sepeda Motor (12,37%); dan Pertambangan dan Penggalian (14,25%). Grafik 1.4 Pangsa PDRB Nominal Per Lapangan Usaha Triwulan III 2015 Bangka Belitung (%) Lainnya, 32.64% Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 14.25% Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, 19.94% Industri Pengolahan, 20.80% Pertambangan dan Penggalian, 12.37% Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pada triwulan III 2015, lapangan usaha industri pengolahan yang memiliki pangsa terbesar dalam struktur perekonomian Bangka Belitung pertumbuhannya melambat, dari 1,74% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi tumbuh 1,20% (yoy). Melambatnya lapangan usaha industri pengolahan dipengaruhi oleh menurunnya permintaan seiring dengan melambatnya perekonomian global dan menurunnya lapangan usaha pertambangan khususnya timah sebagai komoditas utama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Grafik1.5 Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Grafik 1.6 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, (% yoy dan qtq) Kehutanan dan Perikanan (% yoy dan qtq) % 2.50 qtq (0.50) (1.00) (0.85) (1.50) yoy I II III IV I II III (1.27) Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung % (2.00) qtq yoy (1.29) I II III IV I II III Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 6,28% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya 4,55% (yoy). Pertumbuhan triwulan ini disebabkan mulai membaiknya harga lada terutama harga lada putih yang merupakan komoditas unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Harga lada putih mengalami peningkatan sebesar 16,71% 4

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 9,65% (qtq). Selain itu meningkatnya sektor ini disebabkan kondisi cuaca yang kondusif berdampak pada meningkatnya hasil tangkapan ikan nelayan. Puncak panen lada yang terjadi di bulan Agustus dan didorong dengan harga jual yang masih tinggi, menjadi faktor pendorong tingginya laju pertumbuhan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Grafik 1.7 Perkembangan Harga Lada Internasional Grafik 1.8 Perkembangan Harga Karet Internasional MYR/100kg I II III IV I II III IV I II III MYR/100kg I II III IV I II III IV I II III Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg Sementara itu, di sisi lain, harga TBS turun 2,53% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang meningkat 3,53% (qtq). Namun demikian, permintaan domestik terhadap CPO masih tinggi. Grafik 1.9 Perkembangan Harga TBS Bangka Belitung CPO TBS Lokal (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Bangka Belitung & Bloomberg Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor ini pada triwulan laporan tercatat tumbuh lebih tinggi yaitu 4,74% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,35% (yoy). Meningkatnya aktivitas perdagangan seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Disamping itu, pembukaan pusat perbelanjaan baru pada pertengahan September 2015 turut mendorong pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Selain itu, musim 5

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional liburan sekolah mengakibatkan meningkatnya jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Bangka Belitung sehingga mendorong pertumbuhan lapangan usaha perdagangan. Jumlah wisatawan mengalami peningkatan sebesar 18,90% (yoy) membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun sebesar 17,47% (yoy). Jumlah wisatawan pada triwulan III 2015 sebanyak orang, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebanyak orang. Peningkatan jumlah wisatawan pada triwulan ini diakibatkan oleh kondisi cuaca yang kondusif dan musim liburan sekolah. Grafik 1.10 Pertumbuhan Tingkat Hunian Kamar dan Wisatawan 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Total Wisatawan g Total Wisatawan (yoy,rhs) TPK I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sementara itu, di sisi lain, pendaftaran kendaraan baru yakni mobil, motor dan truk pada triwulan ini menunjukkan penurunan yang lebih dalam yaitu 88,65% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang turun 34,69% (yoy). Hal ini akibat sebagai akibat menurunnya daya beli masyarakat sebagai dampak melambatnya perekonomian dan prioritas konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan selain kendaraan. Grafik 1.11 Pendaftaran Kendaraan Baru 20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 - Mobil Motor Total Truk (RHS) %Yoy Total (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV I II III (50) (100) (150) Sumber: DPPKAD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 6

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.12 Pertumbuhan Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor % qtq yoy (0.45) 0.00 I II III IV I II III (1.00) Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada triwulan ini menunjukkan perlambatan yaitu tumbuh 0,45% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,33% (yoy). Secara triwulanan lapangan usaha pertambangan dan penggalian juga mengalami kontraksi sebesar 1,98% (qtq), dari triwulan sebelumnya yang masih mengalami pertumbuhan sebesar 1,01% (qtq). Hal tersebut sejalan dengan memburuknya kinerja industri timah yaitu produksi bijih timah yang menurun lebih dalam sebesar 22,85% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar 1,12% (yoy). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh belum membaiknya harga timah, menurunnya permintaan timah internasional, masih banyaknya stok timah internasional dan adanya proses penyesuaian terhadap berlakunya Permendag 33 tahun 2015 tentang ketentuan ekspor timah. Grafik 1.13 Pertumbuhan Lap.Usaha Pertambangan dan Penggalian 7.00 % qtq yoy (0.11) (0.77) (1.00) (2.00) (2.51) (0.94) (1.98) (3.00) I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Grafik 1.14 Produksi Bijih Timah Produksi Bijih Timah (Ton) (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III (20) (40) (60) (80) 7

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.15 Produksi dan Harga Timah Produksi Bijih Timah (ton) Produksi Logam Timah (Mton) Penjualan Logam Timah (Mton) Harga Timah Internasional ($ Metric ton) LHS 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Grafik 1.16 Harga Timah BKDI VS LME USD/MTon 25, LME BKDI 22, , , , , IV I II III IV I II III Sumber: PT. Timah (Persero) Tbk Sumber: Bloomberg, Pertumbuhan lapangan usaha konstruksi tercatat melambat yaitu menjadi 4,53% (yoy), dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,79% (yoy). Perlambatan ini diakibatkan masih rendahnya penyerapan anggaran pemerintah untuk realisasi proyek-proyek konstruksi. Namun demikian, pertumbuhan permintaan semen di Bangka Belitung meningkat yaitu tumbuh sebesar 15,49% (yoy) pada triwulan III 2015 setelah pada triwulan sebelumnya menurun sebesar 23,43% (yoy). Grafik 1.17 Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi Grafik 1.18 Konsumsi Semen Bangka Belitung % qtq yoy (0.05) (2) (4) (1.37) (2.03) I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 120,000 Realisasi Pengadaan yoy (RHS) , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh melambat. Lapangan usaha ini tumbuh 5,04% (yoy) dari 6,33% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan sektor ini tumbuh melambat sebesar 1,97% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,98% (qtq). Melambatnya pertumbuhan lapangan usaha ini seiring dengan melambatnya perekonomian. Perlambatan pada lapangan usaha ini disebabkan berkurangnya permintaan dan konsumsi masyarakat serta kabut asap, kebakaran hutan dan lahan yang mengganggu jarak pandang penerbangan dan pelayaran. Dari sisi arus bongkar muat barang di pelabuhan Pangkalbalam dan Tanjungpandan juga menunjukkan adanya 8

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional perlambatan pertumbuhan yaitu menjadi sebesar 10,58% (yoy) sementara triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,96% (yoy). Dari sisi transportasi, arus penumpang angkutan laut di pelabuhan Pangkalbalam dan Tanjungpandan secara tahunan juga masih mengalami kontraksi sebesar 19,99% (yoy) walaupun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi lebih dalam 41,00% (yoy). Sejalan dengan itu, arus penumpang angkutan udara juga menurun sebesar 7,27% (yoy) sementara triwulan sebelumnya masih tumbuh sebesar 12,83% (yoy). Grafik 1.19 Pertumbuhan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan % (1.00) (2.00) 4.66 (1.48) qtq 3.22 (0.32) yoy 4.98 (1.57) I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.20 Arus Penumpang Angkutan Udara Kedatangan Keberangkatan 800,000 Total yoy Kedatangan 700,000 yoy keberangkatan yoy Total 600, , , , , ,000 - I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : PT Angkasa Pura II Bandara Depati Amir dan DisHub Bandara H.AS. Hanandjoeddin, diolah Grafik 1.21 Arus Penumpang Angkutan Laut Orang Kedatangan Pergi Total % yoy (RHS) % qtq (RHS) % 120, , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : PT Pelindo Pangkalbalam dan Tanjungpandan, diolah Grafik 1.22 Arus Bongkar Muat Ton Bongkar Muat Total % yoy % qtq % I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : PT Pelindo Pangkalbalam dan Tanjungpandan, diolah 9

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Lapangan usaha pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) sementara triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 9,28% (yoy). Grafik 1.23 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas % (5) (10) (15) (2.38) (2.85) qtq yoy (11.39) (1.45) (0.31) (2.15) I II III IV I II III Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 250,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000,000 - Grafik 1.24 Pelanggan VS Penjualan Listrik Penjualan (Ribu Kwh) Penjualan (% yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: PLN Wilayah Bangka Belitung Lapangan usaha penyediaan akomodasi makan minum tumbuh melambat. Lapangan usaha ini tumbuh yaitu sebesar 1,43% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,64% (yoy). Secara triwulanan lapangan usaha ini juga masih mengalami kontraksi sebesar 1,18% (qtq) mengecil kontraksinya dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,08% (qtq). Penurunan ini seiring dengan menurunnya konsumsi masyarakat sejalan dengan menurunnya daya beli. Grafik 1.25 Pertumbuhan Lapangan Usaha Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum % (1.00) (2.00) qtq (0.48) yoy 3.64 I II III IV I II III (1.18) Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diolah Lapangan usaha non-dominan lainnya yakni jasa keuangan dan asuransi tumbuh meningkat. Lapangan usaha ini mengalami pertumbuhan sebesar 9,11% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 2,99% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 11,17% (yoy) dibandingkan triwulan 10

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,98% (yoy) yang disebabkan adanya pembayaran gaji ke-13 dan rapel gaji yang dibayarkan pada bulan Juli. Sementara itu, lapangan usaha jasa perusahaan, lapangan usaha jasa pendidikan, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial, lapangan usaha jasa lainnya melambat yang diakibatkan menurunnya aktivitas dunia usaha PDRB Menurut Pengeluaran Tabel 1.2 Pertumbuhan Tahunan PDRB Menurut Pengeluaran Bangka Belitung (% yoy) P E N G G U N A A N I II III IV I II III IV I II III IV I II III 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Net Ekspor Antar Daerah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015 sebesar 3,96% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan II 2015 yang sebesar 3,97% (yoy). Secara triwulanan perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga tumbuh melambat menjadi 1,08% (qtq), sementara pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,28% (qtq). Perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor. Komponen utama yang mendominasi dari PDRB sisi pengeluaran adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan pangsa sebesar 53,35%, diikuti oleh ekspor luar negeri dengan pangsa 28,62% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan pangsa 23,22%. Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat yakni 4,74% (yoy) dari triwulan sebelumnya 4,99% (yoy). Perlambatan konsumsi rumah tangga tersebut sebagai dampak dari menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya perekonomian global yang mengakibatkan menurunnya harga komoditas seperti karet, CPO dan timah. Namun demikian, secara triwulanan konsumsi rumah tangga tumbuh 1,91% (qtq) meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,29% (qtq). Adanya momen libur sekolah, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha menyebabkan meningkatnya konsumsi rumah tangga ditengah menurunnya daya beli masyarakat. 11

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Kapasitas Utilisasi Konsumsi Rumah Tangga (PDRB % yoy)/rhs I II III IV I II III IV I II III IV I II III % 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% Grafik 1.27 Likert Scale Penjualan Domestik dan Ekspor Domestik Ekspor I II III IV I II III IV I II III IV I II III Grafik 1.28 Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : KPw BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.29 Perkembangan Indeks Utama Survei Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK ) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ekspor luar negeri mengalami kontraksi sebesar 19,90% (yoy) namun membaik dibanding triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 30,28% (yoy). Secara triwulanan ekspor juga terkontraksi yaitu sebesar 22,04% (qtq) sementara triwulan sebelumnya masih mengalami pertumbuhan sebesar 15,18% (qtq). Salah satu penyebab menurunnya ekspor luar negeri adalah menurunnya harga komoditas timah yang menjadi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akibat melemahnya permintaan global dan adanya proses penyesuaian berlakunya Permendag No.33 tahun 2015 tentang ketentuan ekspor timah. Pemberlakuan Permendag baru ini betujuan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup, mendorong peningkatan nilai tambah dan kegiatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan peran Indonesia dalam penentuan harga timah dunia. Timah masih menjadi komoditas dengan pangsa ekspor terbesar secara nilai yakni 68,99% dari total ekspor dan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 81,14%. Sementara itu ekspor komoditas lada dan karet mengalami peningkatan. 12

29 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.30 Perkembangan Nilai dan Volume Total Ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 700,000 Nilai (Ribu USD) 600,000 Volume (Ton) 500, , , , ,000 0 I II III IV I II III Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.32 Likert Scale Ekspor Kepulauan Bangka Belitung Grafik 1.31 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 600,000 Nilai (Ribu USD) 500,000 Volume (Ton) 400, , , ,000 0 I II III IV I II III Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.33 Pangsa Nilai Ekspor Negara Tujuan (Persen) Likert Scale Ekspor I II III IV I II III IV I II III IV I II III Malaysia Singapura Vietnam India Jepang Korea Selatan Pakistan RRC 1) Taiwan Belanda Italia Germany Other EU USA Latin America Sumber : Bank Indonesia Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 3,00% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,23% (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh melambatnya kondisi ekonomi seiring dengan melambatnya perekonomian global. Secara triwulanan PMTB juga tumbuh melambat menjadi sebesar 0,86% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,70% (qtq). Pertumbuhan PMTB disebabkan mulai berjalannya pembangunan konstruksi dan adanya pembukaan lahan baru serta penanaman bibit baru. Berdasarkan hasil liaison, pelaku usaha masih tetap melakukan investasi yakni merupakan investasi baru berupa perpanjangan landas pacu bandara HAS Hanandjoeddin Belitung, pembangunan pembangkit di Bangka dan Belitung yang dilakukan untuk meningkatkan pasokan listrik, pembelian Automatic Weather Observation Season (AWOS), penggantian sumber listrik dari sebelumnya menggunakan genset menjadi PLN, instalasi pengolahan air limbah, penggantian atap pabrik, pembelian kendaraan operasional serta investasi rutin berupa pemeliharaan. 13

30 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.34 Likert Scale Investasi Grafik 1.35 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Likert Scale I II III IV I II III IV I II III IV I II III % 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Kapasitas Utilisasi Konsumsi Rumah Tangga (PDRB % yoy)/rhs I II III IV I II III IV I II III IV I II III 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% Investasi PMTB (% yoy RHS) Konsumsi pemerintah tumbuh melambat. Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh melambat dari 5,83% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,15% (yoy). Perlambatan konsumsi pemerintah disebabkan realisasi penyerapan anggaran pemerintah yang tidak sebesar yang diperkirakan antara lain disebabkan permasalahan nomenklatur dan keterlambatan pelaksanaan tender proyek-proyek infrastruktur. Impor luar negeri dan net ekspor antar daerah yang menjadi pengurang PDRB mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,68% (yoy) dan 25,71% (yoy), namun demikian dibandingkan dari triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi lebih dalam masing-masing sebesar 30,00% (yoy) dan 37,29% (yoy). Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh meningkat, dari 3,77% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,66% (yoy). Pengeluaran konsumsi LNPRT disebabkan adanya Hari raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha berpengaruh pada peningkatan konsumsi lembaga keagamaan. Selain itu, peningkatan kegiatan organisasi sosial dan partai politik menjelang Pilkada serentak ikut berpengaruh pada peningkatan pengeluaran konsumsi LNPRT. Perubahan Inventori tumbuh sebesar 70,19% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 30,06% (yoy). Peningkatan perubahan inventori disebabkan tidak adanya ekspor timah ke luar negeri pada bulan Agustus 2015 akibat adanya penyesuaian terhadap pemberlakuan Permendag No.33 tahun 2015 menyebabkan terjadinya peningkatan stok timah. Disamping itu, pembukaan pusat perbelanjaan baru pada September 2015 ikut menambah stok barang dagangan yang ada. 14

31 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Pangkalpinang Triwulan III 2015 Menurun Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Triwulan III 2015 Hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masyarakat Kota Pangkalpinang pada triwulan III 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Ratarata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan III 2015 menunjukkan pesimisme yakni sebesar 91 meski meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang dengan indeks 81. Rata-rata Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menunjukkan sedikit optimisme yakni sebesar 101, sedikit naik dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya yang sebesar 91. Komponen pembentuk IEK meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya disebabkan peningkatan kegiatan usaha dan penghasilan enam bulan mendatang dibanding saat ini yang masing-masing meningkat menjadi 99 dan 126 dibandingkan triwulan II 2015 yaitu 77 dan 106. Sementara, indeks perkiraan ketersediaan lapangan kerja enam bulan mendatang semakin menunjukkan pesimisme sebesar 78 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 91. Demikian pula Indeks Kondisi Ekonomi saat Ini (IKE) pada triwulan laporan sebesar 81, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 71. Hal tersebut antara lain disebabkan peningkatan indeks pada komponen penghasilan saat ini dibanding enam bulan yang lalu naik dari 80 menjadi 100. Sementara, indeks komponen ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan enam bulan lalu semakin menunjukkan pesimisme yaitu turun dari 78 menjadi 44. Perkembangan IKK dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik A Grafik A.1 IKK, IKE, IEK Triwulanan INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK) Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK ) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) I II III IV I II III IV I II III IV I II III

32 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Komponen Indeks Keyakinan Konsumen Secara bulanan, Indeks Keyakinan Konsumen selama triwulan III 2015 menunjukkan kecenderungan meningkat. Selama triwulan III 2015, posisi terendah IKK berada pada bulan September yaitu sebesar 81,6. Berdasarkan komponen penyusun IKK yaitu IKE dan IEK, meningkatnya rata-rata IKK pada triwulan III 2015 terutama diakibatkan oleh meningkatnya komponen pembentuk IEK dan IKE dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik A.2 IKK, IKE dan IEK Triwulanan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK ) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Pendapat Responden terhadap Penghasilan Optimisme konsumen terhadap kondisi penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu meningkat, tercermin dari naiknya indeks ke level optimisme menjadi 100 pada triwulan III 2015 dari triwulan sebelumnya 80. Kenaikan tersebut diikuti naiknya optimisme konsumen terhadap penghasilan enam bulan mendatang dibanding saat ini yang meningkat menjadi 126 pada triwulan III 2015 dari triwulan sebelumnya 106. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat terhadap kinerja ekonomi yang meningkat yang berdampak pada peningkatan omset usaha, peningkatan gaji/upah dan peningkatan tambahan pendapatan Grafik A.3 Pembentuk Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK ) Perkiraan Kegiatan Usaha 6 bln mendatang dibandingkan saat ini Perkiraan Penghasilan 6 bln mendatang dibandingkan saat ini Perkiraan Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang dibandingkan saat ini I II III IV I II III IV I II III IV I II III

33 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik A.4 Pembentuk Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu I II III IV I II III IV I II III IV I II III Pendapat Responden terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Hasil dari survei konsumen akan ketersediaan lapangan pekerjaan pada triwulan III 2015 menunjukkan peningkatan pesimisme konsumen. Tingkat keyakinan konsumen terhadap indeks ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu pada triwulan III 2015 sebesar 78 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 96, sejalan dengan melambatnya perekonomian. Demikian pula dengan ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan menunjukkan penurunan tercermin dari indeks rata-rata perkiraan ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan enam bulan yang akan datang semakin menunjukkan pesimisme yaitu sebesar 78, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 91. Alasan konsumen yang menyebabkan menurunnya tingkat keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja yakni kegiatan/proyek pemerintah dan swasta berkurang serta menurunnya minat berwiraswasta/menciptakan lapangan pekerjaan. Grafik A.5 Keyakinan Konsumen Terhadap Pertumbuhan Lapangan Pekerjaan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE ) Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK ) Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Perkiraan Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang dibandingkan saat ini I II III IV I II III IV I II III IV I II III

34 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen B. PERMENDAG NO.33/M-DAG/PER/5/2015 Perubahan atas Permendag No.44/M-DAG/PER/7/2014 Tentang Ketentuan Ekspor Timah Kementerian Perdagangan mengeluarkan Permendag No.33/M-DAG/PER/5/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 44/M-DAG/PER7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah. Secara garis besar peraturan ini menetapkan bahwa ekspor timah dapat dilakukan jika telah membayar royalti yang telah diverifikasi oleh Dirjen Minerba ESDM dengan dilengkapi dengan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB). Selanjutnya, juga diatur bahwa perusahaan yang akan melakukan ekspor timah wajib memiliki sertifikat CnC (clean and clear). Hal ini dilakukan agar timah yang dieskpor dapat diketahui sumber dan pengolahannya. Hal terakhir yang diatur dalam Permendag ini adalah eksportir wajib memiliki persetujuan ekspor. Ketentuan ini juga mengubah jenis timah yang dapat diekspor dari empat kelompok menjadi tiga kelompok yaitu timah murni batangan, timah solder, dan barang lainnya dari timah. Permendag No.33/M-DAG/PER/5/2015 dikeluarkan dengan tujuan untuk mendorong peningkatan nilai ekonomi dari komoditas timah dan mengoptimalkan kebermanfaatan dari ekspor timah. Selain itu, dengan diharuskannya perusahaan ekspor timah untuk memiliki sertifikat CnC. Permendag ini juga juga mengatur tentang tata niaga perdagangan timah, dimana komoditas timah yang akan diekspor maupun dijual dalam negeri harus diperdagangkan di bursa (instrumen perdagangan terdaftar timah). Melalui ketentuan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai tambah ekspor (added value) dan mencegah penambangan ilegal sehingga dapat menambah pemasukan negara. Selain itu, ketentuan ini diharapkan juga dapat mengontrol kelestarian lingkungan daerah tambang timah, karena setiap eksportir wajib memiliki sertifikat CnC yang dapat dijadikan instrumen untuk identifikasi sumber dan pengolahan timah yang akan diekspor sehingga dapat mengurangi biaya kerusakan lingkungan hidup akibat tambang timah yang tidak terkendali. 18

35 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen C. Potensi Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kondisi Geografis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia dengan total luas wilayah sebesar ,14 km 2 dengan luas daratan sebesar ,12 km 2 dan luas lautan sebesar km 2, yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil sebanyak 948 buah seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Jumlah penduduk Bangka Belitung pada tahun 2013 sebanyak jiwa dengan berbagai etnis antara lain Melayu (72%), Cina (12 %), Jawa (6%), Bugis (3 %) Madura (1%), dan lainnya (6%) Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Provinsi ini merupakan daerah kepulauan dengan batas wilayah sebelah utara dengan Laut Natuna, sebelah timur dengan Selat Karimata, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan sebelah barat dengan Selat Bangka. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai provinsi baru terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000, terdiri dari 2 (dua) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yaitu : Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Kemudian, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur, maka bertambah 4 (empat) Kabupaten baru sehingga menjadi 6 (enam) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, yaitu: Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung Timur, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Potensi Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung adalah pulau yang kaya akan objek wisata, budaya, kuliner, pantai, dan pulau-pulau kecil nan Indah. Bangka Belitung memiliki jarak tempuh yang relatif cukup dekat dengan ibukota Jakarta, kurang lebih perjalanan dapat ditempuh dalam waktu 50 menit saja dari Jakarta. Bangka Belitung dikenal sebagai destinasi wisata baru dan negeri Laskar Pelangi yang 19

36 Perkembangan Ekonomi Makro Regional memiliki potensi wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah. Wisata alam antara lain : (i) seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau Belitung dan Pulau-pulau kecil; (ii) kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan pantai dan laut untuk pariwisata alam yang berada di Kabupaten/Kota, serta pantai-pantai kecil; (iii) kawasan pariwisata alam berupa kawasan hutan; (iv) kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air panas alam yang berada di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Bangka Selatan; (v) taman wisata laut; (vi) kawasan strategis pariwisata Tanjung Kelayang; (vii) kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di Kabupaten/Kota. Sementara itu, wisata budaya di Bangka Belitung antara lain (i) kawasan Kota Tua Mentok di Kabupaten Bangka Barat; (ii) kawasan Situs Kota Kapur di Kabupaten Bangka; (iii) kawasan yang didalamnya terdapat cagar budaya di Kabupaten/Kota; (iv) kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik wisata budaya yang ada di Kabupaten/Kota; (v) kawasan budaya Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung Timur; (vi) kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi di Kabupaten/Kota; (vii) upacara-upacara adat yaitu upacara Rebo Kasan, Buang Jong, Ceriak Nerang, Perang Ketupat, Mandi Belimau, Antu Bubu, Maras Taun, Beripat, Sepintu Sedulang, dan perayaan tradisi etnis Tionghoa. Tak hanya itu saja, wisata sejarah pun turut menjadi wisata yang prospektif seperti mengunjungi Batu Balai, Wisma Ranggam, Vihara Dewi Kwan In, Vihara Tri Agung, Phak Kak Liang dan Klenteng China Jebus. Bangka Belitung memiliki keunikan dan kelangkaan antara lain (i) asimilasi suku; (ii) Prasasti Kota Kapur; (iii) jalur granit Asia Tenggara; (iv) pengahasil timah putih (v) pengahasil lada putih terbaik di dunia; (vi) negeri laskar pelangi; (vii) terdapat hewan langka yaitu Tarsius (Tarsius Bancanus); (viii) terdapatnya benda-benda muatan kapal tenggelam; (ix) terdapat ratusan pulau-pulau kecil. Obyek wisata pantai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara lain : 1. Wisata bahari yaitu Pantai Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Penyaeran, Pantai Marina, Pantai Tanjung Kiras, Pantai Teluk Gembira, Belitung, Pantai Penyabong, Pantai Batu Lubang, Pulau Lengkuas dan Mercusuar, Pulau Burung, Pulau Babi (Pulau Kepayang), Pulau Batu Dinding, Bukit Berahu, Kampung Nelayan Tanjung Binga, Pulau Lengkuas, Pulau Putri, Pulau Lampu, Pulau Ketawai. 2. Wisata Pantai yaitu Pantai Parai Tenggiri, Pantai Matras, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Rebo, Pantai Penyusuk, Pantai Batu Berdaun, Pantai Pasir Padi, Pantai Tanjung Ru Sadai, Pantai Tanjung Kerasak, Pantai Gunung Namak, Pantai Teluk Uber, Tanjung Kelayang, Tanjung Binga, Tanjung Tinggi, Pulau Lengkuas, Pantai Punai, Pantai Tanjung Pendam, Pantai Bukit Batu. 3. Wisata kerajinan yaitu batu satam (batu meteor), terindak, kerajinan tangan, penyu, 20

37 Perkembangan Ekonomi Makro Regional kerajinan kerang, kerajinan tangan satam Strategi Pengembangan Pariwisata Pemerintah Daerah sangat concern terhadap pengembangan pariwisata di Babel, pengembangan pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam upaya untuk mengembangkan sektor utama selain berbasis timah. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah berusaha untuk mengembangkan pariwisata melalui penetapan kawasan Pariwisata Unggulan Bangka Belitung antara lain: - Kawasan pariwisata Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka tengah dan sekitarnya - Kawasan pariwisata Muntok dan sekitarnya (Bangka Barat) - Kawasan pariwisata Belinyu Sungai Liat dan sekitarnya - Kawasan pariwisata Toboali dan sekitarnya (Bangka Selatan) - Kawasan pariwisata Gugusan Pulau di selat Gaspar - Kawasan pariwisata Pulau Belitung dan sekitarnya (Kawasan Tanjung Kelayang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Gambar C.1 Kawasan Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pemerintah daerah berusaha melakukan pengembangan potensi wisata daerah melalu Pendekatan Pengelolaan yang Berkelanjutan untuk Pariwisata Daerah/SMART (Sustainable Management Approach for Regional Tourism) - Integrasi Pembangunan Pariwisata - Pembangunan Destinasi Pariwisata dengan prinsip-prinsip keberlanjutan - Penentuan Kawasan Kawasan Wisata Unggulan Provinsi - Perumusan Mekanisme Insentif dan Disinsentif dalam pembangunan destinasi pariwisata 21

38 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kebijakan pengembangan wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut : Tabel C.1 Kebijakan Pengembangan Kawasan di Bangka Belitung Kab/Kota Kawasan Wisata Utama Pangkalpinang wisata perkotaan, budaya, heritage Kab. Bangka wisata pantai, wisata religius Kab. Bangka Barat wisata sejarah Kab. Bangka Tengah agro tourism, perkebunan dan perikanan Kab Bangka Selatan wisata bahari dan pulau-pulau kecil Kab. Belitung wisata bahari berbasis budaya Kab. Belitung Timur wisata minat khusus : diving Dalam rangka melakukan pengembangan pariwisata Bangka Belitung, pemerintah daerah melakukan peningkatan aksesibilitas destinasi pariwisata Bangka Belitung untuk mendukung pengembangan sebagai destinasi internasional melalui pengembangan pelabuhan udara internasional di Bandar Udara Depati Amir (Bangka) dan Bandar Udara HAS. Hanandjoeddin (Belitung), menyediakan kesiapan pelabuhan laut dan terminal penumpang di Tanjung Batu, peningkatan jumlah dan rute penerbangan, menyelenggarakan event-event nasional dan internasional yaitu sail Indonesia dan sail Karimata. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata antara lain dengan melakukan pendidikan dan pelatihan serta memberikan sertifikasi untuk meningkatkan ketahanan dan competitiveness SDM lokal dalam menghadapi free market. Pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah berjalan guna menunjang pariwisata di Bangka Belitung antara lain (i) pengembangan Bandara Depati Amir (Bangka) untuk menjadi bandara internasional dan HAS Hanadjoeddin (Belitung) sebagai bandara internasional khusus pariwisata; (ii) pengembangan pelabuhan samudera, Tanjung Berikat, Bangka Tengah; (iii) pembangunan jembatan Teluk Belinyu yang akan menghubungkan Pulau Bangka dengan daratan Sumatera yakni di daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir ; (iv) PLTG/MG Bangka Peaker sebesar 100 MW, (v) pengembangan pelabuhan Muntok, (vi) pembangunan jalan Tanjungpandan Tanjung Tinggi, (vii) pembangunan PLTU Belitung-4 sebesar 34 MW, (ix) pembangunan bendung pice besar di Selinsing Kabupaten Belitung Timur. 22

39 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Gambar C.2 Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Berdasarkan data BPS bahwa jumlah wisatawan domestik dan asing yang berkunjung ke Bangka Belitung selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu, jumlah hotel yang berkembang di Bangka Belitung juga terus mengalami peningkatan. Namun demikian, berdasarkan rata-rata lama menginap menunjukkan bahwa wisatawan domestik dan asing yang menginap di Bangka Belitung hanya berkisar 1-2 hari. Masih rendahnya masa tinggal wisatawan disebabkan masih minimnya fasilitas penunjang wisata dan masih kurangnya fasilitas lainnya yang bisa dinikmati wisatawan selain wisata pantai. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya peran serta semua pihak untuk mewujudkan Bangka Belitung sebagai daerah wisata ketiga di Indonesia selain Bali dan Lombok. Tabel C.2 Data Jumlah Wistawan, hotel dan Rata-Rata Lama Menginap Rincian (sd. Agustus) Jumlah Wisatawan Domestik (orang) 136, , , , , , Jumlah Wisatawan Asing (Orang) , , , , , Jumlah Hotel (termasuk akomodasi lainnya) Tingkat Occupancy Rate Hotel (Tingkat Penghunian Kamar Hotel) (%) Rata-rata Lama Menginap (Hari) Hambatan dan Tantangan Pengembangan Pariwisata di Bangka Belitung Beberapa hambatan dan tantangan pengembangan pariwisata di Bangka Belitung antara lain : 1. Kualitas SDM yang masih terbatas sehingga memerlukan peningkatan kualitas SDM Pariwisata dan sertifikasi untuk meningkatkan ketahanan dan competitiveness SDM lokal menghadapi free market. 2. Biaya tenaga kerja di Bangka Belitung yang tinggi dan budaya serta perilaku masyarakat yang cenderung ingin memperoleh penghasilan yang instan dan besar dan masih belum 23

40 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 3. Bandara belum Internasional, direct flight masih terbatas (saat ini hanya Jakarta, Palembang dan Batam). Masih banyak penerbangan yang mengharuskan transit di Jakarta. 4. Infrastruktur jalan di beberapa tempat menuju objek wisata masih kurang memadai 5. Sarana dan prasarana di objek wisata masih minim (toilet, tempat sampah,dll) 6. Kesiapan ICT (Information Communication Technology) yang masih terbatas antara lain jaringan telepon dan internet. 7. Energi listrik yang masih terbatas sehingga menghambat pengembangan investasi. 8. Perlunya peningkatan sinergi dan koordinasi antar instansi terkait dalam mendukung pengembangan pariwisata 9. Pengelolaan dan promosi objek wisata selain pantai Sumber : Hasil FGD dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan PHRI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - Tanggal 6 Oktober

41 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen D. Dampak Elnino Terhadap Capaian Produksi Pangan Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Potensi Elnino di Indonesia El Nino adalah suatu fenomena alam global berkaitan dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator Tengah dan Timur dan mendinginnya suhu muka laut di sekitar Indonesia dari nilai rata-ratanya. Dampak dari El Nino terhadap wilayah Indonesia pada umumnya adalah kemarau panjang, kekeringan dan kebakaran. Namun, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Indikator adanya potensi el nino di wilayah Indonesia antara lain berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kondisi SST (sea Surface Temperature Suhu Permukaan Laut) di wilayah Indonesia secara umum relatif lebih dingin dibandingkan dengan klimatologisnya, sehingga potensi penguapan di wilayah Indonesia lebih rendah. SST perairan Indonesia bagian barat cenderung hangat 2. Indeks dipole mode yaitu perbedaan suhu muka laut Samudera Hindia sebelah timur Afrika dengan suhu muka laut Samudera Hindia di sebelah barat sumatera menunjukkan angka positif yang mengindikasikan pengurangan pasokan uap air/berkurangnya curah hujan di perairan Indonesia bagian barat. Pengaruh dari dipole mode akan lebih terasa di Indonesia bagian barat terutama wilayah Sumatera, Jawa Barat, dan DKI. 3. Indikator ENSO (El Nino Southern Oscillation) yaitu perubahan iklim tidak teratur yang disebabkan oleh variasi suhu permukaan laut di atas tropis timur Samudera Pasifik menunjukkan kondisi el nino kuat. Kondisi ini berpotensi mengakibatkan pengurangan pasokan uap air di bagian Indonesia timur dan selatan ekuator. Prediksi tiga lembaga internasional dan BMKG tersebut adalah sebagai berikut : a) Prediksi National Centers for Environmental Prediction/National oceanic and Atmospheric Administration (NCEP/NOAA) dari USA menunjukkan bahwa pada September 2015 terjadi potensi el nino moderate dan bulan oktober Desember 2015 berpotensi terjadinya el nino kuat. b) Prediksi Japan Agency For Marine-Earth Scince and Technology (Jamstec) dari Jepang menunjukkan bahwa pada bulan September-Desember 2015 berpotensi terjadi el nino kuat 25

42 Perkembangan Ekonomi Makro Regional c) Prediksi Bureau of Meteorology/Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia (BoM/POAMA) dari Australia menunjukkan bahwa pada bulan September-Desember 2015 berpotensi terjadi El nino kuat d) Prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa pada bulan September-Desember 2015 berpotensi terjadi El nino kuat Potensi El Nino di Bangka Belitung Gambar D.1 Normal Musim Hujan Berdasarkan Gambar D.1-3 di samping menunjukkan bahwa : ZOM MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN 52 AGS II - SEP III OKT I - AGS I 53 JUN II - OKT II OKT III - JUN I 54 JUNI I - OKT I OKT II - MEI III Gambar D.2. Prakiraan Awal Musim Hujan 2015/2016 ZOM Awal Musim Hujan Perbandingan Thd rata-rata Sifat Hujan 52 Oktober III Mundur Belum Normal 53 Oktober III Sama Normal 54 November I Mundur Normal Gambar D.3. Prakiraan Sifat Musim Hujan 2015/

43 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Musim kemarau wilayah Bangka masih terjadi sampai bulan Oktober-November, mundur satu bulan dari normalnya. Dengan pengaruh fenomena el nino intensitas kuat, menyebabkan curah hujan wilayah Bangka Belitung cenderung menurun sehingga terjadi kekurangan air. Pada bulan November 2015, seluruh wilayah Bangka Belitung mengalami curah hujan di bawah normal. Intensitas curah hujan mm terjadi pada sebagian besar Kabupaten Bangka Induk, sebagian kecil Kabupaten Bangka Barat bagian timur, sebagian kecil Kabupaten Bangka Tengah bagian utara, sebagian besar Kabupaten Bangka Tengah bagian timur, sebagian besar Kabupaten Bangka Selatan bagian timur, dan seluruh Belitung. Sementara itu, intensitas curah hujan mm terjadi pada sebagian besar Kabupaten Bangka Barat, sebagian kecil Kabupaten Bangka Induk bagian selatan, sebagian besar Kabupaten Bangka Tengah, sebagian besar Kabupaten Bangka Selatan bagian barat. Dampak Elnino Terhadap Produksi Pangan Jumlah luas baku lahan sawah di Bangka Belitung berjumlah ,50 ha dengan luas tanam sebesar ha atau 93,35% dari luas lahan sawah. Sementara jumlah luas panen sebesar 9.622,80 ha atau 76,45% dari luas tanam. Jumlah areal lahan sawah terbesar di Bangka Belitung terdapat di Bangka selatan yaitu berjumlah ha. Tabel D.1 Luas Areal Sawah Per Kabupaten/Kota Kekeringan panjang di Indonesia yang diakibatkan oleh curah hujan berkurang mengakibatkan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya. Sementara itu, disektor irigasi Daerah Aliran Sungai (DAS) cukup kritis dan jumlahnya semakin bertambah. 27

44 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perkembangan Inflasi Tabel D.2 Luas Puso Per Kabupaten/kota Berdasarkan tabel diatas menunjukkan jumlah lahan puso di wilayah Bangka Belitung mencapai ha. Jumlah lahan puso terbanyak terjadi di daerah Bangka Selatan. Sejak Januari-September 2015, jumlah lahan puso di Bangka Selatan berjumlah 974 ha. Namun demikian, khusus di Bangka Barat, sawah yang dulunya terendam atau kebanjiran justru saat ini bisa ditanami. Luas tanam selama Juli-September sebesar ha. Sementara itu, daerah yang mengalami permasalahan irigasi di Bangka Belitung meliputi daerah-daerah sebagai berikut : - Wilayah rawan kekeringan : - Wilayah Bangka Selatan yaitu daerah Pergam, Rias, Serdang dan Batu Betumpang - Wilayah Belitung Timur yaitu Danau Nujau dan Meranteh - Wilayah rawan banjir : - Wilayah Bangka Selatan yaitu daerah Jelutung II dan Pergam - Wilayah Bangka Barat yaitu Paradong, Kelapa dan Beruas Kebijakan untuk Antisipasi El Nino Kebijakan yang diambil oleh Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka mengantisipasi dampak el nino yaitu : 1. Memberikan bantuan pompa air sebanyak 25 unit dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pompa air tersebut saat ini sudah didistribusikan. 2. Pembangunan DAM Parit dengan menggunakan dana APBD Kabupaten 3. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Ditjen Sumber Daya Air Provinsi/Kabupaten/Kota Kebijakan yang dilakukan oleh masing-masing Kabupaten/kota antara lain : 1. Kebijakan yang dilakukan di Bangka Selatan antara lain : 28

45 Perkembangan Ekonomi Makro Regional a. Pembuatan sodetan dari Sungai Kemis ke Saluran Tersier (jarak sekitar 2 km), Pembuatan Embung dan Kincir Angin untuk lokasi Serdang dan Pergam juga bisa dilakukan, pemanfaatan bendung pumpung harus di optimalkan pada potensi lahan seluas 603 ha. b. Perbaikan bendung mentukul dilaksanakan tahun 2016 oleh SDA Pusat KemenPU c. Pembuatan embung dan sumur bor juga menjadi dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan ini d. Pembuatan Jaringan Irigasi pergem-serdang dari sungai Kamis (sekitar 4 km) akan dilaksanakan di tahun 2016 e. Daerah Jelutung II, Kepoh dan Bedengung akan dimasukan dalam kewenangan dinas PU kabupaten Bangka Selatan dan Pembangunan Infrastukur akan dilaksanakan Kebijakan yang dilakukan di Belitung Timur antara lain : a. Untuk Ds. Merante akan dilakukan dengan membuat sumur bor sebanyak 33 unit dan memberikan pompa air sebanyak 50 unit. b. Penambahan saluran tersier untuk luasan sekitar 3500 m 2. c. Perbaikan saluran sekunder yang saat ini sudah dialirin ke Danau Nujau, namun belum dapat dialirkan ke Merante karena butuh dilakukan perbaikan saluran sekunder. 3. Di Kabupaten Bangka Barat, sawah yang telah dicetak perlu dibangun saluran primer dan sekunder 4. Di Kabupaten Bangka Tengah, perlu dilakukan pendalaman dan pelebaran embung Belilik agar tampungan kapasitas airnya meningkat. 5. Di Kabupaten Belitung, pelu dibuat dam parit, sumur dangkal, sumur dalam, dan embung. Sumber : Hasil FGD dengan BMKG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tanggal 13 Oktober

46 Perkembangan Inflasi Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank 30

47 Umum BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN,AIR,LISTR IK,GAS & BAHAN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKA SI DAN JASA KEUANGAN Perkembangan Inflasi BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi secara tahunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan III 2015 meningkat dan lebih tinggi dari inflasi nasional 2.1. Inflasi Kepulauan Bangka Belitung Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di triwulan III 2015 sedikit meningkat dari 6,90% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 7,33% (yoy). Inflasi Bangka Belitung lebih tinggi dibanding inflasi Sumatera dan nasional yang masing-masing sebesar 6,79% (yoy) dan 6,83% (yoy), dan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Adapun capaian inflasi tahun berjalan s.d triwulan III 2015 adalah sebesar 2,58% masih tergolong rendah. Secara bulanan, inflasi Kepulauan Bangka Belitung terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September 2015 dengan tren yang semakin menurun yakni sebesar 1,84% (mtm), 1,19% (mtm), dan 0,97% (mtm). Grafik 2.1 Inflasi Bangka Belitung Vs Nasional Babel Sumatera Nasional I II III IV I II III IV I II III Sumber: BPS, Diolah Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Kelompok TW II 2015 (%,yoy) TW III 2015 (%,yoy) Sumber: BPS, Diolah Berdasarkan kelompok, pada triwulan III 2015 kelompok yang mengalami peningkatan inflasi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 8,11% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi 5,92% (yoy) dan kelompok kesehatan yaitu sebesar 7,45% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 5,97% (yoy) sebagai dampak dari kenaikan biaya jasa kesehatan. Selain itu, peningkatan inflasi juga terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dari 5,97% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,75% (yoy). Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi pada kelompok ini yaitu tarif angkutan udara. Inflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan meningkatnya permintaan saat hari raya keagamaan yaitu pada bulan puasa, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, dan pasokan relatif terbatas terutama untuk komoditas ikan laut karena cuaca dan gelombang tinggi sehingga kurang kondusif untuk penangkapan ikan. Sementara itu, peningkatan inflasi kelompok transportasi, telekomunikasi, dan jasa keuangan disebabkan terjadinya peningkan tarif angkutan udara seiring dengan meningkatnya permintaan saat perayaan Hari Raya Idul 31

48 Perkembangan Inflasi Fitri. Namun demikian pada bulan September terjadi deflasi pada kelompok administered prices yang di picu oleh terjadinya koreksi pada komoditas tarif angkutan udara dan bensin (khususnya pertamax) dan tarif listrik golongan daya tertentu serta bahan bakar rumah tangga khususnya LPG 12 kg yang turun per tanggal 16 September Grafik 2.3 Historis Inflasi Bangka Belitung Pasokan Terganggu, Puasa dan Lebaran Pembatasan Impor Holtikultura Inflasi Umum, mtm (%) Kenaikan BBM Bencana Banjir dan Kenaikan LPG Penyesuaian Tarif Angkutan Puasa, Lebaran dan Kenaikan TDL Kenaikan BBM dan Kenaikan TDL serta Angkutan Udara Kenaikan BBM dan Kenaikan TDL,LPG 12 kg, Angkutan Udara Dampak Asap dan Kenaikan Tarif Angkutan Laut Puasa Biaya Pendidikan Sumber: BPS, Diolah 2.2. Disagregasi Inflasi 1 Berdasarkan sifatnya inflasi IHK dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : (i) inflasi inti yang dipengaruhi dari tekanan permintaan, (ii) volatile foods yang pergerakannya bergejolak, dan (iii) administered prices yang pergerakannya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Grafik 2.4 Inflasi Umum Tahunan dan Disagregasi Inflasi Tahunan Bangka Belitungpenulisan piodenyan % yoy Umum Core Volatile Food Adm. Priced Sumber: BPS, Diolah Kelompok inflasi inti menurun dari 8,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 8,11% (yoy). Inflasi terjadi karena meningkatnya permintaan saat bulan puasa ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan pergantian tahun ajaran baru sekolah. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah meningkatnya biaya pendidikan yaitu SD/SMP/SMA dan universitas serta meningkatnya harga beberapa komoditas ikan antara lain ikan tenggiri, ikan asin belah, ikan bulat, ikan dalam kaleng. 1 Karena keterbatasan data NK hasil SBH 2012, disagregasi yang ditampilkan mulai periode

49 Perkembangan Inflasi Inflasi kelompok volatile food meningkat dari 4,64% (yoy) menjadi 7,04% (yoy). Komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain ikan selar, beras, ikan kembung, ayam hidup, daging sapi, daging ayam ras, kepiting/rajungan. Peningkatan harga pada komoditas tersebut diakibatkan meningkatnya permintaan saat hari raya keagamaan yaitu pada bulan puasa, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, sementara pasokan relatif terbatas terutama untuk komoditas ikan laut karena cuaca dan gelombang tinggi yang kurang kondusif untuk penangkapan ikan. Grafik 2.5 Perkembangan Curah Hujan Bangka Belitung Curah Hujan (MM) Hari Hujan (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Bangka Belitung Grafik 2.6 Perkembangan Arus Bongkar Pelabuhan Bongkar Muat Kedatangan (RHS) Pergi (RHS) , , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : PT Pelindo Cabang Pangkalbalam Grafik 2.7 Perkembangan Stok Beras Bulog Beras (Kg) Stock Awal Jumlah Persediaan Raskin Jumlah Penyaluran Stock Operasional 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0 I II III IV I II III IV I II III Sumber : Bulog Sub Divre Bangka Grafik 2.8 Perkembangan Tinggi Gelombang Selat Bangka Bagian Utara Selat Bangka Bagian Selatan Selat Gelasa I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi KLAS II Kenten Palembang Tekanan inflasi pada kelompok administered prices sedikit menurun. Inflasi kelompok ini tercatat sebesar 9,31% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 9,77% (yoy). Meredanya tekanan inflasi disebabkan koreksi pada komoditas angkutan udara dan bensin (khususnya pertamax) dan tarif listrik golongan daya tertentu serta bahan bakar rumah tangga khususnya LPG 12 kg yang turun per tanggal 16 September

50 Umum BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN,AIR,LISTR IK,GAS & BAHAN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKA SI DAN JASA KEUANGAN Umum BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN,AIR,LISTR IK,GAS & BAHAN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKA SI DAN JASA KEUANGAN Perkembangan Inflasi Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi Bangka Belitung Babel (%, yoy) Tanjungpandan (%,yoy) Babel (%, mtm) I II III IV I II III Sumber : BPS Provinsi Bangka Belitung, diolah Pangkalpinang (%,yoy) Pangkalpinang (%, mtm) Tanjungpandan (%, mtm) Grafik 2.10 Likert Scale Biaya Bangka Belitung Inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dihitung berdasarkan penghitungan inflasi di Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjungpandan. Kota Pangkalpinang mencatat inflasi 7,46% (yoy), sementara Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 7,11% (yoy). Kota Pangkalpinang mencatat inflasi 7,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 6,12% (yoy), dan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Berdasarkan kelompok, inflasi pada triwulan ini didorong oleh kelompok bahan makanan sebesar 8,35% (yoy) diikuti oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 8,79% (yoy) dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,96% (yoy). Grafik 2.11 Inflasi Kelompok Kota Pangkalpinang TW II 2015 (%,yoy) TW III 2015 (%,yoy) Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 7,11% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 8,28% (yoy). Berdasarkan kelompok, inflasi tertinggi dicapai oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 9,25% (yoy), diikuti oleh sandang 1,70% (yoy). Sementara kelompok lainnya mengalami deflasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 2.12 Inflasi Kelompok Kota Tanjung Pandan TW II 2015 (%,yoy) TW III 2015 (%,yoy)

51 Perkembangan Inflasi Grafik 2.13 Perkembangan Harga Beras 12,500 Super 118 Rantai Mas (RM) Tira (TR) 12,000 11,500 11,000 10,500 10,000 9,500 9, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Grafik 2.15 Perkembangan Harga Cabe Merah Rp/kg 120,000 Biasa Keriting 100,000 80,000 60,000 40,000 20, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Grafik 2.17 Perkembangan Harga Bawang Rp/kg 40,000 BAWANG MERAH BAWANG PUTIH 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Grafik 2.14 Perkembangan Harga Daging Daging Sapi ( Murni/ Has ) Daging Ayam Broiler Rp/kg Daging Ayam Kampung 120, ,000 80,000 60,000 40,000 20, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Grafik 2.16 Perkembangan Harga Cabe Rawit Rp/kg 120,000 Merah Hijau 100,000 80,000 60,000 40,000 20, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Grafik 2.18 Perkembangan Harga Ikan 80,000 Ikan Kembung Ikan Tenggiri 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel 35

52 Perkembangan Inflasi Tabel 2.1 Inflasi Tahunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (% yoy) Periode Umum BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN,AIR,LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR, KOMUNIKA SI DAN JASA KEUANGAN Kepulauan Bangka Belitung Kota Pangkalpinang Kota Tanjungpandan Sumber : BPS Provinsi Bangka Belitung, diolah 36

53 Perkembangan Inflasi 2.3. Perkembangan Inflasi Bulanan Pada triwulan III 2015, berdasarkan penghitungan inflasi di Kota Pangkalpinang dan Tanjungpandan, inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September dengan tren yang semakin menurun. Juli 2015 Pada bulan Juli 2015, Bangka Belitung mencatat inflasi sebesar 1,84% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm). Capaian ini jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm). Inflasi pada bulan ini terjadi di kota Pangkalpinang sebesar 3,18% (mtm), sedangkan Tanjungpandan justru mencatat deflasi 0,48% (mtm). Inflasi pada bulan ini disumbang oleh seluruh kelompok yaitu kelompok volatile food, kelompok inti dan kelompok administered prices. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,58% (mtm), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,15% (mtm), inflasi pada kelompok inti sebesar 0,20% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm), dan kelompok inflasi administered prices mengalami inflasi sebesar 4,00% (mtm), juga jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,41% (mtm). Meskipun demikian, secara tahunan inflasi Bangka Belitung bulan Juli 2015 sebesar 6,74% (yoy), masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan bulan sebelumnya 6,89% (yoy) dan inflasi nasional 7,26% (yoy). Realisasi inflasi bulan Juli 2015 terutama bersumber dari kelompok bahan makanan yang secara bulanan mengalami inflasi sebesar 3,62%(mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm) dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi sebesar 4,16% (mtm) setelah bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm). Komoditas penyumbang inflasi dari kelompok bahan makanan antara lain ikan ekor kuning, beras, daging sapi, daging babi, ikan kembung, ikan selar, ikan tenggiri, ikan tongkol, cumi-cumi dan udang basah. Inflasi pada kelompok bahan makanan didorong oleh meningkatnya permintaan dan konsumsi masyarakat selama bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Sementara komoditas pendorong inflasi dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yaitu meningkatnya tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga antara lain karena kenarikan tarif listrik untuk 10 golongan pelanggan komersial atau nonsubsidi yang ditetapkan oleh pemerintah. 37

54 Perkembangan Inflasi Tabel 2.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Juli 2015 No. Komoditas mtm yoy kontribusi kontribus (%mtm) i (%yoy) 1 Ekor Kuning Kecap (Isi) Singkur Semangka Hapau Kentang Kepetek/Petek/Peperek Daun Singkong Udang Basah Gula Merah Sumber: BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 3,18% (mtm), setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi sebesar 0,14% (mtm). Inflasi pada bulan Juli terutama disebabkan oleh inflasi kelompok volatile food yang memberikan andil inflasi sebesar 1,41% searah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01%. Andil inflasi ini dipicu oleh meningkatnya harga komoditas diantaranya beras, ikan selar, ikan tenggiri dan udang basah. Sementara komponen administered price memberikan andil inflasi sebesar 1,09% yang searah dengan bulan sebelumnya yang memberi andil inflasi sebesar 0,09%. Komoditas angkutan udara, rokok kretek filter, rokok putih, tarif listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil inflasi yang cukup tinggi. Sementara itu Kelompok inti juga memberikan andil inflasi sebesar 0,68% dan tidak searah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi yakni sebesar 0,24%. Andil inflasi inti dipicu oleh naiknya harga komoditas ikan kerisi, kerang, ikan singkur dan ikan manyung. Secara tahunan, pencapaian inflasi kota Pangkalpinang tercatat sebesar 7,50% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 6,12% (yoy), tren capaian inflasi Pangkalpinang lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan bahkan kota Pangkalpinang merupakan kota dengan inflasi bulanan tertinggi di nasional pada bulan Juli. Kota Tanjungpandan justru mengalami deflasi. Deflasi tercatat sebesar 0,48% (mtm), merupakan satu-satunya kota di Sumatera yang mengalami deflasi, setelah bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 0,69% (mtm). Komponen yang memberikan andil deflasi yakni kelompok volatile food yang sebesar 0,42%, berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,39%. Komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain ikan selar, ikan kembung, cumi-cumi, kepiting, sawi hijau, ikan tongkol. Kelompok inflasi inti juga memberikan andil deflasi sebesar 0,39%, berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,25%. Komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain ikan bulat, ikan kerisi dan ikan asin belah. 38

55 Perkembangan Inflasi Sementara komponen administered prices memberikan andil inflasi sebesar 0,34% yang searah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,05%. Komoditas pendorong inflasi kelompok administered price adalah tarif angkutan udara seiring dengan momen perayaan Idul Fitri. Secara tahunan kota Tanjungpandan pada Juli 2015 mencatat inflasi mencapai 5,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,28% (yoy), dan untuk pertama kalinya mencapai inflasi tahunan lebih rendah dari inflasi nasional. Agustus 2015 Pada bulan Agustus 2015, Bangka Belitung mencatat inflasi sebesar 1,19% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,84% (mtm). Capaian ini jauh lebih tinggi dari perkiraan inflasi sebelumnya yaitu sebesar 0,70% (mtm). Inflasi yang tinggi pada bulan ini terutama disumbang oleh tingginya inflasi kota Tanjungpandan yang mencapai 2,29% (mtm) dan merupakan inflasi bulanan tertinggi di seluruh Indonesia pada bulan Agustus Sementara itu, inflasi di kota Pangkalpinang pada bulan Agustus relatif terkendali yaitu sebesar 0,58% (mtm) atau lebih rendah dari inflasi Juli 2015 sebesar 3,18% (mtm). Berdasarkan kelompok komponen, inflasi pada bulan ini disumbang oleh kelompok volatile food dan kelompok inti, sementara kelompok administered prices mengalami deflasi. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 4,25% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya inflasi 3,58% (mtm). Inflasi pada kelompok inti sebesar 1,11% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,20% (mtm). Sedangkan kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 1,60% (mtm), dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 4,00% (mtm). Secara tahunan inflasi Bangka Belitung bulan Agustus 2015 sebesar 7,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan bulan sebelumnya 6,74% (yoy), namun lebih rendah dari inflasi nasional 7,18% (yoy). Berdasarkan kelompok pengeluaran, realisasi inflasi bulan Agustus 2015 terutama bersumber dari kelompok bahan makanan yang secara bulanan mengalami inflasi sebesar 3,73% (mtm), sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya inflasi sebesar 3,62% (mtm) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang mengalami inflasi sebesar 5,03% (mtm) setelah bulan sebelumnya mencatat inflasi 0,04% (mtm). Komoditas penyumbang inflasi dari kelompok bahan makanan antara lain ikan kerisi, daging ayam ras, kembung, tauge, tongkol, singkur, hapau, sawi hijau, ikan bulat, dan minyak goreng. Inflasi pada kelompok bahan makanan didorong oleh meningkatnya permintaan namun pasokan relatif terbatas terutama untuk komoditas ikan laut karena cuaca dan gelombang tinggi yang kurang kondusif untuk penangkapan ikan. Sementara komoditas pendorong inflasi dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga disebabkan meningkatnya tarif Sekolah Dasar, tarif 39

56 Perkembangan Inflasi Sekolah Menengah Pertama, dan tarif Sekolah Menengah Atas seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru sekolah. Tabel 2.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Agustus 2015 Sumber: BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,58% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,18% (mtm). Inflasi pada bulan Agustus terutama disebabkan oleh inflasi kelompok inti yang memberikan andil inflasi sebesar 1,08%, dari bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi 0,68%. Andil inflasi dipicu oleh naiknya harga komoditas kerupuk ikan, ikan kerisi, ikan hapau, ikan singkur dan ikan bulat. Sementara itu, kelompok volatile food memberikan andil deflasi sebesar 0,02% setelah bulan sebelumnya memberikan andil inflasi 1,41%. Andil deflasi ini dipicu oleh turunnya harga komoditas diantaranya beras, ayam hidup, daging babi, daging sapi, dan beberapa komoditas ikan segar. Komponen administered price juga memberikan andil deflasi sebesar 0,48%, setelah bulan sebelumnya memberi andil inflasi 1,09%. Komoditas angkutan udara yang mengalami penurunan harga pasca Hari Raya Idul Fitri dan penurunan harga pertamax memberikan andil deflasi yang cukup tinggi. Secara tahunan inflasi Kota Pangkalpinang sebesar 7,93% (yoy) dan lebih tinggi diandingkan inflasi nasional sebesar 7,18% (yoy). Kota Tanjungpandan mengalami inflasi bulanan tertinggi yakni tercatat sebesar 2,29% (mtm), setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi 0,48% (mtm). Komponen yang memberikan andil inflasi yakni kelompok inti dan kelompok volatile food. Kelompok inti memberikan andil inflasi sebesar 0,79%, berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi 0,39%. Andil inflasi bulan ini dipicu oleh komoditas ikan kerisi, ikan bulat dan ikan asin belah. Kelompok volatile food memberikan andil inflasi yang tinggi yaitu sebesar 1,59%, berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar 0,42%. Komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras, ikan kembung, cumi-cumi, ikan selar, bawang putih dan cabe rawit. Sementara itu kelompok administered prices memberikan andil deflasi sebesar 0,09%, berlawanan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi 0,34%. Sebagaimana di 40

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Mei 2017 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG i TRIWULAN I 2016 Edisi Triwulan I 2016 Buku Kajian dan Keuangan ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

Pariwisata Bahari Usulan KEK Sungailiat, Bangka cover belakang Sumber : FGD Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pariwisata Bahari Usulan KEK Sungailiat, Bangka cover belakang Sumber : FGD Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i FEBRUARI 2017 Edisi Februari 2017 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 76/11/19/Th.IX, November 01 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 01 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III-01 TUMBUH,96 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-01

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Pangkalpinang, Februari 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Bayu Martanto Deputi Direktur i

Pangkalpinang, Februari 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Bayu Martanto Deputi Direktur i i Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV 2014 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 74/11/19/Th. X, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III- TUMBUH 3,83 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2016 No. 55/08/19/Th.X, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2016 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 3,67 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG EKONOMI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I-2016 TUMBUH 3,30 PERSEN, MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- No. 32/05/19/Th.X,

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL ProvinsiKepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 38/05/21/Th.XI, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL ProvinsiKepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Februari 2017 (Kajian Triwulanan) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan i Penanggung Jawab: Tim Advisory Ekonomi dan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Penanggung Jawab: Tim Asesmen dan Advisory Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG No. 12/02/19/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG EKONOMI TAHUN TUMBUH 4,08 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kepulauan Bangka Belitung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 58/8/21/Th. XII, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-217 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II 217 (Q TO Q) TUMBUH SEBESAR 1,16 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 52/08/52/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI KONTRAKSI 1,96 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 93/11/21/Th.XI, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 (Y-ON-Y) TUMBUH 4,64 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 51/11/Th.XIX, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III - EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 2,22 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 90/11/21/Th.X, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,37 PERSEN (C-TO-C) Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. XII, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I 2017 (Q TO Q) MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR -2,76 PERSEN

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 No. 13/02/71/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TAHUN 2016 TUMBUH 6,17 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara tahun 2016 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN III 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci